Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN SOSIAL-POLITIK TERHADAP ISLAM

DAN TAMADUN MELAYU DI ASIA TENGGARA


TANTANGAN DAN HARAPAN
Oleh: Muhammad Halkis
Doktor FIB Universitas Indonesia & penulis Revitalisasi Hak Ulayat
Email : m_halkis@yahoo.com

Abstrak
Hubungan Islam dengan masyarakat Melayu muncul dalam membangun peradaban
terasa nyata ketika era pasca kolonial memerlukan pemikiran kebangsaan (nation state)
terbentuk melalui proses politik kenegaraan sehingga kadar resapan negara-negara terhadap
nilai-nilai Islam dapat dipahami.Teori yang menjelasakan bahwa negara bangsa adalah
produk modernitas tidak sejalan dengan masyarakat kultur yang berorientas pada masa
lalu adalah keliru, karena masa sekarang merupakan dunia kehidupan yang berlanjut
dalam situasi yang berbeda.
Ada tiga indikator resapan sebuah negara dalam era globalisasi saat ini terhadap
Islam, yaitu; 1) konstitusi, mengatur kehidupan administrasi sebauh negara, 2) politisasi
sejauh mana Islam menjadi bahsan konsumsi politik kenegaraan, dan 3) simbolisasi
menggunakan simbol-simbol ke-Islam dalam menunjukan identitas kenegaraan.

Kata Kunci: Islam, Tamadun Melayu

Tamadun Melayu dari kultural ke semenanjung Melayu dan perairan


struktural. nusantara, namun Melayu adalah
“Tak Melayu hilang di bumi, bumi kesadaran subjektivitas dalam ruang dan
bertuah negeri beradat”, demikian waktu. Melayu membangun tekat untuk
sumpah Hang Tuah dalam kitab Sulalatus maju dan beridentitas diri dalam
Salatin1.Melayu bagi Hang Tuah bukan peradaban yang Islamiah. Menurut UU
hanya sebuah bangsa etnik Austro-Asiatic Hamidi “Melayu identik dengan Islam,
yang terdiri dari ratusan suku hidup di tidak Melayu kalau tidak Islam”.2
Tujuan kajian ini untuk menjelaskan
hubungan Islam dengan masyarakat Melayu
1
Kitab Sulalatus Salatin (Keturunan Raja-raja) salah dalam dalam pembentukanTamadun
satu kitab penting memahami sejarah, budaya dan
kerajaan di Melayu. Versi yang cukup popular
suntingan Rafles (1821), Abdullah bin Abdulkadir
Munsyi (1831), William Shellabear (1915), Aman 2
UU Hamidi Pembimbing Skripsi pemakalah di
Datuk Madjoindo (1959). IAIN/UIN Sultan Syaraif Kasim Pekanbaru, 1992.

36|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Melayu diAsia Tenggara.Landasan teori rumpun, satu bahasa namun kita terpisah,
kajian ini dapat dilihat dari persoalan masing-masing memiliki negara, memiliki
ideologi dan tauhid/theologi.Memang otoritas sendiri-sendiri yang diakui oleh
menurut beberapa ilmuawan kalau satu dengan yang lainnya.Subjek bersifat
ideologi kultur dipadukan dengan theologi kosong, retak, pecah dan tersebar,
tidak relevan dan berbahaya, pendapat membangun jarak satu dengan yang lain.
tersebut tentu berdasarkan pengalaman Hubungan satu dangan yang lain
masa lalu agama tertentu.3 Islam sebagai membangun suatu konstelasi, untuk itu
agama rahmatan lil ‘alamin memiliki sistem paling mungkin kita melihat kontelasi
nilai, norma, tatanan sosial yang mengatur dunia kehidupan (lebenswelt) masyarakat
perilaku bagi penganutnya namun Melayu dalam perspektif Islam.Dari
masyarakat di Asia Tenggara memiliki aspek ideologi, Melayu ada atau tidak
lingkungan fisik alami yang dinamis terletak dari kreativitas kaum intelektual
sehingga persoalannya bagaimana dan masyarakat Melayu itu sendiri.
masyarakat Melayu membangun eksistensi Edmund Husserl memilah
diri dalam menghadapi tantang dan subjektivitas dunia kehidupan (lebenswelt)
sekaligus peluang untuk hidup tumbuh, dengan dunia alamiah (umwelt). Kalau
berkembang dan berjaya dalam melewati lebenswelt diperuntukan pada kesadaran
zamankhususnya dalam kawasan ATM manusia dalam ruang dan waktu,
(Asia Tenggara Maritim).4 sementara umwelt melihat kehidupan
Slavoj Zizek dalam bukunya “The manusia dalam lingkungan kehidupan
Sublime Object of Ideology” menjelaskan alamiah sebagaimana halnya mahluk
bawah ideologi tidak ada yang beku, tapi hidup lainnya (zoology). Persoalannya
sublim (menguap) dengan sendirinya tentu Islam sebagai pembentuk kesadaran
sejalan dengan perubahan waktu. subjek atau hanya sekedar simbolisasi
Demikian juga halnya dengan Melayu yang diperalat oleh kelompok elit, kaum
kalau kita lihat sebagai idologi yang tak feodal, atau para bangsawan. Kalau
lapuk karena hujan dan tak lekang karena disebut Islam pembentuk kesadaran,
panas.Nyata-nyatakanya kita sekarang maka pertanyaan selanjutnya kesadaran
yang dikatakan bersatu dalam satu seperti apa yang dibentuk oleh Islam
tersebut. Namun kalau Islam digunakan
sebagai simbol, maka pertanyaan siapa
3
Villa, Charles -Vicencio, A Theology of Reconstruction yang menggunakan simbol tersebut
Nation-Building And Human Rights,
Cambridge University Press 1992, p.1
dengan cara bagaimana dan dalam
4
Negara-negara yang ter masuk ATM rangka tujuan apa sehingga esensi
adalah Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura Islam apakah tetap melekat atau tidak
dan Timor Leste. Negara-negara yang termasuk ke
dalam ATD (Asia Teng gara Daratan) adalah;
dengan budaya masyarakat Melayu
Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam. tersebut.

37|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Hubungan Islam dengan masyarakat dengan yang lain, masyarakat juga sebagai
Melayu menurut Profesor Zainal Kling kelompok dan berpacu selalu untuk
tidak dapat dilihat seperti hubungan memperlihatkan eksistensi dirinya.
antara aur dengan tebing, tapi masyarakat Dengan demikian Masyarakat jika dilihat
tumbuh bagaikan enau dalam semak bagaikan tumbuhan enau tersebut
belukar, masing-masing enau berhasrat memerlukan energi untuk tumbuh, namun
muncul menunjukan pucuk-pucuknya. berhadapan dengan lingkungan bisa jadi
Tamadun Melayu merupakan perpaduan sebagai kawan dan lawan (subjek and
dari berbagai pengaruh kebudayaan kalianan/others).
seperti budaya lokal/tradisional, Islam, Pandangan ini kalau kita rangkai
Hindu, Budha, Barat dan lain lain dalam dengan pendapat Sosiolog Universitas
membangun “kebudayaan inti”. Islam Singapore Lian Kwen Fee bahwa
hanya bagian dari kebudayaan yang masyarakat Asia Tenggara telah mengalami
mempengar uhi Tamadun Melayu. 5 tiga tahap proses sosial yaitu; kolonialisasi,
Pandangan ini mirip dengan pandangan dekolonialisasi dan moderinasi, sedangkan
Michel Foucault tentang kekuasaan. identitas Melayu telah berubah bukan
Menurut Foucault kekuasaan tidak bisa hanya sebagai reaksi dari pandangan
dikuasai dan dimiliki tapi tersebar, bersifat primordial tapi sudah menjadi
berubah-ubah dan ada di mana-mana. konstruksi sosial dikarena keadaan terkait
Bedanya Prof Zainal melihat kebudayaan dengan perkembangan ekonomi dan
sesuatu yang tumbuh, sedangkan Foucault politik sehingga dalam Melayu dapat
bersifat mobil, sehingga Foucoult lebih dipahami dalam nation state di Malaysia,
lanjut menyarankan adanya institusi Singapore dan Indonesia dalam bentuk
kontrol seperti panoptikon ala Bentham, yang berbeda. 6Kalau dicermati lebih dalam
sedangkan Melayu tidak memiliki tampaknya pandangan Lian Kwen Fee ingin
kemampuan melakukan kontrol menunjukan bahwa Singapore merupakan
membentuk panoptikon tersebut sehingga bagian masyarakat Melayu. Pandangan
dihadapan Foucault ideologi Melayu dalam terhadap kebudayaan pascakolonial harus
keadaan terbagi. Persepsi ini memberikan terkait dengan keberadaaan negara,
penyegaran kepada kita bahwa masyarakat sehingga persoalan negara Asia Tenggara
sesungguhnya hidup dan berinteraksi satu memposisikan Islam dalam menyikapi
tantangan dan peluang perlu dicermati.
5
Kling, Zainal (Profesor Antropologi dan Sosiologi
Fakulti Sastra dan Sain Sosial), Pelestarian dan
Pengembangan Masyarakat dan Kebudayaan Melayu, diambil 6
Fee, Lian Kwen, The Construction of Malay Identity
dari Buku Alam Melayu, Sejumlah Gagasan across Nation Malaysia, Singapore, and Indonesia, Published
Menjemput Keagungan (penyelenggara Elmustian by KITLV-Royal Netherlands Institute of Southeast
Rahman, Tien Marni dan Zulkarnaen), UNRI Press, Asian and Caribian Studies, Vo.157, No.4 (2001)
Pekanbaru, 2003, p.130 pp.861-879

