Anda di halaman 1dari 33

I.

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

Gigi tiruan sebagian lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau
lebih gigi di dalam lengkung rahang dan dapat dilepas dengan mudah baik
oleh pasien maupun oleh dokter gigi.

A. TAHAP DESAIN GTSL

Dalam pembuatan desain dikenal empat tahap, yaitu :

1. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi

2. Menentukan macam dukungan dari setiap daerah tak bergigi

3. Menentukan macam penahan

4. Menentukan macam konektor

B. KLASIFIKASI KEHILANGAN GIGI

1. Kennedy

Klasifikasi ini membagi semua keadaan tak bergigi menjadi empat


macam keadaan, yaitu :

a. Kelas I adalah daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari


gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral)

b. Kelas II adalah daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari


gigi yang masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu sisi
rahang (unilateral)
c. Kelas III adalah daerah tak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang
masih ada di bagian posterior maupun anterior dan unilateral

d. Kelas IV adalah daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior


dari gigi-gigi yang masih ada dan melewati garis tengah.

Daerah tak bergigi lainnya selain yang ditetapkan dalam empat


kelompok tersebut disebut sebagai modifikasi, misal Kelas…
Modifikasi I, Kelas …. Modifikasi II, dst.
Gambar Klasifikasi Kennedy

2. Applegate-Kennedy

Klasifikasi Applegate-Kennedy membagi semua keadaan tak bergigi


menjadi enam macam keadaan, yaitu :

a. Kelas I adalah daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari


gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral)

b. Kelas II adalah adalah daerah tak bergigi terletak di bagian


posterior dari gigi yang masih ada, tetapi berada hanya pada
salah satu sisi rahang (unilateral)
c. Kelas III adalah daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi
tetangganya tidak mampu memberikan dukungan bagi protesa
secara keseluruhan

d. Kelas IV adalah daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior


dari gigi-gigi yang masih ada dan melewati garis tengah.
e. Kelas V adalah daerah tak bergigi paradental dimana gigi anterior
tidak dapat digunakan sebagai penahan.

f. Kelas VI adalah daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi


tetangga dapat digunakan sebagai penahan

Gambar Klasifikasi Applegate-Kennedy

Selain keenam kelas tersebut di atas, Klasifikasi Applegate-Kennedy


mengenal juga modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan. Bila
tambahan ini terletak di anterior, maka disebut Kelas … modifikasi A.
Pada penambahan yang terletak di posterior, maka disebut Kelas …
modifikasi P. Untuk penambahan ruang yang lebih dari satu, di muka
huruf petunjuk modifikasi diberi tambahan angka Arab sesuai
jumlahnya. Contoh : Kelas II Modifikasi IA, Kelas II modifikasi IP.
Gambar Modifikasi Klasifikasi Applegate-Kennedy

Untuk mempermudah penggunaan klasifikasi tersebut Applegate


membuat beberapa ketentuan, yaitu :

1) Klasifikasi dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai


dilaksanakan

2) Bila molar tiga hilang dan tidak akan diganti, maka gigi tersebut
tidak dimasukkan dalam klasifikasi

3) Bila gigi molar tiga masih ada dan akan digunakan sebagai gigi
penahan, maka gigi tersebut dimasukkan ke dalam klasifikasi

4) Bila gigi molar kedua sudah hilang dan tidak akan diganti, maka
gigi tersebut tidak dimasukkan dalam klasifikasi

5) Bagian tak bergigi paling posterior selalu menentukan kelas utama


dalam klasifikasi
6) Daerah tak bergigi lain selain yang sudah ditetapkan dalam
klasifikasi, masuk dalam modifikasi dan disebutkan sesuai jumlah
daerah tak bergigi.
7) Luasnya modifikasi (jumlah gigi hilang) tidak dipermasalahkan.

Yang perlu diperhatikan adalah jumlah tambahan daerah tak


bergigi.

