Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MAKALAH MANAGEMEN KEBENCNAAN


“PENANGGULANGAN PRE BENCANA BANJIR”

Disusun Oleh :

1. Arif Hidayat (09018020)


2. Luxpetrus Agustian S (09018031)
3. Rahmat Fauzi Juliansyah (09018030)
4. Wiatmo Junianto (09018032)

TANRI ABENG UNIVERSITY


SCHOOL OF ENGINEERING AND TECHNOLOGY
CIVIL ENGINEERING
JAKARTA
2019

1
DAFTAR HALAMAN

Cover ………………………………………………………………………………………... 1
Daftar Halaman …………………………………………………………………....………. 2
Bab I (Pendahuluan) …………………………………………………………………….… 3
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….... 3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat …………………………………………………………... 3
Bab II (Pembahasan) ……………………………………………………………………… 4
2.1 Pengertian Terowongan …………………………………………………….... 4
2.2 Metode Konstruksi Dalam Pembuatan Terowongan ……………………... 4
2.3 New Austrian Tunneling Method (NATM) …………………………….…….. 4
2.4 Shotcrete (Penyangga Sementara) …………………………………………. 5
2.5 Mesh Kawat (Wiremash)…………………………………………………….... 7
2.6 Steel Rib ……………………………………………………………………….. 7
2.7 Rockbolt …………………………………………………………………….….. 7
2.8 Grouting ………………………………………………………………………… 7
2.9 Proyek Yang Menggunakan Metode NATM ……………………………….. 8
Bab III (Kesimpulan Dan Saran) …………………………………...…………...……..… 9
Daftar Pustaka …………………………………………………...………….…………… 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Penduduk Indonesia pun hidup nyaman selama bertahun-tahun. Hal ini
disebabkan iklim di Indonesia sangat bersahabat. Hampir tidak ada tanah di
Indonesia yang tanpa ditumbuhi pepohonan. Indonesia beriklim tropis
dengan curah hujan yang tinggi. Sinar matahari pun sampai ke wilayah Indonesia
sepanjang tahun. Di Indonesia terjadi berbagai peristiwa alam. Peristiwa-peristiwa
alam terjadi akibat pengaruh alam.
Peristiwa alam adalah peristiwa yang terjadi karena pengaruh yang ditimbulkan oleh
alam itu sendiri. Peristiwa alam dapat bersifat merugikan dan membahayakan. Akan
tetapi, dapat pula tidak membahayakan. Contoh peristiwa alam yang
membahayakan adalah banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin topan,
dan tanah longsor. Peristiwa alam yang tidak membahayakan misalnya
pergantian musim, terbentuknya embun, dan pelangi.
Salah satu peristiwa alam yang merugikan manusia dan sering terjadi di
Indonesia adalah banjir. Banjir adalah peristiwa alam yang bisa dikategorikan
sebagai sebuah bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Banjir merupakan bencana yang sudah menjadi ”langganan” bagi beberapa
wilayah di Indonesia. Bahkan, di ibu kota Jakarta setiap tahun terjadi bencana ini.
Selain disebabkan oleh faktor alam, banjir juga disebabkan ulah manusia.
Pembangunan gedung, penebangan pohon, dan penyempitan sungai merupakan
contoh ulah manusia yang menjadi penyebab banjir

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang tertera di atas saya menyertakan beberapa masalah
yang mewakili penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bencana banjir?
2. Apa yang menjadi penyebab banjir di Indonesia?
3. Apa saja dampak bencana banjir yang terjadi di Indonesia?
4. Bagaimana cara mengatasi bencana banjir di Indonesia?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian bencana banjir.
2. Menjelaskan penyebab banjir di Indonesia.
3. Menjelaskan dampak bencana banjir yang terjadi di Indonesia.
4. Menjelaskan cara mengatasi bencana banjir di Indonesia.

Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :


a.Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai metode konstruksi
terowongan khususnya metode New Austrian Tunnel Method (NATM).

b.Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai metode
konstruksi terowongan khususnya metode New Austrian Tunnel Method (NATM).

BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1 PENGERTIAN TEROWONGAN
Menurut Raharjo (2004) bahwa terowongan transportasi bawah kota
merupakan grup tersendiri diantara terowongan lalu –lintas, dapat berupa
terowongan kereta api maupun terowongan jalan raya. Dalam tahap konstruksinya,
terowongan memerlukan pengawasan yang lebih, karena adanya sedikit kesalahan
metode atau sequence of work dapat mengakibatkan keruntuhan tunnel.
Pelaksanaan galian terowongan dapat dikerjakan dengan bantuan alat seperti alat
berat (excavator dengan perlengkapan-perlengkapan clampshell, backhoe, shovel,
dan juga crawler loader), sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu relatif
cepat dan memperkecil kemungkinan runtuh.

2.2 METODE KONSTRUKSI DALAM PEMBUATAN TEROWONGAN


Ada beragam metode konstruksi yang sering digunakan dalam pembuatan
terowongan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Cut and Cover System
b. Pipe Jacking System (Micro Tunneling)
c. Tunneling Bor Machine (TBM)
d. New Austrian Tunneling Method (NATM)
e. Immersed – Tube Tunneling System
Kali ini kami membahas hanya pada point (d) yakni pada New Austian Tunneling
Method (NATM).

2.3 NEW AUSTRIAN TUNNELING METHOD (NATM)


Sebelum ditemukan metode New Austrian Tunneling Method (NATM) ini,
digunakkan kayu dan rangka baja sebagai konstruksi penyangga sementara atau
yang dikenal sebagai metode konvensional (klasik).

Kelemahaan dari konstruksi kayu tersebut menurut Prof. LV. Rabcewicz dalam
bukunya NATM adalah bahwa kayu khususnya dalam keadaan lembab akan sangat
mudah mengalami keruntuhan. Akibatnya merenggangnya batuan pada waktu
penggalian, sering kali menyebabkan penurunan bagian atas terowongan. Meskipun
baja memiliki sifat fisik yang lebih baik, efisiensi kerja busur baja sangat tergantung
dari kualitas penganjalan (kontak baja dan batuan).

New Austrian Tunneling Method (NATM) adalah metode popular modern


terowongan desain dan konstruksi. Teknik ini pertama kali mendapat perhatian di
tahun 1960-an berdasarkan karya Ladislaus von Rabcewicz , Leopold Muller , dan
Franz Pacher antara tahun 1957 dan 1965 di Austria.

Perbedaan mendasar antara metode tunneling baru ini, yang bertentangan


dengan metode sebelumnya, berasal dari keuntungan ekonomi yang tersedia
dengan memanfaatkan kekuatan geologis yang melekat yang tersedia di sekitar
4
massa batuan untuk menstabilkan terowongan.

New Austrian Tunneling Method (NATM) merupakan sistem pembuatan tunnel


yang menggunakan shotcrete (beton yang disemprot) dan rock bolt sebagai
penyangga sementara tunnel sebelum lining concrete yang memiliki gagasan utama
menggunakan massa batuan di sekitarnya untuk menstabilkan terowongan itu
sendiri. Penggunaan rock bolting dan shotcreting dalam pembuatan terowongan
telah lama diperkenalkan. Metode penyangga dan perlindungan permukaan (support
dan surface protection) tersebut diatas dianggap sebagai tindakan yang penting,
khususnya pada pada batuan lunak dan tanah. Kelebihan metode ini dapat
ditunjukkan dengan membandingkan mekanika batuan yang dilapisi dengan
shotcrete dengan batuan yang tidak di shotcrete. Kelebihan lain dari shotcrete
adalah interaksinya dengan batuan sekeliling. Suatu lapisan shotcrete yang
diberikan pada permukaan batuan yang baru saja digali akan membentuk
permukaan keras dan dengan demikian batuan yang keras ditransformasikan
menjadi suatu permukaan yang stabil dan keras. Oleh karena itu NATM sangat
cocok digunakan di wilayah Indonesia.

2.4 SHOTCRETE
Perbedaan antara shotcrete dan beton cor bukanlah kekuatan produk akhir
melainkan proses penempatannya. Dalam tunneling, shotcrete diterapkan untuk
menutup permukaan yang terbuka akibat pengeboran dan untuk mendukung
rongga. Karakteristik shotcrete hampir sama dengan beton biasa. Namun, modulus
Young agak lebih rendah dari pada beton konvensional.

Sampai usia 28 hari kekakuan dan kekuatan shotcrete berkembang seperti


pada beton cor. Setelah itu, dengan kelembaban yang cukup, kekuatannya
meningkat karena pasca hidrasi. Sampai usia dua tahun itu meningkat sekitar 50%.
Kekuatan beton penyemprotan cepat meningkat seiring waktu dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1 Peningkatan Kekuatan Shotcrete terhadap Waktu

Shotcreting adalah pekerjaan yang dilaksanakan segera setelah scalling.


Tujuan dilakukkan shotcreting adalah :
a. Sebagai konstruksi penyangga sementara tunnel sebelum di lining 5
concrete (temporary support).
b. Mencegah loosening.
c. Mentransformasi batu yang kurang bagus/keras menjadi batu keras.
d. Melindungi terhadap kerapuhan batuan akibat perubahan suhu/cuaca.

Shotcrete merupakan campuran antara semen, pasir, dan air, ditambah calcium
clorida (Cacl2).
Ada 2 tipe shotcrete, yaitu :
a. Shotcrete campuran kering (dry-mix shotcrete)
Campuran kering: semen kering dan agregat diangkut secara pneumatik, dan air
ditambahkan pada nosel (Gambar 1).

Gambar 1 Sketsa sistem shotcrete dry mix


(Dimitrios Kolymbas dalam Tunneling and Tunnel Mechanics, 2016)

Keuntungan dari campuran kering adalah sebagai berikut :


1. Mesin lebih kecil dan lebih murah
2. Menurunkan biaya pembersihan dan perawatan
3. Berhenti dan memulai kembali shotcreting lebih sederhana
4. Jarak semprot yang jauh
5. Beton lebih baik
6. Komposisi air dapat dikurangi saat diaplikasikan pada tanah basah

b. Shotcrete campuran basah (wet-mix shotcrete)


Campuran basah: beton campuran siap dipompa ke nosel digerakkan oleh
udara bertekanan. Karena bertambahnya berat nosel, campuran basah lebih
baik disemprot dengan Mesin.

Keuntungan dari campuran basah adalah sebagai berikut :


1. Mengurangi produksi debu
2. Mengurangi pantulan material
3. Mengurangi penyebaran beton
4. Kapasitas yang lebih tinggi

2.5 MESH KAWAT (WIREMASH)


Mesh kawat yang sering digunakan adalah chailink mesh dan weld mesh. 6
Chailink mesh digunakan pada permukaan karena kuat dan fleksibel, sedangkan
weld mesh terdiri atas kabel baja yang diatur dengan pola segiempat atau bujur
sangkar dan disambung dengan cara dipatri pada titik- titik perpotongnya, serta
memperkuat beton tembak dan lebih kaku.

2.6 STEEL RIB


Steel rib merupakan salah satu jenis penyangga konstruksi terowongan yang
terbuat dari baja. Tipe steel rib dapat dilihat dalam Gambar 2 (Singh dan Rajnish,
2006).
Gambar 2 Tipe Steel Rib
(Sumber: Singh dan Rajnish, 2006)

2.7 ROCKBOLT
Menurut Singh, 2006, rockbolt adalah bahan batang yang terbuat dari baja,
berpenampang bulat yang digunakan untuk menyangga massa batuan. Kekuatan
rockbolt, biasanya diukur dengan melaksanakan uji tarik (pull test) di lapangan.
Berdasarkan Handbook of Road Power, 2006, kekuatan perkuatan ini ditentukan
oleh beberapa parameter diantaranya diameter, panjang, dan jarak antar rockbolt.

2.8 GROUTING
Grouting adalah penerapan cairan pengerasan atau mortar ke tanah untuk
memperbaiki kekakuan, kekuatan dan / atau impermeabilitas. Ada berbagai pola
penerapan grouting ke dalam tanah sebagai berikut.

a. Low pressure grouting (permeation grouting): Grout merambat ke dalam


pori-pori tanah namun membiarkan tanpa merubah kerangka butiran. Daerah yang
dihasilkan berbetuk spherical, jika tanahnya homogen dan isotropic, dan jika
sumbernya dapat dianggap sebagai titik.

b. Compensation grouting: Bila tekanan grouting yang diterapkan terlalu


tinggi, grout tidak menyebar ke pori-pori tanah. Sebagai gantinya, tanahnya retak
dan grout menyebar ke celah tersebut (atau dalam kasus tanah lunak, tanah 7
tersebut terdorong ke depan). Jenis pemasangan ini diterapkan untuk membalikkan
(mengimbangi) penurunan permukaan (misalnya pada tunneling). Penerapan
Compensation grouting untuk membalikkan penurunan permukaan yang diakibatkan
tunneling harus sangat hati-hati. Karena tekanan yang diterapkan dapat memberikan
beban pada lapisan terowongan. Pemberian tekanan berlebih dapat menyebabkan
pergerakan lapisan yang berlebihan.

c. Jet grouting: Jet grout disemprotkan dari nosel ke tanah sekitarnya dengan
tekanan awal antara 300 dan 600 bar. Hal tersebut mencetak kembali tanah dengan
tercampur grout yang diterapkan, dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Pembebanan pada lapisan terowongan pada
compensation grouting

2.9 PROYEK YANG MENGGUNAKAN METODE NATM


a. Terowongan double track Notog 471 m yang berlokasi di Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah.
b. Terowongan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) 472 m
berlokasi di Sumedang, Jawa Barat.
c. Terowongan Geuretee Aceh, dsb.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN 8

Dari penjelasan di atas tentang metode konstruksi terowongan New Austrian


Tunnel Method (NATM) dapat di simpulkan sebagai berikut :
Metode New Austrian Tunnel Method (NATM) merupakan salah satu dari beberapa
metode konstruksi terowongan yang modern dan cocok digunakan di Indonesia
selain itu sudat pernah dilakukkan pada beberapa proyek proyek nasional juga,
metode yang cukup mudah dan ekonomis terta faktor keamaanan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

 http://tekniksipil.umy.ac.id/kuliah-pakar-new-austrian-tunneling-method- 9
pada-terowongan-kereta-api-notog/, Diakses 18 Desember 2019

 Presentasi Wita Rebekka Manalu Teknik Pertambangan Reaksi


Penyangga Pada Metode New Austrian Tunneling Method (NATM)

 Hatmoko, Dias D. 2018. Analisis Stabilitas Terowongan Dengan


Perkuatan Wiremesh Dan Rockbolt Menggunakan Metode Elemen Hingga
(Analysis Of Tunnel Stability With Strength OF Wiremash and Rockbolt).
Yogyakata: Universitas Islam Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai