Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(ABKC-5307)
“JARINGAN HEWAN”
Dosen Pembimbing :
Oleh :
BANJARMASIN
DESEMBER 2019
A. Pengertian jaringan hewan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan
yang berbeda memilki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan
oleh suatu matriks ekstrakuler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-
sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya, istilah jaringan (tissue) berasal dari bahasa
Latin berarti “ Tenunan “.
Organ merupakan kumpulan berbagai jaringan (tidak selalu sama) yang bersatu
membentuk suatu material struktural dan fungsional tertentu. Sistem organ adalah kelompok
berbagai organ yang saling berinteraksi dan bekerja sama dan membentuk sebuah fungsi yang
kompleks untuk kehidupan makhluk hidup. Jaringan pembentuk organ atau vertebrat dapat
dikelompokan ke dalam empat kategori utama berdasarkan fungsi, yaitu : jaringan epithelium,
jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat jaringan tersebut ditemukan pada semua
hewan kecuali hewan yang paling sederhana.
1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau
melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan
epitelium tersusun atas lapisan sel-sel yang sangat rapat susunannya, serta dapat membatasi
rongga-rongga dalam tubuh. Contohnya permukaan sebelah luar yang meemiliki jaringan
epitelium adalah kulit, sedangkan permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung jaringan
epitelium adalah permukaan dalam usus, paru-paru, pembuluh darah, dan rongga. Jaringan
epitelium dapat berasal dari perkembangan lapisan ektoderma, mesoderma, atau endoderma.
Jaringan epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh adalah disebut epidermis, jaringan
epithelium yang melapisi organ dalam disebut endothelium, misalnya pada kapiler darah,
pembuluh limfa, dan jantung. jaringan epithelium yang membatasi rongga disebut mesotelium,
misalnya pada pericardium, pleura, dan peritoneum.. Sel-sel epitelium melekat pada membran
dasar yang terbuat dari jaringan ikat. Membrane dasar mengandung serat kolagen yang tertanam
dalam matriks. Fungsi membran dasar adalah untuk menyokong jaringan epitel.
2) Jaringan epitelium tidak mengandung pembuluh darah, tetapi mengandung ujung saraf.
Sel epitelium mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada jaringan ikat .
3) Jaringan epithelium memiliki kemampuan regenerasi yang cukup tinggi. Ada epithelium
yang rawan terhadap gesekan sehingga permukaan sel akan aus. Adapula yang akan rusak akibat
zat yang diakibatkan oleh bakteri, asam, atau asap. Selama sel epitalium mendapat cukup
nutrien, sel epithelium akan cepat menggati sel-sel yang rusak tersebut melalui pembelahan sel.
2) Sekresi, sebagai alat penghasil zat atau cairan yang bermanfaat, ditemukan pada kelenjar
buntu
3) Transport, sebagai alat pengangkutan, ditemukan pada pembuluh darah dan tubula ginjal
4) Ekskresi, sebagai alat pembuangan sisa metabolisame ditemukan pada kelenjar keringat
7) Lubrikasi, sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah,
sehingga epithelium yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya
epithelium yang melapisi vagina.
c) Epitelium batang atau silindris yaitu, memiliki berbentuk oval yang memanjang atas bawah.
Epitelium selapis yang terdiri atas satu lapis sel. Jenis jaringan epitelium selapis terdiri
dari epitelium pipih selapis, kubus selapis, batang selapis dan batang berlapis semu.
Epitelium pipih selapis terdiri atas selapis sel berbentuk pipih, tipis, bersifat permeabel
(dapat tembus) dan berisi sedikit sitoplasma yang membungkus inti di bagian tengah. Ditemukan
pada organ-organ seperti pada dinding dalam kapiler darah dan dinding alveolus paru-paru.
Jaringan epitel pipih selapis berfungsi dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi osmosi.
Gambar
2) Epitel kubus selapis (cuboidal)
Epiteium kubus selapis yaitu epitelium yang memiliki selapis sel berbentuk kubus.
Ditemukan pada beberapa saluran seperti pada saluran ludah, kelenjar keringat dan saluran pada
tubulus ginjal. Yang berfungsi sebagai tempat sekresi dan absorpsi.
