ABSTRAK
Pendahuluan: Kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat dari sistem, fungsi, dan proses
reproduksi setiap individu. Pengertian sehat bukan saja berarti bebas dari penyakit atau
kecacatan, namun lebih daripada itu termasuk sehat secara mental dan sosial kultural. Minimnya
pengetahuan ini akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seksual pada remaja sehingga
pada akhirnya akan menimbulkan masalah-masalah pada remaja.Masalah kesehatan reproduksi
remaja yang menonjol dikalangan remaja yaitu seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZ. Oleh karena
itu pola asuh orangtua sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. pola asuh
demokratis berpeluang untuk melakukan perilaku seksual yang wajar sembilan belas kali lebih
besar dibandingkan dengan remaja yang diasuh dengan pola permisif. Kurangnya pengaruh
orangtua melalui komunikasi antara orangtua dan remaja seputar masalah seksual dapat
memperkuat muculnya penyimpangan perilaku seksual
Metode: Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Pre Experimental Design dengan
menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest, yaitu eksperimen dengan rancangan yang
tidak ada kelompok pembandingnya. Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu pkk dusun jatirejo
yang berjumlah 25. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu pkk dusun jatirejo yang berjumlah 25. Untuk
pengambilan data yaitu menggunakan data primer dengan evaluasi intervensi sebelumnya dan
Wawancara mendalam dengan Bidan Desa Kawengen.
Hasil: Karakteristik pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan parenting kesehatan reproduksi
anak dari sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 15 orang atau 60%, sebagian kecil
dalam kategori baik yaitu sebanyak 10 orang atau 40%, kemudian untuk pengetahuan setelah
diberikan parenting kesehatan reproduksi anak sebagian besar dalam kategori baik yaitu
sebanyak 19 orang atau 76% dan masih ada 6 orang atau 24% dalam kategori cukup.
Pembahasan: Dari hasil pretest dan posttest tersebut dapat dilihat adanya perubahan tingkat
pengetahuan ibu-ibu pkk sebelum dan setelah diberikan penyuluhan . Adanya peningkatan
pengetahuan ibu-ibu pkk yang sebelum diberikan penyuluhan yang berkategori baik berjumlah
40% menjadi 76%, dan untuk kategori cukup terjadi penurunan dari 60% menjadi 24%. Hal ini
membuktikan adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu pkk terkait parenting kesehatan
reproduksi
Kata Kunci: Pola asuh , kesehatan reproduksi, anak
ABSTRACT
Kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat dari sistem, fungsi, dan proses
reproduksi setiap individu. Pengertian sehat bukan saja berarti bebas dari penyakit atau
kecacatan, namun lebih daripada itu termasuk sehat secara mental dan sosial kultural. Pada
survei ini informasi KRR yang dikumpulkan meliputi pengetahuan tentang masa subur, dapat
hamil meskipun hanya sekali melakukan hubungan seksual, umur sebaiknya menikah dan punya
anak pertama, rencana umur xvi menikah, umur aman (tertua dan termuda) perempuan untuk
Menurut BKKBN 2013 masalah kesehatan reproduksi remaja yang menonjol dikalangan
remaja yaitu seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZ. Hasil survey demografi kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 tentang kesehatan reproduksi remaja menunjukan bahwa sebanyak 9,3%
pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Menurut suver kinerja akuntabilitas program
kkbpk menyatakan bahwa presentase KTD di Indonesia terdapat sebanyak19,7% Jawa Tengah
19,8%. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional BNN tahun 2014 terdapat sebanyak
27,32% pelajar adalah pengguna NAPZA.Sedangkan pada kasus HIV baru tahun 2011 diperoleh
sebanyak 18% yang diantaranya merupakan anak kelompok usia 15-24 tahun (BKKBN,2013).
Usia pertamakali remaja melakukan hubungan seksual terbanyak pada usia 16-19 tahun
dan hubungan seksual dilakukan dengan pacar (Pilar PKBI, 2013 dalam (Dewi, 2015). Hasil
(Survey Demografi Kesehatan Indonesia) SDKI tahun 2013 menunjukkan bahwa hanya 29%
remaja perempuan mengetahui bahwa seorang perempuan mempunyai kesempatan besar untuk
hamil saat perempuan dan lakilaki telah melewati masa pubertas dan setelah melakukan
hubungan seks. Hasil survei yang dilakukan Youth Center Pilar PKBI Jawa Tengah (2012)
diperoleh informasi bahwa 43,22% pengetahuan remaja masih tergolong rendah, 37,28%
pengetahuan remaja tergolong cukup dan 19,50% pengetahuan remaja tergolong memadai.
Berdasarkan Hasil Survei SDKI KPR tahun 2017, sebanyak 43,3% remaja wanita
mendiskusikan tentang haid dengan ibunya. Oleh karena itu pola asuh orangtua sangat
berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. Hal ini sejalan dengan penelitian (Hidayah &
Maryatun, 2013)dikatakan bahwa pola asuh orangtua mempunyai peran dalam perilaku seksual
remaja. Remaja dengan pola asuh demokratis berpeluang untuk melakukan perilaku seksual yang
wajar sembilan belas kali lebih besar dibandingkan dengan remaja yang diasuh dengan pola
permisif. Kurangnya pengaruh orangtua melalui komunikasi antara orangtua dan remaja seputar
masalah seksual dapat memperkuat muculnya penyimpangan perilaku seksual (Kusmiran, 2011).
