2019
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRobbi‘Alamin segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I
SKENARIO ....................................................................................................................... 1
BAB II
BAB III
PROBLEM .......................................................................................................................... 3
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
HIPOTESIS AWAL
BAB VI
BAB VII
BAB IX
BAB X
SKENARIO 3
Bu Tina usia 42 tahun dibawa suaminya ke Puskesmas dengan keluhan bicara pelo sejak 2 hari
yang lalu.Diketahui ada riwayat tekanan darah tinggi tetapi tidak teratur minum obat. Keluhan
juga disertai pusing kepala dan kelumpuhan pada sisi anggota tubuh sebelah kanan (hemiplegia).
Pada anggota sisi tubuh sebelah kiri normal.
A. Apa yang menyebabkan Bicara Pelo dan Hemiplegia dextra pada Bu Tina?
B. Bagaimana bisa penyakit ini timbul ?
C. Bagaimana diagnosa dari penyakit Bu Tina?
D. Bagaimana prinsip panatalaksanaan pada kasus ini ?
E. Dapatkah penyakit ini dicegah?
BAB IV
PEMBAHASAN
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua hemisfer. Hemisfer kanan
berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kiri dan hemisfer kiri berfungsi untuk
mengontrol bagian tubuh sebelah kanan. Masing-masing hemisfer terdiri dari empat
lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai
parit disebut sulkus. Keempat lobus tersebut masing-masing adalah lobus frontal, lobus
parietal, lobus oksipital dan lobus temporal (CDC, 2004). a. Lobus parietal merupakan
lobus yang berada di bagian tengah serebrum. Lobus parietal bagian depan dibatasi oleh
sulkus sentralis dan bagian belakang oleh garis yang ditarik dari sulkus parieto-oksipital
ke ujung posterior sulkus lateralis (Sylvian). Daerah ini berfungsi untuk menerima impuls
dari serabut saraf sensorik thalamus yang berkaitan dengan segala bentuk sensasi dan
mengenali segala jenis rangsangan somatik (Ellis, 2006). b. Lobus frontal merupakan
bagian lobus yang ada di bagian paling depan dari serebrum. Lobus ini mencakup semua
korteks anterior sulkus sentral dari Rolando. Pada daerah ini terdapat area motorik untuk
mengontrol gerakan otot-otot, gerakan bola mata; area broca sebagai pusat bicara; dan
area prefrontal (area asosiasi) yang mengontrol aktivitas intelektual (Ellis, 2006). c.
Lobus temporal berada di bagian bawah dan dipisahkan dari lobus oksipital oleh garis
yang ditarik secara vertikal ke bawah dari ujung atas sulkus lateral. Lobus temporal
berperan penting dalam kemampuan 10 pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa
dalam bentuk suara (Ellis, 2006). d. Lobus oksipital berada di belakang lobus parietal dan
lobus temporal. Lobus ini berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan
manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata
(Ellis, 2006). Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi
beberapa area yang punya fungsi masing-masing Fisiologi .
Patofisiologi
Patofisiologi Afasia terjadi akibat kerusakan pada area pengaturan bahasa di otak. Pada
manusia, fungsi pengaturan bahasa mengalami lateralisasi ke hemisfer kiri otak pada 96-
99% orang yang dominan tangan kanan ( kinan ) dan 60% orang yang dominan tangan
kiri (kidal). Pada pasien yang menderita afasia, sebagian besar lesi terletak pada hemisfer
kiri. Afasia paling sering muncul akibat stroke, cedera kepala, tumor otak, atau penyakit
degeneratif. Kerusakan ini terletak pada bagian otak yang mengatur kemampuan
berbahasa, yaitu area Broca dan area Wernicke. Area Broca atau area 44 dan 45
Broadmann, bertanggung jawab atas pelaksanaan motorik berbicara. Lesi pada area ini
akan mengakibatkan kersulitan dalam artikulasi tetapi penderita bisa memahami bahasa
dan tulisan. Area Wernicke atau area 41 dan 42 Broadmann, merupakan area sensorik
penerima untuk impuls pendengaran. Lesi pada area ini akan mengakibatkan penurunan
hebat kemampuan memahami serta mengerti suatu bahasa. Secara umum afasia muncul
akibat lesi pada kedua area pengaturan bahasa di atas. Selain itu lesi pada area
disekitarnya juga dapat menyebabkan afasia transkortikal. Afasia juga dapat muncul
akibat lesi pada fasikulus arkuatus, yaitu penghubung antara area Broca dan area
Wernicke. KLASIFIKASI Dasar untuk mengklasifikasi afasia beragam, diantaranya ada
yang mendasarkan kepada: Manifestasi klinik Distribusi anatomi dari lesi yang
bertanggung jawab bagi defek Gabungan pendekatan manifestasi klinik dengan lesi
anatomik 2 .
Patomekanisme
Bentuk afasia ini dinamai dari nama penemu bagian otak yang bertanggung jawab dalam
memproduksi ujaran. Afasia Broca sering disebut “afasia motorik” untuk menekankan produksi
bahasa yang terganggu (seperti berbicara) sementara aspek berbahasa lainnya tidak mengalami
masalah. Pada stroke, kerusakan di bagian broca merupakan dampak dari terganggunya aliran
darah melalui pembuluh darah yang mensuplai bagian ini dengan oksigen dan nutrisi.
Umumnya, afasia broca mencegah seseorang dari membentuk kata atau kalimat yang jelas,
namun mereka masih memahami apa yang orang lain bicarakan. Seringnya, penderita afasia
merasa frustrasi karena mereka tidak bisa menyampaikan pikiran mereka ke dalam kata-kata.
Beberapa penderita afasia bisa mengatakan beberapa kata, yang mereka gunakan untuk
berkomunikasi dalam jenis karakteristik ujaran dikenal sebagai ujaran telegrafik.
2). Stroke infark
Stroke yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak
sehingga bagian otak tersebut mengalami infark. Penyebabnya paling sering berupa
sumbatan pembuluh darah oleh trombus atau emboli.
a. Afasia Broca
Bicara tidak lancar
Tampak sulit memulai bicara
Kalimatnya pendek
Repetisi buruk
Kemampuan menamai buruk (anomia)
Pemahaman lumayan
Gramatika bahasa kurang, tidak kompleks
b. Stroke infark
• Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi
tubuh
• Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
• Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
• Penglihatan ganda
• Pusing
• Bicara tidak jelas (rero)
• Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
• Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
• Pergerakan yang tidak biasa
• Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
• Ketidakseimbangan dan terjatuh
• Pingsan.
Vital Sign
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 37oC
RR : 22 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Tensi : 180/100 mmHg
GCS (Glasgow Coma Scale) : 455
Inspeksi (LOOK)
- Susah Bicara & Pelo
- Kelumpuhan sisi Kanan Anggota Tubuh
- Tidak bisa Jalan
-
Palpasi (FEEL)
- Tidak ada nyeri tekan
- Kekuatan Motorik sisi ekstremitas superior dan inferior kanan menurun
Perkusi
- Thorax dan abdomen normal
Auskultasi
- Thorax dan abdomen normal
HIPOTESIS AWAL
Berdasarkan gejala klinis pasien didapat hipotesis awal yang terdiri dari kemungkinan penyakit
pada pasien yaitu :
1. Afasia Motorik
2. Stroke Infark
BAB VI
ANAMNESIS
Usia : 42 tahun
Status : Sudah menikah
4. Riwayat Obat-obatan
- Tidak teratur minum obat penurun darah tinggi
5. Riwayat Sosial
Suka minum kopi dan makan rasa asin
Vital sign
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 37oC
RR : 22 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Tensi : 180/100 mmHg
GCS (Glasgow Coma Scale) : 455
Inpeksi(LOOK)
- Susah Bicara & Pelo
- Kelumpuhan sisi Kanan Anggota Tubuh
- Tidak bisa Jalan
Palpasi (FEEL)
- Tidak ada nyeri tekan
- Kekuatan Motorik sisi ekstremitas superior dan inferior kanan menurun
Perkusi
- Thorax dan abdomen normal
Auskultasi
- Thorax dan abdomen normal
d. Pemeriksaan analisa gas darah juga perlu dilakukan untuk mendeteksi asidosis
metabolik. Hipoksia dan hiperkapnia juga menyebabkan gangguan neurologis.
Prothrombin time (PT) dan activated partial thromboplastin time (aPTT) digunakan untuk
menilai aktivasi koagulasi serta monitoring terapi. Dari pemeriksaan hematologi lengkap
dapat diperoleh data tentang kadar hemoglobin, nilai hematokrit, jumlah eritrosit,
leukosit, dan trombosit serta morfologi sel darah. Polisitemia vara, anemia sel sabit, dan
trombositemia esensial adalah kelainan sel darah yang dapat menyebabkan stroke
BAB VII
Hipotesa akhir
Keluhan yang disertai pusing kepala dan kelumpuhan pada sisi anggota tubuh sebelah
kanan (hemiplegia ) Di antara beberapa faktor yang menyebabkan kelumpuhan pada sisi
tubuh bagian kanan adalah stroke infrak yaitu penyebabnya adalah kerusakan otak akibat
gangguan suplay darah ke salah satu bagian otak sehingga bagian otak tersebut
mengalami infark. Penyebabnya paling sering berupa sumbatan pembuluh darah oleh
trombus atau emboli.
BAB VIII
Mekanisme diagnosis
Komplikasi : STROKE
sereberal
pengetahuan
Kelemahan
Dimodifikasi dari (Doenges, Moorhoose, Geissler, 2000) dan (Tucker, Susan , Martin,1998).
BAB IX
9.1 Penatalaksanaan
1. Obat-obatan stroke
Obat-obatan ini dapat disuntikkan melalui tube tipis (kateter) ke pembuluh darah Anda. Obat
yang paling umum digunakan untuk mengobati stroke adalah tissue plasminogen
activator (TPA). Obat ini membantu mengurai penyumbatan yang terjadi di otak. Obat lainnya
yang diminum dan mungkin digunakan untuk mengencerkan darah dan mengurangi risiko stroke
ulang di masa depan adalah clopidogrel dan warfarin. Statin juga telah terbukti mengurangi
insiden terjadinya stroke.
2. Kraniotomi dekompresi
Stroke yang parah dapat menyebabkan pembengkakan yang serius pada otak. Intervensi melalui
operasi harus dilakukan jika obat-obatan tidak dapat mengurangi pembengkakan ini. Tujuan dari
kraniotomi dekompresi adalah untuk mencegah tekanan di dalam tengkorak membesar sampai
tingkat yang membahayakan.
Pencegahan pasca-stroke umumnya fokus pada peningkatan kesehatan jantung. Ini berarti
menurunkan tekanan darah atau mengelola kolesterol dan asam lemak (lipid) dengan lebih baik.
Gaya hidup seperti olahraga teratur, diet sehat, dan obat-obatan.
adanya keluhan pusing kaepala dan kelumpuhan pada sisi anggota tubuh sebelah kanan Tindakan
medis yang dilakukan pada penderita stroke ini meliputi :
Pertimbangan untuk melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di daerah superficial
(lobar) hemisfer serebri atau perdarahan sereberal. Penentuan waktu untuk operasi masih
bersifat kontroversial. Berdasarkan data mortalitas pasca operasi, disimpulkan bahwa waktu
untuk operasi adalah antara 7-9 pasca perdarahan. Tindakan operasi segera setelah terjadi
perdarahan merupakan tindakan berbahaya karena terjadinya retraksi otak yang dalam
keadaan membengkak. Sementara itu tindakan operasi yang dini dapat menimbulkan
komplikasi iskemi otak.
2.6.2. Tindakan Konservatif
Komplikasi penyakit
1. Membuat catatan tentang obat, kegiatan, dan kemajuan yang telah dilakukan pasien pasca
stroke.
2. Memotivasi pasien pasca stroke diantaranya adalah dengan memberi obat secara teratur.
Jangan menghentikan dan mengubah dosis obat tanpa petunjuk dokter.
3. Membantu kebutuhan pasien, perbaiki kondisi fisik dengan latihan teratur di rumah,
memotivasi pasien agar tetap bersemangat dalam latihan terapi fisik, memeriksa tekanan
darah secara teratur, dan lainnya
4. Meminta bantuan layanan perawatan kesehatan untuk perawatan atau terapi (fisioterapi,
okupasi, dan bicara) setelah keluar dari rumah sakit.
10.4 Pencegahan Penyakit
Pencegahan pasca-stroke umumnya fokus pada peningkatan kesehatan jantung. Ini berarti
menurunkan tekanan darah atau mengelola kolesterol dan asam lemak (lipid) dengan lebih baik.
Gaya hidup seperti olahraga teratur, diet sehat, dan obat-obatan.
BAB XI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari data yang kami diskusikan, kami dapat menyimpulkan bahwa kelumpuhan pada sisi
anggota tubuh sebelah kanan Bu Tina disebabkan oleh adanya ke rusakan otak akibat gangguan
suplay darah ke salah satu bagian otak sehingga bagian otak tersebut mengalami infark.
Penyebabnya paling sering berupa sumbatan pembuluh darah oleh trombus atau emboli.
DAFTAR PUSTAKA
- Hasan. 2009. Stroke Infark & Implikasinya. (Diakses pada 10 mei 2019 dalam
https://drhasan.wordpress.com/2009/01/30/stroke-infark-implikasinya/ )
- Dr. Iskandar Japardi. 2002. Patogenesis Stroke Infark Kardioemboli. (diakses pada 10
Mei 2019 dalam http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi33.pdf )
- Alway, D, 2009. Esensial Stroke untuk Layanan Primer. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30235/chapter%20II.pdf;jsession
id=FDDBBF29846F3263CE06673535F56AFB?sequence=3 )