Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

HUKUM BISNIS ONLINE MENURUT SYARIAT ISLAM

DOSEN PENGAMPU
Drs. Nasrudin M.Ag

DISUSUN OLEH
Zuli Susanto (1830100061)

UNIVERSITAS COKROAMINOTO YOGYAKARTA


FAKULTAS HUKUM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Hukum Bisnis Online menurut Syariat Islam”.

Makalah ini berisikan tentang informasi hukum jual beli online menurut pandangan islam
atau yang lebih khususnya membahas fenomena penipuan yang terjadi dalam dunia bisnis online.
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bagaimana jual beli online
yang layak dan halal menurut ajaran-ajaran islam.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Aamiin.

Surabaya, 26 Februari 2013

Penyusun

Hukum Bisnis Online Menurut Syariat Islam | 2


DAFTAR ISI

Halaman judul………………………………………………………………………………………………………… 1

Kata pengantar………………………………………………………………………………………………………. 2

Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………….. 3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang…………………………………………………………………………………….. 4


1.2 Rumusan masalah ……………………………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………………. 4

Bab III Pembahasan……………………………………………………………………………………………… 5

Bab IV Penutup........................................................................................................ 7

Daftar pustaka……………………………………………………………………………………………………. 8

Hukum Bisnis Online Menurut Syariat Islam | 3


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdangangan merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Bahkan,
Rasulullah SAW sendiri pun telah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu
berdagang (al-hadits). Artinya, melalui jalan perdagangan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat
dibuka sehingga karunia Allah terpancar daripadanya. Jual beli merupakan sesuatu yang
diperbolehkan (QS 2 : 275), dengan catatan selama dilakukan dengan benar sesuai dengan
tuntunan ajaran Islam.

Dalil di atas dimaksudkan untuk transaksi offline. Sekarang bagaimana dengan transaksi
online di akhirzaman ini? Kalau kita bicara tentang bisnis online. Mungkin ada definisi lain untuk
bisnis online, ada istilah e-commerce. Tetapi yang pasti, setiap kali orang berbicara tentang e-
commerce, mereka memahaminya sebagai bisnis yang berhubungan dengan internet.

Dan dewasa ini, kita tak dapat mengelak bahwa fenomena jual beli online telah tumbuh dan
menjamur ditengah-tengah kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari penjualan pakaian jadi, sepatu,
tas, buku, dll. Lantas bagaimanakah hukum jual beli online dalam perspektif islam? Dan
bagaimanakah jual beli online yang diperbolehkan (halal) dalam perspektif islam? Jawaban-
jawaban atas pertanyaan tersebut akan kami ulas satu persatu dalam makalah ini sehingga
nantinya memunculkan suatu kesimpulan yang tepat dan dapat diterima oleh para pembaca
dengan bahasa yang mudah dipahami. Sehingga pengetahuan pembaca akan hukum jual beli
online dalam perspektif islam lebih jelas.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana hukum jual beli secara online menurut syariat agama islam?
 Langkah-langkah apa saja yang dapat kita lakukan agar jual beli secara online dikatakan
halal dan sah menurut syariat agama islam?

1.3 Tujuan
 Memberikan informasi kepada pembaca agar mengetahui hukum jual beli secara online
menurut syariat agama islam
 Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana jual beli secara online yang diperbolehkan
dalam perspektif islam
 Menambah keimanan dan keilmuan kita mengenai syariat-syariat agama Islam,
khususnya dalam bidang jual beli.

Hukum Bisnis Online Menurut Syariat Islam | 4


BAB III
PEMBAHASAN

1. HUKUM JUAL BELI SECARA ONLINE MENURUT SYARIAT ISLAM

Transaksi secara online merupakan transakasi pesanan dalam model bisnis era global
yang non face, dengan hanya melakukan transfer data lewat maya (data intercange) via internet,
yang mana kedua belah pihak, antara originator dan adresse (penjual dan pembeli), atau
menembus batas System Pemasaran dan Bisnis-Online dengan menggunakan Sentral shop,
Sentral Shop merupakan sebuah Rancangan Web Ecommerce smart dan sekaligus sebagai
Bussiness Intelligent yang sangat stabil untuk diguakan dalam memulai, menjalankan,
mengembangkan, dan mengontrol Bisnis.

Perkembangan teknologi inilah yang bisa memudahkan transaksi jarak jauh, dimana
manusia bisa dapat berinteraksi secara singkat walaupun tanp face to face, akan tetapi didalam
bisnis adalah yang terpenting memberikan informasi dan mencari keuntungan.

Adapun mengenai definisi mengenai E-Commerce secara umumnya adalah dengan


merujuk pada semua bentuk transaksikomersial, yang menyangkut organisasi dan transmisi data
yang digeneralisasikan dalam bentuk teks, suara, dan gambar secara lengkap.
Sedangkan pihak-pihak yang terlibat sebagaiman yang telah diungkapkan dalam akad salam
diatas, mungkin tidak beda jauh, hanya saja persyaratan tempat yang berbeda.

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembelian Secara Online (E-Commerce)

Sebagaimana keterangan dan penjelasan mengenai dasar hokum hingga persyaratan


transaksi salam dalam hukum islam, kalau dilihat secara sepintas mungkin mengarah pada
ketidak dibolehkannya transaksi secara online (E-commerce), disebabkan ketidak jelasan tempat
dan tidak hadirnya kedua pihak yang terlibat dalam tempat.

Tapi kalau kita mencoba menelaah kembali dengan mencoba mengkolaborasikan antara
ungkapan al-Qur’an, hadits dan ijmma’, dengan sebuah landasan :

‫تحرمه لعلى الدليل يدل حتى اإلباحة المعاملة في األصل‬

Dengan melihat keterangan diatas dijadikan sebagai pemula dan pembuka cenel
keterlibatan hukum islam terhadap permasalahan kontemporer. Karena dalam al-Qur’an
permasalahn trasnsaksi online masih bersifat global, selanjutnya hanya mengarahkan pada
peluncuran teks hadits yang dikolaborasikan dalam peramasalahan sekarang dengan menarik
sebuah pengkiyasan.

Sebagaimana ungkapan Abdullah bin Mas’ud : Bahwa apa yang telah dipandang baik oleh
muslim maka baiklah dihadapan Allah, akan tetapi sebaliknya.

Dan yang paling penting adalah kejujuran, keadilan, dan kejelasan dengan memberikan
data secara lengkap, dan tidak ada niatan untuk menipu atau merugikan orang lain, sebagaimana
firman Allah dalam surat Al-Baqarah 275 dan 282 diatas.

Hukum Bisnis Online Menurut Syariat Islam | 5


2. Langkah-Langkah Yang Dapat Kita Tempuh Agar Jual Beli Secara Online Diperbolehkan,
Halal, Dan Sah Menurut Syariat Islam

Pertama, Produk Anda Halal

Kewajiban menjaga hukum halal-haram dalam objek perniagaan tetap berlaku, termasuk
dalam perniagaan secara online, mengingat Islam mengharamkan hasil perniagaan barang atau
layanan jasa yang haram, sebagaimana ditegaskan dalam hadis: “Sesungguhnya bila Allah telah
mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan sesuatu, pasti Ia mengharamkan pula hasil
penjualannya.” (HR Ahmad, dan lainnya).

Boleh jadi ketika berniaga secara online, rasa sungkan atau segan kepada orang lain sirna
atau berkurang. Tapi Anda pasti menyadari bahwa Allah ‘Azza wa Jalla tetap mencatat halal atau
haram perniagaan Anda.

Kedua, Kejelasan Status Anda

Di antara poin penting yang harus Anda perhatikan dalam setiap perniagaan adalah
kejelasan status Anda. Apakah sebagai pemilik, atau paling kurang sebagai perwakilan dari
pemilik barang, sehingga berwenang menjual barang.

Ketiga, Kesesuaian Harga Dengan Kualitas Barang

Dalam jual beli online, kerap kali kita jumpai banyak pembeli merasa kecewa setelah
melihat pakaian yang telah dibeli secara online. Entah itu kualitas kainnya, ataukah ukurang yang
ternyata tidak pas dengan badan. Sebelum hal ini terjadi kembali pada Anda, patutnya anda
mempertimbangkan benar apakah harga yang ditawarkan telah sesuai dengan kualitas barang
yang akan dibeli. Sebaiknya juga Anda meminta foto real dari keadaan barang yang akan dijual.

Keempat, Kejujuran Anda

Berniaga secara online, walaupun memiliki banyak keunggulan dan kemudahan, namun
bukan berarti tanpa masalah. Berbagai masalah dapat saja muncul pada perniagaan secara
online. Terutama masalah yang berkaitan dengan tingkat amanah kedua belah pihak.

Bisa jadi ada orang yang melakukan pembelian atau pemesanan. Namun setelah barang
Anda kirim kepadanya, ia tidak melakukan pembayaran atau tidak melunasi sisa pembayarannya.
Bila Anda sebagai pembeli, bisa jadi setelah Anda melakukan pembayaran, atau paling kurang
mengirim uang muka, ternyata penjual berkhianat, dan tidak mengirimkan barang. Bisa jadi
barang yang dikirim ternyata tidak sesuai dengan apa yang ia gambarkan di situsnya atau tidak
sesuai dengan yang Anda inginkan.

Hukum Bisnis Online Menurut Syariat Islam | 6


BAB III

PENUTUP
Bisnis online sama seperti bisnis offline. Ada yang halal ada yang haram, ada yang legal ada
yang ilegal. Hukum dasar bisnis online sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, ini
diperbolehkan dalam Islam. Adapun keharaman bisnis online karena beberapa sebab :

1. Sistemnya haram, seperti money gambling. Judi itu haram baik di darat maupun di udara
(online)
2. Barang/jasa yang menjadi objek transaksi adalah barang yang diharamkan, seperti
narkoba, pelanggaran hak cipta, situs-situs yang bisa membawa pengunjung ke dalam
perzinaan.
3. Karena melanggar perjanjian (TOS) atau mengandung unsur penipuan.
4. Dan lainnya yang tidak membawa kemanfaatan tapi justru mengakibatkan
kemudharatan.

Ketika kita terjun ke bisnis online, banyak sekali godaan dan tantangan bagaimana kita harus
berbisnis sesuai dengan koridor Islam. Maka dari itu kita harus lebih berhati-hati. Jangan karena
ingin mendapat dolar yang banyak lalu menghalalkan segala macam cara. Selama kita berbisnis
online sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan bermanfaat bagi orang lain, insya Alloh uang yang
didapat akan berkah.
Sebagaima telah disebutkan diatas, hukum asal mu’amalah adalah al-ibaahah (boleh) selama
tidak ada dalil yang melarangnya. Namun demikian, bukan berarti tidak ada rambu-rambu yang
mengaturnya.
Transaksi online diperbolehkan menurut Islam selama tidak mengandung unsur-unsur yang
dapat merusaknya seperti riba, kezhaliman, penipuan, kecurangan dan yang sejenisnya serta
memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat didalam jual belinya.

Hal yang perlu juga diperhatikan oleh konsumen dalam bertransaksi adalah memastikan
bahwa barang/jasa yang akan dibelinya sesuai dengan yang disifatkan oleh si penjual sehingga
tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari.

Hukum Bisnis Online Menurut Syariat Islam | 7


DAFTAR PUSTAKA

 Asnawi, Haris Faulidi, Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam, (Yogyakarta : Laskar
Press)
 Al-mwardi dalam Manshur ibnu Idris al-Bahiti, Kasaf al-Qur’an, hlm. 288
Ibn Abidin¸ Ad-Dar Al-Muhtar, Hasan, Ali , Bebagai Macam Transaksi Dalam Islam,
Basyit, Ahmad Azhar, Asas-asa Hukum Mu’amalah. (Yogyakarta : UII pres,1990),

 Daud, Ali Mahmud, Hukum Islam Di Indonesia : pengantar hokum islam dan tata hukum
islam di Indonesia, (Jakarta : PT: Grafindo, 1993)
 http://rumahmakalah.wordpress.com/2008/11/08/transaksi-jual-beli-secara-online-
akad-salam-secara-e-commerce/
 file:///F:/Halal-Haram%20Bisnis%20Online.htm
 file:///F:/dalam-hukum-islam-dalam-bisnis-online.html
 eramuslim.com , pesantrenvirtual.com , msi-uii.net
 file:// ebusinneson/BISNIS ONLINE INFORMATION.Blog Hukum Bisnisnline
dalamslam.htm
 file://muamalat-jual-beli-dalam-islam-pengertian-rukun-hukum-larangan-dll.htm
 Al-Omar, Fuad. dan Abdel-Haq, Mohammed. 1996. Islamic Banking. Theory, Practise, and
Challenges. Karachi: Oxford University Press.

Hukum Bisnis Online Menurut Syariat Islam | 8

Anda mungkin juga menyukai