Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PRATIKUM

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI TERINTEGRASI III


“PERENCANAAN ORGANISASI MANAJEMEN”

Disusun Oleh :

Fendi Pradana (2017-57-017 / 2017)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRATIKUM
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI TERINTEGRASI III
“PERENCANAAN ORGANISASI MANAJEMEN”

Kudus, 05 November 2019


Dosen Pengampu,

(Vikha Indira, S.T.,M.T.)


NIDN 1008049101

Mengetahui,
Ka. Prodi Teknik Industri UMK

(Salman Alfarisi S.T.,M.T.)


NIDN 1008049101

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Industri Terintergrasi III yang
berjudul “Perencanaan Organisasi Manajemen”. Laporan ini disusun dengan
tujuan memenuhi Laporan Praktikum Teknik Industri Terintergrasi III. Dalam
menyusun laporan ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. Kepada Ibu. Vikha Indira, S.T.,M.T. selaku dosen Mata Kuliah


Pratikum Teknik Industri Terintergrasi III.
2. Asisten Laboratorium Teknik Industri yang membimbing kami dalam
melakukan pratikum dan menyusun laporan ini.
3. Teman-teman prodi teknik industri maupun teman-teman di luar prodi
teknik industri yang sudah membantu menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan laporan. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.

Kudus, 05 November 2019

Penulis

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus iii
DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ............................................................................................ ii

Kata Pengantar .................................................................................. iii

Daftar Isi ............................................................................................................. iv

Daftar Gambar ..................................................................................................... vi

Daftar Tabel ........................................................................................................ vii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................... 1


1.2. Perumasan Masalah ............................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 2
1.4. Pembatasan Masalah............................................................ 2
1.5. Sistematik Penulisan ........................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5

2.1. ..
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM ...................................................... 10

3.1. FlowChart ............................................................................ 10

BAB IV. PEMBAHASAN ............................................................................. 12

4.1. Gambaran Umum Perusahaan Induk .................................. 12


4.2. Penentuan Alternatif Strategi Perusahaan ........................... 14
4.3. Penentuan Strategi Inti Perusahaan
4.4. Profil Perusahaan
4.5. Proses Bisnis
4.6. Perancangan Desain Organisasi
4.7. Kebijakan Perusahaan
BAB V. KESIMPULAN

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus iv
5.1. KESIMPULAN

5.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 32

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1) Gambar 2.1. Tampilan NetBeans IDE 8.2 .............................................. 6

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus vi
DAFTAR TABEL

Halaman

1) Table 4.1 Pembuatan From Design Data Karyawan ............................... 14

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam menjalankan kegiatan usaha perusahaan, diperlukan
adanya perancangan dan pengembangan organisasi bisnis. Hal ini
dapat dicapai setelah adanya pemetaan proses bisnis yang merupakan
langkah awal dan merupakan dasar dalam pengembangan usaha.
Dengan adanya pemetaan proses bisnis, kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan telah diketahui dan dikelompokkan sehingga diketahui
elemen-elemen apa yang diperlukan dalam pengembangan proses
bisnis ini.
Namun demikian, elemen-elemen yang telah diketahui tersebut
belum tentu memiliki spirit yang cukup untuk mempertahankan
kegiatan prosesnya. Diperlukan elemen-elemen yang merupakan
landasan dalam tiap pemikiran, tindakan, dan keputusan yang akan di
ambil oleh setiap elemen perusahaan. Elemen-elemen itu diantaranya
adalah visi, misi, tujuan, sasaran, value and believe. Tidak cukup
sampai disitu, dalam membangun usaha perusahaan diperlukan
perencanaan yang matang dan tersetuktur agar usaha yang akan
dibangun tidak akan mengalami kesulitan dalam bersaing.
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain. Pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan
tak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau
rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis
dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 1
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana
formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap
anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana
formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan
kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Maka itu PT. Industrial Funiture yang merupakan anak cabang
pertama Funiture Group yang berlokasi di Kalimantan. Agar PT.
Industrial Funiture dapat bersaing di wilayah Kalimantan maka
diperlukan perancangan komponen perusahaan yang meliputi visi,
misi, tujuan, sasaran, velue dan believe, dan perencanaan organisasi
yang baik dan tersetuktur.
1.2. Perumusan Masalah
PT. Industrial Funiture. adalah sebuah perusahaan produsen
Kursi Malas yang memiliki brand unggul. Namun, perusahaan ini
belum menjadi perusahaan yang modern (belum menerapkan konsep-
konsep Teknik Industri). Serta adanya modernisasi dalam PT
Industrial Funiture menyebabkan perubahan terhadap setiap elemen
yang ada.
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari praktikum modul 2 Perencanaan Organisasi
Manajemen adalah :
1. Memahami pentingnya visi, misi, value dan belief
perusahaan dalam perancangan organisasi.
2. Memahami kerterkaitan antara proses bisnis dan
perancangan struktur organisasi perusahaan dalam proses
pembuatan struktur organisasi dan job description.
3. Mampu menjelaskan job description dan aliran informasi
dalam organisasi.
4. Membuat struktur organisasi perusahaan.
5. Mampu menganalisis strategi perusahaan.
6. Menentukan kebijakan perusahaan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 2
1.4. Pembatasan Masalah
Dalam praktikum ini, kami mengasumsikan bahwa PT
Industrial Funiture merupakan perusahaan furniture mabel Kursi
Malas yang memiliki brand yang unggul namun belum
mengimplementasikan konsep keteknikindustrian.

1.5. Sistematika Penulisan


Laporan Final Project Praktikum Pemrograman Komputer ini
nantinya disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I akan menguraikan mengenai latar belakang,
tujuan penelitian, batasan masalah, metode penulisan dan
sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI


Pada Bab II akan membahas mengenai dasar-dasar teori
yang digunakan dalam penelitian ini antara lain mengenai
Java, Netbeans IDE 8.2, MySQL, XAMPP dan
PhpMyAdmin.

BAB III FLOWCHART APLIKASI


Pada Bab III akan membahas flowchart proses Aplikasi
Sistem Informasi Karyawan Pada CV. Indonesia Jaya
mulai dari tambah data, simpan data, edit, hapus dan
batal.

BAB IV LISTING DAN ANALISA PROGRAM


Pada Bab IV akan menunjukkan hasil database dari
perancangan Aplikasi Sistem Informasi Karyawan Pada
CV. Indonesia Jaya dan perancangan Aplikasi Sistem
Informasi Karyawan Pada CV. Indonesia Jaya yang

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 3
disertai dengan analisis dari program aplikasi yang telah
dibuat.

BAB V PENUTUP
Pada Bab V akan membahas tentang kesimpulan laporan
final project praktikum pemrograman komputer dan
saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Refrensi yang digunakan dalam penulisan laporan final project
praktikum pemrograman komputer

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Operation Process Chart (OPC)


2.2.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 5
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM

3.1. FlowChart

Gambar 3.1 FlowChart Aplikasi

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 6
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan Induk


Perusahaan Funiture Group merupakan perusahaan multinasional
produsen utama yang membuat furniture mabel yang memiliki struktur
organisasi produk, dengan enam produk unggulannya Kursi Malas, Ayunan
Saudara, Meja KOGE, Kursi Abadi, Ayunan Derita dan Meja Makan Sahabat
yang berkedudukan di Kudus-Jawa Tengah. Bermula dari customer yang
berdomisil di Kalimantan yang pernah membeli produk kursi malas di
perusahaan induk Furniture Grup yang digunakan untuk dijual kembali di
Kalimantan dan mendapatkan respons baik dari masyarakat Kalimantan
terhadap produk Funiture Group. Sehingga membuat customer dari Kalimatan
membeli produk kursi malas lagi yang mengakibakan permintaan di
Kalimantan terhapat produk kursi malas semakin meningkat. Membuat
perusahaan ini berencana membuka cabang di Kalimantan bernama PT.
Industrial Funiture, dengan menggunakan suplier lokal. Aktivitas utama
produksi direncanakan pada sistem produksi. Produksi Kursi Malas untuk
memenuhi demand lokal/nasional. Melihat peluang ini, Funiture Group
mencari investor untuk menambah modal kerja mendirikan pabrik produksi.
Modal berasal dari perusahaan induk sebesar 70% dan sisanya akan diperoleh
dari dana investor. Maka dari itu, manajemen Funiture Group menyewa tim
tenaga ahli atau konsultan dengan masing-masing bidang keahliannya. Semua
aktivitas konsultan tersebut akan diawasi penuh oleh manajemen puncak
Funiture Group.
Berdasarkan riset yang dilakukan ada 4 produsen yang menguasai pasar
Kalimantan antara lain PT A, PT B, PT C, dan PT D. PT Industrial Funiture
mempunyai keinginan untuk menguasai pasar Funiture di Kalimantan. Tim
konsultan melakukan analsis strategi terhadap 4 perusahaan itu untuk
memperoleh strategi utama. Berikut ini beberapa riset yang dilakukan tim
konsultan Funiture Group, untuk masing-masing perusahaan di atas.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 7
1. Riset mengenai potensi penjualan.
2. Riset mengenai omset penjualan.
3. Riset mengenai daerah pemasaran.
4. Riset mengenai jumlah outlet.
5. Riset mengenai harga produk.
6. Riset mengenai komponen kekuatan.
7. Riset mengenai daya tarik industry.
Karyawan perusahaan dituntut untuk memahami semua nilai yang ada.
Jika antara manajemen puncak dengan karyawan memahaminya, maka visi
perusahaan bukan hal yang mustahil dapat tercapai. Proses bisnis merupakan
hal yang mutlak sebagai dasar pelaksanaan bisnis yang dijalankan masing-
masing fungsi bisnis perusahaan. PT Industrial Funiture harus melakukan
pemetaan terhadap proses bisnis secara terperinci dengan kali pertama
mengidentifikasi proses bisnis terlebih dahulu. PT Industrial Funiture
berpedoman kepada proses bisnis perusahaan induknya. Proses bisnis Funiture
Group dijelaskan pada poin berikut :
 Menentukan visi dan misi perusahaan serta AD/ART
 Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif serta menerbitkan
kebijakan-kebijakan perusahaan
 Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
 Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja
perusahaan
 Memimpin rapat umum, dalam hal : untuk memestikan pelaksanaan
tata tertib, keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi
secara tepat, menyesuaikan alokasi waktu per item masalah,
menentukan urutan agenda, mengarahkan diskusi ke arah consensus,
menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan
 Mendorong karyawan untuk mengerti keseluruhan pekerjaan dan
permasalahannya, membangun visi kolektif dan bekerja bersama
mencapai tujuan perusahaan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 8
 Melakukan kajian dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru dan
mengkontribusikannya pada perusahaan
 Mengambil posisi untuk mencegah terjadinya resiko besar dari suatu
kesalahan kerja
 Mengevaluasi setiap kegagalan dan melakukan evaluasi diri
 Mendorong para karyawan untuk menciptakan gagasan baru, sekecil
apapun, dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan tersebut ke
karyawan lain.
 Melakukan perekrutan (open rekruitment) untuk menambah sumber
daya manusia tentunya pada penempatan yang jelas
 Melakukan pengawasan berkala dan penilaian untuk mengukur kinerja
SDM
 Melakukan pengembangan motivasi kerja berkala untuk SDM
 Melakukan open sharing untuk semua karyawan-karyawan tentang
masalah-masalah yang dihadapi dalam pekerjaannya dan bagaimana
mengatasi masalah tersebut
 Memberikan Surat Peringatan kepada karyawan yang telah melakukan
pelanggaran diluar batas yang telah ditetapkan
 Melakukan penghentian kerja bagi SDM yang terbukti secara
kuantitatif tidak produktif
 Melakukan riset pengembangan desain produk meliputi Kursi Malas,
Ayunan Saudara, dan Meja Makan Sahabat.
 Menganalisa pasar Kursi Malas,
Ayunan Saudara, dan Meja Makan Sahabat.
 Melakukan promosi produk dengan iklan
 Melakukan pemasaran produk
 Melakukan kerjasama dengan distributor toko-toko penjual furniture
rumah tanggah dikalimantan.
 Melakukan pembelian raw material (melakukan pemesanan raw
material)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 9
 Mengangkut raw material yang telah dikirim supplier ke gudang
 Menyimpan raw material sebelum raw material tersebut digunakan
untuk prosess produksi (storage)
 Melakukan inspeksi raw material.
 Mengangkut raw material yang telah diinspeksi ke lantai produksi
untuk diproduksi.
 Menentukan kebijakan peramalan setelah melihat pola data permintaan
masa lalu.
 Melakukan peramalan permintaan pasar (forecasting)
 Melakukan perencanaan mengenai jumlah tenaga kerja dan tingkat
produksi (agregat planning).
 Menentukan jumlah dan waktu pengadaan komponen dan bahan baku
setiap periodenya (MPS)
 Menguji kelayakan kapasitas MPS (RCCP)
 Menentukan jumlah komponen yang akan dibeli dan kapan komponen
tersebut dibeli (MRP)
 Menghitung kebutuhan bersih (Netting dalam MRP)
 Menentukan ukuran lot (Lotting dalam MRP)
 Menentukan pemesanan (Ofsetting dalam MRP)
 Menghitung kebutuhan kotor komponen (Exploding dalam MRP
 Melaporkan hasil perencanaan produksi ke divisi PPIC
 Melakukan proses produksi per part dengan dibawah pengontrolan
divisi PPIC
 Melakukan proses produksi Kursi Malas.
 Melakukan pemeriksaan lot.
 Mengubah metode penginspeksian jika ternyata banyak lot yang reject
 Melakukan audit kualitas secara berkala untuk proses produksi secara
keseluruhan
 Melakukan inspeksi in process
 Melakukan inspeksi finish product

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 10
 Mengangkut finish product dari lantai produksi
 Melakukan packaging Kursi Malas yang telah diproduksi.
 Melakukan inspeksi packaging.
 Mengecek packaged Kursi Malas sebelum didistribusikan ke
konsumen.
 Membuat laporan penjualan Kursi Malas di pasaran
 Menganalisa pola penjualan Kursi Malas dari satu periode ke periode
lainnya
 Mendistribusikan packaged Kursi Malas kepada distributor-distributor
yang bekerja sama dengan Funiture Group.
 Mendistribusikan packaged Kursi Malas kepada toko-toko yang telah
memesan Kursi Malas pada Funiture Group.
 Mendistribusikan packaged Kursi Malas kepada sales sesuai dengan
pembagian jumlah distribusi masing-masing sales untuk dijual
 Mengirim packaged Kursi Malas yang telah dipesan kepada konsumen
akhir
 Menganalisa semua pembiayaan yang diajukan masing-masing
departemen
 Membuat laporan terhadap semua pengeluaran dan pemasukan
perusahaan
 Mencatat pengeluaran dan pemasukan dalam buku besar
 Membuat laporan laba rugi
 Membuat neraca
 Mengurusi gaji karyawan
 Mengurusi kredit untuk karyawan
 Mengurusi hutang perusahaan
 Melakukan pembayaran hutang perusahaan
 Melakukan pembayaran biaya overhead
 Menganalisa kebutuhan informasi yang diperlukan dalam perusahaan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 11
 Membangun sistem informasi perusahaan secara keseluruhan
berdasarkan kebutuhan informasi perusahaan
 Membangun sistem informasi antar departermen
 Membangun sistem informasi dalam masing-masing departemen
 Membuat database data penjualan, data pembelian, data supplier, data
inventori, data distributor, dan data-data penting lainnya yang
dibutuhkan perusahaan.
Kebijakan manajemen puncak Funiture Group dalam biaya overtime
tidak boleh lebih dari biaya reguler time karena dapat mempengaruhi biaya
produksi yang lebih mahal. Jam kerja per hari adalah 8 jam dan hari kerja 5
hari/minggu. Dalam memenuhi permintaan pelanggan service level sebesar
95%. Hasil Riset yang didapat sebagai berikut :
Tabel. 4.1 Data Riset Mengenai Potensi Penjualan
PT Share %
PT A 30 28,57
PT B 25 23,81
PT C 22 20,95
PT D 28 26,67

Tabel. 4.2 Data Riset Mengenai Omset Penjualan


PT Jumlah %
PT A 600.000.000 27,27
PT B 400.000.000 18,18
PT C 550.000.000 25,00
PT D 650.000.000 29,55

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 12
Tabel. 4.3 Data Riset Mengenai Daerah Pemasaran
PT Jumlah %
PT A 35 22,58
PT B 45 29,03
PT C 25 16,13
PT D 50 32,26

Keterangan : wilayah pemasaran PT A meliputi Kalimantan Tengah,


wilayah pemasaran PT B meliputi Kalimantan Barat, PT C meliputi
Kalimantan Timur, serta PT D meliputi Kalimantan Selatan.
Tabel. 4.4 Data Riset Mengenai Jumlah Outlet
PT Jumlah %
PT A 4 25,00
PT B 6 37,50
PT C 2 12,50
PT D 4 25,00

Tabel. 4.5 Data Riset Mengenai Harga Produk Kursi Malas


PT Jumlah %
PT A 25 24,75
PT B 27 26,73
PT C 23 22,77
PT D 26 25,74

Tabel. 4.6 Data Riset Mengenai Komponen Kekuatan


NO. KOMPONEN KEKUATAN BOBOT (%)
1 Potensi Penjualan 22
2 Omset per bulan 18
3 Daerah Pemasaran 19
4 Jumlah Outlet 21
5 Harga Kursi Malas 20

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 13
Tabel. 4.7 Data Riset Mengenai Komponen Daya Tarik Teknik Industri
KOMPONEN KEKUATAN BOBOT (%)
Design Produk 60
Reliability 40

4.2. Penentuan Alternatif Strategi Perusahaan


4.3.1. Penentuan Strategi Wheelen Hunger
4.2.1.1. Pengolahan
Menentukan nilai y dari masing masing perusahaan, dimana telah
diketahui bahwa nilai :
𝑦1 = peringkat terburuk (1)
𝑦2 = peringkat terbaik (4)
𝑥1 = nilai share terburuk
𝑥2 = nilai share terbaik
𝑌𝑖 = peringkat perusahaan yang dicari
a. Potensi Penjualan
𝑦1 = 1, 𝑥1 = 22
𝑦2 = 4, 𝑥2 = 30

𝑦1 − 𝑦2
𝑏=
𝑥1 − 𝑥2
1−4
𝑏=
22 − 30
−3
𝑏=
−8
𝑏 = 0,375

𝑎 = 𝑦1 − 𝑏. 𝑥1
𝑎 = 1 − (0,375). (22)
𝑎 = 1 − 8,25
𝑎 = −7,25

𝑌1 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋1

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 14
𝑌1 = (−7,25) + (0,375). (30)
𝑌1 = (−7,25) + (11,25)
𝑌1 = 4 untuk PT. A

𝑌2 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋2
𝑌2 = (−7,25) + (0,375). (25)
𝑌2 = (−7,25) + (9,375)
𝑌2 = 2,125 untuk PT. B

𝑌3 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋3
𝑌3 = (−7,25) + (0,375). (22)
𝑌3 = (−7,25) + (8,25)
𝑌3 = 1 untuk PT. C

𝑌4 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋4
𝑌4 = (−7,25) + (0,375). (28)
𝑌4 = (−7,25) + (10,5)
𝑌4 = 3,25 untuk PT. D

Tabel 4.8 Rekap Peringkat Posisi Pesaing Potensi Penjualan


No Nama PT Peringkat Bobot Score
1 PT A 4 0,22 0,88
2 PT B 2,125 0,22 0,4675
3 PT C 1 0,22 0,22
4 PT D 3,25 0,22 0,715

b. Omset Per Bulan


𝑦1 = 1, 𝑥1 = 18,18
𝑦2 = 4, 𝑥2 = 29,55

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 15
𝑦1 − 𝑦2
𝑏=
𝑥1 − 𝑥2
1−4
𝑏=
18,18 − 29,55
−3
𝑏=
−11,37
𝑏 = 0,264

𝑎 = 𝑦1 − 𝑏. 𝑥1
𝑎 = 1 − (0,264). (18,18)
𝑎 = 1 − 4,79952
𝑎 = −3,79952

𝑌1 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋1
𝑌1 = (−3,79952) + (0,264). (27,27)
𝑌1 = (−3,79952) + (7,19928)
𝑌1 = 3,39976 untuk PT. A

𝑌2 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋2
𝑌2 = (−3,79952) + (0,264). (18,18)
𝑌2 = (−3,79952) + (4,79952)
𝑌2 = 1 untuk PT. B

𝑌3 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋3
𝑌3 = (−3,79952) + (0,264). (25)
𝑌3 = (−3,79952) + (6,6)
𝑌3 = 2,80048 untuk PT. C

