Anda di halaman 1dari 17

IOP Publishing Journal Title

Journal XX (XXXX) XXXXXX https://doi.org/XXXX/XXXX

ANALISIS HAMBATAN PENGHANTAR TERHADAP


NYALA LAMPU MENGGUNAKAN LIMA BAHAN UJI

Adam Malik1, Windi Widia Astuti2, Sasqia Nurul Fauziah3, Oky Oktaviani4, Siti Nurfadilah5
1Sekolah Sarjana Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
Jl. A.H. Nasution No.105, Bandung 40614, Indonesia.

E-mail : adammalik@uinsgd.ac.id1, windiwidiaastuti6@gmail.com2, sasqia.fauziah@yahoo.com3,


okyoktaviani221098@gmail.com4 , nurfadilahsiti27@gmail.com5

Abstrak.

Kawat penghantar merupakan bahan yang digunakan untuk menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran udara dari pusat
pembangkit ke pusat-pusat beban, baik langsung menggunakan jaringan distribusi ataupun jaringan transmisi terlebih dahulu.
Besar hambatan suatu kawat penghantar akan sebanding dengan panjang kawat penghantar. Artinya semakin panjang
penghantar, maka akan semakin besar hambatannya. Selain itu, bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan
hambatan jenis kawat), berbanding terbalik juga dengan luas penampang, semakin kecil luas penampang, semakin besar
hambatannya. Tujuan dari percobaan ini untuk menganalisis pengaruh hambatan jenis (𝝆) terhadap tegangan (v), menganalisis
hambatan jenis (𝝆) terhadap arus (I), dan menganalisis hubungan hambatan penghantar (R) dengan luas pemukaannya (A),
menentukan bahan uji yang tepat digunakan sebagai hambatan dalam menyalakan lampu.Metode yang digunakan berupa
metode eksperimen secara langsung dengan menggunakan lima bahan uji yang berbeda yang disambungkan pada rangkaian
yang diberi tengan sumber berbeda dari power supply. Variabel yang diubah adalah bahan uji benda dan tegangan sumbernya
(VS). Data yang diperoleh pada praktikum ini adalah tegangan (v), arus (I), luas (A) permukaan benda uji, dan hambatan pada
benda uji (R). Hasil dari praktikum ini adalah semakin kecil hambatan jenis suatu bahan maka tegangan yang dihasilkan
semakin besar, semakin kecil hambatan jenis arus yang dihasilkan akan semakin besar, hambatan penghantar dengan luas
permukaan suatu bahan uji berbanding terbalik, bahan uji yang tepat digunakan sebagai hambatan dalam menyalakan lampu
adalah isi pensil (grafit).

Kata Kunci: kawat penghantar, hambatan jenis, lampu

1. Pendahuluan
Penghantar listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penghantar sesuai dengan area kerja penghantar listrik.
penting bagi manusia. Gejala kelistrikan yang ditimbulkan Suatu kawat penghantar listrik dapat menjadi panas setelah
oleh aliran muatan listrik antara dua titik. Semua alat listrik menghantarkan arus listrik [2].
yang setiap hari kita gunakan merupakan susunan Bahan untuk kawat penghantar haruslah memiliki
komponen-komponen listrik yang membentuk jalur tertutup sifat-sifat mampu menghantarkan listrik yang baik. Kawat
yang disebut rangkaian. penghantar merupakan suatu bahan berbentuk kawat yang
Penghantar listrik merupakan salah satu komponen dapat menghantarkan arus listrik dari satu titik ke titik yang
penting dalam distribusi daya listrik. Kemampuan lain. Setiap bahan yang dilewati arus listrik memiliki
penghantar listrik dalam menghantarkan daya listrik sangat besaran yang dapat menghambat laju arus listrik dan
dipengaruhi oleh kualitas konduktor dan resistansinya [1]. dinamakan hambatan (resistansi) [3].
Kondisi lingkungan dengan temperature yang bervariasi Penelitian terdahulu dilakukan oleh Bangun Julianto
akan mempengaruhi konduktor dan resistansinya. Dengan dan Supriyadi yang berjudul “Pengaruh Suhu Terhadap
mengetahui pengaruh temperature terhadap penghantar Hambatan Rangkaian Listrik” Jurnal ini berisi percobaan
maka diharapkan dapat membantu proses pemilihan mengenai mencari hambatan pada rangkaian listrik dengan

1
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

suhu yang berbeda. Penelitian ini belum komprehensif, Kaca 109-1012


karena hanya satu besaran (satu variabel) yang baru diamati, Karet Padat 1013 – 10 15
yaitu pengaruh suhunya saja. Sumber: T. U. Faizatin, I. Amalia, A. Rahmasari and
Dengan mengetahui penjelasan yang berkaitan dengan M. A. Herlambang, "Hambatan Jenis Kawat," Jurnal
hambatan penghantar maka dapat menganalisis pengaruh Seminar Fisika Dasar II ;L-1, vol. 5, pp. 1-6, 2011 [14].
hambatan jenis (𝜌) terhadap tegangan (v) keluaran, Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu kawat
menganalisis hambatan jenis (𝜌) terhadap arus (I) keluaran, penghantar diantarnya adalah panjang kawat, luas
penampang, dan hambatan jenis dari suatu bahan [15].
menganalisis hubungan hambatan penghantar (R) dengan
luas pemukaannya (A), serta menganalisis bahan uji yang 3. Metodologi Penelitian
tepat digunakan sebagai hambatan dalam menyalakan Praktikum hambatan penghantar ini dilaksanakan dengan
lampu. menggunakan, lima buah bahan uji (isi pensil (grafit), kaca,
penjepit rambut, baud, dan lempeng plastik), satu buah
2. Landasan Teori mikrometer sekrup, empat kabel penghubung, satu buah
Kawat penghantar merupakan bahan yang digunakan untuk ampermeter, satu buah voltmeter, satu buah lampu pijar
menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran udara dari berukuran kecil, satu buah penggaris, satu buah papan
pusat pembangkit ke pusat-pusat beban, baik langsung breadboard, dan satu buah power supply.
menggunakan jaringan distribusi ataupun jaringan transmisi
terlebih dahulu [4]. Kegunaan kawat penghantar adalah
untuk menyambungkan sumber tegangan dengan beban,
sehingga kerugian tegangan jatuhnya kecil sekali [5].
Sebuah penghantar dikatakan mempunyai nilai hambatan 1
Ω jika tegangan 1 V di antara kedua ujungnya mampu
mengalirkan arus listrik sebesar 1 A [6].
Apabila suatu penghantar diberikan potensial yang
berbeda-beda diantara kedua ujungnya, maka dalam
penghantar itu akan timbul arus listrik. Hukum Ohm yaitu:
R=V/I [7], menjelaskan hubungan antara tegangan listrik
dengan kuat arus listrik dan pada bahan ohmik hambatannya Gambar 1. Alat dan bahan praktikum
tidak bergantung pada arus [8]. Sumber: diambil saat praktikum, tanggal 3-11-2018
Resistansi suatu kawat penghantar sebanding dengan
Panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas Skema rangkaian percobaan pada saat melakukan
penampang lintang sesuai dengan persamaan: praktikum di ruang Laboratorium Fisika.
𝑙
𝑅 = 𝜌 [9]
𝐴
Dimana 𝜌 disebut sebagai relativitas (hambatan jenis)
bahan penghantar, 𝑙 adalah panjang kawat (m), dan A luas
penampang (m) [10]. Resistivitas sebuah konduktor
logam hampir selalu bertambah dengan suhu yang semakin
bertambah [11]. Ion-ion konduktor cenderung akan
bertumbukan [12]. Karena nilai R sebanding dengan
besarnya resistivitas, maka nilai R juga akan dipengaruhi
Gambar 2. Nyala lampu menggunakan isi pensil (grafit)
oleh besarnya suhu [13].
Tabel 1. Hambatan Jenis Bahan Pada Suhu 200C
Bahan Hambatan Jenis
Konduktor (𝐦)
Tembaga 1,59 x 108
Emas 2,68 x 108
Aluminium 2,44 x 108
Besi 2,64 x 108

Semikonduktor Gambar 3. Nyala lampu menggunakan jepit rambut


Karbon 3-60 x 108
Germanium 1-500 x 108 Prosedur percobaan pada praktikum kesetaraan kalor listrik
Isolator ini dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut.