8) Tidak ada modifikasi bagi Kelas IV

C. DUKUNGAN GTSL

a. Prinsip dukungan

Dukungan gigi tiruan sebagian lepasan adalah semua kemampuan


dari jaringan mulut untuk melawan atau menahan gaya oklusal
yang diterima protesa

Terdapat tiga jenis dukungan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL),


yaitu:

1. Dukungan gigi, yaitu jika semua gaya oklusal didukung oleh


gigi –gigi penyangga yang membatasi daerah tak bergigi

2. Dukungan mukosa, yaitu jika semua gaya oklusal didukung


oleh jaringan lunak dan tulang yang berada di bawahnya

3. Dukungan kombinasi, yaitu jika semua gaya oklusal


didukung oleh gigi, jaringan lunak dan tulang yang berada di
bawahnya

Bagian –bagian GTSL yang berperan menyalurkan gaya oklusal adalah

1. Sandaran oklusal yang menyalurkan gaya oklusal langsung ke


gigi asli dimana sandaran tersebut berada
2. Basis dan konektor utama yang berfungsi meneruskan gaya
oklusal ke jaringan lunak atau mukosa pada daerah tak bergigi

b. Biomekanika GTSL

Gigi tiruan sebagian lepasan dapat berfungsi dengan baik dan


membuat pasien merasa nyaman jika si pembuat memahami
berbagai gaya yang berlangsung saat GTSL berfungsi. Gaya-gaya
tersebut meliputi :

1. Gaya oklusal
Gaya oklusal adalah gaya yang timbul pada waktu bolus
makanan berada di permukaan oklusal gigi tiruan pada saat
berfungsi atau oklusi. Gaya oklusal diterima oleh gigi tiruan
dan disalurkan kepada gigi dan jaringan lunak.

2. Gaya lateral

Gaya lateral adalah gaya yang timbul saat rahang bawah


bergerak dari posisi kontak eksentrik ke posisi sentrik dan
sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya yang paling merusak
gigi asli maupun tulang alveolar pada daerah tak bergigi
karena hanya sebagian jaringan periodontal dan mukosa saja
yang berfungsi menyangganya.

3. Gaya antero-posterior

Gaya antero-posterior adalah gaya yang timbul saat rahang


bawah bergerak dari posisi edge to edge ke oklusi sentrik dan
sebaliknya. Pada pergerakan ini GTSL rahang bawah
cenderung bergerak ke arah posterior dan GTSL rahang atas
ke arah anterior.

4. Gaya pemindah

Gaya pemindah (dislodging force) adalah gaya yang timbul


karena pada saat mastikasi, makanan lengket melekat pada
permukaan GTSL dan pada saat mulut terbuka, protesa akan
tertarik ke arah oklusal.

5. Gerakan rotasi

a. Rotasi pada garis fulkrum

Gerakan ini terjadi pada sumbu putar yang terbentuk


antara dua sandaran oklusal yang membentuk garis
imajiner, yaitu garis fulkrum. Gerakan ini tergantung
pada besarnya kompresibilitas jaringan mukosa.
Gerakan ini dapat ditanggulangi dengan cetakan
fungsional, ketepatan basis, dan kualitas jaringan
pendukung. Sedangkan pada gerakan ke arah oklusal
dapat diimbangi dengan retensi tak langsung.

b. Rotasi pada sumbu longitudinal


Gerakan ini terjadi pada sumbu longitudinal melalui
pusat sandaran dan puncak lingir. Gerakan ini dapat
ditanggulangi dengan konektor mayor yang tegar dan
penempatan klamer yang bilateral, jika desain
unilateral maka kedua lengan cengkeram harus
retentif.

c. Rotasi pada sumbu imajiner

Gerakan ini berpusat pada pusat rahang, terjadi karena


gaya kunyah horisontal dn diagonal bekerja pada
protesa. Dapat ditanggulangi dengan lengan
pengimbang yang bilateral dan konektor minor yang
berkontak dengan permukaan vertikal gigi asli.

D. PENAHAN

Penahan adalah bagian dari GTSL yang berfungsi menahan protesa


tetap pada tempatnya. Penahan terbagi dalam dua kelompok, yaitu :

a. Penahan langsung

Penahan langsung adalah penahan yang berkontak langsung


dengan gigi penyangga, dapat berupa cengkeram atau kaitan
presisi.

Prinsip desain cengkeram

1. Pemelukan, sebuah cengkeram harus memeluk permukaan gigi


lebih dari 180° tetapi kurang dari 360°, dapat secara kontinyu seperti
cengkeram sirkumfernsial atau terputus.

2. Pengimbangan adalah kemampuan suatu bagian protesa untuk


mengimbangi atau melawan gaya yang ditimbulkan oleh bagian yang
lain. Gaya yang timbul karena lengan retentif harus diimbangi oleh
lengan pengimbang pada permukaan yang berlawanan.
3. Retensi adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya-gaya
pemindah yang cenderung memindahkan protesa ke arah oklusal.
Contoh gaya pemindah adalah aktivitas otot-otot saat bicara,
mastikasi, tertawa, memlan, batuk, bersin, makanan lengket, atau
gravitasi untuk protesa rahang atas. Pada GTSL yang berfungsi
untuk retensi adalah lengan retentif, karena ujung lengan ini
ditempatkan pada daerah gerong. Pada saat gerakan pemindah
bekerja, lengan ini akan melawannya dan pada saat itu akan timbul
gesekan dengan permukaan gigi.

