OLEH :
NIM : 20500117018
GOLONGAN : A
KELOMPOK : IV (EMPAT)
LABORATORIUM FISIKA
2018
LAPORAN LENGKAP
OLEH :
NIM : 20500117004
GOLONGAN : A
KELOMPOK : IV (EMPAT)
2018
LAPORAN LENGKAP
OLEH :
NAMA : WIRANTI
NIM : 20500117011
GOLONGAN : A
KELOMPOK : IV (EMPAT)
2018
LAPORAN LENGKAP
OLEH :
NIM : 20500117026
GOLONGAN : A
KELOMPOK : IV (EMPAT)
2018
LAPORAN LENGKAP
OLEH :
NAMA : NURINDAH
NIM : 20500117035
GOLONGAN : A
KELOMPOK : IV (EMPAT)
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum fisika dasar 1 dengan judul percobaan “
Tekanan Dan Hukum Utama Hidrostatika” yang disusun oleh :
Nama : Era Fasira
Nim : 20500117018
Kelas : A
Golongan/Kelompok : A / IV (Empat)
Mengetahui
Koordinator Kelas
Praktikum Fisika Dasar 1
Mengetahui
Koordinator Kelas
Praktikum Fisika Dasar 1
Mengetahui
Koordinator Kelas
Praktikum Fisika Dasar 1
Mengetahui
Koordinator Kelas
Praktikum Fisika Dasar 1
Mengetahui
Koordinator Kelas
Praktikum Fisika Dasar 1
A. Judul percobaan
Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Tekanan dan Hukum Utama
Hidrostatika”.
B. Latar belakang
Tekanan hidrostatika adalah tekanan yang terjadi di bawah permukaan air
(fluida statis). Selama ini kita tahu bahwa tekanan pada zat padat hanya ke arah
bawah, hal ini berlaku jika tidak ada gaya dari luar. Hal ini berbeda dengan tekanan
pada zat cair, tekanan pada zat cair menyebar ke segala arah. Adanya tekanan pada
zat cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair
tersebut. Besar tekanan zat cair tersebut tergantung pada kedalaman zat cair, semakin
dalam letak letak suatu bagian zat cair, akan semakin besar pula tekanan pada zat cair
itu.
A. Judul percobaan
Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Tekanan dan Hukum Utama
Hidrostatika”.
B. Latar belakang
Didalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai macam zat yaitu zat
cair, zat padat, dan zat gas. Zat cair merupakan cairan berbentuk cair seperti air,
minyak, spirtus dan sebagainya. Zat padat adalah zat yang memiliki bentuk keras
atau padat seperti es batu. Zat gas meru pakan zat yang berbentuk gas atau udara
seperti balon yang ditiup berisi gas.
Fluida adalah zat yang tidak dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Oleh sebab itu yang termasuk fluida
hanyalah zat cair dan zat gas. Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak
lurus pada suatu bidang dibagi dengan luas bidang itu. Pada fluida statis terdapat
tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis memiliki keterkaitan terhadap luas
permukaan wadah atau bejana.Tekanan hidrostatis didefinisikan sebagai besarnya
gaya tekan zat cair yang dialami oleh bejana tiap satuan luas. Didalam fluida terdap
at tekanan dimana jika luas permukaan wadah lebih besar maka tekanan yang
dihasilkan semakin kecil dan sebaliknya jika luas permukaan wadah wadah lebih
kecil maka tekanan yang dihasilkan semakin besar. Jadi luas permukaan wadah
mempengaruhi besar atau kecilnya tekanan yang dihasilkan.
A. Judul percobaan
Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Tekanan dan Hukum Utama
Hidrostatika”.
B. Latar belakang
Statika fluida, kadang disebut juga Hidrostatika, adalah cabang ilmu yang
mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika
fluida. Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan matematika pada subyek
tersebut. jika luas permukaan wadah lebih besar maka tekanan yang dihasilkan
semakin kecil dan sebaliknya jika luas permukaan wadah wadah lebih kecil maka
tekanan yang dihasilkan semakin besar. Jadi luas permukaan wadah mempengaruhi
besar atau kecilnya tekanan yang dihasilkan. Statika fluida mencakup kajian kondisi
fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida untuk
melakukan kerja disebut hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam keadaan
bergerak disebut sebagai dinamika fluida.
Karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimampatkan, fluida dapat
menghasilkan tekanan normal pada semua permukaan yang berkontak dengannya.
Pada keadaan diam (statik), tekanan tersebut bersifat isotropik, yaitu bekerja dengan
besar yang sama ke segala arah. Karakteristik ini membuat fluida dapat
mentransmisikan gaya sepanjang sebuah pipa atau tabung, yaitu, jika sebuah gaya
diberlakukan pada fluida dalam sebuah pipa, maka gaya tersebut akan ditransmisikan
hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya lawan di ujung pipa yang besarnya tidak sama
dengan gaya yang ditransmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah yang sesuai
dengan arah gaya resultan. Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat
cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Hubungan antara tekanan hidrostatik dengan
gaya angkat terletak pada perbedaan kedalaman benda tercelup, dimana benda yang
tercelup akan mempengaruhi perbedaan tekanan hidrostatis yang dialami benda,
semakin dalam benda tercelup maka semakin besar tekanan hidrostatis yang dialami
benda.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan dengan judul tekanan
dan hukum utama hidrostatika. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kedalaman terhadap tekanan hidrostatik, untuk mengetahui pengaruh massa jenis zat
cair terhadap tekanan hidrostatik, untuk memahami prinsip percobaan tekanan
hidrostatik, untuk dapat menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan
hukum utama hidrostatika.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul percobaan
Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Tekanan dan Hukum Utama
Hidrostatika”.
