Anda di halaman 1dari 9

ISSN:2302 - 6715

TUMBUHAN BAWAH PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TUA (TM) DAN


SAWIT MUDA (TI) DENGAN PEREMAJAAN TEKNIK UNDERPLANTING
DI PT. BIO NUSANTARA TEKNOLOGI

Trisna1), Wiryono2), Enggar Apriyanto2)


1)
Mahasiswa Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam UNIB
2)
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UNIB

ABSTRAK
Komoditas kelapa sawit secara nasional dari segi luas dan produksinya semakin meningkat
setiap tahunnya selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2015-2017. Tahun
2015 luas area perkebunan, tahun 2015 mencapai 11.260.277 ha/th dan pada tahun 2017
sebesar 12.307.677 ha/th. Faktor yang lain yaitu produksi kelapa sawit sebesar 31.070.015
ton/th dan pada tahun 2017 sebesar 35.359.384 ton/th (Dirjen Perkebunan, 2017). Akhir-akhir
ini, perusahaan perkebunan baik milik negara maupun rakyat mulai melakukan pembaharuan
dalam proses peremajaan. Permasalahan yang timbul pada saat peremajaan adalah tumbuhan
bawah yang tumbuh dengan sangat cepat dan sulit untuk dikendalikan yang mengganggu
tanaman akibat dari peremajaan secara konvensional sehingga dikembangkan teknik baru yai-
tu underplanting. Peremajaan dengan teknik konvensional ini sering ditemui permasalahan
seperti biaya yang tinggi, terbukanya lahan secara besar-besaran dan timbulnya erosi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis tumbuhan bawah serta jenis asing
dan jenis asli yang tumbuh pada tiga kondisi kebun kelapa sawit di PT. Bio Nusantara
Teknologi (sawit yang tua (TM dan sawit muda (TI)) dan menghitung indeks keragaman
jenis tumbuhan bawah pada ketiga kondisi kebun kelapa sawit. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kuadrat. Ukuran kuadrat yang digunakan adalah 1x1 m. Banyaknya
jumlah kuadrat mengacu pada metoda kurva spesies area dengan luas minimum 40 m2. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa komposisi tumbuhan bawah pada TM ditemukan 20 jenis
yang terdiri dari 5 jenis asli dan 15 jenis asing dan pada kebun TI ditemukan 20 jenis yang
terdiri dari 8 jenis asli dan 12 jenis asing. Tingkat keragaman jenis tumbuhan bawah (H’) ter-
golong rendah dengan besaran masing-masing pada TM sebesar 0,637 dan TI dengan nilai
1,94. Jenis yang mendominasi pada kedua kondisi kebun kelapa sawit adalah Axonopus com-
pressus dengan INP 130,238% (TM) dan 42,237% (TI).

Kata Kunci: Kelapa Sawit, Underplanting, Komposisi Tumbuhan Bawah, Keragaman


Jenis, Metode Kuadrat, Kurva Species Area

PENDAHULUAN berpengaruh terhadap keragaman


tumbuhan bawah karena pembukaan hutan
Perkembangan luas dan produksi kelapa akan mengubah iklim mikro. Hutan yang
sawit yang semakin tinggi mengakibatkan relatif tertutup oleh tanaman pohon maka
peningkatan peruntukan lahan menjadi akan berubah menjadi lebih terbuka.
kebun kelapa sawit sehingga perlu
pengelolaan yang intensif. Hal ini akan

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 61


ISSN: 2302-6715

Kebun kelapa sawit memiliki kecender- bun kelapa sawit baik jenis, kerapatan dan
ungan penutupannya lebih terbuka karena penutupan.
jaraknya tajuknya lebar sehingga tum- Tujuan penelitian ini adalah untuk
buhan bawah akan cepat memenuhi ruang menganalisis komposisi jenis tumbuhan
yang terbuka. Tumbuhan bawah ini dise- bawah serta jenis asing dan jenis asli yang
but juga tumbuhan pioner yang tumbuh tumbuh pada dua kondisi kebun kelapa
pada lahan yang baru dibuka. Tumbuhan sawit di PT. Bio Nusantara Teknologi
bawah akan berpengaruh pada pertum- (sawit tua (TM) dan sawit muda (TI)) ser-
buhan tanaman kelapa sawit baik berdam- ta menghitung indeks keragaman dan dom-
pak positif maupun negatif. Dampak posi- inansi jenis tumbuhan bawah pada kedua
tif tumbuhan bawah yaitu land cover kondisi kebun kelapa sawit di PT. Bio
(tanaman penutup tanah). Tanaman pe- Nusantara Teknologi. Informasi keraga-
nutup tanah dapat dikelola untuk menutupi man dan kerapatan jenis tumbuhan bawah
permukaan tanah untuk menghindari erosi dengan mematikan kelapa sawit yang su-
karena jatuhnya air hujan tidak langsung dah tua dengan teknik underplanting be-
mencapai tanah melainkan jatuh ke daun- lum banyak diteliti, khususnya di PT Bio
daun tumbuhan. Manfaat lain tumbuhan Nusantara Teknologi, Kabupaten Bengku-
bawah yaitu sebagai tanaman obat, tana- lu Tengah, Provinsi Bengkulu, maka
man hias dan pakan ternak. peneliti tertarik untuk melakukan
Nursyiwan (2014) menyatakan bahwa penelitian ini.
Mucuna bracteata dengan nama lokal koro
rawe merupakan tumbuhan bawah yang METODE PENELITIAN
berfungsi sebagai penutup tanah. Tum-
buhan ini hidup secara menjalar dan dapat Tempat dan Waktu Penelitian
hidup pada kondisi ternaungi maupun Penelitian ini dilaksanakan pada kebun
tanpa naungan. Jenis ini berperan dalam kelapa sawit yang terletak di kawasan PT.
memperbaiki kesuburan fisik dan kimia Bio Nusantara Teknologi, Desa Pondok
tanah serta dapat menekan pertumbuhan Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, kabu-
gulma. Tumbuhan ini dapat mempercepat paten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengku-
matang sadap dan memperbaiki produksi lu. Waktu pelaksanaan penelitian selama 2
lateks di areal kebun karet. bulan yaitu pada bulan Februari – Maret
Permasalahan yang timbul pada saat 2018.
peremajaan adalah tumbuhan bawah yang
tumbuh dengan sangat cepat dan sulit un- Kondisi Umum Lokasi Penelitian
tuk dikendalikan yang mengganggu tana- Lokasi penelitian memiliki topografi
man akibat dari peremajaan secara kon- areal 80% berbukit ( lahan kelas IV ),
vensional. Peremajaan dengan teknik kon- secara umum jenis tanah podzolik merah
vensional ini sering ditemui permasalahan kuning dan kesesuaian curah hujan cukup
seperti biaya yang tinggi, terbukanya lahan ideal untuk pertumbuhan kelapa sawit.
secara besar-besaran dan timbulnya erosi. Secara Geografis, terletak antara 3033’–
Ditemukan alternatif teknik peremajaan 3042’ LS, dan 102016’–102027’ BT,
yaitu teknik underplanting menggunakan dengan jarak ± 24 KM sebelah utara Kota
infus herbisida, keuntungannya yaitu peru- Bengkulu dengan kondisi lokasinya ber-
bahan ekosistem tidak drastis, biaya lebih batasan langsung dengan 4 Kecamatan di
murah, mengurangi resiko erosi pada lahan Kabupaten Bengkulu Tengah, yaitu :
terbuka dan perubahan tumbuhan bawah
diduga lebih tetap. Pembukaan lahan
Menurut Nurhasanah (2014) Sebelah
dengan perlahan ini akan berpengaruh ter-
Utara : Desa Tiambang, Kec. Pematang
hadap perubahan tumbuhan bawah di ke-

62 Volume 7 Nomor 2, Agustus 2018


ISSN:2302 - 6715

Tiga, Sebelah Selatan : Desa Sunda kebun kelapa sawit. Data lain yang diamati
Kelapa, Kec. Pondok Kelapa, Sebelah adalah data faktor lingkungan di kebun
Barat : Desa Talang Jambu, Kec. Kerkap, kelapa sawit yang diamati yaitu suhu,
Sebelah Timur : Desa Kertapati, Kec.Taba
kelembaban, curah hujan dan intensitas
Penanjung.
Titik penelitian berada di dua kondisi cahaya. Selain itu, ada pula sampel tanah
kebun kelapa sawit yaitu pada sawit tua yang diambil disetiap kondisi kebun
(TM) dan sawit muda (TI). Jarak tanam kelapa sawit untuk dianalisis di
seragam yaitu 8x8 m. Dua kebun kelapa laboratorium Ilmu Tanah Universitas
sawit yang diamati tumbuhan bawahnya Bengkulu yaitu kandungan N, P, K, pH,
dapat dilihat pada Gambar 1. bahan organik, struktur tekstur dan bobot
volume (BV), 2). Data sekunder, Data ini
Alat dan Bahan
berupa data identifikasi jenis tumbuhan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
bawah berupa nama ilmiah dan habitus
penelitian meliputi Alat tulis, Tali raffia,
spesies serta data kondisi lokasi penelitian
Meteran gulung, Kantong plastik, Lux
secara umum meliputi letak, luas, kondisi
meter, Thermometer, Tally sheet, Kamera,
fisik yang diperoleh dari perusahaan PT.
Hygrometer, Bingkai kayu ukuran 1x1m,
Bio Nusantara Teknologi dan literatur
25x25 cm, Buku identifikasi tumbuhan
yang bersumber dari buku, jurnal dan
bawah
internet.

Jenis Data
Metode Pengumpulan Data
Jenis data diambil dalam penelitian ini Pengumpulan data jenis tumbuhan
terdiri dari : 1). Data primer, Data primer bawah menggunakan metode kuadrat.
berupa nama jenis, jumlah jenis, persen Ukuran kuadrat yang digunakan
penutupan dan foto tumbuhan serta kondisi berdasarkan metode ini adalah 1x1 m.

(a) (b)

Gambar 1. Kebun kelapa sawit yang diamati tumbuhan bawahnya : (a) TM (b) TI

Penempatan kuadrat dilakukan secara mewakili kondisi lapangan (zona), ke-


sistematis dengan jarak disesuaikan rapatan dan jenis yang tampak. Setelah
dengan luas lokasi dengan awal acak dan kuadrat ditentukan, dilakukan pengukuran

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 63


ISSN:2302 - 6715

persen penutupan dan penentuan jenis. berukuran kurang dari atau sama dengan
Banyaknya jumlah kuadrat mengacu pada 1,5 m saja.
metoda kurva spesies area. Jumlah diang- Sketsa plot tumbuhan bawah diten-
gap cukup apabila jumlah jenis yang tukan dengan pertimbangan bahwa kebun
didapatkan tidak bertambah dengan ber- kelapa sawit seragam dengan jarak tanam
tambahnya jumlah kuadrat (Wiryono, 8 m x 8 m, lokasi relatif datar dan waktu
2009). pengambilan data sama.
Sampel yang merambat tetap dihitung
meskipun batang pokoknya tidak berada di Analisis Data
dalam plot, sedangkan batang yang tegak Analisis data untuk mengetahui gam-
hanya dihitung apabila batang pokok be- baran tentang komposisi jenis dan data
rada di dalam plot. Semua jenis herba ter- ekologi tumbuhan bawah, dilakukan perhi-
masuk rumput tidak dibatasi tingginya, tungan terhadap parameter yang meliputi
sedangkan untuk perdu hanya yang indeks nilai penting (INP), indeks keraga-
man jenis (H’), indeks kemerataan jenis
(E) dan indeks kesamaan komunitas (ISE).

HASIL DAN PEMBAHASAN Kurva species area menggambarkan


komposisi jenis dan penutupan tumbuhan
Komposisi Jenis Tumbuhan Bawah bawah di sawit tua (TM) dan sawit muda
Penelitian ini dilakukan di dua kondisi (TI) dapat diihat pada Gambar 3. Jumlah
kebun kelapa sawit yang berbeda yaitu plot adalah 40 dengan luas plot sebesar 40
sawit tua (TM) dan sawit muda (TI). Ke- m2, dengan luas minimum 31 m2 tidak
bun sawit tua (TM) ditemukan tumbuhan mengalami penambahan jenis lagi diang-
bawah sebanyak 20 jenis dan 12 famili. gap sudah mewakili kondisi jenis di lapan-
Kebun kelapa sawit yang muda (TI), tum- gan
buhan bawah yang ditemukan yaitu 20 Intensitas cahaya yang diperoleh pada
jenis dan 14 famili. Perbandingan Kompo- kebun sawit tua (TM) paling rendah
sisi jenis tumbuhan bawah yang berada di dibandingkan sawit muda (TI). Berturut-
kebun kelapa sawit tua (TM) dan kebun turut pada TM dan TI sebesar 5166 dan
kelapa sawit muda (TI) yang memiliki 7266 lx. Hal ini akan mempengaruhi jenis
jenis yang sama sebanyak 7 jenis dengan tumbuhan bawah yang tumbuh. Jenis yang
penutupan jenis tertinggi ditunjukkan oleh dominan adalah rumput yang berdaun
Axonopus compressus. sempit seperti A. compresus yang tumbuh
Jumlah jenis dan jumlah famili tum- paling banyak daripada jenis lain. Insten-
buhan bawah disajikan dalam Gambar 2. sitas cahaya yang rendah akan mengurangi
Hal ini dapat terjadi karena jenis yang keragaman jenis di TM sehingga A. com-
tumbuh di dua kondisi kebun kelapa sawit presus yang bersifat sangat adaptif ter-
ini diduga memiliki sifat yang mudah hadap semua kondisi lingkungan akan
tumbuh di berbagai keadaan lingkungan mendominasi di lahan tersebut.
dan jenis tanah. Jenis tumbuhan bawah
yang hanya terdapat pada TM sebanyak 7
jenis dan pada TI sebanyak 11 jenis. Jenis-
jenis tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 65


ISSN:2302 - 6715

14,5 14
25
20 20 14

Jumlah Famili
20 13,5
Jumlah Jenis

13
15
12,5 12
10 12
5 11,5
11
0 TM TI
TM TI
Kondisi kebun Sawit
Kondisi kebun Sawit
(b)
(a)
Gambar 2. Komposisi tumbuhan bawah di TM dan TI berdasarkan (a) Jenis tumbuhan
bawah, (b) Famili tumbuhan bawah

Tabel 1. Komposisi jenis tumbuhan bawah pada kebun kelapa sawit tua (TM) dan
kebun kelapa sawit muda (TI)
PENUTUPAN (%)
NAMA JENIS
TM TI
Axonopus compressus 3283 1567
Cyperus kyllingia 43 1430
Nephrolepis biserata 83 6
Asystasia indica 14 36
Stachytarpheta indica 67 53
Colocasia esculenta 36 36
Elaeis guineensis 7 20
Imperata cylindrica - 414
Spermacoce latifolia - 13
Synedrella nudiflora 1 -
Desmodium canadense 4 -
Ageratum conyzoides 3 -
Pylanthus urinaria 9 -
Cyperus rotundus 1 -
Eragrostis tenella 50 -
Eleusine indica - -
Mimosa pudica - -
Hyptis rhomboidea - -
Ludwigia hyssopifolia - -
Hyptis suaveolens - -
Peperomia pellucida - -
Fimbristylis miliacea - -
Tetracera scardens - -
Croton hirtus - -

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 65


ISSN: 2302-6715

Sida rhombifolia - -
Mikania micrantha - -
Sida acuta - -
Thirumfetta rhomboidea - -
Elepanthopus scaber - -
Vernonia cinerea - -
Mucuna cochinchinensis - 675
Scleria bancana - 453
Dicranopteris linearis - 347
Mucuna pruriens - 134
Clidemia hirta - 57
Chromolaena odorata - 31
Melastoma malabathricum - 23
Setaria barbata - 11
Leptochloa chinensis - 5
Tetracera indica - 5
Centella asiatica - 1
Hyptis capitata 90 -
Acroceras macrum 24 -
Oxalis barrelieri 7 -
Desmodium triflorum 4 -
Mimosa pigra 2 -
Galinsoga parviflora 1 -
Eclipta prostrate 1 -
Jumlah 3730 5317

Dominansi Jenis Tumbuhan Bawah menunjukkan INP paling tinggi merupa-


Jenis-jenis tumbuhan bawah yang ada kan jenis yang paling dominan dalam sua-
di tiga kebun kelapa sawit yaitu jenis A. tu komunitas (Pananjung, 2013).
compressus, C. kyllingia, A. indica, E. Tumbuhan bawah yang dominan pada
guineensis, N. biserata, S. indica dan C. kebun kelapa sawit yang tua (TM). Jenis
esculenta. Jenis yang paling dominan yang paling dominan yaitu jenis rumput
adalah A. compressus dengan INP gajah mini (Axonopus compressus) dengan
130,238% di bawah tanaman INP sebesar 130,238%. Kebun kelapa
menghasilkan (TM). Jenis dominan pada sawit yang sudah diinfus (TI) menunjuk-
suatu komunitas adalah jenis yang dapat kan jenis rumput gajah mini (Axonopus
beradaptasi dan memanfaatkan lingkungan compressus) sebagai spesies tumbuhan
yang ditempatinya secara efisien daripada bawah paling dominan dengan nilai INP
jenis-jenis lainnya sebesar 42,237%.
Jenis-jenis dominan digunakan pa-
rameter Indeks Nilai Penting (INP)

66 Volume 7 Nomor 2, Agustus 2018


ISSN:2302 - 6715

35
Jumlah Jenis 30
25
20
15 TM
10
TI
5
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

Luas Plot (m2)

Gambar 3. Kurva species area pada kebun kelapa sawit tua (TM) dan kebun kelapa
sawit muda (TI)

Jenis-jenis dominan digunakan pa- teduh, sering membentuk tikar tebal di


rameter Indeks Nilai Penting (INP) bawah padat pohon kanopi. Tumbuhan ini
menunjukkan INP paling tinggi merupa- dianggap sebagai penutup tanah yang baik
kan jenis yang paling dominan dalam sua- di bawah perkebunan kelapa sawit dan ka-
tu komunitas (Pananjung, 2013). Tum- ret (Novitria, 2014).
buhan bawah yang dominan pada kebun Jenis Cyperus kyllingia merupakan
kelapa sawit yang tua (TM). Jenis yang herba menahun yang memiliki akar rim-
paling dominan yaitu jenis rumput gajah pang pendek, merayap. Batang bersegi tiga
mini (Axonopus compressus) dengan INP tajam. Daun bentuk garis, sempit berlunas,
sebesar 130,238%. Kebun kelapa sawit dan lebarnya 2-4 mm. Bunga berupa
yang sudah diinfus (TI) menunjukkan jenis bongkol semu berbentuk bola telur atau
rumput gajah mini (Axonopus compressus) bulat memanjang, berwarna putih dengan
sebagai spesies tumbuhan bawah paling anak bulir yang tersusun spiral. Buah bulat
dominan dengan nilai INP sebesar memanjang, sedikit gepeng, coklat muda,
42,237%. dan berjerawat halus (Kasmo, 1986).
Axonopus compresus adalah salah satu Tumbuhan ini umumnya dijumpai pada
jenis rumput dengan famili Poaceae dan daerah terbuka seperti tempat pembu-
berasal dari Amerika Selatan. Tumbuhan angan, tepi jalan, yang merupakan tum-
bawah ini tumbuh menyebar di seluruh buhan bawah pertanian yang potensial.
Indonesia. Habitat jenis ini yaitu di lahan Kondisi terbaik untuk pertumbuhan C.
yang kering, pada dataran rendah sampai kyllingia dengan suhu rata-rata 250C. Um-
dataran tinggi lebih kurang 1400 mdpl ser- bi teki mampu berkecambah pada suhu 10o
ta tumbuh baik di tempat terbuka atau ter- – 40oC. pH tanah untuk menumbuhkan
lindung. Persyaratan tumbuh jenis ini, rumput teki berkisar antara 4–7,5
dapat tumbuh baik pada tanah yang ber- (Moenandir, 1993). Perkembangbiakan C.
pasir atau berpasir lempung tanah, tetapi kyllingia dengan biji dan rimpang (Kasmo,
juga untuk tanah liat dan gambut, berkem- 1986).
bang di tanah yang terlalu subur. Terbaik
di tanah asam dengan pH (5-7), klorosis Jenis asing dan jenis asli
besi di atas pH 7. Toleransi rendah salini- Kebun kelapa sawit yang tua (TM)
tas (<4 dS/m). Umumnya ditemukan di menunjukkan 15 jenis tumbuhan asing dan
daerah dengan curah hujan tahunan dari 5 jenis asli. Jenis asing memiliki jenis
800-5000 mm. Jenis ini biasanya A.compressus yang berasal dari Amerika
ditemukan di daerah subtropis dan tropis Selatan dengan INP sebesar 130,238%.
dataran tinggi, tampaknya menjadi yang Sebagai spesies dominan dengan INP
terbaik disesuaikan dengan daerah tropis sebesar 9,574% Spesies Cyperus kyllingia
dataran rendah. Tumbuh baik di tempat

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 67


ISSN: 2302-6715

merupakan spesies asli yang dominan yang Indeks kesamaan komunitas (ISE)
berasal dari Asia. artinya membandingkan komposisi jenis
Kebun kelapa sawit yang muda (TI) tumbuhan yang berada di dua komunitas.
terdiri dari jenis asing dan asli. Jenis asing Menurut Istomo dan Kusmana (1997), jika
yang dominan dengan sebanyak 12 buah nilai ISE < 75% maka dua komunitas yang
dengan jenis yang dominan yaitu Axo- dibandingkan dianggap berbeda, dan jika
nopus compressus yang berasal dari nilai ISE ≥ 75% maka kedua komunitas
Amerika selatan dengan INP sebesar yang dibandingkan dianggap sama. Jenis-
42,237 %. Jenis asli terdiri dari 8 jenis jenis yang ditemukan pada kedua tanaman
dengan jenis yang dominan adalah tersebut dapat membantu perbaikan stuktur
Cyperus kyllingia dari Asia dengan INP tanah sehingga dapat membantu regenerasi
sebesar 40,192 %. pertumbuhan berikutnya. Indeks kesamaan
komunitas ditunjukkan pada Tabel 3.
Analisis Keragaman Tumbuhan Bawah Indeks kesamaan antara kebun sawit
Suatu komunitas dikatakan memiliki tua (TM) dan kebun sawit yang muda (TI)
keragaman jenis yang tinggi jika komuni- paling rendah karena diduga tumpukan
tas itu disusun oleh banyak jenis. Keraga- seresah akibat peluruhan pelepah maupun
man jenis tumbuhan ditunjukkan dengan daun-daun sawit pada TI menyebabkan
indeks keragaman jenis (H’). Nilai banyaknya jenis tumbuhan bawah yang
keragaman jenis pada kebun kelapa sawit mati. Faktor lain yang mempengaruhi yai-
yang sudah diinfus (TI) lebih tinggi tu penutupan tajuk pada kedua kondisi ke-
dibandingkan kebun kelapa sawit yang lain bun ini juga lebih tertutup sehingga cahaya
dapat dilihat pada Tabel 2. Kemerataan matahari yang masuk lebih sedikit dan
jenis dianggap maksimum jika semua jenis mengakibatkan dapat menekan pertum-
memiliki jumlah individu yang sama. buhan dormansi jenis tumbuhan bawah.
Kemerataan jenis terjadi jika terdapat be- Berdasarkan hasil analisis tanah, kondisi
berapa jenis hidup bersama dalam satu pH tanah merupakan hal yeng menonjol.
habitat (Pananjung, 2013). Pada kondisi sawit TM 5,8 sedangkan ut-
nuk TI cukup jauh perbedaannya yaitu 4,5
Kesamaan komunitas (ISE) tumbuhan sehingga lebih asam.
bawah

Tabel 2. Indeks Keragaman Jenis (H’), Indeks Kemerataan Jenis (E) Tumbuhan Bawah
di Bawah Kebun Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM), Sawit Yang
Sudah Diinfus (TI) dan Sawit Menghasilkan (TM)
No Kondisi Sawit H’ E
1 Sawit menghasilkan (TM) 0,637 0,212
2 Sawit sudah diinfus (TI) 1,94 0,648

KESIMPULAN kebun kelapa sawit yang muda (TI)


Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 8
: jenis asli dan 12 jenis asing.
1. Komposisi tumbuhan bawah yang 2. Tingkat keragaman jenis tumbuhan
tumbuh pada tiga kondisi kebun kelapa bawah (H’) pada kebun kelapa sawit
sawit di PT Bio Nusantara Teknologi yang berada di PT. Bio Nusantara
yaitu pada kebun kelapa tua (TM) Teknologi tergolong rendah dengan be-
ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 5 saran masing-masing pada TI dengan
jenis asli dan 15 jenis asing dan pada nilai 1,94 dan TM sebesar 0,637. Jenis

68 Volume 7 Nomor 2, Agustus 2018


ISSN:2302 - 6715

yang mendominasi pada ketiga kondisi Mucuna bracteata. Hal 357-361.


kebun kelapa sawit adalah Axonopus Prosiding Seminar Nasional Lahan
compressus dengan INP 130,238% Suboptimal 2014. Palembang. 26-27
(TM) dan 42,237% (TI). September 2014.
Pananjung, W.G. 2013. Keanekaragaman
DAFTAR PUSTAKA jenis tumbuhan bawah pada tegakan
Istomo dan Kusmana C. 1997. Penuntun sengon buto (enterolobium
Praktikum Ekologi Hutan. cyclocarpum griseb.) dan trembesi
Laboratorium Ekologi Hutan. Fakultas (samanea saman merr.)
Kehutanan. Institur Pertanian Bogor. di lahan pasca tambang batubara Pt
Bogor. Kitadin, Embalut, Kutai Kartanegara,
Kasmo. 1986. Beberapa gulma penting Kalimantan Timur. Skripsi. Fakultas
pada tanaman pangan dan cara Kehutanan Departemen Silvikultur.
pengendaliannya. Direktorat Jendral Institut Pertanian Bogor, Bogor (tidak
Pertanian Tanaman Pangan. Jakarta. dipublikasikan).
Moenandir, J. 1993. Pengantar ilmu dan Syahputra., E, Sarbino., dan S. Dian. 2011.
pengendalian gulma. PT Raja Weeds assessment di perkebunan
Grafindo Persada . Jakarta kelapa sawit lahan gambut. Jurnal
Novitria, B.L. 2014. Pertelaan Axonopus Tek. Perkebunan & PSDL vol 1 : 37-
compressus. 42.
file:///E:/Briskha_Lejar_Novitria's%20 Wiryono. 2009. Ekologi hutan. Universitas
Blog.html (5 April 2018) Bengkulu Press. Bengkulu.
Nursyiwan. 2014. Optimalisasi lahan
suboptimal melalui penanaman

NATURALIS – Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 69

Anda mungkin juga menyukai