• Masa antenatal:
- Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
- Grafik pertumbuhan terhadap usia kehamilan
• Setelah persalinan:
Modifikasi
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan neurologis
Dubowitz Ballard
Definisi
Masa Gestasi:
Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran,
dihitung dari hari pertama haid terakhir
Berat Lahir :
Berat bayi yang ditimbang dalam waktu1 jam setelah lahir (utk RS,
Puskesmas, Polindes), atau 24 jam setelah lahir (utk yang lahir di
rumah)
Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR):
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500 gram tanpa memandang masa
gestasi
Bayi Berat Lahir Cukup/ Normal:
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >2500 gram – 4000 gram
Kesulitan Kelainan
Metabolisme
pernapasan neurologis
Kelainan
Imaturitas
gastrointestinal
imunologis
dan nutrisi
Imaturitas Imaturitas
hati ginjal
Berbagai masalah bayi kurang bulan
Tahap pertumbuhan
janin saat penyebab
tersebut terjadi
Pertumbuhan asimetri
Ggn pada akhir
kehamilan
Pertumbuhan
jantung dan otak ,
tulang rangka
sedikit berpengaruh
Pertumbuhan
otak dan tulang
terganggu
Hasil akhir
perkembangan
saraf yg buruk
Gangguan Pertumbuhan Intrauterine
= Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Penyebab Persentase
- Variasi Normal 10
- Kelainan kromosom dan kelainan 10
kongenital lain
- Kelainan uterus <5
- Defek plasenta & tali pusat 1
- Penyakit vaskular ibu (Diabet &
peny.jantung) 35
- Obat dan merokok 5
- Lain-lain 32
Pertumbuhan intra uterin berlebih
Berat lahir
melampaui Berhubungan
persentil ke dengan umur
90untuk umur kehamilan dan
kehamilan etiologi
(BMK)
Hasil
Sebagian besar pertumbuhan
intra uteri
karena
berlebih dan
keturunan
bersifat
patologis
Patofisiologi Gangguan Pertumbuhan Intrauterin
Plasenta
Malnutrisi
Infeksi
Faktor Genetik
• HPHT
Teknik Penilaian Umur • Grafik pertumbuhan terhadap usia
Kehamilan Antenatal kehamilan
1. Laboratorium
Pemeriksaan darah tepi, hitung jenis, KGD,
serial, NA,K,Kalsium serial, bilirubin, analisa
gas darah, CRPdan kultur darah jika
diperlukan
2. Radiologi: Rotgen dada, USG kepala,
Echocardiogarafi jika diperlukan
• Tatalaksana
1. Pemberian vitamin K
- injeksi pemberian 1 mg IM sekali
pemberian
- per oral 2 mg 3 kali (saat lahir, umur 3 –
10 hari dan umur 4 - 6 minggu)
2. Mempertahankan suhu tubuh normal
- dengan cara kontak kulit ke kulit, kangoroo mother care,
pemancar panas, inkubator atau ruangan yang hangat
- ukur suhu tubuh
3. Pemberian minum
- ASI merupakan pilihan pertama
- pemberian minimal 8 kali per hari
- indikasi nutrisi parenteral bila status kardiovaskular dan
respirasi yang tidak stabil, fungsi usus yang tidak stabil,
terdapat anomali mayor saluran cerna
• Tindakan suportif
- Jaga dan pantau kehangatan
- Jaga dan pantau patensi jalan napas
- Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
- Bila terjadi penyulit segera kelola sesuai dengan penyakit
yang timbul
- Berikan dukungan emosional kepada ibu dan anggota
keluarga lain
KANGOROO MOTHER
CARE
Respiratory Distress (RD)
Evaluasi
Apakah gawat pernafasan merupakan peristiwa atau penyakit
yang mengancam nyawa?
31
Tanda-Tanda Bahaya RD
• Sianosis
• Apneu parah (koma?)
