Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Mekanisme Isolasi”

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Evolusi”

Disusun Oleh:

Kelompok 4:
MIKE NOVELDA Nim:1610204038
SESI ZAPELLA Nim:1610204147
JURIAMI
WIWIN
RESKI
WINDRA
Dosen Pengampu:

DHARMA FERRY, M.pd.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI

JURUSAN TARBIYAH TADRIS BIOLOGI

TAHUN AKADEMIK 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda habibillah muhammad SAW yang telah membawa
kaumnya dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan pengetahuan
yang luar biasa seperti saat ini. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang
pola struktur dan fungsi organel Mekanisme Isolasi

Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada


mahasiswa jurusan tarbiyah IAIN Kerinci. Dan tentunya makalah ini jauh dari
sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing kami minta masukannya guna
memperbaiki karya-karya kami di waktu waktu mendatang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Pengertian mekanissme isolasi ...................................................................2

B. Macam-macam meknisme isolasi ...............................................................2

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................6

B. Saran .............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mekanisme Isolasi menurut Futuyama. 1981 dalam bukunya
Evolutionary Biologi adalah karakteristik biologi yang menyebabkan
spesies simpatrik (yang menempati daerah geografi yang sama atau saling
menutup dengan daerah persebaran geografi) tetap bertahan (eksis),
misalnya mempertahankan gene pool yang terbatas

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mekanisme isolasi
2. Apa saja macam-macam dari isolasi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mekanisme Isolasi


Isolasi merupakan faktor yang penting dalam perubahan genetis dan
dapat pula melahirkan spesies yang berbeda. Secara singkat, dalam satu
populasi spesies hewan atau tumbuhan yang sama dapat dibagi dalam dua atau
lebih populasi. Selanjutnya populasi tersebut akan mudah berkembang
menjadi dua atau lebih spesies yang berbeda secara nyata, ketika populasi itu
terpisah dalam isolasi genetis untuk jangka waktu yang lama.
Mekanisme Isolasi menurut Futuyama. 1981 dalam bukunya
Evolutionary Biologi adalah karakteristik biologi yang menyebabkan spesies
simpatrik (yang menempati daerah geografi yang sama atau saling menutup
dengan daerah persebaran geografi) tetap bertahan (eksis), misalnya
mempertahankan gene pool yang terbatas.

B. Macam-Macam Mekanisme Isolasi


1. Isolasi Geografi
Isolasi geografi Merupakan penyimpangan yang menuju
pembentukan spesies disebabkan adanya pencegahan “gene flow” diantara
dua sistem populasi yang berdekatan, dan pencegahan ini disebabkan
faktor luar (ekstrinsik) yakni faktor geografi.
Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal
dalam proses spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi
dari spesies yang sama masih dalam hubungan langsung maupun tidak
langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi di
dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga
menyebabkan variasi intraspesies.
Terdapat tiga alasan mengapa sistem populasi yang terpisah
geografis akan mengalami penyimpangan sejalan dengan waktu, yakni:
a. Adanya kemungkinan bahwa kedua system populasi yang terpisah
mempunyai frekuensi gen permulaan yang berbeda sehingga kedua

2
populasi tersebut mencapai potensi genetis yang berbeda sejak saat
pemisahannya maka dimasa yang akan datang mengalami jalan yang
berbeda.
b. populasi yang terpisah mengalami mutasi yang berbeda, mutasi
tersebut terjadi secara random dan besar kiemungkinan beberapa
mutasi yang terjadi didalam satu bagian populasi yangterpisah
sedangkan bagian lain tidak mengalami mutasi.
c. Penyimpangan populasi yang terpisah itu juga dikarenakan adanya
tekanan seleksi dari sekeliling yang berbeda-beda karena menempati
keadaan yang berbeda pula. Sedangkan kemungkinan kedua tempat
tersebut mempunyai keadaan yang sama adalah kecil.
d. yang menyebabkan pergeseran susunan genetis atau genetic drift
merupakan faktor yang penting dalam populsai kecil. Misalnya jika
beberapa individu mulai membentuk koloni baru. Penghalang atau
barrier yang dapat memulai adanya pemisahan tempat adalah
bermacam-macam. Suatu baarier adalah keadaan fisik atau ekologis
yang mencegah terjadinya perpindahan melewati batas tersebut, dari
suatu spesies tertentu. Suatu barrier suatu spesies belum tentu barrier
bagi spesies lain.
2. Isolasi Reproduktif
Isolasi reproduktif merupakan isolasi yang mencegah
bercampurnya dua populasi atau mencegah interbreeding jika kedua
populasi itu berkumpul kembali setelah batas pemisah lenyap (isolasi
intrinsik).
Isolasi Reproduktif dibedakan Berdasarkan Apakah Isolasi
Reproduktif terjadi Sebelum atau Sesudah Fertilisasi, yaitu: a)
Penghalang Prazigotik (Prezygotic Barrier) merupakan penghalang
sebelum terjadinya fertilisasi.
3. Isolasi Habitat
Jika dua populasi simpatrik mendiami habitat yang berbeda
dari daerah tempat tinggal yang umum bagi mereka, individu dari
setiap populasi akan lebih sering berjumpa dan mengadakan

