Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA

Disusun Oleh :

1. Amanda Sheila safira (02)


2. Fajar Bayu Gangsar P. (13)
3. Mullah Muhammad Yahya Ayas (25)
4. Nur Intan Puspita Sari (27)

XI MIA 3

UPT SMA NEGERI 1 GURAH


JL. BALONGSARI NO.3 GURAH-KEDIRI
Tahun Pelajaran 2017/2018
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah tentang pergaulan remaja secara islami.

Karya ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan karya ilmiah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pergaulan remaja secara islami ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Kediri, 22 April 2018

Penyusun
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL……...................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1 DEFINISI SISTEM KOLOID.....................................................................................4

2.2 JENIS-JENIS KOLOID……………….......................................................................5

2.3 SIFAT-SIFAT KOLOID…………………………………………..............................6

2.4 KOLOID LIOFIL DAN LIOFOB...............................................................................7

2.5 PENGERTIAN DIALISIS............................................................................................8

2.6 PEMBUATAN SISTEM KOLOID…………………………………………………..9

2.7 MANFAAT KOLOID………………………………………………………………..10

BAB III PENUTUP............................................................................................................11

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................12

3.2SARAN...........................................................................................................................13

3.3 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14


KOLOID

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat
homogeny namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1-100 nm),
sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak
terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya sehingga tidak
terjadi pengendapan. Sifat homogeny ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh
campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana seperti, susu, agar-agar, tinta, shampo, serta awan
merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga
merupakan system koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industry
karena kepentingannya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisis Sistem Koloid

Koloid adalah campuran homogeny antara fase terdispersi dan medium pendispersi,
tetapi fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler, melainkan gabungan dari beberapa
molekul. Secara kasat mata, bentuk fisik koloid sama seperti bentuk larutan tetapi jika diamati
dengan mikroskop ultra, campuran ini sebenarnya tidak homogen.

2.2 Jenis-Jenis Koloid

1. Sol padat merupakan sol yang mempunyai medium pendispersi berupa zat padat. Sol
jenis ini juga mempunyai fase terdispersi padat. Contoh sol padat adalah paduan logam,
gelas berwarna, dan intan hitam.

2. Sol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya berupa zat padat. Sol dibedakan
menjadi 3 berdasarkan medium pendispersinya menjadi sol padat, sol cair atau sol, dan
sol gas atau aerosol. Contoh sol adalah sol kanji, sol sabun, dan sol deterjen.
3. Aerosol padat merupakan suatu sistem koloid dimana fase terdispersinya berupa zat
padat dalam medium pendispersi yang berupa gas. Contoh aerosol padat adalah debu dan
asap.

4. Aerosol cair merupakan suatu sistem koloid dimana fase terdispersinya berupa zat cair
dalam medium pendispersi yang berupa gas. Contoh aerosol cair adalah awan, embun,
dan kabut.

Untuk menghasilkan koloid berupa aerosol diperlukan bahan pendorong seperti


karbondioksida dan CFC.

5. Emulsi merupakan sebuah sistem koloid dimana fase terdispersinya bisa berupa zat
cair, padat, maupun gas. Tetapi fase terdispersi yang paling umum adalah zat cair.
Contoh emulsi adalah santan, susu, mayonnaise, dan minyak ikan.

6. Emulsi padat merupakan emulsi dimana medium pendispersinya adalah zat padat
sedangkan fase terdispersinya adalah zat cair. Contoh emulsi padat adalah mutiara, jelly,
mentega, nasi, dan keju.

7. Buih atau sering disebut busa adalah sebuah koloid dengan fase terdispersi berupa gas
dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Contoh buih adalah krim
kocok, pasta, dan buih sabun.

8. Buih padat adalah sebuah sistem koloid dengan fase terdispersi gas sedangkan medium
pendispersinya adalah zat padat. Contoh buih padat adalah batu apung, kerupuk,
stereofoam, dan karet busa.

Bentuk fase terdispersi gas umumnya berupa karbondioksida atau udara, terbentuk dari
fermentasi. Buih dapat dibuat stabil dengan menambahkan zat pembuih atau surfaktan. Zat
tersebut terabsobsi ke daerah antar fase dan mengikat gelembung gas hingga membuatnya stabil.

