PELAYANAN KLINIS
Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl :
Ditetapkan oleh:
Kepala UPT Puskesmas Tunjungan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmat Nya,
sehingga tersusunlah buku pedoman Pelayanan Klinis Puskesmas Tunjungan ini.
Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat
penting, buku ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung jawab
masing – masing. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan mutu puskesmas dan
melaksanakan visi dan misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan Klinis agar
senantiasa dapat menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari
berbagai pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan.UKP meliputi upaya promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan tersedianya pedoman UKP bagi Kepala Puskesmas, Penanggung jawab
dan Pelaksana Pelayanan Puskesmas dalam melakukan pelayanan di
Puskesmas sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
serta memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman UKP adalah semua pelaksana di unit unit pelayanan
Puskesmas Tunjungan.
E. Batasan Operasional
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
3. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah
suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
5. Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai bahwa Puskesmas telah memenuhi
standar pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri untuk
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas secara berkesinambungan.
6. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
7. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.
8. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran
kegiatannya.
F. Landasan Hukum
1. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
2. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Puskesmas Tunjungan
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE/
VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
5. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
6. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 37 tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013
Tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;
9. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
10. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 30 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012
Tentang penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013
Tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;
B. Distribusi Ketenagaan
Di UPT Puskesmas Tunjungan belum mempunyai tenaga kesehatan perekam
medis, untuk petugasnya dilaksanakan oleh tenaga lulusan dari SLTA dan
dibantu oleh lulusan dari SLTA.
C. Jadwal Kegiatan
Ruang Pendaftaran di UPTD Puskesmas Tunjungan buka setiap hari kerja,
Hari Senin – Kamis pukul 07.30 s/d 14.00 WIB, Hari Jumat pukul 07.30 s/d
11.00 WIB dan Hari Sabtu pukul 07.30 s/d 12.30 WIB.
D. Denah Ruang
Loket
Almari
Meja Rekam
Pendaf- Medis
taran
E. Standar Fasilitas
F. Lingkup Kegiatan
Pelayanan pendaftaran dan rekam medis di UPT Puskesmas Tunjungan
meliputi 2 (dua) kegiatan yaitu : pendaftaran pasien dan pengelolaan rekam
medis
G. Langkah Kegiatan
1. Pendaftaran pasien
Langkah-langkah :
Pasien Baru
1. Petugas loket menginstruksikan kepada pasien untuk menekan tombol
A dan mengambil nomor antrian kemudian pasien dipersilahkan duduk
2. Petugasloket memanggil pasien sesuai nomer antrian
3. Petugas loket menanyakan kepada pasien kepemilikan kartu berobat
keluarga, dan membuatkan kartu apabila pasien belum memiliki
4. Petugas loket menanyakan kepada pasien jenis kartu jaminan
kesehatan yang dimiliki kemudian petugas meminta kepada pasien
untuk menyerahkan fotokopi kartu jaminan kesehatan yang dimiliki
seperti BPJS (PBI atau Non PBI), Jamkesda, dan fotocopi KTP/ KK
untuk pasien gratis (dalam wilayah Blora) kepada petugas loket
5. Petugas loket menulis identitas pasien di lembar resep
6. Petugas loket menanyakan jenis pelayanan yang dibutuhkan dan
mempersilahkan pasien untuk menekan tombol antrian sesuai
pelayanan yang dituju
7. Petugas loket menulis identitas pasien pada buku register/ laporan
kunjungan dan menginstruksikan kepada pasien untuk menanda
tangani buku register pendaftaran sesuai dengan jenis kartu yang
dimiliki
8. Petugas loket mencari Rekam Medik pasien
9. Petugas loket menulis semua data pasien di Rekam Medik untuk
pasien baru
10.Petugas loket memasukkan Rekam Medis ke simpus untuk semua
pasien dan ke P-care untuk pasien BPJS
11.Petugas mempersilakan pasien untuk menunggu di bangku tunggu di
depan masing masing ruang pelayanan yang dituju pasien
12.Petugas mengantar Rekam Medis ke ruang pelayanan yang dituju
Pasien Lama
1. Petugas menginstruksikan kepada pasien untuk untuk menekan tombol
A dan mengambil nomor antrian kemudian pasien dipersilahkan duduk
2. Petugas meminta kepada pasien untuk mengumpulkan kartu berobat
dan menyerahkan kartu jaminan kesehatan yang dimiliki seperti
ASKES/ BPJS, Jamkesda, fotocopi KTP/ KK untuk pasien gratis (dalam
wilayah Blora) kepada petugas loket
3. Petugas loket memasukkan Rekam Medis pasien ke simpus
4. Petugas mempersilakan pasien menunggu di bangku tunggu di depan
masing masing ruang periksa yang dituju
5. Petugas mengantar Rekam Medis ke ruang periksa yang dituju
H. Logistik
Untuk menunjang kelancaran kegiatan rekam medis diperlukan beberapa
peralatan antara lain :
1. Komputer
Alat yang digunakan untuk menyimpan data-data pasien tentang
rekam medis dan untuk mengolah data berikutnya seperti data pemeriksaan
dan obat.
2. Rak penyimpanan
Rak ini digunakan untuk menyimpan dokumen rekam medis pasien yang
masih di gunakan atau aktif.
3. Map
Berfungsi untuk menyimpan formulir yang berisikan identitas pasien dan hasil
pemeriksaan.
4. Stepler
Alat ini digunakan untuk menyatukan dokumen atau formulir-formulir yang
lebih dari satu lembar.
5. Meja dan Kursi
Merupakan perabot kantor yang sangat utama untuk melancarkan petugas
dalam bekerja.