4. Stabilisasi adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya-gaya


dalam arah horisontal. Pada GTSL yang berfungsi untuk stabilisasi
adalah semua bagian cengkeram, kecuali bagian ujung lengan
retentif.

5. Dukungan

Cengkeram harus sanggup melawan gaya oklusal yang terjadi pada


waktu GTSL berfungsi. Fungsi dukungan dilakukan oleh sandaran
oklusal, sandaran singulum, dan dibantu oleh bahu cengkeram yang
merupakan bagian tegar yang terletak diatas garis survei.

6. Pasifitas

Lengan retentif pada daerah gerong harus bersifat pasif, sehingga


tidak menekan gigi, sampai diaktifkan oleh pergerakan protesa saat
berfungsi atau sewaktu keluar-masuk mulut. Bila lengan cengkeram
menekan gigi, maka akan terjadi gaya ortodontik yang
membahayakan gigi penyangga. Lengan pengimbang juga sangat
membantu untuk mencegah terjadinya gaya ortodontik.

Bagian-bagian Cengkeram

Badan cengkeram, terletak antara cengkeram dan sandaran


oklusal

Lengan cengkeram, terdiri dari bahu dan ujung lengan

Sandaran, bagian yang bersandar pada permukaan oklusal


atau insisal gigi penyangga
Konektor minor, bagian yang menyatukan cengkeram dengan
basis protesa

Prinsip cengkeram

Satu lengan retentif dengan ujung yang berada di bawah garis


survei
Satu lengan pengimbang yang secara keseluruhan berada pada
daerah non-retentif

Satu sandaran, oklusal atau insisal

Satu atau lebih konektor minor

Contoh cengkeram :

Cengkeram kawat : cengkeram tiga jari, cengkeram dua jari,


cengkeram half jackson, cengkeram adams

Cengkeram tuang : cengkeram akers, cengkeram akers ganda,


cengkeram cincin, cengkeram batang T, batang U, cengkeram
mesiodistal

b. Penahan tak langsung

Penahan tak langsung adalah penahan yang membantu retensi


dengan cara melawan gaya oklusal, penahan ini bekerja pada basis
protesa. Gaya ini bisa berupa aksi yang ditimbulkan makanan
lengket atau aksi otot pada tepi protesa pada saat membuka mulut.
Penahan tak langsung harus ditempatkan sejauh mungkin dari
garis fulkrum. Jarak antara penahan tak langsung dengan garis
fulkrum disebut lengan pengungkit (lever arm). Gigi insisivus
merupakan tempat yang paling efektif untuk penempatan penahan
tak langsung, tetapi biasanya gigi insisivus tidak cukup kuat
sehingga dibutuhkan lebih dari satu penahan.

Penahan tak langsung dapat berupa sandaran oklusal tambahan,


sandaran kaninus, plat akrilik anterior setinggi singulum,
dukungan rugae.
E. KONEKTOR

Konektor pada tiap rahang dapat terbagi menjadi dua, yaitu


a. Konektor utama

Konektor utama adalah bagian dari protesa yang menghubungkan


bagian protesa yang terletak pada salah satu sisi rahang dengan
yang ada pada sisi lainnya.
Prinsip konektor utama

Terbuat dari bahan yang kompatibel dengan jaringan mulut

Tegar, sehingga mampu mendistribusikan tekanan sesuai


dengan prinsip penyebaran stress

Tidak mengganggu dan merangsang lidah

Tidak mengubah kontur alami permukaan lingual lingir sisa


maupun palatum

Tidak menyebabkan tergesernya jaringan mulut bila protesa


keluar-masuk atau bergerak saat berfungsi

Menutupi pada bagian yang benar-benar perlu ditutupi

Tidak mengakibatkan retensi sisa makanan

Mendapat dukungan dari bagian lain protesa sehingga


mencegah terjadinya rotasi

Mampu memberi dukungan pada protesa

Macam konektor utama (kerangka logam)

Konektor utama maksila

Batang palatal tunggal, plat palatal bentuk U, batang palatal


ganda, plat palatal penuh.

Konektor utama mandibula

Batang lingual, batang lingual ganda, plat lingual, batang


labial.
b. Konektor minor

Konektor minor adalah bagian protesa yang menghubungkan


konektor utama dengan bagian lain, misalnya penahan langsung
atau sandaran oklusal.

Fungsi konektor minor

Menghubungkan bagian protesa dengan konektor utama

Menyalurkan tekanan kunyah ke gigi penyangga

Menyalurkan efek penahan, sandaran, dan bagian


pengimbangan ke sandaran. Efek ini disalurkan ke sandaran
kekonektor minor dan kemudian ke seluruh lengkung gigi.
F. INSERSI DAN PASCA INSERSI

a. Prinsip insersi

Sebelum dilakukan insersi harus diamati :

Permukaan kontak jaringan harus bebas dari gelembung dan


goresan tajam, dilakukan dengan perabaan jari tangan

Permukaan poles harus halus dan mengkilat sehingga


mampu meningkatkan toleransi pasien terhadap protesa

Cengkeram harus retentif dan ujung cengkeram tidak tajam

Pemasangan protesa

Menghilangkan hambatan pada permukaan gigi dan jaringan


dengan cara pengasahan permukaan gigi tiruan

Pemeriksaan stabilitas protesa dengan cara menekan bagian


depan-belakang dan kanan-kiri gigi tiruan secara bergantian,
protesa tidak boleh bergerak saat pemeriksaan ini.

Pemeriksaan oklusi dan artikulasi dengan cara meletakkan


kertas okusi pada oklusal gigi tiruan dan gigi asli, kemudian
diminta mengatupkan mulutnya 3-4 kali, idealnya warna biru
atau merah merata pada gigi tiruan dan gigi asli. Bila sudah
merata dilanjutkan dengan gerakan ke lateral, protusif, dan
retrusif, idealnya setiap kontak oklusal tidak menghalangi
pergerakan tersebut.

Pelepasan protesa tidak diperkenankan pada cengkeram


karena akan menyebabkan distorsi. Pelepasan dilakukan
menggunakan ibu jari atau telunjuk melalui tepi bukal
sayapnya. Penggunaan cermin sangat membantu pasien
untuk mempelajari arah masuk-keluar protesa.

b. Evaluasi pasca insersi

Gigi tiruan harus dikeluarkan dari mulut dan disikat tanpa


menggunakan pasta gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari,
hendaknya saat menyikat dilakukan diatas wadah berisi air
untuk mencegah jatuhnya protesa.

Bila tidak digunakan malam hari protesa sebaiknya


ditempatkan pada wadah tertutup yang berisi air

Pada saat kontrol, diperiksa mengenai stabilitas dan retensi,


oklusi, cengkeram, serta kondisi jaringan pendukung. Bila
terdapat kerusakan akan lebih cepat ditangani sehingga
mengurangi kerusakan lebih lanjut.

c. Perbaikan

Reparasi

 Mereparasi protesa yang patah pada basisnya

 Memasang kembali anasir gigi yang terlepas dari basis


protesa

 Mengganti cengkeram yang lengannya patah

 Penambahan elemen gigi tiruan

Pencekatan kembali

 Relining adalah perbaikan terhadap permukaan yang


menghadap jaringan mukosa (fitting surface), dengan cara
menambah sebagian fitting surface dengan bahan basis,
sehingga kontak protesa dengan jaringan mukosa menjadi
cekat kembali.

 Rebasing adalah penggantian seluruh basis gigi tiruan


dengancara membuang basis yang lama, tanpa mengubah
hubungan oklusi yang ada.

Prosedur Pembuatan Gigi tiruan sebagian lepasan:


