Kelompok IX
“KONSEP PEMBIAYAAN IJARAH DAN AL-IJARAH AL-MUNTAHIYA BI
AT-TAMLIK”
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah : FATWA BISNIS SYARIAH
Dosen Pengampu : MOHAMMAD JAMALUDIN, SHI.,M.H.,
Disusun Oleh
SANANA GUPA
NIM. 1704110179
TABIYATUL MARPUAH
NIM. 1704110132
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
E. Metode Penulisan ................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
A. Konsep Akad Al-Ijarah ........................................................................ 4
B. Konsep Akad Al-Ijarah Al-Muntahiya Bi At-Tamlik (Financial
Lease With Purchase Option) .............................................................. 6
C. Fatwa tentang Al-Ijarah dan Al-Ijarah Al-Muntahiya Bi At-Tamlik .... 7
D. Implementasi Al-Ijarah dalam Perbankan Syariah ............................ 10
E. Implementasi Al-Ijarah Al-Muntahiya Bi At-Tamlik dalam
Perbankan Syariah .............................................................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan......................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
E. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam makalah ini yaitu metode telaah
kepustakaan dengan menggunakan buku perpustakaan di Institut Agama Islam
Negeri Palangka Raya (IAIN) sebagai bahan referensi dimana penulis mencari
literatur yang berkaitan dengan materi yang sudah diberikan, penulis juga
menggunakan google book dan jurnal sehingga dapat menambah sumber
referensi. Jadi, metode dan pendekatan tersebut penulis menyimpulkan dalam
bentuk makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rachmat Syafe’i dan Maman Abd. Djaliel, Fiqh Muamalah, Bandung: CV Pustaka Setia,
2001, h. 121.
2
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, h. 99.
3
Habib Nazir dan Muh. Hasan, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, Bandung:
Kaki Langit, 2004, h. 246.
4
5
c. Jual dan sewa kembali atau transaksi jual dan Ijārah. Jenis Ijārah seperti ini
terjadi di mana seseorang menjual asetnya kepada pihak lain dan menyewa
kembali aset tersebut.4
2. Landasan Syariah
a. Al-Qur’an
ِْ َ ِوا
َِعطى ْ اِسِأَنِالنبيِصَلىاللَِعَليهِوَسَل
َ مِاحتَ َج َم ٍ َر َوىِاب ُْنِ ََعب
.ُامِأ َ ُْج َره
َ ال َحج
)ِ(رواهِأحمدِوالبخارىِوَّمسَلم
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW. bersabda,
“Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang
bekam itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4
Salman Kautsar Riza, Akuntansi Perbankan Syariah berbasis PSAK Syariah, Jakarta:
Akademia, 2012, h. 274.
5
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani,
2001, h. 117-118.
6
6
Ibid., h. 118-119.
7
7
Ibid., h. 119.
8
8
M. Fauzan dan Baharuddin Siagian, Kamus Hukum dan Yurisprudensi, Depok: Kencana,
2017, h. 1017.
9
9
Ibid.,
10
10
Ibid., h.1018.
11
Harun Santoso dan Anik, Analisis Pembiayaan Ijarah pada Perbankan Syariah, Jurnal
Ekonomi Islam, Vol. 01 No. 02, Juli 2015, h. 111.
11
2. Barang dalam transaksi ijarah adalah barang bergerak atau tidak bergerak
yang dapat diambil manfaat sewanya.
3. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk
pembiayaan atas dasar ijarah, serta hak dan kewajiban nasabah
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai
transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah.
4. Bank wajib melakukan analisis atas rencana pembiayaan atas dasar ijarah
kepada nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa analisa
atas karakter dan/atau aspek usaha antara lain meliputi analisa atas
karakter dan/atau aspek usaha antara lain meliputi analisa kapasitas usaha,
keuangan dan/atau prospek usaha.
5. Objek sewa harus dapat dinilai dan diidentifikasi secara spesifik dan
dinyatakan dengan jelas termasuk besarnya nilai sewa dan jangka
waktunya.
6. Bank sebagai pihak yang menyediakan objek sewa, wajib menjamin
pemenuhan kualitas maupun kuantitas objek sewa serta ketepatan waktu
penyediaan objek sewa sesuai kesepakatan.
7. Bank wajib menyediakan dan untuk merealisasikan penyediaan objek
sewa yang dipesan nasabah.
8. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk
perjanjian tertulis berupa akad pembiayaan atas dasar ijarah.
9. Pembayaran sewa dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun
sekaligus.
10. Pembayaran sewa tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun
dalam bentuk pembebasan utang.
11. Bank dapat meminta nasabah untuk menjaga keutuhan objek sewa, dan
menanggung biaya pemeliharaan objek sewa sesuai dengan kesepakatan
di mana uraian pemeliharaan yang bersifat material dan structural harus
dituangkan dalam akad, dan bank tidak dapat meminta nasabah untuk
12
bertanggung jawab atas kerusakan objek sewa yang terjadi bukan karena
pelanggaran akad atau kelalaian nasabah.12
12
Ibid.,h.112.
13
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, h.
103.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Ijarah merupakan suatu akad di mana terjadi hubungan timbal balik
antara dua belah pihak yang melakukan perjanjian atas dasar suatu manfaat
dengan imbalan berupa jasa atau manfaat.Berdasarkan objek yang disewakan,
al-ijārahdibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu Al-ijārah yang berhubungan dengan
sewa aset atau properti,Al-ijārahyang berhubungan dengan sewa jasa, dan Jual
dan sewa kembali atau transaksi jual dan Ijārah. Al-ijarah al-muntahiya bit-
tamlik (IMBT) adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau
lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si
penyewa.
Al-ijarah memiliki Fatwa DSN MUI yaitu Fatwa DSN No. 09/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah dan al-ijarah al-muntahiya bi at-
tamlik memiliki Fatwa DSN MUI yaitu Fatwa DSN MUI No. 27/DSN-
MUI/III/2002 tentang al-ijarah al-muntahiya bi at-tamlik.
B. Saran
Ijarah dan al-ijarah al-muntahiya bi at-tamlik merupakan akad yang
dijalankan oleh perbankan syariah. Tetapi saat ini, masih banyak orang-orang
yang kurang memahami tentang akad-akad tersebut sehingga penerapannya
tidak sesuai dengan syarat-syaratnya. Maka dari itu, disini penulis berharap para
pembaca khususnya program studi perbankan syariah nantinya bisa menerapkan
di dunia kerja dengan mengikuti syarat-syarat yang benar.
13
DAFTAR PUSTAKA
14