Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH OPINI AUDIT, UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK,


UKURAN PERUSAHAAN DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP
AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek


Indonesia Tahun 2014-2018)

Oleh :
Riska Wahyu Kurniawati 162010300093

Rina Oktavia 162010300102


Nur Mazida Devi R 162010300114

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

NOVEMBER 2019
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH OPINI AUDIT, UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK,


UKURAN PERUSAHAAN DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP
AUDITOR SWITCHING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek


Indonesia Tahun 2014-2018)

Untuk Tugas Seminar Akuntansi

Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial

Oleh :
Riska Wahyu Kurniawati 162010300093

Rina Oktavia 162010300102


Nur Mazida Devi R 162010300114

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

NOVEMBER 2019
i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat


Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian dengan judul “Pengaruh Opini Audit, Ukuran Kantor
Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan, dan Financial Distress Terhadap
Auditor Switching(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)”

Proposal penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Seminar Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis

Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan proposal penelitian ini

memiliki banyak keterbatasan dan melalui banyak hambatan yang ada. Banyak

pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini baik berupa

bantuan moral maupun material baik secara lansung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Maka dari itu

kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga proposal ini bermanfaat dan

dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan wawasan bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


ii

Sidoarjo, November 2019

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
A. Latar Belakang...........................................................................................1
A. Rumusan Masalah......................................................................................7
B. Tujuan Penelitian.......................................................................................8
C. Manfaat Penelitian.....................................................................................8
D. Penelitian Terdahulu................................................................................10
E. Kajian Teoritis.........................................................................................16
F. Rerangka Konseptual..............................................................................27
G. Hubungan Antar Variabel........................................................................ 28
H. Metode Penelitian....................................................................................34
1. Pendekatan Penelitian..............................................................................34
2. Lokasi Penelitian..................................................................................... 34
3. Rancangan Penelitian.............................................................................. 34
4. Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel.........37
5. Populasi dan Sampel................................................................................41
6. Jenis dan Sumber Data............................................................................ 43
7. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................43
8. Teknik Analisis........................................................................................ 43
9. Pengujian Hipotesis................................................................................. 49
10. Jadwal Penelitian.....................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................52
iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1................................................................................................................13
Tabel 3.1................................................................................................................40
Tabel 3.2................................................................................................................42
Tabel 3.3................................................................................................................51
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1...........................................................................................................27
Gambar 3.1...........................................................................................................36
vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.............................................................................................................1
Lampiran 2................................................................................................................................11
1

A. Latar Belakang

Laporan.keuangan adalah catatan-catatan keadaan keuangan suatu perusahaan

dalam periode.akuntansi yang dapat.digunakan untuk.mengetahui kinerja

perusahaan tersebut. Laporan.keuangan harus disajikan sesuai dengan fakta yang

sebenarnya, tidak diolah-olah dan juga.tidak dibuat-buat. Untuk.itu laporan

keuangan harus akurat.dan andal. Untuk.memastikan.keakuratan dan keandalan

laporan keuangan yang telah diterbitkan, .perusahaan membutuhkan bantuan

pihak ketiga dalam memeriksa dan menilai kewajaran.dari laporan keuangan

tersebut. Auditor.yang bekerja.di Kantor Akuntan Publik.adalah pihak.ke 3

tersebut. Alasan utama dari pernyataan tersebut adalah karena.auditor diharuskan

mempunyai sikap.independen.

Independensi.merupakan syarat bagi seorang auditor profesional dalam

melaksanakan tugasnya.memeriksa kewajaran laporan keuangan. Ketika seorang

auditor dan klien.terlibat hubungan istimewa, .independensi auditor akan

dipertanyakan. Menurut Wijaya dan.Pangky (2013) seorang auditor harus

independen karena untuk.menjaga reputasi Kantor Akuntan Publik itu sendiri dan

juga untuk memberikan.informasi yang benar terhadap klien. Menurut

Christiawan (2004) independen berarti auditor mempunyai kebebasan

mengeluarkan opini dan tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak

dibenarkan mamalsukan kebenaran demi.keinginan dan kepentingan klien.

Akuntan publik mempunyai kewajiban untuk .memberitahukan fakta yang

sebenarnya kepada semua lini.yang berhubungan.dengan.pihak.klien, .mulai dari


2

manajemen, owner, kreditur, investor, serta pihak lain yang meletakkan

kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Independensi auditor dalam.fakta

maupun dalam penampilan. Hal-hal yang dapat merusak independensi akuntan

publik, yaitu : mutual atau conflicting interest dengan klien oleh seoran

auditor,mengaudit pekerjaan.akuntan publik sendiri, berfungsi sebagai penasihat

(advocate) dalam manajemen klien. Reputasi akuntan publik akan buruk jika

independensinya terganggu karena memiliki.semua lini yang berhubungan dengan

pihak klien, mulai dari manajemen, owner, kreditur, investor, serta pihak lain yang

meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Jika akuntan publik

berhubungan dengan audit committee yang ada di perusahaan maka.akan terjadi

mutual interest, sedangkan coflict interest jika akuntan publik berhubungan

dengan manajemen. Dalam POJK No. 13/POJK.03/2017 point ke 5 menyatakan

bahwa Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan wajib membatasi

penggunaan jasa audit atas informasi.keangan historis tahunan dari KAP yang

sama paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Sementara itu, pembatasan

penggunaan jasa dari KAP tergantung pada hasil evaluasi.Komite Audit terhadap

potensi risiko atas penggunaan jasa dari KAP yang sama secara berturut-turut

untuk kurun waktu yang tidak ditentukan.

Auditor switching adalah pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilaksanakan

klien dengan dasar.peraturan pemerintah atau keinginan perusahaan itu sendiri.

Pada dasarnya sifat pergantian auditor adalah mandatory (wajib) dan voluntary

(sukarela). Pergantian mandatory (wajib) merupakan pergantian auditor.yang

bersifat wajib atas aturan pemerintah. Jika secara voluntary, maka faktor-faktor
3

yang mempengaruhi pergantian auditor berasal dari klien itu sendiri. Jika alasan

pergantian.tersebut adalah karena ketidaksesuaian hasil dari auditor terhadap

keinginan klien, maka klien akan mengganti auditor tersebut. Sebaliknya, ketika

pergantian auditor terjadi karena.adanya aturan dari pemerintah, maka perhatian

utama beralih kepada auditor pengganti yang harus dipilih klien. Berbeda dengan

pergantian sukarela yang terjadi karena keinginan internal.dari pihak klien, faktor

peraturan pemerintah adalah pergantian secara wajib yang terjadi.

Manajemen melakukan.pergantian auditor untuk tujuan mendapatkan kualitas

pelayanan audit yang lebih baik, memperoleh opini sesuai yang diharapkan, atau

mengurangi biaya. Sumarwoto (2006) juga menyatakan.karena adanya peraturan

yang mengharuskan pergantian KAP, bahwa rotasi KAP (penggantian KAP) bisa

bersifat mandatory, tetapi juga bisa secara voluntary. Banyak bukti menunjukkan,

bahwa kinerja KAP yang.terdahulu tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh

klien, maka klien melakukan penggantian KAP secara voluntary, disebabkan

karena, sehingga perusahaan melakukan penggantian KAP secara voluntary.

Perusahaan ingin mencari KAP yang dapat memenuhi kepentingannya merupakan

sebab penggantian KAP. Namun menurut Sinarwati (2010), kecurigaan oleh

investor maupun.kreditur akan terlihat jika klien mengganti KAP diluar ketentuan

pemerintah.

Terkait dengan peraturan mengenai auditor switching guna menjaga

independensi auditor, terdapat beberapa pihak.yang berpendapat bahwa adanya

auditor switching secara wajib akan mengeluarkan biaya yang cenderung lebih

besar daripada keuntungan yang diperoleh. Para pihak yang tidak setuju dengan
4

auditor switching secara wajib tersebut berpendapat bahwa kualitas audit yang

dihasilkan oleh auditor baru.cenderung akan menurun karena auditor tidak

familiar dengan klien dan industri klien.

Sumarwoto (2006) berpendapat bahwa lebih tingginya kasus-kasus yang dihadapi

oleh auditor dan klien selama masa awal hubungan kerja terkait dengan kasus

insiden masalah audit dibandingkan dengan hubungan kerja auditor dan klien

yang telah berlangsung lama. Disisi lain auditor switching yang terlalu sering juga

menimbulkan ketidaknyamanan.pada klien yang diaudit. Selama proses awal

audit, auditor akan menanyakan berbagai hal mengenai persoalan perusahaan

kepada karyawan perusahaan guna mengetahui lingkungan bisnis perusahaan.

Variabel pertama adalah opini audit dapat.didefinisikan sebagai laporan atas

hasil pemeriksaan atas kewajaran laporan keuangan yang diberikan seorang

akuntan publik terdaftar kepada perusahaan. Opini audit ini terdiri.dari lima jenis,

yaitu (1) Opini wajar tanpa pengecualian, (2) Opini wajar tanpa pengecualian

dengan bahasa penjelasan, (3) Opini wajar dengan pengecualian, (4) Opini tidak

wajar, dan (5) Opini tidak memberikan pendapat. Terdapat.beberapa hal yang

dapat menyebabkan auditor tidak dapat menerbitkan laporan dalam bentuk baku.

Berikut 2 kategori penyimpangan dari laporan bentuk baku, yaitu : (1) Laporan

bentuk baku dengan alinea penjelasan, (2) Jenis pendapat lainnya seperti pendapat

wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, menolak memberi pendapat.

Untuk variabel yang lain adalah ukuran perusahaan yaitu faktor yang dapat

menunjukkan seberapa besar atau.kecilnya perusahaan klien. Ukuran perusahaan


5

dapat ditentukan dengan besaran total penjualan dan total aktiva (Sembiring,

2008).

Sedangkan untuk variabel financial distress.kondisi perusahaan yang sedang

mengalami kesulitan keuangan. Ancaman terjadinya financial distress juga

merupakan biaya karena manajemen cenderung menghabiskan waktu untuk

menghindari kebangkrutan.daripada membuat keputusan perusahaan dengan baik.

Pada umumnya kemungkinan financial distress semakin meningkat dengan

adanya penggunaan hutang. Logikanya, semakin besar penggunaan hutang,

semakin besar pula beban biaya bunga, semakin besar probabilitas bahwa

penurunan penghasilan akan menyebabkan financial distress(Sembiring, 2008).

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Pratama dan Ariyanto (2016) yang

menguji secara empiris.dari pengaruh faktor internal klien terhadap pergantian

kantor akuntan publik upgrade, downgrade, dan samegrade yang dianalisis

menggunakan regresi logistik. Hasil menunjukkan bahwa variabel faktor intenal

klien firm size (ukuran perusahaan) berpengaruh signifikan terhadap auditor

switching, sedangkan financial distress dan pergantian manajemen tidak

berpengaruh terhadah.pergantian KAP (auditor switching).

Satriantini, dkk. (2014) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh

manajemen, opini audit, dan ukuran KAP pada perusahaan real estate dan

properti.yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 menggunakan

uji regresi logistik. Hasil penelitian.menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh

pergantian manajemen terhadap pergantian KAP selama 5 tahun pengamatan, (2)


6

opini audit secara statistik.tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP selama 5

tahun pengamatan, dan (3) ukuran KAP secara statistik berpengaruh negatif

terhadap pergantian KAP selama 5 tahun pengamatan (2009-2013).

Sedangkan Suarjana dan Widhiyani (2015) meneliti mengenai faktor yang

mempengaruhi perusahaan secara voluntary untuk melakukan pergantian KAP

antara lain opini audit, reputasi auditor, pertumbuhan perusahaan, ukuran

perusahaan, dan..perubahan rentabilitas. Pengujian terhadap hipotesis penelitian

menunjukkan bahwa variabel..opini audit menunjukkan pengaruh positif dan

signifikan terhadap terjadinya pergantian KAP. Variabel pertumbuhan perusahaan

menunjukkan pengaruh negatif terhadap terjadinya pergantian KAP. Reputasi

auditor, ukuran perusahaan dan perubahan rentabilitas tidak menunjukkan

pengaruh terjadinya.pergantian KAP.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa sudah banyak peneliti yang melakukan

studi pada kasus..pergantian auditor ini. Fenomena pergantian auditor atau

pergantian Kantor Akuntan Publik (auditor switching) sering.terjadi di Indonesia

khususnya di Bursa Efek Indonesia. Pergantian ini merupakan wujud konflik yang

terjadi antara agen..dengan prinsipalnya. Penelitian mengenai auditor switching

masih sangat menarik karena jika terjadi auditor switching yang dilakukan oleh

perusahaan diluar ketentuan peraturan…menteri keuangan, maka akan

menimbulkan pertanyaan bahkan kecurigaan bagi investor sehingga penting untuk

diketahui faktor penyebabnya. Selain itu, penelitian ini masih sangat menarik juga

karena hasil empiris penelitian terdahulu.berbeda-beda. Berdasarkan uraian latar

belakang di atas maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Opini Audit,


7

Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan dan Financial Distress

Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas maka permasalahan

mengenai perpindahan KAP yang telah banyak dilakukan oleh penelitian

sebelumnya dan..menunjukkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Sehingga

penelitian ini mencoba menguji kembali faktor-faktor dari latar belakang yang

telah dipaparkan sebelumnya, faktor-faktor dalam penelitian ini adalah opini

audit, ukuran Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan dan financial distress.

Faktor-faktor tersebut memiiki pengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk

berpindah Kantor Akuntan Publik. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Apakah opini audit mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan yang

telah terdaftar di BEI?

2. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik mempengaruhi pergantian auditor pada

perusahaan yang telah terdaftar di BEI?

3. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan

yang telah terdaftar di BEI?

4. Apakah financial distress mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan

yang telah terdaftar di BEI?


8

5. Apakah opini audit, ukuran Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan dan

financial distress mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan yang

telah terdaftar di BEI?

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui apakah opini audit mempengaruhi pergantian auditor pada

perusahaan yang telah terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui apakah ukuran Kantor Akuntan Publik mempengaruhi

pergantian auditor pada perusahaan yang telah terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan mempengaruhi pergantian

auditor pada perusahaan yang telah terdaftar di BEI.

4. Untuk mengetahui apakah financial distress mempengaruhi pergantian

auditor pada perusahaan yang telah terdaftar di BEI.

5. Untuk mengetahui apakah opini audit, ukuran Kantor Akuntan Publik, ukuran

perusahaan dan financial distressmempengaruhi pergantian auditor pada

perusahaan yang telah terdaftar di BEI.

C. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharap dapat bermanfaat antara lain :

1. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan audit

khususnya mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik.


9

2. Bagi Profesi Akuntan Publik

Menjadi bahan tambahan kontribusi tentang praktik bagi auditor untuk

mengetahui aktor-faktor yang menyebabkan klien melakukan pergantian Kantor

Akuntan Publik dan sebagai referensi agar auditor dapat menjaga profesionalitas

serta independensinya saat melakuakan hubungan kerja dengan klien.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan

informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai pembahasan

perpindahan Kantor Akuntan Publik.


D. Penelitian Terdahulu

Berikut beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh opini audit, ukuran

Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan, dan financial distress terhadap

auditor switching.

Chadegani, dkk. (2011) melakukan penelitian di Iran dengan meneliti hubungan

auditor switching dengan beberapa variabel independen seperti perubahan

manajemen financial distress, ukuran klien, ukuran KAP, opini audit, dan fee

audit. Penelitian menggunakan..sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di

Tehran Stock Exchange periode 2003-2007 dengan jumlah sampel 182

perusahaan. Hipotesis diuji menggunakan regresi logistik dan hasilnya adalah

hanya ukuran KAP..yang mempengaruhi auditor switching, sedangkan perubahan

manajemen, tingkat pertumbuhan klien, financial distress, ukuran KAP, opini

audit dan fee audit tidak mempengaruhi auditor switching.

Andra (2012) menguji pengaruh opini going concern, ukuran KAP, ukuran klien,

financial distress dan pergantian manajemen terhaap auditor switching pada 53

sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2003-2010. Hasil pengujian..regresi logistik membuktikan bahwa opini

going concern dan pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap

auditor switching sedangkan ukuran KAP, ukuran klien, dan financial distress

tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.


11

Aprillia (2013) menguji variabel pergantian manajemen, kepemilikan publik,

financial distress dan ukuran KAP. Penelitian..menggunakan regresi logistik

dengan sampel yang terdiri dari 37 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

tahun 2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran KAP

berpengaruh terhadap auditor switching, sementara variabel lain seperti financial

distress, pergantian..manajemen, dan kepemilikan publik tidak berpengaruh

terhadap auditor switching.

Fitriani (2014) menguji hubungan antara auditor switching dengan beberapa

variabel independen seperti..ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan,

financial distress, opini audit, pergantian manajemen, dan kompleksitas

perusahaan. Penelitian menggunakan regresi logistik dengan sampel yang terdiri

dari 285 perusahaan manufaktur.yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2012.

Hasil uji membuktikan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap voluntary

auditor switching adalah pertumbuhan perusahaan, financial distress, dan

kompleksitas perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan, opini audit, dan

pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap voluntary auditor switching.

Salim dan Rahayu (2014) menguji hubungan antara auditor switching dengan

variabel-variabel seperti ukuran KAP, opini audit, financial distress dan

pergantian manajemen. Penelitian ini..menggunakan sampel sebanyak 20

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa pergantian manajemen berpengaruh terhadap

auditor switching, sedangkan ukuran KAP, opini audit, dan financial distress tidak

berpengaruh terhadap auditor switching.


12

Satriantini, dkk. (2014) melakukan penelitian dengan variabel opini audit,

pergantian manajemen, dan ukuran KAP pada perusahaan real estate dan properti

yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Hasil dari penelitian tersebut adalah

tidak terdapat pengaruh.pergantian manajemen terhadap pergantian KAP selama 5

tahun pengamatan, opini audit secara statistik tidak berpengaruh terhadap

pergantian KAP selama 5 tahun pengamatan, dan ukuran KAP secara statistik

tidak berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP selama 5 tahun pengamatan

(2009-2013).

Pawitri dan Yadnyana (2015) melakukan penelitian dengan variabel opini audit,

audit delay, pergantian manajemen, dan reputasi..auditor pada perusahaan real

estate dan property yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Penelitian tersebut

memperoleh hasil bahwa variabel reputasi auditor, audit delay dan pergantian

manajemen berpengaruh positif pada voluntary auditor switching. Sedangkan

variabel opini audit.tidak berpengaruh pada voluntary auditor switching.

Suarjana dan Widhiyani (2015) melakukan penelitian tentang faktor klien yang

mempengaruhi..pergantian Kantor Akuntan Publik di BEI. Pengujian terhadap

hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel opini audit menunjukkan

pengaruh positif dan signifikan terhadap terjadinya pergantian KAP. Variabel

pertumbuhan perusahaan menunjukkan pengaruh negatif terhadap terjadinya

pergantian KAP, reputasi auditor, ukuran perusahaan.dan perubahan rentabilitas

tidak menunjukkan pengaruh terhadap terjadinya pergantian KAP.


13

Wijaya dan Rasmini (2015) mengambil variabel ukuran perusahaan, opini going

concern, financial distress, audit fee dan ukuran KAP. Hasil penelitian dan

variabel tersebut menunjukkan audit fee dan opini going concern berpengaruh

pada pergantian auditor. Sedangkan..financial distress, ukuran KAP dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

Pradhana dan Suputra (2015) melakukan penelitian dengan variabel , financial

distress, ukuran perusahaan, audit fee, opini going concern danpergantian

manajemen. Hasil dari..penelitian tersebut adalah audit fee, opini going concern

dan pergantian manajemen berpengaruh pada pergantian auditor. Sedangkan

financial distress dan ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh pada pergantian

auditor.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Chadegani Ukuran KAP - Variabel - Variabel
, dkk. mempengaruhi dependen : Auditor independen :
(2011) auditor switching. switching Perubahan manajemen
Perubahan - Variabel dan tingkat
manajemen, tingkat independen : ukuran pertumbuhan klien
pertumbuhan klien, KAP, financial - Objek
financial distress, distress dan opini penelitian :
audit Perusahaan yang
opini audit dan fee
terdaftar di Tehran
audit tidak
Stock Exchange
mempengaruhi periode 2003-2007
auditor switching
2 Andra Opini going concern - Variabel - Variabel
(2012) dan pergantian dependen : Auditor independen :
manajemen switching pergantian manajemen
berpengaruh terhadap - Variabel - Objek
auditor switching. independen : opini penelitian :
Ukuran KAP, going concern, Perusahaan
14

financial distress dan ukuran KAP, ukuran manufaktur yang


ukuran klien tidak klien dan financial terdaftar di BEI
berpengaruh terhadap distress periode 2003-2010
auditor switching
3 Aprillia Ukuran KAP - Variabel - Variabel
(2013) mempunyai pengaruh dependen : Auditor independen :
positif terhadap switching Pergantian manajemen
auditor switching, - Variabel dan kepemilikan
sedangkan independen : Ukuran publik
kepemilikan publik, KAP dan financial - Objek
pergantian manajemen distress penelitian :
Perusahaan perbankan
dan financial distress
yang terdaftar di BEI
tidak berpengaruh
periode 2008-2011
terhadap auditor
switching.
4 Fitriani Pertumbuhan - Variabel - Variabel
(2014) perusahaan, financial dependen : Auditor independen :
distress dan switching pertumbuhan
kompleksitas - Variabel perusahaan,
perusahaan independen : kompleksitas
berpengaruh terhadap financial distress, perusahaan dan
voluntary auditor ukuran perusahaan pergantian manajemen
dan opini audit - Objek
switching. Ukuran
penelitian :
perusahaan, opini
Perusahaan
audit, dan pergantian manufaktur yang
manajemen tidak terdaftar di BEI
berpengaruh terhadap periode 2008-2012
voluntary auditor
switching
5 Salim dan Pergantian manajemen - Variabel - Variabel
Rahayu berpengaruh positif dependen : Auditor independen :
(2014) terhadap auditor switching Pergantian manajemen
switching, sedangkan - Variabel - Objek
ukuran KAP, opini independen : opini penelitian :
audit dan financial audit, ukuran KAP Perusahaan
distress tidak dan financial manufaktur yang
distress. terdaftar di BEI
berpengaruh terhadap
periode 2008-2012
auditor switching.
6 Satriantini Hasil penelitian - Variabel - Variabel
, dkk. menunjukkan bahwa dependen : independen :
(2014) tidak terdapat Pergantian Auditor Pergantian manajemen
pengaruh pergantian - Variabel - Objek
independen : opini penelitian :
15

manajemen terhadap audit dan ukuran Perusahaan real estate


pergantian KAP KAP dan properti yang
selama 5 tahun terdaftar di BEI
pengamatan, opini periode 2009-2013
audit tidak
berpengaruh terhadap
pergantian KAP
selama 5 tahun
pengamatan, dan
ukuran KAP secara
statistik tidak
berpengaruh negati
terhadap pergantian
KAP selama 5 tahun
pengamatan (2009-
2013)
7 Pawitri Variabel reputasi - Variabel - Variabel
dan auditor, audit delay dependen : independen : Audit
Yadnyana dan pergantian Voluntary auditor delay, reputasi
(2015) manajemen switching auditor, pergantian
berpengaruh positif - Variabel manajemen
pada voluntary independen : Opini - Objek
auditor switching. audit penelitian :
Perusahaan real
Sedangkan variabel
estateand property
opini audit
yang terdaftar di BEI
berpengaruh negatif periode 2009-2013
pada voluntary
auditor switching.
8 Suarjana Hasil penelitian - Variabel - Variabel
dan menunjukkan bahwa dependen : independen :
Widhiyani variabel opini audit Pergantian KAP Pertumbuhan
(2015) menunjukkan - Variabel perusahaan, reputasi
pengaruh positif dan independen : opini auditor, dan
signifikan terhadap audit dan ukuran perubahan rentabilitas
terjadinya pergantian perusahaan - Objek
penelitian :
KAP. Variabel
perusahaan
pertumbuhan
manufaktur yang
perusahaan terdaftar di BEI
menunjukkan periode 2009-2012
pengaruh negatif
terhadap terjadinya
pergantian KAP.
Reputasi auditor,
16

ukuran perusahaan
dan perubahan
rentabilitas tidak
menunjukkan
pengaruh terhadap
terjadinya pergantian
KAP
9 Wijaya Hasil penelitian - Variabel - Variabel
dan adalah audit fee dan dependen : independen : audit fee
Rasmini opini going concern pergantian auditor - Objek
(2015) berpengaruh pada - Variabel penelitian :
pergantian auditor. independen : perusahaan
Sedangkan financial financial distress, manufaktur yang
distress, ukuran KAP opini going concern terdapat di BEI
dan ukuran KAP periode 2008-2013
tidak berpengaruh
pada pergantian
auditor
10 Pradhana Hasil penelitian ini - Variabel - Variabel
dan adalah audit fee, opini dependen : independen : audit fee,
Suputra going concern dan pergantian auditor pergantian manajemen
(2015) pergantian manajemen - Variabel - Objek
berpengaruh pada independen : penelitian :
pergantian auditor. financial distress, perusahaan
Sedangkan financial opini going concern manufaktur yang
dan ukuran terdaftar di BEI
distress dan ukuran
perusahaan klien periode 2008-2013
perusahaan klien tidak
berpengaruh pada
pergantian auditor.

E. Kajian Teoritis

1. Teori Keagenan
Teori agensi membahas..tentang hubungan kontrak antara agen dan prinsipal

serta permasalahannya. Prinsipal sebagai pemasok modal memberikan

kepercayaan pada agen untuk mengelola aset yang dimilikinya dan agen wajib

melaporkan perkembangan aset tersebut kepada prinsipal secara..berkala.

Hubungan ini diatur dalam kontrak yang disebut dengan kontrak keagenan
17

(Jensen dan Meckling, 1976). Namun, dalam perjalanannya hubungan yang

diharapkan harmonis..ternyata menimbulkan konflik, sehingga diperlukan pihak

ketiga untuk menjembatani konflik antara prinsipal dan agen yaitu auditor.

Reputasi KAP memiliki..dampak terhadap persepsi pemakai jasa audit, dan

biaya (fee audit) yang dikeluarkan klien (perusahaan). Dalam konsep agensi

melibatkan dua pihak dalam kondisi tertentu berbeda kepentingannya. Perbedaan

kepentingan ini mengakibatkan perbedaan kepentingan tentang kantor akuntan

yang.dipilih.

Perbedaan antara dua kubu tersebut tidak bisa mengabaikan kondisi

perusahaan itu sendiri. Kinerja keuangan..yang buruk akan mendorong

manajemen untuk memilih Kantor Akuntan Publik yang berkualitas.

2. Pergantian Auditor
Auditor switching adalah pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilaksanakan

klien dengan dasar peraturan.pemerintah atau keinginan perusahaan itu sendiri.

Damayanti dan Sudarma (2007) menyatakan terdapat faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching, yaitu kesulitan

kuangan perusahaan, opini akuntan, pergantian manajemen, fee audit, ukuran

KAP, dan prosentasi perubahan ROA. Pendekatan yang digunakan untuk

menjelaskan tentang alasan..perusahaan berpindah KAP ada 2, yaitu perspektif

auditor dan perspektif perusahaan.

Menurut Febriana dan Ardiyanto (2012) ketika seorang klien mengganti

auditornya tanpa ada sebuah..peraturan yang mengharuskan pergantian tersebut


18

dilakukan maka kemungkinan yang terjadi adalah auditor tidak dapat memberikan

pendapat yang memuaskan dan sesuai harapan persahaan, maka perusahaan akan

berusaha mencari auditor baru yang dapat memenuhi harapan perusahaan klien

dengan memberikan opini wajar..tanpa pengecualian kepada klien.

Terkait dengan peraturan mengenai auditor switching guna menjaga

independensi auditor, terdapat beberapa pihak yang berpendapat bahwa adanya

auditor switching..secara wajib akan mengeluarkan biaya yang cenderung lebih

besar daripada keuntungan yang diperoleh. Para pihak yang tidak setuju dengan

auditor switching secara wajib..tersebut berpendapat bahwa kualitas audit yang

dihasilkan oleh auditor baru cenderung akan menurun karena auditor tidak

familiar dengan klien dan industri klien. Sumarwoto (2006)berpendapat bahwa

lebih tingginya kasus-kasus yang..dihadapi oleh auditor dan klien selama masa

awal hubungan kerja terkait dengan kasus insiden masalah audit dibandingkan

dengan hubungan kerja auditor.dan klien yang telah berlangsung lama. Disisi lain

auditor switching yang terlalu sering juga menimbulkan ketidaknyamanan pada

klien yang diaudit. Selama..proses awal audit, auditor akan menanyakan berbagai

hal mengenai persoalan perusahaan kepada karyawan perusahaan guna

mengetahui lingkungan bisnis perusahaan.

Menurut U.S. General Accouting Office (GAO) 2003, melakukan pergantian

auditor secara periodik..akan memberikan cara pandang baru KAP untuk

mendalami kasus dari klien baru agar auditor mampu menghadapi masalah

laporan keuangan yang rumit sekalipun dengan masa penugasan yang telah
19

dibatasi. Hubungan antara KAP dan klien yang terus menerus diperpanjang

berisiko dalam menurunkan.kualitas dan kinerja auditor (Sumarwoto, 2006).

3. PMK Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik


Peraturan mengenai pergantian auditor secara mondatory di Indonesia

dijelaskan dalam KMK Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang ‘Jasa Akuntan

Publik” (perubahan atas KMK Nomor 423/KMK.06/2002). Peraturan ini

menerangkan bahwa..Kantor Akuntan Publik dapat memberikan jasa audit paling

lama dengan batasan 5 tahun buku berturut-turut dan 3 tahun buku berturut-turut

untuk akuntan publik.

Peraturan tersebut diperbarui dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Antara lain adalah :

a. Jasa audit oleh Kantor Akuntan.Publik boleh diberikan 6 tahun buku berturut-

turut, namun hanya boleh 3 tahun buku berturut-turut oleh seorang akuntan

publik (pasal 3 ayat 1).

b. Akuntan publik dan Kantor Akuntan Publik diperbolehkan melakukan

kembali jasa audit..terhadap klien yang sama setelah tidak melaksanakan jasa

audit terhadap klien tersebut selama 1 tahun buku (pasal 3 ayat 2 dan ayat 3).

Pembaruan Peraturan Menteri Keuangan dimaksudkan untuk membatasi

hubungan auditor dengan klien sehingga dapat menjaga independensi auditor

(Astyorini, 2015).

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang

Praktik Akuntan Publik.


20

Pemerintah telah..mengeluarkan kembali aturan mengenai auditor switching

yaitu dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015

tentang Praktik Akuntan Publik. Peraturan ini menerangkan bahwa auditor

dibatasi untuk memberikan..jasa audit paling lama 5 tahun berturut-turut, namun

sebenarnya jasa audit terhadap suatu klien tidak pernah dibatasi asalkan telah

memenuhi syarat harus menggunakan KAP lain selama 2 tahun berturut-turut

(pasal 11 ayat 1). Akuntan Publik..yang sudah pernah memberikan jasa audit

terhadap klien dapat meberikan jasa audit kembali setelah 2 tahun berturut-turut

tidak memberikan jasa audit (pasal 11 ayat 4).

Dalam pasal 22 diatur tentang syarat Kantor Akuntan Publik yang

memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas :

a. Untuk satu tahun.buku secara beturut-turut dapat melanjutkan pemberian jasa

audit untuk empat tahun buku berikutnya.

b. Untuk dua tahun buku secara berturut-turut dapat melanjutkan pemberian jasa

audit untuk tiga.tahun buku berikutnya.

c. Untuk tiga tahun buku secara berturut-turut dapat melanjutkan pemberian jasa

audit untuk dua tahun buku berikutnya.

5. Opini Audit

Opini audit adalah suatu pendapat yang disampaikan auditor setelah

melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan untuk menilai kewajaran laporan

keuangan yang telah..dibuat oleh manajemen. Auditor tidak bertanggungjawab

atas isi laporan keuangan yang disampaikan oleh manajemen karena auditor hanya
21

memeriksa kewajaran laporan keuangan berdasarkan pada SPAP (Standar

Profesional Akuntan Publik). Terdapat lima jenis pendapat akuntan :

a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualan (Unqualified Opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian dikemukakan auditor jika sama sekali

tidak terdapat.pembatasan dalam lingkup audit pada saat pemeriksaan dan tidak

terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip

akuntansi yang baik dan benar dalam penyusunan laporan keuangan.

b. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa

Penjelasan (Unqualified Opinion Report wiht Explanatory Language)

Di dalam laporan..auditan, jika terdapat beberapa hal yang memerlukan

penjelasan saja, maka laporan keuangan tetap disajikan dengan wajar tanpa

pengecualian pada posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien dengan

bahasa penjelasan.

c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Jika auditor menemui keadaan-keadaan berikut ini, maka auditor akan

memberikan..pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan hasil audit.

Kondisi-kondisi tersebut antara lain:

1. Lingkup audit pada saat pemeriksaan dibatasi oleh klien.

2. Auditor yang tidak bisa melaksakan prosedur audit dengan baik serta bisa

mendapatkan atau.memperoleh informasi yang dibutuhkan auditor karena

kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien maupun auditor.


22

3. Laporan keuangan auditan yang disusun tidak sesuai dengan prinsip

akuntansi berterima umum.

4. Prinsip akuntansi yang beik..dan benar yang digunakan tidak diterapkan

secara konsisten di dalam laporan auditan.

d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Akuntan akan..memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien

yang telah diaudit tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang benar

sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, dan penjelasan laporan

keuangan lainnya.

e. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)


Laporan tanpa pendapat (no opinion report) yaitu jika auditor tidak

memberikan pendapat.atas laporan keuangan yang telah diaudit.

Penelitian ini..hanya berfokus pada opini audit wajar tanpa pengecualian

(unqualified). Hal ini disebabkan opini wajar tanpa pengecualian merupakan opini

yang paling diinginkan seluruh perusahaan karena merupakan gambaran bahwa

perusahaan dapat melakukan pengelolaan..keuangan dengan baik. Opini wajar

tanpa pengecualian yang diperoleh perusahaan akan meningkatkan reputasi

perusahaan dan kepercayaan investor sehingga apabila perusahaan memperoleh

opini selain opini wajar tanpa pengecualian hal ini dapat menurunkan citra

perusahaan. Ketika citra perusahaan..turun karena opini audit selain unqualified,

manajemen akan melakukan pergantian auditor karena auditor tidak memberikan

opini sesuai keinginan manajemen. Menurut teori agensi yang menyatakan bahwa
23

individu bertindak untuk dirinya.pribadi maka perusahaan yang memperoleh opini

audit selain unqualified di tahun sebelumnya cenderung melakukan pergantian

KAP yang dapat memenuhi tuntutan perusahaan yang sesuai kepentingan

perusahaan (Fitriani, 2014).

6. Ukuran Kantor Akuntan Publik


Ukuran KAP adalah..suatu ukuran yang digunakan untun mengklasifikasikan

besar kecilnya Kantor Akuntan Publik. Dalam penelitian ini ukuran KAP dibagi

menjadi 2 jenis.yaitu KAP besar dan KAP biasa. Ukuran KAP dikatakan besar

jika KAP tersebut berafiliasi dengan KAP Big Four, mempunyai cabang dan

memiliki klien yaitu perusahaan - perusahaan besar serta KAP tersebut..memiliki

tenaga profesional diatas 25 orang. Sedangkan untuk ukuran KAP dikatakan kecil

jika tidak berafiliasi dengan KAP Big Four, tidak mempunyai.kantor cabang dan

kliennya adalah perusahaan-perusahaan kecil serta memiliki jumlah tenaga

profesional kurang dari 25 orang (Andra, 2012)).

Menurut Praptitorini dan Januarti (2007) investor lebih cenderung memakai

data akuntansi yang..dihasilkan dari auditor yang bereputasi. Berdasarkan teori

Deep Pocket, hal ini dikarenakan KAP besar mampu menahan tekanan

manajemen sehingga KAP yang besar lebih independen daripada KAP biasa yang

berukuran lebih kecil. KAP berukuran besar lebih dikenal dengan sebutan Big

Four. KAP yang termasuk kelompok Big Four (kondisi tahun 2012) yaitu :

1. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Osman Bing

Satrio & Rekan.


24

2. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Purwantono, Suherman & Surja.

3. Klynveld Peat Marwich Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan

Siddharta & Widjaja.

4. PrricewaterhouseCooper (PwC) yang berafiliasi dengan Tanudiredja,

Wibisena & Rekan.

Dengan independensi Big Four yang tinggi maka reputasi dan kualitas audit

juga akan..semakin tinggi di mata para investor. Ketika sebuah perusahaan telah

memakai jasa Big Four maka sebisa mungkin perusahaan akan mempertahankan

untuk tetap menggunakan jasa KAP yang termasuk Big Four. Oleh karena itu,

semakin besar ukuran KAP yang digunakan di tahun sebelumnya maka semakin

kecil kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching.

7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan keadaan yang dapat menunjukkan seberapa

besar atau kecilnya..perusahaan klien. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari

ukuran nominal melalui jumlah total aset, kapitalisasi pasar atau penjualan.

Sunaningsih dan Rohman (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi aktiva maka

akan semakin besar modal yang ditanam, semakin besar penjualan maka semakin

tinggi arus cash flow, dan semakin tinggi kapitalisasi pasar maka akan semakin

dikenal masyarakat. Hal ini..menunjukkan bahwa para investor lebih berminat

dengan perusahaan yang berukuran besar karena dianggap mampu memberikan

deviden yang besar. Banyaknya jumlah investor membuat tanggungjawab

perusahaan atas kepercayaan investor meningkat. Pengelompokan besar kecilnya


25

perusahaan berdasarkan..pada tingkatan SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

yang terbagi menjadi 3 golongan yaitu : (a). SIUP Kecil (b). SIUP Menengah dan

(c)SIUP Besar.

Sesuai dengan teori agensi yang menunjukkan manajemen dianggap

cenderung memaksimalkan..keuntungan pribadi daripada keuntungan prinsipal.

Semakin besar ukuran perusahaan maka akan membutuhkan auditor yang juga

besar, karena auditor yang semakin besar dan berkualitas dianggap lebih mampu

menjembatani hubungan antara prinsipal dan agen. Sehingga dapat ditarik

hubungan bahwa semakin besar..ukuran perusahaan maka semakin tinggi

kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching.

Total aset perusahaan merupakan acuan yang digunakan untuk mengukur

ukuran perusahaan. Total aset perusahaan..dapat diukur menggunakan logaritma

natural dari total aset pada tahun pergantian auditor dikurangi total aset pada tahun

sebelum pergantian auditor dikuadratkan (Widiawan dan Meiranto, 2011).

Logaritma natural..digunakan untuk menghindari fluktuasi data yang berlebihan

sehingga ketimpangan data dapat dihindari. Rumusan logaritma natural :

LnTA = Ln(TAt-0)

Keterangan :

LnTA = Logaritma natural perubahan total aset dikuadratkan

TAt-0 = Total aset di tahun pergantian auditor


26

8. Financial Distress
Financial distress adalah kondisi perusahaan yang sedang.mengalami kesulitan

keuangan. Yasmin (2013) menyatakan kondisi perusahaan yang terancam jatuh

pailit lebih banyak melakukan evaluasi dan hati-hati terhadap auditor. Tindakan

hati-hati dalam keadaan..posisi keuangan perusahaan yang tidak sehat membuat

perusahaan cenderung mempertahankan dan mengikat auditor lama guna menjaga

kepercayaan pemegang saham serta investor. Pernyataan ini sesuai dengan

pendapat bahwa perusahaan yang secara posisi..keuangan mengalami keadaan

yang buruk cenderung untuk mempertahankan auditornya untuuk menjaga

kepercayaan kreditor dan pemegang saham, serta mengurangi resiko litigasi

(Nasser, dkk., 2006). Sehingga diasumsikan semakin tinggi resiko perusahaan

mengalami financial distress..maka semakin rendah kemungkinan perusahaan

melakukan auditor switching.

Hutang dapat digunakan sebagai tolak ukur perusahaan yang mengalami

financial distress karena semakin..besar hutang maka semakin tinggi pula biaya

bunga sehingga makin besar kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar

seluruh kewajibannya yang memicu terjadinya financial distress. Penelitian ini

menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR)..sebagai proksi variabel financial

distress karena DAR merupakan salah satu rasio solvabilitas yang dapat

digunakan untuk mengukur kekuatan perusahaan untuk dapat melunasi kewajiban

jangka panjang maupun jangka pendek saat perusaahaan dilikuidasi.

Tingkat rasio DAR yang..aman adalah 50%. Semakin rendah DAR maka

semakin baik kondisi perusahaan karena mengindikasikan hanya sebagian kecil


27

aset perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Andra (2012) menyatakan bahwa

ketika rasio DAR perusahaan melebihi 50% karena jumlah hutang yang lebih

besar dibandingkan dengan jumlah aset perusahaan, hal ini menunjukkan

perusahaan terancam kebangkrutan. Rumus menghitung DAR :

DAR = Total Hutang x 100%


Total Aset

F. Rerangka Konseptual
Gambar 2.1

Rerangka Konseptual
Opini Audit (X1)

H1

Ukuran Kantor

Akuntan Publik
H2
Auditor (Y)

Ukuran Perusahaan H3
(X3)
H4

Financial H5
Distress(X4)

Auditor switching dilatarbelakangi akibat adanya keraguan investor atas

independensi auditor karena lamanya hubungan perikatan dengan perusahaan.

Gambar 2.1 menyajikan…kerangka pemikiran dari beberapa faktor yang

mempengaruhi auditor switching.


28

G. Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh Opini Audit terhadap Auditor Switching


Hal yang paling sensitif dalam..hubungan pergantian auditor adalah kualifikasi

dari opini audit, terutama di mana salah satu tujuan manajemen dalam suatu audit

adalah menerima opini wajar tanpa pengecualian dari auditor. Opini wajar tanpa

pengecualian yang diperoleh perusahaan akan meningkatkan reputasi perusahaan

dan kepercayaan investor.sehingga perusahaan akan berusaha dengan segala cara

untuk tetap mempertahankan opini tersebut. Apabila auditor memberikan opini

selain wajar tanpa pengecualian..hal itu dapat menurunkan citra perusahaan

sehingga timbul kemungkinan manajemen mengganti auditor dengan alasan

auditor tidak memberikan opini yang sesuai dengan keinginan manajemen.

Sejalan dengan uraian di atas Andra (2012), Wijaya dan Rasmini (2015),

Pradhana dan Suputra (2015) dan Suarjana dan Widhiyani (2015) menyatakan

opini audit berpengaruh…signifikan terhadap pergantian auditor. Sehingga

disimpulkan bahwa opini audit yang diperoleh perusahaan berpengaruh positif

terhadap auditor switching. Tetapi hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian

Chadegani, dkk. (2011), Fitriani (2014), Satriantini, dkk. (2014) dan Pawitri dan

Yadnyana (2015) yang menyatakan bahwa auditor switching tidak dipengaruhi

oleh opini audit.

Dari penjelasan.dan penelitian terdahulu diatas, maka variabel opini audit

bagi sebagian klien merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi Auditor

Switching. Namun bagi sebagian klien, opini audit tidak berpengaruh


29

terhadap Auditor Switching. Dari uraian di atas hipotesis dapat dirumuskan

sebagai berikut :

H1 : Opini Audit berpengaruh terhadap Auditor Switching

2. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Auditor Switching


Ukuran Kantor..Akuntan Publik mempengaruhi terjadinya suatu perusahaan

melakukan auditor switching. Menurut Praptitorini dan Januarti (2007) investor

lebih mempercayai dan memakai data-data akuntansi yang dihasilkan dari auditor

yang telah mempunyai nama besar. Berdasarkan teori Deep Pocket, hal ini

dikarenakan KAP besar..mampu menahan tekanan manajemen sehingga KAP

yang besar lebih independen daripada KAP biasa yang berukuran lebih kecil.

Untuk mempertahankan kualitas dan keandalan laporan keuangan, perusahaan

lebih mempercayai KAP yang termasuk dalam Big Four. Oleh sebab itu,

perusahaan yang tidak..menggunakan jasa KAP Big Four cenderung melakukan

auditor switching..dibandingkan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP

Big Four. Serupa dengan hasil pernyataan Chadegani, dkk. (2011) dan Aprillia

(2013) yang mendukung bahwa ukuran KAP mempengaruhi auditor switching.

Namun penelitian yang dilakukan Andra (2012), Satriantini, dkk. (2014), Salim

dan Rahayu (2014) dan Wijaya dan Rasmini (2015) memiliki hasil yang berbeda

yaitu ukuran KAP tidak mempengaruhi auditor switching.

Dari penjelasan dan.penelitian terdahulu di atas, maka ukuran Kantor Akuntan

Publik dapat menjadi dasar dalam menentukan adanya perubahan atau tidak

auditor. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai

berikut :
30

H2 : Ukuran Kantor Akuntan Publik tidak.berpengaruh terhadap auditor switching

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Auditor Switching


Ukuran KAP dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan yang digunakan yang

mendorong manajemen..melakukan auditor switching. Nabila dan Laksito (2011)

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan

pemilihan auditor yang berkualitas tinggi. Semakin besar ukuran perusahaan maka

semakin tinggi tanggungjawab manajemen kepada..investor, oleh karena itu

perusahaan akan melakukan pergantian auditor dengan harapan auditor yang baru

lebih berkualitas untuk menghasilkan laporan keuangan dengan kredibilitas yang

tinggi sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap investor.

Hasil yang tidak sejalan ditunjukkan oleh penelitian Fitriani (2014), Suarjana

dan Widhiyani (2015), Wijaya dan Rasmini (2015) dan Pradhana dan Suputra

(2015) yang menyatakan auditor switching tidak dipengaruhi besar kecilnya

ukuran perusahaan.

Dari penjelasan dan penelitian terdahulu di atas, bagi sebagian besar klien

ukuran perusahaan bukanlah faktor yang mempengaruhi terhadap pergantian

auditor. Dengan adanya perbedaan..teori dan argumentasi mengenai ukuran

perusahaan terhadap auditor switching maka hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut :

H3 : Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Auditor Switching

4. Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching


31

Nasser, dkk. (2006) mengatakan bahwa perusahaan yang secara posisi keuangan

mengalami keadaan yang buruk cenderung untuk mempertahankan auditornya

untuuk menjaga kepercayaan kreditor..dan pemegang saham, serta untuk

mengurangi resiko litigasi. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat financial

distress suatu perusahaan maka akan meningkatkan kecenderungan perusahaan

untuk tidak melakukan auditor switching. Klien dengan tekanan finansial

cenderung untuk..melaukan pergantian auditor dibandingkan dengan rekan-rekan

mereka yang lebih sehat.

Hasil penelitian Fitriani (2014) berhasil menunjukkan bahwa perusahaan yang

mengalami financial distress cenderung..melakukan pergantian auditor sehingga

dapat diambil hubungan bahwa financial distress berpengaruh positif terhadap

auditor switching. Berbanding terbalik dengan hasil penelitian Chadegani, dkk.

(2011), Andra (2012), Wijaya dan Rasmini (2015), Aprillia (2013), Salim dan

Rahayu (2014) serta Pradhana dan Suputra (2015) yang mendukung argumentasi

bahwa auditor switching tidak..dipengaruhi kondisi financial distress sebuah

perusahaan. Dengan adanya perbedaan teori dan argumentasi mengenai financial

distress terhadap auditor switching maka.hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut :

H4 : Financial Distress tidak berpengaruh.terhadap Auditor Switching

5. Pengaruh Opini Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran

Perusahaan dan Financial Distress terhadap Auditor Switching


32

Kualifikasi dari opini audit, terutama di mana salah satu tujuan manajemen

dalam suatu audit adalah..menerima opini wajar tanpa pengecualian dari auditor.

Opini wajar tanpa pengecualian yang diperoleh perusahaan akan meningkatkan

reputasi perusahaan dan kepercayaan investor sehingga perusahaan akan berusaha

dengan segala cara untuk tetap mempertahankan..opini tersebut.

Ukuran Kantor Akuntan Publik mempengaruhi terjadinya..suatu perusahaan

melakukan auditor switching. Menurut Praptitorini dan Januarti (2007) investor

lebih cenderung memakai data akuntansi yang..dihasilkan dari auditor yang

bereputasi. Berdasarkan teori Deep Pocket, hal ini dikarenakan KAP besar mampu

menahan tekanan manajemen sehingga KAP yang besar lebih independen

daripada KAP biasa.yang berukuran lebih kecil.

Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi ukuran KAP yang digunakan yang

mendorong manajemen..melakukan auditor switching. Semakin besar ukuran

perusahaan maka semakin tinggi tanggungjawab manajemen kepada investor, oleh

karena itu perusahaan akan melakukan pergantian auditor dengan harapan auditor

yang baru lebih..berkualitas untuk menghasilkan laporan keuangan dengan

kredibilitas yang tinggi sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap

investor.

Perusahaan yang secara posisi keuangan mengalami keadaan yang buruk

cenderung untuk..mempertahankan auditornya untuuk menjaga kepercayaan

kreditor dan pemegang saham, serta untuk mengurangi resiko litigasi. Dengan

kata lain semakin tinggi tingkat financial distress suatu perusahaan maka akan
33

meningkatkan kecenderungan perusahaan untuk..tidak melakukan auditor

switching.

Dengan adanya perbedaan.teori dan argumentasi mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap auditor switching maka hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut :

H5 : Opini Audit, Ukurang Kantor..Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan dan

Financial Distress tidak berpengaruh terhadap…Auditor Switchig.


34

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian berbentuk kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2014) metode kuantitatif sering dinamakan metode positivistik,
scientific dan metode discovery. Metode jenis ini sudah sejak lama sekali
digunakan sebagai metode penilitian sehingga biasa dinamakan dengan
metode tradisional. Selain itu, metode kuantitatif ini juga termasuk dalam
metode positivistik dan metode ilmiah, karena telah berdasar pada filsafat
positivisme dan sudah memenuhi nilai-nilai ilmiah secara kongkrit,
sistematis, rasional, obyektif, dan terukur. Metode ini dinamakan metode
kuantitatif karena data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya
menggunakan statistik.

2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pusat

Galeri Investasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, yang beralamatkan di

Jalan Mojopahit No. 666B Sidoarjo.

3. Rancangan Penelitian
Menurut Setiawan (2015) rancangan penelitian ialah proses

mengumpulkan dan menganalisis data dari penelitian sebelumnya, sehinga

dalam prosesnya meliputi perencanaan dan implementasi. Pada tahap awal,

rancangan perencanaan diawali dengan melakukan observasi pada obyek dan

mengevaluasi penelitian yang sebelumnya telah dilaksanakan sehingga

terkumpul bukti-bukti lebih lanjut hingga membentuk sebuah kerangka

perencanaan. Dalam proses implementasi rancangan penelitian yang sudah

terbentuk sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan percobaan serta

pengamatan untuk menguji kerangka perencanaan tersebut. Adapun hal-hal


35

penting yang perlu dilakukan dalam proses implementasi antara lain

pemilihan variabel pengukuran, prosedur dan teknik pengerjaan,pengumpulan

data, instrumen pendukung dan analisis data terhadap sampel yang ada. Jika

semua
36

proses implementasi telah selesai, proses akhir yang harus dilakukan adalah

pelaporan hasil penelitian.

Gambar 3.1
Rancangan Penelitian

Start

Pengaruh Opini Audit,


Ukuran Kantor Akuntan
Publik, Ukuran Perusahaan
dan Financial Distress
Terhadap Auditor Switching

Rumusan

Variabel - Hipotesis

Data Sekunder

Variabel Variabel
Independen : Dependen : Opini
audit, ukuran Analisis Regresi
Auditor Switching Logistik
KAP, ukuran
perusahaan dan
Uji T

Hasil &

Stop Kesimpulan
37

4. Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel


Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen

dan variabel dependen. Yang termasuk variabel terikan/dependen dalam

penelitian ini yaitu auditor switching (Y) sedangkan variabel

bebas/independen yaitu opini audit (X1), ukuran KAP (X2), ukuran

perusahaan (X3), dan financial distress (X4).

a) Variabel Independen

Variabel independen yaitu variabel yang berpengaruh terhadap adanya

variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini ialah opini audit,

ukuran Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan, dan financial distress.

b) Opini Audit

Reputasi sebuah perusahaan merupakan satu hal yang harus sangat

dijaga. Apabila reputasi suatu perusahaan buruk, maka hal inipun juga

akan berimbas pada berkurangnya keyakinan para pemegang saham.

Dengan demikian, emiten akan selalu menginginkan unqualified opinion

dari auditornya. Apabila sebuah perusahaan memperoleh opini yang selain

unqualified dari auditor, maka perusahaan tersebut akan cenderung akan

mengganti auditornya. Variabel opini audit diberi lambang OPINI dan

diproksikan dengan variabel dummy dan skala nominal. Jika pada tahun

dengan simbol t perusahaan memperoleh opini audit unqualified diberi

kode 0 dan diberi kode 1 jika memperoleh kode selain unqualified.


38

c) Ukuran Kantor Akuntan Publik

Yang dimaksud dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah

besar kecilnya suatu KAP yang dapat ditentukan dari keterkaitan antara

KAP dengan Big Four. Ukuran KAP diukur dengan skala nominal dan

variabel dummy yang dilambangkan NBFOUR. Potensi kecil untuk

melakukan pergantian auditor lebih banyak terjadi pada klien yang

menggunakan jasa KAP Big Four. Perusahaan diberi kode 1 apabila pada

tahun t. diaudit oleh KAP bukan Big Four dandiberi kode 0 apabila diaudit

KAP Big Four.

d) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diukur dan ditentukan menggunakan total aset

perusahaan yang dilambangkan dengan SIZE serta menggunakan skala

data rasio dan satuan data rupiah. Menurut Widiawan dan Meiranto (2011)

ukuran perusahaan dapat ditentukan dengan rumus logaritma natural dari

total aset sebagai berikut :

LnTA = Ln(TAt-0)

Keterangan :

LnTA = Logaritma natural total aset

TAt-0 = Total aset pada tahun t dimana terjadi auditor switching

e) Financial Distress
39

Financial distress merupakan sebuah kondisi atau keadaan dimana sebuah

perusahaan sedang mengalami krisis keuangan. Hal ini akan sangat

berdampak pada kelangsungan sebuah perusahaan itu sendiri. Oleh karena

itu, dalam keadaan seperti ini biasanya perusahaan akan lebih mengikat

auditornya. Financial distress dapat digambarkan dengan rasio DAR

berupa total hutang dibagi dengan total aset serta diberi lambang FIDIS.

Proporsi debt to asset ratio berbanding lurus dengan resiko kesulitan

keuangan. Sebuah perusahaan akan masuk dalam zona kebangkrutan

apabila rasio DAR perusahaan tersebut lebih dari 50%. Hal ini berarti

jumlah hutang perusahaan tersebut lebih besar daripada aset yang dimiliki

(Andra, 2012).

DAR = Total Hutang x 100 %


Total Aset
Nilai DAR (debt asset rasio) yang semakin tinggi akan membuat

peluang penggantian auditor oleh perusahaan semakin rendah.

1) Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan adalah pergantian KAP (Auditor

Switching), yaitu pergantian kantor akuntan publik atau auditor yang

menangani laporan keuangan perusahaan klien. Variabel Auditor

Switching ini diukur dengan variabel dummy. Apabila perusahaan

berpindah KAP, akan diberi nilai 1 dan akan diberi nilai 0 apabila

perusahaan klien tidak berpindah KAP.


40

Tabel 3.1
Variabel Dimensi Indikator Skala Sumber
Opini Audit Jenis opini Jenis Opini yang Dummy Damayanti
audit dikeluarkan auditor dan Sudarma
(2007),
Fitriani
(2014),
Pawitri dan
Yadnyana
(2015)

Ukuran Affiliasi KAP KAP yang Dummy Aprillia


Kantor Big Four berhubungan (2013),
Akuntan dengan Big Four Nabila dan
Publik KAP yang tidak Laksito
(2011),
berhubngan
Pawitri dan
dengan Big Four
Yadnyana
(2015)

Ukuran Aset Jumlah aset Rasio Nabila dan


Perusahaan perusahaan persuhaan sebelum Laksito
pindah KAP (2011),
Jumlah aset Pradhana dan
Suputra
perusahaan pada
(2015),
tahun berganti
Sembiring
KAP
(2008)

Financial Kekuatan Total Debt to Asset Rasio Andra


Distress perusahaan, Ratio sebelum (2012),
Aset-Hutange pergantian KAP Aprillia
Total Debt to Asset (2013),
Fitriani
Ratio pada tahun
(2014)
pergantian KAP

Auditor Pergantian Perpindahan Dummy Aprillia


Auditor dari Kantor Akuntan (2013),
41

Switching KAP besar ke Publik oleh Fitriani


KAP kecil beberapa faktor (2014),
dan dari KAP internal klien Nabila dan
kecil ke KAP Perpindahan Laksito
besar (2011)
Kantor Akuntan
Publik akibat
peraturan
pemerintah

5. Populasi dan Sampel


Yang termasuk dalam populasi dan sampel pada penelitian ini adalah

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018.

Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan sampel berdasar pada

metode purposive sampling. Dengan metode ini, data dan informasi akan

tersaji dengan.lengkap serta berdasar pada kriteria atau pertimbangan

tertentu. Berikut adalah beberapa kriteria dalam..menetukan sebuah sampel

pada penelitian ini:

1. Objek dalam penelitian adalah..perusahaan yang menjadi emiten di Bursa

Efek Indonesia.

2. Perusahaan yang telah..mempublikasikan laporan keuangan hasil auditor

independen dalam kurun waktu 2014 sampai.dengan 2018.

3. Perusahaan yang telah..melakukan pergantin KAP selama jangka waktu

penelitian, baik yang diaudit oleh KAP Big Four ataupun.KAP menengah

ke bawah.

Berikut adalah.beberapa KAP di Indonesia yang bekerja sama dengan KAP

Big Four :

a. KAP Purwantono,.Suherman & Surja – affiliate of Ernst & Young


42

b. KAP Osman.Bing Satrio – affiliate of Deloitte

c. KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja – affiliate of KPMB

d. KAP Haryanto Sahari – affiliate of PwC

4. Perusahaan tidak melakukan pergantin KAP selama kurun..waktu

penelitian 2014-2018.

5. Informasi yang..disampaikan oleh perusahaan lengkap sesuai apa yang

dibutuhkan peneliti.

Berdasarkan kriteria tersebut..terdapat 100 sampel dari 20 perusahaan yang

digunakan dalam penelitian ini. Sampel tersebut diperoleh dengan cara

berikut :

Tabel 3.2
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan tersebut telah mempublikasikan 125
laporan.keuangan hasil auditor independen untuk
periode 2012-2016

2 Perusahaan telah melakukan.pergantian KAP 80


selama waktu penelitian yang tidak diaudit oleh
KAP Big Four

3 Perusahaan telah.melakukan pergantian KAP 20


selama waktu penelitian yang diaudit oleh KAP
Big Four

4 Perusahaan tidak.mengganti KAP selama 5 tahun 25


berturut-turut

5 Jumlah total sampel.perusahaan (20 perusahaan x 100


5 tahun)
43

Adapun 20 perusahaan yang memenuhi kriteria.tersebut adalah sebagaimana

terlampir.

6. Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan..jenis data berupa data sekunder. Sumber data

penelitian sendiri.berasal dari data yang dikumpulkan dari berbagai sumber

lain yang telah ada sebelumnya. Adapun data-data yang digunakan antara lain

laporan audit, laporan keuangan.tahunan dan annual report perusahaan yang

telah terdaftar di Bu rsa Efek Indonesia tahun 2014-2018.

7. Teknik Pengumpulan Data


Data-data dikumpulkan dengan cara..dokumentasi. Teknik ini akan

menggabungkan semua informasi yang berguna untuk menyelesaikan

masalah dalam dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu yang merupakan suatu teknik.atau metode penelitian yang digunakan

untuk memperoleh informasi yang relevan dengan cara menggunakan data

yang ada dalam.perusahaan yang berupa laporan keuangan perusahaan dan

gambaran umum perusahaan (Sugiyono, 2011).

Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri dan mencatat

seluruh informasi yang berkaitan dengan data.sekunder yang berbentuk

laporan.keuangan tahunan dan annual report perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

8. Teknik Analisis
a. Statistik Deskriptif
44

Statistik deskriptif dimanfaatkan untuk.mendeskripsikan data yang

berdasar dari mean, standard deviation, dan maksimum-minimum.

Hal ini dipergunakan.untuk melihat keseluruhan hasil dari sampel

yang terkumpul dan memenuhi standar sampel.penelitian (Astyorini,

2015).

b. Uji Asumsi Klasik

Layak dan tidaknya sebuah model regresi dapat diketahui dengan

melakukan pengujian..asumsi klasik. Selain itu, pengujian ini juga

bertujuan untuk memastikan tidak terjadinya multikolonieritas dan

heteroskedastisitas di dalam regresi. Dengan pengujian ini juga dapat

digunakan untuk memastikan bahwa suatu data yang dihasilkan

nantinya adalah.berdistribusi normal (Ghozali, 2006).

c. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini fungsi dari uji normalitas.adalah sebagai alat

untuk menguji variabel independen dan variabel dependen apakah

sudah.didistribusi secara normal atau tidak dalam model regresi, uji

normalitas dalam penelitian ini..menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov (K-S) dengan ketentuan kriteria sebagai berikut (Ghozali,

2011) :

Data dikatakan tidak.terdistribusi normal apabila signifikansi < 5%.

Data dikatakan terdistribusi normal apabila signifikansi > 5%.


45

d. Uji Multikolinieritas

Tujuan dari uji Multikolinieritas adalah.sebagai penguji terhadap

model regresi, apakah terdapat adanya korelasi atau.hubungan antar

variabel independen atau tidak. Jika variabel bebas itu berkorelasi,

maka variabel dikatakan tidak orthogonal.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala Multikolinieritas

dalam model regresi, dapat diukur dengan uji.Person Correlation.

Multikolinieritas terjadi apabila koefisiensi korelasi antara variabel

bebas > 0.80. dan dikatakan tidak terjadi multikolinieritas dan

apabila koefisiensi korelasi antara variabel bebas < 0.80 (r < 0.80)

dan = 5%.

e. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan suatu varian kondisinya tidak
tetap . Uji Heteroskedastisitas digunakan.untuk menguji apakah
dalam sebuh model regresi telah terjadi perbedaan antara suatu
varian dari residual.satu pengamatan (Ghozali, 2011). Metode
pengujian menggunakan uji Glejser. Heteroskedastisitas
terindikasi apabila variabel independen mempengaruhi dependen
secara signifikan dan.dikatakan homokedastisitas apabila varian
dan residual tetap.

Koefisien signifikan digunakan untuk menjelaskan apakah

diantara data pengamatan tersebut terjadi heteroskedastisitas atau

tidak. Perbandingan koefisiensi signifikan harus sesuai dengan

ukuran tingkat signifikansi..yang telah disepakati yaitu ( = 5%).

Heteroskedastisitas tidak akan terjadi apabila nilai signifikansi


46

dari variabel..independen lebih dari 0.05, namun akan terjadi

apabila nilainya kurang dari 0.05.

f. Uji Autokorelasi

Cara untuk mengetahui apakah mengalami atau tidak

mengalami autokorelasi adalah.dengan melakukan uji run. Jika

nilai signifikan yang diperoleh dari hasil run test < 0.05 persen,

maka tidak terjadi autokorelasi, namum jika > 0.05 persen maka

terjadi autokorelasi.

g. Uji Linearitas

Untuk melihat apakah model regresi berbentuk pola linear atau

non linear merupkan tujuan.dari Uji linearitas (Ghozali (2005). Hal

ini dilakukan dengan menggunakan uji F. Apabila P-Value lebih

besar F atau hitungan.kecil dari pada F- tabel dari tarif signifikasi

0,05, maka dapat diasumsikan bahwa pola berbentuk telah

mendekati linear, dan apabila pola.berbentuk menjauhi non

linearitas.

Analisis Regresi Logistik


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis

kuantitatif..dimana data yang diperoleh mengenai pengaruh opini

audit, ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan

financial distress terhadap pergantian..auditor (auditor switching)

akan diolah sehingga dapat mempermudah dalam mendapatkan


47

informasi. Alat untuk..menganalisis ialah analisis regresi logistik

karena bersifat dikotomi, sehingga dapat diketahui apakah beberapa

faktor yang telah..disebutkan berpengaruh terhadap pergantian KAP

atau tidak.Tahapan dalam pengajuan regresi logistik adalah :

a. Uji Kelayakan Model Regresi

Penilaian kelayakan model regresi menggunakan tes Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit, menguji hipotesis nol bahwa data

empiris sesuai dengan model sehingga.dapat disebut fit. Hipotesis nol

diterima apabila nilai statistik di atas 0,05, karena model dapat

memprediksi..nilai observasi dan cocok dengan data observasinya.

Dengan begitu model dapat dikatakan.diterima sebagai model regresi.

Namun apabila..nilai statistik sama dengan atau kurang dari 0,05,

maka hipotesis nol ditolak (Ghozali, 2011).

b. Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Hal pertama yang dilakukan adalah menilai Overall Model Fit

terhadap data. Terdapat macam-macam tes statistik yang dilakukan.

H0 : Data fit dengan model yang.dihipotesiskan

Ha : Data tidak fit dengan.model yang dihipotesiskan

Dalam pengujian model berdasarkan Likelihood, statistik yang

digunakan adalah dengan cara membandingkan nilai –

2LogLikelihood pada awal (Block Number = 0) dengan nilai –

2LogLikelihood pada akhir (Block Number = 1). Model..dapat


48

dikatakan fit dengan data atau.menunjukkan regresi yang lebih baik

ketika terjadi penurunan terhadap Likelihood (-2LL)(Ghozali, 2011).

c. Uji Korelasi Matriks

Uji Korelasi Matriks digunakan..untuk menguji apakah dalam

suatu data terdapat korelasi antar variabel. Besarnya korelasi antar

variabel independen dapat dilihat dengan pengujian menggunakan

matriks..korelasi antar variabel bebas. Apabila variabel independennya

saling berkorelasi, artinya variabel-variabel tersebut tidak ortogonal

atau variabel independennya tidak.sama dengan nol (Ghozali, 2011).

d. Matrik Klasifikasi

Matrik klasifikasi menggambarkan.kekuatan model regresi yang

digunakan memprediksi adanya.kemungkinan pergantian auditor oleh

klien (perusahaan).

e. Uji Koefisien Regresi Logistik

Berikut adalah model regresi logistik dalam penelitian ini.


= + + + + +

Keterangan :

: Konstanta
49

SWITCHt : Auditor Switching

OPINI : Opini Audit

NBFOUR : Ukuran KAP

SIZE : Ukuran Perusahaan

FIDIS : Financial Distress

9. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengganti output Variabel in the Equation,

pada kolom signifikasi (Sig). Nilai pada kolom signifikasi dibandingkan dengan

tingkat signifikasi yang.digunakan dalam regresi logistik, yaitu = 5% (0,05). Jika

nilai Sig. < 0.05, Ha diterima atau H0 ditolak. Sementara itu, apabila nilai Sig. >

0.05, H0 diterima.atau Ha ditolak (Astyorini, 2015). Hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis 1

H01 : Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching

Ha1 : Opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching

2. Hipotesis 2

H01 : Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap auditor

switching.

Ha1 : Ukuran Kantor Akuntan Publik tidak berpengerauh terhadap auditor

switching.
50

3. Hipotesis 3

H01 : Ukuran Perusahaan berpengaruh.terhadap auditor switching

Ha1 : Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching

4. Hipotesis 4

H01 : Financial Distress berpengaruh.terhadap auditor switching

Ha1 : Financial Distress tidak berpengaruh terhadap auditor switching

5. Hipotesis 5

H01 : Opini Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaann dan

Financial Distress berpengaruh terhadap auditor switching

Ha1 : Opini Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaann dan

Financial Distress tidak.berpengaruh terhadap auditor switching


51

10. Jadwal Penelitian


Penelitian di agendakan berjalan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dan

susunan kegiatannya dipetakan sebagai berikut :

Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
No Tahap dan Kegiatan Waktu (Bulan)
Penelitian
1 2 3 4 5 6

1. Persiapan
Menyusun Proposal

2. Pengumpulan
Data Sekunder

3. Pengolahan dan Analisis


Data

4. Penyusunan Laporan

5. Dan Lain-lain
52

DAFTAR PUSTAKA

Andra, Ichlasia Nurul. 2012. FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


AUDITOR SWITCHING SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT
DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2010). Fakultas
Ekonomika dan Bisnis.

Aprillia, Ekka. 2013. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi


Auditor Switching. Accounting Analysis Journal 2 (2).

Astyorini, Carolina Dwi. 2015. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Pertumbuhan


Perusahaan, Audit Delay, dan Reputasi KAP Terhadap Pergantian
Auditor Secara Voluntary.

Chadegani, Arezoo Aghaei, Zakiah Muhammaddun Mohamed dan Azam Jari.


2011. The determinant factors of auditor switch among companies
listed on Tehran Stock Exchange.

Christiawan, Yulius Jogi. 2004. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:


Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 4
(2):pp. 79-92.

Damayanti, Shulamite dan Made Sudarma. 2007. Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan
Publik.

Febriana, Varadita dan M Didik Ardiyanto. 2012. Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Penggantian Kantor Akuntan Publik di Perusahaan
Go Public yang Terdaftar di BEI. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Fitriani, Nurin Ari. 2014. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI VOLUNTARY AUDITOR SWITCHING DI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA (Studi Empiris pada
53

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-
2012). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Ghozali, Imam. 2005. Apilikasi Analisis Multvariate dengan program SPSS.


Semarang.

---. 2006. Statistik Non-parametik Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS.
Semarang: UNDIP.

---. 2011. Aplikasi Analisis multivariate Dengan Program SPSS. Yogyakarta.


Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm : Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure.

Nabila, Nabila dan Herry Laksito. 2011. FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Universitas Diponegoro.

Nasser, Abu Thahir Abdul, Emelin Abdul Wahid, Sharifah Nazatul Faiza Syed
Mustapha Nazri dan Mohammad Hudait. 2006. Auditor Client
Relationship : The Case of Audit : Tenure and Auditor Switching in
Malaysia.

Pawitri, Ni Made Puspa dan Ketut Yadnyana. 2015. Pengaruh Audit Delay, Opini
Audit, Reputasi Auditor dan Pergantian Manajemen pada Voluntary Auditor
Switching. E-Jurnal Akuntansi 10 (1):214-228.

Pradhana, Made Aditya Bayu dan IDG Dharma Suputra. 2015. PENGARUH AUDIT
FEE, GOING CONCERN, FINANCIAL DISTRESS, UKURAN
PERUSAHAAN, PERGANTIAN MANAJEMEN PADA PERGANTIAN
AUDITOR. E-Jurnal Akuntansi 11 (3):713-729.

Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis pengaruh kualitas audit,
debt default dan opinion shopping terhadap penerimaan opini going concern.

Pratama, Aditya dan Dodik Ariyanto. 2016. PENGARUH FAKTOR INTERNAL


KLIEN TERHADAP PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
UPGRADE, DOWNGRADE DAN SAMEGRADE. E-Jurnal Akuntansi 17
(1):112-140.

Salim, Apriyeni dan Sri Rahayu. 2014. Pengaruh Opini Audit, Ukuran KAP,
Pergantian Manajemen, Dan Financial Distress Terhadap Auditor Switching.
eProceedings of Management 1 (3).
54

Satriantini, Putu Diah, Ni Kadek Sinarwati dan Lucy Sri Musmini. 2014. Pengaruh
Pergantian Manajemen, Opini Audit, Dan Ukuran KAP Terhadap Pergantian
KAP Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti yang Terdaftar Di BEI
Periode 2009-2013. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1) 2 (1).

Sembiring, Seniwati. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kebijakan


Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Bisnis Properti di
Bursa Efek Jakarta.

Setiawan, Parta. 2015. 9 Pengertian Rancangan Penelitian Menurut Para Ahli. 2015
[cited 07 Februari 2018]. Available from.

Sinarwati, Ni Kadek. 2010. Mengapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di


bei melakukan pergantian kantor akuntan publik?
Suarjana, I Wayan dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2015. Faktor Klien Yang
Memengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Di Bursa Efek Indonesia. E-
Jurnal Akuntansi 10 (1):78-90.

Sugiyono. 2011. METODE PENELITIAN Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

---. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Sumarwoto, Sumarwoto. 2006. PENGARUH KEBIJAKAN ROTASI KAP


TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN. program Pascasarjana
Universitas Diponegoro.

Sunaningsih, Suci Nasehati dan Abdul Rohman. 2014. FAKTOR-FAKTOR YANG


BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris pada
Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2011 dan 2012). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Widiawan, Wisnu dan Wahyu Meiranto. 2011. FAKTOR–FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (Studi
Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2003-2008). Universitas Diponegoro.

Wijaya, Edwin dan Ni Ketut Rasmini. 2015. Pengaruh Audit Fee, Opini
Going Concern, Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP
pada Pergantian Auditor. E-Jurnal Akuntansi 11 (3):940-966.

Wijaya, RM dan Aloysius Pangky. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi


pergantian auditor oleh klien. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya 2 (21):7-10.
55

Yasmin, Arifia. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan


Melakukan Pergantian KAP.

Anda mungkin juga menyukai