38|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Kadar Resapan Negara Asia dengan Belanda di Indonesia menjadi


Tenggara terhadap Islam rujukan dalam pembangunan hukum dan
Kuatnya hubungan Islam dengan politik di negeri ini. Sekalipun kedekatan
Melayu memang luar biasa. Tidak ada Islam dengan masyarakat tidak dapat
teori yang pasti untuk menjelaskan dipungkiri tapi negara sebagai sebuah
hubungan tersebut demikian melekat. subjek memiliki alur tersendiri dalam
Padahal kalau bicara kebudayaan Melayu memperlihatkan eksistensinya. Untuk itu
seyogjanya kita melihat asal usul Proto- pertanyaan sekarang sumbanganapa
Deutro Melayu telah datang 3000 dan 1500 Islam berikan kepada dunia kehidupan
SM dari Yunan, sementara Islam datang dalam suatu negara di era global saat ini.
bersamaan kemajuan Daulah Abbasiyah Untuk itu pemakalah mengajukan
(750-1258 M) hingga sampai pertama kali klasifikasi masyarakat Melayu terkait
ke Samudera Pasai, Perlak-Aceh sebelum dengan negara di Asia Tenggara dalam
abad 13 M. Secara sederhana kesuksesan menghadapi tantangan era global saat
syiar tersebut karena dagang, perkawinan ini.Kalau merujuk pendapat Sennett
dan spiritual sufi oleh para keturunan Islam Richard dalam bukunya The Culture of the
Gujarat. Untuk itu Melayu dan Islam New Capitalisme 7ciri-ciri masyarakat era
sesungguhnya memiliki distansi. Kajian global dapat disebutkan; birokratisasi,
tentang distansi tersebut akan terlihat politisasi, dan nihilis.Dalam tulisan ini
esensi Melayu dalam dunia kehidupan pemakalah menyederhanakan dengan;
Masyarakat di Asia Tenggara. konstitusi, politisasi dan simbolisasi.
Realitas sosial kolonialisasi Melayu
berawal dari pembagian potensi selat 1. Konstitusi
Melaka melalui Perjanjian/Tractat Kondisi masyarakal global penuh
London 1924 antara Kerajaan Inggeris dengan paradoks, namun mereka
dengan Kerajaan Belanda. Wilayah Asia memiliki tatanan tersendiri.Persoalan
Tenggara Maritim di sebelah utara oleh yang menonjol diantaranya masalah
Inggeris dengan sistemhukum Anglo penataan pasar dan keuangan global,
Saxon dan bagian selatan oleh Belanda industrialisasi, ketenaga kerjaan,
dengan sistem hukum kontinental. pengendalian militer, demokrasi dan
Ketidak berdayaan Masyarakat Melayu hak asasi manusia. Masyarakat global
tampak dalam peristiwa ini. Kemudian membangun sistem dalam mengelola
setelah perang dunia kedua dibagi dalam kepentingan-kepentingan tersebut.
beberapa negara. Dalam perkebangannya
keberadaan negara tidak bisa lepas serta
merta dengan kolonialisasi, sampai hari Lihat Sennett Richard, The Culture of the New
7

Capitalisme, Yale University Press New haven and


ini. Kebudayaan Inggeris di Malaysia, London, 2006. (Bureaucracy,Talent and the Specter
Singapore dan Brunei, demikian juga of Uselessness and Consuming Politics)

39|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Persoalan satu dengan yang lain dikembangkan Weber dan sebagainya.


memiliki saling terkait, Amerika Kesulitan kita dalam dunia Melayu
mendominasi disebalik pengendalian adalah Islam dalam bahasa Arab, bagi
kekuatan persoalan tersendiri. Invansi kaum muslim yang banyak belajar tata
berbagai negara kaya minyak seperti membaca (tajwid), penghapal al
di Irak, Libya, Suriah dan negara- Qur’an, bukan pengamalan lebih
negara Timur Tengah lainnya dari utama bahkan tidak mengerti apa
penguasaan sebuah rezim menjadi yang telah dihapal. Praktek
milik perusahaan multi nasional kenegaraan di Indonesia juga terasa
dibawah kendali Amerika. Upaya persoalan ketika Perda-perda Syariat
perebutan kembali oleh gerakan lokal Islam digulirkan, justeru dengan begitu
merupakan musuh bersama. Skenario mudah digugurkan aturan dipandang
politik diberbagai belahan dunia lebih atas. Struktur hukum meletakan
peran Amerika tak tertandingi, konstitusi diatas segala-galanya,
masyarakat lokal kalah dalam sehingga konsitusi Indonesia terasa
publikasi, relasi dan perebutan opini beda dengan di Malaysia, Singapore,
publik yang menentukan. Class truggles Brunei, Filipina/Moro dan sebagainya.
dalam setiap negara bergeser dari Dalam konstitusi Federal Malaysia
membela rakyat menjadi membela apabila suatu masyarakat di wilayah
kepentingan nasional, disebalik itu tersebut beragama Islam, menggunakan
terjadi komitmen-komitmen dengan bahasa Melayu, dan hidup dengan adat
para pihak terkait. Sulit terungkap, dan tradisi Melayu maka disebut Melayu
bebarapa kasus di berbagai negara atau bertamadun Melayu. Untuk itu
hanya terlihat kebijakan-kebijakan dipahami bahwa setiap Tamadun
yang disusun rapih sehingga dapat Melayu sesungguhnya adalah Islam,
dibenarkan menurut otoritas/ namun tidak semua Islam adalah
prosedur hukum negara itu sendiri Tamadun Melayu. Artinya masyarakat
walaupun kadangkala melanggar di Tanah Melayu menerima Islam
norma hokum itu sendiri. Sejumlah secara selektif, sehingga tidak semua
konsep Etika dianggap benar apabila model keyakinan dalam Islam dapat
mampu menjadi pembela;mungkin hidup di Tanah Melayu. Misal, Syi’ah,
termasuk etika Kristen, etika ataupun Ahmadiyah Lahore ternyata
Konfucius, mungkin termasuk sampai hari ini sulit di akui di tengah-
Tunjuk Ajar Melayu. tengah masyarakat Melayu. Dengan
Konsep ahlaqul karimah penting demikian Tamadun Melayu menjadi
dikembangkan, semangat berbagi dan ideologi primordial Islam sektarian
memberi sesungguhnya tak jauh yang terpelihara dalam kehidupan
berbeda dengan Etika Kristen yang masyarakat.

40|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Upaya menegakan Islam secara secara tidak lansung.Proklamasi dan


utuh dan hampair tidak mendapatkan Konstitusi UUD 1945 tidak diakui
tantangan adalah Brunei Darusalam. oleh Belanda sehingga terjadi perang
Sultan Bolkiah telah mengirarkan Agresi Belanda I dan II 1947 dan
negara Brunei adalah negara Islam- 1949 sampai perundingan KMB
Melayu-Beraja.Islam sudah menjadi (Komperensi Meja Bundar) ditanda
konstitusi negara dan simbol-simbol tangani Indonesia-Belanda.
ke-Islaman dipertahan dalam dalam Peran Islam melepaskan diri dari
setiap perayaan hari besar keagamaan, kolonial sangat besar.Berbagai
seperti Maulid Nabi, Hari Raya Idul kelompok masyarakat mengorganisir
Firtri. Walaupun penduduknya tidak diri dengan semangat “jihat fi sabililah”
sampai 70 % Islam tapi Kerajaan mengusir Belanda kolonial kafir
Brunai memilki akar sejarah khusus bergelora di jajahan Hindia Belanda
dengan Islam sehing ga seruan saat itu. Gerakan Islam era kolonial
menegakan hukum Islam bagi negara dimulai dari Serikat Islam (SI) tahun
hampir tidak mendapatkan kendala. 1905 didirikan oleh Haji Samanhudi
di Surakarta (Jawa Tengah).Pada
2. Politisasi awalnya SI hanya mengumpulkan
Wali Songo istilah yang paling kaum pedagang Surakarta agar umat
populer para ulama melakukan syiar Islam mampu bersaing melawan
Islam pertama di tanah Jawa, sekarang pedagang Tionghoa yang menjadi
Indonesia. Kerajaan-kerajaan Islam di anak emas Balanda. Oleh H.O.S.
Indonesia tersebar di berbagai wilayah Cokroaminoto selanjutnya diubah
kepulauan nusantara. Setelah kolonial menjadi SDI (Serikat Dagang Islam)
barat terutama Protugis, Spanyol, mulai bergerak ke masalah politik.
Inggeris dan paling berkesan adalah Partai Politik Islam terbesar awal
Belanda dengan memberi nama kemerdekaan adalah Masyumi (Majelis
Hindia Belanda. Kemenangan Jepang Syuro Muslimin Indonesia), kalau tidak
tahun 1942 memaksa Belanda harus pecah dengan NU (Nahdatul Ulama)
angkat kaki, namun kekalahan Jepang hampir mengalahkan PNI (Partai
oleh Sekutu memaksa Jepang harus Nasional Indonesia) pimpinan Bung
meninggalkan Indonesia sebelum Karno pada saat Pemilu Indonesia
memenuhi janjinya untuk menyerahkan Pertama 1955.
kemerdekaan pada bangsa Indonesia. Perdebatan paling seru awal
Situasi tersebut dimanafaatkan oleh kemerdekaan mengenai dasar negara,
Bung Karno-Hatta dan kawan-kawan antara dimasukan atau tidak kata
untuk menyampaikan proklamasi “kewajiban menjalankan syariat Islam
dalam pengawalan tentara Jepang bagi pemeluknya” dalam sila pertama

41|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Pancasila. Kenyataannya sampai Malaysia maka terjadi konflik


sekarang konstitusi UUD 1945secara dengan Indonesia. Lee Kuan Yew
tekstual tidak ada menempatkan memanfaatkan situasi tersebut
Islam sebagai dasar negara, namun untuk melepaskan Singapore dari
pasal 29 tentang negara berdasarkaan Malaysia.
Ketuhanan Yang Maha Esa oleh umat Sekalipun Singapore lepas dari
Islam dapat dimaknai dengan Islam, kekuasan Malaysia masyarat Melayu
sebagaimana juga halnya oleh agama Singapore tetap melekat dengan
lain. Pembauran Islam dan budaya di Islam dengan tradisi tarekat. Masjid
tanah air sangat rumit. Kenyataanya Ba’alami dikenal sebagai pusat
subjektivitas kehidupan masyarakat Tareka ‘Alawiyah yang
Indonesia menurut Herbert Feith dikembangkan pertama kali oleh
terbagi dalam 5 kelompok; Nasionalis, Muhamamd bin “Ali Ba’alawi. Khas
Islam, Sosialis, Komunis dan Priyai tradisi ini mengamalkan ritual “Ratib
Jawa. Abdul Rahma” setiap malam jumat,
masyarakat membawa air dalam
3. Simbolisasi botol diletakan di mihrab masjid
Tahun 1819 Stamford Raffless kemudian dibawa pulang untuk
mendaratkan armadanya di Singapore berbagai keperluan, seperti berobat,
dan beruding dengan Sultan Johor kelancaran usaha dan sebagainya.
dan Tumenggungnya Husein di Tarekat kedua yang cukup popular
Singapore untuk mengatur sekarang adalah Tareka Qodariah
pemerintahan bersama, namun 1824 Naqsabandiyah berasal dari Suralaya
Raf les berhasil membeli pulau Tasikmalaya Jawa Barat. Tarekat ini
tersebut kepada Sultan dan dikembangkan oleh Haji Ali bin
Tumenggung tersebut. Sejak terjadi Muhammad sebagai wakil dari
transaksi jual beli tersebut Singapore Syekh Ahmad Shahibul Wafa
secara keperdataan nyaris menjadi Tajul’arifin yang ting gal di
lepas Kesultanan Melayu.1959 Tasikmalaya. Selain itu banyak
Konstitusi Singapore terbentuk kelompok tarekat yang tersebar di
dengan Gubernurnya Sir William masyarakat danada juga yang
Goode dan Lee Kuan Yew. Perdana dikembangkan oleh muslim asal
Menteri Malaysia Tun Abdul Rahman India.
tahun 1961 menggagas menjadi Untuk membina umat Islam
negara federal termasuk Singapore pemerintahan Singapore sejak 1880
dengan alasan kekhawatiran menjadi telah membentuk Hakim Agama
basis komunis, namun kerena Borneo (Qadi) yang didasari Ordonansi
Utara dimasukan salah satu federasi Perkawinan Pengikut Muhammad.

