Laporan Acara 2
Laporan Acara 2
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH:
ANDI MUHAMMAD YUSRIL
D611 16 009
GOWA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi
batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya
yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi
geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi,
seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dsb yang merupakan
Pada prinsipnya, struktur batuan atau yang sering disebut struktur geologi
mudah dipelajari dengan melihat perubahan ciri fisik dari suatu perlapisan batuan,
geologi tidak sedemikian prinsipnya, kerena tidak selamanya struktur geologi dapat
dilihat dengan bentuk utuh. untuk mempermudah meneliti dan menganalisa suatu
struktur dilakukan penggambaran secara proyeksi baik itu struktur garis maupun
struktur bidang baik pada struktur yang terlihat maupun struktur semu.
Penggambaran proyeksi tersebut dapat dilakukan dengan dua metode proyeksi, yaitu
proyeksi secara grafis yang digambarkan pada sumbu kartesian dan proyeksi
Adapun maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan mampu mengetahui
aplikasi dari proyeksi stereografi pada keadaan sebenarnya. Sedangkan tujuan dari
stereografi.
Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum ini yaitu
sebagai berikut:
a. Kertas kalkir
b. Stereo net
c. Kertas HVS F4
d. Penggaris
e. Busur
f. ATK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Kekar
gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara
umum dicirikan oleh: a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi
retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang
1. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola
saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar
2. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya
lurus dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
Gambar 2.1 Kekar (fracture) jenis “Shear Joints” dan “Tensional Joint”
2.1 Lipatan
Pengertian lipatan (fold) adalah suatu gelombang pada lapisan tanah yang
Lipatan juga dapat diartikan sebagai suatu struktur geologi yang sering dijumpai
1. Lipatan tegak – Lipatan ini disebut juga dengan symmetric fold. Sesuai dengan
namanya, posisi bidang sumbu lipatan ini tegak lurus terhadap bidang lipatan.
Bidang sumbu juga membagi antiklin dan sinklin sama besar atau simetris.
tekanan terus- menerus sehingga bentuknya tidak lagi tegak melainkan miring ke
salah satu sisi. Lipatan ini dikenal juga dengan sebutan asymmetric fold.
3. Lipatan menggantung – Lipatan ini adalah kelanjutan dari lipatan miring yang
4. Lipatan isoklinal – Isoclinal fold mempunyai bidang sumbu yang sejajar satu
dengan yang lainnya. Lipatan ini disebabkan oleh adanya dorongan yang terjadi
secara berkelanjutan.
5. Lipatan rebah – Lipatan ini disebut juga overtuned fold. Puncak lipatan rebah
berbentuk landai seperti suatu benda yang merebah. Penyebabnya adalah adanya
6. Lipatan sesar sungkup – Lipatan ini merupakan kelanjutan dari lipatan rebah
yang terus menerus mendapat tekanan. Nama lain lipatan sesar sungkup adalah
overthrust. Jika lapisan tanah yang mengalami lipatan sesar sungkup tidak cukup
elastis, maka akan terjadi patahan.
Gambar 2.2 Macam – Macam Lipatan
1. Antiklin atau dikenal juga dengan sebutan punggung lipatan, adalah unsur
2. Sinklin atau atau dikenal juga dengan sebutan lembah lipatan, yakni unsur
cekungan ke atas. Bagian ini mempunyai 2 buah limb yang arah kemiringan
yang saling mendekat. Dibagian tengah antiklin terdapat core atau inti sinklin.
3. Limb atau sayap, ialah bidang miring yang membangun struktur sinklinal atau
antiklinal. Limb juga dapat diartikan sebagai bagian dari lipatan yang
dari axial plane pada suatu lipatan ke axial plane pada lipatan lainnya.
Terdapat dua jenis limb yakni back limb yakni sayap yang landai dan fore
perpotongan tersebut maka bagian samping dari suatu lipatan menjadi kurang
simetris.
5. Axial surface atau hinge surface, merupakan bidang imajiner yang mana
6. Crest adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi dari sebuah
lipatan pada satu bidang yang sama. Crest mempunyai sebutan lain yakni
hinge line Garis ini mempunyai letak pada bagian tertinggi dari sebuah
lipatan. Crest terbentuk pada crestal plane. Crestal plane ini merupakan suatu
7. Through ialah suatu garis yang menghubungkan titik-titik paling rendah dari
bidang yang sama. Through merupakan kebalikan dari crest. Garis ini teretak
pada bagian paling rendah dari sebuah lipatan. Through terbentuk pada suatu
9. Inflection point ialah suatu titik yang mana terjadi perubahan pada sebuah
10. Wavelenght atau disebut juga dengan half, merupakan jarak antara dua buah
inflection point.
11. Core merupakan bagian dari sebuah lipatan yang posisinya berada disekitar
sumbu lipatan.
12. Depresion adalah daerah paling rendah dari puncak sebuah lipatan.
2.2 Sesar
Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di
lapangan indikasi suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui : a) Gawir sesar atau
bidang sesar; b). Breksiasi, gouge, milonit, ; c). Deretan mata air; d). Sumber air
Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi) atau
dalam jurus dan kemiringan. Separation (pergeseran relatif semu) adalah jarak yang
terpisah oleh sesar dan diukur pada bidang sesar. Komponen dari sparation dapat
diukur pada arah tertentu, umumnya sejajar jurus atau arah kemiringan bidang sesar.
Slip (pergeseran relatif sebenarnya) adalah pergeseran relatif sebenarnya pada sesar,
diukur dari blok satu keblok yang lain pada bidang sesar dan merupakan pergeseran
titik-titik yang sebelumnya berimpit. Total pergeseran disebut juga ”Net slip”.
Throw (loncatan vertikal) adalah jarak yang diukur pada bidang vertikal dari
slip/sparation. Heave (loncatan Horizontal) adalah jarak yang diukur pada bidang
horizontal. Footwall adalah blok tubuh batuan yang terletak dibawah bidang sesar.
Hangingwall adalah blok tubuh batuan yang terletak di atas bidang sesar.
Sesar normal ini bergerak dikarenakan gaya gravitasi sebagai faktor utama.
Sesar ini biasanya berlaku secara bercabang. Pada pergerakannya yaitu Hanging wall
relatif turun terhadap foot wall . Kemudian bidang sesarnya memiliki kemiringan
yang besar. Dikarenakan hanging wall turun maka dapat disebut pula sesar ini
sebagai sesar turun. Sesar normal memiliki cabang yaitu sesar sintetik dan sesar
antitetik. Kedua cabang tersebut berlaku pada sesar yang pergerakannya serentak.
Sesar ini dikaitkan dengan perlipatan karena sesar ini merupakan lanjutan dari
struktur perlipatan yang telah melebihi maksimum dari elastisnya. Salah satu blok
memngalami penurunan terhadap blok yang lain. Bidang miring (fault scrap) adalah
Pada sesar naik ini bagian hanging wall bergerak relatif naik terhadap foot
wall. Yang mencirikan sesar naik adalah sudut kemiringan dari sesar tersebut
termasuk kecil apabila dibandingkan dengan sesar normal yang dapat mendekati
oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utamanya ialah bergerak secara horizontal,
sama dengan posisi tegasan minimum. Sedangkan untuk posisi penegasan menegah
adalah bergerak secara vertikal. Untuk sesar ini, istilah hanging wall dan foot wall
tidak digunakan dalam sistem ini karena tidak ada pergerakan secara signifikan
mengenai arah vertikalnya. Sesar mendatar dibagi menjadi dua berdasarkan gerak
relatifnya, yaitu sinistral (mengiri) tidak searah jarum jam dan dekstral (menganan)
a) Strike separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus
Strike left separation fault. Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar
maka akan terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser
kearah kiri.
Strike right separation fault. Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu
sesar maka akan terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain
pergeseran pada footwall ditemukan d8i atas jejak yang sama pada
hangingwall.
jejak pergeseran pada footwall dtemukan di bawah jejak yang sama pada
hangingwall.
a) Strike slip fault adalah pergeseran relatif semu sesarh dengan jurus bidang
Strike left slip fault. Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka
akan terletak jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser
kearah kiri.
Strike right slip fault. Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu seasr maka
akan terlihat jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser
kearah kanan.
footwall.
bidang sesar. Untuk penamaan sesar ini dipakai kombinasi istilah “dip slip
sesarnya.
jam.
memproyeksikan poin bola dari lingkup utara ketitik dalam bidang bersinggungan
membayangkan sebuah bola sebagai bidang datar sesuai dengan aturan yang telah
komputer atau dengan tanggan menggunkan jenis khusus dari kertas grafik yang
biasa disebut Stereonet atau Wulff Net dan juga Schmidtt Net.
Gambar 2.3 Proyeksi Stereografi
proyeksi pada tutuh zinith yang letaknya pada sumbu vertikal melalui pusat bola
bagian puncak. Sudut yang sama digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil
pengambaran pada bidang proyeksi disebut stereogram sedangkan hasil dari equal
Proyeksi ini digunakan dalam analisi data statistik karena karapatan ploting
menunjukan suatu keadaan yang sebenarnya. Proyeksi ini merupakan poyeksi yang
menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan
sebenarnya. Hasil dari proyeksi ini adalah stereogram yang disebut Schmidt Net.
c. Orthogonal Projection
Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada
proyeksi ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksi tegak lurus pada
Adapun data kekar yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
4.1 Hasil
Berdasarkan data plung dan sreng yang diberikan saat praktikum, diperoleh
data berikut
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data dari streng plung dapat diolah guna mendapatkan indikasi
Langkah pertama data streng kita plot pada stereonet menggunakan kertas
kalkir sesuai dengan besarnya sudut, kemudian berikan titik penanda, lalu tanda
streng kita putar hingga ke tititk utara streonet. Kemudian plot data plung pada
diameter berdasarkan besarnya 1 kotak. Satu kotak diameter streonet sebanding
dengan besar 10o, kemudian berikan tanda sesuai besar sudut plung. Titik penanda
streng yang ada di utara streonet dihubungkan dengan titik penanda plung pafda
diameter streonet mengikuti garis yang sudah ada di streonet. Langkah ini dilakukan
Langkah kedua yaitu dimulai dari menindih hasil dari langkah pertama kita
dengan kertas kalkir baru, kemudian berikan titik atau tanda pada kertas kalkir baru
sesuai perpotongan garis streng plung yang ada pada kalkir pertama.
Langkah ketiga yaitu dimulai dari menindih hasil dari langkah kedua kita
dengan kertas kalkir baru, kemudian titik-titik yang ada pada kalkir kedua
Dari hasil ketiga, titik ketiggian yang sama kita hubungkan seperti garis
kontur. Itulah hasil keempat. Dua garis kontur tertinggi kita berikan penanda pada
menyentuh diameter streonet. Kemudian hitung besar sudut dari arah E. Setelah
besar sudut diketahui tarik garis hayal kea arah W sebesar 90 derajat. Titik ini kita
tarik dari arah utara streonet hingga kearah selatan. Begitu pula untuk titik ketinggian
kedua. Perpotongan antara 2 garis ketinggian tertinggi itulah tegasan kedua. Dari
tegasan kedua tarik sejauh 90 derajat kearah kiri, titik ini adalah tegasan ketiga. Dari
tegasan ketiga tarik garis sesuai streonet dari arah utara keselatan. Titik pertemuan
Teori Andserson tahun 1951, mengatakan bahwa jika tegasan utama lebih
dekat dengan titik pusat maka data ini mengindikasikan bahwa terjadi sesar turun,
namun jika tegasan kedua lebih dekat dengan titik pusat maka hal ini
mengindikasikan bahwa terjadi sesar geser, sedangkan jika tegasan ketiga lebih dekat
dengan titik pusat maka hal ini mngindikasikan terjadi sesar naik. Berdasarkan teori
ini didapatkan bahwa tegasan yang paling dekat dengan pusat yaitu tegasan kedua.
5.1 Kesimpulan
dalam bidang bersinggungan dengan kutub selatan. Proyeksi stereogarfi ini juga
sudutnya dari bagian luar lingkaran ke bagian dalam dan proyeksi kutub.yang cara
pengambilan sudutnya dari dalam lingkaran ke bagian luar lingkaran dan juga saling
yang terbentuk rapi, penentuan unsur-unsur struktur pun jadi lebih mudah.
Contohnya dengan struktur garis dan juga data App. Dip dan arah Bearing akan
mudah untuk mencari kedudukan dan kemiringan sebenarnya suatu lapisan. Selain
itu, dengan beberapa kedudukan yang saling berpotongan maka akan lebih mudah
penggambaran proyeksi stereografi akan lebih simpel dan mudah untuk diterapkan.
5.2 Saran