Epitelium batang selapis terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang. Epitelium ini
berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transport ion. Epitelium
batang selapis melapisi saluran pencernaan mulai dari lambung sampai anus, serta pada kelenjar
dan diselingi sel goblet diantaranya. Sel goblet adalah sel yang menghasilkan lendir atau mucus.
Contohnya pada usus halus. Epitel batang selapis ada yang memiliki silia pada permukaanya,
seperti yang terdapat pada oviduk (saluran telur), lapisan sebelah dalam saluran rahim. Epitelium
selapis ada yang tidak memiliki silia, misalnya terdapat pada dinding sebelah dalam usus dan
kantung empedu. Silia membantu ovum bergerak menuju rahim.
Tinggi epitel jenis ini bervariasi. Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel
yang tinggi yang mencapai permukaan apikal epitelium. Nukleus sel terdapat pada ketinggian
yang berbeda, sehingga tampak seolah-olah epitelium tersebut berlapis. Sel ini terdapat misalnya
pada trakea dan pada bagian dalam saluran pernafasaan, yang berfungsi mengeluarkan debu yang
terperangka pada lendir dari paru-paru.
Epitelium berlapis tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel-sel tersebut bergenerasi di
lapisan bawah; artinya, sel bagian bawah membelah terdorong keatas untuk mengganti sel di
bagian atasnya yang lebih tua. Umur epitelium berlapis lebih lama dari pada sel epitelium
selapis. Fungsi utama epitelium berlapis adalah sebagai pelindung.
Epitelium pipih berlapis terdiri banyak lapisan sel dan sel di permukaannya berbentuk
pipih. Sel-sel di lapisan yang lebih dalam berbentuk kubus atau batang. Dari semua tipe
epitelium, epitelium pipih berlapislah yang paling tebal dan paling sesuai untuk fungsi
perlindungan. Terdapat pada permukaan kulit, esophagus, dan vagina. Pada vagina dan
esophagus, permukaan epitelnya selalu basah.
Epitelium berlapis kubus jarang ditemukan pada tubuh. Epitelium jenis ini terdapat pada
beberapa bagian tubuh, yakni pada folikel ovarium yang sedang berkembang, kelenjar keringat,
dan saluran kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
Selain itu, berfungsi sebagai penggesek.
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak sel lapisan sel yang berbentuk batang.
Jaringan ini terdapat pada beberapa organ tubuh seperti pada bagian mata yang berwarna putih,
faring, laring, dan uretra pria. Fungsinya yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus.
Dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
4) Jaringan transisional
Epitelium transisional merupakan jaringan epitel berlapis yang sel-selnya dapat berubah-
ubah dari bentuk pipih menjadi kubus. Apabila dalam keadaan tertekan, sel-selnya berbentuk
pipih. Namun, dalam kondisi tidak tertekan sel-selnya berbentuk kubus. Epitel jenis ini dapat
ditemukan pada kantung kemih, ureter, uretra, dan ginjal. Jika kantung kemih dalam keadaan
kosong, sel-selnya berbentuk kubus sebaliknya, jika kantung kemih dalam keadaan penuh, sel-sel
epitelnya berbentuk pipih.
Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya.
Jringan ini terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan
lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh, misalnya pada dinding sebelah dalam
saluran pencernaan dan pembuluh darah.
Epitelium kelenjar adalah epitilium yang terdapat pada kelanjar kelanjar. Epitilium ini
tersusun atas sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret atau getah cair. Getah cair ini
berbeda dengan darah dan cairan antarsel. Berdasarkan cara kerja kelenjar mensekresikan
cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar esokrin dan kelenjar endokrin.
Bentuk kelenjar ada yang seperti tabung lurus (tubular) dan ada yang membulat
(alveolar). Setrukturnya ada yang sederhana, yaitu apabila memiliki hanya satu saluran menuju
ke perm;ukaan epitelium. Ada pula yang majemuk, yaitu jika memiliki lebih dari satu saluran
menuju ke permukaan epitelium.
a. Kelenjar esokrin
Berdasarkan bentuk dan strukturnya, kelenjar esokrin dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Kelenjar tubuler sederhana, contohnya adalah kelenjar Lieberkuhn pada dinding usus
vertebrata.