• Stridor
• Upaya nafas (gasping)
• Retraksi pernafasan yang parah
• Perfusi buruk (syok)
32
Evaluasi Respiratory Distress dengan
Menggunakan Skor Downes
0 1 2
34
Siapkan
36
37
Pemeriksaan
• Rontgen Dada
• Analisis gas darah arteri
• CBC (anemia, polisitemia, sepsis)
• Pengecekan glukosa (hipoglikemia)
• Kultur darah (sepsis, pneumonia)
38
Perawatan
39
Penyebab Umum RD
40
Transient Tachypnea of the Neonate
(TTN)
Definisi
41
Patogenesis TTN
42
Transient Tachypnea of the Neonate
(TTN) (lanj.)
Faktor Risiko
45
Takipnea sementara pada BBL (TTN)
(lanj.)
Penatalaksanaan TTN
Umum:
Pemberian oksigen dalam jumlah banyak
Pembatasan cairan
Pemberian asupan setelah takipnea memebaik
Konfirmasi diagnosis dengan menyisihkan penyebab-
penyebab takipnea lain seperti pneumonia, penyakit
jantung kongenital dan hiperventilasi serebral.
46
Takipnea sementara pada BBL
(TTN) (lanj.)
Hasil Akhir dan Prognosis TTN
Definisi
Hyalin Membrane Disease (HMD) juga dikenal sebagai
sindrom gawat pernafasan (RDS). Kondisi ini biasanya
terjadi pada BBL prematur.
48
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
Kesulitan-kesulitan bernafas yang terlihat mencakup:
• Takipnea yang meningkat (> 60/menit)
• Retraksi dada
• Sianosis pada udara kamar yang menetap atau progresif
lebih dari 24-48 jam pertama kehidupan
• Foto rontgen yang khas menunjukkan adanya pola
retikulogranular sergam dan bronkogram udara.
• Menurunnya udara yang masuk
• Grunting 49
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
Insidensi
HMD terjadi pada sekitar 25% BBL yang lahir pada usia
kehamilan 32 minggu. Insidensi meningkat dengan semakin
prematurnya BBL.
50
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
51
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
Pemeriksaan untuk HMD (RDS)
• Pemeriksaan Laboratorium:
• Gas darah: mengungkap adanya hipoksia, hiperkarbia, acidosis
• Gambaran darah lengkap diperlukan untuk menyisihkan kemungkinan
infeksi
• Kadar glukosa darah biasanya rendah
• Pemeriksaan rontgen dada:
• Adanya penampilan seperti kaca menyerpih dengan bronkogram udara
52
53
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
Penatalaksanaan HMD (RDS)
Umum
• Pengaturan suhu
• Cairan parenteral
• Antibiotik
• Pemantauan berkesinambungan
54
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
• Dicoba menggunakan CPAP
• Jika dengan CPAP
• PH < 7,2
• Atau PO2 < 40mmHg FiO2 > 60%
• Atau PCO2 > 60mmH
• Defisit basa > -10
Jika 2 analisis gas darah yang dilakukan berturut-turut
dengan jeda 20 menit mengungkap nilai di atas, lakukan
intubasi endotracheal dan ventilasi mekanik 55
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
56
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
• Perawatan Spesifik
• Terapi penggantian surfaktan jika intubasi trakeal diperlukan
• Hasil Akhir
• RDS bertanggung jawab untuk 20% dari semua kematian BBL
• Penyakit paru kronis terjadi pada 29% BBLSR
57
58
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
Definisi
59
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)
• Pemeriksaan Laboratorium
• Analisis gas darah
• Kultur darah dan CBC
63
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)
• Pemeriksaan Radiologi
• Rontgen dada: bercak-bercak infiltrat, garis-garis kasar pada kedua bidang
paru, hiperinflasi anteroposterior dan pemipihan diafragma.
64
65
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)
Penatalaksanaan MAS
Penatalaksanaan Prenatal:
• Identifikasi kehamilan berisiko tinggi
• Memantau denyut jantung janin selama persalinan
• Amnioinfusi (?)
66
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)
Penatalaksanaan MAS
69
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)
Hasil Akhir dan Prognosis (MAS)
70
Sindrom Kebocoran Udara
Definisi
Sindrom kebocoran udara (pneumomediastinum, pneumothorax,
pulmonary interstitial emphysema dan pneumopericardium) adalah
spektrum penyakit dengan penyebab patofisiologi dasar
yang sama. Distensi saccus alverolaris atau saluran nafas
terminal yang berlebihan akan menyebabkan pada
kerusakan integritas saluran nafas yang mengakibatkan
penyebaran udara ke rongga di sekitarnya.
71
Sindrom Kebocoran Udara
(lanj.)
Insiden
72
Sindrom Kebocoran Udara
(lanj.)
• Spontan 0,5%
• Bantuan ventilator 15-20%
• CPAP 5%
• Pencampuran / aspirasi meconium
• Terapi surfaktan
• Upaya keras resusitasi (ventilasi dengan kantung)
73
74
75
Sindrom Kebocoran Udara (lanj.)
76
Sindrom Kebocoran Udara
(lanj.)
Pemeriksaan Sindrom Kebocoran Udara
77
78
Sindrom Kebocoran Udara (lanj.)
Penatalaksanaan Sindrom Kebocoran Udara
• Umum
• Hindari penggunaan ventilator
• Gunakan ventilasi kantung manual dengan hati-hati
• Spesifik
• Dekompresi kebocoran udara sesuai dengan jenisnya.
• Jangan melakukan dekompresi dengan jarum
79
Apnea
Definisi
• Berhentinya pernafasan disertai oleh bradikardia
dan/atau sianosis selama lebih dari 20 detik.
Insiden
• 50-60% dari BBL prematur memperlihatkan adanya
apnea (35% dengan apnea sentral, 5-10% apnea
obstruktif, dan 15-20% dengan apnea campuran).
80
Apnea (lanj.)
Faktor Risiko Apnea Neonatal
• Apnea patologis
• Hipothermia Penyakit jantung
• Hipoglikemia Penyakit paru
• Anemia Gastro intestinal reflux
• Hipovolemia Obstruksi jalan nafas
• Aspirasi Infeksi, meningitis
• NEC / Distensi Gangguan neurologis
81
Apnea (lanj.)
Penatalaksanaan Apnea
• Terapi Umum
• Melakukan stimulasi taktil.
• CPAP pada apnea berulang dan memanjang.
• Terapi farmakologis (kafein atau theophylline) mungkin diperlukan.
• Pantau kadarnya.
82
Apnea (lanj.)
Penatalaksanaan Apnea
• Terapi Spesifik
• Pengobatan penyebab, jika terindentifikasi, misalnya
pengobatan sepsis, hipoglikemia, anemia dan abnormalitas
elektrolit.
83
Definisi CPAP
84
Water-Seal CPAP
85
Efek CPAP
• Meningkatkan FRC
• Mencegah kolaps alveolar
• Meningkatkan compliance
• Mempertahankan surfaktan
• Mendukung jalan napas dan diafragma
• Menstimulasi pertumbuhan paru
86
Siapa yang Diuntungkan dengan CPAP?
• BBL prematur dengan respiratory distress syndrome (RDS)
• BBL dengan transient tachypnea of the newborn (TTN)
• BBL dengan meconium aspiration syndrome(MAS)
• BBL dengan apnea yang sering terjadi dan bardikardia
prematuritas
87
Siapa yang diuntungkan… (Lanj.)?
• BBL dengan paralisis diafragma
• BBL yang telah dilepas dari ventilator mekanik
• BBL dengan penyakit saluran napas seperti trakeomalacia
dan bronkiolitis
• BBL setelah pembedahan di bagian perut atau dada
88
Prosedur Klinis
89