6. Alat Pemanggil nomor antrian
Alat ini digunakan untuk memanggil nomor antrian pasien sesuai urutan di
tempat pendaftaran.
7. Pesawat Telepon
Untuk mendukung kinerja unit rekam medis diperlukan alat komunikasi agar
lebih mudah dalam menghubungi pihak yang satu dengan yang lainya.
8. Alat tulis Pulpen dan Buku-buku
Alat-alat ini digunakan untuk mencatat berbagai keperlukan yang ada di unit
rekam medis dan untuk mecatat pasien yang masuk rawat inap maupun
gawat darurat maupun pasien baru.
B. Jadwal Kegiatan
Pelayanan di Poli Gigi:
Hari Senin- Kamis dan Sabtu: Jam 08.15 – 12.00 WIB
Hari Jum’at : Jam 08.15 – 11.00 WIB
C. Denah Ruang
T
DENTAL
S U
UNIT
B
KURSI KURSI
D. Standar Fasilitas
II. Perlengkapan
1 Baki logam 1 buah Ada
tempat alat
steril tertutup
2 Korentang, 1 buah -
penjepit
sponge
(foerster)
3 Lampu 1 buah -
spiritus isi 120
cc
4 Lemari 1 buah -
peralatan
5 Lempeng 1 buah Ada
kaca
pengaduk
semen
6 Needle 1 buah -
destroyer
7 Silinder 1 buah Ada
korentang
steril
8 Sterilisator 1 buah Ada
kering
9 Tempat 1 buah Ada
alcohol
10 Toples kapas 1 buah Ada
logam dengan
pegas dan
tutup (50 x 70
mm)
11 Toples 1 buah -
pembuangan
kapas (50 x
70 mm)
12 Waskom 1 buah Ada
bengkok
(neirbeken)
IV. Meubelir
1 Kursi kerja 3 buah Ada
2 Lemari arsip 1 buah Ada
3 Meja tulis ½ biro 1 buah Ada
E. Lingkup Kegiatan
Kegiatan di dalam gedung:
- Pencabutan Gigi
- Penambalan Gigi
- Pembersihan Karang Gigi
- Pengobatan Penyakit Gigi
F. Langkah Kegiatan
a. Pencabutan Gigi
1. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
5. Petugas melakukan pencabutan gigi tetap setelah ± 5-10 menit dari anesthesi
8. Petugas mencuci tangan dan membersihkan alat- alat yang telah terpakai
b. Penambalan Gigi
1. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
- Dilakukan pembersihan karang gigi dengan alat- alat manual yang tersedia/
skaller elektrik
- Dicek dengan sonde bila sudah tidak ada karang gigi ditandai dengan bila
disonde tidak menyangkut maka dianggap sudah bersih
- Diolesi kembali dengan povidone iodine pada daerah yang telah dibersihkan
4. Petugas melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa kelas I, III dan V
dengan peralatan kaca mulut, pinset dan sonde
f. UKGM
3. Petugas melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada ibu- ibu yang datang di
posyandu
G. Tarif Tindakan
4 Penambalan sementara Rp
15.000,-
H. LOGISTIK
Bahan habis pakai yang digunakan pada pelayanan Gigi dan Mulut UPTD
Puskesmas Tunjungan adalah sebagai berikut:
Permintaan bahan habis pakai tersebut dilakukan setiap stok logistik yang
tersisa sejumlah 10% dari stok awal.
J. KESELAMATAN KERJA
K. PENGENDALIAN MUTU
2.4 UNIT
2.5 UNIT RUANG TINDAKAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan Ruang Tindakan Puskesmas Tunjungan dilakukan selama jam
kerja yaitu:
Senin – Kamis jam 07.00 – 14.00 WIB
Jum’at Jam 07.00 – 11.00 WIB
Sabtu Jam 07.00- 12.30 WIB
C. Denah Ruangan
PPp
KAMAR MANDI
WASTAFEL TROLY
ECG
LEMARI
Hospital Troly Emergency OBAT
Bed
Bad O Bedah
2
Minor
MEJ
A
K
U
R
S
I
Suction u
Elektrik
Sterilisator
Tabung
O2
Lemari
Elektrik
Buku
Meja Periksa
K
K K
D. Standar Fasilitas
i. Fasilitas & Sarana
Ruang TindakanPuskesmas Tunjungan berlokasi di gedung induk
berdampingan dengan ruang pemeriksaan umum.terdiri dari dua (2 ) tempat
tidur untuk tindakan,Peralatan yang tersedia di Ruang tindakan diPuskesmas
Tunjungan yaitu Alat yang harus tersedia adalah bersifat sementara untuk
kasus kegawatan.
a. Alat – alat yang ada di Ruang Tindakan Puskesmas Tunjungan
1. Tabung O2 Manual
2. Suction Elektric
3. Tabung O2 elektrik
4.Monitoring ECG ( 2 buah )
5. 1 set Bedah Minor
6. Infus set
7. Lampu tindakan
8. Nebulizer
9. Penghancur Jarum( 4 buah )
10. Sterilisator Elektrik ( 1 buah )
11. Trolly berisi alat-alat Emergency
12. Stetoskop ( 1 buah )
13. Tensi meter elektrik ( 1 buah
14. Thermometer ketiak ( 2 buah
16. Thermometer rectal ( 2 buah )
17. Tiang Infus ( 2 buah )
18. Senter( 2 buah )
19. Meja Komputer ( 1 buah )
20.Lemari Obat ( 1 buah )
21. Meja Tulis ( 1 buah )
22. Kursi ( 4 buah )
23. Benang silk ( 1 buah )
24. Benang Cutget ( 1 buah )
25. Kipas angin ( 2 buah )
26. alat THT ( 1 set )
20.Tiang infus ( 2 buah )
21. Lampu operasi bedah Minor ( 1 buah )
NO TINDAKAN TARIF ( Rp )
1. Pemasangan Infus 20.000
2. Pemasangan Kateter 40.000
3. Blas Punksi 50.000
4. Insisi Abses 25.000
5. Pengambilan Benda asing di Hidung 15.000
6. Pengambilan Benda asing di Telinga 15.000
7. Jahitan luka persimpul 5.000
8. Lepas Jahitan Persimpul 5.000
9. Ganti Balut 10.000
10. Perawatan Luka 15.000
11. Selang Lambung 30.000
12. Bilas Lambung 25.000
13. Mimisan 10.000
14. Pencabutan Kuku 15.000
15. Pemasangan Oksigen 5.000
16. Pembersihan Cairan Telinga 15.000
17. Pembersihan serumen Telinga 15.000
A. Perlengkapan Ambulance
1.Ac
2.Sirine
3.Lampu rotater
4.Sabuk pengaman
6.Lampu ruangan
b. Perawatan Luka
1. Petugas menyiapkan peralatan
2. Petugas memberitahu klien dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Petugas mengatur posisi pasien
4. Petugas mencuci tangan
5. Petugas memakai sarung tangan
6. Petugas membuka balutan lama dibuyka dan dibuang ke tempatnya
7. Petugas membersihkan bekas plester dengan kapas yang dibasahi kapas
alcohol
8. Petugas membersihkan luka dengan kapas yang dibasahi dengan larutan
desinfektan,dan dilakukan satu arah dari dalam keluar
9. Petugas menutup luka dengan sufratule lalu ditutup dengan kassa steril
kemudian diplester/diperban
10. Petugas merapikan pasien
11. Petugas membersihkan alat
12. Petugas mencuci tangan
13. Dokumentasi
c. Eksisi Lippoma
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, meliputi lipoma tadi berupa lokasi,
jumlah, ukuran, nyeri atau tidak, berdarah atau tidak.
4. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor yang mencetuskan
keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat sakit yang sama
5. Petugasmelakukanpemeriksaantekanandarah
6. Petugasmelakukanpemeriksaanfisikpasien, menentukan lokasi benjolan, nyeri
atau tidak, menentukan ukuran, mobile atau imobile, menentukan konsistensi.
7. Petugasmenegakan diagnose berdasarkanhasilpemeriksaan.
8. Petugasmenginstruksikan pasien yang memerlukan tindakan operatif ke Ruang
Tindakan untuk dilakukan tindakan
9. Petugas Memberikan inform consens kepada keluarga yang bertanggung jawab
untuk dilakukan tindakan
10. Petugas mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan operatif.
11. Petugas mempersiapkan alat dan bahan, mengenakan alat pengaman diri.
12. Petugas melakukan cuci tangan, mengenakan sarung tangan.
13. Petugas melakukan tindakan septic anti septic.
14. Petugas menutup lokasi tindakan dengan duk steril.
15. Petugas melakukan anestesi lokal dengan teknik blokade areal
16. Petugas melakukan insisi sepanjang tumor serta kulit dibebaskan dari jaringan
dibawah kulit sampai tumor teraba jelas.
17. Petugas memasang alat pembuka luka agar tumor terlihat jelas, kulit yang
melekat pada tumor dipotong berbentuk oval lalu diangkat bersama tumornya.
18. Petugas menghentikan perdarahan dengan kompresi, bila diperlukan dapat
dilakukan ligasi dengan jahitan.
19. Petugas melakukan jahitan lapis demi lapis.
20. Petugas dapat melakukan drainase jika rongga yang ditinggalkan cukup besar.
21. Petugas menjahit kulit dengan sederhana atau simpul satu persatu.
22. Petugas mengoleskan cairan antiseptik (povidon iodine).
23. Petugas menutup luka opersai dengan Sufratul dilapisi dengan kassa steril
kemudian dibalut atau diplester
24. Petugas memberikan obat dan memberitahu agar luka tidak terkena air dan
banyak makan yang tinggi protein,dan untuk kontrol ulang hari kemudian
25. Petugas membereskan alat,dan mencuci tangan
26. Dokumentasi
d. Abses
1. Petugasmemanggilpasien sesuainomorurut
4. Petugasmelakukanpemeriksaantekanandarah
8. Petugas melakukan informed concern tindakan pada pasien atau keluarga yang
bertanggung jawab pada pasien.
11. Petugas mempersiapkan alat dan bahan, mengenakan alat pengaman diri.
15. Petugas melakukan anestesi lokal dengan teknik blokade areal dengan hati-
hati.
16. Petugas melakukan insisi tusuk dengan ujung skalpel tepat di puncak abses,
jika besar dapat dilakukan eksisi oval atau insisi silang.
17. Petugas melakukan pembersihan rongga abses dari nanah dan jaringan
nekrotik dengan memakai sputi injeksi dengan larutan garam fisiologis.
