Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan belajar mengajar dalam kelas banyak menggunakan metode


dan teknik pengajaran. Guru mempunyai peran sentral dalam pembelajaran di
kelas akan berjalan dengan efektif dan efesien tergantung pada penggunaan
metode dan teknik pengajaran serta kreatifitas guru.
Maka guru hendaknya untuk lebih meningkatkan keprofesionalannya
agar potensi siswa yang ada dapat optimal dan ditumbuhkembangkan Masalah
kompetensi professional guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru
dalam melaksanakan profesi keguruannya (Muh Uzer Usman, 2008:14) Dalam
proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah,
pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian beşar ditentukan oleh
kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.
Fiqih merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu yang ada dan
dipelajari di lingkungan masyarakat dan di MI. Fiqih menurut bahasa berarti
'Paham". Dengan demikian fiqih mengacu pada proses aktivitas untuk
memahami atau menafsirkan Al qur'an atau sunah Nabi (A. Qodri
Azizy,2004:181-182).
Secara terminology, fiqih biasanya didefinisikan dengan Al ilm bi al
ahkam al syar'iyyah al muktasabah min adillatiha al tafshiliyyah "ilmu mengenai
hukum-hukum syar'i (Hukum Islam) yang berkaitan dengan perbuatan/tindakan
(bukan aqidah) yang didapatkan dari dalil-dalil yang spesifik” (A. Qodri Azizy,
2004:78)
Kegiatan jual beli sebenarnya sering kita jumpai, bahkan kita sendiri
hampir setiap hari melakukannya. Membeli jajanan di warung atau di kantin
sekolah merupakan contoh kegiatan membeli dan bagi orang menjajakan
makanan yang kita beli adalah contoh kegitan menjual.
Jual beli adalah tukar menukar barang dengan cara teffentu. Melalui
kegiatan jual beli seseorang akan mendapatkan barang atau uang yang
merupakan kebutuhan hidupnya. Bagi seorang penjual, kegiatan menjual
dilakukan dengan maksud memperoleh keuntungan. Bagi pembeli, kegiatan ini
dilakukan untuk mendapatkan barang yang diinginkannya.
Sebagaimana firman Allah di dałam Surah An Nisa' ayat 29 jual beli
harus dilakukan dengan rasa suka sama suka, jadi tidak boleh ada unsur paksaan.

Artinya .: Jangan kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan


batil kecuali dałam perdagangan yang berdasar atas suka sama suka di antara
kamu ....(QSAn Nisa': 29)

Al Qur'an sebagai kitab sucinya orang Islam, mengandung hukum jual


beli. Hukum jual beli di dalam syariat Islam adalah halal, berarti Allah SWT
memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Hal tersebut tentunya adalah
semata-mata untuk kemaslahatan umat, sebagaimana Allah SWT berfirman
dalam Surah Al Baqarah ayat 275 :

Artinya . ..Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...


' (QSAI Baqarah : 275)

Gema abad 21 yang sering diidentikkan dengan abad "Globalisasi"


sudah merambah sampai ke tingkat pedesaan. Sehingga, konferensi, seminar,
termasuk pengkajian sudah beramai-ramai membicarakanya, meskipun
sosoknya masih berupa bayang-bayang dan definisinya juga atau belum pernah
ada kesepakatan. Ciri utama abad 21 ini adakah kompetisi bebas, sehingga bisa
berakibat menang atau kalah. Dalam bidang ekonomi terlebih Iagi, dengan
adanya pasar bebas dan perdagangan bebas yang menjadi ideologinya, maka
persaingan akan sangat keras.
Globalisasi akan membawa dampak negatif, namun sekaligus juga ada
celah-celah membawa dampak positif, ketika yang menghadapi mempunyai
persamgan yang matang (A. Qodri Azizy, 2004:77)
Upaya-upaya yang harus kita lakukan dalam menghadapi perdagangan
bebas, terutama dalam hal pelaksanaan jual beli agar tidak terjerumus dalam hal-
hal yang dilarang oleh Allah SWT. Maka kita harus mengajarkan kepada siswa
kita tentang tatacara ( Kaifiyah ) jual beli, baik berkenaan dengan rukun, syarat,
jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang serta barang-barang yang haram
diperjualbelikan.
Pada saat ini banyak orang melaksanakan transaksi jual beli tanpa
mengetahui syarat, rukun jual beli sehingga ada yang mengarah pada perbuatan
yang dilarang oleh agama. Selain permasalahan di atas, siswa juga ditemui
permasalahan siswa dalam pelaksanaan jual beli. Misalnya : tatacara jual beli,
siswa akan sulit menentukan konsep dasar kurang dipahami
Untuk itu perlu kiranya dikaji melalui kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan memilih judul PENERAPAN METODE DEMONSTRASI
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI JUAL BELI PADA
MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VI Ml ISLAMIYAH
REPAKING WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010 ”

B. Rumusan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan pokok masalah


sebagai berikut :
 Apakah melalui penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009 2010?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka peneliti bertujuan


1. Untuk menerapkan metode demonstrasi yang dapat meningkatkan
pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI Islamiyah Repaking
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009 2010.
2. Dengan melalui penerapan metode demonstrasi dapat
meningkatkan pemahaman materi jual beli siswa kelas VI MI
Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian terhadap pokok bahasan jual beli dengan menggunakan


metode demonstrasi bagi siswa adalah •
a. Siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari fiqih.
c. Dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran fiqih umumnya
dan khusunya terhadap pokok bahasan jual beli.
2. Manfaat bagi guru :
a. Memperluas wawasan guru tentang strategi fiqih yang membuat kelas
kondusif.
b. Meningkatkan kreativitas guru dalam memanfaatkan media pembelajaran
yang menarik
3. Manfaat bagi Sekolah
a. Memberikan nilai lebih bagi sekolah dimata masyarakat berkat ada
peningkatan kinerja (Kreativitas) guru sehingga menambah kepercayaan
dan dukungan masyarakat terhadap sekolah.
b. Mengubah pengertian siswa terhadap sekolah atau tempat yang menakutkan
dan syarat beban menjadi tempat yang menyanangkan.
E. Hipotesis Tindakan

Pemilihan metode demonstrasi yang digunakan mampu meningkatkan pemahaman


materi jual beli pada mata pelajaran fikih terhadap siswa kelas VI MI Islamiyah
Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun 2010.

F. Definisi Istilah

1. Metode

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan iłu


(Alfred L, 2009:109)

2. Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh


guru/instruktur kepada siswa dengan menununjukkan model /benda asli,
atau dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu atau proses
terjadinya sesuatu untuk untuk mencapai tujuan pengajaran (Sudirman N,
1991:133)

3. Fiqih
Fiqih menunłt bahasanya artinya paham, sedang menunłt syara'
artinya mengetahui hukum syara' yang berhubungan dengan amal perbuatan
orang mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin.
Seperti hukum wajib, haram, mubah, haram, sah atau tidaknya sesuatu
perbuatan itu (Muh Rifai, 1991

4. Jual Beli
Jual beli menurut pengertian lughawinya adalah saling tukar
menukar (Pertukaran) Menurut pengertian syari'at jual beli ialah peltukaran
halta atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat
dibenarkan (Sayyid Sabiq, 1987:44-45)

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Karena


penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam proses
pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan-tindakan alternatif
tertentu sebagai solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk perbaikan dan
peningkatan proses pembelajaran di kelas. Adapun pengertian Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan
oleh guru ntuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dalam arti luas "Punvadi, 1999" Menumt priyono dalam
makalahnya yang berjudul " Action Research sebagai Strategi
Pengembangan Profesi Guru " (1999) adalah :

1. Masalah yang dijadikan obyek penelitian muncul dari dunia


kerjapeneliti.
2. Bertujuan memecahkan masalah guna peningkatan kualitas.
3. Menggunakan data yang seragam.
4. Langkah-langkahnya merupakan siklus.
5. Mengutamakan kerja kelompok (Sukidin, 2007:24)
Berdasarkan uraian di atas, PTK mempunyai karakteristik yang
khusus, yakni untuk memecahkan masalah dan untuk meningkatkan kinerja
guru.

Seseorang melakukan suatu kegiatan karena ada maksud dan


tujuannya. Mc Niff menegaskan bahwa dasar utama dilaksanakannya PTK
adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini harus dimaknai dalam
konteks proses pembalajaran khususnya dan implementasi program sekolah
umumnya. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk
mendiaknosis keadaan, lalu kemudian mencobakan secara sistematis
berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan permasalahan
pembelajaran di kelas atau implementasi program sekolah yang tengah
dirasakan itu. Perencanaan tindakan laternatif dilakukan oleh guru,
kemudian dicobakan dan dievaluasi efektivitasnya di dalam memecahkan
persoalan-persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh guru.16
Dalam kegiatan penelitian ini yang bertindak sebagai peneliti adalah
guru, yang mana P TK sangatlah besar manfaatnya yaitu untuk
pengembangan ketrampilan mengajar dikelas.
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas itu terkait dengan komponen
pembelajaran, antara Iain

a. Inovasi pembeljaran.

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas.

c. Peningkatan profesionalisme guru (Sukidin,2007:40)

Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat kolaboratif, artinya selain


peneliti ada pihak Iain (guru, dosen Lemabaga Pendidikan Tenaga
Keguruan, Kepala Sekolah, siswa, teman dan yang Iain) yang diikutsertakan
di dalamnya(Sukidin, 2007:56)
Dalam proses penelitian ini, pihak luar semata hanya bertindak
sebagai inovator. Tindakan kolaboratif dilakukan dengan harapan dapat
sekaligus membantu memperjelas permasalahan yang ada, sehingga
dapat dicarikan jalan keluarnya melalui PTK. Langkah-langkah umum P TK
yang dapat dipakai adalah :
a. Mengidentifikasi masalah.
b. Menganalisis masalah menentukan faktor-faktor yang diduga
sebagai penyebab utama.
c. Merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah bagi faktor
penyebab utama yang gawat dengan mengumpulkan data dan
menafsirkan utuk mempertajam gagasan tersebut dan untuk
merumuskan hipotesis tindakan sebagai pemecahan.
d. Kelayakan solusi atau pilihan tindakan pemecah masalah
(Sukidin,2007:92)

Sebelum melakukan tindakan sebagai pemecahan masalah, peneliti


perlu membuat desain dan prosedur implementasinya dengan tahap kegiatan
sebagai berikut :
a. Merancang model PTK sesuai dengan permasalahan,
rencana,kegiatan tindakan, dan keadaan atau situasi kelas.
b. Menagtur langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.
c. Melakukan identivikasi komponen-komponen pendukung yang
diperlukan.
d. Melakukan pengaturan dan penyusunan jadwal kegiatan yang akan
dilakukan.
e. Menyusun desain tindakan sesuai dengan model PTK dan jadwal
kegiatan (Sukidi, 2007:92-93)

Agar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat berjalan dengan


baik dan lancar, maka perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut :

l) Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan


tindakan.
2) Menyusun prosedur pelaksanaan, yaitu urutan kegiatan yang dilakukan
oleh para pelaku tindakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.
3) Melakukan modifikasi jika dipandang perlu untuk menjamin
tercapainya tujuan.

4) Melakukan pengelolaan dan pengendalian agar tidak terjadi


penyimpangan prosedur, cara, penyalahgunaan alat dan pemborosan
yang makin menghambat pelaksanaan tindakan ( Sukidin, 2007 :93)

Untuk dapat segera memulai dan menerapkan Penelitian Tindakan


Kelas, ada petunjuk praktis dari Mc Niff ( dalam Suyanto, 196 : 13-15 ) yang
perlu kita perhatikan, yaitu :
1. Berangkatlah dari persoalan yang kecil dahulu.
2. Rencanakan Penelitian Tindakan itü secara cermat.
3. Susunan jadwal yang realistik.
4. Libatkan pihak lain yang terkait terinformasi.
5. Ciptakan sistem umpan balik.
6. Buatlah jadwal penulisan (Sukidin,2007:95-96)

2. Sübjek Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI İslamiyah Repaking


WonosegoroKabupaten Boyolali.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret, April dan Mei. Hal ini
disebabkan berbenturan dengan adanya latihan-latihan Ujian Nasional
yang dilakukan oleh berbagai pihak.

c. Subyek Penelitian

Sübjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI MI


İslamiyah Repaking pada semester II tahun pelajaran 2009 2010 yang
berjumlah 15 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
3. Langkah-langka WSiklus

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret, April, dan

Mei tahun 2010.

Siklus I

Rencana Awal

a. Siswa saya mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran


fiqih yang berkaitan dengan pengertian jual beli. Bagaimana saya dapat
mengajarkan dengan jelas kepada siswa?
b. Merubah cara mengajar di depan kelas untuk mendorong siswa
melakukan jual beli sendiri dengan benar sesuai topik yang diberikan.

Tindakan :

Memperhatikan tatacara jual beli di depan kelas dengan benar sebagai cara
memahami konsep tersebut.
Pengamatan :

a. Kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak memperhatikan dan


berbicara dengan teman dekatnya.
b. Ketika ditanya tentang tatacara jual beli yang diperaktikkan di depan
kelas, kebanyakan siswa yang duduk di belakang mengatakan tidak
paham, sehingga tidak menjawab pertanyaan.

c. Suasana kelas tampak gaduh dan sulit dikendalikan.

Refleksi :
Bagaimana membuat slswa memahami tatacara jual beli yang
didemonstrasikan.

