Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan material logam pada berbagai komponen produk semakin

berkurang. Hal ini diakibatkan oleh beratnya komponen yang terbuat dari logam,

proses pembentukannya yang relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya

produksinya mahal. Seiring berkembangnya zaman peran material yang terbuat

dari logam sudah mulai di gantikan oleh material non logam yaitu salah satunya

adalah komposit.

Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau

lebih material yang mempunyai sifat mekanik lebih kuat dari material

pembentuknya. Komposit terdiri dari dua bagian yaitu matrik sebagai pengikat

atau pelindung komposit dan filler sebagai pengisi komposit. Serat alam

merupakan alternatif filler komposit untuk berbagai komposit polimer karena

keunggulannya dibanding serat sintetis. Serat alam mudah di dapatkan dengan

harga yang murah, mudah diproses, densitasnya rendah, ramah lingkungan, dan

dapat diuraikan secara biologi (Kusumastuti, 2009).

Alasan untuk memilih serat alam sebagai penguat komposit menurut

beberapa peneliti antara lain ; komposit mempunyai beberapa keuntungan dan

keunggulan diantaranya adalah dapat memberikan sifat-sifat mekanik terbaik yang

dimiliki oleh komponen penyusunnya, bobotnya yang ringan, tahan terhadap

korosi, ekonomis dan tidak sensitif terhadap bahan-bahan kimia. (Rangkuti Z,

2011).

1
2

Untuk dapat membandingkan kekuatan komposit yang lebih baik, maka dapat

dilihat beberapa penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Ferry Yunanto, 2014 dimana dalam penelitian tersebut mendeskripsikan kekuatan

tarik komposit serat batang pisang. Hasil penelitian diperoleh kekuatan tarik rata

rata tertinggi komposit sebesar 26.800 N/mm2 , kekuatan komposit pada

temperatur uji 350 C sebesar 37.098 N/mm2 kekuatan komposit pada temperatur

uji 450 C sebesar 24.294 N/mm2 dan pada temperatur 550 C sebesar 17.748

N/mm2

Tumpal Ojahan (2015), juga telah melakukan penelitian semakin tinggi volume

fraksi maka tegangan tarik dan kekuatan tarik material komposit semakin

meningkat dan semakin besar volume fraksi serat batang pisang sebagai penguat

(fiber) dan recycled polypropylene (RPP) sebagai pengikat (matriks) maka

semakin tinggi tegangan, regangan, kekuatan dan ketangguhan. Hal ini

dikarenakan kekuatan ikatan matriks dengan serat meningkat, kekuatan tarik

tertinggi terdapat pada volume fraksi Fl 35% : Mt 65% σt = 8,508 Mpa.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kekuatan impak karena penelitian

terdahulu lebih fokus kepada uji tarik untuk mencari harga ketahanan yang tinggi

terhadap benturan. Penelitian ini memilih komposit dengan penguat serat pelepah

pisang karena selain faktor ekonomis, jumlah berlimpah dan juga mendorong

penggunaan komposit sebagai bahan pengganti material logam konvensional pada

berbagai produk

Di Indonesia terdapat banyak sekali serat alam yang dapat digunakan sebagai

penguat komposit. Salah satu serat alam yang banyak digunakan adalah serat
3

batang pisang. Pada penelitian ini serat yang digunakan adalah jenis serat pelepah

pisang kepok (Musa paradisiaca) karena mempunyai sifat mekanik yang baik.

Sifat mekanik dari serat pelepah pisang mempunyai densitas 1,35 gr/cm3 ,

kandungan selulosanya 63-64%, hemiselulosa (20%), kandungan lignin 5%,

kekuatan tarik rata-rata 600 Mpa, modulus tarik rata-rata 17,85 Gpa dan

pertambahan panjang 3,36 % (Lokantara, 2007). Diameter serat pelepah pisang

adalah 5,8 μm, sedangkan panjang seratnya sekitar 30,92-40,92 cm.

Dari latar belakang di atas maka perlu untuk melakukan penelitian

pengaruh variasi presentase volume serat terhadap ketangguhan impak. Hal ini

diteliti untuk mengetahui presentase volume serat yang optimal yang mampu

menghasilkan ketangguhan impak maksimum.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh variasi presentase volume massa serat pelepah pisang pada

komposit terhadap ketangguhan impak.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh variasi presentase volume massa serat pelepah pisang pada

komposit terhadap ketangguhan impak.


4

1.4 Batasan Masalah

1. Serat pisang yang digunakan adalah jenis pisang kepok (Musa

Paradisiaca).

2. Variasi presentase volume pengujian komposit serat batang pisang 5%,

6%, 7%, dan 8% .

3. Matriks yang digunakan pada penelitian ini matriks/resin polyester

Yukalac 157 BTQN-EX

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman

tentang penelitian material komposit.

2. Dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk penelitian serat alam.

3. Meningkatkan pengetahuan dalam merancang bangun dan manufaktur

dalam bidang industri berbasis material komposit serat alam.

Anda mungkin juga menyukai