Anda di halaman 1dari 6

JURNAL HUTAN LESTARI (2015)

Vol. 3 (2) : 259 – 264

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (NEPENTHES SPP)


DI KAWASAN HUTAN BUKIT BELUAN KECAMATAN HULU GURUNG

Study On Diversity Of Kantong Semar Plants (Nepenthes spp) In Forest Hill


District Beluan Upstream Gurung

M. Khairil, Iswan Dewantara, Tri Widiastuti


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
Email : erielborneo@gmail.com

ABSTRACT
This research was conducted in order to determine Nepenthes species diversity that exist in the
area of Forest Hill Beluan Kapuas Hulu. While the benefits of the research are expected to
provide basic information about the existence of the types of pitcher plants. This study uses a
field survey techniques with a single swath method, laying swath done intentionally, to locations
in peat areas and areas ultisol. Observation plot size of 40 x 40 m, which plots the observations
made into a continuous plot measuring 20 x 20 m. From the research, there are 3 types of
pitcher plants Nepenthes gracillis ie, Nepenthes Nepenthes mirabilis Druce and rafflesiana
Jack, the number of species Nepenthes 296 individuals, the type most commonly found are
Nepenthes gracillis. The calculation of peat found two types consisting of 49 individuals and the
land ultisol found 3 types consisting of 247 individuals.

Keywords : Nepenthes gracillis, Nepenthes mirabilis Druce, Nepenthes rafflesiana Jack,


diversity, dominancy

PENDAHULUAN Kantong semar dapat tumbuh dan


Hutan adalah salah satu sumberdaya hidup pada berbagai habitat mulai dari
alam yang penting bagi kehidupan umat pantai, gunung kapur sampai hutan lebat,
manusia. Di dalam hutan terdapat struktur baik di dataran rendah maupun di dataran
komplek yang akan menciptakan tinggi serta di tempat terbuka yang
lingkungan sedemikian rupa sehingga gersang, rawa-rawa, bahkan di puncak
beranekaragam jenis tanaman tumbuh di pohon. Eksploitasi kantong semar
dalamnya, diantara tanaman yang tumbuh (Nepenthes spp) untuk kepentingan
di dalam hutan tersebut salah satunya ekonomi dan degradasi hutan mengancam
adalah kantong semar (Nepenthes spp). habitat alami dari kantong semar
Tumbuhan yang termasuk dalam (Nepenthes spp). Hal ini sangat
golongan tumbuhan liana (merambat) di memprihatinkan karena habitatnya yang
tanah ataupun di reranting pohon, terancam dari kebakaran, kegiatan
berumah dua, serta bunga jantan dan pembalakan, pembukaan lahan, dan
betina terpisah pada individu yang konversi lahan (Anonim, 2005). Kawasan
berbeda. Tumbuhan ini digolongkan Hutan Bukit Beluan merupakan kawasan
sebagai tumbuhan karnivora dan yang dilindungi oleh pemerintah,
umumnya hidup pada tanah miskin hara memiliki keanekaragaman hayati yang
(Firawanti, 2007). unik serta mempunyai peran penting
secara nasional maupun internasional.

259
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

Dalam rangka melestarikan kantong 2. Indeks Dominansi (C) dengan


semar (Nepenthes spp) perlu adanya menggunakan rumus (Odum, 1993)
pengetahuan penunjang seperti ekologi, sebagai berikut :
fisiologi dan silvikultur. Sebagai langkah n 2
C=∑( )
awal yang perlu diteliti adalah aspek N
ekologi. Hal ini dimaksudkan untuk Dimana :
menentukan keanekaragaman jenis C = Indeks dominansi
kantong semar yang ada di alam, Ni = Jumlah individu
terutama yang terdapat di Kawasan Hutan N = Jumlah individu seluruh species
Bukit Beluan. Penelitian ini bertujuan 3. Indeks keanekaragaman Jenis ( )
untuk mengetahui keanekaragaman jenis dapat ditentukan dengan rumus
kantong semar (Nepenthes spp) yang ada (Odum, 1993) sebagai berikut:
di dalam kawasan Hutan Bukit Beluan ni ni 2
=-∑( log )
Kalimantan Barat Kabupaten Kapuas N N
Hulu. Sedangkan manfaatnya adalah Dimana :
diharapkan dapat memberi informasi Indeks keanekaragaman jenis
dasar tentang keberadaan jenis-jenis keseluruhan
ni = Jumlah individu
kantong semar (Nepenthes spp) yang ada N = Jumlah individu seluruh species
di alam, yaitu didalam Kawasan Hutan
Bukit Beluan dalam rangka pengelolaan 4. Indeks Kelimpahan Jenis (e) dengan
dan perlindungan nya agar lestari. menggunakan rumus (Odum, 1993)
sebagai berikut:
METODOLOGI PENELITIAN e=
logs
Penelitian ini dilaksanakan di Hutan
Dimana :
Bukit Beluan Kabupaten Kapuas Hulu e = Indeks kelimpahan jenis
Kalimantan Barat. Penentuan petak = Indeks keanekaragaman jenis
pengamatan menggunakan teknik survey s = jumlah dari jenis
lapangan dengan metode petak tunggal 5. Indeks Morisita dengan menggunakan
dan ukuran petak yang di gunakan adalah rumus (Michael, 1990) sebagai
40 x 40 m, dimana dibuat sub petak berikut:
berukuran 20 x 20 m. Petak pengamatan N ∑ x2 - ∑ x
diletak secara sengaja pada lokasi yang Is =
)∑ x (2 - ∑ x
banyak terdapat Nepenthes, masing- Dimana :
masing lokasi yaitu di daerah rawa dibuat Is = Indeks Morisita
2 ulangan dan di daerah kering dibuat N = Jumlah seluruh jenis kantong semar
sebanyak 3 ulangan. Analisis data yang X = Jumlah individu per jenis kantong
dilakukan dengan rumus sebagai berikut : semar

1. Indeks Nilai Penting dengan rumus:


HASIL DAN PEMBAHASAN
INP = KR + FR
Berdasarkan hasil penelitian di
Dimana : INP = Indeks Nilai Penting
KR = Kerapatan Relatif lapangan, ditemukan 3 jenis kantong
FR = Frekuensi Relatif semar yaitu Nepenthes gracillis,

260
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

Nepenthes mirabilis Druce dan Nepenthes Berdasarkan jumlah komposisi jenis


rafflesiana Jack, dengan jumlah kantong kantong semar yang ditemukan pada
semar 296 individu. Hasil perhitungan masing-masing habitat terdapat
pada petak pengamatan di tanah gambut perbedaan jumlah dan jenisnya.
ditemukan 2 jenis yang terdiri dari 49 Perbedaan komposisi ini karena adanya
individu yaitu : Nepenthes gracillis dan perbedaan tempat tumbuh oleh kondisi
Nepenthes rafflesiana Jack. Jenis yang habitat antara lain vegetasi, suhu,
paling banyak ditemukan adalah kelembaban intensitas cahaya matahari.
Nepenthes gracilis, sebanyak 42 individu, Menurut Muller dan Ellenberg dalam
sedangkan jenis yang paling sedikit Haryani (1999) dinyatakan bahwa
ditemukan adalah Nepenthes rafflesiana pertumbuhan dan perkembangan yang
Jack, sebanyak 7 individu. Hasil cepat terjadi pada kondisi lingkungan
perhitungan pada petak pengamatan di yang optimal dan adanya kesesuaian
tanah ultisol ditemukan 3 jenis yang habitat.
terdiri dari 247 individu yaitu :
1. Indeks Nilai Penting (INP)
Nepenthes gracilis, Nepenthes mirabilis Hasil perhitungan INP jenis kantong
Durce dan Nepenthes rafflesiana Jack. semar di kawasan tanah ultisol dan
Jenis yang paling banyak ditemukan kawasan tanah gambut di Kawasan Hutan
adalah Nepenthes gracilis, sebanyak 186 Bukit Beluan dapat dilihat pada Tabel 1.
individu, sedangkan jenis yang paling
sedikit ditemukan adalah Nepenthes
rafflesiana Jack, sebanyak 21 individu.
Tabel 1. INP Kantong Semar pada Tanah Ultisol dan Tanah Gambut pada Kawasan
Hutan Bukit Beluan (INP Kantong Semar on Ultisol Soil and Peat Soil in the
Forest Area of the Hill Beluan)
No Tempat Tumbuh Jenis KR FR INP (%)

1 Tanah Ultisol N. gracilis 75,304 48,008 123,312


N. mirabilis Durce 16,194 32,021 48,215
N. rafflesiana Jack 8,502 20,019 28,521
2 Tanah Gambut N. gracilis 85,714 66,667 152,381
N. rafflesiana Jack 14,286 33,333 47,619
Berdasarkan Tabel diketahui INP pada jenis Nepenthes rafflesiana Jack
yang tertinggi pada kawasan tanah ultisol sebesar 47,619 %.
pada jenis Nepenthes gracillis sebesar Hasil penelitian menunjukan bahwa
123,312 % sedangkan yang terkecil pada di daerah ultisol dan gambut jenis
jenis Nepenthes rafflesiana Jack dengan Nepenthes gracillis terdapat dalam
nilai sebesar 28,521 %. Pada kawasan jumlah yang besar dan mampu hadir pada
tanah gambut memiliki nilai INP tertinggi setiap petak pengamatan dibandingkan
pada jenis Nepenthes gracillis sebesar jenis kantong semar lainnya. Odum
152,381 % dan yang terkecil terdapat (1993) menjelaskan bahwa suatu jenis
dapat dikatakan dominan apabila jenis

