Disusun Oleh :
Kelompok 11
1. Annisa
2. Evi Anggarini
3. Mayang Puspitasari
4. Puji Wulandari
5. Ulfah Ufy Junestri .E.I
Kelas 4B
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Kanker Payudara dan Kanker Serviks”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah MATERNITAS 2.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari
Dosen Pengampu Mata Kuliah MATERNITAS 2 guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang
payudara. Kanker payudara tidak menyerang kulit payudara yang berfungsi
sebagai pembungkus (Mardiana, 2009). 3 Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kanker payudara yaitu gaya hidup, makanan siap saji, polusi
lingkungan, penggunaan insektisida, zat pengawet, zat pewarna, zat penyedap,
stress yang berkepanjangan, perkembangan zaman, keadaan hormonal (estrogen
dominan) dan genetik (Ranggiasanka, 2010; Kusminarto, 2005).
Kelainan payudara dapat dideteksi dini melalui beberapa pemeriksaan
antara lain adalah thermography, mammography, ductography, biopsi, dan USG
payudara. Selain itu, cara yang lebih mudah dan efisien untuk mendeteksi
kelainan payudara oleh diri sendiri adalah pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) (Suryaningsih & Sukosa, 2009).
Tingkat keganasan kanker payudara dapat dinilai dengan derajat
keganasan kanker payudara. Sistem ini menilai kanker payudara berdasarkan
tiga karakteristik tumor yaitu pembentukan tubulus, pleomorfisme nukleus, dan
hitung mitosis (Kumar et al., 2007). Skala penilaian ini terdiri dari Grade 1
(differensiasi baik), Grade 2 (differensiasi sedang), dan Grade 3 (differensiasi
buruk) (American Cancer Society, 2013). Derajat keganasan/grading adalah
faktor yang dapat digunakan untuk mengetahui prognosis kanker payudara
(Handa et al., 2015). Semakin cepat mengetahui prognosis kanker payudara
maka angka kematian penderita kanker payudara dapat ditekan dengan cara
pemberian terapi yang tepat. Salah satu indikator yang dapat digunakan dalam
mengetahui prognosis kanker payudara yaitu derajat keganasan, status reseptor
estrogen, reseptor progesteron, dan HER–2.
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks
merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan
berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksternum.
Pada tahun 2010 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454.000
kasus 1. Data ini didapatkan dari registrasi kanker berdasarkan populasi,
registrasi data vital, dan data otopsi verbal dari 187 negara dari tahun 1980
sampai 2010. Per tahun insiden dari kanker serviks meningkat 3.1% dari
378.000 kasus pada tahun 1980. Ditemukan sekitar 200.000 kematian terkait
kanker serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-49 tahun yang
hidup di negara sedang berkembang.2 Berdasarkan GLOBOCAN 2012 kanker
2
serviks menduduki urutan ke7 secara global dalam segi angka kejadian (urutan
ke urutan ke6 di negara kurang berkembang) dan urutan ke-8 sebagai penyebab
kematian (menyumbangkan 3,2% mortalitas, sama dengan angka mortalitas
akibat leukemia).
Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di negara berkembang, dan
urutan ke 10 pada negara maju atau urutan ke 5 secara global. Di Indonesia
kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar data
dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%. Menurut
perkiraan Departemen Kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru
kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun
terjadi 40 ribu kasus kanker serviks. Kejadian kanker serviks akan sangat
mempengaruhi hidup dari penderitanya dan keluarganya serta juga akan sangat
mempengaruhi sektor pembiayaan kesehatan oleh pemerintah. Oleh sebab itu
peningkatan upaya penanganan kanker serviks, terutama dalam bidang
pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan oleh setiap pihak yang terlibat.
3
Ditambahkan program nasional deteksi dini kanker payudara dan kanker
leher rahim ini dicanangkan oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono pada
tanggal 21 April 2008, sekitar 5 tahun yang lalu bertepatan dengan peringatan
Hari Kanker Sedunia 2008.