𝑌4 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋4
𝑌4 = (−3,79952) + (0,264). (29,55)
𝑌4 = (−3,79952) + (7,8012)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 16
𝑌4 = 4.00168 untuk PT. D

Tabel 4.9 Rekap Peringkat Posisi Pesaing Omset Per Bulan


No Nama PT Peringkat Bobot Score
1 PT A 3,39976 0,18 0,6119
2 PT B 1 0,18 0,18
3 PT C 2,80048 0,18 0,5041
4 PT D 4,00168 0,18 0,7203

c. Daerah Pemasaran
𝑦1 = 1, 𝑥1 = 16,13
𝑦2 = 4, 𝑥2 = 32,26

𝑦1 − 𝑦2
𝑏=
𝑥1 − 𝑥2
1−4
𝑏=
16,13 − 32,26
−3
𝑏=
−16,13
𝑏 = 0,186

𝑎 = 𝑦1 − 𝑏. 𝑥1
𝑎 = 1 − (0,186). (16,13)
𝑎 = 1 − 3,00018
𝑎 = −2,00018

𝑌1 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋1
𝑌1 = (−2,00018) + (0,186). (22,58)
𝑌1 = (−3,79952) + (7,19928)
𝑌1 = 3,39976 untuk PT. A

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 17
𝑌2 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋2
𝑌2 = (−2,00018) + (0,186). (29,03)
𝑌2 = (−3,79952) + (5,39958)
𝑌2 = 1,60006 untuk PT. B

𝑌3 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋3
𝑌3 = (−2,00018) + (0,186). (16,13)
𝑌3 = (−3,79952) + (3,00018)
𝑌3 = 0,79934 untuk PT. C

𝑌4 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋4
𝑌4 = (−2,00018) + (0,186). (32,26)
𝑌4 = (−3,79952) + (6,00036)
𝑌4 = 2,20084 untuk PT. D

Tabel 4.10 Rekap Peringkat Posisi Pesaing Pemasaran


No Nama PT Peringkat Bobot Score
1 PT A 3,39976 0,19 0,6459
2 PT B 1,60006 0,19 0,3040
3 PT C 0,79934 0,19 0,1518
4 PT D 2,20084 0,19 0,4181

d. Jumlah Outlet
𝑦1 = 1, 𝑥1 = 12,50
𝑦2 = 4, 𝑥2 = 37,50

𝑦1 − 𝑦2
𝑏=
𝑥1 − 𝑥2
1−4
𝑏=
12,50 − 37,50

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 18
−3
𝑏=
−25
𝑏 = 0,12

𝑎 = 𝑦1 − 𝑏. 𝑥1
𝑎 = 1 − (0,12). (12,50)
𝑎 = 1 − 3,00018
𝑎 = −2,00018

𝑌1 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋1
𝑌1 = (−2,00018) + (0,12). (25)
𝑌1 = (−2,00018) + (3)
𝑌1 = 0,99982 untuk PT. A

𝑌2 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋2
𝑌2 = (−2,00018) + (0,12). (37,5)
𝑌2 = (−2,00018) + (4,5)
𝑌2 = 2,49982 untuk PT. B

𝑌3 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋3
𝑌3 = (−2,00018) + (0,12). (12,5)
𝑌3 = (−2,00018) + (1,5)
𝑌3 = −0,50018 untuk PT. C

𝑌4 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋4
𝑌4 = (−2,00018) + (0,12). (25)
𝑌4 = (−2,00018) + (3)
𝑌4 = 0,99982 untuk PT. D

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 19
Tabel 4.11 Rekap Peringkat Posisi Pesaing Jumlah Outlet
No Nama PT Peringkat Bobot Score
1 PT A 0,99982 0,21 0,2099
2 PT B 2,49982 0,21 0,5249
3 PT C -0,50018 0,21 -0,1050
4 PT D 0,99982 0,21 0,2099

e. Harga Poduk Kursi Malas


𝑦1 = 1, 𝑥1 = 22,77
𝑦2 = 4, 𝑥2 = 26,73

𝑦1 − 𝑦2
𝑏=
𝑥1 − 𝑥2
1−4
𝑏=
22,77 − 26,73
−3
𝑏=
−3,96
𝑏 = 0,76

𝑎 = 𝑦1 − 𝑏. 𝑥1
𝑎 = 1 − (0,76). (22,77)
𝑎 = 1 − 17,3052
𝑎 = −16,3052

𝑌1 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋1
𝑌1 = (−16,3052) + (0,76). (24,75)
𝑌1 = (−16,3052) + (18,81)
𝑌1 = 2,5048 untuk PT. A

𝑌2 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋2
𝑌2 = (−16,3052) + (0,76). (26,73)

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 20
𝑌2 = (−16,3052) + (20,3148)
𝑌2 = 4,0096 untuk PT. B

𝑌3 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋3
𝑌3 = (−16,3052) + (0,76). (22,77)
𝑌3 = (−16,3052) + (17,3052)
𝑌3 = 1 untuk PT. C

𝑌4 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋4
𝑌4 = (−16,3052) + (0,76). (25,74)
𝑌4 = (−16,3052) + (19,5624)
𝑌4 = 3,2572 untuk PT. D

Tabel 4.12 Rekap Peringkat Posisi Pesaing Harga Produk


No Nama PT Peringkat Bobot Score
1 PT A 2,5048 0,2 0,5009
2 PT B 4,0096 0,2 0,8019
3 PT C 1 0,2 0,2
4 PT D 3,2572 0,2 0,6514

4.2.1.2. Hasil Skor


a. PT. A
Tabel 4.13 Total Score Komponen Kekuatan PT. A

No Komponen Kekuatan Score


1 Potensi Penjualan 0.88
2 Omset per bulan 0.6119
3 Daerah Pemasaran 0.6459
4 Jumlah Outlet 0.099
5 Harga Kursi Malas 0.5009
2.7377

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 21
Tabel 4.14 Total Score Komponen Daya Tarik PT. A
Komponen Kekuatan Bobot Peringkat Score
Design Produk 0.6 3 1.8
Reliability 0.4 3 1.2
3

4 3 2 1

3 1 2 3
2 4 5 6
1 7 8 9

b. PT. B
Tabel 4.15 Total Score Komponen Kekuatan PT. B
No Komponen Kekuatan Score
1 Potensi Penjualan 0.4675
2 Omset per bulan 0.18
3 Daerah Pemasaran 0.304
4 Jumlah Outlet 0.5249
5 Harga Kursi Malas 0.8019
2.2783

Tabel 4.16 Total Score Komponen Daya Tarik PT. B


Komponen Kekuatan Bobot Peringkat Score
Design Produk 0.6 3 1.8
Reliability 0.4 3 1.2
3

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 22
4 3 2 1

3 1 2 3
2 4 5 6
1 7 8 9

c. PT. C
Tabel 4.17 Total Score Komponen Kekuatan PT. C
No Komponen Kekuatan Score
1 Potensi Penjualan 0.22
2 Omset per bulan 0.5041
3 Daerah Pemasaran 0.1518
4 Jumlah Outlet -0.105
5 Harga Kursi Malas 0.2
0.9709

Tabel 4.18 Total Score Komponen Daya Tarik PT. C


Komponen Kekuatan Bobot Peringkat Score
Design Produk 0.6 3 1.8
Reliability 0.4 3 1.2
3

4 3 2 1

3 1 2 3
2 4 5 6
1 7 8 9

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 23
d. PT. D
Tabel 4.19 Total Score Komponen Kekuatan PT. D
No Komponen Kekuatan Score
1 Potensi Penjualan 0.715
2 Omset per bulan 0.7203
3 Daerah Pemasaran 0.4181
4 Jumlah Outlet 0.2099
5 Harga Kursi Malas 0.6514
2.7147

Tabel 4.20 Total Score Komponen Daya Tarik PT. D


Komponen Kekuatan Bobot Peringkat Score
Design Produk 0.6 3 1.8
Reliability 0.4 3 1.2
3

4 3 2 1

3 1 2 3
2 4 5 6
1 7 8 9

4.2.1.3. Analisis
Dari hasil pemetaan posisi perusahaan pesaing perusahaan
Funiture Group. yaitu PT. A, PT. B, PT. C, dan PT. D dengan
menggunakan strategi Wheleen Hunger berdasarkan nilai score
potensi penjualan, omset per bulan, daerah pemasaran, jumlah outlet,
dan harga produk. Untuk desain produk dan reliability memperoleh
hasil yang sama.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 24
Tabel 4.21 Bagan Posisi Perusahaan

Kekuatan Bisnis / Posisi Persaingan


Kuat Biasa Lemah

1. Pertumbuhan 2. Pertumbuhan
3. Pengurangan
Tinggi - Konsentrasi via - Konsentrasi via
- Turnaround
integrasi vertikal integrasi horizontal
Kemenarikan Industri

5. Tumbuh
- Konsentrasi via
4. Stabilitas integrasi horizontal 6. Pengurangan
Sedang - Istirahat - Captive Company
- Hati-hati 5. Stabilitas - Selling Out
- Tidak berubah
- Profit

7. Pertumbuhan 8. Pertumbuhan 9. Pengurangan


Rendah - Diversifikasi - Diversifikasi - Bankruptcy
Konsentrasi Konglomerasi - Liquidation

a. PT. A
PT A berada pada kotak nomor 2 yang artinya perusahaan
menggunakan strategi pertumbuhan konsentrasi dengan
integrasi horizontal dengan cara mempertahankan atas pesaing
atau dari sisi internal, segmen pasar diperluas untuk
mengurangi potensi persaingan, sehingga skala ekonomi
menjadi lebih besar. Sedangkan dari sisi eksternal perusahaan
dapat melakukan akuisisi atau joint-venture dengan perusahaan
lain pada industri yang sama. Dengan wilayah pemasaran
meliputi Kalimantan Tengah, maka potensi penjualan PT A
cukup tinggi. Selain itu, karakteristik penduduk yang konsumtif
pada wilayah tersebut juga menjadi salah satu potensi tersendiri
bagi PT A.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 25
b. PT. B
PT B berada pada kotak nomor 2 yang artinya perusahaan
menggunakan strategi pertumbuhan konsentrasi dengan
integrasi horizontal dengan cara mempertahankan atas pesaing
atau dari sisi internal, segmen pasar diperluas untuk
mengurangi potensi persaingan, sehingga skala ekonomi
menjadi lebih besar. Sedangkan dari sisi eksternal perusahaan
dapat melakukan akuisisi atau joint-venture dengan perusahaan
lain pada industri yang sama.
c. PT. C
Perusahaan C terletak pada daerah 3 artinya perusahaan
menggunakan strategi pertumbuhan konsentrasi via
turnaround. Turnaroud merupakan strategi untuk menyehatkan
kembali perusahaan. Strategi ini tujuannya untuk membawa
perusahaan yang sedang mengalami masa sulit. Untuk
menerapkannya dibutuhkan manajemen tim yang lebih kuat
dengan karakter pemimpin yang kuat untuk menentukan arah
perusahaan. Agar perusahaan tetap bertahan harus dilakukan
Standard Operating Procedure (SOP) atau up grade budaya
karyawan.
d. PT. D
PT D berada pada kotak nomor 2 yang artinya perusahaan
menggunakan strategi pertumbuhan konsentrasi dengan
integrasi horizontal dengan cara mempertahankan atas pesaing
atau dari sisi internal, segmen pasar diperluas untuk
mengurangi potensi persaingan, sehingga skala ekonomi
menjadi lebih besar. Sedangkan dari sisi eksternal perusahaan
dapat melakukan akuisisi atau joint-venture dengan perusahaan
lain pada industri yang sama.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 26
4.3. Penentuan Strategi Inti Perusahaan
4.3.1. Analisis Pasar
Industrial Group akan mendirikan anak perusahaan di Kalimantan
yaitu PT. Indutrial Funiture. Tujuan mendirikan anak perusahaan tersebut
adalah untuk menguasai pasar furniture di Kalimantan. Namun terdapat
beberapa perusahaan lain yang juga bergerak dalam bidang yang sama,
yaitu PT. A, PT. B, PT. C dan PT. D. Keempat perusahaan tersebut
merupakan perusahaan pesaing untuk PT. Industrial Funiture dalam
mengembangkan perusahaanya di Kalimantan. Dari segi wilayah
pemasaran diketahui bahwa wilayah PT A meliputi Kalimantan Tengah,
wilayah pemasaran PT B meliputi Kalimantan Barat, PT C meliputi
Kalimantan Timur, serta PT D meliputi Kalimantan Selatan. Dari
keterangan tersebut, dapat dilihat bahwa hampir seluruh pulau telah
dikuasai oleh PT. A, B, C dan D. Untuk menentukan daerah pemasaran
yang harus dituju oleh PT. Industrial Funiture, dibutuhkan data statistik
untuk membamdingkan provinsi mana yang lebih potensial.
Tabel 4.22 Data Statistik Laju Pertumbuhan
No Provinsi 2000 2005 2010 2015 2020 2025
Kalimantan
1 4,016.2 4,394.3 4,771.5 5,142.5 5,493.6 5,809.1
Barat
Kalimantan
2 1,855.6 2,137.9 2,439.9 2,757.2 3,085.8 3,414.4
Tengah
Kalimantan
3 2,984.0 3,240.1 3,503.3 3,767.8 4,023.9 4,258.0
Selatan
Kalimantan
4 2,451.9 2,810.9 3,191.0 3,587.9 3,995.6 4,400.4
Timur

Berdasarkan table diatas laju pertumbuhan yang paling tinggi adalah


Kalimantan Barat.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 27
Tabel 4.23 Presentase Penduduk Miskin di Kalimantan, 2010
Jumlah Penduduk Presentase Penduduk
P1 (%) P2 (%) Garis Kemiskinan (Rp)
Miskin (000) Miskin (%)
Provinsi Kota Kota Kota
Kot Kota+ Kota+
Desa +Des Kota Desa +De Kota Desa +De Kota Desa Kota Desa
a Desa Desa
a sa sa
Kalima
ntan 83.4 345.3 428.7 6.31 10.06 9.02 0.82 1.31 1.18 0.18 0.27 0.24 207.884 182.293 189.407
Barat
Kalima
ntan 33.2 131 164.2 4.03 8.19 6.77 0.86 1.1 0.69 0.24 0.24 0.24 220.658 212.79 215.466
Tengah
Kalima
ntan 65.8 116.2 182 4.54 5.69 5.21 0.57 0.77 1.27 0.12 0.22 0.18 230.712 196.753 210.85
Selatan
Kalima
ntan 79.2 163.8 243 4.02 13.66 7.66 0,57 2.44 1.14 0.12 0.7 0.34 307.479 248.583 285.218
Timur

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 28
Berdasarkan table di atas presentase penduduk miskin yang tidak
terlalu besar yaitu pada Kalimantan Barat. Hal tersebut berarti bahwa rata-
rata penduduk di daerah tersebut berkecukupan. Melihat dari hasil diatas,
maka disimpulkan bahwa daerah pemasaran ditujukan pada wilayah maka
PT. Industri Funiture memilih Kalimantan Barat sebagai daerah pemasaran.
Keputusan tersebut dibuat dengan berbagai pertimbangan, diantaranya :
 Kalimantan Barat merupakan Provinsi dimana laju
pertumbuhan penduduk yang sangat besar.
 Rata-rata penduduk Provinsi Kalimantan Barat berada pada
taraf ekonomi yang berkecukupan.
 Pola kehidupan masyarakat Kalimantan Barat yang konsumtif
sehingga menjadi potensi yang cukup besar.
 Hanya dua perusahaan yang akan menjadi pesaing pada
daerah tersebut yang masing-masing daerah terdapat satu.
4.3.2. Analisis SWOT
1. Strength (Kekuatan)
 Mempunyai staff ahli pada masing-masing departemen.
 Memiliki staf pada departemen pemasaran yang mengerti betul
tentang segmen pasar yang ada.
 Memiliki produk dengan brand yang unggul di pasar.
 Memiliki fasilitas produksi yang lengkap.
 Modal bisnis yang besar dari Industri Group sebagai perusahaan
induk yang berskala multinasional.
2. Weakness (Kelemahan)
 Belum menerapkan prinsip-prinsip manajemen secara
professional.
 Belum menerapkan konsep-konsep teknik industri dalam
produksinya.
 Kurangnya inovasi terhadap furniture.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 29
 Masih merupakan perusahaan yang tergolong baru di
Kalimantan.
 Belum mengetahui tentang peta kekuatan pangsa pasar yang
strategis di Kalimantan
 PT. Industrial Funiture kesulitan dalam mencari supplier bahan
baku di Kalimantan yang kualitasnya sama dengan perusahaan
induk di Jawa Tengah.
3. Opportunity (Kesempatan)
 Masih banyaknya segmen pasar yang potensial.
 Memiliki banyak supplier yang bisa memenuhi kebutuhan
konsumen.
 Adanya investor yang akan bekerja sama dengan perusahaan
untuk meningkatkan profit.
 Ada pasar baru yang potensial.
4. Threat (Ancaman)
 Minat konsumen di Kalimantan yang berubah-ubah akan produk
furniture.
 Kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh banyaknya
produk funiture impor dari negara lain.
 Adanya perusahaan sejenis ( pesaing ) yang sudah cukup lama
berada di Kalimantan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 30
4.3.3. Strategi PT. Industrial Funiture
Tabel 4.24 Strategi Bersaing Perusahaan

Rating Bobot
Bobot Rating Rating
Tipe Faktor Bobot Kuisioner Rating Kuisioner Rata- Rata- Skor
Relatif Bobot Final
Rata Rata
Masih banyaknya
segmen pasar yang 7 6 6 8 2 1 1 2 1.5 6.75 0.14 2 1 0.14
potensial.
Memiliki banyak
supplier yang bisa
memenuhi 6 6 6 7 1 1 1 1 1 6.25 0.13 1 1 0.13
Opportunity

kebutuhan
konsumen.
Adanya investor
yang akan bekerja
sama dengan
8 7 7 7 3 2 2 1 2 7.25 0.15 3 2 0.31
perusahaan untuk
meningkatkan
profit.
Ada pasar baru
6 8 7 8 1 3 2 2 2 7.25 0.15 3 2 0.31
yang potensial.
Minat konsumen di
Threat

Kalimantan yang
5 6 5 7 4 4 4 4 4 5.75 0.12 4 4 0.48
berubah-ubah akan
produk furniture.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 31
Kenaikan harga
bahan baku yang
disebabkan oleh
6 7 6 7 4 1 4 4 3.25 6.5 0.14 1 1 0.14
banyaknya produk
funiture impor dari
negara lain.
Adanya perusahaan
sejenis ( pesaing )
yang sudah cukup 8 7 8 8 1 1 1 1 1 7.75 0.16 1 1 0.16
lama berada di
Kalimantan.
Jumlah 46 47 45 52 47.5 1 1.67

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 32
4.4. Profil Perusahaan
PT. Industrial Funiture berlokasi di Kota Balikpapan Desa Telaga Sari.
Perusahaan ini merupakan cabang perusahaan Funiture Group yang didirikan
di Kabupaten Kudus - Jawa Tengah, Indonesia. Perusahaan ini bergerak di
bidang funiture produk properti. Produksi kursi malas untuk memenuhi
demand local. PT Industrial Funiture mempunyai keinginan untuk menguasai
pasar funiture di Kalimanatan. Perusahaan ini mendapatkan modal yang
berasal dari perusahaan induk yaitu perusahaan Funiture Group sebesar 70%
dan sisanya akan diperoleh dari dana investor.
Nama Perusahaan : PT. Industrial Funiture
Nama Group Perusahaan : Funiture Group
Bidang Usaha : Funiture
Jenis Produk : Kursi Malas
Alamat Perusahaan : Desa Telaga Sari Kota Balikpapan
Nomer Perusahaan : (024) 8792311
Email : Industri.Funiture@gmail.co.id
Berdiri : 4 April 2019

4.4.1. Visi Misi Perusahaan


4.4.2.1. Visi Perusahaan
Menjadikan PT. Industri Furniture Asli Kudus yang Ungguk,
Profesional dan Menghasilkan Produk Furniture Berkualitas.
4.4.2.2. Misi Perusahaan

1. Melakukan proses pekerjaan sesuai prosedur dan aturan.


2. Menyelesaikan pekerjaan atau pesanan konsumen tepat waktu.
3. Bekerja dengan memperhatikan standar keamanan karyawan.
4. Menghasilkan produk furniture berkualitas ekspor.
5. Menggunakan bahan baku furniture berkualitas.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 33
4.4.2. Tujuan dan Sasaran Perusahaan
4.4.2.1. Tujuan Perusahaan
1. Menjaga kualitas produk dengan bahan baku yang baik dan
aman, desain produk yang selalu berkembang dan berkenan
sesuai selera konsumen.
2. Meningkatkan sumber daya karyawan dengan pelatihan
penjaminan kinerja dan profesionalitas sebagai aset penting
dalam penjaminan kualitas produk.
3. Menerapkan konsep pelaksanaan produksi yang efisien bahan
baku, tenaga kerja, serta modal.
4. Memanfaatkan berbagai media penting dalam masyarakat dalam
melakukan promosi dan iklan.
4.4.3. Sasaran Perusahaan
1. Meningkatkan inovasi produk furniture dan paling unggul
dalam penerapan teknologi baru dalam setahun.
2. Peningkatan kualitas produksi dan kinerja karyawan hingga 50%
dalam sebulan.
3. Tidak terjadi pelanggaran sebanyak 95% dalam tiap minggunya oleh
karyawan.
4. Peningkatan penjualan hingga 15% tiap tahunnya.
5. Mendapatkan penghargaan dalam unit industri untuk menciptakan
kepercayaan diri perusahaan.
6. Mampu menerapkan efesiensi energi dan bahan baku dengan tingkat
limbah sebesar 3%.
7. Bekerja sama dengan 3 media televisi besar di Indonesia dan/atau
rumah produksi, 5 media cetak, dan 3 supermarket franchise sebagai
bentuk iklan dan promosi pada tahun 2020.
8. Bekerjasama dengan 3 suplier besar pada tahun 2019.
9. PT Industrial Funiture akan menguasai pasar funiture di Kalimantan
pada tahun 2025.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 34
4.4.4. Logo Perusahaan

Gambar 4.1 Logo Perusahaan


A. Gambaran Umum
Logo Industri Funiture terdiri dari 6 cabang pohon yang dilingkari
oleh dasar berwarna coklat. Setiap komponen memiliki arti tersendiri
yang tentunya menjadi citra dari perusahaan.
B. Makna Logo
Dalam logo PT Industri Funiture terdapat pohon berarti kehidupan
yang memiliki 6 cabang berdasarkan 6 produk unggulan di Industri
Group.
Kami ingin menghadirkan keunggulan kami dengan menerapkan
logo pohon dan warna coklat keemasan. Keunggulan furniture kayu
kami yaitu telah mengandung zat insektisida. Insektisida adalah bahan-
bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga.
Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah
laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem
pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada
kematian serangga pengganggu tanaman. Insektisida termasuk salah
satu jenis pestisida.
Arah panah keatas menyimbolkan perusahaan yang akan terus
maju dan berkembang.
Logo dalam penulisan “i” dalam “iNDUSTRIAL” sesuai dengan
visi dan misi yg menjadi pedoman perusahaan kami yaitu sebagai

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 35
pelopor furniture seluruh indonesia akan ide-ide baru yg hadir. Ide
selalu identik dengan lambang “!” atau tanda seru. Agar mendapatkan
nilai jual dan simbolis kami menggunakan simbol “!” atau tanda seru
dengan membalikannya menjadi huruf i.
Lingkaran yang menjadi dasar dari 6 cabang pohon tersebut
memiliki arti bahwa perusahaan ingin memberikan kesan yang
dinamis, bergerak dengan kecepatan, memiliki kualitas dan dapat
diandalkan sehingga PT. Industrial Funiture pilihan masyarakat.
Logo PT. Industrial Funiture pada dasarnya memiliki dua warna
yaitu coklat keemasan dan hitam.
Background dari logo itu sendiri transparan sesuai dengan
material yg ada pada dasarnya. Kami memilih transparan karena
perusahaan furniture kami dapat beradaptasi dengan jaman dan ide-ide
menarik dari para konsumen, kami sangat mengapresiasikan hal-hal
baru maka dari itu kami juga memiliki design custom dimana para
customer dapat menyesuaikan selera dan budget untuk merealisasikan
furniture idaman mereka.
Warna coklat keemasan memiliki arti kemewahan, sedangkan
hitam menonjol dengan arti elegan. Maka dari itu kami memilih dua
warna yg memiliki arti kuat untuk menjadi simbolisasi perusahaan
kami.
Warna hitam melambangkan kekuatan, formalitas/acara resmi,
kehidupan yang tak terhenti, elegan dan minimalis. Hitam banyak
dipakai dalam logo yang melambangkan teknologi, kecanggihan,
klasik, konservatif. Warna hitam termasuk salah satu dari warna netral
yang hampir dapat dipastikan cocok dengan warna lain apapun.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 36
4.4.5. Value dan Belief Perusahaan
4.4.5.1. Value Perusahaan
Dengan semangat bertumbuh kembang bersama, PT. Industrial
Funiture memasuki era baru industri funiture yang menuntut
segenap karyawan dan manajemen untuk berpegang teguh
pada nilai perusahan sebagai berikut :
 Komitmen
Melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional
 Integritas
Terdapat kesatuan kata dan perbuatan yang dilaksanakan secara
konsisten dan dilandasi kejujuran.
 Keterbukaan
Sikap positif terhadap pendapat dan gagasan yang disampaikan
secara bertanggung jawab.
 Kebersamaan
Sikap saling percaya dan saling menghormati serta kesediaan
bekerja secara tulus dengan mengacu pada visi, misi dan tata
nilai bersama.
 Loyal
Menggunakan kepentingan perusahaan diatas kepentingan
pribadi atau golongan.
 Fokus
Menggunakan berbagai kompetensi perusahaan secara optimal
untuk meningkatkan nilai tambah.
 On Time is Early
Perusahaan menanamkan seluruh anggota perusahaan untuk
disiplin. Disiplin = ON TIME. Jika ada yang tidak disiplin
maka akan mendapatkan punishment.
 Optimis

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 37
Optimis artinya doktrin hidup yang mengajarkan untuk
meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus buat perusahaan
(punya harapan).
4.4.5.2. Belief Perusahaan
1. Karyawan adalah aset utama perusahaan.
2. Pelanggan adalah evaluator untuk menjaga atau menjamin
kualitas.
3. Lingkungan adalah faktor pendukung jalannya bisnis.
4. Menjaga kekeluargaan adalah motivator seluruh anggota
perusahaan.
5. Melaksanakan segala sesuatu dengan penuh keyakinan
(optimizasion).
6. Saling menghormati dan menjaga kepercayaan antar anggota
perusahaan.
7. Menerapkan disiplin kerja dalam perusahaan guna
meningkatkan produktivitas.
8. Bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan
bersama.
9. Focus terhadap sesuatu yang telah menjadi tanggung jawab
anggota perusahaan.
10. Bekerja secara cepat dan professional disertai tindakan saling
mendukung antar anggota perusahaan (excellence dan mutual
respect).
4.5. Proses Bisnis
Aktivitas proses produksi pada PT. Industrial Funiture adalah sebagai
berikut :
 Perekrutan karyawan
 Seleksi karyawan
 Training karyawan
Input : pelamar

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 38
Output : memperoleh SDM yang berkompeten dalam bidangnya masing-
masing dan dapat ditempatkan sesuai dengan kemampuannya,

 Menganalisa pasar funiture dan pemasaran produk.


 Pasar furniture dianalisis untuk mengetahui peluang pasar dan
pemasaran produk.
Input : daerah pemasaran produk furniture.
Output : menemukan pasar yang tepat untuk pemasaran produk.

 Melakukan peramalan permintaan pasar (forecasting)


 Melakukan perencanaan mengenai jumlah tenaga kerja dan tingkat
produksi (agregat planning)
 Menentukan jumlah dan waktu pengadaan komponen dan bahan baku
setiap periodenya (MPS)
 Menentukan jumlah komponen yang akan dibeli dan kapan komponen
tersebut dibeli (MRP)
 Melaporkan hasil perencanaan produksi ke divisi PPIC
 Melakukan proses produksi per part dengan dibawah pengontrolan divisi
PPIC
Input : data-data permintaan pasar, jumlah tenaga kerja, tingkat produksi,
komponen-komponen untuk memproduksi kursi malas.
Output : peramalan permintaan pasar jumlahnya jelas dan tepat, berapa
jumlah komponen yang akan dibeli jelas, waktu pembelian
komponen dan bahan baku sesuai dengan peramalan.

 Melakukan pembelian raw material.


 Pembelian raw material yang akan digunakan untuk memproduksi
furniture kursi.
Input : raw material.
Output : raw material yang berkualitas dan murah.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 39
 Mengangkut raw material setelah dikirim ke supplier ke gudang.
 Raw material di simpan ke gudang sebelum digunakan untuk proses
produksi.
Input : raw material.
Output : raw material yang akan digunakan untuk produksi bisa
dimanfaatkan seminimal (hemat) mungkin.

 Melakukan inspeksi raw material.


 Inspeksi raw material dilakukan untuk mengetahui jumlah barang yang
cacat, sebelum digunakan dalam perakitan.
Input : raw material.
Output : terpilihnya raw material yang berkualitas tinggi dan tidak terjadi
cacat.

 Mengangkut raw material ke lantai produksi untuk diproses.


Input : raw material.
Output : raw material siap diproduksi.

 Memproduksi furniture kursi malas.


 Part-part komponen kursi malas dirakit.
Input : raw material dan part-part.
Output : kursi malas.

 Melakukan pemeriksaan lot.


 Pemeriksaan lot dilakukan untuk menentukan ukuran lot.
Input : ukuran lot.
Output : ukuran lot yang tepat sesuai dengan pesanan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 40
 Melakukan inspeksi in process dan finish process.
 Inspeksi in process dan finish process dilakukan pada waktu operasi
produksi furniture kursi malas. Sehingga operasi yang dilakukan tidak
terjadi kesalahan atau keutuhan raw material berkurang.
Input : proses operasi furniture kursi malas,
Output : kursi malas yang berkualitas tinggi.

 Melakukan pengepakan furniture kursi malas yang telah diproduksi.


 Funiture kursi malas yang sudah diproduksi kemudian di pack agar kursi
malas tidak rusak atau lecet.
Input : Kursi malas.
Output : kursi malas yang sudah dipack.

 Melakukan inspeksi packaging kursi malas.


Input : kursi malas yang sudah di pack.
Output : kursi malas yang sudah di pack tidak terjadi kesalahan dan dalam
pengepakan tidak ada yang rusak.

 Menyangkut packaged kursi malas dan menyimpan ke gudang sebelum


didistribusikan ke konsumen.
 Kursi malas diangkut dan disimpan ke dalam gudang sebelum
didistribusikan ke konsumen.
Input : packaged kursi malas.
Output : persediaan packaged kursi malas yang siap di distribusikan.