261
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

yang bersangkutan terdapat dalam jumlah dapat ditentukan berdasarkan pada hasil
yang besar, tersebar merata pada suatu perhitungan nilai Indeks Dominansi (C),
daerah. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) dan
Indeks Kelimpahan Jenis (e).
2. Indeks Dominansi, Keanekaragaman
Jenis dan kelimpahan Jenis Berdasarkan hasil perhitungan maka
Pola pemusatan dari keanekara- diperoleh nilai-nilai tersebut di atas untuk
gaman jenis kantong semar untuk tiap-tiap kawasan tempat tumbuh yang
masing-masing kawasan tempat tumbuh selengkapnya tersebut pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar Nilai Indeks Dominasi (c), Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) dan
Indeks Kelimpahan Jenis (e) pada Berbagai Tempat Tumbuh (List of
Dominance Index Value (c), Diversity Index (H ') and the Abundance Index
Type (e) in Various Places to Grow)
No Tempat Tumbuh C (H’) e

1 Tanah Ultisol 0,459 0,399 0,837


2 Tanah Gambut 0,638 0,238 0,791

Hasil pengamatan yang dilakukan pengamatan sangat rendah hal ini dapat
memiliki indeks dominansi tertinggi dilihat dari indeks masing-masing
terdapat pada tempat tumbuh tanah kawasan lebih kecil dari satu atau (H’ ˂
gambut (C = 0,638), merupakan jenis 1). Ini menunjukan bahwa jenis kantong
yang paling mampu menyesuaikan diri semar yang ditemukan pada petak
terhadap kondisi lingkungan secara pengamatan relatif sama dan tidak
optimal. Dari hasil tersebut menunjukan beranekaragam jenis.
bahwa dari semua habitat daerah yang Untuk nilai indeks kelimpahan jenis
berbeda pada lokasi penelitian dalam yang terbesar terdapat pada kawasan
keadaan stabil atau tidak terganggu untuk tanah ultisol sebesar 0,837. Hal ini
semua tempat tumbuh yang berarti tidak menunjukan bahwa kelimpahan jenis
ada jenis yang mendominansi jenis yang ada hampir merata ini ditunjukan
lainnya karena nilai hasil perhitungan dengan nilai e ˂ 1. Hal ini diduga bahwa
Nilai Indeks Dominansi masih ˂ 1. Jenis kondisi lingkungan didalam hutan
kantong semar yang mempunyai tersebut cenderung untuk membatasi
kemampuan tumbuh yang cukup baik dan berlimpahnya jenis tertentu, dengan
dapat hadir pada kedua tempat tumbuh demikian mempersulit banyaknya jenis
baik di tanah ultisol maupun di gambut untuk menambah populasinya. Seperti
adalah jenis Nepenthes gracillis. yang dikemukakan oleh Lowe Mc Connel
Sedangkan nilai indeks (1969) dalam Ewusie (1990) bahwa
keanekaragaman jenis yang terbesar interaksi dalam bentuk persaingan sangat
terdapat pada tanah ultisol sebesar 0,399. penting dalam mempengaruhi keberadaan
Berdasarkan data tersebut bahwa serta kelimpahan jenis. Dengan adanya
keanekaragaman jenis pada petak persaingan dari tumbuhan lain yang ada

262
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

disekitarnya sehingga memungkinkan Nepenthes gracillis (Is = 1,107),


kelimpahan jenisnya tidak merata. Nepenthes mirabilis Durce (Is = 1,236)
dan Nepenthes rafflesiana Jack (Is =
3. Indeks Morisita
1,081), untuk lebih jelas dapat dilihat
Penyebaran jenis kantong semar
pada Tabel 3.
pada tanah ultisol berkelompok yaitu
Tabel 3. Hitungan Indeks Morisita Jenis Kantong Semar Pada Tanah Ultisol di
Kawasan Hutan Bukit Beluan Kabupaten Kapuas Hulu (Morisita Indek
Count type of Kantong Semar Ultisol Soil in Forest Area of the Hill Beluan
Regency Kapuas Hulu)
No Jenis Individu Tanah Ultisol
1 Nepenthes gracillis 186 Is = 1,107
2 Nepenthes mirabilis Durce 40 Is = 1,236
3 Nepenthes rafflesiana Jack 21 Is = 1,081
Total 247

Sedangkan pada habitat tanah (Is = 1,279) dan Nepenthes rafflesiana


gambut dapat di ketahui pola Jack (Is = 1,048), dapat dilihat pada
penyebaran kantong semar adalah Tabel 4.
berkelompok yaitu : Nepenthes gracillis
Tabel 4. Hitungan Indeks Morisita Jenis Kantong Semar Pada Tanah Gambut di
Kawasan Hutan Bukit Beluan Kabupaten Kapuas Hulu (Morisita Indek Count
type of Kantong Semar on Peat Soil in Forest Area of the Hill Beluan
Regency Kapuas Hulu)
No Jenis Individu Tanah Gambut
1 Nepenthes gracillis 42 Is = 1,279
2 Nepenthes rafflesiana Jack 7 Is = 1,048
Total 49

Penyebaran kantong semar di Keberadaan jenis secara


Kawasan Hutan Bukit Beluan secara berkelompok disebabkan oleh hubungan
umum terjadi secara kelompok karena saling membutuhkan sehingga
hampir di setiap kawasan penelitian mengurangi kompetisi diantara merekan
ditemukan semua jenis yang relatif sama tetapi membuat setiap jenis menjadi lebih
pada setiap petak pengamatan. Karena baik terhadap jenis lain. Menurut Lovelles
hampir semua jenis seperti Nepenthes (1983) dalam Andreas (2009)
gracillis, Nepenthes rafflesiana Jack menyatakan bahwa berbagai jenis
merupakan jenis yang mampu hidup pada vegetasi yang berbeda dapat bersama
berbagai tipe habitat hutan di daerah dalam komunitas adalah karena kisaran
ultisol maupun daerah gambut. toleransinya terletak dalam cakupan pada
batas lingkungan suatu tempat tertentu.

263
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (2) : 259 – 264

KESIMPULAN penelitian lebih lanjut tentang habitat


Kesimpulan kantong semar serta perlu dibuat suatu
Berdasarkan hasil penelitian dan kawasan khusus untuk pengembangan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan kantong semar dan perlu adanya usaha
sebagai berikut : pengendalian kegiatan oleh msyarakat di
1. Berdasarkan hasil penelitian di sekitar Kawasan Hutan Bukit Beluan
Kawasan Hutan Bukit Beluan mengingat aktivitas masyarakat untuk
Kecamatan Hulu Gurung terdapat 3 memanfaatkan semberdaya alam semakin
jenis kantong semar yaitu N.gracillis, meningkat.
N. mirabilis Durce dan N. Rafflesiana
Jack dengan jumlah total 296 DAFTAR PUSTAKA
individu, jenis yang paling banyak Andreas. 2009. Studi Keanekaragaman
ditemukan adalah N. gracillis. Jenis Tegakan Penyusun Tembawang
2. Berdasarkan nilai Indeks Dominansi di Dusun Tapang Sambas – Tapang
pada kedua kawasan daerah ultisol Kemayau Keca-matan Sekadau Hilir
dan daerah gambut tidak ada jenis Kabupaten Sekadau. Fakultas
Kehutanan Universitas Tanjungpura,
yang mendominansi jenis lainnya
Pontianak.
karena hasil perhitungan Nilai Indeks
Anonim. 2005. Rekalkulasi Penutupan
Dominansi masih ˂ 1.
Lahan Indonesia Tahun 2005.
3. Indeks Keanekaragaman Jenis pada Departemen Kehutanan RI. http : //
daerah ultisol dan gambut www.dephut.go.id diakses tanggal 28
menunjukan bahwa tidak banyak Maret 2013.
jenis Nepenthes yang terdapat dalam Ewusie, J.Y. 1990. Ekologi tropika.
kedua kawasan tersebut, hal ini Penerbit ITB. Bandung.
dapat dilihat dari indeks masing- Firawanti, 2007. Kantong Semar nan
masing kawasan lebih kecil dari satu Unik. http://firawantihayden.
atau (H’ ˂ 1). blogspot. com/2007/09/kantong-
4. Indeks Kelimpahan Jenis pada semar.html. Akses tanggal 28 Maret
daerah ultisol dan daerah gambut 2013.
menunjukan bahwa pada lokasi Haryani, S. 1999. Studi Keanekaragaman
penelitian seluruh jenis yang ada Dan Komposisi Jenis Anggrek di
Gunung Raya Dalam Kawasan
hampir merata, ditunjukan dengan
Cagar Alam Raya-Pasi Kabupaten
nilai e ˂ 1. Sambas. Skripsi Fakultas Pertanian
5. Nilai Indeks Morisita di Kawasan Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Hutan Bukit Beluan di daerah kering Michael, P. 1990. Metode Ekologi Untuk
maupun daerah rawa secara Penyelidikan Ladang dan
keseluruhan tersebar secara Laboratorium. UIP. Jakarta.
berkelompok karena memiliki nilai Odum, E, P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.
Indeks Morisita (Is) ˃ 1. Terjemahan Tjahjono Samingan,
Gadjah Mada University Press,
Saran Yogyakarta.
Untuk meningkatkan pengetahuan
tentang kantong semar perlu dilakukan

264

Anda mungkin juga menyukai