B. Latar belakang
Ada perbedaan kemampuan antara permukaan zat padat dengan perm,ukaan
zat cair dalam menerima gaya-gaya. Permukaan zat padat, dengan batas-batas
tertentu mampu menahan gaya tangensial yang bekerja pada permukaannya yang
berarti mampu menahan tegangan geser, sedangkan zat cair pada umumnya tidak
mampu menahan gaya tangensial yang bekerja pada permukaannya, atau berarti
tidak mampu Manahan tegangan geser.
Jika ada gaya tangensial yang bekerja pada permukaan zat cair, maka
partikel atau bagian zat cair yang kena gaya itu langsung meluncur terhadap bagian
yang lainnya. Ketidakmampuan zat cair dalam menahan gaya tangensialk atau
tegangan geser inilah yang sesungguhnya memberikan kemampuan kepada zat cair
untuk mengalir atau berubah bentuk.Karena zat cair tidak memiliki kemampuan
untuk melawan gaya tangensial, maka untuk membahas gayagaya yang bekerja pada
permukaan zat cair didefinisikan konsep tekanan. Tekanan (P) didefinisikan sebagai
besarnya gaya normal atau gaya tegak lurus (F) yang bekerja pada tiap satu satuan
luas permukaan (A), atau secara matematik dinyatakan dengan persamaan. Fluida
adalah zat yang tidak dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika ditekan. Oleh sebab itu yang termasuk fluida hanyalah zat
cair dan zat gas. Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu bidang dibagi dengan luas bidang itu. Pada fluida statis terdapat tekanan
hidrostatis. Tekanan hidrostatis memiliki keterkaitan terhadap luas permukaan
wadah atau bejana.Tekanan
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan dengan judul tekanan
dan hukum utama hidrostatika. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kedalaman terhadap tekanan hidrostatik, untuk mengetahui pengaruh massa jenis zat
cair terhadap tekanan hidrostatik, untuk memahami prinsip percobaan tekanan
hidrostatik, untuk dapat menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan
hukum utama hidrostatika.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul percobaan
Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Tekanan dan Hukum Utama
Hidrostatika”.
B. Latar belakang
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang disebabkan oleh zat cair yang
berada dalam kesetimbangan atau statis. Bila suatu zat cair berada dalam keadaan
kesetimbangan atau statis, maka setiap bagian zat cair itu juga berada dalam keadaan
kesetimbangan atau statis. Tinjaulah sebuah elemen zat cair yang dipilih berbentuk
ssilinder yang tipis seperti “pil obat” yang luas penampangnya A dan tebalnya dh,
bagian atasnya berada pada kedalaman h1 dan bagian bawahnya berada pada
kedalaman h2 dari permukaan zat cair yang berada dalam keadaan kesetimbangan
atau statis.
Besar tekanan yang diberikan oleh sebuah gaya yang bekerja pada suatu
benda bergantung pada besar gaya dan luas permukaan kontak gaya tersebut.Dalam
dinamika gerak kita mengenal gaya yang beraksi pada suatu benda Dalam dinamika
gerak kita mengenal gaya yang beraksi pada suatu benda,sekarang pun kita akan
dengan mudah untuk menjelaskan gaya yang beraksi padasuatu fluida. Dalam fluida,
besarnya gaya yang beraksi secara merata dan tegak lurus dengan permukaan seluas
A disebut tekanan. Tekanan pertama kali diukur oleh Evangelista Torricelli(1608-
1647), ia mengisi tabung dengan air raksa sampai penuh sehingga tidak ada udara
didalam tabung, kemudian membalikan tabung itu dan diletakkan dalam
sebuah bejana yang berisi air raksa.Torricelli mencatat tinggi air raksa dalam tabung
di atas permukaan bejana setinggi 76 cm. menurut Pascal tekanan atmosfer yang
bekerja pada bejanaakan diteruskan ke segala arah. Air raksa di dalam tabung yang
semula penuh sekarang turun sebagai akibat tekanan berat air raksa., tekanan oleh
kolomudara ini besarnya sama dengan tekanan 1 atm.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan dengan judul “tekanan
dan hukum utama hidrostatika” dengan tujuan agar dapat mengetahui pengaruh
kedalaman terhadap tekanan hidostatika. Mengetahui prinsip percobaan tekanan
hidrostatika dan dapat menentukan massa jenis zat cair menggunakan hukum hukum
utama hidrostatika yang dilakukan pada percobaan “tekanan dan hukum utama
hidrostatika”.
C.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
A. Fluida
Kita sudah lazim menggolongkan materi, yang ditinjau secara mikroskopik
kedalam benda padat dan fluida. Suatu fluida adalah suatu zat yang mengalir. Jadi
istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi seperti itu tidaklah selalu jelas.
Beberapa fluida seperti gas mengalir begitu lambat sehingga berperilaku seperti
benda padat untuk interval waktu yang biasanya kita gunakan untuk bekerja dengan
benda-benda tersebut. Plasma, yang merupakan gas yang sangat terionisasi tiak
cocok digolongkan dalam salah satu kategori ini : plasma tersebut seringkali
dinamakan : “keadaan keempat dari materi (four state of matter) untuk membedakan
dari keadaan padat, keadaan cair dan keadaan gas. Malah perbedaan diantara suatu
cairan dan suatu gas tidaklah jelas karena dengan mengubah tekanan dan temperatur
secara tepat, maka kita mungkin mengubah suatu cairan (air misalnya) menjadi suatu
gas (uap misalnya) tanpa munculnya suatu miniskus dan tanpa mendidih : massa
jenis dan viskositas berubah secara continue diseluruh proses tersebut. Hukum-
hukum dasar yang sama akan mengontrol sifat statika dan sifat dinamika dan gas
kendatipun ada perbedaan-perbedaan diantara cairan dan gas yang kita amati pada
tekanan-tekanan biasa (Wiley,1978:56).
Fluida kebalikan dari zat padat, adalah zat yang dapat mengalir. Fluida
menyusaikan diri dengan bentuk wadah apapun dimana kita mendapatkannya. Fluida
bersifat demikian karena tidak dapat menahan gaya yang bersinggungan dengan
permukaaannya(fluida berarti zat yang mengalir karena tidak dapat menahan
tengangan geser (shearing stress) tetapi dapat mengeluarkan gaya yang tegak lurus
dengan permukaannya). Beberapa bahan seperti pelapis anti bocor , membutuhkan
waktu yang lama untuk menyusaikan diri dengan bentuk wadahnya, tetapi akhirnya
mereka dapat melakukannya. Oleh karena itu kita kelompokkan bahan tersebut
sebagai fluida (halliday,2005:387).
B. Massa jenis atau Densitas
Dalam sebuah gas keajauhan rata-rata antar dua molekul adalah besar,
berbanding dengan ukuran dari sebuah molekul molekul yang mempunyai sedikit
pengaruh di satu sama lain kecuali selama pendorongan, sifat penting dari zat adalah
rasio massa terhadap volumenya yang dinamakan massa jenis (kreeman,2008:424)
Untuk menemukan densitas ρ sebuah fluida pada titik manapun kita isolasi
suatu elemen yang memiliki volume kecil (∆𝑣) disekitar titik tesebut dan mengukur
massa fluida (∆𝑚) yang terkandung dalam elemen tersebut maka densitasnya adalah:
∆𝑚
𝜌= (1)
∆𝑣
Dalam teori, densitas pada titik manapun dalam fluida adalah batas dari rasio tersebut
seiriing dengan semakin mengecilnya volume elemen (∆𝑣) pada titik tersebut. Pada
penerapannya kita asumsikan sampel fluda tersebut besar relatif terhadap dimensi
atomik dan bersifat “mulus” (dengan densitas yang seragam bukan bongkahan atom.
Asusmsi ini membuat kita menyimpulkan persamaan (1) sebgai berikut
𝑚
𝜌= (2)
𝑣
Dimana:
𝜌 = massa jenis (kg/m3)
m = massa(kg)
v = volume(ml)
(halliday,2005:388).
C. Tekanan
Dalam teori, tekanan pada titik manapun dalam fluida merupakan batas dari
rasio ini karena luas permukaan ∆𝐴yang berpusat pada titik tersebut dibuat lebih
kecil dan semakin mengecil. Namun, jika gaya pada area datar seragam, kita dapat
merumuskan persamaan (3) sebagai berikut
𝐹
𝑝= (3)
𝐴
Dimana F adalah besarnya gaya normal pada area A (ketika kita menyatakan sebuah
gaya itu seragam pada sebuah area, maksudnya adalah bahwa gaya tersebut
terdsitribusi secara merata kesetiap titik araea tersebut (halliday,2005:388).
Ketika fluida (baik cair maupun gas) berada dalam keadaan tenang, fluida
akan memberikan gaya itu seragam pada suatu area . maksudnya fluida akan
memberikan gaya yang tegak lurus keseluruh permukaan kontaknya, seperti dinding
bejana atau benda yang tecelup dalam fluida. Ini merupakan gaya yang dirasakan jika
menekan kaki apabila menyantai di kolam renang. Ketika fluida secara keseluruhan
berada pada keadaan tenang, molekul-molekul yang menyusunnya tetap bergerak.
Gaya yang bekerja atau gaya yang diberikan fluida adalah akibat tumbukan
moleukul-molekul dengan lingkungannya (young,2000:425).
D. Tekanan, kedalaman dan hukum pascal
Jika berat fluida dapat diabaikan, tekanan fluida akan sama diseluruh bagian
volumenya. Kita telah menggunakan perkiraan itu dalam pembahasan tentang gaya
tekan dan gaya gesek. Tetapi berat fluida jarang dapat diabaikan. Tekanan atmosfer
akan berkurang dengan naiknya ketinggian, itu alasan kabin pesawat harus diberi
tekanan ketika terbang pada ketinggian 3500 feet. Ketika kita menyelam kedalam air,
telinga kita merasakan bahwa tekanan naik dengan cepat dengan bertambahnya
kedalaman dibawah permukaan (young,2000:426).
Prinsip dasar hukum pascal dapat kita jadikan dasar dari luas hidrolik. Dalam
operasinya, biarkan gaya eksternal sebesar F1 diarahkan kebawah pada piston sisi kiri
(imput), yan luas permukaannya adalah A1. Cairan yang tidak dapat dimanfaatkan
yang terdapat dalam alat tersebut kemudian menghasilkan gaya keatas yang besarnya
F0 pada piston sisi kanan (atau output), yang luas permukaannya adalah A0. Untuk
menjaga sistem dalam kesetimbangan harus ada gaya yang besarnya yang mengarah
kebawah pada piston output dari beban eksternal (tidak nampak). Gaya F1 diterapkn
pada piston kiri dan F2 yang bergerak kebawah dari beban disebelah kanan
menghasilkan perubahan tekanan ∆𝑃 cairan yang ditunjukkan dengan
𝐹1 𝐹0
∆𝑃 = 𝐴1 = 𝐴0 (4)
Maka,
𝐴0
𝐹0 = 𝐹1 𝐴1 (5)
Jika kita menekan piston input kebawah dengan jarak dimana piston output bergerak
keatas dengan jarak d0 sehingga volume v yang sama dari cairan yang tidak dapat
dimanpatkan pada kedua piston, maka
V = Ai di = A0d0 (6)
𝐴𝑖
d0 = di 𝐴0 (7)
hal ini menunjukkan bahwa A0>Ai, paston output bergerak dalam jarak yang lebih
tinggi daripada gerakan input (halliday,2005:389).
Dimana :
P = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
Nilai tekanan sebesar 1N/m dapat dinyatakan sebagai pascal (pa) ssehingga satuan SI
untuk tekanan dapat dinyatakan dalam pascal. Untuk kepentingan praktis, satuan
tekanan biasanya dinyatakan dalam atmosfer (atm) cmHg atau bar, dengan 1 atm =
76 cmHg, zat cair 1 atm = 1,013x105 pa. Pa = 1,013 bar ( tim dosen fisika
dasar,2017:25).
Tekanan dalam fluida tidak bergerak yang diakibatkan oelh adanya gaya
gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat cair. Besar tekanan tergantung pada
kedalaman : semakin dalam letak suatu bagian zat cairk semakin besar tekanan pada
bagain itu. Tekanan yang seperti demikian disebut tekanan hidrostatika. Tekanan
hidrostatika dapat dinyatakan dengan
P=𝜌𝑔ℎ (9)
Dimana
P = tekanan hidrostatika (pa)
𝜌 = massa jenis (kg/m3)
g = gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
(Tim Dosen Fisika Dasar,2017:25).
Jika tekanan berbeda-beda, kita dapat menkajikan permukaan dari df dalam
sebuah permukaan elemen dari dA sebagai berikut
Df = P dA (10)
Dimana P adalah tekanan pada lokasi daerah Da karena tekanan memaksa tiap unit
daerah. Hal itu dari newton permeter persegi (N/m) dalam sistem SI. Nama lain
untuk SI dari tekanan merupakan paascal (pa). Perbedaan penting antara gaya dan
tekanan adalah gaya merupakan sebuah vektor tekanan merupakan sebuah skalar
( serway, 2004:43).
F. Sifat-sifat hidrostatik
Menurut D. Tamara Dirasutisna 2010 : 178-179 menyatakan bahwa
untuk menyelidiki sifat tekanan hidrostatik kita tinjau kembali beberapa hal tentang
tekanan dalam fluida. Tekanan yang dihasilkan oleh fluida yang diam dinamakan
tekanan hidrostatik. Sifat-sifat tekanan suatu titik dalam fluida diam adalah sebagai
berikut:
1. Tekanan disuatu titik didalam suatu fluida merupakan fungsi dari kedalaman
seperti ditunjukkan pada persamaan
𝜌(𝑧) = 𝜌0+𝜌𝑔𝑧𝑝(𝑧) (11)
Dan dalam bentuk lain
𝜌 = 𝜌0 + 𝜌𝑔ℎ (12)
Dimana :
z atau h = kedalaman fluida (m)
𝜌 = tekanan absolut tekanan fluida sebenarnya di
suatu titik di dalam fluida (N/m2)
𝜌0 = tekanan atosfr / tekanan udara luar (N/m2)
𝜌𝑔ℎ = tekanan hidrostatika (N/m2)
Sehingga,
𝜌 = 𝜌𝑔ℎ𝑝 (14)
(young,2000:482).