21. Petugas menutup luka operasi dengan kasa dan operasi selesai.
e. Sirkumsisi
1. Petugas mempersiapkan pasien
2. Petugas mendekatkan alat
3. Petugas memcuci tangan lalu memakai handscoon
4. Petugas melakukan anestesi lokal blok pada nervus dorsalis penis dengan
menusukkan jarum pada garis medial dibawah simfisis pubis sampai menembus
fascial buck,lakukan aspirasi jika tidak mengenai pembuluh darah suntukkan 1,5
ml
5. Petugas melakukan anestesi infiltrasi dilapisi ventral penis 0,5 – 0,75 ml dikedua
sisi
6. Petugas memeriksa apakah anestesi sudah efektif dengan frenulum dengan
klem
7. Petugas membuka glan penis sampai sulkus korona terpapar,buila ada
perlengkata bebaskan dengan klem arteri,bila ada spegma bersihkan dengan
kassa
8. Petugas memesang klem pada prepusium diarah jam 6,11,dan 1 dengan ujung
klem kurang lebih 1,5 cm dari sulkus korona penis
9. Petugas melakukan dorsumsisi dengan menggunting dorsum penis pada jam 12
dari dorsal keproksimal sampai dengan 0,3 – 0,5 cm dari korona
10. Petugas memasang jahitan kendali dengan menjahit batas ujung dorsumsisi
kulit agar pemotongan kulit selanjutnya lebih mudah dan simetris
11. Petugas menggunting secara melingkar mulai dari dorsal pada titik jahitan jam
12 melingkari penis,sisaka mukosa sekitar 0,5 cm. Pada sisi frenulum,atasi
pePerdarahan
12. Petugas melakukan penjahitan aproksimasi kulit dengan mukosa
13. Petugas menjahit mukosa distal frenulum dengan jahitan angka 8. Gunting
mukosa frenulum disebelah dista jahitan
14. Petugas membersihkan dengan povidone 10 %,pasang sufratul melingkari
bekas jahitan lalu dilapisi dengan kassa steril dan diplester
15. Petugas memberikan obat dan memberitahu untuk menjagaluka tetap kering
,jangan menghindari semua makanan dan kontrol kembali 3 hari kemudian
dipuskesmas Tunjungan
16. Petugas membereskan alat
17. Petugas memcuci tangan
18. Dokumentasi
f. Veruka ( mata ikan )
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomorurut
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, meliputi mata ikan tadi berupa
lokasi, jumlah, ukuran, nyeri atau tidak, berdarah atau tidak.
4. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor yang mencetuskan
keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat sakit yang sama
5. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, menentukan lokasi benjolan, nyeri
atau tidak, menentukan ukuran, mobile atau imobile, menentukan konsistensi.
7. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
8. Petugas memberi tahu pasien untuk dilakukan tindakan operatif
9. Petugas melakukan informed concern tindakan pada pasien atau keluarga yang
bertanggung jawab pada pasien.
10. Petugas menginstruksikan pasien yang memerlukan tindakan operatif ke ruang
tindakan untuk dilakukan tindakan.
11. Petugas mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan operatif.
12. Petugas mempersiapkan alat , bahan, dan alat pengaman diri.
13. Petugas melakukan cuci tangan, mengenakan sarung tangan.
14. Petugas melakukan tindakan septic anti septic.
15. Petugas melakukan anestesi lokal dengan teknik infiltrasi.
16. Petugas melakukan eksisi tumor diantara jaringan yang normal.
17. Petugas menghentikan perdarahan dengan kompresi, bila diperlukan dapat
dilakukan ligasi dengan jahitan.
18. Petugas menjahit kulit dengan jahitan klasik sederhana atau simpul satu
persatu.
19. Petugas mengoleskan cairan antiseptik (povidon iodine)
20. Petugas menutup luka opersai dengan sufratul dan dilapisi dengan
kassa steril ,kemudian diplester.
21. Petugas memberikan obat dan memberitahu untuk menjaga luka agar tetap
kering dan makan yang tinggi protein,serta memberitahu untuk kontrol 3 hari
kemudian di Puskesmas Tunjungan
22. Petugas membereskan alat
23. Petugas mencuci tangan
24. Dokumentasi
I. Logistik
a. Logistik Ruang Tindakanmeliputi :
ii. Tujuan
1. Hak pasien
pada pasien
K. Pengendalian Mutu
Wash
tafle
Lemari
Rak Buku
Stok
Meja
px. BTA
Kursi
kulkas
Meja Alat
Kursi
& Pemeriksaan
B. Standar Fasilitas
a. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium.Semua ruangan
harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan
memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
Konstruksi ruang laboratorium adalah sebagai berikut:
1. dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat
yang tidak luntur. Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan,
tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
2. langit-langit terbuat dari bahan yang kuat, warna terang dan mudah
dibersihkan.
3. pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan binatang
lainnya.
4. jendela.
5. stop kontak dan saklar.
6. lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang
dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan
rata dan tidak licin. Bagian yang selalu kontak dengan air harus
mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran pembuanga air limbah.
7. meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah
dibersihkan. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.
b. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang secara umum meliputi:
1. keselamatan dan keamanan kerja.
2. ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK/20m2 yang disertai dengan sistem
pertukaran udara yang cukup.
3. penerangan harus cukup untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian
4. air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM atau air bersih
yang memenuhi syarat.
5. listrik mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil, kapasitas harus
cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin.
C. Lingkup Kegiatan
E. Langkah Kegiatan
Pasien
1
Ruang Laboratorium
4
7 Pengambilan/Penerimaan Spesimen
5
Pemeriksaan
6
Pengambilan Hasil
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (Formulir 1).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien
diambil spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 2) diserahkan
kepada pasien.
7. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa
kepada pasien.
a. Hemoglobin Sahli
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas menyiapkan alat ( HB sahli set)
10) Petugas menyiapkan reagen
11) Petugas menyiapkan sampel
12) Petugas mengisi tabung hemometer dengan larutan HCL 0,1 N sampai
tanda 2
13) Petugas memipet darah dengan pipet sahli sampai tanda 0,02
14) Petugas mengelab bagian luar pipet dilap dengan tissu
15) Petugas masukkan darah dalam tabung hemometer dan bilas pipetnya
dengan larutan HCL 0,1 N yang ada dalam tabung sampai bersih
16) Petugas mengaduk dengan pengaduk kaca dan diamkan sampai 5 menit
agar terbentuk asam Hematin.
17) Petugas mengencerkan asam Hematin yang terbentuk dengan aquades
setetes demi setetes sambil diaduk sampai didapatkan warna yang sama
dengan standart
18) Petugas mengintepretasikan hasil dengan melihat miniskes bawah,
dinyatakan dalam gram persen ( gr % )
19) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
20) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
21) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
22) Petugas memasukkan data ke simpus
b. Glukosa Stik
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas mempersiapkan alat dan bahan ( Easy Touch GCU, stik
glucoseEasy Touch, lancet, autoclik, kapas alkohol, tisu )
10) Petugas memasukan stik pada tempatnya hingga bunyi “bip” dan pada
layar muncul kode untuk memasukan darah.
11) Petugas mempersilakan pasien mengacungkan jaritengahnya untuk di
pijit sebentar.
12) Petugas memberikan disinfektan pada ujung jari dengan kapas alkohol
13) Petugas menusuk ujung jari tengah dengan autoklik yang didalamnya
sudah terpasang lancet steril
14) Petugas mengusap dengan tisu kering tetesan darah pertama
15) Petugas memasukan tetesan darah berikut kedalam stik yang terpasang
pada alat Easy Touch GCU hingga terdengar bunyi “bip” tunggu 10 detik
16) Petugas membaca hasil yang muncul pada layar alat Easy Touch GCU.
17) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
18) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
19) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
20) Petugas memasukkan data ke Buku Regester
c. Asam Urat Stik
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas mempersiapkan alat dan bahan ( Easy Touch GCU, stik
cholesterolEasy Touch, lancet, autoclik, kapas alkohol, tisu )
10) Petugas memasukan stik pada tempatnya hingga bunyi “bip” dan pada
layar muncul kode untuk memasukan darah.
11) Petugas mempersilakan pasien mengacungkan jaritengahnya untuk di
pijit sebentar.
12) Petugas memberikan disinfektan pada ujung jari dengan kapas alkohol
13) Petugas menusuk ujung jari tengah dengan autoklik yang didalamnya
sudah terpasang lancet steril
14) Petugas mengusap dengan tisu kering tetesan darah pertama
15) Petugas memasukan tetesan darah berikut kedalam stik yang terpasang
pada alat Easy Touch GCU hingga terdengar bunyi “bip” tunggu 150 detik
16) Petugas membaca hasil yang muncul pada layar alat Easy Touch GCU.
17) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
18) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
19) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
20) Petugas memasukkan data ke buku Regester
d. Cholesterol Stik
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas mempersiapkan alat dan bahan ( Easy Touch GCU, stik
cholesterolEasy Touch, lancet, autoclik, kapas alkohol, tisu )
10) Petugas memasukan stik pada tempatnya hingga bunyi “bip” dan pada
layar muncul kode untuk memasukan darah.
11) Petugas mempersilakan pasien mengacungkan jaritengahnya untuk di
pijit sebentar.
12) Petugas memberikan disinfektan pada ujung jari dengan kapas alkohol
13) Petugas menusuk ujung jari tengah dengan autoklik yang didalamnya
sudah terpasang lancet steril
14) Petugas mengusap dengan tisu kering tetesan darah pertama
15) Petugas memasukan tetesan darah berikut kedalam stik yang terpasang
pada alat Easy Touch GCU hingga terdengar bunyi “bip” tunggu 150 detik
16) Petugas membaca hasil yang muncul pada layar alat Easy Touch GCU.
17) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
18) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
19) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
20) Petugas memasukkan data ke simpus
e. BTA
1) Petugas menerima sampel dahak dari pasien
2) Petugas memeriksa identitas sampel dahak yang tertera pada cup
sampel dahak.
3) Petugas mengambil obyek glass, beri etiket sesuai dengan identitas
sempel dahak
4) Petugas membebaskan lemak dari obyek glass dengancara
lewatkan diatas api lampu spritus.
5) Petugas menyiapkan ose (dibakar sampai merah).
6) Petugas mengambil sputum sebesar biji kacang hijau dengan ose
oleskan pada obyek glass dengan gerakan spiral dan merata dari
tengah hingga pinggir dengan ukuran 2x3 cm.
7) Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar.
8) Petugas membakar ose kembali.
9) petugasmemfiksasi sediaan yang sudah kering dengan cara
melewatkan diatas api lampu spritus 2 - 3 kali sediaan siap diwarnai
10) petugas meletakan sedian dengan posisi menghadap keatas diatas rak
pengecatan.
11) Petugas menggenangi sediaan dengan menggunakan larutan karbol
fuksin 0,3% hingga menutupi seluruh permukaan sediaan.
12) Petugas memanaskan sediaan dengan api spirtus hingga keluar uap dan
diamkan selama 5 menit.
13) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
14) Petugas meletakan kembali sediaan diatas rak pengecatan
15) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan alkohol asam (HCl
alkohol 3%) hingga warna warna karbol fuksin hilang.
16) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
17) Petugas meletakan kembali sediaan pada rak pengecatan
18) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan methylen blue 0,3%
sampai menutupi seluruh permukaan diamkan selama 10 -20 detik
19) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
20) Petugas mengeringkan sediaan diatas rak pengering
21) Petugas memeriksa sediaan di mikroskop dengan perbesaran 100 x
dengan menggunakan oil imersi.
f. Tes Kehamilan
1) Petugas menerima sampel dahak dari pasien
2) Petugas memeriksa identitas sampel dahak yang tertera pada cup
sampel dahak.
3) Petugas mengambil obyek glass, beri etiket sesuai dengan identitas
sempel dahak
4) Petugas membebaskan lemak dari obyek glass dengancara
lewatkan diatas api lampu spritus.
5) Petugas menyiapkan ose (dibakar sampai merah).
6) Petugas mengambil sputum sebesar biji kacang hijau dengan ose
oleskan pada obyek glass dengan gerakan spiral dan merata dari
tengah hingga pinggir dengan ukuran 2x3 cm.
7) Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar.
8) Petugas membakar ose kembali.
9) petugasmemfiksasi sediaan yang sudah kering dengan cara
melewatkan diatas api lampu spritus 2 - 3 kali sediaan siap diwarnai
10) petugas meletakan sedian dengan posisi menghadap keatas diatas rak
pengecatan.
11) Petugas menggenangi sediaan dengan menggunakan larutan karbol
fuksin 0,3% hingga menutupi seluruh permukaan sediaan.
12) Petugas memanaskan sediaan dengan api spirtus hingga keluar uap dan
diamkan selama 5 menit.
13) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
14) Petugas meletakan kembali sediaan diatas rak pengecatan
15) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan alkohol asam (HCl
alkohol 3%) hingga warna warna karbol fuksin hilang.
16) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
17) Petugas meletakan kembali sediaan pada rak pengecatan
18) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan methylen blue 0,3%
sampai menutupi seluruh permukaan diamkan selama 10 -20 detik
19) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
20) Petugas mengeringkan sediaan diatas rak pengering
21) Petugas memeriksa sediaan di mikroskop dengan perbesaran 100 x
dengan menggunakan oil imersi.
g. Golongan Darah
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ke ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas mengambil kartu golongan darah.
10) Petugas menuliskan identitas pasien pada kartu golongan darah
11) Petugas mempersiapkan bahan dan alat penunjang seperti reagen
golongan darah, blood lancet, kapas alkohol, autoklik dan tisu
12) Petugas mempersilakan pasien untuk mengacungkan jaritengahnya.
13) Petugas memijat mijat pelan jari tengah pasien
14) Petugas memberikan disinfektan pada ujung jaritengah pasien
15) Petugas menusuk ujung jari tengah pasien dengan menggunakan
autoklik yang didalamnya telah terpasang blood lancet.
16) Petugas mengelap ujung jaritengah yang telah ditusuk dengan tisu
17) Petugas menesteskan darah pasien pada kolom – kolom yang tersedia
pada kartu golongan darah
18) Petugas mencampur tetesan darah pasien dengan serum anti-A,anti-B,
anti-AB dan anti-D
19) Petugas mengaduk campuran tersebut dengan lidi
20) Petugas menggoyangkan campuran tersebut secara pelan pelan sambil
mengamati adanya aglutinasi.
21) Petugas menuliskan hasil yang didapat pada kartu golongan darah
22) Petugas mencatat hasil pada buku register laboratorium.
23) Petugas menyerahkan hasil pada pasien.
24) Petugas memasukkan data ke simpus.
h. Anti HIV
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta formulir tes dan konseling HIV dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form
5) Petugas memberikan inform concent pemeriksaan HIV kepada pasien
6) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
8) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
9) Petugas menulis nomor KTP, nama, umur, alamat dan permintaan
pemeriksaan laboratorium pada buku register laboratorium
10) Petugas menyiapkan alat untuk pengambilan specimen darah vena
11) Petugas menyiapkan reagen
12) Petugas menyiapkan sampel (whole blood, plasma / serum)
13) Petugas memipet sampel ke rapid test HIV sebanyak 10 µl plasma atau
serum (20µl whole blood) menggunakan mikropipet.
14) Petugas menambahkan 4 tetes diluent ke rapid test.
15) Petugas menunggu hasil pemeriksaan 10-20 menit.
16) Petugas mengintepretasikan hasil dengan melihat garis merah yang
terbentuk.
17) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
18) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
19) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
20) Petugas memasukkan data ke Buku Regester
F. Logistik
A. Sarana
A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana UPTD
Puskesmas Tunjungan membuat asuhan pasien lebih aman.
Asesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di UPTD Puskesmas Tunjungan
b. Meningkatnya akuntabilitas UPTD Puskesmas Tunjungan terhadap pasien
dan masyarakat
c. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di UPTD Puskesmas
Tunjungan
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
Karena “ keberuntungan”
Karena “ pencegahan ”
Karena “ peringanan ”
F. Tata Laksana
1. Melakukan tindakan sesuai dengan indikasi dan kondisi yang terjadi pada
pasien
2. Melakukan tindakan sesuai dengan SOP
3. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”
4. Melakukan evaluasi terhadap kejadian tersebut
5. Selalu menerapkan prinsip keselamatan pasien dalam bekerja
H. Keselamatan Kerja
I. Pengendalian Mutu
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu,
diperlukan bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat
dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis
akan menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan
proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan
ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantapan Mutu Internal
(PMI), Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dan Peningkatan Mutu.
1. Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh
laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja laboratorium.
B. Distribusi Ketenagaan
Di UPTD Puskesmas Tunjungan hanya memiliki 1 orang Tenaga Teknik
Kefarmasian.
C. Jadwal Kegiatan
Ruang Farmasi di UPTD Puskesmas Tunjungan buka setiap hari kerja, Hari
Senin – Kamis pukul 07.00 s/d 14.00 WIB, Hari Jumat pukul 07.00 s/d 11.00
WIB dan Hari Sabtu pukul 07.00 s/d 12.30 WIB.
D. Denah Ruang
Le Lemari Lemari
Lemari Lemari Meja
Administrasi ma
ri
Meja Rak
Ruang O
penerim
Penyimpanan Obat
an resep
B
dan
Racik Le A
Ruang Farmasi ma
T
ri
E. Standar Fasilitas
F. Lingkup Kegiatan
Pelayanan kefarmasian di UPTD PuskesmasTunjungan meliputi 2 (dua)
kegiatan yaitu :
1. Kegiatan Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai,meliputi :
- Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
- Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
- Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
- Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai .
- Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
- Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai .
- Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
- Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
- Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat .
- Pelayanan Informasi Obat (PIO)
- Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
- Pemantauan Terapi Obat (PTO)
- Evaluasi Penggunaan Obat
G. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai :
- Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan di UPTD Puskesmas Tunjungan.
Langkah-langkah :
1. Petugas menentukan jumlah pemesanan obat berdasarkan data
pemakaian obat periode sebelumnya, jumlah kunjungan resep, data
penyakit dan waktu/jadwal penerimaan obat ke puskesmas
2. Petugas menghitung kebutuhan obat : jumlah untuk periode yang akan
datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode
sebelumnya
- Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat.
Langkah-langkah :
1. Petugas melakukanpermintaan rutin sesuai dengan jadwal yang
disusun oleh Gudang Farmasi Kabupaten
2. Petugas melakukan pemesanan dengan menggunakan formulir
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat(LPLPO) setiap 2
bulan sekali
- Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Adalah suatu kegiatan dalam menerima obat dan Bahan Medis Habis
Pakai dari Gudang Farmasi Kabupaten sesuai dengan permintaan yang
telah diajukan.Tujuannya adalah agar Obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas.
Langkah-langkah :
1. Petugas melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang diserahkan,
mencakup jumlah kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk obat, harus
sesuai dengan isi LPLPO setiap penerimaan dari GFK.
2. Petugas penerima mengajukan keberatan bila obat tidak memenuhi
syarat dan petugas menulis jenis obat yang kurang bila ada
kekurangan
3. Petugas mencatat dan membukukan pada buku penerimaan obat dan
kartu stok gudang setiap penambahan obat-obatan
- Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang diterima agar
aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Langkah-langkah :
1. Petugas menerima obat dari Gudang Farmasi Kabupaten sesuai
dengan jadwal dari GFK
2. Petugas mencatat penambahan obat yang baru datang ke dalam buku
penerimaan obat dan kartu stok gudang yang berisi tanggal
penerimaan, jumlah penerimaan, jumlah akhir, sumber anggaran obat,
dan tanggal kadaluarsa
3. Petugas memisahkan obat sesuai jenisnya (tablet dus, tablet kaleng,
sirup, salep, injeksi dan alkes) kemudian menyusunnya ke dalam rak/
lemari
4. Petugas menyusun obat dengan sistem FIFO (First In First Out) yaitu
obat yang datang pertama kali ditempatkan didepannya obat yang baru
datang kemudian dan sistem FEFO (First Expired First Out) yaitu obat
yang lebih awal kadaluarsa ditempatkan didepannya obat yang
kadaluarsa kemudian/lebih lama supaya dapat dikeluarkan lebih dahulu
- Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan
sub unit Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Obat sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.
Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain: Sub unit
pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu, dan PKD.
Langkah-langkah :
1. Petugas menerima permintaan obat dari sub unit dengan
menggunakan format LPLPO sub unit
2. Petugas memenuhi kebutuhan obat sub unit sesuai permintaan.
- Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di
unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian Obat terdiri dari: Pengendalian persediaan, Pengendalian
penggunaan, Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
Langkah-langkah :
1. Petugas menghitung pemakaian rata-rata obat setiap bulan di
puskesmas dan seluruh unit pelayanan (pustu dan PKD) disebut stok
kerja
2. Petugas menentukan stok optimum yaitu stok obat yang diserahkan
kepada unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/ kekosongan
dan menentukan stok pengaman yaitu stok yang disediakan untuk
mencegah sesuatu hal yang tak terduga,misal karena keterlambatan
pengiriman
3. Petugas menentukan waktu tunggu yaitu waktu yang diperlukan dari
mulai memesan sampai obat diterima
4. Petugas menjumlah obat yang dipesan yaitu jumlah stok kerja ditambah
stok pengaman ditambah hasil perkalian antara waktu tunggu dan
pemakaian rata-rata perminggu/perbulan ditambah sisa stok bulan lalu
5. Petugas memberikan catatan dan informasi ke ruang periksa tentang
persediaan obat yang masih banyak agar ditulis di resep
6. Petugas mendata dan memisahkan obat kadaluarsa untuk dilaporkan
kepada kepala puskesmas agar segera dimusnahkan
- Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di
Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah: bukti bahwa
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan, sumber
data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian, dan sumber data
untuk pembuatan laporan.
Langkah-langkah :
1. Petugas memasukkan pemakaian obat setiap hari dari resep ke dalam
register harian obat di dalam komputer
2. Petugas menjumlah setiap item obat per hari dari register harian dan
memasukkan ke dalam register bulanan sehingga dapat diketahui
pemakaian dan sisa obat pada saat itu
3. Petugas melakukan stok opname setiap akhir bulan yaitu menghitung
fisik obat secara riil /nyata untuk setiap jenis obat
4. Petugas membuat LPLPO setiap bulan sekali sesuai dengan hasil stok
opname obat dan membuat permintaan obat setiap 2 bulan sekali
5. Petugas membuat berita acara laporan mutasi obat dan stok opnam
obat setiap tri bulan
- Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis
Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk: mengendalikan dan
menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai, sehingga dapat menjaga kualitas maupun
pemerataan pelayanan, memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai, dan memberikan penilaian terhadap
capaian kinerja pengelolaan
Langkah-langkah :
1. Petugas membuat LPLPO setiap bulan sekali sesuai dengan hasil stok
opname obat dan membuat permintaan obat setiap 2 bulan sekali
2. Petugas memberikan catatan dan informasi ke ruang periksa tentang
persediaan obat yang habis agar diganti dengan alternatif obat yang
lain yang mempunyai kegunaan yang sama
3. Petugas membuat permintaan obat ke GFK bila ada obat yang habis
sebelum jadwal permintaan obat dan masih tersedia di GFK, dengan
mengetahui Kepala Puskesmas
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
- Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis untuk pasien.
Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
menyiapkan/meracik Obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan
farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian.
Pelayanan resepdilakukan sebagai berikut :
- Penerimaan Resep
Setelah menerima resep dari pasien, petugas melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter,
nomorsurat izin praktek (SIP), alamat praktek dokter, paraf dokter,
tanggal,penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan,
nama pasien,umur pasien, dan jenis kelamin pasien
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis,
potensi,stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi
dankesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada
resepatau obatnya tidak tersedia
- Peracikan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut oleh
petugas :
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
menggunakanalat, dengan memperhatikan nama obat, tanggal
kadaluwarsa dan keadaanfisik obat
b. Peracikan obat
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna
biruuntuk obat luar, serta menempelkan label “kocok dahulu” pada
sediaanobat dalam bentuk larutan
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk
obatyang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang
salah
- Penyerahan Obat
Setelah peracikan obat, petugas melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien,petugas harus melakukan
pemeriksaankembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket,
cara penggunaanserta jenis dan jumlah obat.
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yangbaik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat
mungkinemosinya kurang stabil.
c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping,
carapenyimpanan obat, dll.
- Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti,
akurat, tidak bias,etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam
upaya penggunaan obat yangrasional oleh pasien. Sumber informasi
obat adalah Buku Farmakope Indonesia,Informasi Spesialite Obat
Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional Indonesia(IONI), Farmakologi
dan Terapi, serta buku-buku lainnya. Informasi obat jugadapat
diperoleh dari setiap kemasan atau brosur obat yang berisi :
• Nama dagang obat jadi
• Komposisi
• Bobot, isi atau jumlah tiap wadah
• Dosis pemakaian
• Cara pemakaian
• Khasiat atau kegunaan
• Kontra indikasi (bila ada)
• Tanggal kadaluarsa
• Nomor ijin edar/nomor registrasi
• Nomor kode produksi
• Nama dan alamat industri
Petugas memberikan informasi obat yang diperlukan pasien yaitu :
a. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan
dalam sehari,apakah di waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam
hal ini termasuk apakahobat diminum sebelum atau sesudah makan.
b. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau
harus dihabiskanmeskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika
harus dihabiskan untukmencegah timbulnya resistensi.
c. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan
pengobatan.Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan
mengenai cara penggunaanobat yang benar terutama untuk sediaan
farmasi tertentu seperti obat oral obattetes mata, salep mata, obat
tetes hidung, obat semprot hidung, tetes telinga,suppositoria dan
krim/salep rektal dan tablet vagina
d. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan,
misalnyaberkeringat, mengantuk, kurang waspada, tinja berubah
warna, air kencingberubah warna dan sebagainya
e. Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat,
interaksi obatdengan obat lain atau makanan tertentu, dan
kontraindikasi obat tertentu dengandiet rendah kalori, kehamilan,
dan menyusui.
f. Cara penyimpanan obat
Langkah-langkah Penyimpanan Obat secara Umum adalah :
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari
langsung.
d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.
e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar
tidak beku,kecuali jika tertulis pada etiket obat.
f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu
lama.
h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
J. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama
bekerja.APD (Alat Pelindung Diri) merupakan peralatan pelindung yang
digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi
lingkungan.
APD yang digunakan di ruang farmasi antara lain :
1. Perlindungan mata dan wajah: Kacamata pelindung
2. Perlindungan badan : baju/jas lab
3. Perlindungan tangan : Handscoon/sarung tangan
4. Perlindungan pernafasan : Masker
5. Perlindungan kaki : sepatu
K. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk
mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya
kesalahan pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication
error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety).
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon
dan tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program
pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan
secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan
evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1) monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja); dan
2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar; dan
2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuask
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung
untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang
direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang
melakukan proses. Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk
mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh: monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan Obat,
monitoring kinerja tenaga kefarmasian.
Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian,
dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang
diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan
data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
a. Retrospektif:pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif: pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan
pelayanan.
Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan waktu
pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer): data diperoleh secara langsung dari sumber
informasi oleh pengambil data. Contoh: survei kepuasan pelanggan
terhadap kualitas pelayanan kefarmasian.
b. Tidak Langsung (data sekunder): data diperoleh dari sumber informasi
yang tidak langsung. Contoh: catatan penggunaan Obat, rekapitulasi data
pengeluaran Obat.
Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi:
a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh:
survei kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan
menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan konseling
pasien.
Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:
a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan
dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan
menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan
dengan menyempurnakan kinerja tersebut.Oleh karena itu, audit
merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan
kefarmasian secara sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu:
1) Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan kefarmasian,
meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber
daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan
dengan pengobatan berbasis bukti.
2) Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh seluruh
tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati,
penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh. Contoh: audit
pelaksanaan sistem manajemen mutu.
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan
pelayanan kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh:
kajian penggunaan antibiotik.
BAB III PENUTUP