Penyusun,
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 2
1.3 Manfaat.............................................................................................. 2
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 19
4.1. Kesimpulan.......................................................................................... 19
4.2. Saran.................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem drainase adalah rangkaian kegiatan yang membentuk upaya pengaliran
air, baik air permukaan (limpasan/run off), maupun air tanah (underground water)
dari suatu daerah atau kawasan.
Sistem drainase merupakan bagian penting pada suatu kawasan perumahan.
Suatu kawasan perumahan yang tertata dengan baik haruslah juga diikuti dengan
penataan sistem drainase yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan sehingga tidak menimbulkan
genangan air yang dapat menganggu aktivitas masyarakat dan bahkan dapat
menimbulkan kerugian sosial ekonomi terutama yang menyangkut aspek- aspek
kesehatan lingkungan permukiman.
Pada dasarnya, saluran drainase adalah salah satu prasarana yang berperan
sebagai pengering dan pengalir air hujan dari suatu wilayah, yang meliputi
pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan
olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi,
pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang merupakan
bagian dari sarana kota. Saluran drainase berfungsi mengendalikan kelebihan air
permukaan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif, seperti banjir. Dengan
demikian, saluran drainase dibangun untuk dapat memberikan manfaat bagi
kegiatan kehidupan manusia secara umum.
Karena fungsinya yang bersifat mengalirkan air pada kawasan terbuka, air
yang masuk ke dalam saluran drainase harus bersifat tidak berbahaya dan tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Air buangan yang berasal dari
rumah tangga atau sarana umum yang lain yang tidak berbahaya dan tidak
mencemari dapat langsung dibuang di saluran drainase. Tetapi air limbah yang
berasal dari kegiatan industri yang berpotensi mencemari lingkungan, sebelum
masuk ke saluran drainase, harus diolah dahulu sedmikian rupa, sehingga tidak
akan mencemari. Hanya air yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang dapat
dimasukkan ke saluran drainase saja, sehingga tidak merusak lingkungan.
1
Pada umumnya, permasalahan saluran drainase adalah masuknya air limbah
yang berbahaya dan mencemari yang berasal dari sumber pembuangan, khususnya
dari kegiatan industri. Akibatnya, saluran drainase tersebut membawanya masuk
ke dalam kawasan publik, seperti kawasan permukiman, dan mencemari
lingkungan di kawasan tersebut. Air yang tercemar yang masuk ke dalam saluran
drainase akan semakin mudah mencemari lingkungan apabila ditunjang oleh
kondisi saluran drainase yang buruk. Kondisi fisik saluran drainase yang masih
berupa tanah akan memudahkan air merembes masuk ke dalam tanah. Akibatnya,
bahan tercemar yang terkandung di dalam air tersebut masuk ke dalam tanah dan
mencemari tanah tersebut.
1.2 Tujuan
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan drainase air hujan dan permukaan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi drainase permukaan
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari drainase permukaan.
4. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari pembuatan drainase yang kurang
baik dalam suatu wilayah.
1.3 Manfaat
Pada makalah ini terdapat beberapa manfaat dari penulisan makalah ini
yaitu sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian dan tujuan drainase air hujan dan permukaan
2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi drainase permukaan
3. Dapat mengetahui apa saja jenis-jenis dari drainase permukaan.
4. Dapat mengetahui bagaimana dampak dari pembuatan drainase yang kurang
baik dalam suatu wilayah.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
Prinsip – prinsip aliran di saluran terbuka : kemiringan, gaya gravitasi,
gaya geseran dinding saluran
4
Konsep sistem drainase berwawasan lingkungan:
a. Cara retensi
o Offsite retention, yaitu pembuatan dan pemeliharaan
danau, kolam atau waduk.
o Onsite retention, yaitu penyimpanan pada atap gedung,
tempat parker, lapangan terbuka, halaman rumah, dll.
b. Cara infiltrasi
Seperti pembuatan sumur resapan, parit resapan, wilayah
resapan, perkerasan yang lolos air.
4. Kriteria perencanaan
a. Aspek hidrologi, meliputi perhitungan debit rencana, penentuan
debit design dan tinggi jagaan, penetapan karakteristik daerah
aliran.
b. Aspek hidrolik, meliputi kecepatan maksimum aliran, bentuk
penampang saluran.
c. Aspek struktur, meliputi jenis dan mutu bahan, kekuatan dan
kestabilan bangunan.
d. Aspek biaya
e. Aspek pemeliharaan
5
2. Drainase jalan raya
Berfungsi untuk menjaga agar badan jalan tetap kering. Drainase
jalan raya bergantung pada kemiringan jalan.
6
3. Drainase lapangan terbang
Berfungsi untuk menjaga agar landasan pacu (runaway) dan bahu
landasan pacu (shoulder) tidak digenangi air yang dapat membahayakan
penerbangan.
7
5. Drainase pertanian
Berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke seluruh drainase
dengan membuat drainase permukaan.
2.5 Dampak dari pembuatan drainase yang kurang baik dalam suatu
wilayah.
1. Dampak Pada Aspek Sosial
Pengelolaan sistem drainase yang tidak baik juga bisa berdampak
secara sosial, namun dampak ini akibat pengaruh tidak langsung seperti :
bertambahnya biaya sosial akibat bencana banjir, seperti : kesehatan dan
pendidikan
2. Dampak Pada Aspek Ekonomi
Buruknya drainase suatu tempat akan berdampak pula secara
ekonomi, ketika turun hujan, maka tempat tersebut akan tergenang air
dan bisa jadi timbul bencana banjir. Biaya ekonomi yang harus
8
ditanggung masyarakat akibat banjir, seperti : produktifitas,
perdagangan, jasa pelayanan. Kerugian yang ditimbulkan dapat berupa
kerugian material maupun non material.
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan akibat pembuatan
drainase yang kurang baik dalam suatu wilayah antara lain:
1. Merusak berbagai macam sarana dan prasarana umum
Salah satu dampak yang paling besar dan paling terlihat dari
adanya banjir adalah rusaknya berbagai macam fasilitas umum dan
juga sarana dan pra sarana yang ada di sekitar masyarakat. Beberapa
macam sarana dan pra sarana yang mungkin dapat rusak karena
terjadinya banjir karena pembuatan drainase yang kurang baik antara
lain jalan umum, jembatan, gedung, perumahan dan lain sebagainya
sehingga akan mengganggu ruang publik untuk kehidupan manusia.
2. Merusak aset pribadi
Selain merusak berbagai macam fasilitas umum ataupun sarana dan
prasarana umum, juga merusak berbagai aset pribadi yang dimiliki
oleh seseorang. Bagaimanapun juga material serta kuatnya arus yang
ditimbulkan oleh banjir dapat menghanyutkan berbagai macam barang
yang dimiliki oleh masyarakat. Tidak hanya barang saja, namun banjir
juga dapat merusak bangunan- bangunan rumah.
3. Merusak jaringan listrik
Dampak selanjutnya yang dihasilkan dari banjir adalah
terganggunya aliran listrik. Bahkan bisa saja aliran listrik menjadi
putus ataupun mati total karena adanya banjir. Aliran dari air yang
ditimbulkan oleh banjir dapat berupa arus yang kuat, sehingga akan
menyebabkan rusaknya tiang- tiang listrik ataupun kabel- kabel listrik.
Hal ini akan berakibat paad putusnya jaringan listrik. Belum lagi jika
ada pohon tumbang ataupun bangunan yang roboh.
4. Mengganggu aktivitas sehari- hari
Terjadinya banjir sudah otomatis mengganggu aktivitas sehari- hari
masyarakat, atau bahkan melumpuhkannya.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut dan tidak pernah
habis. Air tersebut akan tertahan sementara di sungai, waduk atau danau, dalam
tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk lain sebagaimana
Gambar 1.
11
Secara umum air berasal dari sumber-sumber sebagai berikut:
a. Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi,
kemudian jatuh ke bumi berbentuk air. Air hujan juga merupakan
sumber air baku untuk keperluan rumah tangga, pertanian, dan lain-
lain. Air hujan dapat diperoleh dengan cara menampung air hujan
yang jatuh dari atap rumah.
b. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi.
Pada umumnya air permukaan ini akan mengalami penurunan
kualitas selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang
kayu, daun-daun, limbah industri kota dan sebagainnya. Macam-
macam air permukaan yaitu air rawa/danau dan air sungai.
c. Air Tanah
Air tanah merupakan air hujan atau air permukaan yang meresap
kedalam tanah dan bergabung dalam pori-pori tanah yang terdapat
pada lapisan tanah yang biasanya disebut aquifer.
Air tanah dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
1. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan
air dari permukaan tanah. Air tanah biasanya jernih tetapi lebih
banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)
daripada air permukaan.
2. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang
pertama. Pengambilan air tanah dalam tidak semudah pada air
tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukkan pipa kedalamnya (biasanya kedalaman bor antara
10-100 m) akan didapat suatu lapisan air.
12
3. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya.
3.1.4 Penakaran Air Hujan
Penakar hujan adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan dan
mengukur jumlah curah hujan pada satuan waktu tertentu. Panakar hujan
mengukur tinggi hujan seolah-olah air hujan yang jatuh ke tanah menumpuk ke
atas merupakan kolom air. Air yang tertampung volumenya dibagi dengan luas
corong penampung, hasilnya adalah tinggi atau tebal, satuan yang dipakai adalah
milimeter (mm).
Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah
tipe observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari
pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut
penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat baku dengan mulut penakar
seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari
permukaan tanah. Alat pengukur hujan otomatis biasanya memakai prinsip
pelampung, timbangan atau jungkitan. Keuntungan menggunakan alat ukur
otomatis ini antara lain seperti, waktu terjadinya hujan dapat diketahui, intensitas
setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada beberapa tipe alat, pengukuran tidak
harus dilakukan tiap hari karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan
beberapa keuntungan lain.
Tinggi curah hujan diasumsikan sama di sekitar tempat penakaran, luasan
yang tercakup oleh sebuah penakar hujan bergantung pada homogenitas
daerahnya maupun kondisi cuaca lainnya. Penakar hujan dibagi dalam dua
golongan yaitu tipe manual dan tipe otomatis. Bila yang diinginkan hanyau
jumlah hujan harian, maka dipakai tipe manual. Informasi lebih banyak
diperoleh dari alat otomatis. Alat yang dipakai yang ada di lapangan. Makin
canggih suatu alat makin banyak ketrampilan dan kemampuannya.
13
Kepadatan minimum jaringan penakar hujan untuk kepentingan hidro –
meteorologis umum menurut Linsley direkomendasikan sebagai berikut :
1. Untuk daerah datar, beriklim sedang, mediteranean dan zona tropis 600 –
900 km2 untuk setiap stasiun.
2. Untuk daerah-daerah pegunungan beriklim sedang, mediteranean dan
zone tropis, 100 – 250 km2 untuk setip stasiun.
3. Untuk pulau-pulau dengan pegunungan kecil dengan hujan yang
beraturan, 25 km2 untuk setiap stasiun.
4. Untuk zone-zone kering dan kutub, 1500 - 10.000 km2 untuk setiap
stasiun.
3.2 Drainase
3.2.1 Pengertian Drainase
Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami atau
buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat.Pembuangan ini
dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan
air. Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Drainase secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan teknis
untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan,
maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi
kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga di artikan sebagai usaha
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi,
darinase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah.
3.2.2 Kapasitas Saluran
Kapasitas saluran drainase dihitung dengan menggunakan Rumus Manning
dan Rumus Kontinuitas:
a. Rumus Manning b. RumusKontinuitas
v = 1/n . R 2/3
.S
1/2
(6) Q = A .v (7)
catatan :
v = Kecepatan aliran rata-rata dalam saluran(m/dt)
14
R = jari-jari hidrolis (m)
S = kapasitas Saluran
n = koefisien kekasaran manning
A = luas penampang basah (m2)
P = keliling basah saluran (m)
Q = debit (m3/dt)
15
2. Drainase Buatan
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu, gorong-
gorong, dan pipa-pipa.
16
3.3.4 Drainase Menurut Sistem Buangannya
Sistem pengumpulan air buangan sesuai dengan fungsinya maka pemilihan
sistem buangan dibedakan menjadi :
1) Sistem Terpisah (Separate System)
Dimana air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem saluran masing-masing
secara terpisah.
2) Sistem Tercampur (Combined system)
Dimana air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama.
3) Sistem Kombinasi (Pscudo Separate system)
Merupakan perpaduan antara saluran air buangan dan saluran air hujan
dimana pada waktu musim hujan air buangan dan air hujan tercampur dalam
saluran air buangan, sedangkan air hujan berfungsi sebagai pengenceran
penggelontor .kedua saluran ini tidak bersatu tetapi dihubungkan dengan sistem
perpipaaan interceptor.
17
Pola jaring-jaring terbagi lagi menjadi 4 jenis :
a. Pola perpendicular, Adalah pola jaringan penyaluran air buangan yang
dapat digunakan untuk sistem terpisah dan tercampur sehingga banyak
diperlukan banyak bangunan pengolahan.
b. Pola interceptor dan pola zone, adalah pola jaringan yang digunkan untuk
sistem tercampur.
c. Pola fan, adalah pola jaringan dengan dua sambungan saluran / cabang
yang dapat lebih dari dua saluran menjadi satu menuju ke sautu banguan
pengolahan. Biasanya digunakan untuk sistem terpisah.
d. Pola radial, adalah pola jaringan yang pengalirannya menuju ke segala
arah dimulai dari tengah kota sehingga ada kemungkinan diperlukan
banyak bangunan pengolahan.
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Latar belakang penelitian, kajian teori terkait rumusan
masalah, analisis permasalahan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
perlu sinergitas antara penataan kawasan yang cenderung bersifat fisik
pembangunan dengan konservasi air, sehingga tercipta penataan ruang daratan
dengan memberikan ruang yang semestinya bagi air untuk dapat masuk secara
maksimal ke dalam tanah melalui proses infiltrasi atau peresapan, agar
pembangunan (penambahan ruang terbangun) tidak menimbulkan genangan.
Secara spasial, teknologi drainase yang diperlukan pada lokasi studi. ini
merupakan kombinasi antara pola detensi (menampung sementara) dan pola
retensi (meresapkan).
B. Saran
menurut kelompok kami makalah diatas memiliki beberapa dampak
negatif yang diakibatkan banjir,yang dapat merusak sarana dan prasarana
umum,merusak aset pribadi,merusak jaringan listrik,dan gangguan
lainnya.Sebaiknya pemerintah memperbaiki drainase yang tersumbat dan
memperbanyak drainase di daerah-daerah yang rawan terkena banjir.
19