BAB III
METODE EKSPERIMEN
Kegiatan 3.2 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
1. Variabel Manipulasi
Jenis Zat cair adalah bahan yang digunakan pada percobaan yaitu air,
minyak goreng dan gliserin.
2. Variabel Respon
Tekanan adalah gaya yang diberikan pada corong yang menyebabkan air
mengalami perubahan ketinggian pada manometer
Ketinggian adalah perubahan ketinggian air akibat tekanan corong di gelas
kimia
3. Variabel control
Volume adalah banyaknya ruang yang ditempati oleh zat cair sebesar 100 ml
Kedalaman adalah jarak corong dari permukaan air sampai permukaan
corong, kedalam pada percobaan ini adalah 2 cm, 2,5 cm dan 3 cm yang di
ukur menggunakan mistar
Kegiatan3.3 : menentukan massa jenis zat cair dengan prinsip hokum utama
hidrostatika
1. Variabel Manipulasi
Jenis Zat cair adalah bahan yang digunakan pada percobaan yaitu spirtus
dan minyak goreng.
2. Variabel Respon
Ketinggian adalah perubahan ketinggian air akibat tekanan corong di gelas
kimia.
3. Variabel kontrol
Massa jenis air adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda pada
air yaitu 1 gr/cm3.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah
Kegiatan 1: pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika
Tabel 1.1: pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika
𝜌 air = 1 g/cm3
No Kedalaman (cm) ∆ℎ (cm) Tekanan (pa)
1 1 1 10
2 2 2 20
3 3 3 30
Kegiatan 2 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
Tabel 2.1 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
Kedalaman = 3 cm
𝜌 air = 1 g/cm3
𝜌 spirtus = 0,74 g/cm3
𝜌 gliserin = 1,26 g/cm3
𝜌 minyak goreng = 0,8 g/cm3
No Zat cair ∆ℎ (cm) Tekanan (pa)
1 Spirtus 2,5 25
2 Minyak goreng 2 16
3 Gliserin 3,4 43,18
Kegiatan 3: menentukan massa jenis zat cair dengan prinsip hukum utama
hidrostatika
Tabel 3.1: menentukan massa jenis zat cair dengan prinsp hukum utama
hidrostatika
𝜌 air = 1 g/cm3
𝜌 goreng = 0,8 g/cm3
No Zat cair H1 (cm) H2 (cm) 𝜌 (g/cm3)
1 Spirtus 2,2 1,3 0,59
2 Minyak goreng 4 3,3 o,852
B. Analisis Data
Analisis data pada percobaan ini adalah
Kegiatan 1: pengaruh kedalaman terhadap tekaanan hidrostatiska
1. Menentukan tekanan hidrostatika
a) Untuk kedalaman 1 cm : 0.02 m
ρair = 1000 kg/m3
g = 10 m/s2
Ph = ρgh1
= 1000×10×0,01
= 200 Pa
b) Untuk kedalaman 2 cm : 0,04 m
ρAir = 1000 kg/m3
g = 10 m/s2
Ph = 1000×10×0,02
= 400 Pa
c) Untuk kedalaman 3 cm : 0,06 m
ρAir = 1000 kg/m3
g = 10 m/s2
Ph = 1000×10×0,03
= 600 Pa
2. Menghitung kesalahan mutlak
m = ½ × NST Neraca digital
= ½ × 0,000001
= 0,0000005 kg
= ½ × 0,000025 m3
= 0,0000125 m3
h = ½ × NST Mistar
= ½ × 0,001 m
= 0.0005 m
m=ρV
= 1000 × 0.0002
= 0,2 kg
= 17,50Pa
= 30, 00 Pa
c) Untuk kedalaman 6 cm : 0.06 m
𝑚 V h
Pa = {| |+| |+| |} Ph
𝑚 𝑉 ℎ
= 87,30 Pa
3. Menentukan kesalahan relative
a) Untuk kedalaman 2 cm : 0,02 m
Ph
KR = × 100 %
𝑃ℎ
17,50
= × 100%
200
= 8,75%
30,00
= × 100%
400
= 7,5 %
87,30
= × 100%
600
= 14,55%
4. Menentukan derajat kepercayaan
a) Untuk kedalaman 2 cm : 0,02 m
DK = 100% - KR
= 100% - 8,75%
= 91,25%
b) Untuk kedalaman 4 cm : 0,04 m
DK = 100% - KR
= 100% - 7,5%
= 92,5%
DK = 100% - KR
= 100% - 14,55%
= 85,45%
∆Ph
AP = 1 – log Ph
17,50
= 1 – log 200
= 1 – log 0, 087
= 1 – ( -1, 06 )
= 2, 06 AP
b) Untuk kedalaman 4 cm : 0,04 m
∆Ph
AP = 1 – log Ph
30,00
= 1 – log 400
= 1 – log 0, 075
= 1 – ( -1,12 )
= 2 , 12
∆Ph
AP = 1 – log Ph
87,30
= 1 – log 600
= 1 – log 0.145
= 1 – ( -0,83 )
= 1,83
6. Pelaporan fisika
a) Untuk kedalaman 2 cm : 0,02 m
= | 17,50± 200 | Pa
= | 30, 00 ± 400 | Pa
c) Untuk kedalaman 6 cm : 0,06 m
= | 87,30 ± 600| Pa
Ph = ρ.g.h
a) Air
Untuk kedalaman h1 = 0,025 m
Ph air = ρair . g. h
= 250 Pa
b) Minyak goreng
Untuk kedalaman h2 = 0,02 m
Ph minyak = ρminyak . g . h
= 800 . 10 . 0,02
= 160 Pa
c) Gliserin
Untuk kedalaman h3 = 0,034 m
Ph gliserin = ρgliserin . g . h
= 1270. 10 . 0,034
= 431,8 Pa
2. Menghitung kesalahan mutlak
= ½ × 0,000001
= 0,0000005 kg
= ½ × 0,000025 m3
= 0,0000125 m3
h = ½ × NST Mistar
= ½ × 0,001 m
= 0.0005 m
m=ρV
= 1000 × 0.00015
= 0,15 kg
a.) Air
Massa air = 0,131171 kg
∆𝑚 ∆𝑣 ∆ℎ
∆𝑃ℎ = {| | + | | + | |} . 𝑃ℎ
𝑚 𝑣 ℎ
0,0000005 0,0000125 0,0005
= {| 0,131171 | + | | + | 0,003 |} . 250
0,0015
= {|0,178|}. 250
= 44,5 Pa
b.) Minyak goreng
Massa minyak goreng = 0,117066 kg
∆𝑚 ∆𝑣 ∆ℎ
∆𝑃ℎ = {| | + | | + | |} . 𝑃ℎ
𝑚 𝑣 ℎ
0,0000005 0,0000125 0,0005
= {| |+ | |+| |} . 160
0,117066 0,0015 0,003
= {|0,178|}. 160
= 28,48 Pa
c.) Gliserin
Massa gliserin=0,167539 kg
∆𝑚 ∆𝑣 ∆ℎ
∆𝑃ℎ = {| | + | | + | |} . 𝑃ℎ
𝑚 𝑣 ℎ
0,0000005 0,0000125 0,0005
= {| 0,167539 | + | | + | 0,003 |} . 431,8
0,0015
= {|0,178|}. 431,8
= 76,86 Pa
∆𝑃ℎ
KR = × 100%
𝑝ℎ
44,5
= × 100%
250
= 0,178 × 100%
= 17,8 %
b.) Untuk minyak goreng
∆𝑃ℎ
KR = × 100%
𝑝ℎ
24,48
= × 100%
160
= 0,153 × 100%
= 15,3 %
∆𝑃ℎ
KR = × 100 %
𝑝ℎ
76,86
= 431,8 × 100%
= 0,178 × 100%
= 17,8%
4. Derajat kepercayaan (DK)
a) Untuk air
DK= 100% − 𝐾𝑅
= 100% − 17,8%
= 82,2%
DK = 100% − 𝐾𝑅
= 100% − 15,3%
= 84,7 %
c) Untuk gliserin
DK= 100% − 𝐾𝑅
= 100% − 17,8%
= 82,2%
∆Ph
AP = 1 – log Ph
13,36
= 1 – log 100
= 1 – log 0,13
= 1 – ( -1 )
=2
= 1 – log 0,153
= 1 – ( -0,81 )
= 1,81
c) Untuk gliserin
∆Ph
AP = 1 – log Ph
76,86
= 1 – log 431,8
= 1 – log 0,178
= 1 – ( -0,75 )
= 1,75
6. Pelaporan fisika (PF)
a) Untuk air
PF = | ∆𝑃ℎ ± 𝑃ℎ | satuan
= |44,5 ± 250| pa
b) Untuk minyak goreng
PF = | ∆𝑃ℎ ± 𝑃ℎ | satuan
= |24,48 ± 160 | pa
c) Untuk gliserin
PF= | ∆𝑃ℎ ± 𝑃ℎ | satuan
= |76,68 ± 431,8 | pa
Kegiatan 3: menentukan massa jenis zat cair dengan prinsip archimedes
Rumus umum :
𝑃ℎ1
ρ= h2
= 0,59 g/cm3
b) Minyak goreng
h1 = 3,3 cm
h2 = 4 cm
ρair ℎ1
ρ1 = h2
1.3,3
= 4
= 0,852 g/cm3
2. Kesalahan mutlak
a) Spirtus
⧍h ⧍h
⧍ρ = { h1 + }ρ
h2
0,05 0,05
={ + } 1,69
1,3 2,2
= 0,06 . 1,69
= 0,10 g/cm3
b) Minyak goreng
⧍h ⧍h
⧍ρ = { h1 + }ρ
h2
0,05 0,05
={ + } 0,825
3,3 4
0.10
= × 100%
1,69
= 0,06 × 100%
= 6%
b) Untuk minyak goreng
⧍ρh
KR = × 100%
ρh
0.02
= 0,825 × 100%
= 0,02× 100%
= 2%
4. Derajat kepercayaan
a) Spirtus
DK = 100% - KR
= 100% - 6%
= 94%
b) Minyak goreng
DK = 100% - KR
= 100% - 2%
= 98%
5. Angka penting
a) Spirtus
⧍ρh
AP = 1 - log ρh
0,10
= 1- log 1,69
= 1 – log 0,06
= 1 – ( -1,22 )
= 2,22
b) Minyak goreng
⧍ρh
AP = 1 - log ρh
0,02
= 1- log 0,825
= 1 – log 0,02
= 1 – ( -1,69)
= 2,70
6. Pelaporan Fisika (PF)
a) Untuk spirtus
PF = |∆𝜌ℎ ± 𝜌ℎ| satuan
= |0,1 ± 1,69| g/cm3
b) Untuk minyak goreng
PF= |∆𝜌ℎ ± 𝜌ℎ| satuan
= |0,02 ± 0,925| g/cm3
C. Pembahasan
Pembahasan pada percobaan ini adalah :
Kegiatan 4.1: Menentukan pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika
Pada kegiatan pertama ini akan ditentukan pengaruh kedalaman terhadap
tekanan hidrostatik dimana besarnya tekanan hidrostatik bertambah besar menurut
kedalamannya. Semakin dalam kedalamannya suatu zat cair, maka tekanan pada zat
cair itu akan semakin besar.