Sejak pencanangannya hingga tahun 2013, Pemerintah telah memperluas
pelaksanaan deteksi dini kedua kanker tersebut ke 140 kabupaten di 31 provinsi,
yang dilaksanakan oleh 500 dari 9500 Puskesmas. Saat ini, telah ada 202 pelatih
atau trainers yang terdiri dari dokter spesialis obstetri ginekologi, dokter
spesialis bedah onkologi, dokter spesialis bedah, dan diperkuat oleh 1.192
providers atau pelaksana program terdiri dari dokter umum dan bidan.
1.4.Tujuan
Tujuan penyusunan untuk membahas :
1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Ca Payudara dan Ca Serviks.
2. Asuhan Keperawatan Ca Payudara dan Ca Serviks. Terdiri atas :
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Perencanaan
4
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Definisi
Kanker payudara atau Carsinoma Mammae adalah pertumbuhan sel
yang tidak terkendali pada kelenjar penghasil susu (lobular), saluran
kelenjar dari lobular ke puting payudara (duktus), dan jaringan penunjang
payudara yang mengelilingi lobular, duktus, pembuluh darah dan pembuluh
limfe, tetapi tidak termasuk kulit payudara (American Cancer Society,
2014).
Secara garis besar, kanker payudara dikategorikan ke dalam empat
tahapan, yaitu:
Stadium 1: merupakan tahap paling awal dari kanker
payudara. Diameter tumor pada tahap ini biasanya tidak
melebihi dua centimeter. Tumor-tumor kecil berkelompok
mungkin ditemukan pada kelenjar getah bening.
Stadium 2: proses penyebaran kanker dimulai di tahap ini.
Kanker mungkin tampak di beberapa kelenjar getah bening,
dan tumor dalam payudara akan membesar namun tidak
melebihi lima centimeter.
Stadium 3: dokter mengklasifikasikan tahapan ini sebagai
stadium lanjut, di mana penyebaran sel kanker sudah
5
memengaruhi hampir keseluruhan kelenjar getah bening dan
jaringan dada. Di tahap ini kanker terkadang menjalar ke
jaringan kulit dada, menyebabkan peradangan dan luka.
Stadium 4: kanker telah menyebar ke berbagai organ tubuh.
b. Etiologi
Kanker payudara terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal sel
payudara. Organ-organ dan kelenjar dalam tubuh (termasuk payudara)
terdiri dari jaringan yang berisi sel-sel. Umumnya pertumbuhan sel normal
mengalami pemisahan dan matiketika sel menua sehingga dapat digantikan
sel-sel baru. Tetapi ketika sel-sel lama tidak mati dan sel-sel baru terus
tumbuh,jumlah sel-sel yang berlebihan bisa berkembang tidak terkendali
sehingga membentuk tumor (Anonim, 2008). Menurut Smettzer & Bare
(2002) tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker
payudara,sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan
kemungkinan kejadian penunjang dapat menyebabkan kanker ini. Bukti
yang terus bermunculan menunjukkan bahwa perubahan genetik
berkaitandengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan
perubahangenetik masih belum diketahui.
Menurut underwood (1999) mekanisme etiologi kanker payudara
adalah:
1. Hormon
Hubungan antara resiko kanker payudara denganmenarche, menopause
dan umur kehamilan yang pertama kalimenunjukkan bahwa hormon
diduga mempunyai perananterhadap timbulnya kanker payudara. Tapi
lebih berperan sebagai promoter dibandingkan sebagai inisiator.
2. Kontrasepsi oral
Pil dengan esterogen dosis tinggi berhubungan denganmeningkatnya
resiko kanker endometrium dan mungkin jugadengan kanker payudara.
3. Reseptor hormon
Hormon mempunyai efek pada sel hanya setelah terjadinya interaksi
dengan reseptor spesifik pada sel sasaran, steroid sex, estrogen
berinteraksi dengan reseptor inti. Selanjutnya interaksi dengan DNA
menimbulkan pembentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan
6
diferensiasi dan poliferasi prolaktin dan polipeptida lainnya berinteraksi
dengan permukaansel, hanya terbentuk bila terdapat reseptor estrogen
yang terdapat pada 35% kasus tumor.
c. Manifestasi Klinis
Tanda ckrsinoma kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang
khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk
bulat dan elips. Gejala karsinoma kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya
keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi,
gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya
metastase (Price dan Sylvia, 2006).
