Anda di halaman 1dari 89

Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) dan


Respiratory Distress

dr. Jufitriani Ismy M.Kes,


M.Ked(Ped)SpA
Pendahuluan
• Salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir adalah berat badan.
Rerata berat bayi normal (usia gestasi 37-41 minggu) adalah 3200
gram.
• Indikator kesejahteraan bayi baru lahir adalah masa gestasi.
Semakin cukup masa gestasi maka semakin baik kesejahteraan bayi.
• Hubungan antara umur kehamilan dengan berat lahir :
- Mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterine
- Antisipasi morbiditas dan mortalitas
- Meramalkan masalah klinis BBL seperti gangguan
perkembangan fisik, mental dan neurologis.
Penentuan Umur Kehamilan

• Masa antenatal:
- Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
- Grafik pertumbuhan terhadap usia kehamilan
• Setelah persalinan:
Modifikasi
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan neurologis
Dubowitz Ballard
Definisi
Masa Gestasi:
Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran,
dihitung dari hari pertama haid terakhir
 Berat Lahir :
Berat bayi yang ditimbang dalam waktu1 jam setelah lahir (utk RS,
Puskesmas, Polindes), atau 24 jam setelah lahir (utk yang lahir di
rumah)
Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR):
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500 gram tanpa memandang masa
gestasi
Bayi Berat Lahir Cukup/ Normal:
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir >2500 gram – 4000 gram

 Bayi Berat Lahir Lebih:


Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 4000 gram
Definisi
• Bayi Kurang Bulan (BKB) :
Bayi dilahirkan dengan masa gestasi <37 minggu
(<259 hari)
• Bayi Cukup Bulan (BCB):
Bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara 37
minggu-42 minggu (259-293 hari)
• Bayi Lebih Bulan (BLB):
Bayi dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu (294
hari)
Definisi
• Bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan atau Small for
Gestational Age (SGA)
Bayi dilahirkan dengan berat lahir (<10 persentil) menurut grafik
Lubchenco
• Bayi Besar Untuk Masa Kehamilan atau Large for
Gestational Age (LGA)
Bayi dilahirkan dengan berat lahir (>10 persentil) menurut grafik
Lubchenco
Kurva Lubcsenco
Klasifikasi
• Klasifikasi menurut Berat Lahir:
1. Bayi Berat Lahir Rendah
2. Bayi Berat Lahir Cukup/Normal
3. Bayi Berat Lahir Lebih

• Klasifikasi menurut Masa Gestasi:


1. Bayi Kurang Bulan
2. Bayi Cukup Bulan
3. Bayi Lebih Bulan
Klasifikasi

• Klasifikasi menurut Hubungan Berat


Lahir/Umur Kehamilan:
1. Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
2. Kecil Masa Kehamilan (KMK)
3. Besar Masa Kehamilan (BMK)
Masalah

• Masalah lebih sering dijumpai pada BKB dan BBLR dibandaingkan


dengan BCB dan BBL Normal.
• Bayi Kurang bulan memiliki masalah seperti:
Ketidakstabilan Kelainan Kelainan
suhu kardiovaskuler hematologis