2
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

0,10)
x
Merangkai alat sesuai dengan skema yang terdapat 10-3
dalam laporan awal
3 Jepit (0,09 (0,01± (3,2 (0,19 (0,2 (0,28 (0,3 (0,
rambut 5± 0,005) 0 0± 4± ± 40 8
0,0005) x 10-3 ± 0,10) 0,001) 0,01) 0,01) ± ± 0,1)
x 0,0005)
Mengukur panjang dan diameter pada setiap benda 10-1
(6,2 (0,53 (0,0 (4,40 (0,0 (0,
uji 0 0± 8± ± 58 8
± 0,10) 0,001) 0,10) 0,01) ± ± 0,1)
x 0,0005)
10-1
(9,0 (0,87 (0,0 (6,20 (0,0 (0,
0 0 8± ± 74 8
Menyambungkan benda uji ke dalam rangakain ± 0,10) ± 0,001)0,10) 0,10) ± ± 0,1)
x 0,0005)
10-1
4 Baud (0,04 (2,800 (3,2 (0,19 (0,0 (2,80 (0,3 (2,
± ± 0 0± 6 ± 0,10) 60 70
0,0005) 0,005) ± 0,10) 0,001) ± 0,10) ± ± 0,10)
x 10-3 0,0005)
Mengganti tegangan sumber pada power supply (6,2 (0,53 (0,1 (4,40 (0,4 (2,
setiap benda uji yang dipraktikumkan 0 0± 0± ± 20 70
± 0,10) 0,001) 0,10) 0,10) ± ± 0,10)
0,0005)
(9,0 (0,87 (0,1 (6,00 (0,5 (2,
0 0 2± ± 80 70
Mengamati arus dan tegangan keluaran yang ± 0,10) ± 0,001)0,10) 0,10) ± ± 0,10)
0,0005)
terukur pada ampermeter dan voltmeter 5 Keping (0,50 (0,050 (3,2 (0,01 (3,0 0 (21 (21
plastik ± ± 0 4± 0 9,0 9,0
0,0005) 0,0005) ± 0,10) 0,001) ± 0,10) ± ± 0,050)
x 10- 0,001)
3
x
Mencatat data hasil setiap percobaan pada tabel 10-3
data pengamatan (6,2 (0,02 (4,4 0 (0,0 (2,
0 0± 0± 20 19,
± 0,10) 0,001) 0,10) ± 0
x 10- 0,001) ± 0,050)
3
x
Prosedur percobaan tersebut berdasarkan keadaan real yang 10-3
(9,0 (0,02 (5,4 0 (0,0 (21
logis dilaksanakan dan paling efektif pelaksanaannya. 0 6 0± 26 9,0
± 0,10) ± 0,001)0,10) ± 0,001)
± 0,050)
x 10- x
4. Hasil dan Pembahasan 3
10 -3

Pada percobaan yang telah dilaksanakan, maka diperoleh


data yang disajikan dalam tabel sebagai berikut. Data hasil pengukuran dan perhitungan di atas, kita dapat
Tabel 2. Hasil Pengukuran dan Pengolahan Data menganalisis pada bahan grafit dengan lebar 0,0095 m,
Jenis L Vs Is V1 V2 I R dengan ketidakpastian (KTP) ±0,0005 m, berdiameter 2,50
No d (m)
bahan (m) (V) (𝜽) (V) (A) (A) (Ω)
1 Barang (0,00 2,50 ± (3,2 (0,19 (1,4 (1,60 (0,2 (5, m dengan KTP ± 0,0005 m tegangan sumber 3,2 V, dengan
( )
grafit 95± 0,0005 0 0± 0± ± 0,10) 40 40 KTP ± 0,10 V, serta arus sumber sebesar 0,190 A, dengan
0,0005) 𝑥 10−5 ± 0,10) 0,001) 0,10) ± ±
0,001) 0,10) KTP ± 0,001 A, meghasilkan tegangan keluaran sebesar
(6,2 (0,53 (2,0 (3,60 (0,4 (5, 1,40 V, dengan KTP ± 0,10 V, arus keluaran sebesar 0,240
0± 0± 0± ± 0,10) 18 40
0,10) 0,001) 0,10) ± ± 0,10) A, dengan KTP ± 0,001 A, dan hambatannya sebesar 5,40
0,10) Ω, dengan KTP sebesar ±0,10 Ω. Untuk tegangan sumber
(9,0 (0,87 (2,6 (4,40 (0,5 (5,
0± 0 ± ± 0,10) 20 40 sebesar 6,2 dan 9 Volt dapat dilihat dalam tabel 2.
0,10) ± 0,001)0,10) ± ± Pada bahan cermin dengan lebar 0,047 m, dengan
0,001) 0,10)
2 Cermin Panja Lebar (3,2 (0,19 (3,0 0 (0,0 (75 ketidakpastian (KTP) ±0,0005 m, berdiameter 0,087 m
ng (l) 0 0± 0 45 ,90 dengan KTP ± 0,0005 m tegangan sumber 3,2 V, dengan
(p) (0,047 ± 0,10) 0,001) ± 0,10) ± 0,001± 0,050)
(0,08 ± 𝑥 10−8 𝑘 KTP ± 0,10 V, serta arus sumber sebesar 0,190 A, dengan
7± 0,0005) (6,2 (0,53 (4,4 0 (0,0 (75 KTP ± 0,001 A, meghasilkan tegangan keluaran sebesar 0
0,0005) 0 0± 0± 5± ,90
± 0,10) 0,001) 0,10) 0,01) ± 0,050) V, dengan KTP ± 0 V, arus keluaran sebesar 0,045 A,
x k dengan KTP ± 0,001 A, dan hambatannya sebesar 75,90 Ω,
10-2
(9,0 (0,87 (5,8 0 (0,0 (75 dengan KTP sebesar ±0,10 Ω. Untuk tegangan sumber
0 0 0± 8± ,90 sebesar 6,2 dan 9 Volt dapat dilihat dalam tabel 2.
± 0,10) ± 0,001)0,10) ± 0,050)𝑘
k

