Identifikasi Mineral
Identifikasi Mineral
Dalam geologi, mineral adalah senyawa yang terbentuk oleh proses alam melalui proses
geologis, biasanya bersifat padat, mempunyai komposisi kimiawi tertentu serta mempunyai sifat
fisik tertentu pula. Pada umumnya mineral bersifat padat, akan tetapi dapat juga berwujud cair
atau gas. Karena memiliki sifat fisik dan kimia tertentu sehingga dengan mengetahui sifat-sifat
tersebut dapat menentukan nama mineral.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia, tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur mur
ni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui. Mineral tersusun dari unsur-unsur kimia, dimana unsur-unsur tersebut banyak
dijumpai sebagai penyusun kerak bumi, lebih dari 70% adalah silikon oksigen. Mineral silikat
adalah mineral utama pembentuk batuan, mineral lainnya yang penting adalah sulfida, karbonat,
sulfat, dan fosfat. Komposisi kimia terbentuk akibat bersatunya satu atau lebih anion dan kation
dalam perbandingan tertentu. Pada satu komposisi, jumlah muatan positif dan negatif harus nol
atau netral. Komposisi beberapa mineral dapat bervariasi, tetapi ada batas tertentu. Hal ini dapat
terjadi akibat adanya pertukaran subtitusi ion dalam struktur mineral, sehingga mengakibatkan
perubahan susunan kimia dalam batas tertentu.
Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan dan
memiliki struktur kristal. Namun bahan padat yang tidak memiliki struktur dalam (amorf) tidak
dapat dikatakan sebagai mineral, meskipun beberapa kriterianya terpenuhi. Material alamiah
yang tidak memenuhi sebagian atau seluruh kriteria mineral dikelompokkan dalam kelompok
mineraloid. Menurut The International Mineralogical Association (1955), mineral suatu unsur
atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil
proses geologi. Ada juga yang menyebutkan definisi mineral adalah suatu zat yang terdapat
dalam alam dengan komposisi kimia yang khas dan biasanya memiliki struktur kristal yang jelas,
yang terkadang dapat berubah dalam bentuk geometris tertentu. Istilah mineral sendiri dapat
mempunyai bermacam-macam makna, sukar untuk mendefinisikan mineral, oleh karena itu
kebanyakan mengatakan bahwa mineral adalah satu frase yang terdapat dalam alam.
Untuk membedakan mineral yang satu dengan yang lainnya, dapat menggunakan berbagai sifat-
sifatnya yang berbeda, seperti bentuknya, cara terjadinya, belahan, dan pecahannya, warna, kilap
dan sifat tembus cahaya, kekerasan, berat jenis, kemagnetan, susunan kimia, dan beberapa sifat
lainnya. Berikut ini adalah penjelasan sifat-sifat fisik suatu mineral, antara lain :
1. Warna (colour)
warna pada mineral adalah warna yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena cahaya
atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral. Warna mineral dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a. Warna Idiokhromatik
apabila warna mineral selalu tetap, pada umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak
dapat tembus cahaya atau berkilap logam.
b. Warna Allokhromatik
apabila warna mineral tidak tetap, tergantung pada material pengotornya, umumnya dijumpai
pada mineral yang tidak tembus cahaya atau berkilap non-logam.
2. Kilap (luster)
adalah kesan mineral yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang dikenakan padanya, atau
intensitas cahaya yang dipantulkan oleh permukaan kristal. Kilap mineral dapat dibedakan
menjadi:
a. Kilap logam, apabila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan seperti logam,
contohnya seperti galena dan pirit.
b. Kilap non-logam, apabila terkena cahaya, mineral tidak memberikan kesan seperti logam.
Kilap non-logam ini dibedakan menjadi:
Kilap kaca
kilap intan
kilap sutera
kilap damar
kilap mutiara
kilap lemak
kilap tanah
3. Kekerasan
adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Secara relatif kekerasan mineral dapat
ditentukan dengan menggunakan Skala Mohs yang dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak
sampai skala 10 untuk mineral terkeras:
1 Talk 6 Feldspar
2 Gipsum 7 Kuarsa
3 Kalsit 8 Topaz
4 Fluorit 9 Korundum
5 Apatit 10 Intan
Dalam menggunakan skala Mohs harus dimulai dari mineral yang terkeras dan digoreskan pada
bagian yang rata pada mineral yang akan diselidiki. Sebagai pembanding juga dapat digunakan
benda lain, seperti:
4. Cerat (streak)
adalah warna mineral dalam bentuk serbuk atau goresan. Cerat dapat sama atau berbeda dengan
warna
mineral. Cerat diperoleh dengan menggoreskan mineral pada bagian belakang dari porselen.
5. Belahan (cleavage)
adalah kenampakkan mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan
licin serta pada umumnya selalu berpasangan. Belahan dapat dibedakan menjadi:
a. Belahan sempurna : mudah dibelah (ex. muskovit, biotit)
b. Belahan baik : tidak mudah dibelah (ex. kalsit, orthoklas)
c. Belahan tak jelas: kenampakan striasi pada bidang belahannya (ex. plagioklas)
d. Belahan tak tentu: tidak ada bidang belahan (ex. kalsedon)
Apabila ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dibedakan menjadi:
a. Belahan 1 arah (ex. muskovit)
b. Belahan 2 arah (ex. feldspar)
c. Belahan 3 arah (ex. halit, kalsit)
6. Pecahan (fracture)
adalah kenampakkan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak
licin, dan tidak teratur. Pecahan pada mineral dibedakan menjadi:
a. Konkoidal : memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaan, seperti
kenampakkan
bagian luar kulit kerang atau botol yang pecah.(ex. mineral kuarsa)
b. Fibrous : menunjukan gejala seperti serat atau daging. (ex. serpentin, asbes, augit)
c. Uneven : menunjukan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar. (ex.garnet)
d. Even : menunjukan kenampakan permukaan yang cukup halus (ex. mineral lempung)
e. Hackly : permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing (ex. copper, gold)
7. Bentuk
bentuk mineral ada 2 macam, yaitu:
a. Kristalin : apabila mineral mempunyai bidang kristal yang ideal dan biasanya terdapat pada
mineral yang mempunyai bidang belahan.
- Bangun kubus (ex. galena, pirit)
- Bangun prismatik (ex. amfibol, piroksen)
-Bangun Dodecahedron (ex. garnet)
b. Amorf : apabila mineral tidak mempunyai batas-batas kristal yang jelas. (ex. dolomit)
10. Kemagnetan
adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Kemagnetan dapat dibedakan menjadi:
a. Feromagnetik : tertarik kuat oleh magnet (ex. magnetit, pirotit)
b . Paramagnetik : tertarik agak kuat oleh magnet (ex. pirit)
c. Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet (ex. kuarsa, gypsum)
Sifat-sifat fisik mineral seperti warna, kilap, dan cerat merupakan sifat-sifat fisik mineral
yang ditentukan oleh penyinaran atau cahaya. Sedangkan kekerasan, belahan, pecahan, bentuk,
berat jenis, sifat dalam, kelistrikan, dan gaya lebur merupakan sifat-sifat yang berhubungan erat
dengan ikata n-ikatan molekul atau atom di dalam mineral.
Berbicara tentang mineral dan pembentukkannya, tidak akan lepas dari teori Bowen atau
lebih dikenal dengan "Reaksi Bowen"
Dalam reaksi Bowen, terdapat dua seri, yaitu seri Discontinu dan seri Continu. Pada seri
discontinue meng hasilkan feromagnesian mineral, dimana setelah terbentuk setiap mineral ini
akan bereaksi kembali dengan larutan sisa membentuk mineral dalam sekuen yang berikutnya.
Pada seri ini juga dijelaskan bahwa pada saat magma mulai mendingin, maka mengkristallah
mineral-mineral yang titik hablurnya sesuai dengan kondisi suhu ata
upun larutan magma, demekian seterusnya sampai semua ion-ion didalam magma saling
mengikat menjadi kristal mineral. Sedangkan pada seri Continue meliputi proses transformasi
kristal feldspar plagioklas dengan penggantian Calcium (Ca) dengan Sodium (Na).
PENDESKRIPSIAN MINERAL
1. Muskovit
Merupakan mineral yang memiliki warna bening transparan, bentuknya berupa lembaran (micac
eous), memiliki kekerasan < 2,5 - 2,5, berkilap kaca, belahannya adalah sempurna, memiliki
pecahan une ven, dan goresannya adalah berwarna putih. Mineral ini biasanya terdapat pada
batuan metamorf. Muskovit adalah mineral yang dapat dibedakan dengan mudah karena mineral
ini mudah untuk dibelah dan dapat dilengkungkan dan mengeper. Susunan senyawanya terdiri
dari senyawa silikat dari alumunium, kalium, natrium atau litium dengan besi dan magnesium.
Mineral ini menghablur dalam sistem monoklin, tetapi bentuk bentuk kristalnya selalu berisi
enam dan berbentuk tablet.Muskovit dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku, lingkungan
metamorfik berderajat rendah dan menengah (dalam sekis dan gneiss) atau pada lingkungan
metamorfik berderajat r endah. Muskovit dapat digunakan dalam pembuatan alat-alat listrik,
kertas dinding, minyak pelumas, dsb.
2. Kalsit
Kalsit merupakan mineral yang memiliki kenampakkan warna putih, berbentuk masive,
3. Sulfur
Sulfur merupakan mineral yang memiliki kenampakkan warna kuning sampai dengan kuning
kecoklatan, memiliki kekerasan antara 1,5-2,5. Berkilap tanah, ceratnya berwarna kuning atau
bahkan putih. Belahannya adalah sempurna dengan 3/2 arah. Pecahannya adalah uneven. Mineral
sulfur ini banyak sekali ditemukan pada batuan sedimen vulkanik. Sulfur dapat dibentuk di
daerah gunung api aktif, disekitar mata air panas, dan hasil aktifitas bakteri yang memisahkan
sulfur dengan sul fat.Dapat pula terbentuk karena oksida-sulfida metal. Dijumpai pada batuan-
batuan sedimen yang berasosiasi dengan anhidrit, gypsum, dan batugamping. sifat khas dari
sulfur sendiri adalah memiliki bau yang sangat menyengat. Sulfur digunakan untuk membuat
senyawa-senyawa sulfur, seperti asam sulfat;dalam pembuatan insektisida, pupuk buatan,
vulkanisasi karet, dalam industri tekstil, kulit, kertas,cat,pencelupan, dan penggilingan minyak.
Sulfur banyak ditemukan di daerah Kawah Papandayan, Jawa Barat.
4. Pirit
Pirit merupakan kategori dari sulfida mineral yang memiliki kenampakkan warna kuning
keemasan sampai dengan hitam.
Kekerasannya antara 6-6,8 dan kilapnya adalah logam (metallic). Mineral ini tidak mempunyai
belahan satupun dan pecahannya adalah conchoidal. Bentuk mineralnya adalah columnar/blocky,
dan memiliki sistem kristal yang i sometri. Berat jenis dari mineral ini mencapai 4,95-5,10.
Mineral ini juga memiliki kristal berbentuk kubus, berstruktur bulat, kasar, dan stalaktit. Pirit
digunakan secara komersial untuk produksi belerang dioksida, digunakan dalam aplikasi seperti
industri kertas, dan dalam penggunaan asam sulfat.
5. Aragonit
Aragonit merupakan mineral yang memiliki kenampakkan warna putih, coklat, abu-abu, kuning,
merah muda, ungu
, biru, dan hijau terang. Kekerasannya mencapai 3,5-4. Mineral ini berkilap kaca, minyak, dan
tanah. Ceratnya adalah berwarna putih. Belahannya adalah 3arah. Pecahannya adalah
subconchoidal dan bentuk mineralnya adalah collu mnar. Berat jenisnya mencapai 2,9-3,0.
Mineral aragonit terkadang mengandung sedikit stronsium sehingga memiliki warna lidah api
merah kirmizi.