42|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Dewan ini 1968 diatur dan terdiri dari kalu dilihat kulitnya biasa saja,
beberapa bagian; pengacara umum, terlihatberwarna kuning hanya saja
tiga orang wakil umat Islam, kalau dibuka isinya kecil dari
sekretaris, bendahara dan wakil umat kulitnya.Kehampaan tersebut karena
lainnya.Berdasarkan AMLA, 1966 nilai-nilai yang dikembangkan penuh
(Akta Petadbiran Hukum Islam) dengan kontradiksi-kontradiksi,
Pemerintah Singapore tahun 1998 ketidak konsisten dalam prinsip.
membentuk MUIS (Mejlis Ulama Kehampaan hukum, mengingatkan
Islam Singapore).Anggota MUIS kita pada doktrin dasar hakikat
berjumlah 7 orang dan tugas Tauhid.tidak ada satupun yang dapat
utamanya adalah memberikan saran diandalkan di dunia ini kecuali
pendapat kepada Presiden Singapore tergantung kepada Allah semata.
dari dimensi ke-Islaman.MUIS juga Masyarakat Melayu yang paling
bergerak dibidang pendidikan yaitu memprihatikan adalah Masyarakat
MENDAKI (Majelis Pendidikan Moro di Filipina Selatan.Bangsa Moro
Anak-anak Muslim), DANAMIS tinggal di kepulauan Mindano-Sulu di
(Dana Perwalian Muslim bidang Filipina Selatan harus berjuang terus
ekonomi dan Sosial) JAMIYAH demi menegakan hak sebagai sebuah
(Humpunan Dakwah Islam bangsa. Pada awalnyamereka hidup
Singapore), kemudian ada LSM yang damai harus berhadapan dengan
bergerak dibidang pembinaan kolonialisasi Spanyol (1876), berlanjut
professional umat AMP (Association of Amerika (1899) dan sejak tahun 1970
Muslim Profesionals). sampai karang berhadapan dengan
Masyarakat Singapore maju Filipina.
sekalipun tidak banyak terlibat dalam
kebijakan pemerintah, di sini Islam Dari uraian diatas secara sederhana
menjadi hampa, namun masih kadar resapan Negara-negara Kawasan
menghidupkan simbol-simbol di Asia Tenggara Terhadap Ke-Islaman
masyarakat.Ibaratkan padi hampa dalam membangun Tamadun Melayu
bukan tidak ada isi, namun tidak utuh, dapat digambarkan secara sederhana;
Muatan Brunei Malaysia Indonesia Singapore Filipina
Negara Darussalam (Moro)
Konstitusi X X - - -
Politisi X X X - -
Simbolisasi X - - X -

43|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Strategi PenyelamatanTamadun tanpakanya terabaikan dari pergaulan


Melayu dalam Era Globalisasi nasional dan internasional.9
Melihat kekuatan dan kelemahan Amir A. Rehman dalam Gulf Capital
masyarakat Melayu dalam menghadapi Islamic Finance The Rise of the New Global
kehidupan global saat ini peluang terbesar Players menjelaskan potensi umat Islam
adalah menyelamatkan tanah leluhur yang dalam menghadapi era global sangat
mengandung berbagai kekayaan besar. Persoannya hanya terletak dari latar
alamiahuntuk mempertahankan hidup belang umat dengan perkembangan trend
dan masuk ke pasar global melalui sistem dan pihak-pihak berkepentingan.10 Dalam
yang disepakati bersama dan saling era pasar global dengan prinsip Islam
menguntungkan dalam menjaga eksistensi sebagai rahmatan lil alamin dengan tertanam
diri secara bermartabat.Hak Hukum atas dalam jiwa setiap insan sifat Ar Rahman
norma “Right The First Time” dapat dan Ar Rahim pasti dapat membangun
terlindungi dalam hukum Internasional. ahlak mulia dan mampu berpartisipasi
Brunai Darussalam contoh paling sukses, dalam membangun konstelasi peradapan
kehidupan politik paling stabil dan ekonomi global. Sesungguhnya implementasi
paling makmur.Memang berhadapan tatanan nilai suatu budaya terlihat dalam
dengan suasana alam demokrasi saat ini kreativitas-kreativitas masyarakatnya.
cara-cara yang dilakuan Pemerintah Brunei Distansi antara tindakan budaya dengan
Darussalam mendapatkan kritik dari politik terlihat dalam tindakan-tindakan
berbagai pihak, terutama negara-negara bertujuan. Untuk membaca tindakan
barat, apalagi akhir-akhir ini Pemerintah tersebut dapat dilihat melalui simbol-
Brunai telah berkomitmen untuk simbol, pendekatan-pendekatan dan
menegakan Hukum Islam secara kaffah dan imajinasi-imajinasi yang dikembangkan.
mendorong bahasa Melayu menjadi bahasa
Internasional. Malaysia juga berhasil
melakukan klasifikasi pengaturan 9
Khusus masyarakat Melayu Riau pada level
nasional sangat memprihatinkan karena sejak merdeka
penguasaan tanah, dan paling tidak 1945 sampai saat ini (1914) hanya dua jadi Menteri,
menyelamatkaan ruang untuk masyarakat itupun dalam waktu singkat, yaitu Syarwan Hamid
Melayu. Akan tarasa beda dengan kurang dua tahun dan Lukam Edy dua setengah tahun.
Sedangkan Gubernur Putera Daerah baru tiga orang,
Indonesia yang melihat Hak Ulayat secara dan paling menyedihkan dua orang sudah
ambigu, konflik tak terselesaiakan dengan mendapatkan putusan hukum terlibat kasus pidana.
baik.8Kekuatan hukum ditentukan oleh Melihat keadaan demikian menjadi tanda tanya besar
sejauh mana pengakuan keberadaan orang-orang
kekuatan kapital sehingga kelompok Melayu Riau di mata nasionalisme Indonesia.
masyarakat tidak memiliki akses 10
Amir A. Rehman, Gulf Capital Islamic Finance The
Rise of the New Global Players, New York Chicago San
Francisco Lisbon London Madrid Mexico City Milan
8
Lihat; Halkis, Revitalisasi Hak Ulayat Tantang atau New Delhi San Juan Seoul Singapore Sydney Toronto,
Peluang, Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru, 2006. 2010.p. 288