7
d. Pathway
nyeri
Resiko Infeksi
Gangguan citra
tubuh
ulkus
Ekspansi paru
menurun
8
e. Penatalaksanaan
1. Masrektomi atau lumpektomi, dengan diseksi kelenjar getah bening
aksila
2. Radiasi atau kemoterapi
3. Terapi hormon antiestrogen untuk tumor-tumor yang positif reseptor
estrogennya
4. Rekonstruksi payudara
5. Pemberian konseling dan dukungan
f. Komplikasi
Dapat terjadi metastasis luas. Tempat-tempat metastasis antara lain
adalah otak, paru, tulang, hati, dan ovarium. Angka bertahan hidup
bergantung pada stadium: stadium I (tumor < 2 cm, tanpa metastasis) 80%;
stadium II (tumor 2-5 cm, metastasis ke kelnjar getah bening ketiak) 65%;
stadium III (tumor > 5 cm, metastasis ke kelenjar getah bening ketiak dan
menyebar ke kulit atau dinding dada) 40%; stadium IV (metastasis luas)
10%.
9
a. Definisi
Kanker serviks sering dianggap sebagai suatu penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh infeksi galur-galur tertentu virus papilloma
manusia (HPV). Kanker serviks paling sering timbul pada wanita yang
memiliki banyak pasangan seksual atau yang pasangan pasangan
seksualnya pernah memiliki banyak pasangan seksualnya lain. Kanker
serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita yang
berusia kurang dari 35 tahun .
b. Etiologi
Wanita yang terinfeksi oleh HPV pada masa remajanya berisiko lebih
besar mengidap kanker serviks, yang mungkin berkaitan dengan tingginya
tingkat pembelahan sel di serviks selama masa tersebut. Karena
kemampuan mukus serviks unutk mengkonsentrasikan karsinogen yang
terdapat di dalam asap rokok, maka merokok dianggap sebagai suatu
kofaktor pembentkan kanker serviks. Perubahan-perubahan pramaligmna di
serviks biasanya mendahului kanker serviks beberapa tahun sebelumnya.
Perubahan pramaligna, yang disebut displasia, dapat dideteksi dan
ditentukan stadiumnya dengan pemeriksaan sitologis apusan serviks (smear
Papanicolau, atau pop smear).
c. Manifestasi Klinis
1. Kanker serviks mungkin asimtomati, atau menimbulkan perdarahan
setelah berhubungan kelamin atau di antara masa haid. Dapat timbul
rabas vagina yang berbau.
2. Nyeri ketika berhubungan seksual.
3. Nyeri punggung bagian bawah atau nyeri panggul.
4. Gejala stadium lanjut meliputi kesulitan buang air kecil, buang air
besar, atau pembengkakan pada kaki.
10
d. Pathway
11
e. Penatalaksanaan
Penentuan terapi dapat dilakukan setelah diagnosis kanker ditegakkan.
Secara umum, jenis terapi yang dapat diberikan tergantung pada usia, 18
keadaan umum penderita, luasnya penyebaran, dan komplikasi yang
menyertai. Pada stadium awal, terapi yang diberikan adalah pembedahan
atau radiasi. Sementara pada stadium lanjut (2B, 3, dan 4) dipilih radiasi
intrakaviter (brakhiradiasi) dan eksternal. Penggunaan kemoterapi dapat
diberikan pada pasien dengan stadium lanjut atau kasus berulang yang tidak
mungkin dilakukan pembedahan atau radiasi.
f. Komplikasi
1. Kurang darah (anemi), akibat keluar darah terus-menerus malalui
vagina.
2. Timbul lubang pada uterus, karena tindakan kuterase atau biopsi.
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
13
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri dan ketidak nyamanan b.d perkembangan ca mammae
2. Ansietas b.d ancaman yang dirasakan pada diri sendiri karena diagnosis ca
mamae
3. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d efek radiasi dan kemoterapi,
defisit imonologi penurunan intake nutrisi dan anemia
4. Risiko tinggi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan
sistem imun, malnutrisi, prosedur infasif
C. Intervensi
1. Nyeri dan ketidaknyamanan b.d perkembangan ca mamae
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intensitas nyeri
klien berkurang atau hilang, dengan kriteria hasil:
Klien tidak merasa nyeri
Klien tampak tenang
Intervensi
Kaji lokal nyeri secara komprhensif
Kurangi presipitasi nyeri
Berikan analgesik sesuai anjuran dokter
Ajarkan teknik relaksasi seperti tarik napas dalam
Observasi reaksi non verbal klien
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri klien.
2. Ansietas b.d ancaman yang dirasakan pada diri sendiri karena diagnosis ca
mamae
Tujuan: mengurangi atau menghilangkan ansietas setlah dilakukan tindakan
keperawatan, dengan kriteria hasil:
Tingkatkan kecemasan menurun dan terpelihara pada tingkat yang dapat
diterima.
14
Intervensi
Kaji tanda dan gangguan mengidentifikasi berat ringannya ansietas
Gunakan satu sistem pendekatan yang tenang yang meyakinkan
Lakukan teknik pendengar aktif
Dukungan penggunaan makanisme pertahanan yang sesuai
Monitor intensitas kecemasan
Terangkan dan ajarkan strategi koping
Gunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan
Bantu klien untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan
Penurunan kecemasan
Tenangkan klien
Berikan informasi tentang diagnosa prognosis penyakiynya dan
tindakannya
Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan
Gunakan pendekatan dan sentuhan
3. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d efek radiasi dan kemoterapi,
defisit imonologi penurunan intake nutrisi dan anemia
Tujuan:
a. klien dapat mengidentifikasi intervensi yang b.d kondisi spesifik
b. berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan
Intervensi
Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping terapi kanker,
amati penyembuhan luka
Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal
Ubah posisi klien secara teratur
Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian krim kulit,
minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.
15
4. Risiko tinggi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan
sistem imun, malnutrisi, prosedur infasif
Tujuan:
a. Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan
pencegahan infeksi
b. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka
berlangsung normal.
Intervensi
Cuci tangan
Jaga personal hygine klien dengan baik
Monitor temperature
Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi
Hindarkan atau batasi prosedur invasive dengan jaga aseptik prosedur
Berkolaborasi untuk memberikan antibiotic Monitor CBC, WBC,
granulosit, platelets.
16
3.2 Asuhan Keperawatan Kanker Serviks
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien (Nama, umur, jenis kelamin, alamat)
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama: pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan
disertai keputihan menyerupai air.
Riwayat kesehatan
sekarang: pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang
mengganggu, baru pada stadium akhiryaitu stadium 3 dan 4 timbul
keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal
Riwayat kesehatan dahulu
Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus,
infeksi masa nifas,riwayat ooperasi kandungan, serta adanya tumor.
Riwayat kesehatan keluarga
Adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
o Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok
o Wajah : tidak ada edema
o Mata : konjungtiva ananemis
o Hidung : simetris, tidak ada sputum
o Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
o Mulut : tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak terdapat lesi
o Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
b. Dada
o Inspeksi : simetris
o Perkusi : sonor seluruh lap paru
o Palpasi : vokal fremitus simetris kanan dan kiri
o Auskultasi : vesikuler
17
c. Cardiac
o Inspeks : ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : ictus cordis teraba
o Perkusi : pekak
o Auskultasi : tidak ada bising
d. Abdomen
o Inspeksi : simetris, tidak asites
o Palapasi : tidak ada nyeri tekan
o Perkusi : tympani
o Auskultasi : bising usus normal
e. Genetalia
Ada lesi, adanya pengeluaran pervaginam, berbau
f. Ekstremitas
Tidak edema
18
4. Analisa Data
No. Data Penunjang Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Agen-agen cedera Gangguan rasa
mengungkapkan secara nyaman: nyeri
verbal
DO:
o gerakan menghindari
1.
nyeri
o perubahan nafsu makan
o perilaku ekspresif
o berfokus pada diri
sendiri
DS: Perdarahan yang Deficit volume cairan
Klien mengatakan haus berulang
DO:
o perubahan TD
2. o penurunan keluaran
urine
o penurunan turgor kulit
o penurunan bb yang
tiba-tiba
DS: - Supresi susmsum Risiko infeksi
3. DO: - tulang
Penurunan leukosit
DS: Gangguan Pola napas tidak
o dispnea pengembangan paru efektif
o napas pendek Pertukaran O2 dan
DO: CO2 terganggu
4. o perubahan gerakan
dada
o penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
o napas cuping hidung
19
o penggunaan otot bantu
napas
DS: - Perdarahan berulang Risiko cedera
5.
