Anda di halaman 1dari 4

FITNAH HARTA

Kebanyakan manusia senang ketika mendapat banyak harta dan bersedih hati jika memiliki sedikit harta.
Padahal harta juga merupakan fitnah / ujian hidup.

Allah berfirman :

Read more https://almanhaj.or.id/2774-fenomena-fitnah-harta.html


“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai fitnah
(cobaan) dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. [Al-Anfal : 28].

Tafsir al-Jalalain :
(Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian itu hanyalah sebagai
cobaan) buat kalian yang menghambat kalian daripada perkara-perkara akhirat
(dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar) maka janganlah sekali-kali
kalian melewatkan pahala yang besar sehingga kalian mau berbuat khianat demi
untuk mereka. Ayat berikut diturunkan berkenaan dengan tobatnya Abu Lubabah.

Rasulullah SAW bersabda :

‫ َوفِتْنَةَ أ ُ َّمتِي ا ْل َما ُل‬،ً‫ِإ َّن ِل ُك ِل أ ُ َّم ٍة فِتْنَة‬


“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah
harta” (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫سدَ لها ِم ْن ِح‬


‫رص المرء على المال‬ َ ‫ان أُر ِسالَ في‬
َ ‫غن ٍَم بأف‬ ِ َ‫« َما ذئبان َجائِع‬
» ‫ش َرف لدين ِه‬َّ ‫وال‬
“Tidaklah dua serigala lapar yang menghampiri seekor kambing lebih berbahaya
baginya dari ambisi seseorang kepada harta dan kedudukan bagi
agamanya” (HR Tirmidzi no. 2376, ia berkata: hasan shahih, Ahmad: 3/656)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


َّ ‫صا ِل ُح ِل ْل َم ْر ِء ال‬
ِ‫صا ِلح‬ َّ ‫نِ ْع َم ْال َما ُل ال‬

“Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh orang shaleh.” (HR Bukhari
dalam al Adab al Mufrad: 299, dishahihkan al Albani)

Dari sisi yang lain, Allah sering mengingatkan, bahwa harta adalah fitnah.
Sebagaimana dengan sebab harta manusia bisa beribadah, dengan sebab
harta pula manusia bisa dengan mudah berbuat kemungkaran. Inilah diantara
hikmah mengapa Allah membatasi rizki-Nya kepada sebagian manusia. Agar
manusia tidak melakukan perbuatan melampaui batas. Allah berfirman,

‫ير‬
ٌ ‫ص‬ِ َ‫ير ب‬ ِ ‫الر ْزقَ ِل ِعبَا ِد ِه لَبَغ َْوا فِي ْاْل َ ْر‬
ٌ ِ‫ض َو َل ِك ْن يُن ِ َِّز ُل بِقَ َد ٍر َما يَشَا ُء إِنههُ بِ ِعبَا ِد ِه َخب‬ ِّ ِ ُ‫َّللا‬
‫ط ه‬ َ ‫س‬
َ َ‫َولَ ْو ب‬

“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah


mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa
yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
(keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS Asy-Syura [42]: 27)

Dengan harta biasanya manusia menjadi orang yang suka bermewah-


mewahan. Dan, Allah mengabarkan kepada kita bahwa orang-orang yang hidup
mewahlah yang selalu menjadi penentang para utusan Allah.

َ‫ِير إِ هَّل قَا َل ُمتْ َرفُوهَا إِنها ِب َما أ ُ ْر ِس ْلت ُ ْم بِ ِه كَافِ ُرون‬
ٍ ‫س ْلنَا فِي قَ ْر َي ٍة ِم ْن نَذ‬
َ ‫َو َما أ َ ْر‬

“Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi


peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu
berkata: “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk
menyampaikannya.” (QS Saba’ [34]: 34)

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/9136-waspada-dengan-


fitnah-harta.html

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada sahabatnya Hakim


bin Hizam,

ِ ‫ َو َم ْن أ َ َخذَهُ بِإ ِ ْش َر‬، ‫ُوركَ لَهُ فِي ِه‬


« ‫اف نَ ْف ٍس لَ ْم‬ ِ ‫َاوةِ نَ ْف ٍس ب‬
َ ‫سخ‬ َ ِ‫ فَ َم ْن أ َ َخذَهُ ب‬، ‫َض ٌر ُح ْل ٌو‬
ِ ‫ إِ َّن َهذَا ا ْل َما َل خ‬، ‫يَا َح ِكي ُم‬
‫س ْفلَى‬ ْ
ُّ ‫ َو ْاليَ ُد ْالعُ ْليَا َخي ٌْر ِمنَ ْاليَ ِد ال‬، ‫ َو َكانَ كَالَّذِى يَأ ُك ُل َوالَ يَ ْشبَ ُع‬، ‫ار ْك لَهُ فِي ِه‬
َ َ‫» يُب‬

“Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini indah dan manis. Barangsiapa


mengambilnya dengan keluasan jiwanya, ia akan diberkahi pada hartanya. Dan
barangsiapa yang mengambilnya dengan tanpa berlebihan, maka
perumpamaannya adalah seperti orang yang makan dan tidak pernah
kenyang.” (HR Bukhari no: 1472, 2750, 3143, Muslim no: 1035)

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/9136-waspada-dengan-


fitnah-harta.html

Dari Jabir bin Abdillah, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Peliharalah dirimu dari sifat kikir, karena sifat kikir telah membinasakan orang-
orang sebelum kamu. Sifat itu telah menyuruh mereka memutuskan
persaudaraan, maka mereka pun memutuskan persaudaraan. Sifat itu telah
menyebabkan mereka saling membunuh dan menghalalkan perkara-perkara
yang diharamkan (HR Muslim no: 6741) (Lihat Majmû Rasâ`il Ibnu Rajab, Syarh
Hadîts Mâ Dzi`bâni Jâ`I’âni, Hal. 65 – 69)

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/9136-waspada-dengan-


fitnah-harta.html

Demikian juga penggunaan dan pemanfaatan harta diatur dan dijelaskan dalam
syariat Islam yang mulia dan sempurna ini. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ُ‫سبَه‬ َ َ ‫سأ َ َل ع َْن ع ُْم ِر ِه فِي َما أ َ ْفنَاهُ َوع َْن ِع ْل ِم ِه ِفي َما فَعَ َل َوع َْن َما ِل ِه ِم ْن أَي َْن ا ْكت‬ َ ‫الَ ت َ ُزو ُل قَ َد َما‬
ْ ُ‫ع ْب ٍد يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة َحتَّى ي‬
‫س ِم ِه فِي َما أ َ ْبالَ ُه‬
ْ ‫َوفِي َما أَ ْنفَقَهُ َوع َْن ِج‬

Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai
dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana
dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang
hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta
tentang tubuhnya untuk apa digunakannya. [HR. At-Tirmidzi, no. 2417; Ad-
Dârimi, no. 537; dan Abu Ya’la, no. 7434. Hadits ini dinilai sebagai hadits shahih
oleh at-Tirmidzi dan al-Albani dalam as-Shahîhah, no. 946 karena banyak
jalurnya yang saling menguatkan].
Hadits yang agung ini menunjukkan wajibnya mengatur pembelanjaan harta
dengan menggunakannya untuk hal-hal yang baik dan diridhai oleh Allâh Azza
wa Jalla , karena pada hari kiamat nanti manusia akan dimintai
pertanggungjawaban tentang harta yang mereka belanjakan sewaktu di dunia.
[Lihat Bahjatun Nâzhirîn Syarhu Riyâdhish Shâlihîn: 1/479]

Read more https://almanhaj.or.id/7561-agar-benar-dalam-memanfaatkan-


harta.html

‫ستْ لَهُ نَ ْخلَةٌ ِفي ال َجنَّ ِة‬ ُ ‫يم َو ِبح َْم ِد ِه‬
َ ‫غ ِر‬ ِ ‫َّللا ال َع ِظ‬ ُ :َ‫َم ْن قَال‬
َ ‫س ْبح‬
ِ َّ ‫َان‬

Siapa yang mengucapkan” Subhanallah al-‘Azhim wa Bihamdihi” maka


ditanamkan untuknya satu pohon kurma di syurga. [HR. At-Tirmidzi, no. 2757.
Hadits ini shahih menurut syaikh al-Albani dalam Shahîh Sunan at-Tirmidzi].

Read more https://almanhaj.or.id/7561-agar-benar-dalam-memanfaatkan-


harta.html

Anda mungkin juga menyukai