Pada percobaan ini digunakan kedalaman yang berturut turut 1 cm, 2 cm, 3
cm. dimana zat cair digunakan adalah aquades atau air dengan massa jenis 1 g/cm3.
Tekanan yang dihasilkan pada zat cair pada kedalaman 1 cm adalah 100 pa, pada
kedalama 2 cm diperoleh 200 pa, dan pada kedalaman 3 cm diperoleh kedalaman
300 pa. Derajat kepercayaan pada kedalaman pertama diperoleh 76,64%, pada
kedalaman kedua diperoleh 89,14%, dan pada kedalaman ketiga diperoleh 89,97%.
Berdasarkan data tersebut dapat di simpulkan bahwa pada percobaan ini
dikatakan berhasil karena data yang diperoleh sesuai dengan teori yang ada yakni
semakin tinggi kedalaman suatu zat cair maka tekanan hidrostatik yang terjadi
semakin besar pula.
Kegiatan 4.2: Menentukan pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan
hidrostatik
Pada percobaan ini akan ditentukan pengaruh massa jenis terhadap tekanan
hidrostatika, apabila zat cair yang memiliki massa jenis yang besar maka tekanan
yang dihasilkanpun akan semakin besar begitupun sebaliknya. Karena tekanan disini
berbanding lurus dengan massa jenis.
Pada percobaan ini digunakan 3 jenis zat cair yaitu air, minyak goreng dan
gliserin dengan massa jenis yang berbeda beda. Massa jenis yang berbeda-beda ini
menyebabkan kedalaman pada masing-masing zat cair berbeda-beda pula. Pada
semua zat cair digunakan kedalaman masing-masing 3 cm. Hasil yang diperoleh
pada percobaan ini adalah pada percobaan zat cair pada air dengan massa jenis 1
g/cm3 diperoleh 250 Pa pada minyak goreng dengan massa jenis 0,8 g/cm3 diperoleh
160 Pa dan pada gliserin dengan massa jenis 1,27 g/cm3 diperoleh 431,8 Pa, Derajat
kepercayaan pada percobaan ini adalah pada air diperoleh 82,2 %, pada minyak
goreng diperoleh 84,7%, dan pada gliserin diperoleh82,2%.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada percobaan ini
dikatakan berhasil dengan teori yang menjelaskan bahwa semakin besar massa jenis
suatu zat, maka tekanan yang dihasilkan akan semakin besar pula.
Kegiatan 4.3: menentukan massa jenis zat cair dengan prinsip utama hidrostatika
Hukum utama hidrostatika menyatakan bahwa setiap titikyang terletak pada
suatu bidang datar mempunyai tekanan hidrostatika yang sama. Pada percobaan ini
digunakan zat cair yaitu spirtus dan minyak goreng.
Massa jenis yang diperoleh dari perbandingan masing-masing massa jenis
dengan massa jenis yang telah diketahui, massa jenis spirtus yaitu 0,59 g/cm3,
dengan ketinggian air 1,3 cm dan spirtus 2,2 cm. saat minyak goreng dan air
dicampurkan , massa jenis minyak goreng yaitu 0,852 g/cm3, dengan ketinggian air
3,3 cm, dan ketinggian minyak 4 cm. Derajat kepercayaan pada percobaan ini adalah
saat spirtus dicampurkan dengan air diperoleh 94% dan saat minyak goreng
dicampurkan denagn air diperoleh 98%.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
percobaan ini berhasil karena selain dilihat dari derajat kepercayaannya yang
diperoleh, hal ini juga sesuai dengan teori yang ada bahwa semakin besar suatu
massa jenis zat cair maka tekanan juga semakin besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini adalah:
1. Pengaruh kedalaman berbanding lurus dengan besarnya tekanan
hidrostatik.
