Anda di halaman 1dari 4

KISAH DAN SEJARAH NABI ILYAS AS

Kisah Nabi Ilyas As. memang menjadi salah satu kisah nabi yang masih menjadi perdebatan. Bukan
karena ajarannya tentang agama Allah, namun lebih pada keberadaannya saat ini.

Nabi Ilyas tidak jauh berbeda dengan Nabi Khidir yang konon sampai sekarang sebenarnya belum
dicabut nyawanya. Mekera masih disembunyikan Allah hingga kelak hari kiamat dan mengalami
kematian.

Sebagai salah satu utusan di bumi, Allah telah menganugerahkan beberapa mukjizat kepada Nabi
Ilyas. Hal ini digunakan untuk menunjukkan kebenaran atas semua yang disampaikannya kepada Bani
Israil. Berikut ini beberapa mukjizat yang dimiliki Nabi Ilyas As. beserta kisah di sebaliknya.

1. Mampu Mendatangkan Kemarau Panjang dan Hujan

Saat terlahir, Nabi Ilyas sudah berada di tengah kaum Bani Israil yang menyembah berhala bernama
Baal. Sebagai penguasa tertinggi negeri itu, Raja Ahab yang kejam membangun patung Baal besar di
tengah kota untuk dijadikan sebagai pusat penyembahan rakyatnya.

Melihat hal ini, Nabi Ilyas yang sudah mendapatkan wahyu untuk meluruskan jalan kaumnya, segera
mendatangi Raja Ahab dan mengatakan bahwa jika Raja Ahab tidak segera bertaubat dengan
menghancurkan semua berhala yang ada, maka Allah akan mendatangkan malapetaka berupa musim
kemarau selama tiga tahun. Mendengar hal itu, Raja Ahab memerintahkan prajuritnya untuk menangkap
Nabi Ilyas.

Ternyata benar, tak berapa lama, kemarau panjang pun datang. Kekeringan dan kelaparan melanda di
mana-mana. Banyak orang yang mati, begitu juga dengan hewan-hewan ternak. Bahkan, tanaman yang
awalnya subur kini kering tak memberikan hasil panen. Mereka kemudian mencari Nabi Ilyas untuk
meminta maaf, mohon ampun, dan bertaubat kepada Allah.

Mereka meminta Nabi Ilyas untuk memintakan hujan kepada Allah. Dan, benar saja, atas seijin Allah,
tak berapa lama setelah Nabi Ilyas berdoa, hujan pun datang di negeri tersebut. Kehidupan kembali ada di
negeri ini. Sayangnya, mereka kembali terlena dan menyembah berhala hingga Allah mengirimkan azab
yang kedua kalinya.

2. Tetap Bisa Makan dan Minum di Tengah Kemarau Panjang


Saat kemarau panjang datang, Allah sudah memerintahkan Nabi Ilyas untuk bersembunyi di Sungai
Kerkit. Di sungai ini, Nabi Ilyas dapat memperoleh minum. Sedangkan, untuk makanan, Allah sudah
mengirimkan seekor burung untuk membawakannya makanan setiap pagi dan sore. Sehingga, meskipun
negeri dilanda kekeringan dan kelaparan, Nabi Ilyas tetap terjamin kebutuhan makan dan minumnya.
3. Dapat Menyembuhkan Penyakit Nabi Ilyasa yang Sangat Parah
Saat Sungai Kerkit juga mengalami kekeringan, Nabi Ilyas yang bersembunyi di dekatnya pun
menjadi panik. Belum lagi prajurit yang masih melakukan pengejaran kepadanya. Oleh karena itu, ia pun
berlari dan bertemu dengan keluarga yang baik. Salah satu anggota keluarga tersebut, Ilyasa, mengalami
sakit yang sangat parah. Karena sudah menolong, Nabi Ilyas berusaha memohonkan kesembuhan atas
Ilyasa kepada Allah. Dan, benar saja, Ilyasa yang di kemudian hari menjadi sahabat sekaligus penerus
kenabian Nabi Ilyas, menjadi sembuh seketika

4. Selamat dari Kejaran istri Raja Ahab yang Sangat Kejam


Raja Ahab mempunyai istri yang tidak kalah kejamnya dengan sang suami. Saat mengetahui patung
Baal dihancurkan oleh Nabi Ilyas, ia bersumpah untuk mengejar Nabi Ilyas dan membunuhnya.
Mendengar hal tersebut, Nabi Ilyas bersembunyi di sebuah gua di atas bukit sesuai perintah Allah. Dan,
saat pasukan istri Raja Ahab melakukan pengejaran, terjadilah gempa sangat besar hingga mereka porak
poranda. Sementara, Nabi Ilyas selamat di dalam gua.

5 . Membangkitkan Orang yang Sudah Mati


Di tengah kemaru panjang, Nabi Ilyas melihat seorang nenek yang sedang membawa sedikit air dan
gandu untuk makan anaknya. Ia kemudian meminta nenek tersebut untuk membawa air dan gandum
tersebut untuknya. Ia berjanji gandum yang ada dalam mangkuk tersebut akan terus ada meskipun sudah
dimakan atas kuasa Allah. Janji tersebut memang menjadi kenyataan, namun sang anak tiba-tiba
meninggal. Nabi Ilyas kemudian memohon kepada Allah untuk menghidupkan kembali anak tersebut.

Kisah Nabi Ilyas Diangkat ke Langit


Suatu saat, ketika Nabi Ilyas dan Ilyasa berjalan ke arah timur Sungai Yordan, tiba-tida datanglah
angin topan yang sangat besar. Setelah reda, tiba-tiba datanglah Malaikat Izrail ke hadapan Nabi Ilyas
dan mengatakan bahwa ini saatnya beliau meninggal. Mendengar berita tersebut, Nabi Ilyas menangis.
Ketika ditanya apakah ia menangis karena takut menghadapi kematian, Nabi Ilyas menjawab bahwa ia
menangis bukan karena takut mati. Ia menangis karena sedih tidak akan bisa lagi berdzikir kepada Allah
hingga kiamat kelak jika kematian sudah menjemputnya.

Mendengar jawaban tersebut, kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menunda pencabutan
nyawa Nabi Ilyas. Allah kemudian menempatkan beliau di sebuah taman yang indah agar bisa terus
berbisik mengalunkan dzikir kepada Allah. Allah memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas untuk terus
berdzikir sepuasnya hingga akhir jaman kelak. Secara fisik, jasadnya dijadikan ghaib oleh Allah sehingga
tidak terlihat manusia meskipun belum meninggal.

Nabi Ilyas dan Nabi Khidir


Seperti halnya Nabi Ilyas, Nabi Khidir juga menjadi salah satu nabi yang hingga saat ini belum
dicabut nyawanya oleh Allah. Namun, berbeda dengan Nabi Ilyas, Nabi Khidir ditempatkan di tengah
samudra yang luas. Menurut beberapa sumber, Nabi Ilyas selalu melakukan pertemuan dengan Nabi
Khidir. Berikut ini beberapa sumber tersebut:

a. Menurut Ibnu Abbas Ra., Nabi Khidir dan Nabi Ilyas bertemu setahun sekali pada saat musim
haji. Mereka bertemu, kemudian melakukan Tahallul dengan saling mencukur kepala satu sama
lain.
b. Menurut Ibnu Hajar, selain melakukan pertemuan setahun sekali di musim haji, Nabi Ilyas dan
Nabi Khidir juga melakukan puasa Ramadhan di Baitul Maqdis.
c. Menurut Musnad Abu Usamah, meskipun Nabi Khidir bertempat di tengah samudra dan Nabi
Ilyas di tengah daratan, mereka selalu melakukan pertemuan setiap malam. Tempat pertemuan
mereka terletak di samping tembok yang terbuat dari Dzulqarnain.

Cerita Nabi Ilyas dalam al-Qur’an


Nabi Ilyas merupakan putra Yasin bin Fanhash. Fanhash sendiri merupakan butra Aizar bin Harun.
Dengan kata lain, Nabi Ilyas merupakan keturuan keempat dari Nabi Harun As. Beliau diutus Allah ke
dunia untuk memperbaiki akidah kaum Israil di negeri Baalbek yang terletak di daratan Libanon.

Nama Ilyas sendiri disebut dalam al-Qur’an hanya sebanyak empat kali, yaitu di Surat al-An’am (ayat 85)
dan as-Saffat (ayat 123, 129, dan 130). Sedangkan, kisah tentang perjuangan Nabi Ilyas dalam
memperingatkan kaumnya termuat dalam surat as-Saffat ayat 124 hingga 128.

Memang, tidak banyak ayat yang menceritakan tentang Nabi Ilyas. Namun, keberadaannya sebagai Rasul
Allah sangat jelas disebutkan dalam surat as-Saffat ayat 123 tersebut. Oleh karena itu, sebagai umat
muslim kita wajib meyakininya.
TUGAS PAI

O
L
E
H

NAMA : AULIA SAFITRI


KELAS :VI SAFA
SD : SDIT RIDHOTULLAH

Anda mungkin juga menyukai