2.3 Sifat-Sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Peristiwa ini
dikemukakan oleh John Tyndall (1820-1893), fisikawan berkebangsaan Inggris. Efek
Tyndall terjadi karena partikel koloid yang berupa molekul atau ion dengan ukuran cukup
besar mampu menghamburkan chaya yang diterimanya ke segala arah, meskipun partikel
koidnya tidak tampak. Contoh : sorot lampu mobil pada malam hari yang berdebu,
berasap, atau berkabut akan tampak jelas.
2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang
acak. Gerak Brown pertama kali ditemukan oleh Robert Brown (1827), seorang ahli
biologi dari Inggris. Gerak Brown ini terjadi karena adanya tumbukan yang tidak
seimbang antara partikel-partikel koloid dengan medium pendispersi secara terus
menerus. Gerak Brown akan semakin cepat apabila ukuran partikel semakin kecil.Gerak
Brown ini menyebabkan partikel-partkel koloid tersebar merata dalam medium
pendispersinya dan tidak memisah meskipun didiamkan. Contoh, apabila kita
mendiamkan susu untuk beberapa lama, kita akan mendapati endapan.

3. Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan


partikel koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel koloid
untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik tersebut,
dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi,
sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada
permukaannya. Bila partikel-partikel koloid mengadsorbsi ion yang bermuatan positif
pada permukaannya maka koloid kana menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya bila
yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi bermuatan negatif. Selain dari ion, partikel-
partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap
muatan negatif atau positif dari adanya elektron yang berak di udara atau dari arus listrik.

4. Koagulasi

Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Peristiwa koagulasi


pada koloid dapat terjadi diakibatkan oleh hilangnya kestabilan untuk mempertahankan
partikel-partikel agar tetap tersebar di dalam medium pendispersinya. Contoh, proses
penjernihan air dengan menambahkan tawas.

5. Elektroforesis

Elektroforesis adalah Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik.


Manfaat Elektroforesis ini ada pada proses pemisahan potongan-potongan gen pada
proses bioteknologi, penyaringan debu pabrik pada cerobong asap yang disebut dengan
pesawat cottrel. Koloid logam atau basa umumnya mengadsorbsi ion-ion logam pada saat
proses pembentuk sehingga akan menjadi bermuatan positif. As2S3 dan kelompok koloid
sulfida lainnya, dimana pada umumnya mengadsorbsi ion negatif, sehingga akan menjadi
koloid negatif.
2.4 Koloid Liofil dan Koloid Liofob.

1. Koloid Liofil adalah koloid yang fase terdispersinya dapat menarik medium pendispersi
yang berupa cairan. Apabila medium pendispersinya air dinamakan hidrofil. Contoh
kanji, sabun, dan agar-agar.
2. Koloid Liofob adalah koloid yang fase terdispersinya tidak dapat mengikat atau menarik
medium pendispersinya. Apabila medium pendispersinya air disebut hidrofob. Koloid ini
biasanya berasal dari senyawa anorganik, conoh sol AgCl dan CaCO3.

2.5 Pengertian Dialisis

Dialisis adalah menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam
membran semipermeabel dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran
semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion,
tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Bila kantong semipermeabel tersebut
dimasukkan ke dalam aliran air, maka ion-ion yang keluar dari membran semipermeabel
akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam kantung
semipermeabel.

2.6 Pembuatan Sistem Koloid

Kondensasi, yaitu menggabungkan partikel kecil / larutan sejati ( molekul atau ion ) menjadi
partikel koloid. Kondensasi dapat dilakukan melalui berbagai reaksi kimia, yaitu:

- Reaksi Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan terhadap bilangan oksidasi.

Salah satu contohnya: Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan
larutan K2CO3 dan HCHO (formaldehida).

2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) ⎯⎯→ 2 Au(koloid) + 5 CO2(g) + 8 KCl(aq) +


KHCO3(aq) + 2 H2O(l)

- Reaksi Hidrolisis adalah reaksi kimia terhadap air oleh suatu zat.

Salah satu contohnya: Pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl 3
menggunakan air mendidih.

FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq)


- Reaksi Dekomposisi Rangkap. Salah satu contohnya:

Pembuatan Sol As2S3 dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.

2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)

- Reaksi dari Penggantian Pelarut. Salah satu contohnya:

Pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambahkan air.

S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S sol belerang

2) Dispersi, yaitu memecahkan partikel kasar / suspensi menjadi partikel koloid. Dispersi dapat
dilakukan dengan berbagai cara:

- Cara Mekanik, yaitu penggerusan butir-butir kasar (zat padat) - atau pengadukan untuk zat
cair - dengan lumping / penggiling koloid hingga didapat tingkat kehalusan tertentu, lalu diaduk
dengan medium dispersi.

Contohnya pada pembuatan sol belerang.

- Cara Peptisasi, penggunakan zat kimia (zat elektrolit) untuk memecah partikel besar / kasar
menjadi partikel koloid.

Contohnya pada proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang
dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida.

- Menggunakan Busur Bredig. Busur Bredig merupakan alat pemecah zat padatan (logam)
menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi.

Caranya ialah membuat logam (yang hendak dibuat solnya) menjadi dua kawat yang
berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian diberi loncatan listrik di
antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol
logam.

