PENDAHULUAN
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf
pusat fokal ( atau global ) yang berkembang cepat, terjadi secara mendadak, berlangsung
lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskular.1 Stroke adalah penyebab utama
kecacatan orang dewasa yang didapat di seluruh dunia dan penyebab kematian paling umum
keempat di negara maju.1 Penyakit serebrovaskular yaitu termasuk stroke iskemik, stroke
hemoragik, aneurisma intrakranial dan malformasi arteriovenous dapat menyebabkan
kematian sekitar 200,000 tiap tahun di Amerika Serikat dan penyebab utama disabilitas.
Iskemia cerebral dapat terjadi karena reduksi aliran darah lebih dari beberapa detik. Gejala
neurologi dapat muncul dalam waktu beberapa detik. Menurut World Health Organization
(WHO) memperkirakan bahwa 15 juta orang menderita stroke setiap tahun, dan dari jumlah
ini, 5 juta orang menjadi cacat tetap.1,2
Kematian akibat stroke lebih tinggi di Asia daripada di Eropa Barat, Amerika atau Australia,
kecuali dalam kasus beberapa negara seperti Jepang.1,2,3 Kasus stroke di Indonesia
menunjukan peningkatan, baik dalam kejadian, kecacatan, maupun kematian. Insiden stroke
sebesar 51,6/100.000 penduduk. Sekitar 4.3 % penderita stroke mengalami kecacatan berat.
Angka kematian berkisar antara 15-27% pada semua kelompok usia. Stroke lebih banyak
dialami laki-laki dibandingkan perempuan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
( RISKESDAS) Kementerian Kesehatan tahun 2013, prevalensi stroke di Indonesia
meningkat dari 8,3 % pada tahun 2007 menjadi 12,1% pada tahun 2013. Prevalensi di
berbagai provinsi dengan posisi tiga besar secara berurutan yakni, Sulawesi Selatan (17,9%).
Daerah Istimewa Yogyakarta (16,9%), dan Sulawesi Tengah ( 16,6%). Presentase stroke
iskemik lebih tinggi dibandingkan dengan stroke hemoragik. Menurut American Heart
Association tahun 2016 mendapatkan stroke iskemik mencapai 87% serta sisanya adalah
perdarahan intraserebral.2,3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a) Melindungi otak
b) Membentuk kerangka pendukung untuk arteri, vena, dan sinus vena
c) Terdapat ruang subarachnoid yang berisi cairan serebrospinal yang penting untuk
fungsi otak
Otak terdiri dari cerebrum, cerebellum dan batang otak, jika calvaria dan dura dihilangkan
terdapt gyrus, sulci dan fissure dari korteks cerebral4
a) Cerebrum :
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum terdiri dari hemisphere dan ganglia basal.
Hemisphere dari cerebrum dipisahkan secara longitudinal oleh falx cerebri. Cerebrum
terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut lobus. Keempat Lobus tersebut
masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus
Temporal.
Lobus frontal
- pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir abstrak dan
nalar, motorik bicara (area broca di hemisfer kiri), pusat penghidu, dan emosi
- pusat pengontrolan gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer)
- terdapat area asosiasi motorik (area premotor)
Lobus parietal
- pusat kesadaran sensorik di gyrus postsentralis (area sensorik primer)
- terdapat area asosiasi sensorik
Lobus oksipital
- pusat penglihatan dan area asosiasi penglihatan: menginterpretasi & memproses
rangsang penglihatan dari nervus optikus & mengasosiasikan rangsang ini dengan
informasi saraf lain & memori
- merupakan lobus terkecil
Lobus temporal
- berperan dlm pembentukan & perkembangan emosi
- Pusat pendengaran
https://qbi.uq.edu.au/brain/brain-anatomy/lobes-brain
Ventrikel Otak4
Sistem ventrikel otak terdiri dari dua ventrikel lateral dan ventrikel ke-3 dan ke-4 yang
dihubungkan oleh aqueductus cerebral. Cairan serebrospinal , sebagian besar disekresikan
oleh pleksus koroid ventrikel, mengisi rongga otak dan ruang subarachnoid dan sumsum
tulang belakang. Ventrikel lateral yakni ventrikel 1 dan 2, adalah rongga terbesar dari sistem
ventrikel dan menempati area besar belahan otak, Ventrikel ke-3, rongga mirip celah antara
bagian kanan dan kiri diencephalon menyambung dibagian posteroinferior.Ventrikel 4
merupakan bagian posterior dari pons dan medulla. Cairan serebrospinal dialirkan ke ruang
subaraknoid dari ventrikel 4. 4
Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal disekresikan oleh sel epitel koroid ( 400-500 ml/hari) dari plexus
choroid di ventrikel lateral, ventrikel 3, ventrikel 4. Cairan serebrovaskular keluar lewat
ventrikel lateral melewati foramina intraventricular dan masuk ke ventrikel 3, dari sini
cairian serebrospinal melewati aqueductus cerebral masuk ke dalam ventrikel 4.4 Cairan
serebrospinal melindungi otak sebagai bantalan dan juga mencegah berat dari otak menekan
saraf kranial dan pembuluh darah terhadap permukaan cranium karena otak lebih berat
dibandingkan cairan serebrospinal, gyrus di bagian basal otak melekat pada rongga kranial
jika berdiri tegak.2.4
Midbrain/mesensepalon4
Terdapat pusat refleks yang membantu koordinasi pergerakan mata dan kepala, membantu
pengaturan mekanisme fokus pada mata, mengatur respon pupil terhadap stimulus cahaya.
Terdapat substansia nigra yang beperan dalam pengaturan aktivitas motorik somatik. 3.4
Cerebelum
Cerebelum berperan dalam fungsi keseimbangan. Secara terus menerus menerima input dari
otot, tendon, sendi dan organ vestibular (keseimbangan) dalam bentuk proprioceptive input
(kepekaan terhadap posisi tubuh yang satu dari yang lainnya). Mengintegrasikan kontraksi
otot satu dengan yang lain, mengatur tonus otot.3.4.5
Aliran Darah Otak 4,5
Aliran darah otak berasal dari arteri karotis interna dan arteri vertebra, cabang terminal yang
berada di ruang subarachnoid.4 Arteri vertebralis dimulai pada akar leher (bagian
prevertebralis dari arteri vertebralis) sebagai cabang pertama dari bagian pertama arteri
subklavia. Bagian atlantik dari arteri vertebralis (bagian yang berhubungan dengan atlas,
vertebra C1) melubangi dura dan arachnoid dan melewati foramen magnum sedangkan
bagian intrakranial dari arteri vertebralis bersatu pada batas pons untuk membentuk arteri
basilar. Sistem arteri vertebrobasilar dan cabang-cabangnya sering disebut sebagai sirkulasi
posterior otak. Arteri basilaris yang diberi nama demikian karena hubungannya yang
demikian erat dengan dasar cranium, melintas lewat cisterna pontis ke tepi superior pons dan
disini berakhir dengan arteri cerebri posterior dextra dan sinistra.4
Untuk mengalirkan darah bagian dalam otak, cabang korteks dari arteri serebral mengalirkan
permukaan dan area cerebrum :
Arteri cerebri anterior mengalirkan bagian superior dan medial dari otak dan frontal
Arteri cerebri medial yang mengalirkan bagian lateral dari otak dan lobus temporal
Arteri cerebri posterior mengalirkan permukaan inferior dari otak dan lobus occipital
Circulus arteriosus cerebri (Willisi) dibentuk oleh arteri cerebri posterior, arteri
communicans posterior, arteri carotis interna, arteri cerebri anterior dan arteri communicans
anterior. Circle of Willisi pada dasarnya adalah pengaturan saluran pembuluh darah yang
saling berhubungan yang memastikan bahwa aliran darah (teroksigenasi) ke otak terus tanpa
hambatan, jika ada pemasok utama terhalang oleh cedera, tekanan fisik atau penyakit.4
Arteri Asal Distribusi
Carotis Internal Arteri carotid communis di Sebagai cabang dari sinus
bagian superior dari cavernous, kelenjar
kartilago tiroid pituitary , ganglion
trigeminal sebagai aliran
darah primer ke otak
Anterior Cerebral Arteri carotis internal Cerebral hemisphere
( kecuali lobus oksipital)
Communicating anterior Arteri cerebri anterior Circulus Willis
Arteri cerebri media Arteri carotis interna distal Cerebral hemisphere lateral
arteri cerebri anterior
Vertebral Arteri subclavian Meningen kranial dan
cerebellum
Basilar Dibentuk dari union arteri Batang otak, cerebellum dan
vertebral cerebrum
Cerebral posterior Cabang terminal arteri Aspek inferior dari
basilar hemisphere cerebral dan
lobus occipital
Communicating posterior Arteri cerebri posterior Traktus opticus, pedunculus
central, capsule internal dan
thalamus
2.1 STROKE
DEFINISI
Stroke atau penyakit cerebrovaskular sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik
tanda dan gejala neurologik klinis fokal dan/ global atau gangguan fungsi otak yang timbul
mendadak dan jika tidak ditangani dalam waktu 24 jam akan mengalami kecacatan permanen
hingga kematian. ditentukan oleh timbulnya tiba-tiba defisit neurologis yang disebabkan oleh
penyebab vaskular fokal.2,3,5 Oleh karena itu, definisi stroke bersifat klinis, dan studi
laboratorium termasuk pencitraan otak digunakan untuk mendukung diagnosis. Istilah stroke
biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark serebrum. Proses bagaimana
berbagai gangguan patologik (misalnya, hipertensi) menyebabkan stroke merupakan hal
yang dapat diduga, bahkan dapat dimodifikasi.4,6
EPIDEMIOLOGI
Stroke adalah penyebab kematian nomor empat di Amerika Serikat (setelah penyakit jantung,
kanker, dan penyakit paru-paru kronis) dan gangguan neurologis yang paling umum.1,2,3
Sekitar 750.000 stroke baru terjadi dan sekitar 150.000 orang meninggal karena stroke di
Amerika Serikat setiap tahun. Insiden stroke meningkat dengan bertambahnya usia, dengan
sekitar dua pertiga dari semua stroke terjadi pada mereka yang lebih tua dari 65 tahun, dan
lebih tinggi pada pria daripada pada wanita dan di Afrika-Amerika daripada di kulit putih.
Presentase stroke iskemik lebih tinggi dibandingkan stroke hemoragik. Laporan American
Heart Association ( AHA) tahun 2016 mendapatkan stroke iskemik mencapai 87% serta
sisanya adalah perdarahan intraserebral dan subaraknoid . Hal ini sesuai dengan data Stroke
Registry tahun 2012-2014 terhadap 5,411 pasien stroke iskemik (67%)
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk stroke yaitu hipertensi sistolik atau diastolik,
fibrilasi atrium, diabetes, dislipidemia, dan aktivitas fisik yang tidak aktif.2,3
KLASIFIKASI 5,6
Sistem klasifikasi lama biasanya membagi stroke menjadi tiga kategori berdasarkan
penyebab: trombotik, embolik dan hemoragik. Kategori ini sering didiagnosis berdasarkan
riwayat perkembangan dan evolusi gejala. Dengan teknik-teknik pencitraan yang lebih baru
seperti CT-scan dan MRI kita dapat mendiagnosis perdarahan subarachnoid dan
intraserebrum dengan tingkat kepastian yang tinggi.5.6.7
Mekanisme vaskular yang menyebabkan stroke dapat diklasifikasikan sebagai :
Infark ( emboli atau thrombosis )
Hemoragik
Dua kategori stroke adalah stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik
berhubungan dengan suplai darah yang sangat sedikit untuk menyediakan bagian otak
dengan oksigen dan nutrisi yang cukup, sementara stroke hemoragik berhubungan dengan
terlalu banyak perdarahan di dalam rongga kranial tertutup. Subtipe iskemia otak yaitu
trombosis mengacu pada penyumbatan arteri lokal.3,,6 Obstruksi ini mungkin disebabkan oleh
6,7
arteriosklerosis, diseksi, atau displasia fibromuskuler. Ada pembentukan trombus.
Embolisme yang terbentuk di tempat lain yang menyebabkan penyumbatan. Sumber emboli
harus ditemukan dan dikelola untuk merawat pasien karena terapi lokal hanya intervensi
sementara. Hipoperfusi sistemik dihasilkan dari masalah sirkulasi sistemik yang
memanifestasikan dirinya di otak dan organ tubuh lainnya. Jika seorang pasien memiliki
masalah peredaran darah yang lebih umum, itu mungkin memanifestasikan dirinya di otak.
Ini dapat menyebabkan stroke karena hipoperfusi sistemik.
Pada pendarahan otak, dapat terjadi perdarahan langsung ke parenkim otak, yang disebut
pendarahan intraserebral. Jika perdarahan terjadi dalam cairan serebrospinal dalam ruang
subarachnoid, ini dikenal sebagai perdarahan subarachnoid. Perdarahan intraserebral berasal
dari arteriol dan arteri kecil. Ketika hematoma yang terlokalisasi terbentuk dalam beberapa
menit atau jam, akan terus tumbuh sampai tekanannya sendiri cukup untuk membatasi
penyebarannya, atau sampai hematoma mengurai sendiri ke dalam sistem ventrikel atau
cairan serebrospinal. Pendarahan intraserebral disebabkan oleh hipertensi, trauma,
penyalahgunaan zat (kokain dan metamfetamin) dan malformasi vaskuler. Mungkin juga
disebabkan oleh ruptur tumor aneurisma, atau vaskulitis. Manifestasi klinis tergantung pada
lokasi lesi. Defisit dengan tungkai, motorik dan / atau tanda sensorik dapat disebabkan oleh
perdarahan kontralateral ke putamen kanan dan daerah kapsul interna. Kesulitan berjalan
mungkin karena pendarahan ke otak kecil. Tanda-tanda klinis aphasia dapat mewakili
perdarahan ke lobus temporal kiri. Hematoma yang cukup besar untuk menyebabkan
pergeseran isi intrakranial akan menyebabkan sakit kepala, muntah atau bahkan penurunan
tingkat kesadaran. Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa karena hematoma dan edema
otak dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak saat ia membesar.
Vaskular 1.3
o Hipertensi ( Tekanan darah sistolik > 140 mmhg atau tekanan darah diastolic
90 mmhg) : faktor risiko stroke tersering merupakan faktor resiko utama
terjadinya trombosis infark cerebral dan perdarahan intrakranial. Hipertensi
mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah
otak. Pecahnya pembuluh darah otak menimbulkan perdarahan otak, dan
apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah ke otak terganggu
mengakibatkan sel-sel otak mengalami kematian. Pada usia > 65 tahun ,
penyandang hipertensi memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi. Pada pasien
dengan hipertensi menyebabkan terjadinya perubahan pada pembuluh darah.
Perubahan dimulai dari penebalan tunika intima dan peningkatan
permeabilitas endotel oleh hipertensi lama. Pada hipertensi kronik akan
terbentuk nekrosis fibrinoidd yang menyebabkan kelemahan dan herniasi
dinding arterior serta ruptur tunika intima
o Merokok : kandungan rokok yang sangat berbahaya yaitu nikotin, yang dapat
menyebabkan gangguan pada proses trombotik melalui siklooksigenase yang
menurunkan prostasiklik dan tromboksan yang dapat menyebabkan
peningkatan aggregasi trombosit dan terjadinya trombus. Merokok juga
dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen; peningkatan ini akan
mempermudah terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan
peningkatan viskositas darah sehingga memudahkan terjadinya
aterosklerosis.
o Stenosis carotis asimtomatik ( diameter> 60%)
o Arteri perifer
Cardiac : 1.3
o Atrial fibrilasi ( dengan atau penyakit valvular)
o Congestive Heart Failure
o Coronary Heart Disease
Endokrin
o Diabetes melitus : Sebanyak 10-30% penyandang DM dapat mengalami
stroke. Peranan hiperglikemia dalam proses aterosklerosis yaitu gangguan
metabolisme. Penyandang DM sering disertai dengan hiperlipidemia yang
merupakan faktor risiko terjadinya proses aterosklerosis
o Asam urat : Kondisi hyperuricemia diduga merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan agregasi trombosit
o Terapi hormon
o Penggunaan kontrasepsi oral
Metabolik
o Dislipidemia
Kolestrol total tinggi ( 20%)
Kolestrol HDL rendah ( < 40 mg/dl )
o Obesitas : , berat badan berlebih, masih menjadi perdebatan apakah suatu
faktor resiko stroke atau bukan. Obesitas merupakan faktor resiko terjadinya
penyakit jantung sehingga obesitas mungkin menjadi faktor resiko sekunder
bagi terjadinya stroke
Hematologi
o Sikle cell
Lifestyle
o Inaktivitas fisiik
PATOFISIOLOGI
o Kumpulan gejala akibat gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun global yang
mendadak disebabkan oleh berkurang atau hilangnya aliran darah parenkim otak,
retina, atau medulla spinalis yang dapat disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya
pembuluh darah arteria taupun vena
o Defisit neurologis fokal maupun global, yaitu :
o Kelumpuhan sesisi/ kedua sisi, kelumpuhan satu ekstremitas, kelumpuhan
otot penggerak bola mata, kelumpuhan otot untuk proses menelan, bicara dan
sebagainya
o Gangguan fungsi keseimbangan
o Gangguan fungsi penghidu
o Gangguan fungsi penglihatan
o Gangguan fungsi pendengaran
o Gangguan fungsi somatic sensoris
o Gangguan fungsi kognitif seperti : gangguan atensi, memori, bicara verbal,
gangguan mengerti pembicaraan, gangguan pengenalan ruang, dan
sebagainya
o Gangguan global berupa gangguan kesadaran
Pemeriksaan sederhana untuk mengenali gejala dan tanda stroke yang disusun oleh
Cincinnati menggunakan singkatan FAST mencakup F yaitu facial drop ( mulut mencong
tidak simetris ). A yaitu : arm weakness. S yaitu speech difficulties ( kesulitan bicara), serta
T yaitu time to seek medical help ( waktu tiba di RS secepat mungkin. 6,7,9
Sindrom lacunar yaitu : 1) hemiparese motorik dari infark posterior dan ekstrimitas bagian
bawah. 2) Pure sensory infarct ( infark di thalamus ventral ) 3. Hemiparese ataxis dari pons
ventral atau kapsul interna. 4) dan disartria karena infark dibagian ventral pons atau genu
dari kapsula interna. 6,7
Transien ischemic attack adalah defisit neurologis akut yang disebabkan oleh kelainan
vaskular serta pulih dalam jangka waktu kurang dari 24 jam. Definisi TIA berdasarkan
kondisi jaringan adalah disfungsi neurologis sementara yang disebabkan iskemia fokal otak,
medulla spinalis.Gejala TIA yang khas adalah onset yang mendadak, terdapatnya deficit
neurologis fokal dan gangguan bicara.
7. Infark Lakunar
Oklusi pembuluh darah kecil mempengaruhi arteri di otak yang
mempengaruhi infark di putamen atau jarang pada thalamus, nukelus
kaudatus, Disebut infark lacunar. Terdapat empat tipe sindrom
lacunar yaitu hemiparese motorik murni yang terdiri dari hemiparesis
yang mempengaruhi wajah, lengan dan tungkai , tanpa adanya
gangguan sensasi, penglihatan, bahasa. Hemiparese motorik murni
mempengaruhi arteri serebri media atau arteri karotis interna. Stroke
sensori murni, berhubungan dengan paresthesia dan berhubungan
dengan infark lacunar dari kontraateral thalamus. Hemiparese Atasxia
biasanya disebut ataxia ipsilateral dan parese crural
Stroke dimulai dengan tiba-tiba. Defisit neurologis mungkin maksimal saat onset atau
dapat berkembang dari detik ke jam (atau kadang-kadang hari). Stroke yang secara aktif
berkembang sebagai konsekuensi langsung gangguan pembuluh darah yang
mendasarinya (tetapi bukan karena edema serebral ) atau telah melakukannya dalam
beberapa menit terakhir disebut stroke dalam evolusi atau stroke yang berkembang.
6,7
Stroke dimulai dengan tiba-tiba. Defisit neurologis mungkin maksimal saat onset atau
dapat berkembang dari detik ke jam (atau kadang-kadang hari). Defisit serebral fokal
yang berkembang perlahan (dari minggu ke bulan) tidak mungkin disebabkan oleh stroke
dan menyarankan proses lain, seperti tumor atau penyakit inflamasi atau degeneratif.
DIAGNOSIS 1,3,7,8,9
Anamnesis
o Gejala yang mendadak pada saat awal, lamanya awitan dan aktivitas saat
serangan
o Ditanyakan adakah riwayat sebelumnya ( TIA, stroke komplit)
o Riwayat :
Stroke trombotik : stroke trombotik muncul menyebabkan dengan
perkembangan bertahap yang semakin memberat pada deficit
neurologis dan dapat didahului oleh gejala pada transient ischemic
attack.
Stroke emboli : Stroke kardioemboli deficit maksimal dalam 5 menit,
gangguan kesadaran, infark multifocal, Wernicke atau afasia global
tanpa hemiparese , transformasi hemoragik , kardiomegali, aritmia
atau endocarditis
o Gejala Penyerta yaitu penurunan kesadaran, sakit kepala (25% pasien dengan
stroke iskemik dan sering terjadi, Kejang ( dapat diikuti dengan onset stroke ),
mual, muntah, rasa berputar, gangguan penglihatan, gangguan fungsi kognitif
o Ada tidaknya faktor risiko stroke
PEMERIKSAAN FISIK 6,7,8,9
Pasien dengan disfungsi sistem saraf fokal secara tiba tiba, stroke iskemik berhubungan
dengan proses struktural dan metabolik.
Gaya hidup
Aktivitas aerobik sedang hingga berat selama 30 hingga 40 menit per hari, 3 hingga 4 kali
per minggu, direkomendasikan. Diet rendah natrium dan lemak jenuh dan kaya buah-buahan,
sayuran, produk susu rendah lemak, dan kacang-kacangan juga dapat mengurangi risiko
stroke, seperti penurunan berat badan kelebihan berat badan atau obesitas
Statin
Pengobatan dengan statin direkomendasikan untuk pasien, dengan atau tanpa dislipidemia,
yang berisiko 10 tahun lebih tinggi untuk kejadian kardiovaskular, termasuk stroke. Risiko
dinilai berdasarkan jenis kelamin, usia, ras, jumlah dan kolesterol HDL, tekanan darah
sistolik, terapi antihipertensi, diabetes, dan riwayat merokok. Pendekatan ini mencerminkan
temuan bahwa statin memiliki tindakan vasoprotektif (misalnya, anti-inflamasi) di samping
efek penurun lipidnya.
1,2,3
Kontrol Tekanan Darah Tekanan darah
Dikurangi dengan modifikasi gaya hidup, obat antihipertensi, atau keduanya untuk pasien
hipertensi (> 140 mm Hg sistolik atau> diastolik tekanan 90 mm Hg) 5,6,7
Kontrol Glikemik Diabetes meningkatkan risiko stroke dan harus diobati, meskipun
hubungan antara intensitas kontrol glikemik dan kejadian stroke tidak jelas.
TATALAKSANA 3
DEFINISI 6,7 :
Stroke hemoragik atau yang dikenal sebagai perdarahan intraserebral ( PIS ) spontan
merupakan salah satu jenis patologis stroke akibat pecahnya pembuluh darah intraserebral.
Kondisi tersebut menimbulkan gejala neurologis yang terjadi secara tiba-tiba dan sering
diikuti gejala akibat efek desak ruang atau peningkatan tekanan intracranial ( TIK ), maka
dari itu angka kematian pada stroke hemoragik menjadi lebih tinggi disbanding stroke
iskemik
Pada kondisi normal, otak mempunyai sistem autoregulasi pembuluh darah serebral untuk
mempertahankan aliran darah ke otak. Jika tekanan darah meningkat, sistem akan
vasokonstriksi pembuluh darah serebral, tetapi jika sebaliknya tekanan darah turun akan
terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Pada kasus hipertensi, tekanan darah meningkat cukup
tinggi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
proses hialinisasi pada dinding pembuluh darah akan kehilangan elastisitas, dimana keadaan
saat ini sangat berbahaya karena pembuluh darah serebral tidak lagi bisa elstis lagi ( jika
terjadi kenaikan tekanan darah secara mendadak akan dapat menyebabkan pecah pembuluh
darah dimana darah (hematom) yang terakumulasi dan membentuk bekuan darah di parenkim
otak. Volume hematom akan bertambah sehingga memberikan efek desak ruang, menekan
parenkim otak serta menyebabkan peningkatan tekanan intracranial. Hal ini akan
memperburuk kondisi klinis pasien. Yang umumnya berlangsung 24-48 jam onset, akibat
perdarahan yang terus berlangsung dengan edema disekitarnya, serta efek desak ruang
hematom yang menggangu metabolisme darah. Pada hematom yang besar, efek desak ruang
menyebabkan pergeseran garis tengah ( midline shift) dan herniasi otak yang mengakibatkan
iskemia dan perdarahan sekunder. Pergeseran tersebut dapat menekan sistem ventrikel otak
dan mengakibatkan hidrosefalus sekunder. Keadaan ini akan meningkatan TIK dan
meningkatkan tekanan vena di sinus duramater, sebagai kompensasi untuk mempertahankan
perfusi otak, tekanan arteri juga akan meningkat. Akan didapatkan peningkatan tekanan
darah sistemik pascastroke.
Menurut WHO dalam International Statistical Classification of Disease and Related Health
Problems 10th Revision, stroke Hemoragik dibagi atas :
1. Perdarahan Intraserebral
Perdarahan intraserebral biasanya disebabkan suatu aneurisma yang pecah ataupun karena
suatu penyakit yang menyebabkan dinding arteri menipis dan rapuh seperti pada hipertensi
dan angiopati amiloid.
Pada perdarahan intraserebral, perdarahan terjadi pada parenkim otak itu sendiri. Adapun
penyebab perdarahan intraserebral :
- Hipertensi (80%)
- Aneurisma
- Malformasi arteriovenous
- Neoplasma
- Gangguan koagulasi seperti hemofilia
- Antikoagulan
- Vaskulitis
- Trauma
- Idiophatic
2. Perdarahan Subarachnoid
Perdarahan subarachnoid merupakan perdarahan yang terjadi di rongga subarachnoid.
Perdarahan ini kebanyakan berasal dari perdarahan arterial akibat pecahnya suatu aneurisma
pembuluh darah serebral atau AVM yang ruptur di samping juga sebab-sebab yang lain.
Perdarahan subarachnoid terdiri dari 5% dari semua kejadian stroke.
Pada perdarahan subarachnoid, perdarahan terjadi di sekeliling otak hingga ke ruang
subarachnoid dan ruang cairan serebrospinal.
Penyebab perdarahan subarachnoid :
- Aneurisma (70-75%)
- Malformasi arterivenous (5%)
- Antikoagulan ( < 5%)
- Tumor ( < 5% )
- Vaskulitis (<5%)
- Tidak di ketahui (15%)
PERDARAHAN INTRASEREBRAL1,2,7,8,9
Perdarahan intraserebral menyebabkan ~ 10% stroke, dan hipertensi adalah penyebab paling
umum dari perdarahan intraserebral nontraumatic. Kejadian ini lebih rendah pada orang kuli
putih daripada kelompok lain, yang berhubungan dengan tingkat hipertensi. Autoregulasi
oleh perubahan arteri serebral mampu mempertahankan aliran darah otak konstan saat tekanan
darah sistemik naik dan turun. Kisaran tekanan darah autoregulasi bervariasi. Pada individu
hipertensi kronis, batas bawah kisaran autoregulasi meningkat, sehingga aliran darah otak
menurun pada tekanan darah arteri rata-rata kurang dari ~ 120 mm Hg.
Perdarahan pada hipertensi menyebabkan kerusakan dan kompresi jaringan otak. Kerusakan
dapat menyebabkan darah ekstravasasi dapat menyebabkan peradangan dan cedera sekunder.
Edema perihematoma berkorelasi dengan ukuran hematoma, yang memprediksi hasil yang
buruk. Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan tamponade pembuluh yang pecah,
tetapi juga dapat menyebabkan herniasi dan kematian otak.
Tatalaksana stroke hemoragik dapat dibagi menjadi tatalaksana umum dan khusus.
Tatalaksana umum bertujuan untuk menjaga dan mengoptimalkan metabolisme otak
meskipun dalam keadaan patologis. Tatalaksana khusus untuk melakukan koreksi
koagulopati untuk mencegah perdarahan berdarahan berlanjut, mengontrol tekanan darah,
identifikasi kondisi yang membutuhkan intervensi bedah, serta melakukan diagnosis dan
terapi terhadap penyebab perdarahan.
Kriteria diagnosis stroke iskemik adalah terdapat gejala defisit neurologis global atau salah
satu / beberapa deficit neurologis fokal terjadi mendadak dengan bukti gambaran pencitraan
otak ( CT scan atau MRI )
Stroke hemoragik atau yang dikenal sebagai perdarahan intraserebral ( PIS ) spontan
merupakan salah satu jenis patologis stroke akibat pecahnya pembuluh darah intraserebral.
Kondisi tersebut menimbulkan gejala neurologis yang terjadi secara tiba-tiba dan sering
diikuti gejala akibat efek desak ruang atau peningkatan tekanan intracranial ( TIK ), maka
dari itu angka kematian pada stroke hemoragik menjadi lebih tinggi disbanding stroke
iskemik
DAFTAR PUSTAKA