Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.

DENGAN DIAGNOSA ANEMIA

DI PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Disusun Oleh:
1. Dyah Ayu S (A01502045)
2. Astha Devyana (A01802401)
3. Afisyah R. A (A01802402)
4. Alfia Dwi Rahmawati (A01802403)
5. Alisha Haifa C (A01802404)
6. Anggi Febriyanti (A01802405)
7. Anggita Puspa A (A01802406)
8. Anggraeni W. P (A01802407)
9. Anisa Sal Sabila (A01802408)

D3 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Laporan Pendahuluan

Anemia

A. Pengertian Anemia

Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin

protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat

memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan

perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun.

Secara fisiologi, harga normal hemoglobin bervariasi tergantung umur,

jenis kelamin, kehamilan, dan ketinggian tempat tinggal. Oleh karena itu, perlu

ditentukan batasan kadar hemoglobin pada anemia.


Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang
mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Dengan kondisi tersebut, penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga
tidak dapat melakukan aktivitas secara optimal.

Anemia dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan
tingkat keparahan ringan sampai berat. Pengobatan kondisi ini bervariasi
tergantung pada penyebabnya. Anemia dapat diobati dengan mengonsumsi
suplemen secara rutin atau prosedur pengobatan khusus.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam


darah kurang dari normal.Faktor-faktor penyebab anemia gizi besi adalah status
gizi yang dipengaruhi oleh pola makanan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan
dan status kesehatan. Khumaidi (1989) mengemukakan bahwa faktor- faktor yang
melatarbelakangi tingginya prevalensi anemia gizi besi di negara berkembang
adalah keadaan sosial ekonomi rendah meliputi pendidikan orang tua dan
penghasilan yang rendah serta kesehatan pribadi di lingkungan yang buruk.
Meskipun anemia disebabkan oleh berbagai faktor, namun lebih dari 50 % kasus
anemia yang terbanyak diseluruh dunia secara langsung disebabkan oleh
kurangnya masukan zat gizi besi.

B. Patofisiologi

Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga


diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat
dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk
mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak
menunjukkan gejala yang khas (asymptomatik) sehingga anemia pada balita sukar
untuk dideteksi. Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya
simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan
dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut
berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin,
berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti
dengan menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya
yang khas yaitu rendahnya kadar Rb (Gutrie,186:303) Bila sebagian dari feritin
jaringan meninggalkan sel akan mengakibatkan konsentrasi feritin serum rendah.

Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan simpanan zat besi


dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah akan
menunjukkan orang tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin
serumnya <12 mg/ml. Hal yang perlu diperhatikan adalah bila kadarferitin serum
normal tidak selalu menunjukkan status besi dalam keadaan normal. Karena status
besi yang berkurang lebih dahulu baru diikuti dengan kadar feritin.Diagnosis
anemia zat gizi ditentukan dengan tes skrining dengan cara mengukur kadar Hb,
hematokrit (Ht), volume sel darah merah (MCV), konsentrasi Hb dalam sel darah
merah (MCH) dengan batasan terendah 95% acuan (Dallman,1990).
C. Etiologi

Anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :14,15

1) Gangguan pembentukan eritrosit

Gangguan pembentukan eritrosit terjadi apabila terdapat defisiensi substansi


tertentu seperti mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat), asam amino,
serta gangguan pada sumsum tulang.

2) Perdarahan

Perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total sel darah
merah dalam sirkulasi.

3) Hemolisis

Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit.

4) Meningkatnya kebutuhan Fe atau hematopoiesis: pertumbuhan cepat


pada bayi dan remaja,kehamilan, terapi eritropoietin.
5) Kehilangan Fe: hilangnya darah secara akut kronik, menstruasi,
donasi darah, phlebotomy sebagai pengobatan untuk polisitemia vera.
6) Turunnya pengambilan atau absorbsi besi: diet yang tidak adekuat,
malabsorbsi karena penyakit diare, &rohn’s disease', pembedahan gastrektomi',
inflamasi akut kronik.
Faktor Risiko
1. Diet rendah Fe
sering pada vegan, gangguan makan, food insecurity
2. Pertumbuhan yang cepat
- Remaja /masa pertumbuhan
- Kehamilan: karena turunnya volume darah, pertumbuhan fetal
dan plasental
- Kehamilan berulang.
- Kehilangan darah ada menstruasi, gangguan saluran pencernaan,
pembedahan, dan donor darah-.
- Kondisi sosial ekonomi yang tidak memadai.
- Rasial
Sering pada Afrika - Amerika dan Meksiko- Amerika.
- Perdarahan setelah melahirkan
D. Manifestasi klinis
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari
berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan
neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku,
anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif
yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan,
gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara
mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai.
Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia.
Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak
mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga
dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).

7.Pemeriksaan Laboratorium

Hb : kadar Hb menurun. Karena terjadi kekurangan Fe, sedang Fe


diperlukan untuk sintesis Hb, maka yang pertama menurun adalah
kadar Hb. Biasanya di bawah 10 g% Jumlah eritrosit : bisa normal atau
sedikit menurun. MCHC : menurun, akan tampak eritrosit yang pucat (
hipokrom); MCH : bisa normal atau sedikit menurun. Bila anemia
bertambah berat, eritrosit akan mengecil (mikrositer). Pemeriksaan
morfologi darah depi dimana ditemukan Eritrosit hipokrom mikrositer
kadang dpt ditemukan ovalosit dan sel target Retikulosit menurun
Trombosit dan leukosit normal . Pada pemeriksaan sumsum tulang dapat
ditemukan keadaan hiperplasi sistem eritropoiesis, Normoblast berukuran
lebih kecil, sitoplasmanya lebih sedikit dan warnanya lebih biru.
Sideroblast negatif atau sangat berkurang Kimia darah yang dapat
diperiksa yaitu Feritin/Fe serum dengan kadar yang menurun, penurunan
ini terjadi sebelum timbul gejala anemia. TIBC (Total Iron Binding
Capacity) meningkat, dan pemeriksaan hemosiderin dapa pemeriksaan
sumsum tulang yang negatif
KASUS

Pada tanggal 26 oktober 2018, pukul 10.00 WIB pasien datang ke RS PKU
Muhammadiyah Gombong dengan keluhan mual, muntah dan lemas pusing pada
saat pagi hari, pusing dirasakan setelah beraktivitas dan berat badannya menurun
sejak beberapa minggu ini. Klien mengatakan keluhan tersebut sudah muncul
sejak 3 hari yang lalu.

A. Identitas Klien
Nama : Nn. S
Tempat. Tgl lahir : Sempor, 17 juni 1999
Umur : 19 tahun.
Pekerjaan : Mahasiswa
Berat Badan Awal : 45 Kg
Berat Badan Saat Ini : 42 Kg
Diagnosa medis : Anemia

B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan utama : Anemia
2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke RS PKU Muhammadiyah
Gombong dengan keluhan mual, muntah dan lemas, pusing pada saat pagi
hari, pusing dirasakan setelah beraktivitas dan berat badannya menurun
sejak beberapa minggu ini. Klien mengatakan keluhan tersebut sudah
muncul sejak 3 hari yang lalu.
3. Riwayat penyakit dahulu :
Tidak ada
4. Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada.
C. Pola Fungsional Virginia Henderson Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar (
Virginia Henderson ).
a. Pola Bernafas.
Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan tidak mengalami sesak napas.
Saat Dikaji :
Pasien mengatakan mengalami sesak napas, saat dilakukan
pengecekan, Pernapasan normal sebanyak 26x/menit.
b. Pola Makan dan Minum.
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa makan 3x/hari dengan porsi 1 piring nasi
+ sayur + lauk (tahu/tempe/telur/ikan), minum sekitar 7 gelas/hari,
susu, teh.
Setelah Dikaji :
Klien mengatakan nafsu makanya menurun, hanya sekitar ½ piring
bubur per hari tidak habis dan minum sekitar 4 gelas/hari
c. Pola Eliminasi.
Sebelum sakit :
Klien mengatakan Buang Air Kecil ( BAK ) sebanyak 7 kali dalam
sehari warna urin jernih dan Buang Air Besar ( BAB ) sebanyak 2
kali sehari konsistensi BAB padat dan berwarna kuning. Klien juga
mengatakan tidak merasa sakit saat BAK maupun BAB.
Saat Dikaji :
Klien mengatakan BAK sebanyak 3-4 kali dalam sehari warna urin
keruh kekuning dan BAB sebanyak 1x hari sekali konsistensi BAB
padat dan berwarna kuning.
d. Pola Aktivitas.
Sebelum sakit :
Klien mengatakan dalam aktivitas tidak mengalami kesulitan
dalam menjalankan kegiatan sehari- hari.
Saat dikaji :
Klien mengatakan badannya merasa lemas sehingga aktivitasnya
terganggu, seperti pusing yang berputar – putar
e. Pola istirahat
Sebelum sakit :
klien mengatakan istirahat normal sekitar pukul 21.00 - 05.00 WIB
Saat dikaji :
Klien mengatakan istirahat tidak normal dikarnakan sakit kepala .
Klien istirahat sekitar jam 23.00-03.00 itupun tidak teratur
f. Pola Berpakaian
Sebelum sakit :
Klien mengatakan bahwa klien bisa memakai pakaian sendiri tanpa
memerlukan bantuan orang lain
Saat dikaji :
Klien mengatakan bahwa klientidak kesulitan untuk berpakaian
terutama baju kaos sehingga klien tidak perlu bantuan orang lain
g. Pola Mempertahankan Suhu Tubuh
Sebelum sakit :
Klien mengatakan suhu tubuh normal
Saat dikaji
Klien mengatakan tidak bermasalah denga suhu tubuh klien.
h. Pola Kebersihan Tubuh
Sebelum sakit :
Klien mengatakan kebersihan dirinya normal seperti mandi dua
kali sehari, sikat gigi dua kali sehari, keramas dua hari sekali,
gunting kuku satu minggu sekali.
Saat dikaji :
Klien mengatakan kesulitan dalam kebersihan dirinya sehingga
klien membutuhkan bantuan keluarga seperti menyeka badannya
dengan air serta kramas dibantu oleh keluarga.
i. Pola Menghindari Bahaya
Sebelum sakit :
Klien mengatakan dalam keseharian menggunakan alat pengaman
seperti saat memasak menggunakan celemek untuk menghindari
percikan minyak goreng panas.
Saat dikaji :
Klien mengatakan saat sakit hanya sering tidur jadi perlu
menggunakan alat pengaman samping tempat tidur ( stril ) agar
mengurangi resiko jatuh.

j. Pola Komunikasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak kesulitan dalam berkomunikasi dengan
orang lain.
Saat dikaji :
Klien mengatakan tidak kesulitan dalam berkomunikasi dengan
orang lain, namun klien lebih banyak diam karena sakit.
k. Pola Beribadah
Sebelum sakit :
Klien mengatakan tidak kesulitan dalam menjalankan ibadah
seperti sholat 5 waktu dengan berdiri.
Saat dikaji :
Klien mengatakan masih bisa melaksanakan ibadah sholat 5 waktu
akan tetapi dengan berbaring di bed.
l. Pola Rekreasi
Sebelum sakit :
Klien mengatakan jarang berekreasi dikarenakan sibuk bekerja.
Saat dikaji :
Klien mengatakan tidak bisa berekreasi, namun klien tetap senang
karena keluarga, dan teman menemani saat dirawat di Rumah
Sakit.
m. Pola Bekerja
Sebelum sakit :
Klien mengatakan dapat bekerja dengan baik dan tidak terganggu
dengan masalah kesehatan.
Saat dikaji :
Klien tidak dapat bekerja seperti biasa, karena sakit dan dirawat di
Rumah Sakit.
n. Pola Belajar
Sebelum sakit :
Klien mengatakan mendapatkan informasi kesehatan dari media
sosial seperti internet.
Saat dikaji :
Klien mengatakan mendapatkan informasi tentang kesehatan dari
dokter dan perawat.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : keadaan lemah
2. Tanda – tanda vital
a. Tekanan Darah : 70/60 MmHg
b. Nadi : 70x/menit
c. Pernafasan : 28x/menit
d. Suhu : 37,5
e. BB : 42kg
3. Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala / rambut
Simetris, warna rambut hitam dan tidak beruban, tidak ada nyeri tekan
dan tidak ada benjolan, rambut bersih
b. Mata
Simetris, tampak bersih, konjungtiva anemis, sklera anikterik,
c. Telinga
Simetris, bersih, tidak terdapat serumen
d. Hidung

No Hari , Data focus Problem Etiologi TT


tanggal D
1. 27 DS : pasien mengatakan Ketidakefek penurunan
oktober lemas tifan perfusi komponen
2018 jaringan seluler yang
DO: pasien terlihat perifer diperlukan
pucat dan terpasang untuk
kanul oksigen 3ltr pengiriman
oksigen/nutrisi
ke sel
2 Ds : pasien mengatakan Perubahan intake yang
nafsu makannya pola nutrisi tidak adekuat
berubah dan jarang
makan
Do : pasien terlihat
jarang makan
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada secret, tidak ada luka dan tidak
ada lesi
e. Mulut
Simetris, gigi lengkap,bersih
f. Leher
Simetris, tidak ada nyeri tekan , tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
g. Dada
Bentuk ada simetris, bunyi jantung regular, vocal fremitus seimbang
h. Perut
Simetris, tidak ada nyeri tekan
i. Ekstremitas
Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang, akral
dingin
E. Diagnosa Keperawatan

Prioritas diagnosa keperawatan


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrisi ke sel
2. Perubahan pola nutrisi b.d intake yang tidak adekuat
Intervensi

No Hari/ Noc Nic Par


tanggal af
1. Sabtu, Setelah dilakukan tidakan Rencana tindakan
27
keperawatan 2x24jam diharapkan keperawatan
oktober
2018 masalah nyeri dapat teratasi 1. Monitor
dengan idikator tanda –
1. Status sirkulasi tanda vital
N Indikator Saat ini Tar 2. Monitor
o get pengecekan
1 Saturasi 2 4 kulit
Oksigen 3. Berikan
2 Kelelahan 3 5 oksigen
3 Wajah 3 5 sesuai
Pucat indikasi
4. Tinggikan
kepala
tempat tidur
sesuai
toleransi
5. Catat
adanya
keluhan
rasa dingin
6. Kolaborasi
dalam
pemberian
transfuse
pemeriksaa
n Hb/Ht
7. Kolaborasi
dengan
dokter
terkait
dengan
Transfusi
Darah

2. Setelah dilakukan tidakan Rencana tindakan


keperawatan 2x24jam diharapkan keperawatan
masalah nyeri dapat teratasi 1. Kaji
dengan idikator riwayat
1. Status Nutrisi nutrisi
No Indikator Saa Targe termasuk
t t makanan
ini yang
1 Asupan 2 4 disukai
Gizi 2. Berikan
2 Asupan 2 4 lingkungan
Makanan tenang,
3 Rasio 3 5 batasi
Berat pengunjung
Badan dan kurangi
suara bising
2. Kelelahan 3. berikan
No indikato Saat target makan
r ini sedikit dan

1 Perubah 2 4 frekuensi

an status sering

nutrisi 4. observasi

2 Nafsu 2 4 dan catat

makan masukan
makanan
pasien
5. pendidikan
kesehatan

Implementasi

Hari No Implementasi Respon TTD


tanggal DX
dan
waktu
Sabtu, 1 1. Monitor tanda – Ds : pasien mengatakan
27 tanda vital lemas
oktober Do : pasien terlihat pucat
2018 dan hanya berbaring di
tempat tidur
TD : 70/60 MmHg
Nadi : 70x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 37,5
BB : 42kg

2. Monitor
Ds : -
pengecekan kulit
Do : turgor kulit pasien
terihat masih lentur

3. Berikan oksigen
Ds : pasien mengatakan
sesuai indikasi
merasa lega setelah
terpasang selang oksigen
Do : pasien terpasang kanul
oksigen

4. Tinggikan kepala
Ds : pasien mengatakan
tempat tidur sesuai
lebih nyaman
toleransi Do : pasien terlihat nyaman
5. Catat adanya
keluhan rasa Ds :pasien mengatakan
dingin kedinginan
Do : pasien terlihat memakai
selimut atau pakaian hangat

6. Kolaborasi dalam Ds:-


pemberian Do : untuk memenuhi
transfuse kebutuhan darah pasien
pemeriksaan
Hb/Ht
7. Kolaborasi dengan Ds:-
dokter Do : Mengkolaborasikan
dengan dokter mengenai
pemberian obat pasien
2 1. Kaji riwayat Ds : pasien mengatakan
nutrisi termasuk mulai sedikit menyukai
makanan yang makanan yang disukai
disukai Do : pasien terlihat makan
makanan yang disukai
dengan porsi sedikit

2. Berikan Ds : pasien mengatakan


lingkungan dapat beristirahat dengan
tenang, batasi tenang dalam keadaan
pengunjung dan tenang
kurangi suara Do : pasien terlihat
bising beristirahat dengan tenang

3. berikan makan Ds: Untuk memenuhi


sedikit dan kebutuhan nutrisi pasien
frekuensi sering dengan porsi sedang namun
terus diberikan
Do:-

4. observasi dan catat Ds : pasien mengatakan


masukan makanan makan 2x sehari setengah
pasien porsi
Do : pasien terlihat belum
memiliki nafsu makan
5. Pendidikan Do : pasien terlihat dibantu
kesehatan oleh anggota keluarga saat
beraktivitas

Ds : pasien mengatakan
paham mengenai penyakit
yang dideritanya
Evaluasi

No Hari, tgl, Diagnosa Evaluasi TT


waktu kep. D
1 Sabtu, 27 Ketidakefek S :Pasien mengatakan masih merasakan
oktober tifan perfusi lemas dan tidak dapat beraktivitas
2018 jaringan O : Pasien terlihat pucat dan hanya
perifer b.d berbaring ditempat tidur
penurunan TD : 70/60 MmHg
Nadi : 70x/menit
komponen
RR : 28x/menit
seluler yang Suhu : 37,5
BB : 42kg
diperlukan
untuk A:- Masalah belum teratasi
pengiriman 1. Status Sirkulasi
oksigen / No Indikator Saat Tar- Akh
nutrisi ke ini get ir
sel 1 Saturasi 2 4 2
Oksigen
2 Kelelaha 3 5 3
n

3 Wajah 3 5 3
Pucat

P : Lanjutkan Intervensi
2 Sabtu, 27 Perubahan S :-Pasien mengatakan hanya makan
oktober pola nutrisi makanan yang disukai
2018 b.d intake O : pasien terlihat makan jika lapar
yang tidak namun porsinya sedikit
adekuat A : Masalah belum teratasi
1. Status Nutrisi

No Indikator Saat Tar- Akhir


ini get
1 Asupan Gizi 2 4 2
2 Asupan 2 4 2
Makanan
3 Rasio Berat 3 5 3
Badan
2. Kelelahan

N Indikator Saat Tar Akhir


o Ini get
1 Perubahan 2 4 2
Status
nutrisi
2 Nafsu 2 4 2
Makan
Menurun

P : Lanjutkan Intervensi

Pertanyaan dan jawaban

1. Anemia disebabkan oleh berbagai kondisi dan penyakit. Apa penyebab yang
paling umum ?
Jawab : kategori anemia terbesar adalah anemia gizi terutama kekuranga zat
besi, seta defisiensi asam folat atau vitamin B12. Penyebab utama yaitu
pendarahan dari sluran pencernaan. Penyebab lain yang cukup umum adalah
kekurangan erythoropoitein atau epo, horman yang menstimulasi produksi sel
darah merah. Kondisi ini kerap dialami pasien yang mengidap penyakit gagal
ginajl.

2. Apakah tranfusi sel darah merah lebih aman dari pada penggunaan obat
oabatan ?
Jawab : bagi anda yang ingin menaikan kadar hemoglobin, obat jauh lebih
sederhana dan memiliki sedikit efek samping jika dosisnya tepat. Sedangkan
melalui tranfusi, anda meiliki risiko penyakit menular dan masalah lainnya.

3. Apakah anemia membahayakan nyawa ?


Jawab : satu satunya kasus anemia yang membahayakan nyawa adalah
perdarahan besar, walaupun anemia kronis juga secara tidak langsung
berbahaya jika terjadi berkepanjangan. Anemia kronis dapat memaksa jantung
untuk bekerja sangat keras hingga menyebakan gagal jantung yang mengancam
jiwa. Berdasarkan fakta tersebut, anemia memang dapat menyebabkan sakit
parah dan kematian.

4. Barapa batas kadar hemoglobin yang menunjukkan seseorang menderita


anemia ?
Jawaban : tidak ada ketentuan pasti yang mengatur tingkat hemoglobin yang
normal. Namun padda umumnya, dokter menggunakan ukuran patokan dari
World Health Organization ( WHO ). Tingkat hemoglobin kurang dari 13 untuk
laki laki dan kurang dari 12 untuk wanita dianggap sebagai anemia.

5. Bayi yang terlihat pucat dan lemah mungkinkah pertanda dari anemia ?
Jawab : memang gejala gejala umum anemia adalah kulit pucat dan kelelahan.
Tanda tanda lainnya termasuk ddetak jantung yang cepat, mudah marah,
kehilangan nafsu makan, kukurapuh dan lidah terasa sakit atau bengkak. Namun
umumnya, kekuranagn zat besi adalah penyebab anemia.

6. Makanan apa saja yang dapat menyembuhkan anemia ?


Jawab: makan-makanan yang mengandung zat besi,vitamin C dan vitamin B12.

7. Bagaimana pasien anemia menjalani aktivitas sehari-hari ?


Jawab: karena aktivitas itu menjadikan suatu keterbatasan jadi yang tadinya
sering berpergian setiap harinya harus di kurangin karena orang yang terkena
anemia itu mudah lelah.
8. Bagaimana tips olahraga bagi pengidap anemia ?
Jawab: santai,rileks,jangan terlalu kecapean,lihat waktu atau lamanya
melakukan olahraga.

9. Apakah anemia pada anak itu berbahaya ?


Jawab: iya karena dapat mengalami masalah mental dan fisik permen.

Anda mungkin juga menyukai