2. Semakin besar massa jenis zat cair maka semakin besar pula tekanan
hidrostatik yang dialami benda tersebut. Begitu pun sebaliknya.
3. Prinsip percobaan tekanan hidrostatika adalah semua titik yang berada pada
suatu bidang datar dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama.
4. Massa jenis zat cair dapat ditentukan dengan cara membagi tekanan yang
terjadi dengan hasil kali antara percepatan gravitasi dengan kedalaman zat
cair.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada percobaan ini adalah :
1. Sebaiknya alat yang digunakan seperti gelas kimia ditambah agar tidak perlu
selalu mencuci alat setiap akan mengganti zat cair
2. Sebaiknya pada saat mengukur kedalaman atau ketinggian mata lurus
dengan mistar agar tidak terjadih kesalahan paralaks
3. Sebaiknya zat cair yang digunakan ditambah agar lebih bervariasi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Uin. 2017. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Samata : Alauddin
University Press
Dirasutisna, D Tamara. 2010. Dasar - Dasar Fisika Mekanika Dan Fisika Fluida.
Asisten Praktikan
Hasil pengamatan
Kegiatan 1 : pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika
Tabel 1.1 : pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika
𝜌 air = 1 g/cm3
No Kedalaman (cm) ∆ℎ (cm) Tekanan (pa)
1 1 1 10
2 2 2 20
3 3 3 30
Kegiatan 2 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
Tabel 2.1 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
Kedalaman = 3 cm
𝜌 air = 1 g/cm3
𝜌 spirtus = 0,74 g/cm3
𝜌 gliserin = 1,26 g/cm3
𝜌 minyak goreng = 0,8 g/cm3
No Zat cair ∆ℎ (cm) Tekanan (pa)
1 Spirtus 2,5 25
2 Minyak goreng 2 16
3 Gliserin 3,4 43,18
Kegiatan 3 : menentukan massa jenis zat cair dengan prinsip hukum utama
hidrostatika
Tabel 3.1 : menentukan massa jenis zat cair dengan prinsp hukum utama
hidrostatika
𝜌 air = 1 g/cm3
𝜌 goreng = 0,8 g/cm3
No Zat cair H1 (cm) H2 (cm) 𝜌 (g/cm3)
1 Spirtus 2,2 1,3 0,59
2 Minyak goreng 4 3,3 O,852
Asisten Praktikan
Hasil pengamatan
Kegiatan 1 : pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika
Tabel 1.1 : pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika
𝜌 air = 1 g/cm3
No Kedalaman (cm) ∆ℎ (cm) Tekanan (pa)
1 1 1 10
2 2 2 20
3 3 3 30
Kegiatan 2 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
Tabel 2.1 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
Kedalaman = 3 cm
𝜌 air = 1 g/cm3
𝜌 spirtus = 0,74 g/cm3
𝜌 gliserin = 1,26 g/cm3
𝜌 minyak goreng = 0,8 g/cm3
No Zat cair ∆ℎ (cm) Tekanan (pa)
1 Spirtus 2,5 25
2 Minyak goreng 2 16
3 Gliserin 3,4 43,18
Kegiatan 3 : menentukan massa jenis zat cair dengan prinsip hukum utama
hidrostatika
Tabel 3.1 : menentukan massa jenis zat cair dengan prinsp hukum utama
hidrostatika
𝜌 air = 1 g/cm3
𝜌 goreng = 0,8 g/cm3
No Zat cair H1 (cm) H2 (cm) 𝜌 (g/cm3)
1 Spirtus 2,2 1,3 0,59
2 Minyak goreng 4 3,3 O,852
Asisten Praktikan
Asisten Praktikan
Asisten Praktikan
LAPORAN SEMENTARA
Hasil pengamatan
Kegiatan 1 : pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika
Tabel 1.1 : pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika
𝜌 air = 1 g/cm3
No Kedalaman (cm) ∆ℎ (cm) Tekanan (pa)
1 1 1 10
2 2 2 20
3 3 3 30
Kegiatan 2 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
Tabel 2.1 : pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatika
Kedalaman = 3 cm
𝜌 air = 1 g/cm3
𝜌 spirtus = 0,74 g/cm3
𝜌 gliserin = 1,26 g/cm3
𝜌 minyak goreng = 0,8 g/cm3
No Zat cair ∆ℎ (cm) Tekanan (pa)
1 Spirtus 2,5 25
2 Minyak goreng 2 16
3 Gliserin 3,4 43,18
Kegiatan 3 : menentukan massa jenis zat cair dengan prinsip hukum utama
hidrostatika
Tabel 3.1 : menentukan massa jenis zat cair dengan prinsp hukum utama
hidrostatika
𝜌 air = 1 g/cm3
𝜌 goreng = 0,8 g/cm3
No Zat cair H1 (cm) H2 (cm) 𝜌 (g/cm3)
1 Spirtus 2,2 1,3 0,59
2 Minyak goreng 4 3,3 O,852
Asisten Praktikan
Justira said Ade Surya Annisa
Nim : 2600116019 Nim : 20600117039