UNTUK SDA
PELATIHAN
AHLI PELAKSANA GEOTEKNIK
KONSTRUKSI SUMBER DAYA AIR
(GEOTECHNICAL ENGINEER WRD)
KATA PENGANTAR
Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human
Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada
urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negara-
negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan
3, merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita.
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai
modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan
SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
UU. No. 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1
dan 2 bahwa :
- (1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan
bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang
sumber daya air
i
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
(2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik
oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar
pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena
menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk
mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan
kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/tenaga professional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi kompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud.
Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
ii
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
PRAKATA
Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di
Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala
kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya.
Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu
dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode
kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti
standar baku mutu dibidang Ahli Pelaksana Geoteknik, pekerjaan sumber daya air
maupun untuk pekerjaan dibidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang sumber daya air, telah
menghasilkan sekitar 130 (seratus tiga puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli
Pelaksana Geoteknik merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk
disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam
pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Pelaksana Geoteknik bidang sumber
daya air.
Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Ahli Pelaksana Geoteknik ini terdiri dari 8 (delapan)
modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga
kerja menjadi Ahli Pelaksana Geoteknik.
Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan
khususnya untuk modul Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA pekerjaan
konstruksi Sumber Daya Air.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Tim Penyusun
iii
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
LEMBAR TUJUAN
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum Pelatihan
Mampu menyiapkan perencanaan dan penyelidikan geoteknik sebelum pelaksanaan
pekerjaan konstruksi untuk mendukung perencanaan teknis pekerjaan konstruksi
Sumber Daya Air.
iv
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Geologi Teknik yang Kompleks .................................................. 1-1
1.2 Frekuensi Gempa yang Tinggi ................................................................ 1-2
1.3 Vulkanisme Aktif ..................................................................................... 1-3
1.4 Tingkat Pelapukan dan Sedimentasi Tinggi ............................................ 1-3
1.5 Pengujian Mekanika Tanah ................................................................... 1-3
RANGKUMAN
LATIHAN
v
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
DAFTAR PUSTAKA
vi
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
DAFTAR GAMBAR
vii
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
DAFTAR TABEL
viii
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Pelaksana Geoteknik
dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang
didalamnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria
unjuk kerja, sehingga dalam Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik, unit-unit kompetensi
tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
ix
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
DAFTAR MODUL
Perencanaan Penyelidikan
Geologi Teknik dan Mekanika
4. GTE - 04 Membuat Perencanaan
Tanah untuk Perencanaan Teknis 4.
Penyelidikan Geoteknik
Konstruksi Sumber Daya Air
(SDA)
Melakukan Pengendalian
5. GTE - 05 Pengendalian Pelaksanaan
5. Pekerjaan Penyelidikan
Penyelidikan Geoteknik
Geoteknik
x
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
PANDUAN PEMBELAJARAN
xi
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
xii
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
Waktu : 10 menit
Bahan : Materi Serahan, lembar
tujuan
2. Ceramah : Pendahuluan
Waktu : 15 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 1)
Waktu : 45 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 2)
xiii
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
Zona Pelapukan
Bidang pelapukan Mengikuti penjelasan OHT16,17,18
Retakan sesar dan kekar instruktur dengan tekun
dan aktif
Waktu : 45 menit Mencatat semua hal yang
Bahan : Materi Serahan (Bab 4) dianggap perlu
Tanya jawab / diskusi
kecil di kelas
xiv
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
MATERI SERAHAN
xv
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
BAB 1
PENDAHULUAN
1-1
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
Di Indonesia terdapat sejumlah sesar aktif utama (active major fault) yang
kebanyakan diidentifikasikan sebagai sesar geser (transcurrent faults). Sesar-sesar
aktif tersebut antara lain adalah sesar Semangko yang membujur di sepanjang
Pulau Sumatera, Sesar Lembang (sesar normal) di Jawa Barat yang kemungkinan
berasosiasi dengan Sesar Sorong di Irian Jaya atau Papua, dan lain-lainnya
(Gambar 1.1).
Selain struktur geologinya yang tergolong rumit, akibat lain dari desakan lempeng-
lempeng tektonik di atas adalah kegiatan vulkanisme yang tegolong aktif dan besar
pengaruhnya terhadap pembentukan bermacam-macam jenis dan tipe batuan,
sehingga kondisi geoteknik di Indonesia tergolong kompleks. Kondisi ini
menyebabkan sulitnya dilakukan korelasi antara kondisi geologi teknik di suatu
wilayah dengan wilayah lainnya di Indonesia, walaupun dalam radius yang relatif
dekat sekalipun. Hal ini menuntut dilakukannya pekerjaan Survai dan Investigasi
secara seksama dan bertahap untuk segala lokasi dan jenis bendungan khususnya
untuk bendungan urugan, secara rinci bisa dibaca pada Panduan SID Bendungan
Tipe Urugan, Volume I Survai dan Investigasi (kerjasama Departemen Pekerjaan
Umum dengan Konsultan JICA, 1998).
1-2
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
1-3
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
Gambar 1.1
Lempeng-lempeng tektonik di sekitar Indonesia dan sesar-sesar utamanya
1-4
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
PERIODE ULANG
DAN
PERCEPATAN GEMPA DASAR RUMUS :
FAKTOR KOREKSI JENIS TANAH/ BATUAN
Periode Ulang ac ad = Z x ac x v ZONA KOEFISIEN ZONA
T (Tahun) (g) k = ad/g Jenis Batuan Periode Predominan Faktor koreksi (v)
10 90 Z = koefisien zona gempa Dasar T1
20 120 ac = percepatan gempa dasar (g)
Batuan T1 (0,25) 0,4
50 160 Cd = percepatan gempa permukaan berkoreksi
Diluvium 0,25 < T1 < 0,50 1
100 190 v = lebar koreksi pengaruh jenis arah
k = koefisien gempa Alluvium 0,50 < T1 < 0,75 1,1
200 220
500 250 a = percepatan gravitasi(cm2/ det) Alluvium lunak T1 > 0,75 1,2
1000 280
5000 310
10000 330
Gambar 1.2
Peta zona gempa Indonesia
1-5
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
RANGKUMAN
1-6
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
LATIHAN
1. Sebutkan penyebab dari tingkat pelapukan dan sedimentasi tinggi pada batuan !
2. Sebutkan pengujian apa saja yang paling banyak diperlukan untuk mendapatkan
parameter dalam pengujian mekanika tanah !
3. Ada berapa jenis pelapukan, dilihat dari faktor penyebabnya ? Sebutkan !
1-7
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
BAB 2
PENGUMPULAN DATA DAN PEMILAHAN HASIL PENYELIDIKAN
Untuk menunjang suatu kegiatan analisa hasil penyelidikan geoteknik untuk pekerjaan
SDA, maka perlu dilakukan pengumpulan data dan pemilahan hasil penyelidikan yang
sesuai dengan tujuan pengendalian, yaitu sebagai berikut :
2-1
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-2
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-3
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-4
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-5
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
Cara pelaksanaan
Turunkan casing pada lubang bor sampai batas bagian atas yang
akan ditest. Masukan air pada casing dengan jalan dikocorkan,
usahakan muka air dalam casing selalu tetap.
Catat banyaknya air yang dikocorkan dan waktu yang diperlukan.
Rumus yang digunakan
2,3 Q L
K log cm / det
2 π LH R
Dimana :
K = koefisien permeabilitas yang dicari
Q = debit air yang masuk dalam keadaan seimbang
L = panjang bagian yang ditest
H = perbedaan head air = H (gravity)
R = jari-jari lubang bor
Tempat-tempat percobaan
Tempat-tempat (bagian) yang ditest umumnya pada setiap
kedalaman antara (11/2 – 3) meteran.
Pada setiap pergantian lapisan.
2-6
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-7
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-8
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-9
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-10
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-11
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-12
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-13
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-14
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-15
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
2-16
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
RANGKUMAN
2-17
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan pengumpulan data apa saja di lapangan untuk keperluan
penyelidikan geoteknik !
2. Sebutkan maksud dari peta geologi permukaan dan peta geologi bawah permukaan !
3. Sebutkan apakah kegunaan daripada data pendugaan keadaan bawah permukaan ?
4. Sebutkan maksud dan tujuan dilakukannya pekerjaan pemboran dalam penyelidikan
geologi teknik !
5. Sebutkan ada berapa macam pemboran penyelidikan geologi teknik ?
2-18
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
BAB 3
INTERPRETASI DATA
Interpretasi adalah suatu penjelasan dari data yang diperoleh dari pengumpulan data
hasil penyelidikan yang akan dituangkan dalam rencana pekerjaan struktur SDA. Untuk ini
diperlukan interpretasi data lapangan dan data laboratorium sebagai berikut :
3-1
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
3-2
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
3-3
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
3-4
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
RANGKUMAN
3-5
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
LATIHAN
3-6
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
BAB 4
PARAMETER DESAIN
Cacat batuan adalah kondisi fisik dan atau sifat mekanik batuan atau formasi batuan yang
secara geoteknik tidak memenuhi persyaratan teknik untuk pondasi bendungan. Oleh
karena itu, cacat batuan harus diperbaiki kualitasnya (treatment) atau bahkan dibuang
dalam rangka memenuhi persyaratan pondasi yang diinginkan.
Batuan atau bagian yang utuh dari suatu massa batuan yang lebih besar disebut batuan
intek (intact rock), sedangkan massa batuan dengan segala cacat batuan yang ada dan
biasanya masih merupakan massa batuan yang belum terpindahkan (insitu) disebut
batuan masip (massif rock). Termasuk dalam kategori batuan intek adalah bagian batuan
yang utuh dan paduan dari batuan masip, bagian yang utuh dan paduan dari pemboran
(core), bongkah batuan (boulder), kerakal (cobble) dan lain-lainnya (gambar 4.1).
Jenis-jenis cacat batuan yang seringkali dan umum dijumpai pada batuan atau formasi
batuan serta metode perbaikan yang lazim untuk keperluan pondasi bendungan adalah
sebagai berikut :
4-1
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
Batuan Intek
Batuan Masif
Batuan Intek
Gambar 4.1
Batuan intek yang merupakan bagian dari batuan masip
4-2
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
Lapuk Sempurna
(CW)
Lapuk Berat
(HW)
Lapuk Sedang
(MW)
Lapuk Ringan
(SW)
Segar
(Fr)
(CW)
(HW – MW )
(SW)
(Fr)
(C) (D)
Gambar 4.2
Profil tipikal pelapukan pada :
A. Batuan Beku C. Batuan Karbonat
B. Batuan Metamorf D. Batuan Sedimen
4-3
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
4-4
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
4.2.1 Genesa
Bidang-bidang perlapisan terbentuk pada saat yang bersamaan dengan
proses pengendapan batuan sedimen sehingga dikategorikan sebagai
struktur primer. Bidang-bidang perlapisan ini merupakan bidang-bidang yang
relatif sejajar dan memisahkan lapisan-lapisan batuan dengan sifat fisik dan
mekanik yang berbeda satu dengan yang lain.
4-5
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
4.3.1 Genesa
Kekar (joint) dan sesar (fault) adalah jenis retakan yang dihasilkan oleh gaya
desak (komprehensif) yang bekerja pada formasi batuan akibat gaya
endogen yang di dalam geologi teknik disebut gaya tektonik. Gaya desak
ini selain mengakibatkan terjadinya peristiwa perlipatan pada batuan
sedimen, sekaligus juga menghasilkan tegangan tarik akibat momen
lengkung yang terjadi pada proses perlipatan. Kekar juga bisa terjadi
sebagai akibat peristiwa pendinginan pada batuan beku seperti cooling joint
atau collumnar joint (kekar kolom) pada batuan basalt. Oleh karena itu kekar
dan sesar mempunyai pola tertentu, relatif panjang dan dalamnya bisa
mencapai puluhan meter sehingga dampaknya terhadap kualitas formasi
batuan relatif besar. Sedangkan retakan disebabkan oleh gaya non tektonik
yang dihasilkan oleh gaya eksogen sebagai bagian dari proses pelapukan
fisik sehingga tidak berpola dan biasanya dangkal saja.
Bila gaya kompresif berlangsung berkesinambungan, maka struktur kekar
bisa berkembang menjadi struktur sesar, dimana kedua blok formasi batuan
yang dipisahkannya bergerak dan bergeser satu dengan lainnya searah
dengan arah tekanan. Akibat dari geseran ini, bidang kekar yang semula
kasar menjadi halus dan licin yang disebut cermin sesar (slickenside).
Sekelompok sesar yang hampir sejajar biasanya membentuk zona remasan
(shear zone) yang lebarnya bisa mencapai ratusan meter.
4-6
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
Dental Concrete
Dental concrete biasa digunakan untuk mengisi/ menutup lubang-lubang
dan alur lekukan yang terbentuk oleh bidang-bidang perlapisan, kekar
dan sesar, zona remasan yang telah dibersihkan, dan lain-lainnya. Selain
untuk menambah daya dukung, dental concrete sekaligus untuk
mengurangi/ mencegah terjadinya beda penurunan (differential
settlement), bocoran dan erosi buluh (piping).
Bila zona sesar (zona remasan) relatif lebar (≥ 50 cm), biasanya digali
dan dibersihkan sedalam 1,5 – 2 kali lebarnya, kemudian diisi dengan
dental concrete (gambar 8).
Concrete
d = (1 – 2) b
Gambar 4.3
Pengisian zona remasan dengan dental concrete
Slush Grout
Slush grout digunakan untuk menutup retakan-retakan dengan bukaan
yang relatif sempit, terdiri atas campuran semen dengan air, atau semen,
air dan pasir yang ukuran maksimum butirannya tidak melebihi sepertiga
lebar atau bukaan retakan yang akan ditutup.
4-7
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
4-8
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
RANGKUMAN
4-9
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
LATIHAN
1. Sebutkan pengaruh tingkat pelapukan dan sedimentasi terhadap waduk dan usaha
apa saja untuk mencegahnya ?
2. Sebutkan apa yang dimaksud dengan zona pelapukan dan apa dampak dan solusi
perbaikannya ?
3. Sebutkan tentang genesa dan solusi perbaikannya terhadap adanya bidang
perlapisan !
4. Sebutkan yang dimaksud dengan retakan, sesar dan kekar !
5. Sebutkan apa yang anda ketahui tentang dental concrete ?
4-10
Pelatihan Ahli Pelaksana Geoteknik Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik untuk SDA
DAFTAR PUSTAKA
1. Bieniawski T., DSc. (Eng), “Exploration For Rock Engineering”, Johannesburg, 1976
2. Beel F. G., “Engineering Geology and Geotechnics”, London-Boston, 1980
3. Bintek Dit. Dep. PU dengan JICA, ”Air Tanah, Rekayasa Penyadapan dan
Pemanfaatannya untuk Irigasi”, Maret 1999
4. Dep. PU dengan JICA, “Panduan SID Bendungan Tipe Urugan, Vol. I, Survai dan
investigai”, 1998
5. Dep. PU dengan NIPPON KOEI Co. Ltd. Dan Associates, Balai irigasi Bekasi, “Dam
Design Training“, 1998