Anda di halaman 1dari 99

PEDOMAN

PELAYANAN KLINIS

Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku Tgl :

Ditetapkan oleh:
Kepala UPT Puskesmas Tunjungan

Anton Suwoto S.Kep Ners M.M


NIP.19690419 199103 1 004

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TUNJUNGAN
Jl. Raya Tunjungan No 80 Telp. 0811295006
Email: tunjunganpuskesmas@yahoo.co.id

TUNJUNGAN BLORA 58252


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmat Nya,
sehingga tersusunlah buku pedoman Pelayanan Klinis Puskesmas Tunjungan ini.

Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat
penting, buku ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung jawab
masing – masing. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan mutu puskesmas dan
melaksanakan visi dan misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan Klinis agar
senantiasa dapat menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.

Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari
berbagai pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari.
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu
kecamatan.Di Kecamatan Tunjungan terdapat satu Puskesmas, sehingga
tanggung jawab wilayah kerja Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah, yang meliputi 15 desa yaitu Desa Tawangrejo, Kedungringin,
Adirejo,Tamanrejo,Tutup,Sukorejo,Kalangan,Sambongrejo,Tunjungan,Kedungrej
o,Gempolrejo,Nglangitan,Keser, dan Sitirejo.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah


tercapainya kecamatan sehat.Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama,
yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan derajat kesehatan penduduk.Misi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan
kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri dalam hidup
sehat.Untuk mencapai visi tersebut, Puskesmas menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan.UKP meliputi upaya promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan.

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan


dan upaya kesehatan masyarakat.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan tersedianya pedoman UKP bagi Kepala Puskesmas, Penanggung jawab
dan Pelaksana Pelayanan Puskesmas dalam melakukan pelayanan di
Puskesmas sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
serta memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman UKP adalah semua pelaksana di unit unit pelayanan
Puskesmas Tunjungan.

D. Ruang lingkup Pedoman


Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu bagi
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan
membina peran serta masyarakat

E. Batasan Operasional
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
3. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah
suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
5. Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai bahwa Puskesmas telah memenuhi
standar pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri untuk
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas secara berkesinambungan.
6. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
7. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada
masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.
8. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran
kegiatannya.

F. Landasan Hukum
1. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
2. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Puskesmas Tunjungan
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE/
VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
5. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
6. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 37 tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013
Tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;
9. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
10. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 30 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012
Tentang penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013
Tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik;

BAB II STANDAR PELAYANAN

2.1 UNIT PENDAFTARAN DAN REKAM MEDIS


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 377/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Perekam Medis, bahwa ada 2 kategori kompetensi
yang harus dimiliki perekam medis dan informasi kesehatan.Kategori tersebut
adalah kompetensi pokok dan kompetensi pendukung yang kedua-duanya
harus dimiliki oleh seorang perekam medis dan informasi kesehatan untuk
menjalankan tugas
Di sarana pelayanan kesehatan.
Kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan merupakan
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang
profesi perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tanggung
jawab diberbagai tatanan pelayanan kesehatan.Seorang perekam medis dan
informasi kesehatan harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan
perilaku yang merupakan kompetensi dari profesinya.Kompetensi pokok
merupakan kompetensi mutlak yang harus dimiliki oleh profesi perekam
medis.Sedangkan kompetensi pendukung merupakan Kemampuan yang
harus dimiliki sebagai pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dasar
untuk mendukung tugas.Artinya bahwa seorang profesi perekam medis harus
menguasai kompetensi pokok yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi
untuk menjalankan kegiatan rekam medis dan informasi kesehatan, selain itu
juga harus menguasai kompetensi pendukung sebagai pengembangan dari
kompetensi dasar.
A. Kompetensi pokok perekam medis meliputi:
1. Klasifikasi & Kodifikasi Penyakit, Masalah-masalah Yang Berkaitan
dengan Kesehatan dan Tindakan Medis
2. Aspek Hukum & Etika Profesi
3. Manajemen Rekam Medis & Informasi Kesehatan
4. Menjaga Mutu Rekam Medis
5. Statistik Kesehatan
B. Kompetensi pendukung perekam medis, meliputi:
6. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis
7. Kemitraan Profesi

B. Distribusi Ketenagaan
Di UPT Puskesmas Tunjungan belum mempunyai tenaga kesehatan perekam
medis, untuk petugasnya dilaksanakan oleh tenaga lulusan dari SLTA dan
dibantu oleh lulusan dari SLTA.

C. Jadwal Kegiatan
Ruang Pendaftaran di UPTD Puskesmas Tunjungan buka setiap hari kerja,
Hari Senin – Kamis pukul 07.30 s/d 14.00 WIB, Hari Jumat pukul 07.30 s/d
11.00 WIB dan Hari Sabtu pukul 07.30 s/d 12.30 WIB.

D. Denah Ruang

Almari Rekam Medis


Pintu masuk

Loket
Almari
Meja Rekam
Pendaf- Medis
taran

Almari Rekam Medis


Meja
Komputer

E. Standar Fasilitas

F. Lingkup Kegiatan
Pelayanan pendaftaran dan rekam medis di UPT Puskesmas Tunjungan
meliputi 2 (dua) kegiatan yaitu : pendaftaran pasien dan pengelolaan rekam
medis
G. Langkah Kegiatan
1. Pendaftaran pasien
Langkah-langkah :
Pasien Baru
1. Petugas loket menginstruksikan kepada pasien untuk menekan tombol
A dan mengambil nomor antrian kemudian pasien dipersilahkan duduk
2. Petugasloket memanggil pasien sesuai nomer antrian
3. Petugas loket menanyakan kepada pasien kepemilikan kartu berobat
keluarga, dan membuatkan kartu apabila pasien belum memiliki
4. Petugas loket menanyakan kepada pasien jenis kartu jaminan
kesehatan yang dimiliki kemudian petugas meminta kepada pasien
untuk menyerahkan fotokopi kartu jaminan kesehatan yang dimiliki
seperti BPJS (PBI atau Non PBI), Jamkesda, dan fotocopi KTP/ KK
untuk pasien gratis (dalam wilayah Blora) kepada petugas loket
5. Petugas loket menulis identitas pasien di lembar resep
6. Petugas loket menanyakan jenis pelayanan yang dibutuhkan dan
mempersilahkan pasien untuk menekan tombol antrian sesuai
pelayanan yang dituju
7. Petugas loket menulis identitas pasien pada buku register/ laporan
kunjungan dan menginstruksikan kepada pasien untuk menanda
tangani buku register pendaftaran sesuai dengan jenis kartu yang
dimiliki
8. Petugas loket mencari Rekam Medik pasien
9. Petugas loket menulis semua data pasien di Rekam Medik untuk
pasien baru
10.Petugas loket memasukkan Rekam Medis ke simpus untuk semua
pasien dan ke P-care untuk pasien BPJS
11.Petugas mempersilakan pasien untuk menunggu di bangku tunggu di
depan masing masing ruang pelayanan yang dituju pasien
12.Petugas mengantar Rekam Medis ke ruang pelayanan yang dituju
Pasien Lama
1. Petugas menginstruksikan kepada pasien untuk untuk menekan tombol
A dan mengambil nomor antrian kemudian pasien dipersilahkan duduk
2. Petugas meminta kepada pasien untuk mengumpulkan kartu berobat
dan menyerahkan kartu jaminan kesehatan yang dimiliki seperti
ASKES/ BPJS, Jamkesda, fotocopi KTP/ KK untuk pasien gratis (dalam
wilayah Blora) kepada petugas loket
3. Petugas loket memasukkan Rekam Medis pasien ke simpus
4. Petugas mempersilakan pasien menunggu di bangku tunggu di depan
masing masing ruang periksa yang dituju
5. Petugas mengantar Rekam Medis ke ruang periksa yang dituju

2. Pengelolaan Rekam Medis


a. Membuat rekam medis baru :
Langkah-langkah :
1. Petugas memasukkan data pasien yang terdiri dari :
- No Askes/Jamkesmas/JKRS
- Riwayat penyakit
- Alergi obat
- Nama
- Jenis kelamin
- Tempat/tanggal lahir, umur
- Alamat
- Pekerjaan
- Agama
- Status perkawinan
- Pendidikan terakhir
- Nama Kepala keluarga
- Alamat KK
- Pekerjaan KK
- No telepon
2. Petugas membubuhkan stempel tanggal kunjungan pada kolom
tanggal
b. Membuat family folder baru
Langkah-langkah :
1. Petugas membuat kartu berobat baru
2. Petugas memasukkan nama KK pada buku bantu RM sesuai
dengan domisili atau jenis kartunya
3. Petugas membuat rekam medis baru dan memasukkan dalam map
family folder sesuai urutan nomor pada buku dan sesuai abjad
4. Pengkodean family folder sesuai dengan domisili/ jenis kartu, untuk
dalam wilayah ditulis nomor urut 5 digit diawali angka 0.., luar
wilayah diawali angka 90..., dibelakangnya ditulis nama KK
c. Mencari family folder lama
Langkah-langkah :
1. Pasien memberikan kartu berobat keluarga
2. Petugas mencari nama KK pada kartu di almari folder sesuai
dengan nomor kartu berobat
3. Petugas mengambil family folder sesuai nama yang ada di kartu
pasien

H. Logistik
Untuk menunjang kelancaran kegiatan rekam medis diperlukan beberapa
peralatan antara lain :
1. Komputer
Alat yang digunakan untuk menyimpan data-data pasien tentang
rekam medis dan untuk mengolah data berikutnya seperti data pemeriksaan
dan obat.
2. Rak penyimpanan
Rak ini digunakan untuk menyimpan dokumen rekam medis pasien yang
masih di gunakan atau aktif.
3. Map
Berfungsi untuk menyimpan formulir yang berisikan identitas pasien dan hasil
pemeriksaan.
4. Stepler
Alat ini digunakan untuk menyatukan dokumen atau formulir-formulir yang
lebih dari satu lembar.
5. Meja dan Kursi
Merupakan perabot kantor yang sangat utama untuk melancarkan petugas
dalam bekerja.
6. Alat Pemanggil nomor antrian
Alat ini digunakan untuk memanggil nomor antrian pasien sesuai urutan di
tempat pendaftaran.
7. Pesawat Telepon
Untuk mendukung kinerja unit rekam medis diperlukan alat komunikasi agar
lebih mudah dalam menghubungi pihak yang satu dengan yang lainya.
8. Alat tulis Pulpen dan Buku-buku
Alat-alat ini digunakan untuk mencatat berbagai keperlukan yang ada di unit
rekam medis dan untuk mecatat pasien yang masuk rawat inap maupun
gawat darurat maupun pasien baru.

2.2 UNIT PEMERIKSAAN UMUM


2.3 UNIT PEMERIKSAAN GIGI
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga Kesehatan dan tenaga
non kesehatan
Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a. dokter atau dokter layanan primer
b. dokter gigi
c. perawat
d. bidan
e. tenaga kesehatan masyarakat
f. tenaga kesehatan lingkungan
g. ahli teknologi laboratorium medic
h. tenaga gizi
i. tenaga kefarmasian
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,
administrasi, keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di
Puskesmas.
Adapun tenaga kesehatan pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Puskesmas Tunjungan adalah sebagai berikut:
NO JENIS TENAGA JUMLAH
1 Perawat GIgi 1

Kompetensi Dokter Gigi:


- Mempunyai STR dan SIP
- Mampu mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah,
mengevaluasi program kesehatan gigi
- Mampu mengkoordinir dan memonitor program gilut di wilayah kerja
- Mampu melaksanakan pelayanan darurat gigi
- Mampu melaksanakan pelayanan pencegahan penyakit gigi
- Mampu melaksanakan pelayanan medik dasar sesuai kompetensi dan
kewenangan
- Mampu melaksanakan pelayanan medik khusussesuai kompetensi dan
kewenangan

Kompetensi Perawat Gigi:


- Mempunyai STR dan SIPG
- Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan asuhan keperawatan gigi
dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan keahlian dan kewenangan
- Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi sesuai dengan standar
operasional prosedur, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetepkan oleh
pimpinan puskesmas
- Membuatkan catatan-catatan yang perlu dalam rekam medik gigi secara baik
dan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan
- Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi sesuai dengan standar profesi
dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
- Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi
- Melaksanakan dan menjaga keselamatan poli pelayanan kesehatan gigi
meliputi keamanan dan kebersihan alat dan ruangan serta pencegahan
pencemaran lingkungan

B. Jadwal Kegiatan
Pelayanan di Poli Gigi:
Hari Senin- Kamis dan Sabtu: Jam 08.15 – 12.00 WIB
Hari Jum’at : Jam 08.15 – 11.00 WIB

C. Denah Ruang

WAS LEMARI STERILI


TAFEL SATOR

T
DENTAL
S U
UNIT
B

KURSI KURSI

MEJA KERJA KURSI


PX PINTU MASUK

D. Standar Fasilitas

JUMLAH MINIMAL PERALATAN


N JENIS STANDAR PUSKESMA
O PERALATAN PERMENKE S
S TUNJUNGA
N
I Set
Kesehatan
Gigi dan
Mulut
1 Atraumatic 1 buah -
Restorative
Treatment
(ART)
Enamel 1 buah Ada
Access Cutter
Eksavator 1 buah Ada
berbentuk
sendok
ukuran kecil
(spoon
excavator
small)
Eksavator 1 buah Ada
berbentuk
sendok
ukuran
sedang
(spoon
excavator
medium)
Eksavator 1 buah Ada
berbentuk
sendok
ukuran besar
(spoon
excavator
large)
Double ended 1 buah Ada
applier and
carver
Spatula 1 buah -
plastic
Hatchet 1 buah -
Batu asah 1 buah -
2 Bein lurus 1 buah Ada
besar
3 Bein lurus 1 buah Ada
kecil
4 Bor intan 1 set Ada
(diamond bur
assorted)
untuk air jet
hand piece
(kecepatan
tinggi) (round,
inverted dan
fissure)
5 Bor intan 1 set -
kontra angle
hand piece
conventional
(kecepatan
rendah)(round
, inverted dan
fissure)
6 Ekskavator 5 buah Ada
berujung dua
(besar)
7 Ekskavator 5 buah Ada
berujung dua
(kecil)
8 Gunting 1 buah -
operasi gusi
(wagner) (12
cm)
9 Handpiece 1 buah Ada
contra angle
10 Handpiece 1 buah -
straight
11 Kaca mulut 5 buah Ada
datar no.4
tanpa tangkai
12 Klem/ 1 buah Ada
pemegang
jarum jahit
(Mathieu
standar)
13 Set kursi gigi
elektrik yang
terdiri dari:
Kursi gigi 1 buah Ada
Cuspidor unit 1 buah Ada
Meja 1 buah Ada
instrument
Foot controller 1 buah Ada
untuk
handpiece
Compressor 1 buah Rusak
oilles 1 PK
14 Jarum 1 set Ada
exterpasi
15 Jarum K-File 1 set Ada
(15-40)
16 Jarum K-File 1 set Ada
(45-80)
17 Light Curing 1 buah Ada
18 Mikromotor 1 buah -
dengan
straight dan
contra angle
hand piece
(low speed
micro motor
portable)
19 Pelindung jari 1 buah Ada
20 Pemegang 1 buah -
matriks
(matrix
holder)
21 Penahan lidah 1 buah Ada
22 Pengungkit 1 buah Ada
akar gigi
kanan mesial
(cryer
17rier17)
23 Pengungkit 1 buah Ada
akar gigi
kanan distal
(cryer distal)
24 Penumpat 1 buah Rusak
plastis
25 Periodontal 1 buah -
probe
26 Penumpat Ada
semen
berujung dua
27 Pinset gigi 5 buah Ada
28 Polishing bur 1 set -
29 Skeler 1 buah Ada
standar,
bentuk
cangkul kiri
(type chisel/
mesial)
30 Skeler 1 buah Ada
standar,
bentuk
cangkul
kanan (type
chisel/ mesial)
31 Skeler 1 buah Ada
standar,
bentuk
tombak (type
hook)
32 Skeler 1 buah Ada
standar, black
kiri dan kanan
(type chisel/
mesial)
33 Skeler 1 buah Ada
standar, black
kiri dan kiri
(type chisel/
mesial)
34 Skeler 1 buah Ada
ultrasonic
35 Sonde 5 buah Ada
lengkung
36 Sonde lurus 5 buah Ada
37 Spatula 1 buah Ada
pengaduk
semen
38 Spatula 1 buah -
pengaduk
semen
ionomer
39 Set tang Ada
pencabutan
dewasa (set)
Tang gigi 1 buah Ada
anterior
rahang atas
dewasa
Tang gigi 1 buah Ada
premolar
rahang atas
Tang gigi 1 buah Ada
molar kanan
rahang atas
Tang gigi 1 buah Ada
molar kiri
rahang atas
Tang gigi 1 buah Ada
molar 3
rahang atas
Tang sisa 1 buah Ada
akar gigi
anterior
rahang atas
Tang sisa 1 buah Ada
akar gigi
posterior
rahang atas
Tang gigi 1 buah Ada
anterior dan
premolar
rahang bawah
Tang gigi 1 buah Ada
molar rahang
bawah kanan/
kiri
Tang gigi 1 buah Ada
molar 3
rahang bawah
Tang sisa 1 buah Ada
akar rahang
bawah
40 Set tang Ada
pencabutan
gigi anak
Tang gigi 1 buah Ada
anterior
rahang atas
Tang molar 1 buah Ada
rahang atas
Tang sisa 1 buah Ada
akar gigi
anterior
rahang atas
Tang gigi 1 buah Ada
anterior
rahang bawah
Tang molar 1 buah Ada
rahang bawah
Tang sisa 1 buah Ada
akar rahang
bawah
41 Skalpel, mata 1 buah -
pisau bedah
(besar)
42 Skalpel, mata 1 buah -
pisau bedah
(kecil)
43 Skalpel, 1 buah -
tangkai pisau
44 Tangkai kaca 5 buah Ada
mulut

II. Perlengkapan
1 Baki logam 1 buah Ada
tempat alat
steril tertutup
2 Korentang, 1 buah -
penjepit
sponge
(foerster)
3 Lampu 1 buah -
spiritus isi 120
cc
4 Lemari 1 buah -
peralatan
5 Lempeng 1 buah Ada
kaca
pengaduk
semen
6 Needle 1 buah -
destroyer
7 Silinder 1 buah Ada
korentang
steril
8 Sterilisator 1 buah Ada
kering
9 Tempat 1 buah Ada
alcohol
10 Toples kapas 1 buah Ada
logam dengan
pegas dan
tutup (50 x 70
mm)
11 Toples 1 buah -
pembuangan
kapas (50 x
70 mm)
12 Waskom 1 buah Ada
bengkok
(neirbeken)

III. Bahan Habis Pakai


1 Betadine solution Sesuai Ada
atau desinfektan kebutuhan
lainnya
2 Sabun cuci tangan Sesuai Ada
atau antiseptic kebutuhan
3 Kasa Sesuai Ada
kebutuhan
4 Benang silk Sesuai Ada
kebutuhan
5 Chromik catgut Sesuai Ada
kebutuhan
6 Alkohol Sesuai Ada
kebutuhan
7 Kapas Sesuai Ada
kebutuhan
8 Masker Sesuai Ada
kebutuhan
9 Sarung tangan Sesuai Ada
kebutuhan

IV. Meubelir
1 Kursi kerja 3 buah Ada
2 Lemari arsip 1 buah Ada
3 Meja tulis ½ biro 1 buah Ada

V. Pencatatan dan pelaporan


1 Buku register Sesuai Ada
pelayanan
kebutuhan
2 Kartu rekam medis Sesuai Ada
kebutuhan
3 Formulir informed Sesuai Ada
consent
kebutuhan
4 Formulir rujukan Sesuai Ada
kebutuhan
5 Surat keterangan Sesuai Ada
sakit
kebutuhan
6 Formulir dan surat Sesuai Ada
keterangan lain kebutuhan
sesuai kebutuhan
pelayanan yang
diberikan

E. Lingkup Kegiatan
Kegiatan di dalam gedung:
- Pencabutan Gigi
- Penambalan Gigi
- Pembersihan Karang Gigi
- Pengobatan Penyakit Gigi

Kegiatan di luar gedung:


- UKGS
- UKGM

F. Langkah Kegiatan
a. Pencabutan Gigi
1. Petugas melakukan anamnesa pada pasien

2. Petugas memeriksa pasien

3. Petugas menentukan diagnosa

4. Petugas melakukan anasthesi pada sekitar gigi yang akan dicabut

5. Petugas melakukan pencabutan gigi tetap setelah ± 5-10 menit dari anesthesi

6. Petugas memberikan intruksi post ekstraksi

7. Petugas memberikan resep obat pada pasien

8. Petugas mencuci tangan dan membersihkan alat- alat yang telah terpakai

b. Penambalan Gigi
1. Petugas melakukan anamnesa pada pasien

2. Petugas memeriksa pasien

3. Petugas melakukan diagnosa

4. Petugas melakukan preparasi kavitas sampai bersih

5. Petugas melakukan penambalan sementara

6. Petugas memberikan instruksi post penambalan pada pasien dan


menyarankan untuk kontrol 1 minggu kemudian
c. Pembersihan Karang Gigi
1. Petugas memberikan instruksi sebelum pembersihan karang gigi

- Waktu pembersihan terasa ngilu


- Butuh waktu agak lama untuk buka mulut
- Sering kumur
2. Petugas mempersiapkan alat untuk membersihkan karang gigi antara lain:
kaca mulut, pinset, kapas, sonde, scaller

3. Petugas menggunakan perlengkapan proteksi diri (masker dan sarung


tangan)
4. Petugas melakukan pembersihan karang gigi dengan tahap- tahap:

- Daerah (regio) yang akan dibersihkan diolesi dengan povidone iodine

- Dilakukan pembersihan karang gigi dengan alat- alat manual yang tersedia/
skaller elektrik

- Dicek dengan sonde bila sudah tidak ada karang gigi ditandai dengan bila
disonde tidak menyangkut maka dianggap sudah bersih

- Dilakukan polishing (yaitu pasien diinstruksikan untuk sikat gigi setelah


dibersihkan)

- Diolesi kembali dengan povidone iodine pada daerah yang telah dibersihkan

5. Petugas memberikan instruksi setelah pembersihan karang gigi dan kontrol 6


bulan sekali
d. Pengobatan Penyakit Gigi
Penanganan Gangren Pulpa

1. Petugas melakukan perawatan restorasi pada Gangren pulpa yang masih


memungkinkan untuk dilakukan restorasi
2. Petugas memberi resep apabila ada gejala peradangan dan rasa sakit
3. Petugas melakukan preparasi kavitas, kemudian aplikasi 3 All dan langsung
ditambal dengan Glass Ionomer apabila tidak ada keluhan
4. Petugas merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila pasien menghendaki untuk
dilakukan restorasi yang lebih kuat, untukdilakukan perawatan extirpasi pulpa
5. Petugas melakukan ekstraksi apabila sudah tidak memungkinkan direstorasi
(karena karies besar/luas),dengan memberikan Informed consent terlebih
dahulu kepada pasien/ wali pasien, kemudian petugas memberi resep obat
- Penanganan Gingivitis dan Penyakit Periodontal
1. Petugas memberikan DHE (Dental health education) mengenai teknik dan
cara membersihkan gigi yang benar dengan sikat gigi dan dental floss, waktu
membersihkan gigi, pola makan (jenis,frekuensi,komposisi dan konsistensi
makanan), menghilangkan kebiasaan buruk, anjuran kunjungan berkala dan
anjuran perawatan gigi rutin
2. Petugas menentukan tindakan yang perlu dilakukan pada kunjungan pertama
3. Petugas melakukan skalling pada pasien gingivitis
4. Petugas memberikan resep obat kepada pasien abses dan periodontitis
terlebih dahulu kemudian pasien diminta kembali 3 hari kemudian (setelah
obat habis)
5. Petugas melakukan skalling pada kunjungan berikutnya (3 hari kemudian)
terhadap pasien yang pada kunjungan pertama belum dilakukan scaling
6. Petugas memberikan resep obat jika diperlukan
7. Petugas memeriksa kedalaman karies dengan instrumen dasar,
8. Petugas membersihkan permukaan kavitas apabila karies email, kemudian
diobservasi terlebih dahulu,
9. Petugas membuang jaringan keras gigi dengan excavator,
10. Petugas membersihkan kavitas dengan dentin kondisioner atau liquid Glass
Ionomer yang diencerkan dengan aquadest,
11. Petugas mengaplikasikan bahan tambal Glass Ionomer ,
12. Petugas mengoreksi oklusi pasien,
13. Petugas melakukan penambalan apabila karies dentin
14. Petugas melakukan preparasi kavitas dengan bor diamond,
15. Petugas membersihkan kavitas dengan dentin kondisioner atau liquidGlass
Ionomer yang diencerkan dengan aquadest,
16. Petugas mengaplikasikan bahan tambal Glass Ionomer
17. Petugas mengoreksi oklusi pasien,
18. Apabila kerusakan jaringan sangat besar dan luas, petugas merujuk ke
Rumah sakit
19. Petugas melakukan DHE (Dental Health Education)
20. Petugas memberi resep apabila ada gejala rasa sakit atau ngilu,
- Penanganan Impaksi
1. Petugas memeriksa pasien
2. Petugas memberi resep obat
3. Petugas merujuk kasus impaksi ke Rumah Sakit, untuk penanganan
selanjutnya
- Penyakit Jaringan Keras gigi adalah atrisi, abrasi, resesidan erosi
1. Petugas memberikan DHE (Dental Health Education) kepada pasien
mengenai cara menggosok gigi yang tepat, menghilangkan kebiasaan buruk
mengerot dan menghindari makanan yang terlalu asam
2. Petugas menentukan penanganan selanjutnya, apakah perlu ditambal atau
tidak
3. Petugas cukup melakukan observasi terlebih dahulu apabila atrisi, abrasi,
resesi atau erosinya masih superficial
4. Petugas merujuk ke Rumah Sakit apabila atrisi, abrasi, resesi atau erosinya
sudah media atau profunda,untuk dilakukan penambalan dengan Komposit
resin
5. Petugasmemberi resep apabila ada gejala rasa sakit atau ngilu
e. UKGS
1. Petugas menyiapkan materi penyuluhan untuk siswa SD kelas I, III dan V
tentang kesehatan gigi dan mulut

2. Petugas menyiapkan blangko pemberitahuan untuk wali murid bila murid


yang bersangkutan harus dilakukan tindakan di Puskesmas Tunjungan

3. Petugas melakukan penyuluhan di SD kelas I, III dan V tentang kesehatan


gigi dan mulut

4. Petugas melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa kelas I, III dan V
dengan peralatan kaca mulut, pinset dan sonde

5. Petugas merujuk siswa ke Puskesmas Tunjungan bila ada kasus yang


membutuhkan tindakan dengan memberikan blangko pemberitahuan kepada
wali murid bahwa murid yang bersangkutan membutuhkan tindakan lebih
lanjut/ perawatan lebih lanjut

6. Petugas melakukan perawatan/ tindakan di Puskesmas


Tunjungan:Tumpatan, Skalling, Pencabutan

f. UKGM

1. Petugas menyiapkan materi penyuluhan UKGM

2. Petugas melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut

3. Petugas melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada ibu- ibu yang datang di
posyandu

4. Petugas merujuk ke Puskesmas Tunjungan bila ada kasus yang


membutuhkan tindakan
5. Petugas melakukan perawatan/ tindakan di Puskesmas Tunjungan

G. Tarif Tindakan

NO JENIS TINDAKAN TARIF

1 Pencabutan gigi sulung dengan topikal Rp


anestesi 10.000,-

2 Pencabutan gigi sulung dengan Rp


anestesi lokal 15.000,-

3 Pencabutan gigi tetap dengan anestesi Rp


lokal 20.000,-

4 Penambalan sementara Rp
15.000,-

5 Penambalan tetap ( 1 permukaan) Rp


40.000,-

6 Penambalan tetap ( lebih dari 1 Rp


permukaan) 60.000,-

7 Pembersihan Karang Gigi ( per gigi) Rp


5.000,-

H. LOGISTIK

Bahan habis pakai yang digunakan pada pelayanan Gigi dan Mulut UPTD
Puskesmas Tunjungan adalah sebagai berikut:

NO NAMA BAHAN JUMLAH


1 Spuit 1 cc 1 Box (100
spuit)
2 Spuit 3 cc 1 Box (100
spuit)
3 Pehacain 1 Box (20
ampul)
4 Kapas Gulung 1 Roll
5 Chlor Ethyil 1 kaleng
6 Caviton 1
7 GIC 1
8 Composit 1
9 Zinc Phosfat 1
10 Eugenol 1 botol
11 Alkohol 1 liter
12 Handscoon 1 box (50
pasang)
13 Masker 1 box (100)
14 Betadin 1 botol kecil
15 Sabun Cuci Tangan 1
16 Plastik Klip 50

Permintaan bahan habis pakai tersebut dilakukan setiap stok logistik yang
tersisa sejumlah 10% dari stok awal.