1. Kunjungan pertama
a. Ananmesa indikasi
b. Membuat sudi model
Alat : sendok cetak
Bahan : hidrokoloid irreversible
Cara mencetak :
 Campurkan powder dan air 3:1
 Masukkan campuran homogen kedalam sendok cetak kemudan masukkan
kedalam pasien dan tekan pelahan
 Lakukan muscle triming agar bahan cetak mencapai lipatan mukosa
 Tunggu setting, keluarkan sendok cetak dan kemudian bersihkan dari saliva,
hasil cetakan diisi dengan sone gipskemudian di boxing.
2. Kunjungan kedua
 Membuat model kerja
Alat: sendok cetak fisiologis
Bahan cetak alginat
 Pembuatan cengkeram untukretensi gigi tiruan dengan melakukan survey
model lebih dulu pada gigi yang akan dipakai sebagai tempat cengkeram
berada nantinya
 Pembuatan basis dengan menggunakan malam merah
 Proses flasking, wax elimination, packing, deflasking, finishing, dan polishing
3. Kunjungan ketiga
 Tray-in basis gigi tiruan akrilik
 Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan yang
tepat pada RA dan RB sebelum dipasang di artiklator dengan cara pada basis
gigi tiruan dipasang malam merah
 Pemasangan model Ra dan RB pada artikulator dengan memperhitungkan
relasi gigi yang telah dipeoleh sebelumnya
 Penyusunan gigi tiruan deengan memperhatikan kebutuhan untuk
mendapatkan oklusi yang memuaskan dengan gigi asli ataupun dengan gigi
tiruan antogonis
 Proses flasking, wax elimination, packing, deflasking, finishing, polishing
4. Kunjungan keempat
Melakukan insersi dalam mulut pasien, hal yang perlu diperhatikan antara lain:
 Partof insertion and partof removement
Mengasah permukaan gigi yang menjadi hambatan saat diinsersi
 Retensi ujung bebas gigi tiruan:
Retensi fisiologis, relasi yang erat antara basis gigi tiruan dengan jaringan
mukosa.
Retensi mekanis, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan dengan
struktur anatomi gigi
 Stabilisasi, pada saat melakukan oklusi gigi tidak bolehbergerak atau longgar
 Oklusi, kertas artikulasi diletakkan diantara gigi gigi RA dan RB kemudian
menginstruksikan untuk menggigit, dalam keadaan normal akan terlihat
warna tersebut merata pada permukaan gigi.
5. Kunjungan kelima
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahn yang mungkin terjadi. Tindakan yang
perlukan dilakukan :
 Pemeriksaan subjektif : menanyakan pada pasien mengenai keluhan rasa
sakit atau rasa yang mengganjal pada saat pemakaian GT.
 Pemeriksaan objektif: melihat keadaanmulut dan jaringan mulut,melihat
keadaan plat gigi tiruan dan mukosa di bawahnya, melihat posisi cengkram,
melihat keadaan gigi.

Pemeriksaan Lengkap pada Gigi Tiruan Lepasan

Pemeriksaan diperlukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam menegakan

diagnosis, merencanakan perawatan dan menentukan prognosis. Tahapan pemeriksaan :

Data rutin:

Nama Penderita : Erma Wati

Jenis Kelamin : Perempuan

No Kartu : 034-553

TTL : 17-12 1978

Alamat : Pasar Ambacang

Dokter : drg Widia Puspita Sari, MDSc

Mahasiswa : Rizki Wulandari

I. Anamnesis
1. Keluhan utama : Pasien datang dengan keluhan gigi belakang kanan dan kiri rahang atas
dan rahang bawah pasien tidak ada lagi, pasien merasa kesulitan saat makan, dan ingin
dibuatkan gigi palsu
Keluhan tambahan : Pasien sudah pernah membuat gigi palsu 3 tahun yang lalu namun
gigi tersebut tidak nyaman saat di gunakan dan terdapat ungkitan pada gigi palsu
tersebut.
2. Tujuan Pembuatan gigi tiruan: fungsi estetik / fungsi pengunyahan / fungsi bicara

Penjelasan :

Agar mengetahui apa tujuan utama (motivasi) pembuatan gigi tiruannya, untuk estetika
(misalnya seorang pemain sinetron, guru, dll), fungsi pengunyahan (orang tua, penderita
penyakit lambung, fungsi bicara (penyiar, imam, dll) atau hanya memenuhi permintaan
orang lain.

3. Riwayat kesehatan umum: tidak memiliki penyakit sistemik


4. Riwayat kesehatan gigi dan mulut
 Sebab kehilangan gigi / kerusakan gigi : lubang besar / gigi goyang / benturan

Penjelasan :

Jika sebab kehilangan gigi karena karies, kemungkinan karena pasien kurang
memperhatikan kebersihan mulut, maka pengetahuan kesehatan giginya harus diingatkan.
Jika disebabkan gigi goyang, maka penyakit sistemik dan penyakit periodontal harus
diperhatikan. Jika karena benturan, pencabutan terakhir perlu diketahui untuk
memperkirakan kecepatan resorbsi tulang alveolar dan pergeseran gigi atau penyakit
sistemik.

