Anda di halaman 1dari 10

Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur

Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KUALITAS


TIDUR PADA PERAWAT DI PUSKESMAS DAU MALANG

Eva Susanti1), Farida Halis Dyah Kusuma2), Yanti Rosdiana3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail : Eva63478@gmail.com

ABSTRAK

Perawat merupakan sumber daya manusia di puskesmas yang memegang peranan


penting dalam pelayana kesehatan. Pekerjaan sebagai perawat di tuntut profesional dalam
menangani pasien sehingga menimbulkan stres kerja. Perawat yang mengalami stres kerja
didasarkan pekerjaan sift malam mampu menurunkan kualitas tidur perawat. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat stres kerja dengan kualitas tidur pada
perawat di Puskesmas Dau Malang. Desain penelitian mengunakan desain kolerasidengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 perawat, sampel
penelitian ditentukan dengan teknik total sampling sehingga semua populasi dijadikan
sampel. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Metode analisa
data yang di gunakan yaitu uji spearman rank dengan menggunakan SPSS. Hasil
penelitian membuktikan kurang dari separuh (43,8%) perawat mengalami tingkat stres
sedang dan lebih dari separuh (59,4%) perawat mengalami kualitas tidur buruk. Hasil uji
spearman rank didapatkan p-value = (0,000) < (0,050) sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan tingkat stres kerja dengan kualitas tidur pada perawat di Puskesmas Dau
Malang. Berdasarkan hasil penelitian maka diharapkan perawat melakukan kegiatan yang
bisa mengurangi tingkat stres sedang seperti selalu berinteraksi dengan sesama perawat
saat waktu istirahat, malakukan kegiatan rekreasi apabila libur bekerja dan mencukupi
kebutuhan tidur dengan melakukan tidur selama 7-8 jam/hari.

Kata Kunci : Kualitas tidur, perawat, stres kerja.

164
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEVEL OF WORK STRESS WITH SLEEP


QUALITY OF NURSES IN PUSKESMAS DAU MALANG

ABSTRACT

Nurses are human resources in puskesmas that play an important role in health service.
Work as a nurse in charge professionals in dealing with patients so it must cause work
stress. Nurses who experience work stress based on night sift job can reduce the sleep
quality. The purpose of the study to determine the relationship between the level of work
stress with sleep quality of nurses at Puskesmas Dau Malang. The research design used a
correlation design with cross sectional approach. The population in this study as many as
32 nurses, the research sample was determined by total sampling technique so that all
populations are sampled. The instrument of data collection used was questionnaire. Data
analysis method that was used is spearmen rank test by using SPSS. The results showed
less than half of the (43.8%) of the nurses had moderate stress levels and more than half of
(59.4%) nurses experienced poor sleep quality. Spearman rank test results obtained p
value = (0.000) <(0.050) so it can be concluded that there is relation level of work stress
with sleep quality of nurse in Puskesmas Dau Malang. Based on the results of the study, it
is expected that the nurse perform activities that can reduce the level of stress is like
always interacting with fellow nurses during breaks, doing recreation activities when day
off and sufficient time sleep by sleeping for 7-8 hours / day.

Keywords : Sleep Quality, Nurses Job Stress

PENDAHULUAN sangat tinggi terhadap keselamatan


nyawa manusia (Windayanti &
Perawat merupakan sumber daya Prawasti, 2010). Perawat juga
manusia di Puskesmas yang memegang merupakan petugas pelayanan
peranan yang sangat besar dalam kesehatan di puskesmas yang bekerja
pelayana kesehatan. Rumah sakit harus secara shift. Shift kerja dipuskesmas
memiliki sumber daya manusia yang rawat inap yang ada di Indonesia
berkualitas sehingga dapat memberikan secara umum terdiri dari tiga shift yaitu:
pelayanan yang terbaik bagi pasien shift pagi bekerja selama 7 jam mulai jam
sehingga produktivitas dapat meningkat. 7.00-14.00, shift sore bekerja 7 jam
Perawat memiliki tanggung jawab yang mulai jam 14.00-21.00, dan shift malam

165
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

bekerja 10 jam mulai 21.00-07.00. Dari pada tidur REM mulai memendek.
keadaan tersebut memperlihatkan Penurunan progresif pada tahap NREM
bahwa shif malam mempunyai waktu 3 dan hampir tidak memiliki tahap 4.
yang paling lama waktu kerjanya, Perubahan kualitas tidur disebabkan
sehingga perawat tidak banyak memiliki perubahan system saraf pusat yang
waktu istirahat yang cukup dan kualitas mempengaruhi pengaturan tidur
tidurnya terganggu (Wijaya, 2007). Pada (Saryono & Widianti, 2010). Kualitas
era globalisasi ini perawat dituntut tidur adalah suatu keadaan dimana
untuk melakukan perbaikan dan tidur yang dijalani seorang individu
menigkatkan kualitas pelayanan menghasilkan kesegaran dan kebugaran
kesehatan. Untuk mencapai kualitas ketika terbangun. Kualitas tidur
pelayanan kesehatan yang baik maka mencakup aspek kuantitatif seperti
perawat dituntut untuk menjadi perawat durasi tidur, latensi tidur, serta aspek
yang profesional (Giriwati, 2011). subjektif seperti tidur dalam dan
Pekerjaan sebagai perawat dengan istirahat (Khasanah & Hidayati, 2012).
waktu kerja malam dapat mempengaruhi Kualitas tidur seseorang dapat di
kualitas tidur yang menyebabkan kondisi pengaruhi oleh beberapa faktor yang
tidurnya terganggu. Tidur merupakan meliputi penyakit, kelelahan, lingkungan,
salah satu kebutuhan primer yang gaya hidup, motivasi, stimulus,alkohol
menjadi syarat dasar bagi dan reaksi dan obat-obatan, diet dan nutrisi serta
individu terhadap lingkungan menurun stres psikologis (Saputra, 2012).
atau hilang, dan dapat dibangunkan Stres adalah respon tubuh yang
kembali dengan indera atau rangsangan sifatnya non spesifik terhadap setiap
yang cukup,gangguan tidur dapat tuntutan bebas atasnya. Misalnya
menimbulkan beberapa efek pada bagaimana respon tumbuh seseorang
manusia. Ketika kurang tidur seseorang manakala yang bersangkutan
akan berpikir dan bekerja lebih lambat. mengalami beban pekerjaan yang
Hal ini dapat mengakibatkan penurunan berlebihan. Perawat yang sanggup
produktivitas kerja. Tidur yang tidak mengatasinya artinya tidak ada
adeakuat dan kualitas tidur buruk dapat gangguan pada fungsi organ
mengakibatkan gangguan keseimbangan tubuh, maka dikatakan yang
fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi bersangkutan tidak mengalami stres.
meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, Tetapi sebaliknya bila ternyata
rasa lelah, lemah dan daya tubuh mengalami gangguan pada satu atau lebih
menurun. Dampak psikologis meliputi organ tubuh sehingga yang bersangkutan
depresi, stres, cemas dan tidak tidak lagi dapat menjalankan fungsi
konsentrasi (Potter & Perry, 2010). pekerjaannya dengan baik, maka disebut
Kualitas tidur mengalami perubahan yaitu mengalami stres kerja (Hawari, 2011).

166
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

Stres kerja merupakan perasaan atau urutan paling atas pada empat puluh
emosi yang tertekan, tidak senang pertama kasus stres pada pekerja.
terhadap suatu keadaan pekerjaan atau Berdasarkan hasil survey yang dilakukan
keadaan didalam lingkungan kerja yang Perancis ditemukan bahwa persentase
dihadapi oleh mental, fisik, emosional terjadinya stres yang dialami perawat
dan spiritual yang pada suatu saat dapat yaitu 74%. Sedangkan berdasarkan studi
mempengaruhi kesehatan fisik yang dilakukan perawat di swedia
(Kriswandaru, 2010). Stres kerja pada diperoleh hasil yaitu lebih dari 80%
perawat pada umum nya disebabkan oleh perawat mengalami stres yang cukup
penyebab fisik yang dialami selama tinggi akibat pekerjaan. Hasil riset PPNI
bekerja serta kelelahan secara emosi, (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
munculnya stres kerja juga diakibatkan tahun 2007, menunjukan 50,9% perawat
oleh beban kerja yang berlebihan, Indonesia yang berkerja di empat
sehingga dapat mempengaruhi kualitas provinsi mengalami stres kerja, sering
tidur perawat. Kurangnya waktu tidur pusing, lelah, tidak ada istirahat karena
ditunjang dengan beban kerja yang beban kerja terlalu tinggi dan menyita
berlebihan dapat menimbulkan stres, waktu, gaji rendah tanpa insentif yang
pada saat seseorang stres maka pikiran memadai (Revalicha, 2013).
akan terpusat pada masalah yang sedang Berdasarkan hasil studi pendahuluan
dihadapi hal ini dapat mengakibatkan yang dilakukan pada tanggal 13
terganggunya kualitas tidur seseorang. Desember 2016 di puskesmas Dau
Inilah yang dapat pempengaruhi stres Malang. Hasil wawancara terhadap 5
kerja dengan kualitas tidur perawat. orang perawat yang bekerja secara 3 shif
Tidur diyakini dapat memulihkan atau (pagi, siang dan malam), 3 orang perawat
mengistirahatkan fisik setelah seharian mengatakan pekerjaan yang menumpuk
beraktivitas. Tidur juga diyakini dapat dan banyak lembur mengakibatkan
mengurangi stres dan menjaga kualitas tidur nya buruk seperti susah
keseimbangan mental serta emosional, tidur, mimpi buruk dan sering terbangun
serta meningkatkan kemampuan dan di malam hari, sedangkan untuk 2 orang
konsentrasi saat melakukan berbagai perawat mengaku tidak ada permasalahan
aktivitas (Saputra, 2012). Stres dan tidur dalam pekerjaan dan menikmati
mempunyai hubungan yang erat.kualitas pekerjaannya. Tujuan penelitian ini
tidur yang buruk dapat dikaitkan dengan adalah untuk mengetahui hubungan
kesehatan mental seperti stres pada tingkat stres kerja dengan kualitas tidur
pekerjaan (Saputra, 2012). pada perawat di Puskesmas Dau Malang.
America National Association For
Accupational Safety menempatkan
kejadian stres pada perawat berada di

167
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

METODE PENELITIAN Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan


karakteristik responden di
Desain penelitian mengunakan Puskesmas Dau, Malang
desain kolerasi dengan pendekatan cross Keterangan Kategori f (%)
sectional. Populasi dalam penelitian ini Umur 17 - 25 tahun
5 16,0
(Remaja akhir)
sebanyak 32perawat, sampel penelitian
26 - 35 tahun
ditentukan dengan teknik total sampling 18 56,0
(Dewasa awal)
sehingga semua populasi dijadikan 36 - 45 tahun
7 22,0
sampel. Penentuan sampel penelitian (Dewasa akhir)
berdasarkan kriteria inklusi yaitu perawat 46 - 59 tahun
2 6,0
(Middle age)
yang bekerja di puskesmas DAU Malang, Total 32 100
perawat laki-laki dan perempuan dan Jenis Laki-laki 10 31,2
bekerja secara tiga shif. Variabel Kelamin Perempuan 22 68,8
indenpenden yaitu tingkat stres dan Total 32 100
Pendidikan D3 4 12,5
variabel dependen yaitu kualitas tidur.
S1 22 68,8
Instrumen pengumpulan data yang S2 6 18,8
digunakan adalah kuisioner. Metode Total 32 100
analisa data yang di gunakan yaitu uji
spearman rank dengan menggunakan Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat stres
SPSS. kerja pada perawat di Puskesmas
Dau, Malang
Tingkat Stres f (%)
HASIL DAN PEMBAHASAN Stres berat 10 31,2
Stres sedang 14 43,8
Stres ringan 6 18,8
Berdasarkan Tabel 1 distribusi Tidak mengalami stres 2 6,2
frekuensi berdasarkan umur responden 100,
Total 32
didapatkan kurang dari separuh (56,0%) 0
responden berumur 26-35 tahun, lebih
dari separuh (68,8%) responden berjenis Berdasarkan Tabel 2 didapatkan
kelamin perempuan dan lebih dari kurang dari separuh (43,8%) perawat
separuh (68,8%) responden mengalami tingkat stres sedang di
berpendidikan S1. Puskesmas Dau-Malang, sedangkan
sebanyak 31,2% perawat mengalami stres
berat, sebanyak 18,8% perawat
mengalami stres ringan dan sebanyak
6,2% perawat tidak mengalami stres.

168
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

Tabel 3. Distribusi frekuensi kualitas Tingkat Stres Kerja Pada Perawat


tidur pada perawat di Puskesmas Berdasarkan Tabel 2 membuktikan
Dau, Malang bahwa kurang dari separuh (43,8%)
Kualitas Tidur f (%) perawat mengalami tingkat stres sedang
Baik 13 40,6 di Puskesmas Dau, Malang, sedangkan
Buruk 19 59,4 sebanyak 31,2% perawat mengalami stres
Total 30 100,0 berat, sebanyak 18,8% perawat
mengalami stres ringan dan sebanyak
Berdasarkan Tabel 3 didapatkan 6,2% perawat tidak mengalami stres.
lebih dari separuh (59,4%) perawat Responden yang mengalami tingkat stres
mengalami kualitas tidur buruk di sedang diketahui dari 63% perawat
Puskesmas Dau, Malang, sebanyak mudah lelah, letih dan lesu serta
sedangkan sebanyak 40,6% perawat mengalami kesusahan tidur saat malam
mengalami kualitas tidur baik. hari, sebanyak 61% perawat sering
Penelitian ini mengunakan uji merasa cemas, sebanyak 58% perawat
spearman rank untuk menentukan sering merasa khawatir terhadap
hubungan tingkat stres kerja dengan pelayanan kesehatan yang diberikan
kualitas tidur pada perawat di Puskesmas kepada pasien. Perawat yang mengalami
Dau, Malang, keapsahaan data dilihat stres karena dituntuk melakukan
dari tingkat signifikasi (α) kurang dari pekerjaan dengan tenaga dan fisik yang
0,05. Hasil uji spearman rank didapatkan kuat untuk mengangkat pasien,
p value = (0,000) < (0,050) sehingga H1 mendorong peralatan kesehatan,
diterima, artinya ada hubungan tingkat merapikan tempat tidur pasien dan
stres kerja dengan kualitas tidur pada mendorong brankart.
perawat di Puskesmas Dau, Malang. Tingkat stres sedang yang dimiliki
Hasil r value = 0,623 membuktikan responden didasarkan oleh beberapa
terdapat hubungan searah yang cukup faktor seperti kelelahan, beban kerja dan
tinggi antara tingkat stres kerja dengan sifat kerja. Faktor kelelahan dikarenakan
kualitas tidur pada perawat, hal ini dapat perawat melakukan pekerjaan seharian
dipahami bahwa perawat yang sehingga menurunkan sistem imunitas
mengalami stres kerja sedang dapat akibat penurunan kinerja organ tubuh dan
menyebabkan kualitas tidur fisik mengalami kekurangan energi yang
buruk.Berdasarkan hasil tabulasi silang berdampak menurunkan kinerja otot-otot
diketahui dari 14 (43,8%) responden yang tubuh yang menyebabkan tubuh
mengalami tingkat stres sedang kelelahan. Faktor beban kerja
didapatkan 9 (28,1%) responden dikarenakan perawat di tuntut untuk
mengalami kualitas tidur buruk. memberikan pelayanan yang sesuai
standar dan profesional untuk menolong

169
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

pasien. Menurut Carolin (2013), memang merupakan pekerjaan yang berat


mengatakan bahwa beban kerja yang dan perasaan tertekan (Lubis, 2008).
sering dilakukan oleh perawat bersifat Cara perawat mengurangi tingkat
fisik seperti mengangkat pasien, stres sedang yang dialami seperti
mendorong peralatan kesehatan, mencukupi kebutuhan tidur dengan
merapikan tempat tidur pasien, melakukan tidur yang cukup setelah
mendorong brankart, dan yang bersifat pulang kerja, mencukupi kebutuhan
mental yaitu kompleksitas pekerjaan energi sebelum bekerja dengan
misalnya keterampilan, tanggung jawab mengkonsumsi makanan bergizi sehingga
terhadap kesembuhan, mengurus keluarga fisik tetap bertenaga sampai jadwal
serta harus menjalin komunikasi dengan pergantian sift kerja dan melakukan
pasien. Faktor sifat kerja seperti perawat interaksi dengan sesama perawat saat
selalu siap melakukan pekerjaan pada waktu istirahat sehingga mengurangi rasa
pagi, siang dan malam hari sesuai jadwal jenuh yang bisa menyebabkan stres kerja.
yang ditentukan puskesmas. Menurut Perawat juga perlu malakukan kegiatan
Wijaya (2007), sifat kerja menyebabkan rekreasi apabila libur bekerja dan
perawat tidak memiliki waktu istirahat melakukan olahraga untuk menjaga
yang cukup sehingga menyebabkan kebugaran fisik sehingga tidak mudah
kinerja otot tubuh menurun yang mengalami stres (Yulianti, 2011).
menyebabkan stres kerja.
Berdasarkan data didapatkan Kualitas Tidur Pada Perawat
sebagian besar 10 (31,2%) responden Berdasarkan Tabel 3 menunjukan
mengalami tingkat stres berat, hal ini lebih dari separuh (59,4%) perawat
berkaitan dengan lebih dari separuh 22 mengalami kualitas tidur buruk di
(68,8%) responden berjenis kelamin Puskesmas Dau, Malang. Responden
perempuan sehingga perawat tidak yang mengalami kualitas tidur buruk
mampu melakukan beban kerja berat diketahui dari 43% perawat biasa bangun
seperti mengangkat pasien dan pagi sekitar 5 – 6 pagi, hal ini karena
mendorong peralatan kesehatan, hal ini perawat di tuntut untuk bekerja secara
membuktikan bahwa apabila perawat tepat waktu sesuai shift kerja pagi,
tidak mampu menjalankan pekerjaanya sebanyak 41% perawat biasanya mulai
dengan baik maka menimbulkan tidur malam jam 11 – 12 malam karena
kekhawatiran atas kebutuhan pasien apabila shift kerja sore maka perawat
sehingga perawat mengalami stres. pulang saat larut malam dan perawat
Perawat yang mengalami stres akan mulai bisa tidur sekitar 16-30 menit
mengalami berbagai masalah pribadi setelah berbaring untuk tidur malam.
karena pekerjaan yang dilakukan Kualitas tidur buruk yang dialami
responden didasarkan oleh beberapa

170
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

faktor seperti penyakit, kelelahan, seseorang akan berpikir dan bekerja lebih
lingkungan, gaya hidup, motivasi, lambat. Hal ini dapat mengakibatkan
stimulant, alkohol, dan obat-obatan, diet penurunan produktivitas kerja
dan nutrisi, serta stres psikologis. Cara mendapatkan kualitas tidur baik
Berdasarkan hasil penelitian maka oleh perawat seperti mencukupi
kualitas tidur buruk yang dialmi perawat kebutuhan tidur selama 7-8 jam/hari dan
didasarkan oleh stres psikologis yang menyiapkan tempat tidur yang nyaman
diakibatkan oleh pekerjaan yang memiliki untuk beristirahat (Asmadi, 2008). Cara
tanggung jawab yang sangat tinggi lain seperti mengurangi beban fikiran
terhadap keselamatan nyawa manusia. atau stres kerja dengan melakukan
Menurut Windayanti dan Prawasti rekreasi saat libur kerja dan melakukan
(2010), pekerjaan sebagai perawat olahraga pagi atau sore apabila ada waktu
dengan waktu kerja malam dapat luang sehingga meningkatkan kebugaran
mempengaruhi kualitas tidur yang tubuh sehingga perawat terhindar dari
menyebabkan kondisi kondisi tidur berbagai gangguan penyakit yang bisa
terganggu. mengganggu kualitas tidur.
Hasil penelitian didapatkan 40,6%
perawat mengalami kualitas tidur baik hal Hubungan Tingkat Stres Kerja
tersebut dikarenakan perawat melakukan Dengan Kualitas Tidur Pada Perawat
tidur cukup setelah pulang dari kerja dan Berdasarkan analisis data dengan
sudah terbiasa dengan pekerjaannya mengunakan uji spearman rank
seperti shift kerja dan perawat bisa didapatkan p value = (0,000) < (0,050)
menyeimbangkan jadwal kerja dengan sehingga H1 diterima artinya ada
kebiasaan tidur, hal ini berhubungan hubungan tingkat stres kerja dengan
dengan pendidikan perawat dimana lebih kualitas tidur pada perawat di Puskesmas
dari separuh 68,8% berpendidikan S1 DAU, Malang. Hasil tabulasi silang
sehingga perawat bisa mengatur jadwal diketahui dari 14 (43,8%) responden yang
tidur yang cukup sesudah pulang kerja. mengalami tingkat stres sedang
Perawat yang mengalami kualitas tidur didapatkan 9 (28,1%) responden
baik akan terhindar dari berbagai masalah mengalami kualitas tidur buruk, hal ini
kesehatan seperti penurunan anti body. didukung oleh r value = 0,623
Menurut Japardi (2007), tidur yang cukup membuktikan terdapat hubungan searah
diyakini dapat memulihkan atau yang cukup tinggi antara tingkat stres
mengistirahatkan fisik setelah seharian kerja dengan kualitas tidur pada perawat.
beraktivitas sehingga tubuh siap untuk Berdasarkan hasil penelitian dapat
melakukan aktivitas untuk melakukan dipahami bahwa perawat yang
pekerjaan secara berkelanjutan sesuai mengalami stres kerja sedang dapat
jadwal kerja perawat. Ketika kurang tidur menyebabkan kualitas tidur buruk. Stres

171
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

kerja pada perawat disebabkan oleh serta meningkatkan kemampuan dan


penurunan kinerja fisik yang dialami konsentrasi saat melakukan pekerjaan
selama bekerja serta kelelahan secara (Saputra, 2012). Berdasarkan hal tersebut
emosi, munculnya stres kerja didasari untuk menghindari kejadian stres maka
oleh beban kerja yang berlebihan, apabila perawat perlu mencukupi kebutuhan tidur
hal ini terjadi secara berkelanjutan selama 7-8 jam/hari.
sampai perawat selesai bekerja dapat
mempengaruhi kualitas tidur perawat.
Perawat yang mengalami stres kerja KESIMPULAN
sedang dikarenakan sistem imunitas
menurun akibat penurunan kinerja organ 1) Kurang dari separuh 14 (43,8%)
tubuh dan fisik mengalami kekurangan perawat mengalami tingkat stres
energi yang berdampak menurunkan sedang di Puskesmas Dau, Malang.
kinerja otot-otot tubuh yang 2) Lebih dari separuh 19 (59,4%)
menyebabkan fisik dan mental perawat mengalami kualitas tidur
mengalami ketidak seimbangan sehingga buruk di Puskesmas Dau, Malang
sters. Kejadian stres menyebabkan 3) Ada hubungan tingkat stres kerja
penurunan semua kinerja organ tubuh dengan kualitas tidur pada perawat di
yang di pengaruhi dan dikontrol oleh Puskesmas DAU,
otak, ketika reseptor otak mengalami Malangdidapatkanp value = (0,000)
kondisi stres berdampak terhadap < (0,050).
kesusahan memulai tidur bagi perawat
(Alimul, 2012).
Hasil penelitian ini sepaham dengan SARAN
penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
(2007), membuktikan bahwa ada Lebih berfokus mengetahui faktor
hubungan yang signifikan antara shift yang menyebabkan perawat mengalami
kerja dengan gangguan tidur pada stres kerja seperti lingkungan puskesmas,
perawat. Kurangnya waktu tidur motivasi kerja dan penyakit yang diderita.
ditunjang dengan beban kerja yang
berlebihan dapat menimbulkan stres,
pada saat perawat stres maka pikiran akan DAFTAR PUSTAKA
terpusat pada masalah yang sedang
dihadapi hal ini dapat mengakibatkan Alimul, A. 2012. Buku Keperawatan
terganggunya kualitas tidur. Perawat Untuk Meningkatkan Kualitas
yang mengalami kualitas tidur baik dapat Tidur. Jakarta: Salemba Medika.
mengurangi stres dan menjaga
keseimbangan mental serta emosional,

172
Nursing News Hubungan Tingkat Stres Kerja dengan Kualitas Tidur
Volume 2, Nomor 3, 2017 Pada Perawat Di Puskesmas Dau Malang

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Revalicha, S. 2013. Jurnal Perbedaan


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Stres Kerja ditinjau dari Shift Kerja
Salemba Medika. pada Perawat di RSUP Dr.
Soetomo Surabaya. Diakses pada
Giriwati, G. R. 2011Hubungan tanggal 20 Maret 2017.
Karakteristik Responden, Beban
Kerja dan Kondisi Kerja Dengan Saputra, L. 2012. Pengantar Kebutuhan
Stres Kerja Pada Perawat Unit- Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa
Unit Kritikal RS Pondok Indah Aksara.
Jakarta. S1 Keperawatan, Skripsi.
Universitas Pembangunan Saryono dan Widiyanti, 2010.
Nasional“Veteran”Jakarta. Kebidanan. Jakarta: Nuha Medika.

Hawari, D. 2011. Manejemen Stres Windayanti & Prawasti, 2010. Burnout


Cemas Dan Depresi. Jakarta: pada perawat rumah sakit
Fakultas Kedoktoran Universitas pemerintah dan perawat rumah
Indonesia. sakit swasta. Jakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia
Japardi, I. 2007. Gangguan Tidur.
Fakultas Kedokteran Bagian Wijaya. 2007. Hubungan antara shift
Bedah: USU. kerja dengan gangguan tidur &
kelelahan kerja perawat Instalasi
Khasanah & Hidayati, 2012. Kualitas Rawat Darurat RS DR.Sardjito
Tidur Lansia Balai Rehabilitasi. Yogyakarta (Tesis) Yogyakarta:
Sosial “Mandiri” Semarang. UGM.

Kriswandaru. 2010.Stres Kerja. Diakses Yulianti, D. 2011. Manajemen Stres.


http://archi.kaskus.co.id. Diakses Jakarta: ECG.
pada tanggal 05 Maret 2017.

Lubis. 2008. Dampak Stres Kerja.


Jakarta: Fakultas kedoktoran
Universitas Indonesia.

Potter & Perry. 2010. Fundamental of


nursing. Mosby. St. Louis.

173

Anda mungkin juga menyukai