 Mempromosikan dan menjual produk tamiya yang siap di distribusikan.


 Memberikan discount.
 Bekerja sama dengan perusahaan lain.
 Menjual produk funiture.
 Mendistribusikan packaged produk funiture.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 41
 Menjual produk kursi malas.
Input : kursi malas yang siap di distribusikan.
Output : banyak konsumen tertarik untuk membeli kursi malas.

 Membuat jurnal terhadap semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan.


 Mencatat pengeluaran dan pemasukan dalam buku besar.
 Membuat laporan laba rugi.
 Membuat neraca.
 Mengurusi gaji karyawan.
Input : catatan semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan.
Output : laporan pengeluaran dan pemasukan, laporan laba rugi, neraca
keseimbangan, dan gaji karyawan.

 Melakukan pelaporan semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan.


 Setelah pembuatan laporan pengeluaran dan pemasukan kemudian
dilakukan pelaporan ke atasan.
Input : laporan pengeluaran dan pemasukan perusahaan.
Output : hasil pelaopran ke atasan.

 Membangun sistem informasi perusahaan secara keseluruhan berdasarkan


kebutuhan informasi perusahaan.
 Membangun sistem informasi antar departermen.
 Membangun sistem informasi dalam masing-masing departemen.
Input : sistem informasi perusahaan.
Output : terbentuknya sistem informasi perusahaan sesuai dengan kebutuhan.

 Membuat database data penjualan, data pembelian, data supplier, data


inventori, data distributor, dan data-data penting lainnya yang dibutuhkan
perusahaan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 42
Input : data penjualan, data pembelian, data supplier, data inventori, data
distributor, dan data-data penting lainnya.
Output : database perusahaan.

4.6. Perancangan Desain Organisasi


4.6.1. Kompleksitas
4.6.1.1. Pengelompokkan Proses Bisnis.
1. Mengelola Sumber Daya
Pengelolaan sumber daya perusahaan yang dilakukan adalah :
 Perekrutan karyawan.
 Seleksi karyawan.
 Training karyawan.
2. Mengembangkan Produk
Pengembangan produk yang dilakukan adalah :
 Menganalisa pasar furniture dan pemasaran produk.
3. Merencanakan Sistem Produksi
Perencanaan sistem produksi yang dilakukan perusahaan adalah:
 Melakukan peramalan permintaan pasar (forecasting).
 Melakukan pembelian raw material.
 Mengangkut raw material setelah dikirim ke supplier ke
gudang.
 Melakukan inspeksi raw material.
 Mengangkut raw materialke lantai produksi untuk
diproduksi.
4. Memproduksi Funiture Kursi Malas
Produksi furniture kursi dilakukan :
 Melakukan proses produksi kursi malas sesuai dengan
operasi.
 Melakukan pengepakan furniture kursi malas yang telah
diproduksi.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 43
 Menyangkut packaged kursi malas dan menyimpan ke
gudang sebelum didistribusikan ke konsumen.
5. Menganalisis Kualitas Produk Funiture
Kualitas produk funiture dilakukan pengontrolan :
 Melakukan pemeriksaan lot.
 Melakukan inspeksi in process dan finishprocess.
 Melakukan inspeksi packaging furniture kursi malas.
6. Memasarkan Produk Funiture
Dalam melakukan pemasaran produk dilakukan :
 Mempromosikan produk funiture yang siap di
distribusikan.
 Memberikan discount.
 Bekerja sama dengan perusahaan lain.
 Menjual produk furniture kursi malas.
 Mendistribusikan packaged funiture.
7. Keuangan
Dalam bidang keuangan, perusahaan melakukan :
 Membuat jurnal terhadap semua pengeluaran dan
pemasukan perusahaan.
 Melakukan pelaporan semua pengeluaran dan pemasukan
perusahaan.
8. Sistem Informasi
Bagian sistem informasi memiliki pekerjaan :
 Membangun sistem informasi perusahaan secara
keseluruhan berdasarkan kebutuhan informasi perusahaan.
 Membuat database data penjualan, data pembelian, data
supplier, data inventori, data distributor, dan data-data
penting lainnya yang dibutuhkan perusahaan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 44
4.6.1.2. Departementalisasi dan Rentang Kendali
4.6.1.2.1. Departrmentalisasi
PT. Industrial Funiture adalah perusahaan yang bergerak di
bidang produksi funiture. Dalam menjalankan proses Bisnis dan
usahanya, PT. Industrial Funiture memerlukan beberapa
Departemen untuk mempermudah proses bisnisnya. Pada
awalnya, perusahaan ini membutuhkan pasokan bahan baku dari
para supplier dan pemasok bahan, kemudian PT. Industrial
Funiture memerlukan gudang untuk penyimpanan stock barang,
setelah bahan baku tersedia, maka dimulailah proses operasi kursi
malas sampai tahap pengepakan. Selain itu hasil produksi dari
kursi malas perlu di cek kualitasnya sebelum di terjunkan ke
pasaran. Semua proses diatas memerlukan sebuah departemen
yang mengurusinya, maka di bentuklah Departemen Produksi
yang akan mengurusi perihal diatas. Di Departemen Produksi
terdapat Unit PPIC, Unit Operasi, Unit Logistik dan Unit Quality
Control (QC) yang masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala
Unit. Unit PPIC bertanggung jawab terhadap kebutuhan,
penjadwalan produksi, Unit Operasi melakukan proses operasi
serta pengepakan, Unit Logistik melakukan pengadaan dan
inventori raw material, sedangkan Unit QC bertugas melakukan
inspeksi dan pengendalian kualitas. Departemen ini sendiri di
pimpin oleh seorang Manager dan Departemen ini mempunyai
keharusan untuk melapor langsung ke Direktur Utama.
PT. Industrial Funiture memerlukan SDM yang kompeten
untuk bisa bekerja di PT ini. Pegawai dan Karyawan yang ingin
bekerja di PT. Industrial Funiture ini harus melalui tahap seleksi
yang formal, kemudian untuk mengurus fasilitas dan maintence
gedung, keperluan fasilitas dan alat-alat kerja, cleaning service,
gangguan, asuransi, keamanan dan sebagainya. Maka PT.
Industrial Funiture membentuk Departemen Human Resource

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 45
Development untuk menangani hal tersebut. Departemen ini
dipimpin oleh seorang Manager dan manager tersebut memiliki
wewenang untuk melapor langsung pada Direktur Utama. Pada
Departemen ini memiliki kepala bagian di bidang Rekrutmen dan
Pelatihan & Pengembangan SDM dan Unit General Affairs.
Untuk dapat melakukan Inovasi dan lebih Maju adalah
keinginan setiap perusahaan, PT. Industrial Funiture juga ingin
memajukan usahanya dan dapat mengembangkan produk baru
dengan inovasi, selain itu sebagai perusahaan besar PT. Industrial
Funiture memerlukan akses database yang canggih serta
memiliki sistem informasi yang memadai. Maka, PT. Industrial
Funiture membentuk Departemen Research dan Development
untuk mengkritisi hal tersebut dan dibawahnya terdapat Unit IT
yang secara khusus dibentuk untuk menyelesaikan perihal
database & Sistem Informasi. Manager dari Departemen ini juga
memiliki wewenang untuk melapor langsung pada Direktur
Utama PT. Industrial Funiture.
Setelah produk Kursi Malas buatan PT. Industrial Funiture
telah melalui proses Produksi, maka yang diperlukan dalam
proses selanjutnya adalah melakukan pemasaran pada produk
yang dibuat PT. Industrial Funiture. Selain memasarkan produk,
PT. Industrial Funiture juga memerlukan kemampuan untuk
bekerja sama dengan Stasiun Televisi ataupun Media massa
untuk melakukan promosi. Oleh karena itu, PT. Industrial
Funiture memerlukan Departemen Pemasaran (Marketing) untuk
dapat meneruskan proses bisnisnya. Departemen ini dipimpin
seorang manager pemasaran yang punya wewenang yntuk
melapor pada Direktur Utama. Departemen ini membawahi Unit
Penjualan dan Unit Promosi. Sebagai sebuah badan usaha, PT.
Industrial Funiture memiliki siklus keuangan yang perlu diatur
dan dikelola untuk kegiatan operasional perusahaan. Pengadaan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 46
anggaran belanja produksi sampai membayar gaji karyawan,
sehingga diperlukan sebuah departemen yang mengurusi hal
tersebut. Untuk itu diperlukan Departemen Keuangan untuk
melengkapi departemen di PT. Industrial Funiture. Sama seperti
Departemen lainnya, Departemen keuangan ini di pimpin seorang
manager dan memiliki wewenang untuk langsung melapor pada
Direktur Utama.
4.6.1.2.2. Rentang Kendali
Sesuai dengan pembagian departemen yang telah dijelaskan
diatas, dalam PT. Industrial Funiture terdapat lima departemen
yang dikepalai oleh seorang manajer departemen. Dimana
terdapat satu departemen yang memiliki beberapa unit
dibawahnya yang dikepalai oleh seorang kepala unit. Dalam hal
ini seorang manajer departemen bertanggung jawab tidak lebih
dari dua kepala unit. Hal ini dilakukan agar dalam menjalankan
tanggung jawabnya lebih mudah mengkoordinasikan. Semakin
besar jumlah rentang, semakin sulit untuk mengoordinasi
kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.
4.6.2. Sentralisasi
Setelah terbentuknya departemen-departemen yang dibutuhkan, maka
setiap departemen bertanggung jawab mengkoordinasikan departemen
tersebut. Apabila terdapat suatu permasalahan pada suatu unit, maka kepala
unit tersebut yang harus bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah.
Apabila terdapat masalah pada suatu departemen, maka manajer
departemen tersebut yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan
permasalahan. Apabila terdapat masalah dianggap cukup rumit yang
menyangkut hubungan antar dua departemen dan mempengaruhi semua
departemen, maka Direktur Utama harus turun tangan untuk
menyelesaikannya. Namun, apabila masalah tersebut menyangkut Direktur
Utama dan tidak dapat diselesaikan secara internal, maka harus diadakan
RUPS untuk menentukan kepututusan.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 47
4.6.3. Formalisasi
4.6.3.1. Job Description
1. Direktur Utama
Sebutan Jabatan : Direktur Utama
 Tugas :
1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-
kebijakan perusahaan.
2. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan
dan
kepala bagian (manajer).
3. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan.
4. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas
kinerja perusahaan.
 Wewenang Jabatan :
1. Menyelenggarakan rapat koordinasi antar manager
divisi.
2. Melakukan lobi-lobi ke pemerintahan.
3. Menetapkan langkah atau cara dalam pengambilan
keputusan.
4. Memverifikasi laporan atau pekerjaan bawahan.
5. Menegur staf operasional riset dan desain bawahan
yang tidak mentaati peraturan kedinasan.
6. Menyetujui atau menolak laporan pelaksanaan
pekerjaan bawahan.
7. Menegur karyawan dan pihak ketiga yang melanggar
ketentuan di lingkungan kerjanya.
8. Memberikan penilaian kinerja bawahan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 48
2. Human Resources Development
Sebutan Jabatan : Manager Human Resources and Development
Division
 Tugas :
Mengelola dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan karyawan, pengelolaan Sumber
Daya Manusia dalam perusahaan serta perekrutan
kebutuhan pegawai.
 Wewenang Jabatan :
1. Kepala Departemen HRD
a. Mengusulkan penyelenggaraan rapat koordinasi
antar departemen.
b. Melaksanakan rapat koordinasi eksternal dengan
pihak pihak terkait (pemerintah, swasta maupun
konsumen perorangan).
c. Mengajukan usulan perbaikan kepada penanggung
jawab atasan.
d. Menegur karyawan yang melanggar ketentuan di
lingkungan kerjanya.
e. Memberikan penilaian kinerja bawahan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2. Kepala Unit Rekruitmen dan Pengembangan dan
Pelatihan
a. Melakukan rekrutmen tenaga kerja baru.
b. Melaksanakan pelatihan dan pengembangan
kinerja dan profesionalitas per tahun 3 kali.
3. Kepala Unit General Affairs
f. Mengaudit kebutuhan peralatan dan perlengkapan
perusahaan.
g. Menyediakan kebutuhan peralatan dan
perlengkapan masing-masing departemen.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 49
3. Riset dan Pengembangan
Sebutan Jabatan : Manager Research and Development
 Tugas :
1. Memberi data tentang posisi produk perusahaan di
antara produk sejenis yang di produksi oleh kompetitor
2. Memberikan masukan usaha tentang perbaikan teknik
pemasaran berdasarkan survey yang dilakukan
3. Memberikan saran dan masukan tentang langkah-
langkah ekspansi perusahaan dan pengembangan
produk .
 Wewenang Jabatan :
1. Kepala Departemen R and D
a. Mengusulkan Rencana desain produk ke president
direktur.
b. Menetapkan langkah atau cara riset dan desain.
c. Menetapkan daftar kebutuhan rutin pendukung
pelaksanaan riset dan desain.
d. Memverifikasi laporan atau pekerjaan bawahan.
e. Mengajukan usulan perbaikan kepada penanggung
jawab atasan.
2. Kepala Unit Information Technology
a. Menata ulang layout peta kerja.
b. Membuat database terhadap kebutuhan data tiap
departemen.
c. Membuat system informasi terintegrasi.
3. Kepala Unit Riset
a. Meriset keinginan konsumen secara berkala.
b. Memodelkan produk sesuai keinginan konsumen.
c. Membuat prototype dengan menggunakan software
(solidwork, catia dll).

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 50
d. Membuat desain stripping dengan menggunakan
software desain.
e. Menentukan waktu baku operasi.
f. Survey ke konsumen.
g. Menganalisis hasil survey.
h. Meneliti dan mengembangkan produk sesuai
keinginan konsumen.
i. Menentukan waktu standar untuk tiap elemen
kerja.
j. Menentukan kecepatan produksi.
4. Produksi
Sebutan Jabatan : Manager Produksi
 Tugas :
1. Mengurusi dan mengatur seluruh lini produksi di PT.
Industrial Funiture.
2. Memastikan tersedianya raw material sampai proses
pengepakan produk.
 Wewenang Jabatan :
1. Kepala Departemen Produksi
a. Memverifikasi laporan atau pekerjaan bawahan.
b. Menyetujui atau menolak laporan pelaksanaan
pekerjaan bawahan.
c. Mengajukan usulan perbaikan kepada penanggung
jawab atasan.
d. Memberikan penilaian kinerja bawahan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
e. Mengusulkan penyelenggaraan rapat koordinasi
antar divisi.
f. Melaksanakan rapat koordinasi eksternal dengan
pihak pihak terkait (pemerintah, swasta maupun
supplier).

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 51
g. Menegur karyawan yang melanggar ketentuan di
lingkungan kerjanya.
2. Kepala Unit PPIC
a. Mentukan kebutuhan material.
b. Mengusulkan jumlah safety stock yang harus ada
di gudang.
c. Menetapkan metode peramalan.
d. Mengkoreksi dan menyetujui hasil ramalan.
e. Menetapkan daftar jumlah kebutuhan raw material.
f. Mengusulkan kapan harus melakukan pemesanan
raw material.
3. Kepala Unit Operasi
a. Mengawasi kegiatan operasi produksi.
b. Mendata kebutuhan material produksi.
4. Kepala Unit Logistic
a. Mengatur jadwal pembelian raw material.
b. Menetapkan langkah atau cara pergudangan.
5. Kepala Unit Quality Control
a. Menetapkan daftar distribusi jaringan pengadaan
material.
b. Melakukan kontrol terhadap inspeksi dan
penjaminan kualitas.
5. Marketing
Sebutan Jabatan : Manager Marketing
 Tugas :
1. Melakukan promosi tentang produk furniture
buatan PT. Industrial Funiture.
2. Menentukan daerah pemasaran yang strategis bagi PT.
Industrial Funiture.
 Wewenang Jabatan :
1. Kepala Departemen Marketing

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 52
a. Mengkoreksi dan menyetujui laporan penjualan
dan pemasaran.
b. Menegur karyawan dan pihak ketiga yang
melanggar ketentuan di lingkungan kerjanya.
c. Mengajukan usulan perbaikan kepada penanggung
jawab atasan.
d. Memberhentikan penunjukan agen atau distribusi.
2. Kepala Unit Penjualan
a. Menetapkan strategi bisnis pemasaran dan
penjualan.
b. Menetapkan daftar kebutuhan rutin pendukung
pelaksanaan penjualan dan pemasaran.
c. Menetapkan daftar distribusi jaringan pemasaran
dan penjualan produk.
d. Meriset pasar konsumen secara berkala..
3. Kepala Unit Promosi
a. Mengadakan pelatihan promosi.
b. Menetapkan langkah atau cara menjaring
konsumen.
6. Keuangan
Sebutan Jabatan : Manager Keuangan
 Tugas :
1. Menentukan anggaran dasar tahunan PT. Industrial
Funiture.
2. Mengurusi dan mengatur gaji Karyawan serta membuat
kas perusahaan.
 Wewenang Jabatan :
1. Mengatur jadwal promosi produk.
2. Mengusulkan Rencana Niaga ke president atau CEO.
3. Mengusulkan penyelenggaraan rapat koordinasi.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 53
4. Melaksanakan rapat koordinasi eksternal dengan pihak-
pihak terkait (pemerintah, swasta maupun konsumen
perorangan).
5. Memverifikasi laporan atau pekerjaan bawahan.
6. Menegur staf operasional penjualan dan pemasaran
bawahan yang tidak mentaati peraturan kedinasan.
7. Menyetujui atau menolak laporan pelaksanaan
pekerjaan bawahan.
8. Mengajukan usulan perbaikan kepada penanggung
jawab atasan.
9. Menegur karyawan dan pihak ketiga yang melanggar
ketentuan di lingkungan kerjanya.
10. Menunjuk agen distribusi produk yang capable.
11. Memberikan penilaian kinerja bawahan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
12. Mengelola modal.
13. Mengatur dan mengendalikan kondisi keuangan.
14. Menetapkan daftar anggaran tiap departemen dan
bidang.
4.6.3.2. Hubungan Kerja dan Aliran Informasi Organisasi
Pada suatu sistem organisasi, setiap bagian yang terdapat di
dalamnya pasti ada hubungan tertentu untuk saling mendukung demi
terbentuknya organisasi yang kuat sehingga bisa menjadi dasar
perusahaan.
Human Research and Development berhubungan dengan semua
departemen dalam melaksanakan tugasnya dalam menentukan
perekrutan karyawan yang sesuai dengan tiap departemen. Hubungan
HRD dengan Departemen Produksi yaitu HRD bertanggung jawab
dalam menentukan karyawan yang berkompeten pada bidang
produksi sesuai dengan kriteria departemen tersebut, misalnya dalam

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 54
menentukan karyawan yang ahli pada bidang operasi. Karena PT.
Industrial Funiture hanya berfokus pada bidang produksi.
Hubungan HRD dengan Departemen R & D yaitu menentukan
SDM yang berkualitas tinggi yang nantinya akan melakukan riset
dan pengembangan produk. Sehingga PT Industrial Funiture selalu
dapat melakukan inovasi, sehingga dapat terus bertahan dalam
industry funiture di Kalimantan.
Hubungan HRD dengan Departemen Keuangan yaitu melakukan
seleksi karyawan yang berkompeten dalam bidang akuntansi.
Sehingga manajemen keuangan pada PT. Industrial Funiture
dapat terkendali dan tidak terjadi korupsi ataupun hal buruk lainnya.
Hubungan HRD dengan Departemen Marketing yaitu melakukan
perekrutan karyawan yang berkompeten dalam bidang marketing.
Sehingga PT. Industrial Funiture dapat menembus pasar seluruh
wilayah di Kalimantan.
Hubungan antara Departemen R & D dengan Departemen
Produksi yaitu apabila R & D menemukan inovasi suatu produk baru
maka akan segera melakukan koordinasi dengan Departemen
Produksi untuk memproduksi produk baru tersebut.
Hubungan antara Departemen R & D dan Departemen Marketing
yaitu dalam pemasaran produk yang telah dikeluarkan oleh R & D.
Misalnya Departemen R & D melakukan inovasi dengan
mengeluarkan produk baru, maka Departemen Marketing
bertanggungjawab dalam pemasaran produk tersebut. Jadi informasi
tentang adanya produk baru tersebut dapat diketahui oleh konsumen.
Sehingga lebih mudah dalam pemasaran selanjutnya.
RUPS memegang kekuasaan tertinggi pada PT. Industrial
Funiture yang mengawasi kerja Direktur Utama. Sedangkan Direktur
utama bertanggung jawab atas semua departemen yang ada pada PT.
Industrial Funiture.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 55
Hubungan antara Departemen R & D dan Departemen Keuangan
yaitu dalam penentuan harga produk yang telah dikeluarkan oleh R
& D. Misalnya Departemen R & D melakukan inovasi dengan
mengeluarkan produk baru, maka Departemen Keuangan
bertanggung jawab dalam pengeluaran biaya untuk pembelian bahan
baku dan juga mengestimasi harga produk yang dihasilkan tersebut.
Hubungan antara Departemen Marketing dan Departemen
Keuangan yaitu dalam penentuan anggaran untuk melakukan
promosi produk funiture yang telah diproduksi. Sehingga tidak akan
terjadi pembengkakan pengeluaran untuk promosi, tetapi promosi
tetap berjalan dengan lancar.
Hubungan antara Departemen Produksi dan Departemen
Marketing yaitu dalam menentukan jumlah barang yang akan dijual
sehingga antara barang yang diproduksi dan barang yang akan dijual
seimbang, tidak mengalami kekurangan barang yang diproduksi
ataupun berlebih.
Hubungan antara Departemen Produksi dan Departemen
Keuangan yaitu dalam penentuan biaya untuk pembelian bahan baku
yang dibutuhkan oleh Departemen Produksi. Selain itu juga biaya
untuk maintenance mesin yang mengalami kerusakan pada saat
digunakan untuk proses produksi produk, sehingga proses produksi
tidak terhambat.
Hubungan antara unit PPIC dengan Unit Penjualan yaitu untuk
menentukan jumlah produksi selanjutnya dengan menggunakan data
penjualan yang telah diperoleh sebelumnya. Sehinnga dengan
peramalan dapat diketahui berapa barang yang harus diproduksi
selanjutnya.
Hubungan antara Unit PPIC dengan Unit Logistic yaitu unutk
menentukan peramalan jumlah raw material yang akan dibeli untuk
proses produksi selanjutnya. Sehingga tidak terjadi kekurangan atau
kelebihan logistic pada saat proses produksi berlangsung.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 56
Hubungan antara Unit Logistic dan Unit Operasi yaitu agar
terdapat koordinasi yang seimbang antara barang yang akan di
produksi dengan raw material yang ada. Sehingga tidak terjadi
penumpukan logistik ataupun menghasilkan barang setengah jadi.
Hubungan antara Unit QC dengan Unit Operasi yaitu untuk
melakukan kontrol pada saat proses produksi dan juga hasil produk
yang telah di produksi. Apakah produk tersebut telah memenuhi
kriteria yang telah ditentukan atau tidak. Sehingga produk tersebut
layak untuk dipasarkan dan tidak mengecewakan konsumen.
Hubungan antara Unit IT dengan semua departemen yang
terdapat pada struktur organisasi PT. Industrial Funiture yaitu
untuk pembuatan database perusahaan. Selain itu juga untuk
pembuatan website atau semacamnya untuk mendongkrak penjualan
di dunia maya. Selain itu juga untuk mempromosikan apabila
terdapat produk baru yang muncul. Sehingga informasi dapat cepat
tersampaikan kepada konsumen.
Hubungan antara Unit GA dengan semua departemen yang
terdapat pada struktur organisasi PT. Industrial Funiture yaitu
dalam bidang ketenagakerjaan, megadakan training dan motivasi
kepada seluruh karyawan perusahaan.
RUPS

DIREKTUR
UTAMA

Dept. Dept. Dept.


Dept. HRD Dept. R & D
PRODUKSI MARKETING KEUANGAN

Unit PPIC Unit Operasi Unit Logistic Unit QC Unit RPP Unit GA Unit IT Unit UR Unit Penjualan Unit Promosi

Gambar 4.2 Hubungan Kerja dan Aliran Informasi Organisasi.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 57
4.6.4. Pembentukan Struktur Organisasi
4.6.4.1. Bagian Dasar Organisasi
 The operating core, yang termasuk di sini adalah para pegawai
yang melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan
produksi barang dan jasa. Dalam PT. Industri Funiture yang
berada dalam operating core adalah karyawan biasa yang
mendukung tiap departemen.
 The strategi apec, yang termasuk di dalamnya adalah manajer
tingkat puncak (top management). Dalam PT. Industrial
Funiture yang berada dalam strategi apec adalah departemen
Direktur Utama.
 The middle line, yang termasuk di dalamnya adalah para
manajer yang menjembatani manajer tingkat atas dengan bagian
operasional. Dalam PT. Industrial Funiture yang berada dalam
middle line adalah manajer tiap departemen.
 The technostructure, yang termasuk di dalamnya adalah
mereka yang diserahi tugas untuk menganalisa dan
bertanggungjawab terhadap bentuk standarisasi dalam
organisasi.
 The support staff, yang termasuk didalamnya adalah orang-
orang yang memberi jasa pendukung tidak langsung terhadap
organisasi (orang-orang yang mengisi unit staf). Dalam PT.
Industrial Funiture yang berada dalam support staff adalah
diantaranya office boy, kurir, dan supir.
4.6.4.2. Gambar STO
RUPS

DIREKTUR
UTAMA

Dept. Dept. Dept.


Dept. HRD Dept. R & D
PRODUKSI MARKETING KEUANGAN

Unit PPIC Unit Operasi Unit Logistic Unit QC Unit RPP Unit GA Unit IT Unit UR Unit Penjualan Unit Promosi

Gambar 4.3 STO

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 58
Pada gambar STO diatas dapat dijelaskan bahwa Direktur
Utama dipilih oleh Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ).
Departemen Produksi, HRD, Research & Development, Pemasaran
dan Keuangan memiliki tanggung Jawab dan Wewenang untuk
melapor langsung pada Direktur Utama, Sedangkan Unit-unit yang
ada dibawah tiap-tiap Departemen tidak bisa lapor langsung pada
Direktur Utama, tapi hanya sekedar lapor pada Manager dari
Departemen yang bersangkutan.
Dilihat dari bentuk bagan Struktur Organisasinya, maka
Struktur Organisasi PT. Industri Funiture termasuk desain organisasi
struktur sederhana karena sentralisasi yang tinggi dalam melakukan
kontrol. Struktur sederhana ini bersifat simpel dan terbatas
penggunaannya, yaitu pada perusahaan berukuran kecil.
4.6.4.3. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Industrial Funiture sebanyak
517 pekerja dengan klasifikasi sebagai berikut :
 1 pekerja bagian direktur utama.
 3 pekerja bagian departemen produksi.
 3 pekerja bagian departemen HRD.
 3 pekerja bagian departemen R & D.
 3 pekerja bagian departemen Marketing.
 3 pekerja bagian departemen Keuangan.
 10 pekerja bagian unit PPIC.
 353 pekerja bagian unit operasi dengan kualifikasi sebagai
berikut 64 pekerja bagian operator mesin cat, 67 pekerja bagian
operator mesin sander, 67 pekerja bagian operator mesin ketam,
72 pekerja bagian operator mesin bor, 69 pekerja bagian
operator mesin potong kayu, 9 pekerja bagian menggukur, dan 5
pekerja bagian perakitan.
 15 pekerja bagian Logistik.
 20 pekerja bagian QC.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 59
 5 pekerja bagian RPP.
 10 pekerja bagian GA.
 3 pekerja bagian IT.
 5 pekerja bagian UR.
 30 pekerja bagian Penjualan.
 50 pekerja bagian Promosi.
4.7. Kebijakan Perusahaan
1. Kebijakan Umum
 Dalam memenuhi respon permintaan pelanggan, perusahaan
menerapkan kebijakan make to stock
 Servis level sebesar 95 %, maksudnya yaitu dari permintaan yang
masuk ke peruhaan harus dipenuhi oleh perusahaan untuk di
produksi.
2. Departemen Produksi
 Unit PPIC melakukan peramalan sesuai dengan data historis yang
dimiliki oleh perusahaan induk.
 Unit Operasi melakukan produksi produk dengan jumlah yang
sesuai dengan hasil dari peramalan
 Apabila terdapat barang cacat hampir dari 5 % dari seluruh hasil
produksi, maka proses produksi harus dihentikan dan perlu di kaji
ulang dengan cara mengubah prosedur SOP operasi.
 Unit QC selalu melakukan Inspeksi sesaat setelah barang produksi
selesai di proses.
 Garansi yang diberikan kepada konsumen selama 1 minggu.
 Pendistribusian produk dilakukan dengan jasa distributor luar.
3. Departemen HRD
 Melakukan perekrutan karyawan sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan oleh masing-masing departemen.
 Perekrutan karyawan dilakukan tiap tahun sekali dan hal tersebut
tergantung kebutuhan Perusahaan

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 60
 Mengadakan “award” bagi karyawan yang dianggap memiliki
performa kerja yang cemerlang
 Penentuan hari kerja adalah setiah hari senin sampai jum’at , dengan
kriteria 16 jam per hari.
 Mengadakan pelatihan softskill bagi karyawan setiap 3 bulan sekali
untuk menunjang kesuksesan kerja.
 Mengadakan pergantian peralatan operasional kerja tiap 6 bulan
sekali.
4. Departemen Research dan Development
 Menentukan bentuk barang yang akan diproduksi
 Database harus selalu update tiap ada input data yang masuk.
 Situs perusahaan harus selalu up to date dan mudah di akses.
5. Departemen Pemasaran
 Proses Promosi dan Undian berhadiah disesuaikan dengan kebutuhan
Perusahaan.
6. Departemen Keuangan
 Pembayaran gaji karyawan ditentukan dengan biaya Over Time yang
lebih besar dari biaya Reguler Time
 Maksimal kerja dari Over Time adalah 25 % dari waktu Reguler Time
atau ± 2 jam per hari.
 Laporan laba dan rugi harus diterima oleh RUPS dan Direktur Utama
selambat-lambatnya 1 bulan setelah akhir tahun

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 61
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1.
5.2. Saran

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 62
DAFTAR PUSTAKA

Miftakhul, Huda dan Bunafit Komputer, 2009, Membuat Aplikasi Penjualan


dengan Java dan MySQL, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Miftakhul Huda dan Bunafit Komputer, 2010, Membuat Aplikasi Database


dengan Java, MySQL dan NetBeans, Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.

Paryudi, J. S, 2005, Basis Data, Yogjakarta : Andi.

Rohmat, Machmud Tahnihan Isma, “Aplikasi Kasir Rumah Makan


Menggunakan Java dan MySQL”, Politeknik Negri Pontianak (2013).

Program Studi Teknik Industri


Universitas Muria Kudus 63

Anda mungkin juga menyukai