44|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Tindakan sebagai wujud pemikiran dan tapi dengan cara bagaimana masing-
mental suatu masyarakat dalam memahami masing negara hidup menjadi sebuah
dirinya (subjektivitas) dan yang lain (others) nation state dengan tetap dalam konteks ke-
dilihat dalam membentuk kedaulatan Melayu-annya. Singapore negara
negaranya. Dengan kedaulatan negara berorientasi pada kepentingan ekonomi,
terbentuk cita-cita dapat dicapai, hukum hasilnya negara menjadi maju.Lain halnya
dapat dibangun secara mandiri dan dengan Indonesia, persoalan kemajemukan
kemerdekaan dapat terasa manfaatnya bagi bangsa menjadi persoalan utama sehingga
masyarakat. Persatuan Indonesia menjadi prioritas
Realitas Sosial paling tidak ada tiga sekalipun dilakukan dengan cara-cara
metode pembentukan kedaulatan negara militer, hasilnya negara menjadi paling
yang telah dilakukan oleh masyarakat di luas sekalipun dipisah dengan
tanah Melayu untuk melepaskan diri dari laut.Malaysia membangun konstitusional
kolonialisasi. Pertama, metode secara demokrasi, UMNO(United Malays
pengakuankedaulatan dilakukan oleh National Organisation)menjadi pilar politik
Indonesia terhadap Belanda. Metode Malaysia yang dapat mengawal kedaulan
penyerahan kedaulatan dilakukan negara tetap tegak dibawah nuansa ke-
Inggeris terhadap Malaysia dan Brunei, Kemelayu-an.
kemudian metode pemisahanan
dilakukan Malaysia terhadap Singapore. Kesimpulan
Model-model ini berlaku dalam hukum Tidak ada teori yang sempurna
internasional11 sehingga mereka dapat menjelaskan mengapa demikian kuat
duduk sama rendah dan tegak sama tinggi penyatuan Islam dengan masyarakat
dengan negara-negara lain. Persoalannya Melayu sehingga Melayu menjadi identik
dari aspek Ke-Melayu-an tidak hanya dengan Islam.Kalau dikatakan penyatuan
berhasil lepas dari masing kolonialisasi, tersebut karena kemampuan para
pedagang menyesuaikan diri dengan
11
Metode Pengakuan tersebut antara lain; Occupation
kehidupan masyarakat dapat dibenarkan,
(pendudukan), Prescription (ada sepanjang efektif), namun banyak negara-negara kolonial
Accretion (pertumbuhan dari kecil menjadi besar), berhubungan dengan masyarakat melalui
Cession (penyerahan wilayah/daerah), Conquest
(penaklukan, perebutan hati). Lihat; Lindley, M. F.,
bisnis tidak berhasil menyatu
Ll.D., B.Sc. (Lond.), The Acquisition and Government of demikian.Kalau penyatuan tersebut
Backward Territory in International Law Being a Teeatise on karena Islam yang berkembang di tanah
The Law and Practice Relating to Colonial Expansion The
Middle Temple, Green And Co. Ltd. 39 Paternoster Row,
Melayu melalui jalur spritual/tassauf yang
London, E.C. 4, New York, Toronto Bombay, Calcutta sesuai dengan karakter masyarakat yang
And Madras, 1926, pp.123-293. Lihat juga; Brien, John bergerak dari animinsme menuju
O’ International Law, Cavendish Publishing Limited,
The Glass House,Wharton Street, London WC1X 9
masyarakat religius juga dapat dibenarkan
PX, United Kongdom,, ,2001.p.205 namun mengapa ajaran-ajaran spritual

