Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status gizi buruk dapat menimbulkan pengaruh yang sangat
menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir
yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Balita penderita
gizi buruk dapat mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 %,
selain itu balita gizi buruk rawan menderita berbagai penyakit misalnya
diabetes dan penyakit jantung koroner. Dampak paling buruk yang
diterima adalah kematian pada umur yang sangat dini (Michael & Barrie,
2005).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54 %
kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Sementara
masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80 % kematian anak.
Kondisi gizi anak-anak Indonesia rata-rata lebih buruk dibanding gizi
anak-anak dunia dan bahkan juga dari anak-anak Afrika (The World
Health Organization, 2011).
Tahun 2013 proporsi gizi buruk di Indonesia mengalami kenaikan
dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 5,7% dibandingkan dari tahun
sebelumnya yaitu pada tahun 2010 sebesar 4,0% (Riskesdas, 2013).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011 ,
angka gizi buruk pada anak-anak di bawah usia lima tahun di Jawa Barat
masih tinggi. Dari 3.536.981 anak usia balita yang di timbang melalui
kegiatan posyandu, 38. 769 balita (1,01 %) divonis menderita gizi buruk
(Dinkes, 2011). Kabupaten Bandung adalah salah satu daerah dengan
kasus gizi buruk, dengan jumlah kasus sebanyak 3.653 (Dinkes, 2007).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung pada tahun 2012,
sebanyak 1,395 balita berstatus gizi buruk. Puskesmas Caringin Bandung

1
2

dinyatakan sebagai kriteria kecamatan rawan dengan urutan pertama yang


memiliki pravelensi gizi buruk ≥ 10%, yaitu sebanyak 3,34 % atau 238
kasus gizi buruk, dengan total kasus sebanyak 13,62% atau 970 kasus gizi
bermasalah, dengan keseluruhan balita ditimbang sejumlah 7,124 balita
(Dinkes, 2011).
Salah satu upaya untuk memperbaiki status gizi masyarakat yaitu
dengan cara peningkatan pelayanan gizi masyarakat melalui program
KADARZI (Sarjunani, 2009 dalam Syafli, 2011). KADARZI adalah suatu
keluarga yang mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi
setiap anggotanya. Suatu keluarga dikatakan KADARZI apabila keluarga
tersebut telah berperilaku baik secara terus menerus. Perilaku sadar gizi
yang diharapkan terwujud minimal dengan menerapkan lima indikator,
yaitu menimbang berat badan secara teratur, memberikan hanya ASI ASI
Eksklusif, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, dan
mengkonsumsi suplemen zat gizi mikro sesuai anjuran (Depkes RI, 2007)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan yaitu
“bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita
di Puskesmas Ujung Berung Indah Kota Bandung?”
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di
Puskesmas Ujung Berung Indah Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus:
1) Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang
pengertian gizi buruk pada balita
2) Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang
penyebab gizi buruk pada balita
3

3) Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang


klasifikasi gizi buruk
4) Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang
dampak gizi buruk pada balita
5) Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang
cara pencegahan gizi buruk pada balita
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk pengetahuan bagi
siapapun yang membaca terutama bagi mahasiswa keperawatan
mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada
balita. Sehingga dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk
merencanakan kegiatan penyuluhan tentang gizi buruk, terutama
bagi ibu.
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan masukan atau informasi untuk mahasiswa
agar lebih sadar akan pentingnya mengetahui gizi buruk pada
balita.
2) Bagi Peneliti
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan bagi peneliti
dalam mengetahui gizi buruk pada balita.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini semoga bermanfaat bagi peneliti
selanjutnya untuk menambah data dalam peneliti gambaran
pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita.

Anda mungkin juga menyukai