3
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

Pada bahan jepit rambut dengan lebar 0,0095 m, dengan dengan ketidakpastian (KTP) sebesar ± 0,059 Ωm, serta luas
ketidakpastian (KTP) ±0,0005 m, berdiameter 0,01 m permukaanya sebesar 0,004m2 dengan KTP sebesar ±
dengan KTP ± 0,0005 m tegangan sumber 3,2 V, dengan 0,000066 m2. Pada keping plastik hambatan jenisnya sebesar
KTP ± 0,10 V, serta arus sumber sebesar 0,190 A, dengan 10,95 Ωm dengan ketidakpastian (KTP) sebesar ± 0,221
KTP ± 0,001 A, meghasilkan tegangan keluaran sebesar Ωm, serta luas permukaanya sebesar 0,0025m2 dengan KTP
0,28 V, dengan KTP ± 0,10 V, arus keluaran sebesar 0,340 sebesar ± 0,00005 m2. Adapun grafik-grafik yang
A, dengan KTP ± 0,001 A, dan hambatannya sebesar 0,8 Ω, berhungan dengan hambatan penghantar adalah sebagai
dengan KTP sebesar ±0,10 Ω. Untuk tegangan sumber berikut.
sebesar 6,2 dan 9 Volt dapat dilihat dalam tabel 2.
Pada bahan baud dengan lebar 0,04 m, dengan
ketidakpastian (KTP) ±0,0005 m, berdiameter 2,800 m
dengan KTP ± 0,0005 m tegangan sumber 3,2 V, dengan
KTP ± 0,10 V, serta arus sumber sebesar 0,190 A, dengan
KTP ± 0,001 A, meghasilkan tegangan keluaran sebesar
2,80 V, dengan KTP ± 0,10 V, arus keluaran sebesar 0,360
A, dengan KTP ± 0,001 A, dan hambatannya sebesar 2,70
Ω, dengan KTP sebesar ±0,10 Ω. Untuk tegangan sumber
sebesar 6,2 dan 9 Volt dapat dilihat dalam tabel 2.
Pada bahan keping plasti dengan lebar 0,050 m, Gambar 4 .Grafik pengaruh hambatan jenis sebuah benda
dengan ketidakpastian (KTP) ±0,0005 m, berdiameter 0,050 terhadap tegangan pada lampu pada tegangan sumber 3,2 , 6,2,
m dengan KTP ± 0,0005 m tegangan sumber 3,2 V, dengan dan 9 Volt
KTP ± 0,10 V, serta arus sumber sebesar 0,190 A, dengan
KTP ± 0,001 A, meghasilkan tegangan keluaran sebesar 0 Pada grafik di atas menunjukan pengaruh hambatan jenis
V, dengan KTP ± 0 V, arus keluaran sebesar 0,014 A, sebuah benda terhadap tegangan lampu yang dihasilkan,
dengan KTP ± 0,001 A, dan hambatannya sebesar 219,0 Ω, dimana pada tegangan sumber 3,2 V, pada benda uji jepit
dengan KTP sebesar ±0,50 Ω. Untuk tegangan sumber rambut hambatan jenisnya sebesar 0,0000006 m dengan
sebesar 6,2 dan 9 Volt dapat dilihat dalam tabel 2. tegangan lampu sebesar 2,8 V , benda uji baud hambatan
jenisnya sebesar 0,41512 m dengan tegangan lampu
Tabel 3. Hasil perhitungan data hubungan luas permukaan sebesar 2,8 V, benda uji grafit hambatan jenisnya sebesar
terhadap massa jenis 0,9485 m dengan tegangan lampu sebesar 1,6 V, benda uji
No. Jenis Bahan 𝜌(Ω𝑚) A (m2) cermin hambatan jenisnya sebesar 3450 m dengan
(278,5 ± tegangan lampu sebesar 0 V, dan benda uji lempeng plastik
1 Grafit (4,9 ± 0,025)10-6 hambatan jenisnya sebesar 10450 m dengan tegangan
6,59) 10-6
(0,0006 ± (0,0000785 ± lampu sebesar 0 V.
2 Jepit rambut Pada tegangan sumber 6,2 V, pada benda uji jepit
0,03) 10-6 0,0001)10-6
rambut hambatan jenisnya sebesar 0,0000006 m dengan
(3,49 ± (6,15 ± 0,028)
3 Baud tegangan lampu sebesar 4,4 V , benda uji baud hambatan
17,27) 10-6 10-6
jenisnya sebesar 0,41512 m dengan tegangan lampu
(3,49± (0,004 ± sebesar 4,4 V, benda uji grafit hambatan jenisnya sebesar
4 Cermin
0,059) 10-6 0,000066) 10-6
0,9485 m dengan tegangan lampu sebesar 3,6 V, benda uji
Keping (10,95 ± (0,0025 ± cermin hambatan jenisnya sebesar 3450 m dengan
5
plastik 0,221) 10-6 0,00005) 10-6 tegangan lampu sebesar 0 V, dan benda uji lempeng plastik
hambatan jenisnya sebesar 10450 m dengan tegangan
Pada tabel di atas menunjukan bahwa pada bahan uji grafit lampu sebesar 0 V.
hambatan jenisnya sebesar 278,5 Ωm dengan ketidakpastian Pada tegangan sumber 9 V, pada benda uji jepit
(KTP) sebesar ± 6,59 Ωm, serta luas permukaanya sebesar rambut hambatan jenisnya sebesar 0,0000006 m dengan
4,9 m2 dengan KTP sebesar ± 0,025 m2. Pada jepit rambut tegangan lampu sebesar 6,2 V , benda uji baud hambatan
hambatan jenisnya sebesar 0,0006 Ωm dengan jenisnya sebesar 0,41512 m dengan tegangan lampu
ketidakpastian (KTP) sebesar ± 0,03 Ωm, serta luas sebesar 6 V, benda uji grafit hambatan jenisnya sebesar
permukaanya sebesar 0,0000785m2 dengan KTP sebesar ± 0,9485 m dengan tegangan lampu sebesar 4,4 V, benda uji
0,0001 m2. Pada baud hambatan jenisnya sebesar 3,49 Ωm
cermin hambatan jenisnya sebesar 3450 m dengan
dengan ketidakpastian (KTP) sebesar ± 17,27 Ωm, serta luas
tegangan lampu sebesar 0 V, dan benda uji lempeng plastik
permukaanya sebesar 6,15m2 dengan KTP sebesar ± 0,028
m2. Pada cermin hambatan jenisnya sebesar 3,49 Ωm

4
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

hambatan jenisnya sebesar 10450 m dengan tegangan


lampu sebesar 0 V.

Gambar 6. Grafik pengaruh tegangan sumber terhadap tegangan


pada lampu
Gambar 5. Grafik pengaruh hambatan jenis sebuah benda uji Pada grafik di atas menunjukan pengaruh tegangan sumber
terhadap tegangan pada hambatan
terhadap tegangan pada lampu, dimana pada benda uji jepit
Pada grafik diatas menunjukan pengaruh hambatan jenis rambut ketika tegangan sumber 3,2 V, menghasilkan
sebuah benda uji terhadap tegangan pada hambatan, dimana tegangan lampu sebesar 2,8 V, pada tegangan sumber 6,2 V,
pada tegangan sumber 3,2 V, pada benda uji jepit rambut menghasilkan tegangan lampu sebesar 4,4 V, pada tegangan
hambatan jenisnya sebesar 0,0000006 m dengan tegangan sumber 9 V, menghasilkan tegangan lampu sebesar 6,2 V.
pada hambatannya sebesar 0,024 V, benda uji baud Pada benda uji baud ketika tegangan sumber 3,2 V,
hambatan jenisnya sebesar 0,41512 m dengan tegangan menghasilkan tegangan lampu sebesar 2,8 V, pada tegangan
pada hambatannya sebesar 0,024 V, benda uji grafit sumber 6,2 V, menghasilkan tegangan lampu sebesar 4,4 V,
hambatan jenisnya sebesar 0,9485 m dengan tegangan pada tegangan sumber 9 V, menghasilkan tegangan lampu
pada hambatannya sebesar 1,4 V, benda uji cermin sebesar 6 V.
hambatan jenisnya sebesar 3450 m dengan tegangan pada Pada benda uji grafit ketika tegangan sumber 3,2 V,
hambatannya sebesar 3 V, dan benda uji lempeng plastik menghasilkan tegangan lampu sebesar 1,6 V, pada tegangan
hambatan jenisnya sebesar 10450 m dengan tegangan sumber 6,2 V, menghasilkan tegangan lampu sebesar 3,6 V,
pada hambatannya sesebesar 3 V. pada tegangan sumber 9 V, menghasilkan tegangan lampu
Pada tegangan sumber 6,2 V, pada benda uji jepit sebesar 4,4 V.
rambut hambatan jenisnya sebesar 0,0000006 m dengan Pada benda uji cermin dan lempeng plastik ketika
tegangan pada hambatannya sebesar 0,04V, benda uji baud tegangan sumber 3,2 V, 6,2 V, dan 9 V, tidak menghasilkan
hambatan jenisnya sebesar 0,41512 m dengan tegangan tegangan lampu atau tegangan lampunya 0, karena kaca dan
pada hambatannya sebesar 0,1 V, benda uji grafit hambatan lempeng plastik merupakan bahan isolator yang tidak dapat
mengantarkan arus listrik.
jenisnya sebesar 0,9485 m dengan tegangan pada
hambatannya sebesar 2 V, benda uji cermin hambatan
jenisnya sebesar 3450 m dengan tegangan pada
hambatannya sebesar 4,4 V, dan benda uji lempeng plastik
hambatan jenisnya sebesar 10450 m dengan tegangan
pada hambatannya sesebesar 4,4 V.
Pada tegangan sumber 9 V, pada benda uji jepit
rambut hambatan jenisnya sebesar 0,0000006 m dengan
tegangan pada hambatannya sebesar 0,054V, benda uji baud
hambatan jenisnya sebesar 0,41512 m dengan tegangan
pada hambatannya sebesar 0,12 V, benda uji grafit
hambatan jenisnya sebesar 0,9485 m dengan tegangan Gambar 7. Grafik pengaruh tegangan pada jenis benda uji
pada hambatannya sebesar 2,6 V, benda uji cermin terhadap tegangan pada lampu
hambatan jenisnya sebesar 3450 m dengan tegangan pada
hambatannya sebesar 5,4 V, dan benda uji lempeng plastik Pada grafik di atas menunjukan pengaruh tegangan pada
hambatan jenisnya sebesar 10450 m dengan tegangan jenis benda uji terhadap tegangan pada lampu, dimana pada
pada hambatannya sesebesar 5,8 V. tegangan sumber 3,2 V, pada benda uji jepit rambut
menghasilkan tegangan sebesar 0,024 V, tegangan yang
dihasilkan pada lampu sebesar 2,8 V, pada benda uji baud
menghasilkan tegangan sebesar 0,06 V, tegangan yang