45|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

lainya tidak demikian menyatu. Yang pasti peluang di era global saat ini kalau memiliki
hubungan Islam dengan masyarakat krativitas dalam mengembangkan nilai nilai
Melayu muncul dalam membangun Islam secara baru dalam konteks ke kinian.
peradaban terasa nyata ketika era pasca Kebebasan yang dituntut dalam era
kolonial memerlukan pemikiran globalisasi menuntut manusia individual
kebangsaan (nation state) terbentuk melalui beramal soleh, dalam artian tidak hanya
proses politik kenegaraan sehingga kadar rajin ke masjid dan menghapal ayat-ayat
resapan negara-negara terhadap nilai-nilai al Qu’an diluar kepala tapi buktinya
Islam dapat dipahami. Teori yang sumbangan apa yang dapat diberikan bagi
menjelasakan bahwa negara bangsa adalah perkembangan umat manusia.
produk modernitas tidak sejalan dengan Islam dapat menjadi pedoman dalam
masyarakat kultur yang berorientas pada mengatur kehidupan sosial-politik
masa lalu adalah keliru, karena masa (muamalah), namun negara-negara
sekarang merupakan dunia kehidupan poskolonial di Asia Tenggara telah
yang berlanjut dalam situasi yang berbeda. didominasi oleh kepentingan ekonomi
Ada tiga indikator resapan sebuah dan politik sehingga Islam bergeser dari
negara dalam era globalisasi saat ini terhadap aqidah ke syariat, akibatnya Islam menjadi
Islam, yaitu; 1) konstitusi, mengatur resistensi bagi yang lain.
kehidupan administrasi sebauh negara, 2) Kebudayaan Melayu memiliki
politisasi sejauh mana Islam menjadi bahsan keunikan dalam menanggapi perubahan
konsumsi politik kenegaraan, dan 3) dan perkembangan lingkungan dan
simbolisasi menggunakan simbol-simbol peradaban manusia.Kebesaran Kebudayaan
ke-Islam dalam menunjukan identitas Melayu terlihat dari kemampuan elastisitas
kenegaraan. dalam menerima sebagai bagain dari
Islam menyediakan nilai-nilai. akan peradapan besar kehidupan dunia.
menjadi supporter/pendorong pembangunan Sekalipun dunia perkembangan tersebut
nation state apabila para ulama mampu tidak berawal dari dunia Melayu, akan
melakukan penafsiran dan menebarkan tetapi perkembangan tersebut dapat
pemahaman menjadi manusia berakhlakul disesuaikan dengan atau diatasnamakan
karimah sesuai dengan tuntutan al qur’an dengan Melayu.
dan hadist. Demikian juga sebaliknya,
Islam akan menjadi resietensi/musuh
bagi suatu negara apabila para ulama
memaknai Islam sebagai alat dalam Daftar Kepustakaan
membangun kekuatan politik.
Islam masih relevan bagi masyarakat Aamir A. Rehman, Gulf Capital Islamic
Melayu sebagai pedoman hidup dalam Finance The Rise of the New Global
menghadapi tantang dan memanfaatkan Players, New York Chicago San

46|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014
Muhammad Halkis: Tinjauan Sosial-Politik Terhadap Islam dan Tamadun Melayu

Francisco LisbonLondon Madrid Keagungan, UNRI Press,


Mexico City Milan New DelhiSan Pekanbaru, 2003
Juan Seoul Singapore Sydney Lindley, M. F., Ll.D., B.Sc. (Lond.), The
Toronto, 2010 Acquisition and Government of
Fee, Lian Kwen, The Construction of Malay Backward Territory in International
Identity across Nation Malaysia, Law Being a Teeatise on The Law and
Singapore, and Indonesia, Published Practice Relating to Colonial
by KITLV-Royal Netherlands Expansion The Middle Temple,
Institute of Southeast Asian and Green And Co. Ltd. 39
Caribian Studies, Vo.157, No.4 Paternoster Row, London, E.C. 4,
(2001) New York, Toronto Bombay,
Gungwu, Wang (edited), Nation-Building: Calcutta And Madras, 1926
five Southeast Asian histories , ISEAS Sennett Richard, The Culture of the New
Publications Institute of Capitalisme, Yale University Press
Southeast Asian Studies 30 Heng New haven and London, 2010
Mui Keng Terrace Pasir Panjang, Smith, Antony D, (Terj. Frans Kowa)
Singapore 119614, 2005 Nasionalisme, Teori, Ideologi dan
Halkis, Revitalisasi Hak Ulayat Tantang atau Sejarah, Erlangga, Jakarta, 2003
Peluang, Yayasan Pusaka Riau, Villa, Charles -Vicencio, A Theology of
Pekanbaru, 2006. Reconstruction Nation-Building And
Hill, Michael and Lian Kwen Fee, The Human Rights, Cambridge
Politics of Nation Building and University Press 1992
Citizenship in Singapore, Rotledge, Zajda, Joseph, Holger Daun, Lawrence
London New York, 1995 J. Saha (editor.), Nation-Building,
Rahman, Elmustian, Tien Marni dan Identity and Citizenship Education
Zulkarnaen (editor), Alam Melayu, Cross-cultural Perspectives,Springer,
Sejumlah Gagasan Menjemput 2009

47|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.6, No.1 Januari-Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai