Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekitar 80% dari populasi kehidupan seseorang akan mengalami nyeri
punggung bawah atau Low Back Pain(LBP). Menurut Jones B sebanyak 80%
populasi orang dewasa dalam rentang hidupnya akan mengalami nyeri
punggung bawah. Low back pain merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal akibat dari ergonomi yang salah. Gejala utama low back pain
adalah rasa nyeri di daerah tulang belakang bagian punggung. Secara umum
nyeri ini disebabkan karena peregangan otot dan bertambahnya usia yang akan
menyebabkan intensitas olahraga dan gerak semakin berkurang. Hal ini akan
menyebabkan otot-otot punggung dan perut akan menjadi lemah (Umami et al.,
2013).
Faktor risiko yang dapat mempengaruhi timbulnya low back pain antara
lain umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), masa kerja, dan kebiasaan
merokok (Umami et al., 2013). Penyebab Low Back Pain (LBP)yang paling
sering adalah duduk terlalu lama, sikap duduk yang salah, postur tubuh yang
tidak ideal, aktivitas yang berlebihan, serta trauma.
Duduk merupakan salah satu sikap tubuh menopang batang badan bagian
atas oleh pinggul dan sebagian paha yang terbatas pergerakannya untuk
mengubah posisinya lagi. Selama ini duduk telah menjadi topik yang kompleks
oleh para peneliti Low Back Pain (LBP). Lamanya duduk dan sikap duduk
merupakan subtopik yang erat kaitannya dengan Low Back Pain (LBP) (Yusuf
Harkian ddk, 2014).
Duduk lama dapat mengakibatkan ketegangan dan keregangan ligamentum
dan otot tulang belakang sehingga mengakibatkan keluhan low back pain atau
nyeri punggung bawah. selain lamanya duduk, posisi duduk turut
mempengaruhi risiko low back pain atau nyeri punggung bawah. Posisi duduk
statis yang kurang ergonomis seperti duduk dalam posisi membungkuk

1
dapatmemicu kerja otot yang kuat dan lama tanpa cukup pemulihan dan aliran
darah ke otot terhambat (Asri & Tantri, 2016).
Jumlah penderita Low Back Pain (LBP) hampir sama pada setiap populasi
masyarakat di dunia. Berdasarkan data persentase penderita Low Back Pain
(LBP) di Amerika Serikat mencapai 28,5%. Angka ini berada pada urutan
pertama tertinggi untuk kategori nyeri yang sering dialami kemudian diikuti
oleh sefalgia dan migren pada urutan kedua sebanyak 16% (National Center of
Health Statistics (NCHS). 2010).
Sedangkan data untuk jumlah penderita Low Back Pain (LBP)pernah
dialami oleh 50%-80% Negara Industri, dimana presentasi meningkat sesuai
pertumbuhan usia dan menghilangkan jam kerja yang sangat besar. di
Indonesia tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita Low Back
Pain (LBP)pernah dialami oleh 50%-80% Negara Industri, dimana presentasi
meningkat sesuai pertumbuhan usia dan menghilangkan jam kerja yang sangat
besar. di Indonesia bervariasi antara 7,6% sampai 37%. Low Back Pain (LBP)
merupakan gangguan muskuloskeletal yang paling banyak dijumpai dalam
aktivitas kerja. (Sugianto,2007)
Datauntuk jumlah penderita Low Back Pain (LBP) di Indonesia tidak
diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita Low Back Pain (LBP) di
Indonesia bervariasi antara 7,6% sampai 37%.Data mengenai jumlah penderita
Low Back Pain (LBP) di Kalimantan Barat khususnya di RSUD Dokter
Soedarso Pontianak didapatkan bahwa pada tahun 2010 sebanyak 189 kasus,
tahun 2011 sebanyak 63 kasus dan tahun 2012 sebanyak 959 kasus. (Lailani,
2013)
Menurut Lisdkk, 2007, tidak ada bukti nyata dari penelitian-penelitian
yang telah ada bahwa duduk lama dapat berdiri sendiri sebagai faktor resiko
yang signifikan untuk low back pain, kecuali jika dikombinasikan dengan sikap
duduk yang salah dan getaran pada tubuh maka mungkin akan meningkatkan
resiko berkembangnya low back pain. Namun oleh Samara, 2004 dikatakan
bahwa duduk lama merupakan penyebab tersering timbulnya low back pain
dengan angka kejadian pada orang dewasa 39,7 – 60 %. Low back pain disebut

2
berkaitan dengan duduk selama lebih dari 4 jam. Sejumlah penelitian lain juga
menunjukkan keterkaitan antara lama duduk dengan Low back pain. Penelitian
Wetz, 2001 menyatakan bahwaprevalensi sesaat NPB sebesar 12,6 % pada
orang yang sering bekerja duduk selama lebih dari 4 jam, 1,2 % kadang-kadang
duduk, dan 25,9 % jarang duduk dengan waktu kurang dari 2 jam.Orang yang
bekerja dengan posisi duduk selama setengah hari waktu kerja atau lebih
memeiliki risiko relatif 1,6 untuk terjadinya nyeri punggung bawah.
Penelitian yang dilakukan oleh Samara dkk, 2004 menyatakan bahwa
duduk selama 1,5 sampai 5 jam mempunyai risiko 2,35 kali lebih besar untuk
terjadinya Low Back Pain (LBP). Penelitian dengan metode potong-lintang
yang juga dilakukan oleh Samara dkk, 2004 pada 246 subyek di pabrik “X”
Cikarang, diketahui bahwa sikap duduk membungkuk menambah risiko
terjadinya Low Back Pain (LBP) 2,58 kali lebih besar.
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada dosen di stikes
muhammadiyah Palembang di dapatkan posisi duduk terlalu membungkuk
kedepanserta posisi tubuh terkadang miring kiri atau kanan.
Berdasarkan latar belakang diatas, diketahui bahwa posisi duduk memiliki
hubungan dengan kejadian Low Back Pain (LBP). Penelitian tentang hubungan
sikap duduk dengan Low Back Pain (LBP) di Indonesia masih sedikit sehingga
sulit dilakukan perbandingan hasil penelitian. Oleh karena itu, berdasarkan
latar belakang ini peneliti ingin mengetahui hubungan posisi duduk terhadap
kejadian Low Back Pain (LBP) pada dosen di stikes muhammadiyah
Palembang.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian yang di dapat berdasarkan latar
belakanng di atas adalah apakah terdapat hubungan posisi duduk dengan
kejadian low back pain pada dosen di stikes muuhammadiyah Palembang?

3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan posisi duduk dengan kejadian low back pain pada dosen di stikes
muhammadiyah Palembang
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui posisi duduk dosen di stikes muuhammadiyah
Palembang
b. Untuk mengetahui kejadian low back pain pada dosen di stikes
muuhammadiyah Palembang

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini bisa digunakan untuk menambah informasi
mengenai hubungan posisi duduk dengan kejadian low back pain pada
dosen di stikes muhammadiyah Palembang .
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
peneliti tentang kajianhubungan posisi duduk dengan kejadian low back
pain pada dosen di Stikes Muhammadiyah Palembang .
b. Bagi Masyarakat dapat mengetahui akibat dari aktivitas yang di lakukan
dalam jangka waktu lama misalnya duduk lama dengan posisi yang salah
dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.
c. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi bahan masukan dan bacaan dalam
proses pembelajaran. Sebagai sumber untuk menambah wawasan bagi
mahasiswa kesehatan.

E. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam area keperawatan dasar yang dilaksanakan
untuk mengetahui “hubungan posisi duduk dengan kejadian low back pain
pada dosen di Stikes Muhammadiyah Palembang”. Penelitian ini merupakan

4
penelitian kuantitatif dengan melakukan pendekatan cross sectional. Penelitian
ini menggunkan desain survey korelational yaitu dengan menguraikan dan
menjelaskan keadaan variable penelitian untuk mengambil kesimpulan,
variabel dalam penelitian ini adalah posisi duduk sebagia variabel independen
dan kejadian low back pain sebagai variabel dependen.

F. Keaslian Penelitian
No Judul/Penulis/ Metodelogi Hasil Persamaan Perbedaan
Tahun
1. Hubungan Jenis Hasil dari Persamaan Perbedaan
antara penelitian penelitian ini dalam desain penelitian
Karakteristik yang menunjukkan penelitian, terletak pada
Responden dan digunakan bahwa paling metode variable
Sikap Kerja yaitu banyak pengambilan independen
Duduk dengan penelitian mengalamike data dan tempat
Keluhan Nyeri kuantitatif luhan nyeri menggunaka penelitian
Punggung dengan punggung n lembar
Bawah (Low pendekatan bawah kuisioner dan
Back Pain) Pada analitikobserv adalah observasi.
Pekerja Batik asional, pekerja
Tulis penelitian ini dengan sikap
(The termasuk kerja duduk
Relationship penelitian tidak
Among Cross sectional ergonomis.
Respondent Karena Uji analisis
Characteristic variable bebas dengan
and Awkward (variable cramer
Posture with independent) coefficient c
Low Back Pain yaitu mendapatkan
in Batik karakteristik hasil p=0,001
Workers) / responden dan dan
Amalia Riza sikap kerja menunjukkan
Umami, Ragil duduk, serta ada
Ismi Hartanti, variabel terikat hubungan
Anita Dewi P.S. (variable yang
/ 2013 dependent) signifikan
yaitu keluhan antara sikap
nyeri kerja duduk
punggungbaw dengan
ah (low back keluhan
pain), teknik nyeri
pengambilan punggung
sampel yang bawah.
Digunakan
dalam
penelitian ini

5
adalahSimple
Random
Sampling
2. Hubungan Lama Desain Hasil Persaman Perbedaan
Dan Posisi penelitian penelitian terdapat pada penelitian
Duduk Dengan yang diperoleh metode terletak pada
Keluhan Nyeri digunakan bawah ada pengambilan tempat
Punggung adalah studi hubungan data penelitian
Bawah Pada korelasi lama duduk menggunaka
Penjahit Baju Di (Correlation dengan n lembar
Pasar Sentral Study), Data keluhan kuisioner dan
Polewali Dan diperoleh nyeri ρ- observasi.
Pasar dengan value=0,002
Wonomulyo menggunakan dan Posisi
Kab. Polewali lembar duduk
Mandar. / Asri kuesioner, dengan
Aprilia & penelitian ini keluhan
Tantriani / 2016 akan nyeri ρ-
menyajikan value=0,006.
analisa
univariat pada
tiap variabel
dalam bentuk
tabel distribusi
frekuensi serta
analisa bivariat
untuk
mengetahui
hubungan
antara variabel
independen
dan dependen
dengan
menggunakan
uji statistik
chi-square.
3. Hubungan Penelitian ini Hasil Persamaan Perbedaan
Antara Lama menggunakan penelitiandid terdapat pada terdapat pada
Dan Sikap desain studi apatkan nilai dseain variable
Duduk Terhadap cross-sectional significancy penelitian,me independen,
Kejadian Nyeri analitik (Asymp. Sig tode dan tempat
Punggung observasional. (2-sided)) pengambilan penelitian
Bawah Di Lama dan menunjukkan data
Poliklinik Saraf sikap duduk angka 0,000
Rsud Dokter akan diukur (p<0,05)
Soedarso melalui maka dapat
Pontianak. / kuisioner yang dinyatakan
Yusuf Harkian, telah divalidasi bahwa
Dyan Roshinta sebelumnya. terdapat
Laksmi Dewi, Dilakukan uji hubungan

6
Iit Fitrianingrum hipotesis antara lama
/ 2014 dengan Chi- duduk
Square untuk dengan
analisis kejadian
bivariat dan uji NPB pada
Koefisien pasien
Kontingensi C Poliklinik
untuk melihat Saraf RSUD
korelasi. Dokter
Soedarso
Pontianak.

4. Association Dengan Kelompok Persamaan Perbedaan


between sitting menggunakan pekerjaan terdapat pada terdapat pada
and MEDLINE yang metode desain
occupationalLB (Perpustakaan menunjukkan pengambilan penelitian,
P / Angela Kedokteran hubungan data dengan tempat
Maria Lis, Katia Nasional AS), terkuat menggunaka penelitian,
M. Black, HEALTHSTA antara duduk n lembar dan tahun
Hayley Korn, R, dan dan kuisioner. penelitian
Margareta CINAHL melaporkan
Nordin / 2007 sebagai basis LBP adalah
data utama, pilot
kuesioner helikopter
digunakan (OR = 9,0,
untuk 90% CI 4,9-
mengumpulka 16,4),
n data dibandingkan
dengan
kelompok
kontrol
petugas yang
tidak
terbang.
Operator
crane juga
menghadirka
n OR tinggi;
mereka
memiliki
3,29 kali
(95% CI
1,52-7,12)
risiko
melaporkan
LBP
daripada
pekerja
kantor. Sopir
bus adalah

7
subjek dari
dua studi
terpisah.
Meskipun
OR dalam
kedua studi
tidak sama,
kedua studi
menunjukkan
hubungan
positif antara
duduk dan
melaporkan
LBP (≥1,5)
5. Is Objectively Penelitian ini Sebagian Persamaan Perbedaan
Measured adalah bagian besar (58%) terdapat pada terdapat pada
Sitting dari studi pekerja desain variabel dan
TimeAssociated cross-sectional dengan LBP penelitian,me tempat
with Low Back , kuesioner tinggi tode penelitian
Pain? A Cross- penyaringan terpapar pengambilan
Sectional yang berisi dengan total data
Investigation in informasi waktu duduk
theNOMAD umum tentang yang tinggi
study / Nidhi variabel (yaitu> 8 jam
Gupta, Caroline demografis. per
Stordal hari).Tidak
Christiansen, ada
David M. perbedaan
Hallman, Mette nyata antara
Korshøj,Isabella pekerjaan
Gomes kerah biru
Carneiro, sehubungan
Andreas dengan
Holtermann / intensitas
2015 LBP (F =
1,48, P =
0,17).

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Low Back Pain ( LBP)
a. Definisi Low Back Pain ( LBP)
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah
satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh
yang kurang baik (Idyan, 2007).
Low back pain (LBP) merupakan gangguan muskuloskeletalyang
paling sering didalam aktivitas kerja. Low back pain (LBP) adalah rasa
nyeri yang terjadi di daerah punggung bagian bawah dan dapat menjalar
ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar (Jahidin, 2016).
Low back pain merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal
akibat dari ergonomi yang salah. Gejala utama low back pain adalah rasa
nyeri di daerah tulang belakang bagian punggung. Secara umum nyeri ini
disebabkan karena peregangan otot dan bertambahnya usia yang akan
menyebabkan intensitas olahraga dan gerak semakin berkurang. Hal ini
akan menyebabkan otot-otot punggung dan perut akan menjadi lemah
(Umami et al., 2013).

b. Etiologi Low Back Pain ( LBP)


Menurut Lukman & Nurma, 2012, Umumnya Low Back Pain (
LBP) atau nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari
berbagai masalah musculoskeletal. Nyeri terjadi akibat gangguan
muskuloskeltal dapat dipengaruhi oleh aktivitas
a) Regangan lumbosakral akut
b) Ketidakstabilan ligament lumbosakral dan kelamahan otot
c) Osteoartritis tulang belakang
d) Stenosis tulang belakang
e) Masalah diskus intervertebralis

9
f) Perbedaan panjang tungkai
g) Pada lansia: akibat frakturtulang belakang, osteoporosis atau
metastasis tulang
h) Penyebab lain, seperti gangguan ginjal, masalah perlvis, tumor
retroveritoneal, aneurisma abdominal, dan masalah psikosomatik.

c. Tanda dan Gejala Low Back Pain


Adapun tanda dan gejala dari low back pain menurut Ratini (2015)
antara lain yakni:
a) Nyeri sepanjang tulang belakang, dari pangkal leher sampai tulang
ekor.
b) Nyeri tajam terlokalisasi di leher, punggung atas atau punggung
bawah terutama setelah mengangkat benda berat atau terlibat dalam
aktivitas berat lainnya.
c) Sakit kronis di bagian punggung tengah atau punggung bawah,
terutama setelah duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
d) Nyeri punggung menjalar sampai ke pantat, dibagian belakang paha,
ke betis dan kaki.
e) Ketidakmampuan untuk berdiri tegak tanpa rasa sakit atau kejang otot
di punggung bawah.

Menurut McKenzie, 2008 low back painditandai dengan gejala


sebagai berikut :
a) Nyeri terjadi secara intermiten atau terputus-putus
b) Sifat nyeri tajam atau mendadak, dipengaruhi oleh sikap atau gerakan
yang bisa meringankan ataupun memperberat keluhan.
c) Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan memburuk
setelah digunakan untuk beraktivitas.
d) Terkadang nyeri menjalar ke pantat atau paha
e) Nyeri terkadang bertambah hebat bila bergerak, berdiri, berjalan atau
duduk.

10
f) Nyeri berkurang bila berbaring terutama tengkurap

d. Faktor Resiko Low Back Pain ( LBP)


Low Back Pain ( LBP) atauNyeri pinggang bawah dapat
dipengaruhi beberapa faktor risiko antara lain :
a) Usia
Dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang
dan hal tersebut mulai terjadi pada saat seseorang berusia 30 tahun
dengan berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi
jaringan parut dan pengurangan cairan. Sehingga akan menyebabkan
stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang (Pratiwi et al.,2009).
Prevalensi meningkat terus menerus dan mencapai puncaknya antara
usia 35 hingga 55 tahun. Semakin bertambahnya usia seseorang, risiko
untuk menderita LBP akan semakin meningkat karena terjadinya
kelainan pada diskus intervertebralis pada usia tua (WHO, 2013).
b) Jenis kelamin
Secara fisiologis kemampuan otot wanita lebih rendah daripada
pria. Pada wanita keluhan ini sering terjadi misalnya pada saat
mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat
menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon
estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang (Andini,
2015).
c) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Berdasarkan hasil penelitian Purnamasari (2010) seseorang yang
overweight lebih berisiko 5 kali menderita LBP dibandingkan dengan
orang yang memiliki berat badan ideal. Semakin berat badan
bertambah, tulang belakang akan tertekan dalam menerima beban
sehingga menyebabkan mudahnya terjadi kerusakan pada struktur
tulang belakang. Salah satu daerah pada tulang belakang yang paling
berisiko akibat efek dari obesitas adalah verterbrae lumbal.

11
d) Kebiasaan Merokok
Hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot
pinggang adalah karena nikotin pada rokok dapat menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke jaringan. Selain itu, merokok juga dapat
menyebabkan berkurangnya kandungan mineral pada tulang sehingga
menyebabkan 8 nyeri akibat terjadinya keretakan atau kerusakan pada
tulang (Kantana, 2010).
e) Masa kerja
Semakin lama masa bekerja atau semakin lama seseorang
terpajan faktor risiko maka semakin besar pula risiko untuk
mengalami LBP dikarenakan nyeri punggung merupakan penyakit
kronis yang membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan
menimbulkan manifestasi klinis (Umami et al, 2013).

e. Patofisiologi Low Back Pain ( LBP)


Keluhan low back pain yaitu nyeri, spasme, dan adanya
keterbatasan fungsional yang berhubungan dengan mobilitas lumbal.
Nyeri dan spasme otot seringkali membuat seseorang enggan
menggerakan lumbalnya, sehingga menyebabkan perubahan fisiologi
pada otot tersebut yaitu berkurangnya masa otot dan penurunan kekuatan
otot, akhirnya menimbulkan penurunan aktifitas fungsionalnya (Hill,
2006 dalam pramita, 2014).
Menurut Donald et al., (1999) dalam Widiasih (2015) duduk
menyebabkan pelvisberotasi kearah belakang. Rotasi dari pelvis dapat
mengubah derajat sudut lumbar lordosis, dan menambah derajat
persendian pada panggul dan lutut menyebabkan kerja otot menjadi lebih
berat sehingga menekan diskus vertebralis. Posisi saat duduk dipengaruhi
oleh sudut sandaran punggung, sudut dudukan kursi dengan keempukan
busa, danada atau tidaknya sanggahan tangan. Sandaran punggung yang
memiliki sudut 110° - 130° adalah tumpuan yang paling ideal karena
mengahislkan tekanan paling rendah bagi discus intervertebralisdengan

12
kerja otot ringan. Dudukan kursi yang memiliki sudut 5° dan sanggahan
tangan juga dapat menurunkan tekanan discus intervertebralis dan kerja
otot saat duduk.

2. Posisi Duduk
a. Konsep Posisi Duduk
Posisi duduk yang paling mengikuti prinsip ergonomik saat bekerja
ialah posisi duduk rileks (relax position). Duduk dengan posisi rileks
membentuk sudut sekitar 105-125o merupakan sudut yang
direkomendasikan para peneliti untuk dilakukan saat duduk bekerja.
(Sarkar, 2012). Posisi duduk rileks dengan sudut sekitar 90-120odianggap
memenuhi kriteria duduk yang baik secara ergonomik (Angelin dkk,
2012).
Posisi duduk dapat mempengaruhi risiko Nyeri Punggung Bawah
karena Posisi duduk yang kurang ergonomis seperti duduk dalam posisi
membungkuk dapat memicu kerja otot yang kuat dan lama tanpa cukup
pemulihan dan aliran darah ke otot terhambat (Jahidin, 2016).
Posisi duduk mempengaruhi risiko Nyeri Punggung Bawah karena
Posisi duduk statis yang kurang ergonomis seperti duduk dalam posisi
membungkuk dapat memicu kerja otot yang kuat dan lama tanpa cukup
pemulihan dan aliran darah ke otot terhambat (Asri & Tantri, 2016)
Sikap tubuh yang salah selama duduk membuat tekanan abnormal
dari jaringan sehinggamenyebabkan rasa sakit. Pada sikap duduk tegak
ligamentum longitudinalis posterior tidak teregang karena vertebralumbal
dalam keadaan lordosis. Namun pada sikap duduk membungkuk
mengakibatkan penambahan pereganganligamentum longitudinalis
posterior sehingga menimbulkan nyeri, dan dapat menyebabkan
peningkatan tekanan padadiskus intervertebralis. Bila ini terjadi akan
dapat mengakibatkan hernia nukleus pulposus (BBC News, 2006).
Oleh karena itu agar tidakterjadi NPB yang makin parah, maka
perlu diperhatikan lama dan sikap duduk yang benar. Penggunaan

13
penyanggalumbal ketika duduk pada kursi bersandar sangat membantu
mengurangi risiko NPB. Untuk mengurangi resiko nyeri punggung
bawah sebaiknya istirahat sejenak dari dudukdengan berdiri dan relaks.
Selain itu aktivitas olahraga untuk mengurangidan mencegah NPB lebih
parah perlu dilakukan (Samara, 2004)

b. Macam-macam posisi duduk


Menurut Parjoto (2007), beberapa macam posisi duduk adalah sebagai
berikut:
a. Duduk tegak
Posisi duduk tegak dengan sudut 90º tanpa sandaran dapat
mengakibatkan beban pada daerah lumbal. Hal ini disebabkan karena
otot berusaha untuk meluruskan tulang punggung dan daerah lumbal,
yang menahan beban badan yang lebih besar.
b. Duduk condong ke depan
Posisi duduk dengan badan condong kedepan atau membungkuk
dengan sudut 70° dapat menambah gaya pada discus lumbalis kurang
lebih 90% lebih besar dibandingkan posisi berdiri membungkuk.
Posisi leher condong kedepan dengan badan membungkuk
mengakibatkan beban kerja otot berkurang namun beban yang di
tahan discus meningkat
c. Duduk menyandar
Posisi menyandar mengikuti proporsi tubuh dapat mengurangi
tekanan discus25% sehingga merupakan posisi yang paling nyaman,
namun permasalahan pada posisi ini target visual terlalu jauh atau
terlalu rendah. Penelitian Khumaerah (2011) menjelaskan bahwa
standar posisi duduk yang ergonomik adalah sebagai berikut :
a) Dagu ditarik ke dalam
b) Kepala tidak membungkuk ke depan (fleksi 5-10 º)
c) Punggung tetap tegak dengan bantalan kursi menopang punggung
bawah

14
d) Posisi punggung santai dan tidak membungkuk (Lumbal tetap
lordosis)
e) Tibia (betis) tegak lurus dengan lantai
f) Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai (85-100 º)
g) Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi
duduk anda terlalu tinggi

Duduk lama dapat mengakibatkan ketegangan dan keregangan


ligamentum dan otot tulang belakang sehingga mengakibatkan keluhan
Nyeri Punggung Bawah. Duduk lama dengan posisi yang salah dapat
menyebabkan otot-otot pinggang menjadi tegang dan dapat merusak
jaringan lunak sekitarnya. Melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang
monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, dalam sehari pula dapat
meningkatkan resiko timbulnya nyeri punggung (Anonim, 2007 dalam
jihadin, 2016).

B. Hubungan Posisi Duduk Dengan Kejadian Low Back Pain Pada Dosen Di
Stikes Muhammadiyah Palembang.
Low back pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah merupakan salah satu
gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang
baik. Low back pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri
yang terjadi di daerah punggung bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki
terutama bagian belakang (Asri & Tantri, 2016).
Low back pain merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal akibat
dari ergonomi yang salah. Gejala utama low back pain adalah rasa nyeri di
daerah tulang belakang bagian punggung. Secara umum nyeri ini disebabkan
karena peregangan otot dan bertambahnya usia yang akan menyebabkan
intensitas olahraga dan gerak semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan
otot-otot punggung dan perut akan menjadi lemah (Umami et al., 2013).

15
Penyebab Low Back Pain (LBP)yang paling sering adalah duduk terlalu
lama, sikap duduk yang salah, postur tubuh yang tidak ideal, aktivitas yang
berlebihan, serta trauma (Gatam, 2010).
Low Back Pain (LBP)atau Nyeri pinggang bawah dapat
dipengaruhibeberapa faktor risiko antara lain umur, jeniskelamin, indeks masa
tubuh, jenis pekerjaan yangbiasanya berkaitan dengan sikap tubuh
tertentu(duduk, berdiri, mengangkat, mendorong,membengkokkan badan) dan
masa kerja. Kebiasaansehari-hari juga dapat merupakan faktor risikoterjadinya
NPB antara lain kebiasaan merokok,konsumsi alkohol, olahraga, dan aktivitas
rumahtangga sehari-hari (Samara, 2004).
Posisi duduk dapat mempengaruhi risiko Nyeri Punggung Bawah karena
Posisi duduk kurang ergonomisseperti duduk dalam posisi membungkuk dapat
memicu kerja otot yang kuat dan lama tanpa cukup pemulihan dan aliran darah
ke otot terhambat (Jahidin, 2016).
Sikap tubuh yang salah selama duduk membuat tekanan abnormal dari
jaringan sehinggamenyebabkan rasa sakit. Pada sikap duduk tegak ligamentum
longitudinalis posterior tidak teregang karena vertebralumbal dalam keadaan
lordosis. Namun pada sikap duduk membungkuk mengakibatkan penambahan
pereganganligamentum longitudinalis posterior sehingga menimbulkan nyeri,
dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan padadiskus intervertebralis. Bila
ini terjadi akan dapat mengakibatkan hernia nukleus pulposus. Oleh karena itu
agar tidakterjadi NPB yang makin parah, maka perlu diperhatikan lama dan
sikap duduk yang benar (Samara, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Angelin dkk, 2012 menyatakan bahwa
Posisi duduk yang paling sedikit mendatangkan nyeri ialah posisi duduk rileks
yang ditemukan pada 7 responden, posisi duduk membungkuk27 responden,
danposisi duduk tegak tanpa sandaran sebanyak 28 responden. Hasil
tersebutsejalan dengan penelitian di Universitas Modern Dental oleh Priyanka
et al. Yang menyatakan bahwa posisi duduk yang paling mengikuti prinsip
ergonomik saat bekerja ialah posisi duduk rileks (relax position). Duduk
dengan posisi rileks membentuk sudut sekitar 105-125o merupakan sudut yang

16
direkomendasikan para peneliti untuk dilakukan saat duduk bekerja.Hampir
serupa dengan penelitian Priyanka et al., Bashir menyatakan bahwa posisi
duduk rileksdengan sudut sekitar 90-120o dianggap memenuhi kriteria duduk
yang baik secara ergonomik.
Orang yang paling banyak mengalami keluhan nyeri punggung bawah
adalah pekerja dengan sikap kerja duduk tidak ergonomis. Uji analisis dengan
cramer coefficient c mendapatkan hasil p=0,001 dan menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara sikap kerja duduk dengan keluhan nyeri
punggung bawah. Sikap duduk yang paling baik yang tidak berpengaruh buruk
terhadap sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit
lordosa pada pinggang dan sedikit kifosa pada punggung. Sikap demikian
dapat dicapai dengan kursi dan sandaran punggung yang tepat. Dengan sikap
seperti itu, otot – otot punggung terasa enak. Sikap tubuh yang baik sangat
penting karena akan membantu tubuh bekerja maksimal juga membuat daya
tahan dan pergerakan tubuh jadi efektif dan dapat juga menyumbang kesehatan
secara menyeluruh. Tidak hanya itu, postur tubuh yang baik ternyata juga
pencegahan terbaik agar tidak menderita keluhan nyeri punggung bawah
(Umami et al., 2013).

17
C. Kerangka Teori

Posisi duduk yang Kerja otot yang kuat


salah

Ketegangan dan Aliran darah ke otot


keregangan otot terhambat
ligamentum

Low Back Pian


(LBP)

Sumber : Samara, 2004

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

18
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah uraian konsep satu dengan konsep yang lainnya,
atau antara variable satu dengan variable yang lain dari masalah yang akan
diteliti. (Notoatmojo, 2012)
Kerangka konsep dibawah ini dapat deijelaskan bahwa peneliti akan
mengetahui ada tidaknya hubungan posisi duduk dengan kejadian low back
pain pada dosen di Stikes Muhammadiyah Palembang.

variabel independen variabel dependen


Posisi Duduk Low Back Pain

B. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1. Posisi Posisi Pengisian Kuesioner 1. Posisi Nominal
duduk dan sikap Kuesioner, duduk
tubuh observasi baik
seseorang 2. Posisi
dalam bekerja. duduk
Posisi duduk tidak baik
yang sesuai
dengan
anatomi tubuh,
punggung
tegak lurus,
kepala tidak
menunduk
dan posisi
paha sejajar
dengan lantai
3. Low back Nyeri yang Pengisian Kuesioner Mengalami Nominal
pain atau dirasakan oleh kuesioner, low back
nyeri seseorang wawancara pain apabila :
punggung dengan salah a) Nyeri
bawah satu tanda sepanjang
tulang

19
belakang
b) Nyeri
tajam
terlokalis
asi di
leher
c) Sakit
kronis di
bagian
punggung
tengah
d) Nyeri
punggung
menjalar
sampai
ke pantat
e) Ketidakm
ampuan
untuk
berdiri
tegak

C. Hipotesis
Ha : Ada hubungan posisi duduk dengan kejadian low back pain pada dosen
di STIKes Muhammadiyah Palembang
Ho : Tidak ada hubungan posisi duduk dengan kejadian low back pain pada
dosen di STIKes Muhammadiyah Palembang

20
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross
sectional. Yaitu suatu metode pengambilan data baik variabel bebas maupun
variabel terikat secara bersamaan. Pada penelitian ini,variabel independen dan
variabel dependen diukur pada waktu yang sama(Notoatmodjo, 2007).
Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan antara posisi duduk
dengan kejadian low back painpada dosen di Stikes Muhammadiyah
Palembang.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


a. Populasi
Populasi adalah gambaran spesifik yang menjadi sasaran penelitian
yakni tentang siapa atau golongan mana (Notoatmojo, 2012).
Populasi penelitianini adalah seluruh dosen di Stikes Muhammadiyah
Palembang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2012).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode total sampling. Metode total sampling merupakan teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugyono,
2009). Alasan menggunakan total sampling karena jumlah populasi yang
kurang dari 100 (Sugyono, 2007).

21
C. Tempat Dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Stikes Muhammadiyah Palembang.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan maret 2019

D. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan mengacu dari beberapa sumber :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama
(Wandansari, 2013).
Data primer tentang karakteristik responden :
a. Posisi duduk dilakukan dengan pengisian kuesioner
b. Keluhan LBP dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pengambilan
gambar

E. Intrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Alat tulis
2. Lembar informed consent
3. Kuesioner

F. Pengolahan Dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data
mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan
informasi yang di perlukan. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh

22
peneliti dalam pengolahan data dibagi menjadi 5 tahap, yaitu (Setiadi,
2013).

a. Editing (Memeriksa)
Adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para
pengumpul data.
b. Coding (Memberi Tanda Kode)
Adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dan para respon den ke
dalam bentuk angka/ bilangan. Biasanya klasifikasi di lakukan dengan
cara memberi tanda/ kode berbentuk angka pada masing-masing
jawaban.
c. Skoring (Pemrosesan Data)
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
pengkodean, maka Iangkah selanjutnya adalah memproses data agar data
yang sudah di-entry dapat dianailisis. Pemrosesan data dilakukan dengan
cara meng-entry data dan kuesioner ke paket program komputer. Ada
bermacam-macam paket program yang dapat digunakan untuk
pemrosesan data dengan masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Salah satu paket program yang sudah umum digunakan
untuk entry data adalah paket program komputer
d. Cleaning (Pembersihan Data)
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah di-enty apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan
tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng-entry data ke
computer.
e. Mengeluarkan informasi
Disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan.

23
2. Analisa Data
Analisis statistika untuk mengolah data yang diperoleh akanmenggunakan
program komputer dimana akan dilakukan 2 macam analisa data, yaitu
analisa univariat dan analisa bivariat.
a. Analisa Univariat
Analisa ini digunakan untuk menentukan distribusi frekuensi variable
bebas dan variabel terkait.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahuihubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
dengan menggunakan uji statististik uji chi square.
a) Bila p value ≤ nilai α (0,05), maka ada hubungan antara variable
independen dengan variable dependen.
b) Bila p value ≥ nilai α (0,05), maka ada tidak ada hubungan antara
variable independen dengan variable dependen.

G. Etik Penelitian
Peneliti sebagai yang memerlukan informasi, menempatkan diri lebih
rendah dari pihak yang memberikan informasi atau responden. Maka sebelum
dilakukan pengambilan data atau pembagian kuesioner kepada responden
terlebih dahulu untuk di minta persetujuan (informed consent). Dalam
pengambilan data atau pembagian kuesioner tidak untuk mebatasi hak-hak
responden (Notoatmodjo,2010).
Setelah mendapatkan persetujuan barulah peneliti menekankan masalah
etika yang meliputi :
1. Informed consent (Lembar Persetujuan)
Responden harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpastisipasi atau menolak menjadi responden. Peneliti memberikan
lembar inform consent yang telah disetujui oleh ketua RT sebagai
penanggung jawab.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama
responden, tetapi pada lebar tersebut diberikan kode. Peneliti menjaga

24
kerahasian reponden (masyarakat) dengan hanya mencantumkan inisialnya
saja.
3. Confidentiality (Kerahasian)
kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti, dan hanya
kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian. Peneliti
tidak menceritakan rahasia responden (masyarakat) pada orang lain , kecuali
seizin responden.
4. Beneficience (Berbuat Baik)
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek
peneliti dan dapat diaplikasikan di tingkat populasi yang ada. Peneliti
melakukan responden (masyarakat)dengan baik dan benar.
5. Justice (Keadilan)
Semua responden dalam penelitian ini diperlukan secara adil dengan
memberikan hak yang sama. Peneliti tidak memebeda-bedakan anatar
masyarakat satu dengan masyarakat yang lainnya, baik perempuan maupun
laki-laki harus mendapatkan hak yang sama dalam memberikan
pengetahuan kesiapsiagaan banjir melalui video animasi.
6. Nonmaleficience (Tidak Merugikan)
Penelitian memaksimalkan dampak yang merugikan bagi subjek.
Penelitian ini tidak merugikan bagi masyarkat baik dari segi waktu maupun
material, karena penelitian ini dilakukan pada saat hari libur atau pada
waktu senggang.
7. Protection from discomfort
Peneliti memastikan bahwa penelitian yang dilakukan ini tidak
menimbulkan hal-hal yang dapat membahayakan responden, dan responden
akan diberikan kesempatan untuk mengisi kuisioner sehingga peneliti
memohon kesediaan responden untuk mengisi lembar kuisioner yang
diberikan oleh peneliti kepada responden.

25

Anda mungkin juga menyukai