Anda di halaman 1dari 6

Tugas Makalah

PENDIDIKAN ORANG DEWASA


(PENGANTAR PENDIDIKAN)

Dibuat Oleh :

Tri Zuracman Syafar

(1932042016)

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
PENDIDIKAN ORANG DEWASA

1. Pengertian Pendidikan Orang Dewasa

Pendidikan orang dewasa atau andragogi adalah ilmu bagaimana memimpin

atau membimbing orang dewasa; atau ilmu mengajar orang dewasa. Andragogi

menstimulasi orang dewasa agar mampu melakukan proses pencarian dan penemuan

ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan dalam kehidupan. Di dalam andragogi,

hidup sendiri adalah proses belajar.

Dalam andragogi semua kehidupan kita adalah belajar, yaitu belajar sepanjang

hayat dan belajar dari pengalaman. Selama ini kita terkungkung oleh pengertian

pendidikan yang sempit.

2. Kebutuhan Belajar Orang Dewasa

Bagi orang dewasa pemenuhan kebutuhannya sangat mendasar, sehingga

setelah kebutuhan itu terpenuhi ia dapat beralih ke arah usaha pemenuhan kebutuhan

lain yang lebih masih diperlukannya sebagai penyempurnaan hidupnya. Dalam

kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan yang fundamental, penulis mengacu pada

teori Maslow tentang piramida kebutuhan sebagai berikut.

Gambar : Piramida Kebutuhan menurut Teori Maslow


Setiap individu wajib terpenuhi kebutuhannya yang paling dasar (sandang dan

pangan), sebelum ia mampu merasakan kebutuhan yang lebih tinggi sebagai

penyempurnaan kebutuhan dasar tadi, yakni kebutuhan keamanaan, penghargaan,

harga diri, dan aktualisasi dirinya. Bilamana kebutuhan paling dasar yakni kebutuhan

fisik berupa sandang, pangan, dan papan belum terpenuhi, maka setiap individu

belum membutuhkan atau merasakan apa yang dinamakan sebagai harga diri. Setelah

kebutuhan dasar itu terpenuhi, maka setiap individu perlu rasa amanjauh dari rasa

takut, kecemasan, dan kekhawatiran akan keselamatan dirinya, sebab ketidakamanan

hanya akan melahirkan kecemasan yang berkepanjangan. Kemudian kalau rasa aman

telah terpenuhi, maka setiap individu butuh penghargaan terhadap hak azasi dirinya

yang diakui oleh setiap individu di luar dirinya. Jika kesemuanya itu terpenuhi

barulah individu itu merasakan mempunyai harga diri. Dalam kaitan ini, tentunya

pendidikan orang dewasa yang memiliki harga diri dan jati dirinya membutuhkan

pengakuan, dan itu akan sangat berpengaruh dalam proses belajarnya.

3. Prinsip Belajar Orang Dewasa

Menurut Knowles (dalam Basleman dan Mappa, 2011: 111) bahwa ada

perbedaan mendasar mengenai asumsi yang digunakan oleh andragogi dengan

pedagogi. Andragogi pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Konsep diri

Konsep diri pada seorang dewasa, mereka menjadi berkurang

ketergantungannya kepada orang lain, dan mulai tumbuh kesadarannya dan merasa

dapat untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Selama proses perubahan

dari ketergantungan kepada orang lain ke arah mampu untuk berdiri sendiri, secara
psikologis orang tersebut dipandang sudah dewasa. Ia memandang dirinya sudah

mampu untuk sepenuhnya mengatur dirinya sendiri.

2. Pengalaman

Setiap orang dewasa mempunyai pengalaman yang berbeda sebagai akibat latar

belakang kehidupan masa mudanya. Makin lama ia hidup, makin menumpuk

pengalaman yang ia punya dan makin berbeda pula pengalamannya dengan orang

lain. Bagi orang dewasa, pengalaman itu adalah dirinya sendiri. Ia merumuskan siapa

dia,dan menciptakan identitas dirinya atas seperangkat pengalaman yang unik..

3. Kesiapan untuk belajar

Robert J. Havighurst membagi masa dewasa itu atas tiga fase mengidentifikasi

10 peranan sosial dalam masa dewasa. Kesepuluh peranan sosial pada masa dewasa

adalah sebagai pekerja, kawan, orang tua, kepala rumah tangga, anak dari orang tua

yang sudah berumur, warga Negara, anggota organisasi, kawan sekerja, anggota

keagamaan dan pemakai waktu luang.

4. Orientasi ke arah kegiatan belajar

Bagi orang dewasa, mereka cenderung untuk mempunyai perspektif untuk

secepatnya mengaplikasikan apa yang mereka pelajari. Mereka terlibat dalam

kegiatan belajar, sebagian besar karena adanya respon terhadap apa yang dirasakan

dalam kehidupannya sekarang. Oleh karena itu pendidikan bagi orang yang sudah

dewasa dipandang sebagai suatu proses untuk meningkatkan kemampuannya dalam

memecahkan masalah hidup yang ia hadapi.


4. Kondisi Belajar Serta Prinsip-Prinsip Mengajar

Gagne (2000) menyatakan bahwa dibutuhkan kondisi belajar yang efektif

untuk berbagai jenis/ kategori kemampuan belajar. Kondisi belajar dibagi atas lima

kategori belajar sebagai berikut: Keterampilan intelektual (intellectual skill),

Informasi verbal (verbal information), Strategi kognitif (Cognitive Strategy/problem

solving), Sikap (attitude), Keterampilan motorik (Motor Skill).

Menurut Slameto (2010:35-39) ada 10 prinsip-prinsip mengajar yakni :

Perhatian, Aktivitas, Apersepsi, Peragaan, Repetisi, Korelasi, Konsentrasi,

Sosialisasi, Individualisasi, Evaluasi


DAFTAR PUSTAKA

Gagne. 2000. The Kognitive Psychology of School Learning. Boston Toronto: Little, Brown

and Company.

Knowles, M. (1973). Andragogy Concepts For Adult Learning. Washington, D.C: U.S.

Departement Of Heatlth, Education And Welfare.

Knowles, MS. 1977. The Modern Practice of Adults Education: Andragogy Versus

Pedagogy. Chicago: Association Press

Maslow, A. H. (1966). "Toward a psycology Please do not use illegal software...of being".

New Jersey : Van Nostrand.

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengarhinya. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Anda mungkin juga menyukai