Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puja dan pujisyukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Ida
Sang Hyang Widi Wasa) yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agribisnis
Peternakan ”.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapat terima kasih kepada
semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan. Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari pengetahuan
dan pengalaman saya masih sangat terbatas. Oleh karena itu, saya berharap kritik
dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Bukit Jimbaran, Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 2
1.3 Tujuan .. ................................................................................ 2
1.4 Manfaat ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemilik Usaha... .................................................................... 3
2.2 Manajemen ............................................................................ 3
2.3 Solusi Permasalahan.............................................................. 5

BAB III SIMPULAN ................................................................................... 6


3.1 Kesimpulan... ........................................................................ 6
3.2 Saran...................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor peternakan merupakan sektor yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan protein hewani bagi manusia selain sektor perikanan. Ternak babi
merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peranan penting dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan daging sebagai sumber protein hewani.
Pemenuhan kebutuhan tersebut memerlukan usaha peningkatan produksi dan
kualitas dari daging babi yang dihasilkan. Ternak babi ideal dikembangkan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan protein asal hewan dalam jumlah besar dan waktu
yang relatif singkat, hal ini didasarkan pada sifat ternak babi yang menguntungkan
seperti prolifik, efisien dalam mengkonversi bahan pakan menjadi daging, umur
mencapai bobot potong yang singkat dan persentase karkas yang tinggi. Usaha
peternakan babi dewasa ini tidak hanya ditujukan untuk konsumsi daging dalam
negeri, namun terdapat juga pengusaha yang memasarkan daging babi keluar
negeri, seperti Singapura dan Malaysia..
Dalam usaha beternak pembibitan babi, ada beberapa kendala yang sering
dihadapi peternak, salah satunya adalah penyakit yang dapat menyerang ternak
babi, terutama bibitnya. Ada berbagai penyakit pada babi yang dapat mengancam
produktivitas suatu peternakan, apalagi bila babi yang terserang penyakit tersebut
sampai menimbulkan kematian. Adapun penyakit yang dapat menyerang babi
diantaranya; hog cholera, streptococcocis, salmonelosis, maupun kolibasilosis.
Ternak babi dapat memenuhi sebagian dari permintaan protein hewani.
Dilihat dari reproduksinya ternak babi cukup produktif untuk diternakkan secara
intensif karenan daya reproduksinya cukup cepat. Babi dapat menghasilkan 12-16
ekor anak per kelahiran dengan masa bunting 114 hari,. Ternak babi memiliki
sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan antara lain adalah memiliki laju
pertumbuhan yang cukup cepat dan juga memiliki jumlah anak per kelahiran
(litter size) yang tinggi. Sehingga, jika dilihat dari kelebihan-kelebihannya
tersebut maka babi memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai penghasil

1
daging.Metode suatu usaha pada dasarnya selalu diarahkan untuk mendapatkan
keuntungan atau laba.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengembangan ternak babai pembibitan di peternakan
tersebut?
2. Bagaimana manajemen pemasaran bibit babi di peternakan tersebut ?
3. Bagaimana analisa pendapatan di peternakan tersebut ?
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui mengenai masalah yang terdapat di
peternakan dan mengetahui nagaimana solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemilik Usaha

Nama : Bapak I wayan Suryanta


Umur : 43 Th
Pekerjaan : Guru
Nama Usaha : Peternakan bapak surya
Alamat : Br Peh, Ds kaliakah, Negara
Bidang usaha : Pembibitan Babi
Tahun Berdiri : 2016
Jumlah induk : 10 ekor
Tujuan Usaha : Menyediakan bibit babi berkualitas
Visi misi :-

2.2 Manajemen
A. Produksi
Manajemen produksi menggunakan cara tradisional, perkawinan dari
induk babi menggunakan kawin alami dengan menyewa induk dari salah satu
peternak. Bapak surya belum mempunyai babi pejantan sendiri, sehingga harus
menyewa penjantan. Jumlah seluruh induk babi yang dimiliki Bapak Surya adalah
10 ekor babi dengan kondisi semua produktif. Jumlah kendang yang dimiliki
adalah dua bangunan kendang. Kendang 1 adalah kendang induk, dan kendang 2
adalah kendang bibit. Kendang induk dibuat dengan model kendang invividu
berbahan besi. Untuk kendang bibit berjumlah 3 buah dengan model kendang
koloni. Masalah yang ditemui dari segi produksi adalah kematian anak babi yang
tinggi pada musim hujan karena konsisi lembab sehingga penyakit mudah
berkembang.
B. Manajemen SDM
Bapak Surya memelihara sendiri babi yang dia pelihara Bersama istrinya.
Maslah SDM yang dialami adalah istri bapak surya kadang tidak mengetahui cara
mengatasi masalah pada babi jika Bapak Surya sedang bekerja Semisal ada anak
babai yang tiba-tiba sakit.

C. Pemasaran Hasil

3
Dari segi penjualan, Bapak Surya sudah memiliki para pelanggan tetap
yang akan membeli bibit babi yang dia pelihara. Permasalahan yang dialami
adalah saat jumlah bibit babi banyak,biasanya harga bibit akan turun dan harus
mencari strategi khusus dalam penjualan agar tidak mengalami kerugian.

2.2 Analisa Ekonomi


A. Biaya Investasi
No Nama Jumlah Harga Total
1 Bangunan Kandang 2 20000000 40.000.000
2 Kandang Induk 10 2500000 25.000.000
3 Kandang Anakan 3 3000000 9.000.000
4 Pralatan Kandang 1 3000000 3.000.000
5 Arco 1 450000 450.000
6 Lahan 3 10000000 30.000.000
7 Instalasi Air 1 2000000 2.000.000
8 Instalasi Listrik 1 1000000 1.000.000
Total 110.450.000

B. Biaya Produksi
No Nama Jumlah Harga Total
1 Induk Babi 10 3500000 35.000.000
2 Pakan 25 5000 125.000
3 Obat-Obatan 1 100000 100.000
Total 35.225.000

C. Biaya Operasional
No
Nama Harga
1
Listrik 350.000
2
Air 100.000
3
Sewa Mobil 200.000
Total 650.000

4
Biaya Penyusutan = Penyusutan kendang + Penyusutan induk
= 362.000 + 972.000 = Rp 1.334.000

Biyaya tetap = Biaya penyusutan


= Rp 1.334.000 / bulan
= Rp 16.008.000 / tahun

Biaya Variabel = Biaya Produksi + biaya Operasional


= Rp 4.500.000 / Bulan
= Rp 54.000.000 / Tahun
Total biaya per tahun = (Biaya tetap + biaya Variabel) x 12
= (1.334.000 + 4.500.000) x 12
= 70.008.000/ Takun

D. Pemasukan
Penjualan anak babi =( (Jumlah Induk babi x 2) x 14 ekor ) x 600.000
= (( 10 ekor x 2 ) x 14 ekor) x 600.000
= Rp 168.000.000/ Tahun

E. Keuntungan
Keuntungan = Total biaya – total pendapatan
Keuntungan = 168.000.000 - 70.008.000
= Rp 97.992.000/ Tahun
= Rp 8.166.000 / Bulan
F. R/C Ratio
R/C Ratio = Total Pendapatan / Total Biaya
= 168.000.000 – 70.008.000
= 2.3

2.3 Solusi Permasalahan


Setiap masalah yang ada di dunia ini pasti memiliki solusi untuk
memecahkannya. Dari segi produksi, permasalahan tentang kematian anak babi
bias dicagah dengan memeberikan tirai dan penghangat di sekeliling kendang

5
untuk menjaga suhu dan kelembaban kendang saat musim hujan terjadi. Dari isegi
SDM solusi yang dapat di lakukan adalah dengan memberikan pegetahuan lebih
kepada istri Bapak Surya selaku pemelihara ternak, pengetahuan yang dimaksud
adalah seluruh pengalaman peternakan yang dimiliki oleh mulai dari
pemenliharaan hingga penanganan penyaki. Dari segi pemasaran adalah dengan
membuat strategi khusus mengenai target konsumen sebagai antisipasi jika harga
bibit babi tersebut turun.

6
BAB III
SIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari hasil diatas dapat disimpulan bahwa setiap usaha peternakan pasti
memliki permasalah baik itu dari segi produksi, SDM, maupun dari segi
Pemasaran. Dari masalah tersebut selalu ada solusi yang dapat dilakuakan dengan
memperbaiki kesalahan yang telah dilakuakan. Dari segi analisa pendapata, usaha
tersebut layak untuk dijalankan dengan R/C Ratio sebesar 2.3.

3.2 Saran
Bagi peternak untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan terjadi di
peternakannya agar kerugian bias iminimalisisr dan selalu mempunyai strategi
baru dalam menghadapi pasar yang selalu berkembang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Daniel, M. 2001. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Umi Aksara Hardyastuti, S.


2011. Kajian Biaya Produksi Pada Usaha Peternakan Babi. Jurnal Sosek
Peternakan Unibraw Malang. Volume 12 No. 1. Malang.
Mubyarto. 1989. Pengantar ekonomi pertanian. LP3ES. Jakarta Paturochman, M.
2012. Penentuan jumlah dan teknik pengambilan sampel untuk sosial
ekonomi peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran.
Bandung.
Purwaningsih, Heni dan Subagiyo. 2010. Peluang Usaha Tanaman Akar Wangi di
Lahan Kering Kabupaten Gunungkidul. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian.Yogyakarta
Rodjak, A. 1996. Pengantar Ilmu Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas
Padjajaran. Bandung.
Sihombing. 2006. Ilmu Ternak Babi. Cetakan kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.
Soekartawi A, 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglas. Cetakan ke-3. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hal. 14.

Anda mungkin juga menyukai