5
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

dihasilkan pada lampu sebesar 2,8 V, pada benda uji grafit Pada tegangan sumber 6,2 V, pada benda uji jepit
menghasilkan tegangan sebesar 1,4 V, tegangan yang rambut tegangan lampunya sebesar 4,4 V, dengan arus yang
dihasilkan pada lampu sebesar 2,6 V, pada benda uji cermin dihasilkan sebesar 0,42 A. Pada benda uji baud tegangan
menghasilkan tegangan sebesar 3 V, tegangan yang lampunya sebesar 4,4 V, dengan arus yang dihasilkan
dihasilkan pada lampu sebesar 0 V, dan pada benda uji sebesar 0,42 A. Pada benda uji grafit tegangan lampunya
lempeng plastik menghasilkan tegangan sebesar 3 V, sebesar 3,6 V, dengan arus yang dihasilkan sebesar 0,418 A.
tegangan yang dihasilkan pada lampu sebesar 0 V. Pada benda uji cermin tegangan lampunya 0 V, dengan arus
Pada tegangan sumber 6,2 V, pada benda uji jepit yang dihasilkan sebesar 0,00005 A. Pada benda uji lempeng
rambut menghasilkan tegangan sebesar 0,04 V, tegangan plastik tegangan lampunya 0 V, dengan arus yang dihasilkan
yang dihasilkan pada lampu sebesar 4,4 V, pada benda uji sebesar 0,00002 A.
baud menghasilkan tegangan sebesar 0,1 V, tegangan yang Pada tegangan sumber 9 V, pada benda uji jepit
dihasilkan pada lampu sebesar 4,4 V, pada benda uji grafit rambut tegangan lampunya sebesar 6,2 V, dengan arus yang
menghasilkan tegangan sebesar 2 V, tegangan yang dihasilkan sebesar 0,74 A. Pada benda uji baud tegangan
dihasilkan pada lampu sebesar 3,6 V, pada benda uji cermin lampunya sebesar 6 V, dengan arus yang dihasilkan sebesar
menghasilkan tegangan sebesar 4,4 V, tegangan yang 0,68 A. Pada benda uji grafit tegangan lampunya sebesar 4,4
dihasilkan pada lampu sebesar 0 V, dan pada benda uji V, dengan arus yang dihasilkan sebesar 0,52 A. Pada benda
lempeng plastik menghasilkan tegangan sebesar 4,4 V, uji cermin tegangan lampunya 0 V, dengan arus yang
tegangan yang dihasilkan pada lampu sebesar 0 V. dihasilkan sebesar 0,00008 A. Pada benda uji lempeng
Pada tegangan sumber 9 V, pada benda uji jepit plastik tegangan lampunya 0 V, dengan arus yang dihasilkan
rambut menghasilkan tegangan sebesar 0,054 V, tegangan sebesar 0,000028 A.
yang dihasilkan pada lampu sebesar 6,2 V, pada benda uji
baud menghasilkan tegangan sebesar 0,12 V, tegangan yang
dihasilkan pada lampu sebesar 6 V, pada benda uji grafit
menghasilkan tegangan sebesar 2,6 V, tegangan yang
dihasilkan pada lampu sebesar 4,4 V, pada benda uji cermin
menghasilkan tegangan sebesar 5,4 V, tegangan yang
dihasilkan pada lampu sebesar 0 V, dan pada benda uji
lempeng plastik menghasilkan tegangan sebesar 5,8 V,
tegangan yang dihasilkan pada lampu sebesar 0 V.

Gambar 9. Grafik Hubungan Hambatan terhadap Arus


Pada grafik diatas menunjukan hubungan hambatan (R)
terhadap arus (I), dimana pada tegangan sumber 3,2 V, pada
benda uji jepit rambut hambatannya sebesar 0,8 Ω , arus
yang dihasilkannya sebesar 0,34 A. Pada benda uji baud
hambatannya sebesar 2,7 Ω , arus yang dihasilkannya
sebesar 0,36 A. Pada benda uji grafit hambatannya sebesar
5,4 Ω , arus yang dihasilkannya sebesar 0,24 A. Pada benda
uji cermin hambatannya sebesar 27000 Ω , arus yang
Gambar 8. Grafik pengaruh tegangan pada lampu terhadap arus dihasilkannya sebesar 0,00004 A. Pada benda uji lempengan
plastik hambatannya sebesar 219000 Ω , arus yang
Pada grafik diatas menunjukan pengaruh tegangan pada dihasilkannya sebesar 0,000014 A.
lampu terhadap arus, dimana pada tegangan sumber 3,2 V, Pada tegangan sumber 6,2 V, pada benda uji jepit
pada benda uji jepit rambut tegangan lampunya sebesar 2,8 rambut hambatannya sebesar 0,8 Ω , arus yang
V, dengan arus yang dihasilkan sebesar 0,34 A. Pada benda dihasilkannya sebesar 0,58 A. Pada benda uji baud
uji baud tegangan lampunya sebesar 2,8 V, dengan arus hambatannya sebesar 2,7 Ω , arus yang dihasilkannya
yang dihasilkan sebesar 0,36 A. Pada benda uji grafit sebesar 0,42 A. Pada benda uji grafit hambatannya sebesar
tegangan lampunya sebesar 1,6 V, dengan arus yang 5,4 Ω , arus yang dihasilkannya sebesar 0,418A. Pada benda
dihasilkan sebesar 0,24 A. Pada benda uji cermin tegangan uji cermin hambatannya sebesar 27000 Ω , arus yang
lampunya 0 V, dengan arus yang dihasilkan sebesar 0,00004 dihasilkannya sebesar 0,00005 A. Pada benda uji lempengan
A. Pada benda uji lempeng plastik tegangan lampunya 0 V, plastik hambatannya sebesar 219000 Ω , arus yang
dengan arus yang dihasilkan sebesar 0,000014 A. dihasilkannya sebesar 0,00002 A.

6
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

Pada tegangan sumber 9 V, pada benda uji jepit plastik hambatannya sebesar 219000 Ω , tegangan lampu
rambut hambatannya sebesar 0,8 Ω , arus yang yang dihasilkan sebesar 0 V.
dihasilkannya sebesar 0,74 A. Pada benda uji baud
hambatannya sebesar 2,7 Ω , arus yang dihasilkannya
sebesar 0,68 A. Pada benda uji grafit hambatannya sebesar
5,4 Ω , arus yang dihasilkannya sebesar 0,52 A. Pada benda
uji cermin hambatannya sebesar 27000 Ω , arus yang
dihasilkannya sebesar 0,00008 A. Pada benda uji lempengan
plastik hambatannya sebesar 219000 Ω , arus yang
dihasilkannya sebesar 0,000026 A.