DO: - anemia
DS: Keputihan dan Gangguan harga diri
o pengungkapan rasa bakteri
malu/bersalah Bau khas ca serviks
o pengungkapan negative
diri
DO:
6.
o menyangkal
permasalahan
o membesar-besarkan
permasalahan
o merasionalisasi
kegagalan diri
DS: Asupan cairan dan Gangguan eliminasi
o nyeri abdomen serat kurang fekal
o nyeri tekan pada Konstipasi
abdomen
o anoreksia
o mual
o nyeri saat defekasi
7. o perubahan pada suara
abdomen (borborigmi)
o perubahan pada pola
defekasi
o penurunan frekuensi
o distensi abdomen
o mengejan saat defekasi
o muntah
20
B. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan infiltrasi saraf akibat infiltrasi metastase
neoplosma.
2. Gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia pasca tindakan kemoterapi.
3. Ketakutan/cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan
serta ancaman kematian.
4. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
sekunder terhadap kemoterapi.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemoterapi.
C. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri b.d infiltrasi Setelah dilakukan Kaji tingkat nyeri. Untuk mengkaji
saraf akibat tindakan Berikan rasa data dasar.
infiltrasi metastase keperawatan pasien nyaman pada Mengalihkan fokus
neoplasma akan mampu pasien dengan perhatian.
mengurangi rasa pengaturan posisi Meningkatkan
nyeri dengan kriteria aktivitas hiburan relaksasi untuk
hasil: (musik). mengurangi nyeri.
1. Pasien merasa Ajarkan teknik
nyaman. manajemen nyeri Memungkinkan
Nyeri berkurang (relaksasi, pasien
Mampu visualisasi, berpartisipasi aktif
mendemonstrasikan distarksi). dalam kontrol
keterampilan Kolaborasi nyeri.
relaksasi pemberian Kontrol nyeri
analgetik maksimum
Gangguan Setelah dilakukan Pantau intake dan Identifikasi
perubahan nutrisi tindakan output makanan defisiensi nutrisi.
2. kurang dari keperawatan tiap hari. Memantau
kebutuhan b.d diharapkan Ukur bb tiap hari. peningkatan bb.
anoreksia pasca kebutuhan nutrisi Dorong pasien Kebutuhan jaringan
21
tindakan dapat tercukupi untuk diet tinggi metabolic adekuat
kemoterapi. dengan kriteria hasil: protein. oleh nutrisi.
Pasien
mengungkapkan
pentingnya nutrisi.
Peningkatan bb
progesif
Ketakutan/cemas Setelah dilakukan Dorong pasien Memberikan
b.d ancaman tindakan untuk kesempatan untuk
perubahan status keperawatan mengungkapkan mengungkapkan
kesehatan serta ketakutan/kecemasan pikiran dan ketakutannya.
ancaman kematian. berkurang sampai perasaan. Membantu
menghilang dengan Berikan lingkungan mengurangi
kriteria hasil: yang aman dan kecemasan.
Pasien nyaman. Meningkatkan
3.
mendemonstrasikan Komunikasi kepercayaan pasien.
koping efektif dalam terapeutik dan Meningkatkan
pengobatan. kontak sering kemampuan control
Pasien tampak rileks dengan pasien. cemas.
dan melaporkan Bantu
cemas berkurang. mengembangkan
koping menghadapi
rasa takutnya.
Gangguan body Setelah dilakukan Diskusikan dengan Membantu
image b.d tindakan pasien bagaimana mengidentifikasi
perubahan struktur keperawatan pengobatan masalah untuk
tubuh sekunder diharapkan mempengaruhi menemukan
terhadap gangguan body kehidupan pasien. pemecahannya.
4.
kemoterapi image dapat teratasi Jelaskan bahwa Membantu pasien
dengan kriteria hasil: tidak samping untuk menyiapkan
Pasien mampu terjadi pada pasien. diri beradaptasi.
mengembangkan Berikan dukungan Membantu klien
mekanisme koping. emosi. untuk percaya diri.
22
Pasien mampu Gunakan sentuhan Meningkatkan
memahami tetang selama interaksi kepercayaan diri
perubahan struktur dan pertahankan pasien.
tubuh, kontak mata.
Gangguan Setelah dilakukan Kaji kulit terhadap Efek kemerahan
integritas kulit b.d tindakan efek samping terapi dapat terjadi pada
efek radiasi dan keperawatan kanker, observasi terapi radiasi.
kemoterapi. diharapkan integritas adanya kerusakan
kulit dapat terjaga atau perlambatan Mempertahankan
dengan kriteria hasil: penyembuhan luka. keberihan kulit
Pasien berpartisipasi Mandikan dengan tanpa mengiritasi
5. dalam mencegah air hangat dan kulit.
komplikasi. sabun ringan. Membantu
Tidak terjadi Dorong pasien menghindari trauma
kerusakan kulit. untuk menghindari kulit.
menggaruk kulit. Meningkatkan
Ubah posisi tubuh sirkulasi dan
dengan sering. mencegah tekanan
pada kulit.
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).
Melaksanakan intervensi yang telah ditetapkan berdasarkan diagnosa yang
ditemukan pada klien.
23
E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah:
1. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya
komplikasi perdarah.
2. Kebutuhan nutrisi dan kalori pasien tercukupi kebutuhan tubuh.
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
4. Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan.
5. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
6. Ansietas, kekhawatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat
dapat diatasi.
7. Pasien dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap
perannya mendemonstrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan
peran.
8. Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian
terapi.
24
ASUHAN KEPERAWATAN PERAWATAN PALIATIF
25
(e) Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin
(a) Nyeri atau keluhan fisik lainnya yang tidak dapat diatasi,
(c) Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibatkannya,
(d) Permasalahan dalam pengambilan keputusan tentang yang akan atau sedang
dilakukan,
(g) Pada pasien kanker stadium lanjut yang tidak respon dengan terapi yang
diberikan (Kemenkes RI, 2013).
26
1 Rumah Sakit
Keluarga dapat memilih untuk tetap berada di rumah sakit untuk
menerima perawatan jika pasien sakit atau kondisi pasien tidak stabil.
Perawatan di rumah bukanlah suatu pilihan jika kondisi pasien dalam
keadaan sakit dan memerlukan pengawasan yang ketat. Jika sebuah
keluarga memilih untuk tetap berada di rumah sakit untuk perawatan
terminal pada pasien maka pengaturan kamar harus dibuat seperti
keadaan di rumah. Selain itu, dalam memberikan perawatan harus ada
rencana yang konsisten dan terkoordinasi dengan melibatkan keluarga.
2 Rumah
Beberapa keluarga dapat memilih untuk membawa anggota keluarga
mereka ke rumah dengan menerima jasa perawatan di rumah.
Umumnya layana ini memerlukan jadwal kunjungan perawatan untuk
memberikan pengobatan, peralatan yang dibutuhkan, atau persediaan
obat-obatan. Perawatan di rumah adalah pilihan yang paling sering
dipilih oleh keluarga karena pandangan tradisional yang mengharuskan
penderita kanker yang memiliki harapan hidup kurang dari 6 bulan
maka harus dirawat dekat dengan keluarga.
3 Hospice Care
Hospice care merupakan pelayanan kesehatan yang mengkhususkan diri
dalam kasus kematian pasien dengan menggabungkan filosofi hospice
care dengan prinsip-prinsip perawatan paliatif. Filosofi hospice care
menganggap kematian sebagai proses yang alami dan perawatan pasien
yang sekarat termasuk pengelolaan kebutuhan fisik, psikologis, sosial
dan spiritual penderita kanker serta keluarga. Layanan di hospice care
menyediakan home visit dan kunjungan dari pekerja sosial, pemuka
agama, dan dokter. Obat-obatan, peralatan medis dan apapun yang
diperlukan semua sudah dikoordinasikan oleh organisasi rumah sakit
pemberi perawatan.
27
perawatan paliatif terdiri dari :
a. Dokter
b. Perawat
Perawat merupakan anggota tim yang biasanya akan memiliki kontak terlama
dengan pasien sehingga memberikan kesempatan unik untuk mengetahui kondisi
pasien, menilai secara mendalam apa yang terjadi dan apa yang penting bagi
pasien, dan untuk membantu pasien mengatasi dampak kemajuan penyakit.
d. Konselor Spiritual
e. Apoteker
28
tim kesehatan dengan memberikan informasi mengenai dosis obat, interaksi
obat, formulasi yang tepat, rute administrasi, dan alternatif pendekatan.
KANKER SERVIKS
Perawatan paliatif:
- Melihat kematian sebagai bagian dari siklus hidup normal.
- Tidak mempercepat atau menunda kematian.
- Memberikan bantuan dari rasa sakit dan gejala-gejala lain yang
mengganggu.
- Termasuk aspek psikologis, sosial, dan spiritual dari perawatan.
- Menawarkan sistem pendukung untuk membantu orang sakit hidup
semaktif mungkin sampai mati.
- Menawarkan sistem pendukung untuk membantu anggota keluarga
mengatasi selama sakit penyakit seseorang dan dalam kesedihan dan duka
cita mereka sendiri.
29
- Diadaptasi dari Organisasi Kesehatan Dunia, 1990.
Nutrisi itu penting, dan harus ada akses yang memadai ke cairan dan
makanan selera. Manual lapangan ini berfokus pada memahami kanker
serviks, meredakannya masalah fisik yang terkait dengannya, dan mengatasi
masalah sosial, emosional, dan masalah spiritual yang berkaitan dengan
kanker. Penggunaan obat-obatan yang efektif untuk menghilangkan masalah
fisik seperti sakit dan berbau busuk vagina debit sangat penting. Gejala-gejala
ini seringkali mencegah wanita bersosialisasi dan melanjutkan kegiatan rutin
mereka. Penting bagi wanita untuk menjadi dapat mengunjungi dengan teman
dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan rutin untuk selama mungkin.
30
Perawat bekerja dengan :
- Humanity / Manusiawi
- Heart / Hati
- Head / Kepala
- Humor / Humoris
- Honesty / Jujur
• Rawat Inap
B. Hospis ( Hospice )
• Keluarga terlatih
• Home Visit
• Hotline Service
ASUHAN KEPERAWATAN
1 PENGKAJIAN
• Trust / percaya
• Prioritas permintaan
31
Pengkajian Fisik
• Riwayat kesehatan
• Riwayat keluarga
• Mobilisasi
• Seksualitas
Pengkajian Psikologis
• Tingkat emosi :
cemas,sedih,terkejut,marah,menolak,tawarmenawar,menerima,depresi,mena
rik diri.
• Pola koping
berdosa,hopelessness,powerlessness dan
psikosis
Pengkajian Sosial
32
• Lifestyle
• Kehilangan relasi
• Masalah ekonomi
• Perubahan pekerjaan
Pengkajian Spiritual
• Hayalan ramalan/kepastian
• Kepercayaan / keyakinan
2 Diagnosa Keperawatan
33
- Resiko disfungsi seksual berhubungan dengan keganasan
3 Perencanaan
34
BAB IV
PENUTUP
4.1.Simpulan
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah
jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat
terserang walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 diantara 1000.
Kanker serviks sering dianggap sebagai suatu penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh infeksi galur-galur tertentu virus papilloma
manusia (HPV). Kanker serviks paling sering timbul pada wanita yang
memiliki banyak pasangan seksual atau yang pasangan pasangan seksualnya
pernah memiliki banyak pasangan seksualnya lain. Kanker serviks
merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita yang berusia
kurang dari 35 tahun.
4.2.Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
Basimira, Berna, Michael Burns, dkk. 2003. Palliative Care for Women With
Cervical Cancer : A Field Manual. USA : Engenderhealth
36