Siklus 11

Rencana yang Direfisi :

Mengubah cara mengajar dari klasikal menjadi kelompok, memberi contoh


tatacara jual beli yang benar kemudian meminta setiap kelompok untuk
mempraktikkan.
Tindakan :

a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan menyiapkan beberapa


perangkat untuk mempraktikkan tatacara jual beli dalam setiap
kelompok.
b. Memberi contoh cara melakukan jual beli dengan benar, kemuadian
meminta kelompok untuk mempraktikkan tatacara jual beli.
Pengamatan :

a. Pada setiap kelompok masih didapat siswa yang kurang memperhatikan


tatacara jual beli dan masih malu untuk mendemonstrasikannya.
b. Melalui serangkaian pertanyaan yang disampaikan kepada siswa
sebagian diantaranya belum memahami dan bahkan tidak tahu apa yang
dipraktikkan dalam kelompoknya.
c. Jumlah anggota kelompok masih terlalu besar.

Refleksi :
Bagaimana membuat siswa dalam kelompok memahami mengenai tatacara
jual beli yang ditugaskan dalam kelompoknya, tanpa memberi kesempatan
anggota kelompok berbicara sendiri.

Siklus 111

Rencana yang Direfisi :

Mengurangi jumlah anggota dalam setiap kelompok agar dapat aktif


mengamati peragaan tatacara jual beli.

4. Instrumen Penelitian

a. Observasi

b. Rancangan Pelajaran ( RP )

c. Tes Formatif

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Tes yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan kelas dilaksanakan


untuk mengetahui sejauhmana penerapan jual beli sebelum dan
sesudah tindakan yang dilaksanakan.

b. Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran


berlangsung.

c. Catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat segala kegiatanb


selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
6. Analisis Data

Hasil tes awal ( Pre Tes ) dan sesudah tindakan dianalisis dan
dibandingkan. Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu

a. tahap deskripsi yaitu suatu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau


memaparkan data-data yang diperoleh.
b. Tahap kasifikasi yaitu tahap pengelompokan data-data yang telah
dideskripsikan sesuai dengan permasalahan.

c. Tahap analisa yaitu tahap menganalisis berdasarkan teori-teori yang ada.


Dalam tahap ini membahas tentang data primer, kendala-kendala yang
muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala tersebut.
Tahap interprestasi yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap
analisis dan penelitian.
d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil
interpretasi

H. Sistematika penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang


penulis ajukan meliputi :

1. Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan tentang latar


belakang masalah, rumuasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, hipotesis tindakan, definisi istilah, metode penelitian,
dan sistematika penulis skripsi.
2. Bab II Landasan Teori. Dalam pembahasan ini akan diuraikan
tentang pengertian fiqih, pengertian jual beli, hukum jual beli,
rukun jual beli, syarat jual beli, jual beli yang diperbolehkan dan
dilarang serta metode demonstrasi.
3. Bab III Pelaksanaan Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan
tempat, waktu dan Sübjek penelitian, rancangan penelitian,
instrument penelitian. kriteria penilaian, pelaksanaan penelitian
yang meliputi deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi
pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
4. Bab IV adalah hasil penelitian dan bahasan. Pada bab ini akan
membahas tentang analisis data penelitian per siklus yaitu siklus I,
II dan III.
5. Bab V adalah Penutup. Pada bagian ini akan dikemukakan saran
dan penutup.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar
Pemahaman guru terhadap pengertian belajar mengajar akan
mempengaruhi akan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Pengertian maupun devinisi belajar harus dipahami oleh guru agar kegiatan
belajar mengajar didalam kelas dapat membuahkan hasil yang memuaskan.
Sehingga akan muncul berbagai bentuk kegiatan yang mungkin dilakukan oleh
siswa maupun guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Belajar dapat diartikan sebuah proses yang dengannya organisme
memperoleh bentuk-bentuk perubahan prilaku yang cenderung terus
mempengaruhi model perilaku umum menuju pada sebuah peningkatan.
Pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa dengan belajar,
prilaku manusia akan semakin meningkat. Baik aspek pengetahuan maupun
dalam aspek Iain yang berkaitan dengan lingkunganya.
Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dibutuhkan oleh siswa: yakni
siswa merasa perlu akan belajar. Semakin kuat keinginan slswa untuk belajar,
maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilannya (Dede Rosyada, 2007:99)
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya (Slameto, 1991 : 78)
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya (Salmeto, 1991:80)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah :
1. Pencapaian hasil dari anak didik selama belajar, sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan dalam waktu yang telah ditentukan.
2. Meningkatkan hasil belajar merupakan indikator keberhasilan suatu proses
(dari hasil kegiatan belajar mengajar) yang berupa penguasaan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Hasil yang dicapai siswa merupakan suatu perubahan yang
direalisasikan dalam bentuk nilai, baik dalam berwujud angka atau huruf. Dalam
pendidikan formal biasanya seorang guru menggunakan skala penilaian dengan
angka 0-10 atau dengan 0-100. Untuk mengetahui hasil belajar diadakan
ulangan, test, semesteran, ujian dan sebagainya. Kemudian hasil penilaian yang
berwujud angka atau huruf dimasukkan ke dalam buku penilaian, buku raport
dan sebagainya.
Raport adalah buku laporan hasil belajar siswa di sekolah selama satu
periode atau satu semester yang diberikan guru kepada orang tua siwa atau wali
murid. Dengan demikian orang tua akan mengetahui hasil belajar putraputrinya
selama satu semester. Selama dapat diharapkan adanya interaksi dan umpan
balik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan orang tua,
dan orang tua dengan guru. Dengan demikian terjadi komunikasi yang positif
antara guru dengan orang tua untuk meningkatkan hasil belajar slswa.

B. Mata Pelajaran Fiqih


Fiqih menunlt bahasa artinya paham, sedang menunlt syara' artinya
mengetahui hukum syara' yang berhubungan dengan amal perbuatan orang
mukallaf, baik amal perbuatan anggota maupun batin. Seperti hokum wajib,
haram, mubah, sah atau tidaknya sesuatu perbuatan itu.

C. Pengertian Jual beli


Jual beli menurut bahasa adalah saling tukar-menukar. Sedangkan
menurut pengeftian istilah (Syari'at) jual beli adalah pertukaran harta atas dasar
saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.Para
ulama sepakat bahwa jual beli dan penekunannya sudah berlaku (Dibenarkan)
sejak zaman Rosulullah hingga hari ini.
1. Hikmah Beli
Allah menyariatkan jual beli sebagai pemberian keluangan dan
keleluasaan dari Nya untuk hamba-hamba-Nya. Karena semua manusia
secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan dan
lainlainya. Kebutuhan seperti ini tak pernah terputus dan takn henti-henti
selama manusia masih hidup. Tak seorangpun yang dapat memenuhi hajat
hidupnya sendiri, karena ia dituntut berhubungan dengan lainya (Sayyid
sabiq, 1987:45-46) Materi Jual Beli. Adapun materi jual beli meliputi hal-
hal barikut :
a. Arti Jual Beli
Jual beli adalah tukar-menukar barang dengan cara tertentu,
untuk memperoleh barang dihalalkan dengan cara jual beli, agar
tidak saling merugikan.
b. Hukum Jual Beli
Hukum jual beli di dalam islam adalah halal, berarti Allah
SWT memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Sebagaimana
Firman Allah SWT dalam Surah Al-baqoroh ayat 275 :

Artinya : '...Allah telah menghalalkanjual beli dan mengharamkan


riba..... "
c. Rukun Jual Beli
Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu kegiatan.
Adapun rukun jual beli yaitu :

1. Penjual, yaitu orang yang menjual barang.


2. Pembeli, yaitu orang yang membeli barang.
3. Barang yang dijual belikan.
4. Uang, alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli ( Harga ).
5. Ijab Kabul, yaitu ucapan perjanjian jual beli (Bina Karya Guru,
2008:25)
Ijab Kabul di dalam jual beli yaitu ikrar dari penjual dan
pembeli. Ijab yang ucapkan oleh penjual, seperti ” saya jual barang
ini dengan harga sekim,” dan Kabul diucapkan oleh pembeli,
misalnya ” saya beli barang ini dengan harga sekian.” (Bina Karya
Gunı, 2008:25).
d. Syarat Jual Beli
Kegiatan jual beli dapat dianggap syah apabila memenuhi
syaratsyarat sesuai dengan syariat İslam. Adapun syarat-syarat
tersebut antara lain :
1. Penjual dan pembeli, syaratnya yaitu •
a. baliq, artinya sudah bisa membedakan antara yang baik dan
yang buruk.
b. Suka sama suka, penjual rela menjual barang dagangannya
dan pembeli suka terhadap barang yang dibelinya (Bina
Karya Guru, 2008:27)
2. Barang dan uang, syaratnya yaitu
a. Halal, barang yang haram tidak boleh diperjual belikan.
b. Suci, barang yang tergolong najis tidak boleh diperjual
belikan.
c. Bermanfaat, barang yang diperjual belikan ada maanfaat atau
kegunaanya.
d. Diketahui dengan jelas oleh penjual dan pembelim tentang
e. ukuran, takaran, bilangan, bentuk dan sifatnya.
f. Kepunyaan penjual atau kepunyaan yang diwakili penjual
Sabda Rosulullah SAW :
Tidak sah jual beli melainkan pada barang dimiliki. ''
(H.RAbıı Daud).

3. Ijab Kabul Syaratnya yaitu :


Lafad ijab Kabul adalah perkataan penjual dan pembeli
yang merupakan pernyataan kesepakatan jual beli. Kalimat yang
digunakan hendaknya mudah dimengerti dan tidak terputus,
untuk menghindari kesalahpahaman dalam transaksi. Ijab Kabul
harus dilaksanakan atas dasar suka sama suka (Bina Karya Guru,
2008:27)
e. Jual Beli yang Diperbolehkan dan yang Dilarang
1. Jual beli yang diperbolehkan
Jual beli yang diperbolehkan yaitu kegiatan jual beli sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam
ajaran İslam.
2. Jual beli yang dilarang
Jual beli yang dilarang yaitu kegiatan jual beli menimbulkan
kerugian bagi penjual maupun pembelinya serta mengganggu
ketentraman orang lain. Adapun jual beli yang dilarang oleh
syariat agama İslam yaitu :
a. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat atau rukunya,
diantaranya :
1. Jual beli dengan system ijon.
2. Jual anak binatang ternak yang masih dalam
kandungan.
3. Jual beli sperma binatang jantan.
4. Jual beli barang yang belum ada di tangan.
5. Jual beli benda najis (Bina Karya Guru, 2008:28)
b. Jual beli sah tapi terlarang, seperti halnya :
1. Jual beli yang dilakukan pada waktu salat jum'at.
2. Jual beli yang dimaksud ditimbun dahulu sebelum dijual
kemabali, dengan harapan mendapat keuntungan yang
lebih besar.
3. Membeli barang dengan menghadang di jalan atau
sebelum sampai di pasar, sehingga penjual atau pembeli
belum tahu harga pasar.
4. Membeli barang yang sudah dibeli orang lain padahal
masih dalam masa khiyar.
5. Menjual barang dengan cara menipu timbangan atau
ukuran sehingga menimbulkan kerugian bagi pembelinya.
6. Jual beli barang untuk maksiat atau untuk kejahatan

f. Barang-barang yang Haram Dijual Belikan


Adapun barang-barang haram dijual belikan diantaranya :
1. Barang-barang haram zatnya, misalnya minuman keras dan
obatobatan terlarang (Narkoba).
2. Barang hasil curian.
3. Barang yang tergolong najis, seperti daging babi, darah dan
daging anjing .
4. Barang yang digunakan untuk maksiat dan kejahatan.
5. Tanaman baik berupa buah, biji atau umbi yang belum waktunya
dipetik (Bina Karya Guru, 2008:28)

D. Metode Demonstrasi
Sebagaimana kita mengetahui bahwa metode mengajar merupakan
sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan
demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode mengajar yang
dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi palajaran serta dengan kemampuan
guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa. Proses atau situasi
tertentu yang sedang dipelajari dan sering disertai dengan penjelasan lisan
(Sudirman N, 1987:133)
1. Kelebihan Metode Demonstrasi Adalah :
a. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih
kongkrit.
b. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar, dan
tidak tertuju kepada hal Iain.
c. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru.
d. Proses pengajaran akan lebih menarik.
e. Siswa dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan mencoba melakukan sendiri.

Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat


dijawab waktu mengamati proses demonstrasi (Sudirman N, 1987: 135)
2. Kekurangan Metode Demonstrasi Adalah
a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa
ditunjang dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
c. Pelaksanaan demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang, dan memerlukan waktu yang panjang.
3. Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Setelah segala sesuatunya direncanakan dan disiapkan dengan baik,
langkah berikutnya adalah melaksanakan demonstrasi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara Iain :
a. Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan
didemonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar
langkah dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan.
b. Siapkan siswa barangkali ada hal-hal yang perlu dicatat.
c. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.
d. Ingatlah pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi
mencapal sasaran.
e. Pada waktu belajarnya demonstrasi, sekali-kali perhatikanlah keadaan
siswa, apakah semua mengikuti dengan baik.
f. Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang humoris.
g. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk
pengajuan pertanyaan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian


dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu
teknik/metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat
dicapai.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan, penelitian ini bertempat
di MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungya penelitian atau saat penelitian
ini berlangsung, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret,
April dan Mei.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VI mata
pelajaran fiqih. Adapun jumlah siswa yang menjadi obyek penelitian
semuanya ada 15 siswa terdiri dari 8 siswa perempuan dan 7 laki-laki

B. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan


kelas, maka kontribusi ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VI MI Islamiyah Repaking Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Maka penelitian
ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis Jan Taggar (dalam
sugiarti, 1997:6) yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus
berikutnya. Setiap siklus mengikuti planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Sebelum masuk siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan
kelas dapat dilihat pada gambar berikut :

Putaran I

Rencana Awal/
Rancangan
Putaran 2

Rencana yang
Direvisi

Putaran 3
Rencana yang
Direusi

Gambar PTK

Penjelasan alur di atas adalah :


1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembalajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari diterapkannya metode demonstransi melalui kegiatan jual
beli siswa.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus
berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3, dimana
masing-masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
formatif diakhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Rencana Penelitian ( RP )
Yaitu merupakan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP
berisi standar kompetensi. Kompetensi Dasar, indicator pencapaian hasil
belajar, dan kegiatan Belajar Mengajar.
2. Tugas Formatif
Tugas ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan di capai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman tata cara jual beli
siswa kelas VI pada pokok bahasan jual beli.