- Dengan suara ultrasonik yaitu dengan energi bunyi ber-frekuensi tinggi (diatas 20.000 Hz)

2.7 Manfaat Koloid

1. Dalam Bidang Industri:

 Mengurangi Polusi Udara


Contoh: Pengendap Cottrel menggumpalkan koloid sehingga asap yang keluar bebas asap dan
partikel bernahaya. Hal ini dapat mencegah polusi dan memperoleh kembali debu logam agar
tidak terlepas ke udara di sekitar pabrik.

 Penggumpalan Lateks

Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu dispersi
koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang molekulnya sangat besar
(polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk
mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah
dari medium pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam
formiat; HCOOH atau asam

2. DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

 Penjernihan Air

Pada air sungai, tanah yang terdipersi dapat diendapkan dengan perambahan tawas (Kal(SO4)2)
atau larutan PAC (Poly Almunium Chloride). Kedua zat ini dapat membentuk koloid Al(OH)3.
kemudian, partikel koloid Al(OH)3 mengadsorpsi pengotor di dalam air, menggumpalkan, dan
mengendapkannya sehingga air menjadi jernih.

 Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup

Kadang-kadang gulam masih mengandung pengotor sehingga jika dilaturkan tidak jernih, pada
industri pembuatan sirup, untuk menghilangkan pengotor ini biasanya digunakan putih telur.
Setelah gula larut, sambil diaduk ditambahkan putih telur sehingga putih telur tersebut
menggumpal dan mengadsorpsi pengotor. Selain putih telur, dapat juga digunakan zat lain,
seperti tanah diatome atau arang aktif.

 Proses Menghilangkanm Bau Badan

Pada produk roll on deodorant, digunakan adsorben (zat yang akan mengadsorpsi) berupa Al-
steart. Jika deodorant digosokkan pada anggota badan, Al-steart mengadsorpsi keringat yang
menyebabkan bau badan.

 Penggunaan Arang Aktif

Arang aktif merupakan contoh dari adsorben yang dibuat dengan cara memanaskan arang
dalam udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan untuk menjerap berbagai zat. Obat norit
(obat sakit perut) mengandung zat arang aktif yang berfungsi menjerap berbagai zat dan racun
dalam usus. Arang aktif ini juga digunakan para topeng gas, lemari es (untuk menghilangkan
bau), dan rokok filter (untuk mengikat asap nikotin dan tar)

 Perebusan Tlur

Telur mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispersi berupa protein. Jika telur
tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur tersebut menggumpal.

 Pembuatan Yoghurt

Susu dapat diubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan terbentuk
asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.

 Pembuatan Tahu

Pada pembutan tahu dari kedelai, mula-mulai kedelai dihancurkan sehingga terbentuk bubur
kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang
disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.

 Pembuatan Lateks

Lateks tersebut dari getah karet, salah satu sistem koloid. Pada pembuatan lateks, getah karet
digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui
system koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini diseut efek Tyndall.
 Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid seantiasa bergerak dengan
gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak
simetrs antara molekul medium dengan partikel koloid.
 Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lain pada permukaannya, dan oleh karena las
permukaan yang relative besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
 Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
Muatan koloid menyebabkan gaya tolak menolak di antara partikel koloid, sehingga
menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).
 Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan
partikel koloid dalam medan listrik.
 Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai
hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elektrolit akan menetralkan
muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.
 Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid
liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya sebaliknya, pada
koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada.
 Koloid dapat dibuat dengan cara disperse atau kondensasi. Pada cara disperse, bahan
kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara
kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom molekul megalami agregasi
(pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak di pertanggungjawablan.

.
3.3 Daftar Pustaka

googleweblight.com/i?u=http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-dan-jelaskan-8-jenis-
sistem-koloid/&hl=id-ID

googleweblight.com/i?u=http://www.artikelsiana.com/2015/03/koloid-sifat-sifat-koloid-
contoh-pengertian.html?m%3D1&hl=id-ID

https://linayohananana.wordpress.com/kimia-xi/9-koloid/koloid-liofil-dan-koloid-liofob/

https://googleweblight.com/i?u=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dialisis&hl=id-ID

https://googleweblight.com/i?u=https://brainly.co.id/tugas/2324320&hl=id-ID

https://googleweblight.com/i?u=https://maryamnamirash.wordpress.com/2013/05/03/kimia-
penggunaan-koloid-dalam-industri/&hl=id-IDay

googleweblight.com/i?u=http://imanrohimanchymoth.blogspot.com/2011/06/manfaat-koloid-
dalam-kehidupan-sehari.html?m%3D1&hl=id-ID

Anda mungkin juga menyukai