Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN SILABUS TRAINING

DISUSUN OLEH

PT TORABIKA EKA SEMESTA

JL. RAYA SERANG KM 12,5 CIKUPA TANGERANG BANTEN

 PRODUK KOPI

A. KOPI GROUND
Kopi hasil penyangraian yang kemudian digiling menjadi kopi bubuk dan hanya
ditambahkan gula atau susu. Kopi ground memiliki sifat mudah teroksidasi dan
dalam penyeduhannya, kopi ground akan meninggalkan ampas.

Contoh: Torabika Moka, Torabika Susu, Torabika Duo, dan Torabika Jahe.

B. KOPI INSTAN

Kopi hasil ekstrak dari biji kopi setelah disangrai dan digiling sehingga tidak
terdapat ampas saat diseduh.

Contoh : Torabika Cappucino, Torabika Creamy Latte, Torabika 3 In One, Dan


Torabika Diet.

A. FLOW PROSES PRODUK KOPI

Biji
Kopi
RM lainnya
(susu,gula,crea
mer,dll)
Incoming Incoming Raw
Packaging Material Incoming Raw
Material Material
Gudang Transit
Gudang Transit
Gudang
Grading
Transit
Incoming
Roasting Packaging
Material
Grinding Gudang
Transit
Mixing
O O
Not
Reject Che Not K Not
OK K Che Che
ck Reject
ck OK ck OK
QC
QC QC
Penimbangan O
Wrapping
K
Pengayakan

Not Che O
Buka Kemasan ck Packing HCO
OK K
QC
O
Packing Karton
K Che Not
OK Reject
ck
Paletisasi QC O
PackingK
Karton
Paletisasi

Gudang Finish
Good

B. TAHAPAN PROSES

1. INCOMING RAW MATERIAL


Tugas dari QC Incoming Raw Material adalah :

a. Melakukan pengecekan mobil


b. Melakukan interview dengan sopir
c. Mnegecek kebersihan mobil
d. Mengecek surat jalan
e. Mengecek COA (Certificate Of Analysis)
f. Mengecek sertifikat halal dan masa berlakunya
g. Pengambilan sampel
h. Pengecekan laboratorium

2. INCOMING PACKAGING MATERIAL

Job Description QC Incoming Packaging Material adalah :


a. Inspeksi
Melakukan pengecekan, memberikan identitas barang, memastikan identitas
barang, dan memastikan bahan kemas digunakan dengan sistem FIFO
b. Memastikan Sanitasi
Memastikan kendaraan bersih, tidak bocor, tidak berbau, dan tidak basah.
Memastikan cello bersih, tertutup rapat, tidak berbau dan bebas debu.
Cello, karton, dan barang lain tidak boleh dijadikan satu agar tidak terkontaminasi.

3. GRADING

Proses pengelompokan biji kopi berdasarkan kelas mutunya. Biji kopi dengan ukuran
seragam akan mudah diolah dan menghasilkan mutu yang seragam pula. Untuk
memperolah tingkat kematangan yang seragam, kopi beras disortasi berdasarkan
ukurannya dan dipisahkan dari biji-biji pecah.

4. ROASTING

Proses pematanga n biji kopi dengan cara penyangraian sehingga terjadi perubaan
warna,volume, penurunan kadar air, serta keluarnya aroma dan cita rasa kopi.
Parameter yang diperhatikan saat roasting yaitu suhu dan waktu karena akan
berpengaruh pada rasa. Kopi hasil roasting memiliki ciri-ciri berwarna lebih gelap,
mengkilap, sedikit lengket, beraroma karamel dan pahit.

5. GRINDING

Proses penggilingan biji kopi setelah disangrai sehinga menjadi partikel yang lebih
kecil. Diarea grinding terdapat ayakan yang berfungsi untuk mengurangi bahaya fisik,
adanya ayakan tersebut termasuk OPRP di area ground kopi.

6. MIXING

Proses pencampuran bahan utama (kopi bubuk) dengan bahan tambahan lainnya (susu,
gula, creamer,dll) dan dicampur hingga homogen. Diarea mixing terdapat magnet trap
yang berfungsi untuk mengurangi bahaya fisik, sehingga proses mixing merupakan
CCP.

7. WRAPPING
Tahap pengemasan kopi yang sudah diformulasikan dengan berbagai paduan. Proses
ini dijalankan dengan mesin otomatis dimana takaran sesuai dengan brat bersih pada
kemasan.
Tugas QC Wrapping :
a. Menaati perintah atasan
b. Melaksanakn pelaksanaan GMP, Hygiene, dan Sanitasi harian
c. Melaksanakan dan menaati seluruh program dan peraturan yang sudah
ditetapkan oleh factory
d. Memasrikan RM, M, dan lingkungan prosesdanmesin sesuai standar sebelum
proses produksi dimulai
e. Melakukan koordinasi dngan qc fild antar shift
f. Melakukan pengecekan selama prose produksi berlangsung

Tanggung jawab QC Wrapping :

a. Bertanggung jawab terhadap pengecekan mutu hasil proses produksi


b. Melaporkan penyimpangan yang terjadi di lapangan kerja ke atasan

Wewenang QC Wrapping :
Mematikan mesin jika dihasilkan produk yang tidak sesuai standar atas
persetujuan atasan.

1) Pengambilan sampel :
a. Sampel utama
Berjumlah 5 pcs yang digunakan untuk pengecekan organoleptik 3 pcs,
pengecekan fiskim 1 pcs dan untuk pengecekan mikrobologi 1 pcs. Sampel
utama diambil setiap awal shift.
b. Sampel organoleptik
Berjumlah 2 pcs dan diambil setiap 1 jam sekali. Setiap sampel organoleptik
yang diserahkan harus berbeda adukan
c. Sampel Retained
Sampel yang digunakan sebagai acuan terhadap hasil produksi yang
berfungsi untukcek ulang apabila terjadi complain pada produk yang sama.
Sampel retained diambil sebanyak 2 pcs dari setiap mesin.
d. Sampel RnD
Sampel yang dikirimkan ke bagian RnD untuk dilkukan proses monitoring
terhadap produkataupun kemasan yang diproduksi. Diambil sebanyak 1
renceng setiap 1 bulan sekali
e. Sampel inkubasi
Sampel yang digunakan untuk mengetahui umur simpan produk.
Penyimpanan sampelinkubasi sesuai dengan masa expied dari produk
tersebut. Jumlah sampel inkubasi yaitu 3 renceng dan diambil 2 kali dalam
satu bulan.
2) Pengecekan selama proses produksi

A. Kemasan Primer (Cellophane)


1. Berat bersih
a. Melakukan penimbangan untuk 1 renceng
b. Melakukan penimpangan untuk tiap pcs sebanyak 6 pcs
c. Range penimbangan ± 2% untuk produk kopi dan 4 % untuk
produk granule

2. Ketebalan
a. Sampel yang sudah dilakukan pengecekan berat bersih dan sesuai
standar kemudian diukur ketebalannya dengan alat pengukur
ketebalan
b. Pengukuran pertama menggunakan sampel 1 renceng
c. Pengukuran kedua dilakukan per pcs sebanyak 3 pcs

3. Dimensi
 Sampel 6 pcs yang sudah dilakukan pengecekan berat bersih
kemudian diambil 1 pcs untuk dilakukan pengecekan dimensi.
Pengecekan dimensi diantaranya :
a. Seal H dan V : dilakukan secara visual
b. Pint dan warna kemasan : dilakukan secara visual
c. Panjang dan Lebar : diukur menggunakan penggaris
d. Warna dan aroma adukan : dilakukan secara organoleptik
e. Kodifikasi : dilakukan secara visual kemudian dilakukan
penempelan kodifikasi pada laporan setiap 2 jam sekali.

 Kodifikasi pada kemasan harus jelas dan benar :


- Untuk produk lokal (Terdiri dari 2 baris)
 Baris pertama menginformasikan masa
kadaluarsa atau expired. Berisi 7 digit, 3 digit
untuk bulan dan 4 digit untuk tahun
Contoh : MEI 2018
 Baris kedua menginformasikan tanggal
produksi yang bisa digunakan untuk telusur
jika terjadi complain. Berisi 17 digit, yang
terdiri dari :
- Digit 1 & 2 :Jam produk dikemas
- Digit 3 & 4 : Menit produk dikemas
- Digit 5 & 6 : Kode Factory
- Digit 7 & 8 : Tanggal produk dikemas
- Digit 9 & 10 : Bulanproduk dikemas
- Digit 11 : Line produksi
- Digit 12,13,14,15 : No mesin
- Digit 16 & 17 : Kode pengawas
Contoh : 2205CK11096104424
f. Uji sobek : dilakukan dibagian strip cut atau tulisan “open
here”
 No QAN cello : terdiri dari 6 digit
Digit 1 & 2: Tanggal Kedatangan
Digit 3 & 4 : Bulan
Digit 5 & 6 : No Bongkar.
Contoh : 230408
 No QAN adukan :
- Digit 1&2 : Tanggal Produksi
- Digit 3&4 : Bulan Produksi
- Digit 5&6 : No Mesin
- Digit 7,8 &9 : No Adukan
- Digit 10 & 11 : No Kantong
- Digit 12,13,&14 : Nama Produk
- Digit 15 & 16 : Kode Pengawas
Contoh : 240461023ABKCM 24

Dikatakan release jika :


a. Seal normal, tidak keriput,tidak terlipat, tidak bocor dan
tidak lebar putih
b. Printing kemasan jelas
c. Warna kemasan sesuai standar
d. Panjang sachet sesuai standar
e. Lebar sachet sesuai standar
f. Kodifikasi pada kemasan jelas dan benar
g. Aroma dan warna adukan sesuai standar

4. Kebocoran
a. Sampel 6 pcs yang sudah dilakukan pengecekan berat bersih
kemudian diambil 5 pcs untuk dilakukan cek kebocoran.
b. Cek kebocoran dilakukan dengan menggunakan alat vakum
kebocoran dengan tekanan udara maksimal 0,07 Mpa
- Untuk kemasan three side seal terdapat 7 titik kebocoran
- Untuk kemasan center seal terdapat 8 titik kebocoran
- Untuk kemasan four side seal terdapat 9 titik kebocoran

5. Sisa O2 (untuk produk ground)


a. Sampel Sampel 6 pcs yang sudah dilakukan pengecekan berat
bersih kemudian diambil 1 pcs untuk dilakukan pengecekan sisa O2
sebelum dilakukan pengecekan dimensi.
b. Alat yang digunakan adalah desensor. Pengecekan dilakukan
dengan cara menekan produk sampai kemasan terlihat kembung
kemudian menusukkan jarum dan dilihat angka yang tetera pada
alat
- Batas maksimal O2 yang tersisa yaitu 2 % untuk produk yang
hanya menggunakan kopi bubuk dan gula.
Contoh : Ayam Merak
- Sedangkan untuk produk yang menggunakan bahan tambahan
lain seperti susu, batas maksimal sisa O2 yang tersisa yaitu
2,5 %.
Contoh : Torabika Moca, Torabika Susu, dan Torabika Jahe.

B. Kemasan Sekunder (Karton)


1. Kodifikasi
a. Kodifikasi untuk karton lokal :
 Terdiri dari 2 baris, baris pertama menginformasikan masa
kadaluarsa atau expired. Berisi 7 digit, 3 digit untuk bulan dan 4
digit untuk tahun
Contoh : MEI 2018
 Baris kedua menginformasikan tanggal produksi yang bisa
digunakan untuk telusur jika terjadi complain. Terdiri dari 14
digit yaitu :
- Digit 1 & 2 :Jam produk dikemas
- Digit 3 & 4 : Menit produk dikemas
- Digit 5 & 6 : Kode Factory
- Digit 7 & 8 : Tanggal produk dikemas
- Digit 9 & 10 : Bulan produk dikemas
- Digit 11 : Tahun produk dikemas
- Digit 12 : Line produksi
- Digit 13 & 14 : Kode pengawas
Contoh : 2205CK11096724
b. Kodifikasi untuk produk ekspor :
 Terdiri dari 2 baris, baris pertama berisi informasi sesuai
permintaan buyer.
Contoh :
PROD : 05 2017
EXP : 11 2018
 Baris kedua menginformasikan tanggal produksi yang bisa
digunakan untuk telusur jika terjadi complain. Terdiri dari 16
digit yaitu :
- Digit 1 & 2 :Jam produk dikemas
- Digit 3 & 4 : Menit produk dikemas
- Digit 5 & 6 : Kode Factory
- Digit 7 & 8 : Tanggal produk dikemas
- Digit 9 & 10 : Bulan produk dikemas
- Digit 11 : Line produksi
- Digit 12 & 13 : Kode pengawas
- Digit 14,15 & 16 : Kode buyer

Contoh : 2205CK1109624550

2. Warna Packing Tape (untuk produk lokal)


Bertujuan untuk memudahkan bagian warehouse dalam mengeluarkan
barang sesuai sitem FIFO.
Warna packing tape :
a. Merah : Januari dan Februari
b. Kuning : Maret dan April
c. Hijau : Mei dan Juni
d. Biru : Juli dan Agustus
e. Orange : September dan Oktober
f. Putih: november dan desember
 Untuk bulan ganjil diberikan kode A dan untuk bulan genap tidak
diberikan kode.

 Kemasan sekunder tidak hanya menggunakan karton tetapi juga


menggunakan polybag, box, dan lain-lain untuk High Class Outlet.

C. ISO 22000 (Keamanan Pangan)


 Merupakan sistem managemen keamanan pangan global untuk seluruh rantai
pasokan makanan dari petani dan produsen ke pengolah dan pengepak hingga
transportasi dan penjualan.

 CCP (Critical Control Point)


Suatu langkah dimana pngendalian dapat dilakukan dan mutlak diterapkan untuk
mencegah, menghilangkan, atau mengurangi bahaya keamanan pangan (fisik, kimia,
dan biologi) sampai pada tingkat yang dapat diterima.
- CCP magnet trap (mixing) untuk mencegah bahaya fisik (logam)
- CCP suhu (roasting) untukmncegah bahaya mikrobiologi

 PRP (Pre Requisits Program)


Kondisi dasar atau aktivitas yang harus dilakukan untukmenjaga hygene lingkungan
sesuai untuk proses produksi, penanganan, dan penyediaan produk akhir yang aman
dikonsumsi.
Contoh : personal hygene dan pest control
 OPRP (Operational Pre Requisits Program)
Suatu tindakan atau aktivitas pengendalian bahaya (fisik, kimia, dan biologi) dapat
dikendalikan dengan prosesselanjutnya atau dngan sistem monitoring yang ketat.
- OPRP ayakan pada vibrator line untuk mncegah baya fisik ayakan (kertas, cello,
lakban,dan lain-lain)
- OPRP magnet trap padaroasting dan grinding untuk mencegah bahaya fisik
logam

 HACCP (Hazard Analisys Critical Control Point)


Merupakan suatu sistem kontrol dalamuppaya pencegahan tejadinya masalah yang
didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis didalam tahap penanganan dan proses
produksi. Tujuan penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk
mencgah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagi jaminan mutupangan
guna memenuhi tuntutan konsumen.
Prinsip HACCP :
a. Identifikasi atau analisis bahaya
b. Penetapan CCP yang dibutuhkan untuk mengendalikan bahaya teridentifikasi
c. Penetapan batas
d. Pemantauan CCP
e. Tindakan koreksi
f. Identifikasi sistem HACCP
g. Dokumentasi

 Kategori Bahaya :
a. Fisik : logam, kerikil, debu, rambut, serpihan kayu, dan lain-lain
b. Kimia : residu pestisida pada kopi murni dari petani, oli
c. Biologi : pencemaran mikroba berupa jamur dan bakteri

 Penentuan Resiko Bahaya :


Dilakukan untuk mengetahui langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi
potensi bahaya. Yang harus diperhatikan adalah :
a. Sumber bahaya yang mungkin timbul
b. Kemungkinan terjadinya bahaya
c. Tingkat keparahan bahaya

 Decision Tree
 Analisa bahaya pada packing

P1. Apakah ada tindakan pencegahan pada tahap ini


atau berikutnya terhadap hazard yang telah
diidentifikasi ?

YA TIDA
K
P2. Apakah tahap packing Apakah pengendalian
dapat menghilangkan atau terhadap packing sangat
mengurangi kemungkinan penting untuk keamanan?
terjadinya hazard sampai
tingkat yang diterima?
YA Buk
TIDA
an
K
CC YA TIDA CCP
P K Modifikasi tahapan proses
atau produk
P3. Apakah kontaminasi dari hazard yang telah
diidentifikasi melewati tingkat yang diperkenankan atau
dapat meningkat sehingga melebihi batas
yangdiperbolehkan?

YA TIDA
K

P4. Apakah proses pengayakan pada mesin ayakan dapat


menghilangkan bahaya atau mengurangi bahaya sampai
batas yang diperbolehkan?

TIDA YA
K
CC Buk
P an
CCP
D. ISO 9001 : 2008 (Sistem Manajemen Mutu)
 Merupakan standar internasional dibidang sistem manajemen mutu atau kualitas.
Suatu lembaga atau organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari
pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi
persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk atau jasa
yang dihasilkan.

 STANDAR MUTU

E. MESIN PACKING

1. Vertikal Packaging
Berfungsi untuk mengemas produk dengan kemasan primer (cello)
Temperatur seal : 110 – 160 0 C

2. Mesin Dispenser
Berfungsi untuk menempelkan topping (granule) dengan kemasan kopi
Speed : 120 pcs/menit

3. Best Pack
Berfungsi untuk menempelkan packing tape pada karton.pada bagian best pack
terdapat methew yang berfungsi untuik mencetak kodifikasi pada karton

4. Ayakan
Berfungsi untuk mengayak produk recycle sebelum dilanjutkan ke proses mixing

5. Ring Pack
Berfungsi untuk menempelkan lakban dan tidak terdapat kodifikasi sehingga harus
dilakukan kodifikasi manual dengan stempel

6. Triple deck
Berfungsi untuk packing box dan bag, serta terdapat print kodifikasi

7. Horizontal packaging (suzuki)


Berfungsi untuk packing bag ukuran 20x25

8. Korin dan Horizontal Packaging


Berfungsi untuk packing kemasan banded (tanpa kodifikasi)

9. Kosky / automatic cartoner


Berfungsi untuk packing kemasan box

Anda mungkin juga menyukai