Anda di halaman 1dari 5

ASSESMEN NYERI

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

RUMAH SAKIT PARU


MANGUHARJO MADIUN SPO/HPK/ /2019 00 1/3
Jl. Yos Sudarso 108-112
Madiun

Tanggal Terbit Ditetapkan


Direktur Rumah Sakit Paru Manguharjo
Madiun

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)

drg. F. HENRY CHRISTYANTO, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19621023 199003 1 004
Asesmen nyeri adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa
sakit/ nyeri pada pasien di RS, yang terdiri atas asesmen
nyeri awal dan asesmen nyeri ulang.
Asesmen nyeri awal adalah suatu tindakan melakukan penilaian
rasa sakit / nyeri pada pasien saat pasien dilayani pertama kali
PENGERTIAN
di rawat jalan maupun Unit Gawat Darurat.
Asemen nyeri ulang adalah suatu tindakan melakukan penilaian
ulang rasa sakit/nyeri pada pasien dengan keluhan nyeri baik di
rawat jalan, UGD, rawat inap maupun rawat khusus sampai
pasien terbebas dari rasa nyeri.
1. Semua pasien di RS dilakukan asesmen nyeri
TUJUAN 2. Semua pasien nyeri dilakukan pengelolaan nyeri sesuai
panduan manajemen nyeri
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Paru Manguharjo
KEBIJAKAN No.445/KPTS/ /102.6/2019 tentang Kebijakan Panduan
Manajemen Nyeri
PROSEDUR 1. Dokter/ perawat melakukan asesmen awal terhadap nyeri
pada semua pasien yang periksa di RS.
2. Penilaian rasa sakit / nyeri dilakukan dengan
menggunakan pengkajian yang sesuai untuk masing-masing
pasien :
a. NIPS (Neonatal Infant Pain Scale) untuk neonatus
b. FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, Consolability) untuk anak
usia < 3 tahun atau anak dengan gangguan kognitif atau
untuk pasien-pasien anak yang tidak dapat dinilai dengan
skala lain.
c. Wong Baker FACES Pain Scale untuk pasien dewasa dan
anak > 3 tahun yang tidak dapat menggambarkan
intensitas nyerinya dengan angka.
ASSESMEN NYERI

No Dokumen No Revisi Halaman

RUMAH SAKIT PARU


MANGUHARJO MADIUN SPO/HPK/ /2019 00 2/3
Jl. Yos Sudarso 108-112
Madiun

0 1 2 3 4 5
1) Nilai 0 nyeri tidak dirasakan
2) Nilai 1 nyeri dirasakan sedikit saja
3) Nilai 2 nyeri dirasakan hilang timbul
4) Nilai 3 nyeri yang dirasakan lebih banyak
5) Nilai 4 nyeri yang dirasakan secara keseluruhan
6) Nilai 5 nyeri sekali dan menangis
d. VAS (Visual Analog Scale) untuk pasien dewasa dan anak
> 8 tahun, dengan skala 0– 10 dimana 0 tidak nyeri dengan
10 sangat nyeri, pasien diminta mengekspresikan rasa
nyerinya.
e. Comfort Scale untuk menilai derajat sedasi pada anak dan
dewasa dengan terapi sedasi, yang dirawat di ruang rawat
intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat
dinilai menggunakan Visual Analog Scale atau Wong-Baker
FACES Pain Scale.
f.NRS (Numeric Rating Scale) untuk pasien dewasa, dengan
skala 0 -10 dimana 0 menunjukkan tidak nyeri dan 10
adalah nyeri berat. Pasien ditanya dan diminta
menyebutkan rasa nyerinya dengan angka.
1) 0 = tidak nyeri
2) 1-3 = nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan
baik)
3) 4-6 = nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, mendeskripsikan dan
dapat mengikuti perintah)
4) 7-10 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan,
tidak dapat mendeskripsikan, tidak dapat diatasi dengan
alih posisi, nafas panjang dan distraksi bahkan pasien
sudah tidak mampu lagi berkomunikasi)
3. Dokter / perawat melakukan tindakan / intervensi sesuai
dengan derajat nyeri yang diderita pasien.
4. Asesmen ulang nyeri dapat dilakukan : setiap shift, mengikuti
pengukuran tanda vital pasien, satu jam setelah tata laksana
nyeri, atau sesuai jenis dan onset obat, setelah pasien
menjalani prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan
sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
ASSESMEN NYERI

No Dokumen No Revisi Halaman

RUMAH SAKIT PARU


MANGUHARJO MADIUN SPO/HPK/ /2019 00 3/3
Jl. Yos Sudarso 108-112
Madiun

5. Untuk pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan


asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau
obat- obat intravena.
6. Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit
– 1 jam setelah pemberian obat nyeri.
7. Hubungi DPJP anestesi bila nyeri > 3.
8. Hasil asesmen nyeri didokumentasikan dalam rekam medis
pada form catatan terintegrasi, monitoring terpadu dan
indikator mutu klinik.
9. Hasil asesmen nyeri diinformasikan kepada pasien / keluarga
dan didokumentasikan dalam rekam medis.
1. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 2. IGD
3. Instalasi Rawat Inap
4. ICU

Anda mungkin juga menyukai