Anda di halaman 1dari 332

Pusat

)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


KAJIAN
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
GEMPA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
28 SEPTEMBER 2018 (M7.4)
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; Disusun oleh:
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh Tim karena
Pusat Studi
itu, Gempa Nasional
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat EDITOR
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE., Ph.D
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan Dr. datang,
Nuraini Rahma Hanifa
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun Dr. Didiek Djarwadi
bangunan yang tahan gempa. Dr. Dina A. Sarsito
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Badan Penelitian dan Pengembangan
6 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
i i
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

KAJIAN
GEMPA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
28 September 2018 (M7.4)

PENYUSUN
Tim Pusat Studi Gempa Nasional

ISBN:
978-602-5489-14-3

EDITOR
Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE., Ph.D
Dr. Nuraini Rahma Hanifa
Dr. Didiek Djarwadi
Dr. Dina A. Sarsito
Lampiran Gambar

Penerbit:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Jalan Panyaungan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung 40393


Telp : 022 7798393
Fax : 022 7798392

Cetakan Pertama, November 2018

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


Dilarang keras menerjemahkan, menfotocopy, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit 6

ii
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 KATA SAMBUTAN

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah
Gempa Palumengakibatkan
terjadi pada korban jiwa yang
hari Minggu, tidak sedikit.
tanggal Terdapat2018 pukul 18.02
28 September
korban yang menderita
WITA denganluka-luka
kekuatan ringan sampai
M7,4. dengan
Pusat gempa korban meninggal.
berada di 26 Gempa
km utara Donggala dan
ini pun mengakibatkan
80 km baratkerusakanlaut kota infrastruktur
Palu[ dengan berupa bangunan 10
kedalaman yangkm.mengalami
Guncangan gempa bumi
rusak ringan hingga runtuh.
dirasakan di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten
Sesaat setelah gempa
Sigi, Kabupaten Poso,tersebut terjadi,Tolitoli,
Kabupaten diperlukan aksi tanggap
Kabupaten Mamuju darurat
bahkan hingga Kota
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara
Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar. Gempa memicu tsunami hingga cepat dan
tepat terhadap lokasi,5kerusakan,
ketinggian meter di dan Kotasumber daya. Diperlukan
Palu. Gempa juga penentuan korban jiwa yang
ini telah mengakibatkan
status keadaan
tidak darurat
sedikit.bencana;
Terdapatpenyelamatan dan evakuasi
korban yang menderita masyarakat
luka-luka terkena
ringan sampai dengan korban
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
meninggal. Gempa ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
yang mengalami rusak ringan hingga runtuh.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat untuk
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
menanggulangi
berserta sarana dan prasarana, bencana yang menyangkut
dan lingkungannya pengkajian
juga penting dilakukan.secara
Survei cepat dan tepat
terhadapuntuk
lapangan dilakukan lokasi, kerusakan, data
mendapatkan rabmaG naripmaL
dandansumber daya.
informasi yangDiperlukan
cepat, lengkap,juga penentuan status
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat terkena bencana;
keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat
tertimpa pemenuhan
reruntuhan bangunankebutuhan dasar;
rumah danperlindungan terhadap
gedung. Identifikasi kelompok rentan; dan
kerusakan
pemulihan prasarana dan sarana vital dengan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang, segera. Oleh karena itu, diperlukan
korban dan kajian dampak
kerusakan bencana dapat
infrastruktur gempadiminimalisasi
melalui survei denganlapangan
membangunyang mencakup kajian
bangunan sumber
yang tahan gempa
gempa. (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu, kajian dampak
kerusakan
Survei yang ditimbulkan
lapangan oleh gempaberbagai
ini telah melibatkan terhadaptenagainfrastruktur
ahli dari berserta sarana dan
Kementerianprasarana,
Pekerjaandan Umum lingkungannya
dan Perumahan jugaRakyat,
pentingKementerian
dilakukan. Energi
Surveidan lapangan dilakukan
Sumber Dayauntuk mendapatkan
Mineral, Kementerian dataRistek
dan informasi
dan Pendidikanyang Tinggi,
cepat, Kementerian
lengkap, dan akurat. Korban
Perhubungan,Badan
mengalamiMeteorologi
luka-luka maupun Klimatologi
yang dan Geofisika,
meninggal umumnyaBadan akibat
Nasionaltertimpa reruntuhan
Penanggulangan
bangunan Bencana,Lembaga
rumah dan gedung. Ilmu Pengetahuan
IdentifikasiIndonesia,
kerusakanBadan Informasi
bangunan menjadi penting agar
Geospasial,bila
Institut
terjadiTeknologi
gempa pada Bandung,masa danyangunsur
akanasosiasi/
datang, praktisi/
korbanperusahaan
dan kerusakan infrastruktur
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut
dapat diminimalisasi dengan membangun bangunan yang disampaikan pada buku Laporan
tahan gempa.
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya
Survei lapangan tim pelaksana
ini telah melibatkan survei dan timtenaga
berbagai penyusunahli laporan ini
dari Kementerian Pekerjaan
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi
Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, langkah
pemulihanKementerian
terhadap dampak Ristekbencana.
dan Atas perhatian Tinggi,
Pendidikan dan kerjaKementerian
sama semua pihak Perhubungan, Badan
diucapkan Meteorologi
terima kasih. Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi Geospasial, Institut Teknologi
Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan swasta. Kajian awal terhadap hasil
6
survei tersebut disampaikan pada Buku Kajian Gempa Palu 2018.
i iii
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah pemulihan
terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak diucapkan
terima kasih.

Kepala,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman,
Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Arief Sabaruddin
19651130 199003 1 001

Lampiran Gambar

iv
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR

 KATA PENGANTAR
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat Terdapat
8,4 LS dan 3116,5
dampak
BT, atauyang dapatberlokasi
tepatnya dihasilkan olehpada
di darat gempa,
jarak 47bahaya
km dari deformasi
permukaan akibat pergesaran sesar, bahaya goncangan
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 gempa, serta bahaya
km. Gempa susulan meliputi
ini telah tsunami, likuifkasi
mengakibatkan korban jiwa danyang
gerakan
tidaktanah.
sedikit.Semua fenomena ini ditemui
Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempayang memberikan
terjadi pada Gempa Palu tanggal 28 September 2018 (M7.4),
pembelajaran
ini pun mengakibatkan baru bagi
kerusakan ilmu kegempaan.
infrastruktur berupa Observasi lapangan
bangunan yang telah dilakukan oleh tim
mengalami
PuSGeN
rusak ringan dari berbagai instansi seperti Kementrian PUPR, Badan Geologi Kementrian
hingga runtuh.
Sesaat
ESDM,setelah gempa tersebut
Kementerian Ristek terjadi, diperlukan aksi
dan Pendidikan tanggap
Tinggi, darurat
Kementerian Perhubungan,
untuk menanggulangi
Kementrian bencana
Pendidikanyangdan menyangkut
Kebudayana, pengkajian
BNPB, secara
BMKG,cepat LIPI, dan
BPPT, BIG, ITB, ISTN,
tepat terhadap
UGM,lokasi, kerusakan,Tadulako,
UI, Universitas dan sumber daya. Diperlukan
UTM-GEOTROPIK, juga
AIPI, penentuan
HATTI, PAMA dan lainnya pada
status keadaan
bulandarurat
Oktober bencana; penyelamatan
2018 dengan rentangdan evakuasi
waktu masyarakat
observasi terkena
yang bervariasi.
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan
Keunikan prasarana dan sarana baru
dan pembelajaran vital dari
dengan segera.
aspek Oleh karena
kegempaan itu, gempa Palu 2018
kejadian
diperlukandidokumentasikan
kajian dampak bencana pada gempabukumelalui surveimerupakan
ini, yang lapangan yang mencakupQuick Report dari
kompilasi
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa
beberapa instansi mencakup penyelidikan geologi, dampak susulan). Selain itu,
geoteknik, dampak pada
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
struktur dan infrastruktur, penyelidikan likuifaksi serta penyelidikan tsunami.
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Penyusunan Buku Kajian Gempa Palu 2018 dilakukan Pusat Studi Gempa Nasional
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
(PuSGeN) yang telah diinisiasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Rakyat. PuSGeN berperan sebagai wadah untuk simpul pertemuan dan koordinasi
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
antar peneliti gempa dari berbagai kementerian/ lembaga dan dengan latar belakang
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan keahlian
yang tahan yang berbeda sehingga dapat saling bertukar informasi dan mengumpulkan
gempa.
Survei lapangan sesuai
hasil penelitian ini telahtugas institusinya.
melibatkan Atas nama
berbagai tenagaseluruh anggota tim PuSGeN,
ahli dari
Kementeriankami mengucapkan
Pekerjaan Umum dan terima kasih atas
Perumahan segalaKementerian
Rakyat, daya upayaEnergi seluruhdananggota tim dalam
menyiapkan Buku Kajian Gempa Palu 2018.
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan Ketua,
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada Tim bukuPemutakhiran
Laporan Peta Sumber
Kajian Gempa Lombok 2018. dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan
dan timPenyiapan
Tim penyusun Pusat
laporan ini Gempa Nasional,
Studi
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE, Ph.D


6
i v
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

TIM PENYUSUN

PEMBINA
Kepala Balitbang Kementerian PUPR

PENGARAH
Prof. Dr. Ir. Arief Sabaruddin, CES
Ir. Lutfi Faizal
Prof. Masyhur Irsyam, MSE, Ph.D
Prof. Sri Widyantoro, Ph.D.
Prof. Iswandi Imran
Dr. Danny Hilman Natawidjadja
Dr. Irwan Meilano
Wahyu Triyoso, Ph.D
Dr. Sri Hidayati
Ariska Rudyanto, S.Si, M.Si

EDITOR

Lampiran Gambar
Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE, Ph.D
Dr. Nuraini Rahma Hanifa
Dr. Didiek Djarwadi
Dr. Dina A. Sarsito

KONTRIBUTOR PuSGeN :

Puslitbang Perumahan Dan Permukiman Kementrian PUPR
Dr. Ir. Mohamad Ridwan
Yoga Megantara, S.T.

Muhammad Rusli

Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Dr. Sri Hidayati

Dr. Supartoyo

Amalfi Omang, S.Si., M.Phil
Athanasius Cipta, S.T., M.T.
Yohandi Kristiawan
Yunara Dasa Triana
6

vi
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 Kementerian Perhubungan
 Polana B. Pramesti
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB
Kementerian dengan kekuatan
Pendidikan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
dan Kebudayaan,
koordinat Sekretariat
8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya
Nasional Satuan Pendidikan berlokasi di darat
Aman pada jarak 47 km
Bencana
arah timur laut Kota Mataram,
Jamjam Muzaki, Provinsi
M.KP Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
BMKG
ini pun mengakibatkan
Ariskakerusakan
Rudyanto,infrastruktur
S.Si, M.Si berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan
hingga runtuh.
Dr. Daryono, S.Si, M.Sc
Sesaat
setelah gempa tersebut
Sigit Pramono, M.Si. terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Pepen Supendi, S.T., M.Si.
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
LIPI
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Dr. Danny Hilman Natawidjadja
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Dr. Mudrik R. Daryono
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup

kajian sumber Dr. Adrin
gempa Tohari
(baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Dr. Nugroho
kajian dampak kerusakan yang D. ditimbulkan
Hananto oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
BPPT
lapangan dilakukan rabmaG naripmaL
untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Dr. Widjo Kongko
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Dr.
tertimpa reruntuhan Udrekh
bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi Marina Frederik
penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Muhammad Irfan dapat diminimalisasi dengan membangun
korban dan kerusakan infrastruktur
bangunan yang tahan
Omargempa.
Moefti
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan
Institut UmumBandung
Teknologi dan Perumahan
(ITB) Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
Prof. Masyhur Irsyam Ristek
dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan
Prof.Meteorologi
Iswandi Imran Klimatologi
dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan
Bencana,Lembaga
Prof. Sri Widyantoro, IlmuPh.D.
Pengetahuan
Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung,
Dr. Irwan Meilano dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian
awal terhadap hasil
Dr. Andhika Sahadewa survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa
Lombok 2018.
Dr. Andri Dian Nugraha
Semoga
segala upaya
Dr. Astyka tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Pamumpuni
dapat memberikan
Dr. manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Dina A. Sarsito
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Dr. Endra Gunawan
diucapkan terima kasih.
Dr. Hamzah Latief
Dr. Nuraini Rahma Hanifa
Dr. Zulfakriza
Reguel6 Mikhail, S.T., M.T.
i vii
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Shindy Rosalia, S.T., M.T.


Karina Aprilia Sujatmiko, S.Si., M.T.
Amri Rasyidi, ST.
Giovanni Cynthia Pradipta, S.T.
Suchi Rahmadhani, ST.
Ardian Mahiru Rizal, S.Si.

Universitas Tadulako
Dr. Sukirman Nurdin
Arifin Beddu, M.T.
Asrafil

Universitas Indonesia (UI)
Prof. Dr. Widjojo Prakoso

Universitas Hasanuddin (UNHAS)


Prof. Dr. Lawelenna Samang
Dr. Tri Harianto
Sabrianto Aswad, M.T.
Dr. Ilham Alimuddin
Dr. Ardy Arsyad Lampiran Gambar
Ichsan Rauf
St. Hijraini Nur, M.T.
Sahabuddin

Universitas Khairun (UNKHAIR)


Ichsan Rauf, M.Eng

Universitas Mercu Buana


Dr. Pintor Simatupang

Universitas Narotama
Dr. Helmy Darjanto

Universitas Parahyangan (UNPAR)


Prof. Dr. Paulus Pramono Rahardjo
Prieschila C. Tamsir
Aflizal Arafianto
Nabila Q. Aulia
6

viii
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
Universitas Trisakti PENGANTAR
 Ramadhan

Gempa Lombok,
Institut Bali dan
Sains dan Sumbawa
Teknologi terjadi(ISTN)
Nasional pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul
05.47 WIB dengan
Dr. M. Asrurifak kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS Dr.
danIdrus
116,5M. BT,Alatas
atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah Teknologi
Univerisiti mengakibatkan
Malaysia korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Prof. Ramli Nazir
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Geotechnical Extreme Events Reconnaissance (GEER)
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Prof. Joe Wartman, University of Washington
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan

tepat terhadap Ben Mason,
lokasi, Ph.D.,
kerusakan, dan Oregon
sumberState University
daya. Diperlukan juga penentuan
Aaron Gallant, Ph.D., University of Maine
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena

bencana; pemenuhan Jack Montgomery,
kebutuhan dasar; Ph.D., Auburn University
pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital of
Daniel Hutabarat, University California
dengan at Berkeley
segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
HATTIgempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian sumber

kajian dampak Prof. Masyhur
kerusakan yang Irsyam
ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, danPrakoso
Prof. Dr. Widjojo lingkungannya juga penting dilakukan. Survei

lapangan dilakukan Dr. untuk
Idrus M. Alatas
mendapatkan rabmaG naripmaL
data dan informasi yang cepat, lengkap,
Dr. Didiek Djawardi
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan
Dr. Helmy Darjanto rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi Dr.penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Pintor Simatupang
korban dan kerusakan
Dandung infrastruktur
Sri Harninto, dapat diminimalisasi dengan membangun
ST., MT.
bangunan yang tahan
Aksan gempa.
Kawanda, ST., MT.
Survei
lapangan
Daniel ini telah
Hutabarat, ST., melibatkan
M.Eng. berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Agus Himawan, Perumahan
S.T., M.T. Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
Yasin Widodo Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan
Meteorologi
Idwan Suhendra Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan
Bencana,Lembaga
Andi IlmuM.T.
Kartawiria, S.T., Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)
Kajian Gempa Lombok 2018.
Prof. Masyhur Irsyam
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Prof. Sri Widiyantoro
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan U-INSPIRE
terima kasih.
Dr. Nuraini Rahma Hanifa
Dr. Astyka Pamumpuni
6
i ix
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Dr. Endra Gunawan


Dr. Mudrikh Daryono
Jamjam Muzaki
Suchi Rahmadhani, S.T.
Giovanni Cynthia Pradipta, S.T.

HARIAN KOMPAS
Ahmad Arif

Forum Perguruan Tinggi Pengurangan Risiko Bencana (FPT-PRB)

Lampiran Gambar

x
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
KATA 05.47
Juli 2018 pukul SAMBUTAN............................................................................................................
WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada iii
koordinat KATA
8,4 LSPENGANTAR.
dan 116,5 BT, ...........................................................................................................
atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km v
TIM PENYUSUN..............................................................................................................
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 vi
km. Gempa DAFTAR ISI......................................................................................................................
ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa xvi
DAFTAR TABEL.............................................................................................................
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami xxix
rusak ringan hingga runtuh.
1. PENDAHULUAN...........................................................................................................
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat 1
untuk menanggulangi
1.1 Gempabencana Paluyang menyangkut
28 September pengkajian secara cepat dan
2018..................................................................... 1
tepat terhadap
lokasi, kerusakan,
1.2 Survei dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
tim PuSGeN........................................................................................... 4
status keadaan
BAGIAN darurat bencana; penyelamatan
I SEISMOTEKTONIK dan evakuasi masyarakat terkena
SULAWESI........................................................................... 7
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
2. TEKTONIK SULAWESI................................................................................................... 9
dan pemulihan
prasarana
2.1 Tatanan dan Tektoniksarana vital dengan
di Wilayah Sulawesi.segera. Oleh karena itu,
............................................................. 9
diperlukan kajian2.2dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Tatanan Geologi dan Karakteristik Bawah Permukaan................................... 13
kajian sumber gempa KEGEMPAAN
3. SEJARAH (baik gempa DI utama
SESAR maupun gempa susulan). Selain itu,
PALUKORO............................................................. 17
kajian dampak
kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
3.1 Sesar Mendatar.............................................................................................. 17
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei

lapangan dilakukan

3.2 Sejarah
untuk
Gempa
mendapatkan data danrabmaG naripmaL
dan Tsunami..........................................................................
informasi yang cepat, lengkap,
3.3 Pelajaran Penting........................................................................................... 19
18
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
4. SEISMISITAS GEMPABUMI PALU-DONGGALA (MW 7,4) 28 SEPTEMBER 2018..........21
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
4.1 Pendahuluan.................................................................................................. 21
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
4.2 Catatan Sejarah Kegempaan di Sulawesi....................................................... 23
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
4.3 Relokasi Gempa Susulan................................................................................ 25
bangunan yang tahan gempa.
Survei 4.4
Catatanini
lapangan Penutup............................................................................................
telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari 28
KementerianBAGIAN II OBSERVASI
Pekerjaan Umum dan OFFSET
PerumahanPATAHAN Rakyat,PALUKORO.....................................................
Kementerian Energi dan 31
5. SURVEI OFFSET PERMUKAAN GEMPA
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, KementerianPALU 2018..................................................... 33

Perhubungan,Badan 5.1 Pendahuluan..................................................................................................
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional 33
5.2 Data Satelit. . ...................................................................................................
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi 34
Geospasial, Institut
5.3 Metode..........................................................................................................
Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan 36

swasta. Kajian 5.4terhadap
awal Hasil/Temuan.................................................................................................
hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan 36

Kajian Gempa 5.5 Kesimpulan
Lombok 2018. dan Rekomendasi....................................................................... 50
6. JARAK
Semoga AMAN
segala DARI
upaya timSESAR. .........................................................................................
pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini 53
dapat memberikan
6.1 manfaat
Contoh Jarak yang Aman sebesar-besarnya
dari Beberapa dalamNegaramenghadapi
dan Institusi.langkah
............................... 53
pemulihan terhadap dampak
6.2 Jarak Aman bencana.
yang Atas perhatian dan kerja
direkomendasikan untuk sama
Sesar semua
Aktifpihak
Palu-Koro.................54
diucapkan BAGIAN
terima kasih.
III DAMPAK GEOLOGI....................................................................................... 55
7. DAMPAK PERMUKAAN GEMPA PALU-DONGGALA-SIGI TANGGAL 28 SEPTEMBER
2018.......................................................................................................................... 57
7.1 Latar
6 Belakang................................................................................................ 57
i xi
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

7.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................ 58


7.3 Metodologi.................................................................................................... 59
7.4 Hasil............................................................................................................... 59
7.4.1 Tektonik dan Geologi Daerah Palu-Donggala-Sigi................................. 59
7.4.2 Dampak Gempabumi Tanggal 29 September 2018.............................. 62
7.5 Skala Intensitas Gempabumi Lombok Tanggal 28 September 2018..............70
7.6 Penutup......................................................................................................... 72
8. PEMODELAN POTENSI ALIRAN BAHAN ROMBAKAN (DEBRIS FLOW) DI DESA POI,
KECAMATAN DOLO SELATAN, KABUPATEN SIGI, SULAWESI TENGAH PASKA
GEMPABUMI PALU M7.4 OKTOBER 2018.................................................................. 75
8.1 Pendahuluan.................................................................................................. 75
8.2 Kondisi Daerah Bencana................................................................................ 76
8.2.1 Morfologi.............................................................................................. 76
8.2.2 Geologi.................................................................................................. 76
8.2.3 Keairan dan Tata Guna Lahan............................................................... 76
8.2.4 Kerentanan Gerakan Tanah................................................................... 76
8.3 Situasi dan Dampak Bencana......................................................................... 77
8.4 Faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah.................................................. 79
8.5 Pemodelan Potensi Aliran Bahan Rombakan Menggunakan RAMMS...........79
8.6 Pembahasan................................................................................................... 82
Lampiran Gambar
8.7 Kesimpulan dan Rekomendasi....................................................................... 85
BAGIAN IV DAMPAK PADA STRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR....................................... 87
9. SURVEI DAERAH TERDAMPAK DAN PEMERIKSAAN KERUSAKAN BANGUNAN
GEDUNG PASKA GEMPA BUMI PALU 28 SEPTEMBER 2018....................................... 89
9.1 Pendahuluan.................................................................................................. 89
9.2 Metode Survei................................................................................................ 90
9.3 Temuan Lapangan.......................................................................................... 91
9.3.1 Observasi Area Kerusakan.................................................................... 91
9.3.2 Pemeriksaan Kerusakan Bangunan....................................................... 94
9.4 Kesimpulan..................................................................................................... 97
10. LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN GEMPA PALU ASPEK STRUKTUR
BANGUNAN............................................................................................................. 99
10.1 Kondisi Umum.............................................................................................. 99
10.2 Kinerja Bangunan-bangunan Engineered di Kota Palu............................... 100
10.3 Beberapa Kemungkinan Penyebab Kurang Baiknya Kinerja Bangunan
Engineered................................................................................................. 103
10.4 Kesimpulan dan Rekomendasi................................................................... 106
BAGIAN V DAMPAK TSUNAMI..................................................................................... 107
11. LAPORAN SURVEI TSUNAMI PALU 28 SEPTEMBER 2018....................................... 109
11.1 Latar Belakang............................................................................................
6 109

xii
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
11.2 Sejarah Gempa Tsunami Palu..................................................................... 110
 11.3 Gempa dan Tsunami Palu 28 September 2018.......................................... 112
 11.4 Pelaksanaan Survei Gempa-Tsunami Palu.................................................. 115
Gempa
Lombok, Bali dan
11.5 Analisis Data. Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
.............................................................................................. 125
Juli 2018 pukul
05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
11.6 Kesimpulan................................................................................................ 131
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
11.7 Penutup dan Ucapan Terima kasih............................................................. 132
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
BAGIAN VI DAMPAK GEOTEKNIK................................................................................. 133
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
12. SURVEI CEPAT TSUNAMI PASCA GEMPA PALU DAN PEMODELAN TSUNAMI.........135
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
13. PENGAMATAN LAPANGAN DARI ASPEK GEOTEKNIS PASCA
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
hingga
rusak ringan GEMPA PALU 2018................................................................................................. 137
runtuh.
13.1 Pendahuluan..............................................................................................
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat 137
13.2 Balaroa.......................................................................................................
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan 138
13.3 Petobo. . ......................................................................................................
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan 140

status keadaan 13.4 Jono
darurat Oge....................................................................................................
bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena 142
13.5 Sibalaya Selatan, Sigi..................................................................................
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; 145

dan pemulihan 13.6 Pengamatan
prasarana dan saranadi Lokasi vital– lokasi
dengan Lainnya.
segera. ......................................................
Oleh karena itu, 148
13.7 Ucapan Terima Kasih. . ................................................................................
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup 151
14. KAJIAN
kajian sumber gempa FENOMENA
(baik gempaLIKUIFAKSIutama maupun (NALODO) gempa DI susulan).
KOTA PALU DAN itu,
Selain KABUPATEN SIGI
kajian dampak kerusakan
AKIBAT GEMPA yangBUMI ditimbulkan
DONGGALA oleh 28 gempa terhadap
SEPTEMBER infrastruktur
2018. ...................................... 153
berserta sarana
dan
14.1prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
Pendahuluan.............................................................................................. 153
lapangan dilakukan
14.2untuk
Jenismendapatkan
Kegagalan Tanah data Akibat rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat, lengkap,
Likuifaksi..................................................... 154
dan akurat. Korban
14.3mengalami
Karakteristikluka-luka
Pasirmaupun yang meninggal umumnya akibat
Likuifaksi....................................................................... 159
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
14.4 Kesimpulan................................................................................................ 160
bangunan 15.menjadi penting agar bila terjadi gempa pada
FENOMENA LIKUIFAKSI ALIR DI DESA LOLU, KECAMATAN JONO OGE PADA masa yang akan datang,
korban dan kerusakan
GEMPA PALU infrastruktur
28 SEPTEMBER dapat 2018.diminimalisasi dengan membangun
....................................................................... 161
bangunan yang tahan gempa.
15.1 Pendahuluan.............................................................................................. 161
Survei
lapangan
15.2 Deskripsiini Gempa
telah melibatkan
dan Akselerasi berbagai
Gempa.tenaga ahli dari
................................................... 162
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian
15.3 Fenomena Sand Boil, Likuifaksi Alir dan Lateral Spreading di Desa Lolu, Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Jono Oge.................................................................................................. 164
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
15.4 Perkiraan Jarak Perpindahan akibat Lateral Spreading.............................. 167
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
15.5 Kerusakan Akibat Likuifaksi Alir di desa Lolu, Kecamatan Jono Oge..........168
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
15.6 Perpindahan akibat Likuifaksi Alir di desa Lolu.......................................... 169
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
15.7 Efek
Kajian Gempa Lombok Akselerasi Vertikal terhadap Stabilitas dan Perpindahan...................172
2018.

Semoga 15.8 Data
segala Gradasi
upaya Tanah, data
tim pelaksana CPTu
survei dandan timAnalisis
penyusun Potensi
laporan Likuifkasi
ini
di area Perumaha BTN...............................................................................
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah 174
pemulihan terhadap
15.9dampak
Kesimpulan................................................................................................
bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak 176
16. DAMPAK
diucapkan terima kasih. GEOTEKNIK GEMPA PALU....................................................................... 177
16.1 Pendahuluan.............................................................................................. 177
16.2 Pergerakan Tanah akibat Likuifaksi............................................................ 178
16.3 Kesimpulan................................................................................................
6 197

i xiii
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

17. INVESTIGASI AWAL KEBENCANAAN LIKUIFAKSI DAN PROFIL RESISTIVITAS


TANAH AKIBAT GEMPA MAGNITUDE 7,4 MW KOTA PALU..................................... 201
17.1 Pendahuluan.............................................................................................. 201
17.2 Pendahuluan.............................................................................................. 201
17.2.1. Kondisi Topografi Kota Palu dengan Model Elevasi Digital.............201
17.2.2. Kondisi Geologi Kota Palu.............................................................. 205
17.3 Karakteristik Lapisan Tanah berdasarkan Dua Dimensi (2-D) Electrical ..
Resistivity Tomography.............................................................................. 207
17.4 Perubahan Profil Lapisan Tanah Berdasarkan Pengujian
Cone Penetration Test (CPT)....................................................................... 212
17.5 Kesimpulan................................................................................................ 215
18. GEOTECHNICAL IMPACT OF PALU DONGGALA EARTQHUAKE – A LESSON
LEARNED................................................................................................................ 217
18.1 Introduction............................................................................................... 217
18.2 Palu-Donggala Earthquake Event............................................................... 218
18.3 Earthquake Impact to Petobo.................................................................... 221
18.4 Earthquake Impact to Jono Oge and Surrounding Area............................. 229
18.5 Earthquake Impact to North Sibalaya and South Sibalaya.........................235
18.6 Effect of Earthquake in Balaroa.................................................................. 240
18.7 Concluding Remarks................................................................................... 245
Lampiran Gambar
18.8 Acknowledgement..................................................................................... 248
19. LAPORAN KERUSAKAN AKIBAT LIKUIFAKSI PADA DESA LOLU................................ 249
19.1 Likuifaksi dan Sebaran (Lateral Spread) di Desa Lolu................................. 249
19.1.1 SPBU Sigi......................................................................................... 249
19.1.2 Gerbang Perumahan Seberang SPBU............................................. 251
19.1.3 Lorong Utara SPBU.......................................................................... 252
19.2 Perumahan GRP Karta................................................................................ 253
19.2.1 Bagian Utara................................................................................... 253
19.2.2 Bagian Selatan................................................................................ 256
19.2.3 Lapangan Sisi Timur Bagian Selatan................................................ 259
19.2.4 Lapangan Sisi Barat Bagian Selatan................................................. 261
20. LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN TERKAIT GEMPA PALU.................................. 263
20.1 Pendahuluan.............................................................................................. 263
20.2 Flow Liquefaction....................................................................................... 263
20.3 Lateral Spreading....................................................................................... 265
20.4 Kelongsoran............................................................................................... 266
20.5 Supershear................................................................................................. 267
20.6 Soft Storey.................................................................................................. 268

xiv
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
BAGIAN VII MISSELAINEOUS....................................................................................... 269
 21. ANALISIS SPASIAL KERUSAKAN BANGUNAN SATUAN PENDIDIKAN AKIBAT
 GEMPA PALU 2018................................................................................................. 271
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
21.1 Pendahuluan.............................................................................................. 271
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
21.2 Dampak Sekolah Akibat Terlalui Sesar Palukoro........................................ 271
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
21.3 Analisis Spasial Dampak Kerusakan Gempa Palu pada Sekolah.................275
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
21.4 Rekomendasi.............................................................................................. 278
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
22. ANALISIS DEFORMASI
korban yang menderita luka-luka ringan DASAR
sampai LAUTdenganBERDASARKAN
korban meninggal. DATA BATIMETRI
Gempa TELUK PALU
PASCA GEMPA
ini pun mengakibatkan PALU
kerusakan – DONGGALA
infrastruktur berupa28 SEPTEMBER
bangunan yang 2018. ..................................... 279
mengalami
22.1 Latar
rusak ringan hingga runtuh. Belakang. . .......................................................................................... 279

Sesaat 22.2 Maksud
setelah gempadan Tujuan.
tersebut ...................................................................................
terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat 280
22.3 Instrumentasi.............................................................................................
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan 280
lokasi,22.3.1
tepat terhadap Multi dan
kerusakan, Beam Echo Sounder..............................................................
sumber daya. Diperlukan juga penentuan 280
22.3.2 Multi Beam Echo Sounder..............................................................
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena 281

bencana; pemenuhan 22.3.3 CTD.................................................................................................
kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; 281

dan pemulihan 22.4 Metodologi................................................................................................
prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu, 282
diperlukan kajian22.5 Hasilbencana
dampak Pengolahan
gempa Data...............................................................................
melalui survei lapangan yang mencakup 284
kajian sumber
gempa22.5.1
(baik Investigasi
gempa utama sumbermaupun tsunamigempa darisusulan).
morfologi Selain
dasar itu,
laut teluk Palu ��286
kajian dampak
kerusakan
22.6 Ucapanyang ditimbulkan
Terima oleh gempa terhadap infrastruktur
Kasih.................................................................................. 287
berserta sarana dan MATA...........................................................................................................
23. SAKSI prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei 289
lapangan dilakukan
untuk mendapatkan data dan rabmaG naripmaL
informasi yang cepat, lengkap,
23.1 Mereka yang Hidup di Atas Jalur Patahan.................................................. 289
dan akurat.BAGIAN
Korban VIII
mengalami luka-luka........................................................................................
REKOMENDASI. maupun yang meninggal umumnya akibat 293
tertimpa 24.
reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
REKOMENDASI....................................................................................................... 295
bangunan DAFTAR
menjadi PUSTAKA........................................................................................................
penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang, 297
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i xv
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Episenter Gempa Palu 2018 (M7.4) dan distribusi gempa susulan
susulan (titik-titik merah) sepanjang Sesar Palu-Koro di Sulawesi Tengah
(PuSGeN, 2018)....................................................................................... 1
Gambar1.2 Lokasi gempa utama pada Gempa Palu, 28 September 2018, dan
intensitas guncangan gempa (BMKG, 2018). Gambar kiri adalah peta
guncangan otomatis yang pertama kali dihasilkan oleh BMKG pada 28
September 2018. Gambar kanan adalah peta guncangan yang dikoreksi
berdasarkan pemodelan, data instrumen dan survei makroseism pada
30 September 2018................................................................................. 2
Gambar 1.3 Kerusakan di Kota Palu yang terlihat pada citra satelit (Copernicus
Emergency Management Service, European Union, 2018)..................... 3
Gambar 1.4 Perubahan garis pantai setelah tsunami di Teluk Palu (Copernicus
Emergency Management Service, European Union, 2018)..................... 3
Gambar 2.1 Sesar aktif di Sulawesi pada Peta sumber dan bahaya gempa Indonesia
yang diterbitkan pada tahun 2017 (PuSGeN, 2017).............................. 10
Gambar 2.2 Seismisitas Sulawesi untuk Mw ≥ 4,5, kanan: pola tektonik dan

Lampiran Gambar
deformasi yang berasal dari data GPS di Sulawesi (PuSGeN, 2017) �����11
Gambar 2.3 Sejarah kegempaan di Sulawesi Tengah (Daryono, 2016). Mekanisme
fokus dari katalog CMT.......................................................................... 11
Gambar 2.4 Penggalian di Segmen Saluki bagian utara, zona Sesar Palu-Koro,
mengungkapkan beberapa sejarah kegempaan di wilayah ini, termasuk
pada tahun 1909, 1468, dan 1338 AD (Daryono, 2016)........................ 12
Gambar 2.5 Catatan kegempaan yang dihasilkan oleh Sesar Palu-Koro selama kurun
waktu 2017 - 2018 (Daryono, 2016)...................................................... 12
Gambar 2.6 Peta geologi Sulawesi yang disederhanakan (sumber: Badan Geologi
Indonesia).............................................................................................. 13
Gambar 2.7 Peta Geologi Palu, Sulawesi (sumber: Badan Geologi Indonesia).........14
Gambar 2.8 Penampang Sesar Palu-Koro (sumber: Badan Geologi Indonesia)........14
Gambar 2.9 Peta Geologi Kota Palu (sumber: Badan Geologi Indonesia).................15
Gambar 4.1 Distribusi episenter gempabumi hasil relokasi (Widiyantoro dkk., 2018,
in prep.) untuk magnitudo > 5 di daerah Palu dan sekitarnya pada
kurun waktu April 2009 sampai dengan Juni 2018 dari data BMKG. ����22
Gambar 4.2 Lokasi episenter gempabumi Palu Mw 7,4 (bintang berwarna kuning)
yang terjadi pada 28 September 2018 berdasarkan data BMKG dan
USGS yang diplot bersama dengan gempabumi hasil relokasi untuk
magnitudo > 5 (bulatan berwarna) untuk kurun waktu April 2009
sampai dengan Juni 2018......................................................................
6 22

xvi
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Gambar 4.3
KATA PENGANTAR
Distribusi episenter gempabumi di Sulawesi tahun 1900-2018 dari

katalog USGS: (a) untuk magnitudo > 6,0; dan (b) untuk magnitudo >

7,0......................................................................................................... 23
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Gambar 4.4 Distribusi episenter gempabumi pada masa lampau berdasarkan data
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
katalog Utsu yang terjadi di Sulawesi (bulatan warna merah). Garis-
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km

arah timur laut Kota Mataram, garis hitam
Provinsimenunjukkan
Nusa Tenggara lokasi
Barat sesar...................................................
pada kedalaman 24 24
km. Gempa Gambar 4.5 mengakibatkan
ini telah Stasiun seismik korbanBMKG jiwa yangyang digunakan dalamTerdapat
tidak sedikit. studi ini (segitiga terbalik
warna biru). Garis-garis merah
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa menunjukkan lokasi sesar (Irsyam dkk.,

ini pun mengakibatkan 2017).....................................................................................................
kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami 26
Gambar 4.6
rusak ringan hingga runtuh. Histogram residual waktu tempuh sebelum dan setelah relokasi.. . ......27
Gambar
Sesaat 4.7 gempa
setelah Distribusi aftershock
tersebut terjadi,sebelum
diperlukan danaksi
setelah
tanggap relokasi
daruratuntuk jumlah gempa
yang sama untuk penampang
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan A-B dan C-D........................................... 28
Gambar
tepat terhadap 4.8 kerusakan,
lokasi, Tomogram danregional
sumber hasil daya.inversi tomografi
Diperlukan juga dengan
penentuan menggunakan data
waktu tiba gelombang P (Widiyantoro,
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena 2018; in prep.)........................ 29
Gambar 5.1kebutuhan
bencana; pemenuhan Segmendasar; sesar aktif bagian Sesar
pelindungan terhadap Palukoro,
kelompok yaitu Segmen Palu dan
rentan;
dan pemulihan
prasarana dan sarana
Segmen vital dengan
Saluki (Daryono, segera. Oleh karena itu,
2017)............................................................ 33
diperlukanGambar
kajian dampak
5.2 bencana
Deformasi gempa melalui survei
permukaan lapangan dalam
yang teramati yang mencakup
JAXA ALOS-2 sebagaimana
kajian sumber gempa (baik gempa utama
dianalisis oleh maupun gempa susulan). Selain itu,
GSI (http://www.gsi.go.jp/cais/topic181005-index-e.
kajian dampak kerusakan html), yang ditimbulkan
yang digambarkan oleh gempa dengan terhadap
zona Sesarinfrastruktur
Palu-Koro seperti dalam
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan.2017 Survei
lapangan dilakukan untuk Garis
Peta sumber
mendapatkan
dan bahaya
data dan rabmaG naripmaL
gempa
informasi
Indonesia
yang
merah terputus menunjukkan bidang robekan gempa cepat, lengkap,
(garis merah tebal).

dan akurat. Korban mengalami luka-lukainterpretasi


berdasarkan maupun yangdata meninggal umumnya akibat
INSAR.................................................... 34
tertimpa Gambar
reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi
5.3 Deformasi permukaan yang teramati pada Citra Landsat-8 NASA (oleh kerusakan
bangunan menjadi pentingReuters,https://fingfx.thomsonreuters.com/gfx/rngs/INDONESIA-
agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
QUAKE/010080MZ19R/index.html)...................................................... 35
bangunan yang tahan gempa.
Gambar 5.4 Korelasi pergeseran menggunakan citra satelit sebelum dan sesudah
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
gempa bumi (Sotiris, 2018)................................................................... 35
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Gambar 5.5 Pergeseran Sinistral............................................................................... 37
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Gambar 5.6 Pergeseran Vertikal................................................................................ 37
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Gambar
Penanggulangan 5.7 Peta Observasi
Bencana,Lembaga Offset Gempa
Ilmu Pengetahuan Palu 2018...............................................
Indonesia, Badan Informasi 38
Geospasial,Gambar
Institut5.8 Peta Bandung,
Teknologi hasil survei dan retakan sesar gempa
unsur asosiasi/ praktisi/diperusahaan
permukaan serta tipe dan
besarnya pergerakan di sepanjang
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan Segmen Palu dan Segmen Saluki.
Kajian Gempa Lombok 2018. Singkatan S = Sinistral/ mengiri, ED = East Down/ sisi timur turun, dan

Semoga segala upaya WD =tim West Down/sisi
pelaksana barat
survei danturun.........................................................
tim penyusun laporan ini 40
Gambar 5.9
dapat memberikan manfaatSinistral
yang 5sebesar-besarnya
cm di desa Tibo dalam (119,7596 BT; 0,4943
menghadapi LS)............................. 41
langkah
Gambar 5.10 Sinistral 13 cm, 32 cm west down
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak di desa Labuan Salumbone (119,82
diucapkan terima kasih. BT; 0,67 LS)............................................................................................ 41
Gambar 5.11 Kiri: Desa Labuan Salumbone (119,819 BT; 0,6697 LS), kanan: Rupture
di desa Silae (119,8413 BT; 0,8819 LS).................................................. 42
Gambar 5.12 6 Kiri: Desa Kabonena (119,843 BT; 0,8886 LS), kanan: Bangunan di jalur

sesar di Desa Kabonena (119,8433 BT; 0,8902 LS)................................ 42
i xvii
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 5.13 Bangunan di jalur sesar di Desa Kabonena (119,8433 BT; 0,8905 LS)...43
Gambar 5.14 Bangunan di jalur sesar di Desa Kabonena (119,8438 BT; 0,8913 LS)...43
Gambar 5.15 Pagar tanaman bergeser di Desa Lere (119,8441 BT; 0,8927 LS)..........43
Gambar 5.16 Rupture sesar di Desa Donggala Kodi (119,8441 BT; 0,8938 LS)............44
Gambar 5.17 Rupture 4,8 m di Desa Donggala Kodi(119,8441 BT; 0,8961 LS)............44
Gambar 5.18 Desa Donggala Kodi (119,8452 BT; 0,8966 LS)...................................... 44
Gambar 5.19 Desa Donggala Kodi (119,8461 BT; 0,9002 LS)...................................... 45
Gambar 5.20 Desa Pengawu (119,8513 BT; 0,9225 LS)............................................... 45
Gambar 5.21 Desa Bomba (119,8605 BT; 1,0069 LS).................................................. 45
Gambar 5.22 Desa Palupi (119,8542 BT; 0,9332 LS).................................................... 46
Gambar 5.23 Desa Binangga (119,8586 BT; 0,9488 LS), kanan: Rupture di perbatasan
Desa Sibedi - Beka(119,8605 BT; 0,9802 LS).......................................... 46
Gambar 5.24 Desa Bomba (119,8597 BT; 1,0058 LS).................................................. 47
Gambar 5.25 Rupture di Desa Penuwu (119,8625 BT; 1,0243 LS)............................... 47
Gambar 5.26 Desa Bolapapu (11 9,9840 BT; 1,4316 LS)............................................. 47
Gambar 5.27 Desa Penuwu (119,8628 BT; 1,0251LS)................................................. 48
Gambar 5.28 Rupture di Desa Omu (119,9564 BT; 1,2757LS)..................................... 48
Gambar 5.29 Desa Bolapapu (119,9872 BT; 1,4425LS)............................................... 49
Gambar 5.30 Hasil observasi lokasi Patahan Palukoro serta Lokasi likuifaksi (warna

Lampiran Gambar
biru)....................................................................................................... 49
Gambar 7.1 Gambar kiri merupakan tataan tektonik Pulau Sulawesi (Hamilton,
1979). Gambar kanan merupakan pembagian segmentasi Sesar Palu
Koro (Bellier dkk., 2001)........................................................................ 60
Gambar 7.2 Peta geologi wilayah Palu dan sekitarnya (Soehaimi dkk., 2000)..........61
Gambar 7.3 Jejak rendaman tsunami di kampus IAIN Kota Palu setinggi 1 m
berjarak sekitar 50 m dari garis pantai.................................................. 64
Gambar 7.4 Peta tinggi rendaman tsunami (tsunami flow depth) di sejumlah titik
di Kota Palu. Lingkaran berwarna menunjukkan intensitas tsunami
dan angka menunjukkan tinggi rendaman tsunami di titik pengukuran.
Daerah yang berwarna merah muda adalah daerah yang terlanda
tsunami dianalisis dari data digital globe.............................................. 65
Gambar 7.5 Sebaran bangunan yang mengalami rusak berat akibat kejadian
gempabumi tanggal 28 September 2018.............................................. 65
Gambar 7.6 Peta sesar aktif Palu Koro berdasarkan data surface rupture................66
Gambar 7.7 Pergeseran mengiri (sinistral offset) sesar permukaan berkisar 4,6 m
hingga 5,8 m akibat gempabumi tanggal 28 September 2018 di desa
Pawunu, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi
(Badan Geologi, 2018)........................................................................... 66
Gambar 7.8 Likuifaksi mengakibatkan kerusakan rumah penduduk akibat
gempabumi tanggal 28 September 2018 di Desa Panau, Kecamatan 6 Sigi
Biromaru, Kabupaten Sigi...................................................................... 67
xviii
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Gambar 7.9 Gerakan KATA tanah PENGANTAR
tipe mendatar dan aliran mengancam penduduk Desa
 Sungku, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi.......................................... 67
 Gambar 7.10 Peta lokasi pengukuran sesar permukaan dan retakan tanah...............68
Gempa
Gambar Lombok,
7.11 Bali
Petadan Sumbawa
sebaran lokasiterjadi padadan
likuifaksi harigerakan
Minggu,tanah tanggal 29 kejadian
dipicu
Juli 2018 pukul
05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
gempabumi tanggal 28-9-2018............................................................. 68
koordinat Gambar
8,4 LS dan 116,5
7.12 BT, atau tepatnya
Sosialisasi tentang berlokasi
gempabumi di darat
dan padatsunami jarakdi47RRI kmKota Palu bersama
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi
Gubernur Nusa Tenggara
Sulawesi Tengah (BapakBarat pada Longki kedalaman
Djanggola, 24 posisi
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
di tengah).............................................................................................. 69
korban yang menderita luka-luka
Gambar 7.13 Sosialisasi ringan sampaigempabumi
tentang dengan korban danmeninggal.
tsunami diGempa posko Desa Tofia dan
ini pun mengakibatkan
kerusakan infrastruktur berupa
Tambu, Kecamatan Balaesang, Kabupaten bangunan yang Donggala.
mengalami........................... 69
rusak ringan hingga 7.14
Gambar runtuh.Peta kawasan rawan bencana gempabumi daerah Sulawesi Tengah....70
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Gambar 7.15 Tanah bergelombang yang mengakibatkan kerusakan bangunan di
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
daerah Jono Oge, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi akibat
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
gempabumi 28 September 2018. Skala intensitas gempabumi di daerah
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
Jono Oge mencapai IX MMI.................................................................. 71
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Gambar
dan pemulihan prasarana7.16 Retakan tanah masif
dan sarana berarahsegera.
vital dengan utara –Oleh selatan mengakibatkan
karena itu, kerusakan
diperlukan kajian dampak bencanarumah penduduk
gempa melalui di daerah
surveiJono Oge, yang
lapangan Kecamatan
mencakup Sigi Biromaru,
Kabupaten Sigi akibat gempabumi
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu, 28 September 2018....................... 71
Gambar
kajian dampak 7.17 Peta
kerusakan yangintensitas
ditimbulkan gempabumi
oleh gempa tanggal 29 September
terhadap infrastruktur 2018......................72
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei Kab. Sigi........75
Gambar 8.1 Peta Lokasi Gerakan Tanah Desa Poi, Kec. Dolo Selatan,
Gambar 8.2
lapangan dilakukan untuk Peta Geologi dan
mendapatkan dataZKGT rabmaG naripmaL
Lokasi Gerakan
dan informasi Tanahlengkap,
yang cepat, Desa Poi, Kec. Dolo
Selatan, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah.......................................................
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat 77
tertimpa Gambar
reruntuhan 8.3 bangunan
Hasil pengambilan
rumah dangambar gedung. dengan drone dikerusakan
Identifikasi lokasi longsor dan potensi
bangunan menjadi pentingbanjir bandang
agar bila terjadidesa
gempaPoi,pada
Kecamatan
masa yang Doloakan Selatan
datang, (Jarak 2 km)...........78
korban dan Gambar 8.4 infrastruktur
kerusakan Nendatan dan dapatretakan pada jalur
diminimalisasi menuju
dengan lokasi potensi aliran bahan
membangun
bangunan yang tahan gempa. rombakan di Desa Poi (kiri). Kenampakan tubuh longsoran (tengah).
Survei lapanganKondisi ini telah
Materialmelibatkan berbagai ditenaga
bahan rombakan lapangan ahli(kanan)
dari (sumber foto:
Kementerian Pekerjaan Umum Kepaladan Perumahan
Desa Poi, DoloRakyat,
Selatan).Kementerian Energi dan
............................................................. 79
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Gambar 8.5 Initial Block release............................................................................... 81
Perhubungan,Badan
Gambar 8.6Meteorologi Klimatologi
Hasil Pemodelan dan Aliran
Potensi Geofisika,
BahanBadan Rombakan Nasionaldi Desa Poi dengan
Penanggulangan
Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
beberapa variabel.................................................................................. 82
Geospasial,Gambar
Institut8.7Teknologi
HasilBandung,
Pemodelan danAliran
unsurBahan
asosiasi/ praktisi/ di
Rombakan perusahaan
Desa Poi.......................... 84
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan
Gambar 8.8 Peta rekomendasi jalur evakuasi potensi aliran pada buku Laporan
bahan rombakan di
Kajian Gempa
Lombok 2018. Desa Poi................................................................................................. 84
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Gambar 9.1 (kiri) Peta gempa bumi susulan sampai tanggal 13 Oktober 2018
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
(BMKG, 2018), dan (kanan) adalah area survei daerah terdampak dan
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
pemeriksaan kerusakan bangunan akibat gempa bumi Palu-Donggala
diucapkan terima kasih.
28 September 2018............................................................................... 90
Gambar 9.2 (a) dan (b) Indikasi sesar Palukoro berupa offset pada permukaan
tanah di daerah Donggala Kodi pada koordinat 0.89673 LS dan
6
119.8453 BT dengan arah strike N175oE yang terjadi pergeseran lateral
i xix
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


sepanjang 4.8 m. (c) Indikasi pergeseran sesar yang ditemukan di Jl.
Lasoso berupa kelurusan hancuran pada tanah permukaan dengan
arah strike N165oE dengan jenis pergeseran lateral dan vertikal..........92
Gambar 9.3 Indikasi telah terjadinya fenomena likuifaksi di daerah Petobo yang
berupa gundukan tanah berpasir yang telah membeku dan memadat
dimana sebelumnya terlihat telah mengalami pencairan akibat
goyangan gempa Palu. Pada daerah ini terjadi flow likuifaksi dimana
material yang mencair mengalami transportasi mengikuti bidang
miring yang telah menyebabkan bangunan yang berada diatasnya
tergusur dan terkubur termasuk penghuninya..................................... 92
Gambar 9.4 Memperlihatkan longsoran pada badan jalan di daerah Balaroa yang
mengakibatkan jalan terputus dan tanah pada area permukiman
di daerah ini bergeser puluhan meter mengakibatkan kehancuran
pada bangunan rumah yang berada diatasnya. Gambar kanan
memperlihatkan material penyusun daerah ini terdiri dari batupasir
halus- kasar lepas-lepas, fragmen batuan bongkahan material volkanik,
yang sangat rapuh sehingga sangat rentan terhadap goncangan.........93
Gambar 9.5 Indikasi sesar Palukoro berupa offset pada permukaan tanah di
daerah Balaroa pada koordinat 0.90025 LS dan 119.84628 BT dengan
arah strike N177oE yang terjadi berupa pergeseran lateral dan
Lampiran Gambar
menghancurkan bangunan-bangunan yang dilaluinya seperti yang
terdekat adalah bangunan masjid Al-Ikhlas dan bangunan rumah
tinggal disekitarnya............................................................................... 93
Gambar 9.6 Longsoran yang memutus jalur jalan Poros Palu–Palolo, daerah Sigi
tepatnya pada koordinat 0.982 LS dan 119.918 BT yang telah memutus
badan jalan utama dan bergeser sejauh ratusan meter. Terlihat foto
diatas jalan terputus dan tergantikan oleh material lain tertransportasi
dari daerah lain tetapi masih dalam keadaan utuh............................... 94
Gambar 9.7 Gerakan tanah yang terjadi didaerah desa Sibalaya berupa
pergeseran lapisan tanah setebal 2 – 5 m sejauh lk. 500 m yang telah
menghancurkan bangunan-bangunan yang berada diatasnya. Pada
bagian hulu terdapat pintu air dimana saat terjadi limpahan air akan
mendorong material yang berupa lapisan batupasir halus – kasar,
lepas-lepas, dan sangat rapuh sehingga rentan terhadap beban..........94
Gambar 9.8 Bangunan gedung Universitas Terbuka UPBJJ-UT PALU yang beralamat
di Jl. Pendidikan Palu tepatnya pada koordinat: 0.837 LS; 119.886 BT
yang mengalami rusak berat. Bangunan utama roboh terindikasi efek
soft story dan lantai 1 mengalami kegagalan (Puskim, 2018)................95
Gambar 9.9 Bangunan gedung Laboratorium Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV
PALU Kementerian PUPR yang beralamat di Jl. Otista tepatnya pada
6
koordinat: 0.823 LS; 119.887 BT yang mengalami rusak sedang. Jenis
xx
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
kerusakan ditemukan pada dinding retak diagonal pada sudut bukaan

jendela, retak vertikal pada batas dengan kolom, retak horizontal di

bawah balok, retak horizontal pada batas dengan lantai. Salah satu
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
balok workshop retak pada ¼ bentang, kolom retak pada puncak di
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5bawah balok
BT, atau pelat kanopi
tepatnya berlokasi (Puskim, pada .jarak
di darat2018). ........................................
47 km 96
arah timurGambar
laut Kota9.10 Bangunan
Mataram, Provinsi gedung SMP N 6Barat
Nusa Tenggara Palupada yangkedalaman
beralamat24di Jl. Dewi Sartika
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit.0.823
No. 81, Palu tepatnya pada koordinat: TerdapatLS; 119.887 BT yang
mengalami
korban yang menderita luka-luka ringankerusakana
sampai dengan ringan.Jenis kerusakanGempa
korban meninggal. berupa salah satu ampig
runtuh namun struktur gedung
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami dan atap masih baik. Atap dan plafond
rusak ringan hingga runtuh.runtuh tertimpa runtuhan ampig kelas sebelahnya, dan beberapa

Sesaat plafond
setelah gempa lepas (Puskim,
tersebut 2018)................................................................
terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat 96
Gambar 9.11
untuk menanggulangi Peta penyebaran
bencana yang menyangkut tingkatpengkajian
kerusakan secara bangunan cepat gedung
dan akibat goyangan
gempa dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, bumisumber Palu daya.
– Donggala
Diperlukan hasil
juga pemeriksaan
penentuan Tim-1 Puskim
status keadaan darurat bencana; penyelamatan
2018. Simbol lingkaran dan adalah
evakuasilokasimasyarakat
bangunan terkena gedung baik gedung
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar;maupun
pemerintah pelindungan
publikterhadap
yang sudah kelompok
teramati rentan;
dimana warna merah
dan pemulihan prasarana dan bangunan
adalah sarana vitalrusak denganberat,segera.
warna Oleh hijaukarena
rusakitu,sedang, dan warna
diperlukan kajian dampak bencana gempa
kuning rusak melalui
ringan. survei lapangan
Sumber peta dasar: yang mencakup
Peta Rupa Bumi Indonesia
kajian sumber
gempa (baik
(RBI) skala 1: 50.000 (Badan Informasi Geospasial,itu,
gempa utama maupun gempa susulan). Selain 2018)....................97
kajian dampak kerusakan
Gambar 10.1 Jarak yang Lokasi
ditimbulkan
Sumber oleh gempa
Gempa Ke terhadap infrastruktur
Kota Palu............................................. 99
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
Gambar 10.3untuk Tampak
mendapatkanDepandata Bangunan
rabmaG naripmaL
Gambar 10.2 Shake Map Gempa Palu-Donggala...................................................... 100
lapangan dilakukan dan informasi
RSUD Pascayang cepat, lengkap,
Gempa................................... 100
dan akurat.Gambar
Korban 10.4
mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya
Rusaknya Kolom Dasar akibat Benturan antara Dua Bangunan yang akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah......................................................................................
Bersebelahan. dan gedung. Identifikasi kerusakan 101
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Gambar 10.5 Keruntuhan akibat Soft Storey Mechanism......................................... 101
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
Gambar 10.6 Bentuk-bentuk Kerusakan Tipikal pada Bangunan Engineered...........102
bangunan yang tahan gempa.
Gambar 10.7 Salah satu bangunan engineered yang memiliki kinerja yang baik.....103
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Gambar 10.8 Kolom Pecah dan Balok Masih Utuh................................................... 105
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber DayaGambar 10.9 Kementerian
Mineral, Kondisi Joint Balokdan
Ristek Kolom. ...................................................................
Pendidikan Tinggi, Kementerian 105
Gambar 10.10 Sambungan Tulangan Kolom
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional di Level Lantai dan Pemasangan Sengkang

Penanggulangan dengan Las
Bencana,Lembaga Ilmu Titik (tack weld)................................................................
Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi 106
Gambar 11.1 Tatanan Tektonik dan Seismisitas Sesar
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan Palu Koro

swasta. Kajian awal terhadap (Natawidjaja,
hasil survei 2012).............................................................................
tersebut disampaikan pada buku Laporan 110
Gambar 11.2
Kajian Gempa Lombok 2018. Histori gempa di Sulawesi (Natawidjaja, 2012)................................... 111
Gambarsegala
Semoga 11.3 upaya
Parameter gempa palu........................................................................
tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini 112
Gambar 11.4 Proyeksi permukaan dan penampang
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah melintang
pemulihan terhadap dampak daribencana.
distrubusi Atasslip..............................................................................
perhatian dan kerja sama semua pihak 113
diucapkan Gambar 11.5 Penampang vertikal dari gempa susulan yang parallel terhadap
terima kasih.
patahan (E-F). Pada bagian kiri adalah lokasi kondisi awal dari Katalog
BMK, bagian kanan hasil relokasi menggunakan metoda double-
6 difference (Supendi dalam Gusman dkk, 2018)................................... 113
i xxi
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 11.6 Rekaman pasang surut di Pantolan (Kongko, 2018)............................ 114


Gambar 11.7 Rekaman pasang surut di Mamuju (Kongko, 2018)............................. 114
Gambar 11.8 Dimensi Teluk Palu dan kemiringan slope batimetri............................ 115
Gambar 11.9 Ilustrasi parameter tsunami yang diukur di lapangan.........................116
Gambar 11.10 Foto bersama tim survei Pusgen, PUPR, ITB, LIPI dan instansi lainnya
sebelum berangkat ke lapangan.......................................................... 117
Gambar 11.11 Peta lokasi titik survei.......................................................................... 118
Gambar 11.12 Hasil dokumentasi beberapa lokasi..................................................... 119
Gambar 11.13 Hasil survei tim PVMBG dan BMKG..................................................... 125
Gambar 11.14 Citra satelit sebelum dan sesudah terjadi gempa dan tsunami...........126
Gambar 11.15 Rekaman gelombang tsunami yang terjadi di pesisir pantai barat yang
diambil oleh Ricoseta Mafella Pilot Batik Air....................................... 127
Gambar 11.16 Cuplikan rekaman video dari TB Delta Abadi 7.................................... 129
Gambar 11.17 Rekaman CCTV di Wani........................................................................ 130
Gambar 11.18 Panjalaran muka gelombang tsunami dari Mall Matahari Palu...........130
Gambar 11.19 Lingkaran merah adalah lokasi-lokasi yang diperkirakan terjadi
longsoran bawah laut.......................................................................... 131
Gambar 13.1 Lokasi survei lapangan pasca gempa Palu 2018.................................. 137
Gambar 13.2 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di Balaroa................................... 138
Lampiran Gambar
Gambar 13.3 Lokasi crown pergerakan tanah di Jl. Gunung Gawalise......................139
Gambar 13.4 Lokasi toe pergerakan tanah di Jl. Kenduri.......................................... 139
Gambar 13.5 Hasil analisis saringan menggunakan sampel dari beberapa lokasi dan
potensi likuifaksinya............................................................................ 140
Gambar 13.6 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di Petobo................................... 140
Gambar 13.7 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di Jl. Telaga Raya........................141
Gambar 13.8 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di dekat pertemuan Jl. Dewi Sartika
dan Jl. Jendral H.M. Soeharto.............................................................. 141
Gambar 13.9 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di Jl. Bulili................................... 142
Gambar 13.10 Lokasi jalan “hilang” di Jl. Poros Palu-Palolo, Jono Oge.......................143
Gambar 13.11 Ujung utara jalan “hilang” di Jl. Poros Palu-Palolo Jono Oge..............143
Gambar 13.12 Kondisi Jl. Poros Palu-Palolo, Jono Oge yang “hilang”:........................144
Gambar 13.13 Kerusakan di stasiun pengisian bahan bakar Jl. Poros Palu-Palolo,
Jono Oge.............................................................................................. 144
Gambar 13.14 Kerusakan sepanjang Jl. Poros Palu-Palolo, Jono Oge.........................145
Gambar 13.15 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di Sibalaya Selatan, Sigi..............146
Gambar 13.16 Lapangan bola di Sibalaya Selatan yang tergeser sekitar 350 m..........146
Gambar 13.17 Pintu air yang rusak di Sibalaya Selatan............................................... 147
Gambar 13.18 Culvert saluran irigasi yang rusak di Sibalaya Selatan..........................147
Gambar 13.19 Lokasi persawahan di Sibalaya Selatan yang berubah setelah
gempa..................................................................................................
6 148

xxii
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 Gambar 13.20 Keretakan longitudinal pada ujung selatan landasan pacu.................148
 Gambar 13.21 Kedalaman celah keretakan landasan pacu mencapai sekitar 50cm.. 149
Gambar
Gempa 13.22Bali
Lombok, Translasihorizontal
dan Sumbawa terjadi sejauh 5 mhari
pada yangMinggu,
teramati di Jl. Kedondong..........149
tanggal 29
Gambar
Juli 2018 pukul 13.23
05.47 WIBTranslasihorizontal
dengan kekuatan M6,4. yang Gempa
teramati di pabrik
tersebut mie Jl.pada
terletak Kedondong...........150
koordinat Gambar
8,4 LS dan 13.24 Surface
116,5 BT, atau rupture
tepatnyayang teramati
berlokasi di di lapangan
darat pada jaraksepak 47bola
km Jl. Lasoso.......150
arah timurGambar
laut Kota14.1
Mataram, Provinsi Nusa
Lokasi-lokasi Tenggarapenyebaran
fenomena Barat pada kedalaman lateral massa 24 tanah akibat
km. Gempa ini telah mengakibatkan
likuifaksi yang korban
memicu jiwahilangnya
yang tidak sedikit.daratan
sebagian Terdapat pesisir Palu dan
korban yang menderita luka-luka
Donggala ringan sampai
(simbol dengan merah).
lingkaran korban .meninggal. Gempa
................................................... 155
ini pun mengakibatkan
Gambar 14.2 kerusakan infrastrukturkegagalan
Lokasi fenomena berupa bangunan tanah berupa yang mengalami
pergerakan osilasi tanah
rusak ringan hingga runtuh.akibat likuifaksi di jalan poros Palu-Palolo (kotak garis merah putus-
Sesaat
setelah gempa
putus),tersebut terjadi,
yang diikuti diperlukan
dengan semburan aksi tanggap daruratpin kuning)........156
pasir (simbol
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian
Gambar 14.3 Dampak ground oscillation di jalan poros Palu-Palolo secara cepat dan dan pemukiman
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
di Desa Lolu, Kec. Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, yang diikuti dengan
status keadaan
darurat bencana; penyelamatan
dan penurunan dan evakuasi
permukaan masyarakat terkena
tanah...................................................... 156
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan
Gambar 14.4 Semburan pasir melalui retakan di halaman terhadap kelompokrumah rentan; penduduk di sekitar
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
lokasi ground oscillation pada jalan poros Palu-Palolo.......................157
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Gambar 14.5 Pergerakan osilasi akibat likufaksi yang diikuti dengan penurunan tanah
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
permukaan dan semburan pasir.......................................................... 157
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Gambar 14.6 Lokasi-lokasi terdampak fenomena aliran massa tanah (diberi simbol
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk bintang
mendapatkan warna datamerah) rabmaG naripmaL
di wilayah
dan informasi Kota Palu
yang cepat, dan Kab. Sigi akibat
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibatpada tanggal 28
likuifaksi yang dipicu gempa bumi besar (Mw = 7,5)
tertimpa reruntuhan bangunanSeptember 2018.dan
rumah .................................................................................
gedung. Identifikasi kerusakan 158
Gambar 14.7 Wilayah terdampak aliran massa
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang, tanah akibat likuifaksi di wilayah Kota
korban dan kerusakan infrastruktur
Palu dan Kabupaten Sigi......................................................................
dapat diminimalisasi dengan membangun 158
Gambar 14.8
bangunan yang tahan gempa. Kurva distribusi ukuran butiran pasir dari berbagai lokasi semburan
Survei lapanganpasir ini ditelah
Kota Palu dan Kabupaten
melibatkan berbagaiSigi................................................
tenaga ahli dari 144
Gambar 15.1 Lokasi gempa utama dan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dangempa susulan berada disepanjang sesar
Palu-Koro (sumber:
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pusgen 2018, Tinggi,
Pendidikan data dari BMKG 28-30 September
Kementerian

Perhubungan,Badan 2018)...................................................................................................
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional 162
Penanggulangan
Gambar Bencana,Lembaga
15.2 Data resultan Ilmu Pengetahuan
akselerasi terhadap Indonesia, jarak Badan
ke pusatInformasi
gempa (LPPM Unpar,
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
2018)................................................................................................... 163
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku
Gambar 15.3 Time history acceleration pada gempa Palu terukur di stasiun Balaroa Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018. (sumber Sigit Pramono, 2018 dari JICA dan BMKG – data diperoleh
Semoga
segala upaya timdari
penulis pelaksana survei dan
Prof Masyhur tim penyusun
Irsyam). laporan ini
...................................................... 163
dapat memberikan
Gambar 15.4 manfaat yang percepatan
Korelasi sebesar-besarnya dalam menghadapi
arah vertikal dengan arahlangkah north dan east...........164
pemulihanGambar
terhadap15.5
dampak bencana.
Ilustrasi Atas perhatian
Mekanisme dan sand dan kerja
boil disamaJonosemua pihak Unpar, 2018) �165
Oge (LPPM
diucapkan Gambar
terima kasih.
15.6 Bekas sand boil ditepi rumah penduduk di Kompleks BTN.................165
Gambar 15.7 Struktur mengalami uplift di SPBU Jono Oge...................................... 166
Gambar 15.8 Lateral spreading di area sawah membentuk lipatan lipatan (area
6 pabrik di bekas sawah)........................................................................ 167
i xxiii
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 15.9 Fenomena Lateral Spreading di sawah dan jalan menuju


Perumnas BTN..................................................................................... 167
Gambar 15.10 Situasi di desa Lolu yang terkena dampak Liquifaksi Alir....................168
Gambar 15.11 Perpindahan Rumah Warga dan SPBU................................................ 169
Gambar 15.12 Kerusakan akibat Liquifaksi alir dari area sawah di seberang SPBU....170
Gambar 15.13 Kerusakan akibat liquifaksi alir pada area SPBU Jono Oge..................170
Gambar 15.14 Kerusakan SPBU Jono Oge (dilihat dari sisi belakang).........................170
Gambar 15.15 Perpindahan kelompok rumah BTN terlihat melalui
google earth image............................................................................. 171
Gambar 15.16 Tampak Atas Liquifaksi Alir di Perumahan BTN................................... 171
Gambar 15.17 Pergeseran sebagian Perumnas BTN di Desa Lolu............................... 172
Gambar 15.18 Gaya gaya pada kondisi keseimbangan statik dan pseudo-statik........173
Gambar 15.19 Distribusi butir tanah yang terliquifaksi (sumber LPPM Unpar,
2018)................................................................................................... 174
Gambar 15.20 Data CSR dan CRR berdasarkan data CPT/CPTu
(Shibata & Teparaksa, 1988)................................................................ 175
Gambar 15.21 Data kuat geser residual (liquefied shear strength) vs N-SPT
(Seed dan Harder, 1990)...................................................................... 176
Gambar 16.1 Gambar potongan desa Petobo sebelum gempa (diolah dari Google
Earth) dan prediksi lokasi bidang kelongsoran yang terjadi saat
Lampiran Gambar
pergerakan terjadi............................................................................... 180
Gambar 16.2 Observasi sand boil di empat lokasi yang mengalami pergerakan tanah
terparah di Petobo, Jono Oge, Lolu dan Sibalaya................................ 180
Gambar 16.3 Kelima area yang mengalami pergerakan tanah secara masif saat
gempa Palu.......................................................................................... 182
Gambar 16.4 Kondisi dan gambar potongan melintang area Petobo (0°56'20.21"S,
119°55'0.39"E).................................................................................... 184
Gambar 16.5 Salah satu titik terbukanya saluran irigasi di area Petobo setelah
kejadian gempa................................................................................... 184
Gambar 16.6 Kondisi sebelum dan sesudah kejadian gempa area Jono Oge...........185
Gambar 16.7 Lokasi keruntuhan pintu air dan titik kebocoran. (Foto: Montgomery,
2018)................................................................................................... 186
Gambar 16.8 Situasi perumahan warga yang terdampak aliran lumpur
di hilir Jono Oge................................................................................... 187
Gambar 16.9 Area Sibalaya (1° 9'8.62"S , 119°54'33.60"E) sebelum dan sesudah
kejadian gempa. Gambar seletah kejadian gempa di ambil dari kamera
drone yang dilakukan oleh tim US-NSF GEER (Wartman, 2018)..........188
Gambar 16.10 Kondisi saluran irigasi yang terbuka akibat pergerakan tanah dan
meruntuhkan pintu air. Debit air yang tinggi mengalir ke arah barat
menyebabkan banjir skala kecil........................................................... 6 189

xxiv
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
Gambar 16.11 Kondisi sebelum dan sesudah kejadian gempa area Desa Lolu
 (0°58'17.36"S, 119°54'49.07"E) dan gambar potongan melintang
 garis A-A’............................................................................................. 191
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Gambar 16.12 Retakan-retakan tanah yang tertangkap kamera drone saat survei di
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
desa Lolu............................................................................................. 192
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
Gambar 16.13 Foto aerial kavling perumahan yang rusak dan area sand boil di desa
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Lolu. Foto yang diambil pada 15 November 2018 adalah foto dari
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-lukakameraringan
dronesampai
yang dioperasikan
dengan korban oleh Tim US NSF
meninggal. Gempa GEER (Wartman et

ini pun mengakibatkan al, 2018).
kerusakan ..............................................................................................
infrastruktur berupa bangunan yang mengalami 193
Gambar 16.14 Lokasi
rusak ringan hingga runtuh. dan tampak visual sand boil yang diobservasi selama survei
Sesaat setelah gempa lapangan.
tersebutTitikterjadi,
penyelidikandiperlukantanahaksi CPT-L1A
tanggap ditentukan
darurat berada dekat
sand boil..............................................................................................
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan 194
Gambar
tepat terhadap 16.15
lokasi, Hasil Intepretasi
kerusakan, dan sumber datadaya.
CPT dengan
Diperlukan mengasumsikan
juga penentuan nilai percepatan di
permukaan tanah sebesar 0.2,
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena 0.3 dan 0.4 g...................................... 195
Gambar 17.1
bencana; pemenuhan Model elevasi
kebutuhan digital Kota Palu
dasar; pelindungan Sumber
terhadap (Website
kelompok Badan Informasi
rentan;

dan pemulihan prasarana Geospasial
dan sarana (BIG); DEMNAS).
vital dengan ................................................................
segera. Oleh karena itu, 202
diperlukanGambar 17.2 bencana
kajian dampak Citra satelit
gempa Balaroa
melalui(a)survei
Sebelum gempa
lapangan (b) mencakup
yang setelah gempa Kemiringan
kajian sumber
gempa (baik gempa
lereng utamagempa
sebelum maupun i = gempa susulan). Selain itu,
1-3%.......................................................... 203
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap
Gambar 17.3 Citra Intensitas SAR Balaroa (a) Sebelum gempa (b) setelah gempa...204infrastruktur
berserta sarana
Gambar dan17.4
prasarana, dan lingkungannya
Perbandingan Citra Intensitas juga SARpenting dilakukan.
Balaroa Survei gempa (b)
(a) Sebelum
lapangan dilakukan
untuk mendapatkan data dan rabmaG naripmaL
informasi yang cepat, lengkap,
setelah gempa..................................................................................... 204
dan akurat.Gambar
Korban 17.5
mengalami luka-luka
Kondisi Geologi maupun yang...................................................................
Kota Palu. meninggal umumnya akibat 205
tertimpa Gambar
reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
17.6 Struktur geologi Palu (Irsyam M, dkk, 2010)....................................... 206
bangunan Gambar
menjadi penting agar bilapengujian
17.7 Lintasan terjadi gempa pada masa
2-D Electrical yang akan
Resistivity datang,
Tomography. ..................207
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
Gambar 17.8 Lintasan 1 pengujian 2-D Electrical Resistivity Tomography................208
bangunan Gambar
yang tahan gempa.
17.9 Lintasan 2 pengujian 2-D Electrical Resistivity Tomography................209
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Gambar 17.10 Lintasan 3 pengujian 2-D Electrical Resistivity Tomography................209
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Gambar 17.11 Stratigrafi lapisan tanah hasil dari pengujian resistivitas....................210
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Gambar 17.12 Lintasan pengujian 2-D Electrical Resistivity Tomography depan
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
RS . Anutapura..................................................................................... 211
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Gambar 17.13 Hasil pengujian 2-D Electrical Resistivity Tomography depan RS.
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan

swasta. Kajian awal terhadap Anutapura. ...........................................................................................
hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan 211
Gambar
Kajian Gempa 17.14
Lombok Sketsa keruntuhan gedung RS. Anutapura.......................................... 212
2018.
Gambar 17.15
Semoga segala upaya Detailtim
tipe keruntuhan
pelaksana survei RS.danAnutapura.
tim penyusun ................................................
laporan ini 212
Gambar 17.16
dapat memberikan manfaat Profil CPTsebesar-besarnya
yang sebelum dan setelah dalamterjadi
menghadapigempa langkah
Palu (lokasi: depan RS.
Anutapura)..........................................................................................
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak 213
diucapkan Gambar 17.17 Overlay hasil CPT dan resistivitas pada R.S. Anutapura.......................214
terima kasih.
Gambar 17.18 Korelasi hasil uji CPT dan resistivitas tanah sekitar R.S. Anutapura.....214
Gambar 18.1 Location of Palu in Southeast Asia region........................................... 218
Gambar 18.2 6 Lithologic and main structure elements in Sulawesi, Ahmad (2005)..218
i xxv
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 18.3 Historical Earthquake in Central Sulawesi (Daryono, 2016). Focal


mechanism from CMT catalogue......................................................... 219
Gambar 18.4 Epicenters of the Palu earthquake 2018 (Mw7.4) and the aftershock
distributions (red dots) along Palu – Koro fault in Central Sulawesi
(PuSGeN, 2018)................................................................................... 220
Gambar 18.5 Impact on Tsunami height along Palu Bay area. (Extracted from Irsyam
et.al (2018) in keynote presentation of SEAGC 2018 Conference,
Jakarta)................................................................................................ 221
Gambar 18.6 Crack and differential settlement that occurs at the end of the airport
runaway............................................................................................... 222
Gambar 18.7 Directional movement of area in Petobo. Thick red line shows the
water channel alignment ( USGS, 2018).............................................. 223
Gambar 18.8 Schematic diagram of Petobo Liquifaction (Irsyam et.al, 2018)..........224
Gambar 18.9 Cracked channel and collapse levee which cause the water to rush out
during the earthquake event............................................................... 225
Gambar 18.10 Lateral spreading and heaving due to liquefaction in Petobo
upper part........................................................................................... 225
Gambar 18.11 Centre part of Petobo affected area.................................................... 226
Gambar 18.12 At the south part of Petobo affected area........................................... 226
Gambar 18.13 Water sources to believe to come out from the broken aquifer.........227
Lampiran Gambar
Gambar 18.14 Water ponding and flowing observed in the affected area even no
raining for several days........................................................................ 228
Gambar 18.15 Clay shale remnant found scattered on site........................................ 228
Gambar 18.16 Crack in water channel initiated by lateral spread due
to liquefaction..................................................................................... 229
Gambar 18.17 Water gate broke which cause the retain water to rush out...............230
Gambar 18.18 Building displacement in Jono Oge village (Courtesy of USGS, 2018) 231
Gambar 18.19 Mass flow of water creating channel flow line which push the fore
ground downstream............................................................................ 231
Gambar 18.20 Lateral spreading occurs due to liquefaction effect............................ 232
Gambar 18.21 The top picture shows the mud line for a house in middl section of the
affected area while the bottom shows a mud line for a house at the
lower section of the affected area...................................................... 232
Gambar 18.22 Pertamina Petrol Service Station in Lolu village, District of Sigi..........233
Gambar 18.23 Part of the housing complex shifted about 100 m from the location.
Red arrow shows the position of secondary fault............................... 234
Gambar 18.24 Sand boiling effect causing a lump of sand accumulated in the area �234
Gambar 18.25 Location of water channel on both right hand side of the photo before
and after the earthquake (Irsyam et.al, 2018)..................................... 235
6

xxvi
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
Gambar 18.26 Geometrical change of the site begun from the top area of Sibalaya on
 the right hand side of the photo (Irsyam et.al, 2018).........................236
 Gambar 18.27 Broken water gate due to the ground motion and liquefaction..........237
Gempa
Gambar Lombok, Bali dan
18.28 After theSumbawa
broken gate,terjadiwater
padarushes
hari Minggu,
from both tanggal
side29 and under the box
Juli 2018 pukul
05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
culvert................................................................................................. 237
koordinat Gambar
8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak
18.29 Large water passage form due to the scouring effect of the side wall 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
and remove all the concrete lining...................................................... 238
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Gambar 18.30 Consistent pattern of shallow lateral spreading which overlies paddy
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
field underneath the area................................................................... 238
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Gambar 18.31 Thin seam porous layer exist in the soil stratification.........................239
rusak ringan hingga runtuh.
Gambar 18.32 Schematic diagram of Sibalaya movement (Irsyam et.al, 2018)..........240
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Gambar 18.33
untuk menanggulangi Location
bencana yangof buildings
menyangkut in Balaroa
pengkajian priorsecara
to thecepat
disastersdan (BNPB, 2018) �241
Gambar 18.34 The misalignment of road near
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan Masjid Al Amin in Jalan Manggis.......242
Gambar
status keadaan 18.35 The
darurat bencana; house on the leftdan
penyelamatan sits evakuasi
on the fault line damage
masyarakat terkena and shifted while
the house on the right side stays
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; intact.............................................. 243
Gambarprasarana
dan pemulihan 18.36 Slope danscars
saranaat the
vitaltop part ofsegera.
dengan BalaroaOleh alongkarena
Gunung itu,Gawalise Road �243
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup2018)................244
Gambar 18.37 Direction of soil movement in Balaroa (Irsyam et.al,
Gambar
kajian sumber gempa18.38 Magnitude
(baik gempa utama of displacement
maupun gempa in Balaroa.
susulan).TheSelain
displacement
itu, is shown in

kajian dampak kerusakan ‘m’ yang(USGS, 2018).................................................................................
ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur 245
Gambar
berserta sarana dan18.39 Location
prasarana, danof Palu Koro Fault
lingkungannya jugaline with affected
penting dilakukan.area Surveiin Middle Sulawesi
lapangan dilakukan
rabmaG naripmaL
untuk Region.................................................................................................
mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, 246
dan akurat.Gambar
Korban 19.1
mengalami luka-luka
Overview maupunbagian
kerusakan yang meninggal
belakang umumnya akibat
SPBU........................................ 250
tertimpa Gambar
reruntuhan 19.2 bangunan
Pergerakan rumah dan gedung.
bangunan Identifikasi kerusakan
toilet................................................................ 250
bangunan Gambar
menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
19.3 Sand boils di bagian belakang SPBU.................................................... 251
korban dan kerusakan
Gambar 19.4 infrastruktur dapat gerbang
Lateral spreading diminimalisasiperumahan dengan(foto membangun
arah selatan).................251
bangunan Gambar
yang tahan gempa.
19.5 Lateral spreading gerbang perumahan (foto arah barat)....................252
Survei
Gambar lapangan
19.6 Sand ini boils
telahdi melibatkan
gerbang perumahan berbagai seberang
tenaga ahli SPBU.. dari
............................ 252
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Gambar 19.7 Sebuah rumah dengan regangan lateral............................................. 253
Sumber DayaGambarMineral,
19.8 Kementerian
Kondisi lorong Ristek danSPBU.
utara Pendidikan Tinggi, Kementerian
.................................................................. 253
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Gambar 19.9 Kondisi umum Bagian Utara Perumahan GRP Karta............................ 254
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Gambar 19.10 Kerusakan tipikal rumah sisi selatan.................................................... 254
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Gambar 19.11 Kerusakan tipikal rumah sisi utara....................................................... 255
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Gambar 19.12 Kerusakan sisi selatan-timur Bagian Utara.......................................... 255
Kajian Gempa Lombok 2018.
Gambar 19.13 Kerusakan sisi selatan-barat Bagian Utara.......................................... 255
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Gambar 19.14 Pavement
dapat memberikan beton barat-timur
manfaat yang sebesar-besarnya dalamBagian Utara.........................................
menghadapi langkah 256
pemulihanGambar
terhadap19.15 Kondisi
dampak bencana. tipikal
Atasrumah sisi selatan
perhatian dan kerja Bagian
samaSelatan................................
semua pihak 256
Gambar 19.16 Kondisi
diucapkan terima kasih. tipikal rumah sisi selatan Bagian Selatan................................ 257
Gambar 19.17 Kondisi tipikal rumah sisi utara Bagian Selatan................................... 257
Gambar 19.18 Kondisi tipikal rumah sisi utara Bagian Selatan................................... 258
Gambar 19.19 Tinggi endapan pasca likuifaksi Bagian Selatan................................... 258
6
i xxvii
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 19.20 Kondisi pavement beton barat-timur.................................................. 259


Gambar 19.21 Kondisi pavement beton barat-timur blok tengah.............................. 259
Gambar 19.22 Sand boils ekstensif............................................................................. 260
Gambar 19.23 Lapangan mengalami regangan tekan................................................. 260
Gambar 19.24 Sand boils ekstensif dan regangan tekan............................................. 261
Gambar 20.1 Daratan Pantai Yang Lenyap. (Reuter Graphic-2018)........................... 264
Gambar 20.2 Flow Liquefaction................................................................................ 265
Gambar 20.3 Lateral Spreading................................................................................ 266
Gambar 20.4 Kelongsoran......................................................................................... 267
Gambar 20.5 Flow Liquefaction dan Supershear....................................................... 267
Gambar 20.6 Soft Storey dan Kegagalan Struktur Jembatan..................................... 268
Gambar 21.1 Infografis kerusakan sekolah (Seknas SPAB Kemendikud dkk, 2018)...272
Gambar 21.2 Sekolah terlalui Jalur Sesar Palukoro................................................... 273
Gambar 21.3 SMK Muhammadiyah Marawola yang terlalui Jalur Sesar Palukoro,
bergeser +/- 2 meter........................................................................... 274
Gambar 21.4 Zona Fraktur yang terobservasi di lingkungan SMK Muhammadiyah 274
Gambar 21.5 Distribusi spasial kerusakan sekolah akibat Gempa Palu....................276
Gambar 21.6 Overlay distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dengan Peta
Intensitas dari BMKG........................................................................... 276
Gambar 21.7 Dampak Tsunami pada sekolah: SD Inpres 9 Bamba, Kota Palu.
Lampiran Gambar
Satu bangunan tersapu habis, sedangkan bangunan lainnya tersapu
atap, kaca dan isi ruang kelas, namun dinding sekolah masih dapat
berdiri.................................................................................................. 277
Gambar 21.8 Dampak lifuifkasi pada sekolah: SDN Balaroa
(kiri: Dokumentasi Universitas Tadulako pada laman
www.asesmensekolahsulteng.info...................................................... 277
Gambar 22.1 Multibeam Echo Sounder Baruna Jaya 1............................................. 280
Gambar 22.2 Lintasan survey kegiatan OBT Sulawesi Tengah. Kiri, lintasan survey di
dalam teluk Palu. Kanan, Lintasan survey di luar teluk.......................282
Gambar 22.3 Diagram alir pengolahan data Batimetri............................................. 283
Gambar 22.4 Hasil pengolahan data Batimetri......................................................... 284
Gambar 22.5 Daga Batimetri di teluk Palu................................................................ 285
Gambar 22.6 Distribusi data kedalaman dari BIG tahun 2014.................................. 286
Gambar 22.7 Overlay antara data kedalaman sebelum (BIG 2014) dan sesudah
gempa (Baruna Jaya, 2018)................................................................. 287

xxviii
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL


Tabel Lombok,
Gempa 7.1 Dampak
Bali kejadian gempabumi
dan Sumbawa terjaditanggal
pada hari 28 September
Minggu, tanggal 2018 menurut
29 data
05.47dari
Juli 2018 pukul WIBBNPB (20 Oktober
dengan kekuatan2018).
M6,4. ...........................................................................
Gempa tersebut terletak pada 62
koordinat Tabel
8,4 LS8.1
dan Setting
116,5 BT, atau tepatnya friction
viscous-turbulent berlokasi di darat pada jarak 47 km
parameter..................................................... 81
arah timurTabel
laut Kota Mataram,
8.2 Input Provinsi
Parameter Nusa Tenggara
Pemodelan RAMMS. Barat pada kedalaman 24
............................................................... 81
km. Gempa ini 8.3
Tabel telah mengakibatkan
Hasil korban................................................................................
Pemodelan RAMMS. jiwa yang tidak sedikit. Terdapat 82
korban yang menderita
Tabel luka-luka
8.4 Hasil ringan
Pemodelan sampai
RAMMS. dengan korban meninggal. Gempa
................................................................................ 83
ini pun mengakibatkan
Tabel 11.1 Waktukerusakan infrastruktur
dan Kegiatan Survei..berupa bangunan yang mengalami
........................................................................... 116
rusak ringan hingga
Tabel 11.2runtuh.
Lokasi dan Keterangan Titik Survei . .................................................................... 120
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i xxix
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

xxx
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 1. PENDAHULUAN

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 1.1 Gempa
8,4 LS Palu BT,
dan 116,5 28 September
atau tepatnya 2018
berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa Gempa Palumengakibatkan
ini telah terjadi pada korban
Jumat sore, 28 September
jiwa yang 2018,
tidak sedikit. pukul 18:02:44 waktu
Terdapat
korban yangsetempat
menderita (Waktu Indonesia
luka-luka Tengah,
ringan sampai WITA)
dengan dengan
korban magnitude
meninggal. GempaMw 7,4, berpusat
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami ini menyebabkan
di 26 km Utara Donggala, Sulawesi Tengah (Gambar 1.1). Gempa
goncangan
rusak ringan yang kuat dan menghasilkan tsunami yang melanda kota Palu, yang berada
hingga runtuh.
di teluk Palu, sertalikuifaksi
Sesaat setelah gempa besar-besaran
tersebut terjadi, diperlukanterutama di daerah
aksi tanggap daruratPetobo dan daerah
untuk menanggulangi
Balaroa di kotabencana
Palu. yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Gambar 1.1 Episenter Gempa Palu 2018 (M7.4) dan distribusi gempa susulan susulan (titik-titik merah) sepanjang
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Sesar Palu-Koro di Sulawesi Tengah (PuSGeN, 2018)
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihanGambar
terhadap1.2dampak bencana. Atas
menunjukkan petaperhatian
intensitasdan kerja samagempaoleh
guncangan semua pihak Badan Meteorologi,
diucapkan Klimatologi
terima kasih.dan Geofisika (BMKG). Pemodelan otomatis yang dilakukan oleh BMKG
menunjukkan intensitas guncangan berskala VI-VIII di Kota Palu dan Kabupaten
Donggala, Sulawesi Tengah. Dua hari kemudian, BMKG memperbarui peta intensitas
6
i 1
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


guncangan dengan koreksi berdasarkan pemodelan, data instrumen dan survei
makroseismik pada 30 September 2018. Dari hasil pembaharuan tersebut, BMKG
merilis intensitas guncangan berskala IX-X di Kota Palu. Hal ini berarti bahwa terjadi
kerusakan luas di daerah Kota Palu. Zona Sesar Palu-Koro diyakini sebagai tempat
sumber Gempa Palu 2018 (M7,4), seperti yang teramati pada lokasi episenter,
kedalaman hiposenter, dan distribusi gempa susulan (Gambar 1.2)

Lampiran Gambar

Gambar 1.2 Lokasi gempa utama pada Gempa Palu, 28 September 2018, dan intensitas guncangan gempa
(BMKG, 2018). Gambar kiri adalah peta guncangan otomatis yang pertama kali dihasilkan oleh BMKG
pada 28 September 2018. Gambar kanan adalah peta guncangan yang dikoreksi berdasarkan pemodelan,
data instrumen dan survei makroseism pada 30 September 2018

Bencana alam ini menyebabkan banyak korban jiwa dan berbagai kerusakan material.
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 5
Oktober 2018 17:00 Waktu Indonesia Tengah, gempa ini telah menyebabkan 1.649
korban jiwa, dimana sebagian besar korban berada di kota Palu,Donggala, Sigi, Parigi
Mountong, dan Pasangkayu, Sulawesi Barat. Selain itu, korban dengan luka berat
tercatat sebanyak 2.549 orang, 265 orang hilang, 152 orang diperkirakan masih
terkubur dan belum dievakuasi serta 62.359 orang pengungsi. Tercatat pula 66.926
rumah diperkirakan rusak. Kerusakan di Kota Palu berdasarkan citra satelit terlihat
pada Gambar 1.3dan Gambar 1.4. 6

2
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Gambar 1.3 Kerusakan di Kota Palu yang terlihat pada citra satelit
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
(Copernicus Emergencyoleh gempa Service,
Management terhadap infrastruktur
European Union, 2018)
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 1.4 Perubahan garis pantai setelah tsunami di Teluk Palu
(Copernicus Emergency Management Service, European Union, 2018)

6
i 3
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

1.2 Survei tim PuSGeN

Survei yang dilakukan oleh tim PuSGeN dilakukan oleh masing-masing instansi
seperti Tim Tanggap Darurat Badan Geologi, BMKG, ITB, selain itu juga didukung
oleh tim advis teknis Puskim serta beberapa dana CSR. Buku ini merangkum hasil
temuan lapangan terkait aspek kegempaan yang dilakukan oleh berbagai tim yang
meliputi kajian mutidisiplin. Pada rentang waktu survei tersebut, tim juga melakukan
koordinasi dengan LPPM UNRAM, Pospenas di Tanjung, Desk Relawan di Tanjung,
serta BPBD dan BMKG setempat. Sebagian survei yang dilaporkan pada buku ini
dilakukan pada bulan Oktober 2018.

Buku ini merupakan kompilasi dari survei dan analisis yang dilakukan oleh tim
PuSGeN, yang disajikan dalam 8 bagian:
• Pendahuluan
• Bagian I Seismotektonik:
- Tektonik Sulawesi
- Sejarah Kegempaan di Sesar Palukoro
- Seismisitas Gempabumi Palu-Donggala (Mw 7.4) 28 September 2018
• Bagian II Observasi Offset Patahan Palukoro
- Survei Offset Permukaan Gempa Palu 2018
Lampiran Gambar
- Jarak Aman dari Sesar
• Bagian III Dampak Geologi
- Dampak Permukaan Gempa Palu-Donggala-Sigi Tanggal 28 September
2018
- Pemodelan Potensi Aliran Bahan Rombakan (Debris Flow) di Desa
Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah Paska
Gempabumi Palu M7.4 Oktober 2018
- Laporan Kunjungan Lapangan Gempa Palu Aspek Struktur Bangunan
• Bagian IV Dampak Struktur
- Survei Daerah Terdampak dan Pemeriksaan Kerusakan Bangunan
Gedung Paska Gempa Bumi Palu 28 September 2018
- Laporan Kunjungan Lapangan Gempa Palu Aspek Struktur Bangunan
• Bagian V Dampak Tsunami
- Laporan Survei Tsunami Palu 28 September 2018
• Bagian VI Dampak Geoteknik
- Survei Cepat Tsunami Pasca Gempa Palu dan Pemodelan Tsunami
- Pengamatan Lapangan dari Aspek Geoteknis Pasca Gempa Palu 2018
- Kajian Fenomena Likuifaksi (Nalodo) di Kota Palu dan Kabupaten Sigi
Akibat Gempa Bumi Donggala 28 September 2018
6

4
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

KATA PENGANTAR
- Fenomena Likuifaksi Alir di Desa Lolu, Kecamatan Jono Oge pada
 Gempa Palu 28 September 2018
 - Dampak Geoteknik Gempa Palu
Gempa
Lombok,- Bali dan Sumbawa
Investigasi Awal terjadi pada hari
Kebencanaan Minggu, dan
Likuifaksi tanggal 29 Resistivitas Tanah
Profil
Juli 2018 pukul 05.47 WIB Akibat
denganGempa
kekuatan M6,4. Gempa tersebut
Magnitude 7,4 Mw Kota Palu terletak pada
koordinat
8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya
- Geotechnical Impactberlokasi
of Paludi darat pada
Donggala jarak 47 km
Eartqhuake – A Lesson Learned
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman
- Laporan Kerusakan Akibat Likuifaksi pada Desa Lolu 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban Lapangan
- Laporan Kunjungan jiwa yang Terkait
tidak sedikit.
GempaTerdapat
Palu
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
• Bagian VII Misselaineous
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
- Analisis Spasial Kerusakan Bangunan Satuan Pendidikan Akibat Gempa
rusak ringan hingga runtuh.
Palu 2018
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
- Analisis Deformasi Dasar Laut Berdasarkan Data Batimetri Teluk Palu
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Pasca Gempa
tepat terhadap lokasi, kerusakan, Palu – daya.
dan sumber Donggala 28 September
Diperlukan 2018
juga penentuan
- Saksi Mata
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena

bencana; pemenuhan • Bagian VIIIdasar;
kebutuhan Rekomendasi
pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 5
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

6
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang BAGIAN I SEISMOTEKTONIK
ditimbulkan oleh gempa terhadapSULAWESI
infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 7
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

8
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 2. TEKTONIK SULAWESI

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, Nuraini tanggal
Rahma 29 Hanifa1,3, Supartoyo2
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa 1
ITB, 2tersebut
PVMBG Kementerian
terletak pada ESDM, 3U-INSPIRE
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang2.1menderita
Tatananluka-luka
Tektonik ringan sampai dengan
di Wilayah Sulawesi korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sulawesi terletak di daerah Blok Sundayang berdekatan dengan tiga lempeng tektonik
Sesaat setelah
sekaligus,LempenggempaAustralia,
tersebut terjadi,
Lempeng diperlukan
Fillipinaaksidan tanggap
Lempeng darurat
Pasifik, yang dikenal
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
sebagai persimpangan tiga lempeng. Persimpangan ini menyebabkan keadaan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
tektonik yang kompleks di Sulawesi, yang terakomodasi oleh sesar geser dan sesar
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
naik. Peta sumber dan bahaya gempa Indonesia yang diterbitkan pada tahun 2017
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
telah memetakan 50 segmen sesar aktif di Sulawesi, dan Megathrust Sulawesi Utara
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
di bagian utara Sulawesi (Gambar 2.1).
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Sulawesi
kajian dampak Utara yang
kerusakan merupakan
ditimbulkan daerah
olehyang
gempa memiliki
terhadap seismisitas yang signifikan. Hal
infrastruktur
inidikarenakan
berserta sarana adanya
dan prasarana, dansubduksi sepanjang
lingkungannya Megathrust
juga penting Sulawesi
dilakukan. Utara (Gambar 2.2).
Survei
Zona Wadati-Benioff (Wadati-Benioff rabmaG naripmaL
Zone (WBZ))
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, dari tunjaman lempeng di Sulawesi
dan akurat.Utara
Korbanmemiliki
mengalamikedalaman
luka-lukasekitar
maupun180 yangkm. Strukturumumnya
meninggal utama yang akibatberada di Sulawesi
Tengah adalah sistem Sesar Palu-Koro, yang
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan memotong Sulawesi dari arah barat laut
bangunan menuju
menjadi tenggara sepanjang
penting agar lebih
bila terjadi dari 300
gempa pada km, dariyang
masa tunjaman Sulawesi Utara melewati
akan datang,
Teluk Palu, ke arah selatan dan berbelok ke arah
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun tenggara menyambung dengan Sesar
bangunan Matano
yang tahan dan Sesar Lawanopo dan menyatu kembali pada tunjaman Tolo pada bagian
gempa.
Survei
timur. lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral,
Sulawesi Kementerian
bergerak ke arah Ristek danlaut
barat Pendidikan Tinggi, Kementerian
yang menunjukkan dampak yang kuat dari
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan
lempeng Australia (Gambar 2.2). SesarPalu-Koro memiliki kecepatan pergerakan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga
yang berbeda di bagianIlmu Pengetahuan
utara dan selatan Indonesia, Badan Informasi
yang menunjukkan aktivitas zona sesar
Geospasial,tersebut.
Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Pulau yang berada di bagian timur laut Sulawesi bergerak ke arah barat
swasta. Kajian
yangawal terhadap hasil
menunjukkan survei dari
dampak tersebut disampaikan
Lempeng Pasifik.pada
Sesarbuku Laporanadalah sesar geser
Palu-Koro
Kajian Gempa Lombok 2018.
mengiriyang memanjang pada arah Utara-Selatan dan melintasi Kota Palu. Laju geser
Semoga segala upaya
Sesar Palu-Koro tim pelaksana
berdasarkan survei
studi dan timberupa
geologi, penyusun laporan ini pergeseran objek
interpretasi
dapat memberikan manfaat sungai),
geologi (seperti yang sebesar-besarnya
adalah maksimum dalam58 menghadapi
mm/tahunlangkah (Daryono, 2016). Studi
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
GPS menunjukkan laju geser dari Sesar Palu-Koro 40 mm/tahun (Bellier et. At., 2011)
diucapkan terima kasih.
sedangkan pada Peta sumber dan bahaya gempa Indonesia 2017, laju geser Sesar
Palu-Koro adalah 20-40 mm/tahun berdasarkan data GPS terbaru hingga tahun 2016.

6
i 9
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 2.1 Sesar aktif di Sulawesi pada Peta sumber dan bahaya gempa Indonesia yang diterbitkan pada
tahun 2017 (PuSGeN, 2017)

Wilayah Sulawesi Tengah merupakan wilayah yang telah aktif secara tektonik seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.3. Sejarah gempa merusak di sepanjang zona Sesar
Palu-Koro terjadi pada tahun 1907, 1909, 1937 dan 2012. Studi paleoseismologi
telah dilakukan oleh Daryono (2016) dan memperoleh pegeseran akibat gempa
pada tahun 1909, 1468 dan 1338 yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. Abendanon
(1917) mendeskripsikan adanya gempa bumi 1907, yang diikuti oleh gempa yang
lebih merusak 2 tahun kemudian pada tahun 1909. Rumah yang bertahan pada
gempa 1907 sebagian besar hancurpada gempa 1909. Kerusakan terjadi di sepanjang
wilayah Saluki hingga Donggala. Abendanon melaporkan adanya retakan permukaan
selebar 7 kmdan pengangkatan permukaan setinggi 1 m. Penggalian paritan di Desa
Onu pada Segmen Saluki menunjukkan adanya bukti pergeseran mendatar mengiri
sebesar 1,5 m dan pergeseran vertikal setinggi 1,5m. Daryono (2016) memperkirakan
interval pengulangan gempa sesar Palu-Koro adalah 130 tahun. Selama tahun 2017,
dua gempa bumi utama tercatat di sepanjang patahan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.5. 6

10
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Gambar 2.2 Seismisitas Sulawesi untuk Mw ≥ 4,5, kanan: pola tektonik dan deformasi yang berasal dari
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
data GPS di Sulawesi (PuSGeN, 2017)
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Gambarkasih.
diucapkan terima 2.3 Sejarah kegempaan di Sulawesi Tengah (Daryono, 2016). Mekanisme fokus dari katalog CMT.

6
i 11
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 2.4 Penggalian di Segmen Saluki bagian utara, zona Sesar Palu-Koro, mengungkapkan beberapa
sejarah kegempaan di wilayah ini, termasuk pada tahun 1909, 1468, dan 1338 AD (Daryono, 2016)
Lampiran Gambar

Gambar 2.5 Catatan kegempaan yang dihasilkan oleh Sesar Palu-Koro selama kurun waktu 2017 - 2018
(Daryono, 2016) 6

12
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
2.2 Tatanan Geologi dan Karakteristik Bawah Permukaan


Tatanan geologi dari wilayah Sulawesi ditunjukkan pada Gambar 2.6, Gambar 2.7,
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
dan Gambar 2.8. Evolusi kinematika Neogen sepanjang SesarPalu-Koro dikonfirmasi
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat berdasarkan
8,4 LS dan 116,5pendekatan mikrotektonik,
BT, atau tepatnya berlokasi yaitu, sesarpada
di darat geser akibat
jarak kompresi arah timur-
47 km
arah timurbarat, ekstensi
laut Kota radial
Mataram, yang Nusa
Provinsi disebabkan
Tenggaraoleh Baratgerakan vertikal telescoping
pada kedalaman 24 granitoid
Neogen, dan lateral mengiri dengan pergeseran
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat komponen normal karena ekstensi
korban yangarah utara-selatan/
menderita luka-lukakompresi arah dengan
ringan sampai timur-barat
korban yang sebenarnya
meninggal. Gempa masih aktif. Daerah
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami sebagai endapan
depresi Palu diisi oleh sebagian besar tanah liat, lumpur, dan pasir
aluvial.
rusak ringan hinggaKomposisi
runtuh. kerikil terdiri dari fragmen granit pada bagian barat laut. Gawir
pada bagian barat ke utara terdiri
Sesaat setelah gempa tersebut daridiperlukan
terjadi, granit danaksi granodiorite sedangkan pada bagian
tanggap darurat
selatan terdiri
untuk menanggulangi dari schist-filitik.
bencana yang menyangkutGawir bagian timur
pengkajian terdiricepat
secara dari dan
molase (Pramuwijoyo
dkk, 1997).
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan
Morfologi daerah Palu dasar;
terdiripelindungan
dari dataran, terhadap
tanah kelompok
gundul rentan;
dan perbukitan. Daerah
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera.
dataran adalah topografi yang tidak teratur dan lemah. Daerah Oleh karena itu,ini terbentuk oleh
diperlukansedimentasi
kajian dampakfluvial
bencana gempa
(lihat melalui2.9).
Gambar survei lapangan yang
Berdasarkan mencakup
regional geologi, daerah Palu
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain
terdiri dari endapan aluvium dan deposit pantai (Qap) yang terbentuk di eraHolocene.itu,
kajian dampak kerusakan
Unit ini yangbatu
terdiri dari ditimbulkan oleh gempa
kerikil, pasir, lumpurterhadap
dan batuinfrastruktur
gamping. Unit ini terbentuk
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data rabmaG naripmaL
di lingkungan sungai dangkal, delta dan laut. Karena unit ini
dan informasi yang cepat,
merupakan sedimen
lengkap,
muda, lapisan yang tersusun belum mengalami proses litifikasi keseluruhan (proses
dan akurat.sementasi)
Korban mengalami
(Sukamto, luka-luka
1995).maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar
6 2.6 Peta geologi Sulawesi yang disederhanakan (sumber: Badan Geologi Indonesia)
i 13
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 2.7 Peta Geologi Palu, Sulawesi (sumber: Badan Geologi Indonesia)

Gambar 2.8 Penampang Sesar Palu-Koro (sumber: Badan Geologi Indonesia)

14
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan
Gambar 2.9 danPalu
Peta Geologi Kota evakuasi masyarakat
(sumber: terkena
Badan Geologi Indonesia)
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 15
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

16
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 3. SEJARAH KEGEMPAAN DI SESAR PALUKORO

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29 Daryono1
Juli 2018 pukul 05.47 WIB
1
Kepala
denganBidang Informasi
kekuatan M6,4.Gempabumi
Gempa tersebut dan terletak
PeringatanpadaDini Tsunami BMKG
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah
Belum mengakibatkan
usai penanganan korbangempa
dampak jiwa yang tidak disedikit.
merusak Lombok Terdapat
NTB, kini kita dikejutkan
korban yang menderita
oleh terjadinyaluka-luka ringan
peristiwa sampai
gempa kuatdengan korban meninggal.
di Donggala dan Palu, Gempa
Sulawesi Tengah. Gempa
ini pun mengakibatkan
berkekuatankerusakanM=7,7 yang infrastruktur
terjadi berupa bangunan
pada Jumat yang mengalami
petang 28 September 2018 pukul
rusak ringan hingga runtuh.
17:02:44 WIB memiliki episenter yang terletak pada koordinat 0,18o LS dan 119,85o
Sesaat setelah di
BT, tepatnya gempa
darattersebut
pada jarakterjadi,
26 diperlukan
km dari Utara aksi tanggap
Donggala, darurat
dengan kedalaman 10
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian
km. Selanjutnya, setelah rekaman data gempa hasil monitoring secara cepat dan 146 seismometer
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga
teranalisis, kekuatan gempa dimutakhirkan menjadi berkekuatan M=7,4 dengan penentuan
status keadaan darurat11
kedalaman bencana; penyelamatan
km. Rangkaian gempa dan evakuasi
kuat masyarakat
yang melanda terkena dan Palu ini telah
Donggala
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap
merusak ribuan rumah dan menelan korban jiwa ratusan orang kelompok rentan;
meninggal dunia.
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Di kalangan para ahli, gempa merusak yang terjadi di Donggala dan Palu ini bukan
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
hal yang aneh. Secara tektonik wilayah Donggala dan Palu memang terletak pada
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
perlintasan jalur Sesar Palu-Koro. Berdasarkan catatan sejarah, jalur sesar ini sudah
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
beberapauntuk
lapangan dilakukan kali memicu
mendapatkanterjadinyarabmaG naripmaL
gempa
data dan besaryang
informasi yangcepat,
merusak dan sebagian memicu
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat dari serangkaian
tsunami destruktif di Teluk Palu dan sekitarnya. Sebagai generator
tertimpa gempa
reruntuhan yangbangunan
mengguncang rumahDonggala
dan gedung.dan Palu, tampaknya
Identifikasi kita perlu lebih dalam
kerusakan
mengenal struktur geologi Sesar Palu-Koro ini.
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan 3.1
yangSesar
tahan Mendatar
gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan
Tataan Umum dan Perumahan
geologi-tektonik Rakyat, sangat
Sulawesi dikenal Kementerian EnergiPola
kompleks. dan tektonik Sulawesi
Sumber Daya Mineral,
dikenal sangatKementerian Ristek dan Pendidikan
rumit. Kompleksitas tektonik ini Tinggi,
juga Kementerian
tampak dari beberapa zona
Perhubungan,Badan
subduksi dan Meteorologi
banyaknyaKlimatologi
sebaran sesardan aktif
Geofisika, Badan tidak
di Sulawesi, Nasional
terkecuali Sesar Palu
Penanggulangan Bencana,Lembaga
Koro. Palu Koro merupakan Ilmustruktur
Pengetahuan
geologiIndonesia,
dengan Badan
mekanismeInformasi
pergerakan mendatar
Geospasial,mengiri
Institut(sinistral
Teknologi Bandung, Sesar
strike-slip). dan unsur asosiasi/ praktisi/
ini membelah perusahaan
Pulau Sulawesi dari Teluk Palu hingga
swasta. Kajian
Teluk Bone menjadi 2 bagian, yaitu blok barat dan blok timur.Laporan
awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segalayang
Hasil kajian upayadilakukan
tim pelaksana olehsurvei dan LIPI
Peneliti tim penyusun
Mudrik R. laporan
Daryonoini memperlihatkan
dapat memberikan manfaat yang
adanya beberapa sebesar-besarnya
segmentasi Sesar Palu dalam
Koromenghadapi
dengan panjanglangkah15 hingga 59 km.
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Adapun nama beberapa segmen tersebut diantaranya adalah segmen Palu di utara,
diucapkan terima kasih.
Segmen Saluki. Segmen Moa, dan segmen Meloi di selatan. Di selatan ujung sesar ini
bertemu dengan jalur Sesar Matano yang melintasi wilayah Soroako dan selanjutnya
menerus ke laut. Sedangkan di utara, sesar Palu Koro melintasi Teluk Palu dan
6
i 17
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

menerus ke Selat Makasar hingga diperkirakan bertemu Palung Sulawesi Utara (North
Sulawesi Trench).

Menurut hasil kajian Socquet dan tim pada 2006 yang dimuat di Journal of
Geophysical Research, zona sesar ini memiliki laju pergesaran sangat cepat sekitar
4 cm per tahun. Sesar Palu Koro dikenal sebagai salah satu sesar paling aktif. Jika
dibandingkan dengan sesar regional lain di Indonesia, tampak laju pergeseran Sesar
Palu Koro setara dengan 4 kalinya laju Sesar Besar Sumatra.

Dari peta tampak blok Sulawesi bagian timur relatif bergerak ke utara dan blok barat
relatif bergerak ke selatan. Kondisi ini membuat terakumulasinya medan tegangan
kerak bumi di sepanjang jalur sesar ini.Secara tektonik Sesar Palu Koro terbentuk
sebagai reaksi terhadap tekanan yang timbul dari benturan dengan benua kecil
(micro-continent) Banggai-Sula yang bergerak merangsek ke arah barat di mana Pulau
Sulawesi berada. Dorongan Banggai-Sula ini menjadi pembangkit utama aktifnya
sistem sesar regional di wilayah ini.

Mengapa Banggai-Sula begitu aktif menekan Sulawesi? Ada 2 sebab, pertama akibat
adanya pemekaran Laut Banda ke arah barat laut dan tenggara sehingga mendorong

Lampiran Gambar
Buton dan Banggai bergerak ke arah barat. Kedua, pergerakan Banggai-Sula juga
dipengaruhi oleh dorongan Lempeng Laut Filipina ke arah barat yang dimanifestasikan
dengan keberadaan sesar besar Sorong-Sula. Berdasarkan fakta-fakta ini tampaknya
kawasan Sulawesi khususnya wilayah Sulawesi Tengah selamanya akan menjadi
kawasan aktif gempa bumi.

Hasil analisis terhadap semua aktivitas gempa Palu dan Donggala 28 September 2018
baik gempa pembuka (foreshocks), gempa utama (mainshocks) dan gempa susulan
(aftershocks) menunjukkan adanya kaitan yang erat dengan aktivitas Sesar Palu
Koro. Disamping kedalaman hiposenternya yang dangkal, juga membentuk klaster
sebaran gempa susulan yang berarah utara-selatan. Penciri utama Sesar Palu Koro
adalah mekanismenya yang bergerak mendatar mengiri, yang dibuktikan oleh analisis
mekanime sumber keluaran BMKG.

3.2 Sejarah Gempa dan Tsunami

Sejarah gempa mengungkap setidaknya ada 7 peristiwa gempa kuat yang merusak
dan sebagian memicu tsunami di Teluk Palu dan sekitarnya. Catatan paling tua gempa
Palu terjadi pada 1905. Selanjutnya gempa kuat terjadi pada 1907, 1909, 1927, 1937,
1968, dan 2012.
6

18
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
Gempa kuat yang mengguncang Palu pada tahun 1909 diperkirakan berkekuatan di

atas M=7,0. Gempa ini merusak banyak rumah di zona Graben Palu. Saking kuatnya

guncangan, diceritakan setiap orang yang berdiri kemudian terjatuh, konon buah
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
kelapa muda dan daun-daunnya pun sampai berjatuhan ke tanah.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timurGempa
laut Kotadan TsunamiProvinsi
Mataram, Palu pada
Nusa 1Tenggara
Desember Barat1927
padabersumber
kedalaman 24 di teluk Palu. Selain
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat memicu tsunami
menimbulkan kerusakan bangunan sangat parah, gempa ini juga
korban yangdi menderita
Teluk Palu. Banyak
luka-luka bangunan
ringan di kawasan
sampai dengan korbanpantai mengalami
meninggal. Gempa rusak parah dan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami Bencana tsunami
menyebabkan sebanyak 14 orang meninggal dan 50 orang luka-luka.
tersebut
rusak ringan hingga kini dikenang oleh masyarakat Palu dan Donggala sebagai peristiwa
hingga runtuh.
“air berdiri
Sesaat setelah di gempa
Teluk Palu”.
tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Gempa
tepat terhadap dan kerusakan,
lokasi, Tsunami Tambu pada daya.
dan sumber 14 Agustus
Diperlukan 1968jugamerupakan
penentuan gempa kuat yang
bersumber
status keadaan daruratdibencana;
lepas pantai Tambu. dan
penyelamatan Diduga kuatmasyarakat
evakuasi gempa initerkena
masih berkaitan dengan
bencana; pemenuhan kebutuhan
aktivitas Sesar Palu Koro.dasar; pelindungan
Akibat gempa ini, terhadap kelompok
di Teluk Tamburentan;
mengalami surut hingga
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera.
sekitar 3 meter dan selanjutnya terjadi hempasan tsunami. Tsunami Oleh karena itu, juga menerjang
diperlukanhingga
kajian dampak bencana
Teluk Palu. gempa gempa
Dampak melalui survei lapangan dilaporkan
dan tsunami yang mencakup sebanyak 160 orang
kajian sumber gempa
meninggal. (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana danadalah
prasarana, dan lingkungannya juga penting
pada 18dilakukan.
Agustus Survei
Terakhir
lapangan dilakukan untuk
gempa
mendapatkan datarabmaG naripmaL
kuat yang terjadi
dan informasi
diperkirakan terletak di antara Kulawi dan Danau Lindu. yang cepat,
2012 M=6,2. Episenter
lengkap,Gempa bumi ini
dan akurat.menyebabkan
Korban mengalami luka-luka
5 korban maupun
meninggal danyang
694 meninggal umumnya akibat
orang luka-luka.
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan Catatan
menjadi peristiwa
penting agar gempabila terjadi gempa
kuat dan pada di
tsunami masa
atasyang akan cukup
kiranya datang,menjadi bukti akan
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
aktifnya Sesar Palu Koro. Ke depan, potensi gempa di kawasan ini tetap ada dan patut
bangunan yang tahan gempa.
diwaspadai.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya3.3 Pelajaran Penting Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Mineral, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Ada pelajaran
Penanggulangan penting Ilmu
Bencana,Lembaga yangPengetahuan
dapat dipetik dari peristiwa
Indonesia, gempa dan tsunami Palu
Badan Informasi
Geospasial,dan Donggala
Institut ini guna
Teknologi Bandung,menata strategi
dan unsur mitigasi
asosiasi/ ke depan.
praktisi/ Korban meninggal dan
perusahaan
lukaawal
swasta. Kajian ternyata tidak
terhadap disebabkan
hasil oleh gempa,
survei tersebut disampaikantetapi akibat
pada bukubangunan
Laporan yang roboh dan
menimpa
Kajian Gempa Lombokpenghuninya.
2018. Melihat banyaknya bangunan yang mengalami kerusakan,
maka penting
Semoga upayatim
segala upaya nyata dan serius
pelaksana surveidalam
dan timmerealisasikan
penyusun laporan bangunan
ini tahan gempa
dapat memberikan manfaat yang
bagi masyarakat. Jika sebesar-besarnya
tidak, maka sampai dalamkapanpun
menghadapi langkah
setiap terjadi gempa kuat,
pemulihanmasyarakat
terhadap dampak bencana.
kita akan terus Atas perhatian
menjadi korban.dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Di wilayah pesisir yang sumber gempanya dekat dengan pantai, peringatan dini
tsunami kurang efektif, karena waktu tiba tsunami di pantai sangat singkat. Waktu
emas untuk 6 penyelamatan sangat singkat. Jalan keluarnya, masyarakat harus
i 19
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


membangun kapasitas untuk evakuasi mandiri. Konsep evakuasi mandiri sangat
efektif dalam melindungi masyarakat pesisir dari tsunami, dimana masyarakat pesisir
menjadikan guncangan gempa kuat yang terjadi sebagai peringatan dini tsunami.
Sehingga jika merasakan gempa kuat masyarakat pesisir harus segera menjauh dari
pantai. Masalah tsunami terjadi atau tidak, urusan belakangan, yang utama jiwa
sudah terselamatkan.

Keberadaan stasiun monitoring muka laut sebagai saran konfirmasi terjadinya tsunami
sangat penting di pantai–pantai rawan tsunami. Alat ini sangat diperlukan untuk
mendukung sempurnanya operasional peringatan dini tsunami termasuk mendukung
keputusan kapan berakhirnya ancaman tsunami.

Kapan akan terjadi gempa kita belum mampu memprediksi, tapi kita harus siap
menghadapinya. Sosialisasi mitigasi, edukasi, da pelatihan evakuasi, harus terus
dilakukan secara berkesinambungan agar kita semua dapat hidup harmoni dengan
alam yang rawan gempa.*

* Tulisan ini dimuat dalam kolom Artikel Opini koran KOMPAS


pada tanggal 2 Oktober 2018

Lampiran Gambar

20
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
4. SEISMISITAS GEMPABUMI PALU-DONGGALA (MW 7,4)

 28 SEPTEMBER 2018
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
1
Sri 05.47
Juli 2018 pukul Widiyantoro,
WIB dengan
1
Andri Dian Nugraha,
kekuatan M6,4. Gempa
2
Pepen Supendi,
tersebut
1
Zulfakriza,
terletak pada
1
Shindy Rosalia
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarakPokja 47 km Seismologi, PuSGeN
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 Bandung, BMKG
Institut Teknologi
1 2

km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
4.1 Pendahuluan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi,
Kejadian kerusakan, pada
gempabumi dan sumber
tanggaldaya. Diperlukan 2018
28 September juga penentuan
pukul 17:02 WIB (Mw 7,4)
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi
yang mengguncang Palu dan Donggala bukanlah yang pertama masyarakat terkenadi tahun 2018 ini.
bencana; pemenuhan
Sekitar dua bulan sebelumnya, tepatnya pada tanggal 29 rentan;
kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok Juli 2018 terjadi gempa
dan pemulihan
di Lombok secara beruntun. Terlebih lagi beberapa saat itu,
prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena setelah gempa Palu
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
terjadi, gelombang tsunami menerjang kota Palu dan Donggala. Kedua kejadian ini
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
mengakibatkan korban jiwa dan dampak kerusakan yang sangat signifikan. Rangkaian
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
gempa yang terjadi di Palu diawali dengan gempa magnitudo 5,9 pada pukul 14:00
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
WIB, kemudian disusul gempa magnitudo 5,0 pukul 14:28 WIB, dilanjutkan dengan
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.gempa
Korban magnitudo 5,3 pukul
mengalami luka-luka 15:25yang
maupun WIB. Pada pukul
meninggal umumnya 17:02 WIB terjadi gempa
akibat
tertimpa berkekuatan yang lebihrumah
reruntuhan bangunan besar dari
dan gempa-gempa
gedung. Identifikasisebelumnya,
kerusakan yaitu magnitudo 7,4
dengan posisi yang berdekatan dengan tiga gempa
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang, sebelumnya tersebut. Sementara
korban dan akvititas gempa
kerusakan susulan (aftershock)
infrastruktur masih terjadi;
dapat diminimalisasi dengan pada pukul 17:14 WIB dan pukul
membangun
17:25 WIB
bangunan yang tahan gempa.terjadi gempa magnitudo 6,1 dan 5,9. Berdasarkan data BMKG, seluruh
gempalapangan
Survei tersebut terjadi padamelibatkan
ini telah kedalaman berbagai
yang relatif dangkal,
tenaga ahliyaitu
darisekitar 10 km.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber DayaDistribusi
Mineral,gempabumi
Kementerian yang terjadi
Ristek dan di Palu danTinggi,
Pendidikan sekitarnya pada kurun waktu April
Kementerian
2009 sampai
Perhubungan,Badan dengan Juni
Meteorologi 2018 hasil
Klimatologi dan relokasi
Geofisika,(Gambar 4.1) menunjukan bahwa
Badan Nasional
wilayah
Penanggulangan Sulawesi TengahIlmu
Bencana,Lembaga ini sangat aktif. Hal
Pengetahuan ini terlihat
Indonesia, dariInformasi
Badan banyaknya gempa dengan
Geospasial,magnitudo
Institut Teknologi
lebih dariBandung, dan unsur
5,0 di wilayah asosiasi/ praktisi/ perusahaan
tersebut.
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 21
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 4.1 Distribusi episenter gempabumi hasil relokasi (Widiyantoro dkk., 2018, in prep.) untuk
magnitudo > 5 di daerah Palu dan sekitarnya pada kurun waktu April 2009 sampai dengan Juni 2018
dari data BMKG.

Lampiran Gambar

Gambar 4.2 Lokasi episenter gempabumi Palu Mw 7,4 (bintang berwarna kuning) yang terjadi pada
28 September 2018 berdasarkan data BMKG dan USGS yang diplot bersama dengan gempabumi hasil
relokasi untuk magnitudo > 5 (bulatan berwarna) untuk kurun waktu April 2009 sampai
6 dengan
Juni 2018.
22
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Berdasarkan katalogKATA PENGANTAR


BMKG, sampai dengan 3 Oktober 2018, setidaknya telah terjadi
 309 gempa susulan di wilayah Palu dan Donggala dengan magnitudo bervariasi mulai
 dari 3,1 sampai 6,2. Sebaran gempa susulan berlokasi pada kemenerusan sesar yang
Gempa Lombok,
dikenal dengan Bali dan Palu
Sesar Sumbawa
Koro terjadi pada hari Minggu,
yang merupakan tanggal
sesar aktif 29 pola pergerakan
dengan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan
mengiri (sinistral). kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Socquet dkk. (2006) menghitung pergerakan Sesar Palu Koro dengan menggunakan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
pengamatan Global Positioning System (GPS). Hasil estimasi dan pemodelan yang
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
dilakukan oleh Socquet dkk. (2006) ini menunjukkan angka pergeseran (slip rate)
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Sesar Palu Koro sebesar 42 mm/ tahun, yang tergolong cukup cepat.
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
4.2 Catatanbencana
untuk menanggulangi Sejarahyang Kegempaan
menyangkut di Sulawesi
pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Palu darurat
status keadaan dan wilayah Sulawesi
bencana; secara keseluruhan
penyelamatan bukanlah wilayah
dan evakuasi masyarakat terkena yang sepi gempa.
Beberapa gempa
bencana; pemenuhan di wilayah
kebutuhan dasar; ini bahkan pernah
pelindungan terhadap membangkitkan
kelompok rentan; tsunami. Jadi secara
tektonik,
dan pemulihan wilayah ini
prasarana danberada
saranapada
vital zona tektonik
dengan segera.aktif
Olehyang menjadi
karena itu, sumber terjadinya
diperlukangempabumi.
kajian dampakKeberadaan
bencana gempa melalui
Sesar Palusurvei
Korolapangan
merupakanyang mencakup
salah satu bukti keaktifan
kajian sumber gempa
tektonik (baik gempa
di Sulawesi utama
Tengah. Halmaupun gempa
ini ditandai susulan).
oleh adanyaSelain itu, gempabumi yang
aktivitas
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
cukup signifikan. Berdasakan katalog USGS tahun 1900-2018 (Gambar 4.3), setidaknya
berserta sarana danlebih
terdapat prasarana,
dari 15dan lingkungannya
kejadian juga penting
gempa dengan dilakukan.
magnitude > 6,0Survei
di wilayah ini.
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.(a)
Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal (b) umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak
Gambar bencana.
4.3 Distribusi Atas perhatian
episenter gempabumidan kerja sama
di Sulawesi tahunsemua pihak
1900-2018 dari katalog USGS:
diucapkan terima kasih. (a) untuk magnitudo > 6,0; dan (b) untuk magnitudo > 7,0.

6
i 23
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Berdasarkan data Utsu Catalogue, ada beberapa kejadian gempa merusak yang
pernah terjadi di Sulawesi, termasuk Palu dan Donggala (Gambar 4.4). Beberapa
dari kejadian gempa tersebut telah membangkitkan tsunami, diantaranya adalah
gempa 1848. Pada masa itu belum ada pengukuran magnitudo, akan tetapi katalog
Utsu memberikan angka 7,0. Gempa ini memberikan dampak kerusakan yang
signifikan dan korban jiwa sebanyak 56 orang. Tsunami yang dibangkitkan melanda
Manado, Minahasa, dan Tomohon. Pada 1 Desember 1927 terjadi gempa di Teluk
Palu, tepatnya pada koordinat 0,7oLS dan 119,7oBT (Prasetya dkk., 2001). Gempa
ini diduga akibat adanya aktivitas Sesar Palu Koro. Gempa dengan magnitudo 6,3 ini
membangkitkan tsunami setingi 15 m dan dilaporkan 14 orang meninggal dunia serta
30 orang mengalami luka-luka.

Mengacu pada katalog Utsu, gempa 1938 adalah gempa yang juga membangkitkan
tsunami. Gempa merusak dengan magnitudo 7,9 ini terjadi pada koordinat 1,0oLS dan
120,0oBT, dan berdekatan dengan Palu dan Donggala. Guncangan akibat gempa ini
terasa di sebagian besar wilayah Sulawesi dan bagian Timur Kalimantan.

Lampiran Gambar

Gambar 4.4 Distribusi episenter gempabumi pada masa lampau berdasarkan data katalog Utsu yang
6
terjadi di Sulawesi (bulatan warna merah). Garis-garis hitam menunjukkan lokasi sesar.

24
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
Kawasan Teluk Kota Parigi Moutong di Timur Kota Palu menjadi lokasi yang paling
 serius terdampak bencana. Tsunami yang dibangkitkan oleh gempa 1938 melanda
 wilayah Parigi, merobohkan lebih dari 900 rumah warga dan mengakibatkan korban
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
meninggal dunia sebanyak 16 orang. Beberapa bangunan dan infrastruktur yang
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
dibangun Belanda pada masa itu rusak, seperti dermaga dan mercusuar.
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Catatan berikutnya sebagaimana terdapat dalam katalog Utsu adalah gempa yang
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yangterjadi pada luka-luka
menderita 14 Agustusringan1968. Gempa
sampai dengan bumi dengan
korban magnitudo
meninggal. Gempa 7,4 ini terjadi pada
kedalaman 23
ini pun mengakibatkan km, daninfrastruktur
kerusakan diperkirakan akibat
berupa aktivitasyang
bangunan Sesar Palu Koro. Gempa ini juga
mengalami
membangkitkan
rusak ringan hingga runtuh. tsunami setinggi lebih dari 10 meter dan mengakibatkan korban
jiwa sedikitnya
Sesaat setelah gempa200 tersebut
orang. Padaterjadi,tahun 1996, aksi
diperlukan gempa merusak
tanggap daruratdengan magnitudo
7,6 kembali terjadi dan juga memicu bangkitnya
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan tsunami. Pada kejadian ini tercatat
10 orang
tepat terhadap lokasi,meninggal
kerusakan, dunia akibatdaya.
dan sumber gempa dan tsunami
Diperlukan yang melanda Minahasa.
juga penentuan
Berikutnya adalah gempa yang terjadi pada
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena tahun 2000 dengan magnitudo 7,5.
Gempa ini juga
bencana; pemenuhan membangkitkan
kebutuhan tsunami terhadap
dasar; pelindungan yang melandakelompok Luwuk, Banggai dan Peleng.
rentan;
Kejadian
dan pemulihan gempa dan
prasarana dan tsunami padadengan
sarana vital tahun 2000segera. ini Oleh
mengakibatkan
karena itu, korban meninggal
diperlukansejumlah 46 orang
kajian dampak dan gempa
bencana 264 orang mengalami
melalui luka-luka.
survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak
Pada kerusakan
tanggal 28yang ditimbulkan
September 2018,oleh
gempa gempa danterhadap
tsunami infrastruktur
kembali berulang di Palu dan
berserta sarana dan prasarana,
Donggala. dan lingkungannya
Gempa beruntun yang diawali jugadengan
penting gempa
dilakukan. Survei 5,9 pada pukul
magnitudo
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat,
14:00 WIB. Berselang sekitar tiga jam, gempa dengan magnitudo yang lebih besar, lengkap,
dan akurat.yaitu
Korban7,5mengalami
(data USGS)luka-luka maupun yang
mengguncang Palumeninggal umumnya
dan Donggala. akibat
Goncangan terasa sampai
tertimpa Minahana,
reruntuhan Gorontalo
bangunan dan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Makasar. Berdasarkan laporan BNPB sampai dengan 7
bangunan Oktober
menjadi penting agar bila
2018, korban terjadi gempa
meninggal duniapada telahmasa yang akan
mencapai 1763datang,
orang dan ribuan orang
korban dan kerusakan infrastruktur
lagi belum ditemukan. dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
4.3 Relokasi Gempa Susulan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Dengan menggunakan
Perhubungan,Badan Meteorologi data katalog BMKG
Klimatologi sampai dengan
dan Geofisika, Badan 3Nasional
Oktober 2018, kami telah
berhasil
Penanggulangan merelokasi 160Ilmu
Bencana,Lembaga gempa susulan. Data
Pengetahuan yang Badan
Indonesia, kami gunakan
Informasiberupa hiposenter
dan waktu tiba (arrival time) gelombang P sebanyak
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan 5857 dan 530 untuk gelombang
S yang
swasta. Kajian awaltercatat
terhadapoleh stasiuntersebut
hasil survei seismikdisampaikan
BMKG di pada Sulawesi
buku dan Kalimantan (Gambar
Laporan
4.5). Metode
Kajian Gempa Lombok 2018. yang kami gunakan untuk merelokasi gempa-gempa susulan ini adalah
double-difference
Semoga segala upaya(Waldhauser
tim pelaksanadan surveiEllsworth,
dan tim 2000)
penyusun dengan
laporanmenggunakan
ini program
HypoDD (Waldhauser, 2001). Syarat yang
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah diperlukan untuk merelokasi hiposenter
pemulihandengan
terhadapmetode
dampak double-difference
bencana. Atas perhatian adalah danjarak
kerja antar hiposenter
sama semua pihak harus lebih kecil
diucapkan dibandingkan
terima kasih. dengan jarak hiposenter ke stasiun perekam, sehingga waveform
dan raypath dari kedua gempa ke stasiun pengamat dapat dianggap sama. Model
kecepatan gelombang seismik yang kami gunakan dalam studi ini adalah model 1-D
AK135 (Kennett 6 dkk., 1995).
i 25
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 4.5 Stasiun seismik BMKG yang digunakan dalam studi ini (segitiga terbalik warna biru).
Garis-garis merah menunjukkan lokasi sesar (Irsyam dkk., 2017).

HypoDD adalah satu perangkat program komputer untuk melakukan relokasi dengan
algoritma double-difference dengan input model kecepatan gelombang seismik,
koordinat stasiun penerima, hiposenter, dan waktu tiba gelombang seismik untuk
masing-masing kejadian gempa yang terekam oleh stasiun penerima. Kami melakukan
seleksi untuk kejadian gempa susulan tersebut minimal 8 waktu tiba baik gelombang
P maupun gelombang S yang terekam oleh stasiun BMKG untuk masing-masing
gempa susulan. Hasil relokasi cukup baik seperti yang dapat dilihat pada histogram
residual waktu tempuh gelombang yang menunjukkan frekuensi tinggi terkonsentrasi
di sekitar angka nol (Gambar 4.6).

Episenter gempa susulan setelah relokasi lebih menunjukkan adanya pola sebaran
episenter/ lineasi yang sejajar dengan Sesar Palu Koro (Gambar 4.7). Pada gambar
ini terlihat jelas perubahan hiposenter dari sebelum dan setelah relokasi. Sebelum
relokasi terdapat banyak gempa susulan dengan kedalaman 10 km (fixed depth) dan
hiposenter tersebut berubah setelah dilakukan relokasi.

26
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat
Gambaryang sebesar-besarnya
4.6 Histogram dalam
residual waktu menghadapi
tempuh sebelum danlangkah
setelah relokasi.
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 27
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 4.7 Distribusi aftershock sebelum dan setelah relokasi untuk jumlah gempa yang sama
untuk penampang A-B dan C-D.

4.4 Catatan Penutup

Dari uraian seismisitas di atas jelas terlihat bahwa wilayah Palu dan sekitarnya
merupakan zona rawan gempa dan tsunami. Keberadaan Sesar Palu Koro terkait
erat dengan kejadian gempa 28 September 2018 yang disusul dengan tsunami dan
bahkan longsoran maupun likuifaksi. Untuk itu studi sesar aktif di Indonesia perlu
terus digalakkan. Dari sisi seismologi pengamatan gempa mikro sangat perlu untuk
dilakukan, terutama untuk area hidden fault, seperti yang diperkirakan dengan adanya
kemenerusan Sesar Baribis ke arah Jakarta. Selain itu pencitraan tomografi baik
menggunakan data gelombang tubuh (P dan S) maupun bising seismik (ambient noise
tomography) juga perlu dilakukan.

28
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Gambar 4.8 Tomogram regional hasil inversi tomografi dengan menggunakan data waktu tiba
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian gelombangRistek danP (Widiyantoro,
Pendidikan 2018;
Tinggi,in prep.).
Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Gambar
Penanggulangan 4.8 menunjukkan
Bencana,Lembaga contoh hasil
Ilmu Pengetahuan tomografi
Indonesia, Badan dengan menggunakan data
Informasi
gelombang tubuh, yang meskipun dilakukan pada skala regioal,
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan namun ternyata dapat
memberikan
swasta. Kajian gambaran
awal terhadap tentang
hasil survei struktur
tersebut yang relatif
disampaikan pada bukukecilLaporan
(untuk ukuran regional)
dengan cukup
Kajian Gempa Lombok 2018. jelas, seperti adanya anomali kecepatan rendah (warna merah) di
bawah segala
Semoga Palu dan sekitarnya.
upaya Pada survei
tim pelaksana skala regional ini citra subdukdi
dan tim penyusun laporan inilempeng Samudera
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapipenampang
India dan Laut Sulawesi terlihat dengan sangat jelas pada langkah vertikal di atas,
pemulihanyang
terhadap dampak
ditandai bencana.
dengan warna Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
biru.
diucapkan terima kasih.

6
i 29
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

30
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
BAGIAN
kajian dampak kerusakan yang II OBSERVASI
ditimbulkan OFFSET
oleh gempa PATAHAN
terhadap PALUKORO
infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 31
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

32
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR

5. SURVEI OFFSET PERMUKAAN GEMPA PALU 2018

Mudrik R.Daryono1, Danny H.Natawidjaja1, Astyka Pamumpuni2, Endra Gunawan2,
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 293
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan Irwan Meilano 2
M6,4. Gempa, Sri Hidayati
tersebut ,terletak
3
Supartoyopada, Masyhur Irsyam2,
2

koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di daratM. jarak ,47
Ridwan Nuraini
km Rahma Hanifa ,
4
pada
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara
1
LIPI,Barat
2
ITB, pada
3
PVMBG Kementrian
kedalaman 24 ESDM, PUSKIM
4

km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
5.1hingga
rusak ringan Pendahuluan
runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi
Tanggal 28 bencana
Septemberyang 2018menyangkut
gempabumipengkajian
Mw secara cepat dan
7.4 terjadi di Teluk Palu yang
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
menyebabkan kerusakan parah dan tsunami di Kota Palu dan Donggala. Penelitian
status keadaan darurat
geologi bencana; penyelamatan
gempabumi sebelumnyadanmenunjukkan
evakuasi masyarakat
adanya terkena
segmen sesar aktif
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
didarat yaitu Segmen Palu dan Segmen Saluki (Daryono, 2017) (Gambar5.1). Peta
dan pemulihan prasaranadari
Interferrometry dan data
sarana vital menunjukkan
satelit dengan segera.adanya
Oleh karena
deformasiitu, permukaan yang
diperlukanjelas
kajian
didampak bencana
Teluk Palu hingga gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Donggala.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan
Tim PuSGeN dariyang
LIPI,ditimbulkan oleh gempa
ITB, Badan Geologi terhadaptelah
dan Puskim infrastruktur
melakukan reconnaissance
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
survey pasca gempa Palu pada tanggal 8-15 Oktober 2018, sepuluh hari setelah
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
gempa utama. Survei singkat ini bertujuan untuk melakukan observasi lapangan
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
terkait dengan offset permukaan akibat pergeseran dari Gempa Palu 2018.
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 5.1 Segmen sesar aktif bagian Sesar Palukoro, yaitu Segmen Palu dan Segmen Saluki
(Daryono, 2017)
6
i 33
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

5.2 Data Satelit

Deformasi permukaan akibat gempa Palu 2018 dideteksi dengan menggunakan Satelit
ALOS-2 dari JAXA, yang dianalisis oleh Badan Informasi Geospasial Jepang (GIS),
dengan membandingkan analisis data interferometri pada 21 Agustus 2018 dan 2
Oktober 2018 (Gambar 5.2). Data INSAR menunjukkan adanya kenaikan muka tanah
di daerah Donggala dan penurunan muka tanah di Kota Palu, di bagian timur patahan.
Deformasi permukaan juga dapat dideteksi dengan menggunakan citra Landsat-
8USGS/ NASA pada 16 September dan 2 Oktober, yang dianalisis dan dipetakan oleh
Austin Elliott, COMET, University of Oxford (Gambar 5.3 dan 5.4). Analisis data dari
citra Landsat-8 menunjukkan deformasi permukaan koseismik maksimum sebesar 5
meter, searah dengan karakteristik laju geser mengiri dari Sesar Palu-Korodi Kota Palu.
Pola deformasi permukaan ini perlu verifikasi dan pendetilan dengan survei lapangan.

Lampiran Gambar

Gambar 5.2 Deformasi permukaan yang teramati dalam JAXA ALOS-2 sebagaimana dianalisis oleh
GSI (http://www.gsi.go.jp/cais/topic181005-index-e.html), yang digambarkan dengan zona Sesar Palu-
Koro seperti dalam Peta sumber dan bahaya gempa Indonesia 2017 (garis merah tebal). Garis merah terputus
menunjukkan bidang robekan gempa berdasarkan interpretasi data INSAR

34
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Gambar 5.3 Deformasi permukaan yang teramati pada Citra Landsat-8 NASA (olehReuters,https://fingfx.
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
thomsonreuters.com/gfx/rngs/INDONESIA-QUAKE/010080MZ19R/index.html)
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 5.4 Korelasi pergeseran menggunakan citra satelit sebelum dan sesudah gempa bumi
6 (Sotiris, 2018)
i 35
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

5.3 Metode

Melakukan tinjau lokasi retakan permukaan gempa. Survei ini mendalami bukti
rekatan akibat gerakan tanah atau akibat pergerakan sesar aktif. Peralatan yang
dipergunakan adalah pita meteran, GPS Garmin, Laser Distance Meter, Kompas
Geologi Brunton, dan catatan lapangan. Pengamatan dilakukan dengan mengamati
kelurusan-kelurusan bangunan yang ada, seperti jalan, saluran air dan tembok.
Kemudian ditarik kelurusannya sehingga diukur panjang pergeserannya. Pergeseran
vertikal diukur menggunakan kelurusan dengan bantuan arah menggunakan Laser
Distance Meter dan diukur beda tingginya. Bagian yang relatif turun posisi dicatat
dengan baik. Arah trend deformasi juga diukur menggunakan kompas geologi.

5.4 Hasil/ Temuan

Survei dilakukan selama 7 hari kerja yang terbagi dalam dua tim. Keseluruhan survei
berhasil mendokumentasikan 123 titik lokasi pengamatan. Titik lokasi ini tersebar
dari Kota Palu ke arah selatan hingga ke Kulawi dan sisi utara Kota Palu hingga ke
Tambusabora. Di daerah utara ini tim mencoba mengamati di jalan yang tegak lurus
indikasi sesar aktif.
Lampiran Gambar
Secara umum terdapat beberapa jenis deformasi yang jelas kentara yaitu:
1) Pergeseran mengiri/ sinistral
2) Pergeseran vertikal

Survei lapangan menemukan rupture offset horizontal (Gambar 5.5) dan offset vertical
(Gambar 5.6) berlari melewati Kota Palu dari Selatan ke Utara. Patahan kemudian
menerus ke laut di Teluk Palu, dan ditemukan lagi di Labuan Salumbone, Tawaeli,
Donggala, Sulawesi Tengah, dengan jarak yang lebih kecil kurang dari 1 meter. Offset
dari pecahnya Gempa Palu kemudian dipetakan berdasarkan observasi lapangan pada
Gambar 5.8. Detil temuan offset di lapangan diberikan pada Gambar 5.9 – 5.30.

36
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya
Gambar 5.5juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
Pergeseran Sinistral
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6 Gambar 5.6 Pergeseran Vertikal

i 37
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 5.7 Peta Observasi Offset Gempa Palu 2018

Segmen Palu dan Segmen Saluki yang Bergerak

Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa sebaran retakan permukaan gempabumi


adalah di Segmen palu dan Segmen Saluki. Sebaran lokasi pengamatan ditunjukkan
oleh titik hitam pada Gambar 5.8a. Sebaran pergeseran di darat ditunjukkan pada
Gambar 5.8b. Dari pantai teluk Palu berarah lurus selatan dengan arah N348oE dan
panjang 8.5 km, memiliki pergeseran sinistral maksimum 580 cm dan 32 cm vertikal.
Kemudian jalur ini berbelok di Binangga hingga Mantikole dengan arah N355oE
sepanjang 14 km dengan pergeseran sinistral 300 cm dan vertikal 92 cm. Di Mantikole
jalur retakan permukaan gempa bumi berada di morfologi tekuk lereng yang juga
lokasi mata air panas. Kemudian dari Mantikole ke Desa Rogo, banyak terdapat
retakan permukaan dengan dominasi sesar-sesar normal dengan pergeseran sinistral
220 cm dan vertikal hingga 350 cm dalam zona sekitar 18.5 km. Bagian ini adalah
batas selatan dari Segmen Palu yang berakhir di zona releasing stepover atau zona
extensional selebar 6 km yang memisahkan segmen Palu dengan segmen Saluki.
6

38
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 Di selatannya pada segmen Saluki juga banyak ditemukan bukti retakan permukaan
 dengan pergerakan sinistral sampai 320 cm dan vertikal 70 cm berarah N350oE.
Retakan
Gempa pemukaan
Lombok, Bali dangempa
Sumbawabumiterjadi
di Segmen Saluki
pada hari menerus
Minggu, ke selatan
tanggal 29 hingga 25 km
dan berkurang
Juli 2018 pukul cepat pergeserannya
05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. menjadi 35 cm terletak
Gempa tersebut sinistral pada
dan 30 cm vertikal di
koordinat Kulawi.
8,4 LS dan Lebih keBT,
116,5 selatan lagi menjadi
atau tepatnya kurang
berlokasi dari pada
di darat 20 cm dan47kemudian
jarak km menghilang.
arah timurTotal keseluruhan
laut Kota Mataram, retakan
Provinsi permukaan gempabumi
Nusa Tenggara Barat padayang didarat adalah
kedalaman 24 70 km.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yangDi menderita
tepi pantai luka-luka ringan
di bagian sampai
utara Kotadengan
Palu korban
kearahmeninggal.
perairan telukGempaditemukan indikasi
ini pun mengakibatkan
adanya jalurkerusakan infrastruktur
sesar sekunder berupa bangunan
di sebelah timur jalur yang mengalami
sesar sinistral yang utamanya.
rusak ringan hingga runtuh.
Sesar sekunder ini melewati struktur jembatan kuning dengan tipe pergerakan
Sesaat
dominan setelah gempa
sesar naik tersebut
(bagian terjadi, diperlukan
barat naik terhadapaksi tanggap
timur), darurat
disertai gerakan sinistral
untuk menanggulangi
mencapai puluhan sentimeter. Sesar sekunder yang merupakandan
bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat push-up structure ini
tepat terhadap
meneruslokasi,
ke kerusakan,
dalam teluk danditandai
sumber oleh
daya.bukit
Diperlukan
bawahjugalaurpenentuan
berbentuk ellipsoidal yang
status keadaan darurat
terlihat bencana; penyelamatan
dari batimetri laut BIG. dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan
Di bagian prasarana
timurnyadan utara
sarana Kota
vital dengan
Palu tidaksegera.
adaOleh karena itu,
pergeseran retakan permukaan
diperlukangempabumi
kajian dampakyang bencana
besar,gempa melalui
namun surveibanyak
masih lapangan yang mencakup
ditemukan retakan-retakan minor
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
berarah utara-selatan dan barat-timur. Di bagian tengah semenanjung lengah utara
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
ditemukan jalur sesar sekunder dengan tipe pergerakan utamanya extensional atau
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
normal. Kemungkinan besar, gerakan utama sesar Palukoro ini berada di dalam laut
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Teluk Palu. Berdasakan data batimetri dari publikasi Hall (2017) menunjukkan bahwa
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa kelurusan
reruntuhanutama bangunandari pergeseran
rumah dandi gedung.
Kota Palu menerus ke
Identifikasi utara di bawah laut dan
kerusakan
kemudian berhenti (ada bagian bentuk morfologi
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang, yang tidak menerus). Kemudian
korban dan di kerusakan
sisi selataninfrastruktur
Tambu terdapat dapat morfologi sesardengan
diminimalisasi naik yang jelas. Berdasarkan lokasi
membangun
sumber gempanya
bangunan yang tahan gempa. menunjukkan kemungkinan bagian ini yang bergerak. Meggunakan
kombinasi
Survei analisis
lapangan ini morfologi dengan data
telah melibatkan berbagaiDEMNAS
tenaga(2018) menunjukkan adanya
ahli dari
bentukan-bentukan sesar normal yang kentara.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 39
40
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)

Lampiran Gambar
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

6
Gambar 5.8 Peta hasil survei retakan sesar gempa di permukaan serta tipe dan besarnya pergerakan di sepanjang Segmen Palu dan
Segmen Saluki. Singkatan S = Sinistral/ mengiri, ED = East Down/ sisi timur turun, dan WD = West Down/ sisi barat turun.
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan 5.9
lingkungannya juga
desapenting dilakukan. SurveiLS)
Gambar
rabmaG naripmaL
Sinistral 5 cm di Tibo (119,7596
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
BT; 0,4943

dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 5.10 Sinistral 13 cm, 32 cm west down di desa Labuan Salumbone (119,82BT; 0,67 LS)
6
i 41
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 5.11 Kiri: Desa Labuan Salumbone (119,819BT; 0,6697 LS), kanan: Rupture di desa Silae
(119,8413BT; 0,8819 LS)

Lampiran Gambar

Gambar 5.12 Kiri: Desa Kabonena (119,843BT; 0,8886 LS), kanan: Bangunan di jalur sesar
di Desa Kabonena (119,8433BT; 0,8902 LS)

42
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangiGambar
bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
5.13 Bangunan di jalur sesar di Desa Kabonena (119,8433BT; 0,8905LS)
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan
Gambar ini
5.14 telah melibatkan
Bangunan di jalur sesarberbagai tenaga(119,8438BT;
di Desa Kabonena ahli dari0,8913 LS)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 5.15 Pagar tanaman bergeser di Desa Lere (119,8441 BT; 0,8927LS)
6
i 43
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 5.16 Rupture sesar di Desa Donggala Kodi (119,8441 BT; 0,8938LS)

Lampiran Gambar

Gambar 5.17 Rupture 4,8 m di Desa Donggala Kodi(119,8441 BT; 0,8961L

6
Gambar 5.18 Desa Donggala Kodi (119,8452 BT; 0,8966LS)
44
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Gambar 5.19 Desa Donggala Kodi (119,8461 BT; 0,9002LS)
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah
Gambarmelibatkan berbagai
5.20 Desa Pengawu tenaga
(119,8513 ahli dari
BT; 0,9225LS)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6 Gambar 5.21 Desa Bomba (119,8605 BT; 1,0069LS)


i 45
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 5.22 Desa Palupi (119,8542 BT; 0,9332LS)

Gambar 5.23 Desa Binangga (119,8586BT; 0,9488 LS), kanan: Rupture di perbatasan Desa Sibedi - Beka
(119,8605BT; 0,9802 LS)

46
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan,Gambar 5.24 Desa
dan sumber Bomba
daya. (119,8597 juga
Diperlukan BT; 1,0058LS)
penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah
Gambar 5.25melibatkan berbagai
Rupture di Desa tenaga BT;
Penuwu (119,8625 ahli dari
1,0243LS)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6 Gambar 5.26 Desa Bolapapu (11 9,9840 BT; 1,4316LS)

i 47
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 5.27 Desa Penuwu (119,8628 BT; 1,0251LS)

Lampiran Gambar

Gambar 5.28 Rupture di Desa Omu (119,9564 BT; 1,2757LS)


6

48
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
Gambar 5.29 Desa Bolapapu (119,9872 BT; 1,4425LS)
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 5.30 Hasil observasi lokasi Patahan Palukoro serta Lokasi likuifaksi (warna biru)
6
i 49
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

5.5 Kesimpulan dan Rekomendasi

Gempabumi Mw 7,4 28 September 2018 adalah akibat pergerakan di Sesar Palukoro


yang melibatkan dua Segmen besar sekaligus, yaitu segmen Saluki di selatan dan
segment Palu, termasuk yang masuk ke bawah laut teluk. Segmen Saluki dan Palu
ini dipisahkan oleh zona releasing stepoverselebar 6 km. Hal ini adalah sangat langka
karena dari data empiris seluruh dunia, apabiladua segmen sesar dipisahkan lebih dari
4 km biasanya rekahan (rupture) gempa tertahan, tidak menerus seperti yang terjadi
di Palu ini.

Total keseluruhan panjang sesar aktif yang bergerak adalah sekitar 160 km, 70 km
di daratan dan 80-90 km di bawah laut. Tipe pergerakan sesar utamanya adalah
sinistral atau mengiri dengan besar pergerakan di segmen Palu mencapai 580
cm dan di selatannya pada segmen Saluki sebelah utara mencapai 320 cm yang
kemudian mengecil ke selatan dan menghilang setelah melewati Desa Kulawi. Di
lapangan terlihat bahwa bangunan/ rumah-rumah di sepanjang jalur sesar – rekahan
permukaan semuanya rusak parah atau ambruk, sedangkan rumah/ bangunan di kiri
kanannya tidak terjadi kerusakan signifikan.

Lampiran Gambar
Mengingat gempa besar yang disertai deformasi sesar permukaan ini akan terjadi
lagi secara berulang-ulang di masa depan, maka sebaiknya rumah-rumah dan
bangunan lain yang sudah rusak berat di zona sepanjang jalur sesar aktif Palukoro
tidak dibangun lagi dan kemudian dibuat buffer (zona aman) selebar 100 meter di kiri
dan kanan sesar (total 200 meter). Jalur sesar permukaan ini sangat penting untuk
dipetakan lebih detil lagi dengan bantuan peta dasar/ foto udara resolusi sangat
tinggi, misalnya mempergunakan LIDAR atau paling tidak peta udara dengan resolusi
grid data/pixel foto 30 cm atau lebih baik lagi. Setelah dipetakan dengan cukup detil
maka zona amannya dapat dipersempit sampai 10-20 meter saja dari zona sesar
terluarnya.

Lokasi terjadinya likuifaksi dan gerakan tanah yang besar adalah di Balaroa, Sigi,
Petobo, Jono Oge, Sidondo dan Sibalaya. Lokasi-lokasi ini mempunyai hubungan
spasial yang dekat/ erat dengan jalur sesar-rekahan permukaan, khususnya di jalur
yang didominasi oleh extensional dan pensesaran normal yang berkaitan dengan
mekanisme Pull-Apart basin.

Berkaitan dengan saran untuk menghijaukan jalur sesar, akan lebih baik lagi apabila
pada zona hijau ini dibuat Museum Gempabumi-Likuifaksi-Tsunami berbarengan
dengan pembuatan jalur untuk jogging track, bike track, dsb. Fenomena gempabumi
6
Palu ini sangat unik dan langka. Jarang ada peristiwa gempa besar yang diikuti proses
50
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
likuifaksi dan pembangkitan tsunami sekaligus. Kenampakan jalur sesar di permukaan

sangat spektakuler karena memotong banyak rumah-rumah dan infrastruktur dengan

pergerakan mencapai lebih dari 5 meter. Apalagi likuifaksi yang terjadi adalah paling
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
besar dan luarbiasa yang pernah diketahui di dunia, apalagi ini disertai gerakan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
tanah massif. Jadi, di Kota Palu sangat baik untuk didirikan museum kebencanaan
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timuryang multifungsi:
laut Kota Mataram,untuk monumen
Provinsi sejarah,Barat
Nusa Tenggara ilmupada
pengetahuan,
kedalaman pendidikan,
24 dan juga
pariwisata.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 51
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

52
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 6. JARAK AMAN DARI SESAR

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa Masyhur Irsyam , Endra Gunawan
tanggal 29 , Sri Widiyantoro ,
1 1 1
terjadi pada hari Minggu,
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan Danny H.Natawidjaja
kekuatan M6,4. Gempa2
, Irwan Meilano
tersebut 1
, Sripada
terletak Hidayati3, Supartoyo3,
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya Mudrik R. Daryono
berlokasi , M.pada
di darat
2
Ridwan
jarak ,47
4
Nuraini
km Rahma Hanifa1,
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara 1
ITB,Barat
2
LIPI, pada
3
PVMBG Kementrian
kedalaman 24 ESDM, 4PUSKIM
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan
Jarak aman kerusakan infrastruktur
dari sesar berupa bangunan
aktif digunakan yang mengalami
untuk menghindari korban dan kerugian
rusak ringan hingga runtuh.
bangunan, baik pribadi maupun sarana dan prasarana umum.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi
6.1 Contohbencana yang dari
Jarak Aman menyangkut
Beberapa pengkajian
Negara secara cepat dan
dan Institusi
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
Beberapa contoh jarak aman yang digunakan oleh beberapa institusi di dalam suatu
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
negara, yaitu sebagai berikut:
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
a. Institusi : Divisions of Mines and Geology, USA.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Sumber
kajian sumber gempa informasi
(baik gempa: Alquist-Priolo
utama maupun Earthquake Fault Zone
gempa susulan). Selain itu,
Tahun : 1992
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Jarak
berserta sarana dan aman
prasarana, dan: Kebijakan sejak
lingkungannya juga1977 adalah
penting meletakkan
dilakukan. Survei jarak aman dari
sesar rabmaG naripmaL
sejauh 150 m dari
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,sesar utama, dan 60 m dari sesar
dan akurat. Korban mengalami luka-luka kecil/ cabang.
maupun Pengecualian
yang meninggal umumnyadari jarakakibat
aman ini berlaku untuk
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan dari sesar, maka
sesar yang kompleks. Untuk cabang-cabang
bangunan menjadi penting agar biladigunakan jarakpada
terjadi gempa 15 m. masa yang akan datang,

korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan b.
yangInstitusi
tahan gempa. : Construction and Planning, MOI, Taiwan
Sumber
Survei informasi
lapangan : Rules
ini telah of construction
melibatkan berbagai tenaga technologyahli building
dari design and
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan construction Rakyat,
articlesKementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
Tahun Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
: 1998
Perhubungan,Badan
Jarak amanMeteorologi
: Klimatologi dan Geofisika,
Apabila terdapat sejarah BadankegempaanNasional dengan magnitudo
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu (Ms)Pengetahuan
≥7, maka jarakIndonesia,
amanBadan yangInformasi
digunakan adalah 100 m
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, untuk dan unsurkanan
bagian asosiasi/danpraktisi/
bagian perusahaan
kiri sesar. Sedangkan apabila
swasta. Kajian awal terhadap hasil surveiterdapat sejarah kegempaanbuku
tersebut disampaikan pada dengan Laporan
magnitudo (Ms) ≥6,
Kajian Gempa Lombok 2018. maka jarak aman yang digunakan adalah 50 m. Untuk sesar
Semoga segala upaya tim pelaksana surveisejarah
yang memiliki dan timkegempaan
penyusun laporandenganinimagnitudo (Ms)<6,
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
maka jarak amandalam menghadapiadalah
yang digunakan langkah30 m.
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
c. Institusi : Institute of Geological and Nuclear Science Limited
Sumber informasi : Defining the Wellington Fault within the Urban Area
Tahun : 2003
6
i 53
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar
Jarak aman(IATsI,
Prasetya Ikatan
: Untuk Sesar Wellington
Ahli Tsunami Indonesia) yang sudah dilakukan kajian sains
yang komprehensif, maka digunakan jarak aman untuk setiap
sisi sesar adalah 50-90 m, dimana didalamnya sudah ada
ketidakpastian jarak sebesar 20 m untuk setiap sisi sesar.

d. Institusi : European Committee for Standardization
Sumber informasi : Geotechnical Evaluation and Application of the Seismic
Eurocode EC8
Tahun : 2006
Jarak aman : Untuk tipe sesar dengan mekanisme strike-slip, normal dan
reverse, maka jarak aman yang digunakan adalah 30 m, 30 m
+ 1.5H, dan 30+2.0H, dimana H adalah ketebalan tanah di atas
bedrock.

e. Institusi : Housing and Urban-Rural Develompent Ministry of PRC
(China)
Sumber informasi : Seismic Design of Buildings
Tahun : 2010
Jarak aman : Jarak ama yang digunakan bervariasi sesuai dengan kelas
kostruksi, yaitu antara 100 m, 200 m, dan 400 m.

Lampiran Gambar
6.2 Jarak Aman yang direkomendasikan untuk Sesar Aktif
Palu-Koro

Dari beberapa contoh jarak aman yang digunakan oleh beberapa negara dan institusi,
secara umum jarak ama yang digunakan adalah dalam 100 - 200 m dari sesar aktif.

Dari hasil diskusi yang dilakukan oleh PuSGeN pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober
2018, diusulkan agar jarak aman yang digunakan untuk Sesar Aktif Palu Koro adalah
100 m disetiap sisi nya (atau total 200 m) dari Surface Deformasi yang sudah
teridentikasi di lapangan oleh Tim Geologi dan Tim Geodesi PuSGeN. Jarak aman ini
akan ditinjau kembali setelah mendapatkan hasil pengukuran dari LIDAR.

54
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
BAGIAN
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan IIIgempa
oleh DAMPAK GEOLOGI
terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 55
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

56
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 7. DAMPAK PERMUKAAN GEMPA PALU-DONGGALA-SIGI
 TANGGAL 28 SEPTEMBER 2018
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan Supartoyo M6,4.
1 Gempa tersebut
, Athanasius Cipta1terletak
, Amalfipada Omang1, Sri Hidayati1,
koordinat 8,4 LS dan 116,5 1 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan jarak 47 km Geologi, KESDM
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
7.1 Latar Belakang
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Daerah
Sesaat Sulawesi
setelah gempaTengah mempunyai
tersebut tatanan tektonik
terjadi, diperlukan yang rumit,
aksi tanggap daruratkarena merupakan
pertemuan beberapa lempeng yang melibatkan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat lempeng utama,
dan mikro kontinen,
dan busur
tepat terhadap kepulauan.dan
lokasi, kerusakan, Daerah
sumberinimerupakan
daya. Diperlukan salah
jugasatu daerah rawan bencana
penentuan
gempabumi dan tsunami di Indonesia, karena
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena terletak dekat dengan sumber
gempabumikebutuhan
bencana; pemenuhan yang berada di darat
dasar; dan diterhadap
pelindungan laut, serta sumberrentan;
kelompok pembangkit tsunami di
laut. Sumber
dan pemulihan prasarana- sumber gempabumi
dan sarana tersebut
vital dengan terbentuk
segera. Oleh karenaakibat itu,
proses tektonik yang
diperlukanterjadi sebelumnya.
kajian dampak bencana Sumber
gempa gempabumi
melalui surveidilapangan
laut berasal dari penunjaman Sulawesi
yang mencakup
Utaragempa
kajian sumber yang terletak
(baik gempa di sebelah utara Pulau
utama maupun gempa Sulawesi
susulan). yang jugaitu,
Selain merupakan sumber
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap
pembangkit tsunami. Adapun sumber gempabumi di darat bersumber dari beberapa infrastruktur
berserta sarana
sesar dan
aktifprasarana,
di daratandan lingkungannya
Sulawesi juga penting
Tengah, salah satunyadilakukan.
adalah Sesar SurveiPalu Koro.
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.Sesar
Korban mengalami
Palu luka-luka maupun
Koro merupakan yang meninggal
sesar utama di Pulauumumnya
Sulawesiakibat dan tergolong sebagai
tertimpa sesar
reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
aktif (Bellier dkk., 2001). Wilayah Sulawesi Tengah paling tidak telah mengalami
bangunan 22 menjadi penting agar
kali kejadian bila terjadimerusak
gempabumi gempa pada masa yangearthquake)
(destructive akan datang, sejak tahun 1910
korban dan kerusakan
hingga infrastruktur dari
2018 (modifikasi dapat diminimalisasi
Supartoyo denganBeberapa
dkk., 2014). membangun kejadian gempabumi
bangunan merusak
yang tahantersebut
gempa. lokasi pusat gempabumi terletak di darat. Kejadian gempabumi
Survei
denganlapangan ini telah terletak
pusat gempabumi melibatkan berbagai
di darat tenaga
di sekitar lembah ahli Palu
dari Koro diperkirakan
Kementerian Pekerjaan
berkaitan Umum
dengan dan Perumahan
aktivitas Sesar Palu Rakyat,
Koro. Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Pada hari Jumat tanggal 28 September 2018, pukul 17:02:44 WIB daerah Palu,
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Donggala dan Sigi digoncang gempabumi kuat dengan magnitudo 7,7 Mw (moment
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
magnitude). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemudian
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
melakukan
Kajian Gempa Lombok pemutakhiran
2018. dengan magnitude 7,4 Mw. Sebelumnya pada hari dan
tanggal yang sama, terjadi
Semoga segala upaya tim pelaksana dua kalisurvei
gempabumi
dan tim awal padalaporan
penyusun pukul 14:00:00
ini WIB dengan
kekuatan manfaat
dapat memberikan atau magnitudo 5,9 Mw dan dalam
yang sebesar-besarnya pukul menghadapi
14:28:37 WIB dengan kekuatan atau
langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak utama tanggal 28
magnitudo 5,0 Mw. Menurut data BMKG lokasi pusat gempabumi
terima kasih.2018 terletak di darat pada koordinat 119,85 BT; 0,18 LS berjarak sekitar
diucapkan september
o o

80 km utara Kota Palu, pada kedalaman 10 km. The United States Geological Survey
(USGS) merilis bahwa lokasi pusat gempabumi terletak pada koordinat 0,178°LS dan
119,84°BT, 6dengan magnitudo 7,5 Mw pada kedalaman 10 km dan berjarak sekitar
i 57
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


79 km utara Kota Palu. GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman melalui GEOFON
menginformasikan bahwa pusat gempabumi terletak pada koordinat 0,22°LS dan
119,86°BT dengan magnitudo 7,4 Mw pada kedalaman 10 km dan berjarak 75 km
utara Kota Palu.
Kejadian gempabumi tersebut telah memicu terjadinya tsunami dan mengakibatkan
bencana di Kabupaten Palu-Donggala-Sigi-Parigi Moutong. Menurut data Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga tanggal 20 Oktober 2018 tercatat
2.113 orang meninggal dunia, 1.309 orang hilang, 4.612 orang mengalami luka-
luka, dan puluhan ribu bangunan mengalami kerusakan. Kejadian gempabumi ini
bersumber dari aktivitas sesar Palu-Koro.

Hingga saat ini belum ditemukan ilmu dan teknologi yang tepat untuk memprediksi
kejadian gempabumi menyangkut waktu, dimana dan berapa besar kekuatan
gempabumi yang akan terjadi. Namun demikian berdasarkan pengetahuan kebumian
telah dapat didentifikasi sumber gempabumi dan wilayah rawan gempabumi.
Identifikasi sumber gempabumi terutama yang terletak di darat sangatlah penting,
karena wilayah yang terletak dekat dengan sumber gempabumi sangat rawan
gempabumi. Identifikasi sumber gempabumi tersebut sangat baik untuk dilakukan
setelah kejadian gempabumi dengan kekuatan besar dan pusat gempabuminya
terletak di darat, karena memungkinkan untuk terbentuknya sesar permukaan
(surface rupture). Lampiran Gambar
Sehubungan dengan hal tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya, serta untuk
membantu Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam upaya mitigasi gempabumi
terutama untuk mengidentifikasi dampak permukaan kejadian gempabumi tanggal
28 September 2018, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),
Badan Geologi (BG) mengirim Tim Tanggap Darurat Gempabumi (TTD) ke lokasi
bencana. TTD BG bertugas untuk melakukan pemeriksaan dampak dari kejadian
gempabumi tanggal 28 September 2018, menenangkan masyarakat dari isu-isu
seputar gempabumi yang tidak jelas sumbernya, sosialisasi langsung kepada aparat
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan masyarakat di wilayah bencana, serta
membantu Pemerintah Daerah setempat sebagai tahapan pekerjaan mitigasi bencana
gempabumi.

7.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan ini menghimpun data di permukaan tanah sebagai dampak
dari kejadian gempabumi Palu-Donggala-Sigi tanggal 28 September 2018. Data yang
dihimpun bersumber dari kegiatan TTD BG yang melaksanakan survei di daerah
Palu, Donggala dan Sigi pada tanggal 29 September s/d 12 Oktober 2018.
6 Adapun

58
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


tujuannya adalahKATA PENGANTAR
memberikan informasi teknis terkait tahapan mitigasi gempabumi
 selanjutnya, yaitu tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi kepada pihak-pihak terkait.

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
7.3 Metodologi
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
Metodologi kegiatan pemeriksaan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kejadian
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
gempabumi tanggal 28 September 2018 adalah:
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
• Pemeriksaan dampak goncangan gempabumi berupa kerusakan bangunan pada
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
wilayah-wilayah yang terdampak langsung goncangan gempabumi.
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempadampak
• Pemeriksaan tersebut pensesaran permukaan
terjadi, diperlukan dan sesar
aksi tanggap daruratminor permukaan
akibat bencana
untuk menanggulangi kejadian yanggempabumi
menyangkuttanggal 28 September
pengkajian secara2018.
cepat dan
• Pemeriksaan dampak bahaya ikutan (collateral
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan hazard) akibat kejadian
gempabumi
status keadaan darurat tanggal
bencana; 28 September
penyelamatan 2018 meliputi
dan evakuasi masyarakat retakan
terkenatanah, likuifaksi dan
gerakan tanah atau longsoran.
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan • Pengukuran
prasarana dan dampak sarana landaan tsunami
vital dengan akibatOleh
segera. kejadian
karenagempabumi
itu, tanggal 28
September 2018.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber • gempa
Melakukan wawancara
(baik gempa utamadan sosialisasi
maupun gempa secara
susulan).langsung kepada masyarakat
Selain itu,
tentang yang
kajian dampak kerusakan gempabumi
ditimbulkan guna oleh mengetahui
gempa terhadap besarnya goncangan kejadian
infrastruktur
berserta sarana gempabumi
dan prasarana, dan lingkungannya
tanggal 28 September juga2018
pentingdandilakukan.
meningkatkan Survei pengetahuan dan
lapangan dilakukan untuk mendapatkan
pemahaman masyarakat. rabmaG naripmaL
data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami
• Membuat peta luka-luka maupun
isoseismal atauyang
petameninggal
intensitasumumnya
gempabumi akibat dalam skala skala
tertimpa reruntuhan bangunanMercalli
MMI (Modified rumah Intensity)
dan gedung. Identifikasi
berdasarkan dampak kerusakan
goncangan gempabumi,
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan
sebaran kerusakan bangunan dan pensesaran permukaan serta bahaya ikutan. datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
7.4 Hasil
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian7.4.1 Tektonik
Pekerjaan dan Geologi
Umum Daerah Palu-Donggala-Sigi
dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pulau Sulawesi
Perhubungan,Badan terbentuk
Meteorologi dari proses
Klimatologi dan tektonik
Geofisika,yangBadan rumit, sehingga memberikan
Nasional
bentukBencana,Lembaga
Penanggulangan mirip huruf K Ilmu seperti sekarang.Indonesia,
Pengetahuan Beberapa peneliti
Badan telah mengemukakan
Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan Soekamto (1975),
pendapatnya tentang pembentukan Pulau Sulawesi antara lain
Hamilton
swasta. Kajian (1979), Hall
awal terhadap hasildan Wilson
survei (2000).
tersebut Hall danpada
disampaikan Wilson
buku (2000) menggunakan istilah
Laporan
suture untuk
Kajian Gempa Lombok 2018. menggambarkan kerumitan tektonik yang terjadi di Indonesia, termasuk
di Pulausegala
Semoga Sulawesi,
upayadan tim mengidentifikasi
pelaksana survei dan adanya lima suture
tim penyusun di Indonesia,
laporan ini yaitu Suture
Sulawesi, Maluku, Sorong, Banda dan Kalimantan.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan Menurut
terima kasih.
Hall dan Wilson (2000) suture Sulawesi terbentuk akibat proses tumbukan
antara kontinen dan kontinen (Paparan Sunda dan Australia) yang merupakan daerah
akresi yang sangat kompleks, tersusun oleh fragmen ofiolit, busur kepulauan dan
kontinen. Pembentukan
6 suture Sulawesi diperkirakan terjadi pada Kala Oligosen Akhir
i 59
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

dan berlanjut hingga Miosen Awal. Hingga saat ini diperkirakan deformasi tersebut
masih berlangsung. Hamilton (1979) berdasarkan perbedaan litologi membagi Pulau
Sulawesi menjadi empat mandala (province) tektonik yaitu Lengan Utara (North
Arm), Lengan Selatan (South Arm), Lengan Timur (East Arm), dan Lengan Tenggara
(Southeast Arm).

Evolusi tektonik tersebut mengakibatkan terbentuknya struktur geologi berupa sesar,


lipatan, dan kekar. Sesar utama di daerah Sulawesi Tengah adalah Sesar Palu-Koro
yang berarah barat laut-tenggara yang merupakan sesar mendatar mengiri (sinistral
strike slip fault) dan tergolong sebagai sesar aktif dicirikan terjadinya gempabumi
dengan kedalaman dangkal sepanjang zona sesar ini. Pada bagian tenggara hingga
timur terdapat sesar Matano yang juga merupakan sesar aktif. Pada bagian timur
sesar Palu Koro terdapat sesar Poso yang berarah utara-selatan (Simandjuntak dkk.,
1997). Sesar Poso juga tergolong sebagai sesar aktif. Sesar Palu Koro telah dibagi
menjadi 7 segmen oleh Bellier dkk. (2001), dengan urutan dari selatan ke utara adalah
S0 (panjang 15 km), S1 (panjang 59 km), S2 (panjang 43 km), S3 (panjang 29 km), S4
(panjang 40 km), S5 (panjang 20 km), dan S6 (panjang 12 km) (Gambar 7.1).

Lampiran Gambar

Gambar 7.1 Gambar kiri merupakan tataan tektonik Pulau Sulawesi (Hamilton, 1979). Gambar kanan
merupakan pembagian segmentasi Sesar Palu Koro (Bellier dkk., 2001).

Kota Palu yang terletak di Teluk Palu berdasarkan kenampakan peta topografi dan
pengamatan lapangan, dibagi menjadi tiga satuan morfologi, yaitu: satuan dataran,
6

60
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

perbukitan, dan KATA PENGANTAR


perbukitan terjal. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Palu (Sukamto,
 dkk., 1996), Peta Geologi Lembar Pasangkayu (Sukido, dkk., 1993), dan Peta Geologi
 Lembar Poso (Simandjuntak, dkk., 1997) didapatkan informasi mengenai kondisi
Gempa Lombok,
geologi daerahBali
KotadanPalu
Sumbawa terjadi pada
dan sekitarnya. hari Minggu,
Berdasarkan tanggal 29
litologinya meliputi lima satuan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
yaitu satuan malihan (geneis, sekis, filit, batu sabak, batu gamping, pada dan serpentinit),
koordinat satuan
8,4 LS dan 116,5gunungapi
batuan BT, atau tepatnya
(breksi,berlokasi
tuff, dandi lava),
darat pada
satuan jarak 47 kmterobosan (diorite-
batuan
arah timurandesit,
laut Kotadan
Mataram, Provinsi Nusa satuan
granit-gabrodiorit), Tenggara Barat pada
batuan kedalaman
sedimen 24
(batu lempung, batu pasir,
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
lanau, serpih tufan, batu lempung gampingan, batu gamping, perselingan batu
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
pasir dan batu lempung, konglomerat dan tuff), dan endapan Kuarter terdiri-dari
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
material lepas berukuran butir lempung, lanau, pasir, kerikil, dan kerakal. Endapan
rusak ringan hingga runtuh.
Kuarter berupa endapan aluvial pantai, sungai, kipas kolovial dan endapan rombakan
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
dari batuan yang lebih tua (Soehaimi dkk., 2000). Batuan berumur pra Tersier dan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Tersierlokasi,
tepat terhadap yangkerusakan,
telah mengalami
dan sumber pelapukan dan endapan
daya. Diperlukan Kuarter pada umumnya
juga penentuan
bersifat
status keadaan lepas,
darurat urai, lunak,
bencana; belum kompak
penyelamatan dan memperkuat
dan evakuasi efek goncangan, mudah
masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; rawan goncangan
berubah susunannya bila terkena goncangan gempabumi, sehingga
gempabumi.
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 7.2 Peta geologi wilayah Palu dan sekitarnya (Soehaimi dkk., 2000)
6
i 61
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

7.4.2 Dampak Gempabumi Tanggal 29 September 2018

Kejadian gempabumi tanggal 28 September 2018 telah mengakibatkan terjadinya


bencana di daerah Sulawesi Tengah, yaitu Kabupaten Donggala, Sigi, Parigi Moutong
dan Kota Palu. Bencana tersebut sangat masif pada daerah yang terletak dekat
dengan zona sesar Palu Koro. Jumlah korban meninggal dunia kejadian gempabumi
tersebut dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tanggal 20
Oktober 2018 mencapai 2.113 jiwa (Tabel 7.1). Korban luka-luka berjumlah 4.162
jiwa, hilang 1.309 jiwa, dan bangunan yang mengalami kerusakan berjumlah 68.451
unit. Tercatat juga 223.751 jiwa pengungsi di Sulawesi Tengah dan 8.731 jiwa di luar
Sulawesi Tengah.

Tabel 7.1 Dampak kejadian gempabumi tanggal 28 September 2018 menurut data dari BNPB (20 Oktober
2018)
No. Lokasi Meninggal Dunia Rumah Rusak
1. Kota Palu 1.703 65.733
2. Kab. Sigi 223 897
3. Kab. Donggala 171 680
4. Kab. Parigi Moutong 15 1.141
5. Lampiran Gambar
Kab. Pasang Kayu, Sulawesi Barat 1 Tidak ada data
Jumlah 2.113 68.451

Hasil pemeriksaan lapangan memperlihatkan bahwa kejadian gempabumi tanggal 28


September 2018 mengakibatkan terjadinya tsunami, fenomena geologi permukaan
berupa sesar permukaan (surface rupture), retakan tanah, likuifaksi dan gerakan
tanah/ longsoran. Tsunami melanda sepanjang Teluk Palu (meliputi pantai Kota
Palu dan pantai Kabupaten Donggala) dan sebagian kecil daerah Sirenja, Kabupaten
Donggala. Wilayah yang berada di Teluk Palu antara pantai timur Teluk Palu hingga
pantai Sirenja Kabupaten Donggala tidak ditemukan adanya jejak tsunami. Saksi
mata juga mengatakan tidak terjadi tsunami. Tinggi tsunami maksimum (tsunami
height) mencapai 6 m terdapat di sekitar Jembatan Kuning, Teluk Palu. Pemetaan
dampak tsunami yang dilakukan oleh TTD BG memperlihatkan bahwa tinggi
rendaman tsunami (flow depth) berkisar antara 0,65–5,30 m dengan jarak landaan
terjauh ke darat (run up distance) adalah 500 m. Tinggi rendaman maksimum (5,30
m) ditemukan di Ulujadi, sedangkan landaan maksimum ke darat terdapat di sekitar
Jembatan Kuning sebagai jalan tsunami masuk jauh ke daratan melalui Sungai Palu.
Pada daerah Kabupaten Donggala bagian utara, tsunami kembali teramati di Desa
Tanjung Padang dan Tompe, Kecamatan Sirenja. Tinggi rendaman tsunami di Desa
Tanjung Padang mencapai 3,9 m berjarak 30 m dari garis pantai dan jarak
6 landaan

62
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 maksimum ke darat mencapai 190 m. Tinggi rendaman tsunami di Desa Tompe,
 Kecamatan Sirenja mencapai 2,6 m berjarak 36 m dari garis pantai dan jarak landaan
maksimum
Gempa Lombok, ke Bali
daratdanmencapai
Sumbawa88terjadi
m. pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat TTD
8,4 LSBG danmelakukan
116,5 BT, atau pengamatan dan pengukuran
tepatnya berlokasi di darat padasejumlah
jarak 47 km lokasi di Kota Palu
arah timurhingga
laut Kota Mataram,
daerah ProvinsiSigi
Kabupaten Nusa Tenggara
untuk Barat pada kedalaman
mengidentifikasi keberadaan 24 sesar permukaan
km. Gempa ini telah
(surface mengakibatkan
rupture). korban
Indikasi sesar jiwa yang adalah
permukaan tidak sedikit.
adanyaTerdapat
pergeseran tanah berarah
korban yang menderita
horizontal luka-luka
maupun ringandan
vertikal sampai
dapatdengan
diamatikorban
darimeninggal. Gempa yang mengalami
obyek permukaan
ini pun mengakibatkan
pergeseran, kerusakan infrastruktur
contoh rumah, berupa
jalan, bangunan
pemetang yang mengalami
sawah, dan lain-lain. Pergeseran
rusak ringan hinggapada
(offset) runtuh.umumnya dominan horizontal mengiri (sinistral offset) yang ditemukan
Sesaat
sepanjangsetelah gempa
sesar Palutersebut
Koro pada terjadi, diperlukan
bagian barat aksi tanggap
dengan nilaidarurat
bervariasi antara 6 cm
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian
hingga 580 cm. Pergeseran mengiri dalam dimensi besar tersebut secara cepat dan ditemukan di
tepat terhadap
daerah: lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan • kebutuhan
Jalan Cemara, dasar; pelindungan
Donggala terhadap
Kodi, Kota Palu kelompok
(515 cm dan rentan;
429 cm).
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
• Jalan Sungai Manonda, Kelurahan Balaroa (total pergeseran mengiri
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
488 cm).
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
• Jalan Diponegoro, Palu Barat (238 cm).
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
• Binangga, Kabupaten Sigi (129 cm dan 246 cm, dengan komponen vertikal
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk 34 cm). rabmaG naripmaL
mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
• Desa
dan akurat. Korban mengalami Pawunu,
luka-luka Kec. Dolo Barat,
maupun Kab. Sigi (berkisar
yang meninggal umumnya460 cm hingga 580 m).
akibat
tertimpa reruntuhan • Bolapapu,
bangunan Kulawi,
rumah Kabupaten
dan gedung. Sigi (berkisar
Identifikasi82 cm hingga 125 cm).
kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan Pergeseran
kerusakanmengiri ini merupakan
infrastruktur lokasi jalur dengan
dapat diminimalisasi sesar Palu Koro yang tersebar mulai
membangun
bagian barat
bangunan yang tahan gempa. Teluk Palu menerus kearah tenggara berarah N330oE hingga N350oE
hingga lapangan
Survei daerah Kulawi,
ini telah Kabupaten
melibatkan Sigi. berbagai
Adanya pergeseran
tenaga ahli mengiridari dalam dimensi
besar dan panjang ini mengindikasikan garis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan atau jalur sesar aktif Palu Koro yang
Sumber Dayamemotong
Mineral,endapan
Kementerianaluvial. Jadidan
Ristek posisinya tidak Tinggi,
Pendidikan beradaKementerian
pada zona muka pegunungan
(mountain Meteorologi
Perhubungan,Badan front zone), Klimatologi
tapi lebih dan ke timur ke arah
Geofisika, Badandataran.
NasionalPada jalur sesar ini
Penanggulangan Bencana,Lembaga
mengakibatkan bangunan Ilmu yang
Pengetahuan
dilaluinya Indonesia,
mengalamiBadanrusakInformasiparah. Pada daerah
Geospasial,bagian
Institut Teknologi
timur Kota Bandung,
Palu hamper dan unsur
tidakasosiasi/
ditemukan praktisi/ perusahaan
pergeseran mengiri. Pergeseran
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku
lainnya ditemukan dalam dimensi kecil berarah pergeseran menganan (dextral offset) Laporan
Kajian Gempa
dan Lombok
vertikal2018.
kurang dari 0,5 m dan pada umumnya berarah barat–timur dan timur
Semoga segala
laut–barat daya. upaya tim pelaksana
Retakan survei dan
tanah (ground tim penyusun
fracture) laporancukup
ditemukan ini banyak di Kota
dapat memberikan
Palu dan manfaat
Kabupaten yang sebesar-besarnya
Donggala bagian utara dalamyangmenghadapi langkah
berarah utara–selatan, barat–timur,
pemulihantimur
terhadap dampak bencana. Atas perhatian
laut–barat daya dan barat laut–tenggara. dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 63
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Likuifaksi dicirikan munculnya material pasir halus pada celah-celah retakan tanah,
ditemukan di Kota Palu, Kabupaten Sigi (Kecamatan Sigi Biromaru), dan Kabupaten
Donggala (Kecamatan Sindue, Sirenja dan Balaesang). Jenis likuifaksi yang ditemukan
adalah lateral spreading dan sand boil. Likuifaksi yang ditemukan di daerah Petobo
dan Balaroa berkembang menjadi aliran, dan mengakibatkan bencana parah di dua
lokasi tersebut. Pada bagian bawah daerah tersebut terlihat adanya tanah yang
terangkat seperti ciri gerakan tanah pada bagian ujung dari zona akumulasi (toe).
Banyak korban jiwa yang tidak ditemukan pada dua daerah tersebut. Gerakan tanah
dipicu goncangan gempabumi cukup banyak ditemukan terutama pada lereng terjal
dan batuan telah mengalami pelapukan. Sebaran lokasi gerakan tanah tersebut
terdapat di Kabupaten Sigi (Kecamatan Gumbasa dan Kulawi) dan Kabupaten
Donggala (Kecamatan Sindue, Sindue Tombusabora, Sindue Tobata, Sirenja dan
Balaesang). Pada bagian selatan daerah Jono Oge terdapat jembatan yang putus dan
diakibatkan oleh proses aliran yang juga mengakibatkan perkampungan yang terdapat
di wilayah tersebut bergerak dan mengakibatkan terjadinya bencana.

Lampiran Gambar

Gambar 7.3 Jejak rendaman tsunami di kampus IAIN Kota Palu setinggi 1 m berjarak sekitar 50 m
dari garis pantai

64
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan
Gambar yangrendaman
7.4 Peta tinggi ditimbulkan oleh
tsunami gempa
(tsunami flowterhadap infrastruktur
depth) di sejumlah titik di Kota Palu. Lingkaran
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan.
tinggiSurvei
rabmaG naripmaL
berwarna menunjukkan intensitas tsunami dan angka menunjukkan rendaman tsunami di titik
lapangan dilakukan untukDaerah
pengukuran. mendapatkan data merah
yang berwarna dan informasi
muda adalah yang cepat,
daerah yanglengkap,
terlanda tsunami dianalisis
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
dari data digital globe
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 7.5 Sebaran bangunan yang mengalami rusak berat akibat kejadian gempabumi
6 tanggal 28 September 2018
i 65
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 7.6 Peta sesar aktif Palu Koro berdasarkan data surface rupture

Lampiran Gambar

Gambar 7.7 Pergeseran mengiri (sinistral offset) sesar permukaan berkisar 4,6 m hingga 5,8 m akibat
gempabumi tanggal 28 September 2018 di desa Pawunu, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi
(Badan Geologi, 2018)

66
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik
Gambar 7.8 gempa
Likuifaksiutama maupunkerusakan
mengakibatkan gempa rumah
susulan). Selainakibat
penduduk itu, gempabumi
tanggal 28
kajian dampak kerusakan September
yang 2018 di Desa
ditimbulkan oleh Panau,
gempa Kecamatan
terhadapSigiinfrastruktur
Biromaru, Kabupaten Sigi
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 7.9 Gerakan tanah tipe mendatar dan aliran mengancam penduduk Desa Sungku,
Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi

6
i 67
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 7.10 Peta lokasi pengukuran sesar permukaan dan retakan tanah
Lampiran Gambar

Gambar 7.11 Peta sebaran lokasi likuifaksi dan gerakan tanah dipicu kejadian gempabumi
tanggal 28-9-2018 6

68
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan
Gambar 7.12 saranatentang
Sosialisasi vital dengan
gempabumi segera. Oleh dikarena
dan tsunami RRI Kotaitu,
Palu bersama
diperlukan kajian dampak Gubernur
bencana Sulawesi
gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Tengah (Bapak Longki Djanggola, posisi di tengah)
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 7.13 Sosialisasi tentang gempabumi dan tsunami di posko Desa Tofia dan Tambu,
Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala
6
i 69
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

7.5 Skala Intensitas Gempabumi Palu Tanggal 28 September 2018

Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, skala intensitas maksimum kejadian


gempabumi tanggal 28 September 2018 melanda daerah Jono Oge, Kecamatan Sigi
Biromaru, Kabupaten Sigi yang mencapai skala intensitas IX MMI (Modified Mercally
Intensity). Hal ini dicirikan oleh publik menjadi panik, tanah bergelombang, bangunan
yang tidak kuat hancur, bangunan kuat mengalami kerusakan berat, pondasi dan
rangka bangunan rusak, retakan tanah dan likuifaksi dimensi besar. Semua bangunan
yang terletak pada tanah bergelombang di daerah tersebut mengalami kerusakan
berat. Adapun daerah di sekitar pusat gempabumi, wilayah pesisir Donggala utara,
sebagian Kabupaten Sigi dan Kota Palu berada pada skala intensitas VIII MMI. Hal
ini dicirikan oleh pengemudi mobil terganggu, terjadi kerusakan pada bangunan-
bangunan yang kuat karena terdapat bagian-bagian yang runtuh, tangki air yang
berada di atas berputar hingga terjatuh, rangka rumah berpindah dari pondasinya,
dinding-dinding yang tidak terikat dengan baik jatuh, ranting pohon patah dari
dahannya, tanah yang basah dan lereng yang curam terbelah, terjadi retakan tanah,
pergeseran tanah, likuifaksi dan gerakan tanah/ longsoran. Berdasarkan pengamatan
lapangan terlihat bahwa dampak gempabumi yang terjadi terletak pada kawasan
rawan bencana gempabumi tinggi yang berpotensi terlanda goncangan gempabumi
Lampiran Gambar
lebih besar dari skala VIII MMI. Hal ini sesuai dengan peta kawasan rawan bencana
gempabumi daerah Sulawesi Tengah yang diterbitkan oleh PVMBG, BG tahun 2012
(Robiana dkk., 2012) (Gambar 7.14).

Gambar 7.14 Peta kawasan rawan bencana gempabumi daerah Sulawesi Tengah (Robiana dkk., 2012)
6

70
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak
Gambar bencana
7.15 Tanah gempa melalui
bergelombang survei lapangan
yang mengakibatkan yang mencakup
kerusakan bangunan di daerah Jono Oge,
kajian sumberKecamatan Sigi Biromaru,
gempa (baik gempa Kabupaten Sigi akibat
utama maupun gempabumi
gempa 28 September
susulan). 2018. Skala intensitas
Selain itu,
gempabumi di daerah Jono Oge mencapai IX MMI
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 7.16 Retakan tanah masif berarah utara – selatan mengakibatkan kerusakan rumah penduduk
di daerah Jono Oge, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi akibat gempabumi 28 September 2018
6
i 71
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 7.17 Peta intensitas gempabumi tanggal 29 September 2018

7.6 Penutup

Berdasarkan uraian di atas berkaitan dengan kejadian gempabumi tanggal 28


September 2018, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

• Daerah Teluk Palu merupakan wilayah rawan gempabumi dan tsunami, karena
terletak dekat dengan sumber gempabumi yaitu sesar Palu Koro dan juga
sumber pembangkit tsunami berupa deformasi dari sesar Palu Koro yang
memicu gerakan tanah bawah laut.
• Kejadian gempabumi tanggal 28 September 2018 diakibatkan oleh aktivitas
sesar Palu Koro dengan kedudukan adalah N350oE, dip 67o dan plunge -17o.
• Skala intensitas gempabumi maksimum terjadi di daerah Jono Oge, Kabupaten
Sigi yang mencapai skala IX MMI. Daerah di sekitar pusat gempabumi, wilayah
pesisir Donggala utara, sebagian Kabupaten Sigi dan Kota Palu berada pada
skala intensitas VIII MMI.
• Kejadian gempabumi tanggal 28 September 2018 telah mengakibatkan
terjadinya tsunami dengan tinggi rendaman maksimum 5,30 m di Ulujadi, dan
landaan jarak ke darat di sekitar Jembatan Kuning sejauh 500 m. 6

72
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
• Kejadian gempabumi tanggal 28 September 2018 telah mengakibatkan
 terjadinya sesar permukaan dengan pergerakan mengiri (sinistral offset)
 berkisar 6 cm hingga 580 cm, tersebar mulai bagian barat Teluk Palu menerus
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa
kearah tenggara berarah Nterjadi
330o Epada hari N350
hingga Minggu,
o tanggal
E ke daerah29Kulawi, Kabupaten
Juli 2018 pukul 05.47
Sigi. WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 •
LS Kerusakan
dan 116,5 BT,bangunan
atau tepatnya berlokasi
pada di darat
kejadian pada jarak tanggal
gempabumi 47 km 28 September
arah timur laut Kota
2018Mataram, Provinsi
diakibatkan Nusa
oleh Tenggara faktor
beberapa Barat pada
yaitukedalaman
: jarak 24
yang dekat dengan
km. Gempa ini sumber
telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
gempabumi, bangunan yang dirancang tidak tahan gempabumi (non
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
engineering building), terletak pada endapan aluvial, terletak pada sesar
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
permukaan, retakan tanah dan lokasi likuifaksi.
rusak ringan hingga runtuh.
• Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya mitigasi
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
gempabumi dan tsunami serta mengenang kejadian gempabumi tanggal
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
28 September
tepat terhadap lokasi, kerusakan,2018 yang dampaknya
dan sumber sangatjuga
daya. Diperlukan besar, direkomendasikan agar
penentuan
Pemerintah
status keadaan darurat Provinsi
bencana; Sulawesi Tengah
penyelamatan untukmasyarakat
dan evakuasi membangun museum gempabumi.
terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 73
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

74
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
8. PEMODELAN POTENSI ALIRAN BAHAN ROMBAKAN

 (DEBRIS FLOW) DI DESA POI, KECAMATAN DOLO SELATAN,
KABUPATEN
Gempa Lombok, SIGI, SULAWESI
Bali dan Sumbawa TENGAH
terjadi pada hari PASKA
Minggu, tanggal 29 GEMPABUMI
PALU
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut M7.4
terletak OKTOBER 2018
pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa TenggaraYohandi Barat pada kedalaman
Kristiawan dan24Yunara Dasa Triana
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan
8.1hingga runtuh.
Pendahuluan
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Gempabumi skala 7,4 SR mengguncang Kota Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Tengah pada pukul 18.02 WITA, 28 September 2018. Gempabumi tersebut memicu
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
terjadinya gerakan tanah di kawasan perbukitan di Palu, Sigi, dan Donggala. Gerakan
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
tanah terjadi
dan pemulihan di Desa
prasarana dan Poi, Kecamatan
sarana vital denganDolo segera.
Selatan,OlehKabupaten
karena Sigi,
itu, Provinsi Sulawesi
diperlukanTengahpada
kajian dampakkoordinat
bencana gempa01°09’10.8” LU dan
melalui survei 119°52’01.2”
lapangan yang mencakup BT. Kondisi material
longsoran sudah menumpuk pada alur alir dan
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu, menggantung sehingga dikhawatirkan
akan kerusakan
kajian dampak berkembang yangmenjadi aliran bahan
ditimbulkan oleh gemparombakan yanginfrastruktur
terhadap dapat mengancam penduduk
yang tinggal di Desa Poi, Kec. Dolo Selatan. Untuk menentukan
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei zona bahaya potensi
aliran bahan
lapangan dilakukan untuk rombakan
mendapatkan tersebut,rabmaG naripmaL
data dandilakukan
informasi yangpemodelan aliran bahan rombakan
cepat, lengkap,
dengan perangkat lunak Rapid Mass Movement
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat Simulation (RAMMS). Rapid Mass
tertimpa Movement
reruntuhan Simulation
bangunan (RAMSS)
rumah dan merupakan
gedung.salah satu program
Identifikasi untuk mensimulasikan
kerusakan
bangunan aliran
menjadidebris.
penting Pemodelan dilakukan
agar bila terjadi gempa pada dengan masamemasukkan
yang akan datang, parameter-parameter
korban dan kerusakan
tertentu infrastruktur
seperti volume, dapat
friksi, diminimalisasi
densitas, dll. dengan membangun ini berupa zonasi
Hasil pemodelan
bangunan landaan
yang tahan gempa.
debris yang mungkin dapat terjadi di Desa Poi. Berdasarkan model tersebut,
Survei lapangan
lokasi titik kumpul inidan
telah melibatkan
rencana evakuasiberbagai tenagadievaluasi
darurat dapat ahli darilebih lanjut dengan
Kementerian Pekerjaan Umum dan
mempertimbangkan Perumahanzona
kemungkinan Rakyat,
landaanKementerian Energi
aliran bahan dan
rombakan.
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 8.1 Peta Lokasi Gerakan Tanah Desa Poi, Kec. Dolo Selatan, Kab. Sigi,Sulawesi Tengah
i 75
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

8.2 Kondisi Daerah Bencana


8.2.1 Morfologi

Secara umum fisiografi Daerah Donggola–Sigi bagian selatan terdiri dari pematang
timur dan pematang barat yang dipisahkan oleh Sesar Palu Koro. Pematang barat
memiliki ketinggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut, tetapi di Donggala
menurun hingga muka laut. Pematang timur dengan memiliki variasi topografi dengan
ketinggian antara 400 meter hingga 1900 meter di atas permukaan laut.

Morfologi di lokasi longsor Desa Poi merupakan bagian timur Pematang Barat.
Perubahan morfologi sangat jelas dari dataran menjadi perbukitan terjal. Bentuk
morfologi pada alur lereng yang longsor berangsur angsur menyempit pada lembah
kecil. Perbedaan elevasi juga sangat tinggi dari 95 m menjadi 950 m (mahkota
longsor).

8.2.2 Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Pasangkayu (Sikudo dkk, 1993), lokasi longsor Desa
Poi termasuk dalam Batuan terobosan Granit (Tmpi). Hal ini didukung pengamatan
Lampiran Gambar
di lapangan pada area perbukitan sekitar longsor banyak dijumpai bongkah bongkah
Granit dan tanah lapukan Granit. Sedangkan di area pemukiman termasuk dalam
Formasi Pakuli (Qp) yang terdiri atas konglomerat dan batupasir yang merupakan
endapan kipas alluvium dan teras sungai. Aluvium (Qa) adalah endapan termuda,
merupakan endapan sungai dan rawa.

8.2.3 Keairan dan Tata Guna Lahan

Secara umum pada wilayah Perbukitan Pematang Barat dialiri oleh beberapa aliran
sungai baik sungai yang mengalir sepanjang tahun maupun sungai musiman yang
membentuk pola sejajar menuju ke arah timur bergabung dengan Sungai Palu. Pada
lokasi longsor Desa Poi merupakan aliran sungai musiman. Terdapat beberapa sumber
mata air di Desa Poi, namun beberapa tertutup oleh material longsor. Tata guna lahan
pada lokasi gerakan tanah secara umum didominasi oleh hutan dan kebun. Sedangkan
pemukiman berada pada lembah di sekitar Sungai Palu.

8.2.4 Kerentanan Gerakan Tanah

Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Provinsi Sulawesi Tengah


(PVMBG, 2009), daerah lokasi gerakan tanah termasuk dalam Potensi Gerakan Tanah
6

76
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Menengah - Tinggi. KATA PENGANTAR


Artinya daerah ini mempunyai tingkat kerentanan menengah
 untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah, terutama
 pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir tebing jalan, atau jika
Gempa
lerengLombok, Bali dan
mengalami Sumbawa
gangguan. terjaditanah
Gerakan pada hari
lamaMinggu, tanggal
dapat aktif 29 terutama akibat
kembali
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan
curah hujan yang tinggi. kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Gambar
Geospasial, Institut 8.2 Peta Geologi
Teknologi dan ZKGT
Bandung, Lokasi Gerakan
dan unsur Tanah
asosiasi/ Desa Poi,
praktisi/ Kec. Dolo Selatan, Kab. Sigi,
perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebutSulawesi Tengah
disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
8.3 Situasi
Semoga segaladan Dampak
upaya Bencana
tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihanJenis Gerakan
terhadap tanah
dampak yang terjadi
bencana. di Desa Poi,
Atas perhatian Kecamatan
dan kerja Dolo Selatan,
sama semua pihak Kabupaten Sigi,
diucapkan Provinsi
terima kasih.
Sulawesi Tengah adalah longsoran (slide) dengan dimensi besarpada lereng
perbukitan sebelah barat permukiman Desa Poi. Longsoran ini terjadi pada perbukitan
dengan kemiringan lereng sangat terjal pada ketinggian 950 mdpl dengan gerakan
6
i 77
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

relatif barat daya – timur laut pada arah N450-500E. Longsoran yang dipicu gempa
bumi ini mengakibatkan terbentuknya tumpukan material longsoran dan menutup
alur alir di lembahnya. Tumpukan material yang terbentuk memiliki lebar 340 meter
dengan panjang mencapai 950 m ke arah lembah yang berada di atas permukiman.
Tumpukan material yang menutup alur tersebut saat ini dalam kondisi menggantung
dan berpotensi berkembang menjadi aliran bahan rombakan jika dipicu oleh hujan.
Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, sebelumnya kejadian banjir bandang
(aliran bahan rombakan) pernah terjadi pada tahun 1992 dan 2007. Tidak ada catatan
korban jiwa, namun rumah penduduk terendam banjir dan lumpur.Selain potensi
aliran bahan rombakan, dijumpai juga retakan-retakan dan nendatan pada permukaan
tanah pada jaur menuju lokasi potensi aliran bahan rombakan. Retakan ini berada di
sebelah barat permukiman Desa Poi dengan lebar antara 5cm sampai mencapai 30 cm
dan ketinggian nendatan mencapai 1 m.

Dampak gerakan tanah:


• Masyarakat khawatir akan terjadi aliran bahan rombakan yang dapat melanda
permukiman pada jarak 2 km.
• Sekitar 200 KK di Desa Poi Kecamatan Dolo Selatan terancam jika material
longsoran tersebut berkembang menjadi aliran bahan rombakan dan melanda
permukiman.
Lampiran Gambar
• Jalan pada ruas Palu-Bangga di Desa Poi terancam tertutup material bahan
rombakan jika terjadi terjadi aliran bahan rombakan.

Gambar 8.3 Hasil pengambilan gambar dengan drone di lokasi longsor dan potensi banjir bandang
desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan (Jarak 2 km)

78
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Gambar 8.4 Nendatan dan retakan pada jalur menuju lokasi potensi aliran bahan rombakan di Desa Poi
status keadaan darurat
(kiri). bencana;
Kenampakan tubuhpenyelamatan dan Kondisi
longsoran (tengah). evakuasi masyarakat
Material terkena di lapangan (kanan)
bahan rombakan
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; (sumber foto: Kepala Desa Poi, Dolo Selatan)rentan;
pelindungan terhadap kelompok
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
8.4 Faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Tanah
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Gerakan tanah di lokasi ini dipicu oleh gempa bumi yang berpusat di daerah Sirenjadi
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
zona sesar Palu Koro yang terjadi pada hari Jumat 28 September 2018 sekitar pukul
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.18.02
KorbanWita dengan
mengalami Magnitude
luka-luka maupun 7,4.
yangProses tektonik
meninggal padaakibat
umumnya jalur sesar aktif yang
tertimpa terjadi
reruntuhan mengakibatkan
bangunan rumah terbentuknya kekar-kekar
dan gedung. (retakan)
Identifikasi pada permukaan tanah
kerusakan
batuan penyusun lokasi gerakan tanah. Kondisi
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang, ini mengakibatkan batuan dan
korban dan tanah penyusun
kerusakan mengalami
infrastruktur penurunan
dapat tahanan
diminimalisasi gesernya
dengan akibat terbentuknya zona
membangun
lemah berupa
bangunan yang tahan gempa. retakan-retakan (kekar) tersebut. Guncangan gempabumi yang kuat
mengakibatkan
Survei lapangan batuan
ini telah yangmelibatkan
sebelumnyaberbagai
sudah lemah
tenagadanahli
lapuk darisemakin kehilangan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan tahanan geser,
kekuatan hubungan antar butirnya. Dengan melemahnya kekuatan
Sumber Dayaditambah
Mineral, kemiringan
Kementerian lereng yangdan
Ristek sangat terjal mengakibatkan
Pendidikan Tinggi, Kementeriantanah bergerak ke luar
dan menuruni
Perhubungan,Badan lereng. Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Meteorologi
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial,8.5Institut
PemodelanTeknologi Bandung,
Potensi dan unsur
Aliran Bahanasosiasi/
Rombakan praktisi/ perusahaan RAMMS
Menggunakan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa
RAMMS Lombok 2018.Mass Movement) adalah sebuah perangkat lunak untuk pemodelan
(Rapid
Semoga segala
numerik dinamik upayayangtim pelaksana
didesain survei
awalnyadan untuk
tim penyusun laporan
pemodelan ini
longsoran salju (snow
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi
avalanches) (Christen et al., 2010) yang kemudian diaplikasikan untuk pemodelan langkah
pemulihanaliran
terhadap massadampak
yangbencana.
lain sepertiAtas perhatian
lahar (Quan dan Luna,
kerja sama
2007)semua pihak debris (Kowalski,
dan aliran
diucapkan terima kasih.
2008). RAMMS dikembangkan oleh tim ahli dari WSL Institute for Snow and Avalanche
Research SLF dan the Swiss Federal Institute for Forest, Snow, and Landscape Research
WSL.
6
i 79
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

RAMMS Debris Flow dikembangkan untuk mensimulasikan aliran debris pada


morfologi/medan yang kompleks. Modul RAMMS sudah digunakan di Swiss dan
belahan dunia lain untuk analisis bahaya debris flow dan membantu mendesain
mitigasi bencana. RAMMS menggabungkan metode solusi numerik dengan input
fitur yang bermanfaat dan visualisasi yang mudah digunakan. RAMMS menggunakan
model kontinum aliran fluida Voellmy-Salm (Salm, 1993) berdasarkan hukum
aliran fluida Voellmy dan menjelaskan aliran debris sebagai hidrolika berdasarkan
kedalaman rata-rata model kontinum. Model ini membagi resistansi friksi menjadi 2
yaitu dry-Coulomb typefriction yang berskala dengan tegangan normal dan viscous-
turbulent friction (ξ). (koefisien ξ). Sehingga persamaan friksi S (Pa) menjadi:

ρ: berat jenis aliran


ω: sudut kelerengan
g: percepatan gravitasi
H: tinggi aliran
U: kecepatan aliran
Lampiran Gambar
Persamaan tersebut terus dikembangkan hingga RAMMS versi 1.6.2 dimodifikasi
dengan menambahkan kohesi (C). Sehingga persamaannya berubah menjadi

Input data RAMMS meliputi data DEM, daerah inisiasi, parameter gesekan, volume,
dan beberapa parameter lain (debit aliran, kecepatan, dan kohesi) tergantung aliran
yang ingin dimodelkan. Untuk daerah inisiasi terdapat 2 pilihan menggunakan block
release atau hydrograph. Block release dipakai untuk aliran debris sederhana atau
dangkal tanpa kanal. Sedangkan hydrograph lebih cocok untuk aliran debris besar
berkanal. Untuk pemodelan di Desa Poi digunakan block release karena keterbatasan
data hydrograph.

DEM yang digunakan untuk pemodelan didapatkan dari DEMNAS BIG (http://tides.
big.go.id/DEMNAS/) dengan resolusi 8 m. Selain DEM, RAMMS juga membutuhkan
data orthophoto untuk tampilan 2D. Data orthophoto untuk pemodelan ini
menggunakan hillshade dari DEM.
6

80
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Pemodelan potensi KATAaliranPENGANTAR


bahan rombakan dilakukan dengan beberapa pendekatan
 skenario. Karena aliran banjir bandang (debris flow) dapat bervariasi mulai dari yang
 pekat (granular) atau cair (muddy). Jenis aliran tersebut akan berdampak pada besar
Gempa Lombok,
kecilnya Bali dan yang
zona landaan Sumbawa terjadi
mungkin pada hari
terjadi. BukuMinggu,
ManualtanggalRAMMS 29memberikan saran
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa
dalam menyesuaikan variasi aliran tersebut sesuai Tabel 8.1. tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timurTabel
laut 8.1
Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Setting viscous-turbulent friction parameter ξ
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi
Gambar dengan
8.5 Initial Block releasemembangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei
Sedangkanlapangan
untukini telah umum
µ secara melibatkan berbagai
nilai yang tenagaberkisar
disarankan ahli dari dari 0,05 – 0,4 (nilai
Kementerian Pekerjaan
lebih dari 0,4 Umum danmemberikan
jarang Perumahan Rakyat, Kementerian
hasil simulasi yang Energi
bagus). danDalam pemodelan
Sumber Daya Mineral,
potensi banjirKementerian
bandang pada RistekDesa
dan PoiPendidikan
diberikan Tinggi, Kementerian
beberapa input variasi parameter
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan
dengan metode block release seperti pada Tabel 8.2. Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial,Tabel
Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
8.2 Input Parameter Pemodelan RAMMS
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa LombokVolume 2018. 3164516 m3 (berdasarkan perhitungan otomatis RAMMS
Semoga segala upaya tim pelaksana menyesuaikan
survei dan tim penyusun
dengan area initiallaporan ini mengikuti area
block release
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya longsor di dalam
hulu) menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian
Densitas 2000 kg/ mdan
3 kerjasand)
(Gravel sama semua pihak
diucapkan terimaµkasih.
(dry-Coulomb typefriction) 0,1 – 0,3
ξ (viscous-turbulent friction) 500 – 700 m/s2 (aliran dimodelkan intermediate)
c (kohesi) 0 (dianggap cohesionless)
6
i 81
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Hasil Pemodelan dapat dilihat pada Tabel 8.3 berikut:

Tabel 8.3 Hasil Pemodelan RAMMS

Parameter Area (Landaan) Max Velocity Max Flow Max Pressure


(ξ/ µ) (m2) (m/s) Height (m) (kPa)
500 m/s / 0,1
2
692826.8 39.1761 77.6441 3069.53
500 m/s2/ 0,2 374073 36.0114 68.2949 2593.64
500 m/s / 0,3
2
225201 32.3675 64.6701 2095.32
600 m/s2/ 0,1 726720.6 40.6647 80.0784 3307.23
600 m/s / 0,2
2
380066.1 37.3099 70.1700 2784.06
600 m/s2/ 0,3 228232.6 33.5282 65.5998 2248.28
700 m/s / 0,1
2
769225.8 42.3094 82.4428 3580.17
700 m/s2/ 0,2 393913 38.3434 71.4455 2940.44
700 m/s / 0,3
2
219484 34.4273 66.4651 2370.48

Lampiran Gambar

Gambar 8.6 Hasil Pemodelan Potensi Aliran Bahan Rombakan di Desa Poi dengan beberapa variabel

8.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil pemodelan aliran bahan rombakan menggunakan RAMMS dengan


variasi friksi yang berbeda (ξ = 500 – 700 m/s2, µ = 0,1 – 0,3) didapatkan hasil dengan
6

82
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

perbedaan yang KATA PENGANTAR


cukup signifikan. Secara umum perubahan ξ dari 500 – 700 dengan µ
 yang sama menghasilkan perbedaan yang relative tidak jauh berbeda. Semakin tinggi
 ξ semakin besar pula daerah landaan, ketinggian aliran, kecepatan, dan tekanannya.
Gempa
HanyaLombok, Bali dan
saja selisih Sumbawa terjadi
besarannya tidak pada hari Minggu,
terlampau tanggal
jauh satu sama29 lain. Sedangkan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut
perubahan µ dengan ξ yang sama memberikan dampak yang sangat signifikan. terletak pada
koordinat Perbedaan
8,4 LS dan 116,5
area BT, atau tepatnya
landaan, berlokasi
kecepatan, di darat aliran,
ketinggian pada jarak
dan47tekanan
km sangat tajam.
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pemodelan menggunakan RAMMS sangat
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
sensitif terhadap nilai µ.
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Tabel 8.4 Hasil Pemodelan RAMMS
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa(ξ/tersebut
Parameter terjadi, diperlukan
µ) Area (Landaan) aksi tanggap
(m2) Max Velocity (m/s) Max darurat
Flow Height (m)
untuk menanggulangi500 bencana
m/s / 0,2
2 yang menyangkut
374073 pengkajian
36.0114 secara cepat
68.2949dan
tepat terhadap lokasi,600kerusakan,
m/s / 0,2
2 dan sumber
380066.1 daya. Diperlukan
37.3099 juga penentuan
70.1700
status keadaan darurat bencana;
700 m/s / 0,2
2 penyelamatan
393913 dan evakuasi
38.3434 masyarakat terkena
71.4455
bencana; pemenuhan600 kebutuhan
m/s2/ 0,1
dasar; pelindungan
726720.6
terhadap
40.6647
kelompok rentan;
80.0784
dan pemulihan prasarana dan
600 m/s2/ 0,2
sarana vital
380066.1
dengan segera.
37.3099
Oleh karena
70.1700
itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
600 m/s2/ 0,3 228232.6 33.5282 65.5998
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Hasil dan
berserta sarana pemodelan
prasarana,RAMMS kemudian juga
dan lingkungannya dievaluasi lebih lanjut,
penting dilakukan. Survei model mana yang
lapangan dilakukan untuk mendapatkan
akan diterapkan untuk evaluasi rabmaG naripmaL
data dan informasi
potensi yang di
bencana cepat,
Desalengkap,
Poi. Model dengan µ =
dan akurat.0,3
Korban
(lebihmengalami
granular)luka-luka
mempunyaimaupun yanglandaan
zona meninggal di umumnya akibat dimana landaan
bawah estimasi
tertimpa tidak
reruntuhan
mencapaibangunan
Desa Poi. rumah Modeldan dengan
gedung.µ Identifikasi
= 0,1 (cair)kerusakan
mempunyai zona landaan
bangunan paling
menjadibesar
penting
danagarjauhbila terjadi
serta gempa pada
membentuk masa
kipas yang akan
alluvial. Model datang,
dengan µ = 0,2 berada
korban dan kerusakan dan
diantaranya infrastruktur
sudah dapat
membentukdiminimalisasi dengan membangun
kipas alluvial. Berdasarkan hasil tersebut,
bangunan dipilihlah
yang tahanµgempa.
= 0,1 dengan asumsi kemungkinan terburuk yang dapat terjadi. Sedangkan
Survei lapangan
untuk variasi ini telahmempunyai
ξ cenderung melibatkan perbedaan
berbagai yangtenaga ahli
tidak dari signifikan. Nilai ξ =
terlalu
Kementerian600Pekerjaan Umumasumsi
dipilih dengan dan Perumahan Rakyat,mempunyai
aliran dianggap Kementerian Energi dan
turbulensi intermediate.
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan
Pada saat Meteorologi Klimatologi dan
dilakukan pemeriksaan lokasi Geofisika, Badan masyarakat
pengungsian, Nasional menginginkan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
lokasi pengungsian di sebelah utara Desa Poi di lokasi yang berbatasan dengan Desa
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Benggala. Lokasi ini bila ditampalkan dengan zona landaan hasil pemodelan berada
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
di luar zona tersebut. Lokasi ini relatif aman untuk evakuasi dan pengungsian bila
Kajian Gempa Lombok 2018.
dilakukan sebelum bahan rombakan bergerak atau sebelum hujan turun. Karena bila
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
saat aliran
dapat memberikan bahan yang
manfaat rombakan terjadi melewati
sebesar-besarnya dalam alur sungai yang
menghadapi langkah membelah Desa Poi
pemulihanjustru akan
terhadap berbahaya
dampak bencana.bagi
Ataswarga yangdan
perhatian tinggal
kerjadi
samawilayah
semuaselatan
pihak apabila evakuasi
ke utara karena
diucapkan terima kasih. harus melewati sungai landaan aliran bahan rombakan. Oleh karena
itu sebaiknya titik kumpul atau evakuasi dibuat di dua titik yaitu utara dan selatan.
Sehingga bagi warga yang tinggal di selatan dari zona aliran bahan rombakan dapat
6
i 83
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

mengevakuasi diri ke selatan menuju Desa Pulu yang berlokasi lebih tinggi dan jauh
dari alur atau mulut lembah.

Lampiran Gambar
Gambar 8.7 Hasil Pemodelan Aliran Bahan Rombakan di Desa Poi

Gambar 8.8 Peta rekomendasi jalur evakuasi potensi aliran bahan rombakan di Desa Poi
6

84
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

8.7 KesimpulanKATA PENGANTAR


dan Rekomendasi

 Berdasarkan hasil pemodelan untuk potensi aliran bahan rombakan di Desa Poi
Gempa Lombok, Bali
menggunakan dan Sumbawa
RAMMS dapat ditarikterjadi pada hari
beberapa Minggu, tanggal
kesimpulan sebagai29berikut:
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS• dan 116,5 BT,
Variasi µ atau tepatnya berlokasi
(dry-Coulomb di darat pada
typefriction) padajarak 47 km
pemodelan menunjukkan
arah timur laut Kotaperbedaan
Mataram, yang Provinsi Nusasignifikan.
sangat Tenggara Barat
RAMMS padasangat
kedalaman 24 pada perubahan
sensitive
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
nilai µ (dry-Coulomb typefriction) dibandingkan dengan nilai ξ (viscous-
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
turbulent friction).
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
• Model yang diterapkan untuk evaluasi menggunakan nilai ξ = 600 m/s2 dan µ
rusak ringan hingga runtuh.
= 0,1 dengan hasil pemodelan menunjukkan luas area landaan 380066.1 m2.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
• Hasilbencana
untuk menanggulangi evaluasiyangpemodelan
menyangkut menunjukkan
pengkajianbahwa
secaraaliran
cepatakan
dan membentuk kipas
alluvial yang melanda sebagian besar Desa
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan Poi, oleh karena itu lokasi titik
kumpul/
status keadaan darurat evakuasi
bencana; mutlak diperlukan.
penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
• Lokasi titik kumpul
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan sementara terhadap
yang direkomendasikan
kelompok rentan; Kepala Desa Poi
terletak didan
dan pemulihan prasarana luarsarana
zona landaan
vital denganhasilsegera.
pemodelan. Lokasi ini
Oleh karena itu,relatif aman untuk
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakuprombakan bergerak
evakuasi dan pengungsian bila dilakukan sebelum bahan
kajian sumber gempa atau(baik
sebelum
gempa hujan turun.
utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Saran dan
berserta sarana danprasarana,
rekomendasi danteknis:
lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami
• Segera luka-luka normalisasi
dilakukan maupun yang aliranmeninggalpada umumnya
alur yangakibattertutup material
tertimpa reruntuhan bangunanuntuk
longsoran rumahmenghindari
dan gedung.terjadinya
Identifikasiakumulasi
kerusakan air yang dapat
bangunan menjadi terbendung
penting agar bila pada terjadi
bagiangempa ataspada masa yang
material akan datang,
longsoran dan memicu jebolnya
korban dan kerusakan infrastruktur
tumpukan materialdapat diminimalisasi
longsoran dengan membangun
secara tiba-tiba.
bangunan yang tahan gempa.aktivitas agar dilakukan dengan selalu memperhatikan keselamatan
• Seluruh
Survei lapangan
jiwa dan ini telahcuaca.
kondisi melibatkan
Jika turun berbagai tenagaaktivitas
hujan seluruh ahli dariagar dihentikan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi
• Dilakukan patroli mandiri selama 24 jam yang melibatkan warga dan aparat dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
pemerintah Ristek untuk
setempat dan Pendidikan
mengamati Tinggi, Kementerianmaterial longsoran
perkembangan
Perhubungan,Badandan Meteorologi Klimatologi
retakan yang terbentuk. dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan• Bencana,Lembaga
Dilakukan koordinasi Ilmu Pengetahuan Indonesia,yang
dengan instansi Badanberwenang
Informasi (BMKG) dalam
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
memprediksi cuaca ke depan di sekitar lokasi penumpukan material
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
longsoran.
Kajian Gempa Lombok 2018.
• Agar dibuatkan lokasi pengungsian dan titik kumpul yang menjauh dari
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
potensi aliran bahan rombakan khususnya ke arah selatan (Menuju Desa
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadapPulu).
dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 85
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

86
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa
BAGIAN utamaIVmaupun
DAMPAK gempa susulan).
PADA Selain itu,
STRUKTUR
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
DAN INFRASTRUKTUR
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 87
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

88
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
9. SURVEI DAERAH TERDAMPAK DAN PEMERIKSAAN

 KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG PASKA GEMPA BUMI PALU
28 SEPTEMBER
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29 2018
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Mohamad Nusa TenggaraRidwanBarat1, pada
Yoga kedalaman
Megantara24 1
, Muhammad Rusli1
km. Gempa ini telah mengakibatkan Puslitbang 1
korban jiwa yang tidakdan
Perumahan sedikit. Terdapat KementerianPUPR
Permukiman,
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
9.1 Pendahuluan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
terjadi beberapa kali gempa pada tanggal 28 September 2018 yang menggoyang
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
kota palu dan sekitarnya, pada pukul 17.02 WIB dengan kekuatan M 7,4 dengan
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
kedalaman 10 kilometer pada koordinat 0.18 LS dan 119.85 BT. Gempabumi yang
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
tersebut selain menimbulkan goyangan tanah yang cukup besar, diikuti juga oleh
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
beberapa
kajian dampak bahaya
kerusakan ikutan
yang yaitu: tsunami,
ditimbulkan oleh gempalikuifaksi, surface
terhadap rupture dan longsoran yang
infrastruktur
mengakibatkan
berserta sarana dampak
dan prasarana, dan yang cukup besar
lingkungannya juga terhadap kerusakan
penting dilakukan. bangunan dan korban
Survei
jiwa. Selanjutnya terjadi banyak rabmaG naripmaL
sekali gempa-gempa
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, susulan dengan kekuatan yang
dan akurat.masih
Korbancukup besar dimana
mengalami luka-lukaepisenter gempa
maupun yang seperti umumnya
meninggal terlihat pada gambar 1a.
akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan Pada
menjaditanggal
penting9 agar
Oktober 2018gempa
bila terjadi tim Pusgen
pada masa danyang Timakan
Puslitbang
datang, Perumahan Dan
Permukiman (Puskim), Kementerian PUPR telah
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun mengirim tim kelapangan yang terdiri
bangunan dari bebagai
yang tahan bidang keahlian antara lain: geologi, geoteknik, geodesi dan struktur
gempa.
untuk melakukan
Survei lapangan ini observasi paska gempa
telah melibatkan dengan tenaga
berbagai mengumpulkan
ahli daridata-data lapangan
Kementerian Pekerjaan
untuk lebih Umum
memahamidan Perumahan
fenomenaRakyat, Kementerian
yang terjadi Energi dan strategi mitigasi
dan menentukan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
kedepannya. Ristek dan
Salah satu rencana yang Pendidikan
akan dilakukanTinggi, pemerintah
Kementerian adalah melakukan
Perhubungan,Badan
relokasi dari Meteorologi
daerah-daerah Klimatologi dan Geofisika,
yang terkena Badan Nasional
dampak likuifaksi sehingga diperlukan hasil
Penanggulangan
kajian Bencana,Lembaga
para pakar untukIlmu areaPengetahuan
lokasi baru Indonesia, Badan Informasi
yang benar-benar aman dan tidak memiliki
Geospasial,potensi
Institutbencana
Teknologiserupa.
Bandung,Selaindan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
itu juga untuk rekonstruksi bangunan-bangunan
swasta. Kajian
yangawal terhadap kerusakan,
mengalami hasil survei tersebut disampaikan
Tim Puskim melakukan padapemeriksaan
buku Laporankerusakan struktur
Kajian Gempa
dan Lombok 2018. kategorisasi tingkat kerusakan untuk kebutuhan rekonstruksi dan
menentukan
Semoga segala
penentuan metode upaya perbaikan.
tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 89
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 9.1 (kiri) Peta gempa bumi susulan sampai tanggal 13 Oktober 2018 (BMKG, 2018), dan (kanan)
adalah area survei daerah terdampak dan pemeriksaan kerusakan bangunan akibat gempa bumi
Palu-Donggala 28 September 2018

Pada tulisan ini disampaikan hasil survei lapangan yang telah dilakukan pada tanggal
10 – 11 Oktober 2018 pada daerah-daerah yang terkena dampak baik akibat gempa
utama maupun akibat bahaya ikutan yang terjadi di kota Palu dan sekitarnya,
serta dilanjutkan pada hari berikutnya oleh tim Puskim, Kementerian PUPR untuk
pemeriksaan kerusakan bangunan akibat goyangan gempa Palu-Donggala. Survei
Lampiran Gambar
daerah terdampak dilakukan secara cepat dengan mengunjungi lokasi-lokasi yang
dilaporkan mengalami banyak kerusakan, sedangkan pemeriksaan kerusakan
bangunan dilakukan lebih rinci pada setiap invidu bangunan yang rusak akibat
goyangan gempa.

9.2 Metode Survei

Pemeriksaan pada area terdampak meliputi observasi kerusakan lingkungan dan


pemeriksaan kerusakan bangunan yang dilakukan pada saat kondisi tanggap
darurat (emergency response). Pengamatan dilakukan pada daerah-daerah yang
diinformasikan terkena bahaya utama yaitu akibat goyangan gempa, dan juga
akibat bahaya ikutan seperti: likuifaksi, gerakan tanah (landslide), surface rupture,
dan tsunami. Survei ini dilakukan secara visual yang mencakup area kota Palu dan
sekitarnya.

Pemeriksaan dilakukan pada bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan akibat


bahaya utama yaitu akibat goyangan di daerah yang tidak terkena bahaya ikutan.
Kategori tingkat kerusakan ditentukan berdasarkan hasil analisis data kerusakan setiap
komponen struktur dan arsitektural, serta cakupan pengaruhnya pada bangunan
secara keseluruhan. Penentuan kategori tingkat kerusakan tergantung sistem struktur
6

90
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

dari bangunan yang KATA PENGANTAR


diperiksa, dimana klasifikasi sistem struktur mengacu pada Tabel
 9 SNI 1726:2012 (BSN, 2012). Kategori kerusakan untuk struktur rangka beton pemikul
 momen mengacu pada Pedoman Pemeriksaan Awal Kerusakan Bangunan Beton
Gempa Lombok,
Bertulang Bali Gempa
Akibat dan Sumbawa
(Puskim, terjadi
2003),pada hari Minggu,
sedangkan untuk tanggal 29 dinding penumpu
struktur
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
pasangan bata mengacu pada kategori kerusakan sesuai Pedoman Teknis Rumah dan pada
koordinat Bangunan
8,4 LS dan 116,5
Gedung BT,Tahan
atau tepatnya
Gempa (DPU, berlokasi di darat pada jarak 47 km
2006).
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telahkerusakan
Klasifikasi mengakibatkanumumnyakorbanterdiri
jiwa yang
dari tidak sedikit.
4 tingkat, Terdapat
yaitu: rusak ringan, sedang,
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
berat, dan rusak total/ runtuh, seperti yang tercantum dalam Pedoman Pemeriksaan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Awal Kerusakan Bangunan Beton Bertulang Akibat Gempa maupun Pedoman Teknis
rusak ringan hingga runtuh.
Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa. Terkait kebutuhan data kerusakan
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
bangunan sebagai acuan dalam penentuan strategi penanggulangan bencana oleh
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), maka klasifikasi tingkat kerusakan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
menyesuaikan
status keadaan denganpenyelamatan
darurat bencana; Peraturan Kepala BNPBmasyarakat
dan evakuasi No. 15 tahun terkena 2011 (BNPB, 2011)
dimana dikenal
bencana; pemenuhan 3 tingkat
kebutuhan kerusakan,
dasar; pelindunganyaitu:terhadap
Rusak ringan,
kelompok sedang,
rentan;dan berat, sehingga
tingkat kerusakan berat dan runtuh diklasifikasikan
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu, sebagai rusak berat.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Pemeriksaan
kajian sumber kerusakan
gempa (baik gempa bangunan
utama maupun dilakukan
gempa secara menyeluruh
susulan). Selain itu,meliputi komponen
struktur
kajian dampak (kolom,yang
kerusakan balok, dinding geser,
ditimbulkan sambungan,
oleh gempa terhadap daninfrastruktur
rangka atap) dan komponen
arsitektur yang dilakukan pada bagian dalam
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. dan luar bangunan.
Survei Selain itu juga
dilakukanuntuk
lapangan dilakukan pengamatan
mendapatkan kondisi rabmaG naripmaL
tanah
data dan setempat
informasi dan pondasi
yang cepat, lengkap, bangunan. Untuk
mengetahui distribusi tingkat kerusakan bangunan
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat akibat gempa, maka seluruh lokasi
tertimpa bangunan
reruntuhan dilengkapi
bangunan catatan
rumah koordinat
dan gedung. Identifikasi
dan diplot pada petakerusakan
dasar. Hasil penentuan
bangunan tingkat
menjadikerusakan
penting agar bila terjadi
bangunan dapatgempa pada masa
digunakan yang
untuk akan datang,
memberikan rekomendasi tindak
korban dan kerusakan
lanjut infrastruktur
untuk setiap individudapat
bangunandiminimalisasi dengan membangun
dan menentukan metode perbaikan. Gambaran
bangunan distribusi
yang tahantingkat
gempa.kerusakan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi efek site lokal
Survei
terhadap lapangan
kegagalanini struktur.
telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
9.3 Temuan Lapangan
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
9.3.1 Observasi
Penanggulangan Area Kerusakan
Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Observasi
swasta. Kajian area kerusakan
awal terhadap selama disampaikan
hasil survei tersebut 2 hari dilakukan
pada buku pada daerah-daerah yang
Laporan
diinformasikan
Kajian Gempa Lombok 2018.terkena dampak gempa baik akibat goyangan maupun akibat
bahaya ikutan.
Semoga segala upaya Pengamatan
tim pelaksanasurface
survei danrupture dillakukan
tim penyusun laporanbersama-sama
ini dengan
seluruh anggota
dapat memberikan manfaat tim
yangpada beberapa lokasi
sebesar-besarnya dalamyaitu: daerah Petobo
menghadapi langkah sampai ke daerah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak surface rupture
pantai dimana berada lokasi jembatan kuning. Hasil pengamatan
diucapkan ditemukan
terima kasih.indikasi pergeseran tanah, jalan dan bangunan pada beberapa lokasi
seperti diperlihatkan pada Gambar 9.2. Pengamatan selanjutnya dilakukan di daerah
Petobo dimana terjadi fenomena likuifaksi yang menyebabkan terjadinya kerusakan
pada bangunan6 dan korban jiwa akibat tertimbun tanah. Berdasarkan pengamatan di
i 91
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

lapangan terlihat arah aliran lumpur berasal dari bagian timur mengalir ke arah barat.
Indikasi bekas-bekas terjadinya likuifaksi terlihat berupa tumpukan tanah yang sudah
membeku dan teralirkan membentuk gundukan tanah bercampur dengan material
lainnya (Gambar 9.3). Material tanah/batuan penyusun daerah ini termasuk satuan
alluvium dan endapan pantai yang terdiri dari kerikil, pasir, lumpur, dan batugamping
koral (Sukamto, 1973). Selain itu dengan muka air tanah yang cukup dangkal yaitu
<12 m (Widyaningrum, 2012) sehingga sangat rentan apabila ada pemicu goyangan
gempa.

Gambar 9.2 (a) dan (b) Indikasi sesar Palukoro berupa offset pada permukaan tanah di daerah Donggala
Kodi pada koordinat 0.89673 LS dan 119.8453 BT dengan arah strike N175oE yang terjadi pergeseran
lateral sepanjang 4.8 m. (c) Indikasi pergeseran sesar yang ditemukan di Jl. Lasoso berupa kelurusan
Lampiran Gambar
hancuran pada tanah permukaan dengan arah strike N165oE dengan jenis pergeseran lateral dan vertikal

Gambar 9.3 Indikasi telah terjadinya fenomena likuifaksi di daerah Petobo yang berupa gundukan tanah
berpasir yang telah membeku dan memadat dimana sebelumnya terlihat telah mengalami pencairan
akibat goyangan gempa Palu. Pada daerah ini terjadi flow likuifaksi dimana material yang mencair
mengalami transportasi mengikuti bidang miring yang telah menyebabkan bangunan yang berada diat
snya tergusur dan terkubur termasuk penghuninya

Berikutnya dilakukan pengamatan daerah terdampak dari kejadian gempa pada


beberapa lokasi antara lain di Balaroa pada lokasi 0.068 LS dan 119.845 BT dimana
daerah ini merupakan salah satu yang terkena dampak cukup berat. Berdasarkan
pengamatan di lapangan, kerusakan daerah ini disebabkan oleh terjadinya longsoran/
gerakan tanah seperti terlihat pada Gambar 9.4. Pada beberapa lokasi juga terlihat
indikasi terjadinya likuifaksi berupa gundukan tanah yang telah membeku. Material
6

92
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
tanah/ batuan penyusun daerah ini termasuk satuan alluvium dan endapan pantai
 yang terdiri dari kerikil, pasir, lumpur, dan batugamping koral (Sukamto, 1973),
 sedangkan kondisi muka air tanahnya di daerah ini juga cukup dangkal yaitu <12 m
Gempa Lombok, Bali2012).
(Widyaningrum, dan Sumbawa
Di wilayahterjadi padajuga
Balaroa hari banyak
Minggu, ditemukan
tanggal 29 pergeseran tanah
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut
akibat sesar di daratan/surface rupture seperti salah satu yang terletak padaterlihat cukup jelas
koordinat adalah
8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat
pada koordinat 0.900 LS dan 119.846 BT di depan masjid pada jarak 47 km Al-Ikhlas (Gambar
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
9.5). Pada lokasi ini jalan bergeser pada garis sesar hampir 5m pada arah strike
km. Gempa ini otelah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
N277 E dimana bangunan-bangunan yang berada pada jalur ini mengalami kerusakan
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
yang cukup berat.
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Gambar 9.4 Memperlihatkan longsoran pada badan jalan di daerah Balaroa yang mengakibatkan jalan
kajian dampakterputus
kerusakan yangpada
dan tanah ditimbulkan oleh gempa
area permukiman di daerahterhadap
ini bergeser infrastruktur
puluhan meter mengakibatkan
berserta sarana dan prasarana,
kehancuran dan lingkungannya
pada bangunan rumah yang beradajugadiatasnya.
pentingGambar
dilakukan. kananSurvei
memperlihatkan material
penyusun untuk
lapangan dilakukan daerah mendapatkan
ini terdiri dari batupasirrabmaG naripmaL
data danhalus- kasar lepas-lepas,
informasi yang cepat, fragmen batuan bongkahan material
lengkap,
volkanik, yang sangat rapuh sehingga sangat rentan terhadap goncangan
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut
GambarTeknologi
9.5 IndikasiBandung, dan berupa
sesar Palukoro unsur offset
asosiasi/
padapraktisi/
permukaan perusahaan
tanah di daerah Balaroa pada
swasta. Kajian awal0.90025
koordinat terhadap hasil119.84628
LS dan survei tersebut disampaikan
BT dengan pada
arah strike N177 o
E buku Laporan
yang terjadi berupa pergeseran lateral
dan menghancurkan
Kajian Gempa Lombok 2018. bangunan-bangunan yang dilaluinya seperti yang terdekat adalah bangunan masjid
Al-Ikhlas dan bangunan rumah tinggal
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini disekitarnya
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihanObjek/ lokasi
terhadap pengamatan
dampak bencana. lainnya yang sempat
Atas perhatian dan kerja dikunjungi
sama semua adalah
pihaklongsoran di daerah
diucapkan Jono
terimaOge kabupaten Sigi dimana terlihat jalan terputus (gambar 5) dan bergerak
kasih.
sejauh ratusan meter. Daerah disekitar ujung jalan telah tergantikan oleh material
lain yang berasal dari tempat lain yang tertransportasi ke wilayah ini. Material
6
i 93
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

tanah/batuan penyusun daerah ini merupakan bagian dari satuan batuan Molassa
Celebes Sarasin yang terdiri dari: konglomerat, batupasir, batu lumpur, batugamping
koral dan napal (Sukamto, 1973). Lokasi gerakan tanah lainnya ditemukan di desa
Sibalaya berupa aliran tanah pada area yang cukup luas dan lapisan tanah permukaan
berpindah sampai ratusan meter. Di hulu dari pusat longsoran terdapat terowongan
air sehingga kemungkinan besar aliran air yang melimpah merupahan salah satu
pemicu terjadinya gerakan tanah. Batuan penyusun wilayah ini terdiri dari batu pasir
lepas-lepas, yang belum terkompaksi, bersifat rapuh (Gambar 9.6), sehingga sangat
rentan terhadap goyangan gempa atau tekanan aliran air. Ketebalan lapisan tanah
yang tertransportasi kurang lebih 2 – 6 m seperti terlihat pada Gambar 9.7.

Gambar 9.6 Longsoran yang memutus jalur jalan Poros Palu–Palolo, daerah Sigi tepatnya pada koordinat

Lampiran Gambar
0.982 LS dan 119.918 BT yang telah memutus badan jalan utama dan bergeser sejauh ratusan meter.
Terlihat foto diatas jalan terputus dan tergantikan oleh material lain tertransportasi dari daerah lain
tetapi masih dalam keadaan utuh

Gambar 9.7 Gerakan tanah yang terjadi didaerah desa Sibalaya berupa pergeseran lapisan tanah setebal
2 – 5 m sejauh lk. 500 m yang telah menghancurkan bangunan-bangunan yang berada diatasnya.
Pada bagian hulu terdapat pintu air dimana saat terjadi limpahan air akan mendorong material yang
berupaapisan batupasir halus – kasar, lepas-lepas, dan sangat rapuh sehingga rentan terhadap beban

9.3.2 Pemeriksaan Kerusakan Bangunan

Pemeriksaan kerusakan bangunan dilakukan pada bangunan-bangunan yang menjadi


prioritas antara lain: bangunan pemerintah, sekolah, rumah sakit, bangunan publik,
dll. Pada tulisan ini dilaporkan hasil pemeriksaan bangunan yang dilakukan oleh
tim 1 Puslitbang Permukiman dengan area observasi di kota Palu pada lokasi-lokasi
6

94
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

yang murni akibat KATA PENGANTAR


goyangan gempa yaitu di daerah yang tidak terkena bahaya
 ikutan seperti tsunami, likuifaksi, longsoran dan surface rupture. Berdasarkan hasil
 pengamatan terlihat dilapangan dampak goyangan gempa cukup luas menyebar
Gempa
di hampirLombok, Bali dan
seluruh kotaSumbawa terjadi pada
Palu dimana banyak hariditemukan
Minggu, tanggal 29
bangunan-bangunan yang
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut
mengalami kerusakan dengan kategori tingkat kerusakan yang sangat beragam.terletak pada
koordinat Untuk
8,4 LS dan 116,5 BT, atau
mengetahui jenistepatnya berlokasi
dan kategori di darat
tingkat pada jarak
kerusakan 47 kmindividu bangunan,
setiap
arah timurmaka
laut Kota Mataram,
dilakukan Provinsi Nusasecara
pemeriksaan Tenggara Baratdetil
lebih pada pada
kedalaman 24
bangunan-bagunan yang
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit.
menjadi prioritas yang dilakukan secara visual mencakup seluruh aspek struktur,Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
arsitektur, dan utility gedung. Beberapa hasil pemeriksaan diperlihatkan antara lain
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
pada Gambar 9.8 yaitu pada bangunan gedung Universitas Terbuka UPBJJ-UT Palu.
rusak ringan hingga runtuh.
Bangunan ini terdiri dari 2 lantai dengan menggunakan struktur atas rangka beton
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
dengan dinding pengisi pasangan bata, struktur atap berupa rangka baja dengan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
penutup
tepat terhadap atap
lokasi, spandek.
kerusakan, danBangunan
sumber daya. ini termasuk
Diperlukan kategori rusak berat dan untuk
juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena dibangun kembali
penggunaan kembali direkomendasikan untuk dirobohkan untuk
bangunan baru.
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Gambar 9.8
bangunan menjadi Bangunan
penting agargedung Universitas
bila terjadi gempa Terbuka
padaUPBJJ-UT PALU yang
masa yang akanberalamat
datang, di Jl. Pendidikan Palu
tepatnya pada koordinat: 0.837 LS; 119.886 BT yang mengalami rusak berat. Bangunan utama roboh
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
terindikasi efek soft story dan lantai 1 mengalami kegagalan (Puskim, 2018)
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
KementerianModel kerusakan
Pekerjaan Umum yang
danterjadi menunjukkan
Perumahan Rakyat, indikasi efek Energi
Kementerian soft story,
dan hal ini seharusnya
dapat dihindari jika perancangan yang dilakukan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian mengikuti ketentuan dalam SNI
1726:2012 Meteorologi
Perhubungan,Badan untuk pemeriksaan indikasi
Klimatologi danketidakberaturan
Geofisika, Badanvertikal (BSN, 2012), maupun
Nasional
SNI 2847:2013 untuk detailing komponen struktur
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi rangka momen khusus (BSN, 2013).
Geospasial,Pada Gambar
Institut 9.9 diperlihatkan
Teknologi Bandung, dansalah unsursatu contoh
asosiasi/ bangunan
praktisi/ yang termasuk kategori
perusahaan
rusak
swasta. Kajian sedang
awal yaituhasil
terhadap bangunan gedungdisampaikan
survei tersebut Laboratorium padaBalai
bukuPelaksanaan
Laporan Jalan Nasional
XIV Lombok
Kajian Gempa PALU Kementerian
2018. PUPR. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai dimana untuk tipe
Semoga
struktursegala upaya kantor
bangunan tim pelaksana
adalahsurvei
strukturdanatas
tim penyusun laporan
rangka beton ini dinding pengisi
dengan
dapat memberikan
pasanganmanfaatbata, 2yang sebesar-besarnya
lantai, penutup atapdalam menghadapi
spandek, langkah
sedangkan bangunan workshop
pemulihanberupa
terhadaprangka
dampak bencana.
beton dan Atas
satuperhatian dan kerja sama
lantai tersambung semuabangunan
dengan pihak kantor. Untuk
diucapkan penggunaan
terima kasih. kembali bangunan gedung ini direkomendasikan untuk dilakukan
perbaikan struktural maupun arsitektural.

6
i 95
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 9.9 Bangunan gedung Laboratorium Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV PALU Kementerian
PUPR yang beralamat di Jl. Otista tepatnya pada koordinat:0.823LS; 119.887BT yang mengalami rusak
sedang. Jenis kerusakan ditemukan pada dinding retak diagonal pada sudut bukaan jendela, retak vertikal
pada batas dengan kolom, retak horizontal di bawah balok, retak horizontal pada batas dengan lantai.
Salah satu balok workshop retak pada ¼ bentang, kolom retak pada puncak di bawah balok pelat kanopi
(Puskim, 2018)

Contoh bangunan rusak ringan diperlihatkan pada Gambar 9.10 yaitu bangunan
gedung SMP N 6 Palu. Bangunan ini terdiri dari 1 lantai dengan menggunakan struktur
atas menggunakan dinding pasasangan bata terkekang, struktur atap berupa rangka
kuda-kuda kayu dengan penutup seng. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari seluruh
komponen struktural dan arsitektural bangunan ini dikategorikan rusak ringan dan
dapat dilakukan perbaikan pada bagian komponen yang rusak.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada seluruh bangunan gedung yang telah dilakukan,
Lampiran Gambar
terdapat berbagai kategori tingkat kerusakan yaitu: rusak ringan, rusak sedang dan
rusak berat, Gambar 9.11 memperlihatkan lokasi penyebaran tingkat kerusakan
bangunan gedung akibat goyangan gempa dimana mayoritas berlokasi di bagian
selatan dan timur kota Palu. Dengan gambaran seperti ini sangat sulit membahas
pengaruh site lokal terhadap kerusakan bangunan dikarenakan belum seluruh data
kerusakan tergambarkan, tetapi kemungkinan besar kerusakan lebih disebabkan oleh
kondisi struktur.

Gambar 9.10 Bangunan gedung SMP N 6 Palu yang beralamat di Jl. Dewi Sartika No.81, Palu tepatnya
pada koordinat: 0.823LS; 119.887BT yangmengalami kerusakana ringan.Jenis kerusakan berupa salah
satu ampig runtuh namun struktur gedung dan atap masih baik. Atap dan plafond runtuh tertimpa
runtuhan ampig kelas sebelahnya, dan beberapa plafond lepas (Puskim, 2018)

96
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Gambar 9.11 Peta penyebaran tingkat kerusakan bangunan gedung akibat goyangan gempa bumi Palu –
kajian dampak kerusakan
Donggala yang ditimbulkan
hasil pemeriksaan oleh
Tim-1 Puskim gempa
2018. Simbolterhadap infrastruktur
lingkaran adalah lokasi bangunan gedung baik
berserta sarana dan
gedung prasarana,
pemerintah dan lingkungannya
maupun publik yang sudahjuga penting
teramati dilakukan.
dimana Survei
warna merah adalah bangunan rusak
berat, warna
lapangan dilakukan untukhijau rusak sedang, data
mendapatkan rabmaG naripmaL
dan warna kuning rusak
dan informasi ringan.
yang Sumber
cepat, peta dasar: Peta Rupa Bumi
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka
Indonesia (RBI) maupun yang (Badan
skala 1: 50.000 meninggal umumnya
Informasi akibat
Geospasial, 2018)
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan 9.4kerusakan
Kesimpulan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan
Berdasarkan hasilini telahlapangan
survei melibatkan berbagai tenaga
dan pemeriksaan secaraahli dari
visual pada daerah-daerah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian
yang mengalami kerusakan sebagai dampak dari gempa bumi palu – Donggala 28 Energi dan
Sumber Daya Mineral,2018
September Kementerian
maka secara Ristek dan Pendidikan
umum kesimpulannya Tinggi, Kementerian
adalah sebagai berikut:
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan1. Bencana,Lembaga
Kerusakan yangIlmu Pengetahuan
terjadi pada daerah Indonesia,
terdampakBadan akibat
Informasigempa bumi Palu –
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Donggala disebabkan oleh berbagai jenis bencana yaitu: goyangan tanah,
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
tsunami, surface rupture, likuifaksi, dan longsoran/ gerakan tanah sehingga
Kajian Gempa Lombok 2018.
menimbulkan tingkat kerusakan yang sangat beragam. Hal ini menunjukkan
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
kota Palu dan sekitarnya merupakan salah satu daerah yang mengalami jenis
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap bencana
dampakyang sangat
bencana. lengkap
Atas akibat
perhatian dangempa
kerja samabumisemua
tersebut.
pihak
diucapkan terima kasih.
2. Kondisi geologi daerah kota Palu yang dilalui jalur sesar aktif Palukoro,
ditambah dengan susunan batuan yang didominasi oleh satuan batuan
alluvium yang sebagian besar merupakan batu pasir lepas dan kerikil,
6
i 97
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


bentuk morfologi pantai berupa teluk yang sempit, dsb. merupakan daerah
yang sangat rawan terhadap gempa dan bahaya ikutan lainnya, sehingga
kedepannya harus mulai diperhitungkan dalam pembangunan dengan
menerapkan peraturan secara ketat berdasarkan rencana tata ruang yang
berbasis bencana dan penerapan SNI gempa sudah menjadi keharusan.

Lampiran Gambar

98
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR

10. LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN GEMPA PALU
 ASPEK STRUKTUR BANGUNAN
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebutIswandi terletakImran
pada ,Yoga Megantara
1 2

koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di daratInstitut Teknologi
47 kmBandung, PUSKIM
1 2
pada jarak
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan
10.1 Kondisikerusakan
Umum infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah
Struktur gempa tersebut
bangunan engineeredterjadi,
di diperlukan
Kota Palu aksi tanggap
banyak yangdarurat
mengalami kerusakan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara
parah (hingga runtuh) akibat gempa dengan kekuatan 7,4 moment cepat dan magnitude pada
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
tanggal 28 September 2018. Sumber gempa berada pada segmen sesar Palu Koro.
status keadaan darurat bencana;
Berdasarkan informasipenyelamatan
BMKG, lokasi dansumber
evakuasigempa
masyarakat terkena
berjarak kurang lebih 78 km
bencana; pemenuhan
sebelah utara Kota Palu (Gambar 10.1). Namun Kota Palu rentan;
kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok dilintasi sesar Palu Koro
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
tersebut dan banyak struktur bangunan yang berada dalam radius 2 km dari lokasi
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
sesar tersebut yang mengalami kerusakan parah hingga runtuh. Berdasarkan USGS,
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
PGA di Kota Palu akibat gempa Donggala tersebut mencapai 100% g (Gambar 10.2).
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 10.1 Jarak Lokasi Sumber Gempa Ke Kota Palu


6
i 99
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 10.2 Shake Map Gempa Palu-Donggala

10.2 Kinerja Bangunan-bangunan Engineered di Kota Palu

Berdasarkan hasil kunjungan lapangan pasca gempa, berikut disampaikan kondisi


beberapa struktur bangunan engineered di Kota Palu.Gambar 10.3 memperlihatkan
kondisi bangunan RSUD di Palu pasca gempa. Bangunan RSUD tersebut awalnya
terdiri atas dua masa bangunan yang dipisah oleh dilatasi dengan celah hanya sekitar
2 cm. Akibat gempa Palu, salah satu massa bangunan roboh (Gambar 10.3). Celah
Lampiran Gambar
dilatasi yang terlalu sempit kemungkinan menjadi salah satu penyebab runtuhnya
salah satu bangunan RSUD tersebut. Bangunan yang tersisa juga dalam kondisi miring
dan beberapa elemen strukturnya mengalami kerusakan yang parah.

Gambar 10.3 Tampak Depan Bangunan RSUD Pasca Gempa

Permasalahan yang dipicu oleh tidak memadainya celah dilatasi antara dua bangunan
yang bersebelahan juga diamati pada beberapa bangunan lainnya (Gambar 10.4).
Celah dilatasi yang tidak memadai menyebabkan kedua bangunan mengalami
benturan (pounding). 6

100
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadapGambar
lokasi, 10.4
kerusakan,
Rusaknyadan
Kolomsumber daya.Benturan
Dasar akibat Diperlukan
antarajuga
Dua penentuan
Bangunan yang Bersebelahan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
Bentuk keruntuhan
bencana; pemenuhan kebutuhanyangdasar;banyak diamatiterhadap
pelindungan pada bangunan engineered di Kota Palu
kelompok rentan;
adalah prasarana
dan pemulihan keruntuhan danyang dipicu
sarana vitaloleh
dengansoft segera.
storey Oleh
mechanism
karena (Gambar
itu, 10.5). Pada
diperlukankeruntuhan
kajian dampak bencana
jenis gempa melalui
ini, kolom-kolom di survei
suatu lapangan yang mencakup
tingkat (misal di lantai dasar) mengalami
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kegagalan.
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian(a)Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian (b)
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
(c) (d)

6 Gambar 10.5 Keruntuhan akibat Soft Storey Mechanism

i 101
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Mekanisme soft storey pada bangunan-bangunan yang terlihat pada Gambar 10.5 di
atas umumnya terjadi di lantai dasar. Hal ini salah satunya dipicu oleh kecendrungan
lebih kakunya tingkat-tingkat yang berada diatas lantai dasar bangunan tersebut
sehingga menyebabkan deformasi lateral lebih terpusat di lantai dasar. Tidak
seragamnya respon tanah di bawah bangunan (baik akibat pengaruh near fault
ataupun adanya liquifaksi) juga dapat menjadi penyebab runtuhnya kolom-kolom
lantai dasar bangunan tersebut, sehingga memicu keruntuhan bangunan.

Contoh-contoh lainnya terkait kinerja bangunan-bangunan engineered di Kota Palu


dapat dilihat pada Gambar 10.6a dan 10.6b.

Lampiran Gambar

(a) (b)
Gambar 10.6 Bentuk-bentuk Kerusakan Tipikal pada Bangunan Engineered

Gambar 10.6a memperlihatkan kerusakan bangunan yang dipicu oleh efek restraint
akibat penyatuan tangga pada struktur bangunan utama. Penyatuan tangga yang
kaku dan menimbulkan efek strut pada rangka utama bangunan dapat menyebabkan
peningkatan demand gaya akibat gempa pada area tangga dan sekitarnya. Pada
umumnya hal ini tidak diperhitungkan dalam perencanaan sehingga area tangga dan
elemen-elemen struktur disekitarnya cendrung mengalami kerusakan parah akibat
gempa.

102
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
Gambar 10.6b memperlihatkan kerusakan bangunan akibat mekanisme shortcolumn.
 Mekanisme shortcolumn biasanya dipicu oleh efek restraint yang ditimbulkan dinding
 pengisi yang tidak penuh yang menempel pada kolom tersebut. Pada gambar yang
Gempa
samaLombok, Bali dan
juga terlihat Sumbawa terjadi
pemasangan padapengekang
tulangan hari Minggu,yangtanggal
tidak29memadai sehingga
Juli 2018 pukul
berakibat pada pecahnya inti beton pada kolom tersebut saatpada
05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak bangunan mengalami
koordinat goncangan
8,4 LS dan 116,5 BT,
yang kuat.atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timurTidak
laut Kota Mataram,
semua bangunanProvinsi Nusa Tenggara
engineered di kotaBarat
Palu pada kedalaman 24
memperlihatkan kinerja yang kurang
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
baik akibat Gempa Palu. Bangunan Grand Mall Palu merupakan salah satu bangunan
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
yang memperlihatkan kinerja yang cukup baik dan hanya mengalami kerusakan minor
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
akibat gempa palu (Gambar 10.7). Berdasarkan informasi yang diterima dari konsultan
rusak ringan hingga runtuh.
perencana, struktur bangunan Grand Mall Palu telah didesain secara konsisten
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
dengan mengacu pada ketentuan SNI 1726-2012 (untuk penentuan gaya gempa
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
desain)
tepat terhadap dan SNI
lokasi, 2847-2013
kerusakan, dan (untuk
sumberketentuan detailing).
daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian PekerjaanGambar
Umum10.7 dan Perumahan
Salah Rakyat,
satu bangunan Kementerian
engineered Energi
yang memiliki danyang baik
kinerja
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga
10.3 Beberapa Ilmu Pengetahuan
Kemungkinan Penyebab Indonesia,
Kurang Badan
Baiknya Informasi
Kinerja Bangunan
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Engineered
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, beberapa konstruksi bangunan yang runtuh
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
di Kota manfaat
dapat memberikan Palu ternyata didesain dengan
yang sebesar-besarnya menggunakan
dalam ketentuan SNI 03-1726-
menghadapi langkah
pemulihan2002. Berdasarkan
terhadap peta gempa
dampak bencana. SNI 03-1726-2002,
Atas perhatian dan kerja sama nilai PGApihak
semua di batuan dasar kota
Palu adalah
diucapkan terima kasih. 0,2 g. Sedangkan dipermukan tanah, nilai nya 0,28 g (asumsi tanah
sedang). Nilai ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai aktual PGA dipermukaan
berdasarkan estimasi USGS (Gambar 10.2). Berlipat gandanya tingkat gaya gempa
yang sesungguhnya terjadi (dibandingkan gaya gempa desain) merupakan salah
6
i 103
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

satu penyebab yang memicu banyaknya bangunan yang runtuh akibat gempa
palu. Kenaikan demand gaya gempa tersebut salah satunya dipicu oleh pengaruh
nearfaults, diantaranya peningkatan goncangan tanah di sekitar lokasi sesar, pengaruh
directivity dan pengaruh directionality (pada arah tegak lurus sesar). Selain itu,
rasio komponen vertikal terhadap komponen horizontal biasanya meningkat untuk
goncangan periode pendek di sekitar sesar. Hal-hal ini belum diperhitungkan saat
penentuan peta bahaya gempa pada SNI 1726-2002.

Hal lain yang juga berkontribusi adalah tingkat detailing yang kurang memadai yang
diterapkan pada konstruksi-konstruksi bangunan di Palu. Hal ini salah satunya juga
dipicu oleh ketentuan SNI yang lama yang memang belum mewajibkan penerapan
ketentuan detailing khusus untuk bangunan-bangunan di Palu. Perlu dicatat bahwa
sejak berlakunya ketentuan SNI 1726-2012 dan SNI 2847-2013, seluruh bangunan
baru di Palu diwajibkan menerapkan ketentuan detailing khusus.

Dampak penerapan detailing yang tidak memadai tersebut terlihat pada beberapa
struktur bangunan yang dievaluasi pasca gempa palu. Beberapa bangunan terlihat
mengalami kegagalan berupa terbentuknya sendi plastis pada kolom, selain kolom
dasar (Gambar 10.8). Sementara dilokasi yang sama, elemen-elemen balok disekitar
kolom tersebut relatif masih baik kondisinya. Hal ini mengindikasi bahwa elemen
Lampiran Gambar
balok lebih kuat daripada elemen kolom yang merangka pada joint yang sama.
Padahal berdasarkan ketentuan SNI yang berlaku, elemen struktur kolomlah yang
seharusnya lebih kuat dibandingkan elemen-elemen baloknya.

Selain itu, pada elemen-elemen struktur yang tulangannya terbuka ditemukan


kondisi-kondisi berikut:

• Tulangan pengekang yang tidak memadai pemasangannya (menggunakan kait 90


derajat) (Gambar 10.8)
• Tulangan pengekang yang jumlahnya tidak memadai (spasi pemasangan terlalu
renggang serta tanpa pemasangan sengkang ikat silang) (Gambar 10.8)
• Tulangan sengkang yang tidak terpasang pada daerah join (Gambar 10.9)
• Pengangkuran tulangan sengkang melalui pengelasan (Gambar 10.10)

Hal-hal diatas ini mengindikasikan kurang memadainya kekangan yang diberikan


pada inti kolom. Sebagai akibat, inti beton kolom mengalami disintegritas (crushing)
akibat gempa. Selain itu beberapa tulangan longitudinal kolom juga mengalami tekuk
dan kolom tentunya mengalami pemendekan. Fakta-fakta ini mengindikasikan bahwa
pada elemen-elemen struktur bangunan tersebut telah terjadi kondisi tegangan
residual yang signifikan.
6

104
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
Gambar 10.8oleh
Kolomgempa terhadap
Pecah dan infrastruktur
Balok Masih Utuh
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 10.9 Kondisi Joint Balok Kolom

6
i 105
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Selain itu, ditemukan sambungan lewatan tulangan kolom yang ditempatkan di level
lantai (Gambar 10.10a dan b). Hal ini pada dasarnya tidak diijinkan pada bangunan di
daerah dengan resiko kegempaan yang tinggi, seperti halnya di Kota Palu.

(a) (b)
Gambar 10.10 Sambungan Tulangan Kolom di Level Lantai dan Pemasangan Sengkang dengan Las Titik
(tack weld)

Lampiran Gambar
10.4 Kesimpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil kajian lapangan, ditemukan kondisi bahwa persyaratan bangunan


tahan gempa yang telah diatur didalam SNI 1726-2012 dan SNI 2847-2013 belum
secara konsisten terpenuhi baik itu dari aspek perencanaan maupun aspek
pelaksanaan. Hal ini menyebabkan terjadinya kegagalan struktur bangunan akibat
gempa. Kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat menimbulkan kondisi tegangan
residual yang signifikan pada elemen-elemen struktur bangunan. Hal ini tentunya
harus menjadi pertimbangan saat akan memutuskan apakah bangunan-bangunan
yang rusak tersebut masih layak dipertahankan atau harus dibongkar.

Selain itu, dengan adanya peningkatan bahaya gempa di kota Palu berdasarkan SNI
1726-2012 dan RSNI 1726-2018, bangunan-bangunan existing yang masih bertahan
dan dulunya didesain dengan SNI 1726-2002 perlu dievaluasi ulang dan diperkuat.

106
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
BAGIANoleh
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan V DAMPAK TSUNAMI
gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 107
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

108
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
11. LAPORAN SURVEI TSUNAMI PALU

28 SEPTEMBER 2018

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Hamzah Latief, Karina Aprilia Sujatmiko, Ardian Mahiru Rizal
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
Institut Teknologi Bandung
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
11.1 Latar Belakang
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Kota Palu
Sesaat adalah
setelah gempaibutersebut
kota Provinsi
terjadi,Sulawesi
diperlukanTengah, memiliki
aksi tanggap tingkat aktivitas gempa
darurat
untuk menanggulangi
tektonik yang bencana
sangatyang menyangkut
tinggi, pengkajian
karena adanya sesarsecara cepat dan
Palu-Koro. Sesar ini memanjang
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
mulai dari Selat Makassar sampai pantai utara Teluk Bone dengan panjang patahan
status keadaan
sekitardarurat
250 km bencana;
(Gambarpenyelamatan
11.1). Sesardan Palu-Koro
evakuasi masyarakat
melintas dariterkenaTeluk Palu masuk ke
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok
wilayah daratan, memotong jantung kota,terus sampai ke Sungai Lariang di Lembah rentan;
dan pemulihan
Pipikoro, prasarana
Donggala dan(arah
sarana vital Palu).
selatan denganSesar
segera.ini Oleh karena pertemuan
merupakan itu, lempeng-
diperlukanlempeng
kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
tektonik Pasifik, Euro-Asia dan Indo-Australia. Sesar itu terus bergerak satu
kajian sumber
samagempalain dan (baik gempa sifat
memiliki utama maupun gempa
pergeseran susulan).
strike slip Selainsinistral
mendatar itu, (pergeseran ke
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa
arah kanan) dengan kecepatan geser sekitar 40 mm/tahun. terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Aktivitas sesar Palu-Koro ini menimbulkan gempa yang terjadi pada tanggal 28
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
September 2018, pukul 18:02:43 WITA atau10:02:43 (UTC) dengan koordinat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
episenter 0,178° LS 119,840°BT pada kedalaman 13,5 meter dengan durasi 20,48 detik
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
akibat pergerakan strike-slip sesar Palu-Koro. Kekuatan gempa ini memilki momen
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
magnitude sebesar Mw= 7,53 M=2,497e+20 N-m(USGS), dan memicu terjadinya
bangunan yang tahan gempa.
longsoran
Survei bawahini
lapangan lauttelah
yang melibatkan
menimbulkan tsunamitenaga
berbagai di TelukahliPalu.
dariDisamping tsunami
KementeriandanPekerjaan
longsoran bawah
Umum danlaut, gempa iniRakyat,
Perumahan juga memicu tejadinya
Kementerian liquifaksi.
Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Berdasarkan
Perhubungan,Badan Data terkahir
Meteorologi yang disampaikan
Klimatologi dan Geofisika, olehBadan
BNPBNasional
tentang jumlah korban,
yaitu sampai pukul 13:00, tanggal 10 Oktober
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi (https://www.bbc.com/indonesia/
Geospasial,indonesia-45795714),
Institut Teknologi Bandung, bahwadan kejadian ini menelan
unsur asosiasi/ korban
praktisi/ jiwa seluruhnya sekitar
perusahaan
2.045
swasta. Kajian awalorang.
terhadapKorban palingtersebut
hasil survei banyakdisampaikan
berada di pada Palu buku
yangLaporan
berjumlah 1.636 orang,
sementara
Kajian Gempa Lombokdi Donggala 171 orang dan Sigi 222 orang, Parigi 15 orang dan di Pasang
2018.
kayu seorang.
Semoga segala upayaSedangkan jumlahsurvei
tim pelaksana korban
dan hilang hinggalaporan
tim penyusun kini mencapai
ini 671 orang.
dapat memberikan
Korban luka manfaat yang sebesar-besarnya
berjumlah 10.679, dari angka dalam ini,menghadapi langkah mengalami luka
2.549 di antaranya
pemulihanberat
terhadap
dandampak
8.130 lukabencana. Atassementara
ringan. perhatian dan kerja lain
ratusan samadinyatakan
semua pihak hilang selain ribuan
diucapkan orang
terima yang
kasih.dicemaskan tewas tak teridentifikasi karena likuifaksi. Jumlah pengungsi
sejauh ini 82.775 orang, dan 8.731 di antaranya di luar Sulawesi Tengah. Gempa dan
tsunami yang terjadi di Palu, Donggala, juga Sigi menyebabkan 1.724 sekolah tak
berfungsi dengan6 normal. Beberapa di antaranya ambles terendam air dan lainnya
i 109
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

rusak sedang, selain itu, 22 guru teridentifikasi meninggal dunia dan 14 masih
dinyatakan hilang.

Gambar 11.1 Tatanan Tektonik dan Seismisitas Sesar Palu Koro (Natawidjaja, 2012)

Lampiran Gambar
11.2 Sejarah Gempa Tsunami Palu

Sejarah gempa dan tsunami di sepanjang sesar Palu-Koro 100 tahun terakhir serta
gempa-gempa di sekitar Pulau Sulawesi beserta lokasi episenternya disajikan pada
Gambar 11.2. Berdasarkan Data BMKG dan hasil Penelitian Kebumian dan Mitigasi
Bencana Alam (PPMBA) pada Lembaga Penelitian Universitas Tadulako (Untad) Palu,
tercatat beberapa gempa besar yang pernah terjadi dalam 100 tahun terakhir yang
diurakian sebagai berikut:

• 1 Desember 1927, gempa berkekuatan M6,5 yang berasal dari aktivitas tektonik
Watusampo dengan pusat gempa di Teluk Palu. Akibatnya 14 orang meninggal
dunia dan 50 orang luka-luka.
• 30 Januari 1930, gempa di Pantai Barat Kabupaten Donggala yang disertai
tsunami setinggi 2 meter.
• 14 Agustus 1938, gempa berkekuatan M6 berpusat di Teluk Tambu Kecamatan
Balaesang Donggala dan menyebabkan tsunami setinggi 8 hingga 10 meter
di Pantai Barat Kabupaten Donggala. Akibat dari kejadian ini ratusan orang
meninggal dunia dan seluruh desa di pesisir pantai barat Donggala hampir
tenggelam.
• Tahun 1994 gempa mengguncang Kabupaten Donggala. 6

110
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

• 1 Januari 1996, KATAgempaPENGANTAR


berkekuatan M7,4 berpusat di Selat Makassar sehingga
 mengakibatkan tsunami di wilayah pantai barat Kabupaten Donggala dan Toli-
 Toli.
Gempa
• Lombok,
Tahun 1996Bali gempa
dan Sumbawa terjadi pada
mengguncang Desahari Minggu,
Bankir, tanggal 29
Tonggolobibi dan Donggala, serta
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut
mengakibatkan tsunami setinggi tiga hingga empat meter. terletak pada
koordinat 8,4• LS 11
danOktober
116,5 BT, ataugempa
1998, tepatnya berlokasi diM5,5
berkekuatan daratmengguncang
pada jarak 47 km Kabupaten Donggala.
arah timur laut
• 24 Januari 2005, gempa berkekuatan M6,2 dengan pusat24
Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman gempa 16 km arah
km. Gempa ini tenggara
telah mengakibatkan
kota Palu. korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
• 17 November 2008, gempa berkekuatan M7,7 berpusat di Laut Sulawesi
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
mengguncang Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.
rusak ringan hingga runtuh.
• 18 Agustus 2012, gempa berkekuatan M6,2 terjadi di Kabupaten Sigi dan Parigi
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Moutong.
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan UmumGambar dan Perumahan
11.2 Histori Rakyat, Kementerian
gempa di Sulawesi Energi2012)
(Natawidjaja, dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi
Beberapa kejadian gempa Klimatologi dan Geofisika,tsunami.
di atas menimbulkan Badan Pada
Nasional
dasarnya masyarakat
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
pesisir Donggala khususnya di daerah Balaesang telah mengenal tsunami dengan
Geospasial,memberikan
Institut Teknologi
istilah Bandung, dan berikut:
lokal sebagai unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
– balumba bose (gelombang besar, bahasa Kelli)
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
– balumba latollu (Gelombang tiga, bahasa Kelli)
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
– lembo talu (bahasa Mandar)
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
– bomba
diucapkan terima kasih. tellu (bahasa bugis)

Mereka juga mengamati bahwa bila terjadi gempa maka muka air didalam teluk sering
bergejolak, hal ini dikarenakan oleh longsor bawah laut meskipun skalanya kecil.
6
i 111
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

11.3 Gempa dan Tsunami Palu 28 September 2018

Parameter Gempa Palu

Gempa Palu terjadi pada tanggal 28 September 2018, pukul 18:02:43 WITA
atau10:02:43 (UTC) dengan koordinat episenter 0,178° LS 119,840° BT pada
kedalaman 13,5 meter dengan durasi 20,48 detik akibat pergerakan strike-slip
Patahan Palu-Koro. Kekuatan gempa ini memilki momen magnitude sebesar Mw=
7,53 M=2,497e+20 N-m (USGS), dan memicu terjadinya longsoran bawah laut yang
menimbulkan tsunami di Teluk Palu. Gambar 11.4 memperlihatkan mekanisme fokal
gempa palu beserta parameter sesarnya berdasarkan hasil analisis dari USGS.

Lampiran Gambar

Gambar 11.3 Parameter gempa palu

Selanjutnya Gambar 11.4 memperlihatkan proyeksi permukaan dan penampang


melintang dari distrubusi slip dari Gempa Palu 2018 (USGS). Sedangkan Gambar 6
memperlihatkan distribusi gempa susulan dan penampang melintang dari kedalaman
gempa (hiposenter) yang telah di relokasi (Supendi dalam Gusman dkk, 2018).
6

112
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangiGambar
bencana
11.4 yang menyangkut
Proyeksi pengkajian
permukaan dan penampang secara
melintangcepat
daridan
distrubusi slip
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima
Gambarkasih.
11.5 Penampang vertikal dari gempa susulan yang parallel terhadap patahan (E-F). Pada bagian
kiri adalah lokasi kondisi awal dari Katalog BMK, bagian kanan hasil relokasi menggunakan metoda
double-difference (Supendi dalam Gusman dkk, 2018)
6
i 113
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Rekaman Tsunami di Stasiun Pasut dan Dimensi Teluk Palu

Berdasarkan data rekaman stasion pasut BIG di Pantoloan, Tsunami terjadi pada saat
pasang tinggi dengan tinggi gelombang tsunami (dari puncak ke lembah) sekitar 4
meter (Gambar 11.6) sehingga memberikan dampak yang cukup besar. Tsunami ini
juga terdeteksi di Satsion Pasut Mamuju dengan ketinggian sekitar 30 cm (Gambar
11.7). Tsunami ini beresonansi di Teluk Palu yang dimensi panjang sekitar 30 km dan
lebar 7 km, dengan kedalaman teluk mencapai 600 sampai dengan 800 mater serta
memiliki kelerengan slope batimetri yang cukup tajam (Gambar 11.8).

Lampiran Gambar

Gambar 11.6 Rekaman pasang surut di Pantolan (Kongko, 2018)

Gambar 11.7 Rekaman pasang surut di Mamuju (Kongko, 2018)


6

114
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan Gambar dasar; pelindungan
11.8 Dimensi terhadap
Teluk Palu kelompok
dan kemiringan sloperentan;
batimetri
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan11.4
kajianPelaksanaan
dampak bencana gempa
Survei melalui survei lapangan
Gempa-Tsunami Palu yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak
Untukkerusakan yang karakteristik
mengetahui ditimbulkan oleh dan gempa
perilaku terhadap
kejadianinfrastruktur
Gempa-Tsunami Palu dan
berserta sarana dan prasarana,
maka Timdan lingkungannya
PUPR, juga
ITB, penting dilakukan. Survei
Donggala PuSGen,
rabmaG naripmaLPVMBG,
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
BPPT,KKP dan instansi lainnya
melakukan survei gempa, likuifaksi dan tsunami. Dalam laporan ini disajikan hasil
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
survei tsunami dan pengolahan data video dan citra yang dilaksanakan oleh:
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
1. Dr. Eng.Hamzah Latief (Dosen Program Studi Oseanografi Institut Teknologi
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahanBandung),
gempa.mewakili PuSGen, PUPR dan LPPM ITB.
2. Karina
Survei lapangan Aprilia
ini Sujatmiko, S.Si. M.T.
telah melibatkan (Dosen tenaga
berbagai Programahli Studidari
Oseanografi Institut
Teknologi
Kementerian Pekerjaan Bandung)
Umum mewakili Rakyat,
dan Perumahan LPPM ITB. Kementerian Energi dan
3. Ardian Mahiru Rizal, S.Si. (Asisten
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Akademik Program
Tinggi, Studi Oseanografi Institut
Kementerian
Perhubungan,Badan Teknologi Bandung)
Meteorologi mewakili LPPM
Klimatologi ITB.
dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial,Adapun
Instituttujuan survei
Teknologi ini adalah
Bandung, dan unsurmengukur
asosiasi/beberapa parameter tsunami sebagai
praktisi/ perusahaan
berikut
swasta. Kajian awal: terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa1. Lombok
Tinggi2018.
tsunami (tsunami height), arah penjalaran tsunami.
2. Kedalaman
Semoga segala upayaaliran tsunami (tsunami
tim pelaksana survei dan flow
timdepth).
penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat
3. Jarak Rendamanyang (inundation
sebesar-besarnya dalam
distance) danmenghadapi
luas Rendamanlangkah
Tsunami.
pemulihan terhadap dampak
4. Untuk bencana. Atassumber
memperkirakan perhatian dan kerja sama
pembangkit semua
tsunami pihak
baik oleh gempa maupun
diucapkan terimalongsoran.
kasih.
5. Mendokumentasikan tingkat kerusakan melalui pengambilan foto kejadian.
6. Menganalisis video kejadian serta data-data pendukung lainnya.
7. Menkomunikasikan
6 hasil survei tim ini dengan hasil survei tim dari instansi lain.
i 115
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Tsunami flow depth didefinisikan sebagai kedalaman banjir tsunami terhadap


ketinggian tanah lokal. Tsunami height adalah total dari elevasi muka air tsunami
terhadap datum referensi (MSL), sedangkan Inundation distance adalah jarak terjauh
banjir tsunami dapat masuk kedalam daratan. Ketiga parameter tersebut serta foto
dan video kejadian berperan sebagai data lapangan yang akan digunakan sebagai
verifikasi data simulasi numerik Tsunami untuk studi lebih lanjut. Ilustrasi ketiga
parameter tersebut terdapat pada Gambar 11.3 sebagai berikut :

Gambar 11.9 Ilustrasi parameter tsunami yang diukur di lapangan

Parameter lain yang cukup penting untuk mendeskripsikan karakteristik tsunami


adalah waktu tiba tsunami di daratan. Parameter ini biasanya tidak bisa diukur
langsung ketika di lapangan, tetapi dapat diperoleh dari wawancara saksi mata.
Lampiran Gambar
Jadwal Pelaksanaan Survei

Berikut pada Tabel 11.1 adalah jadwal pelaksanaan survei, termasuk waktu
keberengkatan serta aktivitas di lapangan :

Tabel 11.1 Waktu dan kegiatan survei

Waktu Kegiatan Alat


Selasa, 9-10-18 HL - Berangkat dari Bandung menuju Palu, dilanjutkan dengan Transportasi
rapat bersama Satgas PUPR Gempa dan tsunami Palu-Dong udara
Rabu, 10 -10-18 HL- Survei gempa dan Tsunami di Pantai Palu Barat dari Watu Handheld GPS
Sampu sampai Talise bersama Tim Untad (MJ)
Kamis,11-10-18 HL- Survei tsunami dan di Palu Timur dari Talise sampai Wani Handheld GPS
bersama Tim Lab Pantai PUPR
Jumat, 12-10-18 HL- Survei Tsunami di Donggala dan Pantai Palu Barat sampai Handheld GPS
bersama Tim Puslit Pantai PUPR dan Meteran
H L- Mendampingi Derjen PUPR menjelaskan hasil survei.
bersama Tim Puslit Pantai PUPR
KAS & AMR Berangkat dari Bandung menuju Palu 6

116
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Sabtu, 13-10-18
KATA PENGANTAR
HL- Pulang Ke Bandung
 KAS & AMR Survei parameter tsunami di daerah timur teluk Palu Handheld GPS
 dan Donggala bersama Tim Lab Pantai PUPR dan Klinometer
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Minggu,14-10-18 KAS -Survei parameter tsunami di daerah timur Donggala Handheld GPS.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
bersama Tim Puslit Pantai PUPR Range finder
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, AMR- Pengambilan
Provinsi Nusa data flow depth,
Tenggara Baratrunpada
up height, dan
kedalaman 24 RTK-GPS
inundation distance di pelabuhan Pantoloan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat bersama Tim Jepang
korban yangSenin, 15-10-18
menderita KAS- Survei
luka-luka ringanparameter tsunami korban
sampai dengan di daerah barat Donggala
meninggal. Gempa Handheld GPS.
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
bersama Tim Puslit Pantai PUPR Range finder
rusak ringan hingga runtuh. AMR- Pengambilan data flow depth, run up height, dan RTK-GPS
Sesaat setelah gempa tersebut
inundation terjadi,
distance diperlukan
di Tawaeli bersamaaksi
Timtanggap
Jepang darurat
untuk menanggulangi bencana
Selasa,16-10-18 KAS &yang
AMRmenyangkut
Pulang dari Palu pengkajian secara cepat dan
menuju Bandung Transportasi
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan udara
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan
Keterangan:kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan
• HL=Hamzah sarana
Latief, KAS =vital
Karinadengan segera.
Aprilia OlehAMR
Soedjono, karena itu, Mahiru Rizal.
= Ardian
diperlukan kajian dampak
• Tim Untad;bencana gempa melalui
MJ = Muhammad survei
Jurair lapangan
(Teknik Sipilyang mencakup
Untad).
kajian sumber• gempa (baik gempa utama maupun gempa
Tim Lab Pantai : Leo Sembiring (Puslit Pantai), Adi susulan). SelainPrasetyo(Puslit
itu, Pantai),
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
Ma’ruf (Puslit Pantai). oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana
• dan
Tim prasarana,
Jepang. dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 11.10 Foto bersama tim survei Pusgen, PUPR, ITB, LIPI dan instansi lainnya
sebelum berangkat ke lapangan
6
i 117
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Peralatan yang digunakan pada saat survei

Beberapa peralatan yang digunakan dalam survei adalah sebagai berikut :


1. Total station + tripod
2. Surveying rod
3. Clinometer
4. Measuring tape
5. GPS hand held
6. Kamera
7. Video camera
8. Range finder
9. Real Time Kinetic GPS

Hasil Pelaksanaan Survei

Survei dilaksanakan di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, meliputi 9 Kecamatan


dengan jumlah titik pemantuan sebanyak 74 titik pantau (Gambar 11.11). Adapun
hasil pengamatan disajikan dalam Tabel 11.2.

Lampiran Gambar

Gambar 11.11 Peta lokasi titik survei


6

118
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka
Gambarmaupun yang
11.12 Hasil meninggalbeberapa
dokumentasi umumnya akibat
lokasi
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 119
120
Tabel 11.2. Lokasi dan keterangan titik survei

Titik Kabupaten Kecamatan Lokasi Lat Lon Ket.


282 Kota Palu Palu Barat JL Kedongdong -0.8965 119.845 Singkapan patahan, di pabrik Mie Garuda
283 Kota Palu Palu Barat Lapangan UNTAD -0.8893 119.843 Patahan
284 Kota Palu Palu Barat Ruko dekat Jetty -0.8817 119.839 Jetty hilang, tinggi tsunami
285 Kota Palu Palu Barat Hotel Mercure -0.8839 119.850 tnggi tsunami
286 Kota Palu Palu Barat Masjid Jalan Tembang -0.8866 119.854 Tinggi tsunami 62 cm berjarak
287 Kota Palu Palu Timur Jembatan Kuning -0.8851 119.857 -
288 Donggala Palu Barat Watu sampu -0.8060 119.807 Dekat dermaga AL
289 Donggala Watu sampu -0.8184 119.810 Dekat dermaga AL
Setelah gempa tsunami dating dari 2 arah berasal dari
selatan dan utara, waktu tiba sekitar 4 menit (saksi mata)
290 Donggala Dermaga AL -0.8185 119.810 Tsunami sampai di Jalan dan beberap melampas ke jalan,
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Saksi mata Pak Basri 50 thn, 3 orang meninggal


291 Kota Palu Palu Barat -0.8377 119.813
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)

Lampiran Gambar
292 Kota Palu Palu Barat Buluri -0.8496 119.823 Tsunami (nempone tasi)
293 Kota Palu Palu Timur pinggiran pantai kota palu -0.8856 119.861 dekat jembatan kuning
294 Kota Palu Palu Timur pinggiran pantai kota palu -0.8860 119.861
295 Kota Palu Palu Timur sepanjang pantai talise -0.8781 119.873
296 Kota Palu Palu Timur sepanjang pantai talise -0.8784 119.871 area reklamasi
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

297 Kota Palu Palu Timur Pantai Talise -0.8778 119.871 Area reklamasi, H 2.7 – 2.99 m dr ground
298 Kota Palu Palu Timur sepanjang pantai talise -0.8774 119.871 area reklamasi

6
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Kapal very yg terangkat ke darat, awalnya menghadap ke barat,


syahbandar]); Gel. Datang 10 mnt dr gempa; Arah gelombang

Yusuf, kepala Dusun 1); Tanda Genangan di dlm rumah 50 cm




Info masyarakat (Bpk Yamin [60th] & Badrun [26th] petugas


Gelombang datang 3 kali, gel pertama kecil, gel 2 &3 besar

di dermaga yg rusak; H perkiraan dr masyarakat 15m (bpk.


Kerusakan seawall akibat lateral spreading dan backwash
Seawall dan Ruko hancur, kerusakan ruko akibat gempa?
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Info dr masyarakat kedatangan tsunami 2mnt dr gempa

Kejadian kapal very tertarik kedalam air lalu terangkat


Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada

Tinggi genangan 80 -120 cm, arah gelombang 60o


koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
H 2.5-2.6 m (di ukur pak Leo) dr ground

korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
H =2.6 m (tanda di pohon) dr ground

Gerusan 70 cm. scouring bangunan


Tanda2 jejak tsunami tidak terlihat
Ket.

ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami


rusak ringan hingga runtuh.
Arah gelombang 25 derajat
Jetty hilang, tinggi tsunami

Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat

H 10 m (info masyarakat)

Lokasi tidak ada tsunami


untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Kawasan pergudangan

Arah gelombang 70o

tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan

Korban +- 30 org
+ 1.5m thd MSL

status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena


area reklamasi

bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;


(rundown)

dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,

330o
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
119.872
119.872

119.839
119.874

119.882

119.858

119.860
119.855
119.840
Lon

berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, rabmaG naripmaL
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
-0.8772
-0.8743

-0.8817
-0.8663

-0.8211

-0.7789

-0.7589
PLTU, Desa panau Tameli -0.7315
-0.6944
Lat

tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan


bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
sepanjang pantai talise

bangunan yang tahan gempa.


Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Ruko dekat Jetty

Pelabuhan Wani
Lokasi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan


Seawall Talise

Pantai Tondo
Pantai Talise

Pantai Taipa

Kayu Malue

Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian


Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Titik Kabupaten Kecamatan
Palu Timur
Palu Timur

Palu Timur
Palu Barat

swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Towaeli

Towaeli

Towaeli
Towaeli
Towaeli

Kajian Gempa Lombok 2018.


Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Donggala

Donggala

Donggala
Donggala
Donggala
Kota Palu
Kota Palu

Kota Palu
Kota Palu

pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
299
300

301
302

303

304

305
306
307

6
i 121
122
Titik Kabupaten Kecamatan Lokasi Lat Lon Ket.
308 Kota Palu Palu Timur Jembatan Kuning -0.8855 119.860 Arah gelombang 227 derajat
Kondisi saat survei sedang hujan, air disekitar muara terlihat
keruh akibat sedimen dari sungai
309 Kota Palu Matahari Mall -0.8830 119.842 Arah gelombang 206 derajat
310 Kota Palu Dekat masjid terapung -0.8843 119.853
311 Donggala Muara Donggala -0.6652 119.743
312 Donggala Muara Donggala -0.6652 119.743
313 Donggala Muara Donggala -0.6670 119.745
314 Donggala Donggala -0.6660 119.741 Kapal perahu masuk ke darat
315 Donggala -0.6660 119.741
316 Donggala Tanjung Karang -0.6456 119.739 Air naik genangan semata kaki
317 Donggala Banawa SDN Banawa -0.6577 119.725
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

318 Donggala Donggala -0.6711 119.749 Reklamasi


Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)

Lampiran Gambar
319 Donggala Reklamasi -0.6748 119.756 Reklamasi Taman Kota
320 Donggala Taman Wisata Reklamasi -0.6791 119.759 Jalan lajur sisi laut putus
321 Donggala Tasiburi -0.7045 119.768 Tsunami tidak tinggi
322 Donggala Loli Dondo Rumah 7 -0.7315 119.776 Tinggi tsunami dr ground 2 m
323 Donggala Lolita siburi -0.7584 119.785 Tinggi tsunami dr ground 2 m
324 Donggala Loli pesua 1 -0.7664 119.788
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

325 Donggala Loli pesua -0.7704 119.788 H 6-7 m (dr ground)


326 Donggala Loli Pesua 3 -0.7811 119.793 Lokasi dekat masjid, H 4-5m (dr ground)

6
327 Donggala Buluri -0.8425 119.817 H 6-7 m (dr ground)
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Pantai agak curam, tapi lebar, ada sand dune puncak sekitar
Rusak parah Perkiraan (H 4-5m) tiang listrik arah jatuh 270o

pantai amblas, pantai yg tadinya datar, menjadi curam garis


Slope 6o dan 17o (menggunakan klinometer), tanah sekitar

1m dr msl, pantai pasir, banyak perahu nelayan, kerusakan


pantai mundur ke arah darat, tidak ada genangan tsunami

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km

Jalan terbelah dan terangkat karena gempa


arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24

Jl retak sepanjang 70m = karena gempa


Masjid menara miring 3.8 m dr ground

km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Bangunan lantai 1 di atap ada tanah

korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa

Ada jalan retak, tidak ada tsunami


Ket.

rumah akibat gempa tidak parah


Rumah rusak berat, kec. Sirenja
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
119.823
119.830
119.837

119.854

119.821
119.849

119.871
119.845

119.814
119.804

119.809
119.822

119.803
119.823
Lon

kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur


berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, rabmaG naripmaL
-0.8489
-0.8645
-0.8795

-0.8867

-0.1170
-0.8840

-0.0428
-0.9050

-0.2035
-0.2323

-0.2152
-0.1167

-0.2301
-0.1160
Lat

dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
Pantai Mapaga, Daerah
Pantai Mapaga, Daerah
Titik Inundation Extend

bangunan yang tahan gempa.


Desa Lende Tofea

Jembatan Tompe
Lokasi

Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Desa Tompe
Kuping Atas
Kuping Atas
SDN Buluri

Citra land
Citra land

Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian


Buluri 3

Balaroa
Balaroa

Tanbu

Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional


Silai

Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi


Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Kecamatan

palu Barat

balaesang
balaesang

swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Kabupaten
Donggala
Donggala

Donggala

Donggala

Donggala
Kota Palu

Donggala
Kota Palu

Donggala
Kota Palu
Kota Palu

Donggala
Kota Palu

pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Titik
328
329
330

331

337
332

338
333

343
334

344
335

345
336

6
i 123
124
Titik Kabupaten Kecamatan Lokasi Lat Lon Ket.
346 Donggala Sirenja Tanjung Padang, Kec. -0.2905 119.776 Flow depth 70 cm dr ground (water mark jelas di dinding
Sirenja rumah) genangan sampai di jalan, saksi mata pak yamin 50,
nelayan, visual melihat ombak 3 besar ke teluk palu, sepanjang
pantai rumah hancur
347 Donggala Desa Lero -0.6293 119.811 Teramati tanah sekitar pantai amblas, garis pantai mundur
sekitar 70 m, 70 cm perkiraan genangan
348 Donggala balaesang Pantai Mapaga, Daerah -0.1171 119.821
Kuping Atas
349 Donggala balaesang Pantai daerah kuping -0.1361 119.809 kemungkinan ada longsor dari arah tebing di seberang lokasi
bawah menyebabkan tsunami sampai ke lokasi ini. Tinggi tsunami 2 m
350 Donggala balaesang Pantai daerah kuping -0.1401 119.810
bawah
Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

351 Donggala Sirenja Tanjung Padang, Kec. -0.2915 119.776


Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)

Lampiran Gambar
Sirenja
352 Donggala Muara Donggala -0.6669 119.744 tinggi sekitar 1.9 m
353 Donggala -0.7148 119.770 ada mangrove. Perahu nelayan masuk ke darat
354 Donggala -0.7599 119.788 splash hingga 8.7 m
355 Donggala Cargo PT. Asian Mandiri -0.8032 119.805 timbunan amblas, tersisisa 1/4 saja. Sekitar 100-150 meter
Line yang amblas ke laut. Timbunan beton ada tersisa. Sebelum
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

tsunamia ada 300an kontainer. Perkiraan indundasi 1/2 tinggi


cargo. Tinggi tsunami 4.5 m

6
356 Donggala Pelabuhan Pantoloan -0.7106 119.856 Crane roboh karena tsunami.
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 Dalam laporan ini disajikan juga hasil pengukuran survei tim PVMBG dan BMKG
 terlihat pada Gambar 11.13. Dari Gambar 11.13 terlihat adanya perbedaan tinggi hasil
Gempa Lombok,
tsunami dari Bali
keduadantim
Sumbawa terjadi
tersebut, padahasil
karena hari Minggu, tanggal
pengukuran 29
PVMBG mengacu pada
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
muka tanah tempat pengukuran atau kedalaman aliran sedangkan BMKG mengacu
koordinat pada
8,4 LSMSL
dan atau
116,5tinggi
BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
tsunami.
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa. Gambar 11.13 Hasil survei tim PVMBG dan BMKG
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
11.5 Analisis Data
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Analisis dari Citra Satelit
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Hasil analisis citra satelit sebelum dan sesudah kejadian tsunami memperlihatkan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
perubahan
Kajian Gempa Lombok garis
2018.pantai serta kerusakan yang ditimbulkannya seperti Gambar 11.14.
Gambarsegala
Semoga ini memperlihatkan
upaya tim pelaksanaperubahan
survei dan garis
tim pantai dimana
penyusun laporansetelah
ini tejadi gempa-
tsunami bebarap garis pantai mundur akibat longsoran
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah dan penurunan muka tanah
pemulihan(land subsidence).
terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 125
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 11.14 Citra satelit sebelum dan sesudah terjadi gempa dan tsunami

126
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
Analisis Video dan PENGANTAR
Kamera CCTV

 Beberapa rekaman CCTV dan video yang beredar hasil rekaman oleh saksi mata. Hasil
Gempa Lombok,
analisis video Bali dan Sumbawa terjadi
ini memperlihatkan pada
sumber hari Minggu,
tsunami tanggalpenjalaran
serta proses 29 tsunami di
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan
beberapa tempat berikut ini.kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur1.laut Kota Mataram,
Rekaman Provinsi
Pilot Batik Air Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Berdasarkan hasil wawancara CNN Indonesia terhadap Captain Ricoseta Mafella,
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
pilot Batik Air 6231 yang dipublikasikan pada 8 oktober 2018 dalam acara Kisah
rusak ringan hingga runtuh.
Penerbangan di Ambang Maut CNN Kami Bersama Sulteng, menjelaskan bahwa
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
terlihat ada 5,6, 7 titik besar dan kecil akibat amblesan. Captain Ricoseta Mafella
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
mengabadikan
tepat terhadap kejadiandan
lokasi, kerusakan, tersebut
sumberdengan merekam menggunakan
daya. Diperlukan juga penentuanhandphone sekitar
12 detik seperti terlihat dalam cuplikan Gambar 15 berikut.
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga
Gambar Ilmu Pengetahuan
11.15 Rekaman gelombang Indonesia,
tsunami yang terjadi di Badan Informasi
pesisir pantai barat yang diambil oleh
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/
Ricoseta Mafella Pilot Batik Air
perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
2. Rekaman Video dari Tug Boat Delta Abadi 7.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Video berikut direkam oleh crew Tug Boat Delta Abadi 7 dalam judul video
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
“Detik-detik Gempa tsunami di PaluDonggala” diambil dari TB.Delta Abadi 7 yang
diucapkan terima kasih.
diperkirakan bahwa posisi Tugboat berada diperairan dekat pesisir barat palu.
Rekaman ini memperlihatkan tsunami muncul dari berbagai arah yang disinyalir
akibat longsoran bawah laut, seperti cuplikan gambar dari video tersebut (Gambar
6
11.16), sebagai berikut:
i 127
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

00.00 Terlihat kapal berada di sisi pantai barat 00.04 kemunculan tsunami terlihat jauh dari arah
Palu, dengan kemunculan tsunami terlihat jauh Selatan terhadap kapal, dan terus menjalar ke
dari arah utara terhadap kapal kemungkinan lokasi segala arah
longoran dari Donggala

Lampiran Gambar

00.17 Disamping tsunami yang terlihat jauh 00.20 Sumber tsunami sangat dekat terjadi di
(Donggala), ternyata di bagian belakang kapal dari depan (bagian selatan) dari kapal
utara juga terjadi sumber tsunami yang lebih dekat
dari kapal

00.45 Tsunami di bagian utara kapal yang 00.22 Tsunami dari bagian depan (selatan) kapal
sumbernya relatif jauh bergrak menuju kapal, terus membesar dengan pola muka gelombang
sedangkan sumber lain di bagian utara yang dekat tsunami sepertinya dibangkitkan oleh longsoran
kapal sudah menghantam kapal. bawah laut 6

128
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga
01.11 Saatruntuh.
gelombang dari utara mengenai kapal 00.31 Tsunami dari depan kapal mendekati kapal,
Sesaat setelah
dan bertemu darigempa tersebut
gelombang terjadi, diperlukan
dari selatan aksi tanggap
dan terlihat gelombangdarurat
sudah naik ke daratan

untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan 00.40
menjadi saatpenting
tsunamiagarmengenai kapalgempa
bila terjadi pada 00.50
dari arah masadiyangbagian selatan
akan yang agak jauh (dekat kota
datang,
selatan palu, terlihat gelombang tsunami masih menjalar
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan03.31
terhadap
Mukadampak
tsunami bencana.
di bagianAtasselatan
perhatian
kapaldan00.53
kerja tsunami
sama semuayang pihak
muncul di dekat kapal sisi
diucapkan terlihat
terima dikejauhan
kasih. seperti garis putih menerjang selatan percikan air masuk ke kapal.
kota Palu

6 Gambar 11.16 Cuplikan rekaman video dari TB Delta Abadi 7

i 129
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

3. Rekaman CCTV di Wani.

Rekaman CCTV di Wani memperlihatkan bahwa perbedaan waktu antara terjadi


gempa dengan waktu tiba tsunami, berkisar 3 menit dan 30 detik, dengan tinggi
tsunami berkisar 1 meter di lokasi CCTV

Lampiran
Gambar 11.17 Gambar
Rekaman CCTV di Wani

4. Rekaman Video di Mall Matahari, Palu

Rekaman video ini memperlihat penjalaran tmuka gelombang sunami yang berasal
dari longsoran yang terjadi di pantai Talise, juga memperlihatkan tinggi tsunami yang
menerjang papan reklame setinggi 5 meter.

Gambar 11.18 Panjalaran muka gelombang tsunami dari Mall Matahari Palu
6

130
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
11.6 Kesimpulan PENGANTAR

 Berdasarkan observasi data dan anilisis citra satelit dan rekaman video terlihat bahwa:
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul
1. 05.47 WIB dengan
Berhubung gempa kekuatan M6,4. Gempa
ini merupakan tersebutsesar
pergerakan terletak pada(strike-slip) dengan
datar
koordinat 8,4 LS pola
dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada
sinistral (pergeseran ke arah kanan) maka deformasi jarak 47 km vertikalnya tidak
arah timur laut Kota Mataram,
signifikan untukProvinsi Nusa Tenggara
membangkitkan Barat pada kedalaman 24
tsunami.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
2. Pembangkit utama tsunami adalah longsoran bawah laut yang terjadi di
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
beberapa titik di dalam Teluk Palu, seperti keterangan yang di sampaikan oleh
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Pilot Batik Air. Berdasarkan hasil observasi di sepanjang pantai. Beberapa titik
rusak ringan hingga runtuh.
yang ditandai sebagai sumber tsunami seperti yang ditandai dengan lingkaran
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
merahbencana
untuk menanggulangi pada Gambar 19 di dalampengkajian
yang menyangkut Teluk Palusecara
adalah: (i) dekat
cepat dan Talise, (ii) antara
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan (v) Loli Pasua (vi)
Tondo dan Taipa, (iii) pada bagian utara Wani, (iv) Balauri,
Muara,bencana;
status keadaan darurat Donggala. Sedangkandan
penyelamatan di evakuasi
luar teluk terjadi terkena
masyarakat di (vii) Lende dan (viii)
Balaesang.
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Gambar 11.19 Lingkaran merah adalah lokasi-lokasi yang diperkirakan terjadi longsoran bawah laut
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
3. Tinggi
pemulihan terhadap tsunami
dampak berkisar
bencana. Atasantara 5-7meter
perhatian dan kerjaterhadap MSL pihak
sama semua di garis pantai, namun
setelah
diucapkan terima kasih. gelombang pecah tsunami ini akan meluruh dengan cepat dengan
ketinggian 2-3meter pada jarak beberapa pulu meter dari garis pantai kea rah
darat. Tsunami ini tidak menimbulkan run-up yang signifikan karena gelombang
tsunami yang ditimbulkan cukup pendek sehingga tidak cukup energi untuk
6
i 131
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

mendorong masa air naik ke daratan. Variasi tinggi tsunami dari satu lokasi
ke lokasi lainnya sangat bervariasi tergantung seberapa dekat lokasi tersebut
dengan pusat longsoran. Hal ini terlihat dari tinggi tsunami antara Lero (titik
347) sampai Tanjung Pandang (titik 345) adalah kecil sekali, ini menadakan
bahwa di wilayah tersebut tidak terjadi longsoran.
4. Pola arah penjalaran gelombang tsunami sangat bervariasi dan bersifat sangat
local hal ini dikarenakan karena banyaknya sumber tsunami, hal ini terlihat dari
simpang siur keterangan saksi mata, dan juga pola arah aliran debrissehingga
masih perlu diteliti lebih dalam.

11.7 Penutup dan Ucapan Terima kasih

Kami berharap hasil survei dan penelitian ini dapat memberikan informasi awal
mengenai kejadian Gempa dan Tsunami Palu 28 September 2018, dan dapat
meberikan kontribusi dan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
kedepannya, khususnya di bidang tsunami dan gempa di Indonesia.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pusgen-PUPR,

Lampiran Gambar
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat-ITB (LPPM-ITB), serta PUPR yang
telah mensponsori sehingga survei dan penelitian ini dapat berjalan, serta semua
pihak yang telah bekerja sama dan membantu kami selama pelaksanaan survei.

Selanjutnya kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam survei kali ini,
sehingga berbagai kritik, saran, dan berbagai masukkan masih sangat kami harapkan
untuk meningkatkan kualitas survei dan penelitian selanjutnya agar menjadi lebih baik
lagi.

132
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
BAGIAN VI
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan olehDAMPAK GEOTEKNIK
gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 133
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

134
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
12. SURVEI CEPAT TSUNAMI PASCA GEMPA PALU

 DAN PEMODELAN TSUNAMI
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB Widjo
denganKongko 1
kekuatan, Prihartanto
M6,4. Gempa
2
, Yudhicara
tersebut ,terletak
3
Purna S. Putra4, Budi Santoso1
pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya
1
BTIPDP-BPPT,
berlokasi diPTRRB-BPPT,
2 3
darat pada jarakPVMBG-ESDM,
47 km
4
Geotek-LIPI)
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Pendahuluan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat
Gempa setelah
bumi gempa tersebut
yang kuat diikuti terjadi,
oleh diperlukan
tsunami yang aksi tidak
tanggap darurat di Palu-Donggala
diinginkan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian
di Sulawesi Indonesia terjadi pada hari Jumat 28 September 2018 secara cepat dan pukul 17:02 WIB
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga
(10:02 UTC). Magnitudo gempa bumi yang diperbarui adalah M7.5 dengan pusat penentuan
status keadaan
gempa darurat bencana;
di 0,178S; penyelamatan
119.840E dan evakuasi10
dan kedalaman masyarakat
km. Tigaterkena
bencana: gempa bumi,
bencana; pemenuhan
tsunami, dan likuifaksi berurutan terjadi dan menimbulkanrentan;
kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok korban besar lebih dari
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera.
2000 orang meninggal dan kerugian infrastruktur sekitar Rp 15,29 Oleh karena itu,
Triliun.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Lima hari setelah acara, Baruna Jaya 1 - Kapal Penelitian dengan lebih dari 15 ilmuwan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
di atas kapal berlayar untuk melakukan pemetaan dasar laut dan mengerahkan tim
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
kecil untuk survei pengintaian di daratan dan dekat pantai yang terkena dampak.
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.Survei
Korbanini bertujuan
mengalami untukmaupun
luka-luka mengumpulkan data umumnya
yang meninggal berharga akibat
yang terperinci untuk
tertimpa penilaian
reruntuhanbahaya, bangunan validasi
rumahmodel, dan aspek
dan gedung. mitigasi kerusakan
Identifikasi tsunami lainnya. Tim ini
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,(modern dan masa
mengukur tinggi dan run-up tsunami, deformasi lahan, sedimen
korban dan lalu) dan parameter
kerusakan air dari
infrastruktur semua
dapat jenis tanda tangan
diminimalisasi dengan yang tersisa, yaitu puing, tanda
membangun
air, endapan,
bangunan yang tahan gempa. sumur umum, dll. Tim juga mewawancarai puluhan korban yang selamat
untuk lapangan
Survei dapatkan informasi
ini telah segarmelibatkanterkaitberbagai
dengan fenomena
tenaga ahlifisikdari dan respon mereka
selama dan setelah peristiwa.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Tulisan iniMeteorologi
Perhubungan,Badan menjelaskanKlimatologi
hasil survei dan yang dikumpulkan
Geofisika, dari lebih dari 45 titik
Badan Nasional
pengukuran
Penanggulangan ketinggian Ilmu
Bencana,Lembaga tsunami - run-up
Pengetahuan sepanjang
Indonesia, Badan ~ Informasi
80 km dari garis pantai,
Geospasial,lebih
Institut
dari Teknologi Bandung, dansampel
15 tes pengambilan unsur asosiasi/
air sumur praktisi/
publik,perusahaan
dan pendapat lebih dari 20
swasta. Kajian
korbanawalyang
terhadap hasil surveidalam
diwawancarai tersebut duadisampaikan
kategori: pada buku Laporan
pengetahuan tentang gempa bumi-
Kajian Gempa
tsunamiLombok 2018. ini dan respons mereka selama acara, serta kapasitas mereka
baru-baru
Semoga segala upaya
untuk evakuasi. tim itu,
Selain pelaksana
tim juga survei dan tim penyusun
menemukan laporan ini
permukaannya pecah, terangkat ke
dapat memberikan manfaat yang
atas dan amblesan sebesar-besarnya
di sepanjang dalam yang
pantai seperti menghadapi
terlihatlangkah
dari vegetasi pantai yang
pemulihantenggelam
terhadap dampak bencana. Atas
atau terekspos (bakau, perhatian
pohondan kerja sama
kelapa, rumput semua
laut)pihak
dan terumbu karang.
diucapkan Penggalian
terima kasih.parit tanah untuk mendapatkan simpanan tsunami dari acara modern
dan masa lalu juga dilakukan, dan puluhan sampel simpanan modern dan dua lapisan
kandidat paleo-tsunami dikumpulkan, dan dikirim ke Lab untuk analisis lebih lanjut.
6
i 135
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Tulisan ini juga akan mengusulkan asal usul tsunami yang masuk akal dengan
menganalisis semua temuan di atas bersama-sama dengan data pra-analisis seperti
marigram di stasiun pasang surut dan data satelit. Selanjutnya, sumber awal model
tsunami disajikan dan parameter tsunami mereka (tinggi, propagasi, ETA, dll.) Yang
dihasilkan dari model numerik SWE 2D menggunakan data batimetri yang baru saja
diselesaikan dari survei kampanye di atas dibahas.

Lampiran Gambar

*Tulisan ini telah disampaikan pada AGU Fall Meeting, Washington D.C.US, 10-14 Dec., 2018

136
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
13. PENGAMATAN LAPANGAN DARI ASPEK GEOTEKNIS

 PASCA GEMPA PALU 2018
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB denganAndhika
kekuatanSahadewa ,Masyhur
tersebutIrsyam
terletak ,R. Nazir2, N. R. Hanifa1,
1,5 1,5
M6,4. Gempa pada
koordinat 8,4 Sigit Pramono , Astyka Pamumpuni , Arief Sabaruddin , Luthfi
47 kmFaizal , M.Ridwan ,
3 1 4 4 4
LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak
A. Kawanda
arah timur laut Kota Mataram,
5
, A. Nusa
Provinsi Himawan 5
, P. Simatupang
Tenggara
5
, I. M. Alatas
Barat pada kedalaman 24 , D. S. Harminto ,
5 5

km. Gempa ini telah mengakibatkanD. Djarwadi


korban 5
, Y. Widodo
jiwa , I. Suhendra
yang 5tidak ,A. Kartawirya5,R. Mikhail1
sedikit. 5Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan Institut
1
Teknologi
sampai dengan Bandung,
korban 2
Universiti
meninggal. GempaTeknologi Malaysia,
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami 3
BMKG, 4PUSKIM, 5HATTI
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
13.1 Pendahuluan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan
Tim darurat
Pusgen bencana;
melakukan penyelamatan
pengamatan dan lapangan
evakuasi masyarakat
pasca gempa terkenaPalu 2018 mulai 9
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap
Oktober – 12 Oktober 2018. Dari aspek geoteknis, pengamatan kelompok rentan; dilakukan secara
dan pemulihan
khusus prasarana dan
pada lokasi sarana
yang vital dampak
terkena dengan signifikan
segera. Oleh karena
akibat gempaitu, ini, yaitu Balaroa,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Jono Oge, Petobo, dan Sibalaya Selatan (Gambar 13.1). Lokasi – lokasi tersebut
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
memiliki jarak 1 km hingga 7,2 km dari sesar Palu – Koro yang dianggap sebagai
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
sumber utama gempa Palu 2018. Selain itu, pengamatan juga dilakukan pada
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
landasan pacu bandar udara Mutiara Sis Al Jufri, pabrik mie di Jl. Kedondong, dan
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.lapangan sepak bolaluka-luka
Korban mengalami di Jl. Lasoso.
maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 13.1 Lokasi survei lapangan pasca gempa Palu 2018


6
i 137
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

13.2 Balaroa

Kerusakan signifikan bangunan pasca gempa Palu 2018 di Balaroa terletak sekitar 1
km di barat sesar Palu – Koro (Gambar 13.2). Kerusakan ini meliputi area sekitar 34,5
Ha dan keliling 2,5 km yang umumnya adalah area perumahan dan jalan. Pergerakan
tanah di Balaroa ini memiliki crown di lokasi Jl. Gunung Gawalise dan toe di Jl. Kenduri
(Gambar 13.3 dan Gambar 13.4). Kemiringan awal antara crown dan toe diperkirakan
sekitar 3°. Gambar 13.5 menunjukan hasil analisis saringan untuk sampel tanah
permukaan di Balaroa yang sudah diperoleh sejauh ini. Terlihat dalam gambar ini
bahwa tanah permukaan Balaroa termasuk pasir yang sangat berpotensi likuifaksi
menurut Tsuchida (1970). Meski terdapat indikasi longsor flow akibat likuifaksi,
pengamatan crown di Jl. Gunung Gawalise menunjukkan adanya kemungkinan
pergerakan tanah juga diakibatkan oleh rotationalland slide. Penyelidikan tanah
lanjutan sedang dilaksanakan di lokasi ini untuk dapat mengetahui mekanisme
pergerakan tanah yang sebenarnya terjadi.

Lampiran Gambar

Gambar 13.2 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di Balaroa

138
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan Gambar
yang ditimbulkan olehpergerakan
13.3 Lokasi crown gempa terhadap
tanah di Jl.infrastruktur
Gunung Gawalise
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 13.4 Lokasi toe pergerakan tanah di Jl. Kenduri

6
i 139
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 13.5 Hasil analisis saringan menggunakan sampel dari beberapa lokasi
dan potensi likuifaksinya

13.3 Petobo

Kerusakan signifikan bangunan pasca gempa Palu 2018 di Petobo terletak sekitar
7,2 km di timur sesar Palu – Koro (Gambar 13.6). Kerusakan ini meliputi area sekitar
158 Ha dengan keliling 6,58 km. Area Petobo yang terdampak umumnya adalah
Lampiran Gambar
perumahan dan jalan. Pergerakan tanah di lokasi ini memiliki crown di dekat Stadion
Mini Petobo dan toe di sekitar Jl. Dewi Sartika. Kemiringan awal antara crown dan
toe diperkirakan sekitar 1°. Pengamatan lapangan di Petobo dilakukan di 3 lokasi
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 13.7 hingga Gambar 13.8. Pengamatan
lapangan di Petobo menunjukkan adanya indikasi pergerakan tanah terjadi akibat flow
likuifaksi. Namun demikian, penyelidikan tanah lanjutan sedang dilaksanakan di lokasi
ini untuk dapat mengetahui mekanisme pergerakan tanah yang sebenarnya terjadi.

6
Gambar 13.6 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di Petobo
140
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baikGambar
gempa 13.7utama
Lokasi maupun
terdampakgempa susulan).
gempa Palu 2018 diSelain itu,
Jl. Telaga Raya
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Gambar 13.8 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di dekat pertemuan Jl. Dewi Sartika
diucapkan terima kasih.
dan Jl. Jendral H.M. Soeharto

6
i 141
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 13.9 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di Jl. Bulili

13.4 Jono Oge

Kerusakan signifikan bangunan pasca gempa Palu 2018 terjadi di sepanjang Jl. Poros
Lampiran Gambar
Palu-Palolo di wilayah Jono Oge. Salah satu kerusakan paling parah sepanjang jalan
ini berupa hilangnya ruas jalan yang terletak sekitar 6,7 km di timur sesar Palu – Koro
(Gambar 13.10). Kerusakan ini meliputi area sekitar 185 Ha dengan keliling 8 km.
Area ini umumnya adalah jalan, perumahan, dan ladang/ persawahan. Pergerakan
tanah di lokasi ini memiliki crown di dekat saluran air di timur dan toe di sebelah
barat. Kemiringan awal antara crown dan toe diperkirakan sekitar 1°. Gambar 13.11
memperlihatkan ujung utara Jl. Poros Palu-Palolo yang terputus. Jalan yang terputus
dan hilang ini, setelah gempa, berubah menjadi ladang jagung (Gambar 13.12).
Ladang jagung ini semula terletak ratusan meter di timur jalan. Pengamatan lapangan
di lokasi hilangnya jalan menunjukkan adanya indikasi pergerakan tanah terjadi
akibat lateral spreading. Hal ini terlihat dari adanya ladang jagung dan pohon-pohon
kelapa yang terseret secara utuh dengan massa tanah. Namun demikian, penyelidikan
tanah lanjutan sedang dilaksanakan di lokasi ini untuk dapat mengetahui mekanisme
pergerakan tanah yang sebenarnya terjadi. Kerusakan yang terjadi sepanjang Jl. Poros
Palu-Palolo ditampilkan pada Gambar 13.13 dan Gambar 13.14.

142
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Gambar 13.10 Lokasi jalan “hilang” di Jl. Poros Palu-Palolo, Jono Oge
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih. Gambar13.11 Ujung utara jalan “hilang” di Jl. Poros Palu-Palolo Jono Oge

6
i 143
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 13.12 Kondisi Jl. Poros Palu-Palolo, Jono Oge yang “hilang”:(a) sebelum gempa, (b) sesudah

Lampiran Gambar
gempa, dan (c) ladang jagung yang tergeser

Gambar 13.13 Kerusakan di stasiun pengisian bahan bakar Jl. Poros Palu-Palolo, Jono Oge
6

144
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan Gambaryang ditimbulkan olehsepanjang
13.14 Kerusakan gempa Jl.terhadap infrastruktur
Poros Palu-Palolo, Jono Oge
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.13.5
Korban mengalami
Sibalaya luka-luka
Selatan, Sigimaupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan Kerusakan
menjadi penting agar bila
signifikan terjadi gempa
bangunan pada masa
pasca gempa Paluyang
2018akandi datang,
Sibalaya Selatan terletak
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
sekitar 3,6 km di timur sesar Palu - Koro (Gambar 13.15). Kerusakan ini meliputi
bangunan yang tahan gempa.
area sekitar 29 Ha dan keliling 2,2 km yang umumnya adalah area perumahan,
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
persawahan, jalan, dan lapangan bola (Gambar 13.16). Pergerakan tanah di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sibalaya Selatan ini memiliki crown di dekat pintu air dan toe di barat. Kemiringan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
awal antara crown dan toe diperkirakan sekitar 2°. Gambar 13.17 hingga Gambar
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
13.18 Bencana,Lembaga
Penanggulangan menunjukkan kondisi di lokasi iniIndonesia,
Ilmu Pengetahuan setelah Badan
gempa. Dapat terlihat di lokasi
Informasi
Geospasial,iniInstitut
bahwaTeknologi
terdapatBandung,
perumahan yang asosiasi/
dan unsur utuh danpraktisi/
pohonperusahaan
- pohon kelapa yang tetap
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku salah
tegak terseret oleh pergerakan tanah. Hal ini merupakan Laporansatu indikasi bahwa
mekanisme
Kajian Gempa pergerakan tanah yang mungkin terjadi berupa lateral spreading. Namun,
Lombok 2018.
Semoga segala tanah
penyelidikan upaya lanjutan sedang
tim pelaksana dilaksanakan
survei di lokasilaporan
dan tim penyusun ini untukini dapat mengetahui
mekanisme
dapat memberikan pergerakan
manfaat tanah yang sebenarnya
yang sebesar-besarnya dalam terjadi.
menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 145
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 13.15 Lokasi terdampak gempa Palu 2018 di Sibalaya Selatan, Sigi

Gambar 13.16 Lapangan bola di Sibalaya Selatan yang tergeser sekitar 350 m

146
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang Gambar
ditimbulkan oleh air
13.17 Pintu gempa terhadap
yang rusak infrastruktur
di Sibalaya Selatan
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 13.18 Culvert saluran irigasi yang rusak di Sibalaya Selatan

6
i 147
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 13.19 Lokasi persawahan di Sibalaya Selatan yang berubah setelah gempa

13.6 Pengamatan di Lokasi – lokasi Lainnya

Landasan pacu bandar udara Mutiara Sis Al Jufri, terletak sekitar 1 km di utara Petobo
Lampiran Gambar
(Gambar 13.20), mengalami kerusakan akibat gempa Palu 2018. Kerusakan yang
terjadi utamanya berupa keretakan longitudinal pada ujung selatan dan ujung utara
landasan pacu (Gambar 13.21). Keretakan ini mengakibatkan celah dengan kedalaman
sekitar 50 cm (Gambar 13.22).

Gambar 13.20 Keretakan longitudinal pada ujung selatan landasan pacu


6

148
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Gambar 13.21 Kedalaman celah keretakan landasan pacu mencapai sekitar 50 cm
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Pengamatan
kajian sumber gerakgempa
gempa (baik translasi
utamaakibat gempagempa
maupun Palu 2018 dilakukan
susulan). Selaindiitu,
Jl. Kedondong untuk
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur mie yang rusak
melihat bagian jalan yang bergerak horizontal sekitar 5 m dan pabrik
(Gambar
berserta sarana dan 13.22 dan Gambar
prasarana, 13.23). Selain
dan lingkungannya juga itu, pengamatan
penting dilakukan.surface
Survei rupture dilakukan
lapangan sepak bola Jl. LasosorabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, menunjukan hasil
di (Gambar 13.24). Gambar 13.25
dan akurat.analisis
Korbansaringan
mengalamiuntuk sampel
luka-luka tanahyang
maupun permukaan
meninggal di Jl. Kedondong
umumnya akibatdan lapangan sepak
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan gambar tersebut
bola Jl. Lasoso yang sudah diperoleh hingga kini. Terlihat dalam
bangunan bahwa
menjaditanah permukaan
penting di lokasi
agar bila terjadi gempatersebut termasuk
pada masa pasirdatang,
yang akan yang sangat berpotensi
likuifaksi menurut Tsuchida (1970).
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6Gambar 13.22 Translasi horizontal sejauh 5 m yang teramati di Jl. Kedondong


i 149
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 13.23 Translasihorizontal yang teramati di pabrik mie Jl. Kedondong

Lampiran Gambar

Gambar 13.24 Surface rupture yang teramati di lapangan sepak bola Jl. Lasoso

150
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATAKasih
13.7 Ucapan Terima PENGANTAR

 Tulisan ini berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang didukung oleh PuSGeN-
Gempa
PUSKIMLombok, Bali danSetiap
dan HATTI. Sumbawa terjadi
opini, pada hari
temuan, Minggu, tanggal
kesimpulan, 29
dan rekomendasi yang ada
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
dalam tulisan ini adalah milik para penulis dan tidak mencerminkan pandangan
koordinat dari
8,4 LSInstitusi
dan 116,5pendukung.
BT, atau tepatnya
Penulisberlokasi di darat pada
berterimakasih padajarak 47 kmITB, PVMBG, LIPI,
GEER,
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
PUSJATAN, BMKG, BNPB, Universitas Tadulako, Dr. Arie S. Moerwanto (Ketua Satgas
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PU-PR), Ibu Polana B.
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Pramesti (Kementerian Perhubungan), Bapak Toha Fauzi, Bapak Tri Mulyono, Bapak
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Haris E. Setyawan, Bapak Daniel Pakpahan untuk diskusi dan dukungan selama
rusak ringan hingga runtuh.
kolaborasi
Sesaat investigasi
setelah lapangan.
gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 151
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

152
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
14. KAJIAN FENOMENA LIKUIFAKSI (NALODO) DI KOTA PALU

 DAN KABUPATEN SIGI AKIBAT GEMPA BUMI DONGGALA
28 SEPTEMBER
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29 2018
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km Adrin Tohari
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa TenggaraPusat BaratPenelitian
pada kedalamanGeoteknologi
24 LIPI, Bandung
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan
14.1 Pendahuluankerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah
Likuifaksi adalahgempa
suatu tersebut
fenomena terjadi, diperlukan
dimana endapanaksi granular
tanggap darurat
kehilangan kekuatan dan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian
kekakuan dan berubah dari padat ke keadaan cair akibat peningkatan secara cepat dan tekanan air pori
tepat terhadap lokasi, kerusakan,
yang disebabkan dan sumbersiklik
oleh goncangan daya.(Jefferies
Diperlukan juga penentuan
& Been, 2015). Fenomena likuifaksi
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
merupakan dampak dari peristiwa gempa bumi di wilayah yang tersusun oleh lapisan
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
pasir lepas dengan muka airtanah dangkal (< 9,0 m) dan dipengaruhi oleh intensitas,
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
dan durasi goncangan gempa bumi serta jarak dari episenter. Menurut Youd (1984,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
1992) Lapisan tanah yang rentan terhadap likuifaksi berada dalam daerah geologi
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
yang relatif
kajian dampak kerusakan terbatas. Likuifaksi biasanya
yang ditimbulkan umumnya
oleh gempa terjadi
terhadap pada endapan kipas aluvial,
infrastruktur
dataran
berserta sarana danaluvial, pantai,
prasarana, danbekas danau dan
lingkungannya estuaria.
juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.Menurut Youd (1978;
Korban mengalami 1984),
luka-luka maupunlikuifaksi akibat gempa
yang meninggal umumnya bumi dapat menyebabkan
akibat
empat jenis kegagalan tanah, berupa
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan(1) hilangnya daya dukung tanah (loss of
bangunan bearing
menjadi capacity)
penting agarpada biladaerah
terjadidatar,
gempa(2) pergerakan
pada masa yang osilasi
akanpermukaan
datang, tanah (ground
oscillation) dimana kemiringan permukaan tanah<0,1%,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun (3) penyebaran lateral (lateral
bangunan spreading) dimana kemiringan permukaan tanah antara 0,1% dan 5,0% dan (4)
yang tahan gempa.
gerakanlapangan
Survei tanah tipe telah(flow
inialiran slide/failure)
melibatkan dimana
berbagai kemiringan
tenaga tanah lebih dari 5%.
ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral,
Peristiwa gempaKementerian
bumi (Mw Ristek
7,5) dan
yangPendidikan Tinggi, Kementerian
terjadi di wilayah Sulawesi Tengah pada tanggal
Perhubungan,Badan
28 September 2018 tidak hanya memicu tsunami tetapiNasional
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan juga fenomena likuifaksi
Penanggulangan Bencana,Lembaga
di daerah pinggir pantai IlmudanPengetahuan
daratan diIndonesia,
Kota PaluBadan Informasi Sigi. Fenomena
dan Kabupaten
Geospasial,likuifaksi
Institut Teknologi Bandung, dan
ini menyebabkan unsur asosiasi/
kerusakan praktisi/infrastruktur
bangunan, perusahaan jalan dan juga
swasta. Kajian
menimbulkan korban jiwa yang sangat besar di kota Palu, Laporan
awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Kabupaten Donggala dan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Kabupaten Sigi. Secara geologi, daerah dataran (kemiringan 0 – 5%) di wilayah Kota
Semoga segala upaya
Palu, Kabupaten tim pelaksana
Donggala survei dan Sigi
dan Kabupaten tim penyusun
tersusun laporan ini
oleh endapan aluvial pantai
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
berumur Holosen (Qap), terdiri dari kerikil, pasir, lumpur, dan batugamping koral yang
pemulihanterbentuk
terhadap dampak
dalam bencana.
lingkungan Atassungai,
perhatian dan dan
delta, kerja laut
samadangkal
semua pihak
(Sukamto, dkk, 1973).
diucapkan terima kasih.
Sedangkan kedalaman muka airtanah bebas di dataran alluvial ini berkisar antara 1,4
dan 2,7 m (Zeffitni, 2013). Dengan demikian, kerentanan likuifaksi wilayah Kota Palu,
Donggal dan Sigi disebabkan oleh kondisi geologi dan hidrologi wilayah ini.
6
i 153
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Fenomena likuifaksi di wilayah dataran Palu merupakan peristiwa yang sudah


pernah terjadi di masa lampau saat gempa bumi besar terjadi. Masyarakat asli Palu
menyebut fenomena likuifaksi dengan istilah “Nalodo” yang berarti ambles dihisap
lumpur sehingga mereka menghindari daerah-daerah risiko “Nalodo” tersebut.
Dokumentasi peristiwa likuifaksi yang beredar di media sosial memperlihatkan
fenomena aliran massa tanah yang bergerak seperti lumpur membawa bangunan
rumah-rumah penduduk dan juga menimbulkan korban jiwa yang sangat besar di Kota
Palu dan Kabupaten Sigi. Selain itu, efek likuifaksi berupa pergerakan osilasi lapisan
tanah juga terjadi di wilayah Kabupaten Sigi, menyebabkan kerusakan bangunan dan
infrastruktur jalan raya. Dengan demikian, kata “Nalodo” ini, secara umum, merujuk
kepada dampak likuifaksi berupa aliran massa tanah dan pergerakan osilasi.

14.2 Jenis Kegagalan Tanah Akibat Likuifaksi

Setidaknya ada 3 jenis kegagalan tanah akibat likuifaksi yang terjadi di wilayah pesisir
Kab. Donggala, dan di wilayah dataran Kota Palu dan Kabupaten Sigi saat gempa bumi
tanggal 28 September 2018, yaitu :
(1) penyebaran lateral,
(2) pergerakan osilasi tanah dan
(3) aliran massa tanah.
Lampiran Gambar
(1) Penyebaran lateral (lateral spreading)

Jenis kegagalan tanah ini banyak terjadi di daerah dataran pinggir laut akibat
guncangan gempa. Gambar 1 menunjukkan lokasi-lokasi fenomena penyebaran lateral
yang terjadi di wilayah pesisir Kota Palu dan Kabupaten Donggala (Sassa dan Takagawa
(2018). Fenomena penyebaran lateral ini menjadi penyebab pergerakan massa pasir
pantai ke dasar laut yang kemungkinan memicu terjadinya tsunami ke wilayah daratan
Palu dan Donggala. Fenomena penyebaran lateral juga biasanya diikuti oleh fenomena
semburan pasir halus melalui retakan-retakan dipermukaan tanah. Bukti-bukti
fenomena likuifaksi ini dapat dilihat pada Sassa dan Takagawa (2018).

154
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Gambar 14.1 Lokasi-lokasi fenomena penyebaran lateral massa tanah akibat likuifaksi yang memicu
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
hilangnya sebagian daratan pesisir Palu dan Donggala (simbol lingkaran merah)
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Merujuk pada citra satelit pasca gempa bumi 2018 (Gambar 14.1), fenomena
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
penyebaran lateral umumnya terjadi di daerah-daerah muara sungai-sungai besar,
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
dimana endapan aluvial tersebut belum mengalami pemadatan dan terendapkan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
diatasdan
berserta sarana topografi
prasarana, dasar laut yang relatif
dan lingkungannya curam. dilakukan.
juga penting Dengan Survei
kondisi muka airtanah
yang tinggi, lapisan endapan rabmaG naripmaL
alluvial tersebut
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, mengalami likuifaksi ketika terkena
dan akurat.goncangan yang kuat
Korban mengalami sebesar
luka-luka maupun Mw=7,5. Karena umumnya
yang meninggal kondisi akibat
kemiringan permukaan
pantai yang landai, endapan alluvial yang
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakanterlikuifaksi akan mengalami perpindahan
bangunan lateral
menjadikepenting
arah laut
agardanbila kemudian
terjadi gempaberubah menjadi
pada masa yanglongsoran aliran gravitasi akibat
akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun gravitasi ini yang
bergerak pada permukaan dasar laut yang curam. Fenomena aliran
bangunan kemungkinan
yang tahan gempa. menimbulkan tsunami di wilayah pesisir Palu dan Donggala (Sassa &
Takagawa,
Survei 2018).ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
lapangan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
(2) Pergerakan osilasi tanah Ristek dan oscillation)
(ground Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan
Fenomena Bencana,Lembaga
kegagalan tanah Ilmu berupa
Pengetahuan Indonesia,
pergerakan Badan
osilasi Informasi
tanah dapat dijumpai di jalan
Geospasial,poros
Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Palu-Palolo sepanjang 2,5 km, yang terletak di wilayah desa Lolu, Kecamatan
swasta. Kajian
Sigi awal terhadap
Biromaru hasil
Kab. survei
Sigi tersebut
(Gambar disampaikan
14.2). Fenomena padaosiliasi
buku Laporan
tanah ini menyebabkan
Kajian Gempa Lombok 2018.
kerusakan dan pergeseran badan jalan dan juga menimbulkan kerusakan parah
Semoga segala upaya
pada bangunan tim pelaksana
rumah dan tokosurvei
yang dan tim penyusun
berada laporan
disepanjang ini tersebut (Gambar
jalan
dapat memberikan manfaat likuifaksi
14.3). Fenomena yang sebesar-besarnya
ini juga diikutidalamdengan menghadapi
semburanlangkah
pasir halus yang muncul
pemulihandariterhadap
retakan di permukaan tanah (Gambar 14.4). Halsemua
dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama pihak
ini mengindikasikan bahwa
diucapkan lapisan
terima kasih.
tanah halus yang terlikuifaksi berada di bawah permukaan tanah/ badan
jalan. Selama pergerakan osilasi tanah, likuifaksi yang terjadi di bawah permukaan
tanah akan mengganggu lapisan tanah dipermukaan, dan menghasilkan bongkahan/
blok tanah6yang saling berbenturan dan bergerak naik turun (Youd,1984; National
i 155
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Research Council, 1985). Pergerakan osilasi juga akan menimbulkan penurunan tanah
dimana endapan yang terlikufaksi bergerak lateral atau dikeluarkan dalam semburan
pasir, sehingga menyebabkan bongkahan/ blok massa tanah di atasnya mengalami
penurunan (Gambar 14.5).

Lampiran Gambar
Gambar 14.2 Lokasi fenomena kegagalan tanah berupa pergerakan osilasi tanah akibat likuifaksi di jalan
poros Palu-Palolo (kotak garis merah putus-putus), yang diikuti dengan semburan pasir
(simbol pin kuning)

(a) Kondisi jalan poros Palu-Palolo akibat (b) Kondisi pemukiman di sepanjang jalan
dampak pergerakan osilasi dipicu oleh poros Palu-Palolo akibat dampak pergerakan
likuifaksi. osilasi lapisan tanah.

Gambar 14.3 Dampak ground oscillation di jalan poros Palu-Palolo dan pemukiman di Desa Lolu,
Kec. Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, yang diikuti dengan dan penurunan permukaan tanah

156
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman Semburan
24
Semburan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga
Gambarruntuh.
14.4 Semburan pasir melalui retakan di halaman rumah penduduk di sekitar lokasi ground
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi,pada
oscillation diperlukan aksi
jalan poros tanggap darurat
Palu-Palolo
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan
Gambar ini telah
14.5 Pergerakan melibatkan
osilasi berbagai
akibat likufaksi tenaga
yang diikuti ahli dari tanah permukaan
dengan penurunan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahandan Rakyat,
semburanKementerian
pasir Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi
(3) Aliran massa Klimatologi
tanah (flow failure/ dan
slide)Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial,Fenomena
Institut Teknologi Bandung,
aliran massa tanah danmerupakan
unsur asosiasi/
salahpraktisi/ perusahaan
satu bentuk kegagalan tanah akibat
swasta. Kajian
likuifaksi yang menimbulkan banyak korban jiwa yang danLaporan
awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku kerusakan bangunan di
Kajian Gempa Lombokwilayah
beberapa 2018. pemukiman di Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Karena goncangan
Semoga segala
yang sangat kuat upaya timfaktor
dan pelaksana survei dan
kemiringan lahantim>5%,
penyusun
skala laporan ini
aliran massa tanah tersebut
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi
mencapai ratusan hingga kilometer. Berdasarkan BNPB (2018), daerah terdampak langkah
pemulihanlikuifaksi
terhadapini dampak bencana.
meliputi daerah Atas perhatian
Balaroa dankm
(0,422 kerja
2 sama
) dan semua(1,628
Petobo pihak km2) di Kota Palu
diucapkan terima kasih.
dan daerah Lolu, Jono Oge (1,577 km2) dan Sibalaya Selatan di Kab. Sigi (Gambar
14.6 dan Gambar 14.7), dengan total area terdampak seluas 484.1 Ha dan jumlah
bangunan terdampak sebanyak 4.028 buah.
6
i 157
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 14.6 Lokasi-lokasi terdampak fenomena aliran massa tanah (diberi simbol bintang warna merah)
di wilayah Kota Palu dan Kab. Sigi akibat likuifaksi yang dipicu gempa bumi besar (Mw = 7,5)
pada tanggal 28 September 201

Lampiran Gambar

(a) Kelurahan Balaroa, Palu Barat. (b) Kelurahan Petobo, Palu Selatan.

(c) Desa Jono Oge, Kab. Sigi. (d) Desa Sibalaya Selatan, Kab. Sigi.

Gambar 14.7 Wilayah terdampak aliran massa tanah akibat likuifaksi di wilayah Kota Palu
dan Kabupaten Sigi.
6

158
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Mempertimbangkan KATA PENGANTAR


luas area terdampak, wilayah terdampak di Petobo dan Jono
 Oge relatif lebih luas dibandingkan dengan wilayah terdampak di Balaroa, Lolu
 dan Sibalaya Selatan. Kondisi tataguna lahan menjadi faktor pengontrol terjadinya
Gempa Lombok,
luas area Balimassa
aliran dan Sumbawa terjadipersawahan
tanah. Lahan pada hari Minggu, tanggal
yang luas 29
di daerah Jono Oge juga
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
menyebabkan aliran massa tanah bergerak lebih jauh dibandingkan dengan aliran
koordinat massa
8,4 LS dan 116,5
tanah di BT, atau tepatnya
daerah lainnya. berlokasi di darat
Selain faktor pada jarak
tataguna 47 km
lahan., faktor geomorfologi
arah timurlereng
laut Kota Mataram,
juga Provinsi
mengontrol Nusawilayah
luasan Tenggaraterdampak.
Barat pada Pada
kedalaman 24 Petobo dan Jono
wilayah
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
Oge, morfologi lereng didominasi oleh lereng cekung yang lebar. Sedangkan wilayah
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Balaroa, Lolu dan Sibalaya cenderung mempunyai morfologi lereng lurus. Daerah
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
dengan morfologi lereng berbentuk cekung cenderung mempunyai muka airtanah
rusak ringan hingga runtuh.
yang dangkal sehingga massa tanah akan mudah mengalir seperti lumpur hingga
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
beberapa kilometer. Setelah kejadian likuifaksi, lapisan tanah pasir cenderung masih
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
jenuhlokasi,
tepat terhadap air sebagaimana dapat
kerusakan, dan dilihatdaya.
sumber di lokasi Petobojuga
Diperlukan danpenentuan
Jono Oge [Gambar 14.7(b)
dan Gambar
status keadaan 14.7(c)]. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
darurat bencana;
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
14.3 Karakteristik
dan pemulihan prasarana dan Pasir
saranaLikuifaksi
vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Akibat
kajian sumber goncangan
gempa gempabumi,
(baik gempa semburan
utama maupun air dan
gempa pasir yang
susulan). Selainkeluar
itu, dari rekahan di
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
permukaan tanah terjadi di semua lokasi likuifaksi. Penampakan pasir yang keluar
berserta sarana
sebagai danhasil
prasarana,
likuifaksidansangat
lingkungannya juga penting
mirip, biasanya dilakukan.
berwarna Survei ke abu-abu gelap
abu-abu
lapangan dilakukan untuk mendapatkan datarabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat, lengkap,
dan terdiri dari pasir yang sangat halus. Sampel pasir yang diambil di berbagai lokasi
dan akurat.diuji
Korban
untukmengalami
mendapatkan luka-luka maupun ukuran
distribusi yang meninggal umumnya
butir dengan akibat
menggunakan analisis ayak
tertimpa dan
reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
hidrometer. Gambar 14.8 menunjukkan kurva distribusi ukuran butir sampel
bangunan tanah
menjadi penting
yang diambilagardibila terjadi gempa
beberapa padaPalu
lokasi Kota masadanyang akan datang,
Kabupaten Sigi. Distribusi ukuran
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
butiran cukup mirip, dan mereka tersebar pada kisaran yang lebar dan tergradasi
bangunan dengan
yang tahan gempa.
baik dengan kandungan butiran halus cukup rendah, berkisar 10-20%.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan
Gambar Umum
14.8 Kurva dan Perumahan
distribusi ukuran butiranRakyat,
pasir dariKementerian Energi
berbagai lokasi dan pasir di Kota Palu dan
semburan
Sumber Daya Mineral,
Kabupaten Sigi Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan
Gambar Bencana,Lembaga
14.8 menunjukkan Ilmu Pengetahuan Indonesia,
kisaran distribusi Badanburit
ukuran Informasi
pasir yang dianggapa
Geospasial,sangat
Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
rentan terhadap likuifaksi (A) dan rentan terhadap likuifaksi (B). Rentang ini
swasta. Kajian awal terhadap
diperoleh dari gempahasil survei
bumi tersebut
historis disampaikan
di Jepang dan padadigunakan
buku Laporan sebagai kode desain
Kajian Gempa Lombok 2018.
Jepang untuk fasilitas pelabuhan dan pelabuhan (PHRI, 1997). Akan tetapi, terdapat
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
permasalahan-permasalahan terkait penggunaan kriteria komposisi sebagai ukuran
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
untuk kerentanan likuifaksi karena kriteria ini belum memperhitungkan perbedaan
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
antara endapan alami dan reklamasi. Namun demikian, dengan menggunakan kriteria
diucapkan terima kasih.
ini, dapat dilihat bahwa pasir yang dikeluarkan dari beberapa lokasi di kota Palu dan
Kabupaten Sigi kemungkinan besar memiliki potensi tinggi untuk terlikuifaksi. Dengan
demikian, lapisan pasir halus ini yang menyebabkan fenomena likuifaksi yang terjadi
6
di wilayah pesisir dan dataran Kota Palu, Kab. Donggala dan Sigi.
i 159
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

14.4 Kesimpulan

Lapisan pasir halus lepas di bawah permukaan tanah di wilayah pesisir dan dataran
Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi sangat rentan terhadap likuifaksi.
Dengan demikian, sangat penting untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah pasir
halus ini di wilayah-wilayah ini.

Fenomena flow failure dan ground oscillation akibat likuifaksi di Kota Palu dan
Kab. Sigi hanya terjadi di beberapa wilayah saja. Perbedaan kerentanan likuifaksi
ini kemungkinan dipengaruhi oleh variasi kondisi geologi dan hidrologi bawah
permukaan di setiap wilayah. Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui ketebalan
lapisan pasir halus dan kedalaman muka airtanah yang mengontrol fenomena
likuifaksi di wilayah ini.

Mempertimbangkan risiko likuifaksi akibat gempa bumi dan upaya rekonstruksi


di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi, maka upaya-upaya
mitigasi yang tepat sangat penting untuk mengurangi dampak dari gempa bumi di
masa mendatang.

Lampiran Gambar

160
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
15. FENOMENA LIKUIFAKSI ALIR DI DESA LOLU,

 KECAMATAN JONO OGE
Gempa Lombok, Bali dan SumbawaPADA GEMPA
terjadi pada PALUtanggal
hari Minggu, 28 SEPTEMBER
29 2018

Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 Paulus
BT, P. Rahardjo,
atau tepatnyaPrieschila
berlokasi diC. darat
Tamsir, Aflizal
pada jarakArafianto,
47 km Nabila Q. Aulia
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman Universitas24 Katolik Parahyangan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan
15.1hingga runtuh.
Pendahuluan
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi
Gempa Palubencana Donggala yang28menyangkut
Septemberpengkajian secara cepatkerusakan
2018 menimbulkan dan dan fatalitas
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
yang sangat tinggi dan pada saat penelitian ini dilaksanakan, suasana duka masih
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
meliputi masyarakat yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung. Gempa
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
ini termasuk memiliki fenomena yang lengkap baik akibat pergerakan sesar, tsunami,
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
longsoran maupun peristiwa liquifaksi yang dahsyat yang mungkin terbesar yang
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
pernah terjadi di dunia. Khususnya fenomena liquifaksi ini mendapatkan perhatian
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
dari masyarakat
kajian dampak kerusakan yang Indonesia bahkanoleh
ditimbulkan dunia karena
gempa peristiwa
terhadap aliran lumpur saat liquifaksi
infrastruktur
telah dan
berserta sarana memporak
prasarana, porandakan infrastruktur
dan lingkungannya maupun
juga penting perumahan
dilakukan. Survei dalam skala yang
massive dan membuat kaget rabmaG naripmaL
masyarakat pada
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,umumnya, khususnya mereka yang
dan akurat.mengalami langsungluka-luka
Korban mengalami atau melihat
maupun langsung kejadianumumnya
yang meninggal tersebut. akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan Bencana gempa agar
menjadi penting disamping merupakan
bila terjadi gempa pada kejadian
masaalam
yang yang merusak dan berdampak
akan datang,
dahsyat bagi kehidupan manusia dan kerugian
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun harta benda, namun kejadian gempa
bangunan merupakan
yang tahan gempa.laboratorium alam dalam skala satu banding satu (full scale), sehingga
dapat lapangan
Survei memberikan manfaat
ini telah juga yaitu
melibatkan untuk tenaga
berbagai mempelajari karakteristik gempa
ahli dari
KementeriandalamPekerjaan
upayaUmummitigasidanbencana
Perumahan Rakyat,
dimasa Kementerian
mendatang. Para Energi dan sipil mempunyai
ahli teknik
Sumber Daya Mineral, yang
keterkaitan Kementerian
mendasar Ristek dan Pendidikan
terhadap bencana Tinggi,
gempa,Kementerian
mayoritas wilayah Indonesia
Perhubungan,Badan
berada pada Meteorologi
daerah rawan Klimatologi
gempa. dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial,PadaInstitut Teknologiini
kesempatan Bandung,
penulis dan unsur asosiasi/
memfokuskan praktisi/dan
penelitian perusahaan
observasi pada fenomena
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan
liquifaksi di desa Lolu, Kecamatan Jono Oge dimana kebanyakan pada buku Laporan publik menaruh
Kajian Gempa Lombokpada
perhatian 2018.kerusakan di SPBU Jono Oge yang dilewati kendaraan umum dan
Semoga
paling mudahupaya
segala timdari
terlihat pelaksana survei
jalan raya danPalu
Poros tim penyusun laporandemikian,
Palolo. Namun ini aliran tanah
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi
telah menyeret sekelompok rumah dan bangunan lain sejauh lebih dari 100 m dan langkah
pemulihanmenyebabkan
terhadap dampak bencana.yang
kerusakan Atas sangat
perhatian dan Dampak
besar. kerja sama semua
yang pihak
ditimbulkan cukup dahsyat
diucapkan terima kasih.
dan tidak pernah terpikirkan untuk mengatasi liquifaksi aliran yang amat sulit untuk
menahannya sekalipun.

6
i 161
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

15.2 Deskripsi Gempa dan Akselerasi Gempa

Gempabumi tektonik yang terjadi di Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
pada hari Jumat, 28 September 2018, jam 18:02:44 WITA berdurasi 3-7menit dengan
M 7,4 Episentrum 0,18°LS dan 119,85°BT dan jarak 26 km dari Utara Donggala
Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 10 km, kemudian dikoreksi 11 km. Posisi
epicenter gempa utama dan dan gempa susulan ditunjukkan oleh Gambar 3.4 yang
dapat menunjukkan luasan area yang mengalami slip atau area pelepasan energi.
Berdasarkan hasil peta estimasi guncangan gempabumi (Shakemap) daerah Palu
merasakan guncangan sebesar VIII-IX MMI dan laporan BMKG, terjadi 215 gempa
susulan berkekuatan magnitudo 6,3-2,9. Gambar 15.1 memberikan informasi
episenter main shock dan after shocks kondisi gempa Palu 28 September 2018.

Lampiran Gambar

Gambar 15.1 Lokasi gempa utama dan gempa susulan berada disepanjang sesar Palu-Koro
(sumber: Pusgen 2018, data dari BMKG 28-30 September 2018)

BMKG menerbitkan data akselerasi yang terukur pada beberapa stasiun dalam arah
North (N), East (E) dan arah vertikal (z). Resultante gaya gaya tersebut di plot vs jarak
untuk menghasilkan kurva atenuasi (Gambar 15.2). Formula atenuasi yang sederhana
(Donovan dan Esteva) di plot pada grafik yang sama, dan dibandingkan dengan data
data terpubliksi. Nampak bahwa estimasi dengan formula Donovan masih mendekati
kondisi lapangan, data terukur di Balaroa didapat nilai resultan akselerasi sebesar 400
gal berasal dari akselerasi masimum vektor horizontal (333 gal) dan vertikal (335 gal).
Formula atenuasi Donovan dan Esteva adalah sebagai berikut:

162
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Banyak formula KATAatenuasiPENGANTAR


yang lain, namun korelasi lokal mungkin lebih relevan
 mengingat mekanisme dan kondisi geologi mungkin memberikan dampak kepada
 korelasi tersebut.
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian Gambar
dampak15.2 Data resultan
bencana gempaakselerasi
melalui terhadap jarak ke pusat
survei lapangan yanggempa (LPPM Unpar, 2018)
mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Dari kerusakan
kajian dampak data diatasyangmaka pada posisi
ditimbulkan dekat terhadap
oleh gempa pusat pelepasan energi, pendekatan
infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei sedangkan dari
Rumus Atenuasi Donovan memberikan nilai akselerasi 500 gals,
trend data
lapangan dilakukan 400mendapatkan
untuk gals. Nilai empirik rabmaG naripmaL
data daniniinformasi
lebih selaras terhadap
yang cepat, data aktual terukur di
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibatkarena pengukuran
Balaroa (Ggambar 15.3). Besarnya nilai akselerasi vertikal adalah
tertimpa akselerasi
reruntuhangempa
bangunan rumah
near fault dan gedung.
(Balaroa Identifikasi
sangat dekat dengan kerusakan
sesar Palu Koro).
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 15.3 Time history acceleration pada gempa Palu terukur di stasiun Balaroa
(sumber Sigit
6 Pramono, 2018 dari JICA dan BMKG – data diperoleh penulis dari Prof Masyhur Irsyam)
i 163
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Korelasi antara akselerasi E-W, N-S dengan arah vertikal menghasilkan nilai rata
rata akselerasi berkisar 49-51 % dari gempa arah horizontal atau average sekitar
50% dari akselerasi horizontal (Gambar 15.4). Nilai ini sangat tinggi dan akan sangat
berpengaruh terhadap potensi liquifaksi tanah.

15.3 Fenomena Sand Boil, Likuifaksi Alir dan Lateral Spreading di Desa Lolu,
Jono Oge

Sand Boil merujuk kepada situasi dimana pasir bersama air menerobos lapisan
diatasnya membentuk erupsi pasir dipermukaan tanah. Liquifaksi Alir dan Lateral
Spreading, kedua istilah tersebut mengacu kepada dua hal yang hampir mirip
fenomenanya hanya saja pada liquifaksi alir perpindahan tanah sangat besar dan
deformasinya “unlimited” karena praktis mengalir hingga keseimbangan dicapai.

Liquifaksi umumnya terjadi saat gempa, dan telah menyebabkan keruntuhan tanah
dan bangunan diatasnya. Tanah berubah dari fase solid, menjadi berperilaku cair
sementara kehilangan kekuatan nya. Liquifaksi terjadi pada tanah pasir lepas dan
medium yang jenuh air yang mengalami peningkatan tekanan air pori ekses akibat
perambatan gelombang gempa ke permukaan tanah. Pasir dan pasir kelanauan
adalah jenis tanah yang dapat mengalami liquifaksi. Kejadian liquifaksi di Palu
Lampiran Gambar
merupakan penyebab utama kerusakan rumah dan infrastruktur diatasnya.

Gambar 15.4 Korelasi percepatan arah vertikal dengan arah north dan east
6

164
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Sand Boil di desaKATA
Lolu PENGANTAR

 Sand boil atau keluarnya pasir dari bawah permukaan tanah tidak selalu
Gempa Lombok, Bali
menyebabkan dan Sumbawa
keruntuhan tanah.terjadi
Sand pada hari Minggu,indikasi
boil merupakan tanggalbahwa
29 liquifaksi telah
Juli 2018 pukul
terjadi05.47 WIB dengan
dibawah kekuatan
permukaan. PadaM6,4.
saatGempa
gempa,tersebut
sand boilterletak pada oleh air yang naik
terbentuk
koordinat ke
8,4 permukaan
LS dan 116,5 sambil
BT, ataumembawa
tepatnya berlokasi
materialdipasir
darat dari
padabawah.
jarak 47 Air
km bertekanan tinggi
arah timurmenerobos
laut Kota Mataram, Provinsi
lapisan atas yang Nusa Tenggara
tidak Barat dan
terliquifaksi padamembawa
kedalamantanah24 sedimen untuk
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
kemudian di depositkan seperti kerucut berkawah dan umum nya terbentuk dalam
korban yang menderita
jumlah yang luka-luka ringan 15.5
besar. Gambar sampai
dandengan
Gambar korban
15.6meninggal.
merupakan Gempa
kasus sand boil di desa
ini pun mengakibatkan
Lolu. kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhanGambar bangunan rumah
15.5 Ilustrasi dan gedung.
Mekanisme Identifikasi
dan sand boil di Jono Oge kerusakan
(LPPM Unpar, 2018)
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih. Gambar 15.6 Bekas sand boil ditepi rumah penduduk di Kompleks BTN

6
i 165
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Dampak dari sand boil tersebut bila diatasnya terdapat struktur masif, bisa berupa
uplift yang mampu mendorong keatas bangunan tersebut (Gambar 15.7).

Gambar 15.7 Struktur mengalami uplift di SPBU Jono Oge

Lateral spreading di desa Lolu


Lampiran Gambar
Lateral spreading adalah pergerakan dalam arah lateral dari blok blok tanah sebagai
dampak dariliquifaksi dan kehilangan kekuatan gesernya di lapis bawah tanah.
Peralihan tanah terjadi sebagai kombinasi dari gaya gravitasi dan gaya gaya inersia
yang ditimbulkan oleh gempa pada lereng yang relatif landai (dapat mencapai
serendah 3o). Pada kasus di desa Lolu bahkan kemiringan tanah hanya sebesar 2.5%.
Tingkat Kerusakan yang terjadi sangat tergantung kepada berapa jauh peralihan yang
dihasilkan oleh aliran tanah.

Peralihan bisa sebesar beberapa centimeter hingga beberapa meter seperti yang
banyak terjadi di masa masa sebelumnya. Berhubung kondisi tanah yang bergerak
diatas lapisan tanah yang terlikuifaksi bisa masih kokoh, maka gaya pasif maksimum
bisa saja terjadi. Jalan, bangunan dan struktur teknik sipil yang lain dapat mengalami
kerusakan fatal akibat liquifaksi. Struktur yang terletak didekat atau di perbatasan
tergeser dengan sangat hebat dan mengalami offsett sampai beberapa meter
bahkan puluh meter, sedangkan dikaki lereng akan terkompresi atau tertekuk/
terlipat. Gambar 15.8 dan Gambar 15.9 adalah contoh lateral spreading di desa Lolu
kecamatan Jono Oge.

166
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Gambar 15.8 Lateral spreading di area sawah membentuk lipatan lipatan (area pabrik di bekas sawah)
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan Gambar 15.9 Fenomena
infrastruktur lateral
dapat spreading di sawah
diminimalisasi dan jalan
dengan menuju Perumnas BTN
membangun
bangunan yang tahan gempa.
15.4 Perkiraan
Survei lapangan Jarak Perpindahan
ini telah melibatkanakibat Lateral
berbagai Spreading
tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral,
Evaluasi Kementerian
perkiraan Ristek dandalam
perpindahan Pendidikan
masalahTinggi, Kementerian
nonlinier adalah sulit. Namun
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
demikian perkiraan ini sangat penting karena dampak kerusakan dari liquifaksi
Penanggulangan Bencana,Lembaga
memerlukan kemampuan Ilmu Pengetahuan
memprediksiIndonesia,
besar Badan Informasi
nya perpindahan lateral dan
Geospasial,distribusinya
Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
secara spasial. Meskipun prediksi apakah suatu site bisa mengalami
swasta. Kajian awal terhadap
liquifaksi hasil survei
atau sangat tidak tersebut
mudah, disampaikan
tetapi ada padametodebukulangsung
Laporan yang didasarkan
Kajian Gempa Lombok
kepada data2018.
empirik. Saat ini metode untuk menentukan peralihan horisontal dapat
Semoga segala upaya timpendekatan
dilakukan berdasarkan pelaksana surveicara dan tim penyusun
empirik laporan ini
atau perhitungan langsung.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihanCara
terhadap dampak bencana.
langsung untuk Atas perhatian dan
pendekatan kerja sama
kepada semua pihak
perkiraan perpindahan akibat
diucapkan terima kasih.
likuifaksi adalah mengumpulkan data base dari perpindahan yang diketahui dan
mengkorelasikan perpindahan dengan parameter yang terukur. Berdasarkan
pemetaan detail di Noshiro City sesudah gempa Nihonkai-Chubu 1983 Hamada et al
6
(1986) melakukan analisa regresi dan memberikan rumus sbbsebagai berikut:
i 167
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

dimana D adalah perpindahan dalam meter, H tebal lapisan yang mengalami liquifaksi
dan sudut tetha adalah yang terbesar dari kemiringan lereng permukaan atau
kemiringan lereng batu lapisan dasar yang merupakan bidang geser dan tetha dalam
persen.

15.5 Kerusakan Akibat Likuifaksi Alir di desa Lolu, Kecamatan Jono Oge

Penyebab kerusakan terbesar di desa Lolu, Kecamatan Jono Oge adalah karena
liquifaksi alir. Didaerah ini sesungguhnya fenomena liquifaksi terjadi lengkap mulai
dari sand boil, lateral spreading maupun liquifaksi alir. Pemandangan di desa Lolu
tersebut terwakili oleh beberapa ickon yang sering dimunculkan dalam media massa,
diantara nya SPBU Jono Oge, pabrik diseberang SPBU, sawah dan perumahan serta
Perumahan BTN.

Gambar gambar terdahulu menunjukkan situasi di area tersebut. Meskipun secara
sekilas kenampakan kerusakan tersebut lebih menyerupai lateral spreading, namun
demikian sesudah diperiksa dengan seksama maka perpindahan yang terukur
Lampiran Gambar
ternyata jauh lebih besar bahkan sangat besar. Lateral spreading umum nya beberapa
meter sedangkan pada lokasi ini perpindahan terukur mulai dari 30 m hingga 100 m.

Gambar 15.10 menunjukkan daerah terdampak oleh gampa Palu 28 September 2018,
semua fasilitas yang disebutkan diatas nampak dan yang terjauh adalah perumnas
BTN. Posisi jalan sesungguh nya telah bergeser 27-30 m kearah barat dari posisi
semula

Gambar 15.10 Situasi di desa Lolu yang terkena dampak Liquifaksi Alir
6

168
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
15.6 Perpindahan PENGANTAR
akibat Likuifaksi Alir di desa Lolu

 SPBU dan Rumah Penduduk
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIBSPBU
Perpindahan dengan
dankekuatan
rumah M6,4. Gempaadalah
penduduk tersebut terletak
pada padaliquifaksi alir yang
klaster
koordinat berbeda.
8,4 LS dan Area
116,5 liquifaksi
BT, atau tepatnya
SPBU bersama dengan jalan adalah km
berlokasi di darat pada jarak 47 satu klaster dimana
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
terukur pergerakan tersebut mencapai 35 m dan pada rumah penduduk mencapai
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
63 m. Nampak pada Gambar 15.11, wilayah liquifaksi alir nya berbeda, oleh karena
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
itu bangunan disisi kiri belakang dari SPBU terserer kearah barat dan utara sehingga
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
terbelah dan berputar. Demikian juga bangunan toilet terlepas dari bangunan didepan
rusak ringan hingga runtuh.
nya karena
Sesaat setelahsebagian terimbas
gempa tersebut oleh diperlukan
terjadi, klaster liquifaksi alir yang
aksi tanggap bergerak lebih jauh
darurat
dan berputar
untuk menanggulangi kearah yang
bencana selatan. Bila melihat
menyangkut klaster secara
pengkajian SPBU, cepat
liquifaksi
danberhenti di bagian
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan dari timur dan
belakang SPBU dan bangunan naik terangkat, bisa karena didesak
ditahan
status keadaan disisibencana;
darurat barat atau sand boils menyebabkan
penyelamatan bangunan belakang
dan evakuasi masyarakat terkena terangkat.
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Gambar 15.11 Perpindahan Rumah Warga dan SPBU
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Pergerakan yang cukup panjang adalah penyebab dari kerusakan besar dari beberapa
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
bangunan di rumah warga dan pola nya hampir mirip, tanah melipat lipat karena
Kajian Gempa Lombok 2018.
desakan aliran tanah, terutama bila daerah terliquifaksi berada cukup dangkal
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
< 2.5 m. manfaat
dapat memberikan Sebalik nyayangbila ketebalan lebihdalam
sebesar-besarnya dari menghadapi
2.5 m dan bangunan
langkah masih bertahan
pemulihandiatas terbawa
terhadap dampak oleh lapisan
bencana. yang
Atas terliquifaksi
perhatian dibawah
dan kerja nya. Kerusakan
sama semua pihak terjadi karena
perpindahan
diucapkan terima kasih. menyebabkan sudut sudut bangunan bergerak dalam arah yang berbeda
sehingga rumah terdistorsi namun masih berada diatas tanah (tidak ditelan tanah
seperti kasus di Petobo).

6
i 169
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 15.12, 15.13 dan 15.14 menunjukkan kerusakan akibat liquifaksi alir untuk
bangunan di bekas sawah (pabrik) dan bangunan SPBU. Terlihat sisi belakang SPBU
turun cukup drastis dan sampai sekarang pergerakan masih berlangsung. Bagian toilet
bergeser makin jauh dari posisi semula.

Pada Gambar 15.11 juga ditampilkan bangunan yang semula berbentuk L bergeser
sepanjang 63 m dan pada posisi yang baru terbelah dan berpisah menjadi dua potong
bangunan. Dengan demikian dapat diperkirakan energi yang mendorong bangunan
bangunan tersebut adalah sangat besar.

Gambar 15.12 Kerusakan akibat Liquifaksi alir dari area sawah di seberang SPBU

Lampiran Gambar

Gambar 15.13 Kerusakan akibat liquifaksi alir pada area SPBU Jono Oge

Gambar 15.14 Kerusakan SPBU Jono Oge (dilihat dari sisi belakang) 6

170
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Perumnas BTN KATA PENGANTAR



 Area yang cukup parah terdampak liquifaksi alir adalah area perumahan BTN di Desa
Gempa
Lolu. Lombok,
LiquifaksiBali
alirdan Sumbawa
di daerah ini terjadi
membawapada sekelompok
hari Minggu, bangunan
tanggal 29 dari sebelah barat
Juli 2018 pukul
ke timur, dimana peralihan bangunan mencapai lebih dari 100pada
05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak m. Disekitar nya tanah
koordinat terliquifaksi
8,4 LS dan 116,5 BT,
dahsyat. atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Gambar 15.15 Perpindahan kelompok rumah BTN terlihat melalui google earth image
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 15.16 Tampak Atas Liquifaksi Alir di Perumahan BTN


6
i 171
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 15.17 Pergeseran sebagian Perumnas BTN di Desa Lolu

15.7 Efek Akselerasi Vertikal terhadap Stabilitas dan Perpindahan

Gambar 15.18 memperlihatkan keseimbangan statik (a) dan efek percepatan terhadap
Lampiran Gambar
keseimbangan. Diasumsikan sebuah blok tanah berada pada kemiringan sudut
betha terhadap garis horisontal. Bidang tumpunya merupakan lapisan yang tidak
terliquifaksi atau perbatasan. Dalam kondisi stastik blok tersebut sudah mengalami
tegangan geser dan gaya tekan air sebesar V kearah sejajar bidang pergerakan dan
kearah normal N. Pada kondisi statik ini didapat faktor keamanan sebagai berikut:

FK Kondisi Statik

Nampak bahwa keberadaan air memberikan tambahan gaya dorong dan


memperbesar gaya uplift. Gaya uplift memperkecil gaya normal yang merupakan
unsur penting dalam stabilitas. Pada saat gempa (Gambar 15.18 (b)), mengandaikan
besaran gaya pseudo statik Heq dan gaya Veq. Gaya Heq (akibat gempa) menambah
gaya dorong dan menambah gaya uplift, begitu juga gaya Veq menambah gaya
uplift atau mengurangi gaya normal. Dengan konsep ini maka jelas tegangan kontak
antara blok tanah dengan tanah dasar berkurang secara drastis dan tanah kehilangan
tahanan gesernya.
6

172
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
(a) Gaya
korban yang menderita luka-luka Statik
ringan sampai dengan korban meninggal. (b) Gaya Gempa
Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Gambar 15.18 Gaya pada kondisi keseimbangan statik dan pseudo-statik
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Pada kondisi gempa, mengandaikan keadaan pseudo statik berlaku, maka kohesi pada
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tanahlokasi,
tepat terhadap pasiran dapat diabaikan
kerusakan, dan keseimbangan
dan sumber daya. Diperlukan dapat
jugadituliskan
penentuanseperti dibawah ini.
Artinya gempa vertikal dapat menyebabkan kehilangan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena kontak antara blok dan tanah
dasar sehingga
bencana; pemenuhan praktisdasar;
kebutuhan tanah tidak memiliki
pelindungan resistensi
terhadap geser. rentan;
kelompok
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
FK Kondisi
kajian sumber gempaGempa (pseudo
(baik gempa statik)
utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa Dengan
reruntuhan bangunan
mengambil rumah
kondisi tanahdandilokasi
gedung. Identifikasi
tersebut dapatkerusakan
digunakan ilustrasi sebagai
bangunan berikut.
menjadi penting
Sebuah agar
blokbila terjadi
tanah gempa6pada
setebal masa yang
m berada padaakan datang,
kondisi statik dengan muka
korban dan air kerusakan
tanah 2.5 infrastruktur dapat diminimalisasi
m dibawah permukaan. Kemiringandengan membangun
bidang kontak geser adalah 2.5%.
bangunan Akselerasi
yang tahan gempa.
horizontal = 0.33 g dan akselerasi vertikal = 0.17 g (sesuai dengan kondisi
Survei
lapangan lapangan
dimanainiakselerasi
telah melibatkan
vertikal 50%berbagai tenaga ahli
dari akselerasi dari Berat isi tanah
horizontal.
Kementerian Pekerjaan 1.8/m3.
diasumsikan Umum dan Dari Perumahan Rakyat,
formula diatas Kementerian
diperoleh : Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan
• FaktorMeteorologi
Keamanan pada Klimatologi
Kondisi dan Geofisika,
Statik, tanpa mukaBadan Nasional
air tanah FK statik= 21.3.
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
• Faktor Keamanan pada Kondisi Statik, dengan muka air tanah FK statik= 2.60.
Geospasial, • Institut
FaktorTeknologi
KeamananBandung, dan unsur
pada Kondisi asosiasi/
gempa praktisi/
horizontal perusahaan
saja FK pseudo statik= 0.75.
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
• Faktor Keamanan pada Kondisi gempa horizontal dan vertikal pseudo statik FK=
Kajian Gempa Lombok 2018.
0.56.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Ilustrasi diatas pada hakekatnya hanya untuk menunjukkan efek muka air tanah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan amat
terimabesar
kasih.meskipun sudut kemiringan amat kecil, namun asumsi ini mengandaikan
tekanan air mendorong sepenuhnya blok tanah, hal mana tidak realistik karena tanah
bersifat porous dan air akan berada disisi yang lain. Efek gempa dengan akselerasi
vertikal diperkirakan memberikan kontribusi besar terhadap mekanisme liquifaksi alir.
6
i 173
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Pada kondisi tanah terliquifaksi, persamaan persamaan diatas tidak dapat digunakan
karena kekuatan tanah pasir berubah secara drastis dari kondisi drained menjadi
kondisi undrained (biasanya digunakan kuat geser residual yaitu kuat geser pada
kondisi regangan yang besar.

15.8 Data Gradasi Tanah, data CPTu dan Analisis Potensi Likuifkasi di area
Perumaha BTN

Sampel yang diambil dari beberapa daerah terlikuifaksi (Petobo, Balaroa, Jono Oge
dan lain-lain menunjukkan bahwa tanah mudah terliquifaksi, hasil pengujian gradasi
diperoleh sebagai berikut :

Lampiran Gambar

Gambar 15.19 Distribusi butir tanah yang terliquifaksi (sumber LPPM Unpar, 2018)

Dari data diatas nampak gradasi tanah di Jono Oge termasuk mudah mengalami
liquifaksi. Di area Perumahan BTN telah dilaksanakan uji CPTu untuk mendapatkan
dengan cepat pelapisan tanah dan konsistensi nya. CPTu memberikan kualitas
informasi jauh lebih baik daripada CPT mekanis karena bisa mengukur tekanan air
pori (hidrostatik) sekaligus juga tekanan air pori total (hidrostatik dan tekanan air pori
ekses. Dengan demikian CPTu bisa menentukan pelapisan tanah secara lebih akurat.
Data yang diperoleh dengan CPT dan CPTu menerus dan korelasi empirik untuk uji ini
memiliki data base yang sangat banyak dan andal. 6

174
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Analisis mengikuti KATA


metode PENGANTAR
sederhana dari Seed, dimana cyclic shear stress (CSSR) dan
 cyclic shear resistance (CRR) digunakan untuk menentukan faktor keamanan terhadap
 liquifaksi. Nilai CSR ditentukan dari persamaan sederhana. Sedangkan nilai CRR
Gempa Lombok,
diperoleh dariBali
kurvadanShibata
Sumbawa danterjadi pada(1988)
Teparaksa hari Minggu, tanggal 29
menggunakan data CPT/CPTu.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempaGambar(baik
15.20gempa
Data CSRutama
dan CRR berdasarkan
maupun data susulan).
gempa CPT/CPTu (Shibata
Selain &itu,
Teparaksa, 1988)
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Untukdan
berserta sarana analisis ini digunakan
prasarana, data datajuga
dan lingkungannya terpublikasi berdasarkan
penting dilakukan. metode Shibata dan
Survei
Teparaksauntuk
lapangan dilakukan (1988)
mendapatkan rabmaG naripmaL
dengan mengakomodasi
data dan informasiakselerasi
yang cepat,dalam arah vertikal dimana
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat vertikal sebesar
penulis mengusulkan cara sederhana, yaitu dampak dari akselerasi
tertimpa 0.335
reruntuhan
g dalam bangunan rumah dantegangan
bentuk penurunan gedung. vertikal
Identifikasi
efektifkerusakan
saat gempa. Hasil analisis
bangunan berdasarkan
menjadi penting dataagar bila di
CPTu terjadi
areagempa pada masa
Perumahan BTN yang
adalahakansebagai
datang,berikut: (tegangan
korban dan kerusakan
vertikal infrastruktur
total dinaikkan dapat
33.5% dandiminimalisasi
tegangan vertikaldengan membangun
efektif diturunkan 33,5%).
bangunan yang tahan gempa.
Survei
Dari datalapangan
diatas ini telah melibatkan
diperoleh kondisi tanah berbagai
pasir ditenaga
daerahahli dari
Perumahan BTN seluruh
KementeriannyaPekerjaan
berupa Umum dan Perumahan
pasir halus atau siltyRakyat, Kementerian
sand dengan Energi
sisipan dan tanah lempung.
sisipan
Sumber Daya Mineral, Kementerian
Sesungguhnya Ristek dan
tidak didapatkan mukaPendidikan
air tanah Tinggi,
dari Kementerian
uji CPTu namun berdasarkan
Perhubungan,Badan
informasi muka air tanah sebelum gempa, didapatiBadan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, muka air Nasional
tanah pada kedalaman
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan
-2.5 m dibawah permukaan. Akselerasi maximum arah horizontal ah=0.335 g. Informasi
Geospasial,Diperoleh
Institut Teknologi Bandung, rata
faktor keamanan dan rata
unsurdengan
asosiasi/memodifikasi
praktisi/ perusahaan
persamaan CSR terhadap
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
adanya faktor akselerasi vertikal av= 0.17 g (50% dari akselerasi horisontal), Fkliq= 0.2
Kajian Gempa Lombok 2018.
dan Liquefaction Potential Index (LPI)= 25.3 (termasuk dalam kelas very high).
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Untuk analsis potensi liquefaksi aliran diperlukan besarnya kuat geser residual
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan dimana nilai kuat geser residual Sur didefinisikan sebagai kuat geser tanah pasiran
terima kasih.
pada kondisi regangan besar dimana tanah “mengalir” pada kondisi volume tetap,
tegangan efektif tetap dan tegangan geser tetap. Tegangan geser tersebut tidak lain
adalah tegangan geser residual. Untuk mendapatkan nilai tegangan geser tersebut
6
i 175
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


dapat dilakukan uji laboratorium dengan regangan besar (biasanya diatas 10%) atau
menggunakan korelasi empirik (Seed dan Harder, 1990).

Gambar 15.21 Data kuat geser residual (liquefied shear strength) vs N-SPT
(Sumber: Seed dan Harder, 1990)

Selanjutnya untuk mendapatkan angka faktor keamanan saat liquifaksi alir digunakan
Lampiran Gambar
perbandingan antara kuat geser residual terhadap tegangan geser awal, sebagaimana
dinyatakan pada persamaan berikut:

Untuk daerah dengan kemiringan tertentu, analisa potensi liquifaksi alir perlu
dilakukan. Data Perumahan BTN memberikan faktor keamanan FK liq alir = 0.24

15.9 Kesimpulan

Daerah tinjauan merupakan daerah yang rawan bahaya liquifaksi berdasarkan data
geologi, data historis gempa, dan gradasi tanah. Dengan akselerasi horizontal faktor
keamanan terhadap liquifaksi drop di bawah 1.0. Akselerasi gempa pada arah vertikal
dapat menyebabkan berkurangnya tegangan kontak pada massa tanah. Dengan
demikian, dampak liquifaksi alir menjadi semakin besar. Uji piezocone (CPTu) sangat
bermanfaat untuk mengevaluasi kondisi tanah di bawah permukaan. Selain dapat
mengidentifikasi jenis tanah kohesif ataupun granular, uji piezocone juga dapat
memberikan informasi kedalaman muka air tanah. Pergerakan SPBU, rumah warga,
dan perumahan BTN sangat signifikan dan khususnya perumahan BTN mencapai lebih
dari 100 m.
6

176
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 16. DAMPAK GEOTEKNIK GEMPA PALU

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi Daniel pada
Hutabarat 1,2,3,4,
hari Minggu, Ben Mason
tanggal 29 , Aaron Gallant ,
2,5 2,6

Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada , Joe Wartman
Jack Montgomery 2,7 2,8

koordinat 8,4 LS dan


1
HATTI,
116,5 GEER,
2
BT, atauInsitut
3
Teknologi
tepatnya Bandung,
berlokasi
4
University
di darat pada jarak 47of California
km at Berkeley,
5
Oregon State University, 6
University
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 of Maine, 7
Auburn University,
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat 8
University of Washington
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
16.1 Pendahuluan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap
Laporanlokasi, kerusakan, dan
ini membahas hasilsumber daya. Diperlukan
awal aktivitas juga penentuan
survei dampak geoteknik yang disebabkan
status keadaan
gempa Palu (Mw 7.5, 28 September 2019, Pkl 18:02 WITA)terkena
darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang dilakukan oleh tim
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
kolaborasi mencakup Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI), Pusat Studi
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Gempa Nasional (PUSGEN) dan US National Science Foundation: Geotechnical
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Extreme Event Reconnaissance (US-NSF GEER). Survei dan investigasi lapangan
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
dilakukan pada tanggal 13-18 November 2018. Hasil akhir dari survei ini akan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
dimuat
berserta sarana dandalam laporan
prasarana, dan akhir yang sedang
lingkungannya disusundilakukan.
juga penting oleh timSurvei penulis dan juga akan
dipublikasikan
lapangan dilakukan untuk dalam rangkaian
mendapatkan rabmaG naripmaL
datajurnal internasional.
dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa Konsekuensi
reruntuhan bangunangeoteknik rumah terparah yang
dan diakibatkan
gedung. oleh kejadian
Identifikasi kerusakangempa Palu adalah
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akanakibat
pergerakan tanah dengan skala masif secara gravitasional datang,fenomena likuifaksi
korban dan (liquefaction-induced
kerusakan infrastruktur landslide)
dapat pada area yangdengan
diminimalisasi beradamembangun
di dataran dengan topografi
yang cukup
bangunan yang tahan gempa. miring. Pergerakan tanah yang masif tersebut ikut membawa semua
objek yang
Survei lapanganberada ini ditelah
atasnya dan memakan
melibatkan berbagaikorban
tenaga jiwa ahli
terbanyak.
dari Terdapat lokasi
yang mengalami pergerakan tanah sejauh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan 1.0 km. Skala pergerakan ini mungkin
Sumber Dayamenjadi
Mineral, kasus terbesar yang
Kementerian Ristek pernah terjadi di
dan Pendidikan dunia
Tinggi, akibat fenomena likuifaksi.
Kementerian
Perhubungan,Badan
Dampak terparah Meteorologi
terjadiKlimatologi dan Jono
di area Petobo, Geofisika,
Oge dan Badan Nasional
Sibalaya dan Lolu yang menjadi
Penanggulangan Bencana,Lembaga
fokus investigasi tim surveiIlmu dalam
Pengetahuan
laporanIndonesia,
ini. AreaBadan
lain yang Informasi
mengalami pergerakan
Geospasial,tanah
Institut
adalahTeknologi Bandung,
Balaroa, namun dansampai
unsur asosiasi/ praktisi/
saat laporan perusahaan
ini ditulis belum bisa dipastikan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku
apakah penyebab kelongsoran di Balaroa juga karena diakibatkan likuifaksi. Hal ini Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
dikarenakan keterbatasan waktu saat aktivitas survei yang lebih memfokuskan kepada
Semoga segala
empat lokasi yang upayadisebutkan
tim pelaksana survei
diatas dan tim penyusun
mengingat masih banyaknya laporan ini
bukti-bukti lapangan
dapat memberikan
yang belum manfaat
hilangyangmaupun sebesar-besarnya
terganggu. dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan Dampak
terima kasih.geoteknik lainnya adalah kegagalan pondasi bangunan yang juga dikarenakan
fenomena likuifaksi. Regangan vertikal yang menyebabkan penurunan tanah pada
titik-titik pondasi (kolom) sehingga terjadi perbedaan penurunan pondasi yang
6
merusak struktur bangunan. Dampak geoteknik ini tidak akan dibahas disini. Laporan
i 177
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

ini akan mendeskripsikan fenomena likuifaksi dan menunjukan hasil survei investigasi
dampak geoteknik yang terjadi di area terdampak.

16.2 Pergerakan Tanah akibat Likuifaksi

Dalam kondisi stabil, setiap elemen tanah di bawah permukaan tanah memiliki kuat
geser (shear strength) yang merupakan kontribusi dari kontak friksi antar partikel
pada material tanah granular (tanah pasir dan kerikil) atau gaya kohesi antar partikel
pada material tanah kohesif (tanah lempung). Stabilitas yang terjadi di suatu areal
lereng saat kondisi statik disebabkan oleh termobilisasinya shear strength di elemen
tanah yang lebih besar dan mampu menahan beban geser (shear stress) static akibat
gaya gravitasi di titik-titik terlemah sepanjang bidang gelincirnya.

Hal ini berbeda ketika kejadian gempa terjadi. Saat gelombang gempa merambat
melalui tanah (khususnya komponen gelombang geser), elemen tanah di setiap
kedalaman akan menerima tambahan gaya geser dinamik secara berbolak-balik (cyclic
shear stress) sampai perambatan gelombang geser berakhir. Jika terjadi pada material
tanah granular yang berada di bawah muka air tanah dalam kondisi jenuh, mekanisme
pembebanan bolak-balik ini akan menyebabkan kenaikan tekanan air yang berada di
dalam pori-pori tanah melebihi tekanan hidrostatiknya (excess pore water pressure).
Lampiran Gambar
Kenaikan excess pore water pressure tersebut akan mengurangi kontak friksi antar
partikel tanah tersebut dan mengurangi shear strength elemen tanah sebagai
konsekuensi menurunnya effective confining stress atau tegangan pengekang efektif
sampai level nihil.

Jika cyclic shear stress yang berkerja cukup kuat dengan durasi yang cukup untuk
menaikan excess pore water pressure secara signifikan, maka semua kontak friksi
elemen material tanah granular tersebut akan hilang dan shear strength material
tersebut akan mendekati nihil. Saat ini terjadi, maka elemen tanah akan berperilaku
seperti air secara sementara yang disebut sebagai proses pencairan tanah (likuifaksi)
karena air adalah material yang tidak memiliki shear strength sama sekali. Ketika
gelombang gempa berhenti dan excess pore water pressure perlahan turun kembali
mencapai kondisi hidrostatiknya, partikel-partikel tanah akan kembali bersentuhan
dan kembali mendapatkan gaya kontak friksinya sehingga shear strength akan naik
kembali.

Ketika fenomena likuifaksi terjadi pada area di lereng atau dataran rendah dengan
kemiringan yang cukup landai (Gambar 16.1), semua massa tanah yang berperilaku
seperti air secara sementara tersebut akan bergerak dari hulu ke hilir mengikuti
gaya grafitasi (liquefaction-induced landslide) yang mampu membawa semua
6 objek

178
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

yang berada diatasnya.KATA Semakin PENGANTAR tebal lapisan tanah yang mengalami likuifaksi, maka
 semakin masif pula pergerakan yang terjadi karena gaya gravitasi yang lebih besar
 akibat berat sendirinya. Berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan, fenomena
Gempa
tersebutLombok, Balididan
terjadi desaSumbawa
Petobo, terjadi pada hari
Lolu, Sibalaya danMinggu,
Jono Ogetanggal
saat29gempa Palu terjadi.
Juli 2018 pukul
Gambar 16.1 menunjukan gambar potongan (garis potongan pada
05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak kuning) yang melewati
koordinat area
8,4 LSterdampak
dan 116,5 BT, atau tepatnya
likuifaksi di daerah berlokasi
Petobodi (dikelilingi
darat pada garis
jarak merah).
47 km Menurut model
arah timurelevasi
laut Kota dariMataram, Provinsi
citra satelit yangNusacukup Tenggara
akuratBarat
untukpada kedalaman
prediksi awal, 24kemiringan rata-rata
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit.
topografi area Petobo sebeleum gempa berkisar di 1.8-2.1%. Kemiringan ini cukup Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
untuk menyebabkan liquefaction-induced landslide di Petobo. Proses investigasi tanah
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
untuk mengetahui tebal lapisan dan karakter stratifikasi lapisan tanah di setiap area
rusak ringan hingga runtuh.
mutlak diperlukan untuk menjelaskan mekanisme yang terjadi secara lebih detail.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Selainlokasi,
tepat terhadap itu, dikerusakan,
setiap lokasi dan tersebut
sumber daya. ditemukan gundukan
Diperlukan semburan pasir atau sand
juga penentuan
boil yang menjadi bukti lapangan dan indikator
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena paling penting untuk mengkonfirmasi
bahwa telah
bencana; pemenuhan terjadi fenomena
kebutuhan likuifaksiterhadap
dasar; pelindungan di bawah permukaan
kelompok rentan;tanah. Material ini
disemburkan dari dasar tanah akibat tingginya
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena excess pore water
itu,pressure di bawah
diperlukantanah. Besar tekanan
kajian dampak bencana ini gempasangat tinggi
melalui danlapangan
survei harus didisipasi
yang mencakupsaat guncangan gempa
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu, tekanan tersebut
mulai mereda. Satu-satunya jalur termudah untuk mendisipasikan
ialah kerusakan
kajian dampak dengan mengalirnya
yang ditimbulkan air dariolehdasar menuju
gempa ke permukaan
terhadap infrastrukturtanah. Proses ini bisa
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei air di permukaan
terjadi dalam hitungan jam bahkan hari dan tingginya semburan
tanah bisa
lapangan dilakukan mencapai
untuk 1.0 - 1.5
mendapatkan rabmaG naripmaL
m (Housner,
data dan informasi 1958).
yangSetelah
cepat, gempa
lengkap,berakhir, semburan
pasir ini akan membentuk gundukan pasir berbentuk
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat kerucut. Semakin tebal lapisan
tertimpa yang
reruntuhan
mengalamibangunan rumah
likuifaksi saat dan
gempa, gedung.
maka Identifikasi
luas gundukan kerusakan
pasir dan volume pasir
bangunan yang
menjadi penting ke
tersembur agar bila terjaditanah
permukaan gempaakan pada masa yang
semakin akan datang,
besar.
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan Gambar
yang tahan gempa.
16.2 menunjukan beberapa foto sand boil di setiap lokasi. Material sand
Survei lapangan
boil yang ditemukan ini telah melibatkan
di lapangan merupakanberbagai
pasirtenaga
berlanau ahli(silty
darisand) hingga pasir
Kementerian Pekerjaan
bersih (cleanUmum
sand)dan Perumahan
dengan gradasi Rakyat, Kementerian
yang konstan Energi dan sebagai material
diklasifikasikan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
tanah SP (poorly graded sand) menurut Unified Soil Classification System (USCS).
Perhubungan,Badan
Material iniMeteorologi
disemburkan Klimatologi
dari bawah danpermukaan
Geofisika, tanah
Badanakibat
Nasional
tingginya excess pore
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan
water pressure yang harus didisipasikan saat gempa berlangsung sebagai konsekuensi Informasi
Geospasial,dari
Institut Teknologi
fenomena Bandung,
likuifaksi. dan unsur
Proses pengujianasosiasi/ praktisi/
gradasi perusahaan
butiran pada material ini sedang
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
dilangsungkan dan hasilnya akan dipublikasikan pada laporan akhir.
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 179
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 16.1 Gambar potongan desa Petobo sebelum gempa (diolah dari Google Earth) dan prediksi
lokasi bidang kelongsoran yang terjadi saat pergerakan terjadi.

Lampiran Gambar

Gambar 16.2 Observasi sand boil di empat lokasi yang mengalami pergerakan tanah terparah di Petobo,
Jono Oge, Lolu dan Sibalaya

180
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Gambar 16.3 menunjukan KATA PENGANTAR foto aerial dari lima lokasi yang diinvestigasi oleh tim
 survei dan juga mengalami pergerakan tanah yang paling masif yaitu Petobo, Lolu,
 Jono Oge, Sibalaya dan Balaroa. Tim survei (HATTI-GEER-PusGen) memfokuskan
Gempa Lombok,
aktivitas studinyaBali dan
padaSumbawa
4 lokasi terjadi
pertama pada hari Minggu,
sebagai daerah tanggal 29 luas mengalami
yang paling
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
kelongsoran. Garis kuning yang ditunjukan pada Gambar 16.3 adalah saluran irigasi pada
koordinat sepanjang
8,4 LS dan 116,538 km BT,yang
atau bermula
tepatnya berlokasi
di bagiandi selatan
darat pada jarakPalu
sungai 47 km memanjang sampai
arah timurbagian
laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman
hulu kelongsoran di desa Petobo. Terdapat perpanjangan saluran sepanjang 24
km. Gempa 3.5inikmtelah
darimengakibatkan
desa Petobo menuju korban utara
jiwa yang
sampaitidakdengan
sedikit.pusat
Terdapat
kota Palu yang sudah
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
tidak aktif sampai saat ini. Data ini di ukur berdasarkan foto satelit yang disusuri oleh
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
penulis diolah dari Google Earth.
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Perlu diperhatikan bahwa semua area yang mngalami liquefaction-induced landslide
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
(Petobo,
tepat terhadap Lolu,
lokasi, Jono Oge
kerusakan, dandan Sibalaya)
sumber daya.diDiperlukan
bagian tenggara kota Palu memiliki lokasi
juga penentuan
hulu kelongsoran yang tepat berhenti di sepanjang
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena saluran irigasi. Berdasarkan
observasi ini,
bencana; pemenuhan penulis dasar;
kebutuhan merekomendasikan untuk melakukan
pelindungan terhadap penyelidikan lebih lanjut
kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena di
untuk menjelaskan mengapa kelongsoran berhenti sampai itu,titik ini dan tidak
diperlukanmerambat
kajian dampak lebihbencana
jauh kegempa
sisi timur saluran
melalui irigasi
survei meskipun
lapangan memiliki tingkat kemiringan
yang mencakup
yang relatif lebih terjal.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
Pergerakan
berserta sarana tanah yang
dan prasarana, terjadi di bagian
dan lingkungannya hilir secara
juga penting progresif
dilakukan. Surveimerambat menuju
bagian hulu
lapangan dilakukan untuk kelongsoran
mendapatkan sampairabmaG naripmaL
data dandengan saluran
informasi yangirigasi.
cepat, Pergerakan
lengkap, ini tidak hanya
merubah geometri melainkan juga membuat
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat saluran irigasi terbuka sehingga bocor
tertimpa dan
reruntuhan bangunan
air mengalir denganrumah deras dan gedung.
ke dalam area Identifikasi
terdampak.kerusakan
Hal ini turut memperparah
bangunan dampak
menjadi penting agar bila
yang terjadi terjadi gempa
khususnya padaJono
di daerah masaOge yangdanakan datang,mengingat volume
Sibalaya
korban dan air kerusakan
yang mengalir infrastruktur dapat dan
cukup tinggi diminimalisasi dengan membangun
mampu menginisiasi banjir dengan skala kecil.
bangunan Berdasarkan
yang tahan gempa. informasi yang didapat dari aktivitas wawancara pada warga sekitar,
Survei
ketinggianlapangan
muka air ini ditelah
saluran melibatkan
irigasi saatberbagai tenagaberkisar
gempa terjadi ahli dari
di 1.0 - 2.5 m.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber DayaUntuk Mineral, Kementerian
menganalisis aspekRistek dan Pendidikan
ini secara lebih detail, Tinggi, Kementerian
informasi atas ketinggian muka air
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
tanah saat terjadi gempa dan geometri desain saluran irigasi Badan Nasional memegang peranan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
penting. Studi analisis lebih lanjut dengan data yang lebih akurat diperlukan untuk
Geospasial,menjawab
Institut Teknologi Bandung, pergerakan
apakah kejadian dan unsur asosiasi/
masif dipraktisi/ perusahaan
area Petobo, Jono Oge dan Sibalaya
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
akan separah saat ini jika saluran irigasi tidak berada di lokasi eksisting. Hal ini
Kajian Gempa Lombok 2018.
dikarenakan besar pergerakan tanah di sebelah timur saluran irigasi bisa dikategorikan
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
nihil atau minor yang sangat kontras dengan yang terjadi di sebelah barat saluran.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 181
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 16.3 Kelima area yang mengalami pergerakan tanah secara masif saat gempa Palu

Terjadinya pergerakan tanah secara masif di semua lokasi yang disebutkan di atas
didukung oleh kontribusi dari tiga faktor mayor yaitu: 1) Ground motion intensity, 2)
Topografi permukaan tanah, 3) Tinggi muka air tanah, tebal dan karakteristik lapisan
material yang rentan terhadap likuifaksi (liquefiable soil) di bawah permukaan. Ketiga
faktor memiliki bobot kontribusi yang sama. Faktor pertama, dibutuhkan intensitas
gempa cukup kuat untuk mengenerasi cyclic shear stress dengan durasi yang cukup
untuk meningkatkan excess pore water pressure sampai pada level yang membuat
shear-strength material mendekati nihil. Faktor kedua, dibutuhkan elevasi topografi
yang cukup miring sehingga menginisiasi terjadinya pergerakan tanah yang bergerak
dari hulu ke hilir, Faktor ketiga, dibutuhkan muka air tanah yang cukup dangkal
sehingga material yang mengalami proses likuifaksi dibawah tanah cukup tebal.
Ketika ketiga faktor diatas terpenuhi pada saat yang bersamaan, maka peristiwa yang
mirip dengan yang terjadi di Petobo, Jono Oge, Lolu dan Sibalaya berpotensi untuk
terjadi lagi. Sebaliknya, jika ada 1 faktor yang tidak dipenuhi, maka kecil kemungkinan
peristiwa yang mirip akan terjadi.
6

182
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Mekanisme lainKATA yang PENGANTAR


mungkin terjadi di lapangan adalah terdapatnya lapisan
 impermeable yang memiliki konduktivitas hidraulik yang sangat rendah yang berada
 di atas material tanah yang terlikuifaksi. Lapisan ini akan menghambat proses
Gempa Lombok, air
mengalirnya Bali ke
dan atas
Sumbawa terjadi
sebagai pada hari Minggu,
konsekuensi tanggal 29
terdisipasinya excess pore water
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
pressure. Hal ini menyebabkan terakumulasinya air titik transisi lapisan antara pada
koordinat material
8,4 LS danterlikuifkasi
116,5 BT, ataudantepatnya
materialberlokasi di darattersebut.
impermeable pada jarak Hal47ini
kmbisa menyebabkan
arah timurterbentuknya
laut Kota Mataram, bidang Provinsi
gelincirNusa Tenggara
yang sangatBaratlicinpada kedalaman
akibat adanya24volume air secara
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang
berlebihan di titik tersebut yang mungkin bisa menjelaskan tidak sedikit. Terdapatmasifnya pergerakan
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
tanah di kota Palu. Oleh karena itu, penyelidikan tanah secara ekstensif sangat
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
diperlukan untuk mengungkap mekanisme ini yang mungkin bermanfaat untuk para
rusak ringan hingga runtuh.
pengambil keputusan dalam menentukan tata guna lahan di kota Palu maupun kota
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
lain di masa yang akan datang. Beberapa hasil temuan aktivitas survei investigasi
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
dampak
tepat terhadap geoteknik
lokasi, di setiap
kerusakan, daerah akan
dan sumber daya. dijelaskan
Diperlukandibawah ini.
juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
a. Area Petobo
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukanArea
kajianPetobo
dampakmerupakan
bencana gempa daerah pemukiman
melalui dengan
survei lapangan yangkorban
mencakupjiwa terbanyak akibat
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu, Total luas area
pergerakan tanah secara masif yang merusak rumah penduduk.
yang kerusakan
kajian dampak bergerak saat
yang gempa kurang
ditimbulkan olehlebih
gempa seluas 1.6 km
terhadap
2
dimana hampir lebih dari
infrastruktur
50% area yang bergerak diatasnya terdapat rumah
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei penduduk. Area di dalam garis
putih (Panjang
lapangan dilakukan perimeter 6.7
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
datakm) pada Gambar
dan informasi 16.4 menunjukan
yang cepat, lengkap, kondisi area
Petobo sebelum dan sesudah gempa dimana
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat garis kuning adalah saluran irigasi.
tertimpa Aspek
reruntuhan pentingbangunan
yang ingin rumah dan gedung.
ditekankan Identifikasi
pada gambar kerusakan
ini adalah terdapat perbedaan
bangunan pergerakan
menjadi penting tanahagaryang
bila terjadi
kontrasgempa
di sisipada masadan
timur yang akan saluran
barat datang, irigasi. Sisi timur
korban dan kerusakan
relatif infrastruktur
tidak bergerak dapat diminimalisasi
meskipun masih berada dengan dalam satumembangun
zona dengan kemiringan
bangunan yang
yang tahanmiripgempa.
seperti yang ditunjukan di gambar potongan melintangnya. Menurut
Survei
model lapangan
elevasi yang ini diadopsi
telah melibatkan
dari Google berbagai tenaga ahlirata-rata
Earth, kemiringan dari sepanjang garis
Kementerian Pekerjaan
potongan Umum dan
melintang Perumahan
adalah Rakyat, Elevasi
2.1% dimana Kementerian Energi timur
titik paling dan dan barat pada
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi,
garis potongan adalah 98 m dan 36 m dengan bentang jarak sejauh 2.95 km. Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan
Di bagian Bencana,Lembaga
hulu area Petobo, Ilmu pergerakan
Pengetahuantanah Indonesia,
yang Badan
merusak Informasi
saluran irigasi membuka
Geospasial,saluran
InstitutdanTeknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
menyebabkan aliran air yang deras masuk ke dalam zona kelongsoran.
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Gambar 16.5 menunjukan situasi perubahan geometri saluran irigasi yang terbuka
Kajian Gempa Lombok 2018.
sehingga air mengalir ke dalam area pemukiman Petobo. Mekanisme yang serupa
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
juga terjadi di area Jono Oge dan Sibalaya dimana terdapat keruntuhan dari pintu-
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pintu air dan terbentuknya aliran sungai kecil baru yang terlihat jelas dari udara.
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Proses rekonstruksi dan evakuasi korban jiwa di daerah hilir Petobo sudah dilakukan
saat aktivitas survei dilakukan sehingga tidak ditemukan banyak bukti fenomena
likuifaksi. Mengingat kepadatan penduduk di daerah Petobo, penyelidikan tanah
6
i 183
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

secara ekstensif, pemetaan topografi eksisting yang akurat dan investigasi ketinggian
muka air tanah di area ini sangat disarankan untuk mengetahui titik-titik lain yang
berpotensi mengalami kejadian serupa.

Lampiran Gambar

Gambar 16.4 Kondisi dan gambar potongan melintang area Petobo (0°56'20.21"S, 119°55'0.39"E)

Gambar 16.5 Salah satu titik terbukanya saluran irigasi di area Petobo setelah kejadian gempa.
6

184
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

b. Area Jono OgeKATA PENGANTAR



 Area Jono Oge merupakan daerah terluas yang mengalami pergerakan tanah dengan
Gempa Lombok,lebih
luas kurang Bali 2.1
dan km
Sumbawa
2 terjadi ini
. Pergerakan pada hari
juga Minggu,
turut tanggal
merusak 29 Poros Palu-Palopo
jalan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
yang menjadi salah satu jalan utama di kota Palu. Namun area ini merupakan daerah
koordinat pertanian
8,4 LS dan 116,5
dimana BT, hanya
atau tepatnya
sekitarberlokasi
kurang di darat
dari 5%pada
areajarak 47 km
yang menjadi pemukiman
arah timurpenduduk.
laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada
Mekanisme pergerakan tanah yang terjadi di Jono Oge kedalaman 24mirip dengan yang
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak
terjadi di Petobo dimana pergerakan berakhir di saluran irigasi. sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Gambar 16.6 menunjukan kondisi perubahan sebelum dan sesudah gempa yang
rusak ringan hingga runtuh.
terjadi di Jono Oge beserta posisi saluran irigasi. Terdapat suatu rumah beratap merah
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
(dilabeli Red Roof House, Lokasi: 0°59'9.00"S, 119°55'10.80"E) yang merupakan salah
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
satu objek
tepat terhadap lokasi, yang terekam
kerusakan, danoleh seorang
sumber daya. penduduk
Diperlukan lokal
juga saat membuat video amatir
penentuan
fenomena liquefaction-induced landslide yang terjadi
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena di Jono Oge (video: https://
youtu.be/c4sZlz8GuMI).
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; Rumah beratap terhadap
pelindungan merah yang terekam
kelompok di detik 0:01 sampai
rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu, titik perekaman
0:10 dalam video tersebut relatif tidak ikut bergerak melainkan
diperlukanvideo
kajianyang
dampakikutbencana
bergerak. Hal melalui
gempa ini jugasurvei
merupakan
lapangan salah
yangsatu hal yang perlu diungkap
mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu, spasial material
mekanismenya dan memerlukan investigasi lebih lanjut. Variabilitas
tanahkerusakan
kajian dampak di bawahyang rumah tersebut oleh
ditimbulkan dan gempa
sistem terhadap
pondasinya mungkin merupakan salah
infrastruktur
satu faktor utama.
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 16.6 Kondisi sebelum dan sesudah kejadian gempa area Jono Oge
6
i 185
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Dibagian hulu kelongsoran sebelah selatan (kotak merah di Gambar 16.6), terdapat
pintu air berukuran sedang yang runtuh akibat pergerakan tanah dan juga saluran
irigasi yang terbuka lebar sehingga membentuk aliran sungai baru di dalam ke area
kelongsoran. Gambar 16.7 menunjukan terbentuknya aliran sungai baru, lokasi titik
kebocoran saluran irigasi dan keruntuhan pintu air yang membuat mengalirnya semua
air ke dalam area kelongsoran. Mekanisme ini membuat dampak yang dialami Jono
Oge menjadi lebih parah akibat debit air yang tinggi dan membuat bencana banjir
skala kecil. Aliran deras ini diperkirakan mengalir dan membawa semua lumpur dan
material endapan sampai masuk ke dalam rumah warga yang berada di daerah hilir.
Sama halnya dengan kejadian di area Petobo, pergerakan tanah yang diinisiasi di
daerah hilir maupun tengah, secara progresif merambat ke bagian hulu kelongsoran.

Lampiran Gambar

Gambar 16.7 Lokasi keruntuhan pintu air dan titik kebocoran. (Foto: Montgomery, 2018)

Berdasarkan hasil survei lapangan, liquefaction-induce progressive landslide dan


banjir lumpur akibat terbukanya saluran irigasi adalah kedua mekanisme utama
yang sebagai konsekuensi terjadinya gempa Palu di area Jono Oge. Aliran lumpur ini
sampai ke dalam pemukiman warga di bagian hilir Jono Oge seperti yang ditunjukan
di Gambar 16.7 (b). Ketinggian aliran lumpur yang mengalir dari bagian hulu mencapai
1.5 m. 6

186
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi Gambar 16.8 Situasi
bencana yangperumahan wargapengkajian
menyangkut yang terdampak alirancepat
secara lumpurdandi hilir Jono Oge
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
c. Area Sibalaya
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukanArea
kajianSibalaya berada gempa
dampak bencana di selatan
melaluiarea
surveiJono Oge yang
lapangan dimana area yang mengalami
mencakup
pergerakan
kajian sumber masifgempa
gempa (baik juga dilintasi oleh saluran
utama maupun gempa irigasi.
susulan).Saluran
Selain yang
itu, melewati lokasi
terdampak
kajian dampak mempunyai
kerusakan lebar saluran
yang ditimbulkan olehyang
gempalebih besar dari
terhadap area Petobo dan Jono Oge.
infrastruktur
berserta sarana
Gambar dan16.8
prasarana, dan lingkungannya
menunjukan foto satelit juga
dan penting dilakukan.
foto kamera droneSurvei
yang diambil sebelum
lapangan dilakukan
dan sesudahuntukkejadian
mendapatkan gempa. rabmaG naripmaL
dataArea
dan informasi yang cepat,
yang bergerak lengkap,
(dikelilingi garis putih) kurang
dan akurat.lebih
Korban mengalami
seluas 53 Ha yangluka-luka maupun daerah
merupakan yang meninggal
pertanianumumnya
dan bukan akibat
daerah yang banyak
tertimpa penduduk.
reruntuhan Terdapat
bangunanbanyak rumah perumahan
dan gedung. Identifikasi
penduduk kerusakan
di sisi utara area ini yang juga
bangunan terdampak
menjadi penting
namun agartidak
bila mengalami
terjadi gempa pada masayang
pergerakan yangmasif.
akan datang,
Kondisi topografi di area
korban dan ini kerusakan infrastrukturrata-rata
memiliki kemiringan dapat diminimalisasi
sebesar 2.6% denganmenurut membangun
model elevasi Google Earth
bangunan dari
yang foto
tahansatelit
gempa. yang diambil pada 19 Februari 2018. Elevasi di bagian hulu dan hilir
Survei lapangan
kelongsoran adalah ini 96.6
telahdanmelibatkan berbagai
63.3 m dengan tenagajarak
bentang ahlisejauh
dari 1270 m. Tingkat
Kementerian PekerjaaniniUmum
kemiringan mirip dan
denganPerumahan Rakyat,
area Jono Kementerian
Oge namun sedikit Energi dan dari Petobo.
lebih terjal
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Gambar 16.9 menunjukan area yang dikelilingi kotak putih di Gambar 8 dan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
menunjukan kondisi runtuhnya saluran irigasi yang membentuk aliran baru dan
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
menyebabkan banjir. Pergerakan ini juga turut merusak jalan Poros Palu-Palopo.
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Mekanisme
Kajian Gempa yang terjadi di area Sibalaya mirip dengan yang terjadi di area lain
Lombok 2018.
meskipun
Semoga berlokasi
segala upaya tim cukup jauhsurvei
pelaksana di selatan
dan timJono Oge.laporan
penyusun Perlunya
ini studi investigasi
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkahkejadian ini sangat
untuk mengetahui peranan saluran irigasi dalam menyebabkan
pemulihandiperlukan jika area
terhadap dampak terdampak
bencana. ingin direkonstruksi.
Atas perhatian Ketiga pihak
dan kerja sama semua faktor yang dijelaskan
pada subbab
diucapkan terima kasih. awal perlu untuk dipelajari lebih lanjut untuk lebih memahami
mekanisme yang terjadi sehingga mampu memitigasi kejadian serupa di masa yang
akan datang.
6
i 187
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 16.9 Area Sibalaya (1° 9'8.62"S , 119°54'33.60"E) sebelum dan sesudah kejadian gempa.
Gambar setelah kejadian gempa di ambil dari kamera drone yang dilakukan oleh tim US-NSF GEER
(Wartman, 2018) 6

188
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Gambar 16.10 Kondisi saluran irigasi yang terbuka akibat pergerakan tanah dan meruntuhkan pintu air.
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segalaDebit air yang tinggi mengalir ke arah barat menyebabkan banjir skala kecil
upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihand. Area Desa
terhadap Lolubencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
dampak
diucapkan terima kasih.
Desa Lolu terletak di antara area Petobo di Utara dan Jono Oge serta Sibalaya di
Selatan (Gambar 3). Pergerakan tanah yang terjadi di area ini tidak semasif yang
terjadi di ketiga
6 area tersebut. Namun terdapat satu kavling perumahan (berbentuk
i 189
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

persegi) terdiri dari 40-50 rumah yang sebagiannya rusak akibat pergerakan tanah
seperti ditunjukan di Gambar 16.10. Gambar 16.10 juga menunjukan foto satelit
yang mencakup saluran irigasi, lokasi kavling perumahan dan area yang mengalami
pergerakan masif (dikelilingi garis putih). Pergerakan kavling perumahan tersebut
sangat jelas ditunjukan dimana geometri persegi perumahan tersebut berubah
dengan arah pergerakan yang searah dengan pergerakan tanah di Petobo dan Jono
Oge (arah barat).

Hal yang ingin ditekankan pada subbab ini adalah kecilnya perambatan pergerakan
tanah yang tidak sampai membuat rusak dan terbukanya saluran irigasi di sisi timur
area yang berada sekitar 650 m dari jalan Poros Palu-Palopo di arah timur. Akan tetapi
tim survei tetap menemukan terdapat retakan-retakan tanah akibat pergerakan ke
arah barat saat berjalan ke arah timur menuju saluran irigasi dari Jalan Poros Palu-
Palopo. Hal ini menandakan perambatan pergerakan tanah tetap terjadi secara
progresif namun dengan skala yang tidak sesignifikan area Petobo dan Jono Oge.
Perbedaan kemiringan topografi Desa Lolu dibandingkan kedua area lainnya adalah
faktor penyebab utama. Gambar 16.10 menunjukan potongan melintang garis A-A’
sebelum kejadian gempa yang diadopsi dari model elevasi Google Earth. Kemiringan
rata-rata yang dihitung kurang lebih sebesar 1.0% dengan perbedaan elevasi sebesar
9.5 m dengan bentang jarak 950 m diukur dari sisi terbarat sampai tertimur area
Lampiran Gambar
yang dikelilingi garis putih. Faktor topografi elevasi ini yang mungkin kurang dipenuhi
saat gempa Palu terjadi sehingga tidak terjadi pergerakan tanah semasif area Petobo
dan Jono Oge. Gambar 16.11 menunjukan pergerakan tanah di area saluran irigasi
(kotak putih pada Gambar 16.10) ke arah barat namun tidak sampai terbuka dan
menyebabkan banjir.

Tim survei menemukan bukti lapangan yang belum terganggu berupa suatu area
yang banyak ditutupi oleh sand boil akibat fenomena likuifaksi yang ditunjukan
Gambar 16.12. Gambar 16.12 secara lebih jelas menunjukan pergerakan tanah yang
merusak kavling perumahan difoto dengan kamera drone saat survei dilakukan oleh
tim US-NSF GEER. 1 titik penyelidikan tanah dengan cone penetration test (CPT) juga
dilakukan di area sand boil untuk mengetahui karakteristik material di bawah tanah
terhadap kerentanan likuifaksi. Gambar 16.13memuat tampak visual dari sand boil
yang menjadi indikator utama terjadinya likuifaksi. Hasil intepretasi data CPT-L1A
ditunjukan di Gambar 16.14 yang mengindikasikan material tanah yang rentan untuk
mengalami fenomena likuifaksi saat gempa terjadi.

190
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Gambar 16.11 Kondisi sebelum dan sesudah kejadian gempa area Desa Lolu
pemulihan terhadap dampak bencana.
(0°58'17.36"S, Atas perhatian
119°54'49.07"E) dandan kerjapotongan
gambar sama semua pihak
melintang garis A-A’
diucapkan terima kasih.

6
i 191
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 16.12 Retakan-retakan tanah yang tertangkap kamera drone saat survei di desa
Lolu(0°58'13.36"S, 119°55'21.85"E) dimana tidak ditemukan titik terbukanya saluran akibat pergerakan
tanah ke arah barat. Foto Aerial: Wartman, 2018

192
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 16.13 Foto aerial kavling perumahan yang rusak dan area sand boil di desa Lolu. Foto yang
diambil pada 15 November 2018 adalah foto dari kamera drone yang dioperasikan oleh Tim US NSF GEER
(Wartman et al, 2018)
6
i 193
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

Gambar 16.14 Lokasi dan tampak visual sand boil yang diobservasi selama survei lapangan. Titik
penyelidikan tanah CPT-L1A ditentukan berada dekat sand boil.

194
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Gambar 16.15 Hasil Intepretasi data CPT dengan mengasumsikan nilai percepatan di permukaan tanah
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam
sebesar 0.2, menghadapi
0.3 dan 0.4 g langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 195
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 16.14 menunjukan hasil intepretasi data CPT di desa Lolu. Dari kiri ke kanan
adalah grafik yang menjelaskan grafik tahanan konus yang sudah dikoreksi dengan
tekanan air beserta nilai rasio friksinya, grafik index perilaku tanah (Soil Behavior
Type, SBTn) menggunakan parameter n sesuai Robertson (2009), kurva normalized
equivalent clean sand tip resistance, qc1Ncs sesuai Boulanger & Idriss (2016), grafik
angka keamanan terhadap likuifaksi dengan probabilitas 50% dan grafik indeks
Liquefaction Severity Number. Investigasi tanah berhenti di kedalaman 8,5 meter
dengan nilai tahanan konus melebihi 20 MPa. Intepretasi data CPT menunjukan
bahwa material tanah berperilaku seperti tanah pasir bersih dan pasir berlanau
(lapisan berwarna merah dan hijau di grafik qc1Ncs vs kedalaman) dengan nilai SBTn
berkisar di 1.5 – 2.6 sampai kedalaman kurang lebih 7.0 m di bawah permukaan
tanah. Material tersebut adalah material yang rentan terhadap likuifaksi (liquefiable
material) dengan nilai qc1Ncs = 50 sampai 100 yang cukup lemah dan mudah
mengalami likuifaksi karena kepadatan relatifnya (sekitar 40 – 60%) yang rendah.
Terdapat beberapa lapisan minor yang merupakan tanah yang berperilaku seperti
tanah lempung (lapisan berwarna biru muda, Indeks SBTn> 2.6). Untuk memastikan
hasil intepretasi ini, proses pengambilan sampel tanah dan uji laboratorium mencakup
analisis saringan dan indeks plastisitas diperlukan. Pada kedalaman lebih dari 7.0
m, material tanah didominasi oleh fine clean sand to silty sand (SBTn< 2.0) yang
memiliki nilai tahanan konus yang cukup rendah (qc1Ncs = 100) dan masih sangat rentan
Lampiran Gambar
terhadap likuifaksi. Selain itu, lapisan ini masih mungkin untuk terus berlanjut sampai
kedalaman lebih dari 8.5 m yang membuat lapisan terlikuifaksi di lokasi ini menjadi
lebih tebal.

Mengingat tidak adanya informasi mengenai percepatan puncak di permukaan (PGA),


nilai sebesar 0.2 g, 0.3 g dan 0.4 g dijadikan asumsi awal untuk melakukan liquefaction
triggering analysis. Nilai moment magnitude, Mw gempa yang digunakan adalah 7.5
sesuai dengan pencatatan gempa mengacu pada United States Geological Survey
(USGS). Asumsi lain yang digunakan adalah elevasi muka air tanah di 1.5 m yang
ditentukan berdasarkan hasil survei di lapangan. Hasil analisis menunjukan nilai angka
keamanan terhadap likuifaksi di seluruh lapisan lebih kecil dari 1.0 jika percepatan
gempa yang terjadi setidaknya 0.2 g. Indeks Liquefaction Severity Number (LSN)
yang diusulkan oleh van Ballegooy et al (2014) bisa dipakai untuk mengkuantifikasi
parahnya manifestasi proses likuifaksi di permukaan tanah. Semakin tinggi nilai
LSN dampak yang ditimbulkan akan semakin parah manifestasinya yang berarti
semakin dangkal dan tebal lapisan yang terlikuifaksi. Berdasarkan basis data gempa
Canterbury, Selandia Baru tahun 2010-2011, Bray & Hutabarat (2019) menyimpulkan
bahwa indeks LSN > 10 merupakan nilai batas terbentuknya manifestasi likuifaksi
berupa sand boil di suatu lokasi. Nilai LSN di desa Lolu berkisar di 30-40 maka hal ini
sesuai dengan rekam kasus di Selandia Baru dengan profil tanah yang mirip. 6

196
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 Berdasarkan hasil analisis ini, titik terlemah bidang gelincir masih mungkin terbentuk
 padalapisan tanah dibawah 8.5 m yang menginisiasi pergerakan tanah sampai
Gempa Lombok,
ke bagian Balikelongsoran.
hulu dan SumbawaHal terjadi pada menjelaskan
ini bisa hari Minggu, tanggal
masifnya 29 pergerakan tanah
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
yang terjadi akibat gaya gravitasi beban sendiri dari lapisan tanah setebal itu untuk
koordinat bergerak
8,4 LS dansecara
116,5 BT, atau tepatnya
gravitasional. berlokasikemiripan
Mengingat di darat pada jarakgeologi
formasi 47 km di daerah Petobo,
arah timurLolu
laut dan
KotaJono
Mataram, Provinsi Nusa
Oge, material tanahTenggara
yang adaBarat pada lokasi
di kedua kedalaman 24 akan berperilaku
tersebut
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit.
mirip dengan data CPT ini. Bagian hilir dan hulu sama-sama mengalami prosesTerdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
likuifaksi dan kehilangan shear strength nya. Selanjutnya, area yang berada di daerah
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
dengan topografi yang cukup miring (> 1.0%) akan mulai mengalir dan membentuk
rusak ringan hingga runtuh.
bidang gelincir yang menginisiasi perambatan retakan (crack propagation) sampai
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
bagian hulu yang berhenti di saluran irigasi di sisi timur. Mungkin terdapat perbedaan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
elevasi
tepat terhadap mukakerusakan,
lokasi, air tanah dan
di bagian
sumberbaratdaya.dan timur saluran
Diperlukan irigasi akibat merembesnya
juga penentuan
air dari saluran irigasi ke sisi barat. Tinggi muka
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat air di sisi timur lebih dalam sehingga
terkena
lapisan yangkebutuhan
bencana; pemenuhan terlikuifaksi menjadi
dasar; relatif lebih
pelindungan tipis. kelompok rentan;
terhadap
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukane.kajian
Areadampak
Balaroabencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Area Balaroa
kajian dampak kerusakan berada
yang di bagian barat
ditimbulkan olehkota Palu terhadap
gempa yang bergerak ke arah timur laut sedikit
infrastruktur
berbeda dengan yang terjadi di keempat lokasi yang
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei sudah dijelaskan sebelumnya.
Sampai laporan
lapangan dilakukan ini ditulis, belum
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
data bisa dipastikanyang
dan informasi bahwa mekanisme
cepat, lengkap, pergerakan tanah
di area ini disebabkan oleh liquefaction-induced
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya landslide. Halakibat
yang perlu ditekankan
tertimpa bahwa
reruntuhanlokasibangunan
ini beradarumahsangatdandekatgedung.
denganIdentifikasi
sesar Palukerusakan
Koro (berjarak kurang dari
bangunan 100
menjadi penting agar
m) sehingga bila terjadi
intensitas yanggempa pada
terjadi masa
akan yang akan
berbeda datang,
dengan empat area lainnya.
korban dan kerusakan
Selain infrastruktur
itu, topografi dapat diminimalisasi
kemiringan di daerah Balaroadengan membangun
relatif lebih terjal. Aktivitas tim
bangunan survei
yang tahan gempa.ini sangat terbatas dikarenakan keterbatasan waktu dan sudah
di lokasi
Survei
hilangnyalapangan ini telahdikarenakan
bukti lapangan melibatkanaktivitas
berbagai tenaga ahli dari
rekonstruksi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
16.3 Kesimpulan
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Kejadian gempa Palu dengan magnitude 7,5 yang terjadi pada tanggal 28 September
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
2019Lombok
Kajian Gempa pada 2018.
pukul 18:02 WITA akibat pergerakan sesar Palu-Koro menyebabkan
dampaksegala
Semoga geoteknik
upaya tim berupa pergerakan
pelaksana tanah
survei dan tim dengan
penyusun skala masif.
laporan ini Skala pergerakan
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkahpaling besar yang
tanah akibat likuifaksi yang terjadi mungkin merupakan yang
pemulihanpernah
terhadap terjadi
dampak di bencana.
dunia. Laporan ini memuat
Atas perhatian hasilsama
dan kerja awalsemua
investigasi
pihak gempa palu yang
dilakukan
diucapkan terima kasih. oleh tim survei yang terdiri dari HATTI, US-NSF GEER dan PusGen. Hasil
akhir dari aktivitas survei sedang disusun oleh tim penulis yang akan dipublikasikan
dalam beberapa rangkain jurnal internasional.
6
i 197
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan tim penulis, pergerakan tanah
tersebut disebabkan proses likuifaksi yang membuat material tanah titik terlemah
bidang gelincir kehilangan shear strength nya secara sementara selama gempa
berlangsung. Hal ini dikonfirmasi dengan bukti lapangan berupa hasil semburan
material pasir dari permukaan tanah atau sand boil di setiap lokasi yang diinvestigasi.
Bagian awal laporan ini menjelaskan bagaimana proses likuifaksi terjadi dan bisa
memicu pergerakan tanah tersebut (liquefaction-induced landslide). Tiga faktor utama
yang diperlukan untuk memicu pergerakan tanah di area Petobo, Jono Oge, Sibalaya
dan Desa Lolu dibahas pada bagian awal laporan ini. Hal itu mencakup intensitas
gempa yang cukup kuat, topografi yang cukup miring dan material tanah yang cukup
rentan terhadap likuifaksi.

Aktivitas investigasi difokuskan kepada empat lokasi yaitu Petobo, Jono Oge, Sibalaya
dan Lolu. Keempat lokasi tersebut dilewati oleh saluran irigasi yang bermula di selatan
sungai Palu. Proses perambatan retakan dan pergerakan tanah berhenti sampai di
titik saluran irigasi yang diobservasi terjadi di keempat lokasi yang diinvestigasi. Dari
empat lokasi yang disurvei, desa Lolu merupakan daerah dengan area pergerakan
terkecil dan tidak sampai ke saluran irigasi. Dari hasil evaluasi topografi berdasarkan
foto satelit, elevasi kemiringan area Petobo, Jono Oge dan Sibalaya relatif lebih terjal
dibandingkan desa Lolu. Hal ini bisa menjelaskan mengapa tidak terjadi pergerakan di
Lampiran Gambar
desa Lolu seperti di lokasi lainnya.

Proses pergerakan tanah yang terjadi dipicu oleh likuifaksi di daerah hulu membuat
saluran irigasi menjadi terbuka dan meruntuhkan beberapa pintu air di sepanjang
saluran. Hal ini memperparah dampak yang terjadi di semua lokasi kecuali desa
Lolu. Kejadian banjir skala kecil akibat air yang mengalir menambah kerusakan
yang terjadi seperti banjir lumpur yang terjadi di Jono Oge yang memasuki rumah
penduduk di daerah hilir. Perlu dilakukan studi lebih lanjut apakah kehadiran saluran
irigasi memegang peranan penting terhadap pergerakan masif ini mengingat kecilnya
pergerakan tanah di sisi timur saluran irigasi meskipun masih berada dalam zona
kemiringan yang sama. Informasi ketinggian air di saluran, muka air tanah di sisi barat
dan timur serta desain saluran irigasi diperlukan untuk proses analisis lebih lanjut.
Mungkin terdapat perbedaan elevasi muka air tanah di bagian barat dan timur saluran
irigasi akibat adanya saluran irigasi. Tinggi muka air di sisi timur berada di elevasi yang
lebih dalam sehingga lapisan yang terlikuifaksi menjadi relatif lebih tipis.

Proses investigasi Cone Penetration Test (CPT) sebanyak 1 titik investigasi dilakukan
di desa Lolu tepatnya di daerah yang banyak ditemukan sand boil. Hasil intepretasi
data CPT menunjukan bahwa material sedalam 8.5 m merupakan material yang
rentan mengalami proses likuifaksi. Material tersebut memiliki tahanan konus yang
6

198
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

rendah dan didominasiKATA PENGANTAR


material dengan perilaku seperti pasir bersih hingga pasir
 berlanau meskipun terdapat beberapa lapisan tipis yang berperilaku seperti tanah
 kohesif. Jika bidang gelincir yang terbentuk mencapai lebih dari kedalaman tersebut,
Gempa
hal iniLombok, Bali dan Sumbawa
bisa menjelaskan masifnyaterjadi pada hari
pergerakan Minggu,
tanah yangtanggal
terjadi 29
akibat gaya gravitasi
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
beban sendiri lapisan tanah setebal 8.5 m yang ikut bergerak secara gravitasional.
koordinat Mengingat
8,4 LS dan 116,5 BT, geologi
formasi atau tepatnya berlokasi
yang mirip di darat
di area Petobopada danjarak
Jono47 Oge,
km mekanisme yang
arah timurterjadi
laut Kota Mataram,
di area Provinsi
ini mirip satu Nusa Tenggara
dengan lainnya.Barat pada kedalaman
Mekanisme 24
itu mencakup, terinisiasinya
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
proses likuifaksi di bawah muka air tanah di lokasi area dengan kemiringan yang
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
cukup, menyebabkan pergerakan tanah terjadi di daerah hilir ke arah barat (secara
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
gravitasional) dan merambat sampai ke saluran irigasi dan membuat saluran irigasi
rusak ringan hingga runtuh.
terbuka sehingga mengalirkan semua debit air ke dalam area terdampak.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Mekanisme
tepat terhadap lain yang dan
lokasi, kerusakan, mungkin
sumberterjadi adalah terdapatnya
daya. Diperlukan juga penentuan lapisan impermeable
yang memiliki konduktivitas hidraulik yang sangat
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkenarendah (clay layer) dekat dengan
permukaankebutuhan
bencana; pemenuhan tanah yang menghambat
dasar; pelindunganproses mengalirnya
terhadap kelompokair secara vertikal sebagai
rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu, ini menyebabkan
konsekuensi terdisipasinya excess pore water pressure. Hal
diperlukanterakumulasinya
kajian dampak bencanaair digempa
titik transisi lapisan
melalui survei tersebut
lapangan yangsehingga
mencakup membentuk bidang
gelincir yang sangat licin akibat adanya tekanan
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu, air yang berlebihan. Terbentuknya
bidang
kajian dampak gelincir yang
kerusakan yang ditimbulkan
licin ini mungkin bisa menjelaskan
oleh gempa masifnya pergerakan tanah
terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. yang
di kota Palu. Hal ini merupakan objektif lain dari investigasi Surveitidak bisa langsung
disimpulkan
lapangan dilakukan saat
untuk ini mengingat
mendapatkan data rabmaG naripmaL
keterbatasannya
dan informasi yang datacepat,
yang ada.
lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 199
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

200
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTARAWAL KEBENCANAAN LIKUIFAKSI
17. INVESTIGASI

DAN PROFIL RESISTIVITAS TANAH AKIBAT GEMPA

MAGNITUDE
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada 7,4 MW
hari Minggu, tanggal 29 KOTA PALU
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 Lawalenna Samang1berlokasi
BT, atau tepatnya , Tri Harianto 1
, Sukiman
di darat pada jarakNurdin
47 km, Sabrianto Aswad ,
2 1

arah timur lautIlham Alimuddin , Ardi Arsyad , Arifin Barat


Beddupada , Ichsan Rauf 24 dan St. Hijraini Nur1
1 1 2 1,3
Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara kedalaman
km. Gempa ini Departemen Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Jurusan Teknik Sipil Universitas
1 2
telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. GempaUniversitas Khairun
Tadulako, Departemen Teknik Sipil
3

ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami


rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
17.1 Pendahuluan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap
Gempa lokasi,
bumikerusakan,
merupakan dan sumber
bencanadaya. alamDiperlukan juga penentuan
yang memiliki dampak menghancurkan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat
dan terjadi secara tiba-tiba menyebabkan kerusakan infrsrtruktur dan permukaan terkena
bencana; pemenuhan
bumi serta kebutuhan
korban jiwa.dasar; pelindungan
Kerusakan terhadap kelompok
infrastrukutur rentan; bumi bervariasi
dan permukaan
dan pemulihan
sesuai dengan intensitas gempa dan kondisi geologi lokal. Lokasiitu,
prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena dekat dengan pusat
diperlukangempa,
kajian dampak bencana gempa
kerusakannya langsung melalui
dan survei lapangan yang
mengakibatkan mencakup dari infrastruktur
kehancuran
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
seperti bangunan gedung yang runtuh, jembatan putus dan kerusakan infrastruktur
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
lainnya. Adapun kerusakan tidak langsung atau sekunder yang diakibatkan oleh
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
gempa, misalnya terjadi kebakaran, tanah longsor, pipa air dan gas pecah, gangguan
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
persediaan listrik, banjir, dan lain-lainnya.
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan Salah
menjadi satu unsuragar
penting penting dalamgempa
bila terjadi menyikapi padakejadian
masa yang bencana adalah melakukan studi
akan datang,
korban dan komprehensif terkait dengan
kerusakan infrastruktur dapatfenomena
diminimalisasi yangdengan
ditimbulkan
membangunoleh bencana tersebut
sebagai bahan
bangunan yang tahan gempa. kajian untuk memahami fenomena yang terjadi, penanganan paska
bencana
Survei dan mitigasi
lapangan bencana
ini telah di masaberbagai
melibatkan yang akan datang.
tenaga ahli Laporan
dari ini menyajikan
hasil awal pantauan dan survei terhadap beberapa
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan lokasi yang terdampak gempa di
Sumber DayakotaMineral,
Palu pada tanggal 28Ristek
Kementerian September 2018 (6:03
dan Pendidikan pm waktu
Tinggi, lokal), seperti di daerah
Kementerian
Balaroa dan
Perhubungan,Badan rumah sakit
Meteorologi Anutapura.
Klimatologi dan Kajian berupa
Geofisika, Badananalisis resistivitas tanah dan
Nasional
pengujian
Penanggulangan Cone Penetration
Bencana,Lembaga Ilmu Test (CPT) pada
Pengetahuan beberapa
Indonesia, lokasi
Badan dan membandingkannya
Informasi
Geospasial,dengan
Institutsebelum
Teknologiterjadi gempa
Bandung, dandilaporkan
unsur asosiasi/dalampraktisi/
tulisan perusahaan
ini.
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa
17.2Lombok 2018.
Pendahuluan
Semoga segala
17.2.1. Kondisi upaya tim pelaksana
Topografi Kota Palu survei dan Model
dengan tim penyusun
Elevasilaporan
Digitalini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Kondisi topografi daerah Kota Palu diperlihatkan oleh Model Elevasi Digital (Digital
diucapkan terima kasih.
Elevation Model, DEM) khususnya daerah daerah yang mengalami likuifaksi; Balaroa
(a), Petobo (b) dan Jonoage (c) seperti yang diperlihatkan pada Gambar 17.1. Khusus
untuk kondisi di daerah Balaroa, dapat dilihat pada Gambar 17.2 (a) (Akuisisi satelit
6
i 201
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Citra Ikonos tanggal 3 September 2018), dimana daerah yang mengalami likuifaksi
terdapat kondisi lereng dengan kemiringan 1-3.8 % dengan range elevasi dari 56
meter hingga 18 meter dan panjang lintasan 988 meter. Hal inilah yang mendukung
terjadinya pergerakan massa material. Citra satelit akuisisi tanggal 2 Oktober 2018
setelah terjadi likuifaksi dapat dilihat pada Gambar 17.2 (b).

Citra Intensitas (Intensity Image) data Synthetic Aperture Radar (SAR) dari satelit
ALOS 2 (Advanced Land Observation Satellite) Jepang yang diakuisisi pada tanggal
21 Agustus 2018 (sebelum kejadian gempa Palu yang memicu terjadinya likuifaksi
(Gambar 17.3 (a)) dan akuisisi tanggal 10 Oktober 2018 setelah terjadi gempa Palu
(Gambar 17.3 (b)) dari sensor satelit yang sama memperlihatkan lokasi terjadinya
likuifaksi. Citra intensitas ini memperlihatkan karakteristik suatu daerah berdasarkan
pantulan dari obyek yang dipindai oleh sensor satelit, semakin cerah/ terang suatu
obyek maka semakin kurang tutupan lahannya.

Lampiran Gambar
Teluk Palu

Gambar 17.1 Model elevasi digital Kota Palu Sumber


(Website Badan Informasi Geospasial (BIG); DEMNAS)
6

202
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


a
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,

b
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terimaGambar
kasih. 17.2 Citra satelit Balaroa (a) Sebelum gempa (b) setelah gempa Kemiringan lereng
sebelum gempa i = 1-3%

6
i 203
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 17.3 Citra Intensitas SAR Balaroa (a) Sebelum gempa (b) setelah gempa

Lampiran Gambar
Kondisi di daerah Balaroa, dapat dilihat bahwa daerah sebelum terjadi likuifaksi
terlihat pixel yang lebih gelap (yang masuk dalam polygon garis merah) dan setelah
terjadi likuifaksi terlihat daerah tersebut berubah menjadi lebih terang/cerah.

(a) (b)
6 gempa
Gambar 17.4 Perbandingan Citra Intensitas SAR Balaroa (a) Sebelum gempa (b) setelah

204
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 17.2.2. Kondisi Geologi Kota Palu

Kondisi
Gempa geologi
Lombok, BaliKota Palu diperlihatkan
dan Sumbawa terjadi padaolehhari Peta
Minggu,Geologi
tanggalyang
29 didasarkan dari
Geologi
Juli 2018 pukul 05.47 Regional Lembar
WIB dengan Palu, Sulawesi
kekuatan M6,4. Gempa Skalatersebut
1:250.000 (Rabpada
terletak Sukamto, dkk 1973).
koordinat Daerah
8,4 LS dan penelitian
116,5 BT, terdiri dari dua
atau tepatnya Formasi
berlokasi batuan,
di darat padayaitu:
jarak 47Aluvium
km dan Endapan
arah timurPantai
laut Kota(Qap) yang terdiri
Mataram, dariNusa
Provinsi kerikil, pasir, Barat
Tenggara lumpur,padadan batugamping
kedalaman 24 koral. Terbentuk
km. Gempa ini telah
dalam mengakibatkan
lingkungan korban
sungai, delta danjiwa
lautyang tidakyang
dangkal sedikit. Terdapat
berumur Holosen dan Formasi
korban yang menderita
Molasa luka-luka
Celebes ringan
Serasin dansampai
Serasin dengan
(QTms) korban
yangmeninggal.
terdiri dariGempa
konglomerat, batupasir,
ini pun mengakibatkan
batulumpur, kerusakan
batugamping infrastruktur
koral, dan berupa
napalbangunan yang mengalami
yang berumur Pliosen–Plistosen. Secara
rusak ringan hingga runtuh.
stratigrafi Kota Palu disusun oleh tiga kelompok batuan yaitu kelompok batuan Pra-
Sesaat
Tersier,setelah gempa
kelompok tersebut
batuan terjadi,
Tersier dan diperlukan
Kelompok aksiBatuantanggap
Kuarterdarurat
seperti yang diuraikan
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian
di atas terkhusus untuk daerah Kota Palu. (Hall, 2010). Kelompok secara cepat dan batuan Pra-Tersier
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga
dapat dijumpai berupa batuan sedimen laut dan berupa batuan metamorfik yang penentuan
status keadaan darurat
keduanya bencana;oleh
diterobos penyelamatan
batuan granit dan evakuasi masyarakat
dan granodiorit terkena
yang berumur Tersier, serta
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap
tertindih tidak selaras oleh Kelompok batuan Kuarter yaitu yang kelompok rentan;
terdiri dari beberapa
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena
endapan, yaitu endapan rombakan, endapan sungai, endapan limpah banjir endapan itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
alur sungai purba serta endapan kipas aluvium. Endapan pantai yang dapat berupa
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
pasir pantai dan fragmen batuan banyak dijumpai di sekeliling teluk Palu. Secara
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
geografis dataran Kota Palu terbentuk karena adanya proses pengangkatan (graben).
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
Proses graben yang membuat beberapa permukaan tanah terangkat cukup tinggi
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.(membentuk
Korban mengalami bukit luka-luka
sampai maupun
pegunungan) seperti yang
yang meninggal umumnyaterlihat
akibatdi sepanjang pantai
tertimpa Teluk Palu bagian
reruntuhan bangunan barat. Wilayah
rumah dan Kota
gedung.PaluIdentifikasi
dicirikan oleh bentuk utama berupa
kerusakan
lembah (graben) dimana pusat Kota terletak di bagian
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang, tengah dari lembah tersebut.
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6 Gambar 17.5 Kondisi Geologi Kota Palu


i 205
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Struktur Geologi daerah ini berdasarkan hasil studi dari tim revisi peta gempa
Indonesia (dalam Irsyam, M, dkk, 2010) struktur geologi aktif yang melewati
Kota Palu adalah berupa PKF (Palu Koro Fault) dan MF (Matano Fault) keduanya
merupakan sesar aktif yang banyak dijumpai disekitar lembah Palu. Sesar Palu-
Koro (PKF) berarah Utara – Selatan sedang beberapa diantaranya ada yang berarah
Baratdaya – Timurlaut. Sesar – sesar aktif tersebut yang berarah Utara – Selatan
adalah merupakan sesar-sesar aktif akibat peremajaan dari struktur tua yang dapat
teraktifkan kembali, sedangkan sesar-sesar yang berarah Baratdaya – Timurlaut
adalah merupakan struktur yang sangat aktif pada masa kini. Secara geologi, fisiografi
Kota Palu berhubungan dengan proses struktur yang terjadi serta jenis batuan yang
menyusun Kota Palu, dimana sisi kiri dan kanan Kota Palu merupakan jalur patahan
utama, yaitu patahan Palu-Koro serta wilayahnya disusun oleh batuan yang lebih
keras dibanding material penyusun bagian lembah.

Lampiran Gambar

Gambar 17.6 Struktur geologi Palu (Irsyam M, dkk, 2010)


6

206
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
17.3 Karakteristik PENGANTAR
Lapisan Tanah berdasarkan Dua Dimensi (2-D) Electrical
 Resistivity Tomography

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Tomografi resisitivitas listrik atau yang dikenal sebagai ERT (electrical resistivity
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
tomography) luas digunakan untuk memperoleh citra bawah permukaan dua dimensi
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
(2-D) dan tiga dimensi (3-D) berdasarkan nilai resistivitas dengan resolusi yang
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
tinggi (Gunther dan Rucker, 2012; Ungureanu dkk, 2017; Olden borger dkk, 2005).
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yangPencitraan
menderita2-D dan 3-D
luka-luka ringandiperlukan untukkorban
sampai dengan mencitrakan
meninggal. kondisi
Gempabawah permukaan
yang memiliki
ini pun mengakibatkan geologi infrastruktur
kerusakan yang kompleks atau
berupa irregular.
bangunan yangDalam studi ini digunakan alat
mengalami
geomative supreme
rusak ringan hingga runtuh. dengan konfigurasi Wenner Schulumberger dengan jumlah
elektroda
Sesaat sebanyak
setelah 60 buah.terjadi,
gempa tersebut Spasi diperlukan
dari jarak aksi
elektroda
tanggapbervariasi
darurat 4 dan 5 meter
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepatpengukuran
disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Sebanyak 4 lintasan dan di lapangan
dengan
tepat terhadap perincian
lokasi, 3 lintasan
kerusakan, dengandaya.
dan sumber spasiDiperlukan
elektroda 5 meter
juga berada di lokasi Balaroa
penentuan
seperti terlihat pada Gambar 17.7 serta satu (1) lintasan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena dengan spasi 4 meter berada
di Rumah Sakit
bencana; pemenuhan Anutapura.
kebutuhan dasar; Posisi Sesar terhadap
pelindungan Palu Korokelompok
berada di tengah diantara lokasi
rentan;
Balaroaprasarana
dan pemulihan dan lokasidanRS. Anutapura.
sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Gambar 17.7 Lintasan pengujian 2-D Electrical Resistivity Tomography
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
CitraLombok
Kajian Gempa penampang
2018. resistivitas diperoleh dengan menggunakan program RES2DINV
untuk inversi
Semoga segala upayaotomatis
tim 2-D dari resistivitas
pelaksana semu
survei dan tim yang diperoleh
penyusun di lapangan. Skema
laporan ini
inversi didasarkan
dapat memberikan manfaat yangpadasebesar-besarnya
metode kuadratdalam terkecil (least square)
menghadapi langkahdengan smoothness
constraine dengan optimasi quasi-Newton. Optimasi
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak dari proses iterasi diatur sampai
diucapkan perbedaan
terima kasih.antara data pengukuran di lapangan (observasi) dan model perhitungan
dari nilai resistivitas semu dbuat seminimal mungkin yang ditunjukkan oleh nilai akar
kuadrat terkesil atau root mean squared (RMS).
6
i 207
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Daerah Balaroa

Lintasan 1 (Koordinat 0o54’19.75” LS dan 119o50’38.72” BT - Koordinat 0o54’22.34” LS


dan 119o50’29.32” BT)

Gambar 17.8 di bawah menunjukkan penampang resistivitas yang diperoleh dari


iterasi 12 dengan nilai kesalahan RMS 1.5%. Penampang resistivitas ini mencapai
kedalaman 57.4 meter dengan nilai rentang resistivitas 20.53 – 165 Ωm. Nilai
resistivitas 20.53 – 35.6 Ωm diperkiran lapisan akuifer dangkal dengan sebaran
kedalaman berkisar 1.25 – 13 meter dan akuifer menengah dengan nilai reistivitas
35.6 – 58.2 Ωm dengan kedalaman berkisar 19 – 28 meter. Di antara kedua lapisan
tersebut terdapat lapisan akiklud, lapisan yang bisa menyimpan air tapi tidak
bisa mengalirkan air dalam jumlah yang berarti. Lapisan akiklud ini berada pada
kedalaman berkisar 8 meter – 25meter dengan nilai resistivitas 64.7 – 155 Ωm. Di
samping itu juga dapat diperkiran bidang gelincir yang ditandai dengan kontras
resistivitas yang terlihat pada bagian bawah (antara merah dan kuning). Pada lokasi
ini, ditemukan pula adanya fenomena aquifer yang pecah yang menyebabkan
meningkatnya kadar air pada lapisan tanah diatasnya. Fenomena ini merupakan salah
indikator meningkatnya potensi likuifaksi pada daerah ini.

Lampiran Gambar

Gambar 17.8 Lintasan 1 pengujian 2-D Electrical Resistivity Tomography

Lintasan 2 (Koordinat 0o54’17.65” LS dan 119o50’38.08” BT – Koordinat 0o54’20.24”


dan 119o50’29.13”BT)

Penampang resistivitas yang diperoleh dari iterasi 9 dengan nilai kesalahan RMS 5.4
% diperlihatkan pada Gambar 17.9. Penampang resistivitas ini mencapai kedalaman
57,4 meter dengan nilai rentang resistivitas 12.58 – 583.36 Ωm. Nilai resistivitas 14.1
– 34.7 Ωm diperkiran lapisan akuifer dangkal dengan sebaran kedalaman berkisar 1.25
– 12 meter dan akuifer menengah dengan nilai resistivitas 22.1 – 54.5 Ωm dengan
kedalaman berkisar 15 – 30 meter. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan
akiklud, lapisan yang bisa menyimpan air tapi tidak bisa mengalirkan air dalam jumlah
yangberarti. Lapisan akiklud ini berada pada kedalaman berkisar 6 meter – 20 meter
dengan nilai resistivitas 125 – 639.07 Ωm. Di samping itu juga dapat diperkirakan
6

208
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
bidang gelincir yang PENGANTAR
ditandai dengan kontras resistivitas yang terlihat pada bagian
 bawah.

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan
Gambar 17.9infrastruktur berupa bangunan
Lintasan 2 pengujian 2-D Electricalyang mengalami
Resistivity Tomography
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah
Lintasan gempa tersebut
3 (Koordinat terjadi, diperlukan
0o54’16.25”LS aksi tanggap–darurat
dan 119o50’37.69”BT Koordinat 0o54’18.47”LS
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
dan 119o50’29.07”BT)
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan
Gambardarurat bencana;
17.10 di bawahpenyelamatan
menunjukkan dan evakuasi
penampang masyarakat terkena
resistivitas yang diperoleh dari
bencana; pemenuhan
iterasi 7 dengan nilai kesalahan RMS 3.4 %. Penampang rentan;
kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok resistivitas ini mencapai
dan pemulihan
kedalamanprasarana dan sarana
57,4 meter dengan vitalnilai
dengan
rentangsegera. Oleh karena
resistivitas 15.68itu,– 639.07 Ωm. Nilai
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
resistivitas 17.5 – 27 Ωm diperkiran lapisan akuifer dangkal dengan sebaran
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kedalaman berkisar 1.25 – 9 meter dan akuifer menengah dengan nilai resistivitas
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
17.5 – 41.8 Ωm dengan kedalaman berkisar 18 – 33 meter. Di antara kedua lapisan
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
tersebut terdapat lapisan akiklud, lapisan yang bisa menyimpan air tapi tidak
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.bisa mengalirkan
Korban mengalamiair dalammaupun
luka-luka jumlahyang yangmeninggal
berarti. umumnya
Lapisan akiklud
akibat ini berada pada
tertimpa kedalaman
reruntuhan berkisar
bangunan 7 meter
rumah– 17 danmeter. Di samping
gedung. itu juga
Identifikasi dapat diperkiran bidang
kerusakan
gelincir yang ditandai dengan kontras resistivitas yang
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang, terlihat pada bagian bawah dari
korban dan lapisan tanah infrastruktur
kerusakan hasil dari interpretasi resistivitas. dengan membangun
dapat diminimalisasi
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil
Gambar survei
17.10 tersebut
Lintasan disampaikan
3 pengujian padaResistivity
2-D Electrical buku Laporan
Tomography
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya
Berdasarkan tim pelaksana
nilai resistivitas dan survei
poladanyangtim diperoleh
penyusun laporan ini
dari penampang tersebut,
dapat memberikan
penampang manfaat yang
geologi sebesar-besarnya
dapat diprediksikandalam sepertimenghadapi
yang terlihatlangkah
pada Gambar 17.11.
pemulihanDiperkirakan
terhadap dampak bencana.
terdapat Atas perhatian
6 lapisan, dan kerja
dengan rincian sama semua
sebagai berikut: pihak
diucapkan terima kasih.
- Lapisan 1, merupakan lapisan hasil rombakan longsor dan likufaksi yang terjadi
pada daerah tersebut. Bersarakan singkapan yang ada lapisan ini terdiri dari
6
i 209
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

hasil sedimentasi dari gunung yang ada di atas yang dikenal sebagai sedimen
mollase. Lapisan ini memiliki ukuran yang bervariasi dari lempung (clay) sampai
dengan bongkah (boulder).
- Lapisan 2, diperkirakan lapisan yang dominan pasir dan lanau dengan sedikit
lempung. Lapisan ini memiliki kemampuan untuk menyimpan air sehingga
dapat berperan sebagai akuifer.
- Lapisan 3, diperkirakan lapisan yang dominan lempung atau dominan kerikil
sampai dengan boulder yang tersusun sedimikian rupa sehingga ruang berpori
yang ada padanya tertutupi oleh lempung sehingga hanya sangat sedikit air
yang dapat mengalir. Sehingga lapisan ini bisa bertindak sebagai lapisan akiklud
- Lapisan 4, lapisan ini diperkirakan lapisan yang dominan pasir dan lanau serta
sedikit lempung. Lapisan ini dapat bertindak sebagai akuifer air tanah.
- Lapisan 5 merupakan lapisan transisi antara lapisan akuifer dan lapisan bedrock.
Lapisan ini dominan lempung sehingga sangat memungkinkan terjadinya
longsor apabila banyak terdapat air.
- Lapisan 6 merupakan lapisan batuan dasar (bedrock), lapisan ini diperkirakan
lapisan granudiorit/ granit/ batuan metamorf.

Lampiran Gambar

Gambar 17.11 Stratigrafi lapisan tanah hasil dari pengujian resistivitas

210
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
Daerah Rumah Sakit PENGANTAR
Anutapura


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Gambar 17.12 Lintasan pengujian 2-D Electrical Resistivity Tomography depan RS . Anutapura
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Pengujian
kajian dampak tomografi
kerusakan resisitivitas listrik
yang ditimbulkan (electrical
oleh gempa resistivity
terhadap tomography) selanjutnya
infrastruktur
dilakukan
berserta sarana di lokasi dan
dan prasarana, sekitar rumah sakit
lingkungannya juga Anutapura. Lintasan
penting dilakukan. pengujian dilakukan
Survei
menyisir jalan eksisting (Jl. rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, Gambar 17.12
Tolambu) seperti ditunjukkan oleh
dan akurat.dibawah ini. Titik awal
Korban mengalami pengukuran
luka-luka geolistrik
maupun yang padaumumnya
meninggal lokasi iniakibat
berada pada koordinat
0°54'2.57"LS, 119°50'59.95" BT dan berakhir
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakanpada koordinat 0°53'55.01" LS dan
bangunan 119°50'59.44"
menjadi pentingBT. agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan Hasil pengujian
yang tahan gempa.menunjukkan penampang resistivitas mencapai kedalaman 45.9
meter lapangan
Survei dengan nilai ini rentang resistivitas 2.22
telah melibatkan – 673.97
berbagai tenagaΩm.ahli
Aluvium
dari yang porous dan
Kementerian Pekerjaan
kering Umum dan
diidentifikasi padaPerumahan
kedalaman Rakyat,
berkisarKementerian
17.0 – 31.0 Energi danseperti ditunjukkan
meter
Sumber DayapadaMineral,
GambarKementerian
17.13 dibawah Ristek
ini. dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Gambar 17.13 Hasil pengujian 2-D Electrical Resistivity Tomography depan RS. Anutapura

6
i 211
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


17.4 Perubahan Profil Lapisan Tanah Berdasarkan Pengujian Cone
Penetration Test (CPT)

Kondisi gedung rumah sakit Antapura yang mengalami kerusakan akibat gempa dapat
dilihat pada Gambar 17.14. Gedung mengalami keruntuhan parsial dimana sebagian
dari gedung mengalami pergeseran horizontal dan sekaligus mengalami keruntuhan
pada lantainya seperti diperlihatkan pada Gambar 17.15.

Lampiran Gambar
Gambar 17.14 Sketsa keruntuhan gedung RS. Anutapura

Gambar 17.15 Detail tipe keruntuhan RS. Anutapura


6

212
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 Penyelidikan tanah melalui Cone Penetration Test (CPT) dilakukan di sekitar
 rumah sakit Anutapura (koordinat 0o54’0.14” LS – 119o50’58.37” BT) dengan
Gempa Lombok, Bali hasil
membandingkan dan Sumbawa
pengujianterjadi pada hari dan
CPT sebelum Minggu, tanggal
setelah 29
terjadinya gempa. Profil
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
nilai hambatan konus dan hambatan pelekat disajikan pada Gambar 17.16. Perubahan
koordinat nilai
8,4 LSCPT
danyang
116,5cukup
BT, atau tepatnya
siknifikan berlokasi di
didapatkan darat
dari pada
hasil jarak 47 setelah
pengujian km terjadi gempa
arah timurjika
lautdibandingkan
Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
dengan sebelum terjadinya gempa. Kedalaman di dekat permukaan
km. Gempa (0–3ini telah
meter)mengakibatkan korban jiwa
terjadi peningkatan nilaiyang tidak sedikit.
hambatan konus Terdapat
yang cukup siknifikan
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
disebabkan lapisan tanah mengalami pemampatan. Demikian pula untuk kedalaman
ini pun mengakibatkan
selanjutnya, kerusakan
ditemukaninfrastruktur berupa bangunan
variasi perubahan yang mengalami
nilai hambatan konusnya.
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Untuk melengkapi kajian perubahan kondisi dan jenis lapisan tanah, pengujian
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
resistivitas tanah juga dilakukan di lokasi R.S. Anutapura. Profil lapisan tanah hasil
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
dari uji resistivitas dan uji CPT diplot untuk memverifikasi jenis lapisan tanah setelah
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
mengalami gempa seperti ditunjukkan pada Gambar 17.17 dan Gambar 17.18. Jenis
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
lapisan prasarana
dan pemulihan tanah berdasarkan
dan sarana hasil daridengan
vital uji CPTsegera.
ditentukan
Olehmenggunakan
karena itu, Robertson chart
diperlukandengan mengkorelasikan
kajian dampak bencana gempaantara conesurvei
melalui resistance friction
danyang
lapangan ratio (Robertson, 1990;
mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selaintersebut,
Lunne dkk, 1997). Hasil dari pengujian CPT dan resistivitas itu, menunjukkan
bahwa
kajian dampak lapisan tanah
kerusakan yang dibawah
ditimbulkanstruktur gedungterhadap
oleh gempa R.S. Anutapura didominasi oleh lapisan
infrastruktur
pasir,lanau kepasiran dan pasir kelanauan. Dari hasil
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei uji ini menunjukkan bahwa
keruntuhan
lapangan dilakukan dari
untuk gedung R.S.
mendapatkan data rabmaG naripmaL
Anutapura
dan informasijugayang
disebabkan oleh adanya fenomena
cepat, lengkap,
likuefaksi lokal yang terjadi di areal yang mengalami
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat keruntuhan.
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 17.16 Profil CPT sebelum dan setelah terjadi gempa Palu (lokasi: depan RS. Anutapura)
6
i 213
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 17.17 Overlay hasil CPT dan resistivitas pada R.S. Anutapura

Lampiran Gambar

Gambar 17.18 Korelasi hasil uji CPT dan resistivitas tanah sekitar R.S. Anutapura

214
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
17.5 Kesimpulan PENGANTAR

 Berdasarkan hasil analisis dari survei awal ini, beberapa fenomena telah berhasil
Gempa Lombok,pada
diidentifikasi Bali dan Sumbawa
lokasi terjadilain:
studi antara pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,41.
LS Dalam
dan 116,5 BT, atau
studi tepatnya
ini citra berlokasi
satelit radar di(SAR)
darat digunakan
pada jarak 47 km memperlihatkan
untuk
arah timur laut Kota Mataram,
perubahan Provinsi
profil Nusa Tenggara
permukaan sebelumBaratdan pada kedalaman
setelah terjadinya24 gempa. Pada citra
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
intensitas dapat diketahui obyek permukaan yang telah mengalami perubahan
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
berdasarkan karakteristik obyek yang diamati.
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
2. Hasil uji resistivitas pada lintasan 1 (balaroa) menunjukkan terjadinya fenomena
rusak ringan hingga runtuh.
aquifer yang pecah sehingga menyebabkan meningkatkan kandungan air
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
pada lapisan
untuk menanggulangi bencana tanah diatasnya. Fenomena
yang menyangkut pengkajian ini merupakan
secara cepat dan salah satu indikator
penyebab terjadinya likuifaksi pada daerah ini.
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan3. darurat
Hasil dari pengujian
bencana; CPT dan dan
penyelamatan resistivitas
evakuasitersebut, menunjukkan
masyarakat terkena bahwa lapisan
tanah dibawah struktur gedung R.S. Anutapura
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; didominasi oleh lapisan pasir,
dan pemulihanlanau kepasiran
prasarana dan pasir
dan sarana vital kelanauan. Dari Oleh
dengan segera. hasil karena
uji ini itu,
menunjukkan bahwa
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup adanya fenomena
keruntuhan dari gedung R.S. Anutapura juga disebabkan oleh
likuifaksi
kajian sumber gempa lokal
(baik yang utama
gempa terjadi maupun
di areal yang
gempamengalami
susulan). keruntuhan.
Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 215
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

216
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR

18. GEOTECHNICAL IMPACT OF PALU DONGGALA
 EARTQHUAKE – A LESSON LEARNED
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul Ramli Nazirdengan
, Masyhur Irsyam , Andhika Sahadewa , Idrus Muhamad Alatas3,4,
1 2,3 2,3
05.47 WIB kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat Pintor jarak 47 km and Lutfi Faizal
pada Simatupang
3,5 6

arah timur laut Kota


1
Universiti
Mataram,Teknologi Malaysia-GEOTROPIK,
Provinsi Nusa Tenggara Barat pada
2
Institut
kedalamanTeknologi
24 Bandung, HATTI,
3

km. Gempa ini telah 4


Institut Sains dan Teknologi
mengakibatkan Nasional,
korban jiwa 5
Universitas
yang tidak sedikit.Mercu
TerdapatBuana, 6Puskim-PUPR
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan
18.1hingga runtuh.
Introduction
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi
According tobencana yang menyangkut
the Geological knowledge, pengkajian
the Sulawesisecara cepat
islanddan is believed to have
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga
been formed by the collision of terranes from the Asian Plate and the Australian penentuan
status keadaan
Plate darurat
(forming bencana; penyelamatan
the southeast dan evakuasi
and Banggai), withmasyarakat
island arcsterkenapreviously in the Pacific
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan
(forming the north and east peninsulas).Due to its terhadap kelompok
severalrentan;
tectonic origins, various
dan pemulihan
faults scarprasarana
the land danandsarana vital dengan
as a result the island segera.
is proneOlehtokarena itu,
earthquakes. Sulawesi is not
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
truly oceanic, but a composite island at the location in the centre of the Asia-Australia
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
collision zone as mention by Von Rintelen, T. et al. (2014). They mentioned that parts
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
of the island were formerly attached to either the Asian or Australian continental
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
margin and became separated from these areas by vicariant processes. In the west,
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.the opening
Korban of the luka-luka
mengalami Makassar Strait yang
maupun separated
meninggal Westumumnya
Sulawesiakibat from Sundaland in the
tertimpa Eocene
reruntuhan c. 45bangunan
Mya. In the rumah east,danthe gedung.
traditional view of collisions
Identifikasi kerusakanof multiple micro-
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akanactive
continental fragments sliced from New Guinea with an datang,volcanic margin in
korban dan West Sulawesiinfrastruktur
kerusakan at different dapat
times since the Earlydengan
diminimalisasi Miocene c. 20 Mya has recently been
membangun
replaced
bangunan yang tahan gempa.by the hypothesis that extensional fragmentation has followed a single
Miocene
Survei collisionini
lapangan of West
telah Sulawesi
melibatkan withberbagai
the Sula Spur,tenagatheahli western
dari end of an ancient
folded belt of Variscan origin in the Late Paleozoic.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Palu is a capital
Perhubungan,Badan city ofKlimatologi
Meteorologi Central Sulawesi, Indonesia.
dan Geofisika, It is Nasional
Badan located -0.89 latitudeand
119.87Bencana,Lembaga
Penanggulangan longitude and itIlmu is situated at elevation
Pengetahuan Indonesia, 20 Badan
metersInformasi
above sea level. Palu has
Geospasial,a population
Institut Teknologi Bandung,
of about 300,000dan and
unsurmaking
asosiasi/it praktisi/
the biggestperusahaan
city in Central Sulawesi.
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku
The main industry activity in Palu is tourism and agriculture. Figure 18.1 shows the Laporan
Kajian Gempa Lombok
location 2018.in central Sulawesi Island. The earthquake that struck on the 28th.
of Palu
Semoga
September segala2018
upaya at tim
6.02pelaksana
pm localsurvei
timedan withtima penyusun
magnitude laporan
of 7.4inihas send Palu into
dapat memberikan
deeply abyss manfaat yang sebesar-besarnya
of trouble when four catastrophe dalam menghadapi
event strikes langkahat once at different
pemulihanplaces.
terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua
Along Palu bay coastal area, tsunami at a maximum height of 11 m had struck pihak
diucapkan the
terima kasih. Palu tourism centre in various places. In Petobo, Jono Oge and Sibalaya
famous
massive liquefaction occurs that cause a mud flow that displace and wipe of villages
and housing complex. While the ground motion causing village of Balaroa and its
nearby housing 6 complex to a total buried due to slope collapse within the vicinity.
i 217
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 18.1 Location of Palu in Southeast Asia region

The disasters have caused thousands of lifes lost or injured and many population
in the affected area lost their properties and evacuated from the affected area.
According to Irsyam et. al (2018), it was reported that the earthquake has caused
Lampiran Gambar
2,037 casualties, 671 missing people, and 152 buried bodies. Total of 4,084 people are
heavily injured, 74,044 evacuees, and 67,310 houses are estimated to be damaged.
Although the most damaged area is in Palu city, these reported numbers are also
compiled from other areas, such as Donggala, Sigi, Parigi Mountong, and Pasangkayu,
West Sulawesi.

18.2 Palu-Donggala Earthquake Event

Generaly as mentioned earlier four types of catastrophe has cost an unusual loss of
life and properties to the people of Palu. According to the report by Irsyam et. al.
(2017) Palu was located on a fault known as Palu-Koro Fault which is considered tobe
the most active fault zone. The fault is a main structure of Sulawesi island and to be
the longest fault which extend from the North to the mid of Sulawesi in Bone Gulf.
The fault extended from North to South of Palu. Figure 18.2 shows the simplified
regional geology Map of Indonesia which has been produce. Among all fault exist in
Sulawesi base from the results of relocation of hypocentre in Central Sulawesi region
and the surrounding, it was reported that the high seismic activities occurs around
Palu-Koro and nearby Matano fault at a depth ranging between 3km and 28km.
Frequent earthquake event has occured in the middle of Palu-Koro fault or in the
Palu City region. The history of fault movement has been recorded since 1907. Palu is
6

218
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
subjected to a fault PENGANTAR
movement induced earthquake which generally shown that from
 the pasthistory the magnitude is less than 7.0Mw.

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan
Gambar 18.2 Lithologicdata rabmaG naripmaL
dan informasi
and main yang cepat,
structure elements lengkap,
in Sulawesi, Ahmad (2005)
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
Gambar 18.3 Historical Earthquake in Central Sulawesi (Daryono, 2016).
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
Focal mechanism from CMT catalogue
diucapkan terima kasih.
Figure 18.3 shows the historical earthquake in Central Sulawesi since 1907. It was
noted that large earthquake has been associated with Palu-Koro fault line. Several
6
i 219
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

earthquakes prior to the main shock 2008 earthquake event were reported by
BMKG base from their observation. The ground motion shows a magnitude of more
than 5.0 Mw was reported prior to the main shock around 3pm and 4.25 pm local
time. However, the main shock of 7.4 Mw at 6.02 pm local time and after shock of
6.1 Mw at 6.14 pm local time after that which has cause a mass ground movement
and Tsunami within the area. The hypocentre is about 10 km and epicentre at 28km
Northeast of Donggala located at coordinates of 0.178°S 119.840°E as shown in Figure
18.4.The main shock was followed by a series of aftershocks, with 14 of M ≥ 5.0 in the
first 24 hours was recorded. Since then, a total of more than 1000 aftershocks have
struck the region until November 2018 as reported by BMKG.

Lampiran Gambar

Gambar 18.4 Epicenters of the Palu earthquake 2018 (Mw7.4) and the aftershock distributions (red dots)
along Palu – Koro fault in Central Sulawesi (PuSGeN, 2018)

The warning of Tsunami was issued in Palu and Donggala at 6.07 pm due to
estimation wave height of 0.58 m was due to arrive at the Palu beach at 6.22 pm.
Residents of Donggala were told to expect tsunamis with heights of 0.5 to 3 metres,
while residents in Palu were told to expect tsunamis with heights of less than 0.5
metres by the authority. However, at 6.13 pm, observation by BMKG shows that
the tide rises about 6cm and concluding from the horizontal strike type motion, the
warning was call off at 6.36 pm.Since the earthquake was a strike-slip earthquake, the
tsunami was expected to be at a low height, with a maximum height of approximately
2 metres. During a strike-slip earthquake, the movements of the crusts were largely in
horizontal motion while most tsunamis occurred in earthquakes with vertical motion
or due to the mega thrust type. However, it was found out that the earthquake
triggered underwater landslides, causing the tsunami. Bathymetric survey done by
the Geology department around the Palu Bay shows that potentially three locations
were affected by the underwater landslide that trigger Tsunami. Hamzah et. al (2018)
6

220
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

however pointedKATA out that PENGANTAR


there are 4 possibilities where underwater slope failure
 is expected to happen i.e Talise, Tondo-Taipa, Donggala, dan Balaesang. Figure 18.5
 below shows the impact of Tsunami to the shoreline of Palu Bay. It was reported that
Gempa Lombok,
the height of Bali dan Sumbawa
Tsunami is beyondterjadi pada hari Minggu,
the expectation of the tanggal
geologist 29 as it resulted to a
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan
maximum of 11 m to the shore area. M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampakGambar 18.5 Impact
kerusakan yang on Tsunami height
ditimbulkan olehalong Palu Bay
gempa area. (Extracted
terhadap from Irsyam et.al (2018)
infrastruktur
in keynote presentation of SEAGC 2018 Conference,
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei Jakarta)
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.Due to the
Korban ground luka-luka
mengalami motion aftermaupunshock
yangatmeninggal
6.14 pm local
umumnya time,akibat
approximately after 45
tertimpa minutes
reruntuhan later, four inland
bangunan location
rumah dani.egedung.
Petobo, Identifikasi
Balaroa, Sigi, Sibulaya were destructed.
kerusakan
bangunan It was reported
menjadi penting by thebila
agar Impact
terjadisurvey
gempateam
padathatmasaPetobo,
yang akanSigi and
datang,Sibulaya experiencing
korban dan liquefaction
kerusakan and lateral spreading
infrastruktur while Balaroa
dapat diminimalisasi was membangun
dengan impacted by the mass slope
bangunan failure.
yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian18.3Pekerjaan
EarthquakeUmumImpact
dan Perumahan
to Petobo Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi
Petobo is located about Klimatologi
5km to Paludan city. Geofisika,
It is a placeBadan
whereNasional
744 houses were located.
Penanggulangan
PetoboBencana,Lembaga
is located aboutIlmu 7.2Pengetahuan
km from the Indonesia,
Palu-Koro Badan
faultInformasi
line and nearby the Palu
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
airport namely SIS Al-Jufri. An estimation of 200 m x 49 m of 2500 m airport runway
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
15/33 was crack due to the seismic effect. The crack and differential settlement
Kajian Gempa Lombok 2018.
of approximately 150 mm can be seen parallel to the runaway alignment. Many
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
cracks forms at the end of the runways towards southeast direction. It was unclear
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihanwhether
terhadap the
dampakcrackbencana.
and differential settlement
Atas perhatian form
dan kerja samais due
semua to pihak
the ground movement
that occur
diucapkan terima kasih. in Petobo or partly due to the liquefaction itself. Figure 18.6 shows the
crack and differential settlement that occur at the airport runaway. According to
the airport authority, they have closed Mutiara Sis Al Jufri Airport following the
powerful earthquake that struck the province at 6:02 p.m. local time on the 28th.
6
i 221
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

September 2018. They only used for humanitarian efforts organized by the military
and government agencies and the commercial flights were canceled at that time.
Four days after the earthquake airport was open for the first time to commercial
flight. Most part of the terminal was damage while flight controller was deployed
by seen basis. On the 9th. October 2018 PuSGeN teams arrive to evaluate the
impact of earthquake on this area. They consist of expert in GPS, Geodesi, Geology,
Geotechnical Earthquake, Tsunami expert, Seismologist and Structural Specialist.

Lampiran Gambar
Gambar 18.6 Crack and differential settlement that occurs at the end of the airport runaway

PuSGeN team was requested to appraise the situation in ensuring the safety of
aircraft landing. Detail study is yet to be carried out in order to determine rectification
work needed by the airport authority.

However, just behind the airport runway an area name as Petobo has been impacted
by a liquefaction. It was reported by the National Disaster Management Agency
(BNPB) 2018 that there are 1920 houses within the areawere affected in an area of
181.2 Ha. Boundary of the area was an irrigation system used by local agricultural
activities such as padi field on top of Petobo area. Many scheme houses were
locatedin the middle and bottom of petobo area while villagers were located at the
top of Petobo village. Agriculture are the main source of activities. It was reported
by Irsyam et al. (2018), Petobo area soil stratification are coarse sand and gravel
interbedded with fine sand which have a high liquefaction potential of more than
15. The possible liquefied layer was approximately 9 m to 15 m below ground level.
Ground water table is about 0.5 m below ground level.

Report from the residence told that explosion occurs approximately 45 minutes after
the second aftershock with a magnitude of 6.1Mw. About three explosions have
6

222
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

occured from the KATA PENGANTAR


top section of Petobo nearby the irrigations channel. Black sooth
 was seen coming out during explosion and shaking the residential area. Water were
 seen coming out from the ground which is an evidence of releasing of excess pore
Gempa Lombok,
pressure fromBali dan Sumbawa
liquefaction terjadi
process. pada
While thehari Minggu,
ground tanggal
shaking and29the water come out
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut
from the ground, the soil start softening and cracks. Most of the terletak pada
houses sunk into the
koordinat ground.
8,4 LS danResident
116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
were panic and running scattered everywhere to safe their family
arah timurand
lautlives
Kotawhere
Mataram,manyProvinsi
of theNusa Tenggara
loss during theBarat pada
event. Askedalaman
the channel 24water gate start to
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
break out and the channel experiencing liquefaction water tend to rush out and push
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
the nearby soil downwards. Due to irregular travelling velocity, the surface tends to
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
have lateral spreading. The movement downward hill tends to circulate and forming a
rusak ringan hingga runtuh.
vortex where many more houses were sunk in the area. Due to the soil flow faster at
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
the hind side, the front soil has been overlaped five times before it stops.
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Prior darurat
status keadaan to the bencana;
incident many residents
penyelamatan daninevakuasi
this areamasyarakat
use tube terkena
well as their alternatives
domestic water supply. The evidence of existing
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;aquifer and failure of the levee was
believedprasarana
dan pemulihan to displace
dan houses
sarana in vitalPetobo
denganwhile liquefaction
segera. Oleh karenahas itu,
cause the structures
above ground to sink into the ground due to immediate
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup loss of bearing capacity.
Figure
kajian sumber 18.7 (baik
gempa shows the directional
gempa utama maupun movement which has
gempa susulan). been
Selain itu,recorded by USGS
(2018).
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 18.7 Directional movement of area in Petobo. Thick red line shows the water channel alignment
(USGS, 2018)
6
i 223
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

The disturbed area was 1.7 km2. Area was shifted to the south and the building moved
between 0.4 km and 1.2 km. During observation on the 10th. Oct. 2018 to the site, It
was seen that there are many location of sand boiling close to the levee on the upper
site of the area. This shows the evidence that the high water pressure that build up
during the ground motion had gusted out carrying out all above the ground with a
loud noise and liquefaction immediately occurs after that. At the same time the
ground starts to shake and due to the loss of bearing capacity, most of the structures
sunk. The situation becomes more critical as the ground start to moves and buried
many houses and the residents. The movement is suspected due to the broken of
levee and the water from the irrigation system rush out to push the ground to the
lower area. Petobo has a gradient of about 2% to 5% surface gradient to the South.
The significant momentum is expected due to water rushing out from the irrigation
system and the liquefaction occurring at the same time has cause a mass movement
which resulted in the loss of properties and life.

Figure 18.8 shows the schematic diagram movement of the ground in Petobo.
A combination mechanism of high water table, confined aquifer which exist
underground and a collapse levee was thought to be the cause of the movement
mechanism of the ground. The ground at the end of the movement seen to be heaved
approximately between 4 to 5m from original ground level while it is not known
Lampiran Gambar
the depth which have been affected. Base from the earlier observation of the soil
liquefying thickness, the affected depth is expected to reach more than 10 m.

Gambar 18.8 Schematic diagram of Petobo Liquifaction (Irsyam et.al, 2018)

Figure 18.9 to Figure 18.12 shows the situation on three different part of the Petobo
area. Figure 18.9 shows the top part of the Petobo area whereby the channel and the
levee can be seen broken and cracked.

224
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaanGambar
darurat18.9
bencana;
Crackedpenyelamatan dan levee
channel and collapse evakuasi
whichmasyarakat terkena
cause the water to rush out during the
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap
earthquake event kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukanThekajian dampak
cracked bencana
that form isgempa
due tomelalui
lateralsurvei lapangan
spreading yang mencakup
as liquefaction occurs in the vicinity
kajian sumber
of the gempa (baikTraces
channel. gempaof utama maupun
sand blows andgempa susulan).ofSelain
accumulation it canitu,
be seen at the base
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
of the channel. Tidal gate was also damage and broken which cause the water to rush
berserta sarana
out ordan prasarana, danground.
lingkungannya juga penting
figuredilakukan. Survei displacement of
lapangan dilakukan
seeping
untuk
into the
mendapatkan data rabmaG naripmaL
Viewing
dan
from
informasi yang
18.9, differential
cepat, lengkap,
the levee canbe seen as a result of ground settlement and movement in the area.
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikanGambar manfaat18.10 Lateral
yang spreading and heaving
sebesar-besarnya dalamduemenghadapi
to liquefactionlangkah
in Petobo upper part
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan Figure 18.12 shows the area nearby the water channel where lateral spreading
terima kasih.
is clearly seen. The ground heaving can be seen due to the sand boiling from the
ground. This is the first location of ground movement in Petobo after the aftershock
which triggers
6 the liquefaction of the ground. At this location mass of soil that moves
i 225
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

start to push the lower part in front of the ground and causing the surface to heave
forming a failure crack perpendicular to the movement. The mechanism occurs
rapidly and repeating downwards the slope. Since the ground had softening due to
liquefaction, the movement was an easy flow which then smash whatever object
impeding in front of it. The movement keeps on continue until the all soils and
crushed object accumulated at the toe of the slope.

Gambar 18.11 Centre part of Petobo affected area

Lampiran Gambar
Figure 18.11 is the centre part of Petobo area. Ground heaving and fine sand
accumulated due to sand boiling is clearly seen. This is the most devastated area
where many of the housing scheme and residence were trapped or die. Water
ponding was observed around this area showing that the source of groundwater is
nearby the surface. The ground feels spongy when walking on top of it presenting
the softening effect of the soil due to liquefaction that had occurs before. Most of the
area were covered with greyish fine sand with traces of clay in within.

Gambar 18.12 At the south part of Petobo affected area


6

226
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

The accumulation KATA PENGANTAR


of debris and soil that moves terminate at the south part of the
 affected area towards Palu River. The ground heaves at a height of between 4m
 to 5 m. Eye witness told that the stop is due to the ground crack occurs parallel to
Gempa Lombok, Bali
the movement at dan
the Sumbawa
terminateterjadi pada during
boundary hari Minggu, tanggalThe
the event. 29 liquefied soil infill
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
together with all the carried debris into the crack. At this location debris from the pada
koordinat building
8,4 LS danstructures,
116,5 BT, atau tepatnya
remnants berlokasivehicles
materials, di darat pada jarakaccumulated
etc. has 47 km and further
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
resit the movement of the ground. It was reported that at this location due to high
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
movement momentum, five layers of soils stacked on to each other before it stops.
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Area in the lower part of Petobo affected area was raised to about 10m from original
rusak ringan hingga runtuh.
ground level. There was several ponding of water that develop on site with unknown
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
water source.
untuk menanggulangi The team
bencana yangtrace the water
menyangkut source and
pengkajian found
secara cepatoutdanat a nearby location
where the water seems to perch out from the
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan ground to the surface. It was strongly
believed
status keadaan thatbencana;
darurat a confinepenyelamatan
aquifer which hasevakuasi
dan been discussed
masyarakat earlier
terkenaof its existence cause
the water rushed out to the surface and formed
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; a ponding area. The water seems to
flow to prasarana
dan pemulihan lower area dan andsarana
formed several
vital dengan ponding
segera.within
Oleh the site.itu,
karena It later flows to the
southeast side of the area in the form of stream
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup towards and unobstructed surface
area.gempa
kajian sumber The water
(baik was
gempa clear and maupun
utama clean showing that no contamination
gempa susulan). Selain itu, with the soil
occurskerusakan
kajian dampak at the source. As this could
yang ditimbulkan olehonlygempacome from an
terhadap uncontaminated soil which
infrastruktur
is definitely
berserta sarana an aquifer.
dan prasarana, dan However
lingkungannya site investigation is being conducted
juga penting dilakukan. Survei to confirm it
lapangan dilakukan
existenceuntuk mendapatkan
underground as this rabmaG naripmaL
datais dan informasi
basically yang cepat,base
a hypothesis lengkap,
on observation of the
dan akurat.site.
Korban mengalami
Figure 18.13 and luka-luka
Figuremaupun yang meninggal
18.14 shows the source umumnya
of waterakibat
and water ponding on
tertimpa the
reruntuhan
affected bangunan
site of Petobo.rumahIt wasdan reported
gedung. by Identifikasi
the localskerusakan
that some of the resident
bangunan in menjadi
Petobo penting agar
is using a bila
tubeterjadi gempa
well for pada masa
a domestic wateryangsupply
akan datang,
by punching through an
korban dan kerusakan
aquifer zone infrastruktur
in this area. dapat diminimalisasiof dengan
The construction the tube membangun
well indefinitely punctured
bangunan through
yang tahan gempa.
the aquifer zone causing the surrounding soil to be fully saturated. This is
Survei lapangan
another main reason ini telah
how the melibatkan berbagaiits tenaga
water maintain existence ahli darisoil. The existence
in the
Kementerian Pekerjaan
of the Umum
confined dan Perumahan
aquifer is still yet Rakyat, Kementerian
to be established base Energi dan
on Geohydrological study
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
by the team. Until the report is written the existence is based on the hypothesis and
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
observation of the Geotechnical team on site.
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 18.13 Water sources to believe to come out from the broken aquifer
i 227
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 18.14 Water ponding and flowing observed in the affected area even no raining for several days

Lampiran Gambar

Gambar 18.15 Clay shale remnant found scattered on site

Apart from observing the scenario of the affected area, detail observation on type
of soil will be done through site investigation to analyse more details of the failure
mechanism of the area. At the time of this report, site investigation team has been
deployed to the site to start a detail investigation of all affected area in Palu. Clay
shale thin formation was seen on site. The layer was interbedded with sand remnants
are scattered all over the area. Figure 18.15 shows the remnant of clay shale in the
area. The layer will act as a lubricant and cause the soil layer to flow faster without
resistance.

Severals conclusion can be made on the preliminary findings of the affected area
in Petobo. Base from the discussion among the team of PusGen, Hatti and GEER
there are heavy discussions on why a few occurrences due to the impact were
6

228
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
an anomaly in earthquake knowledge. There were water perching out at a high
 elevation, liquefaction associated with ground movement, explosion with black soot
 coming out from the ground occurs during and after the chaos of ground shaking.
Gempa Lombok,given
Explanation Bali dan Sumbawa
earlier such as terjadi pada hari Minggu,
the existence of confinedtanggal 29 the breaking of
aquifer,
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
levee, soil liquefaction and existence of clay shale are the possibilities of the event of
koordinat occurrence.
8,4 LS dan 116,5TheseBT,possibilities
atau tepatnya berlokasi
shall be look di into
daratdetail
pada jarak 47 km the mechanism of
to confirm
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
ground movement due to the impact of earthquake which occurs on the day of 28th.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
September 2018.
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
18.4
rusak ringan Earthquake
hingga runtuh. Impact to Jono Oge and Surrounding Area
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
Jono Oge is bencana
untuk menanggulangi in the areayang of Sigi located about
menyangkut 15 kmsecara
pengkajian to thecepat
southdanof Palu. The affected
area islokasi,
tepat terhadap aboutkerusakan,
6.7 km todan thesumber
east of daya.
the Palu Koro fault.
Diperlukan jugaFour places have been visited
penentuan
by the team namely Sigi upper part, Jono Oge Village,
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena Sigi lower part and Lolu Village.
In general the
bencana; pemenuhan area affected
kebutuhan dasar; about 209.5 Ha
pelindungan and 496
terhadap housesrentan;
kelompok were lost as reported by
Nationalprasarana
dan pemulihan Disaster danManagement
sarana vital Agency
dengan(BPNP) 2008.
segera. OlehThekarena
area consists
itu, of agricultural
diperlukanland
kajianand
dampak bencana
village houses gempa
name melalui survei
as Jono lapangan
Oge villageyang
whichmencakup
is mainly located along
kajian sumber gempaPalolo
Polos-Palu (baik gempa utamaIt maupun
main road. gempaby
was reported susulan).
the local Selain
thatitu,
at the upper end of
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
the affected area was a water channel build for irrigation purpose which comes
berserta sarana
from adan prasarana,
Palu dan lingkungannya
River water source. At thejuga timepenting
before dilakukan. Surveithere are water in
the incident,
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat,
the channel with unknown depth. Due to the expelled of water from the ground, lengkap,
dan akurat.the
Korban
depth mengalami
of waterluka-luka
increases. maupun yang meninggal
Liquefaction umumnya
occurs causing akibat crack propagate
a parallel
tertimpa from
reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
North to South parallel with the irrigation channel. As reported by the eye
bangunan witness,
menjadi penting
the secondagarcrack
bila terjadi gempa has
propagation padacaused
masa yang akan datang,
the water gate to collapse and sunk
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
which cause a huge mass of retention water to rush out to the lower area. Figure
bangunan 18.16
yang tahan
showsgempa.
the crack within the channel that was initiated by lateral spread due to
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
liquefaction below the ground. Sand blow were observed everywhere in the channel
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
confirming the eye witness evidence.
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar
6 18.16 Crack in water channel initiated by lateral spread due to liquefaction

i 229
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

At the same time due to seismic force, the ground in the entire area of Jono Oge
starts to liquefy. This has cause the ground to lose it bearing strength which cause
the surrounding village to settle. A moment after the levee broke and the water gate
collapse, the water rush out. This has cause the ground movement which displace
and destroy any blockage ahead. Figure 18.17 shows the water gate that broke during
the earthquake. Witness told that the movement starts at 7 pm and stop at 2 am the
next morning and begin from the upper part of the affected area. People ran to the
road for their safety but unfortunately the section of the collapse road was pushing
up to approximately 5 m before it went down and carried away by the mud flow. It
was observed that the movement start between the channel and the main road
(Polos-Palu Palolo Road). The channel was broken in three location. The water was
empty due to liquefaction, channel break and the mud flow. The mud is believed to
be the sedimentation in the channel bed. Has the mud and water moved it pushes the
surrounding building and tress which flow towards the road. The road block the flow
causing it to compressed and causing heave which finally broke. The flow continue
to the west from east and pushes along any obstacles including mobile towers and
crops. The buildings and crops were displaced between 30 m to 700 m while the
flow extended to about 3.2 km from the upper part of the affected area. Prior to the
incident the farmer heard an explosion on the upper part of the village. Figure 18.18
shows the movement direction and magnitude of the building in the affected area.
Lampiran Gambar

Gambar 18.17 Water gate broke which cause the retain water to rush out.
6

230
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
Gambar 18.18
dan pemulihan prasarana dan Building
saranadisplacement
vital dengan in Jono Oge village
segera. Oleh (Courtesy
karena ofitu,USGS, 2018)
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
The water
kajian sumber gempa from
(baik the broken
gempa utama channel
maupun flow towards
gempa the west
susulan). Selainand
itu,creating a channel
flow towards
kajian dampak kerusakandownstream.
yang ditimbulkanThe massoleh flow
gempaof terhadap
water created a flow line as shown in
infrastruktur
Figuredan
berserta sarana 18.19. At thedan
prasarana, same time the liquefaction
lingkungannya juga pentingeffect occurring
dilakukan. Surveibelow the ground
lapangan dilakukan
has causeuntuk
the mendapatkan
upper grounddata rabmaG naripmaL
dan informasi
to move yang cepat,
and creating lengkap,
a shallow lateral spread at the
dan akurat.upper
Korbanarea
mengalami
near theluka-luka
watermaupun
channel. yangThe meninggal
lateral umumnya akibat
spread progressively develop as
tertimpa the
reruntuhan
soil flowbangunan
underneath rumah dan gedung.
the surface is fasterIdentifikasi
in comparison kerusakan
to the ground surface.
bangunan The
menjadi penting agar
movement bila terjadi
continues until gempa padathe
it reaches masa yang- akan
Polos Palu datang,
Palolo road. Due to the
korban dan kerusakan infrastruktur
compressive dapat diminimalisasi
forces as mention earlier the road dengan
startmembangun
to heave approximately 5m
bangunan and
yang displaced
tahan gempa.
downstream. Approximately 1 km stretch of the road was cut off. The
Survei
groundlapangan ini flow
continuously telahformelibatkan
about 3 kmberbagai
before it tenaga
subside.ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 18.19 Mass flow of water creating channel flow line which push the fore ground downstream
6
i 231
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 18.20 Lateral spreading occurs due to liquefaction effect

At the centre of the affected area mudflow impacted the house at about 2m height.
This can be seen from the mud line that was left on the house. Nearby this house
there is a church where on that day it was reported about 250 people including
children were in it was swept away and lost.Similarly at the downstream the mud line
can be seen at a height of 1 to 1.5 m on the house. The massive ground movement
Lampiran Gambar
has cause many houses and unrecorded loss of life in the area. Figure 18.21 shows the
mud line on the house at the middle and lower part of the affected area.

Gambar 18.21 The left picture shows the mud line for a house in middlsection of the affected area while
the right shows a mud line for a house at the lower section of the affected area

Along the Polos-Palu Palolo road, crack perpendicular from the road were seen with
some stretch was misalign due to fault shifting. The most affected area was known
as Lolu Village with a landmark of the famous Pertamina Petrol Service Station. In
this area the ground was shifted due to the fault movement. Liquefaction6 occurs but
232
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

the movement was KATAnot PENGANTAR


due to the water rushing from the channel. Near the station
 a large crack opening occurs during the earthquake. A hand boring performed by
 Team GEER found out that the stratification of the top part of the ground consists of
Gempa
1m clayLombok,
layer. Bali dan Sumbawa
Underlying terjadi
the clay pada
is sand to hari
fineMinggu,
silty sand tanggal
with a29thickness of 1.5 m.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut
Below 1.75 m a saturated coarse sand was found and within this terletak padalayer the sand layer
koordinat collapse.
8,4 LS danThe116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak
liquefiable soil was believe to occur at a depth of 1.75 47 km m below ground
arah timurlevel.
laut Kota Mataram, shows
Observation Provinsithat
Nusathe
Tenggara Barat crack
road area pada kedalaman
more than24the Petrol Service
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak
Station area. Water came out from the crack area and many sedikit. Terdapat
trace of sand boiling can
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
be found at the back of the station. Witness told that the area was flooded for more
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
than 2 weeks after the incident. Rescuers were facing with difficulties as they have to
rusak ringan hingga runtuh.
walk through the soft muddy layer of flood to get to the resident. During the ground
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
shaking, eye witness told that the ground spread open and close frequently. Some of
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
the people
tepat terhadap lokasi, fell into thedan
kerusakan, ground opening
sumber and sunk into
daya. Diperlukan juga the liquefy soil. Figure 18.22
penentuan
shows the damage Pertamina Petrol Service Station mentioned
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena in this area.
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian PekerjaanGambar
Umum18.22
dan Pertamina
Perumahan Rakyat,
Petrol Kementerian
Service Station EnergiDistrict
in Lolu village, dan of Sigi
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan
In this areaMeteorologi
the channel Klimatologi
did not breakdanandGeofisika,
drops as in Badan
Petobo Nasional
and Jono Oge. No water
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
coming out from the station ground and sand boiling was not observed. However
Geospasial,within
Institut
theTeknologi Bandung,
surrounding dan unsur asosiasi/
the liquefiable praktisi/
soil is thick perusahaan
similar to Petobo and Jono Oge.
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
However, in Lolu Village behind the petrol station, part of the housing scheme was
Kajian Gempa Lombok 2018.
shifted about 100 m from the original position. Figure 18.23 shows the shifted
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
location of the housing behind the Pertamina Petrol Station.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan Large
terimasize of sand boiling were seen in the location. The shear shifting of the ground
kasih.
was believed to occur due to the secondary ground rupture that trigger high ground
acceleration that cause the land to slide. As the area is approximately 7 km from the
main Palu Koro fault line, thus the possibilities of having a fault in this region could
6
i 233
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

only come from the secondary fault which was unknown to the Geologist. The cause
of this movement has trigger liquefaction to occur as the ground acceleration reach it
requires magnitudes. Lateral spreading along the fault line is clearly seen in this area
while most of the houses settle due to liquefaction.

Gambar 18.23 Part of the housing complex shifted about 100 m from the location. Red arrow shows the
position of secondary fault

Lampiran Gambar
A huge lump of sand accumulated at the end of the shifted housing scheme. This is
due to the sand boiling which dry up some of the well and pond in the village. Most
of the infrastructures such as domestic water supply and road were either partly
damage or totally damage. Figure 18.24 shows the sand boiling effect which cause the
sand to accumulate apart from the ground heaving.

Gambar 18.24 Sand boiling effect causing a lump of sand accumulated in the area

In general it was concluded that, Jono Oge Village, Lolu Village and the area within
6
the surrounding was affected by the earthquake. Large area of 209 Ha was affected
234
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

by liquefaction, mudKATAflow PENGANTAR


and lateral spreading. Infrastructures are partly or totally
 damage. Main road connected to Palu was cut off approximately 1km. Houses
 along the cut off roads either damage or diminished as it was swept away by the
Gempa
mud Lombok,
flow from Balithe
dantop
Sumbawa
part of terjadi pada hari
the affected Minggu,
area. tanggal
The flow 29
movement was due to
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
the water rushing out from the broken channel at the top boundary of the affected
koordinat area.
8,4 LS The
dan movement
116,5 BT, atau tepatnya
begins from berlokasi
this area.diThe
darat pada
mud jarak 47has
tsunami kmcause all object on
arah timurthe
lautground
Kota Mataram,
surface Provinsi
to moves Nusa Tenggara Barat
approximately 3kmpada
fromkedalaman 24 position. Houses,
its original
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
crops and other infrastructures have been shifted between 300 to 600 m from their
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
original position. In some parts of the area a secondary fault line was discovered that
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
trigger the ground motion and cause liquefaction to the area. Crack line due to lateral
rusak ringan hingga runtuh.
dispersion can be seen along the main road of Polos - Palu Palolo. No total number
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
of death were recorded in this area as some of the death toll was contributed by the
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
passerlokasi,
tepat terhadap by who use the road
kerusakan, on the day
dan sumber of Diperlukan
daya. the incident.
juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
18.5 Earthquake
bencana; pemenuhan kebutuhan Impact
dasar;topelindungan
North Sibalaya andkelompok
terhadap South Sibalaya
rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukanSibalaya is a district
kajian dampak bencanawhich
gempais about
melalui40km
surveifrom Palu due
lapangan yangsouth. It consists of two area
mencakup
known
kajian sumber as North
gempa (baik Sibalaya and South
gempa utama Sibalaya.
maupun gempaEarthquake has affected
susulan). Selain itu, approximately
kajian dampak
52.98kerusakan
Ha of the yang
area. ditimbulkan oleh gempa
Polos Palu Kulawi terhadap
is the main roadinfrastruktur
stretching across the Sibalaya
berserta sarana dan prasarana,
area which separated dan
thelingkungannya
North and the jugaSouth
penting dilakukan.
area. Survei
125 units of residential houses
lapangan dilakukan untuk mendapatkan
were destroyed while some data rabmaG naripmaL
of thedanunits
informasi yang cepat,
has been lengkap,
displaced more than 400m from
dan akurat.itsKorban mengalami
original position.luka-luka maupun
Similarly, yang meninggal
the mechanism umumnya
of failure akibat replicates Jono
in Sibalaya
tertimpa Oge
reruntuhan
and Petobobangunan
failurerumah
mechanism.dan gedung.
A water Identifikasi
channel waskerusakan
located at the top part of
bangunan Sibalaya.
menjadi penting agar bila
Figure 18.25 terjadi
shows thegempa pada
location of masa yang channel
the water akan datang,
in the area before and
korban danafterkerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
the earthquake.
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 18.25 Location of water channel on both right hand side of the photo before and after the
6 earthquake (Irsyam et.al, 2018)
i 235
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

The water channel was built for irrigation purposes. Paddy field, corn field and
small crops are the main agricultural activity of the village. Most of the houses were
built along Polos Palu Kulawi road. It was reported from the local resident that the
water channel was fill with 2 m deep of water prior to the earthquake. During the
earthquake, the soil within the area was liquefy. Water in the channel rise due to sand
boiling. The soil below the road liquefy. The crack of the ground surface propagates
as the liquefaction continuously occurring. Trees were seen moving from the original
position. Due to liquefaction in the channel, the levee broke and the water rush
from the side and bottom of the twin box culvert. The rushing of water resulted in
the displacement of concrete side lining of the channel and causing the water gate
to break. It worsen the liquefaction effect where the water rushing out causing the
ground movement simultaneously. The ground movement occurs sometimes after the
earthquake not as two other places mentioned earlier. In this situation, the channel
broken is the last part of the movement triggering the flow liquefaction. This is where
the movement begun as the geometry change of the area also start from the channel.
Figure 18.26 shows the geometrical changes of the area in Sibalaya. A block of village
house including part of Polos Palu Kulawi road were moved about 400 m to 600 m
from the original location as shown in the red arrow.

Lampiran Gambar

Gambar 18.26 Geometrical change of the site begun from the top area of Sibalaya on the right hand side
of the photo (Irsyam et.al,2018)

Some houses that were transported by the flow were still in good condition since it
float during the liquefaction flow. However, those residents who ran out from the
house were sunk into the mud flow and lost their life. Houses that collapse are mainly
6

236
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATAwhile
due to ground motion PENGANTAR
some house sinking into the ground and collapse due to
 liquefaction.

Gempa
During Lombok, Bali dan
the breaking ofSumbawa
the waterterjadi
gate andpadalevee,
hari Minggu,
the water tanggal 29
that rushing out smashing
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
the side of the channel bringing down all the concrete lining. This as cause all the
koordinat side
8,4 LSwall
danof116,5
the BT, atau tepatnya
channel berlokasi
to be eroded anddiforming
darat pada jarakfor47the
a path km water to flow out.
arah timurReferring
laut Kota toMataram,
Figure Provinsi Nusa
18.26, on theTenggara Barat
righthand pada
side of kedalaman
the diagram, 24 a water passage
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
due to scouring of the side wall translating all sand sediment to the forefront of the
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
area. Figure 18.27 to Figure 18.29 shows the sequent line of the collapse gate until
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
the water passage during the incident. This move has cause lateral spread to the area
rusak ringan hingga runtuh.
affected.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Gambar 18.27 Broken water gate due to the ground motion and liquefaction
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6 18.28 After the broken gate, water rushes from both side and under the box culvert
Gambar
i 237
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 18.29 Large water passage form due to the scouring effect of the side wall and remove all the
concrete lining

It was quite questionable how shallow lateral spread occurs and overlapping the
original ground contain crops and paddy field. Further observation was done to
the site by PuSGeN team to justify the shallow depth failure mechanism of lateral
Lampiran Gambar
spreading which resulted in the overlay of the ground behind on to the ground in
front. A specific pattern of lateral spreading was also found in the area. Figure 18.30
shows the consistent lateral spreading on the ground which overlap the paddy field
underneath.

Gambar 18.30 Consistent pattern of shallow lateral spreading which overlies paddy field
underneath the area
6

238
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Reconnaissance KATA PENGANTAR


made throughout the whole area found out two separated thin
 seam layer of sand form within the stratification of the soil at the upper section of
 the affected area. The layer was found on the soil layer which collapse at the top part
Gempa Lombok,
of South Bali area.
Sibalaya dan Sumbawa
It explainsterjadi pada hari Minggu,
the occurrence of shallowtanggal 29
translational movement
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
which form like a standing stacking card throughout the lower parts of the affected
koordinat area
8,4 LSasdan 116,5
seen BT, Figure
in the atau tepatnya berlokasi
above. Figure di darat
18.31 shows pada jarak layer
a seam 47 kmof porous materials
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
exist within the soil stratification. The layers were marked with red arrow.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting Gambaragar bila terjadi
18.31 gempa
Thin seam padalayer
porous masa yang
exist in theakan datang,
soil stratification
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan Ityang
wastahan gempa.
believed that, the infiltration of water into the ground from the channel water
Survei lapangan
into the porous layerini telah
whichmelibatkan berbagai tenaga
is more permeable than theahli dari
surrounding. Excess pore
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi
pressure built up in the layer and separating the layer making it easy to move. The dan
Sumber Dayafine Mineral,
materialKementerian Ristek dan
acts as a lubricant Pendidikan
to move Tinggi,
the soil massKementerian
as the ground is being wash
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika,
out by the rushing water from the broken channel. Since the Badan Nasional
top layer moves faster
Penanggulangan
than theBencana,Lembaga
bottom layer,Ilmu Pengetahuan
it overlay Indonesia,
the bottom layer Badan
and Informasi
covers the original crops.
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Figure 18.32 shows the schematic diagram of the flows that occurs in the affected
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
area. Sand boiling traces were found spotted on the area. It might be eliminated due
Kajian Gempa Lombok 2018.
to the mudflow that occur in the incident. However, in some places especially at the
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
displaced area, traces of sand can be seen underneath the lateral spreading area.
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihanItterhadap
shows that at the
dampak early Atas
bencana. stageperhatian
prior to dan
the kerja
broken samaof semua
the levee,pihakliquefaction occurs
within the
diucapkan terima kasih. area. The soil liquefies below the ground surface and lead to propagation
of failure. Many houses were settle due to the loss of bearing capacity to the ground.
However, this opinion is still yet to be justify through a thorough site investigation.
As agreed by most of the team after ground shaking, liquefaction occurs to the
6
i 239
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


surrounding beneath the ground surface. Water has been seeping into the soil prior
to the earthquake for quite sometimes through infiltration from the lining joints or
base crack. This has caused a full saturation of the soil which is the factor that trigger
liquefaction as the ground shakes. The movement starts from the top section of
Sibalaya area as can be seen from the geometry of the area.

Generally it can be concluded that the scenario occurring in Sibalaya is similar as the
three places discussed before i,e Petobo, Jono Oge and Lolu Village.

Lampiran Gambar

Gambar 18.32 Schematic diagram of Sibalaya movement (Irsyam et.al, 2018)

The main factor of disasters is liquefaction followed by the breaking of water channel
that triggered the ground movement within the liquefiable affected area. Most of the
area were displaced including houses, crops and trees. Lateral spreading could be
observed in the affected area in shallow trend. It was noted that the damage area
is smaller in comparison with three other areas. Other area along the Poros Palu
Kulawi road shows a shear movement due to fault line. Majority of the movement
is a horizontal shear movement while in some places vertical movement of the fault
resulted to a differential height of 2m to 3m. However, no mass liquefaction was
reported while house damage is mainly due to the ground motion.

18.6 Effect of Earthquake in Balaroa

Balaroa is located on the west side of Palu. It is about 5km from Palu city where the
residential area consists of a village houses and the earlier settlement 6of national

240
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


housing scheme KATA or known PENGANTAR
as Perumnas. The affected area was reported by National
 Agency for DisasterManagement (BNPB), 2018 is 40 Ha while the residential home
 affected by the earthquake is 1357. The location of Balaroa is near to main fault of
Gempa Lombok,
Palu Koro. TheBali daninSumbawa
slope this areaterjadi padathan
is steeper hari Petobo
Minggu, where
tanggalits29inclination is about
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut
15% towards the hilly area. The condition of Balaroa is difference terletak pada from the other area
koordinat as
8,4mentioned
LS dan 116,5before.
BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak
Similarly area in Balaroa is dominate by sandy 47 km layer. However,
arah timurthe
lautground
Kota Mataram, Provinsi
water table Nusa
varies fromTenggara Barat
the crest padaslope
of the kedalaman
at 18m24below ground level
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak
as reported by the resident base on their well observation sedikit. Terdapat
constructed for their
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
domestic water supply. However, it was reported by the Map of Geology Agency
ini pun mengakibatkan
Indonesia that kerusakan infrastruktur
the ground berupa
water level bangunan
is 0.7 m below yangground
mengalami
level at the toe of the
rusak ringan hingga runtuh.
slope. The toe of the slope is close to the ground rupture. Figure 18.33 shows Balaroa
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
area with building locations prior to the disasters.
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
Gambar 18.33 Location of buildings in Balaroa prior to the disasters (BNPB, 2018)
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
A ground rupture was located near the toe of the slope showing a horizontal shear
diucapkan terima kasih.
displacement of approximately 5 m. An evidence of horizontal displacement of the
fault is clearly seen in Jalan Manggis near the Al Amin Mosque as shown in Figure
18.34 and 18.35. Building and roads were horizontally shifted side by side. The
6
i 241
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


misalignment of the ground as seen shows that damages in Balaroa is due to the
shaking and movement of the fault. The red arrow in the diagram show the direction
movement of the fault line. Similarly in the photo below, both houses shifted position
in opposite direction. As it can be seen that buildings located along and on the
fault line were damage while others which stays by the side line of the fault stays
intact with minor damage. Residents told that during the incident, the movement
occurs suddenly accompany by a large explosion and noise. The building was snap
immediately and in some location, fire start to break and burn down the building.

GEER team investigation identify that Balaroa is a marsh area at the toe. It contains
organic soil and fine grain. The area is steeper with different type of soil. As
mentioned earlier the failure mechanism in Balaroa is different from the other three
locations. It is expected that the failure was initiated from the toe of the slope. The
water level at this area was recorded to be 0.7 m below ground level. Due to the
ground rupture, the energy release was sufficient to shake the whole area and loosen
up soil particles in the affected area. The increment in pore pressure due to seismic
load has cause the strength degradation of the soil at the toe of the slope. Domestic
water supply and many utilities were broken which cause the water to infiltrate into
the ground especially on the top part of the slope along Gunung Galawise road. This
road is the boundary surface at a height of approximately 7 m from the standing
Lampiran Gambar
ground. Photo of the location is as shown in Figure 18.36.

Gambar 18.34 The misalignment of road near Masjid Al Amin in Jalan Manggis

242
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan
Gambarkebutuhan dasar;
18.35 The house pelindungan
on the terhadap
left sits on the fault linekelompok
damage andrentan;
shifted while the house
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh
on the right side stays intact karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa
No sign (baik gempawere
of liquefaction utama maupun
found withingempa susulan).
this area Selain
although itu, pond were found
water
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
at the middle of the affected area as reported by GEER team. The soil surface looks
berserta sarana dansandy
prasarana, dan lingkungannya jugapeoples
penting report
dilakukan.
thatSurvei
dry and
lapangan dilakukan untuk
thus proving
mendapatkan data rabmaG naripmaL
from the local
below ground level. The detachment of the was believe tolengkap,
dan informasi yang cepat,
the water table is deep
be the results of ground
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
shaking from the Palu Koro fault movement near the toe of the slope. The movement
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
is generally a gravitational movement due to the retrogressive movement of the slope
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
area. The movement bring along all buildings and ground to the toe of the slope
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
which finally accumulated at the bottom of the slope.
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 18.36 Slope scars at the top part of Balaroa along Gunung Gawalise Road
i 243
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 18.37 Direction of soil movement in Balaroa (Irsyam et.al, 2018)


Lampiran Gambar
Figure 18.37 show the direction of slope movement to the east side of Balaroa. This
is due to the direction of slope angle decreases towards the east side of Balaroa. As
mentioned earlier the movement was initiated at the toe of the slope. During the
ground shaking, the toe of the slope was soften due to pore pressure increase and
cause the building to sink into the ground. At this moment the shaking of the ground
causing the people to run at the centre of the slope saving their life as reported by the
eye witness. The event took place approximately 30 minutes as reported by locals and
resulted in the displacement of ground and buildings to the area. Figure 18.38 shows
the magnitude of displacement in the affected area.

Different magnitude of movement was seen in this area ranging from 30 m to more
than 300 m. The most populated area was at the toe of the slope where the National
Housing Scheme or Perumnas was located. The area was greatly shattered as it is
the lower part of the slope. Since the failure initiated from the toe, the retrogressive
movement cause the upper part of the soil to fail and push the lower part of the
slope. The mechanism continues where larger loads were pushing the ground in front
of it. The movement was so quick that the lower section of the slope has no sufficient
time to stabilise. In additional the water that has already infiltrate due to domestic
water supply break has increase the weight of the soil and creating an excess pressure
6

244
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

that reducing theKATA PENGANTAR


soil strength. The combination effect of this mechanism has cause it
 to fail progressively from the bottom to the top of the slope. In conclusion the Balaroa
 case is different from the other areas affected by the earthquake. The major landslide
Gempa
was dueLombok, Baliretrogressive
to the dan Sumbawafailure
terjadi which
pada hari Minggu,
started from tanggal 29 toe due to the
the slope
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
release of energy by the Palu Koro fault line near the vicinity. The weakening of the
koordinat slope’s
8,4 LS dan
toe116,5 BT, atau
initiated tepatnya berlokasi
the movement from the di darat
mass pada
of the jarak
upper47 km
slope retrogressively.
arah timurMany
laut Kota
buildings and trees were displace due to this movement. 24
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan
Gambar ini telah
18.38 Magnitude melibatkan
of displacement berbagai
in Balaroa. tenaga ahliis shown
The displacement dari in ‘m’ (USGS, 2018)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
18.7 Concluding Remarks
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Palu Donggala earthquake has open a new dimension of knowledge in earthquake
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
engineering. Four detrimental location due to the impact on earthquake have hit
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
PaluLombok
Kajian Gempa and cause
2018.thousands of casualties and loss of properties. The scale of disaster
is beyond
Semoga what
segala thetim
upaya expert expected.
pelaksana survei Tsunami hits the laporan
dan tim penyusun offshoreiniarea of Palu while
liquefaction and landslide cause loss of
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapiseveral villages such as Pertobo, Jono Oge,
langkah
pemulihanLolu, Sibalaya
terhadap dampakandbencana.
Balaroa.Atas
Theperhatian
main cause dan that
kerjatrigger
sama semuathe ground
pihak motion is due to
the active
diucapkan terima kasih. movement of Palu Koro faults which start from the North and extended to
the Southeast of Gulf of Boni. The distance between the fault and the tragic location
is as shown in Figure 18.39
6
i 245
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 18.39 Location of Palu Koro Fault line with affected area in Middle Sulawesi Region
(Irsyam et.al, 2018)

Liquefaction cause by the earthquake shaking at 7.4Mw has affected four villages i.e
Petobo, Jono Oge, Lolu and Sibalaya to sink into the ground and possibly of Balaroa.
Many houses were reported to be lost or damaged due to the ground softening
which lead to the loss of soil bearing capacity. Expert report shows by the Geology
Department indicates that Palu main soil stratification consists of loose sand at a
thickness of almost 10m while water level ranging from 0.5 m to 0.7 m below ground
level. Early report on soil classification by Irsyam et al (2018) shows that the sand
grading was in the liquefiable characteristic. Comprehensive ingredient of Palu soil
i.e Loose sandy materials, fully saturated and adequate ground motion has indicated
that Palu region is vulnerable to liquefaction. It has been proven that with the 2018
earthquake liquefaction occurs in mass scale which is unpredicted by the expert.
Lateral spreads were seen everywhere as such as in Sibalaya district. Secondary fault
can also be seen in Lolu Village where part of the house block was shear shifted from
its original condition. Sand boiling and heaving were in large scale. It was reported by
the locals that the village was flooded for 2 weeks which makes the villagers entrap
within the area.
6

246
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Another incidentKATA PENGANTAR


that mingle the mind of all expert is how the soil flow during
 liquefaction. In most liquefaction incident recorded from earthquake event, no such
 mass flow has occured. Due to loss bearing capacity, structures were sink due to loss
Gempa Lombok,
of bearing Bali dan
capacity. Sumbawa
Lateral terjadioccurs
spreading pada hari
andMinggu,
damaging tanggal 29
the structure on top of it.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
However, it was found out that near the boundary of where movement begin lies a pada
koordinat stretch
8,4 LS dan 116,5 BT,
of water atau tepatnya
channel berlokasi
at the vicinity. Thedi seeping
darat pada of jarak
water47from km the channel for a
arah timurlong
laut period
Kota Mataram,
has cause Provinsi
the soil Nusato Tenggara Barat Triggering
be saturated. pada kedalaman by the24ground motion and
km. Gempa liquefaction onsite, the levee collapse including the waterTerdapat
ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. gate. This has cause the
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
water to rush out and push the ground forward progressively. The movement is ease
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
by a seam layer of shale which has been found in all sites. The layer was lubricated by
rusak ringan hingga runtuh.
the water and increment of pore pressure has reduce the intergranular contact of the
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
soil particles. A chain of reaction causes these three sites i.e Petobo, Jono Oge and
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Sibalaya
tepat terhadap to experience
lokasi, kerusakan, dan flowsumber
liquefaction
daya. during the earthquake
Diperlukan juga penentuan incident. However, in
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena movement of the
Petobo, the suspect existence of confined aquifer has amplified the
area.
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukanBalaroa experience
kajian dampak different
bencana gempatype of detrimental
melalui survei lapangan effect
yangfrom the earthquake shaking.
mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain GEER
No liquefaction evidence was found on site as reported by itu, team. However,
Balaroa
kajian dampak area sits
kerusakan on ditimbulkan
yang Palu Koro fault. The shear
oleh gempa displacement
terhadap infrastruktur can be seen in Jalan
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei was found to be
Manggis near the mosque. A displacement was measured which
approximately
lapangan dilakukan 5m horizontally.
untuk mendapatkan rabmaG naripmaL
dataThedanground
informasi motion due tolengkap,
yang cepat, slip strike has cause the
slope footing at Balaroa to instabilize due
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibatto an increment in pore pressure with
tertimpa respect
reruntuhan bangunan
to seismic rumah
loading. The danarea gedung.
at the slopeIdentifikasi kerusakan
toe is certainly a marsh ground with
bangunan high
menjadiwater penting
table.agar
Thebila terjadi gempa
instability has causepadathemasa yang to
ground akan
losedatang,
its bearing capacity and
korban dan kerusakan
resulted to theinfrastruktur
movementdapat of slope diminimalisasi dengan movement
toe. Retrogressive membangunoccurs immediately
bangunan and
yang cause
tahan gempa.
all the slope from Jalan Gunung Galawise to collapse. During the slope
Survei
movement, lapangan ini telah
domestic water melibatkan berbagaiandtenaga
supply was broken the water ahli infiltrate
dari to the ground.
KementerianThisPekerjaan
situationUmum makesdanthePerumahan Rakyat,worse
ground condition Kementerian
still. Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan
Palu Donggala Meteorologi
has shown Klimatologi dan Geofisika,
a devastating type of Badan
earthquakeNasional in 2018. Thousands
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan
of people lost their life and properties. Peak ground acceleration predicted by Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Indonesian Earthquake Hazard Map (2017) were lower than the occurrence leading to
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
the failure of many buildings in Palu. Many unpredictable incident occurs beyond the
Kajian Gempa Lombok 2018.
expectation of the Expert. It should be borne in mind that even though earthquakes
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
occurrence has it cycles but the detrimental effect is difference depending on the
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
location development. Thus engineering design towards producing resilient society
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan should be holistically studied to prevent such devastating damages to occur in future.
terima kasih.
Prediction of failure type should be considered in the anticipation of designing
resilient structures and society to earthquake vulnerability. All parties and discipline
should work together to ensure that resilient society can be develop in short future as
6
i 247
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

earthquake disasters could not be avoided in any part of the earthquake prone area
such as Indonesia. Knowledge culture on earthquake effect on the ground shall be
inseminated to the local society as this will help them to be aware and ready for such
disastrous incident that may happen without any notice. Monumental signage should
also be constructed to remind resident of the past incident such as what happen in
Palu in 1907. Disasters could not be avoided, however reminding people from time to
time will increase their awareness on the consequences in future.

18.8 Acknowledgement

The authors would like to thanks to Indonesia Society for Geotechnical Engineering,
Indonesia National Centre for Earthquake Studies (PuSGeN), Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) for their cooperation in providing data in writing
the reports. Gratitude is also extended to the organizations for giving the authors a
permission in the Study of Earthquake Impact to Palu Donggala. Last but not least
to all team members who are persistently fulfilling the task on site for gathering
information and data collection with full responsibility. Finally the authors would
like to apologize to all other unnamed for providing data and information for the
making of this report. It is hopefully that it may remind us of our responsibility as
a professional on disasters mitigation in future with the lesson learned from Palu
Lampiran Gambar
Donggala 2018 earthquake.

248
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA19.
PENGANTAR
LAPORAN KERUSAKAN AKIBAT LIKUIFAKSI

PADA DESA LOLU

Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 291
Widjojo Prakoso , Didiek Djarwadi2
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
1
Universitas Indonesia, 2HATTI
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
19.1 Likuifaksi
ini pun mengakibatkan dan Sebaran
kerusakan (Lateral
infrastruktur berupa Spread)
bangunan di Desa Lolu
yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Gempa
Sesaat Palu yang
setelah gempa terjadi
tersebut pada tanggal
terjadi, 28 September
diperlukan 2018 darurat
aksi tanggap pada jam 18:02.44 WITA
untuk menanggulangi bencana
(waktu Indonesia yang Tengah)
bagian menyangkutdengan pengkajian
magnitudo secara
Mwcepat7.4, dan
dengan pusat gempa
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga
sekitar 26 km di utara Donggala telah menimbulkan kerusakan yang hebat akibatpenentuan
status keadaan darurat bencana;
dari pergeseran pada penyelamatan
sesar (rupture), dangoncangan
evakuasi masyarakat terkena dan juga likuifaksi
gempa, tsunami
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap
yang disertai longsor dan sebaran (lateral spread) pada beberapa kelompok rentan; lokasi. Gabungan
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera.
antara kejadian longsor, likuifaksi dan sebaran terjadi dalam skala Oleh karena itu, yang sangat besar
diperlukandikajian dampak
daerah bencana
Balaroa, Petobo,gempa Jonomelalui surveiLolu
Oge, Desa lapangan yang mencakup
dan Sibalaya.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan
Tulisan ini akanyang ditimbulkan oleh
menyampaikan gempainvestigasi
laporan terhadap infrastruktur
pada kejadian likuifaksi dan
berserta sarana danyang
prasarana,
terjadidan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
sebaran di desa
rabmaG naripmaL
Lolu, di sebelah selatan
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Jono Oge
dibahas karena skalanya yang lebih kecil dibandingkan dengan kejadian serupa di Jono
yang belum banyak
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Oge, Balaroa, Petobo maupun Sibalaya, tetapi mempunyai kondisi spesifik, yaitu tidak
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
terjadi longsoran karena daerahnya termasuk sangat datar, tetapi sebaran yang terjadi
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
akibat gempa telah menimbulkan kerusakan yang sangat besar, seperti rusaknya
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
Stasiun Pengisian Bahan Bakan Sigi, pergeseran sebagian perumahan GPR Karta.
bangunan yang tahan gempa.
Berikutlapangan
Survei ini adalah ini tinjauan dan ulasanberbagai
telah melibatkan pada beberapa
tenaga tempat
ahli dariyang menunjukkan
Kementerianbesarnya
Pekerjaankerusakan
Umum dan yang terjadi di Rakyat,
Perumahan desa Lolu akibat dariEnergi
Kementerian sebarandandan likuifaksi yang
terjadi menyusul gempa Palu pada tanggal 28 September
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian 2018.
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
19.1.1 SPBU
Penanggulangan Sigi
Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal 19.1
Gambar terhadap hasil survei overview
menunjukkan tersebut disampaikan pada buku
kerusakan bagian LaporanSPBU akibat lateral
belakang
Kajian Gempa Lombok
spreading 2018.likuifaksi. Gambar atas adalah kolom paling barat (sisi belakang) dari
akibat
Semoga
kanopi SPBU, upaya
segala sedang timgambar
pelaksana surveiadalah
bawah dan timtangki
penyusun
BBMlaporan
bawahinitanah yang tampak
dapat memberikan
terangkat.manfaat
Tampak yang
pada sebesar-besarnya
kedua gambar dalam bahwamenghadapi
slab beton langkah
antara kolom dan tangki
pemulihantersebut
terhadappecah
dampak bencana.
pada Atasdan
tepi kiri perhatian
kanandan sertakerja sama pada
berada semuaposisi
pihakyang lebih rendah
diucapkan dari
terima kasih.
kolom dan tangki tersebut.

6
i 249
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 19.1 Overview kerusakan bagian belakang SPBU

Gambar 19.2 menampikan pergerakan bangunan toilet yang terletak pada sisi utara
SPBU. Dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pada sisi kiri dan terjadi pengangkatan
pada sisi kanan secara rigid body. Differential settlement dari fondasi bangunan
tampak tidak mengakibatkan kerusakan struktural bangunan secara signifikan.

Gambar 19.3 menampilkan foto sand boils yang dijumpai di bagian belakang
Lampiran Gambar
SPBU atau sisi barat dari tangki BBM bawah tanah yang terangkat. Sand boils ini
mengindikasikan terjadi likuifaksi pada daerah ini yang menyebabakan terjadi lateral
spreading.

Gambar 19.2 Pergerakan bangunan toilet 6

250
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, Gambar
dan sumber daya.
19.3 Sand boilsDiperlukan juga penentuan
di bagian belakang SPBU
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan
19.1.2 Gerbang dasar; pelindungan
Perumahan Seberang terhadap
SPBU kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukanLateral
kajian dampak bencana
spreading gempa melalui
di daerah gerbangsurvei lapangan yang
perumahan ini mencakup
ditampilkan pada Gambar
kajian sumber
19.4 dan Gambar 19.5. Gambar 19.4 mengindikasikanSelain
gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). bahwaitu, integritas fondasi
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
rumah cukup baik sehingga bangunan tidak rubuh walau terjadi lateral spreading di
berserta sarana
sekitardan prasarana, dan lingkungannya juga penting
bahwadilakukan. Survei mengakibatkan
rumah. Gambar
rabmaG naripmaL
19.5 menunjukkan lateral spreading
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
regangan tarik pada permukaan sebagaimana diindikasikan oleh kondisi konblok yang
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
merenggang dan oleh permukaan yang terbelah.
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Gambar 19.6 menampilkan foto sand boils yang dijumpai di daerah gerbang
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan perumahan, pada salah satu belahan di daerah konblok. Sand boils ini
yang tahan gempa.
mengindikasikan
Survei lapangan ini terjadi likuifaksi
telah dan diikuti
melibatkan oleh terjadinya
berbagai tenaga ahli lateral
darispreading di lokasi
Kementerianini.Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6 Gambar 19.4 Lateral spreading gerbang perumahan (foto arah selatan)


i 251
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 19.5 Lateral spreading gerbang perumahan (foto arah barat)

19.1.3 Lorong Utara SPBU

Gambar 19.7 menunjukkan sebuah rumah yang terletak di lorong pada sisi utara SPBU
yang mengalami regangan akibat lateral spreading pada saat yang bersamaan. Dasar
Lampiran Gambar
dari dua kolom teras pada sisi kanan foto (sisi timur) mengalami differential lateral
movement, sedang pada bagian atas dua kolom terhubung dengan elemen struktur
sehingga tidak mengalami differential lateral movement.

Gambar 19.8 menunjukkan kondisi umum lorong utara SPBU akibat lateral spreading.
Tampak bahwa jalan terbelah akibat regangan tarik dari lateral spreading.

Gambar 19.6 Sand boils di gerbang perumahan seberang SPBU. 6

252
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhanGambardasar; 19.7
pelindungan terhadap
Sebuah rumah dengankelompok rentan;
regangan lateral
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung,Gambar 19.8 Kondisi
dan unsur lorong
asosiasi/ utara SPBU
praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
19.2Lombok
Kajian Gempa Perumahan
2018. GRP Karta
Semoga
19.2.1 Bagianupaya
segala Utaratim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihanGambar
terhadap dampak bencana. Atas perhatian
19.9 menampilkan kondisi danumum kerja bagian
sama semua pihakrumah-rumah sisi
depan
diucapkan selatan
terima kasih.
dan sisi utara di Bagian Utara (foto arah barat). Bagian Utara adalah bagian
yang relatif tidak mengalami pergerakan lateral yang signifikan. Gambar 19.10
menampilkan sisi depan sebuah rumah yang berada di perbatasan Bagian Utara
6
dengan Bagian Selatan yang mengalami pergerakan tanah pada sisi belakang rumah.
i 253
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 19.11 menampilkan beberapa rumah yang berada di sisi utara Bagian Utara.
Tampak dari Gambar 10 dan 11 bahwa, walau relatif tidak mengalmai pergerakan
lateral yang signifikan, rumah-rumah pada Bagian Utara mengalami kerusakan yang
cukup parah.

Gambar 19.12 (foto arah barat) menampilkan kondisi rumah-rumah di perbatasan


Bagian Utara dan Bagian Selatan. Rumah pada sisi kanan foto berada pada Bagian
Utara, sedang rumah pada sisi kiri foto berada pada Bagian Selatan. Tampak bahwa
kerusakan rumah-rumah tersebut sangat parah, sebagaimana ditampilkan pula pada
Gambar 19.13.

Gambar 19.14 menampilkan pavement beton arah barat – timur di Bagian Utara.
Tampak pavement beton in patah akibat dari desakan dari pergerakan tanah. Hal ini
mengindikasikan, walau relatif tidak mengalami pergerakan lateral yang signifikan,
Bagian Utara mengalami regangan tekan yang cukup signifikan.

Lampiran Gambar

Gambar 19.9 Kondisi umum Bagian Utara Perumahan GRP Karta

Gambar 19.10 Kerusakan tipikal rumah sisi selatan 6

254
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut
Gambar pengkajian
19.11 Kerusakan secarasisicepat
tipikal rumah utara dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini Gambar
telah 19.12
melibatkan
Kerusakanberbagai tenaga
sisi selatan-timur BagianahliUtara.
dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar 19.13 Kerusakan sisi selatan-barat Bagian Utara


6
i 255
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 19.14 Pavement beton barat-timur Bagian Utara

19.2.2 Bagian Selatan

Gambar 19.15 menampilkan kondisi tipikal rumah sisi selatan Bagian Selatan. Bagian
Selatan adalah bagian yang relatif mengalami pergerakan lateral yang signifikan.
Tampak bahwa rumah mengalami regangan lateral akibat pergerakan tanah. Tampak
pula garis lumpur dan juga endapan lumpur.

Lampiran Gambar
Gambar 19.16 menampilkan kondisi tipikal rumah sisi utara Bagian Selatan
berbatasan dengan Bagian Utara. Tampak bahwa rumah mengalami kehancuran
akibat pergerakan tanah. Tampak pula garis lumpur pada rumah ini.

Gambar 19.15 Kondisi tipikal rumah sisi selatan Bagian Selatan 6

256
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
Gambar 19.17 menampilkan bagian perumahan yang mengalami pergerakan lateral
 (perbatasan Bagian Utara dan Selatan). Gambar 19.18 menampilkan kondisi rumah
 sisi utara Bagian Selatan yang mengalami pergerakan lateral. Tampak bahwa rumah-
Gempa
rumah Lombok, Bali dan
yang berada Sumbawa
di batas terjadi pada
pergerakan hari
lateral Minggu, tanggal
mengalami 29
kehancuran.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat Gambar
8,4 LS dan19.19
116,5 menampilkan
BT, atau tepatnya berlokasi
kondisi di darat
tipikal rumah pada jarakendapan
terisi 47 km pasca likuifaksi.
arah timurDilaporkan
laut Kota Mataram, Provinsi
oleh saksi Nusa Tenggara
mata bahwa daerah Barat pada kedalaman
ini terendam 24
banjir selama beberapa hari
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
pasca likuifaksi.
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar Gambar
bila19.16 Kondisi
terjadi gempatipikal rumah
pada sisi yang
masa selatanakan
Bagian Selatan
datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

Gambar19.17 Kondisi tipikal rumah sisi utara Bagian Selatan


6
i 257
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 19.18 Kondisi tipikal rumah sisi utara Bagian Selatan

Lampiran Gambar

Gambar 19.19 Tinggi endapan pasca likuifaksi Bagian Selatan

Gambar 19.20 menampilkan pavement beton arah barat – timur pada Bagian Selatan
pada blok selatan. Tampak terjadi kerusakan pavement beton mengindikasikan
pergerakan tanah yang cukup signifikan.

Gambar 19.21 menampilkan pavement beton arah barat – timur sisi utara Bagian
Selatan pada blok tengah. Tampak pavement beton in telah mengalami desakan
pergerakan tanah. 6

258
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa Gambar
utama 19.20 Kondisi pavement
maupun beton barat-timur
gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
19.2.3
berserta sarana Lapangan
dan Sisidan
prasarana, Timur Bagian Selatan
lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.Gambar
Korban mengalami luka-luka
19.21 lapangan sisimaupun yangBagian
timur dari meninggal umumnya
Selatan yangakibat
mengalami pergerakan
tertimpa lateral.
reruntuhan bangunan
Dijumpai secararumah dan sand
ekstensif gedung.
boils Identifikasi kerusakan terjadi likuifkasi
yang mengindikasikan
bangunan yang
menjadi penting agar bila
mengakibatkan terjadi gempa
pergerakan tanahpada masaGambar
lateral. yang akan datang,
19.22 menampilkan bahwa
korban dan kerusakan
lapangan infrastruktur
ini juga mengalami dapat diminimalisasi
regangan tekanan. dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6 Gambar 19.21 Kondisi pavement beton barat-timur blok tengah


i 259
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Gambar 19.22 Sand boils ekstensif

Lampiran Gambar

Gambar 19.23 Lapangan mengalami regangan tekan

260
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
 19.2.4 Lapangan Sisi Barat Bagian Selatan

Gambar
Gempa 19.23Bali
Lombok, lapangan sisi barat
dan Sumbawa daripada
terjadi Bagian
hari Selatan
Minggu, yang
tanggalmengalami
29 pergerakan
lateral.
Juli 2018 pukul Di WIB
05.47 lapangan
denganinikekuatan
dijumpai secara
M6,4. Gempaekstensif
tersebut sand boilspada
terletak dan juga mengalami
koordinat regangan
8,4 LS dantekanan.
116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian GambarRistek
19.24 dan
Sand Pendidikan
boils ekstensifTinggi, Kementerian
dan regangan tekan
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 261
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

262
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
20. LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

 TERKAIT GEMPA PALU
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada Helmy Darjanto
1,2

koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak
1
HATTI, 47 Universitas
2
km Narotama
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
20.1 Pendahuluan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat
Bencanasetelah
gempa gempabumitersebut terjadi, diperlukan
dan tsunami di Palu pada aksi tanggap
28-09-2018 darurat
dengan M > 7 yang
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat
menyebabkan korban jiwa dan kerusakan berat di Palu dan sekitarnya. Mekanisme dan
tepat terhadap
focal lokasi,
gempakerusakan, dan adalah
yang terjadi sumber sesar
daya. strike-slip.
Diperlukan juga penentuan
Kemudian dari distribusi gempa
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
susulan diperkirakan panjang patahan itu bisa lebih dari puluhan kilometer (>100 km).
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan
Kejadian prasarana dan sarana
yang teramati selama vital dengan segera.
kunjungan ke lapanganOleh adalah
karena kelongsoran,
itu, likuifaksi
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
aliran yang mampu bergerak puluhan bahkan ratusan meter akibat strong ground
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
shaking, runtuhnya kolom (soft storey), rekahan-rekahan akibat lateral spreading,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
sand boils di beberapa tempat. Lokasi yang ditinjau meliputi: Petobo (atas-bawah),
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
Balaroa (atas-bawah), Biro Maro Sibi – Jono Oge (atas-bawah), beberapa pantai dan
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.Sibalaya Selatan. luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Korban mengalami
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan Kerusakan-kerusakan
menjadi penting agar bila hebat
terjadiyang
gempaterjadi diduga
pada masa yangakibat fenomena gempa yang
akan datang,
korban dan kompleks
kerusakan seperti: flow liquefaction
infrastruktur (di daratan
dapat diminimalisasi dengandanmembangun
coastal/ teluk), sand boils
liquefaction,
bangunan yang tahan gempa. lateral spreading, tsunami dan terjadinya supershear pada area patahan
yang bergerak
Survei lapanganlebih ini cepat
telah daripada
melibatkan gelombang
berbagaigesertenagadan ahli
menimbulkan
dari lebih banyak
energi dalam waktu yang lebih singkat, yang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan hal ini membuat supershear lebih
Sumber Dayadestruktif.
Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga
20.2 Flow LiquefactionIlmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap
Likuifaksi hasil survei
aliran selain tersebut
terjadi disampaikan
di daratan pada buku
juga terjadi Laporan
teluk (coastal) yang diduga
Kajian Gempa Lombok 2018.
kelongsoran submarine terjadi akibat aliran gravitasi dari massa tanah yang
Semoga segalapada
terlikuifaksi upayapalung
tim pelaksana
pantai. survei
Akibatdan tim penyusun
aliran gravitasi laporan ini tanah tersebut
dari massa
dapat memberikan
menimbulkan manfaat yang Daratan
tsunami. sebesar-besarnya dalam
yang lenyap menghadapi
akibat langkahdari massa tanah di
aliran gravitasi
pemulihanpantai
terhadap dampak bencana. Atas perhatian
dapat dilihat seperti pada Gambar 20.1. dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 263
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Sebelum Gempa

Sesudah Gempa

Gambar 20.1 Daratan Pantai Yang Lenyap. (Reuter Graphic-2018)

Mekanisme dasar terjadinya flow liquefaction adalah pertama, dikarenakan tebalnya


Lampiran Gambar
deposit pasir lepas alluvial dengan permukaan air tanah yang dangkal kemudian
digoncang gempa kuat sebesar Mw > 7 dan focal depth dangkal < 10 km. Kedua
adanya lapisan tipis lempung dan lanau sepanjang fraksi lapisan pasir yang kondisi
ini dapat meningkatkan kemampuan mengalir dari tanah yang tercairkan. Area yang
terpapar flow liquefaction dan jenis tanahnya seperti pada Gambar 20.2.

a) Petobo Bawah b) Petobo Bawah

c) Petobo Atas d) Petobo Atas 6

264
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkand) Balaroa korban
Atas jiwa yang tidak d)sedikit.
Jono-Oge Terdapat
Bawah
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur Gambar berupa bangunan
20.2 Flow yang mengalami
Liquefaction
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa
Flow liquefaction tersebut
mampu terjadi, diperlukan
memindahkan aksi tanggap
kendaraan dan rumah darurat
seperti pada Gambar
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat
2a, sedangkan yang menarik adalah likufaksi aliran di Petobo Bawah (Gambar 2b) dan
tepat terhadap lokasi,
berhenti kerusakan,
sebelum dan sumber
RS Bersalin dan daya.
terjadiDiperlukan
beda tinggijuga(2penentuan
meter-an) dengan sebelum
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi
terjadi gempa. Hal ini dimungkinkan terjadi akibat supershearmasyarakat terkenayang menimbulkan
bencana; pemenuhan
gelombang naik-turun atau sisi ke sisi yang mengguncang rentan;
kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok tanah dengan intensitas
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh
gelombang yang rapat. Butiran pasir halus di area flow liquefaction karena itu, (Gambar
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
20.2c-d-e) dan permukaan tanah sekitarnya nampak lembab/ basah yang diduga
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
muka air tanah dangkal. Pada area yang mengalami flow liquefaction, untuk berjalan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
di atasnya mengalami kesulitan karena ambles (Gambar 20.2d).
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.20.3 Lateral
Korban Spreading
mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan Definisi
menjadi :penting
“Lateralagar
spreading is the
bila terjadi finite,pada
gempa lateral
masamovement
yang akanofdatang,
gently to steeply sloping,
saturated soil deposits caused by earthquake-induced
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun liquefaction”. Gempa Palu
bangunan banyak
yang tahanmenimbulkan
gempa. sebaran lateral seperti pada Gambar 3 berikut ini:

Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih. a). Petobo Atas b). Tipikal Lateral Spreading


6
i 265
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

c). Biro Maro Sibi – SPBU d). Biro Maro Sibi – Jono Oge Bawah

Gambar 20.3 Lateral Spreading

Lateral spreading pada Gambar 20.3a terjadi di Petobo Atas dekat crown kelongsoran
yang situasi seperti pada Gambar 20.3b. Juga sebaran lateral terjadi pada daerah Biro
Maro Sibi – Jono Oge Bawah (Gambar 20.3c-d).

20.4 Kelongsoran

Palu banyak ditemukan lapisan tanah colluvial yang nampak adanya gradasi batuan
pada penampang (crown) longsor. Lapisan tanah ini mudah longsor akibat gravitasi
Lampiran Gambar
apalagi saat terjadi gempa. Kelongsoran-kelongsoran yang terjadi seperti pada
Gambar 20.4.

Pada area dekat SPBU (Gambar 20.4a) nampak jelas terjadi kelongsoran (crown) yang
jenis tanahnya colluvial. Sedangkan miringnya billboard Pertamina menunjukkan
terjadi sliding di sekitar toe (Gambar 20.4b), kondisi ini bisa dilihat lokasi crown-
nya (Gambar 20.4a) meski di area ini juga ditemukan sand boils. Area crown bidang
longsor di Balaroa atas juga didominasi oleh deposit tanah colluvial (Gambar 20.4c).
Sedangkan pada Gambar 20.4d-e menjelaskan situasi terjadi longsor (crown) dan
longsor berikut di bawahnya (tipikal nya mirip Gambar 20.4f) yang setelah toe itu
diikuti aliran likuifaksi.

a) Biro Maro Sibi - SPBU b) Biro Maro Sibi - SPBU 6

266
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur
c) Balaroa Atas berupa bangunan yang d) mengalami
Jono Oge Atas
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
e) Jono Oge Atas oleh gempa f)terhadap infrastruktur
Tipikal Sliding yang terjadi setelah crown
berserta sarana
dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan dataGambar rabmaG naripmaL
dan informasi yang cepat, lengkap,
20.4 Kelongsoran
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa 20.5
reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
Supershear
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan
Pada Gambarinfrastruktur
20.5a-b di dapat
areadiminimalisasi
perumnas dengan
Balaroa membangun
Bawah selain terjadi flow
bangunan liquefaction,
yang tahan gempa.
diduga kombinasi dengan fenomena supershear seperti pada Gambar
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
20.2b. Gelombang naik-turun dari supershear memungkinkan terjadinya perbedaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
tinggi (4-5 m) setelah gempa.
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
a) Balaroa Bawah a) Balaroa Bawah

6 Gambar 20.5 Flow Liquefaction dan Supershear

i 267
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

20.6 Soft Storey

Kegagalan atau kerusakan kolom pada bangunan bertingkat banyak terjadi pada
gempa sesar seperti misalnya di Hotel Mercure Palu yang mengalami kerusakan pada
kolom. Diduga kerusakan kolom (soft storey) akibat percepatan vertikal (av) dominan
sehingga saat tarik maximum akibat percepatan gempa vertikal akan mengurangi
berat efektif bangunan dan akan mengalami perlemahan saat percepatan lateralnya
membebani kolom tersebut (Gambar 20.6a). Identik dengan ambruknya struktur atas
jembatan kuning ini (Gambar 20.6b) diduga akibat percepatan vertikal (av) dominan
sehingga saat tarik maksimum akan mengurangi berat efektif struktur jembatan
tersebut dan melemahkan lateral bearingnya.

Lampiran Gambar
a) Soft Storey Hotel Mercure
b) Kegagalan Struktur Jembatan

Gambar 20.6 Soft Storey dan Kegagalan Struktur Jembatan. 

268
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
BAGIANoleh
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan VIIgempa
MISSELAINEOUS
terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 269
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

270
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
21. ANALISIS SPASIAL KERUSAKAN BANGUNAN

 SATUAN PENDIDIKAN AKIBAT GEMPA PALU 2018
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Nuraini
Juli 2018 pukul Rahma
05.47 Hanifa1,4
WIB dengan , Jamjam
kekuatan Muzaki
M6,4. Gempa
2,4
, Ariska Rudyanto
tersebut terletak ,pada
3
Astyka Pamumpuni1,4,
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atauEndra berlokasi, Giovanni
Gunawan Cynthia
jarak Pradipta , Amri Rasyidi1
1,4 1,4
tepatnya di darat pada 47 km
1
Institut Teknologi
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Bandung,
2
Seknas
Nusa Tenggara SPAB
Barat padaKemendikbud,
kedalaman 24 BMKG, U-INSPIRE
3 4

km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga
21.1 runtuh.
Pendahuluan
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi
September 2018bencana yang akibat
adalah menyangkut pengkajian
pergerakan secara
di Sesar cepat dan
Palukoro yang melibatkan dua
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Segmen besar sekaligus, yaitu segmen Saluki di selatan dan segment Palu, termasuk
status keadaan
yang darurat
masuk bencana;
ke bawah penyelamatan
laut teluk,dan evakuasi
dengan masyarakat
total terkena
keseluruhan panjang sesar aktif
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap
yang bergerak adalah sekitar 160 km, 70 km di daratan dan kelompok rentan;
80-90 km di bawah
dan pemulihan prasarana
laut. Tipe dan sarana
pergerakan sesar vital denganadalah
utamanya segera.sinistral
Oleh karena itu,
atau mengiri dengan besar
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
pergerakan di segmen Palu mencapai 580 cm dan di selatannya pada segmen Saluki
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
sebelah utara mencapai 320 cm yang kemudian mengecil ke selatan dan menghilang
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
setelah melewati Desa Kulawi. Dampak yang ditimbulkan yaitu mencakup deformasi
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
permukaan secara permanen, kerusakan akibat goncangan gempa, tsunami, likuifaksi
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.dan gerakan
Korban tanah. luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
mengalami
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan Gempa Palu 2018
menjadi penting berdampak
agar bila siginifikan
terjadi gempa padayang
pada masa fasilitas dan bangunan satuan
akan datang,
korban danpendidikan
kerusakan berbagai
infrastrukturjenjang, yaitu pada dengan
dapat diminimalisasi jenjang membangun
pendidikan PAUD (TK/RA),
pendidikan
bangunan yang tahan gempa.dasar (SD/MI dan SMP/MTs), Pendidikan menengah (SMA/SMK/MA),
Pendidikan
Survei Khusus
lapangan ini (SLB),
telah satuan pendidikan
melibatkan nontenaga
berbagai formal ahli
(PKBM,
dari SKB dan Lembaga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan Hingga tanggal
Kursus dan Pelatihan), jenjang perguruan tinggi dan pesantren.
28 November
Sumber Daya 2018, Sekretariat
Mineral, Kementerian Ristek danNasional Sekolah
Pendidikan Tinggi,Aman Bencana (Seknas SPAB)
Kementerian
Kementerian
Perhubungan,Badan PendidikanKlimatologi
Meteorologi dan Kebudayaan (Kemendikbud)
dan Geofisika, Badan dengan
Nasionaldidukung berbagai
K/L dan
Penanggulangan NGO mencatatIlmu
Bencana,Lembaga dampak sekolahIndonesia,
Pengetahuan rusak akibat
Badan gempa Palu mencapai 1.299
Informasi
Geospasial,sekolah,
Institut sebagaimana
Teknologi Bandung, dan unsurpada
diperlihatkan asosiasi/ praktisi/
Gambar perusahaan
18.2. Kejadian ini memberikan
swasta. Kajian awal pada
dampak terhadap hasil survei
262.579 pesertatersebut disampaikan
didik dan pada yang
17.429 guru, buku tersebar
Laporan di Kab. Donggala,
Kajian Gempa
Kab.Lombok 2018.
Parigi Moutong, Kab. Sigi, serta Kota Palu.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
21.2 Dampak Sekolah Akibat Terlalui Sesar Palukoro
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.
Hasil observasi lapangan yang dilakukan pada bulan Oktober - November 2018 dan
Februari 2019 menunjukan bangunan/ rumah-rumah di sepanjang jalur sesar-rekahan
permukaan semuanya rusak parah atau ambruk, sedangkan rumah/ bangunan di kiri
6
i 271
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

kanannya tidak terjadi kerusakan signifikan. Pergeseran palukoro bercirikan sisi timur
bergerak ke arah utara, dan sisi barat bergerak ke arah selatan. PuSGeN sebagaimana
dituliskan pada bab VI, merekomendasikan zona aman di luar 100 meter dari patahan.
Apabila garis sesar telah dipetakan secara detail, dapat direkomendasikan zona aman
di luar 15 meter. Pada Kejadian Gempa Palu 2018, sekolah pada zona 100 meter dari
sesar mencakup setidaknya 7 sekolah sebagaimana diperlihatkan pada gambar 20.2,
yaitu:

1. SD Inpres 2 Lere, Desa Lere, Kota Palu (Rusak Berat)


2. SD Inpres 3 Lere, Desa Lere, Kota Palu (Rusak Sedang)
3. SMK Muhammadiyah Marawola, Kabupaten Sigi (Rusak Berat)
4. SLBN Marawola, Kabupaten Sigi (Rusak Berat)
5. SMPN 20 Sigi, Desa Beka, Kabupaten Sigi (Rusak Berat)
6. SD Inpres 2 Pakuli, Kabupaten Sigi (Rusak Sedang)
7. SDN 7 Tanantovea, Kabupaten Donggala (Rusak Sedang).

Lampiran Gambar

6
Gambar 21.1 Infografis kerusakan sekolah (Seknas SPAB Kemendikud dkk, 2018)
272
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6 Gambar 21.2 Sekolah terlalui Jalur Sesar Palukoro


i 273
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim pada tanggal 10 Oktober 2018,
menunjukan sekolah yang terbelah akibat terlalui sesar Palukoro yaitu SMK
Muhammadiyah Marawola, dimana terlihat sebagian sisi bangunan sekolah bergerak
secara permanen mengikuti arah pergerakan sesar sebesar +/- 2 meter (Gambar
21.3). Pada wilayah ini ini juga terlihat jelas zona fraktur sesar selebar kurang lebih
12 meter yang memanjang sepanjang patahan. Zona fraktur adalah zona sesar yang
mengacu pada zona deformasi yang kompleks terkait dengan bidang sesar, dimana
garis perpotongan bidang sesar dengan permukaan tanah bukan merupakan sebuh
garis lurus yang nampak rapih, namun berupa zona (Gambar 21.4). Dengan demikian
maka wilayah aman direkomendasikan diambil dari batas zona fraktur, ke sisi barat
dan timur.

Mengingat gempa besar yang disertai deformasi sesar permukaan ini akan terjadi
lagi secara berulang-ulang di masa depan, maka sebaiknya sekolah, rumah-rumah,
fasilitas publik dan bangunan lain yang sudah rusak berat di zona sepanjang jalur
sesar aktif Palukoro tidak dibangun lagi dan kemudian dibuat buffer (zona aman dari
sesar aktif, yang digunakan untuk menghindari korban dan kerugian bangunan, baik
pada bangunan pribadi maupun sarana dan prasarana umum.

Lampiran Gambar

Gambar 21.3 SMK Muhammadiyah Marawola yang terlalui Jalur Sesar Palukoro, bergeser +/- 2 meter

6
Gambar 21.4 Zona Fraktur yang terobservasi di lingkungan SMK Muhammadiyah

274
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATADampak
21.3 Analisis Spasial PENGANTAR
Kerusakan Gempa Palu pada Sekolah

 Dampak kerusakan terbesar pada sekolah yaitu akibat goncangan gempa, terjangan
Gempa
tsunamiLombok,
sertaBalilikuifaksi.
dan Sumbawa terjadi
Seknas padaKemendikbud
SPAB hari Minggu, tanggaltelah 29mengkoordinasikan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa
pengumpulan data kerusakan dan melakukan klasifikasi kerusakantersebut terletak pada yaitu rusak berat
koordinat (warna
8,4 LS danmerah), rusak sedang (warna oranye) dan rusak ringan km
116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 (warna kuning), yang
arah timurkemudian
laut Kota Mataram,
dipetakanProvinsi Nusa Tenggaragambaran
untuk mendapatkan Barat padakerusakan
kedalamansekolah
24 secara spasial
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
(Gambar 21.5). Selanjutnya dilakukan overlay sekolah rusak dengan peta Intensitas
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
dari BMKG (Gambar 21.6). Terlihat bahwa sebaran sekolah yang rusak berat (warna
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
merah) tersebar di wilayah Kota Palu serta sisi Barat-Utara hingga Donggala. Sebaran
rusak ringan hingga runtuh.
kerusakan sedang dan ringan tersebar hingga sisi paling utara Kabupaten Donggala,
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
sisi selatan Kabupaten
untuk menanggulangi bencana yang Sigi,menyangkut
dan Kabupaten Parigi. secara cepat dan
pengkajian
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
Pada darurat
status keadaan wilayah likuifkasi
bencana; dan tsunami
penyelamatan sekolah-sekolah
dan evakuasi masyarakatmengalami
terkena rusak hampir
menyeluruh (Gambar 21.7 dan Gambar 21.8).
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; Kerusakan sekolah akibat tsunami
terutama
dan pemulihan disebabkan
prasarana oleh aliran
dan sarana vital air, yangsegera.
dengan memecah Oleh kaca
karenadana
itu,tap sekolah, serta
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup ditemukan masih
menyapu isi ruangan kelas. Beberapa dinding sekolah ada yang
dapatgempa
kajian sumber berdiri, namun
(baik gempabeberapa
utama sekolah
maupun lainnya
gempa tersapu
susulan).total.
SelainPada
itu, kejadian likuifaksi,
sebagian
kajian dampak besar sekolah
kerusakan ditemukanoleh
yang ditimbulkan rusak total terhadap
gempa dan berpindah tempat. Sekolah-sekolah
infrastruktur
yang berdiri
berserta sarana dan masih
dan prasarana, dan dalam kondisi juga
lingkungannya baik,penting
ditemukan menjadi
dilakukan. tempat pengungsian
Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan
bagi beberapa warga sekitar,data rabmaG naripmaL
dan informasi
seperti yang ditemuiyang dicepat, lengkap,
SD Inpres 10 Talise tanggal 23
dan akurat.Febuari
Korban2019.
mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan Distribusi
menjadi pentingsebaranagar sekolah
bila terjadidapat
gempamencerminkan
pada masa yang distribusi
akan datang, penduduk, dimana
korban dan kerusakan infrastruktur
keberadaan sekolah mengikutidapat diminimalisasi
pola keberadaan dengan penduduk.
membangunBerdasarkan hasil
bangunan observasi
yang tahan gempa.
lapangan yang dilakukan pada wilayah dimana sekolah mengalami
Survei lapangan
kerusakan, bangunanini telah melibatkan
di sekitarnya berbagaipola
mengalami tenaga ahli yang
kerusakan dari serupa, sehingga
Kementerian Pekerjaan
analisis spasialUmumini dan
dapat Perumahan Rakyat, kondisi
mencerminkan Kementerian Energisecara
kerusakan dan umum di Palu
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
akibat gempa Palu. Menindaklanjuti kondisi tersebut, pemulihan melalui upaya
Perhubungan,Badan
rehabilitasiMeteorologi
dan rekonstruksiKlimatologi
sekolahdan harusGeofisika,
dibangun Badan
untukNasional
mampu menahan beban
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
goncangan gempa sesuai dengan Standar Nasional Indonesia terbaru yaitu SNI
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
1726:2012, sebagaimana saat ini tengah dimutakhirkan ke SNI 1726:2018 mengenai
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan
Kajian Gempa Lombok 2018.
nongedung. Diperlukan perhatian khusus pada sekolah-sekolah yang berada pada
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
wilayah alluvium,
dapat memberikan manfaat yangyang sebesar-besarnya
dapat mengamplifikasi dalam goncangan
menghadapigempa,langkahserta pada wilayah
pemulihanterdampak likuifkasi,
terhadap dampak tsunami
bencana. Atasdan patahan
perhatian sesar
dan kerjapalukoro.
sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 275
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar
Gambar 21.5 Distribusi spasial kerusakan sekolah akibat Gempa Palu

Gambar 21.6 Overlay distribusi spasial kerusakan sekolah di Lombok dengan Peta Intensitas dari BMKG

276
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Gambarmengalami
dan akurat. Korban 21.7 Dampakluka-luka
Tsunami pada sekolah:
maupun yangSDmeninggal
Inpres 9 Bamba, Kota Palu.
umumnya Satu bangunan tersapu
akibat
habis, sedangkan bangunan lainnya tersapu atap, kaca dan isi ruang kelas, namun dinding sekolah masih
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
dapat berdiri.
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih. Gambar 21.8 Dampak lifuifkasi pada sekolah: SDN Balaroa
(kiri:Dokumentasi Universitas Tadulako pada laman www.asesmensekolahsulteng.info.
Kanan: https://www.benarnews.org/indonesian/berita/sekolah-kantor-palu-10082018162423.html)

6
i 277
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

21.4 Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisa spasial dan pola sebaran kerusakan akibat dampak
gempa likuifaksi dan tsunami, beberapa catatan penting dan rekomendasi ke depan
diantaranya, yaitu:

• Kerusakan satuan pendidikan pada gempa Palu disesabkan oleh kerusakan akibat
terlalui sesar aktif palukoro, goncangan gempa, likuifaksi dan tsunami.
• Dalam proses pemulihan layanan pendidikan pada satuan pendidikan yang
terdampak gempa, tsunami dan liquifaksi di Sulawesi Tengah, perlu dilakukan
upaya rehabilitasi dan rekonstruksi sekolah yang mampu menahan beban
goncangan gempa sesuai dengan Standar Nasional Indonesia terbaru yaitu
SNI 1726:2012, seagaimana saat ini tengah dimutakhirkan ke SNI 1726:2018
mengenai Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan nongedung.
• sekolah-sekolah yang berada pada wilayah alluvium, yang dapat mengamplifikasi
goncangan gempa, serta pada wilayah terdampak likuifkasi, tsunami dan patahan
sesar palukoro perlu mendapatkan perhatian agar tidak berada di zona merah
bahaya tsunami, patahan dan likuifaksi.
• Simpadan 100 meter dari pantai sebaiknya tidak dibangun sekolah, demikian
Lampiran Gambar
juga sekolah yang rusak karena terdampak oleh tsunami agar direlokasi ke
tempat yang lebih aman.
• sekolah yang terlalui sesar aktif Palukoro yaitu SMK Muhammadiyah Marawola
dan SLB Marawola apabila akan dibangun kembali perlu direlokasi minimal 15
meter ke sisi barat dan timur, termasuk sekolah lainnya yang berada di sepanjang
zona buffer 100 meter dari sesar perlu dilakukan verivikasi ulang. Hal ini
dilakukan mengingat gempa besar yang disertai deformasi sesar permukaan ini
akan terjadi lagi secara berulang-ulang di masa depan.oleh karena itu, sebaiknya
rumah-rumah, fasilitas umum dan bangunan lain yang sudah rusak berat di zona
sepanjang jalur sesar aktif Palukoro tidak dibangun lagi di zona yang tidak aman
(buffer 15 meter). Jarak aman dari sesar aktif digunakan untuk menghindari
korban dan kerugian bangunan, baik pribadi maupun sarana dan prasarana
umum.
• Direkomendasikan verifikasi lapangan SDN Beka, Desa Beka, Kabupaten Sigi, yang
juga berada dekat wilayah sesar. Beka dalam Bahasa Kaili memiliki arti terbelah,
yang diduga berkaitan dengan sejarah pergeseran patahan palukoro di masa lalu.

278
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
22. ANALISIS DEFORMASI DASAR LAUT BERDASARKAN DATA

 BATIMETRI TELUK PALU PASCA GEMPA PALU – DONGGALA
28 SEPTEMBER
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29 2018
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS danUdrekh 1
116,5 BT,, Marina Frederikberlokasi
atau tepatnya 1
, Nugroho D. Hananto
di darat 2
, Ramadhan
pada jarak 47 km 3, Sahabuddin4,
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat Asrafil , Muhammad
pada
5
kedalaman 24 Irfan1, Omar Moefti1
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan1Badan korbanPengkajian
meninggal. danGempaPenerapan Teknologi,
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur 2
Lembaga berupa bangunan yangIndonesia,
Ilmu Pengetahuan mengalami3Universitas Trisakti
rusak ringan hingga runtuh. 4
Universitas Hasanuddin, 5Universitas Tadulako
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
22.1 Latar Belakang
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
Pada tanggal 28 September 2018, telah terjadi gempa berkekuatan M7.5 di Sulawesi
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
Tengah. Gempa yang berpusat di darat ini, telah membangkitkan tsunami dan
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
mengakibatkan
kajian dampak kerusakan yangterjadinya kerusakan
ditimbulkan oleh hebat
gempaditerhadap
Palu, yang berjarak sekitar 75 Km dari
infrastruktur
pusat dan
berserta sarana gempa. Dalamdan
prasarana, waktu kurang darijuga
lingkungannya 5 menit,
pentingsebahagian
dilakukan. wilayah
Survei pesisir kota palu
yang terletak di teluk, telah rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap, Likuifaksi berskala
hancur diterjang tsunami. Fenomena
dan akurat.besar yang
Korban terjadi di
mengalami Duyu, Talise,
luka-luka maupunSidera, dan Balaroa
yang meninggal membuat
umumnya akibatperistiwa gempa ini
semakin penting untuk dipelajari.
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan Untuk memahami
kerusakan sumberdapat
infrastruktur pembangkit tsunami,
diminimalisasi perlumembangun
dengan diketahui proses perobahan
bangunan yang terjadigempa.
yang tahan di dasar laut. Oleh karena itu, satu minggu setelah gempa tersebut, kapal
Riset Baruna
Survei lapanganJaya ini 1 telah
milik melibatkan
Badan Pengkajian berbagaidantenaga
penerapan teknologi, melakukan
ahli dari
Kementerian Pekerjaan
investigasi Umum
dasar lautdandi Perumahan
wilayah teluk Rakyat,
palu dan Kementerian EnergiSurvey
selat Makasar. dan yang bertujuan
Sumber DayauntukMineral, Kementerian
meneliti deformasiRistek dasardan
lautPendidikan Tinggi, Kementerian
yang menyebabkan tsunami ini, telah berhasi
Perhubungan,Badan
memetakanMeteorologi
seluas 2600Klimatologi
Km2.Berdasarkandan Geofisika,
hasil kajianBadan
waktuNasional
tiba tsunami yang sangat
Penanggulangan Bencana,Lembaga
singkat, Ilmu Pengetahuan
asumsi sumber pembangkit tsunami Indonesia,
berasalBadan Informasi
dari dalam teluk.
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian
Hasilawal terhadap
olahan darihasildatasurvei tersebutini
Batimetri disampaikan pada buku Laporan
telah dibandingkan dengan hasil kompilasi
Kajian Gempa Lombok 2018.
data Batimetri yang dihasilkan oleh Badan Informasi Geospasial Indonesia (BIG).
Semoga segala upaya
Perbandingan dari tim duapelaksana
data ini,survei
telahdanmemberikan
tim penyusunhasillaporan ini yang cukup baik
awal
dapat memberikan
mengenaimanfaat
perubahan yang morfologi
sebesar-besarnya
dasar laut dalamdanmenghadapi langkah di wilayah teluk
potensi subsidence
pemulihanPalu.
terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja
Kajian ini berkorelasi positif dengan hasil investigasi team sama semua pihakgempa bumi yang
diucapkan terima kasih.
berusaha memetakan offset sesar palu koro, dan hasil interferometri satelit insar
yang menunjukkan adanya subsidence di sebahagian besar kota Palu. Temuan ini
diharapkan dapat menjadi dasar pemodelan tsunami, dan mengetahui mekanisme
tektonik yang6 terjadi di wilayah ini.
i 279
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

22.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tulisan ini adalah untuk menjelaskan kegiatan observasi bawah laut
melalui survey Batimetri di dalam teluk palu dan di selat Makassar. Adapun tujuan
dari tulisan ini menjelaskan beberapa temuan potensi penyebab tsunami berdasarkan
kajian kondisi dasar laut.

22.3 Instrumentasi
22.3.1 Multi Beam Echo Sounder

Untuk melakukan survey Batimetri, digunakan Multi Beam Echo Sounder Teledyne
Hydrosweep DS yang dipasang di kapal Baruna Jaya 1. Peralatan ini merupakan
multibeam echo sounder dengan frekuensi 12-14 kHz yang mampu mengukur
kedalaman laut sampai kedalam 11 Km. Sistem ini merupakan dual version yang dapat
beroperasi pada sudut sapuan sampai 160o dengan 960 beam dan jarak total lebar
sapuan sekitar 7 kali kedalaman.

Lampiran Gambar

Gambar 22.1 Multibeam Echo Sounder Baruna Jaya 1.

Oleh karena itu, dalam melakukan perencanaan survey. Pengetahuan awal mengenai
rata-rata kedalaman daerah yang akan disurvey sangat membantu proses pembuatan
lintasan survey. 6

280
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
22.3.2 Multi Beam Echo PENGANTAR
Sounder

 Akurasi akusisi data sangat ditentukan oleh sistim penentuan posisinya. Sistem
Gempa Lombok,
penentuan Bali dan
posisi yangSumbawa terjadi sistem
dipakai dalam pada hari Minggu,
MBES tanggal
Teledyne 29
Hydrosweep DS adalah
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
GPS (global positioning system), heading dan MRU (motion reference unit). Peralatan
koordinat ini
8,4 LS dan 116,5 BT,
digabungkan atau tepatnya
menjadi sistem berlokasi
navigasidiyang
daratterintegrasi
pada jarak 47(integrated
km navigation
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
system). GPS merupakan alat penentu posisi absolut di muka bumi melalui sistem
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
navigasi satelit, sedangkan heading sensor merupakan alat untuk menentukan
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
heading kapal (arah kapal terhadap arah utara) dan MRU merupakan alat penentu
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
posisi inersial yang dapat menghasilkan informasi gerakan kapal berupa attitude yang
rusak ringan hingga runtuh.
terdiri dari roll, pitch, dan yaw.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
Untuklokasi,
tepat terhadap akurasi system dan
kerusakan, navigasi,
sumber digunakan GPS C- juga
daya. Diperlukan NAV penentuan
2050. Peralatan ini dapat
menghasilkan
status keadaan posisi absolut
darurat bencana; di mukadan
penyelamatan bumi yang dapat
evakuasi dikoreksi
masyarakat dengan metode DGPS
terkena
melalui sinyal koreksi dari beberapa stasiun referensi
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; yang tersebar di muka bumi.
Sinyal koreksi
dan pemulihan prasaranatersebut dikirim vital
dan sarana melalui gelombang
dengan segera.radio
Oleh melalui
karena satelit,
itu, sehingga dapat
menghasilkan posisi absolut teliti yang terikat kedalam
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup satu referensi yang terdefinisi.
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
Peralatan
kajian dampak lain yang ditimbulkan
kerusakan digunakan adalah TSS terhadap
oleh gempa Fiber Optic Gyro Compass
Saturn 10infrastruktur
merupakan
berserta sarana sistem penentuan
dan prasarana, data arahjuga
dan lingkungannya (heading)
penting kapal secara
dilakukan. teliti. Alat ini didesain
Survei
lapangan dilakukan untuk mendapatkan
sebagai pengganti alat penentu rabmaG naripmaL
data arah
dan informasi yang cepat,
Gyrocompass. lengkap,
TSS Saturn 10 Fiber Optic Gyro
dan akurat.Compass
Korban mengalami
dilengkapiluka-luka
dengan maupun
MRU yang yang meninggaldiumumnya
terpasang akibat
sekitar titik berat kapal, sehingga
tertimpa mampu
reruntuhan bangunan data
menghasilkan rumahroll,dan gedung.
pitch, Identifikasi
yaw, heave, dan kerusakan
waktu secara cepat, instan
bangunan (real-time),
menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
dan teliti.
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan Dengan
yang tahan gempa.
menggunakan berbagai peralatan navigasi ini, hasil dari data Batimetri yang
Survei lapangan
diperoleh dari MBES ini telah melibatkan
akan sangat akurat,berbagai
meskipuntenaga ahli dari
kapal berada dalam keadaan arus
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
yang deras atau gelombang yang tinggi. Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
22.3.3 CTD
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Peralatan
swasta. Kajian lain yang
awal terhadap digunakan
hasil adalahdisampaikan
survei tersebut SBE19 SeacatpadaProfiler. Peralatan ini mengukur
buku Laporan
kondiktifitas,
Kajian Gempa Lombok 2018. temperatur, tekanan dan beberapa parameter lain pada setiap
Semoga segala upaya tim ini
kedalaman. Parameter dapat digunakan
pelaksana untuk
survei dan tim menentukan
penyusun laporankecepatan
ini gelombang
suara di setiap
dapat memberikan manfaat kedalam air pada satu titik
yang sebesar-besarnya pengukuran.
dalam menghadapi Dengan adanya data ini, data
langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak suara dari kapal
kedalaman yang diukur melalui melalui waktu tempuh gelombang
diucapkan ke dasar
terima laut dan diterima oleh setiap sensor beam, dapat didikalibrasi melalui profil
kasih.
kecepatan hasil pengukuran CTD ini.

6
i 281
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

22.4 Metodologi

Berdasarkan data kedalaman laut yang dihasilkan oleh peta navigasi Dishidros dan
data digital dari BIG, dibuat lintasan survey awal. Lintasan awal ini dibuat dalam
bentuk garis lurus untuk mempermudah survey. Gambar 22.2 menggambarkan
lintasan survey di dalam dan di luar teluk Palu.

Lampiran Gambar

Gambar 22.2 Lintasan survey kegiatan OBT Sulawesi Tengah. Kiri, lintasan survey di dalam teluk Palu.
Kanan, Lintasan survey di luar teluk.

Untuk memperoleh hasil yang baik, jarak lintasan dibuat 5 kali nilai kedalaman. Selain
itu, kecepatan kapal juga dijaga pada kecepatan 4 knot. Setiap satu lintasan telah
berhasil diselesaikan, team pengolah data langsung melakukan control kualitas data
dan editing. Tahapan pengolah data dapat dilihat pada Gambar 22.3.

282
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Gambar 22.3 Diagram alir pengolahan data Batimetri
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Nilai kedalaman yang benar, harus sudah melalui koreksi pasang surut. Oleh karena
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
itu ada 3 jenis data yang dipergunakan dalam pengoahan data yaitu: data pasang
bangunan yang tahan gempa.
surut, data pengukuran multibeam dan data profil kecepatan suara (SVP) yang
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementeriandiperoleh dariUmum
Pekerjaan pengukuran CTD.
dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Data yang dihasilkan
Perhubungan,Badan MeteorologidariKlimatologi
MBES, perlu dandilakukan
Geofisika,editing
Badanmanual untuk menghilangkan
Nasional
spike Bencana,Lembaga
Penanggulangan dan outlier. Spike Ilmuadalah nilai kedalaman
Pengetahuan yang Informasi
Indonesia, Badan ekstrim secara tiba-tiba,
sedangkan outlier adalah nilai kedalaman yang umumnya
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan terlalu rendah, yang
terjadi
swasta. Kajian awalpada sapuan
terhadap multibeam
hasil terluar.
survei tersebut Proses inipada
disampaikan dilakukan setiap satu lintasan telah
buku Laporan
diselesaikan.
Kajian Gempa Lombok 2018. Hasil pengukuran SVP kemudian dipergunakan untuk memperbaiki
akurasi segala
Semoga kecepatan
upaya suara agar diperoleh
tim pelaksana survei dandata kedalaman
tim penyusun yang ini
laporan lebih baik. Langkah
berikutnya adalah koreki patch test, yaitu koreksi
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah berdasarkan akurasi berdasarkan
pemulihankondisi
terhadapakurasi
dampakGPS.
bencana.
SelamaAtaspengukuran,
perhatian dankoreksi
kerja sama semua
secara pihak terkadang tidak
real-time
diucapkan diperoleh,
terima kasih.
sehingga data yang ada terekam memiliki koordinat dengan akurasi yang
tidak sesuai. Tahapan ini berusaha mengembalikan data ke posisi yang semestinya.
Koreksi terakhir adalah koreksi data kedalaman berdasarkan data pasut, sehingga data
yang dihasilkan
6 merupakan data standar berdasarkan mean sea level (MSL).
i 283
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Tahapan terkahir dari pengolahan data ini adalah gridding. Data kedalaman berupa
titik yang belum seragam jaraknya ini dikonversikan menjadi data grid dan disimpan
dalam dua jenis data yaitu data ascii dengan xyz dan data image yang langsung dapat
dibuka di perangkat lunak GIS seperti ArcGIS dan QGIS.

22.5 Hasil Pengolahan Data

Gambar 22.4 merupakan hasil akhir pengoahan data Batimetri. Data dengan akurasi
15 meter ini menunjukkan morfologi bawah laut teluk Palu dan sebahagian selat
Makassar. Sisi laut dangkal tidak dapat diperoleh, sehingga longsoran yang secara
fisik dapat didentifikasi dari sisi darat yang runtuh pasca gempa, tidak dapat dengan
mudah ditemukan.

Lampiran Gambar

6
Gambar 22.4 Hasil pengolahan data Batimetri
284
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


Secara umum kita KATA PENGANTAR
dapat melihat adanya sungai purba yang menerus dari hulu
 teluk palu sampai ke zona subduksi. Selain itu ada sesar palu koro yang kadang
 tidak teridentifikasi, kemudian terlihat sangat jelas. Dasar laut di dalam teluk palu
Gempa Lombok,
bervariasi dariBali dan Sumbawa
kedalaman terjadi
50 meter pada800
sampai harimeter.
Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat Berdasarkan
8,4 LS dan 116,5 BT,
hasil atau waktu
kajian tepatnya berlokasi
tiba tsunamidiyang
daratberkisar
pada jarak 47 km 11 menit, sumber
3 sampai
arah timurpembangkit
laut Kota Mataram,
tsunamiProvinsi
dapat Nusa Tenggaraberasal
disimpulkan Barat pada
dari kedalaman
dalam teluk 24 Palu. Oleh karena
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
itu, investigasi bukti-bukti perobahan morofologi dasar laut difokuskan pada data
korban yang menderita
Batimetri luka-luka
di dalam ringan
teluk sampai22.5).
(Gambar dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
Gambar 22.5 Daga Batimetri di teluk Palu
i 285
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


22.5.1 Investigasi sumber tsunami dari morfologi dasar laut teluk Palu

Untuk memahami perobahan yang terjadi di dasar laut, dipergunakan data kedalaman
dari BIG tahun 2014 sebagai pembanding. Data ini, memiliki tingkat kerapatan yang
jauh berbeda dengan data multibeam Baruna Jaya, akan tetapi akurasinya cukup
dapat dipertanggungjawabkan, sebagaimana tupoksi BIG yang memang menjadi
sumber dari data dan informasi geospasia. Gambar 22.6 menunjukkan titik kedalaman
dari data BIG 2014 yang menjadi acuan.

Berdasarkan overlay dalam format 3 dimensi, kedua data ini dapat dibandingkan
untuk melihat deformasi yang terjadi. Gambar 22.7 menunjukkan hasil perbandingan
kedua data tersebut. Secara umum, terjadi penurunan dari dasar laut akibat
gempa Palu-Donggala. Hal ini sesuai dengan hasil interferometri data ALOS yang
menunjukkan penurunan pada kota Palu. Akan tetapi, ada beberapa bahagian
yang mengalami pengangkatan di sisi barat teluk (Warna hijau ke merah yang
mengindikasikan sisi dasar teluk yang lebih tinggi setelah gempa, dibandingkan
sebelum gempa). Pola penurunan yang masiv serta beberapa sisi yang terangkat,
diinterpretasikan sebagai salah satu sumber pembangkit tsunami. Berdasarkan hasil
investigasi di sepanjang sisi teluk, ditemukan daerah hasil reklamasi yang runtuk dan
masuk ke laut. Bukti-bukti ini tidak dapat dengan mudah dilihat dari data Batimetri
Lampiran Gambar
Baruna Jaya yang tidak dapat memetakan daerah dangkal.

6
Gambar 22.6 Distribusi data kedalaman dari BIG tahun 2014
286
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik
Gambar 22.7gempa
Overlayutama maupun
antara data gempa
kedalaman susulan).
sebelum Selain
(BIG 2014) danitu,
sesudah gempa
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap
(Baruna Jaya, 2018) infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.22.6
Korban mengalami
Ucapan Terimaluka-luka
Kasihmaupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Kegiatan survey Operasi Bakti Teknologi Sulawesi Tengah ini terselenggara atas
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
Kerjasama IA-ITB, KEMENKO MARITIM, BPPT, dan institusi lainnya, termasuk dunia
bangunan yang tahan gempa.
usaha. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Badan Informasi Geospasial
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
yang telah memberikan akses terhadap data kedalaman teluk Palu tahun 2014.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 287
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

288
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
23. SAKSI MATA


Ahmad Arif1, Nuraini Rahma Hanifa2
Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari1 Minggu, tanggal 29
KOMPAS, 2Institut Teknologi Bandung
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang23.1 Mereka
menderita yang Hidup
luka-luka ringan di Atasdengan
sampai Jalur Patahan
korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Bencana
rusak ringan gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Sulawesi Tengah pada 28
hingga runtuh.
Sesaat
Septembersetelah2018
gempa
lalutersebut terjadi, diperlukan
telah menampilkan wajahaksiaslitanggap
bentang darurat
alam area itu sebelum
untuk menanggulangi
diokupasi: yang bencana yangjalur
semula menyangkut pengkajian
patahan kembali secara cepat
merekah, dan
yang awalnya rawa kembali
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber
berlumpur, dan semula laut jadi lautan lagi. daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan
Wajah lamakebutuhan
pesisir Kotadasar;
Palupelindungan terhadap
itu bisa dilihat kelompok
kembali di daerahrentan;
Penggaraman, Pantai
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera.
Talise. Gempa dan tsunami telah menghilangkan daratan hasil Oleh karena itu,reklamasi. Bahkan,
diperlukandermaga
kajian dampak bencana
tua yang gempapada
dibangun melalui survei
zaman lapangan
Belanda yangyangkemudian
mencakupditimbun reklamasi
kajian sumber
dan jalan aspal sejak 1980-an, kembali muncul. Tiang Selain
gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). itu,
besi menyembul dari laut,
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
menandai kawasan itu dulu juga laut. oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
Menurut kesaksian Iksam, arkeolog yang juga Wakil Kepala Museum Daerah Sulawesi
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
Tengah, sebelum Kota Palu sebagai kota administratif sejak 1978, sebagian besar
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
pesisir Talise masih berupa rawa-rawa bakau. Namun seiring banyaknya pendatang
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
dari berbagai daerah lain di Sulawesi, utamanya dari Majene dan Sulawesi Selatan
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang bermukim
yang tahan gempa. di kawasan ini, rawa-rawa dan bakau perlahan ditimbun. Pesisir Talise
pun tumbuh menjadi
Survei lapangan ini telah kawasan ekonomi yang
melibatkan padattenaga
berbagai denganahli hunian
daridan pertokoan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya”Awalnya,
Mineral,orang-orang
Kementerian Kaili yangdan
Ristek merupakan
Pendidikanpenduduk awal di kawasan ini memilih
Tinggi, Kementerian
tinggal di dataran
Perhubungan,Badan tinggi Klimatologi
Meteorologi di sekitar lembah Palu, namun
dan Geofisika, mulaiNasional
Badan turun," sebut Iksam.
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial,Daerah-daerah
Institut Teknologiyang mengalami
Bandung, bencana
dan unsur likuifaksi
asosiasi/ praktisi/rata-rata
perusahaan juga baru tumbuh
menjadi
swasta. Kajian awal permukiman
terhadap hasil setelah tahun 1970-an.
survei tersebut disampaikan Daerah
pada di Perumnas
buku Laporan Balaroa yang kena
likuifaksi
Kajian Gempa Lombok namanya
2018. dulu Tagari Lonjo atau terbenam di lumpur pekat. Petobo hingga
1978 masuk
Semoga segala Biromaru, artinya rumput
upaya tim pelaksana di rawa-rawa
survei dan tim penyusun yang membusuk.
laporan ini Area ini dulu
dapat memberikan
tidak dihuni,manfaat
hanyayang
jadi sebesar-besarnya
tempat kubangandalam menghadapi langkah
dan penggembalaan kerbau,” kata Iksam.
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan Meski
terima kasih.
studi paleo-likuifaksi untuk mencari jejak likuifaksi masa lalu belum ada,
namun pengetahuan lokal warga Kaili merekamnya menandakan itu terjadi di masa
lalu. Istilah lokal likuifaksi adalah nalodo yang berarti ambles di lumpur hitam dengan
istilah lonjo6atau terbenam.
i 289
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)


Dari sebaran tinggalan arkeologi, seperti pecahan tembikar, hunian kuno di sekitar
Lembah Palu rata-rata berada di punggungan bukit. ”Tanah di sini dulu berupa
punggungan dan paritan, tetapi yang dipilih jadi hunian dulu punggungan. Saat Palu
dikembangkan, banyak rumah dibangun di paritan yang diuruk. Daerah-derah ini yang
rata-rata mengalami kerusakan parah,” ujarnya.

Beka yang Terbelah

Demikian halnya, jalur patahan aktif yang bisa diidentifikasi setelah kejadian gempa
dalam bentuk jalur rekahan memanjang dari utara di Kota Palu hingga ke selatan
ke arah Kulawi, Kabupaten Sigi sebenarnya juga terekam dalam pengetahuan lokal
masyarakat. Misalnya, ada kampung bernama Beka, di Kecamatan Marowala,
Kabupaten Sigi yang dalam bahasa Kaili artinya terbelah.

Dalam gempa kali ini, tanah-tanah di kampung ini kembali terbelah. Pergeseran
mendatarnya rata-rata hingga tiga meter dan ada penurunan hingga sekitar satu
meter, membuat rumah-rumah yang dilaluinya ambruk.

Rumah Basri (60 tahun), termasuk yang dilalui garis patahan aktif ini. Lantai rumah
terbelah dan sebagian ambles, dinding temboknya jebol, sedangkan tiang-tiang
Lampiran Gambar
rumah seperti bergerak saling berjauhan, membuat atap rumah pun ambruk.

"Saat kejadian kami berenam di dalam rumah, istri, anak, dan cucu-cucu," kata Basri,
yang ditemui di depan rumahnya pada 12 November 2018.

Menurut penuturannya, guncangan gempa saat itu dirasakan sangat kuat, membuat
seisi rumah berjatuhan. Dia mendengar suara keras seperti batuan yang beradu,
seiring dengan lantai rumahnya yang mulai terkelupas dan pecah. Basri dan seluruh
anggota keluarganya segera berlarian ke luar.

"Baru sampai di halaman sudah melihat tanah-tanah retak panjang dan dinding
rumah ambrol. Lalu atap rumah juga runtuh. Untung kami cepat keluar sehingga
semua selamat," kata Basri.

Basri mengatakan, kejadian gempa seperti kali ini, pernah dikisahkan orang tuanya
terjadi di masa lalu, sekalipun tahunnya tidak diketahui dengan pasti. Pada saat itu,
tanah-tanah juga terbelah dan itulah yang menyebabkan desa mereka dinamakan
Desa Beka yang artinya kampung terbelah.

Berdasarkan survei di lapangan pada Selasa (6/11/2018), sebagian besar bangunan


yang dilintasi jalur sesar aktif ini mengalami kerusakan paling parah,6 seperti di
290
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA
Kelurahan Pengawu, PENGANTAR
Kecamaan Tatanga. Jalur sesar ini memotong Jalan Pandanjakaya
 sehingga terputus. Sebagian ruas jalan bergeser ke arah utara dan lainnya ke selatan.

”SaatLombok,
Gempa gempa, Bali guncangannya
dan Sumbawasangat terjadikuat.
pada Kami terombang-ambing
hari Minggu, tanggal 29 sehingga tidak
sanggup
Juli 2018 pukul 05.47berdiri. Tak lama
WIB dengan kemudian
kekuatan M6,4. lantai
Gemparumahtersebut seperti
terletak terangkat
pada dan kemudian
koordinat pecah-pecah.
8,4 LS dan 116,5 Dinding
BT, atausamping
tepatnyarumah
berlokasiambrol,
di daratuntung
pada jaraktidak47sampai
km roboh semua.
arah timurTernyata
laut Kota setelah
Mataram, kejadian
Provinsi baru
Nusa tahu,
Tenggarayang rusak
Barat padajalurnya
kedalaman memanjang,
24 sedangkan
km. Gempa ini telah
rumah kamimengakibatkan
persis di pinggir korban jiwa yang
jalurnya,” kata tidak
Megasedikit. Terdapat
(33), warga Kelurahan Pengawu,
korban yang menderita
yang rumahnya luka-luka
sekitarringan sampaidari
lima meter dengan
jalurkorban
patahan meninggal.
ini. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.bagi Warga
Pembelajaran
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi
Setelah kejadian bencana yang kali
gempa menyangkut
ini, banyakpengkajian
warga secara cepat danmenyadari tentang
yang akhirnya
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga
kerentanan tempat tinggal dan bangunan mereka. Masyarakat di Desa Beka misalnya, penentuan
status keadaan daruratbahwa
menyadari bencana; penyelamatan
penamaan kampung dan evakuasi masyarakat
mereka terkait denganterkena
kejadian gempa bumi
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap
di masa lalu. Mereka kini tahu, bahwa jika gempa kerusakan kelompok rentan;
akan kembali terjadi di
dan pemulihan
sepanjang prasarana
jalur inidan
dansarana vital dengan
tidak keberatan segera. Oleh karena itu,
jika direlokasi.
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
"Asalkan masih tinggal di kampung ini, kalau pemerintah mau ganti rugi dan
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
menggeser rumah saya dari jalur gempa tentu akan senang," kata Basri.
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat.Selain
Korbanitu, banyakluka-luka
mengalami masyarakatmaupun yang
yang mengalami
meninggal umumnya perubahan akibatpersepsi terhadap
tertimpa keamanan
reruntuhan bangunan
bangunan tembok.rumah dan Sekalipun
gedung. hampir semua bangunan
Identifikasi kerusakan yang dilalui jalur
sesar ini rusak, namun kerusakan bangunan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang, dari tembok tergolong paling parah
korban dan dankerusakan
lebih lebih banyak menelan
infrastruktur korban. Rumah
dapat diminimalisasi dari kayu
dengan membanguncenderung rubuh secara
menyamping,
bangunan yang tahan gempa. sehingga orang di dalamnya masih berpeluang menyelamatkan diri.
Berbeda
Survei dengan ini
lapangan rumahtelahtembok yang rata-rata
melibatkan berbagaiambruktenagasecara ahli vertikal
dari dan mengubur
orang di dalamnya.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Hingga tahun
Perhubungan,Badan 1970-an,Klimatologi
Meteorologi rumah-rumah di Kota Palu
dan Geofisika, Badandan sekitarnya kebanyakan
Nasional
memang
Penanggulangan masih kayu. Seperti
Bencana,Lembaga dikisahkan oleh
Ilmu Pengetahuan YahyaBadan
Indonesia, YabidoInformasi
(57 tahun). Rumah warga
Geospasial,Kelurahan
Institut Teknologi
PengawuBandung,
yang dilaluidanjalur
unsursesar
asosiasi/
aktif praktisi/
ini temboknyaperusahaanhancur total dan salah
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku
satu anggota keluarganya meninggal dunia. Sedangkan rumah panggung tetangganya Laporan
Kajian Gempa
yangLombok
terbuat 2018.dari kayu masih berdiri, sekalipun sebagian tiangnya patah dan
Semoga segala upaya
tergelincir dari fondasi timbatu.
pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan”Gempa
terhadapkali dampak bencana.
ini baru Atas perhatian
menyadarkan kamidan kerja sama
ternyata rumah semua
kayupihak
yang dibangun orang-
diucapkan orang
terimatua kasih.
dulu lebih cocok dan aman,” kata Yahya. Setelah kejadian ini, banyak korban
yang merasa trauma membangun rumah tembok lagi. ”Ke depan saya ingin bangun
rumah dari papan. Hanya saja harga kayu saat ini tidak murah,” katanya.
6
i 291
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Mengawetkan Ingatan

Sekalipun sebagian saksi mata telah menyadari bahaya jalur patahan, namun tidak
ada jaminan pengetahuan ini kembali hilang dan tak terwariskan. Seiring dengan
waktu, sebagian wajah asli kawasan ini yang terbuka setelah gempa kembali ditutupi.

Survei lapangan pada 18-24 November 2018 menemukan, masyarakat mulai


membangun kembali pondok-pondok di tepi pantai yang hancur karena tsunami.
Demikian halnya, jalur-jalur patahan aktif yang semula merekah sebagian sudah
ditutupi kembali.

Padahal, sebagaimana diketahui, jalur patahan aktif ini akan kembali mengalami
kerusakan jika terjadi lagi gempa di masa depan. Menjadi sangat penting untuk
mempertahakan jalur patahan aktif ini dikosongkan dari hunian dan diberi penanda
sehingga bisa tetap diketahui oleh generasi mendatang.

Lampiran Gambar

292
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
rusak ringan hingga runtuh.
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangi bencana yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaan darurat bencana; penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan;
dan pemulihan prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup
kajian sumber gempa (baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
BAGIAN
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan VIII
oleh REKOMENDASI
gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
rabmaG naripmaL
lapangan dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang cepat, lengkap,
dan akurat. Korban mengalami luka-luka maupun yang meninggal umumnya akibat
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi kerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
bangunan yang tahan gempa.
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Kajian Gempa Lombok 2018.
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah
pemulihan terhadap dampak bencana. Atas perhatian dan kerja sama semua pihak
diucapkan terima kasih.

6
i 293
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Lampiran Gambar

294
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
24. REKOMENDASI


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Beberapa rekomendasi berdasarkan hasil observasi lapangan yaitu:
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
• Kota
arah timur laut Mengingat
Mataram, besarnya
Provinsideformasi
Nusa Tenggarapermukaan yangkedalaman
Barat pada terjadi pada 24 Gempa Palu 2018,
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat jalur sepanjang
yang akan berulang secara periodik, direkomendasikan agar
sesar aktif
korban yang menderita Palukoro
luka-luka ringandibebaskan
sampai dengan dari korban
pemukiman dan pembangunan
meninggal. Gempa bangunan/
gedung, pada jarak 100 meter kiri dan kanan
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami sesar (total 200 meter).
• Daerah
rusak ringan hingga runtuh. Teluk Palu merupakan wilayah rawan gempabumi dan tsunami, karena
terletak
Sesaat setelah gempa dekattersebut
denganterjadi,
sumber gempabumi
diperlukan yaitu sesar
aksi tanggap darurat Palu Koro dan juga
sumber
untuk menanggulangi pembangkit
bencana tsunami berupa
yang menyangkut pengkajiandeformasi
secara cepatdari sesar
dan Palu Koro yang
memicu
tepat terhadap lokasi, gerakan dan
kerusakan, tanah bawahdaya.
sumber laut. Diperlukan juga penentuan
status keadaan• darurat
Kejadian bencana; penyelamatan
gempabumi tanggaldan 28 evakuasi
September masyarakat terkena
2018 diakibatkan oleh aktivitas
bencana; pemenuhansesarkebutuhan dasar; pelindungan
Palu Koro dengan kedudukan adalahterhadap N kelompok
350oE, diprentan;
67o dan plunge -17o.
dan pemulihan prasarana
• Skala dan gempabumi
intensitas sarana vital maksimum
dengan segera. Oleh
terjadi karena itu,
di daerah Jono Oge, Kabupaten
diperlukan kajianSigi
dampak
yangbencana
mencapai gempa
skalamelalui
IX MMI.survei lapangan
Daerah yang mencakup
di sekitar pusat gempabumi, wilayah
kajian sumber gempa
pesisir(baik gempautara,
Donggala utamasebagian
maupun Kabupaten
gempa susulan). Sigi dan Selain itu, Palu berada pada
Kota
kajian dampak kerusakan yang ditimbulkan
skala intensitas VIII MMI. oleh gempa terhadap infrastruktur
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya
tanggal juga28 penting dilakukan.
2018Survei
• Kejadian
lapangan dilakukan untuk
gempabumi
mendapatkan data rabmaG naripmaL
dan
September
informasi
terjadinya tsunami dengan tinggi rendaman maksimum yang cepat,
telah mengakibatkan
lengkap,
5,30 m di Ulujadi, dan
dan akurat. Korban mengalami
landaan jarakluka-luka
ke darat maupun
di sekitar yang meninggal
Jembatan umumnya
Kuning sejauhakibat
500 m.
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung.
• Kejadian gempabumi tanggal 28 September 2018 Identifikasi kerusakan
telah mengakibatkan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
terjadinya sesar permukaan dengan pergerakan mengiri (sinistral offset)
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
berkisar 6 cm hingga 580 cm, tersebar mulai bagian barat Teluk Palu menerus
bangunan yang tahan gempa.
kearah tenggara berarah N 330o E hingga N 350o E ke daerah Kulawi, Kabupaten
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Sigi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya• Mineral,
Kerusakan bangunan
Kementerian Ristekpada kejadian gempabumi
dan Pendidikan Tinggi, Kementeriantanggal 28 September
2018 diakibatkan oleh beberapa faktor
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional yaitu : jarak yang dekat dengan
Penanggulangan sumber gempabumi,
Bencana,Lembaga Ilmu bangunan
Pengetahuan yang dirancang
Indonesia, Badantidak tahan gempabumi (non
Informasi
engineering building), terletak pada endapan
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan aluvial, terletak pada sesar
permukaan,
swasta. Kajian awal terhadap hasilretakan
surveitanah dan disampaikan
tersebut lokasi likuifaksi.
pada buku Laporan
• Untuk
Kajian Gempa Lombok 2018. meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya mitigasi
Semogagempabumi
segala upaya dan tsunami survei
tim pelaksana sertadan mengenang
tim penyusun kejadian
laporan gempabumi
ini tanggal
28 September 2018 yang dampaknya
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi langkah sangat besar, direkomendasikan agar
pemulihan terhadapPemerintah Provinsi Atas
dampak bencana. Sulawesi Tengah
perhatian danuntuk
kerja membangun
sama semua pihak museum gempabumi.
• Segera
diucapkan terima kasih. dilakukan normalisasi aliran pada alur yang tertutup material longsoran
untuk menghindari terjadinya akumulasi air yang dapat terbendung pada
bagian atas material longsoran dan memicu jebolnya tumpukan material
longsoran
6 secara tiba-tiba.
i 295
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

• Seluruh aktivitas agar dilakukan dengan selalu memperhatikan keselamatan


jiwa dan kondisi cuaca. Jika turun hujan seluruh aktivitas agar dihentikan.
• Dilakukan patroli mandiri selama 24 jam yang melibatkan warga dan aparat
pemerintah setempat untuk mengamati perkembangan material longsoran dan
retakan yang terbentuk.
• Dilakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang (BMKG) dalam
memprediksi cuaca ke depan di sekitar lokasi penumpukan material longsoran.
• Agar dibuatkan lokasi pengungsian dan titik kumpul yang menjauh dari potensi
aliran bahan rombakan khususnya ke arah selatan (Menuju Desa Pulu).

Lampiran Gambar

296
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG


KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA


Gempa Lombok, Bali dan Sumbawa terjadi pada hari Minggu, tanggal 29
Badan Infornasi Geospasial. 2018. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1: 50.000: BIG.
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak pada
koordinat 8,4 Badan
LS dan Meteorologi
116,5 BT, atauKlimatologi dan Geofisika
tepatnya berlokasi di darat 2018. Laporan
pada jarak 47 km Gempa Bumi Palu -
Donggala,
arah timur laut Kota Mataram, Personal
ProvinsiComunication:
Nusa TenggaraBMKG. Barat pada kedalaman 24
Badan Nasional penanggulangan
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang Bencana. 2011. Peraturan
tidak sedikit. Terdapat Kepala Badan
Nasional
korban yang menderita Penganggulangan
luka-luka ringan sampai denganBencana Nomor
korban 15 TahunGempa
meninggal. 2011 tentang Pedoman
Pengakajian Kebutuhan Pasca Bencana: BNPB.
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
Badanruntuh.
rusak ringan hingga Standardisasi nasional. 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Sesaat setelah Struktur
untuk Bangunan
gempa tersebut Gedung
terjadi, dan Non
diperlukan aksiGedung:
tanggapBSN.
darurat
Badan Standardisasi
untuk menanggulangi bencana yang Nasional.
menyangkut Persyaratan
2013,pengkajian Betoncepat
secara Struktural
dan untuk Bangunan
Gedung
tepat terhadap lokasi, dan Nondan
kerusakan, Gedung:
sumberBSN. daya. Diperlukan juga penentuan
status keadaanBellier,
daruratO.,bencana;
Sbrier, penyelamatan
M., Beaudouin, dan T.,
evakuasi masyarakat
Villeneuve, terkena R., Bourles, D.,
M., Braucher,
bencana; pemenuhan kebutuhan
Siame, dasar; pelindungan
L., Putranto, E., dan Pratomo,terhadap I., kelompok
2001, High rentan;
Slip Rate for a Low
dan pemulihan Seismicity
prasarana dan sarana vital dengan segera. Oleh karena itu,
along the Palu Koro Active Fault in Central Sulawesi (Indonesia),
diperlukan kajian dampak
Blackwellbencana
Science gempa melalui
Ltd., Terra survei
Nova, lapangan
13, 463 – 470. yang mencakup
kajian sumberBMKG
gempa (baik gempa utama maupun gempa
(2018), Laporan Gempa Bumi Palu - Donggala, Personal susulan). Selain itu,
Comunication.
kajian dampakChristen,
kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap infrastruktur
M., Kowalski, J., & Bartelt, P. 2010c. RAMMS: Numerical simulation of
berserta sarana dan prasarana, dan lingkungannya juga penting dilakukan. Survei
dense snow avalanches
lapangan dilakukanTechnology,
untuk mendapatkan
63 (1-2), 1-14data rabmaG naripmaL
in three-dimensional
dan informasi yang
terrain. Cold
cepat, lengkap,
Regions Science and

dan akurat. Korban mengalamiPekerjaan


Departemen luka-luka maupun
Umum.yang meninggal
2003. Pedoman umumnya akibat
Teknis Pemeriksaan Awal
tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan gedung. Identifikasi
Kerusakan Bangunan Beton Bertulang Akibat Gempa, No.Pd T-11-2004: DPUkerusakan
bangunan menjadi penting agar bila terjadi gempa pada masa yang akan datang,
Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
Gedung Tahan Gempa: DPU
bangunan yang tahan gempa.
Fritz, H.M., Kongko, W., Moore, A., McAdoo, B., Goff, J., Harbitz, C., Uslu, B.,
Survei lapangan ini telah melibatkan berbagai tenaga ahli dari
Kalligeris, N., Suteja, D., Kalsum, K., Titov, V., Gusman, A., Latief, H., Santoso,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
E., Sujoko,
Sumber Daya Mineral, S., Djulkarnaen,
Kementerian Ristek danD.,Pendidikan
Sunendar,Tinggi,
H., and Synolakis, C., 2007. Etreme
Kementerian
Run-up from the 17 July 2006 Java Tsunami.
Perhubungan,Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional Geophysical Research Letters, 34
(L12602).
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
swasta. KajianGunther, T and
awal terhadap hasilRucker, C. 2012.
survei tersebut Electricalpada
disampaikan Resistivity Tomography (ERT) in
buku Laporan
geophysical
Kajian Gempa Lombok 2018. application – state of the art and future challenges. Schlumberger
Symposium
Semoga segala upaya –tim
100 years of survei
pelaksana electrical
dan imaging, Paris.laporan ini
tim penyusun
Hall, R. dan Wilson, M.E.J. 2000. Neogene
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam menghadapi sutures in eastern Indonesia, Journal of
langkah
pemulihan terhadapAsian Earthbencana.
dampak Sciences, Vol.perhatian
Atas 18, hal. 781-808.
dan kerja sama semua pihak
Hamilton,
diucapkan terima kasih. W., 1979, Tectonic of Indonesia Region, Geological Survey Professional
Paper, United States Government Printing Office, Washington.
Intergovernmental Oceanographic Commission. Third Edition. Tsunami Glossary,
2016.6 Paris, UNESCO. IOC Technical Series, 85. (English, French, Spanish,
Arabic, Chinese) (IOC/2008/TS/85 rev.3). i 297
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Irsyam, M., Widiyantoro, S., Natawidjaja, D.H., Meilano, I., Rudyanto, A., Hidayati,
S., Triyoso, W., Hanifa, N.R., Djarwadi, D., Faizal, L., dan Sunarjito (2017), Peta
Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, Pusat Litbang Perumahan
dan Pemukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, ISBN: 978-602-5489-01-3.
Jefferies, M., and Been, K., 2015. Soil Liquefaction: A Critical State Approach, CRC
Press, Boca Raton, Florida, 690 pp.
Kennett B.L.N., Engdahl, E.R, and Bulland, R. 1995. Constraints on Seismic
Velocities in the Earth from Traveltimes, Geophysical Journal International,
122, 108-124.
Kongko, W., Mitteilung des Franzius-Instituts für Wasserbau und
Küsteningenieurwesen, Heft 99, 2011, South Java Tsunami Model Using Highly
Resolved Data, and Probable Tsunamigenic Sources, PhD Dissertation.
Kowalski, J. 2008. Two-Phase Modeling of Debris Flows. PhD Thesis, Swiss Federal
Institute of Technology, Zurich

Kramer, S.L. 1996. Geotechnical Earthquake Engineering. Upper Saddle River, N.J:
Prentice Hall.
Lunne, T, Robertson, P.K and J.J.M. Powel. 1997. Cone penetration testing in
geotechnical practice. Chapman & Hall, London, UK.
Lampiran Gambar
Oldenborger, G.A, Routh, P.S. and Knoll M.D. 2005. Sensitivity of electrical
resistivity tomography data to electrode position errors. Geophysical Journal
International Vol. 162, issue 1(1):1-9, doi: 10.1111/j.1365-246X.2005.02714.x.
Orense, R.P. 2003. Geotechnical Hazards Nature, Assessment and Mitigation. The
University of The Philippines Press.
Prasetya, G.S., De Lange, W.P., and Healy, T.R. 2001, The Makassar Strait
Tsunamigenic Region, Indonesia, Natural Hazards, 24, 295-307.
Port and Harbour Research Institute, 1997. Handbook of Liquefaction Remediation
in Reclaimed Lands.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2009, Peta Zona Kerentanan
Gerakan Tanah Sulawesi Tengah, Badan Geologi, Bandung.
Puslitbang Perumahan dan Permukiman (2018), Laporan Hasil Verifikasi Teknis
Kerusakan Bangunan Gedung Akibat Gempa Palu-Donggala 28 Oktober 2018:
Puskim.
Quan Luna, B., (2007). Assesment and modelling of two lahars caused by
“Hurricane Stan” at Atitlan, Guatemala, October 2005. M. Sc. Thesis,
University of Oslo, Oslo
Risna Widyaningrum (2012), Penyelidkan Geologi Teknik Potensi Likuifaksi daerah
Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi
Lingkungan, Badan Geologi.
6

298
Pusat
)NeStudi
GSuPGempa
( lanoisaNasional
N apmeG(PuSGeN)
idutS tasuP
RPLitbang
Pusat UP gn abPerumahan
tilaB ,n amikdan
umeP nad n ah amuBalitbang
Pemukiman, reP gnabtiPUPR
L tasuP

)aisenodnI imanusT ilhA natakI ,IsTAI( aytesarP rageG

Robertson, P.K. KATA1990.PENGANTAR


Soil classification using the cone penetration test, Canadian
 Geotechnical Journal 27(1):151-158, doi: 10.1139/t90-014.
 Robiana, R., Athanasius, C., Solikhin, A., Griffin, J., Horspol, N., 2012, Peta kawasan
Gempa Lombok,
rawan Bali dan Sumbawa
bencana gempabumi terjadi pada hari
daerah Minggu,
Sulawesi tanggalPusat
Tengah, 29 Vulkanologi dan
Juli 2018 pukul 05.47 WIB dengan kekuatan M6,4. Gempa tersebut terletak
Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber pada
koordinat 8,4 LS dan
Daya116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km
Mineral.
arah timur laut Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24
Salm, B., 1993: Flow, flow transition and runout distances of flowing avalanches.
km. Gempa ini telah mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit. Terdapat
In: Annals of Glaciology 18, 221-226
korban yang menderita luka-luka ringan sampai dengan korban meninggal. Gempa
Seed, R. B., dan Harder, L. F. 1990. SPT-based analysis of cyclic pore pressure
ini pun mengakibatkan kerusakan infrastruktur berupa bangunan yang mengalami
generation and undrained residual strength. Proceeding of H. B. Seed
rusak ringan hingga runtuh.
Memorial Symposium, Bi-Tech Publishing Ltd., Richmond, British Columbia,
Sesaat setelah gempa tersebut terjadi, diperlukan aksi tanggap darurat
untuk menanggulangiVol. 2, 351-376yang menyangkut pengkajian secara cepat dan
bencana
Shibata, T. dan Teparaksa,
tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya. Evaluation
W. 1988. of liquefaction
Diperlukan juga penentuan potential of soils
using bencana;
status keadaan darurat cone penetrationtests,
penyelamatan Soil. Found., Vol.
dan evakuasi 28, No. terkena
masyarakat 2, pp. 49–60.2.
Shinji Sassa and Tomohiro Takagawa, 2018.
bencana; pemenuhan kebutuhan dasar; pelindungan terhadap kelompok rentan; Liquefied gravity flow-induced
dan pemulihan tsunami:
prasarana first
dan evidence
sarana vital anddengan
comparison
segera.from
Oleh the 2018itu,Indonesia Sulawesi
karena
earthquake and tsunami disasters, Landslides,
diperlukan kajian dampak bencana gempa melalui survei lapangan yang mencakup DOI 10.1007/s10346-018-
kajian sumber gempa1114-x.
(baik gempa utama maupun gempa susulan). Selain itu,
kajian dampakSimandjuntak,
kerusakan yang T.O., Surono, dan
ditimbulkan oleh Supandjono,
gempa terhadap 1997, Peta Geologi Lembar
J.B.,infrastruktur
berserta sarana danPoso, Skala 1:dan
prasarana, 250.000, Pusat Penelitian
lingkungannya dan dilakukan.
juga penting Pengembangan SurveiGeologi, Bandung.
lapangan dilakukan untukA.,mendapatkan
Socquet, Simons, W., rabmaG naripmaL
dataVigny
dan informasi yang cepat,
C., McCaffrey, R., lengkap,
Subarya, C., Sarsito, D.,
dan akurat. KorbanAmbrosius,
mengalami luka-luka
B., and maupun
Spakman, yangW. meninggal
(2006), umumnya
Microblock akibat
rotations and fault
tertimpa reruntuhan bangunan
coupling in SE rumah dan gedung.
Asia triple junction Identifikasi
(Sulawesi, kerusakan
Indonesia) from GPS and
bangunan menjadiearthquake
penting agarslip bilavector
terjadi data,
gempaJournal
pada masa yang akan datang,
of Geophysical Research, 111, B08409,
korban dan kerusakan infrastruktur dapat diminimalisasi dengan membangun
doi:10.1029/2005JB003963.
bangunan yangSoehaimi
tahan gempa.
A., Firdaus M., dan Effendi I., 2000, Peta Zonasi Kerentanan Bencana
Survei lapangan
Gempabumi ini Daerah
telah melibatkan berbagai Pusat
Palu dan Sekitarnya, tenagaPenelitian
ahli dari dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum
Geologi, Bandung.dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Soekamto,
Mineral, Kementerian
RAB., Sumadirdja,Ristek dan Pendidikan T.,
H., Suptandar, Tinggi, KementerianS., dan Sudana, D.,
Hardjoprawiro,
Perhubungan,Badan 1973, Peta Geologi Lembar Palu, Skala 1: 250.000, Nasional
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Badan Sulawesi, Pusat Penelitian
Penanggulangan Bencana,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Informasi
dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Geospasial, Institut Teknologi Bandung, dan unsur asosiasi/ praktisi/ perusahaan
Song, Y.T., A. Mohtat, and S.C., 2016, New Insight on Tsunami Genesis and Energy
swasta. Kajian awal terhadap hasil survei tersebut disampaikan pada buku Laporan
Source, J. Geophys. Res. Oceans, 122, doi:10.1002/2016JC012556.
Kajian Gempa Lombok 2018.
Sukido, Sukarna, D., dan Sutisna, K., 1993, Peta Geologi Lembar Pasangkayu,
Semoga segala upaya tim pelaksana survei dan tim penyusun laporan ini
dapat memberikanSkala1 : 250.000,
manfaat Pusat Penelitian dalam
yang sebesar-besarnya dan Pengembangan
menghadapi langkahGeologi, Bandung.
Supartoyo,
pemulihan terhadap dampak Surono,
bencana.dan AtasPutranto, E.T.,kerja
perhatian dan samaKatalog
2014, Gempabumi Merusak
semua pihak
Indonesia
diucapkan terima kasih. Tahun 1612 – 2014 (Edisi Kelima), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi, Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral: 131 hal.
Udrekh et. al., 2018, Laporan Survey OBT Sulawesi Tengah 2018.
6
i 299
Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN)
Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Balitbang PUPR

Gegar Prasetya (IATsI, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia)

Ungureane, C, Priceputu, A, Bugea, A. L and Chirica A. 2017. Use of electric


resistivity tomography (ERT) for detecting underground voids on highly
anthropized urban construction sites. Procedia Engineering Vol. 209, 202-209,
doi: 10.1016/j.proeng.2017.11.148.
Waldhauser, F., and Ellsworth, W.L. (2000), A double-difference earthquake
location algorithm: Method and application to the Northern Hayward fault,
California, Bulletin of the Seismological Society of America, 90, 1353–1368.
Waldhauser, F. (2001), HypoDD-A Program to Compute Double-Difference
Hypocenter Locations, United States Geological Survey, Open-File Report 2001-
113, https://doi.org/10.3133/ofr01113
Widyaningrum, R; Penyelidikan Geologi Teknik Potensi Likuifaksi daerah Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah, Pusat Air Tanah dan Geologi Lingkungan, Badan
Geologi, Bandung.
Youd, T. L., 1984. Geologic Effects — Liquefaction and Associated Ground Failure, in
Kitzmiller, Carla, compiler, Proceedings of the geologic and hydrologic hazards
training program: U.S. Geological Survey Open-File Report 84-760, p. 210-232.
Youd, T. L., 1992. Liquefaction, Ground Failure, and Consequent Damage During
the 22 April 1991 Costa Rica Earthquake, in Proceedings of the NSF/UCR U.S.-
Costa Rica Workshop on the Costa Rica Earthquakes of 1990-1991: Effects on
Soils and Structures. Oakland, California: Earthquake Engineering Research
Institute. Lampiran Gambar
Zeffitni, 2013. Potensi Airtanah di Cekungan Airtanah (CAT) Palu Berdasarkan
Satuan Hidromorfologi dan Hidrogeologi, Jurnal Geografi, Volume 11 Nomor
22, Desember 2013: 97 – 106.

300

Anda mungkin juga menyukai