PENDAHULUAN
1
2. Mengetahui nilai-nilai dasar sistem politik dalam Al-Qur’an.
3. Mengetahui prinsip-prinsip sistem politik Islam.
4. Mengetahui tujuan sistem politik Islam.
BAB II
ISI
Kata sistem berasal dari bahasa asing (Inggris), yaitu sistem, artinya perangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk suatu totalitas atau susunan
yang teratur dengan pandangan, teori, dan asas. Sedangkan kata politik pada mulanya
berasal dari Bahasa Yunani atau Latin, Politicos atau politikus, yang bearti kota. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata politik diartikan sebagai “segala urusan dan
tindakan (kebijakan, siasat dan sebagainya) mengenai pemerintahan”. Sedangkan kata
Islam, adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada
kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Dengan
demikian, system politik Islam adalah sebuah aturan tentang pemerintahan yang
berdasarkan nilai-nilai Islam.
Al-Qur’an sebagai sumber ajaran utama dan pertama agama Islam mengandung
ajaran nilai-nilai dasar yang harus diaplikasikan dalam pengembangan system politik
Islam. Nilai-nilai dasar tersebut adalah:
Artimya : “Sesungguhnya umat kamu ini umat yang satu, dan Aku adalah Tuhan
kamu, maka bertakwalah kamu kepada-Ku.”
2
2. Kemestian bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah ijtihadiyah.
Dalam Q.S 42 (al-Syura) : 38 dan Q.S. 3 (Ali Imran) : 159 dijelaskan :
a) Urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara mereka.
b) Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
3. Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil. Dalam Q.S. 4
(an-Nisa’) : 58 Allah berfirman :
اس ا َ ْن تَحْ ُك ُم ْوا ِب ْال َع ْد ِل ِ َا َِّن هللاَ َيأ ْ ُم ُر ُك ْم ا َ ْن ت ُ َؤد ُّْوا االَ َمان
ِ َّت اِلَى ا َ ْه ِل َها َواِذَا َح َك ْمت ُ ْم َبيْنَ الن
4. Kemestian menaati Allah dan Rasulullah dan uli al-Amr (pemegang kekuasaan)
sebagaimana difirmankan dalam Q.S. 4 (an-Nisa’) : 59 :
س ْو َل َوا ُ ْو ِلى ْاالَ ْم ِر ّم ْن ُك ْم َّ يَاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َ َمنُ ْوا ا َ ِط ْيعُ ْوا هللاَ َو ا َ ِط ْيعُ ْوا
ُ الر
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya,
dan orang-orang yang memegang kekuasaan di antara kamu”.
Artinya : “Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka
damaikanlah keduanya”.
3
س ِب ْي ِل هللاِ الَّ ِذيْنَ يُقَاتِلُ ْو نَ ُك ْم والَ ت َ ْعتَد ُّْوا
َ َوقَاتِلُ ْوا فِى
عد َُّو ُك ْم َوآخ َِريْنَ ِم ْن د ُْو ِن ِه ْم َ اط ْال َخ ْي ِل ت ُ ْر ِهب ُْونَ بِ ِه
َ عد َُّو هللاِ َو ِ َط ْعت ُ ْم ِم ْن قُ َّو ِة ِم ْن ِ ّرب َ َ َوا َ ِعد ُّْوا لَ ُه ْم َماا ْست
َوالَ ت َ ْعلَ ُم ْونَ ُه ْم هللاُ يَ ْعلَ ُم ُه ْم
Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi, dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang, (yang
dengan persiapan itu) kamu dapat menggetarkan musuh Allah, musuhmu
dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak ketahui sedangkan
Allah mengetahuinya”.
Artinya : “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah, apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu sesudah
meneguhkannya”.
4
10. Keharusan mengutamakan perdamaian bangsa-bangsa, sebagaimana firman Allah
dalam Q.S. 49 (al-Hujurat) : 13 :
ارفُ ْوا ِإ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْندَ هللاِ اَتْقَا َك ْم ُ اس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم مٍ ْن ذَ َك ٍر َوأ ُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم
َ شعُ ْوبًا َوقَ َبا ِئ َل ِلت َ َع ُ ََّياأَيُّ َها الن
َ َِإ َّن هللا
ع ِل ْي ٌم َخ ِبي ٌْر
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang
paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal”.
11. Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat. Dalam Q.S. 59 (al-
Hasyr) : 7 Allah berfirman :
ِ َِك ْي الَيَ ُك ْونَ د ُْولَةَ بَيْنَ اْالَ ْغن
يآء ِم ْن ُك ْم
Artinya : “Supaya harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya di
antara kamu”.
1.Musyawarah
Asas musayawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan pemilihan ketua
negara dan orang-orang yang akan menjawab tugas-tugas utama dalam pentatbiran
5
ummat. Asas musyawarah yang kedua adalah berkenaan dengan penentuan jalan dan
cara pelaksanaan undang-undang yang telah dimaktubkan dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Asas musyawarah yang seterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan bagi
menentukan perkara-perkara baru yang timbul dikalangan ummat melalui proses ijtihad.
2. Keadilan
Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial
dan sistem ekonomi Islam. Dalam pelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang
terkandung dalam sistem politik Islam meliputi dan merangkumi segala jenis
perhubungan yang berlaku dalam kehidupan manusia, termasuk keadilan di antara
rakyat dan pemerintah, di antara dua pihak yang bersengketa di hadapan pihak
pengadilan, diantara pasangan suami isteri dan di antara ibu bapa dan anak-anaknya.
3. Kebebasan
Kebebasan yang diipelihara oleh sistem politik Islam ialah kebebasan yang
berteruskan kepada makruf dan kebajikan. Menegakkan prinsip kebebasan yang sebenar
adalah tujuan terpenting bagi sistem politik dan pemerintahan Islam serta menjadi asas-
asas utama bagi undang-undang perlembagaan negara Islam.
4. Persamaan
Persamaan di sini terdiri daripada persamaan dalam mendapatkan dan menuntut hak,
persamaan dalam memikul tanggung jawab menurut peringkat-peringkat yang
ditetapkan oleh undang-undang perlembagaan dan persamaan berada di bawah
kuatkuasa undang-undang.
6
kemungkaran. Dalam pengertian yang luas, ini juga bererti bahawa rakyat berhak untuk
mengawasi dan menghisab tindak tanduk dan keputusan-keputusan pihak pemerintah.
7
2.4 Kontribusi Umat Islam Dalam Politik Nasional
8
Kelompok kedua adalah kaum subtansialis yang mendukung pemerintahan dan
menginginkan agar Islam tidak terjun ke dunia politik.
4. Era Reformasi
Bulan Mei 1997 merupakan awal dari era reformasi. Saat itu rakyat Indonesia
bersatu untuk menumbangkan rezim tirani Soeharto. Perjuangan reformasi tidak
lepas dari peran para pemimpin Islam pada saat itu. Beberapa pemimpin Islam yang
turut mendukung reformasi adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua
Nahdatul Ulama.
Muncul juga nama Nurcholis Majid (Cak Nur), cendikiawan yang lahir dari
kalangan santri. Juga muncul Amin Rais dari kalangan Muhamadiyah. Bertahun-
tahun reformasi bergulir, kiprah umat Islam dalam panggung politik pun semakin
diperhitungkan.
Umat Islam mulai kembali memunculkan dirinya tanpa malu dan takut lagi
menggunakan label Islam. Perpolitikan Islam selama reformasi juga berhasil
menjadikan Pancasila bukan lagi sebagai satu-satunya asas. Partai-partai politik juga
boleh menggunakan asas Islam.
Kemudian bermunculanlah berbagai partai politik dengan asas dan label Islam.
Partai-partai politik yang berasaskan Islam, antara lain PKB, PKU, PNU, PBR,
PKS, PKNU, dan lain-lain.
Dalam kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan sekarang, sudah waktunya umat
Islam untuk terjun dalam perjuangan politik yang lebih serius. Umat islam tidak
boleh lagi bermain di wilayah pinggiran sejarah. Umat Islam harus menyiapkan diri
untuk memunculkan pemimpin-pemimpin yang handal, cerdas, berahklak mulia,
profesional, dan punya integritas diri yang tangguh.
Umat Islam di Indonesia diharapkan tidak lagi termarginalisasi dalam panggung
politik. Politik Islam harus mampu merepresentasikan idealismenya sebagai
rahmatan lil alamin dan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa ini.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh, sudah sepatutnya memiliki
peran utama dalam kehidupan politik sebuah negara. Untuk menuju ke arah integrasi
kehidupan masyarakat, negara dan Islam diperlukan ijtihad yang akan memberikan
pedoman bagi anggota parlemen atau politisi dalam menjelaskan hujahnya dalam
berpolitik. Dan interaksi umat Islam yang hidup dalam alam modern ini dengan politik
10
akan memberikan pengalaman dan tantangan baru menuju masyarakat yang adil dan
makmur. Berpolitik yang bersih dan sehat akan menambah kepercayaan masyarakat
khususnya di Indonesia bahwa memang Islam mengatur seluruh aspek mulai ekonomi,
sosial, militer, budaya sampai dengan politik.
DAFTAR PUSTAKA
Mansoer, Hamdan, Drs, H, dkk. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam Di
Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam
Departemen Agama RI.
11