Gejala Hipermetropi
Penderita hipermetropi akan mengalami gejala berikut ini:
Penyebab Hipermetropi
Hipermetropi terjadi akibat cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus ke tempat yang
semestinya (retina), tetapi terfokus ke belakangnya. Hal ini disebabkan oleh bola mata
yang terlalu pendek, atau bentuk kornea maupun lensa mata yang tidak normal.
Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita
hipermetropi, yaitu:
Diagnosis Hipermetropi
Dokter dapat menentukan seseorang menderita hipermetropi melalui tes tajam
penglihatan. Dalam tes ketajaman penglihatan, seseorang akan diminta membaca huruf
yang ukurannya bervariasi, dari jarak yang berbeda-beda.
Selain digunakan untuk mendeteksi hipermetropi, tes ketajaman penglihatan juga dapat
memberitahu dokter apakah pasien menderita miopi, mata silinder, atau presbiopi.
Jika hasil tes ketajaman penglihatan menunjukkan pasien menderita rabun dekat,
dokter akan menjalankan pemeriksaan retinoskopi untuk melihat retina mata. Dokter
akan menggunakan tetes mata khusus untuk melebarkan pupil pasien, agar bagian
dalam mata lebih mudah diperiksa.
Pengobatan Hipermetropi
Tujuan pengobatan hipermetropi atau rabun dekat adalah membantu memfokuskan
cahaya ke retina. Pengobatan bisa dilakukan melalui beberapa metode berikut:
Operasi laser
Meskipun lebih sering digunakan untuk mengatasi rabun jauh, operasi laser juga bisa
memperbaiki hipermetropi ringan hingga sedang. Ada 3 jenis operasi laser yang dapat
dilakukan untuk membentuk ulang kornea agar penglihatan penderita menjadi lebih
baik, yaitu:
Semua operasi laser di atas bersifat permanen, sehingga melepaskan penderita dari
ketergantungan kepada kacamata atau lensa kontak. Tetapi sebelum memilih untuk
menjalani operasi, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai kemungkinan
komplikasi yang dapat muncul pasca operasi.