Anda di halaman 1dari 17

Pencemaran Lingkungan

Makalah Ilmu Lingkungan

Oleh :

Mentari Widya Roswanti – 1308618044

Fabian Muhammad Abdilla – 1308618045

Elizabeth Paulina Sasienta – 1308618056

Kholifah Nuraini – 1308618067

Biologi B 2018

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang mencakup sumber
daya alam, flora dan juga fauna. Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada
di sekeliling kehidupan atau organisme. Lingkungan juga merupakan kumpulan dari
segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun
kuminitas pada tempat tertentu. Lingkungan terdiri dari dua komponen, yaitu komponen
biotik dan abiotik.

Komponen biotik terdiri dari mahluk bernyawa, seperti, manusia, hewan, tumbuhan
dan mikroorganisme. Sedangkan komponen abiotik terdiri dari sesuatu yang tidak hidup.
misalnya udara, air, tanah dan cahaya.

Manusia adalah merupakan satusatunya komponen Lingkungan Hidup biotik yang


mempunyai kemampuan untuk dengan sengaja merubah keadaan lingkungan hidup.
Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi. Hal ini sejalan dengan nafsu keinginan
manusia yang cenderung ingin lebih dan maju dari pada saat sekarang sehingga banyak
menimbulkan pencemaran lingkungan.

Pencemaran lingkungan adalah suatu perubahan pada lingkungan yang tidak


dikehendaki sehingga dapat mempengaruhi keselamatan, kesehatan dan keberlangsungan
kehidupan makhluk hidup secara normal. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan dapat berakibat
terhadap jiwa manusia. Secara umum, pencemaran lingkungan terbagi menjadi 3 bagian
yakni;

a) Pencemaran Air
b) Pencemaran Udara
c) Pencemaran Tanah
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan?
2. Apa yang dimaksud dengan pencemaran air? Dan apa penyebab serta dampak dari
pencemaran air?
3. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara? Dan apa penyebab serta dampak
dari pencemaran udara?
4. Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah? Dan apa penyebab serta dampak
dari pencemaran tanah?
5. Bagaimana cara untuk menanggulangi pencemaran lingkungan?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan pencemaran lingkungan
2. Mengetahui dan memahami definisi dari pencemaraan air dan penyebab serta
dampak dari pencemaran air
3. Mengetahui dan memahami definisi dari pencemaraan air dan penyebab serta
dampak dari pencemaran udara
4. Mengetahui dan memahami definisi dari pencemaraan air dan penyebab serta
dampak dari pencemaran tanah
5. Mengetahui cara untuk menanggulangi pencemaran lingkungan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pencemaran Lingkungan

A. Pengertian

Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang pokok pengelolaan


lingkungan, yang dimaksut pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energy, dan atau komponen lain kedalam lingkungan
atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam,
sehingga kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan alam.
Pencemaran lingkungan pasti terjadi, yang dapat dilakukan adalah mengurangi
pencemaran dan mengendalikan pencemaran tersebut.
Zat penyebab polusi atau pencemaran lingkungan disebut polutan. Syarat-syarat suatu
zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk
hidup. Contohnya karbondioksida dengan kadar 0.033% di udara berguna bagi tumbuhan,
tetapi bila lebih tinggi dari 0.033% dapat member efek merusak.

Pencemaran lingkungan dapat dikatagorikan menjadi :

1. Pencemaran air
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran tanah

B. Jenis-Jenis Pencemaran Lingkungan


1. Menurut Tempat Terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dibedakan menjadi pencemaran air, udara,
dan tanah.
a. Pencemaran Air
Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya (PP No. 82 2001)
b. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami (Veegha, 2008). Menurut
Darmono (2001) menyatakan bahwa ada dua sumber utama kontaminasi
tanah yaitu kebocoran bahan kimia organik dan penyimpanan bahan kimia
dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri
yang ditampung dalam suatu kolam besar yang terletak di atas atau di dekat
sumber air tanah.

c. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat. Energy, atau
komponen lainnya ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara turun sampai ke tingkat tertentu dan menyebabkan udara tidak dapat
memenuhi sebagaimana fungsinya.

2. Menurut Tingkat Pencemaran


Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai berikut,
a. Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan gangguan
ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.
b. Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis.
Contohnya pencemaran Minamata di Jepang.
c. Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika.
Contohnya pencemaran gas CO dari sisa pembuangan pembakaran mesin
yang tidak sempurna dapat mematikan orang di dalam ruangan tertutup dan
pencemaran radioaktif dalam skala besar
1. Pencemaran air

a. Definisi pencemaran air


Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2)
Menurut Kristanto (2002) pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air
dari keadaan normal. Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau,
sungai, laut dan air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan
tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.

b. Penyebab pencemaran air


Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung.
Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah
tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki
badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan (Pencemaran Ling. Online,
2003).
Menurut Wardhana (1995), komponen pencemaran air yang berasal dari
industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai
bahan buangan: padat, cairan berminyak, organic dan olahan bahan makanan, berupa
panas, anorganik, dan zat kimia

 Bahan buangan padat


Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang
berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut
bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan,
pengendapan ataupun pembentukan koloidal. Apabila bahan buangan padat tersebut
menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan naik. Kadang-
kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan warna air.
Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesa tanaman dalam air
akan terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan
organisme dalam air juga terganggu.
Terjadinya endapan di dasar perairan akan sangat mengganggu kehidupan
organisme dalam air, karena endapan akan menutup permukaan dasar air yang
mungkin mengandung telur ikan sehingga tidak dapat menetas. Selain itu, endapan
juga dapat menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta menghalangi datangnya
sinar matahari.
Pembentukan koloidal terjadi bila buangan tersebut berbentuk halus, sehingga
sebagian ada yang larut dan sebagian lagi ada yang melayang-layang sehingga air
menjadi keruh. Kekeruhan ini juga menghalangi penetrasi sinar matahari, sehingga
menghambat fotosintesa dan berkurangnya kadar oksigen dalam air.

 Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan


Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan
populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup
kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri
pathogen yang berbahaya bagi manusia.
Demikian pula untuk buangan olahan bahan makanan yang sebenarnya adalah
juga bahan buangan organic yang baunya lebih menyengat. Umumnya buangan
olahan makanan mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan
terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misal. NH3).

 Bahan buangan anorganik


Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya
adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion
logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri
yag melibatkan penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As),
Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium
(Mg) dll.
Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah.
Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang
terbuat dari besi melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat menimbulkan
endapan atau kerak pada peralatan. Apabila ion-ion logam berasal dari logam berat
maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air yang mengandung
ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak
minum.

 Bahan buangan cairan berminyak


Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung
menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang
volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi
permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak
dan waktu.
Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme
tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Lapisan minyak di permukaan akan
mengganggu mikroorganisme dalam air. Ini disebabkan lapisan tersebut akan
menghalangi diffusi oksigen dari udara ke dalam air, sehingga oksigen terlarut akan
berkurang. Juga lapisan tersebut akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam
air, sehingga fotosintesapun terganggu. Selain itu, burungpun ikut terganggu, karena
bulunya jadi lengket, tidak dapat mengembang lagi akibat kena minyak.

 Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)


Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan
atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan
dan 14 hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan
terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi
thermal inipun harus dihindari. Sebaiknya industri-industri jika akan membuang air
buangan ke perairan harus memperhatikan hal ini.

 Bahan buangan zat kimia


Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air
ini akan dikelompokkan menjadi : a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih
lainnya), b. Bahan pemberantas hama (insektisida), c. Zat warna kimia, d. Zat
radioaktif.
c. Dampak pencemaran air
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication).
Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika
tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen.
Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun. Dampak pencemaran
air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)
- dampak terhadap kehidupan biota air
- dampak terhadap kualitas air tanah
- dampak terhadap kesehatan
- dampak terhadap estetika lingkungan

 Dampak terhadap kehidupan biota air


Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya
kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan
dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga
menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-
bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air
limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri
juaga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak
didinginkan dahulu.

 Dampak terhadap kualitas air tanah


Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur
dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran
tersebut.
 Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
‒ air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
‒ air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
‒ jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri
‒ air sebagai media untuk hidup vector penyakit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau
penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-
daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk
ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa
dan metazoan.

 Dampak terhadap estetika lingkungan


Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah
limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut
juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau
sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat
mengurangi estetika.

d. Penanggulangan pencemaran air


Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-
teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran.
Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara
jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan
penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan
buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah
alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita
sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara
mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu,
kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.
Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita.
Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis
zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah,
memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai
sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan
sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap
oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.
Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan
emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus
air alam. Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang
bijaksana.
Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya
akan menjadi sumber bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun atau
degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah barang yang kita konsumsi nantinya
dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi makhluk hidup dan
lingkungan ?
Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi
pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan
dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Dari
segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada. Bila kita
ingin benar-benar hal tersebut dapat dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus
dilaksanakan pula.
Pada akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif)
yang harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat
pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih
efektif dan bijaksana. Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa
pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan,
sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
3. Pencemaran Udara

a. Definisi Pencemaran Udara

Menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya


bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai
sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan
diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material karena
ulah manusia (man made).

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang


Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya
zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya.

Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di


dalamrumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut
sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi
dilingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di
luarruang (outdoor pollution).

b. Penyebab pencemaran udara

Menurut Harssema dalam Mulia (2005), pencemaran udara diawali oleh adanya emisi.
Emisi merupakan jumlah polutan atau pencemar yang dikeluarkan ke udara dalam satuan
waktu. Emisi dapat disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi akibat
proses alam disebut biogenic emissions, contohnya yaitu dekomposisi bahan organic oleh
bakteri pengurai yang menghasilkan gas metan (CH4). Emisi yang disebabkan kegiatan
manusia disebut anthropogenic emissions Contoh anthropogenic emissions yaitu hasil
pembakaran bahan bakar fosil, pemakaian zat kimia yang disemprotkan ke udara, dan
sebagainya.

Nugroho (2005) menyebutkan sumber pencemaran udara dengan istilah faktor


internal dan faktor eksternal. Faktor internal terjadi secara alamiah. Sedangkan faktor
eksternal merupakan pencemaran udara yang diakibatkan ulah manusia.

1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam, seperti:


a. abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
b. gas-gas vulkanik
c. debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
d. bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organic2.
2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia, seperti:
a. hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
b. bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat
kimiaorganik dan anorganik
c. pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
d. pembakaran sampah rumah tangga- pembakaran hutan

Sumber pencemaran udara dapat pula dibagi atas:

a. Sumber bergerak, seperti: kendaraan bermotor


b. Sumber tidak bergerak, seperti:
 Sumber titik, contoh: cerobong asap
 Sumber area, contoh: pembakaran terbuka di wilayah pemukiman (Soemirat,
2002)

Sumber pencemaran umumnya dari kegiatan industri pengolahan, transportasi


danrumah tangga. Menurut Widagdo (2000) dari beberapa penelitian yang telahdilakukan
ternyata 70% dari total emisi yang dibuang ke udara berasal dari gas buangkendaraan
bermotor. Pencemaran udara yang melampaui batas kewajaran akanmenimbulkan dampak
terhadap makhluk hidup yang hidup di atas bumi ini

c. Dampak pencemaran udara

Dampak kesehatan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terdapat 3,2 juta kasus
kematian disebabkan oleh pencemaran udara di dunia. Dampak pencemaran debu bisa
menyebabkan penyakit baru (bronchitis) serta penyakit saluran pernapasan lainnya.
Sedangkan dampak pencemaran oleh zat kimia seperti Karbon Monoksida dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada hemoglobin.
Dampak ekonomi

Pencemaran udara membuat orang-orang tidak dapat menikmati udara sehat dan harus
melihat serta menghirup asap. Akibatnya, aktifitas sosial menjadi terhambat. Jika aktifitas
sosial menjadi terhambat maka akan mempengaruhi perekonomian seseorang maupun
instansi.

Hasil kajian Bank Dunia menemukan bahwa dampak ekonomi akibat pencemaran
udara di Indonesia sebesar Rp 1,8 trilyun. Jumlah ini akan meningkat mencapai 4,3 trilyun
pada tahun 2015.

Dampak sosial

Pencemaran udara membuat orang-orang tidak dapat menikmati udara sehat dan harus
melihat serta menghirup asap. Akibatnya, aktifitas sosial menjadi terhambat.

Dampak terhadap pertanian

Tumbuhan pun memerlukan udara yang sehat untuk bisa tetap tumbuh dan
berkembang. Namun, dengan tidak sehatnya kondisi udara akibat pencemaran udara, maka
akan mengganggu aktivitas tumbuhan hingga pertanian. Sedangkan salah satu contohnya
adalah dalam proses fotosintesis.

Hujan asam

Polusi udara akibat SO2 dan NO2 yang bereaksi dengan air hujan akan membentuk
asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini mempengaruhi kualitas air
permukaan dan juga mempengaruhi kualtas air tanah.

Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O
dilapisan troposfer. Keseluruhan gas ini menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan
oleh permukaan bumi. Akibatnya, panas terperangkap dalam lapisan troposfer sehingga
menimbulkan fenomena pemanasan global.

Pemanasan global

Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat


peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti
dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia
sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumilain akan mengalami
musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

Penipisan lapisan ozon

Ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer yang dikenal dengan nama lapisan ozon
adalah kumpulan ozon yang terjadi dari hasil proses alamiah photolysis. Lapisan ozon ini
berada pada ketinggian 19 – 48 km (12 – 30 mil) di atas permukaan bumi.

Penyebab utama penipisan lapisan ozon adalah senyawa kimia yang bernama CFC
atau Chlorofluorocarbons. Ketika CFC terkena sinar ultraviolet di atmosfer, senyawa itu
terurai menjadi senyawa yang mengandung klorin. Saat klorin bereaksi dengan molekul
oksigen pada ozon, molekul ozon juga jadi terurai. Biasanya, dampak reaksi itu disebut
lubang ozon. Tapi, sebenarnya lubang ozon itu bukanlah benar-benar sebuah lubang,
melainkan berbentuk seperti bagian tambalan yang tipis.

DAFTAR PUSTAKA

Darmono., 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan Toksikologi

Senyawa Logam. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Effendi, Hefni, 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup, 2004, Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta

Mukono. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Ed. 2. Airlangga University

Press:Surabaya

Nugroho, A. 2005. Bioindikator Kualitas Udara. Universitas Trisakti, Jakarta.

Sumampouw, OJ. (2015). Diktat Pencemaran Lingkungan. 10.13140/RG.2.1.3278.8649.

Soemirat, J.S., 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wardhana, Wisnu Aria, 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi Offset

Jogyakarta, Jogyakarta.

Widagdo, Setyo. 2005. Tanaman Elemen Lanskap Sebagai Biofilter untuk Mereduksi Polusi

(Pb) di Udara. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Veegha., 2008. Pencemaran Tanah.

Warline, lina.2004. Pencemaran air: sumber, dampak, dan penanggulangannya. Bogor:


Institut Pertanian Bogor

www.lingkunganhidup.com diakses pada 21 desember 2019

Anda mungkin juga menyukai