SOAL E-LEARNING
Evi Wulandari
1811070099 |KELAS INTENSIF KARYAWAN-6503
Soal 1
Buatlah Program Audit untuk Audit Siklus Perolehan dan Pembayaran Pada perusahaan Perbankan.
JAWABAN
1. Perusahan perbankan adalah suatu badan usaha yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat melalui kredit. Program Audit
siklus perolehan dan pembayaran pada perusahaan perbankan meliputi :
a. Mengetahui akun-akun terkait;
b. Mengetahui fungsi bisnis dan dokumen terkait;
c. Memahami internal control dan menilai resiko; dan
d. Pengujian pengendalian dan Pengujian substantive atas transaksi.
Siklus perolehan dan pembayaran pada perusahaan perbankan bekaitan dengan akun-akun
sebagai berikut:
a. Akun Kas Umum
Akun kas umum merupakan akun sumber dalam proses perolehan dan pembayaran pada
entitas perbankan. Dana yang dihimpun dari masyarakat berupa kas tunai, dan disalurkan
dalam bentuk kas tunai atau deposit rekening.
b. Akun Kas Impress
Akun kas cadangan yang berisikan sejumlah uang yang dapat dikeluarkan dalam waktu
seketika untuk kebutuhan pembayaran gaji.
c. Akun Kas Cabang
Akun kas cabang merupakan akun impress untuk pembayaran pengeluaran cabang yang saldo
minimumnya telah ditetapkan. Cabang menyerahkan laporan kas secara periodik kepada
kantor pusat, dan akun cabang menerima cek atau transfer dari akun kas umum.
Format Program Audit atas Siklus Perolehan dan Pembayaran perusahaan Perbankan adalah:
1
KANTOR AKUNTAN PUBLIK EVI & REKAN No. KKA : 19978735001
No. PKA : 19978735023
A. Ruang Lingkup
Audit kinerja ini berfokus pada pengujian substantif atas kewajaran saldo-saldo pinjaman (Kas Umum) dalam
perkiraan pada Laporan Keuangan (neraca dan laba rugi) tahun 2018.
B. Tujuan Audit
1 Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas (completeness)
2 Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca
(existence and occurance)
3 Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca (right and obligation)
4 Membuktikan kewajaran penilain kas yang dicantumkan di neraca (valuation and allocation)
5 Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca (presentation and disclosure)
JAWABAN
Setelah auditor mengetahui adanya salah saji yang cukup material dan banyak barang yang hilang
dan rusak, auditor harus mempertimbangkan secara hati-hati jika salah saji yang ditemukan di
audit tahun lalu mungkin masih ada di persediaan tahun berjalan dan merencanakan audit
berdasarkan kondisi tersebut. Perencanaan audit tersebut harus disertai dengan prosedur analitik
untuk mengindikasi terjadinya kemungkinan salah saji. Prosedur analitik Kemungkinan salah saji
adalah sebagai berikut:
1. Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya. Salah saji atau kurang saji
persediaan dan harga pokok penjualan.
2. Bandingkan perputaran persediaan (Harga pokok penjualan dibagi dengan persediaan rata-
rata) dengan tahun sebelumnya. Investasi keusangan persediaan yang mempengaruhi
persediaan dan harga pokok penjualan. Salah saji atau kurang saji persediaan.
3. Bandingkan persediaan biaya perunit dengan tahun sebelumnya Salah saji atau kurang saji
biaya perunit, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan.
4. Bandingkan nilai persediaan yang diperluas denan tahun sebelumnya. Salah saji dalam
kompilasi, biaya perunit, atau pengalian, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan.
5. Bandingkan biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya variabel harus
disesuaikan jika ada perubahan volume). Salah saji biaya perunit persediaan, khususnya
biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan HPP.
Selanjutnya auditor meminta pihak manajemen melakukan koreksi atau meminta bukti
transaksi/data/informasi tambahan. Perusahaan di sisi lainnya, diharapkan mampu menggunakan
pertimbangan kualitatif dan kuantitatif dalam menilai suatu salah saji.
3
MANAGEMENT LETTER
Nomor: 13/010210/01DAK
Perihal: Management Letter
Sehubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan PT Gajah Pintar
tahun 2018 kami telah melaksanakan pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan terhadap sistem pengendalian internal
Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat salah saji material pada
pencatatan persediaan di laporan keuangan PT Gajah Pintar sehingga perlu segera ditindaklanjuti
sebagai berikut:
a) Terjadi Overstatement atas penyajian akun persediaan dalam Laporan Keuangan PT Gajah
Pintar
Akun persediaan yang tercatat dalam laporan keuangan disajikan terlalu tinggi jika
dibandingkan dengan keadaan sebenarnya (overstated atas akun persediaan). Penyajian
overstated tersebut disebabkan adanya salah saji yang cukup material. Sehingga laba
perusahaan dicatat terlalu rendah dan tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Seharusnya PT
Gajah Pintar menyajikan laporan keuangan sesuaidengan aturan, sehingga dapat mengurangi
resiko yang diterima oleh perusahaan.
b) Pada saat melakukan pemeriksaan fisik ditemukan bahwa barang (persediaan) perusahaan
banyak yang hilang dan rusak.
Kami merekomendasikan kepada PT Gajah Pintar untuk lebih memperhatikan prosedur
pengelolaan persediaan dan menyiapkan kartu persediaan atau kartu gudang sehingga setiap
barang/persediaan yang keluar bisa diketahui jumlahnya. Laporan ini dimaksudkan hanya
untuk memberikan informasi dan untuk digunakan oleh dewan komisaris, manajemen dan
pihak lain dalam organisasi.
4
Jurnal yang diperlukan atas permasalahan tersebut adalah :
1. Untuk mencatat salah saji (overstated atas akun persediaan)
Retained Earnings
Inventory
2. Untuk mencatat persediaan hilang atau rusak
Loss on inventory lost
Inventory
Soal 3
Pada saat melakukan pemeriksaan, ternyata Auditor menemukan bahwa konfirmasi terhadap
beberapa customer milik klien tidak mendapat respon. Sementara nilai tersebut sangat material.
Apa saja yang harus dilakukan oleh Auditor. Opini apa yang harus diberikan atas audit terhadap
laporan keuangan klien? Berikan penjelasan dan analisa Anda.
JAWABAN
Proses konfirmasi atas transaksi dengan customer (Piutang Usaha) dalam pelaksanaan audit
bertujuan untuk menguji asersi keabsahan penilaian. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) SA Seksi 330 (PSA No. 07) Paragraf 31 tentang Proses Konfirmasi dalam Pelaksanaan Audit,
apabila konfirmasi atas nilai yang material tidak mendapatkan respon maka perlu dilakukan tindak
lanjut dengan prosedur alternatif. Umumnya prosedur alternatif dijalankan oleh Auditor setelah
Auditor melakukan konfirmasi lebih dari sekali dan tetap tidak mendapatkan respon dari
customer.
Tujuan prosedur alternatif ini adalah untuk menentukan dengan cara selain konfirmasi, apakah
piutang usaha tersebut telah absah dan disajikan dengan memadai pada tanggal konfirmasi, serta
untuk emmperoleh bukti yang cukup untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup redah.
Prosedur alternatif ayng dapat dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan terhadap penerimaan kas setelah tanggal neraca (termasuk membandingkan
penerimaan kas dengan pos yang sesungguhnya dibayar)
b. Pemeriksaan terhadap dokumen pengiriman
c. Dokumentasi dengan klien yang lain untuk memberikan bukti asersi keberadaan.
Setelah prosedur alternatif dijalankan, Auditor harus menilai gabungan bukti yang diperoleh dari
konfirmasi dan prosedur alternatif untuk menentukan apakah bukti yang terkumpul sudah cukup
5
diperoleh untuk menjawab asersi laporan keuangan yang bersangkutan. Dalam melakukan
penilaian, Auditor harus mempertimbangkan:
Jika gabungan bukti yang dihasilkan tidak mencukupi, maka Auditor harus meminta konfirmasi
tambahan atau memperluas pengujian lain, seperti pengujian secara rinci atau prosedur analitik.
Opini yang dapat diberikan atas kasus ini terdapat dua kondisi:
1. Saat bukti yang dihasilkan dari konfirmasi dan prosedur alternatif dapat meyakinkan bahwa
nilai piutang usaha absah dan disajikan dengan memadai pada tanggal dilakukan konfirmasi,
Auditor dapat memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian/ Qualified Opinion, yaitu
Auditor meyakini laporan disajikan secara wajar kecuali atas pos tertentu.
2. Saat bukti yang dihasilkan dari konfirmasi dan prosedur alternatif masih belum mencukupi,
dan Auditor tidak dapat meyakinkan Auditor bahwa nilai piutang tersebut absah dan disajikan
dengan memadai pada tanggal dilakukan konfirmasi, Auditor dapat memberikan opini
Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat/ Disclaimer atau Pendapat Tidak Wajar/Adverse
Opinion saat temuan nilai yang sangat material terjadi.
Soal 4
Jelaskan prosedur analitis untuk akun laba dan beban berkaitan dengan audit siklus perolehan
dan pembayaran.
JAWABAN
Prosedur analitis merupakan alat untuk evaluasi atas laporan keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dengan data non keuangan yang
melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh
auditor.
Prosedur analitis ini menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun
atau data lain yang terlibat wajar berkaitan degan ekspektasi auditor. Saat Auditor melakukan
pengujian analitis atas akun laba (Laba Ditahan) dan Akun beban (Beban Bunga) pada siklus
6
perolehan dan pembayaran, Auditor akan membandingkan antara Laba Ditahan dengan Beban
Bunga atau disebut Interest Coverage Ratio, rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban membayar utang.
Prosedur Analitis untuk akun laba (Laba Ditahan) dan beban (Beban Bunga) berkaitan dengan
audit siklus perolehan dan pembayaran dilakukan dengan cara:
Soal 5:
Apa yang harus dilakukan oleh Auditor untuk memahami Control Risk terhadap akun penjualan.
Jawab:
Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendailan Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi
Penjualan
1. Memahami pengendalian internal dan merancang serta melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penjualan. Auditor menggunakan
informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal untuk menilai resiko
pengendalian. Terdapat empat langkah penting dalam penilaian, yaitu:
a. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.
Auditor harus mengidentifikasikan pengendalian internal kunci dan kelemahannya
bagi penjualan.
Auditor mengaitkan dengen tujuan.
Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan
b. Pengendalian kunci yang ada pada siklus penjualan antara lain:
7
Pemisahan tugas yang memadai. Dengan ini dapat mencegah jenis salah saji karena
kesalahan maupun kecurangan. Harus ada pemisahan fungsi bagi pegawai yang
mengelola kas dengan yang mencatat kas, fungsi pemberian kredit harus
dipisahkan dari fungsi penjualan.
Otorisasi yang tepat. Auditor akan memeriksa otorisasi pada tiga titik kunci, yaitu
kredit yang harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan, barang
harus dkirim hanya setelah otorisasi diberikan dan harga juga harus diotorisasi
termasuk syarat dasar, ongkos angkut dan diskon. Kedua pengendalian pertama ini
mencegah hilangnya aktiva akibat pelanggan fiktif atau pelanggan yang tidak bisa
membayar barang yang dibeli.
Dokumen dan catatan yang memadai. Harus ada prosedur pencatatan yang
memadai sebelum sebagian besar tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
dapat dipenuhi. Contohnya adalah dokumen yang telah dipranomori. Memberi
nomor terlebih dahulu pada dokumen mencegah kegagalan menagih atau
mencatat penjualan dan terjadinya penagihan dan pencatatan duplikat.
Laporan bulanan. Pengiriman laporan bulanan pada pelanggan mendorong
pelanggan untuk merespon jika ada saldo yang dikatakan tidak benar. Fungsi ini
harus terpisah dari pengelola kas untuk menghindari kegagalan yang disengaja
mengirimkan laporan itu.
Prosedur verifikasi internal. Program komputer atau personil yang independen
harus mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan penjualan memenuhi tujuan
audit.
8
4. Merancang pengujian substantif dan transaksi penjualan
Menentukan prosedur ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing entitas. Pada
pencatatan penjualan yang terjadi, terdapat setidaknya ada tiga kemungkinan salah saji
yang mungkin terjadi, yaitu:
Penjualan dimasukan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan.
Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Soal 6:
Jelaskan keterkaitan Siklus audit Persediaan dan siklus audit lainnya pada saat melakukan
berbagai pengujian terhadap akun persediaan (Bahan Baku, Bahan Dalam Proses, dan Barang
Jadi).
Jawab:
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang erat
dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki siklus
persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi danpembayaran, sementara tenaga kerja
langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan pergudangan
diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.