Oleh :
KRISNA AYUDA ASMI
DIO ANANDA
MAEYASTRI GUSMAN
ELDA REFI ZULDA
NOVERITA WULANDARI
NURHAINNI
PUTRI STEFANI
SAFINATUL HAYY
SISKA PANDU WISINA
Mengesahkan
Dosen Pembimbing
Mengesahkan
Dosen Pembimbing
A. LATAR BELAKANG
ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, tanpa atau disertai
parenkim paru. ISPA merupakan suatu kelompok penyakit sebagai penyebab
angka absensi tertinggi bila dibandingkan dengan kelompok penyakit lain.
Penyakit ISPA sering terjadi pada anak-anak, hal tersebut diketahui dari hasil
pengamatan epidemiologi bahwa angka kesakitan di kota cenderung lebih
lebih besar dari pada didesa. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh tingkat
kepadatan tempat tinggal dan pencemaran lingkungan di kota yang lebih
tinggi dari pada didesa (Masriadi, 2014).
Menurut WHO (World Health Organization), bahwa ± 13 juta anak
balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut
terdapat di Negara berkembang di Asia dan Afrika seperti: India (48%),
Indonesia (38%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), China (3,5%), Sudan
(1,5%), dan Nepal (0,3%). Dimana ISPA merupakan salah satu penyebab
utama kematian dengan membunuh ± 4 juta dari _ 13 juta anak balita setiap
tahun. Ketua Unit Kerja Koordinasi Repiratory Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) Nastiti Kaswandani menambahkan pada tahun 2016 WHO melaporkan
hamper enam juta anak balita meninggal dunia dan 16 persen dari jumlah
tersebut disebabkan oleh ISPA.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Indonesia masih merupakan masalah
kesehatan yang penting karena Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia
untuk kasus pneumonia pada balita pada tahun 2006 dengan jumlah penderita
mencapai enam juta jiwa. ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab
kematian pada kelompok balita, selain itu ISPA juga sering berada pada daftar
10 penyakit terbanyak.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 dinyatakan bahwa
prevalensi nasional ISPA (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan
responden) adalah 25,50% dengan prevalensi tertinggi terdapat pada balita
(>35%). Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi ISPA diatas prevalensi
nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam (36,64%), Sumatera Barat
(26,38%), Bengkulu (29,84%), Bangka Belitung (30,32%), Kepulauan Riau
(25,78%), Jawa Tengah (29,08%), Banten (28,39%), Nusa Tenggara Barat
(26,52%), Nusa Tenggara Timur (41,36%), Kalimantan Selatan (27,06%),
Kalimantan Timur (27,52%), Sulawesi Tengah (28,36%), Gorontalo (33,99%),
Maluku (30,40%), Papua Barat (36,20%), dan Papua (36,56%).
Jumlah penderita ISPA di Puskesmas Gunung Padang Panjang pada
tahun 2019 mencapai 1132 jiwa.
Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Penyebab
terbanyak adalah virus. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini adalah
rhinitis, sinusitis, faringitis, tonsillitis dan laryngitis.
Beberapa faktor resiko terjadinya ISPA adalahFaktorlingkungan,
ventilasi, kepadatan hunian, umur, berat badan lahir, status imunisasi dan
faktor perilaku.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang Ispa selama 1 x 20 menit
audiens mampu melakukan perawatan kepada dirinya sendiri yang
menderita Ispa
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan audiens memahami atau mengetahaui pengertian Ispa
b. Diharapkan audiens memahami atau mengetahaui apa penyebab Ispa
c. Diharapkan audiens memahami atau mengetahaui apa tanda dan gejala
umum Ispa
d. Diharapkan audiens memahami atau mengetahaui cara pencegahan
Ispa
e. Diharapkan audiens memahami penanganan dan perawatan Ispa
C. MANFAAT
1. Bagi Audiens
Sebagai masukan bagi audiens dan untuk dapat mengetahui tentang
pengertian Ispa dan apa penyebab Ispa, tanda dan gejala Ispa, pencegahan
Ispa, penanganan dan perawatan Ispa
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapatkannya selama
perkuliahan.
D. METODA
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Infocus
2. Leaflet
F. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Fasilitator : Audiens
: Perseptor : penyaji
: Observer : Moderator
H. PROSES PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegitan Audiens
1. 3 menit Tahap pembukaan
1. Memberiakan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengarkan dan
anggota memperhatikan
3. Membuat kontrak waktu, dan 3. Mendengarkan dan
bahasa memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan kegiatan 4. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. 10 menit Tahap Pelaksanaan
1. Mengkaji pengetahuan 1. Mengemukakan
audiens tentang pengertian pendapat
Ispa
2. Memberikan rienforcement 2. Mendengarkan dan
positif atas jawaban audiens memperhatikan
3. Menjelaskan tentang 3. Mendengarkan dan
pengertian Ispa memperhatikan
4. Mengkaji pengetahuan 4. Mengemukakan
audiens tentang penyebab Ispa pendapat
5. Memberikan rienforcement 5. Mendengarkan dan
positif atas jawaban audiens memperhatikan
6. Menjelaskan penyebab dari 6. Mendengarkan dan
Ispa memperhatikan
7. Mengkaji pengetahuan 7. Mengemukakan
audiens tentang tanda dan pendapat
genjala Ispa
8. Memberikan rienforcement 8. Mendengarkan dan
positif atas jawaban audiens memperhatikan
9. Menjelaskan tentang tanda 9. Mendengarkan dan
dan gejala dari Ispa memperhatikan
10. Mengkaji pengetahuan 10. Mengemukakan
audiens tentang pencegahan pendapat
Ispa
11. Memberikan rienforcement 11. Mendengarkan dan
positif atas jawaban audiens memperhatikan
12. Menjelaskan tentang 12. Mengemukakan
pencegahan Ispa pendapat
13. Menjelaskan tentang 13. Mendengarkan dan
penanganan dan perawatan memperhatikan
Ispa
3 7 menit Penutup
1. Mengevaluasi kembali 1. Menjelaskan
tentang pengertian Ispa,
penyebab Ispa, tanda dan
gejala Ispa, cara pencegahan
Ispa, penanganan dan
perawatan Ispa.
2. Memberikan kesempatan 2. Menguji pertanyaan
audiens untuk bertanya
jawab
3. Menjawab pertanyaan audiens 3. Bersama-sama
menyimpulkan hasil
penyuluhan
4. Menyimpulkan hasil 4. Menjelaskan dan
penyuluhan mendengarkan
5. Menutup penyuluhan dan 5. Menjawab salam
memberi salam
I. KRITERIA HASIL
1. Evaluasi standar
a. Audiens menghadiri penyuluhan
b. Audiens mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
c. Tersedianya alat media untuk melakuakan penyuluhan
d. Setting tempat sesuai dengan perencanaan
e. Audiens memberikan respon terhadap pelaksanaan
2. Evaluasi proses
a. Audiens berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan
b. Audiens tidak meniggalkan tempat penyuluhan
c. Pelaksanaan sesuai dengan rencana
d. Audiens menyampaikan perasaan setelah penyuluhan
3. Evaluasi hasil
a. Audiens yang mengikuti penyuluhan dapat menjelaskan pengertian
Ispa
b. Audiens dapat menyebutkan 3 dari 5 penyebab Ispa
c. Audiens dapat menyebutkan 3 dari 6 tanda dan gejala Ispa
d. Audiens dapat menyebutkan 2 dari 5 pencegahan Ispa
e. Audiens dapat menyebutkan 4 dari 6 penanganan perawatan Ispa
MATERI PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN (ISPA)
A. PENGERTIAN ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan
akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung
kurang lebih 14 hari kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas
dan bawah secara berurutan (Muttaqin, 2008).
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-
anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul
secara bersamaan (Meadow, Sir Roy, 2002: 153).
B. PENYEBAB ISPA
1. Virus dan bakteri : virus influeuza sterptococcus, shapilococcus,
haemopilus influerzae.
2. Alergen spesifik : alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin
atau panas.
3. Perubahan cuaca dan lingkungan : kondisi cuaca yang tidak baik seperti
peralihan suhu panas ke hujan dan lingkungan yang tidak bersih atau
tercemar.
4. Aktifitas : Kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa
memperhatikan kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat
menyebabkan anak-anak menderita ISPA.
5. Asupan gizi yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA