Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Repertorium Volume IV No.

2 Juli - Desember 2017

TINJAUAN YURIDIS FUNGSI BEA MATERAI DALAM MEMBERIKAN


KEPASTIAN HUKUM TERHADAP SURAT PERJANJIAN
Aditya Anggi Pamungkas
adityaanggi.notary@gmail.com
Mahasiswa S-2 Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
Articles aims to understand function of customs a seal in a letter agreement and seals and legal whereabouts
of the agreement letter .In doing writing this writer uses the approach juridical normative .When many people
who argued or assume that without a seal the agreement that has been made will is not legal and because
yakinnya it , not only a few community members willingly makes repeated agreement them for forgetfulness in
the provision of or acquittance a seal in the agreements .Function of customs a seal in a letter the agreement
is as a tax on documents in must have the uubm 1985 .Therefore by the absence of document in this agreement
letter so not be needed of customs a seal .A valid whereabouts of the agreement letter not prescribed by the
whereabouts of a seal but by article 1320 the book the act of civil .So a seal is not the basis of that determines
the validity of a an agreement.
Keywords: customs seal, agreements , tax

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui fungsi bea meterai dalam sebuah surat perjanjian serta meterai dan sah
tidaknya surat perjanjian. Dalam melakukan penulisan ini penulis menggunakan metode pendekatan yuridis
normative. Saat ini banyak masyarakat yang berpendapat atau beranggapan bahwa tanpa meterai perjanjian
yang telah dibuat akan menjadi tidak sah dan karena yakinnya akan hal tersebut, tidak sedikit masyarakat yang
rela membuat ulang perjanjian mereka hanya karena kelupaan dalam pemberian atau pelunasan meterai dalam
perjanjian yang dibuat. Fungsi bea meterai dalam sebuah surat perjanjian adalah sebagai pajak atas dokumen
secara pasti telah ditegaskan dalam UUBM 1985. Maka dari itu dengan tidak adanya dokumen dalam hal ini
surat perjanjian maka tidak perlu ada Bea meterai. Sah tidaknya suatu surat perjanjian tidak ditentukan oleh
ada tidaknya meterai namun oleh Pasal 1320 KUH Perdata. Jadi meterai bukanlah patokan yang menentukan
keabsahan sebuah surat perjanjian.
Kata kunci: bea meterai, perjanjian, pajak

A. Pendahuluan Hampir semua proyek pembangunan yang


dilaksanakan oleh Pemerintah selalu dipublikasikan
Pemungutan pajak merupakan perwujudan bahwa proyek yang dibangun dibiayai dari dana
dari pengabdian kewajiban dan peran serta Wajib pajak yang telah dikumpulkan dari masyarakat.
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama Landasan yuridis pemungutan pajak mengacu pada
melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan Pasal 23 huruf (a) Undang- Undang Dasar 1945 yang
untuk pembiayaan negara dan pembangunan menyatakan bahwa: “Pajak dan pungutan lain yang
nasional. Manusia hidup bersama-sama karena bersifat memaksa untuk keperluan Negara diatur
saling membutuhkan satu sama lain. Manusia sebagai dengan undang-undang”.
individu saling bergaul untuk mempertahankan
hidupnya. Berdasarkan hal tersebut, Aristoteles Dilihat dari lembaga pemungutnya, pajak
menyebut manusia sebagai zoon politicon, yang dibedakan atas pajak pusat dan pajak daerah.
berarti manusia sebagai makhluk sosial yang hidup Pajak pusat merupakan pajak yang dipungut oleh
bermasyarakat dan memiliki hubungan antara satu pemerintah pusat dan hasilnya digunakan untuk
dengan yang lain (R. Soeroso, 2009:49). Sebagai membiayai rumah tangga negara. Pajak pusat
subjek hukum tentunya manusia mempunyai hak- antara lain meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak
hak dan kewajiban-kewajiban untuk melakukan pertambahan nilai (PPN), pajak penjualan barang
tindakan hukum. mewah (PPn BM), pajak bumi dan bangunan (PBB),

24
Aditya Anggi Pamungkas. Tinjauan Yuridis Fungsi Bea Materai dalam Memberikan Kepastian Hukum...

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan suatu perbuatan dengan mana 1 (satu) orang atau
(BPHTB) dan Bea Materai. Sedangkan pajak daerah lebih mengikatkan diri terhadap 1 (satu) orang lain
adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah atau lebih”.
dan hasilnya digunakan untuk membiayai rumah
Sebagai bahan perbandingan dalam Restatement
tangga daerah. Pajak daerah yang dipungut oleh
Of Contract dari American Law Institute ditegaskan
pemerintah propinsi misalnya Pajak Kendaraan
bahwa kata kontrak/perjanjian mengandung makna
bermotor (PKB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
adanya perbuatan yang menciptakan hubungan
Bermotor. Sedangkan pajak daerah yang dipungut
hukum di antara para pihak, jika perbuatan dinyatakan
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota misalnya pajak
dalam suatu tulisan maka itulah yang merupakan
hotel, pajak restoran, pajak reklame, pajak hiburan
bukti dari perbuatan hukum itu (Taryana Soenandar,
dan lain-lain (Sunyoto dan Ery Hidayanti, 2011: 43).
2004: 106).
Dalam rangka pembangunan nasional maka
Surat perjanjian dan perjanjian tentunya dua
peran serta segenap masyarakat perlu ditingkatkan
hal yang tidak dapat dipisahkan saat orang membuat
dalam menghimpun dana pembiayaan yang
perjanjian dia atau mereka akan membuat surat
sumbernya sebagian besar dari sektor perpajakan,
perjanjian. Sedangkan perjanjian sendiri dapat
maka salah satu cara mewujudkannya adalah dengan
diartikan sebagai suatu perbuatan hukum di mana
memenuhi kewajiban pembayaran Bea Meterai atas
seseorang atau dengan orang lainnya membentuk
dokumendokumen tertentu yang digunakan (Eugenia
ikatan dengan orang yang lain dengan suatu ikatan di
Liliawati Muljono, 1999: 31). Sesuai Undang-
mana kedua belah pihak setuju tanpa paksaan untuk
undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai
melakukan hal-hal yang telah disepakati bersama
(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 69, Tambahan
(Richard Cisanto Palit, 2015: 137). Suatu perjanjian
Lembaran Negara Nomor 3313), dengan Peraturan
harus memenuhi syarat sahnya perjanjian, yaitu kata
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 (Lembaran
sepakat, kecakapan, hal tertentu dan suatu sebab yang
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 51,
halal, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
KUH Perdata. Dengan dipenuhinya empat syarat
Nomor 3950), ditetapkan besarnya tarif Bea Meterai
sahnya perjanjian tersebut, maka suatu perjanjian
dan perubahan tarif Bea Meterai dan besarnya batas
menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para
pengenaan harga nominal yang dikenakan Bea
pihak yang membuatnya.
Meterai. Dokumen yang dikenakan Bea Meterai
Sesuai dengan penjelasan Undang-undang Nomor Sengketa hukum berkaitan dengan surat
13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (Tambahan perjanjian yang sudah dibuat sebagaimana ketentuan
Lembaran Negara Nomor 3313), yang dikenakan Pasal 1320 KUH Perdata namun tanpa menggunakan
Bea Meterai dibatasi pada dokumen-dokumen yang meterai. Lazimnya dalam praktik keseharian, setiap
dipakai oleh masyarakat dalam lalu lintas hukum surat perjanjian menyertakan meterai. Alasannya
(Eugenia Liliawati Muljono, 1999: 32). tiada lain adalah untuk keabsahan dari surat
perjanjian itu. Masyarakat cenderung menggunakan
Kehadiran meterai di setiap dokumen tertentu
hal tersebut sebagai indikator dalam menentukan sah
selalu kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, selain
atau tidaknya suatu surat perjanjian.
itu juga penggunaan meterai yang paling dirasakan
kehadirannya adalah penggunaan meterai yang Saat ini banyak masyarakat yang berpendapat
dilakukan oleh masyarakat dalam setiap transaksi atau beranggapan bahwa tanpa meterai, maka
yang dilakukan melalui pembuatan surat perjanjian/ perjanjian/kontrak yang telah dibuat akan menjadi
kontrak. Untuk memperoleh kepastian hukum tidak sah dan karena yakinnya akan hal tersebut,
suatu surat perjanjian, harus dilakukan menurut tidak sedikit masyarakat yang rela membuat ulang
ketentuan atau norma-norma hukum yang berlaku perjanjian mereka hanya karena kelupaan dalam
dalam masyarakat. Sehingga akibat hukum dari pemberian atau pelunasan meterai dalam perjanjian
surat perjanjian yang dibuat menimbulkan hak yang dibuat. Selain itu ada juga masyarakat yang
dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai tidak mau memenuhi janjinya sebagaimana yang
dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada surat telah dituangkan dalam perjanjian yang telah dibuat
perjanjian tersebut. dengan alasan perjanjian yang dibuat itu tidak sah
karena tidak ada meterainya. Perlu diketahui dan
Perjanjian dalam KUH Perdata diatur dalam
dipahami oleh masyarakat bahwa ada atau tidaknya
Pasal 1313 berbunyi: “suatu persetujuan adalah

25
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

meterai dalam sebuah perjanjian bukanlah suatu masyarakat untuk secara langsung dan bersama–sama
syarat yang menjadi parameter untuk mengatakan turut dalam pembiayaan negara dan pembangunan
suatu perjanjian itu menjadi sah atau tidak sah. Hal nasional. Tanggung jawab berada pada anggota
inilah yang akan dibahas lebih dalam pada artikel ini. masyarakat sendiri. Pemerintah dalam hal ini bertindak
dalam pembinaan, penelitian dan pengawasan
B. Fungsi Bea Meterai Dalam Sebuah terhadap pelaksanaannya, anggota masyarakat
Surat Perjanjian diberi kepercayaan memenuhi kewajibannya dengan
menggunakan sendiri meterai pada dokumen-
Di zaman penjajahan belanda, ada banyak dokumen yang bersangkutan. Dengan sistem
demang (jabatan setingkat lurah) yang dipecat administrasi dapat diselenggarakan dengan sederhana
oleh Pemerintah belanda karena lalai menjalankan dan mudah (Lichoen Tedjosiswojo, 1988: 207).
tugasnya memungut Bea Meterai atas dokumen
yang terhutang. Sebelum dipecat oleh pihak Kepastian hukum secara normatif adalah ketika
penjajah ia (demang) diarak mengelilingi pasar suatu peraturan dibuat dan diundangkan secara pasti
dengan tangan terborgol sehingga menjadi bahan karena mengatur secara jelas dan logis. Jelas dalam
tontonan masyarakat. Kejadian ini menjadi bahan artian tidak menimbulkan keragu-raguan (multitafsir)
pembelajaran secara efektif kepada masyarakat yang dan logis dalam artian menjadi suatu sistem norma
secara mayoritas masih buta huruf, tidak memiliki dengan norma lain sehingga tidak berbenturan
ataupun tanpa perlu membaca staatsblad 1817 No. 50 atau menimbulkan konflik norma. Konflik norma
(Pemungutan Bea Meterai 1817) ataupun staatsblad yang ditimbulkan dari ketidakpastian aturan dapat
1885 No. 131 (ordonansi pemungutan Bea Meterai berbentuk kontestasi norma, reduksi norma atau
di Hindia-Belanda) ataupun staatsblad 1921 No. 498 distorsi norma. Salah satu fungsi perjanjian yaitu
(aturan Bea Meterai 1921 / zegelverordening 1921) fungsi yuridis. Fungsi yuridis perjanjian adalah
(Heru Supriyanto, 2010: 182). dapat memberikan kepastian hukum bagi para pihak
(Salim HS, 2001: 168). UUBM 1985 dengan tegas
Dengan kejadian tersebut, masyarakat menjadi mengatakan Bea Meterai adalah pengenaan pajak
sadar bahwa surat perjanjian ataupun pernyataan atas dokumen sebagaimana yang tersurat dalam
harus dimeteraikan. Masyarakatpun membuat Pasal (1) ayat (1).
kesimpulan sendiri (anggapan) bahwa suatu
dokumen atau surat perjanjian tanpa meterai Bea Meterai menurut UUBM 1985 tidak bersifat
adalah tidak sah, sehingga menjadi suatu anggapan sebagai penggantian jasa. Pemerintah mengenakan
yang turun-temurun sampai hari ini masyarakat Bea Meterai atas dokumen tidak ada imbalan secara
menganggap bahwa suatu dokumen atau surat langsung yang diberikan oleh Pemerintah kepada
perjanjian tanpa meterai adalah tidak kuat atau tidak pembayar Bea Meterai. Dalam melakukan suatu
sah. Salah satu budaya yang tumbuh di masyarakat perbuatan, adanya suatu keadaan atau kenyataan
adalah anggapan/persepsi bahwa surat perjanjian (peristiwa) tidak diharuskan seseorang membuat
adalah sah jika surat perjanjian tersebut lunas suatu dokumen untuk itu. Dengan demikian
Bea Meterai. Jika dihubungkan dengan kepatuhan dapatlah diambil kesimpulan bahwa jika tidak dibuat
pajak, maka budaya tersebut adalah baik. Tetapi dokumen tidak ada masalah pengenaan Bea Meterai
jika dihubungkan dengan kesadaran hukum maka atau disingkat: tiada dokumen, tiada Bea Meterai.
budaya tersebut kurang bagus nilainya. Sah atau Objek Bea Meterai bukanlah perbuatan hukumnya
tidak sahnya suatu perjanjian tidak ditentukan oleh sendiri, seperti perbuatan jual beli, menerima uang,
pelunasan Bea Meterai tetapi ditentukan oleh Pasal melakukan perborongan pekerjaan dan sebagainya
1320 KUH Perdata (Heru Supriyanto, 2010: 182). melainkan dokumen yang dibuat untuk membuktikan
adanya perbuatan itu seperti surat perjanjian.
Meterai dalam setiap transaksi yang tentunya Sebagaimana diutarakan di atas bahwa Objek
bukan merupakan sesuatu yang asing lagi di dalam Bea Meterai adalah dokumen, tetapi tidak semua
masyarakat. Namun perlu diperhatikan bahwa ada dokumen dikenakan Bea Meterai. Yang dikenakan
atau tidaknya meterai dalam sebuah perjanjian Bea Meterai hanya dokumen yang disebut dalam
bukanlah suatu indikator yang menjadi ukuran untuk Undang-undang saja, yaitu terbatas pada dokumen
mengartikan keabsahan suatu perjanjian. Pemungutan yang disebut dalam Pasal 2 UUBM 1985 (Lichoen
Bea Meterai walaupun jumlah yang kecil, namun Tedjosiswojo, 1988: 9). Termasuk di dalamnya
merupakan perwujudan dari kewajiban dan peran adalah surat perjanjian.

26
Aditya Anggi Pamungkas. Tinjauan Yuridis Fungsi Bea Materai dalam Memberikan Kepastian Hukum...

Sesuai dengan judul yang ditulis maka dokumen bersifat hukum publik dan karena itu bukan objek
yang secara spesifik dibahas oleh penulis adalah Bea Meterai (tidak disebut dalam Pasal 2 UUBM
surat perjanjian. Surat perjanjian adalah tulisan di 1985). Dokumen yang berasal dari Pemerintah
atas kertas yang dibuat sebagai hasil dari persesuaian tidak dikenakan Bea Meterai karena menjadi tugas
kemauan antara dua orang atau lebih dengan tujuan dari Pemerintah untuk memberikan pelayanan yang
tertentu dan menimbulkan suatu akibat hukum. sebaikbaiknya kepada masyarakat. Adalah pada
Akibat hukum yang dituju itu ada bermacam- tempatnya jika atas dokumen tersebut masyarakat
macam seperti untuk menimbulkan suatu perikatan, tidak dibebani Bea Meterai (Lichoen Tedjosiswojo,
untuk menimbulkan suatu hak kebendaan, untuk 1988: 12).
menetapkan suatu bukti, untuk mendirikan suatu
Surat perjanjian yang dikenakan Bea Meterai
badan atau perserikatan, dan sebagainya. Masalah
menurut UUBM 1985 adalah surat perjanjian yang
akibat hukum ini tidak perlu kita bahas lebih lanjut,
dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat
namun kita batasi pada masalah surat perjanjian yang
pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau
dibuatnya (Lichoen Tedjosiswojo, 1988: 10).
keadaan yang bersifat perdata. Jadi yang dikenakan
Surat perjanjian diperlukan syarat bahwa surat Bea Meterai bukan perjanjiannya, melainkan
atau dokumen itu dibuat dengan tujuan untuk dipakai dokumen yang dibuat untuk membuktikan telah
sebagai alat bukti. Jika surat dibuat tidak untuk terjadi perbuatan, kenyataan, atau keadaan bersifat
tujuan itu sekalipun mempunyai daya bukti, maka perdata, sehingga surat perjanjian yang memuat
tidak langsung harus dikenakan Bea Meterai. Yang perbuatan melanggar hukum sekalipun dikenakan
perlu dibuktikan ialah perbuatan, kenyataan atau Bea Meterai (Lichoen Tedjosiswojo, 1988: 40). Dari
keadaan yang bersifat perdata. Dengan perkataan setiap penjelasan di atas dapatlah dipahami bahwa
lain dokumen itu adalah dokumen perdata. Apabila fungsi meterai terhadap surat perjanjian yaitu sebagai
ada sengketa berhubung dengan dokumen itu, maka pajak atas dokumen karena objek dari Bea Meterai
perkara diselesaikan di muka hakim perdata. adalah dokumen dalam hal ini adalah surat perjanjian
yang bersifat perdata.
Sebuah akta jual-beli di bawah tangan, yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Akta ini dibuat
untuk membuktikan perbuatan hukum mengadakan C. Meterai Dan Sah Tidaknya Surat
perjanjian jual-beli. Perjanjian jual beli ini dikenakan Perjanjian
Bea Meterai karena dokumen tersebut bersifat Dasar yang memisahkan antara meterai dan
perdata. Surat perjanjian mengenai penghindaran surat perjanjian terletak pada lapangan hukum yang
pajak berganda, surat perjanjian mengenai kerja mengaturnya. Meterai sendiri berada pada lapangan
sama di bidang pemberantasan penyelundupan hukum publik sedangkan surat perjanjian berada
dan surat perjanjian lainnya yang dibuat antara dalam lapangan hukum privat. Berdasarkan Pasal
Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah 1320 KUH Perdata maka ada empat syarat sahnya
Negara lain tidak termasuk dokumen yang bersifat suatu perjanjian sebagaimana yang telah diuraikan
perdata, melainkan dokumen yang bersifat hukum diatas yaitu: adanya kata sepakat, kecakapan/
publik tidak dikenakan Bea Meterai karena dokumen kemampuan melakukan perbuatan hukum, hal
tersebut bukan objek Bea Meterai. Surat perjanjian tertentu dan suatu sebab yang halal. Jelas bahwa
yang dibuat antara Pemerintah Republik Indonesia acuan atau patokan untuk menilai sah tidaknya
dengan rekanan untuk membangun sebuah gedung suatu surat perjanjian adalah KUH Perdata dan
kantor secara borongan dikenakan Bea Meterai bukan Undang-undang Bea Meterai. Pemungutan
karena perjanjian perborongan ini bersifat perdata Bea Meterai dikenakan terhadap objek Bea Meterai.
(Lichoen Tedjosiswojo, 1988: 11).
Objek Bea Meterai adalah dokumen sebagaimana
Surat-surat yang diterbitkan oleh Pemerintah telah disebutkan dalam UUBM 1985. Tidak ada
seperti akta kelahiran, surat nikah, talak dan rujuk, aturan yang mewajibkan seseorang untuk membuat
surat izin mengemudi kendaraan bermotor, surat dokumen atas suatu keadaan, perbuatan, atau
tanda nomor kendaraan bermotor, paspor, surat izin peristiwa, maka seseorang dapat menghindari pajak
usaha perdagangan, surat izin mendirikan bangunan, dengan cara tidak membuat dokumen. Tentunya hal
berbagai macam surat izin lainnya dari Pemerintah, tersebut tidak bertentangan dengan hukum. Akan
tidak dikenakan Bea Meterai, sebab surat-surat yang tetapi agar supaya suatu keadaan, perbuatan, atau
diterbitkan oleh Pemerintah demikian itu adalah

27
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

peristiwa itu dapat dibuktikan, maka orang-orang Meterai yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
atau masyarakat cenderung membuat dokumen diatur dalam peraturan tentang Bea Meterai yang
sebagai alat pembuktian agar dapat terhindar dari berlaku di Indonesia’’.
perselisihan di kemudian hari (Billy Ivan Tansuria,
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 13
2013: 15). Salah satu bentuk dokumen yang banyak
Tahun 1985 tentang Bea Meterai menyatakan:
dibuat oleh masyarakat adalah surat perjanjian.
“Dengan nama Bea Meterai dikenakan pajak atas
Perjanjian sebagai figur hukum harus dokumen yang disebut dalam Undang-Undang ini”.
mengandung kepastian hukum. Kepastian ini Berdasarkan definisi tersebut kita tidak menjumpai
terungkap dari kekuatan mengikatnya perjanjian, adanya kaitan antara Bea Meterai dengan sah
yaitu sebagai Undang-undang bagi yang membuatnya tidaknya suatu surat perjanjian atau dokumen,
(Salim HS, 2001:159). Salah satu elemen penting melainkan dengan jelas disebutkan bahwa Bea
dalam sebuah perjanjian adalah isi dari perjanjian Meterai hanyalah pajak atas dokumen. Pengertian
tersebut. Isi perjanjian pada dasarnya adalah pajak berdasarkan Pasal (1) angka (1) Undang-
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang telah undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
diperjanjikan oleh pihak-pihak. Ketentuan-ketentuan dan Tata Cara Perpajakan adalah: “Kontribusi wajib
dan syarat-syarat ini berisi hak dan kewajiban yang kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
harus yang harus dipenuhi para pihak. Menurut badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Pasal 1339 KUH Perdata, yang dimaksud dengan isi Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
perjanjian adalah apa yang dinyatakan secara tegas langsung dan digunakan untuk keperluan Negara
oleh kedua belah pihak mengenai hak dan kewajiban bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
mereka di dalam perjanjian tersebut baik secara
Pengertian subjek pajak secara umum adalah
tertulis maupun tidak tertulis (Titik Triwulan, 2006:
pihak baik orang pribadi atau badan hukum yang
256). Tentunya disesuaikan dengan prosedur hukum
memenuhi syarat subjek berdasarkan Undang-
yang berlaku dalam hal ini Pasal 1320 KUH Perdata.
undang perpajakan untuk dapat dikenakan pajak.
Namun yang bertolak belakang dengan penjelasan
Menurut Soemitro, untuk pajak tidak langsung
di atas yaitu dalam hal penggunaan Bea Meterai
seperti Bea Meterai, syarat yang harus dipenuhi
adalah kurang diperhatikannya masalah yuridis atau
cukup dengan berada di wilayah Indonesia sehingga
isi dokumen, tetapi yang lebih diutamakan/penting
seorang turis asing yang berada di Indonesia
adalah terutangnya pajak (Mardiasmo, 2011: 309).
(meskipun sehari saja) sudah tergolong subjek Bea
Dari penjelasan di atas dapat diartikan walaupun Meterai. Subjek bea Meterai baru menjadi Wajib
dokumen/surat perjanjian menggunakan sekian Bea Meterai apabila memenuhi syarat objek yaitu
banyak meterai tetapi kalau isinya palsu atau tidak menerima atau mendapat manfaat dari dokumen yang
benar pasti tidak punya nilai pembuktian. Jadi dikenakan Bea Meterai sebagaimana disebutkan
bukanlah berarti surat perjanjian yang tidak benar dalam UUBM 1985.
atau terlarang, kalau sudah menggunakan meterai
Subjek Bea Meterai yang disebutkan dalam
sudah jadi sah/benar. Disitulah kelihatan meterai
UUBM 1985 sebagai berikut:
tidak menentukan sah tidaknya suatu dokumen
atau surat perjanjian, yang menentukannya adalah 1. Pemegang dokumen
isi perjanjian tersebut apakah memenuhi ketentuan Sesuai dengan memori penjelasan Pasal
Pasal 1320 KUH Perdata atau tidak. 2 ayat (1) huruf a yang menjelaskan bahwa
Masyarakat awam pada umumnya memiliki pihak–pihak yang memegang surat perjanjian
pengertian bahwa Bea Meterai merupakan tanda atau surat-surat lainnya tersebut, dibebani
sah-tidaknya suatu surat perjanjian atau dokumen. kewajiban untuk membayar Bea Meterai atas
Dengan kata lain, sah tidaknya suatu surat perjanjian surat perjanjian atau surat-surat lainnya tersebut,
atau dokumen ditentukan dengan ada tidaknya dibebani kewajiban untuk membayar Bea
meterai diatasnya. Disisi lain, ada juga masyarakat Meterai atas surat perjanjian atau surat–surat
yang berpikiran bahwa lebih banyak harga meterai yang dipegangnya.
yang ditempelkan dalam sebuah surat atau dokumen 2. Pihak yang mendapat manfaat
yang membuatnya menjadi “lebih sah”. Sebagaimana
Sesuai dengan Pasal 6 yang telah
yang dikatakan oleh siahaan “seringkali dijumpai
menentukan bahwa Bea Meterai terhutang
hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan Bea

28
Aditya Anggi Pamungkas. Tinjauan Yuridis Fungsi Bea Materai dalam Memberikan Kepastian Hukum...

oleh pihak yang mendapat manfaat dari Perpajakan yang merupakan bagian dari Hukum
dokumen, kecuali pihak atau pihak-pihak yang Publik permasalahan tidak dilunasinya Bea Meterai
bersangkutan menentukan lain. sebagaimana mestinya atas sebuah dokumen hanya
3. Penerima dokumen memberikan akibat yaitu para pejabat dilarang
memperhatikan, mempertimbangkan, melekatkan
Sesuai dengan memori penjelasan Pasal pada akta putusannya, menyebut, mengutip,
6, maka dalam hal dokumen dibuat sepihak, menyalin, atau memberi catatan di atas dokumen
misalnya kuitansi, Bea Meterai terhutang oleh tersebut” (Billy Ivan Tansuria, 2013: 8).
penerima kuitansi. Dalam hal dokumen dibuat
oleh 2 (dua) pihak atau lebih, misalnya surat Dengan demikian kini kita telah memahami
perjanjian dibawah tangan, maka masing-masing bahwa Bea Meterai hanyalah sebuah pajak atas
pihak terhutang Bea Meterai atas dokumen yang dokumen dan tidak ada kaitannya dengan sah
diterimanya. Jika surat perjanjian dibuat dengan tidaknya suatu dokumen (Billy Ivan Tansuria,2013
Akta Notaris, maka Bea Meterai yang terhutang : 8). Menurut penulis kebiasaan yang berawal dari
baik atas asli sahih yang disimpan oleh Notaris persepsi yang keliru mengenai fungsi meterai yang
maupun salinannya yang diperuntukkan oleh sebenarnya seperti yang telah dijelaskan di atas
pihak – pihak yang mendapat manfaat dari harus segera dirubah untuk memutuskan mata rantai
dokumen tersebut yang dalam contoh ini adalah kesadaran hukum yang salah dari masyarakat agar
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. kedepannya masyarakat bisa menempatkan hal-hal
yang sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
4. Ditentukan lain
Sampai hari ini, UUBM 1985 belum pernah
Sesuai dengan memori penjelasan Pasal
dilakukan perubahan walaupun sudah diberlakukan
6, maka jika pihak atau pihak-pihak yang
sejak 1 Januari 1986. sedangkan jenis ataupun
bersangkutan menentukan lain, maka Bea
macam dokumen telah terjadi banyak perubahan dan
Meterai terhutang oleh pihak atau pihak-pihak
perkembangan. Untuk mengantisipasi perubahan dan
yang ditentukan dalam dokumen tersebut (Heru
perkembangan dokumen, dan pertanyaan tentang
Supriyanto, 2010: 196).
kena atau tidak kena Bea Meterai atas dokumen
yang belum disebutkan dalam Undang-undang Bea
Bea Meterai merupakan salah satu jenis pajak
Meterai, maka sejak awal masyarakat seharusnya
Negara yang pemungutan dan pengelolaannya
menyadari bahwa objek Bea Meterai bersifat open
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
list. Artinya masyarakat dipersilahkan menentukan
Penerimaan pajak dari Bea Meterai masuk
sendiri dokumen yang dimilikinya, apakah tergolong
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dalam bentuk dokumen yang menjadi objek pajak
sebagaimana halnya pajak Negara lainnya. Semakin
atau tidak kena pajak sesuai Pasal 2 dan Pasal 4
banyak penggunaan dokumen oleh masyarakat dalam
UUBM 1985 (Heru Supriyanto, 2010: 187).
lalu lintas hukum, maka bisa terjadi penerimaan
Negara yang bersumber dari sektor pajak atas Ada tiga prinsip atau dasar umum dalam
dokumen juga meningkat (Billy Ivan Tansuria, pengenaan Bea Meterai yang perlu kita perhatikan
2013: 8). sebagaimana yang dikemukakan oleh Poerwodiharjo:
1. Bea Meterai merupakan pajak atas dokumen
Sebenarnya Undang-undang Bea Meterai itu
dan bukan sebagai tanda sah tidaknya suatu
sendiri sudah dari awalnya menyatakan dengan
dokumen.
tegas bahwa pemungutan Bea Meterai hanya
2. Satu dokumen hanya terutang satu Bea Meterai,
sebatas pembayaran pajak. Hanya saja kenyataannya
apakah Rp. 3000,- atau Rp. 6000,-.
banyak orang yang tidak memahami Undang-
3. Salinan/rangkap/fotokopi dari suatu dokumen
undang sebagaimana mestinya, sehingga pemikiran
yang bertandatangan asli dari pihak yang
bahwa Bea Meterai merupakan tanda sahnya suatu
membuat, juga turut dikenakan Bea Meterai
surat atau dokumen telah melekat begitu kuat.
yang sama dengan dokumen aslinya (Billy Ivan
Pemahaman ini ditegaskan oleh Soemitro yaitu:
Tansuria, 2013: 14).
”Bahwa kekuatan bukti suatu dokumen tidak
bergantung pada pelunasan Bea Meterainya oleh Mengingat dokumen yang menjadi objek Bea
karena kekuatan bukti dokumen berada Hukum Meterai dalam Pasal 2 ayat (1) terdapat tujuh jenis
Perdata sedangkan Bea Meterai ada di bidang Hukum dokumen yang menjadi uraian penulis khususnya

29
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

pada surat perjanjian sebagaimana Pasal 2 ayat (1) denda yang tidak dibayar dapat ditagihkan dengan
huruf a Dikenakan Bea Meterai atas dokumen yang surat paksa, sedangkan untuk sanksi pidana
berbentuk: “Surat perjanjian dan surat-surat lainnya bisa dikenakan pada pemalsuan, penggunaan
(surat kuasa, surat hibah, surat pernyataan) yang materai bekas, menggelapkan benda materai dan
dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat menggunakan Taxograph (materai teraan) tanpa izin
pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau (Sofyan Arief, 2011: 49).
keadaan yang bersifat perdata.”
Alat bukti tulisan atau surat merupakan alat D. Penutup
bukti yang paling utama dalam perkara perdata Fungsi bea meterai dalam sebuah surat
sehingga ditempatkan pada urutan pertama dan perjanjian adalah sebagai pajak atas dokumen secara
paling atas. Dalam lapangan hukum perdata orang- pasti telah ditegaskan dalam UUBM 1985. Artinya
orang yang melakukan perbuatan-perbuatan hukum dengan tidak adanya dokumen dalam hal ini surat
perdata umumnya sengaja membuat bukti tulisan perjanjian maka tidak perlu ada Bea meterai. Objek
untuk keperluan pembuktian di kemudian hari dari meterai adalah dokumen dan bukan perbuatan
(Riduan Syahrani, 2009: 90 hukumnya. Surat perjanjian sebelumnya tidak
Permeteraian kemudian adalah suatu cara menggunakan Bea Meterai berakibat pada surat
pelunasan Bea Meterai yang dilakukan oleh Pejabat perjanjian tersebut dianggap tidak bermeterai dan
Pos atas permintaan pemegang dokumen yang Bea sesuai dengan ketentuan UUBM 1985 wajib pajak
Meterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya. diberi kesempatan untuk melakukan permeteraian
Jika suatu surat perjanjian yang dari semula tidak kemudian. Pengaruh yang diberikan jika surat
diberi meterai dan akan dipergunakan sebagai perjanjian tidak bermeterai yaitu tidak dapat dilayani
alat bukti di pengadilan maka permeteraian dapat oleh pejabat-pejabat umum dalam lalu lintas hukum
dilakukan kemudian (nazegellen). Perlu ditegaskan karena dianggap tidak memenuhi prosedur hukum
kembali, bahwa tidak dilunasinya Bea Meterai sebagaimana tersurat dalam UUBM 1985.
dalam surat perjanjian akan berdampak terhadap Sah tidaknya suatu surat perjanjian tidak
kekuatannya sebagai alat bukti. Sebagaimana ditentukan oleh ada tidaknya meterai namun oleh
yang telah dijelaskan sebelumnya, Bea Meterai Pasal 1320 KUH Perdata. Artinya meterai bukanlah
adalah pajak atas dokumen, termasuk di dalamnya patokan yang menentukan keabsahan sebuah surat
surat perjanjian yang dibuat dengan tujuan untuk perjanjian. Jika isi perjanjiannya terlarang atau tidak
digunakan sebagai alat pembuktian mengenai benar, maka walaupun menggunakan ribuan meterai
perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat sama sekali tidak mempunyai kekuatan yuridis.
perdata. Jika dokumen perjanjian atau kontrak
yang tidak dibubuhi dengan meterai ternyata akan
dipergunakan sebagai alat bukti, maka Undang-
undang Bea Meterai mengatur bahwa dokumen E. Daftar Pustaka
yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi
Buku
sebagaimana mestinya dikenakan denda administrasi
sebesar 200% (dua ratus persen) dari Bea Meterai Billy Ivan Tansuria. 2013. Bea Meterai Pajak Atas
yang tidak atau kurang dibayar. Cara pembayarannya Dokumen di Indonesia. Yogyakarta: Graha
adalah pemegang dokumen harus melunasi Bea Ilmu
Meterai yang terhutang berikut dendanya dengan
cara pemeteraian kemudian yang dapat dilakukan Eugenia Liliawati Muljono. 1999. Tanya-Jawab Bea
melalui Pejabat Kantor Pos. Meterai. Jakarta: Harvarindo

Dalam melakukan pembayaran bea materai Heru Supriyanto. 2010. Cara Menghitung PBB,
apabila tidak dilakukan sesuai ketentuan BPHTB dan Bea Meterai. Edisi Kedua.
undangundang 13 tahun 1985 maka akan dikenakan Jakarta Barat: PT Indeks
sanksi oleh negara sanksi tersebut dapat berupa Lichoen Tedjosiswodjo. 1988. Bea Meterai
sanksi administratif berupa denda atau juga sanksi Berdasarkan UU No 13 TH. 1985. Bandung:
pidana, setiap sanksi administratif dapat dimintakan Alumni
keringanan, pengurangan atau pembebasan, karena

30
Aditya Anggi Pamungkas. Tinjauan Yuridis Fungsi Bea Materai dalam Memberikan Kepastian Hukum...

Mardiasmo. 2011. Perpajakan edisi revisi 2011. Jurnal


Yogyakarta: Andi
Richard Cisanto Palit. 2015. “Kekuatan Akta
Riduan Syahrani. 2009. Materi Dasar Hukum Acara di bawah Tangan Sebagai Alat Bukti di
Perdata. Jakarta: Citra Aditya Bakti Pengadilan.” Jurnal Lex Privatum. Vol. 3,
No. 2, April-Juni 2015
R. Soeros. 2009. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta:
Sinar Grafika Sofyan Arief. 2011. “Penggunaan Bea Materai Yang
Benar Dalam Rangka Sempurnanya Akta
Salim HS. 2001. Pengantar Hukum Perdata tertulis Autentik.” Jurnal Humanity. Vol. 7, No. 1,
(BW). Jakarta: Sinar Grafika September 2011, Malang: Fakultas Hukum
Taryana Soenandar. 2006. Prinsip-Prinsip Unidroit Universitas Muhamadiyah
Sebagai Sumber Hukum Kontrak dan Sunyoto dan Ery Hidayanti. 2011. “Pelimpahan Pajak
Penyelesaian Sengketa Bisnis Internasional. Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan
Jakarta: Sinar Grafika Perkotaan (PBB-PP) Dan Bea Perolehan Hak
Titik Triwulan. 2006. Pengantar Hukum Perdata di Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) menjadi
Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustaka Pajak Daerah Antara Peluang dan Tantangan.”
Jurnal WIGA. Vol. 2. No. 2, Sept 2011

31

Anda mungkin juga menyukai