D. Kriteria penilaian

Untuk mempermudah evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa,


perlu dirumuskan kriteria penilaian sebagai berikut :
1. Kategori benar semua
2. Kategori benar lebih dari 7
3. Kategori salah lebih dari 3

Prosentase dan jumlah kategori I dan 2 menunjukan tingkat keberhasilan


pembelajaran, kriteria ini diberikan karna pertimbangan bahwa pelaksanaan
praktek jual beli siswa mengenai tata cara dan pengertian jual beli yang baik dan
benar merupakan pekerjaan yang sulit di capai kesempurnaanya. Untuk
ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu

secara perseorangan dan klasikal. Menurut Ahmad Rohani ( Pengelolaan


Pengajaran, 2004:195 ), untuk mengetahui setiap peserta didik"
terhadap soal-soal (items) dari suatu " tes formatif secara keseluruhan " kita
perlu menghitung persentase memuaskan bagi peserta didik masing-masing.
Pengelolaan hasil penilaian pada akhir Satuan Pelajaran ( tes formatif ) ini
dipergunakan "pendekatan ukuran mutlak" yaitu persentase yang mutlak
dikuasai/dikerjakan masing-masing peserta didik.Hasil pengelolaan ini kita
tafsirkan sesuai dengan fungsinya sebagai berikut :

1. Bagi hasil yang dicapai seorang peserta didik dalam keseluruhan soal-soal
tes itu 75 0 0 atau lebih, maka peserta didik tersebut dianggap telah berhasil,
telah menguasai bahan pelajaran dalam satuan pelajaran tersebut. Dan apa
bila demikian halnya, maka peserta didik tadi beralti " siap " menerima
"satuan bahasan" berikutnya.
2. Apabila hasil yang dicapai peserta didik kurang dari 75% ( persentase
memuaskannya kurang dari 75% ) maka peserta didik tersebut boleh terus
mengikuti sat pel berikutnya, tetapi dengan syarat bahwa ia harus tetap
berusaha untuk mempelajari kembali satuan pelajaran yang kurang
memuaskan tersebut. Dalam hal ini, peserta didik yang demikian harus
mendapat bantuan khusus dari guru, terutama pada bagian-bagian yang
berhubungan dengan kesulitan yang dialami peserta didik tadi.
Dari penafsiran di atas terhadap hasil penilaian formatif, kita dapat mengambil
kesimpulan, bahwa " penilaian formatif " sangat penting untuk usaha dalam
memperbaiki atau menyempurnakan proses belajar mengajar. Untuk
menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut;

P = Y Siswa yang tuntas belaiar / Siswa x 100%

E. Pelaksanaan Penelitian

1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Rencana Awal

Perencanaan dimulai dengan mempersiapkan materi dengan pokok

bahasan jual-beli. Adapun materi pembelajaran berupa pengertian jual

beli, dalil tentang jual beli, hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli,

serta jual beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. Ternyata siswa

saya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang berkaitan

dengan pengertian jual beli, dalilnya, hukum, syarat, rukunnya serta jual

beli yang diperbolehkan dan yang dilarang. Kemudian sebagai guru saya

mengubah cara mengajarnya. Semula saya menggunakan metode

ceramah ternyata siswa saya merasa bosan dan jenuh, oleh sebab itu

banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Sehingga

banyak yang tidak berhasil dalam memahami materi yang berkaitan

dengan jual beli. Kemudian saya mengubah cara mengajar melalui

metode simulasi di depan kelas untuk mendorong siswa untuk

melakukan jual beli sendiri dengan benar sesuai topic yang diberikan.
b. Pelaksanaan

1. Guru mengucapkan salam.


2. Guru melakukan apresiasi.
3. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai pokok bahasan jual
beli. Waktu yang dipergunakan untuk Tanya menerangkan materi
ini selama 25 menit.
4. Kemudian guru bertanya kepada siswa dan mereka menjawab
pertanyaan dari guru. Waktu yang dipergunakan untuk menjawab
selama 10 menit.
5. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yang
ditanyakan kepada siswa. Waktu yang digunakan untuk
menjelaskan selama 10 menit. Setelah itu guru memberikan tugas
secara individu selama 25 menit. Selain itu guru memberikan tugas
pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya dirumah.
6. Guru mempraktekan di depan kelas tata cara jual beli, siswa
memperhatikan. Setelah itu guru menunjuk 2 (dua) siswa untuk
mempraktekkan tata cara jual beli di depan kelas. Guru
memperhatikan siswa dalam mempraktekan tata cara jual beli
tersebut.
c. Pengamatan
Selama pembelajaran, langsung dilakukan observasi untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil
belajar dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada
pembelajaran ini siswa yang masuk sebanyk 15 siswa. Guru mengamati
kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak memperhatikan dan
bicara sendiri. Ketika ditanya tentang tata cara jual beli yang
menyangkut pengertian; hukum, syarat dan rukun jual beli, mereka
mengatakan tidak tau dan tidak paham. Sehingga tidak mampu
menjawab pertanyaan dengan benar. Suasana tampak gaduh dan sulit
dikendalikan.
Hasil observasi pada pertemuan dapat diketahui pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan I

Nama Sekolah : MI Islamiyah Repaking

Pokok Bahasan : Jual Beli

Kelas : VI (Enam)

Bulan : Maret

No No Induk Nama Siswa Jenis Jenis


Kesalahan
Kelamin 1 2 3

1 1451 Ani Habibah

2 Dasrini

3 1469 Fahrul Ardiyanto

4 1470 Nurul Latifatul .A

5 1471 Joko Sulistiono

6 1472 Listiana

7 1473 M. Abdul faza

8 1475 M. Dwiyantoro

9 1477 M. Khoirul Anas

10 1478 Siti Nur Khayatun

11 1480 Rubiyatun

12 Siti nur Khayatun

13 1482 Budi Utomo

14 1483 Muhammad Sholeh

15 1485 Ana Kurniawati


Jumlah 5 4 6

Keterangan :

1. Benar semua 5 orang


2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang
3. Salah lebih dari 3 ada 6 orang

Berdasarkan tabel di atas jumlah nilai observasi kegiatan siswa masih


kurang memuaskan. Menurut kategori tingkat siswa berarti dalam
mengikuti pelajaran siswa kurang aktif.

d. Refleksi

Hasil belajar siklus I ini belum menunjukan hasil yang memuaskan,


nilai rata-rata hasil kegiatan siswa belum memuaskan. Sebagian siswa
belum aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan maupun
mengemukakan pendapat selama pembelajaran di kelas berlangsung.
Ada beberapa siswa yang masih malu mempraktekan tata cara jual beli
di depan kelas., bahkan ada yang tidak memperhatikan pelajaran, siswa
terlihat sibuk sendirl, sesekali menertawakan temanya yang maju.
Suasana kelas tampak gaduh dan kurang terkendali.
Kesimpulan dari pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan
metode ceramah bervariasi belum dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Maka
pada siklus II peneliti menugaskan para siswa mempelajari materi jual
beli. Guru menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran dan
mempraktekan tata cara jual beli di depan kelas, siswa memperhatikan
penjelasan guru.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

a. Rencana yang Direvisi

Perencanaan dimulai dengan membentuk kelompok diskusi. Siswa


yang berjumlah 15 orang dibagi menjadi 3 kelompok, sehingga masing-
maing kelompok berjumlah 5 anak. Materi pelajaran yang diajarkan
pada siklus II ini masih fiqih pokok bahasan jual beli. Proses
pemebelajaran fiqih pokok bahasan jual beli ini menggunakan metode
demonstrasi yang dipraktekkan oleh guru secara langsung dalam
pembelajaran di kelas. Guru memberi contoh tatacara jual beli yang baik
dan benar kemuadian meminta setiap kelompok untuk
mempraktekkanya.
b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam


dan menanyakan jumlah siswa yang hadir.
2. Guru melakukan apersepsi.
3. Guru mempraktekkan tata cara jual beli dibantu oleh 2 orang
siswa dan bertanya untuk mengawali pengatuan yang dimiliki. Guru
menerangkan materi pelajaran mengenai jual beli.
4. Guru membagi siswa dalam kelompok diskusi, kemudian memberi
tugas berupa permasalahan yang berkaitan dengan jual beli.
5. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempresentasikan
dan memperagakan tatacara jual beli dari hasil jual beli
6. Pada saat presentasi guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya maupun mengutarakan pendapatnya terhadap hasil
presentasi yang telah disampaikan temannya.
7. Guru menindak lanjuti pembelajaran itu dengan
menerangkan materi dan membuat kesimpulan.
8. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Pengamatan

Selama pembelajaran dilakukan observasi untuk mengetahui


pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada pembelajaran ini siswa
yang masuk 15 siswa. Guru mengamati ternyata pada setiap kelompok
masih didapti siswa yangb kurang memperhatikan dan malu untuk
mempraktikan tata cara jual beli. Melalui serangkaian pernyataan yang
disampaikan kepada siswa, sebagian diantaranya belum memahami.
Jumlah anggota kelompok masih terlalu besar.
Tabel 2
Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan II

Nama Sekolah : MI Islamiyah


Repaking
: Jual Beli
Pokok Bahasan

Kelas

Bulan • April
No No Nama Siswa Jenis Jenis Kesalahan

Induk Kelamin
2 3

1451 Ani Habibah

Dasrini
2
1469 Fahrul Ardiyanto
3
1470 Nurul Latifatul .A
4
1471 Joko Sulistiono
5
1472 Listiana
6
1473 M. Abdul faza
7
1475 M. Dwiyantoro
8
1477 M. Khoirul Anas
9
1478 Siti Nur Khayatun
10
1480 Rubiyatun
11
Siti nur Khayatun
12
1482 Budi Utomo
13
1483 Muhammad Sholeh
14
1485 Ana Kurniawati
15
Jumlah 6 4 5

Keterangan :

1. benar semua ada 6 orang


2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang
3. Salah lebih dari 3 ada 5 orang

Klasikal : belum tuntas

Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah nilai observasi kegiatan siswa


semakin meningkat. Menurut kategori tingkat keaktifan kegiatan hal ini
berarti siswa sudah dapat dikatakan aktif dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi

Hasil belajar siklus II dalam pembelajaran fiqih dengan


menggunakan metode demonstrasi menunjukkan adanya kemajuan
dibanding siklus I. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Walaupun masih ada siswa yang pasif dalam diskusi
berlangsung. Pada saat dipraktekkan, baru sebagian siswa yang aktif
bertanya maupun menjawab pertanyaan. Sehingga masih perlu
dilakukan perbaikan terhadap pembelajaran selanjutnya, diantranya
adalah menyeimbangan antara jumlah siswa laki-laki dan perempuan
dalam pembentukan kelompok, agar siswa tidak malu-malu Iagi pada
saat berdiskusi kelompok. Siswa diberi tugas memahami materi jual beli
beserta tata cara jual beli yang diberikan kepada kelompoknya, tanpa
memberi kesempatan anggota kelompok berbicara sendiri, yaitu dengan
cara masing-masing siswa diberi tugas untuk menjelaskan materi jual
beli dan tata caranya secara bergantian.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

a. Rencana yang Direvisi

Pembelajaran pada siklus III ini diawali dengan pembentukan


kelompok, yaitu perubahan anggota kelompok yang semua
beranggotakan 5 orang menjadi 3 orang untuk masing-masing
kelompok.

b. Pelaksanaan

Pelaksaan penelitian tindakan siklus III ini diuraikan sebagai berikut :

1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan


melakukan absensi siswa.
2. Guru melakuakan apersepsi
3. Guru memperagakan tata cara jual beli dibantu seorang siswa dan
bertanya kepada siswa untuk menggali pengetahuan yang dimiliki
słswa.
4. Guru menerangkan materi pelajaran yang berkaitan dengan jual
beli.
5. Guru melakukan perubahan terhadap pembagian siswa dalam
kelompok diskusi, kemudian memberi tugas yang berkaitan dengan
materi jual beli.
6. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menjelaskan hasil dari
kelompok diskusi.
7. Pada saat guru menugaskan kepada siswa untuk bertanya maupun
mengutarakan pendapatnya terhadap hasil yang telah
disampaikantemanya.
8. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk menjawab dan menaggapi pertanyaan maupun pendapat
tersebut, kemudian guru menyempurnakan.
9. Guru menindaklanjuti pembelajaran hari itu dengan membuat
kesimpulan.
10. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

c. Pengamatan

Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk


mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkat hasil
belajar dalam proses pembelajaran fiqih pokok bahasan jual beli. Pada
pembelajaran ini siswa yang masuk 15 siswa. Hasil observasi pada
pertemuan ke Ill ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tebel 3 Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan III

Nama :MI Islamiyah


Sekolah Repaking
Pokok
: Jual Beli
Bahasan
Kelas : VI (enam)
Bulan : Mei

Jenis
No Jenis
No Nama Siswa Kesalahan
Induk Kelamin 1 2 3
2 1451 Ani Habibah
3 1469 Dasrini
Fahrul
4 1470
Ardiyanto
Nurul
5 1471
Latifatul .A
Joko
6 1472
Sulistiono
7 1473 Listiana
8 1475 M. Abdul faza
M.
9 1477
Dwiyantoro
M. Khoirul
10 1478
Anas
Siti Nur
11 1480
Khayatun
12 1482 Rubiyatun
Siti nur
13 1483
Khayatun
14 1485 Budi Utomo
Muhammad
15
Sholeh
Ana
Kurniawati
Jumlah 11 3 1

Keterangan :

1. Benar semua I I orang


2. Benar lebih dari 7 soal 3 orang
3. salah lebih dari 3 ada I orang

Klasikal : Tuntas

Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah nilai hasil observasi kegiatan


siswa sudah aktif dan tidak malu dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi

Hasil pembelajaran siklus III dalam pembelajaran fiqih pokok


bahasan jual beli dengan menggunakan metode demonstrasi
menunjukkan adanya kemajuan. Siswa aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas, siswa berani mempraktekkan tata cara jual beli
dengan baik dan benar. Berdasarkan pada tindakan yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari nilai ulangan siswa, serta peran aktif siswa dalam
mengikuti pelajaran di kelas.
BAB ıv

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analsisis Data Penelitian Persiklus

ı. Siklusı
a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pembelajaran I, soal tes formatif I dan alat-

alat pengajaran yang mendukung. Selain itü juga

dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Kegitan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada

bulan Maret 2010 di kelas VI MI İslamiyah Repaking dengan jumlah

siswa 15 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah Kepala MI İslamiyah

Repaking.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun materi siklus I,

11, dan 111 sama :


Materi Jual Beli

Adapun materi jual beli meliputi hal-hal barikut :

a Arti Jual Beli

Jual beli adalah tukar-menukar barang dengan cara tertentu, untuk

memperoleh barang dihalalkan dengan cara jual beli, agar tidak saling

merugikan.

b. Hukum Jual Beli

Hukum jual beli di dalam islam adalah halal, berarti Allah SWT

memperbolehkan adanya transaksi jual beli. Sebagaimana Firman Allah

SWT dalam Surah Al-baqoroh ayat 275 :

Artinya : ' ..Allah telah menghalalkanjual beli dan mengharamkan


riba..... "

c. Rukun Jual Beli

Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu kegiatan. Adapun

rukunjual beli yaitu

l . Penjual, yaitu orang yang menjual barang.

2. Pembeli, yaitu orang yang membeli barang.

3. Barang yang dijual belikan.

4. Uang, alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli ( Harga ).

5. Ijab Kabul, yaitu ucapan perjanjian jual beli (Bina Karya Guru,

2008:25)
Ijab Kabul di dalam jual beli yaitu ikrar dari penjual dan pembeli. Ijab yang

ucapkan oleh penjual, sepeıti ” saya jual barang ini dengan harga

sekim,” dan Kabul diucapkan oleh pembeli, misalnya ” saya beli barang ini

dengan harga sekian.” (Bina Kaıya Guru, 2008:25)

d. Syarat Jual Beli

Kegiatan jual beli dapat dianggap syah apabila memenuhi syarat-syarat

sesuai dengan syariat İslam. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain :

l. Penjual dan pembeli, syaratnya yaitu •

a. baliq, artinya sudah bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk.

b. Suka sama suka, penjual rela menjual barang dagangannya dan pembeli suka

terhadap barang yang dibelinya (Bina Karya Guru, 2008 :27)

2. Barang dan uang, syaratnya yaitu •

a. Halal, barang yang haram tidak boleh diperjual belikan.

b. Suci, barang yang tergolong najis tidak boleh diperjual belikan.

c. Bermanfaat, barang yang diperjual belikan ada maanfaat atau

kegunaanya.

d. Diketahui dengan jelas oleh penjual dan pembelim tentang ukuran,

takaran, bilangan, bentuk dan sifatnya.

e. Kepunyaan penjual atau kepunyaan yang diwakili penjual

Sabda Rosulullah SAW :


Artinya :
Tidak sahjual beli melainkan pada barang dimiliki. (H.RAbu Daııd)

3. Ijab Kabul Syaratnya yaitu :


Lafad ijab Kabul adalah perkataan penjual dan pembeli yang

merupakan pernyataan kesepakatan jual beli. Kalimat yang digunakan

hendaknya mudah dimengerti dan tidak terputus, untuk menghindari

kesalahpahaman dalam transaksi. Ijab Kabul harus dilaksanakan atas

dasar suka sama suka (Bina Karya Guru, 2008:27)

e. Jual Beli yang Diperbolehkan dan yang Dilarang

Jual beli yang diperbolehkan

Jual beli yang diperbolehkan yaitu kegiatan jual beli sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di dalam ajaran İslam.

2. Jual beli yang dilarang

Jual beli yang dilarang yaitu kegiatan jual beli menimbulkan kerugian bagi

penjual maupun pembelinya serta mengganggu ketentraman orang lain.

Adapun jual beli yang dilarang oleh syariat agama İslam yaitu :

a. Jual beli yang tidak sah karena kurang syarat atau rukunya, diantaranya
:
Jual beli dengan system ijon.

2. Jual anak binatang ternak yang masih dalam kandungan.

3. Jual beli sperma binatang jantan.

4. Jual beli barang yang belum ada di tangaıı


5. Jual beli benda najis (Bina Karya Guru, 2008:28)

b. Jual beli sah tapi terlarang, seperti halnya :


Jual beli yang dilakukan pada waktu salat jum'at.

2. Jual beli yang dimaksud ditimbun dahulu sebelum dijual kemabali,

dengan harapan mendapat keuntungan yang lebih besar.

3. Membeli barang dengan menghadang di jalan atau sebelum

sampai di pasar, sehingga penjual atau pembeli belum tahu harga

pasar.

4. Membeli barang yang sudah dibeli orang lain padahal masih dalam

masa khiyar.

5. Menjual barang dengan cara menipu timbangan atau ukuran

sehingga menimbulkan kerugian bagi pembelinya.

6. Jual beli barang untuk maksiat atau untuk kejahatan

f. Barang-barang yang Haram Dijual Belikan

Adapun barang-barang haram dijual belikan diantaranya :

Barang-barang haram zatnya, misalnya minuman keras dan obat-obatan

terlarang ( Narkoba ).

2. Barang hasil curian.

3. Barang yang tergolong najis, seperti daging babi, darah dan daging anjing

4. Barang yang digunakan untuk maksiat dan kejahatan.

5. Tanaman baik berupa buah, biji atau umbi yang belum waktunya dipetik

(Bina Karya Gum, 2008:28)

Adapun data hasil pada siklus I sebagai berikut :


