Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan YME karena berkat dan kasih
karunianya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah ini dengan judul Ilmu Keperawatan
Dasar, “Konsep Perubahan”.
Dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
arahan dari semua pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Ns.Ratna Dewi,
S.Kep selaku pembimbing dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang terkait dalam pemberian
bantuan kepada penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi perubahan…………………………………………………………
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Mahasiswa keperawatan dapat memahami secara teori maupun praktek tentang
perubahan didunia keperawatan. Dan bisa menngaplikasikan nantinya di praktek atau
setelah tamat dari bangku perkuliahan serta bisa mengamati perubahan – perubahan
yang terjadi di masyarakat.
3. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi perubahan .
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang sifat-sifat perubahan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui tentang teori-teori dalam perubahan.
d. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tipe-tipe perubahan.
e. Mahasiswa dapat mengetahui tentang jenis-jenis perubahan.
f. Mahasiswa dapat mengetahui tentang proses terjadinya perubahan serta
motivasi dalam perubahan.
g. Mahasiswa dapat mengetahui tentang model dalam proses perubahan.
h. Mahasiswa dapat mengetahui tentang alasan, factor pendorong dan factor
penghambat perubahan.
i. Mahasiswa dapat mengetahui tentang tahap-tahap perubahan.
j. Mahasiswa dapat mengetahui tentang strategi dalam perubahan.
k. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kunci sukses strategi untuk terjadinya
perubahan yang baik.
l. Mahasiswa dapat mengetahui tentang change egent.
m. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perubahan dalam ilmu keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi perubahan
Banyak definisi pakar tentang berubah, dua diantaranya yaitu Atkinson (1987),
mendefinisikan berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Brooten (1978), mendefinisikan berubah
merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi.
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang
bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau
tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya (
Sullivan dan Decker,2001). Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan
atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan
personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan
serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Perubahan adalah proses dinamis dimana yang terjadi pada tingkah laku dan fungsi
seseorang, keluarga, kelompok atau komunitas (Potter dan Perry, 2005).Proses berubah juga
dapat diartikan sebagai proses beranjaknya seseorang dari keadaan status quo menjadi
keadaan keseimbangan semu. Status quo “Is a situation or state of affairs as it is now, or as it
was before a recent change” atau keadaan dimana seseorang belum bergerak dari keadaan
semula.
Perubahan yang baik dapat dijalani manusia bertahap dan memerlukan waktu sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga perubahan yang terjadi secara radikal biasanya
akan menemui banyak hambatan.
Perubahan yang direncakan yaitu sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai tingkat yang
lebih baik.
a) Perubahan berencana.
b) Perubahan acak/kacau.
a) Partisipatif
Yaitu individu/klien diikutkan dalam proses perubahan tersebut. Misalnya ketika
bidan membangkitkan motivasi klien.
b) Paksaan
Yaitu perubahan yang total menggunakan kekuatan misalnya instruksi dari atasan.
2.Tahap Moving (bergerak) Bergerak (moving) yaitu bergerak menuju keadaan yang
baru atau tingkat/tahap perkembangan baru karena memiliki cukup informasi serta sikap dan
kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dihadapi, dan mengetahui langkah–
langkah penyelesaian yang harus dilakukan, kemudian melakukan langkah nyata untuk
berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru. Pada tahap ini perawat berusaha
mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu
memecahkan masalah.
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap perubahan dengan
menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan di
mana perubahan tersebut dilaksanakan. Setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan
dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja suatu
saat akan ditolak setelah perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat
keberadaanya. Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang
terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu
komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya Roger(1962) menjelaskan 5 tahap dalam
perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga
sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption).
Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan, yaitu menjadi lebih baik
dari metodeyang sudah ada.
Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan tidak bertentangan.
Kompleksitas, yaitu ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang
sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.
Dapat dibagi, yaitu perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil.
Dapat dikomunikasikan, yaitu semakin mudah perubahan digunakan maka semakin
mudah perubahan disebarkan.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik,
dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk
bekerja dan melaksanakannya.
Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak
direncanakan terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses, dan dalam perencanaan
perubahan yang diharapkan, disusun oleh individu, kelompok, organisasi atau sistem sosial
yang memengaruhi secara langsung tentang status quo, organisasi lain, atau situasi lain.
Lippit (1973) menekankan bahwa tidak seorang pun bisa lari dari perubahan.
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh
hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu:
c. Tahap 3: Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen, Mencari dukungan baik internal
maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi manajer dalam proses perubahan.
Pandangan manajer tentang perubahan harus dapat diterima oleh staf dan dapat dipercaya.
Manajer harus mampu menunjukkan motivasi yang tinggi dan keseriusan dalam pelaksanaan
perubahan dengan selalu mendengarkan masukan-masukan dari staf dan selalu mencari solusi
yang terbaik.
d. Tahap 4: Menyeleksi objektif akhir perubahan, Menyusun semua hasil yang di dapat untuk
membuat perencanaan. Pada tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu kegiatan
secara operasional, terorganisasi, berurutan, kepada siapa perubahan akan berdampak, dan
kapan waktu yang tepat untuk dilaksanakan. Untuk itu diperlukan suatu target waktu dan
perlu dilakukan ujicoba sebelum menentukan efektivitas perubahan.
e. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubahan Pada tahap ini, perlu ada suatu pemilihan
seorang pemimpin atau manajer yang ahli dan sesuai di bidangnya. Manajer tersebut akan
dapat memberikan masukan dan solusi yang terbaik dalam perubahan serta dia bisa berperan
sebagai seorang “mentor yang baik.” Perubahan akan berhasil dengan baik apabila antara
manajer dan staf mempunyai pemahaman yang sama dan memiliki kemampuan dalam
melaksanakan perubahan tersebut. Pada tahap ini juga sering terjadi konflik teruatama yang
berhubungan dengan masalah personal.
4. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi Hal ini harus dilaksanakan secara bertahap supaya
individu yang terlibat mempunyai peningkatan tanggung jawab dan dapat mempertahankan
perubahan yang telah terjadi. Manajer harus terus-menerus dari teori Lewin dengan
menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai
perubahan menurut Havelock.
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan
· Mendiaknosa masalah
· Mempertahankan perubahan
D. Tipe Perubahan.
Apabila dipandang dari tipe perubahan, menurut bennis tahun 1995, perubahan itu
sendiri memilki tujuh tipe diantaranya :
a)Tipe indoktrinasi, suatu peubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang
menginginkan pencapaiaan tujuan yang diharapkan dengan cara memberi doktrim atau
menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
b) Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan
atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan yang dicapai dapat
terlaksana.
c) Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam
mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain
untuk membantu mencapai tujuannya.
e) Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan
kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai.
g) Tipe alamiah, merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi
dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh, seperti kecelakaan, maka seseorang
ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan dan lain
sebagainya.
Suasana pelayanan kesehatan pada tahun 1990an adalah suatu tantangan. Tekanan dari
pemerintah, perusahaan asuransi, serikat kerja, para pegawai, dan konsumen mengenai
pelayanan kesehatan, diarahkan kembali pada perawatan diri dan pencegahan. Teknologi
mengalami perubahan dan focus biaya perawatan perioperatif bergeser kea rah yang lebih
efektif pada situasi yang sama.
Proses perencanaan terjadi karena adanya perubahan yang sangat kompleks dan
melibatkan interaksi banyak orang, faktor, dan tekanan. Secara umum, perubahan terencana
adalah suatu proses di mana ada pendapat baru yang dikembangkan dan dikomunikasikan
kepada semua orang, walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak. Perubahan perencanaan,
sebagaimana proses keperawatan, memerlukan suatu pemikiran yang matang tentang
keterlibatan individu atau kelompok. Penyelesaian masalah, pengambilan keputusan,
pemikiran kritis, pengkajian, dan efektivitas penggunaan keterampilan interpersonal,
termasuk kemampuan komunikasi, kolaborasi, negosiasi, dan persuasi, adalah kunci dalam
perencanaan perubahan.
Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai visi yang jelas di mana proses
akan dilaksanakan dengan arah yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Proses
perubahan memerlukan tahapan yang berurutan di mana orang akan terlibat dalam sebuah
proses perubahan dan arah perubahan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, koalisi perlu
dan harus dibentuk untuk mendukung perubahan.
Dalam literature yang lain disebutkan bahwa proses terjadinya perubahan terdiri dari
beberapa tahap diantaranya :
1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen dll) berdasarkan kebutuhan tersebut
maka manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan memenuhinya atau
mengadakan perubahan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar di akui masyarakat akan
kemampuannya dan potensi yang dimiliki.
Tercapai secara tepat, efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan strategi khusus dalam
perubahan. Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dan
diantaranya:
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat
rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan
strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk
diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan
rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam perubahan atau kegiatan
yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau
adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan
diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan
rasional. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan
efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang
akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan
menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar norma yang ada di masyarakat ini di
dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini
dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-
teori yang ada.Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau
masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan
harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu
perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.
Perubahan dalam organisasi terdapat 3 tingkatan yang berbeda, yaitu: individu yang
bekerja di organisasi tersebut, perubahan struktur dan system hubungan interpersonal.
Strategi membuat perubahan dapat dikelompokan menjadi 4 hal, yakni:
Visi ini merupakan hal yang sederhana dan utama, karena visi dapat mempengaruhi
pandangan orang lain. Misalnya visi J.F kennedy, “menempatkan seseorang dibulan sebelum
akhir abad ini.” Visi harus disusun secara jelas, ringkas, mudah, dipahami dan dapat
dilaksanakan oleh setiap orang.
2. Menciptakan budaya organisasi tentang nilai-nilai moral dan percaya kepada orang lain
Menciptakan iklim yang kondusif dan rasa saling percaya adalah hal yang penting. Perubahan
akan lebih baik jika mereka percaya seseorang dengan kejujuran dan nilai-nilai yang
diyakininya. Orang akan berani mengambil suatu resiko terhadap perubahan, apabila mereka
dapat berpikir jernih dan tidak emosional dalam menghadapi perubahan. Setiap perubahan
harus diciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, dan secara langsung.
Menurut porter dan O’Grady (1986) upaya yang harus ditanamkan dalam menciptakan iklim
yang kondusif adalah:
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam perubahan. Setiap orang perlu dijelaskan
tentang perubahan untuk menghindari rumor atau informasi yang salah. Semakin banyak
orang yang mengetahui tentang keadaan, maka mereka akan semakin baik dan mampu dalam
memberikan pandangan ke depan dan mengurangi kecemasan serta ketakutan terhadap
perubahan. Menurut silber (1993), komunikasi satu arah tidak cukup dan sering menimbulkan
kebingungan karena orang tidak mengetahui apa yang akan terjadi.
Perubahan perlu disusun oleh orang-orang yang berkompeten. Begitu rencana sudah tersusun,
maka segeralah melibatkan orang lain pada setiap jabatan di organisasi, karena keterlibatan
akan berdampak terhadap dukungan dan advokasi (Endah, Rika. 2003).
H. Model Dalam Perubahan.
Model perubahan dengan interaksi sosial ini dilakukan berdasarkan atas saling kerjasama
dalam sistem dengan memfokuskan pada persepsi dan respons dar perubahan Roger
diantaranya, menyadari akan perubahan, adanya minat dalam perubahan, melakukan evaluasi
tentang hal-hal yang akan dilakukan perubahan, melalui uji coba sesuatu hal yang akan
dilakukan perubahan serta menerima perubahan.
Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang
akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantaranya hal yang menjadi
hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut :
Persepi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi kendala
proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam sistem perubahan jika tidak
dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan
dijadikan perubahan akan sulit menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan
tersebut.
3. Reaksi Psikologis.
Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam perubahan
karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons perbedaan
sistem adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologos yang berbeda
sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan, contohnya bila akan dilakukan perubahan
dalam sistem praktek keperawatan mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa menerima
secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari
perubahan.
4. Toleransi terhadap Perubahan.
Toleransi terhadap ini tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat. Apabila
individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang
terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit diaksanakan.
5. Kebiasaan.
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan sesuatu yang baru
dikenalnya, karena keyakinan yang dilmiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang
menjadikan hambatab dalam perubahan.
6. Ketergantungan.
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan karena
adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidakamanan
pada diri, kelompok atau masyarakat.
8. Norma.
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat dan tidak
mudah dirubah. Apabila akan mmengadakan proses perubahan namun perubahan perubahan
tersebut akan menghadapi hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip
perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan.
Sebagai manusia kita hidup dalam dunia perubahan. Perubahan merupakan suatu hal
yang pasti (terjadi, dan akan terjadi), hal mana sudah diketahui oleh manusia sejak zaman
dahulu, yang diungkapkan mereka melalui kata-kata “Pantai Rei” (bahasa Belanda: alles
verandert – bahasa Inggris: everything changes).Perubahan merupakan satu kata yang
memberikan makna bagi dinamika kehidupan manusia. Adakalanya perubahan berdampak
positif sesuai yang diharapkan. Akan tetapi biasa berdampak negative atau tidak sesuai
dengan yang diharapkan, bahkan tidak jarang bertentangan dengan keinginan yang
direncanakan dan merugikan (Nursalam. M. 2008).
Perubahan adalah respon terencana atau tak terencana terhadap tekanan-tekanan dan
desakan-desakan yang ada. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam
organisasi. Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa
adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan
lama. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar
organisasi tersebut.Manajemen perubahan adalah aplikasi pengetahuan, kemampuan, alat dan
teknik untuk menggabungkan perubahan menjadi sebuah proyek dan atau menjadi sebuah
strategi.
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang
direncanakan atau yang tidak direncanakan. sebaliknya perubahan yang direncanakan adalah
perubahan yang direncanakan dan dipikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama,
dan termasuk adanya suatu tujuan yang jelas. Perubahan terencana lebih mudah dikelola
daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat
karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola perubahan.
1. Perubahan terencana.
Perubahan yang direncanakan (planed change) adalah perubahan yang lebih mudah
dikelola dari pada perubahan yang tidak direncanakan, secara umum perubahan terencana
adalah suatu proses dimana adanya pendapat baru yang dikembangkan, dikomunikasikan,
kepada semua orang walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak. Orang yang mengelola
perubahan harus mempunyai suatu visi yang jelas dimana proses akan dilaksanakan dengan
arah yang terbaik untuk mencapai tujuan (Nursalam. M. 2008).
Menurut Suyanto (2009), perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan
diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa
mendatang. Sedangkan perubahan reaktif adalah respons bertahap terhadap peristiwa ketika
muncul. Karena perubahan reaktif dilakukan dengan cepat, maka potensi terjadinya
perubahan cenderung menghasilkan akibat yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perubahan
terencana lebih disukai dibandingkan dengan perubahan reaktif(Suyanto. 2009).
a) Keperawatan sebagai suatu profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubah
kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami
perubahan kearah professional dengan menunjukkan agar profesi keperawatan diakui oleh
profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat di hindari. Dimulai oleh dunia
usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi
yang dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintah. Berbagai upaya dan pendekatan telah
dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena
perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik
organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di luar organisasi yang dipimpinnya dan mampu
memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi
itu, mutlak perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan
perubahan di dalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak
bisa dihindari. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu
manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik
positif.
3.2 Saran.
Kita harus menyadari bahwa perubahan akan terjadi dan memang selalu terjadi serta
tidak bisa dihindari oleh karena itu kita harus mempersiapkan suatu menajemen untuk
menghadapinya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan di dalamnya baik dalam struktur, maupun pembahasannya. Jadi saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan dan semoga makalah ini juga bisa bermanfaat bagi
pembaca.
Daftar pustaka
http://nurseviliansyah.blogspot.com/2015/07/konsep-berubah-dalam-
keperawatan.html#.XYyZVEYzbIU
https://adysetiadi.files.wordpress.com/2018/03/konsep-berubah-std.pdf
http://yusniaandini.blogspot.com/