Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGUJIAN PRAKTIKUM 5
PERMEABILITAS BAHAN BANGUNAN
Dosen Pengampu
Indah Wahyuni, S.Pd.T,. M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Fikky Faturahman (17505244024)
2. Dyah Seta Apsari (17505244030)
3. Satria Warnandes (17505244032)
4. Rosanti Kusuma (17505244035)
A. Tujuan Percobaan
Mengetahui laju rembesan dan daya tahan pada genteng dan asbes terhadap rembesan air
untuk digunakan sebagai atap bangunan.
B. Pendahuluan
Permeabilitas bahan adalah daya rembes zat cair (fluida) yang mengalir melalui suatu
bahan dalam keadaan tekanan tetap. Sifat ini dinyatakan sebagai jumlah air yang merembes
tiap-tiap 1 cm2 bahan pada setiap detiknya pada tekanan tetap. Nilai permeabilitas suatu
bahan akan sangat tergantung pada kerapatan bahannya.
Alat ini digunakan untuk penyelidikan bahan yang bersifat porous ( dengan K > 2,7.10 -7
cm/dt). Bahan yang akan diselidiki permeabilitasnya (k) harus dalam keadaan jenuh, yakni
dengan cara merendam terlebih dahuku dalam air. Bila luas bidang permukaan bahan yang
diresapi air = A dan tebal bahan yang dilalui air L serta selisih permukaan air yang masuk
dan yang keluar adalah h, maka harga hidrolik gradient (i) = h/L. Sementara itu, volume air
yang meresap melalui permukaan bahan adalah : volume (v) = debit (Q) × waktu (t).
Sedangkan debit air yang merembas (Q) sama dengan kecepatan rembasan kali luas
permukaan rembasan atau Q = V . A. Dan kecepatan rembesan rembesan : V = k . i
𝑉 .𝐿
Koefisien permeabilitas bahan : k = 𝐴 .ℎ .𝑡 (cm/detik)
C. Alat Percobaan
1. Seperangkat instrument pengujian permeabilitas
2. Stopwatch
3. Jangka Sorong
4. Mistar
D. Bahan Percobaan
1. Genteng
2. Asbes
E. Prosedur/Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pasang/rakit alat dengan rangkaian sesuai dengan petunjuk dosen pembimbing.
3. Isilah tabung meriatte sampai penuh, pastikan bahwa semua kran (k1, k2, k3) dalam
keadaan tertutup
4. Ukurlah ketebalan bahan dan ukuran penampang resapannya.
5. Tutuplah keran pada pipa/tabung pengukur volume (k2), dan bukalah kran yang
menghubungkan tabung mariatte dengan bahan percobaan serta kran pelepas udara
(k3)
6. Setelah tabung diatas bahan sudah penuh air, maka bukalah kran pada pipa pengukur
volume (pipa kapiler) yaitu k2 dan biarkan air mengalir sampai batas 0 (jangan
sampai ada gelembung udara).
7. Tutuplah pelepas udara (k3) dank ran yang menghubungkan antara tabung mariatte
dengan bahan (k1)
8. Catatlah lama waktu yang diperlukan untuk volume perembesan tertentu (misalnya
untuk setiap 0,01 ml). hingga mencapai volume rembesan tertentu (misal 0,01 ml)
9. Ukurlah selisih tinggi antara as pipa pengukur (as pipa kapiler) dengan permukaan
atas bahan percobaan (h).
10. Ulangi pengamatan ini dengan dimulai lagi dari titik 0 sebanyak 2 kali untuk masing-
masing jenis bahan.
11. Bersihkan tempat praktikum dan semua peralatan yang digunakan.
12. Catat semua hasil pengamatan menjadi laporan sementara. Laporkan dan mintakan
pengesahan kepada dosen pembimbing.
13. Buatlah laporan lengkap sesuai pedoman yang telah diberikan. Dan serahkan kepada
dosen pengajar paling lambat satu minggu setelah percobaan dilakukan.
0.00-0.02 0.00-0.02 P= 31 cm
12,1 11,3
I= 1,57 cm
0.02-0.03 11,4 0.02-0.03 11,5
0.03-0.04 10,8 0.03-0.04 11,2
0.04-0.05 11,4 0.04-0.05 11,3 hI= 15.5 cm
F. Analisis Data
ASBES
a) Percobaan I b) Percobaan II
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K1 = K1 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
0.01 × 0.35
0.01 × 0.35 =
= 15 ×15 ×19,3×123,7
15 ×15 ×19,3×55,8
= 14,44 × 10 -9 = 6,51 × 10 -9
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K2 = K2 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 11,94 × 10 -9 = 6,41 × 10 -9
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K3 = K3 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 11,43 × 10 -9 = 6,05 × 10 -9
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K4 = K4 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 9,4 × 10 -9 = 6,16 × 10 -9
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K5 = K5 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 9,69 × 10 -9 = 5,68 × 10 -9
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K6 = K6 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 9,18 × 10 -9 = 5,40 × 10 -9
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K7 = K7 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 8,18 × 10 -9 = 5,35 × 10 -9
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K8 = K8 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 8,54 × 10 -9 = 5,22 × 10 -9
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K9 = K9 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 7,85 × 10 -9 = 5,38 × 10 -9
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K10 = K10 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 7,22 × 10 -9 = 4,61 × 10 -9
GENTENG
a) Percobaan I b) Percobaan II
𝑉.𝐿
𝑉.𝐿 K1 =
K1 = 𝐴.ℎ.𝑡
𝐴.ℎ.𝑡
0.01 × 1,45
=
0.01 × 1,45 22,2 ×30,3 ×20,4×10,2
=
22,2 ×30,3 ×20,4×10,6
= 10,36 × 10 -8
= 9,97 × 10 -8
𝑉.𝐿
K2 =
𝑉.𝐿 𝐴.ℎ.𝑡
K2 =
𝐴.ℎ.𝑡 0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×11,3
0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×12,1 = 9,35 × 10 -8
= 8,73 × 10 -8 𝑉.𝐿
K3 =
𝐴.ℎ.𝑡
𝑉.𝐿
K3 = 0.01 × 1,45
𝐴.ℎ.𝑡 =
22,2 ×30,3 ×20,4×11,5
0.01 × 1,45
= = 9,19 × 10 -8
22,2 ×30,3 ×20,4×11,4
𝑉.𝐿
-8 K4 =
= 9,27 × 10 𝐴.ℎ.𝑡
0.01 × 1,45
𝑉.𝐿 =
K4 = 22,2 ×30,3 ×20,4×11,2
𝐴.ℎ.𝑡
= 9,43 × 10 -8
0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×10,8 𝑉.𝐿
K5 =
𝐴.ℎ.𝑡
= 9,78 × 10 -8
0.01 × 1,45
=
𝑉.𝐿 22,2 ×30,3 ×20,4×11,3
K5 =
𝐴.ℎ.𝑡
= 9,35 × 10 -8
0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×11,4 𝑉.𝐿
K6 =
𝐴.ℎ.𝑡
= 9,27 × 10 -8
0.01 × 1,45
22,2 × 30,3 × 20,4 × 12,2
= 8,66 × 10 -8
𝑉.𝐿 𝑉.𝐿
