Anda di halaman 1dari 8

TUGAS :

‘’Ft Musculoskeltal dan Reproduksi ”

Cedera Radial Collateral Ligament(Tennis Elbow) pada Pemain Tenis

Dosen Mata Kuliah :Wa Ode Dina Libriyanti,S.FT

Oleh:

DIAN ISLAMIAH (FT.2017.002)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI MULIA KENDARI

PRODI/JURUSAN DIII FISOTERAPI

KENDARI

2019
TENIS ELBOW

A. Pengertian/Definisi

Tennis elbow atau epikondilitis lateral adalah rasa sakit pada siku yang dapat terjadi
karena rusaknya otot dan tendon di area siku. Persendian siku terdiri atas humerus, tulang
siku, dan putaran siku. Tonjolan tulang pada siku berbentuk bulat dan merupakan kepala
humerus. Otot dan tendon yang menghubungkan tulang humerus menonjol melalui
bagian ini. Berkat struktur ini, lengan dapat dilipat dan diregangkan. Luka pada otot siku
terjadi ketika tendon terpotong atau terhubung dengan relaksasi. Ada dua jenis rasa sakit
yang umum pada siku: Rasa sakit siku pada pemain tennis: sisi luar dari siku terserang,
siku dapat diobati dengan mudah.

Tennis elbow adalah gangguan otot disekitar sendi siku akibat kerusakan pada
origo ataupun tendon otot extensor carpi radialis longus dan brevis (Jones, 2009). Salah
satu penyebab tennis elbow adalah gerakan berulang dan intensif pada pergelangan
(Kevin, 2011).

B. Etiologi/Penyebab

 Sakit siku tenis: biasanya disebabkan karena terlalu sering menggunakan


lengan ketika bekerja atau berolahraga. Mengangkat beban berat juga dapat
menyebabkan luka.

 Menurut yuswandi, 2013. Akibat penggunaan sendi yang melampaui batas


over use atau juga karena cidera otot yang berulang-ulang.
 Beberapa gerakan lengan lain yang berkaitan dengan pekerjaan juga dapat
menyebabkan dan meningkatkan risiko terjadinya Epikondilitis Lateral.
Pekerja manual yaitu orang yang bekerja menggunakan tangan secara aktif,
misalnya melukis, memasang sekrup, menangkat beban atau memotong
daging juga dapat menderita kelainan ini. Penyebab pasti Tennis elbow tidak
diketahui, tetapi diperkirakan penggunaan yang berlebihan pada jaringan otot
bisa menimbulkan peradangan pada tendon yang melekatkan otot-otot lengan
bawah ke tonjolan tulang di siku bagian luar (Epikondilus Lateral).
 Peradangan (pembengkakan) pada tendon otot extensor di daerah siku sebelah luar

Sumber : www.knoxorthopedic.com
 Selain itu, pada gerakan meluruskan dan menekuk siku yang berulang-ulang, dapat
menyebabkan pengikisan/sobekan dari tendon, akibat gesekan tendon dengan tonjolan
tulang tersebut.

 Kerusakan (sobekan) tendon otot extensor di daerah siku sebelah luar


Sumber : www.webmd.com

C. Patofisiologi /Model Cedera


Selain akibat cedera stres repetitif, tennis elbow juga dapat terjadi karena
trauma langsung. Kondisi ini sering ditemukan pada para pemain tenis, terutama pada
mereka yang tidak profesional, dan belum memiliki teknik bermain tenis yang baik.
Epikondilitis lateral terjadi karena kontraksi repetitif pada otot-otot extensor
lengan bawah, terutama pada origo Epicondylus Carpi Radial Brevis, yang
mengakibatkan robekan mikro lalu degenerasi tendon, perbaikan yang imatur, hingga
menimbulkan tendinosis.
Selain gaya mekanik yang mengakibatkan stres varus berlebihan pada Epicondylus
Carpi Radial Brevis, posisi anatomi tendon Epicondylus Carpi Radial Brevis yang
langsung berhimpitan dengan aspek lateral capitellum menyebabkan tendon tersebut
mudah mengalami abrasi berulang selama proses extensi
elbow. Hipovaskularitaspermukaan bawah tendon juga berkontribusi dalam proses
degenerasi dan tendinosis.
Pada pemeriksaan umum, tendon yang mengalami tennis elbow akan berwarna
abu-abu dan rapuh. Awalnya, banyak yang menduga bahwa epikondilitis terjadi
karena adanya proses inflamasi yang melibatkan bursa humeral radial, synovium, dan
ligamentum annular. Pada tahun 1979, Nirschl dan Pettrone menemukan adanya
disorganisasi arsitektur kolagen normal akibat invasi fibroblast yang berhubungan erat
dengan respon reparatif vaskuler yang imatur, yang disebut juga dengan istilah
“hiperplasia angiofibroplastik”. Proses itu kemudian dikenal dengan nama “tendinosis
angiofibroplastik” karena tidak ada satu pun sel radang yang teridentifikasi. Karena
inflamasi bukanlah faktor yang signifikan dalam epikondilitis,maka
istilah tendinosis merupakan istilah yang paling tepat untuk menggambarkan tennis
Elbow.

D. Prevalensi/Kemungkinan Terjadinya
Insiden kelainan ini pada populasi umum antara 1-3%. Epikondilitis lateral
lebih sering terjadi pada usia lebih dari 35 tahun, paling banyak ditemukan pada usia
40-50 tahun. Meskipun disebut tennis elbow, 95% kasus dilaporkan terjadi pada
bukan pemain tenis.Kelainan ini lebih sering pada pekerjaan yang membutuhkan
aktivitas repetitif ekstremitas atas seperti penggunaan komputer; meng- angkat barang
berat; pronasi dan supinasi lengan yang kurang tepat; dan vibrasi ber- ulang.Pada
atlet, kelainan ini kebanyakan dihubungkan dengan olahraga yang menggunakan
raket, namun dapat terjadi pada pemain golf, baseball, dan perenang.Pada tenis,
insiden sebesar 30-40%, lebih sering pada pemain tenis laki-laki, walaupun pada
populasi umum dilaporkan tidak ada perbedaan insiden laki-laki dan perempuan.

E. Hasil Pemeriksaan LAB


Laboratorium Darah

Tanggal 18 November 2019


 Kolestrol: 228mg/dl

Tanggal 2 Desember 2019


 GDP: 136mg/dl
 GD2PP: 230mg/dl
F. Pemeriksaan Fisioterpi
1. Anamnesis
a. Data Pasien
Nama : Mr.X
Tanggal Lahir : Kendari , 28 April 1980
Umur :35Tahun
Alamat : Jl. Dilan Milea no.1
Pendidikan :Professor S3
Pekerjaan :Ojek online
Agama : Hindu
Hobi : main tennis, gym
Tanggal Pemeriksaan : 18 November 2019
Diagnosa Medis : Tennis Elbow

b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama :
 Rasa nyeri di sikutangankanansaatmenggerakantangankebelakang

2) Riwayat Penyakit Sekarang :


 Pasien datang ke Klinik North Star Sport Care tanggal 28 September 2015
pada pukul 16.00 WIB dengan keluhan Nyeri dan keterbatasan Ruang
Lingkup Gerak Sendi di bagian lateral siku (bagianekstensor carpi radialis
brevis) akibat mengalamioverstretch saatbermain tennis outdor sejak 10
hari yang lalu.

3) Riwayat Penyakit Dahulu : -

1. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :Sadar (Komposmetis)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 80 kali per menit
Pernafasan : 20 kali per menit
Suhu : 32°C
Kooperatif/tidak : baik

2. PemeriksaanKhusus/PemeriksaanFisioterapi

a. Inpeksi
1) Statis :wajah pasien tidak pucat, kurang baik
2) Dinamis :pasien terlihat hati-hati pada saat mengangkat tangan.
Hanya mampu bergerak tidak full ROM

b. Palpasi
Adanyanyeritekansaatdilakukanpalpasipadaepicondilus lateral.
- Palpasi pada ekstensor carpi radialis longus (-)
- Palpasi pada tendon periosteal, ekstensor carpi radialis brevis (+)
- Palpasi pada tendon muscular junction, Ekstensor carpi radialis brevis (-)
- Palpasi pada muscle belly, ekstensor carpi radilais brevis (-)

c. Tes cepat
- Fleksi elbow : gerak siku kadang nyeri
- ekstensi wrist : nyeri pada siku

d. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Aktif/Movement

PFGD aktif :

1. Fleksi elbow : nyeri (-) tidak full ROM


2. Ekstensi elbow : nyeri (+) tidak full ROM
3. Pronasi : nyeri (+) tidak full ROM
4. Supinasi : nyeri (+) tidak full ROM
5. Fleksi wrist : nyeri (-) full ROM
6. Ekstensi wrist : nyeri (+) tidak full ROM

e. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Pasif


1. Fleksi elbow : nyeri (-) full ROM
2. Ekstensi elbow : nyeri (+) tidak full ROM
3. Pronasi : nyeri (+) tidak full ROM
4. Supinasi : nyeri (+) tidak full ROM
5. Fleksi wrist : nyeri (-) full ROM
6. Ekstensi wrist : nyeri (+) tidakfull ROM
f. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Isometrik
1. Fleksi elbow : nyeri (-)
2. Ekstensi elbow : nyeridibagianluarsiku
3. Pronasi : nyeridibagianluarsiku
4. Supinasi : nyeridibagianluarsiku
5. Fleksi wrist : nyeri (-)
6. Ekstensi wrist : nyeridibagianluarsiku

g. Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan ROM
2) Pemeriksaan Nyeri

- Nyeridiam : Tidakadanyeri

0 10

Tdkadanyeri sangatnyeri

- Nyerigerak : padasaatdigerakanektensielbow titik


0 7 10

- Nyeritekan : padasaatditekandiareaotot-ototektensor
elbowpasienmerasasakitpadatitik

1 8 10

h. Problematika Fisioterapi

1. Activity Limitation

Pasien merasakan rasa sakit sikubagianluar dan diperparah dengan setiap


gerakan siku sehingga pasien tidak dapat melakukan hobinyayaitubermain
tennis. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah siku.

2. Body Function and structure Impairment


Adanya odem pada bagian lateral epicondylus

3. Partisipation Restriction
Pasien tidak dapat berkumpul dengan klub motornya selain itu pasien tidak
dapat bermain tennis dengan teman-temannya

i. Program Fisioterapi
 Jangka Panjang
- Mengembalikan fungsi ADL
- Dapat melakukan hobi nya kembali

 Jangka Pendek
- Mengurangi nyeri
- Memperbaiki LGS

j. Evaluasi
 Subjektif

Statis : wajahpasiensudahtidakpucat, KU lebihbaik

Dinamis : mampubergerak full ROM

 Objektif
a. Pemeriksaannyeridengan VAS

- Nyeridiam : Tidakadanyeri

0 10

Tdkadanyeri sangatnyeri

- Nyerigerak : padasaatdigerakanektensielbow titik

1 3 10

- Nyeritekan : padasaatditekandiareaotot-ototektensor elbow pasien merasa


sakit padatitik

1 4 10

b. Cozen’s test
Negatif (-), pasien tidak merasakan nyeri di bagian lateral epicondyle

c. Mill’s manipulation
Negatif (-), pasien tidak merasakan nyeri di bagian lateral epicondyle

d. Transfer friction
Positif (+), pasien merasakan nyeri di bagian lateral epicondyle

k. Home Program
 Trasverse friction
 Exercise

Anda mungkin juga menyukai