Kesulitan Kelainan
Metabolisme
pernapasan neurologis

Kelainan
Imaturitas
gastrointestinal
imunologis
dan nutrisi

Imaturitas Imaturitas
hati ginjal
Berbagai masalah bayi kurang bulan

1.KetidakStabilan suhu tubuh


Bayi kurang bulan memiliki kesulitan untuk memperthankan
suhu tubuh:
- Peningkatan hilangnya panas
- Berkurangnya lemak subkutan
- Rasio luas permiukaan tubuh terhadap berat badan besar
- Produksi panas akibat lemak coklat yang tidak memadai
dan ketidakmampuannya untuk menggigil
• 2. kesulitan pernapasan
- defisiensi surfaktan yg mengarah ke penyakit
membran hialin
- Resiko aspirasi akibat belumterkoordinasi refleks
batuk, reflek menghisap dan reflek menelan
- Thoraks yg dapat menekuk dan otot pembantu
respirasi yg lemah
- Pernapasan yg periodik dan apnea
• 3. Gangguan gastrointestinal dan nutrisi
- Refleks isap dan telan yg kurang sebelum usia 34
minggu
- Motilitas usus yg menurun
- Pengososngan lambung yg tertunda
- Pencernaan dan absorpsi vitamin yg larut dalam
lemak kurang
- Defisiensi enzim laktase
- Menurunnya cadangan kalsium,fosfor, protein dan
zat besi dalam tubuh
- Meningkatnya risiko Enterokolitis nekrotikans
• 4. Immaturitas hati
- Konyugasi dan eksresi bilirubin terganggu
- Defisiensi faktor pembekuan yang bergantung
vitamin K
5. Metabolisme
- Hipokalsemia
- Hipoglikemia dan hiperglikemia
6. Anemia
- Anemia (onset dini dan lanjut
- Hiperbilirubinemia
- Hemorrhagic disease of the newborn
Intra uterine growth
retardation (IUGR)

Efek terhadap janin


bervariasi sesuai cara
dan lama terpapar

Tahap pertumbuhan
janin saat penyebab
tersebut terjadi
Pertumbuhan asimetri
Ggn pada akhir
kehamilan

Pertumbuhan
jantung dan otak ,
tulang rangka
sedikit berpengaruh

Ukuran hati , dan • Ibu dengan


timus dan limpa hipertensi
berkurang kehamilan
Pertumbuhan simetri
Gangguan
terjadi diawal
kehamilan

Pertumbuhan
otak dan tulang
terganggu

Hasil akhir
perkembangan
saraf yg buruk
Gangguan Pertumbuhan Intrauterine
= Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)

Penyebab Bayi Kecil untuk MasaKehamilan (KMK) :

Penyebab Persentase

- Variasi Normal 10
- Kelainan kromosom dan kelainan 10
kongenital lain
- Kelainan uterus <5
- Defek plasenta & tali pusat 1
- Penyakit vaskular ibu (Diabet &
peny.jantung) 35
- Obat dan merokok 5
- Lain-lain 32
Pertumbuhan intra uterin berlebih

Berat lahir
melampaui Berhubungan
persentil ke dengan umur
90untuk umur kehamilan dan
kehamilan etiologi
(BMK)

Hasil
Sebagian besar pertumbuhan
intra uteri
karena
berlebih dan
keturunan
bersifat
patologis
Patofisiologi Gangguan Pertumbuhan Intrauterin

Plasenta

• Normalnya, pertambahan berat plasenta sejalan dengan


pertambahan berat janin. Disfungsi plasenta sering berakibat
gangguan pertumbuhan janin. Keadaan yang melibatkan aliran
darah plasenta buruk meliputi kehamilan ganda,
penyalahgunaan obat, penyakit vaskular, dll

Malnutrisi

• Ada 2 variabel yang mempengaruhi pertumbuhan janin yaitu


berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat ibu selama
hamil. Data menunjukkan bahwa kalori tambahan lebih
berpengaruh terhadap peningkatan berat janin dibandingkan
penambahan protein
Patofisiologi Gangguan Pertumbuhan Intrauterin

Infeksi

• Infeksi virus tertentu berhubungan dengan gangguan


pertumbuhan janin. Bayi dengan infeksi Rubella
congenital dan CMV umumnya terganggu
pertumbuhan janin, tidak tergantung pada umur
kehamilan

Faktor Genetik

• Wanita normal tertentu memiliki kecenderungan untuk


berulangkali mkelahirkan bayi KMK dan kebanyakan
wanita tersebut dilahirkan sebagai BBL KMK.
Penilaian

• HPHT
Teknik Penilaian Umur • Grafik pertumbuhan terhadap usia
Kehamilan Antenatal kehamilan

• Penilaian ciri fisik luar


• Evaluasi neurologis
Teknik Penilaian Umur • Penggabungan antara penilaian ciri fisik luar
Kehamilan Pasca Persalinan dan evaluasi neurologi
• Berdasarkan pemeriksaan vaskularisasi
anterior kapsul lensa
Pemeriksaan

1. Laboratorium
Pemeriksaan darah tepi, hitung jenis, KGD,
serial, NA,K,Kalsium serial, bilirubin, analisa
gas darah, CRPdan kultur darah jika
diperlukan
2. Radiologi: Rotgen dada, USG kepala,
Echocardiogarafi jika diperlukan
• Tatalaksana
1. Pemberian vitamin K
- injeksi pemberian 1 mg IM sekali
pemberian
- per oral 2 mg 3 kali (saat lahir, umur 3 –
10 hari dan umur 4 - 6 minggu)
2. Mempertahankan suhu tubuh normal
- dengan cara kontak kulit ke kulit, kangoroo mother care,
pemancar panas, inkubator atau ruangan yang hangat
- ukur suhu tubuh
3. Pemberian minum
- ASI merupakan pilihan pertama
- pemberian minimal 8 kali per hari
- indikasi nutrisi parenteral bila status kardiovaskular dan
respirasi yang tidak stabil, fungsi usus yang tidak stabil,
terdapat anomali mayor saluran cerna

• Tindakan suportif
- Jaga dan pantau kehangatan
- Jaga dan pantau patensi jalan napas
- Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
- Bila terjadi penyulit segera kelola sesuai dengan penyakit
yang timbul
- Berikan dukungan emosional kepada ibu dan anggota
keluarga lain
KANGOROO MOTHER
CARE
Respiratory Distress (RD)
Evaluasi
Apakah gawat pernafasan merupakan peristiwa atau penyakit
yang mengancam nyawa?

31
Tanda-Tanda Bahaya RD

• Sianosis
• Apneu parah (koma?)
• Stridor
• Upaya nafas (gasping)
• Retraksi pernafasan yang parah
• Perfusi buruk (syok)

32
Evaluasi Respiratory Distress dengan
Menggunakan Skor Downes
0 1 2

Frekuensi nafas < 60/menit 60 – 80/menit > 80/menit

Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi parah

Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis meski


dengan O2 diberi O2
Jalan masuk udara Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
bilateral baik udara masuk masuk
Grunting Tidak ada grunting Dapat didengar oleh Dapat didengar
stetoskop tanpa alat bantu
33
Evaluasi Respiratory Distress dengan
Menggunakan Skor Downes

34
Siapkan

• Peralatan resusitasi dan/atau pasokan


• Melibatkan pihak lain (pendekatan tim)
• Memiliki staf yang sudah terlatih
• ABC
• Airway
• Breathing
• Circulation
35
Kondisi-Kondisi yang Berhubungan dengan
Respiratory Distress

36
37
Pemeriksaan

• Rontgen Dada
• Analisis gas darah arteri
• CBC (anemia, polisitemia, sepsis)
• Pengecekan glukosa (hipoglikemia)
• Kultur darah (sepsis, pneumonia)

38
Perawatan

• Setelah stabilisasi, tangani penyebab RD


• Gunakan CPAP
• Hindaru pemaparan oksigen yang tidak perlu
• Berikan antibiotik sampai kemungkinan sepsis
dapat disisihkan

39
Penyebab Umum RD

• Transient tachypnea of the newborn (TTN)


• Hyaline membrane disease (HMD)
• Meconium aspiration syndrome (MAS)
• Sindrom kebocoran udara
• Pneumonia
• Penyakit jantung kongenital

40
Transient Tachypnea of the Neonate
(TTN)

Definisi

Suatu penyakit ringan pada BBL yang mendekati cukup


bulan atau BBL cukup bulan yang mengalami respiratory
distress segera setelah lahir dan hilang dengan sendirinya
dalam waktu 3-5 hari.

41
Patogenesis TTN

• Bagaimana cairan paru terbentuk?


• Apa fungsi dari cairan paru?
• Apa yang terjadi pada cairan paru selama persalinan?
• Apakah cara bayi dilahirkan berpengaruh terhadap
keadaan ini?

42
Transient Tachypnea of the Neonate
(TTN) (lanj.)

Faktor Risiko

• Bedah sesar tanpa proses persalinan


• Maksosomia
• Jenis kelamin laki-laki
• Partus lama
• Sedasi ibu berlebihan
• Skor Apgar rendah (1 menit: 7)
43
Transient Tachypnea of the Neonate
(TTN) (lanj.)
Tanda-Tanda Klinis TTN
BBL biasanya hampir cukup bulan atau cukup
bulan dan segera setelah kelahiran mengalami
takipnea (>80 pernafasan/menit). BBL mungkin
juga mengorok, hidung mengembang, mengalami
retraksi iga dan mengalami sianosis. Keadaan ini
biasanya tidak berlangsung lebih dari 72 jam.
44
Takipnea sementara pada BBL
(TTN) (lanj.)
• Rontgen dada:
Garis pada perihilar, kardiomegali ringan, peningkatan volume paru,
cairan pada fissura minor, dan umumnya ditemukan cairan pada rongga
pleural.

45
Takipnea sementara pada BBL (TTN)
(lanj.)
Penatalaksanaan TTN
Umum:
 Pemberian oksigen dalam jumlah banyak
 Pembatasan cairan
 Pemberian asupan setelah takipnea memebaik
Konfirmasi diagnosis dengan menyisihkan penyebab-
penyebab takipnea lain seperti pneumonia, penyakit
jantung kongenital dan hiperventilasi serebral.

46
Takipnea sementara pada BBL
(TTN) (lanj.)
Hasil Akhir dan Prognosis TTN

Penyakit ini bersifat sembuh sendiri dan tidak


ada risiko kekambuhan atau disfungsi paru lebih
lanjut. Gejala-gejala respirasi membaik sejalan
dengan mobilisasi cairan dan ini biasanya
dikaitkan dengan diuresis.
47
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome)

Definisi
Hyalin Membrane Disease (HMD) juga dikenal sebagai
sindrom gawat pernafasan (RDS). Kondisi ini biasanya
terjadi pada BBL prematur.

48
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
Kesulitan-kesulitan bernafas yang terlihat mencakup:
• Takipnea yang meningkat (> 60/menit)
• Retraksi dada
• Sianosis pada udara kamar yang menetap atau progresif
lebih dari 24-48 jam pertama kehidupan
• Foto rontgen yang khas menunjukkan adanya pola
retikulogranular sergam dan bronkogram udara.
• Menurunnya udara yang masuk
• Grunting 49
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
Insidensi

HMD terjadi pada sekitar 25% BBL yang lahir pada usia
kehamilan 32 minggu. Insidensi meningkat dengan semakin
prematurnya BBL.

50
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)

Faktor Risiko HMD


• Risiko meningkat
• Prematuritas
• Jenis kelamin laki-laki
• BBL dari ibu dengan diabetes

51
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
Pemeriksaan untuk HMD (RDS)
• Pemeriksaan Laboratorium:
• Gas darah: mengungkap adanya hipoksia, hiperkarbia, acidosis
• Gambaran darah lengkap diperlukan untuk menyisihkan kemungkinan
infeksi
• Kadar glukosa darah biasanya rendah
• Pemeriksaan rontgen dada:
• Adanya penampilan seperti kaca menyerpih dengan bronkogram udara

52
53
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
Penatalaksanaan HMD (RDS)
Umum
• Pengaturan suhu
• Cairan parenteral
• Antibiotik
• Pemantauan berkesinambungan

54
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
• Dicoba menggunakan CPAP
• Jika dengan CPAP
• PH < 7,2
• Atau PO2 < 40mmHg FiO2 > 60%
• Atau PCO2 > 60mmH
• Defisit basa > -10
Jika 2 analisis gas darah yang dilakukan berturut-turut
dengan jeda 20 menit mengungkap nilai di atas, lakukan
intubasi endotracheal dan ventilasi mekanik 55
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)

• Perhatian: Setiap 10 hari bayi berada di


ventilator dikaitkan dengan peningkatan
risiko serebral palsi sebanyak 20%

56
Hyaline Membrane Disease
(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)
• Perawatan Spesifik
• Terapi penggantian surfaktan jika intubasi trakeal diperlukan
• Hasil Akhir
• RDS bertanggung jawab untuk 20% dari semua kematian BBL
• Penyakit paru kronis terjadi pada 29% BBLSR

57
58
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)

Definisi

Gawat pernafasan yang bersifat sekunder akibat aspirasi mekonium


oleh fetus dalam uterus atau oleh BBL selama proses persalinan
dan kelahiran.

59
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)

Patogenesis: aspirasi mekonium dapat menyebabkan:

• Sumbatan jalan nafas (bola dan katup)


• Inflamasi parah
• Hipertensi paru
• Aktivasi platelet
60
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)

Faktor Risiko MAS

• Kehamilan lewat bulan • Pre-ekklampsia

• Hipertensi maternal • Ibu penderita diabetes

• Denyut jantung janin • SGA


abnormal • Korioamnionitis
• Profil biofisik  6
61
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)

Presentasi Klinis MAS

• Tercampurnya mekonium dalam cairan ketuban


sebelum kelahiran
• Meconium staining pada BBL setelah lahir.
• Gagal pernafasan yang mengarah pada peningkatan
diameter anteroposterior dada
62

• Persistent pulmonary hypertension of the newborn (PPHN).


Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)

Pemeriksaan untuk MAS

• Pemeriksaan Laboratorium
• Analisis gas darah
• Kultur darah dan CBC

63
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)

Pemeriksaan untuk MAS

• Pemeriksaan Radiologi
• Rontgen dada: bercak-bercak infiltrat, garis-garis kasar pada kedua bidang
paru, hiperinflasi anteroposterior dan pemipihan diafragma.

64
65
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)

Penatalaksanaan MAS

Penatalaksanaan Prenatal:
• Identifikasi kehamilan berisiko tinggi
• Memantau denyut jantung janin selama persalinan
• Amnioinfusi (?)
66
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)

Penatalaksanaan MAS

Penatalaksanaan di ruang bersalin (jika ketuban tercampur


mekonium)
• Obstetrik: pengisapan oropharynx oleh obgyn
sebelum melahirkan bahu
• Pediatrik: visualisasi pita suara dan pengisapan
tracheal pada saat menggunakan ambu bag jika
memungkinkan. 67
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)

• Penatalaksanaan Umum BBL dengan MAS


• Mengosongkan isi lambung untuk menghindari aspirasi lebih
lanjut.
• Koreksi abnormalitas metabolik, misalnya hipoksia, acidosis,
hipoglikemia, hipokalsemia dan hipotermia.
• Pemantauan untuk melihat kerusakan organ akhir
hipoksik/iskemik (otak, ginjal, jantung dan hati).
68
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)

• Penatalaksanaan Pernafasan pada BBL dengan MAS


• Pengisapan dan vibrasi dada dengan frekuensi yang sering
• Pulmonary toilet untuk menghilangkan mekonium residual jika diintubasi
• Cakupan antibiotik (ampicillin dan gentamicin)
• Gunakan CPAP

69
Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
(lanj.)
Hasil Akhir dan Prognosis (MAS)

• Angka kematian bisa mencapai setinggi 50%.


• Bayi yang bertahan hidup mungkin menderita displasia
bronkopulmonaris dan sekuela neurologis.

70
Sindrom Kebocoran Udara
Definisi
Sindrom kebocoran udara (pneumomediastinum, pneumothorax,
pulmonary interstitial emphysema dan pneumopericardium) adalah
spektrum penyakit dengan penyebab patofisiologi dasar
yang sama. Distensi saccus alverolaris atau saluran nafas
terminal yang berlebihan akan menyebabkan pada
kerusakan integritas saluran nafas yang mengakibatkan
penyebaran udara ke rongga di sekitarnya.
71
Sindrom Kebocoran Udara
(lanj.)

Insiden

Paling sering ditemui pada BBL dengan penyakit paru


yang pernafasannya dibantu ventilator tapi bisa juga
terjadi secara spontan. Semakin parah penyakit paru
yang diderita, semakin sering kebocoran udara terjadi.

72
Sindrom Kebocoran Udara
(lanj.)

Faktor Risiko Sindrom Kebocoran udara

• Spontan 0,5%
• Bantuan ventilator 15-20%
• CPAP 5%
• Pencampuran / aspirasi meconium
• Terapi surfaktan
• Upaya keras resusitasi (ventilasi dengan kantung)
73
74
75
Sindrom Kebocoran Udara (lanj.)

Presentasi Klinis BBL dengan Sindrom Kebocoran Udara

• Gawat nafas atau kondisi klinis yang tiba-tiba


memburuk dan disertai dengan perubahan tanda-
tanda vital dan memburuknya gas darah.
•Ditemui thoraks asimetris pada kasus unilateral.

76
Sindrom Kebocoran Udara
(lanj.)
Pemeriksaan Sindrom Kebocoran Udara

• Diagnosis definitif dari semua sindrom kebocoran


udara dibuat berdasarkan pemeriksaan radiografis oleh
rontgen dada A-P dan lateral.

77
78
Sindrom Kebocoran Udara (lanj.)
Penatalaksanaan Sindrom Kebocoran Udara
• Umum
• Hindari penggunaan ventilator
• Gunakan ventilasi kantung manual dengan hati-hati
• Spesifik
• Dekompresi kebocoran udara sesuai dengan jenisnya.
• Jangan melakukan dekompresi dengan jarum
79
Apnea
Definisi
• Berhentinya pernafasan disertai oleh bradikardia
dan/atau sianosis selama lebih dari 20 detik.
Insiden
• 50-60% dari BBL prematur memperlihatkan adanya
apnea (35% dengan apnea sentral, 5-10% apnea
obstruktif, dan 15-20% dengan apnea campuran).
80
Apnea (lanj.)
Faktor Risiko Apnea Neonatal

• Apnea patologis
• Hipothermia  Penyakit jantung
• Hipoglikemia  Penyakit paru
• Anemia  Gastro intestinal reflux
• Hipovolemia  Obstruksi jalan nafas
• Aspirasi  Infeksi, meningitis
• NEC / Distensi  Gangguan neurologis
81
Apnea (lanj.)

Penatalaksanaan Apnea
• Terapi Umum
• Melakukan stimulasi taktil.
• CPAP pada apnea berulang dan memanjang.
• Terapi farmakologis (kafein atau theophylline) mungkin diperlukan.
• Pantau kadarnya.

82
Apnea (lanj.)

Penatalaksanaan Apnea
• Terapi Spesifik
• Pengobatan penyebab, jika terindentifikasi, misalnya
pengobatan sepsis, hipoglikemia, anemia dan abnormalitas
elektrolit.

83
Definisi CPAP

• Continuous positive airway pressure (CPAP) merupakan


suatu alat yang mempertahankan tekanan positif pada
saluran napas BBL selama pernapasan spontan.

84
Water-Seal CPAP

85
Efek CPAP

• Meningkatkan FRC
• Mencegah kolaps alveolar
• Meningkatkan compliance
• Mempertahankan surfaktan
• Mendukung jalan napas dan diafragma
• Menstimulasi pertumbuhan paru

86
Siapa yang Diuntungkan dengan CPAP?
• BBL prematur dengan respiratory distress syndrome (RDS)
• BBL dengan transient tachypnea of the newborn (TTN)
• BBL dengan meconium aspiration syndrome(MAS)
• BBL dengan apnea yang sering terjadi dan bardikardia
prematuritas

87
Siapa yang diuntungkan… (Lanj.)?
• BBL dengan paralisis diafragma
• BBL yang telah dilepas dari ventilator mekanik
• BBL dengan penyakit saluran napas seperti trakeomalacia
dan bronkiolitis
• BBL setelah pembedahan di bagian perut atau dada

88
Prosedur Klinis

• Mulailah CPAP segera setelah bayi lahir


• Pada saat datang dari ruang bersalin
• BBL harus segera ditimbang, dikeringkan, dan ditempatkan di
tempat tidur dengan penghangat dan probe servo dipasang pada
kulit di atas hati.
• Pulse-oximeter harus dipasang (lebih disukai pada lengan kanan).

89

Anda mungkin juga menyukai