K6 = K7 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝐴.ℎ.𝑡
= 9,69 × 10 -8
= 10,67 × 10 -8
𝑉.𝐿
K7 = 𝑉.𝐿
𝐴.ℎ.𝑡 K8 =
𝐴.ℎ.𝑡
0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×10,9 0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×11,2
-8
= 9,69 × 10
= 9,43 × 10 -8
𝑉.𝐿
K8 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝑉.𝐿
K9 =
𝐴.ℎ.𝑡
0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×11,1 0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×11,1
-8
= 9,52 × 10
= 9,52 × 10 -8
𝑉.𝐿
K9 =
𝐴.ℎ.𝑡 𝑉.𝐿
K10 =
𝐴.ℎ.𝑡
0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×10,5 0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×11,7
-8
= 10,06 × 10
= 9,03 × 10 -8
𝑉.𝐿
K10 =
𝐴.ℎ.𝑡
0.01 × 1,45
=
22,2 ×30,3 ×20,4×10,6
= 9,97 × 10 -8
TABEL HASIL PERHITUNGAN :
Percobaan I Percobaan II
Benda Waktu Waktu Keterangan
Volume Koefisien Volume Koefisien
(t) (t)
Perembasan Permeabilitas Perembasan Permeabilitas
detik detik
0.00-0.01 55,8 14,44 × 10-9 0.00-0.01 123,7 6,51 × 10-9 L= 14.9 cm
0.00-0.02 67,5 11,94 × 10-9 0.00-0.02 125,8 6,41 × 10-9
P= 14.9 cm
0.02-0.03 70,5 11,43 × 10-9 0.02-0.03 133,2 6,05 × 10-9 I= 0,5 cm
0.03-0.04 85,7 9,40 × 10-9 0.03-0.04 130,9 6,16 × 10-9
0.04-0.05 83,2 9,69 × 10-9 0.04-0.05 141,9 5,68 × 10-9 hI= 16,1 cm
Asbes
0.05-0.06 87,8 9,18 × 10-9 0.05-0.06 149,3 5,40 × 10-9 hII= 16,0 cm
0.06-0.07 98,5 8,18 × 10-9 0.06-0.07 150,5 5,35 × 10-9
0.07-0.08 94,4 8,54 × 10-9 0.07-0.08 154,5 5,22 × 10-9
0.08-0.09 102,6 7,85 × 10-9 0.08-0.09 151 5,30 × 10-9
0.09-0.10 11,6 7,22 × 10-9 0.09-0.10 174,8 4,61 × 10-9
0.00-0.01 10,6 9,97 × 10-8 0.00-0.01 10,2 10,36 × 10-8 L= 13 cm
0.00-0.02 12,1 8,73 × 10-8 0.00-0.02 11,3 9,35 × 10-8
P= 31 cm
0.02-0.03 11,4 9,27 × 10-8 0.02-0.03 11,5 9,19 × 10-8 I= 1,57 cm
0.03-0.04 10,8 9,78 × 10-8 0.03-0.04 11,2 9,43 × 10-8
0.04-0.05 11,4 9,27 × 10-8 0.04-0.05 11,3 9,35 × 10-8 hI= 15.5 cm
Genteng
0.05-0.06 10,9 9,69 × 10-8 0.05-0.06 12,2 8,66 × 10-8
hII= 15.5 cm
0.06-0.07 10,9 9,69 × 10-8 0.06-0.07 9,9 10,67 × 10-8
0.07-0.08 11,1 9,52 × 10-8 0.07-0.08 11,2 9,43 × 10-8
0.08-0.09 10,5 10,06 × 10-8 0.08-0.09 11,1 9,52 × 10-8
0.09-0.10 10,6 9,97 × 10-8 0.09-0.10 11,7 9,03 × 10-8
G. Standar Deviasi
Ʃ |𝑲 − ̅̅̅
𝑲 |²
Standar Deviasi (SD) = √ 𝑛−1
ASBES I
No K K - ̅̅̅
𝐾 |K - ̅̅̅
𝐾| |K - ̅̅̅
𝐾 |2
̅̅̅
𝐾 = 9,789 × 10-9 Ʃ = 43,99 × 10-18
43,99 ×10−1 ⁸
Standar Deviasi (SD) = √
10−1
43,99 ×10−1 ⁸
=√ = 2,21 × 10-9
9
1. ̅̅̅
𝐾 ± SD
̅̅̅ + SD = 9,789 × 10-9 + 2,21 × 10-9 = 11,10 × 10-9
𝐾
̅̅̅
𝐾 – SD = 9,789 × 10-9 - 2,21 × 10-9 = 7,58 × 10-9
2. ̅̅̅ ̅̅̅
𝐾 ± 5%𝐾
̅̅̅ ̅̅̅ = 9,789 × 10-9 + 0,49 × 10-9 = 10,28 × 10-9
𝐾 + 5%𝐾
̅̅̅ ̅̅̅ = 9,789 × 10-9 - 0,49 × 10-9 = 9,30 × 10-9
𝐾 - 5%𝐾
ASBES II
No K K - ̅̅̅
𝐾 |K - ̅̅̅
𝐾| |K - ̅̅̅
𝐾 |2
̅̅̅
𝐾 = 5,677 × 10-9 Ʃ = 3,22 × 10-18
3,22 ×10−1 ⁸
Standar Deviasi (SD) = √
10−1
3,22 ×10−1 ⁸
=√ = 0,6 × 10-9
9
3. ̅̅̅
𝐾 ± SD
̅̅̅ + SD = 5,677 × 10-9 + 0,6 × 10-9 = 6,27 × 10-9
𝐾
̅̅̅
𝐾 – SD = 5,677 × 10-9 – 0,6 × 10-9 = 5,07 × 10-9
4. ̅̅̅ ̅̅̅
𝐾 ± 5%𝐾
̅̅̅ ̅̅̅ = 5,677 × 10-9 + 0,28 × 10-9 = 5,95 × 10-9
𝐾 + 5%𝐾
̅̅̅ ̅̅̅ = 5,677 × 10-9 - 0,28 × 10-9 = 5,39 × 10-9
𝐾 - 5%𝐾
GENTENG I
No K K - ̅̅̅
𝐾 |K - ̅̅̅
𝐾| |K - ̅̅̅
𝐾 |2
̅̅̅
𝐾 = 9,595 × 10-8 Ʃ = 1,60 × 10-16
1,60 ×10−1 ⁶
Standar Deviasi (SD) = √
10−1
1,60 ×10−1 ⁶
=√ = 0,42 × 10-8
9
5. ̅̅̅
𝐾 ± SD
̅̅̅ + SD = 9,595 × 10-8 + 0,42 × 10-8 = 10,01 × 10-8
𝐾
̅̅̅
𝐾 – SD = 9,595 × 10-8 - 0,42 × 10-8 = 9,17 × 10-8
6. ̅̅̅ ̅̅̅
𝐾 ± 5%𝐾
̅̅̅ + 5%𝐾
𝐾 ̅̅̅ = 9,595 × 10-8 + 0,48 × 10-8 = 10,07 × 10-8
GENTENG II
No K K - ̅̅̅
𝐾 |K - ̅̅̅
𝐾| |K - ̅̅̅
𝐾 |2
̅̅̅
𝐾 = 9,499 × 10-8 Ʃ = 3,17 × 10-16
3,17 ×10−1 ⁶
Standar Deviasi (SD) = √
10−1
3,17 ×10−1 ⁶
=√ = 0,59 × 10-8
9
7. ̅̅̅
𝐾 ± SD
̅̅̅ + SD = 9,499 × 10-8 + 0,59 × 10-8 = 10,09 × 10-8
𝐾
̅̅̅
𝐾 – SD = 9,499 × 10-8 - 0,59 × 10-8 = 8,91 × 10-8
8. ̅̅̅ ± 5%𝐾
𝐾 ̅̅̅
H. Evaluasi
Jelaskan apa yang akan terjadi jika benda uji mula mula tidak dalam keadaam jenuh air?
Jawab :
Jika benda uji mula-mula tidak dalam keadaan jenuh, maka daya serap benda uji akan besar
sehingga perembesan air akan memakan waktu lebih cepat dan nilai koefisien permeabilitas
menjadi semakin besar. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas yaitu,
tekstur dari benda uji, struktur dari benda uji, ruang pori, kekentalan air, dan gelembung
udara saat pengujian permeabilitas.
Sesuai dengan ketetapan yang sudah diberlakukan, toleransi kesalahan dalam konstruksi .
bangunan sebesar 5% .
I. Pembahasan dan Kesimpulan
ASBES
a. Percobaan I
Koefisien Permeabilitas yang memenuhi standar deviasi ̅̅̅
𝐾 ± SD dengan batas 7,58
-9 -9
× 10 sampai 11,10 × 10 yaitu pada waktu :
0.03-0.04 dengan nilai K = 9,40 × 10-9
0.04-0.05 dengan nilai K = 9,69 × 10-9
0.05-0.06 dengan nilai K = 9,18 × 10-9
0.06-0.07 dengan nilai K = 8,18 × 10-9
0.07-0.08 dengan nilai K = 8,54 × 10-9
0.08-0.09 dengan nilai K = 7,85 × 10-9
̅̅̅ ± 5%𝐾
Koefisien Permeabilitas yang memenuhi standar deviasi 𝐾 ̅̅̅ dengan batas
9,30 × 10-9 sampai 10,28 × 10-9 yaitu pada waktu :
0.03-0.04 dengan nilai K = 9,40 × 10-9
0.04-0.05 dengan nilai K = 9,69 × 10-9
0.05-0.06 dengan nilai K = 9,18 × 10-9
b. Percobaan II
̅̅̅ ± SD dengan batas 5,07
Koefisien Permeabilitas yang memenuhi standar deviasi 𝐾
-9 -9
× 10 sampai 6,27 × 10 yaitu pada waktu :
0.02-0.03 dengan nilai K = 6,05 × 10-9
0.03-0.04 dengan nilai K = 6,16 × 10-9
0.04-0.05 dengan nilai K = 5,68 × 10-9
0.05-0.06 dengan nilai K = 5,40 × 10-9
0.06-0.07 dengan nilai K = 5,35 × 10-9
0.07-0.08 dengan nilai K = 5,22 × 10-9
0.08-0.09 dengan nilai K = 5,30 × 10-9
0.09-0.10 dengan nilai K = 4,61 × 10-9
Koefisien Permeabilitas yang memenuhi standar deviasi ̅̅̅ ̅̅̅ dengan batas
𝐾 ± 5%𝐾
5,39 × 10-9 sampai 5,95 × 10-9 yaitu pada waktu :
0.04-0.05 dengan nilai K = 5,68 × 10-9
0.05-0.06 dengan nilai K = 5,40 × 10-9
0.08-0.09 dengan nilai K = 5,30 × 10-9
GENTENG
a. Percobaan I
Koefisien Permeabilitas yang memenuhi standar deviasi ̅̅̅
𝐾 ± SD dengan batas 9,17
-8 -8
× 10 sampai 10,01 × 10 yaitu pada waktu :
0.00-0.01 dengan nilai K = 9,97 × 10-8
0.02-0.03 dengan nilai K = 9,27 × 10-8
0.03-0.04 dengan nilai K = 9,78 × 10-8
0.04-0.05 dengan nilai K = 9,27 × 10-8
0.05-0.06 dengan nilai K = 9,69 × 10-8
0.06-0.07 dengan nilai K = 9,69 × 10-8
0.07-0.08 dengan nilai K = 9,52 × 10-8
0.09-0.10 dengan nilai K = 9,97 × 10-8
̅̅̅ ± 5%𝐾
Koefisien Permeabilitas yang memenuhi standar deviasi 𝐾 ̅̅̅ dengan batas
9,11 × 10-8sampai 10,07 × 10-8 yaitu pada waktu :
0.00-0.01 dengan nilai K = 9,97 × 10-8
0.02-0.03 dengan nilai K = 9,27 × 10-8
0.03-0.04 dengan nilai K = 9,78 × 10-8
0.04-0.05 dengan nilai K = 9,27 × 10-8
0.05-0.06 dengan nilai K = 9,69 × 10-8
0.06-0.07 dengan nilai K = 9,69 × 10-8
0.07-0.08 dengan nilai K = 9,52 × 10-8
0.08-0.09 dengan nilai K = 10,06 × 10-8
0.09-0.10 dengan nilai K = 9,97 × 10-8
b. Percobaan II
̅̅̅ ± SD dengan batas 8,91
Koefisien Permeabilitas yang memenuhi standar deviasi 𝐾
-8 -8
× 10 sampai 10,09 × 10 yaitu pada waktu :
0.01-0.02 dengan nilai K = 9,35 × 10-8
0.02-0.03 dengan nilai K = 9,19 × 10-8
0.03-0.04 dengan nilai K = 9,34 × 10-8
0.04-0.05 dengan nilai K = 9,35 × 10-8
0.07-0.08 dengan nilai K = 9,43 × 10-8
0.08-0.09 dengan nilai K = 9,52 × 10-8
0.09-0.10 dengan nilai K = 9,03 × 10-8
̅̅̅ ± 5%𝐾
Koefisien Permeabilitas yang memenuhi standar deviasi 𝐾 ̅̅̅ dengan batas
9,03 × 10-8 sampai 9,97 × 10-8 yaitu pada waktu :
0.01-0.02 dengan nilai K = 9,35 × 10-8
0.03-0.04 dengan nilai K = 9,34 × 10-8
0.04-0.05 dengan nilai K = 9,35 × 10-8
0.07-0.08 dengan nilai K = 9,43 × 10-8
0.08-0.09 dengan nilai K = 9,52 × 10-8
0.09-0.10 dengan nilai K = 9,03 × 10-8
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu
permeabilitas genteng lebih besar daripada permeabilitas asbes sehingga genteng lebih rawan
bocor. Oleh karena itu, untuk ketahanan lebih baik menggunakan asbes sebagai atap
bangunan hanya saja efek yang ditimbulkan ruangan menjadi lebih panas jika dibandingkan
dengan penggunaan genteng sebagai atap.
I. Lampiran
GAMBAR KERJA
LAPORAN SEMENTARA