Hasil evaluasi dari intervensi sebelumnya terhadap 20 siswa, sebanyak 75% siswa tidak
memperoleh informasi kesehatan reproduksi dari orangtua. Minimnya pengetahuan ini akan
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seksual pada remaja sehingga pada akhirnya akan
kurangnya pengetahuan tentang seks bebas adalah kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit
menular seksual, depresi dan perasaan berdosa (Sarwono, 2015). Perilaku seksual yang
Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS, Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi dan tingkat
mortalitas ibu dan bayinya (Sarwono, 2011). Makin aktifnya perilaku seks pranikah pada remaja,
sehingga perlu adanya pendidikan seks pada remaja, baik disekolah maupun dirumah dalam
upaya mencegah terjadinya hubungan seks pranikah (Sarwono, 2013 dalam (Dewi, 2015).
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul
METODE
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Pre Experimental Design dengan
menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest, yaitu eksperimen dengan rancangan yang
tidak ada kelompok pembandingnya. Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu pkk Dusun Jatirejo
yang berjumlah 25 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah semua adalah ibu-ibu pkk Dusun Jatirejo yang
berjumlah 25 orang. Untuk pengambilan data yaitu menggunakan data primer dengan melakukan
evaluasi intervensi sebelumnya di MTS Sudirman dan Wawancara mendalam dengan Bidan
Desa Kawengen.
HASIL
tersebut diselesaikan.
2. S : Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yaitu dengan dengan melihat dampak
G : Growth atau tingkat perkembanagan masalah, yaitu dilihat dengan apakah masalah tersebut
Berdasarkan tabel di atas didapatkan peringkat penyebab masalah kesehatan reproduksi yaitu kurangnya
Kurangnya penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap orangtua dan kurangnya peran orangtua
dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi anak. Setelah mengetahui prioritas penyebab
masalah kesehatan kerja, maka dilakukan pencarian alternative penyelesaian masalah kesehatan kerja
dengan menggunakan Brain Storming antar anggota. Hasil dari penyelesaian masalah untuk kesehatan
Pada kegiatan ini, presentase kepesertaan yang hadir sebesar 62,5% responden yang
dijadikan sampel penelitian adalah ibu-ibu pkk Dusun Jatirejo yang berjumlah 25 orang. Jenis
Kelamin 25 responden adalah perempuan. Umur responden terbanyak adalah responden yang
berumur 30-40 tahun berjumlah 18 orang atau 72%, dan yang berumur 40-50 tahun berjumlah 7
dari sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 15 orang atau 60%, sebagian kecil
dalam kategori baik yaitu sebanyak 10 orang atau 40%, kemudian untuk pengetahuan setelah
diberikan penyuluhan parenting kesehatan reproduksi sebagian besar dalam kategori baik yaitu
sebanyak 19 orang atau 76% dan masih ada 6 orang atau 24% dalam kategori cukup.
PEMBAHASAN
Kegiatan PAKAR Anak ini dilaksanakan pada Hari Minggu Tanggal 10 November 2019
pukul 16.40 WIB di Rumah Ibu Cusi (anggota pkk) Dusun Jatirejo. Jumlah orang yang diundang
dalam kegiatan ini adalah 40 orang namun yang datang berjumlah 25 orang, dengan karakteristik
Kegiatan Penyuluhan parenting ini dilakukan dirumah salah satu anggota pkk yaitu ibu
cusi.Kegiatan dimulai dari pre test terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana ibu-ibu
leaflet, dikhiri dengan post test untuk mengevaluasi apakah terdapat peningkatan pengetahuan
Dari hasil pretest dan posttest tersebut dapat dilihat adanya perubahan tingkat
pengetahuan ibu-ibu pkk sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Adanya peningkatan
pengetahuan ibu-ibu pkk yang sebelum diberikan penyuluhan yang berkategori baik berjumlah
40% menjadi 76%, dan untuk kategori cukup terjadi penurunan dari 60% menjadi 24%. Hal ini
membuktikan adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu pkk terkait kesehatan reproduksi anak.
PENUTUP
Kesimpulan
Penilitian ini melibatkan responden sebanyak 25 orang ibu-ibu pkk. Berdasarkan hasil
pretest dan posttest terkait Penyuluhan parenting kesehatan reproduksi anak di Dusun Jatirejo
dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dari 40% menjadi 76% pada ibu-ibu
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan parenting kesehatan reproduksi anak pada ibu-ibu
pkk diharapkan nantinya orangtua mampu memberikan informasi terkait kesehatan reproduksi
terhadap anaknya sejak usia dini. Sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit menular seksual
dan kehamilan tidak diinginkan. Agar kegiatan dapat berlanjut kedepanya sebaiknya dibentuk
sebuah farum atau wadah untuk para ibu-ibu agar mendapatkan informasi terbaru tentang
kesehatan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, E. (2015). Risiko dan Refleksivitas Perilaku Seks Pranikah PadaRemaja (Studi Deskriptif Kualitatif
Pada Remaja di SMA Kesatrian 1 Kota Semarang. Tesis, Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Hidayah, & Maryatun. (2013). Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Pra Nikah pada Remaja di
SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. 53-61.
Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Kuesioner Penelitian
KESEHATAN REPRODUKSI
Faktor Enabling
KUESIONER
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
NO Pertanyaan Ya Tidak
1. Kasehatan reproduksi remaja adalah kondisi remaja sehat
secara fisik saja
Mimpi basah
Tumbuh jakun
Nakal
MEDIA INTERVENSI
DOKUMENTASI