Gambar 11. Grafik hubungan hambatan terhadap tegangan


benda
Pada grafik di atas menunjukan hubungan hambatan
terhadap tegangan benda, dimana pada tegangan sumber 3,2
V, pada benda uji jepit rambut hambatannya sebesar 0,8 Ω,
tegangan yang dihasilkan sebesar 0,024 V. Pada benda uji
baud hambatannya sebesar 2,7 Ω , tegangan yang dihasilkan
sebesar 0,06 V Pada benda uji grafit hambatannya sebesar
Gambar 10. Grafik Hubungan Hambatan terhadap tegangan 5,4 Ω, tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 1,6 V. Pada
lampu benda uji cermin hambatannya sebesar 27000 Ω, tegangan
Pada grafik di atas menunjukan hubungan hambatan yang dihasilkan sebesar 3 V. Pada benda uji lempengan
terhadap tegangan pada lampu, dimana pada tegangan plastik hambatannya sebesar 219000 Ω , tegangan yang
sumber 3,2 V, pada benda uji jepit rambut hambatannya dihasilkan sebesar 3 V.
sebesar 0,8 Ω, tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 2,8 Pada tegangan sumber 6,2 V, pada benda uji jepit
V. Pada benda uji baud hambatannya sebesar 2,7 Ω , rambut hambatannya sebesar 0,8 Ω, tegangan yang
tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 2,8 V Pada benda dihasilkan sebesar 0,04 V. Pada benda uji baud
uji grafit hambatannya sebesar 5,4 Ω, tegangan lampu yang hambatannya sebesar 2,7 Ω , tegangan yang dihasilkan
dihasilkan sebesar 1,6 V. Pada benda uji cermin sebesar 0,1 V. Pada benda uji grafit hambatannya sebesar
hambatannya sebesar 27000 Ω , tegangan lampu yang 5,4 Ω, tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 2 V. Pada
dihasilkan sebesar 0 V. Pada benda uji lempengan plastik benda uji cermin hambatannya sebesar 27000 Ω, tegangan
hambatannya sebesar 219000 Ω , tegangan lampu yang yang dihasilkan sebesar 4,4 V. Pada benda uji lempengan
dihasilkan sebesar 0 V. plastik hambatannya sebesar 219000 Ω, tegangan yang
Pada tegangan sumber 6,2 V, pada benda uji jepit dihasilkan sebesar 4,4 V.
rambut hambatannya sebesar 0,8 Ω, tegangan lampu yang Pada tegangan sumber 9 V, pada benda uji jepit
dihasilkan sebesar 4,4 V. Pada benda uji baud hambatannya rambut hambatannya sebesar 0,8 Ω, tegangan yang
sebesar 2,7 Ω , tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 4,4 dihasilkan sebesar 0,054 V. Pada benda uji baud
V Pada benda uji grafit hambatannya sebesar 5,4 Ω, hambatannya sebesar 2,7 Ω, tegangan yang dihasilkan
tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 3,6 V. Pada benda sebesar 0,12 V. Pada benda uji grafit hambatannya sebesar
uji cermin hambatannya sebesar 27000 Ω , tegangan lampu 5,4 Ω, tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 2,6 V. Pada
yang dihasilkan sebesar 0 V. Pada benda uji lempengan benda uji cermin hambatannya sebesar 27000 Ω, tegangan
plastik hambatannya sebesar 219000 Ω , tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 5,4 V. Pada benda uji lempengan
yang dihasilkan sebesar 0 V. plastik hambatannya sebesar 219000 Ω, tegangan yang
Pada tegangan sumber 9 V, pada benda uji jepit dihasilkan sebesar 5,8 V.
rambut hambatannya sebesar 0,8 Ω, tegangan lampu yang
dihasilkan sebesar 6,2 V. Pada benda uji baud hambatannya
sebesar 2,7 Ω , tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 6,8
V Pada benda uji grafit hambatannya sebesar 5,4 Ω,
tegangan lampu yang dihasilkan sebesar 4,4 V. Pada benda
uji cermin hambatannya sebesar 27000 Ω , tegangan lampu
yang dihasilkan sebesar 0 V. Pada benda uji lempengan

7
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

Gambar 12. Grafik Hubungan hambatan jenis terhadap tegangan Gambar 13. Grafik hubungan hambatan jenis terhadap tegangan
lampu benda
Pada grafik di atas menunjukan hubungan hambatan jenis Pada grafik di atas menunjukan hubungan hambatan jenis
terhadap tegangan lampu dimana pada tegangan sumber 3,2 terhadap tegangan benda dimana pada tegangan sumber 3,2
V, pada bahan uji jepit rambut hambatan jenisnya V, pada bahan uji jepit rambut hambatan jenisnya
0.0000006 m, menghasilkan tegangan sebesar 0,34 V. 0.0000006 m, menghasilkan tegangan benda sebesar
Pada bahan uji baud hambatan jenisnya 0.41512 m, 0,024 V. Pada bahan uji baud hambatan jenisnya 0.41512
menghasilkan tegangan sebesar 0,36 V. Pada bahan uji m, menghasilkan tegangan benda sebesar 0,06 V. Pada
grafit hambatan jenisnya 0.9485 m, menghasilkan bahan uji grafit hambatan jenisnya 0.9485 m,
tegangan sebesar 0,42 V. Pada bahan uji cermin hambatan menghasilkan tegangan benda sebesar 1,6V. Pada bahan uji
jenisnya 3450 m, menghasilkan tegangan sebesar 0,00004 cermin hambatan jenisnya 3450 m, menghasilkan
V. Pada bahan uji lempeng plastik hambatan jenisnya 10450 tegangan benda sebesar 3 V. Pada bahan uji lempeng plastik
m, menghasilkan tegangan sebesar 0,000014 V. hambatan jenisnya 10450 m, menghasilkan tegangan
Pada tegangan sumber 6,2 V, pada bahan uji jepit benda sebesar 3V.
rambut hambatan jenisnya 0.0000006 m, menghasilkan Pada tegangan sumber 6,2 V, pada bahan uji jepit
tegangan sebesar 0,58 V. Pada bahan uji baud hambatan rambut hambatan jenisnya 0.0000006 m, menghasilkan
jenisnya 0.41512 m, menghasilkan tegangan sebesar 0,42 tegangan benda sebesar 0,04 V. Pada bahan uji baud
V. Pada bahan uji grafit hambatan jenisnya 0.9485 m, hambatan jenisnya 0.41512 m, menghasilkan tegangan
menghasilkan tegangan sebesar 0,418 V. Pada bahan uji benda sebesar 0,1 V. Pada bahan uji grafit hambatan
cermin hambatan jenisnya 3450 m, menghasilkan jenisnya 0.9485 m, menghasilkan tegangan benda sebesar
tegangan sebesar 0,00005 V. Pada bahan uji lempeng plastik 2 V. Pada bahan uji cermin hambatan jenisnya 3450 m,
hambatan jenisnya 10450 m, menghasilkan tegangan menghasilkan tegangan benda sebesar 4,4 V. Pada bahan uji
sebesar 0,00002 V. lempeng plastik hambatan jenisnya 10450 m,
Pada tegangan sumber 9 V, pada bahan uji jepit menghasilkan tegangan benda sebesar 4,4 V.
rambut hambatan jenisnya 0.0000006 m, menghasilkan Pada tegangan sumber 9 V, pada bahan uji jepit
tegangan sebesar 0,74 V. Pada bahan uji baud hambatan rambut hambatan jenisnya 0.0000006 m, menghasilkan
jenisnya 0.41512 m, menghasilkan tegangan sebesar 0,68 tegangan benda sebesar 0,054 V. Pada bahan uji baud
V. Pada bahan uji grafit hambatan jenisnya 0.9485 m, hambatan jenisnya 0.41512 m, menghasilkan tegangan
menghasilkan tegangan sebesar 0,52 V. Pada bahan uji benda sebesar 0,12 V. Pada bahan uji grafit hambatan
cermin hambatan jenisnya 3450 m, menghasilkan jenisnya 0.9485 m, menghasilkan tegangan benda sebesar
tegangan sebesar 0,00008 V. Pada bahan uji lempeng plastik 2,6 V. Pada bahan uji cermin hambatan jenisnya 3450 m,
hambatan jenisnya 10450 m, menghasilkan tegangan menghasilkan tegangan benda sebesar 5,4 V. Pada bahan uji
sebesar 0,000026 V. lempeng plastik hambatan jenisnya 10450 m,
menghasilkan tegangan benda sebesar 5,8 V.

8
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

begitupun sebaliknya jika tegangang sumber yang diberikan


sebesar 9 Volt maka arus sumbernya sebesar 0,87 A. dilihat
dari kemiringan grafiknya bahwa hubungan tegangan
sumber terhadap arus sumber adalah berbanding lurus.
Ketika tegangan sumber yang diberikan kecil maka arus
sumber yang dihasilkan akan kecil. Sebaliknya, jika
tengangan sumber yang dihasilkan besar maka arus sumber
yang dihasilkan akan besar.

5. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum hambatan penghantar ini
Gambar 14. Grafik hubungan hambatan terhadap hambatan jenis adalah pengaruh hambatan jenis (𝜌) terhadap tegangan (v)
yaitu berbanding terbalik semakin besar hambatan jenis
Pada grafik di atas menunjukan hubungan hambantan pada suatu bahan uji maka tegangan keluarannya akan kecil.
terhadap hambatan jenis, pada benda uji jepit rambut Pengaruh hambatan jenis (𝜌) terhadap arus (I) keluaran juga
hambatannya sebesar 0,8 , hambatan jenis yang berbanding terbalik, dimana semakin besar hambatan jenis
dihasilkannya sebesar 0,0000006 m. pada benda uji baud pada suatu bahan maka arus keluaran yang dihasilkan
hambatannya sebesar 2,7 , hambatan jenis yang semakin kecil juga. Hambatan penghantar (R) berbanding
dihasilkannya sebesar 0,41512m. Pada benda uji grafit terbalik dengan luas penampang pada setiap bahan uji [16],
𝑙
hambatannya sebesar 5,4 , hambatan jenis yang hal ini sesuai dengan persamaan: 𝑅 = 𝜌 . Bahan uji yang
𝐴
dihasilkannya sebesar 0,9485m. Pada benda uji cermin tepat digunakan sebagai hambatan dalam proses
hambatannya sebesar 27000 , hambatan jenis yang menyalakan lampu adalah isi pensil (grafit) dengan nilai
dihasilkannya sebesar 3450 m. Pada benda uji lempeng resitansinya 7,4 Ω, walaupun nyala lampu yang dihasilkan
plastik grafit hambatannya sebesar 219000 , hambatan tidak seterang penjepit rambut dan baud. Tetapi grafit ini
jenis yang dihasilkannya sebesar 10000,45 m. dilihat dari tidak akan mengalami korsleting ketika tegangan pada
kemiringan graik diatas hubungan antara hambatan dengan power supply dinaikan, beda halnya dengan penjepit rambut
hambatan jenis pada setiap benda uji adalah berbanding dan baud ketika tegangan pada power supply dinaikan maka
lurus, dimana ketika hambatannya kecil hambatan jenisnya lampu akan mengalami korsleting.
juga kecil, begitupun sebaliknya jika hambatnnya besar
maka hambatan jenisnya juga besar. 6. Ucapan Terima Kasih
Mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Adam Malik,
M.Pd., selaku dosen mata kuliah Laboratorium Fisika
Sekolah Lanjutan II yang telah membantu dan membimbing
dalam praktikum kesetaraan kalor listrik ini.

Daftar Pustaka

[1] A. Y. Suroso, P. A. and K. , Ensiklopedia Sains dan


Kehidupan, Jakarta: CV Tarity Samudera Berlian,
2003.

Gambar 15. Grafik hubungan tegangan sumber terhadap arus [2] M. F. D. B. Widodo, "Karakteristik Aliran Panas
sumber yang digunakan dalam Logam Penghantar Listrik," Jurnal Teknik
Pada grafik di atas menunjukan hubungan tegangan sumber OMITS , vol. 1, no. 1, pp. 1-5, 2013.
terhadap arus sumber yang digunakan, dimana ketika
tegangan sumbernya 3,2 V, arus sumber yang dihasilkan [3] S. Somantri and M. T. Sumanji, "Konsistensi
sebesar 0,19 A, sedangkan ketika tegangan sumbernya 6,2 Hambatan Kawat Kumparan Terhadap Hukum Ohm
V maka arus sumbernya sebesar 0,53 A, dan ketika tegangan pada Berbagai Medium," Prosiding Pertemuan
sumber yang digunakan sebesar 9 V maka arus sumbernya Ilmiah XXV HFI Jateng dan DIY, vol. 01, pp. 84-88,
sebesar 0,87 A. hal inimenunjukan bahwa hubungannya 2014.
berbanding lurus, ketika tegangan sumber yang diberikan
kecil maka arus sumber yang dihasilkannya pun akan kecil,

9
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

[4] C. G. Berrocal, K. Hornbostel and M. R. Geiker,


"Electrical Resistivity Measurement in Steel Fibre
Reinforced cementitinous Materials," Jornal
ELSEVIER, vol. 89, pp. 216-229, 2018.

[5] E. Purwadari, Petunjuk Praktikum Fisika Dasar,


Jember: Universitas Jember, 2013.

[6] B. Juliyanto and S. , "Pengaruh Suhu Terhadap


Hambatan Rangkaian Listrik," Jurnal Fisika, vol. 3,
no. 2, pp. 102-104, 2013.

[7] A. Samoelian, I. C. A. A. B. and G. R. , "Electrical


Resistivity Survey in Soil Science: a Review," Jurnal
Postprint, vol. 83, pp. 173-193, 2015.

[8] Sekeon, "Pengenalan Metode Geolistrik dalam


Eksplorasi Potensi Panas Bumi untuk Siswa SMA,"
Prosiding Seminar Kontribusi Fisika (SKF), Vols.
ISBN 978-602-19655-7-3, pp. 71-74, 2014.

[9] A. Ariyanto, R. D. Handayani and B. Supriyadi,


"Studi Pengaruh Tensile Stress Terhadap Nilai
Hambatan Kawat Penghantar," Jurnal Seminar
Nasional Pendidikan Fisika 2016, vol. 1, pp. 349-356,
2016.

[10] Irzaman, "Studi Konduktivitas ListrikFilm Tipis Ba0,


25Sr0,75TiO3 yang didadah Ferium Oksida (BFST
)Menggunakan Metode ChemicalSolution
Deposition," Jurnal Berkala Fisika , vol. 13, no. 01,
pp. 20101410-9662, 2010.

[11] A.-H. T, B. S. and A.-M. A. , "Selection of


Temperature Measuring Sensors Using teh Analytics
Hierarchy Process," Jordan Journal Of Mechanical
and Industrial Enggineering, vol. 5, pp. 1-11, 2011.

[12] Muslim and Z. M, Seri Fisika Dasar Listrik Dinamik


dan Magnet Statik, Yogyakarta: Prodi Pendidikan
Fisika FMIPA UGM, 2006.

[13] H. D. Young and F. Roger A, Fisika Universitas,


Jakarta: Erlangga, 2002.

[14] T. U. Faizatin, I. Amalia, A. Rahmasari and M. A.


Herlambang, "Hambatan Jenis Kawat," Jurnal
Seminar Fisika Dasar II ;L-1, vol. 5, pp. 1-6, 2011.

[15] Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknik, Jakarta:


Erlangga , 1998.

[16] D. C. Giancoli, "FISIKA Edisi Kelima Jilid 1,"


Jakarta, Erlangga, 2011.

10
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

LAMPIRAN 𝐼 = (𝐼 ± ∆𝐼) = (0,190 ± 0,001) 𝐴

PENGOLAHAN DATA 2) Arus Sumber II


𝐼 = 0,53 𝐴
A. Tegangan Sumber
1 1
1) Tegangan 1 ∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,002 = 0,001 𝐴
2 2
∆𝐼
𝑉 = 3,2 𝑉 𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝐼
1 1
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑉 =
0,001
𝑥100 %
2 2
0,53
∆𝑉
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % = 0,18867 % (4AP)
𝑉
0,1 𝐼 = (𝐼 ± ∆𝐼) = (0,530 ± 0,001) 𝐴
= 𝑥100 %
3,2
3) Arus Sumber III
= 3,125 % (3AP)
𝐼 = 0,87 𝐴
𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (3,20 ± 0,10) 𝑉
1 1
2) Tegangan 2 ∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,002 = 0,001 𝐴
2 2
∆𝐼
𝑉 = 6,2 𝑉 𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝐼
1 1
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑉 =
0,001
𝑥100 %
2 2
0,87
∆𝑉
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % = 0,1149925 % (4AP)
𝑉
0,1 𝐼 = (𝐼 ± ∆𝐼) = (0,870 ± 0,001) 𝐴
= 𝑥100 %
6,2

= 1,6129 % (3AP)
C. Isi Pensil/Grafit
𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (6,20 ± 0,10) 𝑉
1) Tegangan Grafit (Vb)
3) Tegangan 3
a) Tegangan grafit I
𝑉 =9𝑉
1 1
𝑉 = 14 𝑉
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑉 1 1
2 2
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑉
∆𝑉 2 2
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % ∆𝑉
𝑉
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
0,1 𝑉
= 𝑥100 % 0,1
9
= 𝑥100 %
14
= 1,11 % (3AP)
= 7,142 % (3AP)
𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (9,00 ± 0,10) 𝑉
𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (1,40 ±
0,10) 𝑉
b) Tegangan Grafit II
B. Arus Sumber
𝑉 =2𝑉
1) Arus Sumber I
1 1
𝐼 = 0,19 𝐴 ∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑉
2 2
1 1 ∆𝑉
∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,002 = 0,001 𝐴 𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
2 2 𝑉
∆𝐼 0,1
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % = 𝑥100 %
𝐼 2
0,001 = 5 % (3AP)
= 𝑥100 %
0,19

= 0,526 % (4AP)

11
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (2,00 ± 𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (4,40 ±


0,10) 𝑉 0,10) 𝑉
c) Tegangan Grafit III 3) Arus Rangkaian (I)
𝑉 = 2,6 𝑉 a) Arus Rangkaian I
1 1 𝐼 = 0,24 𝐴
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑉
2 2
1 1
∆𝑉 ∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,002 =
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % 2 2
𝑉
0,1 0,001 𝐴
= 𝑥100 %
2,6 ∆𝐼
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝐼
= 3,846 % (3AP)
0,001
𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (2,6 ± = 𝑥100 %
0,24

0,10) 𝑉 = 0,4165 % (4AP)


2) Tegangan Lampu (VL) 𝐼 = (𝐼 ± ∆𝐼) = (0,240 ±
a) Tegangan Lampu I 0,001) 𝐴
𝑉 = 1,6 𝑉 b) Arus Rangkaian II
1 1 𝐼 = 0,413 𝐴
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑉
2 2
1 1
∆𝑉 ∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,002 =
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % 2 2
𝑉
0,1 0,001 𝐴
= 𝑥100 %
1,6 ∆𝐼
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝐼
= 6,25 % (3AP)
0,001
𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (1,60 ± = 𝑥100 %
0,413

0,10) 𝑉 = 0,239 % (4AP)


b) Tegangan Lampu II 𝐼 = (𝐼 ± ∆𝐼) = (0,413 ±
𝑉 = 3,6 𝑉 0,001) 𝐴
1 1
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑉 c) Arus Rangkaian III
2 2
∆𝑉 𝐼 = 0,52 𝐴
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝑉 1 1
0,1
∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,002 =
2 2
= 𝑥100 %
3,6
0,001 𝐴
= 2,78 % (3AP) ∆𝐼
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝐼
𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (3,60 ±
0,001
0,10) 𝑉 = 𝑥100 %
0,52

c) Tegangan Lampu III = 0,192 % (4AP)


𝑉 = 4,4 𝑉 𝐼 = (𝐼 ± ∆𝐼) = (0,520 ±
1 1
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑉 0,001) 𝐴
2 2
∆𝑉 4) Hambatan (R)
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝑉
𝑅 = 0,87 Ω
0,1
= 𝑥100 % 1 1
4,4 ∆𝑅 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 Ω
2 2
= 2,77 % (3AP)

12
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

∆𝑅 1 1
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % ∆𝑑 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,001 =
𝑅 2 2
0,1 0,0005 𝑚
= 𝑥100 %
5,4
∆𝑃
= 1,85 % (3AP) 𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝑃
0,0005
𝑅 = (𝑅 ± ∆𝑅) = (5,40 ± 0,10) Ω = 𝑥100 %
0.087
5) Panjang Grafit (l) = 0,5747 % (4AP)
𝑙 = 9,5 𝑐𝑚 = 0,095 𝑚 𝑃 = (𝑃 ± ∆𝑃) = (0,087 ±
1 1
∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,001 = 0,0005 𝑚 0,005) 𝑚
2 2
∆𝐼 3) Lebar Cermin (l)
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝐼
0,0005 𝑙 = 4,7 𝑥 10−2 𝑚
= 𝑥100 %
0,095 1 1
∆𝑑 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,001 =
2 2
= 0,52 % (4AP)
0,0005 𝑚
𝑙 = (𝑙 ± ∆𝑙) = (0,095 ±
∆𝑃
0,0005) 𝑚 𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝑃
0,0005
6) Diameter Grafit (l) = 𝑥100 %
0.047
−3
𝑑 = 2,52 𝑚𝑚 = 2,52 𝑥 10 𝑚 = = 1,063 % (3AP)
−5
252 𝑥 10 𝑚 𝑙 = (𝑙 ± ∆𝑙) = (0,047 ±
1 1
∆𝑑 = 𝑛𝑠𝑡 = 10−5 = 0,005) 𝑚
2 2

0,5 𝑥 10−5 𝑚 4) Tegangan Cermin (Vb)

𝐾𝑠𝑟 =
∆𝑑
𝑥100 % a) Tegangan Cermin I
𝑑
𝑉 = 3, 𝑉
0,5 𝑥 10−5
= −5 𝑥100 % 1 1
252 𝑥 10 ∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 =
2 2
= 0,198 % (4AP)
0,1 𝑉
𝑑 = (𝑑 ± ∆𝑑) = (2,520 ± ∆𝑉
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
0,005)𝑥10−3 𝑚 𝑉
0,1
D. Cermin = 𝑥100 %
3

1) Hambatan (R) = 3,33 % (3AP)


𝑅 = 75,9 𝑘Ω 𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (3,00 ±
1 1
∆𝑅 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,1 = 0,05 𝑘Ω 0,10) 𝑉
2 2
∆𝑅 b) Tegangan Cermin II
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝑅
𝑉 = 4,4 𝑉
0,1
= 𝑥100 % 1 1
75,9 ∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 =
2 2
= 0,06587 % (4AP)
0,1 𝑉
𝑅 = (𝑅 ± ∆𝑅) = (75,90 ± ∆𝑉
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
0,050) 𝑘Ω 𝑉
0,1
2) Panjang Cermin (P) = 𝑥100 %
4,4

𝑃 = 8,7 𝑥 10−2 𝑚 = 2,27 % (3AP)

13
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (4,40 ± ∆𝑉
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝑉
0,10) 𝑉 0,1
= 𝑥100 %
0
c) Tegangan Cermin III
=∞%
𝑉 = 5,8 𝑉
1 1 𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (0 ±
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 =
2 2
∞) 𝑉
0,1 𝑉
6) Arus Rangkaian (I)
∆𝑉
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % a) Arus Rangkaian I
𝑉
0,1 𝐼 = 0,04 𝑚𝐴 =
= 𝑥100 %
5,8
0,04 𝑥 10−3 𝐴
= 1,72 % (3AP)
1 1
𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (5,80 ± ∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,002 =
2 2

0,10) 𝑉 0,001 𝐴
∆𝐼
5) Tegangan Lampu (VL) 𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝐼
a) Tegangan Lampu I 0,001
= 𝑥100 %
0,04
𝑉 =0𝑉
1 1 = 2,5 % (3AP)
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 =
2 2
𝐼 = (𝐼 ± ∆𝐼) = (0,04 ±
0,1 𝑉
0,001)𝑥10−3 𝐴
∆𝑉
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % b) Arus Rangkaian II
𝑉
0,1
= 𝑥100 % 𝐼 = 0,05 𝑚𝐴 =
0

=∞% 0,05 𝑥 10−3 𝐴


1 1
𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (0 ± ∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,002 =
2 2

∞) 𝑉 0,001 𝐴
b) Tegangan Lampu II ∆𝐼
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 %
𝐼
𝑉 =0𝑉 0,001
= 𝑥100 %
1 1 0,05
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 =
2 2
= 2 % (3AP)
0,1 𝑉
𝐼 = (𝐼 ± ∆𝐼) = (0,05 ±
∆𝑉
𝐾𝑠𝑟 = 𝑥100 % 0,001)𝑥10−3 𝐴
𝑉
0,1
= 𝑥100 % c) Arus Rangkaian III
0

=∞% 𝐼 = 0,08 𝑚𝐴 =

𝑉 = (𝑉 ± ∆𝑉) = (0 ± 0,04 𝑥 10−3 𝐴


1 1
∞) 𝑉 ∆𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,002 =
2 2
c) Tegangan Lampu III 0,001 𝐴
𝑉 =0𝑉 𝐾𝑠𝑟 =
∆𝐼
𝑥100 %
𝐼
1 1
∆𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,001
2 2 = 𝑥100 %
0,08
0,1 𝑉

14
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

= 1,25 % (3AP) PERHITUNGAN DATA


𝐼 = (𝐼 ± ∆𝐼)
Luas
= (0,08 ± 0,001)
𝑥10−3 𝐴
a) Pada grafit ∆𝐴
𝑘𝑠𝑟 = 𝑥 100 %
𝐴
1
𝐴 = 𝜋𝑑 2 0,0001 𝑥 10−6 𝑚2
4 = 𝑥 100%
0,000785 𝑥 10−6 𝑚2
1
= 3,14 . (2,50 𝑥 10−3 )2
4 = 12,73 % (2 𝐴𝑃)
3,14 −6
= (6,25 𝑥 10 ) 𝐴 = (𝐴 ± ∆𝐴) = (0,000785
4

= 4,9 𝑥 10−6 𝑚2 ±0,0001)10−16 𝑚2


𝜕𝐴 𝜕𝐴 c) Pada Baut
∆𝐴 = ( ) ∆𝑑 + ( ) ∆𝑑
𝜕𝐷 𝜕𝑑
1
𝐴 = 𝜋𝑑 2
= 𝑑(∆𝑑) + 𝑑(∆𝑑) = 4
1
(2,50 𝑥 10−3 )(0,005 𝑥 10−3 ) + = 3,14 . (2,800 𝑥 10−3 )2
4
(2,50 𝑥 10−3 )(0,005 𝑥 10−3 ) = =
3,14
(2,800𝑥 10−6 )
4
(0,0125 𝑥 10−6 ) +
= 6,15 𝑥 10−6 𝑚2
−6
(0,0125 𝑥 10 ) 𝜕𝐴 𝜕𝐴
∆𝐴 = ( ) ∆𝑑 + ( ) ∆𝑑
= (0,025 𝑥 10 −6 ) 𝑚2 𝜕𝐷 𝜕𝑑

∆𝐴 = 𝑑(∆𝑑) + 𝑑(∆𝑑) =
𝑘𝑠𝑟 = 𝑥 100 %
𝐴 −3 )(0,005 −3 )
(2,800 𝑥 10 𝑥 10 +
0,025 𝑥 10−6 𝑚2
= 𝑥 100% (2,800 𝑥 10−3 )(0,005 𝑥 10−3 ) =
4,9 𝑥 10−6 𝑚2

(0,014 𝑥 10 −6 ) −6
= 0,51 % (4 𝐴𝑃) + (0,014 𝑥 10 )
−6 )
𝐴 = (𝐴 ± ∆𝐴) = (4,9 = (0,028 𝑥 10 𝑚2
±0,025 )10−16 𝑚2 𝑘𝑠𝑟 =
∆𝐴
𝑥 100 %
𝐴
b) Pada jepit rambut 0,028 𝑥 10−6 𝑚2
= 𝑥 100%
1 6,15 𝑥 10−6 𝑚2
𝐴 = 𝜋𝑑 2
4
= 0,45 % (4 𝐴𝑃)
1
= 3,14 . (0,01 𝑥 10−3 )2
4 𝐴 = (𝐴 ± ∆𝐴 = (6,15
3,14 −6
=
4
(0,01 𝑥 10 ) ±0,028 )10−16 𝑚2
= 0,0000785 𝑥 10−6 𝑚2 d) Pada Cermin
𝜕𝐴 𝜕𝐴 𝐴=𝑝𝑥𝑙
∆𝐴 = ( ) ∆𝑑 + ( ) ∆𝑑
𝜕𝐷 𝜕𝑑
= 0,087 𝑥 0,047
= 𝑑(∆𝑑) + 𝑑(∆𝑑) =
= 0,004 𝑚2
(0,01 𝑥 10−3 )(0,005 𝑥 10−3 ) +
𝜕𝐴 𝜕𝐴
(0,01 𝑥 10−3 )(0,005 𝑥 10−3 ) ∆𝐴 = ( ) ∆𝑃 + ( ) ∆𝑙
= 𝜕𝑃 𝜕𝑙

(0,00005 𝑥 10 −6 )
+ = 𝑙(∆𝑃) + 𝑃(∆𝑙)
(0,00005 𝑥 10−6 ) = (0,047)(0,0005) +
= (0,0001 𝑥 10 −6 ) 𝑚2 (0,087)(0,0005)

15
Journal XX (XXXX) XXXXXX Author et al

= 0,000023 + 0,000043
= 0,000066 𝑚2
∆𝐴
𝑘𝑠𝑟 = 𝑥 100 %
𝐴
0,000066 𝑚2
= 𝑥 100%
0,004 𝑚2

= 1,65 % (3 𝐴𝑃)
𝐴 = (𝐴 ± ∆𝐴 = (0,004
± 0,000066 ) 𝑚2
e) Pada Keping Plastik
𝐴=𝑝𝑥𝑙
= 0,050 𝑥 0,050
= 0,0025 𝑚2
𝜕𝐴 𝜕𝐴
∆𝐴 = ( ) ∆𝑃 + ( ) ∆𝑙
𝜕𝑃 𝜕𝑙

= 𝑙(∆𝑃) + 𝑃(∆𝑙)
= (0,050)(0,0005) +
(0,050)(0,0005)
= 0,000025 + 0,000025
= 0,00005 𝑚2
∆𝐴
𝑘𝑠𝑟 = 𝑥 100 %
𝐴
0,00005 𝑚2
= 𝑥 100%
0,0025 𝑚2

= 2 % (3 𝐴𝑃)
𝐴 = (𝐴 ± ∆𝐴 = (0,0025
± 0,00005 ) 𝑚2

16
17

Anda mungkin juga menyukai