BAB I
PENDAHULUAN
aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang sosial, ekonomi dan budaya sesuai
2
dengan nilai dan prinsip koperasi. Jadi pada dasarnya pendirian koperasi
analisis arus kas/modal kerja, analisis rasio, analisis laba kotor, metode Du
perputaran aktiva dengan rasio laba/Net Profit Margin (NPM) atas penjualan
yaitu profitabilitas atas aktiva yang dimiliki koperasi. Rasio laba atas
penjualan (NPM) dipengaruhi oleh tingkat penjualan dan Sisa Hasil Usaha
(SHU) yang dihasilkan. Berarti NPM ini mencakup pula seluruh biaya yang
oleh penjualan dan total aktiva. Dapat dikatakan bahwa analisis ini tidak
hanya memfokuskan pada laba yang dicapai, tetapi juga pada investasi yang
(KSU) Puspa Sari Sedana Mataram. Semakin besar ROI semakin baik pula
dalam menghasilkan laba. Hal ini disebabkan karena ROI tersebut terdiri
dari beberapa unsur yaitu pendapatan, aktiva yang digunakan, dan laba atas
berfokus pada usaha simpan pinjam, sementara unit usaha lainnya seperti
4
Sari Sedana tahun 2011 berjumlah 227 orang setelah adanya mutasi
Mataram, disahkan oleh Kepala Dinas Koperasi Propinsi NTB dan UMKM,
Oktober 2004. Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang merupakan salah satu
Mataram telah berusaha melaksanakan RAT tahun buku tertentu pada bulan
Januari tahun tersebut, sehingga RAT yang diselenggarakan tepat waktu ini
laporan perkembangan aktiva dan SHU KSU Puspa Sari Sedana Mataram
Puspa Sari Sedana Mataram memiliki aktiva lancar maupun aktiva tetap
rata-rata peningkatan per tahunnya sebesar 12,11 persen. Untuk aktiva tetap
59,26 persen selama lima tahun terakhir. Peningkatan aktiva tertinggi terjadi
pada tahun 2008, hal ini diakibatkan oleh penambahan investasi berupa
aktiva tetap seperti bangunan dan peralatan yang dimiliki oleh KSU Puspa
perkembangan SHU yang terjadi pada KSU Puspa Sari Sedana Mataram
Jumlah Perkembangan
Keterangan Tahun
(Rp) (%)
2007 27.637.824 -
2008 102.999.593 272,68
Total Pendapatan 2009 92.982.600 -9,73
2010 98.910.469 6,38
2011 88.254.942 -10,77
2007 15.195.868 -
2008 78.554.765 416,95
Total Biaya 2009 68.240.726 -13,13
2010 69.948.342 2,50
2011 56.864.000 -18,71
2007 12.441.956 -
2008 22.000.345 76,82
SHU Setelah Pajak 2009 22.267.687 1,21
2010 26.332.127 18,25
2011 28.540.942 8,39
Sumber: KSU Puspa Sari Sedana Mataram, Tahun 2012.
pendapatan dan total biaya pada KSU Puspa Sari Sedana Mataram selama
tertinggi terjadi pada tahun 2008 dimana total pendapatan mencapai 272,68
penjualan dan biaya ini mampu menghasilkan SHU setelah pajak pada
terendah terjadi pada tahun 2011 dimana terjadi penurunan pada total
7
pendapatan sebesar 10,77 persen dan total biaya sebesar 18,71 persen.
Dengan pendapatan dan biaya yang menurun tersebut KSU Puspa Sari
8,39 persen. Namun bukan berarti bahwa SHU yang dihasilkan pada saat
SHU terendah dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 1,21 persen. Ini
merupakan suatu prestasi pada KSU Puspa Sari Sedana Mataram yang
Sistem pada KSU Puspa Sari Sedana pada akhirnya dapat dinilai kinerja
akan diketahui secara detail bagaimana kinerja keuangan pada KSU Puspa
a. Pada tahun 2011 aktiva tetap KSU Puspa Sari Sedana Mataram
pada KSU Puspa Sari Sedana Mataram periode 2007 sampai dengan 2011
Tahun 2006?”
manajemen keuangan.
c. Secara Praktis diharapkan hasil penelitian ini apat digunakan sebagai
selanjutnya. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang digunakan adalah ROI, NPM, TATO (Total Asset Turnover). Hasil
dimana pencapaian tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 0,23 persen
dan terendah terjadi pada tahun 2007 sebesar 0,08 persen, untuk NPM
tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 65,18 persen dan terendah
terjadi pada tahun 2009 sebesar 31,30 persen. Sedangkan ROI juga
sebesar 12,90 persen dan terendah terjadi pada tahun 2007 sebesar 3,37
2006 karena tingkat ROI yang dihasilkan masih berada di atas standar
yang ditetapkan, yaitu sebesar 6,66 persen atau jika dirata-ratakan terjadi
yang dapat dilihat dari ROI yang dihasilkan dari tahun 2005-2009
sebesar 58,80 persen, 63,30 persen, 62,00 persen, 63,00 persen dan 70,80
persen.
3. Idayani (1997) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perubahan
binaan.
dilihat dari variabel yang digunakan yaitu ROI, NPM, dan TATO. Selain itu
juga digunakan alat analisis Du Pont dan juga Kepmen Koperasi dan
koperasi.
Du Pont dan Kepmen Koperasi dan UMKM Nomor 6 Tahun 2006. Hal
inilah yang akan dibuktikan di dalam penelitian ini, dimana KSU Puspa Sari
Kepmen Koperasi dan UMKM Nomor 6 Tahun 2006 selam lima tahun
terakhir.
hasil dari banyak keputusan keuangan individual yang dibuat secara terus-
dalam periode tertentu yang dapat dilihat dari dalam lampiran keuangan
tersebut.
perencanaan, kebijakan dan keputusan yang lebih baik di masa yang akan
datang. Bagi pihak eksternal perusahaan seperti pihak kreditor dan investor,
beban bunganya. Sedangkan bagi para investor hasil dari analisis tersebut
penanaman modalnya.
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara, misalnya laporan ekuitas atau laporan arus dana). Catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
kreditor, dan pemakai lainnya, saat ini maupun potensial (masa mendatang),
dimiliki perusahaan dan bagian yang dipinjam dari kreditor untuk suatu
1) Aktiva atau Harta adalah sumber daya ekonomi atau harta yang
terdiri dari:
tidak lebih dari satu tahun terhitung dari tanggal neraca. Yang
Kas dan Bank, adalah semua tagihan dan uang di brankas dan
deposito.
18
iii. Aktiva Tidak Berwujud, adalah aktiva yang secara fisik tidak
kewajiban atau hutang yang akan dibayar atau jatuh tempo dalam
kurang, atau dalam siklus operasi normal jika lebih dari satu
belum dibayar.
ii. Kewajiban jangka panjang (long term liabilities), merupakan
siklus operasi, atau tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu
laporan laba rugi memberitahu apa yang diperoleh perusahaan tahun ini,
perusahaan selama satu periode tertentu atau selama satu tahun buku.
berbagai aktiva yang satu dengan yang lainnya, elemen-elemen dari berbagai
pasiva serta elemen dari aktiva dan pasiva akan dapat diperoleh banyak
keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan baik pada waktu yang telah
lalu, kondisi tahun berjalan maupun prediksi waktu yang akan datang.
a. Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan
masalah lain.
d. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional,
a. Metode Komparatif
Melakukan perbandingan antara satu pos dengan pos yang lainnya yang
hubungannya.
b. Analisis Trend-Horizontal
1) Indeks.
22
2) Numbers.
c. Membuat laporan keuangan dengan dalam bentuk Comon Size Financial
maka dalam penelitian ini yang digunakan adalah analisis sistem Du Pont.
rasio yang ada pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok.
merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut dan penggolongan
1) Rasio Lancar.
2) Rasio Kas.
3) Rasio Cepat.
b. Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
adalah:
1) Inventory Turn Over.
2) Receivable Turn Over.
3) Fixed Asset Turn Over.
4) Total Asset Turn Over.
d. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas menggambarkan tingkat imbalan
laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau
selanjutnya.
a. Profitabilitas
meliputi:
menghasilkan laba/keuntungan.
SHU
ROI
Total Aktiva
SHU
Margin Laba Bersih x 100%
Penjualan
Laba bersih setelah pajak dalam penelitian ini diartikan sebagai SHU
b. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas ini dapat menunjukkan tingkat efektifitas
pendapatan).
Penjualan
Perputaran Piutang
Jumlah Piutang
Penjualan
Perputaran Persediaan
Rata - Rata Persediaan
Persediaan Awal Persediaan Akhir
Rata - Rata Persediaan
2
Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap
Total Aktiva Tetap
26
Penjualan
Perputaran Total Aktiva
Total Aktiva
mengetahui faktor mana yang paling kuat pengaruhnya antara NPM dan
perusahaan. Dari analisis ini juga dapat diketahui efisiensi atas penggunaan
Pont adalah ROI yang merupakan angka pembanding atau rasio antara laba
(Setiawan, 2010:30).
potensial.
c. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang
analisisnya.
digunakan.
b. Dengan menggunakan ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk
yang dimilikinya.
a. Selain ROI berguna sebagai alat kontrol juga berguna untuk keperluan
biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke
29
masing-masing.
c. Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi
yang ada.
Menurut Abdullah (Anugrahani, 2007) kelemahan ROI antara lain:
a. Mengingat praktek akuntansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka
perusahaan besar. Oleh karena itu kebijakan leverage financial dan pajak
dari:
a. Setiap divisi didefinisikan sebagai profit center, dengan investasi sendiri
mencari penyebabnya.
c. Prestasi manajer divisi dinilai atas dasar ROI divisi yang dipimpinnya
Unit Toko
Pendapatan
Unit simpan
Pinjam
SHU dikurangi
Biaya Operasional
dibagi Total Biaya
NPM Pajak
Bunga
Pendapatan
ROI dikali Kas
Pendapatan Bank
Aktiva Lancar
TATO dibagi Piutang
ditambah
Total Aktiva Penyertaan Aktiva lancar
lainnya
Aktiva Tetap
tersebut merupakan uraian dari skema ROI, yang merupakan rasio antara
lancar dan aktiva tetap perusahaan dan laba bersih didapatkan dari
Laporan Keuangan:
Neraca
Laporan Laba Rugi
Kepmen Koperasi
dan UMKM Nomor
26 Tahun 2006
mengetahui kondisi KSU Puspa Sari Sedana Mataram, dari neraca dapat
(TATO) dan rasio profitabilitas yang diproxykan dengan NPM dimana kedua
rasio ini berinteraksi dalam menentukan ROI yaitu profitabilitas atas aktiva
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan laba bersih yang dihasilkan. Berarti
dan total aktiva. Dapat dikatakan bahwa analisis ini tidak hanya
memfokuskan pada laba bersih yang dicapai, tetapi juga pada investasi yang
nilai tersebut sudah berada pada klasifikasi yang diinginkan. Yaitu sangat
Tahun 2006.
b. Diduga bahwa KSU Puspa Sari Sedana Mataram selama periode 2007-
BAB III
METODE PENELITIAN
kelompok manusia, suatu objek, suatu riset kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk
diselidiki.
Koperasi Serba Usaha (KSU) Puspa Sari Sedana Mataram. Adapun yang
penelitian adalah:
a. KSU Puspa Sari Sedana Mataram memiliki jumlah anggota yang cukup
selanjutnya.
belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya
dengan lingkungan.
Metode studi kasus dilakukan dalam penelitian ini karena meneliti
atau menelaah tentang kasus atau kejadian pada KSU Puspa Sari Sedana
adalah:
cara tanya jawab secara langsung dengan pemimpin atau karyawan KSU
penelitian.
perusahaan.
b. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka dan dihitung
secara pasti jumlah dan satuan tertentu untuk analisis ini meliputi data
tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain), data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan
a. Profitabilitas/ROI.
b. Margin laba/NPM.
c. Perputaran Total Aktiva/TATO.
d. SHU.
38
e. Pendapatan.
f. Total Biaya.
g. Total Asset.
h. Aktiva Lancar.
i. Aktiva Tetap.
j. Kas.
k. Bank.
l. Piutang.
m. Bunga dan Pajak.
n. Biaya Operasional
a. ROI (Retun On Investment) adalah hasil kali dari NPM dengan TATO
KSU Puspa Sari Sedana Mataram periode 2007 sampai 2011. Nilai ROI
besar SHU yang dihasilkan dari total pendapatan yang dihasilkan oleh
penelitian ini diperoleh dari laporan SHU KSU Puspa Sari Sedana
seberapa besar total aktiva yang dikelola oleh KSU Puspa Sari Sedana
Total Aktiva diperoleh dari laporan neraca KSU Puspa Sari Sedana
periode 2007 sampai 2011. Satuan ukur TATO dinyatakan dalam satuan
kali (x).
d. SHU (Sisa Hasil Usaha) adalah laba yang diperoleh KSU Puspa Sari
e. Pendapatan merupakan arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu
kegiatan utama KSU Puspa Sari Sedana yang sedang berjalan dan
aktiva tetap dan lain-lain selama periode 2007 sampai 2011 dan
aktiva lancar lainnya yang dimiliki oleh KSU Puspa Sari Sedana selama
periode 2007 sampai 2011 dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
i. Aktiva Tetap merupakan aktiva yang dibeli atau dimiliki untuk kegiatan
sampai 2011 dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Yang termasuk
lain-lain.
j. Kas adalah uang dalam bentuk tunai yang dimiliki oleh KSU Puspa Sari
k. Bank dalam hal ini adalah kas yang dimiliki KSU Puspa Sari Sedana
Mataram dalam bentuk rekening bank selama periode 2007 sampai 2011
waktu yang telah ditentukan selama periode 2007 sampai 2011 dan
pajak selama periode 2007 sampai 2011 dan dinyatakan dalam satuan
rupiah (Rp).
n. Biaya Operasional merupakan suatu pengorbanan ekonomis yang harus
atau jasa selama periode 2007 sampai 2011 dan dinyatakan dalam satuan
rupiah (Rp). Hal ini dapat diartikan bahwa betapa pentingnya biaya yang
mengukur berapa total pendapatan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva
(Kasmir, 2008:185).
1) Perputaran Aktiva
Total Pendapatan
TATO x 1 kali
Total Aktiva
2) Aktiva Lancar
3) Aktiva Tetap
4) Total Aktiva
SHU
Net Profit Margin x 100%
Total Pendapatan
2) Total Biaya
3) SHU
SHU = Total Pendapatan – Total Biaya
42
c. Menentukan ROI
ROI dapat mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi
tersebut profitabel.
kurang profitabel.
3) TATO
i. Kriteria TATO Sangat Profitabel
TATO berada di atas atau sama dengan 3,5 kali sesuai standar
tersebut profitabel.
iii. Kriteria TATO Cukup Profitabel
TATO berada pada kisaran 1 kali - 2,5 kali sesuai standar
kurang profitabel.
44
ROI, NPM, dan TATO berdasarkan Kepmen Koperasi dan UMKM dapat
No Kriteria Klasifikasi
ROI (Return On Investment)
1 > 10% Sangat Profitabel
2 6% - 9% Profitabel
3 1% - 5% Cukup Profitabel
4 < 1% Kurang Profitabel
NPM (Net Profit Margin)
1 >15% Sangat Profitabel
2 10% - 15% Profitabel
3 5% - 10% Cukup Profitabel
4 < 1% Kurang Profitabel
TATO (Total Asset Turnover)
1 >3,5 Kali Sangat Profitabel
2 2,5 – 3,5 kali Profitabel
3 1 – 2,5 kali Cukup Profitabel
4 < 1% Kurang Profitabel
Sumber: Kep.Men Neg KUKM No. 06 Tahun 2006.
BAB IV
Keuangan pada KSU Puspa Sari Sedana Mataram untuk periode 2007 sampai
diperlukan dalam analisis ini adalah data keuangan (laporan neraca dan laporan
Keuangan KSU Puspa Sari Sedana Mataram. Komponen tersebut berupa aktiva
Tabel 5. Perkembangan Aktiva Lancar dan Total Aktiva KSU Puspa Sari
Sedana Mataram Periode 2007-2011
Perkembangan Perkembangan
Tahun Aktiva Lancar Total Aktiva
Rp % Rp %
2007 282.513.956 - - 283.151.956 - -
2008 333.257.184 50.743.228 17,96 354.428.284 71.276.328 25,17
2009 383.562.808 50.305.624 15,09 412.689.908 58.261.624 16,44
2010 399.031.653 15.468.845 4,03 427.458.753 14.768.845 3,58
2011 444.267.867 45.236.214 11,33 464.179.967 36.721.214 8,59
Jumlah 1.842.633.468 161.753.911 48,43 1.941.908.868 181.028.011 53,78
Rata-rata 368.526.694 40.438.478 12,11 388.381.774 45.257.003 13,44
Sumber: Laporan Keuangan KSU Puspa Sari Sedana Mataram Tahun 2007-2011.
aktiva lancar KSU Puspa Sari Sedana Mataram mengalami fluktuasi dengan
terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp15.468.845 atau 4,03 persen.
Sedangkan pada total aktiva KSU Puspa Sari Sedana Mataram juga
tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp71.276.328 atau 25,17
46
persen. Ini disebabkan karena aktiva lancar dan aktiva tetapnya mengalami
3,58 persen.
Dari Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa aktiva tetap KSU Puspa
atau 231,83 persen. Ini disebabkan karena kenaikan penggunaan aktiva tetap
29,95 persen.
Tabel 7. Perkembangan Pendapatan dan Total Biaya KSU Puspa Sari Sedana
Mataram Periode 2007-2011
Perkembangan Perkembangan
Tahun Pendapatan Total Biaya
Rp % Rp %
2007 27.637.824 - - 15.195.868 - -
2008 102.999.593 75.361.769 272,68 78.554.765 63.358.897 416,95
2009 92.982.600 (10.016.993) -9,73 68.240.726 (10.314.039) -13,13
2010 98.910.469 5.927.869 6,38 69.948.342 1.707.616 2,50
47
tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp75.361.769 atau 272,68
terendah terjadi pada tahun 2011 yang mengalami penurunan yaitu sebesar
Tabel 8. Perkembangan SHU KSU Puspa Sari Sedana Mataram Periode 2007-
2011
Perkembangan
Tahun SHU
Rp (%)
2007 12.441.956 - -
2008 22.000.345 9.558.389 76,82
2009 22.267.687 267.342 1,21
2010 26.332.127 4.064.440 18,25
2011 28.540.942 2.208.815 8,39
Jumlah 111.583.057 16.098.986 104,68
Rata-Rata 22.316.611 4.024.747 26,17
Sumber: Laporan Keuangan KSU Puspa Sari Sedana Mataram Tahun 2007-2011.
Puspa Sari Sedana Mataram dalam menciptakan laba selama kurun waktu
tahun 2007 sampai tahun 2011 mengalami fluktuasi. Dari tabel tersebut pada
48
a. Menentukan TATO
Adapun hasil perhitungan TATO dapat disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 9. Hasil Perhitungan TATO KSU Puspa Sari Sedana Mataram Periode
2007-2011
TATO
Tahun
(Kali)
2007 0,10
2008 0,29
2009 0,23
2010 0,23
2011 0,19
Sumber: Lampiran.
tahun 2007 sebesar 0,10 kali. Ini berarti bahwa pada tahun 2007 terjadi
49
0,10 kali. Tahun 2008 terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan tahun
2007 perputaran aktiva pada tahun 2008 sebesar 0,29 kali atau terjadi
peningkatan sebesar 0,19 kali dari tahun 2007. Hal ini disebabkan karena
dari tahun 2008. Penurunan terjadi pada tahun 2009 yaitu menjadi 0,23 kali,
2010 tidak mengalami peningkatan atau sama dengan TATO pada tahun
2009, ini disebabkan karena total aktiva dan pendapatan pada tahun 2010
tingkat TATO mengalami penurunan dari tahun 2010 menjadi sebesar 0,19
b. Menentukan NPM
Adapun hasil perhitungan NPM dapat disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 10. Hasil Perhitungan NPM KSU Puspa Sari Sedana Mataram Periode
2007-2011
NPM
Tahun
(%)
2007 45,02
2008 21,36
2009 23,95
2010 26,62
2011 32,34
Sumber: Lampiran.
Dari segi laba bersih/NPM pada tahun 2007 sebesar 45,02 persen,
50
ini dikarenakan adanya pengaruh SHU dan juga pendapatan koperasi. Hal
ini disebabkan oleh tingkat penjualan yang tinggi dan biaya operasional
yang rendah, menyebabkan persentase laba setelah pajak tergolong baik, hal
pada tahun 2008 nilai NPM mengalami Penurunan menjadi 21,36 persen,
ini disebabkan oleh meningkatnya nilai SHU dan juga total pendapatan dari
tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 nilai NPM meningkat menjadi 23,95
pendapatan. Pada tahun 2010 dan 2011 posisi NPM juga terus mengalami
tahun sebelumnya.
c. Menentukan ROI
Adapun hasil perhitungan ROI dapat disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 11. ROI KSU Puspa Sari Sedana Mataram Periode 2007-2011
ROI Perkembangan
Tahun
(%) (%)
2007 4,50 -
2008 6,19 37,56
2009 5,51 -10,99
2010 6,12 11,07
2011 6,14 0,33
Jumlah 28,46 37,97
Rata-rata 5,692 9,49
Sumber: Lampiran.
51
investasi yang diperoleh sebesar 4,50 persen. Untuk tahun 2008 terjadi
peningkatan bila dibandingkan dengan ROI tahun 2007 yaitu sebesar 6,19
persen atau terjadi peningkatan sebesar 37,56 persen. Hal ini disebabkan
sebesar 5,51 persen atau menurun sebanyak 10,99 persen. Hal ini
yaitu sebesar 6,12 persen. Hal ini disebabkan karena total pendapatan, SHU
dan total aktiva mengalami peningkatan pada tahun tersebut. Dan pada
Tabel 12. Hasil Pengklasifikasian ROI KSU Puspa Sari Sedana Mataram
Periode 2007-2011 dengan KEPMEN Koperasi dan UMKM
Nomor 6 Tahun 2006
Standar Kepmen Koperasi dan
ROI
Tahun Klasifikasi UMKM Nomor 6 Tahun 2006
(%)
ROI Klasifikasi
2007 4,50 Cukup Profitable ≥10 % Sangat Profitable
2008 6,19 Profitable
2009 5,51 Profitable 6%-9% Profitable
2010 6,12 Profitable
6,14 Profitable 1%-5% Cukup profitable
2011
<1% Kurang Profitable
52
Sumber: Lampiran.
tahun 2007 sebesar 4,50 persen, dengan kata lain pada tahun 2007
pengembalian investasi sebesar 4,50 persen dari total aktiva yang dimiliki
dan UMKM Nomor 6 tahun 2006. Sedangkan untuk tahun 2008 ROI yang
tahun 2009, 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 5,51 persen, 6,12 persen
yang berfluktuasi dalam pengembalian investasi (ROI) pada KSU Puspa Sari
Sedana Mataram selama periode 2007 sampai 2011, dimana nilai ROI yang
Tabel 13. Hasil Pengklasifikasian TATO KSU Puspa Sari Sedana Mataram
Periode 2007-2011 dengan Kepmen Koperasi dan UMKM Nomor
06 Tahun 2006
Standar Kepmen Koperasi dan
TATO
Tahun Klasifikasi UMKM Nomor 6 Tahun 2006
(Kali)
TATO Klasifikasi
2007 0,10 Kurang Profitable ≥ 3,5 kali Sangat Profitable
2008 0,29 Kurang Profitable
2009 0,23 Kurang Profitable 2,5 – 3,5 kali Profitable
2010 0,23 Kurang Profitable
0,19 Kurang Profitable 1 – 2,5 kali Cukup profitable
2011
< 1 kali Kurang Profitable
53
Sumber: Lampiran.
tahun 2007 sebesar 0,10 kali, dengan kata lain pada tahun 2007 tingkat
perputaran total aktiva sebesar 0,10 kali pada KSU Puspa Sari Sedana
Koperasi dan UMKM Nomor 6 tahun 2006. Sedangkan untuk tahun 2008
TATO yang dihasilkan sebesar 0,29 kali yang tergolong kurang profitable.
Kemudian untuk tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar 0,23 kali
mengalami penurunan sebesar 0,19 kali, hal ini diakibatkan oleh menurunya
Puspa Sari Sedana Mataram selama periode 2007 sampai 2011, dimana nilai
TATO yang dihasilkan selama lima tahun terakhir dengan rata-rata sebesar
pada Kepmen Koperasi dan UMKM Nomor 6 tahun 2006 karena nilainya
Tabel 14. Hasil Pengklasifikasian NPM KSU Puspa Sari Sedana Mataram
Periode 2007-2011 dengan Kepmen Koperasi dan UMKM Nomor
6 Tahun 2006
Standar Kepmen Koperasi dan
NPM
Tahun Klasifikasi UMKM Nomor 6 Tahun 2006
(%)
NPM Klasifikasi
2007 45,25 Sangat Profitable > 15 % Sangat Profitable
2008 21,36 Sangat Profitable
2009 23,95 Sangat Profitable 10 % – 15 % Profitable
2010 26,62 Sangat Profitable
32,34 Sangat Profitable 5 % – 10 % Cukup profitable
2011
< 1% Kurang Profitable
Sumber: Lampiran.
tahun 2007 sebesar 45,25 persen, dengan kata lain pada tahun 2007 laba
bersih yang dihasilkan sebesar 45,25 persen dari total aktiva yang dimiliki
Koperasi dan UMKM Nomor 6 tahun 2006. Sedangkan untuk tahun 2008
NPM yang dihasilkan sebesar 21,36 persen yang juga tergolong sangat
sebesar 23,95 persen, 26,62 persen dan 32,34 persen yang tergolong sangat
profitable.
dalam pencapaian laba bersih (NPM) pada KSU Puspa Sari Sedana Mataram
selama periode 2007 sampai 2011, dimana nilai NPM yang dihasilkan
55
selama lima tahun terakhir dengan rata-rata sebesar 29,86 persen yang
Koperasi dan UMKM Nomor 6 tahun 2006, karena nilai rasio yang dimiliki
lebih besar dari 15,00 persen yang merupakan standar dari penilaian
4.3. Interpretasi
Mataram selama tahun 2007 sampai dengan 2011, maka dapat diinterpretasikan
a. ROI pada tahun 2007 sebesar 4,50 persen yang berarti bahwa setiap Rp100
total aktiva yang dikelola mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp4,50
dan termasuk dalam kategori cukup profitabel. Kemudian pada tahun 2008
nilai ROI sebesar 6,19 persen yang berarti bahwa setiap Rp100 total aktiva
sebesar 5,51 persen yang berarti bahwa setiap Rp100 total aktiva yang
dalam kategori profitabel. ROI pada tahun 2010 sebesar 6,12 persen yang
berarti bahwa setiap Rp100 total aktiva yang dikelola mampu menghasilkan
laba bersih sebesar Rp6,12 dan termasuk dalam kategori profitabel. Untuk
ROI pada tahun 2011 sebesar 6,14 persen yang berarti bahwa setiap Rp100
total aktiva yang dikelola mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp6,14
56
pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebesar 5,69 persen yang
berarti bahwa setiap Rp100 total aktiva yang dikelola oleh KSU Puspa Sari
perputaran total aktiva yang terjadi hanya sebanyak 0,10 kali dan termasuk
dalam kategori kurang profitabel. Kemudian pada tahun 2008 nilai TATO
sebesar 0,29 kali yang berarti bahwa tingkat perputaran total aktiva yang
terjadi hanya sebanyak 0,29 kali dan termasuk dalam kategori kurang
bernilai sebesar 0,23 kali yang berarti bahwa tingkat perputaran total aktiva
yang terjadi hanya sebanyak 0,23 kali dan termasuk dalam kategori kurang
profitabel. Untuk TATO pada tahun 2011 sebesar 0,19 kali yang berarti
bahwa tingkat perputaran total aktiva yang terjadi hanya sebanyak 0,19 kali
TATO pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebesar 0,21 kali yang
berarti bahwa total aktiva yang dikelola oleh KSU Puspa Sari Sedana
Mataram selama tahun tersebut hanya mampu berputar sebanyak 0,21 kali
nilai NPM sebesar 21,36 persen yang berarti bahwa setiap Rp100
2009 sebesar 23,95 persen yang berarti bahwa setiap Rp100 pendapatan
kategori sangat profitabel. NPM pada tahun 2010 sebesar 26,62 persen
Untuk NPM pada tahun 2011 sebesar 32,34 persen yang berarti bahwa
rata-rata NPM pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebesar 29,86
persen yang berarti bahwa setiap Rp100 pendapatan KSU Puspa Sari
BAB V
5.1. Kesimpulan
selama periode 2007 sampai 2011 berdasarkan nilai dari rasio ROI,
TATO dan NPM yang dihasilkan tergolong baik. Hal ini dibuktikan oleh
rata sebesar 5,59 persen yang berarti bahwa setiap Rp100 total aktiva yang
untuk efektivitas perputaran aktiva dapat dilihat dari nilai TATO selama
5 tahun dengan nilai rata-rata sebesar 0,21 kali yang berarti bahwa
aktivanya belum efektif terbukti dari nilai TATO yang termasuk dalam
laba usaha yang dihasilkan bersumber dari unsur SHU-nya dan dapat
5.2. Saran
59
pengamatan yang lebih lama lagi dari penelitian yang telah dilakukan.