 Pencabutan terakhir: Pada gigi atas : depan kanan / kiri, belakang kanan / kiri

Pada gigi bawah : depan kanan / kiri, belakang kanan / kiri

Penjelasan :

Waktu / kapan pencabutan terakhir perlu diketahui untuk memperkirakan kecepatam


resorbsi tulang alveolar dan pergerseran gigi ataupun penyakit sistemik

5. Riwayat pemakaian gigi tiruan: pernah / tidak pernah


 Bila Pernah :
- Pada rahang atas /pada rahang bawah / pada rahang atas dan rahang bawah
- Jenis gigi tiruan: cekat/ lepasan
- Masih dipakai / tidak dipakai
 Pengalaman : terdapat ungkitan dan merasa tidak nyaman

Penjelasan :

Pasien yang pernah memakai gigi tiruan adaptasinya akan lebih mudah dibandingkan pasien
yang belum pernah. Namun pasien ini biasanya senang membandingkan protesa lamanya
dengan protesa yang baru. Untuk itu, perlu dilihat dan diperhatikan protesa lamanya.
Apabila tidak mengganggu prinsip dasar perawatan, protesa yang baru jangan terlalu
berbeda dengan protesa lama, baik desain, macam, dan jenisnya. Pengalaman pasien
dengan gigi tiruan lamanya juga perlu dipertanyakan, kapan mulai dipakai, apa yang disukai
dan yang tidak disukai dari gigi tiruan lamanya, supaya diketahui apa yang dikehendaki oleh
pasien.

6. Sikap mental: filosofis / exacting / indifferent / histerical

penjelasan:

II. Pemeriksaan Klinis


1. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
a. Bentuk wajah : lonjong / persegi / segitiga / kombinasi
b. Profil wajah : lurus / cembung / cekung
c. Proporsi dan simetris wajah : simetris / asimetris
d. Mata : sama tinggi / tidak sama tinggi
bergerak / tak bergerak ke segala arah
e. Hidung : simetris / asimetris
pernafasan melalui hidung : lancar / tidak
f. Bibir : atas : hipotonus / normal / hipertonus, tebal, tipis

simetris / asimetris, panjang / pendek

bawah : hipotonus / normal / hipertonus, tebal, tipis

simetris / asimetris,

g. Warna kulit : kuning langsat / sawo matang


h. Kelainan / defek pada wajah : ada / tidak ada
i. Sendi rahang : buka mulut : deviasi ke kanan / deviasi kekiri / tidak ada deviasi

Trismus : ….mm/ tidak ada trismus

Kanan : bunyi / tidak sejak satu tahun yang lalu

kiri : bunyi / tidak sejak satu tahun yang lalu

otot : hipotonus / hipertonus, sakit / tidak sakit

Cara pemeriksaan dengan meletakkan jari pada eye-ear-line (garis yang ditarik dari tragus ke
sudut mata), kira-kira 11-12 mm dari tragus. Kemudian pasien diminta untuk membuka dan
menutup mulutnya berkali-kali secara perlahan dan dengarkan apakah ada bunyi 'klik' pada
waktu membuka dan menutup mulut.

Perhatikan juga apakah ada penyimpangan gerak (deviasi), dan apakah pasien mengalami
kesulitan pada waktu membuka mulutnya (trismus).

j. Kelainan lain yang ada di rongga mulut : tidak ada


Contoh : pembengkakan / celah bibir / celah langit-langit / tic doloreux / angular cheilitis /
pasca bedah maksilektomi / mandibulektomi / THT /................

III. PEMERIKSAAN INTRA ORAL


a) Saliva : kualitas : sedikit / normal / banyak
kuantitas : encer / normal / kenal
b) Lidah : ukuran : kecil / normal / besar
posisi wright kelas I / II / III
mobilitas : normal / aktif
c) Reflek muntah : tinggi / rendah
d) Status gigi :

e) Gigitan : ada / tidak ada


Bila ada : stabil / tidak stabil
Tumpang gigit (overbite) anterior : ... mm, posterior: ... mm
Jarak gigit (overjet) anterior : ... mm, posterior: ... mm
Gigitan terbuka : ada / tidak ada; regio ...
Gigitas silang : ada / tidak ada; regio ...
Hubungan rahang : ortognati / retrognati / prognati

Gigitan dikatakan ada dan stabil bila model rahang atas dan bawah dapat dikatupkan
dengan baik di luar mulut dan terlihat 3 titik bertemu yaitu 1 dibagian anterior dna 2 di
bagian posterior. Bila terlihat banyak gigi yang aus dan kontak antara rahang atas dan
bawah kurang meyakinkan, maka dikatakan gigitan ada namun tidak stabil.

Nilai overjet dan overbite normal berkisar 2-4mm. bila lebih, harus diwaspadai adanya
perubahan dalam relasi maksilo-mandibula. Dengan demikian, oklusi yang lama tidak bisa
dipakai pedoman penentuan gigit. Bila ada gigitan terbuka atau gigitan silang, harus
dituliskan pada region berapa. Hal ini penting diperhatikan, terutama pada pembuatan gigi
tiruan cekat yang mempunyai antagonis dengan region tersebut.

