Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA DAN Di era industrialisasi sekarang ini, Rumah sakit

STRESS KERJA TERHADAP PERAWAT WANITA merupakan salah satu bentuk organisasi yang
bergerak dibidang pelayanan kesehatan dimana
RUMAH SAKIT salah satu upaya yang dilakukan adalah mendukung
(Studi pada Rumah Sakit Roemani rujukan dari pelayanan tingkat dasar, seperti
Muhammadiyah Semarang) puskesmas. Untuk itu, sebagai pusat rujukan dari
pelayanan kesehatan tingkat dasar, maka pelayanan
Rumah Sakit perlu menjaga kualitas pelayanannya
Azizah Indriyani
terhadap masyarakat yang membutuhkan.

ABSTRACT Perawat merupakan tenaga profesional yang


perannya tidak dapat dikesampingkan dari semua
This research analyzes the influence of bentuk pelayanan rumah sakit. Peran ini disebabkan
dual role conflicts and work stress toward working karena tugas perawat mengharuskan kontak paling
performance of woman nurses at Roemani lama dengan pasien. Perawat rumah sakit di
Muhammadiyah hospital of Semarang. The dual dominasi sebagian oleh tenaga kerja wanita atau
role conflicts consist of work – family conflict, it is perempuan, keterlibatan wanita yang sudah kentara
defined as a form of role in which of work and tetapi secara jelas belum diakui di Indonesia
family demand can not be equally in some way. membawa dampak terhadap peranan perempuan
Some Reseacher has mentioned that work – family dalam kehidupan keluarga.
conflict and family – work conflict affect on work
stress and will influence working performance of Partisipasi wanita saat ini bukan sekedar
nurses at hospital. menuntut persamaan hak tetapi juga menyatakan
This research has goal to analyze the fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam
influence of dual role conflicts and work stress masyarakat Indonesia. Partisipasi wanita menyangkut
toward working performance of woman nurses at peran tradisi dan transisi. Peran tradisi atau domestik
Roemani Muhammadiyah hospital of Semarang mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan
The population of this research is 115 pengelola rumah tangga. Sementara peran transisi
nurses of Roemani Muhammadiyah hospital of meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja,
Semarang, using Structural Equation Modeling anggota masyarakat dan manusia pembangunan.
(SEM) with Computer application that is Amos Peran transisi wanita sebagai tenaga kerja turut aktif
16.00 version. The model of this research is dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di
suitable with criteria of goodness of fit, they are chi berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan
square =(258,274); probability = (0,058); GFI = pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan
(0,836); AGFI = (0,798); CFI = (0,989); TLI = (0,988); yang tersedia. Kecenderungan wanita untuk bekerja
RMSEA = (0,037); CMIN/DF = (1,153) menimbulkan banyak implikasi, antara lain
The result of this research shows that merenggangnya ikatan keluarga, meningkatnya
work – family conflict influences significantly kenakalan remaja dan implikasi lain.
positive toward work stress, family – work conflict
influences significantly positive toward work stress, Menurut Ihromi, (1990), bahwa jumlah wanita
work stress influences significantly positive toward pencari kerja akan semakin meningkat di sebagian
working performance of woman nurses, work – wilayah dunia. Menurut hasil penelitian,
family conflict influences negatively toward menyebutkan bahwa wanita (responden) ingin tetap
working performance of woman nurses, family – bekerja, karena pekerjaan memberikan banyak arti
work conflict influences negatively toward working bagi diri: mulai dari dukungan finansial,
performance of woman nurses. mengembangkan pengetahuan dan wawasan,
memungkinkan aktualisasi kemampuan, memberikan
Key words: work – family conflict, family – work kebanggaan diri dan kemandirian (meskipun
conflict, work stress, working performance penghasilan suami mencukupi), serta memungkinkan
subyek mengaktualisasikan aspirasi pribadi lain yang
mendasar (seperti) memberi rasa “berarti” sebagai
pribadi, Meskipun keterlibatan dalam berbagai peran
ini dapat memberikan keuntungan psiko sosial,
seperti peningkatan kepercayaan diri, moral, serta sampai pada tingkat moderat bersifat fungsional
kebahagiaan (Aryee, et, al 1999), kesulitan dalam dalam arti berperan sebagai pendorong peningkatan
memenuhi tuntutan pekerjaan dan keluarga yang kinerja pegawai, sedangkan pada tingkat negatif
sering kali bertentangan juga dapat menyebabkan stress pada tingkat yang tinggi adalah penurunan
terjadinya konflik pekerjaan-keluarga (Bedeian, et, al pada kinerja karyawan yang drastis. Adapun konflik
1983). peran ganda ini bisa menurunkan kinerja karyawan,
sementara menurunnya kinerja karyawan bisa
Namun menjalani dua peran sekaligus, sebagai memberi dampak pada meningkatnya keinginan
seorang pekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga, untuk keluar, meningkatnya absensi, dan menurunya
tidaklah mudah. Karyawan wanita yang telah komitmen organisasi (Boles, Howard & Donofrio,
menikah dan punya anak memiliki peran dan 2001). Jadi hal ini merupakan keadaan yang
tanggung jawab yang lebih berat daripada wanita berbahaya bagi organisasi, karena bisa menyebabkan
single. Peran ganda pun dialami oleh wanita tersebut pelaksanaan pekerjaan terganggu, yang akhirnya bisa
karena selain berperan di dalam keluarga, wanita menurunya kinerja organisasi. ini merupakan salah
tersebut juga berperan di dalam karirnya. Konflik satu hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam
pekerjaan-keluarga menjelaskan terjadinya benturan mengolah Sumber Daya Manusia untuk dapat
antara tanggung jawab pekerjaan dirumah atau meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
kehidupan rumah tangga (Frone & Cooper, 1994). (Nurhayati, 2000).
Kondisi seperti diatas sering memicu terjadinya
konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan Tujuan Penelitian
perusahaan, bila tidak ditangani secara serius akan Berdasarkan latar belakang masalah dan
menimbulkan dampak yang sangat berarti bagi usaha identifikasi masalah yang telah diungkapkan
pencapaian tujuan perusahaan, salah satunya adalah sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin
rendahnya kinerja karyawan secara keseluruhan akan dicapai adalah:
mempengaruhi produktifitas perusahaan 1.Untuk membuktikan dan menganalisis
(Anorogo,1992). Akan tetapi tidak hanya itu saja yang pengaruh konflik peran ganda yang terdiri dari
ditimbulkan oleh konflik yang tidak ditangani secara konflik pekerjaan-keluarga dan konflik
tepat dan bijaksana, dapat pula berakibat langsung keluarga-pekerjaan terhadap stres kerja
pada diri karyawan, karena mereka dalam keadaan perawat wanita rumah sakit.
suasana serba salah sehingga mengalami tekanan 2.Untuk membuktikan dan menganalisis
jiwa (stress). pengaruh stress kerja terhadap kinerja
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perawat wanita rumah sakit.
stress seperti: kelebihan beban kerja, tanggung 3.Untuk membuktikan dan menganalisis
jawab atas orang lain, perkembangan karir, pengaruh konflik peran ganda yang terdiri dari
kurangnya kohesi kelompok, dukungan kelompok konflik pekerjaan-keluarga dan konflik
yang kurang memadahi, struktur dan iklim keluarga-pekerjaan terhadap kinerja perawat
organisasi, wilayah dalam organisasi, karakteristik wanita rumah sakit.
tugas, dan pengaruh pimpinan (Ivancevich dan
Matteson, 1980). Sebetulnya stress merupakan TELAAH PUSTAKA
keadaan yang wajar karena terbentuk pada diri Pengertian Konflik
manusia sebagai respon dan merupakan bagian dari Pada hakekatnya konflik dapat didefinisikan
kehidupan sehari-hari dari diri manusia terlebih sebagai segala macam interaksi pertentangan antara
menghadapi jaman kemajuan segala bidang yang dua atau lebih pihak. Menurut Heidjrachman
dihadapi dengan kegiatan dan kesibukan yang harus Ranupandojo dan Suad Husnan (1984), Konflik
dilakukan, disalah satu pihak beban kerja disatuan organisasi adalah ketidaksetujuan antara dua pihak
unit organisasi semakin bertambah. Biasanya para atau lebih anggota organisasi yang timbul karena
ibu yang mengalami masalah demikian, cenderung mereka harus menggunakan sumber daya yang
merasa lelah (terutama secara psikis), karena langka secara bersama-sama dan karena mereka
seharian memaksakan diri untuk bertahan ditempat mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai-nilai dan
kerja (Rini, 2000). persepsi yang berbeda.