Bahan Habis Pakai Lainnya untuk menunjang administrasi pada pelayanan


Gigi dan Mulut UPTD Puskesmas Tunjungan adalah sebagai berikut:

NO NAMA BAHAN JUMLAH


1 Ballpoint 1
2 Spidol 1
3 Corection Pen 1
4 Kertas HVS 1 Rim
5 Buku tulis 1

Permintaan bahan penunjang tersebut dilakukan setiap kali habis

I. KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM

Indikator pengukuran keselamatan pasien meliputi:


1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien,
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, misalnya KTP/ KK
dan Kartu Jaminan Kesehatan yang dimiliki
2. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat,
Pasien diidentifikasi terlebih dahulu sebelum pemberian obat, apakah ada
reaksi alergi terhadap jenis obat tertentu atau tidak
3. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan,
pengurangan terjadinya resiko infeksi di puskesmas
Pasien diberikan pelayanan sesuai standar operasional prosedur, petugas
harus mengikuti SOP yang telah ditentukan
4. Tidak terjadinya pasien jatuh
Lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang, mudah
dibersihkan, dan dengan sambungan seminimal mungkin

J. KESELAMATAN KERJA

Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang sehat


(petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga
puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan
maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas
puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering kontak dengan
agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuhmaupun tertusuk
jarum suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa
penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media
penularan penyakit yang lain.

Motivasi dalam melaksanakan keselamatan kerja adalah untuk mencegah


kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan.

Pengendalian resiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


1. Eliminasi (menghilangkan bahaya).
Memastikan sumber aliran listrik aman, sistem penempatannya mudah
dioperasikan
2. Rekayasa (engineering).
Yaitu dilakukan penggantian peralatan kerja atau memodifikasi alat agar
tingkat risiko lebih rendah.
3. Pengendalian administrasi.
Dengan memberikan pelayanankesehatan gigi dan mulut sesuai SOP
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Sebelum memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap pasien,
petugas memakai masker, handscoondan atau pelindung jari

K. PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Mutu pelayanan kesehatan gigi di puskesmas Tunjungan


dilakukan dengan cara:

1. Pengukuran dan Analisa Pelayanan


Dilakukan secara internal yaitu oleh sarana kesehatan itu sendiri maupun
secara eksternal yaitu oleh institusi terkait sesuai dengan kewenangannya
Cara Pengukuran dan Analisa:
- Penilaian sendiri oleh Tim Mutu Puskesmas Tunjungan
- Instrumen yang digunakan adalah daftar tilik
- Hasil pengukuran
jumlah kriteria yang terpenuhi dibagi jumlah kriteria yang diamati (standar
yang ditetapkan) x 100%
- Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian maka dilakukan pengamatan
secara cermat apa penyebabnya
- Penilaian dilakukan secara berkala
2. Perbaikan Berkelanjutan
a. Intervensi internal
- Perbaikan perencanaan dan pengorganisasian
- Pembangunan sarana dan pengadaan peralatan
- Penyediaan ketenagaan
- Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pelaksana pelayanan kesehatan
gigi dan mulut
b. Intervensi eksternal
Dilakukan dalam bentuk Pembinaan, yaitu suatu proses pemantauan dan
penilaian terhadap program yang dilaksanakan oleh SDM serta memberikan
bantuan berupa pengarahan dan bimbingan untuk menuju perbaikan guna
pencapaian tujuan seperti yang diharapkan. Pembinaan dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten.

2.4 UNIT
2.5 UNIT RUANG TINDAKAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Ruang Tindakan Puskesmas
Tunjunganadalah :

NO Nama Jabatan Kualifikasi Primer Keterangan

1 Penanggungjawab BACLS / ATLS Sertifikat habis


Ruang tindakan masa berlaku
Dokter Umum
Puskesmas
Tunjungan
2. Koordinator Ruang BLS/BTCL/PPGD Sertifikat habis
tindakan masa berlaku
Puskesmas
Tunjungan Perawat
penyelia
3. Perawat Pelaksana BLS/BTCLS/PPGD Sertifikat habis
Ruang tindakan masa berlaku
Akper
.

B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan Ruang Tindakan Puskesmas Tunjungan dilakukan selama jam
kerja yaitu:
 Senin – Kamis jam 07.00 – 14.00 WIB
 Jum’at Jam 07.00 – 11.00 WIB
 Sabtu Jam 07.00- 12.30 WIB

C. Denah Ruangan
PPp
KAMAR MANDI
WASTAFEL TROLY
ECG

LEMARI
Hospital Troly Emergency OBAT
Bed
Bad O Bedah
2
Minor

MEJ
A
K
U
R
S
I
Suction u
Elektrik
Sterilisator

Tabung
O2
Lemari
Elektrik
Buku

Meja Periksa
K

K K
D. Standar Fasilitas
i. Fasilitas & Sarana
Ruang TindakanPuskesmas Tunjungan berlokasi di gedung induk
berdampingan dengan ruang pemeriksaan umum.terdiri dari dua (2 ) tempat
tidur untuk tindakan,Peralatan yang tersedia di Ruang tindakan diPuskesmas
Tunjungan yaitu Alat yang harus tersedia adalah bersifat sementara untuk
kasus kegawatan.
a. Alat – alat yang ada di Ruang Tindakan Puskesmas Tunjungan
1. Tabung O2 Manual
2. Suction Elektric
3. Tabung O2 elektrik
4.Monitoring ECG ( 2 buah )
5. 1 set Bedah Minor
6. Infus set
7. Lampu tindakan
8. Nebulizer
9. Penghancur Jarum( 4 buah )
10. Sterilisator Elektrik ( 1 buah )
11. Trolly berisi alat-alat Emergency
12. Stetoskop ( 1 buah )
13. Tensi meter elektrik ( 1 buah
14. Thermometer ketiak ( 2 buah
16. Thermometer rectal ( 2 buah )
17. Tiang Infus ( 2 buah )
18. Senter( 2 buah )
19. Meja Komputer ( 1 buah )
20.Lemari Obat ( 1 buah )
21. Meja Tulis ( 1 buah )
22. Kursi ( 4 buah )
23. Benang silk ( 1 buah )
24. Benang Cutget ( 1 buah )
25. Kipas angin ( 2 buah )
26. alat THT ( 1 set )
20.Tiang infus ( 2 buah )
21. Lampu operasi bedah Minor ( 1 buah )

b. Retribusi Pelayanan Meliputi

TARIF PELAYANAN PUSKESMAS TUNJUNGAN

PERDA TAHUN 2010

NO TINDAKAN TARIF ( Rp )
1. Pemasangan Infus 20.000
2. Pemasangan Kateter 40.000
3. Blas Punksi 50.000
4. Insisi Abses 25.000
5. Pengambilan Benda asing di Hidung 15.000
6. Pengambilan Benda asing di Telinga 15.000
7. Jahitan luka persimpul 5.000
8. Lepas Jahitan Persimpul 5.000
9. Ganti Balut 10.000
10. Perawatan Luka 15.000
11. Selang Lambung 30.000
12. Bilas Lambung 25.000
13. Mimisan 10.000
14. Pencabutan Kuku 15.000
15. Pemasangan Oksigen 5.000
16. Pembersihan Cairan Telinga 15.000
17. Pembersihan serumen Telinga 15.000

Tarif Tindakan / Operasi Kecil


1. Sirkumsisi 75.000
2. Tindik Daun Telinga 10.000
3. Operasi Kecil 50.000
4. Patah Tulang 25.000
5. Pengambilan Benda asing dimata 20.000
6. Insisi Hoordolum 30.000
Biaya Visum
1. Visum di Puskesmas 25.000
2. Visum luar Wilayah 75.000

Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien, Puskesmas Tunjunganmemiliki 1(


Satu ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi Puskesmas
Tunjungan

ii. Fasilitas & Sarana untuk Ambulance

A. Perlengkapan Ambulance

1.Ac
2.Sirine
3.Lampu rotater
4.Sabuk pengaman
6.Lampu ruangan

B. Alat & Obat

1.Tabung Oksigen ( 1 buah )


2.Tas Emergency yang berisi :
a. Injeksi

Nama-nama obat injeksi di Ruang Tindakan Puskesmas Tunjungan

1.Sulfas Atropin Ampul


2.Ranitidin Ampul
3.Lidocain Ampul
4.Dexamethason Ampul
5.Epineprin Ampul
6.Dimenhidramin Ampul
E. Pelaksana di Ruang Tindakan
Pelaksana di Ruang Tindakan
Terdapat perawat dan dokter yang mempunyai tugas dan fungsi tata laksana
kegawatdaruratan sesuai dengan kompetensinya.

F. Lingkup Kegiatan yang dilakukan di ruang tindakan


a. Menjahit Luka
b. Penggantian Balutan
c. Abses
d. Sirkumsisi
e. Veruka ( mata ikan )
G. Sarana, prasarana dan fasilitas di ruang tindakan
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Senter
e. Timbangan dewasa
f. Pengukur tinggi badan
g. Tempat tidur lengkap
h. Meja kursi
i. Lemari instrument
j. Sterilisator
k. UGD set
H. Langkah Kegiatan
a. Menjahit Luka
1. Petugas Mendekatkan alat
2. Petugas memberitahu pada klien dan menjelaskan prosedur yang akan
diberikan
3. Petugas mengatur posisi pasien
4. Petugas Mencuci tangan
5. Petugas memakai sarung tangan
6. Petugas membersihkan luka dengan larutan Nacl 0,9 %
7. Petugas meraba bila luka terbuka dan dalam untuk mencari sisa kotoran yang
menempel pada luka dan bilas kembali dengan Nacl 0,9 %
8. Petugas membersihkan luka dengan cairan antiseptic
9. Petugas melihat jika luka sudah bersih,petugas memberikan suntikan Lidocain
20 % pada luka
10. Petugas bertanya pada pasien jika luka sudah tidak terasa sakit,petugas
melakukan penjahitan luka lapis demi lapis lalu kompres dengan larutan
antiseptic
11. Petugas selesai melakukan penjahitan,luka diberi sufratule kemudian luka
ditutup dengan kassa steril,plester/diperban
12. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa penjahitan sudah selesai dan agar
tetap menjaga luka tetap bersih,tidak terkena air,tidak menghindari semua
makanan,obat harus diminum sampai habis dan control ulang 3 hari kemudian.
13. Petugas membereskan alat
14. Petugas mencuci tangan
15. Dokumentasi

b. Perawatan Luka
1. Petugas menyiapkan peralatan
2. Petugas memberitahu klien dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Petugas mengatur posisi pasien
4. Petugas mencuci tangan
5. Petugas memakai sarung tangan
6. Petugas membuka balutan lama dibuyka dan dibuang ke tempatnya
7. Petugas membersihkan bekas plester dengan kapas yang dibasahi kapas
alcohol
8. Petugas membersihkan luka dengan kapas yang dibasahi dengan larutan
desinfektan,dan dilakukan satu arah dari dalam keluar
9. Petugas menutup luka dengan sufratule lalu ditutup dengan kassa steril
kemudian diplester/diperban
10. Petugas merapikan pasien
11. Petugas membersihkan alat
12. Petugas mencuci tangan
13. Dokumentasi
c. Eksisi Lippoma
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, meliputi lipoma tadi berupa lokasi,
jumlah, ukuran, nyeri atau tidak, berdarah atau tidak.
4. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor yang mencetuskan
keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat sakit yang sama
5. Petugasmelakukanpemeriksaantekanandarah
6. Petugasmelakukanpemeriksaanfisikpasien, menentukan lokasi benjolan, nyeri
atau tidak, menentukan ukuran, mobile atau imobile, menentukan konsistensi.
7. Petugasmenegakan diagnose berdasarkanhasilpemeriksaan.
8. Petugasmenginstruksikan pasien yang memerlukan tindakan operatif ke Ruang
Tindakan untuk dilakukan tindakan
9. Petugas Memberikan inform consens kepada keluarga yang bertanggung jawab
untuk dilakukan tindakan
10. Petugas mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan operatif.
11. Petugas mempersiapkan alat dan bahan, mengenakan alat pengaman diri.
12. Petugas melakukan cuci tangan, mengenakan sarung tangan.
13. Petugas melakukan tindakan septic anti septic.
14. Petugas menutup lokasi tindakan dengan duk steril.
15. Petugas melakukan anestesi lokal dengan teknik blokade areal
16. Petugas melakukan insisi sepanjang tumor serta kulit dibebaskan dari jaringan
dibawah kulit sampai tumor teraba jelas.
17. Petugas memasang alat pembuka luka agar tumor terlihat jelas, kulit yang
melekat pada tumor dipotong berbentuk oval lalu diangkat bersama tumornya.
18. Petugas menghentikan perdarahan dengan kompresi, bila diperlukan dapat
dilakukan ligasi dengan jahitan.
19. Petugas melakukan jahitan lapis demi lapis.
20. Petugas dapat melakukan drainase jika rongga yang ditinggalkan cukup besar.
21. Petugas menjahit kulit dengan sederhana atau simpul satu persatu.
22. Petugas mengoleskan cairan antiseptik (povidon iodine).
23. Petugas menutup luka opersai dengan Sufratul dilapisi dengan kassa steril
kemudian dibalut atau diplester
24. Petugas memberikan obat dan memberitahu agar luka tidak terkena air dan
banyak makan yang tinggi protein,dan untuk kontrol ulang hari kemudian
25. Petugas membereskan alat,dan mencuci tangan
26. Dokumentasi
d. Abses
1. Petugasmemanggilpasien sesuainomorurut

2. Petugasmenanyakankeluhanutamapasien, meliputi abses tadi berupa lokasi,


jumlah, ukuran, nyeri atau tidak, konsistensi.

3. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor yang mencetuskan


keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat sakit yang sama.

4. Petugasmelakukanpemeriksaantekanandarah

5. Petugasmelakukanpemeriksaanfisikpasien, menentukan lokasi benjolan, nyeri


atau tidak, menentukan ukuran

6. Petugasmenegakan diagnose berdasarkanhasilpemeriksaan.

7. Petugas menentukan diperlukan tindakan operatif atau tidak

8. Petugas melakukan informed concern tindakan pada pasien atau keluarga yang
bertanggung jawab pada pasien.

9. Petugasmenginstruksikan pasien yang memerlukan tindakan operatif ke IGD


untuk dilakukan tindakan.

10. Petugas mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan operatif.

11. Petugas mempersiapkan alat dan bahan, mengenakan alat pengaman diri.

12. Petugas melakukan cuci tangan, mengenakan sarung tangan.

13. Petugas melakukan tindakan septic anti septic.

14. Petugas menutup lokasi tindakan dengan duk steril.

15. Petugas melakukan anestesi lokal dengan teknik blokade areal dengan hati-
hati.

16. Petugas melakukan insisi tusuk dengan ujung skalpel tepat di puncak abses,
jika besar dapat dilakukan eksisi oval atau insisi silang.

17. Petugas melakukan pembersihan rongga abses dari nanah dan jaringan
nekrotik dengan memakai sputi injeksi dengan larutan garam fisiologis.

18. Petugas melakukan kuretase terhadap kapsul abses.


19. Petugas mempertimbangkan untuk dilakukan drainase dengan kasa bersalep.

20. Petugas mengoleskan cairan antiseptik (povidon iodine).

21. Petugas menutup luka operasi dengan kasa dan operasi selesai.

22. Petugas memberikan obat analgetik untuk pasien.

23. Petugas menganjurkan pasien untuk kontrol luka.

24. Petugas membereskan alat

25. Petugas mencuci tangan

26. Petugas melakukan dokumentasi

e. Sirkumsisi
1. Petugas mempersiapkan pasien
2. Petugas mendekatkan alat
3. Petugas memcuci tangan lalu memakai handscoon
4. Petugas melakukan anestesi lokal blok pada nervus dorsalis penis dengan
menusukkan jarum pada garis medial dibawah simfisis pubis sampai menembus
fascial buck,lakukan aspirasi jika tidak mengenai pembuluh darah suntukkan 1,5
ml
5. Petugas melakukan anestesi infiltrasi dilapisi ventral penis 0,5 – 0,75 ml dikedua
sisi
6. Petugas memeriksa apakah anestesi sudah efektif dengan frenulum dengan
klem
7. Petugas membuka glan penis sampai sulkus korona terpapar,buila ada
perlengkata bebaskan dengan klem arteri,bila ada spegma bersihkan dengan
kassa
8. Petugas memesang klem pada prepusium diarah jam 6,11,dan 1 dengan ujung
klem kurang lebih 1,5 cm dari sulkus korona penis
9. Petugas melakukan dorsumsisi dengan menggunting dorsum penis pada jam 12
dari dorsal keproksimal sampai dengan 0,3 – 0,5 cm dari korona
10. Petugas memasang jahitan kendali dengan menjahit batas ujung dorsumsisi
kulit agar pemotongan kulit selanjutnya lebih mudah dan simetris
11. Petugas menggunting secara melingkar mulai dari dorsal pada titik jahitan jam
12 melingkari penis,sisaka mukosa sekitar 0,5 cm. Pada sisi frenulum,atasi
pePerdarahan
12. Petugas melakukan penjahitan aproksimasi kulit dengan mukosa
13. Petugas menjahit mukosa distal frenulum dengan jahitan angka 8. Gunting
mukosa frenulum disebelah dista jahitan
14. Petugas membersihkan dengan povidone 10 %,pasang sufratul melingkari
bekas jahitan lalu dilapisi dengan kassa steril dan diplester
15. Petugas memberikan obat dan memberitahu untuk menjagaluka tetap kering
,jangan menghindari semua makanan dan kontrol kembali 3 hari kemudian
dipuskesmas Tunjungan
16. Petugas membereskan alat
17. Petugas memcuci tangan
18. Dokumentasi
f. Veruka ( mata ikan )
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomorurut
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, meliputi mata ikan tadi berupa
lokasi, jumlah, ukuran, nyeri atau tidak, berdarah atau tidak.
4. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor yang mencetuskan
keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat sakit yang sama
5. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, menentukan lokasi benjolan, nyeri
atau tidak, menentukan ukuran, mobile atau imobile, menentukan konsistensi.
7. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
8. Petugas memberi tahu pasien untuk dilakukan tindakan operatif
9. Petugas melakukan informed concern tindakan pada pasien atau keluarga yang
bertanggung jawab pada pasien.
10. Petugas menginstruksikan pasien yang memerlukan tindakan operatif ke ruang
tindakan untuk dilakukan tindakan.
11. Petugas mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan operatif.
12. Petugas mempersiapkan alat , bahan, dan alat pengaman diri.
13. Petugas melakukan cuci tangan, mengenakan sarung tangan.
14. Petugas melakukan tindakan septic anti septic.
15. Petugas melakukan anestesi lokal dengan teknik infiltrasi.
16. Petugas melakukan eksisi tumor diantara jaringan yang normal.
17. Petugas menghentikan perdarahan dengan kompresi, bila diperlukan dapat
dilakukan ligasi dengan jahitan.
18. Petugas menjahit kulit dengan jahitan klasik sederhana atau simpul satu
persatu.
19. Petugas mengoleskan cairan antiseptik (povidon iodine)
20. Petugas menutup luka opersai dengan sufratul dan dilapisi dengan
kassa steril ,kemudian diplester.
21. Petugas memberikan obat dan memberitahu untuk menjaga luka agar tetap
kering dan makan yang tinggi protein,serta memberitahu untuk kontrol 3 hari
kemudian di Puskesmas Tunjungan
22. Petugas membereskan alat
23. Petugas mencuci tangan
24. Dokumentasi

I. Logistik
a. Logistik Ruang Tindakanmeliputi :

1.. Barang habis Pakai (BHP)

2. Alat Tulis Kantor (ATK),Dan Kebutuhan Lain

Mekanisme permintan barang habis pakai (bhp) :

Permintaan obat-obatan dilakukan pada jam kerja (07.00 s/d 14.00)

NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN


1. ALAT SUNTIK 3 CC 1 BOK Bila habis
2. ALKOHOL 70 % 1 LITER Bila habis
3. AQUADEST STERIL 1 LITER Bila habis
4. ABOCATH N0.20 5 BUAH Bila habis
5. ABOCATH NO 18 5 BUAH Bila habis
6. BENANG CUTGET 1 ROL Bila habis
7. BENANG SILK 1 ROL Bila habis
8. HANDSCOON STERIL NO 7,5 1 BOK Bila habis
9. HANDSCOON NON STERIL ( 1 BOK Bila habis
L)
10. HYPAFIX 1 M 3 BUAH Bila habis
11. GENTAMYCIN SALP 3 BUAH Bila habis
12. INFUSET DEWASA 5 BUAH Bila habis
13. INFUS SET ANAK 5 BUAH Bila habis
14. KAPAS 1 Bila habis
GULUNG
15. BIOPLASENTON JELL 1 BUAH Bila habis
16. KASSA 80 M 1 BOK Bila habis
17 KASSA 15 CM 1 BOK Bila habis
18. KASSA 3 CM 1 BOK Bila habis
19. MASKER 1 BOK Bila habis
20. NACL INFUS 5 BUAH Bila habis
21. RL INFUS 5 BUAH Bila habis
22. FOLLEY CATH / URINE BAG 5 BUAH Bila habis
23. CHLORETHYL SPRAY 1 BUAH Bila habis
24. BISTURI 10 BUAH Bila habis
25. LIDOCAIN 1 BOK Bila habis
26. RANITIDIN INJEKSI 5 BUAH Bila habis
27. KATETER NO 16 3 BUAH Bila habis
28. JARUM HEATING 1 BOK Bila habis
29. SPUIT 5 CC 10 BUAH Bila habis
30. CANULE DEWASA 5 BUAH Bila habis
31. CANULE ANAK 5 BUAH Bila habis
32. JELLY ECG 1 BUAH Bila habis
33. BETADINE IODION 1 LITER Bila habis

b. Mekanisme permintaan barang ATK Dan kebutuhan yang lain:

1. Permintaan barang ATK diajukan setiap barang habis


2. Permintaan dilakukan oleh petugas ruangan tindakandan menulis dibuku
pengeluaran yang sudah disediakan.

NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN


1. BUKU TULIS 4 BUAH Bila habis
2. BOLPOIN 1 BOK Bila habis
3. TIP X 1 BUAH Bila habis
4. STAPLES 1 BUAH Bila habis
5. ISI STAPLES 3 BUAH Bila habis
6. STELLA PENGHARUM 1 BUAH Bila habis
RUANG
7. BAYCLIN 1 BUAH Bila habis
8. VIXAL 1 BUAH Bila habis
9. SOS PEMBERSIH LANTAI 1 BUAH Bila habis
10 SUNLIGHT 1 BUAH Bila habis

I. Keselamatan Sasaran Kegiatan / Program


i. Pengertian

Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana Puskesmas

membuat asuhan pasien lebih aman.

Sistem tersebut meliputi :

1.Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien

2. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya


3. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

ii. Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien Ruang Tindakan Puskesmas


Tunjungan
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di Puskesmas Tunjungan
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadipengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

iii. Standar Keselamatan Pasien

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan


evaluasi

dan program peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

6. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan


pasien

iv. Tata Laksana

1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi

pada pasien

2.. Melaporkan pada Dokter penanggung Jawab Ruang Tindakan

3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter penanggung jawab

4.. Mengobservasi keadaan umum pasien


J. Keselamatan Kerja
i. Pendahuluan

Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang sehat


(petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas
merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit
akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas puskesmas tersebut
mempunyai resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular,
dengan darah dan cairan tubuhmaupun tertusuk jarum suntik bekas yang
mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis
B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain.

Motivasi dalam melaksanakan keselamatan kerja adalah untuk mencegah


kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan.

Pengendalian resiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


5. Eliminasi (menghilangkan bahaya).
Memastikan sumber aliran listrik aman, sistem penempatannya mudah
dioperasikan
6. Rekayasa (engineering).
Yaitu dilakukan penggantian peralatan kerja atau memodifikasi alat agar tingkat
risiko lebih rendah.
7. Pengendalian administrasi.
Dengan memberikan pelayanan tindakan medis sesuai SOP
8. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Sebelum memberikan pelayanan tindakan medis terhadap pasien, petugas
memakai masker, handscoondan atau pelindung jari

ii. Tindakan yang beresiko terpajan

1. Cuci tangan yang kurang benar.


2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

iii. Prinsip Keselamatan Kerja

Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan


keselamatan kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi
ruangan dansterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5
(lima) kegiatan pokok yaitu :

a. Mencuci tangan guna sebelum dan sesudah melakukan tindakan guna


mencegah infeksi silang

b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan,skoret dan


masker gunamencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain

c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan merendam dengan larutan


chlorin selama 10 menit, dicuci dengan sabun dan dibilas,kemudian dikeringkan
dan distetiril menggunakan alat sterilisator.

d. Pengelolaan jarum atau spuit dengan cara dihancurkan dengan alat


penghancur jarum.

e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan dialirkan dengan wastafel dan


dialirkan ke sanitasi puskesmas..

K. Pengendalian Mutu

Pengendalian Mutu pelayanan kesehatan gigi di puskesmas Tunjungan


dilakukan dengan cara:

2. Pengukuran dan Analisa Pelayanan


Dilakukan secara internal yaitu oleh sarana kesehatan itu sendiri maupun
secara eksternal yaitu oleh institusi terkait sesuai dengan kewenangannya
Cara Pengukuran dan Analisa:
- Penilaian sendiri oleh Tim Mutu Puskesmas Tunjungan
- Instrumen yang digunakan adalah daftar tilik
- Hasil pengukuran
jumlah kriteria yang terpenuhi dibagi jumlah kriteria yang diamati (standar yang
ditetapkan) x 100%
- Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian maka dilakukan pengamatan secara
cermat apa penyebabnya
- Penilaian dilakukan secara berkala
3. Perbaikan Berkelanjutan
a. Intervensi internal
- Perbaikan perencanaan dan pengorganisasian
- Pembangunan sarana dan pengadaan peralatan
- Penyediaan ketenagaan
- Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pelaksana pelayanan kesehatan gigi
dan mulut
b. Intervensi eksternal
Dilakukan dalam bentuk Pembinaan, yaitu suatu proses pemantauan dan
penilaian terhadap program yang dilaksanakan oleh SDM serta memberikan
bantuan berupa pengarahan dan bimbingan untuk menuju perbaikan guna
pencapaian tujuan seperti yang diharapkan.Pembinaan dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten.

2.6 UNIT PELAYANAN LABORATORIUM


A. Denah Ruang

Wash
tafle
Lemari
Rak Buku
Stok
Meja
px. BTA

Kursi

kulkas

Meja Kerja Kursi


Kursi

Meja Alat
Kursi
& Pemeriksaan
B. Standar Fasilitas

a. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium.Semua ruangan
harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan
memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
Konstruksi ruang laboratorium adalah sebagai berikut:
1. dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat
yang tidak luntur. Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan,
tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
2. langit-langit terbuat dari bahan yang kuat, warna terang dan mudah
dibersihkan.
3. pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan binatang
lainnya.
4. jendela.
5. stop kontak dan saklar.
6. lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang
dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan
rata dan tidak licin. Bagian yang selalu kontak dengan air harus
mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran pembuanga air limbah.
7. meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah
dibersihkan. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.

b. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang secara umum meliputi:
1. keselamatan dan keamanan kerja.
2. ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK/20m2 yang disertai dengan sistem
pertukaran udara yang cukup.
3. penerangan harus cukup untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian
4. air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM atau air bersih
yang memenuhi syarat.
5. listrik mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil, kapasitas harus
cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin.

c. Retribusi Pelayanan Kesehatan


Perda Kabupaten Blora No. 6 Tahun 2006, Tarif Instalasi Laboratorium
Puskesmas.
NO JENIS PEMERIKSAAN HARGA (Rp)
1 Gula Darah
- Sewaktu 15.000
- 2 Jam PP 15.000
- Puasa 15.000
2 Asam urat / Uric Acid 15.000
3 Kolesterol 27.000
4 Golongan Darah 10.000
5 Haemoglobin 10.000
6 BTA (TB-Paru 10.000
7 Tes kehamilan 10.000
8 Tinja / Cacing 15.000
9 Urin Lengkap 15.000

C. Lingkup Kegiatan

Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi pemeriksaan-


pemeriksaan dasar seperti:
a. Hematologi: Hemoglobin.
b. Kimia klinik: Glukosa, Asam urat, Kolesterol total.
c. Mikrobiologi: BTA.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Anti HIV.
e. Urinalisa: pH , Protein, Glukosa.
D. Metode

Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Tunjungan menggunakan


metode manual, semi automatik.

E. Langkah Kegiatan

Alur Kegiatan Pemeriksaan

Pasien
1

Loket Pendaftaran Puskesmas 8

Ruang Pemeriksaan Dokter


3

Ruang Laboratorium
4

7 Pengambilan/Penerimaan Spesimen
5

Pemeriksaan
6

Pengambilan Hasil

Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (Formulir 1).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien
diambil spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 2) diserahkan
kepada pasien.
7. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa
kepada pasien.

Langkah Kegiatan Pemeriksaan :

a. Hemoglobin Sahli
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas menyiapkan alat ( HB sahli set)
10) Petugas menyiapkan reagen
11) Petugas menyiapkan sampel
12) Petugas mengisi tabung hemometer dengan larutan HCL 0,1 N sampai
tanda 2
13) Petugas memipet darah dengan pipet sahli sampai tanda 0,02
14) Petugas mengelab bagian luar pipet dilap dengan tissu
15) Petugas masukkan darah dalam tabung hemometer dan bilas pipetnya
dengan larutan HCL 0,1 N yang ada dalam tabung sampai bersih
16) Petugas mengaduk dengan pengaduk kaca dan diamkan sampai 5 menit
agar terbentuk asam Hematin.
17) Petugas mengencerkan asam Hematin yang terbentuk dengan aquades
setetes demi setetes sambil diaduk sampai didapatkan warna yang sama
dengan standart
18) Petugas mengintepretasikan hasil dengan melihat miniskes bawah,
dinyatakan dalam gram persen ( gr % )
19) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
20) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
21) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
22) Petugas memasukkan data ke simpus
b. Glukosa Stik
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas mempersiapkan alat dan bahan ( Easy Touch GCU, stik
glucoseEasy Touch, lancet, autoclik, kapas alkohol, tisu )
10) Petugas memasukan stik pada tempatnya hingga bunyi “bip” dan pada
layar muncul kode untuk memasukan darah.
11) Petugas mempersilakan pasien mengacungkan jaritengahnya untuk di
pijit sebentar.
12) Petugas memberikan disinfektan pada ujung jari dengan kapas alkohol
13) Petugas menusuk ujung jari tengah dengan autoklik yang didalamnya
sudah terpasang lancet steril
14) Petugas mengusap dengan tisu kering tetesan darah pertama
15) Petugas memasukan tetesan darah berikut kedalam stik yang terpasang
pada alat Easy Touch GCU hingga terdengar bunyi “bip” tunggu 10 detik
16) Petugas membaca hasil yang muncul pada layar alat Easy Touch GCU.
17) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
18) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
19) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
20) Petugas memasukkan data ke Buku Regester
c. Asam Urat Stik
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas mempersiapkan alat dan bahan ( Easy Touch GCU, stik
cholesterolEasy Touch, lancet, autoclik, kapas alkohol, tisu )
10) Petugas memasukan stik pada tempatnya hingga bunyi “bip” dan pada
layar muncul kode untuk memasukan darah.
11) Petugas mempersilakan pasien mengacungkan jaritengahnya untuk di
pijit sebentar.
12) Petugas memberikan disinfektan pada ujung jari dengan kapas alkohol
13) Petugas menusuk ujung jari tengah dengan autoklik yang didalamnya
sudah terpasang lancet steril
14) Petugas mengusap dengan tisu kering tetesan darah pertama
15) Petugas memasukan tetesan darah berikut kedalam stik yang terpasang
pada alat Easy Touch GCU hingga terdengar bunyi “bip” tunggu 150 detik
16) Petugas membaca hasil yang muncul pada layar alat Easy Touch GCU.
17) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
18) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
19) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
20) Petugas memasukkan data ke buku Regester

d. Cholesterol Stik
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas mempersiapkan alat dan bahan ( Easy Touch GCU, stik
cholesterolEasy Touch, lancet, autoclik, kapas alkohol, tisu )
10) Petugas memasukan stik pada tempatnya hingga bunyi “bip” dan pada
layar muncul kode untuk memasukan darah.
11) Petugas mempersilakan pasien mengacungkan jaritengahnya untuk di
pijit sebentar.
12) Petugas memberikan disinfektan pada ujung jari dengan kapas alkohol
13) Petugas menusuk ujung jari tengah dengan autoklik yang didalamnya
sudah terpasang lancet steril
14) Petugas mengusap dengan tisu kering tetesan darah pertama
15) Petugas memasukan tetesan darah berikut kedalam stik yang terpasang
pada alat Easy Touch GCU hingga terdengar bunyi “bip” tunggu 150 detik
16) Petugas membaca hasil yang muncul pada layar alat Easy Touch GCU.
17) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
18) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
19) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
20) Petugas memasukkan data ke simpus

e. BTA
1) Petugas menerima sampel dahak dari pasien
2) Petugas memeriksa identitas sampel dahak yang tertera pada cup
sampel dahak.
3) Petugas mengambil obyek glass, beri etiket sesuai dengan identitas
sempel dahak
4) Petugas membebaskan lemak dari obyek glass dengancara
lewatkan diatas api lampu spritus.
5) Petugas menyiapkan ose (dibakar sampai merah).
6) Petugas mengambil sputum sebesar biji kacang hijau dengan ose
oleskan pada obyek glass dengan gerakan spiral dan merata dari
tengah hingga pinggir dengan ukuran 2x3 cm.
7) Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar.
8) Petugas membakar ose kembali.
9) petugasmemfiksasi sediaan yang sudah kering dengan cara
melewatkan diatas api lampu spritus 2 - 3 kali sediaan siap diwarnai
10) petugas meletakan sedian dengan posisi menghadap keatas diatas rak
pengecatan.
11) Petugas menggenangi sediaan dengan menggunakan larutan karbol
fuksin 0,3% hingga menutupi seluruh permukaan sediaan.
12) Petugas memanaskan sediaan dengan api spirtus hingga keluar uap dan
diamkan selama 5 menit.
13) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
14) Petugas meletakan kembali sediaan diatas rak pengecatan
15) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan alkohol asam (HCl
alkohol 3%) hingga warna warna karbol fuksin hilang.
16) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
17) Petugas meletakan kembali sediaan pada rak pengecatan
18) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan methylen blue 0,3%
sampai menutupi seluruh permukaan diamkan selama 10 -20 detik
19) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
20) Petugas mengeringkan sediaan diatas rak pengering
21) Petugas memeriksa sediaan di mikroskop dengan perbesaran 100 x
dengan menggunakan oil imersi.

f. Tes Kehamilan
1) Petugas menerima sampel dahak dari pasien
2) Petugas memeriksa identitas sampel dahak yang tertera pada cup
sampel dahak.
3) Petugas mengambil obyek glass, beri etiket sesuai dengan identitas
sempel dahak
4) Petugas membebaskan lemak dari obyek glass dengancara
lewatkan diatas api lampu spritus.
5) Petugas menyiapkan ose (dibakar sampai merah).
6) Petugas mengambil sputum sebesar biji kacang hijau dengan ose
oleskan pada obyek glass dengan gerakan spiral dan merata dari
tengah hingga pinggir dengan ukuran 2x3 cm.
7) Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar.
8) Petugas membakar ose kembali.
9) petugasmemfiksasi sediaan yang sudah kering dengan cara
melewatkan diatas api lampu spritus 2 - 3 kali sediaan siap diwarnai
10) petugas meletakan sedian dengan posisi menghadap keatas diatas rak
pengecatan.
11) Petugas menggenangi sediaan dengan menggunakan larutan karbol
fuksin 0,3% hingga menutupi seluruh permukaan sediaan.
12) Petugas memanaskan sediaan dengan api spirtus hingga keluar uap dan
diamkan selama 5 menit.
13) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
14) Petugas meletakan kembali sediaan diatas rak pengecatan
15) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan alkohol asam (HCl
alkohol 3%) hingga warna warna karbol fuksin hilang.
16) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
17) Petugas meletakan kembali sediaan pada rak pengecatan
18) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan methylen blue 0,3%
sampai menutupi seluruh permukaan diamkan selama 10 -20 detik
19) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted.
20) Petugas mengeringkan sediaan diatas rak pengering
21) Petugas memeriksa sediaan di mikroskop dengan perbesaran 100 x
dengan menggunakan oil imersi.

g. Golongan Darah
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ke ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas memberitahu maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
8) Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksaan
laboratorium pada buku register laboratorium
9) Petugas mengambil kartu golongan darah.
10) Petugas menuliskan identitas pasien pada kartu golongan darah
11) Petugas mempersiapkan bahan dan alat penunjang seperti reagen
golongan darah, blood lancet, kapas alkohol, autoklik dan tisu
12) Petugas mempersilakan pasien untuk mengacungkan jaritengahnya.
13) Petugas memijat mijat pelan jari tengah pasien
14) Petugas memberikan disinfektan pada ujung jaritengah pasien
15) Petugas menusuk ujung jari tengah pasien dengan menggunakan
autoklik yang didalamnya telah terpasang blood lancet.
16) Petugas mengelap ujung jaritengah yang telah ditusuk dengan tisu
17) Petugas menesteskan darah pasien pada kolom – kolom yang tersedia
pada kartu golongan darah
18) Petugas mencampur tetesan darah pasien dengan serum anti-A,anti-B,
anti-AB dan anti-D
19) Petugas mengaduk campuran tersebut dengan lidi
20) Petugas menggoyangkan campuran tersebut secara pelan pelan sambil
mengamati adanya aglutinasi.
21) Petugas menuliskan hasil yang didapat pada kartu golongan darah
22) Petugas mencatat hasil pada buku register laboratorium.
23) Petugas menyerahkan hasil pada pasien.
24) Petugas memasukkan data ke simpus.

h. Anti HIV
1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruang laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk
3) Petugas meminta formulir tes dan konseling HIV dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form
5) Petugas memberikan inform concent pemeriksaan HIV kepada pasien
6) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
8) Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan
9) Petugas menulis nomor KTP, nama, umur, alamat dan permintaan
pemeriksaan laboratorium pada buku register laboratorium
10) Petugas menyiapkan alat untuk pengambilan specimen darah vena
11) Petugas menyiapkan reagen
12) Petugas menyiapkan sampel (whole blood, plasma / serum)
13) Petugas memipet sampel ke rapid test HIV sebanyak 10 µl plasma atau
serum (20µl whole blood) menggunakan mikropipet.
14) Petugas menambahkan 4 tetes diluent ke rapid test.
15) Petugas menunggu hasil pemeriksaan 10-20 menit.
16) Petugas mengintepretasikan hasil dengan melihat garis merah yang
terbentuk.
17) Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada form hasil
pemeriksaan.
18) Petugas menyerahkan form hasil pada pasien atau keluarga pasien.
19) Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke pengirim
20) Petugas memasukkan data ke Buku Regester

i. Protein Urine dengan Stik


1) Petugas mempersilahkan pasien masuk ruangan laboratorium
2) Petugas mempersilahkan pasien duduk.
3) Petugas meminta form permintaan pemeriksaan dari pasien
4) Petugas mencocokkan identitas pasien dengan form permintaan
pemeriksaan
5) Petugas menanyakan kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
6) Petugas meminta fotokopi kartu asuransi kesehatan yang dimiliki
7) Petugas mencatat data pasien yang diperlukan di buku register
laboratorium.
8) Petugas memberitahu maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
9) Petugas mengambil cup sampel urin
10) Petugas menuliskan identitas pasien pada badan cup sampel
11) Petugas menyerahkan cup sampel yang sudah beridentitas kepada
pasien
12) Petugas mempersilakan pasien untuk buang air kecil dan
menampungnya pada cup sampel.
13) Petugas mencelupkan stik urin
14) Petugas mengangkat stik lihat perubahan warna cocokan dengan warna
standar baca hasilnya.
15) Petugas menulis hasil pemeriksaan pada form permintaan pemeriksaan,
buku register dan form hasil pemeriksaan laboratorium
16) Petugas menyerahkan form hasil pemeriksaan laboratorium kepada
pasien atau keluarga pasien.
17) Petugas mempersilakan pasien untuk kembali ke pengirim
18) Petugas memasukkan data ke buku Regester

F. Logistik

A. Sarana

Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik


bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.

Deskripsi sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Ukuran ruang minimal 3x4 m2,.


2. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.
3. Dinding berwarna terang, keras, tidak berpori, kedap air, dan mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik).
4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (epoxi, vinyl).
5. Kamar kecil/WC pasien laboratorium dapat bergabung dengan WC pasien
Puskesmas.
B. Prasarana

1. Pencahayaan cukup. Pencahayaan alami diperoleh dari jendela (yaitu terdiri


dari 2 jendela). Cahaya dari jendela tidak boleh langsung mengarah ke meja
pemeriksaan dan rak reagen, untuk menghindari terjadinya reaksi antara
reagen dengan sinar matahari yang panas.
2. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang baik (ventilasi silang/cross
ventilation), sehingga pertukaran udara dari dalam ruangan dapat mengalir ke
luar ruangan.
3. Suhu ruangan tidak panas, dengan sirkulasi udara yang baik maka
disarankan suhu dipertahankan antara 22 oC s/d 26 oC.
4. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup pada bak
cuci. Air tersebut harus memenuhi syarat kesehatan.
5. Tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang dilengkapi dengan
penutupnya untuk pembuangan limbah padat medis infeksius dan non
infeksius pada laboratorium. Pengelolaan (pewadahan, pengangkutan dan
pemusnahan) limbah padat dilakukan sesuai prosedur dan peraturan yang
berlaku.
6. Limbah cair/air buangan dari laboratorium diolah pada sistem/instalasi
pengolahan air limbah Puskesmas.

C. Perlengkapan dan Peralatan


1. Perlengkapan
a. Meja pengambilan sampel darah menggunakan meja kayu persegi
panjang, ukuran (108,5 x 77,5) cm
b. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien
1) Mempunyai sandaran
2) Terbuat dari besi, dan lain-lain
c. Bak cuci/sink
1) Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
2) Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem
pengolahan air limbah Puskesmas
d. Meja pemeriksaan
1) Lebar dan panjang meja sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang
diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan terbuat/dilapisi dari bahan tahan panas, tahan zat
kimia (seperti teflon/ formika), mudah dibersihkan, tidak berpori dan
berwarna terang
e. Lemari pendingin (refrigerator)
1) Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen dan sampel, volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan sampel disimpan dalam lemari pendingin yang terpisah
f. Lemari alat
1) Fungsinya untuk menyimpan alat
2) Terbuat dari kayu.
2. Peralatan
Jenis dan jumlah peralatan Laboratorium Puskesmas tergantung dari metode
pemeriksaan, jenis dan program Puskesmas. Daftar peralatan utama dan
penunjang Laboratorium Puskesmas dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Daftar Peralatan Utama dan Peralatan Penunjang Laboratorium


Puskesmas
NO JENIS PERALATAN PUSKESMAS
I Peralatan Utama
A Peralatan Pemeriksaan
1 Fotometer 1
2 Hematology Analyzer 1
3 Mikroskop Binokuler 1
4 Pemanas/Penangas dengan air 1
5 Pipet Mikro 5-50, 100-200, 500-1000 ul 1 Set
6 Sentrifus Listrik 1
B Peralatan Gelas
1 Kaca Objek sesuai
kebutuhan
2 Kaca Penutup (Dek Glass) sesuai
kebutuhan
3 Tabung Reaksi (12 mm) sesuai
kebutuhan
4 Wadah Aquades 1
II. Peralatan Penunjang
1 Blood Lanset dengan sesuai
autoklik kebutuhan
2 Kertas Lensa sesuai
kebutuhan
3 Lampu Spiritus 1
4 Lemari Es 1
5 Pembendung 1
6 Pensil Kaca 1
7 Pipet Tetes (Pipet Pasteur)
8 Pot Spesimen Dahak Mulut Lebar sesuai
kebutuhan
9 Pot Spesimen Urine (Mulut Lebar) sesuai
kebutuhan
10 Rak Pengering 1
11 Rak Pewarna Kaca Preparat 1
12 Rotator Plate 1
13 Sengkelit / Ose 1
14 Sikat Tabung Reaksi 1
15 Spuit Disposible
- 3 cc sesuai
kebutuhan
- 5 cc sesuai
kebutuhan
16 Tip Pipet (kuning dan biru) sesuai
kebutuhan
G. Keselamatan Sasaran Kegiatan/Program

A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana UPTD
Puskesmas Tunjungan membuat asuhan pasien lebih aman.

Sistem tersebut meliputi :

 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di UPTD Puskesmas Tunjungan
b. Meningkatnya akuntabilitas UPTD Puskesmas Tunjungan terhadap pasien
dan masyarakat
c. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di UPTD Puskesmas
Tunjungan
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

C. Standar Keselamatan Pasien


a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
f. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

D. Sasaran Keselamatan Pasien


 Ketepatan identifikasi pasien
 Peningkatan komunikasi yang efektif
 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
 Kapasitas tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi,
 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Pengurangan risiko pasien jatuh.

E. Jenis Resiko Kejadian / Insiden Keselamatan


a. Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) / Adverse Event :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi
pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan
kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

b. KTD Yang Tidak Dapat Dicegah / Unpreventable Adverse Event :


Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir

c. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC ) / Near Miss :


Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission )
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang
dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :

 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

d. Kesalahan Medis / Medical Errors:


Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

e. Kejadian Sentinel / Sentinel Event :


Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.

Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi


(seperti, amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap
kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan
dan prosedur yang berlaku.

F. Tata Laksana
1. Melakukan tindakan sesuai dengan indikasi dan kondisi yang terjadi pada
pasien
2. Melakukan tindakan sesuai dengan SOP
3. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”
4. Melakukan evaluasi terhadap kejadian tersebut
5. Selalu menerapkan prinsip keselamatan pasien dalam bekerja

H. Keselamatan Kerja

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan


bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun
lingkungan sekitarnya.Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap
petugas laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
- Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di
laboratorium;
- Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
- Pencahayaan cukup dan nyaman;
- Ventilasi cukup dan sesuai;
- Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika
diperlukan;
- Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
- Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
- Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong
plastik dan diberi tanda khusus;
- Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi
sarang serangga atau binatang pengerat;
- Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur;
- Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
- Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium.

B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja


1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium
harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang
mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan
peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui
cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.\
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja
dalam laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium
(hati-hati dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang
dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di
tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau
benda tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti
dalam laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning
(menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet
penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung
jawab Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
- Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
- Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
- Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
- Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah yang
memiliki konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah
kebocoran ketika dipindahkan.
- Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
- Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan
masker.
- Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
- Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius
dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
- Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus Didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang
benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh
tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan
yang sesuai.
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti
benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah
kimia, limbah B3 dan limbah plastik.

Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:

1) Tempat Pengumpulan Sampah Terbuat dari bahan yang kuat, cukup


ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus
pada bagian dalamnya.Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan
ditutup, minimal terdapat satu buah untuk masing-masing
kegiatan.Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian
telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastic sebagai
pembungkus sampah.

2) Tempat Penampungan Sampah Sementara Tersedia tempat


penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan pada
lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.Tempat
penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan
sekurang-kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
a) Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai
prosedur dan peraturan yang berlaku.
b) Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah
akhir yang dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius
dan limbah cair kimia.

Cara menangani limbah cair:

1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.


2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.

I. Pengendalian Mutu
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu,
diperlukan bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat
dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis
akan menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.

B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan
proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan
ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantapan Mutu Internal
(PMI), Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dan Peningkatan Mutu.

1. Pemantapan Mutu Internal (PMI/Internal Quality Control) Pemantapan Mutu


Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi
atau mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat.
a. Manfaat:
1) Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah
tidak terjadi dan perbaikan penyimpanan dapat dilakukan segera.
3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan dan
pemeriksaan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan
telah dilakukan dengan benar.
4) Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya.
5) Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer)
b. Cakupan
Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas: tahap praanalitik,
tahap analitik dan tahap pasca-analitik.
1) Tahap Pra-Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas
spesimen, mengirim spesimen rujukan sampai dengan menyimpan
spesimen.
a) Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada
pasien mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b) Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian
antara spesimen yang diterima dengan formulir permintaan
pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada
saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan, dan
konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan memenuhi
persyaratan hendaknya ditolak.Dalam keadaan spesimen tidak
dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku
penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c) Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi
penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah
benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman
spesimen sudah benar.
d) Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian
pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan,
maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang relatif stabil.
e) Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan
dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara menyimpan spesimen antara lain :
 Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap
dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan Vibrio cholera).
 Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0oC – 8oC.
 Dapat diberikan bahan pengawet.
 Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
2) Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi
dan memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan
menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen.
a) Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa
kadaluarsa tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran
sudah benar, cara pengenceran sudah benar,
b) Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen.Harus
dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara
teratur dan terjadwal.Wadah spesimen harus bersih dan tidak
terkontaminasi.
Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi
adalah:
 Lemari es (Refrigerator/freezer)
 Micro Pipet
 Sentrifus (Centrifuge)
 Fotometer (Photometer)
c) Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d) Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap
masing-masing parameter.
3) Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan dan melakukan validasi hasil serta memberikan
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di
Puskesmas antara lain:
1) Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen.
2) Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan
setiap jenis pemeriksaan

2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME/External Quality Control)


Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu
Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.

Setiap Laboratorium Puskesmas wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal


yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi
semua bidang pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan
diselenggarakan pada berbagai tingkatan, yaitu :
1. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan
2. Tingkat Regional : BBLK
3. Tingkat Propinsi/wilayah : BBLK/ BLK

Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi


Laboratorium Puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat
menunjukkan performance (penampilan/proficiency) laboratorium yang
bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus,


harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan
tersebut serta menggunakan peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan,
sehingga hasil pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat
mencerminkan penampilan laboratorium yang sebenarnya.Setiap nilai yang
diterima dari penyelenggara dicatat dan dievaluasi untuk mencari penyebab-
penyebab dan mengambil langkahlangkah perbaikan.

1. Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh
laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja laboratorium.

2.7 UNIT PELAYANAN GIZI KLINIS


2.8 UNIT PELAYANAN FARMASI

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di UPTD


Puskesmas Tunjungan adalah Tenaga Teknik Kefarmasian/ Asisten Apoteker
karena belum memiliki Apoteker sebagai penanggung jawab.
Kompetensi Asisten apoteker di Puskesmas sebagai berikut:
• Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian yang
bermutu
• Mampu berkomunikasi yang baik dengan pasien maupun profesi kesehatan
lainnya dengan menggunakan bahasa verbal, nonverbal maupun bahasa
lokal
• Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal maupun informal,
sehinggailmu dan keterampilan yang dimiliki selalu baru (up to date).

B. Distribusi Ketenagaan
Di UPTD Puskesmas Tunjungan hanya memiliki 1 orang Tenaga Teknik
Kefarmasian.

C. Jadwal Kegiatan
Ruang Farmasi di UPTD Puskesmas Tunjungan buka setiap hari kerja, Hari
Senin – Kamis pukul 07.00 s/d 14.00 WIB, Hari Jumat pukul 07.00 s/d 11.00
WIB dan Hari Sabtu pukul 07.00 s/d 12.30 WIB.

D. Denah Ruang

Le Lemari Lemari
Lemari Lemari Meja
Administrasi ma
ri

Meja Rak
Ruang O
penerim
Penyimpanan Obat
an resep
B
dan
Racik Le A
Ruang Farmasi ma
T
ri

Pintu masuk Meja Komputer Lemari Pintu masuk


gudang Arsip Lemari Lemari

E. Standar Fasilitas

Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di


Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan resep
Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set
meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah
terlihat oleh pasien.
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara
terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air minum (air
mineral) untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari
pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label
Obat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku referensi/standar sesuai
kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan
cahaya dan sirkulasi udara yang cukup.Jika memungkinkan disediakan
pendingin ruangan (air conditioner) sesuai kebutuhan.
3. Ruang penyerahan Obat
Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku
pencatatan penyerahan dan pengeluaran Obat.Ruang penyerahan Obat
dapat digabungkan dengan ruang penerimaan resep.
4. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan
keamanan petugas.Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang
cukup. Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari
Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari
penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat
khusus, pengukur suhu, dan kartu suhu.
6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan
dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan
Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu.Ruang arsip memerlukan
ruangan khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan
menyimpan dokumen dalam rangka untuk menjamin penyimpanan sesuai
hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen yang baik.
Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secara
fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan.Bila memungkinkan, setiap
fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri.Jika tidak, maka dapat
digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan
yang jelas antar fungsi.

F. Lingkup Kegiatan
Pelayanan kefarmasian di UPTD PuskesmasTunjungan meliputi 2 (dua)
kegiatan yaitu :
1. Kegiatan Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai,meliputi :
- Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
- Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
- Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
- Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai .
- Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
- Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai .
- Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
- Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
- Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat .
- Pelayanan Informasi Obat (PIO)
- Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
- Pemantauan Terapi Obat (PTO)
- Evaluasi Penggunaan Obat

G. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai :
- Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan di UPTD Puskesmas Tunjungan.
Langkah-langkah :
1. Petugas menentukan jumlah pemesanan obat berdasarkan data
pemakaian obat periode sebelumnya, jumlah kunjungan resep, data
penyakit dan waktu/jadwal penerimaan obat ke puskesmas
2. Petugas menghitung kebutuhan obat : jumlah untuk periode yang akan
datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode
sebelumnya
- Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat.
Langkah-langkah :
1. Petugas melakukanpermintaan rutin sesuai dengan jadwal yang
disusun oleh Gudang Farmasi Kabupaten
2. Petugas melakukan pemesanan dengan menggunakan formulir
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat(LPLPO) setiap 2
bulan sekali
- Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Adalah suatu kegiatan dalam menerima obat dan Bahan Medis Habis
Pakai dari Gudang Farmasi Kabupaten sesuai dengan permintaan yang
telah diajukan.Tujuannya adalah agar Obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas.
Langkah-langkah :
1. Petugas melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang diserahkan,
mencakup jumlah kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk obat, harus
sesuai dengan isi LPLPO setiap penerimaan dari GFK.
2. Petugas penerima mengajukan keberatan bila obat tidak memenuhi
syarat dan petugas menulis jenis obat yang kurang bila ada
kekurangan
3. Petugas mencatat dan membukukan pada buku penerimaan obat dan
kartu stok gudang setiap penambahan obat-obatan
- Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang diterima agar
aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Langkah-langkah :
1. Petugas menerima obat dari Gudang Farmasi Kabupaten sesuai
dengan jadwal dari GFK
2. Petugas mencatat penambahan obat yang baru datang ke dalam buku
penerimaan obat dan kartu stok gudang yang berisi tanggal
penerimaan, jumlah penerimaan, jumlah akhir, sumber anggaran obat,
dan tanggal kadaluarsa
3. Petugas memisahkan obat sesuai jenisnya (tablet dus, tablet kaleng,
sirup, salep, injeksi dan alkes) kemudian menyusunnya ke dalam rak/
lemari
4. Petugas menyusun obat dengan sistem FIFO (First In First Out) yaitu
obat yang datang pertama kali ditempatkan didepannya obat yang baru
datang kemudian dan sistem FEFO (First Expired First Out) yaitu obat
yang lebih awal kadaluarsa ditempatkan didepannya obat yang
kadaluarsa kemudian/lebih lama supaya dapat dikeluarkan lebih dahulu
- Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan
sub unit Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Obat sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.
Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain: Sub unit
pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Posyandu, dan PKD.
Langkah-langkah :
1. Petugas menerima permintaan obat dari sub unit dengan
menggunakan format LPLPO sub unit
2. Petugas memenuhi kebutuhan obat sub unit sesuai permintaan.
- Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di
unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian Obat terdiri dari: Pengendalian persediaan, Pengendalian
penggunaan, Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
Langkah-langkah :
1. Petugas menghitung pemakaian rata-rata obat setiap bulan di
puskesmas dan seluruh unit pelayanan (pustu dan PKD) disebut stok
kerja
2. Petugas menentukan stok optimum yaitu stok obat yang diserahkan
kepada unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/ kekosongan
dan menentukan stok pengaman yaitu stok yang disediakan untuk
mencegah sesuatu hal yang tak terduga,misal karena keterlambatan
pengiriman
3. Petugas menentukan waktu tunggu yaitu waktu yang diperlukan dari
mulai memesan sampai obat diterima
4. Petugas menjumlah obat yang dipesan yaitu jumlah stok kerja ditambah
stok pengaman ditambah hasil perkalian antara waktu tunggu dan
pemakaian rata-rata perminggu/perbulan ditambah sisa stok bulan lalu
5. Petugas memberikan catatan dan informasi ke ruang periksa tentang
persediaan obat yang masih banyak agar ditulis di resep
6. Petugas mendata dan memisahkan obat kadaluarsa untuk dilaporkan
kepada kepala puskesmas agar segera dimusnahkan
- Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di
Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah: bukti bahwa
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan, sumber
data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian, dan sumber data
untuk pembuatan laporan.
Langkah-langkah :
1. Petugas memasukkan pemakaian obat setiap hari dari resep ke dalam
register harian obat di dalam komputer
2. Petugas menjumlah setiap item obat per hari dari register harian dan
memasukkan ke dalam register bulanan sehingga dapat diketahui
pemakaian dan sisa obat pada saat itu
3. Petugas melakukan stok opname setiap akhir bulan yaitu menghitung
fisik obat secara riil /nyata untuk setiap jenis obat
4. Petugas membuat LPLPO setiap bulan sekali sesuai dengan hasil stok
opname obat dan membuat permintaan obat setiap 2 bulan sekali
5. Petugas membuat berita acara laporan mutasi obat dan stok opnam
obat setiap tri bulan
- Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis
Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk: mengendalikan dan
menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai, sehingga dapat menjaga kualitas maupun
pemerataan pelayanan, memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai, dan memberikan penilaian terhadap
capaian kinerja pengelolaan
Langkah-langkah :
1. Petugas membuat LPLPO setiap bulan sekali sesuai dengan hasil stok
opname obat dan membuat permintaan obat setiap 2 bulan sekali
2. Petugas memberikan catatan dan informasi ke ruang periksa tentang
persediaan obat yang habis agar diganti dengan alternatif obat yang
lain yang mempunyai kegunaan yang sama
3. Petugas membuat permintaan obat ke GFK bila ada obat yang habis
sebelum jadwal permintaan obat dan masih tersedia di GFK, dengan
mengetahui Kepala Puskesmas
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
- Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis untuk pasien.
Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
menyiapkan/meracik Obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan
farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian.
Pelayanan resepdilakukan sebagai berikut :
- Penerimaan Resep
Setelah menerima resep dari pasien, petugas melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter,
nomorsurat izin praktek (SIP), alamat praktek dokter, paraf dokter,
tanggal,penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan,
nama pasien,umur pasien, dan jenis kelamin pasien
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis,
potensi,stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.
c. Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi
dankesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada
resepatau obatnya tidak tersedia
- Peracikan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut oleh
petugas :
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
menggunakanalat, dengan memperhatikan nama obat, tanggal
kadaluwarsa dan keadaanfisik obat
b. Peracikan obat
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna
biruuntuk obat luar, serta menempelkan label “kocok dahulu” pada
sediaanobat dalam bentuk larutan
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk
obatyang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang
salah
- Penyerahan Obat
Setelah peracikan obat, petugas melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien,petugas harus melakukan
pemeriksaankembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket,
cara penggunaanserta jenis dan jumlah obat.
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yangbaik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat
mungkinemosinya kurang stabil.
c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping,
carapenyimpanan obat, dll.
- Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan Informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti,
akurat, tidak bias,etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam
upaya penggunaan obat yangrasional oleh pasien. Sumber informasi
obat adalah Buku Farmakope Indonesia,Informasi Spesialite Obat
Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional Indonesia(IONI), Farmakologi
dan Terapi, serta buku-buku lainnya. Informasi obat jugadapat
diperoleh dari setiap kemasan atau brosur obat yang berisi :
• Nama dagang obat jadi
• Komposisi
• Bobot, isi atau jumlah tiap wadah
• Dosis pemakaian
• Cara pemakaian
• Khasiat atau kegunaan
• Kontra indikasi (bila ada)
• Tanggal kadaluarsa
• Nomor ijin edar/nomor registrasi
• Nomor kode produksi
• Nama dan alamat industri
Petugas memberikan informasi obat yang diperlukan pasien yaitu :
a. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan
dalam sehari,apakah di waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam
hal ini termasuk apakahobat diminum sebelum atau sesudah makan.
b. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau
harus dihabiskanmeskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika
harus dihabiskan untukmencegah timbulnya resistensi.
c. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan
pengobatan.Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan
mengenai cara penggunaanobat yang benar terutama untuk sediaan
farmasi tertentu seperti obat oral obattetes mata, salep mata, obat
tetes hidung, obat semprot hidung, tetes telinga,suppositoria dan
krim/salep rektal dan tablet vagina
d. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan,
misalnyaberkeringat, mengantuk, kurang waspada, tinja berubah
warna, air kencingberubah warna dan sebagainya
e. Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat,
interaksi obatdengan obat lain atau makanan tertentu, dan
kontraindikasi obat tertentu dengandiet rendah kalori, kehamilan,
dan menyusui.
f. Cara penyimpanan obat
Langkah-langkah Penyimpanan Obat secara Umum adalah :
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari
langsung.
d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.
e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar
tidak beku,kecuali jika tertulis pada etiket obat.
f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu
lama.
h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

- Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Langkah-langkah :
Petugas memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada
dokter, perawat, bidan serta profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Langkah-langkah :
1. Petugas memanggil nama pasien dan memastikan alamat lengkap
pasien dan memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien
atau keluarga pasien
2. Petugas menyerahkan obat sesuai resep dengan memberikan
informasi efek samping obat yang banyak tidak diketahui pasien
3. Petugas menginformasikan apabila ada alergi obat segera kembali
kembali ke pelayanan kesehatan atau ke dokter.
4. Petugas menyampaikan makanan dan minuman yang harus
dihindari.
5. Petugas memastikan pasien memahami informasi efek samping
obat yang disampaikan petugas.
- Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)
Merupakan proses kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal
yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Langkah-langkah :
1. Petugas pemeriksa menerima keluhan ESO dari pasien
2. Petugas pemeriksa memeriksa data pasien di dalam RM
kemudian mengidentifikasi obat mana yg menimbulkan efek
samping
3. Petugas farmasi merekap semua buku laporan ESO dari petugas
pemeriksadan memilih ESO yang belum pernah terjadi
4. Petugas farmasi mencatat identitas pasien dan membuat laporan
ESO
5. Petugas farmasi mengirim laporan ESO ke Dinas Kesehatan
- Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan kegiatan untuk memastikan bahwa seorang pasien
mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping
Langkah-langkah :
1. Petugas memanggil nama pasien dan memastikan alamat
lengkap pasien dan memastikan bahwa yang menerima obat
adalah pasien atau keluarga pasien
2. Petugas memeriksa kembali nama obat, dosis, jumlah obat yang
diberikan, apabila ada obat dalam resep mempunyai fungsi yang
sama, petugas menanyakan kepada penulis resep.
- Evaluasi Penggunaan Obat
Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).
Langkah-langkah :
1. Petugas mengambil sampel 1 pasien setiap hari dari register
harian
untuk pasien ispa, diare dan myalgya dalam 1 bulan
2. Petugas menghitung rerata jumlah item obat, prosentase
peresepan dengan nama generik, prosentase penggunaan
antibiotik, dan prosentase peresepan injeksi dalam 1 bulan
3. Petugas menghitung indikator kinerja Penggunaan Obat Rasional
a. Rerata jumlah item obat per resep batas toleransi 2,6 per
item
b. % Antibiotik ISPA non pnemoni batas toleransi 20%
c. % Antibiotik pada diare non spesifik batas toleransi 8%
d. % injeksi pada myalgia batas toleransi 1%
e.
H. Logistik

Untuk memenuhi kebutuhan obat di masing –masing unit pelayanan


kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah UPTD
Puskesmas Tunjungan maka Kepala Puskesmas mengajukan permintaan
obat rutin kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora melalui Gudang
Farmasi Kabupaten Blora setiap 2 bulan sekali dengan menggunakan format
LPLPO.
Sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Daftar persediaan obat yang ada di UPTD Puskesmas Tunjungan :
NAMA OBAT SATUAN

ALAT SUNTIK SEKALI PAKAI 1 ML SET


ALAT SUNTIK SEKALI PAKAI 2,5 ML SET
ALAT SUNTIK SEKALI PAKAI 5 ML SET
ALBENDAZOLE TABLET 400 MG TAB
ALLOPURINOL TABLET 100 MG TAB
AMINOFILIN TABLET 200 MG TAB
AMOKSISILLIN SIRUP KERING 125 MG/ 5 ML BTL
AMOKSISILLIN KAPSUL 250 MG KAP
AMOKSISILLIN KAPLET 500 MG TAB
ANTALGIN ( METAMPIRON ) TABLET 500 MG TAB
ANTASIDA DOEN TABLET KOMBINASI TAB
ANTI HAEMOROID DOEN KOMBINASI SUB
ANITI FUNGI DOEN KOMBINASI POT
AQUA PRO INJEKSI STERIL BEBAS PIROGEN AMP
AQUADES STERIL BTL
ASAM ASCORBAT ( VIT C ) TABLET 50 MG TAB
ATROPIN SULFAT INJEKSI 0,25 MG/ML-1ML AMP
BETAMETASON KRIM 0,1 % TUB
CATGUT/BENANG BEDAH NO.2/0-3/0(PLAI & CHROMIC) SAK
DEKSAMETASON INJ 5 MG/ML-1ML AMP
DEKSAMETASON TABLET 0,5 MG TAB
DIAZEPAM INJ 5MG/ML-2ML AMP
DIAZEPAM TABLET 2 MG TAB
DIAZEPAM TABLET 5 MG TAB
DIFENHIDRAMIN HCL INJ 10 MG/ML-1ML AMP
DIGOKSIN TABLET 0,25 MG TAB
EPINEFRIN HCL/BITARTRATIN (ADRENALIN) INJ 0,1 %-1ML AMP
ETAKRIDIN (RIVANOL) LARUTAN 0,1 % BTL
ETANOL 70 % BTL
ETIL KLORIDA SEMPROT BTL
EUGENOL CAIRAN BTL
FENITOIN NATRIUM KAPSUL 100 MG KAP
FENOBARBITAL TABLET 30 MG TAB
FENOL GLISEROL TETES TELINGA 10 % BTL
FITOMINADEON (VIT K1) TABLET SALUT 10 MG TAB
GARAM ORALIT UNTUK 200 ML AIR+B81 SAK
GENTION VIOLET LARUTAN 1% BTL
GLASS IONOMER CEMENT (GCIX) SET
GLIBENKLAMID TABLET 5 MG TAB
GLISERIL GUAYAKOLAT TABLET 100 MG TAB
GLUKOSA LARUTAN INFUS 5 % STERIL BTL
GRISEOVULVIN TABLET 125 MG, MICRONIZED TAB
HALOPERIDOL TABLET 0,5 MG TAB
HALOPERIDOL TABLET 1,5 MG TAB
HIDROKLOROTIAZID (HCT) TABLET 25 MG TAB
HIDROKORTISON KRIM 2.5 % TUB
IBUPROVEN TABLET 400 MG TAB
INFUSON SET ANAK SET
INFUSON SET DEWASA SET
KALSIUM LAKTAT (KALK) TABLET 500 MG TAB
KAPAS PEMBALUT/ABSORBEN 250 GRAM BKS
KASA KOMPRES 40.40 STERIL BKS
KASA PEMBALUT 2M X 80 CM ROL
KASA PEMBALUT HIDROFIL 4M X 15 CM ROL
KASA PEMBALUT HIDROFIL 4M X 3 CM ROL
KLORAMFENIKOL KAPSUL 250 MG KAP
KLORAMFENIKOL SALEP MATA 1 % TUBE
KLORAMFENIKOL TETES TELINGA 3 % BTL
KLORFENIRAMIN MALEAT (CTM) TABLET 4 MG TAB
KASA HYDROFIL 16 X 16 BNGKS
KLORPROMAZIN HCL TABLET SALUT 100 MG TAB
KODEIN HCL TABLET 10 MG TAB
KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI BTL
KOTRIMOKSAZOL DEWASA TABLET TAB
LIDOKAIN KOMPOSITUM INJEKSI AMP
LISOL BTL
MAGNESIUM SULFAT INJEKSI (IV) 40%-25 ML VIAL
METILERGOMETRIN MALEAT TAB SALUT 0 125 MG TAB
METILERGOMETRIN MALEAT INJ.0 200 MG - 1 ML AMP
METRONIDAZOL TABLET 250 MG BTL
METRONIDAZOL TABLET 500 MG TAB
NATRIUM KLORIDA LARUTAN INFUS 0,9 % STERIL BTL
NISTATIN 100.000IU/G TABLET VAGINAL TAB
OBAT ANTITUBERKULOSIS KATEGORI 1 PKT
OBAT ANTITUBERKULOSIS KATEGORI 2 PKT
OBAT BATUK HITAM (OBH) CAIRAN BTL
OKSITETRASIKLIN HCL SALEP KULIT 3 % TUBE
OKSITOSIN INJEKSI 10 IU/ML-1ML AMP
PARASETAMOL SIRUP 120 MG/5 ML BTL
PARASETAMOL TABLET 100 MG TAB
PARASETAMOL TABLET 500 MG TAB
PIRANTEL PAMOAT TABLET 365 MG TAB
PIRIDOKSIN HCL TABLET 10 MG TAB
PLESTER 5 YARD X 2 INCH ROL
PREDNISON TABLET 5 MG TAB
PROPILTIOURASIL TABLET 100 MG TAB
RINGER LAKTAT LARUTAN INFUS STERIL BTL
SALBUTAMOL TABLET 2 MG TAB
SALEP 2 - 4 KOMBINASI POT
SALISIL BEDAK 2 % KTK
SERUM ANTI BISA ULAR POLIVALEN INJ.5 ML (ABU I) VIAL
SIANOKOBALAMIN (VIT.B.12) INJ.500 MCG/ML ANP
SILK (BENANG BEDAH SUTERA) NO.3/0 SAK
SULFASETAMIT NATRIUM TETES MATA 15 % BTL
TABLET TAMBAH DARAH KOMBINASI TAB
TEMPORARY STOPPING FLECHER SERBUK DAN CAIRAN SET
TETRACIKLIN HCL KAPSUL 250 MG KAP
TETRACIKLIN HCL KAPSUL 500 MG KAP
TIAMIN HCL MONONITRAT(VIT B1) TABLET 50 MG TAB
TRIHEKSIFENIDIL HINDROKLORIDA TABLET 2 MG TAB
TRIKRESOL FORMALIN (TKF) CAIRAN BTL
VITAMIN B KOMPLEKS TABLET TAB
YODIUM POVIDON LARUTAN 10% 30 ML BTL
YODIUM POVIDON LARUTAN 10% 300 ML BTL

ABBOCATH / IV CATETHER NO. 20 G SET


ABBOCATH / IV CATETHER NO. 22 G SET
ABBOCATH / IV CATETHER NO. 24 G SET
ACYCLOVIR 200 MG TABLET TABLET
ACYCLOVIR KRIM TUBE
ALBOTHYL CONC BOTOL
AMBROKSOL TABLET TABLET
ANTASIDA DOEN II SUSPENSI BOTOL
ASAM MEFENAMAT / MEFAST 500 MG TABLET TABLET
BICOLAX TABLET TABLET
BISMECON JELLY /NEOCENTA CR TUBE
BORAKS GLISERIN BOTOL
CAPTOPRIL 12,5 MG TABLET TABLET
CAPTOPRIL 25 MG TABLET TABLET
CHLORAMPHENICOL TETES MATA BOTOL
CIPROFLOXACIN 500 MG TABLET TABLET
COREDRYL SYRUP BOTOL
DIMENHIDRINAT TABLET TABLET
DOKSISIKLIN TABLET 100 MG TAB
FLUDANE SYRUP BOTOL
FLUDANE TABLET TABLET
GENTAMISIN KRIM TUBE
HALLOPERIDOL 5 MG TABLET TABLET
HUFABION TABLET/ SAMCOBION TABLET
ICHTYOL SALEP POT
KETOKONAZOL TABLET 200 MG TAB
KLONIDIN TABLET 0.15 MG TAB
LARUTAN ZIEHL NIELSEN BOTOL
LEVERTRAN SALEP POT
METFORMIN TABLET 500 MG TAB
METOKLOPRAMID TAB (TIMOVIT) TABLET
MIKONAZOL KRIM 2 % / MOLADERM TUBE
MINYAK KAYU PUTIH BOTOL
MINYAK TELON BOTOL
NEODIASTOP TAB TABLET
NEO-K INJ AMPUL
NEOKAOMINAL SYR / OMEGDIAR SYR BOTOL
NEUROTROPIC TABLET TABLET
NIFEDIPIN TABLET 10 MG TAB
NOPERTEN / LISINOPRIL TABLET 10 MG TAB
PIROKSIKAM 20 MG KAPSUL KAPSUL
PROPRANOLOL 40 MG TABLET TABLET
PROPYRETIC / PARASETAMOL SUPP 240 MG SUPP
RANITIDIN TABLET TABLET
RECOVIT PLUS TABLET TABLET
RECOVIT SYRUP BOTOL
SIMVASTATIN TABLET 10 MG TAB
SPASHI / HYOSINE BUTIL-BROMIDA TAB TABLET
STESOLID / DIAZEPAM RECTAL 10 MG TUBE
VALVED TABLET TABLET
ZINK / DIAZINK / ZINCDIAR TABLET TABLET
NATRIUM DIKLOFENAK 50 MG TABLET TABLET
HEMAFORT TABLET
MECOBALAMIN 500 /LAPIBAL KAPSUL
ASIFIT KAPSUL
BATUGIN ELIXIR BOTOL
ENKASARI BOTOL
HEMOROGARD KAPSUL
HEPAGARD KAPSUL
IMULAN SYRUP/ IMUX SYR BOTOL
IMULAN TABLET TABLET
NODIAR TABLET
OB HERBAL SIRUP / HERBAKOF SIRUP BOTOL
PROLIPID KAPSUL
TENSIGARD KAPSUL
ASAM FOLAT TABLET
KURKUMEX SYRUP/PROCURMA PLUS SYR TABLET
KURKUMEX TABLET TABLET
DIOS TAB TABLET
Amlodipin 5 mg Tablet
Asam Traneksamat 500 mg Tablet
Asering Botol
Astaxantin 2 mg Kapsul
Becefort Tablet
Betahistin Mesilat tablet 6 mg Tablet
Bufacomb cr tube
Canule O2 Anak buah
Canule O2 dewasa buah
Daryantulle kasa lmbr
Domperidon suspensi 5 mg/5 ml Btl
Domperidon tablet 10 mg Tablet
Elastic verban 3" (FM Crepe) Rol
Elastic verban 4" (FM Crepe) Rol
Elastic verban 6"(FM Crepe) Rol
Enzymfort Kapsul
Folley Catheter 16 pcs
Folley Catheter 18 pcs
Glimepiride tablet 1 mg Tablet
Glucosamin 500mg+condroitin 400 mg Tablet
Handscoon 7 (gammex) pasang
Handscoon 7,5 (gammex) pasang
Handscoon gigi disposable maxter pasang
HCG tes Pro-D Tes
HIV 1/2 3.0 Rapid Tes Tes
Hypafix rol
Ibuprofen suspensi 100 mg/5 ml Botol
IV Cath no 18 buah
Kalium Diklofenak tablet 50 mg . Tablet
Ketokonazol 2% cr Tube
Ketoprofen 100 mg/sup Supp
Lacto-B sach sachet
Lancet buah
Masker pcs
Masterscrub Galon
Masterzyme Galon
Metilprednisolon 4 mg tablet Tablet
Mytaderm cr Tube
Metronidazol syrup botol
Nephrolit kapsul Kapsul
Neurotropik inj vial
Neuromec tablet Tablet
Ostela Forte tab Tablet
Parasetamol drop botol
Pirasetam 400 mg Tablet
Polofar tablet Tablet
Ranitidin 50 mg/2 ml injeksi Ampul
Risperidon tablet 2 mg Tablet
Scabicide cr Tube
Scopma Plus tab Tablet
Scopma Tab Tablet
Sefadroksil kapsul 500 mg Kapsul
Sefadroksil sirup Botol
Sefiksim kapsul 100 mg Kapsul
Sianokobalamin (vit B12) tab 50 mcg Tablet
Simetidin 200 mg tab Tablet
Spiramisin 500 mg Tablet
Spironolakton 100 mg Tablet
Sefalexin 500 mg Kapsul
Tiamfenikol 500 mg kapsul Kapsul
Tranfusi set (OB 1) pcs
Trombophob gel tube
Urine bag buah
Vicalcin syrup Botol
Zinkid syrup btl
Dulcolax supp 5 mg for children supp
Ulsidex 500 mg Tablet
Cendo Catarlent tetes mata botol
Salbutamol inhaler (berotec spray) botol
Palentin 625 mg /Coamoxyclav Tablet
Flunarizine 5mg Tablet
Kandistatin drop btl
Hisdane Tablet
Bisturi pcs
Meloxicam Tablet
BIO ATP Tablet
Solaflus syr btl
Truvit syr btl
Truvit drops btl
Vitachil drops btl
Zink drops btl
Sukralfat syr btl
Minyak imersi btl
Pehacain inj amp
Obyek glass SET
Pulperyl btl
Temporery stoping Fletcher btl
Fuji Lutting cement btl
Hidrolis temp test (Caviton) btl
Strip Asam Urat Easy Touch 25" Strip
Strip GDS ET 25" Strip
Strip Cholesterol ET 10" Strip
Valsartan tab
Fenofibrate tab
Klopidogrel tab
Underpad set
Cover Glass set
Cetirizine 10 mg cap Kapsul
Cetirizine syr btl

Standar Peralatan yang ada di ruang farmasi :


a. Set Farmasi
1. Analitical Balance (Timbangan Mikro) 1 buah
2. Batang Pengaduk 1 buah
3. Corong 1 buah
4. Cawan Penguap Porselen (d.5-15cm) 1 buah
5. Gelas Pengukur 10mL, 100mL dan 250mL 1 buah
6. Gelas Piala 100mL, 500mL dan 1L 1 buah
7. Higrometer 1 buah
8. Mortir (d. 5-10cm dan d.10-15cm) + stamper 1 buah
9. Pipet Berskala 1 buah
10. Spatel logam 1 buah
11. Shaker 1 buah
12. Termometer skala 100 ml 1 buah
b.Bahan Habis Pakai
1. Etiket
2. Kertas perkamen
3. Wadah pengemas/ pembungkus obat
c. Perlengkapan
1. Alat Pemanas yang Sesuai 1 buah
2. Botol Obat dan Labelnya 1 buah
3. Lemari pendingin 1 buah
4. Lemari dan Rak untuk Menyimpan Obat 1 buah
5. Lemari untuk Penyimpanan Narkotika, Psikotropika dan Bahan Obat
Berbahaya Lainnya 1 buah
6. Rak tempat pengeringan alat 1 buah
d. Mebelair
1. Kursi Kerja 2 buah
2. Lemari arsip 1 buah
3. Meja Tulis ½ biro 1 buah
e. Pencatatan & Pelaporan
1. Blanko LPLPO 1
2. Blanko Kartu Stok Obat 1
3. Blanko Copy resep 1
4. Buku Penerimaan 1
5. Buku Pengiriman 1
6. Buku Pengeluaran Obat Bebas, BebasTerbatas dan Keras 1
7. Buku Pencatatan Narkotika dan Psikotropika 1
8. Form Laporan Narkotika dan Psikotropika 1

I. Keselamatan Sasaran Kegiatan

Untuk menjamin keselamatan pasien diperlukan upaya pengendalian


mutu.Yaitu suatu kegiatan untuk mencegah terjadinya masalah terkait obat
atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan atau kesalahan
pengobatan/medikasi (medication error).Secara umum kesalahan pengobatan
didefinisikan sebagai peresepan, pemberian dan administrasi obat yang
salah, yang menyebabkan konsekuensi tertentu atau tidak.
Petugas dapat mengidentifikasi respons terapetik obat yang dapat di
antisipasi maupun reaksi alergik dan interaksi obat yang tidak di antisipasi,
untuk mencegah risiko bagi pasien dan agar petugas dapat memantau efek
obat termasuk mengobservasi dan mendokumentasikan setiap Kejadian
Tidak Diinginkan (KTD)

J. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama
bekerja.APD (Alat Pelindung Diri) merupakan peralatan pelindung yang
digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi
lingkungan.
APD yang digunakan di ruang farmasi antara lain :
1. Perlindungan mata dan wajah: Kacamata pelindung
2. Perlindungan badan : baju/jas lab
3. Perlindungan tangan : Handscoon/sarung tangan
4. Perlindungan pernafasan : Masker
5. Perlindungan kaki : sepatu

K. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk
mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya
kesalahan pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication
error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien (patient safety).
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon
dan tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program
pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan
secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan
evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1) monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja); dan
2) memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
1) melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar; dan
2) meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuask
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung
untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang
direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang
melakukan proses. Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk
mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh: monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan Obat,
monitoring kinerja tenaga kefarmasian.
Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian,
dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang
diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan
data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
a. Retrospektif:pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh: survei kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif: pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan
pelayanan.
Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan waktu
pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer): data diperoleh secara langsung dari sumber
informasi oleh pengambil data. Contoh: survei kepuasan pelanggan
terhadap kualitas pelayanan kefarmasian.
b. Tidak Langsung (data sekunder): data diperoleh dari sumber informasi
yang tidak langsung. Contoh: catatan penggunaan Obat, rekapitulasi data
pengeluaran Obat.
Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi:
a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh:
survei kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan
menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan konseling
pasien.
Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:
a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan
dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan
menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan
dengan menyempurnakan kinerja tersebut.Oleh karena itu, audit
merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan
kefarmasian secara sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu:
1) Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan kefarmasian,
meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber
daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan
dengan pengobatan berbasis bukti.

2) Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh seluruh
tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati,
penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh. Contoh: audit
pelaksanaan sistem manajemen mutu.
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan
pelayanan kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh:
kajian penggunaan antibiotik.
BAB III PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau


pasien. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas
pelayanan.Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan.Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan
puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.Pedoman ini dibuat agar
puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal baik kinerja pelayanan
maupun sumber daya yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai