Abstrak
Hubungan Islam dengan masyarakat Melayu muncul dalam membangun peradaban
terasa nyata ketika era pasca kolonial memerlukan pemikiran kebangsaan (nation state)
terbentuk melalui proses politik kenegaraan sehingga kadar resapan negara-negara terhadap
nilai-nilai Islam dapat dipahami.Teori yang menjelasakan bahwa negara bangsa adalah
produk modernitas tidak sejalan dengan masyarakat kultur yang berorientas pada masa
lalu adalah keliru, karena masa sekarang merupakan dunia kehidupan yang berlanjut
dalam situasi yang berbeda.
Ada tiga indikator resapan sebuah negara dalam era globalisasi saat ini terhadap
Islam, yaitu; 1) konstitusi, mengatur kehidupan administrasi sebauh negara, 2) politisasi
sejauh mana Islam menjadi bahsan konsumsi politik kenegaraan, dan 3) simbolisasi
menggunakan simbol-simbol ke-Islam dalam menunjukan identitas kenegaraan.
Melayu diAsia Tenggara.Landasan teori rumpun, satu bahasa namun kita terpisah,
kajian ini dapat dilihat dari persoalan masing-masing memiliki negara, memiliki
ideologi dan tauhid/theologi.Memang otoritas sendiri-sendiri yang diakui oleh
menurut beberapa ilmuawan kalau satu dengan yang lainnya.Subjek bersifat
ideologi kultur dipadukan dengan theologi kosong, retak, pecah dan tersebar,
tidak relevan dan berbahaya, pendapat membangun jarak satu dengan yang lain.
tersebut tentu berdasarkan pengalaman Hubungan satu dangan yang lain
masa lalu agama tertentu.3 Islam sebagai membangun suatu konstelasi, untuk itu
agama rahmatan lil ‘alamin memiliki sistem paling mungkin kita melihat kontelasi
nilai, norma, tatanan sosial yang mengatur dunia kehidupan (lebenswelt) masyarakat
perilaku bagi penganutnya namun Melayu dalam perspektif Islam.Dari
masyarakat di Asia Tenggara memiliki aspek ideologi, Melayu ada atau tidak
lingkungan fisik alami yang dinamis terletak dari kreativitas kaum intelektual
sehingga persoalannya bagaimana dan masyarakat Melayu itu sendiri.
masyarakat Melayu membangun eksistensi Edmund Husserl memilah
diri dalam menghadapi tantang dan subjektivitas dunia kehidupan (lebenswelt)
sekaligus peluang untuk hidup tumbuh, dengan dunia alamiah (umwelt). Kalau
berkembang dan berjaya dalam melewati lebenswelt diperuntukan pada kesadaran
zamankhususnya dalam kawasan ATM manusia dalam ruang dan waktu,
(Asia Tenggara Maritim).4 sementara umwelt melihat kehidupan
Slavoj Zizek dalam bukunya “The manusia dalam lingkungan kehidupan
Sublime Object of Ideology” menjelaskan alamiah sebagaimana halnya mahluk
bawah ideologi tidak ada yang beku, tapi hidup lainnya (zoology). Persoalannya
sublim (menguap) dengan sendirinya tentu Islam sebagai pembentuk kesadaran
sejalan dengan perubahan waktu. subjek atau hanya sekedar simbolisasi
Demikian juga halnya dengan Melayu yang diperalat oleh kelompok elit, kaum
kalau kita lihat sebagai idologi yang tak feodal, atau para bangsawan. Kalau
lapuk karena hujan dan tak lekang karena disebut Islam pembentuk kesadaran,
panas.Nyata-nyatakanya kita sekarang maka pertanyaan selanjutnya kesadaran
yang dikatakan bersatu dalam satu seperti apa yang dibentuk oleh Islam
tersebut. Namun kalau Islam digunakan
sebagai simbol, maka pertanyaan siapa
3
Villa, Charles -Vicencio, A Theology of Reconstruction yang menggunakan simbol tersebut
Nation-Building And Human Rights,
Cambridge University Press 1992, p.1
dengan cara bagaimana dan dalam
4
Negara-negara yang ter masuk ATM rangka tujuan apa sehingga esensi
adalah Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura Islam apakah tetap melekat atau tidak
dan Timor Leste. Negara-negara yang termasuk ke
dalam ATD (Asia Teng gara Daratan) adalah;
dengan budaya masyarakat Melayu
Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam. tersebut.
Hubungan Islam dengan masyarakat dengan yang lain, masyarakat juga sebagai
Melayu menurut Profesor Zainal Kling kelompok dan berpacu selalu untuk
tidak dapat dilihat seperti hubungan memperlihatkan eksistensi dirinya.
antara aur dengan tebing, tapi masyarakat Dengan demikian Masyarakat jika dilihat
tumbuh bagaikan enau dalam semak bagaikan tumbuhan enau tersebut
belukar, masing-masing enau berhasrat memerlukan energi untuk tumbuh, namun
muncul menunjukan pucuk-pucuknya. berhadapan dengan lingkungan bisa jadi
Tamadun Melayu merupakan perpaduan sebagai kawan dan lawan (subjek and
dari berbagai pengaruh kebudayaan kalianan/others).
seperti budaya lokal/tradisional, Islam, Pandangan ini kalau kita rangkai
Hindu, Budha, Barat dan lain lain dalam dengan pendapat Sosiolog Universitas
membangun “kebudayaan inti”. Islam Singapore Lian Kwen Fee bahwa
hanya bagian dari kebudayaan yang masyarakat Asia Tenggara telah mengalami
mempengar uhi Tamadun Melayu. 5 tiga tahap proses sosial yaitu; kolonialisasi,
Pandangan ini mirip dengan pandangan dekolonialisasi dan moderinasi, sedangkan
Michel Foucault tentang kekuasaan. identitas Melayu telah berubah bukan
Menurut Foucault kekuasaan tidak bisa hanya sebagai reaksi dari pandangan
dikuasai dan dimiliki tapi tersebar, bersifat primordial tapi sudah menjadi
berubah-ubah dan ada di mana-mana. konstruksi sosial dikarena keadaan terkait
Bedanya Prof Zainal melihat kebudayaan dengan perkembangan ekonomi dan
sesuatu yang tumbuh, sedangkan Foucault politik sehingga dalam Melayu dapat
bersifat mobil, sehingga Foucoult lebih dipahami dalam nation state di Malaysia,
lanjut menyarankan adanya institusi Singapore dan Indonesia dalam bentuk
kontrol seperti panoptikon ala Bentham, yang berbeda. 6Kalau dicermati lebih dalam
sedangkan Melayu tidak memiliki tampaknya pandangan Lian Kwen Fee ingin
kemampuan melakukan kontrol menunjukan bahwa Singapore merupakan
membentuk panoptikon tersebut sehingga bagian masyarakat Melayu. Pandangan
dihadapan Foucault ideologi Melayu dalam terhadap kebudayaan pascakolonial harus
keadaan terbagi. Persepsi ini memberikan terkait dengan keberadaaan negara,
penyegaran kepada kita bahwa masyarakat sehingga persoalan negara Asia Tenggara
sesungguhnya hidup dan berinteraksi satu memposisikan Islam dalam menyikapi
tantangan dan peluang perlu dicermati.
5
Kling, Zainal (Profesor Antropologi dan Sosiologi
Fakulti Sastra dan Sain Sosial), Pelestarian dan
Pengembangan Masyarakat dan Kebudayaan Melayu, diambil 6
Fee, Lian Kwen, The Construction of Malay Identity
dari Buku Alam Melayu, Sejumlah Gagasan across Nation Malaysia, Singapore, and Indonesia, Published
Menjemput Keagungan (penyelenggara Elmustian by KITLV-Royal Netherlands Institute of Southeast
Rahman, Tien Marni dan Zulkarnaen), UNRI Press, Asian and Caribian Studies, Vo.157, No.4 (2001)
Pekanbaru, 2003, p.130 pp.861-879
Dewan ini 1968 diatur dan terdiri dari kalu dilihat kulitnya biasa saja,
beberapa bagian; pengacara umum, terlihatberwarna kuning hanya saja
tiga orang wakil umat Islam, kalau dibuka isinya kecil dari
sekretaris, bendahara dan wakil umat kulitnya.Kehampaan tersebut karena
lainnya.Berdasarkan AMLA, 1966 nilai-nilai yang dikembangkan penuh
(Akta Petadbiran Hukum Islam) dengan kontradiksi-kontradiksi,
Pemerintah Singapore tahun 1998 ketidak konsisten dalam prinsip.
membentuk MUIS (Mejlis Ulama Kehampaan hukum, mengingatkan
Islam Singapore).Anggota MUIS kita pada doktrin dasar hakikat
berjumlah 7 orang dan tugas Tauhid.tidak ada satupun yang dapat
utamanya adalah memberikan saran diandalkan di dunia ini kecuali
pendapat kepada Presiden Singapore tergantung kepada Allah semata.
dari dimensi ke-Islaman.MUIS juga Masyarakat Melayu yang paling
bergerak dibidang pendidikan yaitu memprihatikan adalah Masyarakat
MENDAKI (Majelis Pendidikan Moro di Filipina Selatan.Bangsa Moro
Anak-anak Muslim), DANAMIS tinggal di kepulauan Mindano-Sulu di
(Dana Perwalian Muslim bidang Filipina Selatan harus berjuang terus
ekonomi dan Sosial) JAMIYAH demi menegakan hak sebagai sebuah
(Humpunan Dakwah Islam bangsa. Pada awalnyamereka hidup
Singapore), kemudian ada LSM yang damai harus berhadapan dengan
bergerak dibidang pembinaan kolonialisasi Spanyol (1876), berlanjut
professional umat AMP (Association of Amerika (1899) dan sejak tahun 1970
Muslim Profesionals). sampai karang berhadapan dengan
Masyarakat Singapore maju Filipina.
sekalipun tidak banyak terlibat dalam
kebijakan pemerintah, di sini Islam Dari uraian diatas secara sederhana
menjadi hampa, namun masih kadar resapan Negara-negara Kawasan
menghidupkan simbol-simbol di Asia Tenggara Terhadap Ke-Islaman
masyarakat.Ibaratkan padi hampa dalam membangun Tamadun Melayu
bukan tidak ada isi, namun tidak utuh, dapat digambarkan secara sederhana;
Muatan Brunei Malaysia Indonesia Singapore Filipina
Negara Darussalam (Moro)
Konstitusi X X - - -
Politisi X X X - -
Simbolisasi X - - X -
Tindakan sebagai wujud pemikiran dan tapi dengan cara bagaimana masing-
mental suatu masyarakat dalam memahami masing negara hidup menjadi sebuah
dirinya (subjektivitas) dan yang lain (others) nation state dengan tetap dalam konteks ke-
dilihat dalam membentuk kedaulatan Melayu-annya. Singapore negara
negaranya. Dengan kedaulatan negara berorientasi pada kepentingan ekonomi,
terbentuk cita-cita dapat dicapai, hukum hasilnya negara menjadi maju.Lain halnya
dapat dibangun secara mandiri dan dengan Indonesia, persoalan kemajemukan
kemerdekaan dapat terasa manfaatnya bagi bangsa menjadi persoalan utama sehingga
masyarakat. Persatuan Indonesia menjadi prioritas
Realitas Sosial paling tidak ada tiga sekalipun dilakukan dengan cara-cara
metode pembentukan kedaulatan negara militer, hasilnya negara menjadi paling
yang telah dilakukan oleh masyarakat di luas sekalipun dipisah dengan
tanah Melayu untuk melepaskan diri dari laut.Malaysia membangun konstitusional
kolonialisasi. Pertama, metode secara demokrasi, UMNO(United Malays
pengakuankedaulatan dilakukan oleh National Organisation)menjadi pilar politik
Indonesia terhadap Belanda. Metode Malaysia yang dapat mengawal kedaulan
penyerahan kedaulatan dilakukan negara tetap tegak dibawah nuansa ke-
Inggeris terhadap Malaysia dan Brunei, Kemelayu-an.
kemudian metode pemisahanan
dilakukan Malaysia terhadap Singapore. Kesimpulan
Model-model ini berlaku dalam hukum Tidak ada teori yang sempurna
internasional11 sehingga mereka dapat menjelaskan mengapa demikian kuat
duduk sama rendah dan tegak sama tinggi penyatuan Islam dengan masyarakat
dengan negara-negara lain. Persoalannya Melayu sehingga Melayu menjadi identik
dari aspek Ke-Melayu-an tidak hanya dengan Islam.Kalau dikatakan penyatuan
berhasil lepas dari masing kolonialisasi, tersebut karena kemampuan para
pedagang menyesuaikan diri dengan
11
Metode Pengakuan tersebut antara lain; Occupation
kehidupan masyarakat dapat dibenarkan,
(pendudukan), Prescription (ada sepanjang efektif), namun banyak negara-negara kolonial
Accretion (pertumbuhan dari kecil menjadi besar), berhubungan dengan masyarakat melalui
Cession (penyerahan wilayah/daerah), Conquest
(penaklukan, perebutan hati). Lihat; Lindley, M. F.,
bisnis tidak berhasil menyatu
Ll.D., B.Sc. (Lond.), The Acquisition and Government of demikian.Kalau penyatuan tersebut
Backward Territory in International Law Being a Teeatise on karena Islam yang berkembang di tanah
The Law and Practice Relating to Colonial Expansion The
Middle Temple, Green And Co. Ltd. 39 Paternoster Row,
Melayu melalui jalur spritual/tassauf yang
London, E.C. 4, New York, Toronto Bombay, Calcutta sesuai dengan karakter masyarakat yang
And Madras, 1926, pp.123-293. Lihat juga; Brien, John bergerak dari animinsme menuju
O’ International Law, Cavendish Publishing Limited,
The Glass House,Wharton Street, London WC1X 9
masyarakat religius juga dapat dibenarkan
PX, United Kongdom,, ,2001.p.205 namun mengapa ajaran-ajaran spritual
lainya tidak demikian menyatu. Yang pasti peluang di era global saat ini kalau memiliki
hubungan Islam dengan masyarakat krativitas dalam mengembangkan nilai nilai
Melayu muncul dalam membangun Islam secara baru dalam konteks ke kinian.
peradaban terasa nyata ketika era pasca Kebebasan yang dituntut dalam era
kolonial memerlukan pemikiran globalisasi menuntut manusia individual
kebangsaan (nation state) terbentuk melalui beramal soleh, dalam artian tidak hanya
proses politik kenegaraan sehingga kadar rajin ke masjid dan menghapal ayat-ayat
resapan negara-negara terhadap nilai-nilai al Qu’an diluar kepala tapi buktinya
Islam dapat dipahami. Teori yang sumbangan apa yang dapat diberikan bagi
menjelasakan bahwa negara bangsa adalah perkembangan umat manusia.
produk modernitas tidak sejalan dengan Islam dapat menjadi pedoman dalam
masyarakat kultur yang berorientas pada mengatur kehidupan sosial-politik
masa lalu adalah keliru, karena masa (muamalah), namun negara-negara
sekarang merupakan dunia kehidupan poskolonial di Asia Tenggara telah
yang berlanjut dalam situasi yang berbeda. didominasi oleh kepentingan ekonomi
Ada tiga indikator resapan sebuah dan politik sehingga Islam bergeser dari
negara dalam era globalisasi saat ini terhadap aqidah ke syariat, akibatnya Islam menjadi
Islam, yaitu; 1) konstitusi, mengatur resistensi bagi yang lain.
kehidupan administrasi sebauh negara, 2) Kebudayaan Melayu memiliki
politisasi sejauh mana Islam menjadi bahsan keunikan dalam menanggapi perubahan
konsumsi politik kenegaraan, dan 3) dan perkembangan lingkungan dan
simbolisasi menggunakan simbol-simbol peradaban manusia.Kebesaran Kebudayaan
ke-Islam dalam menunjukan identitas Melayu terlihat dari kemampuan elastisitas
kenegaraan. dalam menerima sebagai bagain dari
Islam menyediakan nilai-nilai. akan peradapan besar kehidupan dunia.
menjadi supporter/pendorong pembangunan Sekalipun dunia perkembangan tersebut
nation state apabila para ulama mampu tidak berawal dari dunia Melayu, akan
melakukan penafsiran dan menebarkan tetapi perkembangan tersebut dapat
pemahaman menjadi manusia berakhlakul disesuaikan dengan atau diatasnamakan
karimah sesuai dengan tuntutan al qur’an dengan Melayu.
dan hadist. Demikian juga sebaliknya,
Islam akan menjadi resietensi/musuh
bagi suatu negara apabila para ulama
memaknai Islam sebagai alat dalam Daftar Kepustakaan
membangun kekuatan politik.
Islam masih relevan bagi masyarakat Aamir A. Rehman, Gulf Capital Islamic
Melayu sebagai pedoman hidup dalam Finance The Rise of the New Global
menghadapi tantang dan memanfaatkan Players, New York Chicago San