Tabel 4

Hasil Belajar Mengajar Siklus I


No No Induk Nama Siswa Jenis Jenis
Kelamin
Kelamin
2 3

1 1451 Ani Habibah

2 1466 Darsini

3 Fahrur Ardiyanto

4 1470 Nurul Latifatul A

5 1471 Joko Sulistiono

6 1472 Listiana
NI
7 1473 M. Abdul Faza

8 1475 M. Dwiyantoro

9 1477 M. Khoirul Anas


NI
10 1478 Siti Nur Lailiyah
NI
11 1480 Rubiyatun

12 1481 Siti Nur Khayatun

13 1482 Budi Utomo

14 1483 Muhammad Sholeh

15 1485 Ana Kurniawati


NI

Jumlah 5 4 6

Keterangan •

l . Benar semua ada 5 orang

2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang


3. salah lebih dari 3 ada 6 orang

Klasikal : Belum Tuntas

Tabel 5

Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I


No Uraian Jumlah Hasil Siklus

Benar semua 5

Benar lebih dari 7 4


2
Salah lebih dari 3 6
3 40,0000

Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 33,33% + 26,67% — 60,00%

slswa yang tidak mampu menjelaskan tata cara jual beli dengan baik dan benar ada

6 orang.hal ini menunjukkan siswa kurang memahami penjelasan guru. Hasil

observasi masih kurang memuaskan, karena perhatian siswa diperoleh secara

paksa. Meskipun hanya tahap awal, perhatian tidak tumbuh secara alamiah.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang memahami mata pelajaran Fiqih pokok

bahasan jual beli hanya sebesar 60,00% lebih kecil dari presentase ketuntasan

yang dikehendaki yaitu sebesar 86,67%. hal ini disebabkan karena siswa masih

merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru

dengan menerapkan metode demonstrasi.


c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut :


Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa lebih antusias.

d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

Guru perlu lebih trampil dalam memotifasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3. Guru harus lebih trampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa lebih antusias.

2. Siklus 11

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri rencana pembelajaran II, soal tes formatifll, dan alat-alat pengajar yang

mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar

aktif.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada

bulan April 2010 di kelas VI MI Islamiyah Repaking dengan jumlah siswa 15.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,


sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada
siklus II.

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Sebagai pengamat adalah Kepala MI Islamiyah Repaking.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II, dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajaryang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif

II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 6

Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II


No No Induk Nama Siswa Jenis Jenis
Kelamin
Kelamin 2 3
NI
1 1451 Ani Habibah

2 1466 Darsini

3 Fahrur Ardiyanto

4 1470 Nurul Latifatul A NI

NI
5 1471 Joko Sulistiono

6 1472 Listiana

7 1473 M. Abdul Faza

8 1475 M. Dwiyantoro

9 1477 M. Khoirul Anas

10 1478 Siti Nur Lailiyah

11 1480 Rubiyatun

12 1481 Siti Nur Khayatun

13 1482 Budi Utomo

14 1483 Muhammad Sholeh

15 1485 Ana Kurniawati

Jumlah 6 4 5

Keterangan •

Benar semua ada 6 orang

2. Benar lebih dari 7 ada 4 orang

3. salah lebih dari 3 ada 5 orang

Klasikal : Blum Tuntas

Tabel 7

Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II


No Uraian Jumlah Hasil Siklus

Benar semua 6 40,0000

Benar lebih dari 7 4


2
Salah lebih dari 3 5
3

Tingkat keberhasilan pada siklus II adalah 40,00% + 26,67% = 66,670 0,

sedangkan siswa yang mempraktekkan tata cara jual beli dengan baik dan benar

ada 5 orang ( 33,33%). Hasil ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mencapai

66,67% atau IO orang yang tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa pada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan ini karena guru

menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes,

sehingga pada pertemuan selanjutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain

itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang diinginkan guru dalam menerapkan

metode demonstrasi.
c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut :

Memotivasi siswa

2. Membimbing siswa menemukan konsep

3. Pengolahan waktu

d. Revisi Rancangan
Pelaksanan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih

terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk

dilakukan pada siklus III antara lain :

Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi dalam proses belajar mengajar berlangsung.

2. Guru harus lebih dekat dengan siswa, sehingga tercipta suasana

kekeluargaan dan kenyamanan. Hal ini agar siswa lebih berani dalam

mengemukakan pendapat atau bertanya.

3. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa dalam mempraktekkan

tata cara jaul beli.

4. Guru harus mendistribusikan waktu secara baik, sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan soal-soal latihan

pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

3. Siklus 111

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pembelajaran III, soal tes formatif III dan alatalat

pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi

pengolahan cara belajar aktif metode demonstrasi dan lembar

observasi aktif guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanan


Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada bulan Mei 2010 di kelas VI MI Islamiyah Repaking

dengan jumlah siswa 15. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan

pada siklus II tidak terulang Iagi pada siklus III.

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanan belajar

mengajar. Sebagai pengamat adalah kepala MI Islamiyah Repaking.

Pada proses akhir belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai

berikut •
Tabel 8

Hasil Kegiatan Belajar Mengajar Siklus III

No No Induk Nama Siswa Jenis Jenis Kelamin

Kelamin 2 3
NI
1 1451 Ani Habibah

2 1466 Darsini

3 Fahrur Ardiyanto

4 1470 Nurul Latifatul A

5 1471 Joko Sulistiono

6 1472 Listiana

7 1473 M. Abdul Faza

8 1475 M. Dwiyantoro
9 1477 M. Khoirul Anas

10 1478 Siti Nur Lailiyah


11 1480 Rubiyatun
12 1481 Siti Nur Khayatun
13 1482 Budi Utomo
14 1483 Muhammad Sholeh
15 1485 Ana Kurniawati

Jumlah 11 3

Keterangan •

Benar semua ada I I orang

2. Benar lebih dari 7 ada 3 orang

3. Salah lebih dari 3 ada I orang

Klasikal : Tuntas

Tabel 9

Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III


No Uraian Jumlah Hasil Siklus

Benar semua 11 73,330


Benar lebih dari 7 3 20,000 0
2
Salah lebih dari 3 1 6,67%
3
Tingkat keberhasilan pada siklus III adalah 73,33% + 20,00% = 93,33 0 0, siswa

yang kurang mampu mempraktekkan tata cara jual beli dengan baik ada I

anak. Karena siswa ini jika dalam proses belajar mengajar sering tidur dan tidak

mau belajar kelompok dengan teman-temannya. Hasil ini menunjukkan bahwa

ketuntasan belajar mencapai 93,33% atau ada 14 siswa yang tuntas belajar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus III ketuntasan belajar secara klasikal telah

tercapai.

Adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan belajar aktif

sehingga siswa lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini. Hal ini dapat

membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan.


c. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan belajar aktif. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan

sebagai berikut :

Selama proses belajar menagajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

sempurna, tetapi prosentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek

cukup besar.

2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama


proses belajar berlangsung.

3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah menglami perbaikan dan

peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Rancangan

Pada siklus III guru telah menerapkan belajar aktif dengan baik dan

dilihat dari aktivitas siswa serta hasih belajar siswa, pelaksanaan proses belajar

mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan adanya revisi

terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya

adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan

agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan belajar

aktif dapat meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

B. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa


Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara belajar aktif

dengan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan

hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru ( ketuntasan

belajar meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu masing-masing 60,00%,

66,670 0 dan 93,33%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara

klasikal telah tercapai.


2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelaj aran
Berdasarkan analisis data diperoleh aktivitas siswa dalam proses

belajar aktif dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak

positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan

dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami
peningkatan

Anda mungkin juga menyukai