Hubungan rahang ditentukan dengan meletakkan jari telunjuk pada dasar vestibulum
anterior RA dan ibu jari pada dasar vestibulum RB. Ortognati bila ujung kedua jari terletak
segaris vertical. Retrognati bila ujung ibu jari lebih ke arah pasien. Prognati bila ujung jari
telunjuk lebih ke arah pasien. Diperiksa pada sisi kanan dan kiri,

f) Artikulasi : cuspid protected / grup function / balanced occlusion


Kanan : ada / tidak ada
Kiri : ada / tidak ada
Kontak premature : ada / tidak ada
Bloking : ada / tidak ada
g) Pemeriksaan gigi geligi dan tulang alveolar:
1. Bentuk umum gigi / besar gigi : besar / normal / kecil
2. Fraktur gigi : pada gigi
Arah : horizontal / diagonal / vertical
Ukuran : <1/3, 1/3, ½, 2/3, serviko inisial / serviko oklusal /
mesio distal
Perbandingan mahkota dan akar :
3. Lain-lain : gigi kerucut, mesiodens, diastema, impaksi, miring, berjejal, labioversi,
linguoversi, hipoplasia
4. Ketinggian tulang alveolar (sesuai dengan foto panoramic/ periapikal,
h) Vestibulum :

rahang atas :

post kanan : dalam / sedang / dangkal

post kiri : dalam / sedang / dangkal

anterior :dalam / sedang / dangkal

rahang bawah :

post kanan : dalam/ sedang/ dangkal

post kiri : dalam/ sedang/ dangkal

anterior : dalam/ sedang/ dangkal

i) Prosesus alveolaris/ residual ridge regio:

Rahang atas Post kanan Post kiri anterior


Bentuk Square/ oval/ lancip Square/ oval/ lancip Square/ oval/ lancip
Ketinggian Tinggi/ sedang/ rendah Tinggi/ sedang/ rendah Tinggi/ sedang/ rendah
Tahanan jaringan Flabby/ tinggi/ rendah Flabby/ tinggi/ rendah Flabby/ tinggi/ rendah
Bentuk permukaan Rata/ tidak rata Rata/ tidak rata Rata/ tidak rata

Rahang bawah Post kanan Post kiri anterior


Bentuk Square/ oval/ lancip Square/ oval/ lancip Square/ oval/ lancip
Ketinggian Tinggi/ sedang/ rendah Tinggi/ sedang/ rendah Tinggi/ sedang/ rendah
Tahanan jaringan Flabby/ tinggi/ rendah Flabby/ tinggi/ rendah Flabby/ tinggi/ rendah
Bentuk permukaan Rata/ tidak rata Rata/ tidak rata Rata/ tidak rata

Frenulum: [21.53, 18/12/2019] rizki wulandari: 3. Frenulum

Frenulum adalah tempat perlekatan otot bibir/pipi/lidah terhadap prosesus alveolaris.

Frenulum dikatakan tinggi bila perlekatan otot-ototnya mendekati puncak prosesus

[21.53, 18/12/2019] rizki wulandari: alveolar, dikatakan rendah ketika menjauhi, dan sedang bila
berada di tengah antara

puncak prosesus alveolar dengan dasar vestibulum. Frenulum yang tinggi dapat
mengurangi retensi gigi tiruan lepas karena mengganggu sayap gigi tiruan.

Frenulum : (tinggi/sedang/rendah)

- Labialis superior

- Labialis inferior

- Bukalis rahang atas kanan

- Bukalis rahang atas kiri

- Bukalis rahang bawah kanan

- Bukalis rahang bawah kiri

- Lingualis

4. Palatum

a. Bentuk palatum : persegi/oval/segitiga

Bentuk dan kedalaman palatum berkaitand engan retensi dan stabilisasi gigi tiruan

lepas

b. Kedalaman palatum

c. Torus palatines

Torus yang besar akan mengganggu stabilisasi gigi tiruan. Pada torus yang besar,

agar tidak terjadi fulcrum, dilakukan relief pada saat pencetakan fisiologis

d. Palatum mole

Merupakan jaringan lunak yang terletak di bagian posterior palatum durum.

Daerah ini memiliki jaringan yang sangat kuat yang disebut aponeuresis, sebagai

tempat posterior palatal seal (postdam). House membagi palatum mole menjadi 3:

a. Kelas Iะ gerakan palatum durum yang kecil, dapat dibuat postdam bentuk

kupu-kupu

b. Kelas II: gerakan palatum durum membentuk sudut >30derajat, postdam

dibuat bentuk kupu-kupu dengan ukuran yang lebih kecil

c. Kelas III: gerakan palatum durum membentuk sudut >60 derajat, postdam

dibentuk dengan cekungan berbentuk V atau U (berbentuk parit)


5. Tuber maksila

Kanan : besar/kecil

Kiri : besar/kecil

Daerah ini ditutup oleh jaringan fibrosa dengan ketebalan yang berbeda-

beda. Disebut kecil bila ukuran tuber lebih kecil dari prosesus alveolar dan

[21.54, 18/12/2019] rizki wulandari: besar bila tuber melebar atau menonjol ke arah oklusal atau
lateral. Tuber

yang besar dapat mengganggu retensi gigi tiruan.

6. Undercut

Undercut bisanya mengganggu perluasan basis protesa. Hal ini dapat

mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan serta dapat menghalangi

pemasukan dan pengeluaran gigi tiruan. Perlu dilakukan alveolotomi

ataupun alveolektomi sebelum pencetakan pembuatan model kerja bila

undercut tersebut diperkirakan akan mengganggu.

7. Ruang retromilohioid

Merupakan ruangan yang berada di antara prosesus alveolar rahang bawah

dan lidah. Cara pemeriksaannya dengan menggunakan kaca mulut nomor

3. Ruang retromilohioid yang dalam memungkinkan sayap lingual GTP

dibuat lebih panjang untuk menambah retensi dan stabilitasnya.

8. Bentuk lengkung rahang

Meliputi bentuk rahang atas dan rahang bawah. Bentuk-bentuk rahang antara lain:

a. Persegi

b. Oval

c. Segitiga

Bentuk rahang segitiga adalah yang paling menyulitkan terutama saat penyusunan

elemen GTP yang tidak mengganggu artikulasi dan stabilisasi.

9. Ruang gigi tiruan

Ruang gigi tiruan adalah jarak vertical antara prosesus alveolar rahang atas
dan rahang bawah. Ruang gigi tiruan yang besar menguntungkan dalam

hal pemasangan gigi dan penentuan tinggi bidang oklusal.

10. Perlekatan dasar mulut

Diperlukan untuk menentukan panjang sayap lingual gigi tiruan rahang

bawah yang akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan.

11. Lain-lain

a. Eksostosis

b. Torus mandibularis

Pemeriksaan ada tidaknya kontak premature dan blocking. Jika terdapat

kontak premature setelah peletakan kertas artikulasi di permukaan oklusal gigi

pasien, perlu dilakukam occlusal adjustment.

Selanjutnya diperiksa gerak rahang ke lateral kiri dan kanan, ada atau tidak

hambatan. Hambatan pada gigi caninus jangan terburu-buru diasah, karena

bisa jadi hal tersebut merupakan cuspid protected occlusion yang perlu

dipertahankan.

6. Daya kunyah : normal/ besar

Bila terlihat banyak gigi yang mengalami atrisi dengan faset yang tidak tajam

dan permukaan yang mengkilat, kemungkinan tekanan kunyah pasien besar.

Pada keadaan ini, bila ridge sudah rendah hindari pemakaian elemen gigi

porselen terutama untuk gigi posterior. Bidang oklusal gigi geligi juga jangan

dibuat terlalu besar

7. Kebiasan buruk

a. Bruxism /clenching

b. Menggigit bibir / benda keras


diagnose:

rahang atas:

kennedy: kelas 2 modifikasi 1

rahang atas:

kennedy : kelas 1

rencana perawatan:

awal:

rahang atas: scalling, mencetak anatomis

rahang bawah: scalling, mencetak anatomis

akhir: RA dan RB: GTSL

Mencetak

Free end

Double impression

mukofungsional
mukostatis mukokompresi

bergigi Free end

hidrocolid monophase

Disain GTSL:

Berdasarkan cara pemasangan:

RA: Konventional denture

Karena gigi posterior tekanan kunyah besar dan tidak memerlukan estetis

Karena pasien pernah memakai GTSL dan dan merasa tidak nyaman sehingga ingin
dibuatkan gigi palsu

RB: Konventional denture

Karena gigi posterior tekanan kunyah besar dan tidak memerlukan estetis

Karena pasien pernah memakai GTSL dan dan merasa tidak nyaman sehingga ingin
dibuatkan gigi palsu
RA: GTSL resin aklirik

Karena pasien tidak ingin terganggu estetisnya

Berdasarkan jaringan pendukung: ra: root dan bone tissue, rb: bone tissue

Komponen gtsl:

Rahang atas (GTSL KL)

Anda mungkin juga menyukai