Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN KOMPONEN “WATER SENSITIVE URBAN DESIGN” KAWASAN

RAWAN BANJIR DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO


Ramadhani Asrar¹, Fela Warouw², & Ingerid L. Moniaga³
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak. Kecamatan Singkil merupakan salah satu Kecamatan di Kota Manado yang sebagian
wilayahnya merupakan daerah yang termasuk dalam kategori rawan terhadap bencana banjir (RTRW
Kota Manado).Water Sensitive Urban Design (WSUD) adalah konsep perencanaan lahan dan rekayasa
pendekatan keteknikan yang mengintegrasikan siklus air perkotaan, air hujan, air tanah, pengelolaan air
limbah dan air bersih, ke dalam desain perkotaan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan dan
meningkatkan daya tarik estetika dan rekreasi.WSUD dianggap dapat meminimalisir dampak dari
bencana banjir yang terjadi pada Kecamatan Singkildengan memanfaatkan langkah yang tepat dalam
desain dan operasi pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi,mengevaluasi, dan
menganalisis kondisi dan ketersediaan komponen WSUD yang terdapat di Kecamatan Singkil serta untuk
merencanakan komponen WSUD yang tepat pada kawasan tersebut. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptifkualitatif terhadap komponen WSUD eksisting pada Kecamatan
Singkil. Tahapan pada penelitian yaitu identifikasi elemen WSUD pada kondisi eksisting, evaluasi berupa
potensi dan masalah pada sampel, dilanjutkan dengan analisis sampel yang nantinya akan menjadi bahan
pertimbangan bagi tahapan perencanaan nantinya. Berdasarkan hasil studi, dapat ditarik 2 kesimpulan
yaitu elemen eksisting dari 5 komponen WSUD. Pada hasil evaluasi dan analisis didapati berbagai
kondisi beragam dari elemen tersebut mulai dari kondisi, luasan, karakteristik, potensi, masalah, dan
ketersediaan yang beragam dari setiap sampel tersebut dan menjadi pengantar bagi analisis berdasarkan
karakteristik elemen tersebut serta kebijakan dan guidelines WSUD yang digunakan peneliti. Perencanaan
menghasilkan peta rencanan zonasi dari ke 5 komponen tersebut serta Peta Grand Design untuk
menunjukan integrasi antar kelima komponen tersebut.

Kata Kunci : Perencanaan, Komponen, Rawan Banjir, Water Sensitive Urban Design
menggangu siklus air alami dengan memanfaatkan
PENDAHULUAN langkah yang tepat dalam desain dan operasi
pembangunan
Pada negara – negara maju di seluruh dunia,
pengelolaan sumber daya serta siklus air diatur Kecamatan Singkil sendiri merupakan salah
dalam regulasi yang mempunyai kejelasan satu Kecamatan di Kota Manado yang sebagian
mengenai konsep – konsep apa saja yang sekiranya wilayahnya merupakan daerah yang termasuk
cocok dengan kondisi lapangan tempat konsep itu dalam kategori rawan terhadap bencana banjir
akan diberlakukan. Tata cara penanganan serta alat (RTRW Kota Manado). Kurangnya daerah resapan
– alat apa saja yang akan digunakan yang nantinya air dan tingginya luas perkerasan pada sebagian
akan disesuaikan dengan rekayasa desain yang besar kawasan permukiman Kecamatan Singkil
akan diterapkan. menjadi salah satu penyebab tingginya volume
dari air limpasan pada saat hujan terjadi sehingga
Water – Sensitive Urban Design (WSUD) dapat berpotensi menyebabkan banjir
adalah konsep perencanaan lahan dan rekayasa
pendekatan keteknikan yang mengintegrasikan Maka dari itu perlu terjadi sebuah urgensi
siklus air perkotaan, termasuk air hujan, air tanah untuk merencanakan kawasan rawan banjir
dan pengelolaan air limbah dan air bersih, ke tersebut agar nantinya kerugian dari berbagai segi
dalam desain perkotaan untuk meminimalkan seperti sosial dan ekonomi dari bencana banjir
kerusakan lingkungan dan meningkatkan daya dapat diminimalisir.
tarik estetika dan rekreasi. WSUD adalah konsep
pengelolaan air Australia yang telah lama Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
diterapkan, serupa dengan Low-Impact mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menganalisis
Development (LID), sebuah konsep yang kondisi dan ketersediaan komponen WSUD yang
digunakan di Amerika Serikat serta Sustainable terdapat di Kecamatan Singkil serta merencanakan
Urban Drainage System (SUDS) sebuah konsep komponen WSUD yang dapat diterapkan pada
pengelolaan air yang digunakan oleh pemerintah kawasan penelitian tersebut.
Inggris untuk menangani pengelolaan sumber daya
air, meminimalisir dampak banjir dan banyak
kegunaan lainnya. WSUD dapat membantu
menangkal banyak dampak negatif dari
pembangunan perkotaan yang pada umumnya

13
TINJAUAN PUSTAKA Pembuatan kolam-
kolam resapan air Kawasan Sungai : Sungai
3 utnuk pengendalian Bailang, Sungai Sario,
Permukiman, Sarana, Prasarana, dan Utilitas 3 luapan air hujan akibat Kawsan Padat :
Permukiman menurut Undang Undang kondisi drainase yang Kecamatan Tuminting
R.I Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan tidak memadai
Kawasan Permukiman adalah bagian lingkungan Daerah Liwas Kelurahan
Perlindungan daerah Paal Dua (Kecamatan
hunian yang terdiri lebih dari satu satuan 4
tangkapan disekitar Paal Dua) Kelurahan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, 4
mata air Malalyang Dua dan Kn
utilitas umum, serta mempunyai penunjang Selatan
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau Perbaikan sistem
5 drainase melalui Seluruh Wilayah Kota
kawasan perdesaan.Prasarana lingkungan 5 rencana penyusunan Manado
permukiman perkotaan menurut Pedoman rencana induk drainase
Penentuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 6
Pembangunan tanggul
Kawasan Sungai Rawan
Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan pada kawasan rawan
6 Banjir
banjir
Permukiman dan Pekerjaan Umum No.
7 Pembuatan retarding
534/KPTS/M/2001 terbagi atas : Jaringan Jalan, Kawasan Rawan Banjir
7 basins
Air Limbah, Drainase dan Pengendalian Banjir Sumber : RTRW Kota Manado
serta Persampahan. Sarana lingkungan terbagi atas
: Sarana Niaga, Pendidikan, Pelayanan Kesehatan, a. Zonasi jaringan sungai terdiri atas: 1)
Sarana Pelayanan Umum, Sarana Ruang Terbuka zonasi sempadan difungsikan untuk
Hijau dan Sarana Sosial/Budaya Utilitas Umum mempertahankan, kelestarian fungsi sungai dan
terbagi atas: Air Bersih, dan Pemadam Kebakaran dilarang utuk membuang sampah, limbah pada dan
atau cair dan mendirikan bangunan permanen
Masalah Permukiman : Rawan Banjir untuk hunian dan tempat usaha; 2) Zona manfaat
Seiring berkembangnya pertumbuhan difungsikan untuk mata air dan daerah sempadan
penduduk secara pesat, masyarakat mulai yang telah dibebaskan; dan 3) Zona penguasaan
kekurangan lahan untuk ditinggali dan mulai difungsikan untuk dataran banjir, adaerah retensi,
bermukim pada Daerah Aliran Sungai (DAS). bantaran atau daerah sempadan yang tidak
Salah satu alasan memilih bantaran sungai sebagai dibebaskan
tempat bermukim adalah karena harga lahan yang b. Pemanfaatan Lahan di daerah sempadan
relatif miring sehingga terjadi perubahan tata guna adalah untuk kegiatan budidaya pertanian dan atau
lahan secara besar-besaran pada daerah bantaran budi daya lainnya yang tidak menggangu fungsi
sungai. Masyarakat pada daerah bantaran sungai perlindungan aliran sungai
sangat rawan terkena banjir setiap tahunnya akibat
meluapnya air sungai. c.Zona penguasaan sebagaimana dimaksud
pada huruf a presentase luas ruang terbuka hijau
Kebijakan mengenai Kawasan Rawan Banjir minimal 30%
dan Sempadan Sungai Kota Manado
Kawasan rawan bencana alam banjir d. Garis sempadan sungai yang diukur dari
dibedakan atas dua karakteristik yaitu kawasan tepi sungai pada kawasan yang belum
cekungan dan kawasan Daerah Aliran Sungai dimanfaatkan atau belum terbangun sepanjang
(DAS). Sementara kawasan Daerah Aliran Sungai paling sedikit 50 meter, dan/atau sudah terbangun
(DAS) meliputi DAS Sungai Tondano di sepanjang paling sedikit 5 meter.
Kecamatan Tuminting, Kecamatan Singkil yang
termasuk pada kawasan penelitian. Pada kawasan Prinsip Permukiman Berkelanjutan
rawan banjir telah ditetapkan rencana Desain bangunan yang berkelanjutan adalah upaya
pembangunan sistem pengendalian banjir untuk menciptakan bangunan yang hemat energi,
berdasarkan tabel berikut sehat, nyaman, fleksibel dalam penggunaan dan
dirancang untuk berumur panjang dan tahan lama
Tabel 1 Rencana Pembangunan Sistem (Foster, dkk 1999). Salah satu variabel dalam suatu
Pengendalian Banjir di Wilayah Kota Manado permukiman berkelanjutan adalah lingkungan
Lokasi (Nama perumahan yang berkelanjutan. Dasar atribut Kota
N
Uraian Sungai,Kelurahan,
No
Kecamatan) Hijau Indonesia adalah yang berhubungan dengan
Sungai Tondano, Sungai konsep WSUD terbagi atas 2 atribut yaitu :
1 Normalisasi Sungai Sawangan, Sungai
1 Besar Bailang, dan Sungai 1. Green Openspace : Perwujudan kualitas,
Sario kuantitas dan jejaring RTH perkotaan
Pembuatan Sungai Tondano : 2. Green Water : Peningkatan efisiensi
Bendung/Dam Kairagi
dilengkapi dengan Sungai Sawasangan : di
pemanfaatan dan pengelolaan
2 sumberdaya air
pengatur pintu air antara Malendeng
2
untuk mengendalikan (Kecamatan Paal II) dan
arus air saat musing Desa Sawangan WSUD
penghujan (Kabupaten Minahasa)
14
Manajemen Air Limpasan Berkelanjutan meningkatkan nilai – nilai social, visual,
budaya, dan ekologi : serta
Tujuan dari manajemen airlimpasan 8. Mudahnya implementasi dan penggunaan
berkelanjutan adalah untuk mengurangi limpasan biaya yang efektif memungkinkan
dengan cara mengolah air tersebut sedekat pengaplikasian dan penerapan secara luas.
mungkin dengan sumbernya atau pada
lokasinya.”Mengolah” dalam hal ini tidak berarti Tujuan dari WSUD adalah :
untuk mengumpulkan debitair hujan tersebut ke 1. Mengatur keseimbangan air ( air tanah, aliran
saluran pembuangan publik secara konvensional, arus, serta kerusakan oleh air banjir dan erosi.
melainkan dengan menggunakan teknologi untuk 2. Mempertahankan dan jika memungkinkan
mengumpulkan air hujan tersebut (misalnya untuk meningkatkan kualitas air (termasuk sedimen,
pemanfaatan kembali atau untuk disimpan) serta perlindungan vegetasi riparian dan
meningkatkan infiltrasi dan evaporasi. Konsep ini meminimalkan perpindahan polutan ke
bertujuan untuk mengembalikan air kepada siklus permukaan dan air tanah)
alaminya di alam yang berorientasi di daerah 3. Mendorong konservasi air (meminimalkan
perkotaan. impor pasokan air minum melalui pemanenan
air hujan dan daur ulang air limbah dan
Pengertian, Prinsip, dan Tujuan WSUD WSUD pengurangan persyaratan irigasi) dan
adalah perencanaan lahan dan pendekatan Mempertahankan lingkungan yang berkaitan
rekayasa desain yang mengintegrasikan siklus air dengan air dan kesempatan rekreasional.
perkotaan, termasuk air hujan, air tanah, (Whelanz 1994)
pengelolaan air limbah dan air bersih, ke dalam Elemen Teknis WSUD
desain suatu perkotaan untuk meminimalkan Berikut beberapa metode dalam pengelolaan
kerusakan lingkungan dan meningkatkan daya manajemen air berkelanjutan. Metode – metode ini
tarik estetika dan rekreasi. WSUD adalah istilah dikelompokan berdasarkan beberapa fungsi
yang digunakan di Australia dan mempunyai utamanya yaitu :
kesamaan dengan low-impact development (LID),
sebuah istilah yang digunakan di Amerika Serikat; 1. Penggunaan / Pemanenan Air Hujan
dan sustainable urban drainage systems (SUDS), 2. Penanganan Air Hujan
sebuah istilah yang digunakan di Inggris. 3. Detensi dan Infiltrasi
(Evaluating Options for Water Sensitive Urban 4. Pengangkutan , dan
Design – ANational Guide) 5. Evapotranspirasi

Prinsip – prinsip dalam WSUD menurut panduan (Water Sensitive Urban Design Principles and
nasional Australia tentang WSUD adalah : Inspiration for Sustainable Stormwater
1. Melindungi dan meningkatkan (memperkuat) Management in the City of the Future Manual,
sungai, anak sungai dan lahan basah dalam 2011)
suatu lingkungan perkotaan
2. Melindungi dan meningkatkan kualitas air Desain Elemen Teknis menurut Water Sensitive
yang mengalir dari lingkungan perkotaan Urban Design for Western Sydney
menuju sungai – sungai kecil, aliran sungai Pada proses perencanaan peneliti
yang lebih besar, serta lahan basah menggunakan elemen teknis yang terjadi didalam
3. Mengembalikan lingkungan air perkotaan Guideline Water Sensitive Urban Design for
dengan memaksimalkan penggunaan kembali Western Sydney sebagai salah satu acuan dalam
air hujan, air daur ulang, dan greywater pemberian rekomendasi yang nantinya akan
4. Melindungi (mengkonservasi) sumber air didukung oleh berbagai sumber lainnya. Elemen-
melalui penggunaan kembali dengan cara elemen tersebut antara lain : Sengkedan
daur ulang dan efisiensi system Bervegetasi, Vegetated Filter Strips / Buffer Strips,
5. Mengintegrasikan penanganan air hujan Filter Pasir, Sistem Bioretensi, Permeable
kedalam lanskap sehingga menawarkan Pavements, Parit Infiltrasi, Cekungan Infiltrasi,
beberapa kegunaan yang bermanfaat seperti dan Tangki Penampung Air Hujan,
pengolahan kualitas air, habitat alami,
rekreasi dan ruang terbuka publik Pedoman WSUD untuk Perumahan dan
6. Mengurangi arus puncak dan limpasan air Kawasan Industri/Komersial
dari lingkungan perkotaan dan secara Pedoman WSUD untuk perumahan,
bersamaan menyediakan infiltrasi (aliran air terbagi atas 4 bagian yaitu :
ke dalam tanah melalui permukaan tanah itu 1. Jaringan Ruangan Terbuka Publik
sendiri) dan pengisian ulang air bawah tanah 2. Layout Perumahan
(groundwater recharge) 3. Layout Jalan
7. Mengintegrasikan air ke dalam lanskap untuk 4. Layout Letak Streetscape (Lanskap Tepi
meningkatkan desan perkotaan dan juga Jalan

15
Tabel 2 Guna Lahan yang Disarankan 1. Mengurangi area perkerasan/beraspal
Komponen Parameter dengan cara :
1. Buffer Strip : Menggabungkan Buffer Strip a. Mengurangi lebar area perkerasan
dan sengkedan rumput sehingga penduduk b. Menggunakan stall pada tempat parkir
dapat berjalan – jalan di sekitar fitur air dengan ukuran yang lebih kecil
alami yang ada. c. Menggabungkan jalan setapak di salah
2.Filtrasi/KolamRetensi :Mengintegrasikan satu sisi jalan saja;
Jaringan filtrasi/retensi dengan ruang terbuka publik d. Menggunakan jalan masuk bersama
Ruangan 3. Jaringan Ruang Terbuka Publik : 2. Filtrasi dan Detensi
Terbuka Menggabungkan ruang terbuka publik Lokal :Menggunakansaluran repan air lokal,
Publik dengan nodes tempat masyarakat beraktivitas parit – parit filtrasi dan lubang untuk
4. Koridor Drainase: Menggunakan koridor menahan dan menyaring air limpasan pada
drainase untuk mengarahkan air limpasan saat puncak badai terjadi. Penggunaan cul –
langsung menuju ponds terdekat de sacs untuk kolam retensi lokal dan
5. Drainase Alami : Mempertahankan penggunaan jalan kolektor dengan akses
drainase alami terbatas untuk sengkedan. Memadukan
1.Menambah Ruang Terbuka Layout teknik – teknik seperti sumur resapan dan
Publik :Mendorong pengurangan ruang Streetscape trotoar berpori.
terbuka pribadi dan peningkatanruang (Lanskap 3. Layanan Bawah Tanah : Memadukan
terbuka publik, terutama di daerah yang Tepi Jalan) jaringan listrik bawah tanah dan jasa
berdekatan dengan ruang terbuka publik telokomunikasi untuk meningkatkan pilihan
yang ada. lansekap
2. Setbacks: Setbacks (jarak antara bangunan 4. Setbacks:Memadukan variabel
dengan jalan, sungai, dll) sesuai dengan setbacksbangunan untuk meningkatkan
keadaan topografi, karakteristik saluran pilihan desain lansekap, jalan, dan drainase.
Layout Menentukan setbacks sesuai lebar
drainase, vegetasi, dan kualitas visual
Perumahan perkerasan//aspal, pelayanan, dan kebutuhan
3.Buffer zones: Memadukan buffer
zonesdengan sungai yang ada dan lansekap
mempertahankan vegetasi yang ada. 5. Lansekap :Menggunakan lansekap untuk
4.Orientaasi : Diorientasikan pada pada meumbuhkan ketertarikan serta variasi dalam
perumahan dan ruang terbuka publik steetscape
5. Mengurangi paving atau perkerasan 6. Crossover : Mengintegrasikan desain
6. Air limpasan Perumahan : Air limpasan crossoverdengan sengkedan vegetatif dan
pada perumahan sebisa mungkin diarahkan cekungan penahan lokal
pada treatment area 7. Daur ulang air limpasan : Menggunakan
air limpasan untuk irigasi vegetasi lokal
a. Perkerasan Berpori : “luapan” dari area
parkir yang jarang digunakan dapat ditangani
1. Penyalasaran Jalan : Memastikan bahwa dengan peembangunan trotoar berpori
jalan kolektor lokal sejajar dengan kontur b. Detensi dan Penyimpanan pada Lahan
2. Akses : Memastikan tempat akses yang Parkir untuk Mobil : Memadukan antara
dekat dan jalan akses tegak lurus terhadap bidah tanah dengan topografi landai yang
kontur. Desain akses menuju suatu tempat berumput serta cekungan – cekungan
berupa jalan langsung menuju ke tempat tersembunyi ke dalam desain lahan parkir
pengumpulan/penahanan air limpasan Area Parkir
untuk mendukung detensi serta penanganan
setempat pada air limpasan
3. Mengurangi permukaan kedap air c. Infiltrasi : menggunakan parit – parit untuk
Layout 4. Detensi Pada Pinggiran Jalan : infiltrasi untuk meminimalisir air limpasan
Jalan 5. Lokasi Jalan :Tempatkan ruang terbuka d. Mepertahankan jalur drainase alami
publik pada ujung jalan kolektor lokal e. Landscape : memadukan vegetasi untuk
(tempatkan pada cul-de-sacs) untuk meningkatkan kenyamanan dan penggunaan
menampung limpasan air lokal. air.
6. Aliran Air Limpasandengan Intensitas
Sumber : Urban Stormwater Best Practice
Kecil dan Besar :
Memadukan sengkedan untuk mengalirkan Environmental Management Guidelines.CSIRO 1999.
air limpasan pada jalan kolektor, sementara
jalan yang lebih besar membawa air
limpasan dengan intensitas besar.
METODOLOGI
Jenis metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk
mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang
melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi
masalah atau memeriksa Dengan demikian metode
penelitian deskriptif ini digunakan untuk
melukiskan secara sistematis fakta atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu,
dalam hal ini adalah elemen WSUD di Kecamatan
Singkil.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
melalui :

16
1. Studi Kepustakaan ( Library Research ), dimana Pembatasan Kawasan Penelitian
pada studi ini pengumpulan data dengan Pembatasan kawasan penelitian dilakukan dengan
mempelajari literatur serta karya ilmiah yang cara mempertimbangkan tingkat kerawanan banjir
berkaitan dengan topik yang dibahas. kawasan, dan elemen WSUD yang berada pada
2. Studi Lapangan (Field Research),dimana kawasan penelitian. Kawasan penelitian dibatasi
pengumpulan data ini melalui tinjauan langsung oleh elemen-elemen sebagai berikut :
pada lokasi penelitian yang berada di Kecamatan  Sisi Utara : Buffer Zones dan Jln.
Singkil. Studi lapangan terbagi atas 2 tahap yaitu Arie Lasut
tahap pra survey dan tahap survey.  Sisi Selatan : Sungai Tondano
 Sisi Barat : Jln RE Martadinata ,
Identifikasi, Evaluasi, dan Analisis Anak Sungai, dan RTP
1. Identifikasi  Sisi Timur : Kelurahan Paal II
Identifikasi dilakukan pada tahanpan pra survey
guna untuk mengetahui ketersediaan elemen dari
komponen Water Sensitive Urban Design pada
Kecamatan Singkil Kota Manado
2. Evaluasi dan Analisis
Setalah itu, peneliti kemudian melakukan analisis
sampel yang diambil berdasarkan potensi serta
permasalahannya berikut dengan foto dari kondisi
elemen tersebut. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis Deskriptif Kualitatif Gambar 2 Peta Kawasan Penelitian
3.Perencanaan
Setelah sampel dianalisis, perencanaan serta HASIL DAN ANALISIS
rekomendasi diberikan sesuai dengan kondisi
eksisting serta hasil analisis sampel tersebut.Hasil Identifikasi Komponen WSUD
akhir adalah Peta Rencanan Zonasi serta lokasi Dari tabel komponen WSUD, teridentifikasi
penempatan elemen WSUD berdasarkan tiap berbagai elemen untuk mewakili parameter-
komponennya pada kawasan penelitian beserta parameter WSUD pada kawasan penelitian yang
sebuah Peta Grand Design Kawasan didapatkan melalui pra survey di langsung pada
kawasan penelitian. Elemen-elemen tersebut terdiri
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN dari :
1. Jaringan RTP :
Kecamatan Singkil  Jalur Hijau Jalan, Jalur Hijau Sungai,
Kecamatan Singkil adalah salah satu wilayah yang Tempat Bermain, Lapangan Olahraga,
termasuk daerah Kota Manado dengan batas Nodes, Jalur/Saluran Drainase, Sungai
wilayah sebagai berikut : dan Anak Sungai
 Sebelah Utara : Kec. Wori (Kab. 2. Layout Perumahan
Minahasa Utara) & Teluk Manado  Ketersediaan lahn untuk RTP, Tempat
 Sebelah Timur : Kec. Dimembe dan Bermain, Lapangan Olahraga, Sempadan
Kec.Pineleng (Kab, Minahasa) Bangunan, Vegetasi Kawasan, Orientasi
 Sebelah Selatan : Kec. Pineleng (Kab. Bangunan pada RTP, Jaringan Drainase
Minahasa) Permukiman, Talang Air Bangunan
 Sebelah Barat : TelukManado / Laut
Sulawesi 3. Layout Jalan
 Jalan, Sengkedan/Terasering
4. Layout Streetscape
 Pedestrian Jalan, Jaringan Irigasi RTH
Lokal
5. Layout Kawasan Industri dan Komersial
 Lahan Parkir pada Kawasan Komersial

Gambar 1 Peta Administrasi Kecamatan


Singkil

17
Berdasarkan hasil yang didapati dari
Evaluasi dan Analisis Komponen WSUD pada sampel didapati bahwa pada sebagian kawasan
Kawasan Penelitian tidak tersedia lagi lahan yang berpotensi untuk
Jaringan Ruang Terbuka Publik dibangun Buffer Strip karena telah berdiri rumah
A. Buffer Strip : Menggabungkan Buffer Strip warga di sebanjang bantaran sungai. Namun,
dan sengkedan rumput sehingga penduduk menurut wawancara pada pemerintah Kecamatan
dapat berjalan-jalan di sekitar fitur alami yang Singkil, Pemerintah Kota Manado telah
ada. mengadakan proyek pembebasan lahan kawasan
1. Evaluasi Sampel, Hubungan Terhadap sempadan sungai untuk nantinya dibangun RTH
Kebijakan dan Analisa berdasarkan Konsep dengan lebar sekitar 10-15m sebagai implementasi
Water Sensitive Urban Design perencanaan pada RTRW Kota Manado mengenai
Pada beberapa sempadan sungai, seperti penertiban kawasan sempadan sungai. Setelah
sempadan sungai Ternate Baru dan sebagian dibebaskan nantinya, lahan-lahan tersebut
sempadan sungai Ternate Tanjung (Sampel 2 dan berpontesi untuk dibangun Buffer Strip berupa
3), tidak tersedia lagi lahan yang berpotensi untuk vegetasi yang dilengkapi dengan jalur pejalan kaki
dibangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang befungsi sebagai sarana rekreasi bagi warga
dikarenakan lahan-lahan pada sempadan sungai sekitar juga sebagai sarana filtrasi air limpasan dan
tersebut telah berdiri rumah-rumah warga. pengatur iklim mirko kawasan.
Menurut keterangan Pemerintah Kecamatan B. Filtrasi/Kolam Retensi: Mengintegrasikan
Singkil, Pemerintah Kota Manado telah Filtrasi/Retensi dengan Ruang Terbuka Publik
mengadakan proyek pembebasan lahan kawasan 1. Evaluasi Sampel, Hubungan Terhadap
sempadan sungai untuk nantinya dibangun RTH Kebijakan dan Analisa berdasarkan Konsep
dengan lebar sekitar 10-15m sebagai implementasi Water Sensitive Urban Design
perencanaan pada RTRW Kota Manado mengenai Ruang Terbuka Publik (RTP) sangat
penertiban kawasan sempadan sungai. Hal ini dibutuhkan pada suatu kawasan karena memiliki
tentunya akan dapat sangat membantu untuk berbagai fungsi, seperti fungsi sosial dan fungsi
memperbanyak daerah infiltrasi air limpasan air lainnya. Pada Kelurahan Ternate Baru, telah
hujan. Dengan tersedianya RTH baru tersebut , tersedia RTP yang cukup memadai (Sampel 1).
maka air limpasan dapat menyerap (terinfiltrasi) ke Meskipun terkesan kurang terawat, masyarakat
dalam tanah sehingga debit/volume air yang sekitar tetap beraktivitas di ruang terbuka publik
masuk ke dalam aliran sungai dapat ditekan. Selain tersebut baik untuk sekedar bercengkrama untuk
itu, RTH juga dapat berfungsi untuk mengatur menikmati jajanan yang sering dijual oleh PKL
iklim miko pada kawasan tersebut. Pada sebagian sekitar serta berolahraga dan bersosialisasi dengan
lagi Kelurahan Ternate Tanjung (Sampel 1) , anggota masyarakat lainnya. RTP ini juga
terdapat sejumlah lahan yang berpotensi untuk berfungsi sebagai saran infiltrasi pada kawasan
dibangun RTH, dengan aksesibilitas yang cukup tersebut. Namun, pada beberapa kelurahan lainnya
memadai. Sedangkan pada sempadan sungai (Sampel 2,3,4)tidak tersedia RTP sehingga
Kelurahan Ketang Baru (Sampel 4) telah terdapat masyarakat sekitar, khususnya anak-anak
jalur hijau sempadan sungai yang cukup memadai. menggunakan lapangan pada sekolah-sekolah
Namun, jalur hijau jalan tersebut ditanam pada sekitar pada lingkungan mereka untuk bermain.
bagian sisi luar dari tanggul dan telah dipenuhi Ketersediaan ruang terbuka publik sangat
sedimen yang dibawa oleh arus sungai sehingga dibutuhkan, khususnya pada Kelurahan Ternate
ketika hujan terjadi, volume air yang meningkat Baru yang tidak memiliki RTP. Pada lapangan
dapat berpotensi merusak maupun menghanyutkan olahraga yang terrletak di Kelurahan Ternate Baru,
pepohonan yang berada pada jalur sempadan telah dilengkapi dengan fitur filtrasi berupa jalur
sungai tersebut dan dapat membahayakan warga hijau yang terletak pada pinggiran lapangan
sekitar. Diperlukan penataan lebih lanjut pada tersebut.
kawasan ini agar sekiranya potensi bahaya dapat
diminimalisir dan dapat meningkatkan fungsi Pada Kota Manado sendiri, tidak terdapat
ekologis dari jalur hijau sempadan sungai kebijakan yang mengatur tentang elemen
tersebut.Beberapa tempat pada sisi jalan juga telah filtrasi/retensi khusunya pada Ruang Terbuka
memiliki jalur hijau yang cukup memadai seperti Publik (RTP) Pada kawasan penelitian, Ruang
pada Jln. Arie Lasut (Sampel 2) yang telah Terbuka Publik (RTP) telah tersedia dengan baik
memiliki jalur hujau pada kedua sisi jalan. khususnya pada kawasan Kelurahan Ternate Baru
Beberapa tempat lainnya hanya memiliki jalur dan Kelurahan Ketang Baru. Peneliti
hijau pada satu sisi jalan saja sehingga fungsi merekomendasikan pembangunan lapangan
infiltrasi menjadi tidak maksimal. Beberapa tempat olahraga yang terintegrasi dengan Buffer Strip dan
lainnya bahkan tidak memiliki jalur hijau jalan telah dilengkapi sarana retensi berupa kolam-
sehingga air limpasan seringkali tidak terinfiltrasi kolam retensi khususnya pada ruang terbuka
dan hanya mengalir ke drainase terdekat atau publik pada kawasan penelitian yaitu pada
bahkan hanya sekedar tergenang pada kawasan Kelurahan Ternate Baru dan Kelurahan Ternate
tersebut. Tanjung.
18
Drainase pada daerah penelitian umumnya terletak
C. Jaringan Ruang Terbuka Publik: besebelahan dengan jalan dengan berbagai variasi
Memadukan Ruang Terbuka Publik dengan lebar dan kedalaman. Pada beberapa titik terjadi
Nodes tempat masyarakat beraktivitas penumpukan sampah dan sedimen sehingga
1. Evaluasi Sampel, Hubungan Terhadap diperlukan penanganan khusus. Ketika hujan
Kebijakan dan Analisa berdasarkan Konsep terjadi, sampah ikut terbawa bersama arus air
Water Sensitive Urban Design limpasan dan menyumbat drainase-drainase
Pada kawasan penelitian, RTP telah terintegrasi tersebut. Semua sampel yang diambil dari
dengan baik dengan nodes dimana aksesibilitas drainase-drainase tersebut juga tidak melewati
yang menghubungkan antara kedua kegiatan treatment area apapun sehingga ketika hujan
tersebut juga telah tersedia dengan baik. RTP terjadi, air limpasan langsung mengarah ke
berupa lapangan olahraga tersebut juga telah drainase terdekat dan diarahkan oleh koridor
dilengkapi dengan dilengkapi dengan fitur filtrasi drainase tersebut menuju sungai tanpa ada upaya
berupa jalur hijau yang terletak pada pinggiran treatment seperti penahanan, penampungan air
lapangan tersebut. Pemaduan RTP dengan nodes limpasan hujan, infiltrasi pada treatment area dan
setempat mempunyai beberapa keuntungan upaya-upaya lainnya
diantaranya adalah keuntungan sosial dimana Pada parameter berikut, penggunaan koridor
masyarakat yang beraktivitas pada nodes dapat drainase tidak hanya langsung diarahkan menuju
bersosialisasi sekaligus berekdan keuntungan sungai maupun laut sebagai tempat terakhir air
ekonomi. RTP yang diintegrasikan dengan nodes limpasan mengalir, melainkan juga menggunakan
dapat semakin bermanfaat untuk menghubungkan koridor drainase tersebut untuk mengarahkan air
ruang untuk berbagai macam aktivitas. Pada RTP limpasan menuju treatment area berupa ponds.
juga diperlukan berbagai integrasi antara satu Drainase pada kawasan penelitian, memiliki
elemen dengan elemen lain sehingga tercipta suatu berbagai variasi lebar dan kedalaman yang rata-
sistem yang saling terintegrasi yang bermanfaat rata bermuara pada Sungai Tondano tanpa
bagi penanganan air limpasan dan manfaat melewati treatment area apapun. Terjadi juga
rekreasional serta ekonomi. penumpukan sedimen yang cukup parah pada
Pada kebijakan serta konsep Water beberapa tempat sehingga Berdasarkan hal-hal
SensitiveUrban Design sendiri, tidak dijelaskan tersebut maka peneliti memberikan rekomendasi
secara mendetil mengenai elemen Nodes ini. berdasarkan parameter berupa pembangunan
Ruang Terbuka Publik yang dilengkapi dengan ponds pada muara drainase yang diintegrasikan
elemen-elemen pengelolaan air limpasan dan dengan Buffer Strip pada bantaran sungai sehingga
terletak berdekatan dengan ponds merupakan cara air limpasan dapat ditahan melalui proses
pasif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat detensi/retensi pada treatment area berupa ponds
tentang pentingnya pengelolaan air limpasan tersebut.
kepada masyarakat sekitar. Pada kawasan
penelitian sendiri, nodes tempat masyarakat E. Drainase Alami : Mempertahankan drainase
beraktivitas sendiri telah terletak berdekatan alami
dengan ruang terbuka publik dengan aksesibilitas 1. Karakteristik dan Evaluasi Sampel
yang cukup baik. Ruang terbuka publik dan nodes Perilaku masyarakat yang gemar
dihubungkan melalui jalan RE Martadinata VII membuang sampah kesungai menandakan masih
dan Jalan Cokroaminoto. Namun pada Ruang minimnya kesadaran untuk menjaga kelestariannya.
Terbuka Publik berupa lapangan olahraga tersebut Pemerintah juga dianggap perlu ikut serta dalam
belum dilengkapi dengan sarana treatment areaair menjaga kebersihan dan menata sungai maupun
limpasan dan nodes pada kawasan tersebut anak sungai tersebut. Selain sungai utama, pada
khususnya pada kawasan perdagangan dan jasa anak sungai yang melewati Ternate Baru dan
masih terkesan kurang teratur teratur akibat beberapa kelurahan lain juga harus dijaga dengan
banyaknya bangunan semi permanen dan jarak baik dikarenakan sebagian volume air limpasan
bangunan yang berhimpitan. Berdasarkan dari rumah warga yang bermukim di kawasan ini
parameter ini, peneliti merekomendasikan mengalir pada anak sungai tersebut. Dengan
penataan kembali kawasan perdagangan dan jasa meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pada nodes tempat masyarakat beakrtivitas. pentingnya sungai bagi kelangsungan hidup
D. Koridor Drainase : Menggunakan koridor manusia serta untuk menjaga bencana yang tidak
drainase untuk mengarahkan air limpasan diinginkan, diharapkan drainase alami berupa
langsung menuju Ponds terdekat sungai dan anak sungai ini dapat terjaga dengan
baik.
1.Evaluasi Sampel, Hubungan Terhadap
Kebijakan dan Analisa berdasarkan Konsep
Water Sensitive Urban Design

19
Gambar 3. Peta Rencana Zonasi Elemen Ruang Terbuka Publik
Layout Perumahan/Permukiman membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi
A. Menambah Ruang Terbuka Publik : jalan, dihituung dari batas terluar saluran air
Mendorong pengurangan ruang terbuka kotor/riol, sampai batas terluar muka bangunan .
pribadi dan peningkatan ruang terbuka publik, Garis sempadan bangunan berfungsi untuk
terutama di daerah yang berdekatan dengan memastikan adanya ruang terbuka hijau yang
ruang terbuka publik yang ada. bersifat privat berupa halaman rumah dan
memastikan adanya ruang untuk pelebaran jalan di
1.Kebijakan dan Analisa berdasarkan Konsep
masa yang akan datang. Dengan dekatnya jarak
Water Sensitive Urban Design
antar bangunan khususnya massa bangunan
Pada kawasan penelitian, khususnya pada
terhadap jalan dan dengan bangunan lainnya, maka
Kelurahan Ternate Baru, telah tersedia RTP berupa
berdampak terhadap kurangnya ruang terbuka
lapangan olahraga dengan luas 7656 m² dan
hijau baik yang bersifat publik (jalur hijau
merupakan lapangan dengan cakupan pada skala
jalan,dll) maupun yang bersifat privat (halaman
kecamatan. Namun, pada Kelurahan Ternate
rumah,dll). Tidak tersedianya saran infiltrasi pada
Tanjung, tidak tersedia sama sekali ruang terbuka
suatu kawasan berupa RTH, dapat menyebabkan
publik berupa lapangan olahraga sehingga
tergenangnya air limpasan karena proses infiltrasi
masyarakat setempat khususnya anak-anak
menjadi terhambat sehingga dapat meningkatkan
menggunakan lapangan olahrga pada sekolah
resiko banjir.
setempat sebagai lapangan bermain. Menurut
PERMEN PU NO.12/PRT/M 2009 tentang Menurut UU NO 28 Tahun 2002 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Bangunan Gedung pasal 13 ayat 1 berbunyi :
Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/Kawasan “.......Penetapan garis sempadan bangunan gedung
Perkotaan pada skala Kecamatan diperlukan oleh Pemerintah Daerah dengan
lapangan olahraga dengan luas minimal 24.000 m² mempertimbangkan aspek keamanan,kesehatan,
dan pada skala kelurahan dibutuhkan luas minimal kenyamanan, kemudahan, serta keseimbangan dan
9000 m². keserasian dengan lingkungan”
Pada undang-undang tersebut, dijelaskan bahwa
B. Setbacks: Setbacks (jarak antar bangunan penetapan garis sempadan bangunan ditentukan
dengan jalan, dan sungai,) sesuai dengan oleh Pemerintah daerah setempat dengan
keadaan topografi, karakteristik saluran mempertimbangkan berbagai asperk seperi
drainase, vegetasi, dan kualitas visual keamanan, kesehatan, kenyamanan, dll.Pada
1. Evaluasi Sampel, Hubungan Terhadap Peraturan Daerah khususnya Rencana Tata Ruang
Kebijakan dan Analisa berdasarkan Konsep Wilayah (RTRW) Kota Manado, tidak didapati
Water Sensitive Urban Design adanya aturan yang mengatur Garis Sempadan
Pada beberapa sampel yang dikumpulkan, terdapat Bangunan baik bangunan permukiman maupun
bangunan yang berjarak sangat dekat (0,5m) dari bangunan fasilitas umum. Untuk sempadan sungai
badan jalan . Jalan tersebut tergolong jalan sendiri, Pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
lingkungan primer, dengan lebar ±3,5m dan Manado, telah terdapat peraturan yang mengatur
kecepatan rencana 15km per jam. Minimnya jarak sempadan sungai dimana bangunan diizinkan
antara bangunan dengan jalan serta belum adanya didirikan yaitu sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
peraturan daerah yang secara khusus mengatur meter dihitung dari tepi sungai, sedangkan sungai
garis sempadan bangunan dan garis sempadan bertanggul sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di
jalan. Garis sempadan bangunan adalah garis yang sebelah luar sepanjang kaki tanggul. Namun, pada
kenyataannya masih banyak bangunan memiliki
jarak yang sangat dekat terhadap sungai.
20
banjir serta turunnya persedian air tanah pada
C. Buffer zones: Memadukan buffer zones suatu kawasan. Berdasarkan survey pada kawasan
dengan sungai yang ada serta mempertahankan penelitian, dalam pembangunan bangunan baru
vegetasi eksisting ataupun bangunan eksisting tidak memperhatikan
1. Evaluasi Sampel, Hubungan Terhadap ataupun mempertimbangkan ruang untuk
Kebijakan dan Analisa berdasarkan Konsep permeable pavement dikarenakan minimnya lahan
Water Sensitive Urban Design pada kawasan tersebut sehingga masyarakat sekitar
Vegetasi yang telah banyak berkurang menggunakan lahan yang ditinngali sampai batas
akibat semakin luasnya kawasan terbangun dapat maksimalnya sehingga jarak antar bangunan
menjadi salah satu penyebab tingginya volume air menjadi terlalu sempit, mengurangi nilai estetika,
limpasan ketika hujan terjadi sehingga dapat dll.
berpotensi menyebabkan banjir. Hal ini dapat F. Air limpasan Perumahan : Air limpasan
dengan jelas terlihat pada contoh sampel 2 dimana pada perumahan sebisa mungkin diarahkan
pembangunan permukiman warga sehingga pada treatment area
mengurangi permukaan resapan air dan akibatnya
volume air limpasan yang tidak lagi dapat 1. Karakteristik dan Evaluasi Sampel
terinfiltrasi mengalir menuju permukiman yang Tidak tersedianya treatment area pada kawasan
berada dibawahnya dan dapat meningkatkan resiko penelitian baik dalam skala mikro
banjir. (rumah,warung,dll) maupun dalam skala makro
(kawasan) menyebabkan peningkatan volume
Sesuai dengan parameter tersebut, pada secara signifikan air limpasan pada kawasan
kawasan penelitian buffer zones terletak pada penelitian baik pada permukiman maupun pada
Kelurahan Kombos Barat dan merupakan salah aliran sungai sehingga menyebabkan resiko banjir
satu daerah resapan menurut Rencana Tata Ruang semakin meningkat ketika hujan terjadi. Melalui
Wiayah (RTRW) Kota Manado sehingga vegetasi survey berupa pengamatan pada kawasan
pada kawasan tersebut perlu terus dijaga agar penelitian beserta data berupa peta tutupan lahan,
proses infiltrasi pada kawasan tersebut tidak didapatkan hasil bahwa pada area permukiman
terganggu. Vegetasi pada kawasan buffer zones Ternate Tanjung serta Ternate Baru didominasi
tersebut juga berfungsi sebagai penahan sedimen oleh impermeable pavement sehingga air limpasan
tanah sehingga mencegah sedimen terbawa air yang tidak dapat menyerap ke dalam tanah. Air
limpasan ketika hujan terjadi dan memenuhi limpasan tersebut kemudian mengalir melalui
drainase pada kawasaan permukiman. drainase ataupun menggenang ketika hujan
D. Orientasi : Mengorintasikan Permukiman terjadi.Penyediaan treatment area pada kawasan
dengan Ruang Terbuka Publik penelitian berupa ponds, swales, buffer strip,
porous pavement, dan elemen lainnya dapat
1. Evaluasi Sampel, Hubungan Terhadap memperkecil volume air limpasan ketika hujan
Kebijakan dan Analisa berdasarkan Konsep terjadi dan memperkecil resiko bencana banjir
Water Sensitive Urban Design serta menjaga pasokan air bawah tanah.
Bangunan pada keempat sisi dari lapangan
olahraga kawasan penelitian, telah berorientasi Layout Jalan
pada ruang terbuka publik tersebut.. Namun, A. Penyalarasan Jalan : Memastikan bahwa
terdapat beberapa bangunan liar yang berfungsi jalan kolektor sejajar dengan kontur
sebagai warung maupun gudang pada sebagian 1. Kebijakan dan Analisa berdasarkan Konsep
besar sisi dari lapangan tersebut sehingga dapat Water Sensitive Urban Design
mengurangi estetika kawasan. Diperlukan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
penertiban oleh pemerintah setempat agar nantinya No 34 Tahun 2006 tentang Jalan pada Pasal 14 dan
fungsi dari pedestrian serta elemen yang nantinya pasal 18 ayat 1 mengenai persyaratan teknis jalan
akan direncakan dapat dijalankan dengan baik. menyebutkan bahwa jalan kolektor primer dan
Orientasi permukiman terhadap ruang terbuka jalan kolektor sekunder harus memiliki lebar
publik (RTP) belum diatur dalam kebijakan serta badan jalan palaing sedikit 9 (sembilan) meter.
belum dijelaskan secara mendetil pada guidelines Pada kawasan penelitian, Jalan Arie Lasut telah
WSUD. Peneliti memberikan rekomendasi berupa memiliki lebar 9m sehingga tergolong sebagai
penertiban bangunan liar sehingga orientasi pada jalan kolektor. Jalan Arie Lasut sendiri pada
RTP tidak menjadi terganggu dan meningkatkan kawasan penelitian telah terletak sejajar dengan
rekreasi pasif kontur yaitu mengikuti topografi dari bukit pada
Kelurahan Kombos Barat. Jalan yang sejajar
E. Mengurangi paving atau perkerasan dengan kontur dapat mengarahkan air limpasan
dengan lebih maksimal dibandingkan dengan jalan
1. Karktaristik Sampel yang tegak lurus ataupun yang memotong kontur.
Perkerasan baik berupa halaman rumah,
trotoar, tempat parkir dan masih banyak lagi dapat B. Akses : Memastikan akses dari bangunan ke
membuat air tidak dapat menyerap ke dalam tanah jalan utama mempunyai posisi yang tegak lurus
dan mengakibatkan meningkatnya resiko bencana terhadap kontur
21
1. Karakteristik Elemen Kecil dan Besar
Pada kawasan penelitian, akses dari bangunan ke 1.Karakteristik dan Evaluasi Sampel
jalan utama pada umumnya hanya berupa Sengkedan yang dipadukan dengan badan jalan
perkerasan bukan aspal baik dari semen maupun berfungsi untuk mengarahkan air limpasan pada
paving block dengan jarak 1-5m dari tepi jalan treatment area terdekat. Hal ini berfungsi seperti
utama sehingga parameter ini bersifat sebagai pada beberapa kasus hujan dengan intensitas yang
masukan ketika akan direncanakan pembuatan ekstrim dimana volume air limpasan tidak dapat
jalan akses dari bangunan menuju ke jalan utama. ditampung pada drainase yang tersedia sehingga
C. Mengurangi permukaan kedap air dapat meluap menuju badan jalan.Pada kawasan
(impermeable surface) penelitian, sengkedan telah terletak dengan jalan
utama pada kawasan ini yaitu Jalan Arie Lasut,
1. Karakteristik Elemen dan telah berfungsi dengan baik dalam menahan
Terdapat 2 poin utama dalam parameter ini yaitu : air limpasan serta pergerakan tanah. Menggunakan
1. Mengurangi panjang dan lebar jalan yang topografi untuk mengarahkan air limpasan melalui
mempunyai arus lalu lintas rendah terasering dan kelebihan air limpasan mengalir
2. Merancang jaringan jalan yang lebih menuju Buffer Strip maupun diarahkan melalui
pendek; dan badan jalan pada treatment area lainnya.
Poin pertama, yaitu mengurangi panjang dan lebar Layout Streetscape (Ruang Milik Jalan)
jalan yang mempunyai arus lalu lintas rendah A. Mengurangi area perkerasan
berfungsi untuk mengurangi area perkerasan jalan
berupa aspal agar dapat meminimalisir volume air 1. Kebijakan dan Analisa Berdasarkan Konsep
limpasan yang menggenang ketika hujan terjadi Water Sensitive Urban Design
serta memaksimalkan volume air limpasan yang Berbagai cara dapat dilakukan untuk
dapat terifiltrasi ke dalam tanah. mengurangi area perkerasan khususnya pada
Poin kedua, yaitu merancang jaringan jalan yang streetscape :
lebih pendek dengan fungsi untuk mengurangi area 1. Mengurangi lebar area perkerasan
perkerasan kedap air (impermeable paving) dengan 2. Menggabungkan pedestrian di salah satu
cara meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam sisi jalan saja;
perancangan jaringan jalan baru. Dengan 3. Menggunakan jalan masuk bersama
mendorong pengurangan area perkerasan kedap air,
volume air limpasan yang tergenang pada saat Penggabungan pedestrian pada satu sisi jalan juga
banjir dapat ditekan diatur dalam standar Permen PU Nomor :
03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan,
D. Detensi Pada Pinggiran Jalan Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana Jaringan
1. Karakteristik Sampel dan Analisa Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan. Ruas pejalan
berdasarkan konsep Water Sensitive Urban kaki di sisi jalan merupakan ruas pejalan kaki
Design yang berada di tepi jalan hingga tepi terluar
Kondisi eksisting keadaan elemen detensi pada kavling/persil baik yang ditinggikan maupun tidak
pinggiran jalan pada kawasan penelitian telah B. Filtrasi dan Detensi Lokal
dilengkapi vegetasi berupa jalur hijau jalan pada 1. Kebijakan dan Analisa Berdasarkan Konsep
beberapa tempat yang telah dibahas sebelumnya Water Sensitive Urban Design
pada komponen ruang terbuka publik dengan Parameter berikut memadukan saluran resapan air
parameter Buffer Strip sebanyak 6 sampel. serta parit filtrasi sebagai salah satu cara
Selain Buffer Strip sarana detensi lain menangani air limpasan pada saat kondisi
sangat diperlukan untuk menunjang proses hujan/badai ekstrim terjadi khususnya pada
infiltrasi maupun conveyance air limpasan. Salah streetscape. Selain untuk menahan air limpasan,
satunya ada menggunakan dry detention pond dan saluran resapan air serta parit filtrasi berfungsi
wet detention pond pada pinggiran jalan serta area untuk menyaring air limpasan dari polusi ke dalam
lain yang memungkinkan. Detention pond (kering) tanah. Peningkatan elemen filtrasi dan detensi
adalah cekungan penyimpanan air pada yang lokal mejadi salah satu rekomendasi peneliti dalam
terletak di permukaan tanah dan berfungsi untuk parameter ini,
limpasan darurat. Sementara air yang dialirkan di C. Daur ulang air limpasan : Menggunakan air
kolam, partikel yang dibawa oleh air limpasan limpasan untuk irigasi vegetasi lokal
menetap di dalam kolam. Air kemudian perlahan-
lahan di infiltrasi atau dikeringkan atau dialihkan Karena tidak tersedianya treatment area air
ke dalam sistem angkut lainnya. Sistem kolam ini limpasan pada kawasan penelitian yang dapat
biasanya kering sampai periode hujan lebat tiba. mendaur ulang air limpasan yang tertampung,
Detention pond (Basah) berfungsi untuk maka irigasi vegetasi lokal sangat bergantung
menyimpan dan menahan air. kepada cuaca. Vegetasi berupa ruang terbuka hijau
baik pada jalur hijau jalan, jalur hijau sungai,
E. Aliran Air Limpasan dengan Intensitas maupun ruang terbuka publik menyerap air
22
didalam tanah yang banyak tersedia ketika hujan Water Sensitive Urban Design
terjadi. Dengan memiliki treatment area yang Pada komponen ini, pembahasan lebih
dapat mendaur ulang air limpasan, irigasi pada berfokus pada area parkir pada kawasan komersial
vegetasi khususnya yang pada ruang milik jalan yang menjadi salah satu “generator” air limpasan
dapat dimaksimalkan sehingga tidak hanya pada area komersial. Komponen ini berfokus
bergantung pada cuaca. Penyediaan treatment area kepada 4 parameter yaitu :
air limpasan juga selain dapat berfungsi untuk
irigasi vegetasi lokal juga memasok air ketika Perkerasan Berpori, Detensi dan Penyimpanan
musim kemarau terjadi ke permukiman sekitar pada Lahan Parkir untuk Mobil. Infiltrasi , dan
serta menyediakan kebutuhan air bagi kawasan Landscape
industri dan komersial. Berdasarkan parameter diatas, peneliti
memberikan rekomendasi untuk Kawasan Industri
Layout Kawasan Industri dan Komersial dan Komersial khususnya pada area parkir yaitu
1. Karakteristik dan Evaluasi Sampel pembuatan cekungan detensi berupa parit infiltrasi
Berdasarkan hasil pengamatan serta pengambilan maupun biopori guna infiltrasi yang dipadukan
sampel, didapati bahwa beberapa dengan vegetasi eksisting.
area komersial pada kawasan penelitian belum

Gambar 4 Peta Rencana Zonasi Elemen Permukiman

Gambar 5. Peta Rencana Zonasi Elemen Layout Jalan


mempunyai sarana detensi serta infiltrasi yang
memadai sehinnga merupakan salah satu generator
air limpasan yang cukup signifikan ketika hujan
terjadi. Hal ini diperburuk oleh kondisi perkerasan
yang tidak memungkinkan air untuk dapat
meresap/terinfiltrasi kedalam tanah. Vegetasi yang
kurang memadai juga mengurangi tingkat
kenyamanan pengunjung pada beberapa area
komersial ini. Pembuatan parit-parit infiltrasi
sangat dibutuhkan pada area-area tersebut
sehingga volume air limpasan pada saat hujan
terjadi dapat dikontrol sehingga dapat
meminimalisir potensi terjadinya banjir.
2. Kebijakan dan Analisa Berdasarkan Konsep
23
Gambar 6. Peta Rencana Zonasi Elemen Layout Streetscape Gambar 7. Peta Rencana Zonasi Elemen Area Parkitr
Kawasan Industri dan Komersial

REKOMENDASI
Tabel 3. Rekomendasi Komponen WSUD

No Elemen/Rekomendasi Lokasi 6 Treatment Area air


Kawasan Penelitian
JARINGAN RUANG TERBUKA PUBLIK limpasan perumahan
Sempadan Sungai Kawasan LAYOUT JALAN
Masukan bagi
Penelitian (Ternate Baru, Penyalasaran Jalan dan
Buffer Strip 1 pengembangan Jalan
1 Kontur
Ternate Tanjung, Ketang Baru
Akses Bangunan ke Jalan
Baru) 2 Kawasan Penelitian
Utama
Sempadan Sungai Kawasan Jaringan Jalan yang lebih
Kolam pendek dan pengurangan
Penelitian (Ternate Baru, 3 luas dan lebar jalan (pada Kawasan Penelitian
2 Retensi/Detensi pada
Ternate Tanjung, Ketang tingkat arus lalu lintas
Sempadan Sungai rendah)
Baru)
Dry/Wet Detention Ponds Sempadan Jalan
4
Kolam Kawasan Penelitian
Ternate Baru, Ketang Baru, Pemaduan Sengkedan
3 Retensi/Detensi pada Sengkedan sepanjang
dan Ternate Tanjung 5 untuk mengalirkan air
Jln. Arie Lasut
Ruang Terbuka Publik limpasan
LAYOUT STREETSCAPE
Penggunaan Koridor
Pedestrian pada Satu sisi Pedestrian Kawasan
1
Drainase untuk jalan Penelitian
4 DrainaseKawasanPenelitian Pedestrian Kawasan
mengarahkan air
2 Parit Infiltrasi Penelitian, Median
limpasan pada Ponds Jalan (jika ada)
Sengkedan sepanjang
Integrasi antara Nodes Ternate Baru dan Ketang 3 Green Roofs
Jln. Arie Lasut
5
dan RTP Baru AREA PARKIR KAWASAN INDUSTRI DAN
Mempertahankan KOMERSIAL
6 Kawasan Penelitian 1 Porous Pavement Lahan Paarkir
Drainase Alami 2 Cekungan Detesni Kawasan Industri dan
Komersial Area
LAYOUT PERUMAHAN/PERMUKIMAN 3 Parit Infiltrasi
Penelitian
Lapangan Olahraga
Baru (Teritegrasi
1 Ternate Tanjung
dengan Kolam Berdasarkan ke 5 komponen tersebut, maka
Retensi/ Detensi)
dihasilkan sebuah Peta Grand Design sebagai
output terakhir pada kawasan penelitian yang
2 Setbacks Kawasan Penelitian
menggabungkan elemen dari komponen-
Kombos Barat dan Ternate komponen yang telah dibahas sebelumnya menjadi
3 Buffer Zones
Baru sebuah peta sebagai berikut :
Orientasi Permukiman
4 Ternate Baru, Ketang Baru
pada RTP

5 Porous Pavement Kawasan Penelitian

24
Gambar 8. Peta Grand Design Komponen WSUD
panduan teknikal WSUD serta dipadukan dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai jalan,
PENUTUP pedestrian, dll. Output yang dihasilkan berupa
rencana zonasi elemen-elemenpada komponen
KESIMPULAN WSUD serta berbagai masukan seperti jarak
setbacks, penggunaan porous pavement, dan
1. Setelah diidentifikasi pada tahapan pra survey, berbagai masukan lainnya yang disajikan dalam
didapati berbagai elemen eksisting WSUD bentuk Peta Zonasi untuk setiap komponen yang
yang berada di pada Kecamatan Singkil berisi elemen-elemen yang dapat direncanakan
khususnya pada kawasan penelitian yaitu : pada kawasan penelitian berdasarkan parameter
dari komponen tersebut. Kelima Peta Zonasi
a. Jaringan RTP:
tersebut kemudian digabungkan menjadi sebuah
• Jalur Hijau Jalan, Jalur Hijau Sungai, Tempat
Peta Grand Design untuk menunjukan integrasi
Bermain, Lapangan Olahraga, Nodes,
antar kelima komponen tersebut dalam satu peta.
Jalur/Saluran Drainase, Sungai dan Anak
Sungai. DAFTAR PUSTAKA
b. Layout Perumahan :
• Ketersediaan lahn untuk RTP, Tempat CSIRO.1999. Urban Stormwater Best
Bermain, Lapangan Olahraga, Sempadan Practice Environmental Management Guidelines.
Bangunan, Vegetasi Kawasan, Orientasi Victoria: CSIRO PUBLISHING
Bangunan pada RTP, Jaringan Drainase Direktorat Jendral Penataan Ruang,
Permukiman, Talang Air Bangunan Departemen Pekerjaan Umum, 2014.Permen PU
c. Layout Jalan : Nomor : 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman
• Jalan, Sengkedan/Terasering Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan
d. Layout Streetscape : Prasarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan
• Pedestrian Jalan, Jaringan Irigasi RTH Lokal Perkotaan
e. Layout Kawasan Industri dan Komersial : Direktorat Jendral Penataan Ruang,
• Lahan Parkir pada Kawasan Komersial Departemen Pekerjaan Umum,2009 . Permen PU
NO.12/PRT/M 2009 tentang Pedoman Penyediaan
Dari hasil evaluasi, didapati berbagai kondisi
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di
beragam dari elemen – elemen tersebut mulai
Wilayah Kota/K awasaan Perkotaan, Direktorat
dari kondisi, luasan, karakteristik, potensi,
Penataan Ruang Nasional,
masalah, dan ketersediaan yang beragam dari
Kodoatie, Robert J. 2013. Rekayasa dan
setiap sampel tersebut dan menjadi pengantar
Manajemen Banjir Kota. Yogyakarta : ANDI.
bagi analisis berdasarkan karakteristik elemen
Lokita, Aurora .2011. Adaptasi Konsep
tersebut serta kebijakan dan guidelines WSUD
Water Sensitive Urban Design (WSUD) di
yang digunakan peneliti.
Kawasan Cagar Budaya Kota Lama Semarang.
Cimahi : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
2. Perencanaan komponen WSUD pada kawasan
Warouw, Fela. Dkk. 2015. Pendekatan
penelitian bervariasi terhadap setiap kondisi
Konsep Water Sensitive Urban Design dalam
eksisting yang ada serta mengikuti berbagai
standar baik standar dari Penataan Ruang Permukiman di Kota Manado.
Universitas Sam Ratulangi

25

Anda mungkin juga menyukai