3
perkawinan dengan individu dari populasi mereka sendiri dari pada
dengan ndividu dari populasi yang lain. Jadi kegemaran akan suatu
habitat yang ditentukan secara genetis telah menolong memisahkan
kedua “gene pool”. Bufo fowleri dan Bufo americanus adalah dua
katak yang sangat berdekatan dan dapat mengadakan persilangan yang
menghasilkan keturunan-keturunan hidup. Bufo fowleri biasa hidup di
air mengalir sedang Bufo americanus berbiak di genangan air hujan.
hal ini menyebabkan adanya barier yang disebabkan oleh adanya
perbedaan habitat.
Setiap spesie beradaptasi dengan iklim setempat di dalam
batas-batas daerah sendiri dan iklim dari kedua daerah itu sangat
berbeda sehingga setiap spesies tidak mungkin hidup di tempat spesies
yang lain. Jadi, disini terdapat perbedaan-perbedaan genetis yang
mencegah “gene flow” diantara spesies pada keadaan yang alami.
Pemisahan mereka bukan saja secara geografis, tetapi juga genetic.
4. Isolasi Iklim
Bila dua spesies berdekatan adalah simpatrik, tetapi
berkembang biak pada musim-musim berbeda pada tiap tahun,
interbreeding diantara mereka adalah secara efektif tidak akan terjadi.
Contoh Pinus radiata dan Pinus muricata, adalah dua jenis Pinus
simpatrik yang terdapat di daerah California. Mereka dapat
mengadakan persilangan, tetapi hal ini jarang terjadi sebab Pinus
radiata mengeluarkan serbuk sarinya pada permulaan bulan Februari,
sedangkan Pinus muricata baru mengeluarkan serbuk sarinya pada
bulan April.
5. Isolasi Mekanik
Jika terdapat perbedaan structural diantara dua spesies
simpatrik yang sangat berdekatan menyebablan terhalangnya
perkawinan antar individu karena sebab fisis, sehingga menyebabkan
tidak terjadinya “gene flow”.
Contoh: Cangkang dari dua spesies siput genus Bradybaena
mengulir kearah yang berlawanan sehingga bukaan genital

4
(ditunjukkan oleh tanda panah) menjadi tidak sejajar dan perkawinan
tidak dapat diselesaikan.
6. Isolasi Gametik
Jika dua spesies simpatrik tidak dapat melakukan
interhibridisasi karena sel-sel kelamin jantannya tidak mempunyai
viabilitas dalam saluran reproduksi. Contoh: Isolasi gametik
memisahkan spesies hewan akuatik tertentu yang berkerabat dekat,
misalnya bulu babi. Bulu babi melepaskan sperma dan sel telur mereka
ke air. Disitu, gamet berfusi dan membentuk zigot. Gamet dari spesies
yang berbeda, misalnya bulu babi merah dan ungu tidak mampu
brerfusi karena protein pada permukaan sel telur dan sperma tidak
dapat berikatan satu sama lain.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isolasi merupakan karakteristik biologi yang menyebabkan spesies
simpatrik (yang menempati daerah geografi yang sama tetap bertahan
misalnya mempertahankan gene pool yang terbatas. Macam-macam isolasi
yaitu isolasi geografi dan isolasi reproduksi. Penghalang (barrier) dapat
berupa letak geografi, iklim, perilaku dan interaksi antar spesies satu sama.
Isolasi reproduksi dibagi menjadi dua yaitu, penghalang prazigotik dan
penghlang pascazigotik. Penghalang prazigotik dibagi menjadi isolasi habitat,
isolasi temporal, isolasi perilaku, isolasi mekanik dan isolasi gametik.
Penghalang pascazigotik dibagi menjadi fertilisasi yang mengakibatkan
kematian hibrid, sterilisasi hibrid dan perusakan dari hibrid. Peranan isolasi
dalam mekanisme evolusi adalah terbentuknya variasi variasi yang kemudian
akan meningkatkan keanekaragaman hayati di alam. Dengan meningkatnya
keanekaragaman hayati maka dapat dikatakan akan memperpanjang usia alam.

B. Saran
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan pembaca dapat
menambah wawasan dari berbagai sumber lain, dan kepada dosen pengampu
semoga dapat mengoreksi segala bentuk kesalahan dalam penyusunan
makalah ini supaya lebih baik kedepannya

6
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, et.al. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta : Erlangga. T. F. J.


Stebbins, G. l, and Valentine, J. W. 1977. Evolusi San Francisco: W. H. Freeman.
Ridley, Mark. 1985. The Problems of Evolution. Oxford University Press

Anda mungkin juga menyukai