2) Kelenjar tubuler bergelung sederhana, contohnya adalah kelenjar keringat pada kulit.
4) Kelenjar alveolar sederhana, contohnya adalah kelenjar mukus dan kelenjar racun pada
kulit katak.
d. Kelenjar endokrin
Merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran. Sekret yang dihasilkan
langsung masuk kepembuluh darah sehingga disebut juga kelenjar buntu. Sekret yang dihasilkan
disebut hormone. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan
adrenal.
2. Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan
jaringan yang lain. Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim berasal dari mesoderm,
yaitu lapisan embrio. Jaringan ikat sering disebut juga jaringan penyokong atau penyambung.
Letak sel-sel jaringan ikat tidak berimpitan rapat, tetapi tersebar.
Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks.
Matriks disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Dengan demikian, secara garis besar, jaringan
ikat terdiri atas sel-sel jaringan ikat dan matriks.
b. Membungkus organ-organ
Jaringan ikat pada dasarnya tersusun atas tiga komponen utama, yaitu sel, serabut, dan zat
dasar( matriks).
a. Sel
Sel yang menyusun jaringan ikat terdiri dari beberapa jenis, namun semuanya berasal dari
sel mesenkim yang merupakan penyusun jaringan mesenkim pada awal kehidupan embrio.
Macam sel penyusun jaringan ikat antara lain fibroblas, makrofag, sel tiang (mast), sel lemak, sel
plasma, dan sel darah putih (leukosit).
Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi, antara
lain sebagai berikut :
2) Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat didekat pembuluh darah. Makrofag
dapat bergerak menuju tempat terjadinya peradangan.
3) Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamine. Heparin berfungsi
mencegah pembekuan pembuluh darah, sedangkan histamine berfungsimeningkatkan
permebilitaskapiler darah.
4) Sel lemak dadalah sel terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak. Jika suatu jaringan
ikat banyak mengandung sel lemak, maka jaringan ikat tersebut jaringan adipose.
5) Sel darah putih berfungsi melawan pathogen yang berupa bakteri, virus, atau protozoa. Sel
darah putih dapat bergerak bebas secara diapedesis (bergerak keluar menembus pembuluh darah)
di8antara darah, limfa, atau jaringan ikat untukn membersihkan patogen. Ada dua jenis sel darah
putih yaitu yang bergranula (granulosit), terdiri atas eosinofil, basofil, dan neotrofil, serta tidak
bergranula (agranulosit), terdiri atas limfosit.
b. Serabut
Serabut atau serat penyusun jaringan ikat terdiri atas tiga macam, yaitu serat kolagen,
serat elastin, dan serat retikulum.
Kolagen merupakan serabut yang paling banyak ditemukan dan bersifat sangat liat dan
ulet. Dalam jumlah sedikit tidak berwarna tetapi dalam jumlah banyak berwarna putih, misalnya
kolagen terdapat pada tendon.yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang.
Serabut elastin ini lebih halus dari serabut kolagen dan bersifat elastis (kenyal). Dalam
jumlah sedikit tidak berwarna, namun dalam jumlah banyak berwarna kuning, misalnya pada
bantalan lemak, pembuluh darah, dan ligament.
3) Serat retikulum
Reticulum (artinya jala) merupakan serabut halus dan bercabang berbentuk seperti jala.
Serat ini berfungsi menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain, misalnya pada sistem
saraf.
Zat dasar dari jaringan ikat merupakan zat yang amrof (tidak berbentuk), tidak berwarna
dan homogen, yang tersusun atas molekul karbohidrat, protein, dan air. Zat dasar berperan
mengisi ruang antarsel dan serabut dari jaringan ikat.
Bahan dasar penyusunan matriks adalah mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat.
Bentuk bahan ini adalah homogen setengah cair. Jika kandungan asam hialuronat tinggi, matriks
bersifat lentur. Sebaliknya, jika mukosakarida sulfatnya tinggi, matriks bersifat kaku. Bahan
dasar ini jika terdapat di dalam sendi bersifat kental, tetapi jika terdapat di dalam tulang
punggung bersifat kental, tetapi jika terdapat di dalam tulang punggung bersifat padat.
Jaringan ikat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu jaringan Adiposa, jaringan ikat
longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang (Osteon), jaringan
darah, dan jaringan limfa.
a. Jaringan adiposa
Jaringan adiposa adalah bentuk khusus dari jaringan ikat longgar yang menyimpan lemak
dalam sel-sel adiposa yang tersebar di seluruh matriksnya.
Jaringan ikat longgar merupakan jaringan yang memiliki susunan serat-seratnya yang
longgar. Jaringan ini memiliki matriks besar dengan banyak sel dan serabut yang melekat di
dalamnya (fibroblast, sel plasma, makrofag, dan sel darah putih). Jaringan pengikat longgar
tersusun atas serabut kolagen dan serabut elastin. Jaringan ikat longgar dapat ditemukan di
sekitar serta diantara organ atau pembungkus pembuluh darah dan saraf.
Jaringan ikat longgar memiliki banyak substansi dasar, fungsi jaringan ikat longgar
adalah sebagai berikut :
1) Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa, sumsum tulang dan hati.
d) Membentuk membran yang disebut mesenteris yang berfungsi menempatkan organ pada
posisi yang tepat.
Jaringan ikat padat merupakan jaringan yang memiliki susunan serat-seratnya yang padat,
karena banyak mengandung serat berkolagen. Serat-serat itu tersusun dalam berkas paralel.
Jaringan ikat padat tersusun atas jaringan serabut putih (kolagen) yang fleksibel, tetapi tidak
elastin. Jaringan ini dapat ditemukan di fasia, selaput urat, ligament, dan tendon.
Fungsi jaringan padat yaitu sebagai penyokong dan proteksi. Selain itu, juga sebagai
penghubung antara otot dan tulang (tendon) serta penghubung antara tulang dan tulang
(ligament).
Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur :
1) Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur. Jaringan ini tidak
terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang.
2) Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur. Jaringan ini terdapat pada tendon
yang mengubungkan otot dengan tulang ; dan ligament yang menghubungkan tulang dengan
tulang.
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat dengan matriks
elastis. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang disebut
kondrin. Oleh karena itu tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh kondroblas.
Kondrosit terletak dalam lakuna yang terdapat dalam perikondrium.
Pada manusia tulang rawan terdapat pada hidung, telinga, laring, trakea, lempeng
intervertebral, permukaan hubungan tulang, dan ujung tulang rusuk. Tulang rawan bersifat kuat
dan lentur karena memiliki serat kolagen dan kondrin.
Ada tiga jenis tulang rawan, yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan elastic, dan tulang
rawan fibrosa :
Tulang sejati merupakan jaringan ikat yang mengandung mineral. Jaringan tulang sejati
disusun oleh sel-sel tulang atau osteosit. Osteosit berasal dari sel induk tulang atau osteoblas.
Osteosit terletak dalam lacuna. Osteosit satu dengan yang lainnya saling berhubungan melalui
kanalikuli. Osteosit tersusun dalam lapisan konsentris yang disebut lamella.
Sifat tulang sejati lebih keras dibandingkan tulang rawan karena matriksnya mengandung
serabut kolagen dan bahan anorganik, antara lain kalsium, fosfor, bikarbonat, serat, Mg, K, Na,
dan hidroksi apatit. Jaringan tulang mengandung osteoklas, yaitu sel berukuran besar dengan
jumlah inti 6-50. Osteoklas menghasilkan enzim kolagenase dan enzim proteolitik lain yang
berfungsi merombak tulang serta mengatur bentuk tulang.
Lamella adalah lapisan konsentris matriks yang terdiri dari garam mineral dan serat
kolagen. Lakuna adalah suatu ruang kecil di antara lamella yang di dalamnya mengandung
osteosit. Knalikuli adalah saluran yang berfungsi menyalurkan makanan dan mengeluarkan zat
sisa. Saluran havers, saluran yang berisi pembuluh darah dan saraf. Di dalam saluran havers
terdapat saluran volkman yang menghubungkan dua saluran havers.
Jaringan tulang memiliki matriks interseluler yang mengandung kapur. Hal ini
disebabkan oleh adanya endapan garam-garam mineral CaCO3 dan Ca(PO4)2. Jaringan tulang
mengalami klasifikasi, yaitu proses penambahan kalsium pada tulang sehingga tulang mejadi
kuat.
Berdasarkan ada tidaknya rongga di dalamnya, tulang dibedakan atas tulang kompak
(tulang keras) dan tulang spons (tulang berongga).
Jaringan tulang karas merupakan jaringan yang memiliki matriks padat. Yang berfungsi
sebagai penyusun keranggka tubuh.
Pada tulang kompak terdapat sistem Havers yang terdiri dari 4-20 lamela Havers yang
tersusun kosentris mengelilingi saluran Havers. Sistem Havers merupakan unit penyusun tulang.
Saluran Havers mengandung pembuluh darah dan saraf sebagai penyuplai nutrient untuk
menghidupi tulang.
Jaringan tulang spons merupakan jaringan yang memiliki matriks berongga. Pada tulang spons
tidak terdapat sistem Havers. Tulang spons terdiri dari trabekula. Tulang yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Trabekula adalah struktur penyusun tulang spons yang
berbentuk seperti kumpulan jarum atau lempengan.
f. Jaringan darah
Jaringan darah adalah gabungan dari cairan sel – sel dan partikel yang menyerupai sel,
yang mengalir dalam arteri kapiler dan vena. Jaringan darah memiliki ciri-ciri tersusun atas
bagian yang cair yang disebut (plasma darah) dan bagian yang padat, yaitu sel darah itu sendiri.
Jaringan darah berfungsi, antara lain untuk Mengangkut sari–sari makanan (nutrien) keseluruh
tubuh dan mengagkut zat-zat buangan hasil metabolisme keluar dari sel, Mengangkut O2 dari
paru – paru ke seluruh tubuh, Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke paru – paru, dan melawan
bibit penyakit.
Darah termasuk jaringan ikat khusus karena darah berasal dari jaringan mesenkim. Darah
terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leokosit), keeping darah (trombosit), dan
plasma darah. Plasma darah merupakan cairan yang mengandung anorganik (misalnya ion-ion
karbonat, natrium, klorida) dan zat organik (misalnya protein, asam amino, glukosa, hormone).
Selain itu plasma darah merupakan zat antar sel yang mengandung sel-sel darah dan keeping
darah.
Secara umum sel darah dibentuk dalam sumsum tulang, kecuali 2 macam sel darah putih
(likosit dan monosit) dibentuk dalam darah. Sel darah putih berfungsi sebagai pelindung
terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh. Keeping darah berperan dalam proses
pembekuan darah.
g. Jaringan limfa
Jaringan limfa yaitu jaringan yang berfungsi untuk mengangkut protein, lemak, dan zat
lain dari jaringan ke system peredaran. Jaringan limfa memiliki ciri-ciri, antara lain terbentuk
dari air, glukosa, lemak, dan garam; komponen selulernya berupa limfosit serta granulosit.
Cairan limfa berperan dalam sistem kekebalan tubuh (imunitas).
3. Jaringan otot
Jaringan otot adalah jaringan yang terdiri atas serabut-serabut otot (myofibril) yang
tersusun atas sel-sel otot yang dibungkus oleh membran sarkolema. Jaringan otot berfungsi
sebagai alat gerak aktif dan terdapat pada anggota gerak maupun organ-organ dalam tubuh. Sel
otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filament (benang) aktin dan miosin
yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot memendek dan memanjang.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein
kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung.
Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran
yang mengelilingi sel otot.
Di dalam tubuh kita ada tiga jenis otot, yaitu otot polos (viseral), otot lurik (rangka), dan
otot jantung.
a) Otot polos
Otot polos terdiri atas sel-sel berbentuk seperti gelendong yang panjangnya antara 30-
200 milimikron. Otot polos memiliki satu inti yang terletak dibagian tengah sel. Sel otot polos
dipersarafi oleh system saraf autonom. Kontraksi sel otot polos tidak dibawah pengaruh
kesadaran sehingga disebut otot involunter.
Aktifitas otot polos tidak menimbulkan kelelahan meskipun aktifitas terjadi dalam jangka
waktu yang lama. Untuk berkontraksi, otot polos memerlukan waktu anatar 3 detik samai 3
menit. Otot polos terdapat pada rongga tubuh seperti saluran pencernaan makanan, kantung
kemih, organ reproduksi, pembuluh darah, dan saluran pernafasan.
b) Otot lurik
Otot lurik merupakan otot yang menempel pada rangka. Oleh karena itu, sering
disebut juga otot rangka. Otot lurik terdiri atas sel berbentuk silinder yang panjang dan tidak
bercabang. Panjang sel bervariasi antara 3-4 cm. Otot untuk lurik memiliki banyak inti sel yang
terletak di bagian tepi sel. Miofibril terletak sejajar dengan serabut otot membentuk daerah
terang (isotrop) dan gelap (anisotropy) sehingga tampak seperti garis-garis melintang.
Fungsi Otot lurik Untuk menggerakkan tulang pada artikulasinya (kontraksi dan relaksasi).
c) Otot jantung
Otot jantung yaitu otot yang kerjanya tidak disadari. Akan tetapi, otot jantung berbeda
dengan otot polos. Struktur otot jantung menyerupai otot lurik. Perbedaannya terletak pada
percabangan dan intinya. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau
lebih membentuk sinsitium. Sel otot jantung memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di
bagian tengah sel. Sel otot jantung dipersarafi oleh system saraf autonom. Kontraksi otot jantung
tidak dibawah pengaruh kesadaran (involunter) dan tidak menimbulkan kelelahan. Otot jantung
hanya terdapat di jantung.
Fungsi otot jantung, Otot ini bekerja di luar kesadaran dan hanya terdapat di miokardium
jantung. Otot jantung ini hanya berfungsi mengatur kontraksi kerja jantung.
4. jaringan saraf
Jaringan saraf adalah jaringan yang sangat rumit (kompleks). Namun pada dasarnya
jaringan ini terdiri dari dua jenis sel saja, yaitu neuron (sel saraf) dan neuroglia (penyokong
neuron).
a. Neuron adalah sel yang berfungsi sebagai pembawa dan pengirim pesan/rangsang/sinyal
(impuls saraf) dan merupakan unit utama dari sistem saraf.
b. neuroglia adalah sel yang tidak ikut berperan dalam transmisi impuls, tetapi menunjang
kerja neuron.
Neuron merupakan perantara komunkasi antara otak dan tubuh. Rangsangan dari organ
rangsang akan melewati neuron sebelum mencapai saraf pusat. Rangsangan secara spontan
dibangkitkan di otak dan disalurkan ke organ tubuh (efektor) lewat saraf tepi.
Neuron digolongkan berdasarkan pada cara neuron memindahkan dan posisi yang
ditempati neuron. Berdasarkan kedua hal tersebut, ada tiga jenis neuron, yaitu neuron sensori,
neuron intermediet, dan neuron motor.
Neuron sensori yaitu neuron yang menyampaikan rangsangan dari organ penerima
rangsang (reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan susmsum tulang belakang). Oleh karena
itu neuron ini disebut juga neuron indera karena dendrit neuron ini berhubungan dengan alat
indera untuk menerima impuls sedangkan aksonnya berhubungan dengan neuron lain. Badan sel
neuron sensori bergerombol membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang.
Akson neuron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat di pusat saraf, yang
berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik. Neuron ini
disebut neuron penghubung atau perantara karena ujung dendrit neuron yang satu berhubungan
dengan ujung akson neuron yang lain. Neuron intermidiet juga merupakan neuron berkutub
banyak (multipolar) yang memiliki banyak dendrit dan akson.
e. Neuron motorik (neuron eferen)
Neuron motorik berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan
kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Neuron ini disebut neuron penggerak karena
neuron motorik dendritnya berhubungan dengan akson lain sedangkan aksonnya berhubungan
dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar.