JEMAAH HAJI
PERMENKES NOMOR 15 TAHUN 2016
Curricullum Vitae
Eka Jusup Singka (Jakarta, 24 Mei 1970)
Pendidikan
1. S1: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar
2. S2: University of York, United Kingdom (Health Sciences)
3. S3: UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Jabatan
1. Ka Seksi Monitoring dan Evaluasi Subdit TB Ditjen PP dan PL
2. Ka. Bidang Peningkatan Kesehatan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji, Puskeshaji
3. Ka. Bidang Pendayagunaan SDM Kesehatan Luar Negeri
4. Ka. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional Kesehatan
5. Ka. Bidang Pembimbingan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji
6. Ka. Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan
LATAR BELAKANG
1. "...Mengerjakan haji adalah Kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang Sanggup
(istitha’ah) mengadakan perjalanan ke Baitullah.." (QS.
Ali Imran [3]: 97).
2. Ayat ini menyatakan bahwa ibadah haji hanya
diwajibkan kepada orang yang sanggup mengadakan
perjalanan untuk haji, yang lazim disebut dengan
istitha’ah.
3. Syarat Wajib Haji: Islam, Dewasa, Berakal, Merdeka,
Istithaáh.
4. Istithaah adalah kemampuan Jemaah Haji secara
jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dan keamanan
untuk menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan
kewajiban terhadap keluarga (Fatwa MUI 1979).
Dasar Permenkes Tentang Istithaah
1. Rekomendasi Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) yang menyatakan bahwa pemerintah segera menerbitkan
pedoman dalam menerapkan istithaah Kesehatan (2013 s/d 2015).
2. Seminar Nasional tentang Isthita’ah kesehatan pada tanggal 14 Maret 2014 di Hotel Manhattan Jakarta. (hasil
Pertemuan);
3. Diskusi ilmiah dengan tentang aspek kesehatan dalam penerbangan” pada evaluasi Nasional kesehatan haji
tanggal 26 November 2014 di Surakarta menghasilkan rekomendasi kondisi medis yang laik dan tidak laik terbang.
4. Surat Keprihatinan Pemerintah Arab Saudi yang disampaikan melalui Surat Dubes RI di Riyad nomor B-
01657/Riyadh/140921 tanggal 20 September 2014 tentang “Sick Pilgrim Coming to Die in KSA Critizied”
5. Fatwa MUI tentang Istitha’ah dalam melaksnakan Ibadah Haji tanggal 2 Februari 1979.
6. ‘Mudzakarah Perhajian Nasional Tahun 2015 diselenggarakan oleh Kementerian Agama mulai tanggal 25 – 27
Februari 2015, dengan tema “Istitha’ah Kesehatan dan Haji Berulang-ulang.
7. Temuan audit opersional penyelenggaraan kesehatan haji oleh BPK Nomor 2/S/XIX/2/2016 tanggal 1 Februari
2016 perihal penyampaian konsep LHP dan permintaan tanggapan serta rencana aksi atas pemeriksaan kinerja
pelayanan kesehatan haji.
8. Focus On Group Discusion yang diselenggarakan oleh BPK Desember 2015 di Hotel Century Park Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 15 Tahun 2016 yang
mengatur tentang Isthitaah Kesehatan Jemaah haji, merupakan
rekomendasi dari;
1. Seminar Nasional tentang Isthita’ah kesehatan 2014 di Jakarta.
2. Mudzakarah Perhajian Nasional 2015 dengan tema “Istitha’ah Kesehatan dan
Haji Berulang-ulang”.
3. Diskusi ilmiah dengan tentang aspek kesehatan dalam penerbangan pada
Evaluasi Nasional Kesehatan Haji 2014 di Surakarta.
4. Surat Keprihatinan Pemerintah Arab Saudi kepada Pemerintah Indonesia (No:
B-01657/Riyadh/140921) tentang “Sick Pilgrim Coming to Die in KSA Critizied”.
5. Temuan Audit Operasional Penyelenggaraan Kesehatan Haji oleh BPK Nomor
2/S/XIX/2/2016 perihal Penyampaian Konsep LHP dan Permintaan Tanggapan
serta Rencana Aksi atas Pemeriksaan Kinerja Pelayanan Kesehatan Haji.
6. Focus On Group Discusion yang diselenggarakan oleh BPK
7. Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI)
ISTITHAAH KESEHATAN
1. Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari
aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan
pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji
dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam.
2. Ibadah haji merupakan rangkaian ibadah yang melibatkan aktifitas fisik,
sehingga Jemaah haji harus mampu secara fisik dan mental agar dapat
melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar sesuai ajaran
Agama Islam.
3. Istithaah Kesehatan Jemaah Haji sangat tergantung dengan situasi,
kondisi, upaya dan lingkungan di tempat Ibadah Haji.
4. Untuk menuju Istithaah Kesehatan, harus dilakukan:
a. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan sejak Jemaah haji mendaftar.
b. Pembinaan, pelayanan dan perlindungan Kesehatan di Tanah Suci.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KESEHATAN
(ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI)
1. Kebijakan/
Regulasi yang
mendukung
2. Konsumsi,
Transportasi,
5. Pemeriksaan & Akomodasi dan
Pembinaan Lingkungan
kesehatan
(Pra Armina, Armina,
dan Pasca Armina)
4. Pengetahuan,
Sikap, & Perilaku Implementasi 3. Sumber Daya
Kesehatan Haji Kesehatan Haji
jemaah haji
(SDM dan
terhadap aktivitas
ibadah (Istithaah) Fasyankes)
Teori Faktor Risiko dengan Status Kesehatan Jamaah Haji
(Eka Jusup Singka, 2015):
Y
ZONA
Existing Disease
Z1 AMAN
X
-Exacerbasi akut berat
Z2
HAJI MABRUR
ISTITHAAH
TERBITNYA KEBIJAKAN DAN REGULASI TERKAIT PEMBINAAN dan PEMERIKSAAN KESEHATAN
Permenkes No 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan dan Permenkes No.62 Tahun 2016
Surat Edaran Mendagri No. 450/1861/SJ. Surat Edaran KAPOLRI
Nota Diplomatik Arab Saudi No. 8/8/281683.
Jasmaniyah, Amaliyah, dan Ubudiyah
Jasmani, Rohani, Ekonomi, dan Keamanan
Aspek kesehatan laik ibadah: Bebas CEDERA, SEHAT dan BUGAR
Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Pertama
Permenkes No.
15 Tahun 2016 Puskesmas/
NON
Rumah Sakit RISTI
Tentang RISTI
Istithaah
Kesehatan Pembinaan Masa Tunggu
Jamaah Haji
Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Kedua
Kabupaten/
Kota
Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Ketiga
Embarkasi
Laik Tidak
Laik
Terbang
Terbang
Preparation Phase Activities Operational Phase Activities
Promotive-preventive Team
District health officers District health officers Emergency (Quick response Team)
Hospital doctors Hospital doctors Curative and rehabilitative Team
Health center doctors Health center doctors
Embark FLIGHT
Register SURGEON
REGISTRATION
SURVEILANCES
SAUDI ARABIA
DEBARCATION
DURING FLGHT
Training Training
First Health 2nd Health 3rd Health
Examination Examination Examination
DETERMINING ISTITHA’AH
Risk Status: 1. Qualified. Health Status:
1. High Risk. 2. Qualified with specific 1. Fit for Flight
2. No High Risk. support. 2. Unfit for Flight
3. Temporally unqualified
4. Unqualified.
IT Based supporting data
Health Insurance (HI) HI
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP PERTAMA
(PENETAPAN TINGKAT RISIKO KESEHATAN)
1. Dilakukan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
Puskesmas dan/atau Rumah Sakit.
2. Dilakukan pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk
mendapatkan nomor porsi.
3. Menghasilkan penetapan status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi atau
tidak Risiko Tinggi.
4. Kriteria status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi :
a. berusia 60 tahun atau lebih.
b. memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang
potensial menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah
haji.
16
Jenis
No. Kegiatan Pelaksana Tempat
Pembinaan
1. Puskesmas
1. Konseling 2. Rumah Sakit Puskesmas/Rumah Sakit/Klinik Mandiri
3. Dokter Praktik Mandiri
b. Jemaah Haji yang masuk kriteria ini wajib berperan aktif dalam kegiatan
promotif dan preventif.
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan
pendampingan.
PEMBINAAN
5. Bimbingan Manasik 1. Kementerian Agama Tempat yang disepakati
KESEHATAN HAJI
2. Puskesmas
DI MASA
3. Organisasi Masyarakat
KEBERANGKATAN
6. Pembinaan Terpadu 1. Kementerian Agama Tempat yang disepakati
2. Puskesmas
3. Organisasi Masyarakat
Penyuluhan 1. Penyuluhan 1. Puskesmas 1. Puskesmas atau
Kesehatan Haji 2. Organisasi Masyarakat 2. tempat lain yang telah disepakati
3. PPIH Embarkasi 3. Asrama haji
2. Penyebarluasan informasi 1. Pemerintah Tempat yang disepakati
melalui poster, brosur, leaflet, 2. Organisasi Masyarakat
dan video 3. PPIH Embarkasi
3. Pemanfaatan media massa 1. Pemerintah Tempat yang disepakati
2. Organisasi Masyarakat
3. PPIH Embarkasi
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP KETIGA
(PENETAPAN KELAIKAN KESEHATAN)