Di ungkapkan oleh Gitosudarmo dan Suditta Pengertian Konflik Peran Ganda
(1997), bahwa stress mempunyai dampak positif dan Menurut Davis dan Newstrom (1996) peran
negatif. Dampak positif stress pada tingkat rendah diwujudkan dalam perilaku. Peran adalah bagian
yang dimainkan individu pada setiap keadaan dan judge et al, (1994). Greenhaus dan Beutell (1985)
cara tingkah lakunya untuk menyelaraskan diri mendefinisikan konflik pekerjaan-keluarga sebagai
dengan keadaan. bentuk konflik peran dimana tuntutan peran
Wanita bekerja menghadapi situasi rumit yang pekerjaan dan keluarga secara mutual tidak dapat
menempatkan posisi mereka di antara kepentingan disejajarkan dalam beberapa hal.
keluarga dan kebutuhan untuk bekerja. Muncul
sebuah pandangan bahwa perempuan ideal adalah Frone, Rusell & Cooper (1992) mendefinisikan
superwoman atau supermom yang sebaiknya konflik pekerjaan-keluarga sebagai konflik peran yang
memiliki kapasitas yang dapat mengisi bidang terjadi pada karyawan, dimana di satu sisi ia harus
domestik dengan sempurna dan bidang publik tanpa melakukan pekerjaan di kantor dan di sisi lain harus
cacat. memperhatikan keluarga secara utuh, sehingga sulit
Dalam perjuangan menuju keseimbangan kerja membedakan antara pekerjaan menunggu keluarga
dan keluarga inilah maka bermunculan berbagai dan keluarga mengganggu pekerjaan. Pekerjaan
konflik dan masalah yang harus dihadapi dan dicari mengganggu keluarga, artinya sebagian besar waktu
jalan keluarnya jika ingin tetap menjalani kedua dan perhatian dicurahkan untuk melakukan
peran tersebut. Bekerja adalah kegiatan yang pekerjaan sehingga kurang mempunyai waktu untuk
dilakukan oleh seseorang baik secara langsung keluarga. Sebaliknya keluarga mengganggu pekerjaan
maupun tidak langsung untuk mendapatkan berarti sebagian besar waktu dan perhatiannya
penghasilan dalam bentuk uang atau barang, digunakan untuk menyelesaikan urusan keluarga
mengeluarkan energi dan mempunyai banyak sehingga menunggu pekerjaan. Konflik pekerjaan-
kegiatan diluar rumah, kegiatan dimana keluarga ini terjadi ketika kehidupan rumah
memungkinkan mereka memperoleh penghasilan seseorang berbenturan dengan tanggung jawabnya
bagi keluarganya sebenarnya bukanlah gejala yang ditempat kerja, seperti masuk kerja tepat waktu,
baru dalam masyarakat kita (Ihromi,1990). Dalam menyelesaikan tugas harian, atau kerja lembur.
pengertian ini termasuk istri sendiri atau bersama Demikian juga tuntutan kehidupan rumah yang
suami berusaha untuk memperoleh penghasilan, menghalangi seseorang untuk meluangkan waktu
dengan demikian wanita yang bekerja dapat untuk pekerjaannya atau kegiatan yang berkenaan
dianggap berperan ganda. dengan kariernya.
Secara umum, disesuaikan dengan keadaan
sosial budaya yang tumbuh dan berkembang di Konflik Keluarga-Pekerjaan (family-work conflict)
Indonesia selama ini dapat disimpulkan bahwa ada
tiga tugas utama wanita dalam rumah tangga yaitu: Keluarga dapat dilihat dalam arti kata sempit,
sebagai keluarga inti yang merupakan kelompok
1. Sebagai istri, supaya dapat mendampingi sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk
suami sebagai kekasih dan sahabat untuk berdasarkan pernikahan dan terdiri dari seorang
bersama membimbing keluarga yang bahagia. suami (Ayah), istri (Ibu) dan anak-anak mereka
2. Sebagai pendidik, untuk pembina generasi (Munandar, 1985). Keluarga adalah kesatuan dari
muda supaya anak-anak dibekali kekuatan rohani sejumlah orang yang saling berinteraksi dan
maupun jasmani yang berguna bagi nusa dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan peranan
bangsa sosial mereka sebagai suami, istri, dan anak-anak,
3. Sebagai ibu rumah tangga, supaya saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peran ini
mempunyai tempat aman dan teratur bagi ditentukan oleh masyarakat, tetapi peranan dalam
seluruh anggota keluarga. tiap keluarga diperkuat oleh perasaan-perasaan.
Perasaan-perasaan tersebut sebagai berkembangnya
Konflik Pekerjaan-Keluarga (work- family conflict) berdasarkan tradisi dan sebagian berdasarkan
pengalaman dari masing-masing anggota keluarga.
Terjadinya perubahan demografi tenaga kerja
seperti peningkatan jumlah wanita bekerja dan Stress Kerja
pasangan yang keduanya bekerja telah mendorong Stress kerja adalah suatu respon adaptif,
terjadinya konflik antara pekerjaan dan kehidupan dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses
keluarga, hal ini membuat banyak peneliti yang psikologi individu yang merupakan suatu
tertarik untuk meneliti sebab pengaruh dari konflik konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi
pekerjaan-keluarga (work-family conflict) tersebut atau peristiwa yang menempatkan tuntutan
psikologis dan atau fisik khusus pada seseorang Menurut penelitian membuktikan bahwa orang
(Ivancevich dan Matteson, 1980). stress biasanya ditempatkan dalam pekerjaan yang mempunyai
dianggap sebagai istilah negatif, stress dianggap tuntutan ganda, konflik ditempat kerja, tidak
terjadi karena disebabakan oleh suatu yang buruk adanya kejelasan dalam pekerjaan, wewenang,
namun tidak selalu berarti demikian karena stress tanggung jawab, dan beban kerja sehingga
yang dimaksud adalah stress kerja yang artinya suatu Stress dan ketidakpuasan akan mengikat
bentuk interaksi individu terhadap lingkungannya. (Cooper dan Marshall 1976).
Stress mempunyai dampak positif atau negatif. 3. Gejala Perilaku
Dampak positif stress pada tingkat rendah sampai Gejala stress yang terkait dengan perilaku
pada tingkat moderat bersifat fungsional dalam arti mencakup perubahan produktivitas, absensi,
berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja dan tingkat keluar masuknya karyawan,
pegawai sedangkan pada dampak negatif stress pada perubahan kebiasaan makan, meningkatnya
tingkat yang tinggi adalah penurunan pada kinerja merokok dan konsumsi alkohol, bicara cepat,
karyawan yang drastis (Gitosudarmo dan Suditta, gelisah, dan gangguan tidur.
1997). Rini (2002) mengkategorikan gejala stress
kedalam beberapa aspek: (1) beban kerja yang
Stress yang dirasakan menggambarkan persepsi tinggi, (2) tingkat absensi, (3) terlambat masuk
keseluruhan seseorang individu mengenai kerja, (4) tuntutan/tekanan dari atasan (5)
bagaimana berbagai stressor mempengaruhi prestasi dan penurunan produktivitas, (6)
kehidupannya. Persepsi terhadap stressor ini ketegangan dan kesalahan, (7) menurunnya
merupakan suatu komponen yang penting didalam kualitas hubungan interpesonal.
proses stres karena orang menginterpretasikan Luthan (2006) menjelaskan bahwa stress
stressor yang sama secara berlebihan. Para ahli tidak secara otomatis buruk bagi karyawan
menyatakan bahwa stress memiliki konsekuensi atau perseorangan atau kinerja organisasi mereka.
hasil psikologis yang berkaitan dengan sikap, Dalam kenyataannya, secara umum diketahui
keperilakuan, kognitif dan kesehatan fisik. bahwa tingkat stress yang rendah dapat
Konsekuensi stress yang muncul lewat berbagai meningkatkan kinerja dan peningkatan
stressor dapat dibagi menjadi 3 kategori umum yaitu: aktivitas, perubahan dan kinerja yang baik.
(Robbins, 2006) Stress mempunyai dampak positif atau
1. Gejala Fisiologis negatif. Dampak positif stress pada tingkat
Sebagian besar perhatian dini atas stress rendah sampai pada tingkat moderat bersifat
dirasakan pada gejala fisiologis. Hasil riset yang fungsional dalam arti berperan sebagai
dilakukan memandu pada kesimpulan bahwa pendorong peningkatan kinerja pegawai
stress dapat menciptakan perubahan sedangkan pada dampak negatif stress pada
metabolisme, meningkatkan laju detak jantung tingkat yang tinggi adalah penurunan pada
dan pernafasan, meningkatkan tekanan darah, kinerja karyawan yang drastis (Gitosudarmo
menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan dan Suditta, 1997).
serangan jantung.
Hubungan antara stress dan gejala fisiologis Kinerja Kerja
tertentu tidaklah jelas. Kalau memang ada,
pasti hanya sedikit hubungan yang konsisten ini Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan
terkait dengan kerumitan gejala-gejala dan cara kerja karyawan dalam suatu perusahaan selama
kesulitan untuk secara obyektif mengukurnya. periode tertentu. Suatu perusahaan yang memiliki
Tetapi yang lebih relevan adalah fakta bahwa karyawan yang kinerjanya baik maka besar
gejala fisiologis mempunyai relevansi langsung kemungkinan kinerja perusahaan tersebut akan baik,
yang kecil sekali bagi perilaku organisasi. sehingga terdapat hubungan yang sangat erat antara
2. Gejala Psikologis kinerja individu (karyawan) dengan kinerja
Stress dapa tmenyebabkan ketidakpuasan. perusahaan.
Stress yang berakibat dengan pekerjaan dapat Ukuran kesuksesan yang dicapai oleh karyawan
menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan tidak bisa di generalisasikan dengan karyawan yang
dengan pekerjaan, dimana dampak lain karena harus disesuaikan dengan ukuran yang
ketidakpuasan memiliki dampak psikologis yang berlaku dan jenis pekerjaan yang dilakukannya (Steel
paling sederhana dan paling jelas dari stress. Johnson, et al 2000). Menurut Bernadin dan Rusell
(1998), kinerja kerja adalah catatan mengenai akibat- dalam arti memenuhi tujuan yang diharapkan
akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi kerja atau oleh perusahaan/organisasi.
kegiatan tertentu dalam suatu jangka waktu tetentu. 2. Kuantitas kerja, merupakan jumlah yang
Kinerja kerja seorang individu merupakan gabungan dihasilkan yang dinyatakan dalam istilah
dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat sejumlah unit kerja ataupun merupakan jumlah
diukur dari akibat yang di hasilkan oleh karena itu siklus aktivitas yang dihasilkan
kinerja kerja bukan menyangkut karakteristik pribadi 3. Ketepatan waktu, merupakan tingkat
yang ditujukan oleh seseorang melainkan hasil kerja aktivitas di selesaikannya pekerjaan tersebut
yang telah dan akan dilakukan oleh seseorang. pada waktu awal yang di inginkan.
Menurut Motowidlo dan van Scotter (1994), 4. Sikap, merupakan hal-hal yang berkaitan
kinerja kerja mengacu pada hasil-hasil yang dengan sikap yang menunjukkan seberapa jauh
diperoleh dari tugas-tugas yang subtantit yang tanggung jawab terhadap pelaksanaan
membedakan pekerjaan seseorang dengan pekerjaan pekerjaan, serta tingkat kemampuan seseorang
yang lainnya serta meliputi aspek-aspek yang lebih untuk bekerja sama dengan orang lain dalam
teknis mengenai kinerja. Kinerja kerja memberikan menyelesaikan tugas-tugasnya.
kontribusi bagi organisasi dengan mengubah bahan 5. Efektifitas, tingkat pengetahuan sumber
mentah sebagai bagian dari langkah untuk daya organisasi dimana dengan maksud
menghasilkan produk organisasi. Sumbangan yang menaikkan keuangan
diberikan oleh kinerja kerja bisa juga dengan
memberikan pelayanan-pelayanan yang penting dan MODEL PENELITIAN
melakukan fungsi pemeliharaan seperti, mengisi Penelitian ini dilakukan dengan dasar pemikiran
penyediaan bahan mentah, mendistribusikan dari penelitian terdahulu. Berdasarkan telaah
produk-produk jasa serta menghasilkan pustaka yang telah dikembangkan mengenai konflik
perencanaan, koordinasi dan pengawasan. peran ganda dan stress kerja terhadap kinerja
Menurut Cherrington (1994), kinerja kerja perawat rumah sakit
menunjukkan pencapaian target kerja yang berkaitan
dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Pencapaian Model Penelitian
kinerja kerja tersebut dipergunakan oleh kecakapan
dan motivasi. Kinerja kerja yang optimum akan
tercapai jika organisasi dapat memilih karyawan yang
memungkinkan mereka agar dapat bekerja secara
maksimal.

Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang
digunakan untuk menilai apakah seseorang telah
melaksanakan pekerjaan masing-masing secara
keseluruhan. Penilaian kinerja merupakan upaya Hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini antara
membandingkan prestasi aktual seseorang dengan lain adalah (1) Konflik pekerjaan-keluarga
prestasi yang diharapkan. Handoko (1993) berpengaruh signifikan positif terhadap terjadinya
menyatakan bahwa untuk dapat menilai kinerja stress kerja perawat wanita rumah sakit (2) Konflik
seseorang digunakan dua buah konsepsi utama, keluarga–pekerjaan berpengaruh sigifikan positif
yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah terhadap terjadinya stress kerja perawat wanita
kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan rumah sakit (3) Stress kerja berpengaruh signifikan
dengan benar. Efektivitas adalah kemampuan untuk positif terhadap kinerja perawat wanita rumah sakit
memilih tujuan yang tepat, untuk mencapai tujuan (4) Konflik pekerjaan-keluarga berpegaruh negatif
yang telah ditetapkan. Evaluasi kerja adalah kegiatan terhadap kinerja perawat wanita rumah sakit (5)
penentuan sampai pada tingkat dimana seseorang Konflik keluarga-pekerjaan berpengaruh negatif
melakukan tugasnya secara efektif. Pengukuran terhadap kinerja perawat wanita rumah sakit
kinerja juga dapat dilakukan melalui beberapa
penilaian (Flippo, 1986), antara lain: METODE PENELITIAN
1. Kualitas kerja, merupakan tingkat dimana a. Obyek Penelitian
hasil akhir yang dicapai mendekati sempurna
Penelitian dilakukan pada RS Roemani hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa model
Muhammadiyah Semarang tersebut dapat diterima.

b. Populasi dan Sampel IMPLIKASI MANAJERIAL


Teknik pengambilan sampel yang digunakan Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bukti
dalam penelitian ini adalah secara sensus yaitu bahwa konflik peran ganda yang terdiri dari konflik
menjadikan seluruh populasi menjadi pekerjaan-keluarga dan keluarga-pekerjaan
responden dalam penelitian, yang menjadi berpengaruh signifikan positif terhadap terjadinya
responden adalah tenaga paramedis perawat stress kerja. Karena konflik pekerjaan-keluarga
yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak mempunyai pengaruh sebesar 0,40 terhadap stress
ada 132 orang kemudian sampel tersebut kerja dengan tingkat signifikansi yang baik. Pada
diambil secara sensus menjadi 115 orang hakekatnya konflik pekerjaan-keluarga bersumber
sebagai sampel yang telah memenuhi syarat dari dukungan rekan kerja dan atasan. Berdasarkan
dalam penelitian ini. nilai dari signifikansi yang dihasilkan variabel konflik
peran ganda yang paling dominan adalah konflik
METODE PENGUMPULAN DATA keluarga-pekerjaan terhadap stress kerja Karena
Metode pengumpulan data yang akan digunakan konflik keluarga-pekerjaan mempunyai pengaruh
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sebesar 0,45 yang bersumber dari pasangan hidup
Kuesioner. Pertanyaan yang disajikan dalam dan keluarga. Dan diikuti oleh variabel stress kerja
kuesioner berupa pertanyaan tertutup. terhadap kinerja perawat. Karena stress mempunyai
pengaruh sebesar 0,37 terhadap kinerja perawat
TEKNIK ANALISIS dengan tingkat signifikan yang baik. Variabel konflik
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan pekerjaan-keluarga terhadap kinerja perawat.
the Structural Equation Model (SEM) dalam model Karena konflik pekerjaan-keluarga mempunyai
dan pengujian hipotesis. pengaruh sebesar -0,44 terhadap kinerja perawat
dengan tingkat signifikan yang baik, hasil ini sesuai
HASIL PENELITIAN dengan hipotesis bahwa semakin tinggi tingkat
Teknik analisis yang dipakai untuk konflik pekerjaan-keluarga maka akan mengurangi
menginterpretasikan dan menganalisis data dalam kinerja perawat rumah sakit. Sedangkan konflik
penelitian ini adalah dengan teknik Structural keluarga-pekerjaan terhadap kinerja perawat
Equation Model (SEM) dari software AMOS 16. mempunyai pengaruh sebesar -0,58 terhadap
Proses analisis yang dilakukan terhadap data kinerja perawat dengan tingkat signifikan yang baik,
penelitian yang diperoleh dari 115 responden. Hasil hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa semakin
analisis data tersebut akan menjelaskan hubungan tinggi tingkat konflik keluarga-pekerjaan maka akan
kausalitas antara variabel yang sedang mengurangi kinerja perawat rumah sakit.
dikembangkan dalam model penelitian ini. Model Dari hasil analisis dan kesimpulan penulis
yang diajukan dapat diterima setelah asumsi-asumsi berusaha mengajukan beberapa masukan atau
telah terpenuhi yaitu normalitas dan Standardized saran bagi rumah sakit Roemani Muhammadiyah
Residual Covariance < 1,96. Sementara nilai Semarang antara lain:
Determinant of Covariance Matrixnya 4171,445 a. Mengadakan kegiatan rekreasi karyawan
Model pengukuran eksogen dan endogen telah bersama keluarganya, merupakan sarana bagi
diuji dengan menggunakan analisis konfirmatori. perusahaan/rumah sakit untuk mengenal
Selanjutnya model pengukuran tersebut dianalisis keluarga dari para karyawan serta merupakan
dengan Structural Equation Model (SEM) untuk sarana untuk mendekatkan hubungan antara
model pengujian hubungan kausalitas antar variabel- karyawan dengan keluarganya
variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh b. Pihak rumah sakit juga harus menunjukkan
konflik pekerjaan-keluarga, konflik keluarga- keseriusannya dalam menangani masalah
pekerjaan, stress kerja, dan kinerja perawat wanita konflik peran ganda yang dialami
telah memenuhi kriteria Goodness of Fit yaitu chi karyawannya/perawat karena selain penting
square =(258,274); probability = (0,058); GFI = bagi karyawan, ketidakseriusan
(0,836); AGFI = (0,798); CFI = (0,989); TLI = (0,988); perusahaan/rumah sakit dalam menangani
RMSEA = (0,037); CMIN/DF = (1,153). Berdasarkan masalah ini dapat berdampak buruk terhadap
kinerja perusahaan/rumah sakit dan akan
berujung pada kerugian yang akan ditanggung multiple informant agar pengukuran acak dapat
pihak perusahaan baik yang berbentuk materi diminimalkan.
maupun inmateri, misalnya dengan cara rumah kedua, penelitian mendatang sebaiknya
sakit mendirikan tempat penitipan anak dengan menggunakan subyek penelitian yang tidak hanya
biaya yang cukup terjangkau bagi perawat rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang saja
rumah sakkit tersebut. (misalnya: rumah sakit telogo rejo, karyadi, pantai
c. Adanya tingkat stress yang tinggi pada rapi) untuk memungkinkan generalisasi hasil-hasil
perawat sebaiknya pihak rumah sakit penelitian
memberikan fasilitas-fasilitas pemtar music dan Ketiga, butir-butir pertanyaan yang mengukur
pemberian ruangan khusus agar perawat dapat konflik peran ganda dan stress kerja terhadap
rileks. perawat wanita rumah sakit mengalami masalah
d. Mengadakan pertemuan berkala antara undimensionalitas marginal. Oleh karena itu,
pihak manajemen dengan karyawan/perawat masalah ini dapat diatasi dengan seksama mengkaji
untuk membahas berbagai kendala yang di kembali butir-butir tersebut dan memilih butir-utir
hadapi selama ini. yang dianggap paling tepat untuk digunakan dalam
e. Melakukan peninjauan kembali terhadap penelitian berikutnya.
job description bawahannya untuk mengetahui
apakah tugas yang diberikan telah dilaksanakan
DAFTAR REFERENSI
dengan baik ataukah sebaliknya. Dan jika
sebaliknya perlu dicarikan solusi yang terbaik Aryee, S., Field, D., dan Luk, V. (1999). A Cross-
bagi rumah sakit maupun perawat. Cultural Test of a Model of The Work-
f. Pihak rumah sakit hendaknya perlu Family Interface. Journal of
menyertakan karyawan dalam proses Management 25 (4): 491-551).
pelaksanaan kiat seperti waktu yang lebih Augusty Ferdinand. (2001). Structural Equation
fleksibel, jadwal kerja alternatif/jadwal lembur Modeling dalam Penelitian Manajemen,
agar tidak dobel, kebijakan ijin keluarga, dan Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
job sharing. Semarang.
Baron, David F., Allen D Katell, Glenn R Caddy &
KETERBATASAN PENELITIAN Frank Rosedine (1984). Work stress
Penelitian ini tidak terlepas dari sejumlah iInventory scale 2: job rRisk southeastern
keterbatasan dan kekurangan, termasuk penelitian psychology association, New Orleans.
ini, keterbatasan pertama, subyek penelitian ini Boles, J. S., W. G. Howard and H. H. Donofrio.(2001).
adalah rumah sakit-rumah sakit yang telah An investigation into the inter-
memenuhi kriteria saja, dengan sampel seperti ini, relationship of work-family conflict,
tentu saja tidak dapat dilakukan generalisasi bahwa family-work conflict and work
penelitian yang sama dengan subyek yang lebih satisfaction. Journal of Managerial
beragam akan memberikan hasil dan temuan- issues. 13 (3): 376-391.
temuan yang tidak sama. Keterbatasan kedua, Davis, Keith dan John W. Newstrom. (1996). Perilaku
penelitian ini mengandalakan pada single informant dalam organisasi. Cetakan Pertama,
untuk memberikan penilaian yang komplek atas Edisi ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
sejumlah karakteristik, sejumlah peneliti mengatakan Flippo, Edwin B. (1994). Manajemen personalia.
bahwa mengandalkan pada informan tunggal perilaku dalam organisasi. Cetakan
cenderung meningkatkan kesalahan pengukuran Pertama, Edisi ketujuh. Jakarta: Penerbit
acak (Tan, 2001), keterbatasan ketiga, butir-butir Erlangga.
pengukuran untuk konflik peran ganda dan stress Frone, M. R., Russell, M., & Cooper, M. L. (1992).
kerja terhadap kinerja perawat wanita rumah sakit Antecedents and outcomes of work
memiliki unidimensionalitas marginal dengan indeks family conflict: Testing a model of the
GFI sebesar 0.836 (GFI kritis > 0.90) work–family interface. Journal of
Applied Psychology, 77, 65–78.
AGENDA PENELITIAN MENDATANG Frone, M. R. Dan Cooper, L. M. (1994). Relationship
BerdasarkanKeterbatasan yang ditemukan between job and family satisfaction:
dalam penelitian ini dapat di jadikan sumber ide bagi causal or noncausal covariation. Journal
penelitian yang akan dating sebaiknya menggunakan of Management, 20 (3): 565-579.
Frone, M. R. (2000). Work–family conflict and Megister Saint dan Doktor Universitas
employee psychiatric disorders: the Gajah Mada.
national comorbidity survey. Journal of Luthan, Fred.(2006), Perilaku Organisasi. Edisi
Applied Psychology, 85, 888–895. Sepuluh. Alih Bahasa: Vivin Andika dkk.
Ganster, D. C., & Schaubroeck, J. (1991). Role stress Penerbit ANDI. Yogyakarta.
and worker health: An extension of the Netemeyer, R. G., Maxham, J. G., & Pullig, C. (2005).
plasticity hypothesis of self-esteem. Conflicts in the work-family interface:
Journal of Social Behavior and Links to job stress, customer service
Personality, 6 (7), 349-360. employee performance, and customer
Gibson, Ivancevich, Donelly. (1996). Organisasi, purchase intent. Journal of Marketing,
Perilaku, Struktur, Proses. Edisi 69, 130-143.
kedelapan, Jilid I. Jakarta: Binarupa Parasuraman, S., Greenhause. J. H., and Granrose, C.
Aksara. S. 1992. Role stressor, social support,
Greenhaus, J.H. dan Beutell, N. (1985). Sources of and well being two career couples.
conflict between work and family roles. Journal of Organizational Behaviour, 13:
Academy of Management review. 10: 399-356.
76-88. Price, Kella B. (2003). A Study of Relationship
Gutek, B. A., Searle, S., & Klepa, L. (1991). Relational Between Stress and Job Satisfaction in
versus gender role explanations for Sales Organization: it`s Impact to
work-family conflict. Journal of Applied Turnover Intention Dissertation. Nova
Psychology, 76, 560-568 Southtown University.
Rini, Jacinta F. (2002). “Wanita Bekerja”. Diambil dari
Hair, J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L & Black, W. C. http: www.e psikologi.com.
(1995). Multivariate data analysis. Fift Robbin, Stephen P. (2001). Perilaku Organisasi. Jilid I,
Edition. Prentice-Hall International, Inc. Edisi Sepuluh. Jakarta: Prentice Hall,
New Jersey Jakarta.
Handoko, Hani T. (1993). Manajemen Personalia dan Thomas, L. T., & Ganster, D. C. (1995). Impact of
Sumber Daya Manusia. Edisi kedua. family-supportive work variables on
Yogyakarta: BPFE work-family conflict and strain: A control
Heidjrachman, R dan Suad Husnan. (1984). perspective. Journal of Applied
Manajemen personalia. Yogyakarta: Psychology, 80, 6-15
BPFE. Triaryati, Nyoman (2002). Pengaruh Adaptasi
Hasibuan, M.S.P. (1997). Manajemen sumber daya Kebijakan Mengenai work family Issue
manusia, Bumi Aksara Jakarta terhadap Absen dan Turn Over. Jurnal
Ihromi, Omas (1990). Para Ibu Yang Berperan Kinerja, Vol 6 (1), 58-69.
Tunggal dan Yang Berperan Ganda. Wardhani, G. R. (2002). Analisis Konflik Pekerjaan-
Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Keluarga Pada Pria Yang Memiliki Istri
Universitas Indonesi Bekerja. Thesis (Tidak diterbitkan).
Ivancevich, J. M., & Matteson, M. T. (1980). Yogyakarta: Program Pasca Sarjana
Organizational Behavior and Univesitas Gajah Mada.
Management Fift. Edition. Irwin/Mc Yang et.al. (2000). ”Sources of Work-Family Conflict:
Graw-Hill. A Sino-US Comparison the Effects of
Judge, T. A., Boudreau, J.W., & Bretz, D. R. Jr. (1994). Work and Family Demands”. Academy of
Job and life attitudes of male executives. Management Journal, Vol. 43, No.1, P.
Journal of Applied Psychology, 77 (5): 113-123.
623-628.
Kuswanti, Herlina Dyah (2003). Peran Dukungan
Suami dan Dukungan Organisasi dalam
Memoderasi Hubungan antara Tuntutan
Waktu dan Peran Kerja dengan Konflik
Peran Ganda. Thesis (tidak diterbitkan).
Yogyakarta: Program Pasca Sarjana

Anda mungkin juga menyukai